PSIKOSIS PASCA PARTUS

Embed Size (px)

Citation preview

PSIKOSIS PASCA PARTUS

1. Pendahuluan

Pertama akali dikenal sebagai gangguan pada tahun 1850, psikosis paska partus adalah suatu kondisi mental yang sangat serius yang memerlukan perhatian medis segera. Menariknya, studi tentang tingkat gangguan telah menunjukan bahwa jumlah perempuan yang mengalami psikosis paska partus tidak berubah sejak pertengahan 1800-an. Sementara itu adalah bentuk paling ekstrim dari gangguan mood paska melahirkan. Psikosi pasca persalinan juga merupakan salah satu yang paling langkah. Biasanya digambarkan sebagai periode ketika seorang wanita keholangan sentuan dengan realitas, gangguan tersebut terjadi pada wanita yang baru melahirkan. Ini pengaruh antara satu dan dua perempuan per 1.000 wanita yang telah melahirkan. Sayangnya, meskipun banyak wanita dengan gangguan tersebut menyadari sesuatu yang slah dengan mereka, kurang dari 20% benar-benar berbicara kepada penyedia pelayanan kesehatan mereka. Masih sedih adalah kenyataan bahwa psikosis pasca partus sering salah didiagnosis atau dianggap depresi pasca partus. Sehingga mencegah seorang wanita menerima perhatian medis yang tepat yang dia butuhka. Wanita yang tidak menerima pengobatan yang teoat seringkali merespons dengan baik tapi biasanya mengalami depresi pasca melahirkan sebelum benar-benar pulih. Namun, tanpa pengobatan, psikosis dapat menyebabkan konsekuensi yang tragis. Psikosis pasca partus memiliki tingkat bunuh diri 5% dan tingkat pembunuh bayi 4%. Meskipun timbul gejala dapat terjadi kapan saja dalam tiga bulan pertama setelah melahirkan, wanita yang memiliki pasca partus psikosis biasanya mengalami gejala dalam 2-3 minggu pertama setelah melahirkan. Gejala psikosis pasca partus biasanya muncul tiba-tiba, dalam 80% kasus, psikosis terjadi tiga sampai 14 hari setelah episode babas gejala (1,2,3)

2. Definisi

Psikosa adalah gangguan kejiwaan yang meliputi keseluruhan pribadi seseorang, sehingga orang yang mengalami tidak bisa lagi menyesuaikan diri dalam norma-norma yang wajar dab berlaku umum. ( 1,2,3 )

Psikoneurosa adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian kepribadian, sehingga orang-orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekrjaan-pekerjaan biasa atau masih dapat belajar dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit. (6,7)

Psikopat merupakan hambatan kejiwaan yang menyebabkan kesulitan penyesuian diri atau timbu akibat ketidakmampuan untuk mengikuti norma-norma yang ada dilingkungan. Penderita memperlihatkan adanya sikap egosentris yang besar, seolah-olah patokan untuk semua perbuatan adalah dirinya sendiri. (4,5)

Ciri lainnya adalah keinginan untuk menguntukan diri sendiri tanpa memperdulikan pihak lain. Dalam bentuk yang ringan, gangguan kejiwaan seperti diatas tersebut dengan karakter disoreder yang dapat kita lihat, misalnya pada seseorang yang eksentrik yang berdandan sesuai dengan seleranta sendiri tanpa memperdulikan apakah dandanya tersebut akan jadi bahan tertawaan atau tidak. ( 1,2,3)

Psikosa pasca partus merupakan gangguan jiwa yang berat yang ditandai degan waham, halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan ( sense of reality ) yang terjadi kira-kira 3-4 minggu pasca persalinan. Merupakan gangguan jiwa yang serius, yang timbul akibat penyebab organik maupun emosional ( fungsional ) dan menunjukan gangguan kemampuan berpikir, berkreasi secara emosional, meninggat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai kenyataan itu, sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntunan hidup sehari-hari sangat terganggu. Psikosa pasca partus adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minngu setelah melahirkan. ( 1, 2, 3 )

Psikosa terbagi dalam dua golongan besar, yaitu : ( 1, 2 )1. Psikosa fungsional, merupakan gangguan psikologis yang factor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabakan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau pengalaman yang terjadi dalam kehidupan.2. Psikosa organik, disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jwa seseorang.

