38
Psikologi Komunitas • Linda Dwi Purnama • Oktavyora Sarasakti W • Rila Maulida

Psikologi Komunitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Psikologi komunitas merupakan kajian dari bagian psikologi klinis

Citation preview

Psikologi Komunitas

• Linda Dwi Purnama

• Oktavyora Sarasakti W

• Rila Maulida

Sejarah Psikologi Komunitas...

Psikologi komunitas di Amerika mulai berkembang sejak 1955, ketika diumumkan undang-undang tentang pengembangan konsep kesehatan mental komunitas untuk mengurangi jumlah rumah sakit jiwa. Pada tahun 1963, Kennedy Bill mengemukakan sistem komprehensif dalam layanan kesehatan mental, melakukan deteksi dini dar gangguan kesehatan mental yang dapat menurunkan jumlah penderita yang dimasukkan ke RSJ. Tahun 1965 dianggap sebagai kelahiran Psikologi Komunitas pada saat itu diadakan konferensi di Massachusetts dimana para psikolog membahas masa depan dan peran kesehatan mental, dan tak lama berselang terbentuk Community Psychology dalam American Psychological Association (APA).

Definisi Psikologi Komunitas...

Di sini kami mendefinisikan komunitas sebagai tempat yang diakui memiliki identitas terpisah oleh orang-orang yang ada didalamnya dan yang ada didekatnya, yang memiliki berbagai pelayanan dan persediaan yang komprehensif untuk melayani sebagian besar kebutuhan dasar manusia, dan terdiri atas kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi yang terorganisasi secara longgar.

Bagaimana seorang psikolog mempelajari sebuah

komunitas ?

Psikologi memiliki cara-cara untuk mengobservasi, mengases, dan mengevaluasi berbagai kebutuhan dan masalah manusia di wilayah tertentu. Sebagai contoh, salah seorang penulis buku Psikologi Klinis Norman D. Sandberg, dkk mengembangkan pendekatan awal ke pemahaman tentang komunitas pedesaan, termasuk dengan menggunakan checklists dan rating scales (Nettekoven dan Sundberg, 1985). Pendekatan ini didasarkan pada sebuah “windshield survey” yang dilaksanakan dengan menjelajahi berbagai wilayah komunitas itu, melihat karakteristik-karakteristik fisik yang merefleksikan atau mempengaruhi perilaku, dan kemudian melakukan observasi di berbagai setting interaksi komunitas, wawancara dengan para informan, dan mencari informasi dari visitors centers, surat kabar, dan catatan perpustakaan.

Psikologi komunitas fokus pada relasi antara individu dengan masyarakat. Melalui kolaborasi riset dan tindakan aksi, psikolog komunitas mencoba memahami dan meningkatkan kualitas hidup individu, komunitas dan masyarakat (Dalton, Elias, & Wandersman, 2001 dalam Istiqomah, Dicky, & Erita, 2013).

Psikologi komunitas adalah sebuah usaha pencarian alternatif bagi kasus penyimpangan perilaku manusia dari norma-norma sosial masyarakat. Psikologi komunitas dilihat sebagai upaya untuk mendukung hak setiap manusia untuk berbeda, tanpa harus mengalami sanksi psikologi dan risiko mengalami kerugian material (Rapaport, 1977 dalam Istiqomah, Dicky, & Erita, 2013).

Tujuan Psikologi Komunitas

Mengembangkan sumber daya yang terdapat dalam suatu masyarakat.

Mendesain dan mengarahkan program pelayanan masyarakat sejalan dengan proses perubahan sosial yang direncanakan agar mampu mengatur dan mengendalikan kekuatan yang ada pada diri mereka untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Merencanakan suatu perubahan sosial menuju kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.

Mengorganisasikan dan mengimplementasikan perubahan-perubahan yang telah direncanakan.

Batasan dan Pendekatan Psikologi Komunitas

Psikologi komunitas menitikberatkan perhatiannya pada isu-isu yang terdapat dalam masyarakat, khususnya komunitas di dalam masyarakat itu sendiri.

