405
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) RENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL BOJONEGARA Lokasi: Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kab. Serang - Provinsi Banten 2016 PT. NUSANTARA GAS SERVICE Gedung Cyber 2 Lt. 32, Jl. Rasuna Said Blok X5 No.13 Jakarta Selatan 12950

PT. NUSANTARA GAS SERVICE

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP(ANDAL)

RENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL

BOJONEGARA

Lokasi:Desa Argawana

Kecamatan Pulo AmpelKab. Serang - Provinsi Banten

2016

PT. NUSANTARA GAS SERVICEGedung Cyber 2 Lt. 32, Jl. Rasuna Said Blok X5 No.13Jakarta Selatan 12950

Page 2: PT. NUSANTARA GAS SERVICE
Page 3: PT. NUSANTARA GAS SERVICE
Page 4: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

KESATU

KEDUA

Rencana kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara di DesaArgawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Seralg, Provinsi Bantenoleh PT. Nusantara Gas Service , dinyatakan layak ditinjau dari aspeklingkungan hidup.

Rencana kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara di l)esaArga'uvana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Bantenoleh PT. Nusantara Gas Service, sebagaimana daiam diktum KESATU,meliputi:

Tahap Pra Kontruksi1. Pemanfaatan lahan.

Luas lahan 300.000 *z (30 Ha), dengan rincian penggunaanlahan adalah sebagai berikut:

No Area Luas Lahar{m2l

Luas Lahan?erbangun

{m2}

Luas LahauTerbuka

A Fasilitas1 Area ofTank 53.646 11.07B 42.5682 Area of Flare 18.430 o 18.430aJ Area of Vaoorizer 6.859 6.859 04 Area of Process 8.267 2.800 5.467

ttL

5 Area of SeanuaterIntake 7.398 3.631 3.767

6 Area af SawaterChannel and Attfall 3.123 3.123 0

7 Area of Major HpingRctck

7.7tl o 7 .711

R Area of AdmistratiueBuildinq 25.s05 i3.373 12.t32

I Area of Main ContralBuildinq 4.035 4.035 0

10 Area of Fire Station 2.712 2.7 12 0i1 Area of Maintainance

Warkshop andWarehause

2.178 2.t78 0

t2 Area of Sub Statiortand oower qenerator 6.7 t6 6.716 0

13 Area of lt[eteringStation 2.604 2.604 o

l1 Area of Utilitu 5.243 5.243 015 Truck Loading Area

{Future)33.43s o 33.435

16 Phqse-II ReseruedArea 26.s68 0 26.568

Jumlah N A 2t4.43'o 64.3s2 150.078o.Persentase lTol No. A 71,478 21.45 50.53

B Baaguaan

1AdmiristrationBuildinq 990 990 0

2 Center Control Room 1.855 1.855 0J Jet:tu Control Room 374 374 0+ Main Substatiort t.624 1.620 05 Maintenqnce

Warkshop &Warehouse

1.062 1.062 0

6 Power House 2.3r2 2.312 07 Main Entrance Gate

House#3t44 144 0

8 Ma.in Entran.ce, Gate,House#4

60 60 0

a- \)-9. Main.

Page 5: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

No Area Luas Lahanlm2l

Luas LahaaTerbangun

Im2l

Luas LahaaTerbuka

[m2llvlain Entrarrce CateHouse#5

BOG Baosterssor Shelter

Jumlah No. B

Persentase No. B

Jumlah Luas Lahan TotalNo. A+B+C+

oo

12,95

0,00

300.ooo 113.709 186.291

0

62,14

2. Pengurusanlzin dan Koordinasi.

Tahap Kontruksi3. Rekrutment tenaga ke{a konstruksi diperkirakan mencapai 406

(empat ratus enam) orang sesuai dengan klasi{ikasi danketerampilan.

4. Mobilisasi peralatan dan material melalui jalur laut dan darat.

5. Pembangunan Ba.se Camp, dengan bangunan non peffnanenyang akan dibangun disekitar lokasi kegiatan.

6. Kebutuhan air dipasok dari PDAM dan untuk kebutuhankonstruksi konsumsi air diperkirakan sebesar 16.4'2A Llhan.

7. Persiapan Lahan.Penataan lahan meliputi penataan lahan yang telah bersih dariberbagai bangunan terdahulu, ditata sesuai dengan tata letakbangunan -yang akan didirikan. Penataan lahan meliputi galianuntuk pondasi, pengurugan untuk meninggikan lahan,penggalian untuk saluran drainase, serta kegiatan pekeq'aantanah lainnya.

8. Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang.Pekerjaaan struktur dan infrastruktur bangunan untuk saranautama dan penunjangnya akan dilakukan secara bertahapselama sekitar 3 tahun yang meliputi :

a. Persiapan : Penyiapan Sarana Pendukung KonstruksiPekerjaan persiapan sarana pendukung konsffuksi adalahmembuat sarana - prasarana untuk mendukung penempatantenaga kerja, peralatan dan material konstruksi, yaitu:1. PemLruatan sarana kerja seperti tool kit, gudang, area

kerja, kantor, kantin, tempat istirahat, workshop,basecamp, cancrete batctting plant dan area penyimpananbarang.

, Jumlah Persentase {ozo}

@-

BOG Compressor lt 768 I 768

instrurnent Air SgstemShelter

14 I Diesel Firewater Pttmp

Chloirtstor Shelter10.493 10.493 ' O

C I Jalaa {Beton dan I 38.864 i 38.864

Jumlah No. C

Terbuka Hijau I gO.ZfSJumlah Ito.D t tZ

I

-4-

2. Pembuatan..........

YAA n4 0

10 0

11 605 605 o

tz. 275 i-fzi.,

13 Fire Erutine Shelter 312 312 060 60 0

15 32 32

Persentase lTol No. B 3.50 3,50

o

38.864 3a.a64 o12,95

D o 36.213o 12,O7

Persentase l%l Ho. D 11.98 11,57

lOO,OO 37,90

Page 6: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

b.

C,

2. Pembuatan prasarana seperti jalan masuk dan areal parkirkendaraan serta areal penempatan material.

3. Sumber listrik sementara.Penggunaan listrik sementara akan dipasok dari gensetdan sumber listrik dari jaringan PLN ]'ang akan disediakanoleh kontraktor.

4. Pembuatan drainase sementara.Sarana pendukung seperti bengkel, kantar, kantar selanriti,tangka, ARV, Kompresor, Pompa, Meterirtg, Substation,lapangan parkir, jalan lingkungan dan saluran drainase.PemLrangunan tangki dan fasilitasn5,a.1. Konstruksi Tangki.

Desain tangki secara umum adalah sebagai berikut :

- Kapasitas ke{a: 160.000 m3.- Tipe tangki = full containment.- Diameter dalam tangki : 78 M- Kontainer beton :

Atap: Beton bertulangDinding: Beton pratekan

- Pondasi tiang parlcang: Cast in- Rancangan Tekanan Gas:

i\{aksimum : 0,29 kg/cm2GMinirnum : - 0,05 kglcrn2G

Desain umum LNG density:0,47OTemperature: - 165 oC 65 uC

Material tangki terdiri dari:a. Inner Shell: 97o Ni baja.b. Outer shell: baja karbon dan beton bertulang.

2. Pekerjaan Fasilitas Pendukung di Tapak Terminal LNG:Fasilitas pendukung pada tapak Terrninal LNG, seperli:a. Flare, tipe eievated flare, kapasitas maksimum 71.000

kg/jam, pilot fuel tekanan 4,5 kg/crrtr-b. Fasilitas pompa: pompa LNG tekanan rendah kapasitas

400 m:fJam, tekanan 17,4 kglCrrP, pompa LNGtekanan tinggi kapasitas 360 ms/Jam, tekanan 99,7kgl cm2.

c. Fasilitas regasifikasi, tipe regasilikasi open RackVaporizer (ORV) sebanyak 3 unit kapasitas masing-masing 150 ton/jam, tekanan operasi 7A kg/clr.2.

d. Fasilitas Kompressor Gas, kapasitas 9,0 tonljam BOGtekanan 8 kg/crr.'2 dan kapasitas 9,0 ton/jam BOGbooster tekanan 70 kg/crr.2 .

e. Fasilitas Kelistrikan, sumber tenaga utama dari 5 unitgas engine pawer generator kapasitas masi:rg-masingsekitar 9,8MW.

f. Fasilitas meteing sgstem, ga.s meterirug system tipeultrasonic tekanan operasi 60-70 kg/cmz.

g. Fasilitas fire and safety.h. Fasilitas dan utilitas operasi.i. Fasilitas air bersih.

d. Pemasangan Pipa Operasi Gas.Pekerjaan perpipaan yang akan meliputi perpipaan unloadingdari dermaga ke Tanki LNG, return line FOG dari Tanki LNGke dermaga, perpipaan Regasifikasi dari Tanki LNG ke ORVdan perpipaan gas dari ORV ke Metering Sgstem. Pipadiletakan diatas tanah tidak ditimbun. Jenis pipa yang akandibangun adalah:

Place RC

-5-

Standar DesainDasar

NFPA 59A'-2013

1. Pipa.

Data TangkiLNG

Page 7: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

9.