3. Faktor Resikoa) Riwayat psikosis, gangguan bipolar ( GB ) atau skizofreniab) Riwayat keluarga psikosis, gangguan bipolar, atau skizofreniac) Berulang pada 20-50% kasusd) Gangguan bipolar ( GB ) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodic dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup.

e) Skizofrenia : gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi social, fungsi kerja, dan perawatan diri.f) Skizofrenia tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif seperti halusinasi, delusi, asosiasi longgar.g) Skizofrenia tipe II ditemukan gejala-gejala negatif seperti penarikan diri, apatis, dam perawatan diri yang buruk. Wanita dengan riwayat pribadi psikosis, gangguan bipolar atau skizofrenia memiliki peningkatan resiko mengembangkan psikosis pasca partus.

Demikian juga, wanita yang memiliki riwayat keluarga psikosis, gangguan bipolar atau skizofrenia memiliki kesempatan lebih besar untuk mengembangkan gangguan tersebut. Additionally, wanita yang telah memiliki insiden masa lalu pasca partus psikosis adalah antara 20% dan 50% lebih mungkin mengalami lagi dalam masa kehamilan. ( 1,2,3,4 )

4. Etiologi1. Faktor social cultural ( dukungan suami dan keluarga kepercayaan atau etnik )2. Faktor obstetric dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi )3. Faktor psikososial ( adanya stressor psikososial, faktor kepribadian, riwayat mengalami depresi, penyakit mental, problem emosional, dll )4. Faktor keturunan5. Karakter personal sperti harga diri yang rendah

6. Perubahan hormonal yang cepat7. Masalah medis dalam kehamilan ( pre-eklampsia, DM )8. Martial disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dangan orang lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan.9. Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak diinginkan10. Merasa terisolasi11. Kelemahan, gangguan tidur ( insomnia ), ketakutan terhadap suatu masalah, ketakutan akan melahirkan anak cacat atau tidak sempurna. Disamping itu disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya yang disebut skizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena pasca partus psikosa. (1,2,3)

5. EpidemiologiSatu diantara seribu ibu baru. (1,2,3)

6. AnamnesisOnsetnya mendadak, 2-4 minggu setelah pelahiran. Sebagian besar muncul dengan depresi, tetapi 1/3 dapat muncul dangan mania ( suasana hati yang elasi, disinhibisi, bertindak semaunya, perhatiannya mudah teralihkan, aktivitas berebihan, pemoboros, suka menyerang, tidak banyak bicara, loncat gagasan / fligh of idea, kurang tidur ), halusinasi, waham, kebinggungann, kurangnya tilikan. (1,2,3)

7. Patofisiologi

Kesehatan jiwa wanita sangat mempengauhi kesehatan wanita. Pada usia produktif gangguan kesehatan wanita serig berhubungan dengan peranannya sebagai istri, ibu dan pekerja, kondisi kesehatan fisik terutama kondisi bagian tubuh yang menjadi simbol kewanitaan, penganiayaan fisik dan mental. Proses berduka, kemurungan dan psikosis pasca melahirkan, serta bunuh diri merupakan reaksi negatif dari gangguan terhadap kesehatan jiwa. Penelitian terhadap psikodinamik menunjukan, pada gangguan psikiatrik pasca persalinan terhadap konflik antara ibu dengan peranannya sebagai ibu yang harus mengasuh anaknya, dengan kelahiran anaknya dan hubungan dengan suaminya. Konflik ini mempunyai peranan dalam menentukan identitas dirinya sebagai ibu yang tidak dapat berkomunikasi dengan bayinya, mengahambat ibu menemukan jati dirinya, dan merupakan hambatan dini hubungan timbale balik antara ibu dan anak. Gangguan psikoatrik yang terjadi pada masa pasca persalinan bukan salah satu sindrom psikiatrik yang baru, tapi merupakan gangguan yang biasa didapat, antara lain pasca partus blues, depresi pasca partus dan psikosis pasca partus. Gangguan ini dapat terjadi mulai sejak hari pertama sampai 4-6 minggu pasca melahirkan. Bahkan marce society mengemukakan psikosa ini dapat terjadi sampai 1 tahun setelah melahirkan. Gejala yang dapat timbul pada masa ini sangat berat, berbahaya dan merupakan kondisi darurat sebab penderita dapat membahayakan diri sendiri dan menganggu lingkungnya seperti tindakan bunuh diri dan membunuh bayinya. Gangguan nonpsikotik pada periode pasca persalinan cukup tinggi, penelitian menunjukan 20-40% wanita hamil mengalami gangguan emosional atau disfungsi kognitif, ataupun keduanya. Angka kejadian psikosis pasca persalinan adalah 1-2 per 1000 kelahiran dari seluruh wanita paca persalinan. Umumnya gangguan psikiatrik pasca melahirkan timbul setelah hari ke 3 pasca persalinan. (1,2,3)