Kebanyakan orang sering mengartikan “masyarakat” dan “komunitas” sebagai dua hal yang sama, padahal sebenarnya tidak demikian. Pada tahun 1957, sosiolog Ferdinand Tonnies menggolongkan masyarakat menjadi dua golongan, yaitu (1) gemeinschaft, dan (2) gesellschaft. Gemeinschaft (“paguyuban”) adalah masyarakat yang didasarkan pada tradisi dan adat istiadat, di mana tiap anggota merasa memiliki kewajiban dan berpartisipasi didalamnya, contoh adanya solidaritas komunal dalam masyrakat di pedesaan.

Next...

Dalam suatu komunitas, masing-masing anggota memiliki ikatan hubungan emosional yang disebut sense of community. Sense of community adalah suatu ikatan emosional di antara anggota komunitas untuk saling berbagi, dan kebutuhan mereka dapat terpenuhi karena adanya ikatan ini. Sarason (1974) mendefinisikan sense of community sebagai persepsi tentang adanya: 1) kesamaan atau kemiripan dengan anggota lain, 2) pengakuan atas interdependensi pada anggota lain, dan 3) kesediaan anggota untuk menjaga perasaan interdependensi tadi dengan memberikan atau melakukan sesuatu yang diharapkan oleh anggota komunitas tersebut. Sense of community merupakan perasaan individu bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu struktur kelompok yang lebih besar, yaitu komunitasnya.

Sense Of Community...

Menurut Dalton (2001)

oKeanggotaan (membership). oPengaruh (influence).oIntegrasi (integration) dan pemenuhan kebutuhan (fulfillment of needs). oHubungan emosional (emotional connection).

Asumsi Dasar Psikologi Komunitas...

Levine (dalam Mann, 1978 dalam Istiqomah, Dicky, & Erita, 2013) mengajukan beberapa asumsi dasar Psikologi komunitas dalam melihat permasalahan, fokus perhatian dalam memberi pelayanan/bantuan, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan pribadi penghuninya, yaitu:

Masalah-masalah sosial-psikologis muncul dalam situasi atau lingkungan tertentu. Beberapa faktor dalam situasi lingkungan bisa menyebabkan, memicu, dan memperburuk sebuah masalah atau malah mempertahankannya.

Masalah-masalah sosial-psikologis muncul karena beberapa elemen di lingkungan sosial menghambat usaha-usaha penyelesaian yang efektif.

Pelayanan/bantuan yang diberikan harus bersifat strategis. Pusat pelayanan masyarakat sebaiknya berada di tempat di mana masalah tersebut muncul.

Tujuan pelayanan/bantuan harus mengindahkan nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat.

Bentuk pelayanan/bantuan yang digunakan sebaiknya diberikan dengan memanfaatkan sumber daya yang berasal dari lingkungan setempat, misalnya support group. Hal ini dapat pula diberikan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya dari luar lingkungan (misalnya para profesional dengan keahlian yang relevan, seperti psikolog) yang kelak dapat menjadi bagian dari lingkungan tersebut.

Sebagai ilustrasi, bisa diambil contoh masalah “gepeng” (gelandangan dan pengemis) yang banyak terdapat di kota Jakarta. Mereka dianggap berasal dari desa, miskin, malas, dan mengganggu ketertiban dengan berkeliaran di jalan. Untuk itu, pemerintah kota membuat kebijakan razia, dengan menangkap dan memulangkan mereka ke daerah asalnya untuk menjaga ketertiban lingkungan.

Meskipun mereka sering dirazia, ditangkap dan dipulangkan ke desa asalnya, dalam waktu tidak lama mereka tampak berkeliaran kembali. Perlakuan atau tindakan merazia mereka, menangkap, memulangkan kedaerah asalnya, menghasilkan perubahan tetapi tidak bertahan lama ataupun menyelesaikan masalah. Perubahan seperti ini disebut perubahan turunan pertama (first-order change). Gelandangan dan pengemis bukan semata-mata orang melainkan kelompok orang yang terorganisir dan terkait dengan berbagai kepentingan seperti ketersediaan lapangan kerja, pendidikan dan ketersediaan lahan dan pekerjaan di sektor pertanian (untuk mereka yang berasal dari desa tani) atau kebijakan publik.

Untuk menyelesaikan masalah seperti ini, pembuat keputusan perlu meninjau masalah dengan mempertimbangkan berbagai kepentingan yang saling berkait, dan berbagai alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi suatu masalah. Penyelesaian masalah dengan pendekatan sistem seperti ini lebih menjadi pilihan psikologi komunitas. Dengan pendekatan seperti ini, diharapkan penanganan masalah mengarah ke perubahan yang lebih mendasar, yang dikenal dengan istilah perubahan turunan kedua (second-order change).

Pada intinya pendekatan komunitas tidak meletakkan gangguan di dalam individu yang terganggu dan juga tidak secara totalitas menyalahkan lingkungan akan tetapi fokusnya kepada interaksi orang dengan lingkungan-mengidentifikasikan peran dan daya lingkungan yang dapat menciptakan/mengurangi masalah individu dan kemudian memusatkan diri pada pemberdayaan individu dan kelompok individu untuk lebih dapat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya

Beberapa pertimbangan-pertimbangan dalam psikologi komunitas :

Pertama. Psikologi Komunitas menekankan kepada dua aspek secara serentak yakni kondisi masyarakat sebagai dasar teori dan riset pada proses lingkungan sosial.

Kedua. Memusatkan, tidak hanya bertitik tolak pada kondisi psikologis individu,  akan tetapi atas  berbagai tingkatan analisa yang bergerak dari individu kemudian mengkelompokkannya ke dalam organisasi dan akhirnya kepada struktur yang terbesar yakni kelompok masyarakt secara utuh dimana individu berada.

Ketiga. Psikologi Komunitas meliputi atau cakupan jangkauan luas berupa seting dan substansi dari suatu area/daerah komunitas.

Dari ketiga dasar tersebut di atas psikologi komunitas dalam menganalisis permasalahan individu memiliki keunikan tersendiri dimulai dari kondisi individu itu sendiri kemudian mengarah kepada suatu pergerakan sosial masyarakat atau sebaliknya atau juga dimulai secara bersama-sama.

Pada dasarnya Psikologi komunitas orientasi kerjanya hampir sama dengan psikologi klinis dan kesehatan mental masyarakat dengan tujuan untuk mengenalkan kesejahteraan manusia. Tetapi psikologi komunitas tidak hanya puas denan kencenderungan klinis yang hanya menempatkan permasalahan kesehatan mental yang berfokus di dalam diri individu. Psikologi komunitas lebih melihat ancaman terhadap kesehatan mental dari lingkungan sosial atau konflik/ ketidakcocokan antara individu dengan lingkungannya.  Penekanan secara spesifik lebih kepada dukungan sosial bukan kepada perubahan individu. Psikologi komunitas lebih memusatkan perhatian pada kesehatan bukan kepada penyakit, dan kepada peningkaan kemampuan individu dan komunitasnya. Hal inilah yang mungkin merupakan simbol dari psikologi komunitas dan yang membedakannya dengan psikologi klinis dan kesehatan mental yang lebih berfokus kepada perubahan individu.

Prinsip Pelayanan Psikologi Komunitas

Mengutamakan prinsip pencegahan. Jika kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah ditingkatkan di masa awal kehidupan, masalah di masa depan akan dapat dihindari dengan lebih mudah.

Menghargai keberagaman.Mendesain program pelayanan dengan mengutamakan cocok atau

tidaknya desain tersebut dengan lingkungan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Program juga didesain sedemikian rupa sehingga masyarakat bisa menjalaninya secara swadaya.

Berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain untuk memberikan pandangan baru tentang suatu gejala sehingga dapat memperkaya bahkan mengembangkan perspektif sebelumnya.

Sense of community (SOC). Psikolog komunitas perlu memiliki SOC yaitu suatu penghayatan perasaan seseorang menjadi bagian dari sebuah kelompok yang ditandai berupa adanya komitmen antaraanggotanya.

Model dan Proses Psikologi Komunitas

Dalam menganalisis kedudukan individu dalam komunitasnya, psikologi komunitas menggunakan 2 titik tolak :

1. Individu sebagai agen (tokoh;pelaku) didalam kehidupan komunitasnya. Dalam hal ini komunitas berfungsi sebagai :

Arena/tempat munculnya tingkah laku.Tempat individu berinteraksi dan merupakan lingkungan

yang dapat mendukung/menghambat individu..