8. Tanda dan Gejala1. Gejala awal :a. Perasaan sedih, kecewa dan putus asab. Sulit tidur atau insomniac. Sering menangisd. Gelisah, cemas, dan irritable yang berlebihane. Merasa letih dan lelahf. Semangat menurun ataupun kehilangan sensasi menyenangkang. Mudah tersingung / labilh. Sakit kepalai. Peningkatan atau penurunan berat badan secara tiba-tibaj. Memperlihatkan penurunan minat pada bayinyak. Menolak makan dan minum2. Gejala lanjutan :a. Curiga berlebihanb. Kebingunganc. Sulit konsentrasid. Bicara merancau atau inkhorene. Irasionalf. Pikiran obsesif ( pikiran yang menyimpang dan berulang ulang )g. Agresifh. Impulsif ( bertindak diluar kesadaran ) walaupun banyak wanita pasca melahirkan mengalami depresi pasca partus tapi tidak semuanya berlanjut menjadi psikosa pasca partus tapi setiap psikosa pasca partus pasti diawali oleh depresi pasca partus dan bisa samapai melukai diri sendiri bahkan membunuh anak-anaknya.

Gejala yang sering terjadi adalah :1. Delusi2. Halusinasi3. Gangguan saat tidur4. Obsesi mengenai bayi

9. Gejala klinik

Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis, dari depresi kegusaran dan berganti menjadi euphoria dalam waktu singkat. Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas, sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-debar serta nafas terasa cepat. (1,2,3,4)

10. Pemeriksaan (1,2,3)a. Ibu : bertindak semaunya, berbusana tidak sesuaib. Bayi : bukti adanya penelantaran

11. Patologi (1,2,3)Tidak ada patologi yang dapat diidentifikasi

12. Pemeriksaan Penunjang (1,2,3)Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang

13. Penanganan Respon yang terbaik dalam menangani kasus psikosis pasca partus ini adalah kombinasi antara psikoterapi,lingkungan sekitar ibu dan medikasi seperti antidepresan,jika tidak memungkinkan untuk ibu dirawat di rumah sebaiknya ibu dirawat di rumah sakit.libatkan anggota keluarga dalam penanganan terutama suami sehingga dapat dibangun pemahaman dari orang-orang terdekat ibu terhadap apa yang dirasakan dan dibutuhkan ibu.(1,2,3,4)

14. Pencegahan Beberapa intervensi berikut ini dapat membantu wanita terbebas dari ancaman depresi dan psikosa pasca partus, yaitu :1. Pelajari diri sendiri,pelajari dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa pasca partus,sehingga ibu dan keluarga sadar terhadap kondisi ini.Apabila terjadi, maka akan segera mendapatkan penanganan yang tepat.

2. Tidur dan makan yang cukup,diet nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup,keduanya penting dalam periode pasca partus.

3. Olahraga,merupakan kunci untuk mengurangi depresi pasca partus, lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan kaki setiap hari,sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih menguasai emosional yang berlebihan.4. Beritahukan perasaan ibu, jangan takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang ibu inginkan dan butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai masalah, segera beritahukan kepada orang terdekat ataupun orang yang dipercaya.

5. Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat, dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan,persalinan dan pasca partus sangat penting, Yakinkan diri ibu bahwa keluarga selalu berada disamping ibu setiap ada kesulitan.