Contoh : Individu yang cerdas, tidak akan berkembang pada lingkungan sosial yang tidak mendukungnya, dan tidak memiliki fasilitas pendukung. Tapi individu ini akan berkembag jika berada pada lingkugan sosial yang mendukung dan memiliki fasilitas yang cukup.

2. Individu dipandang sebagai objek dari kehidupan komunitasnya. Disini fungsi komunitas sebagai sarana/media untuk terjadinya perubahan-perubahan kualitas dari individu.

Contoh : suatu daerah yang terpencil, mengalami perubahan yang radikal seiring dengan perkembangan zaman, menjadi daerah yang ramai dan pesat. Secara langsung akan mengubah perilaku individu-individu yang ada di dalamnya.

Proses psikologi komunitas dalam konteks (ruang lingkup)

Proses psikologi komunitas merupakan konteks (ruang lingkup) untuk menerapkan model-model psikologi komunitas. Dalam masalah-masalah komunitas, psikologi komunitas menerapkan model :

Model Kesehatan Mental ( The Mental Health Model)..

Model Organisasi (The Organization Model). Model Tindakan Sosial (The Social Action

Model). Model ekologi (The Ecological Model).

Bentuk peran nyata dari psikologi komunitas :

Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisa masalah-masalah komunitas, melakukan penelitian mengenai sikap-sikap masyarakat, mengevaluasi program-program sosial tertentu.

Berpartisipasi dalam merancang/membuat pola-pola pelayanan sosial serta memberikan evaluasi terhadap program tersebut.

Secara profesional berpartisipasi aktif dalam program gerakan-gerakan, sosial bagi pengembangan masyarakat, termasuk juga merancang lingkungan sosial yang dapat memperkecil kesulitan-kesulitan penyesuaian dan memperluas kesempatan pengembangan pribadi dilingkungan sosial tersebut

Metode Penelitian Psikologi Komunitas

Penelitian teknisPenelitian dilakukan bermula dengan

mengidentifikasi atau membuat batasan tentang suatu isu/masalah, kemudian mencari faktor-faktor penyebabnya. Selanjutnya, peneliti merancang dan melaksanakan suatu program intervensi sosial berdasarkan faktor-faktor yang ditemukan di lapangan. Program intervensi ini perlu dievaluasi: apakah efektif atau tidak dan apakah perlu direvisi guna mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat.

Penelitian dialektisAda tiga hal yang penting dalam penelitian

dialektis, yaitu: Penjabaran masalah yang rinci. Posisi peneliti adalah setara dengan masyarakat yang hendak

diteliti. Peneliti juga diharap mampu memahami penghayatan dan perasaan anggota masyarakat, terutama mereka yang terpinggirkan.

Peneliti mampu mengutamakan dan menggali potensi-potensi yang ada dalam masyarakat, agar program mereka dapat memfasilitasi pengembangan diri guna tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan yang diinginkan masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai konsultasi sekaligus partisipan. Asesmen dilakukan untuk mengetahui hasil intervennsi yang telah dijalankan, baik setelah maupun saat intervensi berlangsung.

Penelitian yang biasa dilakukan Psikologi Komunitas...

KorelasionalMetode termasuk kategori desain dan prosedur pengukuran untuk mengamati hubungan antara dua atau lebih variabel. Contoh: hubungan antara berapa sering menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif pada anak.

Eksperimental Metode ini termasuk kategori desain dan prosedur pengukuran dimana

peneliti dapat memanipulasi IV (Independent Variable) dan DV (Dependent Variable). Salah satunya pretest-posttest control group design, yaitu mengukur pengaruh sebelum dan sesudah treatment. Contohnya penelitian tingkat kesiapan sekolah pada kelompok anak yang mengikuti playgroup dan kelompok yang tidak mengikuti playgroup.

Kuasi-eksperimentalBanyak variabel dalam psikologi komunitas tidak dapat dimanipulasi baik karena alasan praktis maupun etis. Subjek tidak selalu dapat dipilih secara random. Termasuk dalam penelitian Quasi-experimental Research adalah Nonequivalent Pretest and Posttest Control Design, desain ini membandingkan antara kelompok yang belum diberikan treatment dan kelompok yang sudah diberikan treatment. Contohnya penelitian tentang harga diri (Self-Esteem) pada remaja pemakai narkoba dengan yang bukan pemakai.

Next...

EtnografiAdalah penelitian yang didesain menggunakan interview, pengamatan, dan teknik pengukuran skala sikap yang memungkinkan peneliti dapat berinteraksi langsung dengan komunitas yang ditelitinya.

EpidemologiPenelitian tentang kejadian-kejadian dan penyebaran dari berbagai penyakit atau kondisi-kondisi yang buruk dalam suatu populasi. Ada dua hal yang diukur, yaitu jumlah orang dalam populasi yang bermasalah dan jumlah orang yang bermasalah dalam hitungan tahunan.

Need assessmentMetode pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan atau kepentingan, yang harus dipenuhi, dari masyarakat yang sedang diteliti.

Evaluasi programPenelitian yang didesain untuk mengukur/menilai program-program sosial dan kebijakan pemerintah untuk mengukur efektivitas dari program.

Prevensi, Intervensi dan

Assessment Komunitas

Prevensi....

Prevensi mencegah timbulnya masalah, sedang promosi adalah pengembangan kompetensi sosial. Prevensi merupakan sebuah konsep yang berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti “mengantisipasi sesuatu sebelum hal tersebut terjadi”. Prevensi menitikberatkan pada faktor-faktor yang dapat diubah sebelum keadaan yang tidak diinginkan berkembang lebih jauh. Psikologi komunitas lebih menekankan pada upaya pencegahan, bukan pada praktik perawatan (treatment) yang merupakan ranak psikologi klinis. Setelah ada masalah, treatment biasanya baru dimulai dan kadang-kadang bisa dikatakan terlambat sehingga menjadi kurang efektif. Kita biasanya menyadari beratnya kerusakan dan penderitaan psikologis yang dialami setelah berbagai usaha serta kegagalan mengatasi masalah dilakukan dan untuk memulihkan kembali keadaan memerlukan biaya perbaikan yang mahal disertai dengan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat luas. Pencegahan dapat menolong sebelum masalah terjadi.

Next...

Pendukung konsep prevensi terhadap suatu gangguan menganggap bahwa mencegah gangguan kelainan seperti depresi, schizophrenia, bunuh diri atau kelainan lainnya merupakan suatu hal yang penting untuk dipelajari. Penelitian dalam hal ini harus ditujukan untuk menghambat dan mengurangi faktor-faktor risiko yang muncul dari adanya kelainan tersebut. Sudut pandang ini lebih mengutamakan pilihan intervensi yang sifatnya khusus dan ada indikator yang jelas.

Peran psikolog komunitas dalam hal ini adalah mempertahankan kedua perspektif tersebut untuk saling mengisi dan menjembatani fungsi keduanya.

Melaksanakan program pencegahan dan pengembangan kompetensi sosial di lapangan perlu mempertimbangkan banyak hal. Elias (1994, dalam Dalton 2001, dalam Istiqomah, Dicky, & Erita, 2013) membuat suatu persamaan yang menggambarkan hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan program intervensi.

Upaya Pencegahan ...

Key Integrated Social System (KISS)Merupakan setting formal maupun informal di mulai sejak dalam kandungan ibu sampai pada masa kanak-kanak. Sistem yang pertama adalah sistem perawatan kesehatan anak yang dimulai dari masa pranatal, proses kelahiran, dan perawatan pasca kelahiran. Sistem yang kedua adalah keluarga yang dapat membentuk nilai dan harapan hidup serta memberikan kesempatan bagi perkembangan kognitif, afektif, kemampuan interpersonal dan keterampilan akademik anak. Sistem yang ketiga adalah sekolah sebagai tempat mengenal dan pembentukan nilai-nilai dalam masyarakat pada anak. Sistem informal dalam KISS lebih menitikberatkan pada hubungan anak dengan lingkungan sosialnya, seperti lingkungan teman-teman dekat (peers). KISS merupakan integrasi dari sistem-sistem sosial yang hidup dalam masyarakat yang berinteraksi secara langsung dan intens untuk menanamkan nilai-nilai masyarakat itu sendiri.