6. Persiapan diri dengan baik,persiapan sebelum persalinan sangat diperlukan,ikutlah kelas hamil,baca buku-buku yang dibutuhkan

7. Lakukan pekerjaan rumah tangga, pekerjaan rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan golakan perasaan yang terjadi selama periode pasca partus. Kondisi anda yang belum stabil bisa ibu curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah.

8. Dukungan emosional, minta dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu dapat mengatasi rasa frustasi atau stress.ceritakan pada mereka mengenai perubahan yang ibu rasakan, Sehingga ibu merasa lebih baik dari setelahnya.(1,2,3,4)

15. PenatalaksanaanPasca partus kejiwaan dianggap menjadi darurat kesehatan mentak. Oleh Karena itu memerlukan perhatian segera. Hal ini dikarenakan wanita yang menderita penyakit kejiwaan tidak selalu mampu atau bersedia untuk berbicara dengan seseorang tentang disordernya, mereka kadang-kadang membutuhkan pasangan atau anggota keluarga yang lain untuk membantu mereka mendapatkan penanganan medis yang mereka butuhkan. Kondisi ini biasanya diatasi dengan pemberian obat antidepresan dan/ atau antipsikosis dan terkadang obat antidepresan dan/ atau antiansietas. Banyak wanita yang juga dapat merasakan manfaat dari konseling dan dukungan psikologis kelompok. Dengan perawatan dengan baik, sebagian besar perempuan dapat dipilh dari kekacauan. Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagian anggota keluarga hendaknya harus lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian.Penderita disarankan untuk :1. Beristirahat cukup2. Mengkonsusmsi makanan dengan gizi yang seimbang3. Bersikap fleksibel4. Berbagi cerita dengan orang terdekat5. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis

Penatalaksanaan juga dapat berupa : penilaian psikiatrik ( termasuk resiko bunuh diri dan resiko terhadap bayi ). Perawatan di unit psikiatri ( jika mungkin ke unit spesialis ibu dan bayi ). Obat antidepresan oral, neuroleptika ( gunakan secara hati-hati jika menyussui ).

16. Pengobatan

1. Idem dengan depresan2. Jika diperkirakan menimbulkan ancaman bagi diri sendiri atau orang lain : dirawat dirumah sakit.3. Obat-obatan : anti psikotik, antidepresan dan anti ansietas. (1,2,3,4)

17. Komplikasi 1. Bunuh diri2. Penelantaran anak3. Pengasuhan yang tidak sesuai4. Pembunuhan bayi (1,2,3,4)

18. PrognosisPrognosis jangka pendek baik. 20% mengalami psikosis masa nifas yang berulang. 50% mengalami episode psikosis berulang. (1,2,3,4)

19. KesimpulanGangguan psikologi pasca partus diantaranya depresi pasca partus, pasca partus blues, dan pasca partus psikosa. Pasca Part Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.Depresi pasca partus adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kepanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan. Pasca partus psikosa adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan. (1,2,3,4)DAFTAR PUSTAKA

1. American Psychiatric Association (APA). 1994). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV) 4th ed. Washington, DC : American Psychiatric Asosiasi.2. Beauchamp, TL & Childress, JF (1994). Principles os biomedical ethics. 4 th ed. New York and Oxford University Press.3. Buist, A (1997). Postpartum Psychiatric Disorder : Guidelines fo Management. CNS Drugs Aug. 8 (2) 113-1234. Gaskell. C . (1999). A review of puerperal psychosis. British Journal of Midwifery. 7 (3) 172-1755. Wieck, A., Kumar, R., Hirst, AD (1991). Peningkatan Sensitivity of Dopamine Receptor and Recurrences of Affective Psychosis after Childbirth. British Medical Journal 303, 613-6166. Kumar, R. (1990). An Overview of Postpartum Psychiatric Disorder. NAACOGs clinical issues in perinatal and womens health nursing 1:3 ; 351-3587. Terp, I,. Engholm, G., Moeller, H & Mortensen, P. (1999). A follow-up study of Postpartum Psychosis : Prognosis and Risk factor for Readmission. Acta Psychiatrica Scandinavica, 100, 40-46.

Makalah Ilmu Penyakit Jiwa : Psikosi Pasca Partus Page 1 Febora Gema Daulni 091001033KKS FK UISU- Rumah Sakit Jiwa Daerah Prov.Sumatera Utara Medan