Ailing-In-Difficulty (AID) atau AID InstitutionOrang-orang yang kurang memiliki kesempatan untuk memfungsikan dirinya berinteraksi secara langsung dan intens seperti dalam model KISS dapat mengambil alternatif prevensi dalam institusi AID atau Ailing-In-Difficulty. Sebagai contoh, dapat berupa pelayanan, pengarahan dan konseling di sekolah, pemberian fasilitas perawatan kesehatan mental bagi para pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, dan pelayanan perawatan bagi pasien yang berada dalam ruangan gawat darurat rumah sakit.

Illness Correctional Endeavor (ICE)Illness Correctional Endeavor (ICE) merupaka usaha-usaha untuk memperbaiki keadaan orang yang sakit atau yang membutuhkan dukungan mental. Biasanya sistem ICE ini terdapat di rumah sakit (psikiater), penjara, dan fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang lainnya. Kutipan berikut ini menggambarkan petingnya prevensi:“with a good, loving KISS early in life, people will need less AID and fewer will have to be treated with ICE”

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pendekatan prevensi dan promosi:

Risiko (risk) Proteksi (protection)

Daya juang (resilience)Kekuatan (strength)Peningkatan kualitas

(thriving)

Assessment Komunitas

Asesmen merupakan pengumpulan informasi unuk digunakan sebagai dasa bagi keputusan-keptusan yang akan disampaikan oleh asesor. Asesmen ialah seperangkat proses yang dipergunakan oleh seseorang/kelompok/tim untuk membentuk citra, membuat keputusan, mengecek statement tentang sesuatu pola karakteristik yang dapat menentukan perilaku dalam interaksi dengan lingkungan.

Komponen utama dalam proses asesmen yakni :

Perencanaan dalam dalam prosedur pengumpulan data

(planning data collection procedures).

Pengumpulan data untuk asesmen.

Pengolahan data dan pembentukan hipotesis atau

image making. Mengkomunikasikan data asesmen baik dalam bentuk

laporan maupun bentuk lisan.

Konteks AsesmenTingkah laku = Fungsi dari         a. Lingkungan (interpsikis), melalui asesmen situasi.       b. Individu (intrapsikis), melalui asesmen biopsikologik.  

Konsep Relasi Individu-Lingkungan dapat berupa :Merupakan hubungan lingkungan terhadap tingkah laku

daat berupa tekanan lingkungan terhadap need, atau juga pemaknaan individu terhadap tekanan lingkungan. 

Pola aktivitas (hasil belajar dan interaksi dgn lingkungan) yang dipengaruhi oleh environmental force unit yg dapat pengaruhi inner life dan memodifikasi perilaku.

Kebutuhan Asesmen...

Kebutuhan Asesmen dalam psikologi komunitas dapat dilakukan denan metode wawancara etnografi, melakukan teknik survey dan bentuk teknik deskriptif lainnya. Masing-masing memiliki kekuranan dan kelebihan. Sebagai contoh misalnya: wawancara etnografi dilakukan pada individu yang terkena HIV positif, bisa jadi individu jadi tidak mau atau segan untuk mengungkapkan keadaan dirinya, apakah ia sudah menkah atau kalau pada wanita dia dalam keadaan hamil. Individu ini mungkin akan mau menyingkap kondisi dirinya dengan suatu prosedur survey yang tidak mencantumkan identitas. Pada sisi lain juga prosedur wawancara dapat lebih efisien, karena pewawancara dapat berubah arah pada saat ia tidak mendapatkan informasi yang jelas, hal in yang membedakannya dengan teknik survey tertulis yang tidak bisa dimodifikasi dengan segera.

Dalam penanganan kesehatan mental kedaduratan seperti : bencana alam dan lain-lain sebuah Intervensi psikologik harus didahului dengan perencanaan yang teliti dan asesmen terhadap konteks setempat (keadaan, budaya, sejarah dan sifat permasalahan, persepsi setempat terhadap distres dan penyakit , cara menghadapi/coping, sumber daya masyarakat dan sebaginya. Jika asesmen mengungkapkan kebutuhan yang luas yang tidak mungkin dipenuhi, laporan asesmen harus menyebutkan secara spesif ik mendesaknya kebutuhan, sumber daya setempat dan potensi sumber daya eksternal.

THANKS FOR ATTENTION