1. Pipa unloading dari Jetty ke Tanki LNG ukuran 44"sepanjang sekitar 1.500 m, dibangun diatas pondasi pipadiatas tanah.

2. Return line BOG dari Tanki LNG ke Jetty ukuransepanjang sekitar i.500 m dibangun diatas pondasidiatas tanah.

3. Pipa regasifikasi dari Tanki LNG ke ORV ukuransepanjang sekitar 600 m dibangun diatas pondasi

,28"

pipa

20"pipa

diatas tanah.4. Pipa gas dari ORV ke Metering Sgstem ukuran 30"

sepanjang sekitar 8O0 m.5. Pipa pemadam kebakaran ukuran 16".6. Pipa udara tekan untuk sgstenz control.7. Pipa Nitrogen untuk keperluan Purging.8. Pekerjaan pipe rack, pipe support, pipe hanger.

Pembangunan DermagaPekerjaan derrnaga meliputi:a. Pekerjaan platform (Jettg Head) ukural 30 m x 50 m, elevasi

+6,5M LWS, pada kedalaman laut -L4 M -LWS. Platformdengan konstruksi beton dan disangga oleh tiang pancangbaja {steel pilel dan direncanakan dapat disandari oleh kapalLNG yang mampu mengangkut ukuran 216.000 ms LNG.

b. Pekeq'aan Breasting Dolphiry 4 unit @ sekitar 10 m x 10 m.c. Pekerjaan Mooring Dolphin,6 unit @ sekitar 8 m x B m.d. Pekeq'aan Trestle, lebar sekitar 14,7 meter panjang sekitar

1.196 meter.e. Pekerjaart Catwalk. lebar sekitar I,2 m.

Bleuasi ptatform +6,5 MLWS, jetty dilengkapi dengan 4 buahbreasting dolphin dan 6 buang mooring dolphin yang masing-masing dengan kontruksi beton tiang pancang baja. Platformdan breasting dolphin dilengkapi dengan fender untukperedam benturan kapai dan bollard untuk pengikat kapal.Sedangkarr mooring dolphin hanya dilengkapi dengan trollarcl.Platform, breastingdolphin, mooringdoiphin dihubungkandengan catwalk atau gangway sebagai jalan inspeksi.

f. Temporary Jetty dan Temporary yard handling.

Pengerukan.a. Volume pengerukan.

Pembangunan alur kapai lship channe\ dar. pembuatan kolamputar lfirning basin) meliputi pengerukan (dredgingj darikedalam laut yang ada menjadi kedalam laut -14 meter.Jumlah volume kerukan {dredging uolume} diperkirakanmencapai 2.100.000 m3.

b. Metode Pengerukan.Berdasarkan kondisi lokasi yang akan dikeruk tipe kapal,yangsesuai adalah TSHD dan CSD dan simple grab dredger. UntukCSD dan TSHD hampir seluruh material langsungdimasukann ke dalam Hopper, sedangkan air yang terhisapakan mengalir melalui saluran agar material ikutanterendapkan sepanjang saluran tersebut, sedangkan air akanmengalir kembali ke laut, sehingga kekeruhan dapat menjadiminimal.

c. l,okasi dumping area.Lokasi pembuangan material kerukan (dumping area)direncanakan berada disebeirah utara Pulau Panjang dengankedalaman lebih dari 2O m dan luas 10O Ha, BerdasarkanRekomendasi dari KSOP Kelas I Banten Surat No.PP.2O7 I i / 1 /KSOP.BIn- 15 dengan titik kordinat:

10.

-6-

1. 50

Page 8: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

1. 50 52'35,04" S dan 1060 10' 18,66" E.2. 50 52'35,16" S dan 1060 09'29,88" E.3. 50 53'23,88" S dan 1060 10' 18,78" tr.4. 50 53'24,OO" S dan 1060 09'30,00" B.

Tahap Operasional11. Pengadaan tenaga kerja tahap operasional.

Rekrutment tenaga keda tahap operasional sebanyak i00(seratus) orang sesuai dengan klasifikasi dan kebutuhan yangdikelompokkan dalam 2 bagian, yaitu:a. Kelompok pegawai tetap F"l. Nusantara Gas Service unit

terminal LNG.b. Kelompok pegawai outsourcing.

12. Operasionai unit regasifikasi.a. Bahan baku.

Kandungan kimia dalarn LNG yang akan diterima adalah sebagai

berikut:

No Komponen Banyaknya Kandungan (9'o)

1 Methana Lebih dari 83 %2. Buthana Kurans dari 2,50 %aJ, Pentana dan Turunannya Kuranq dari 4,25 "/o4, Nitrogen Ktrrang dari 1,50 o./n

b. Sumber LNG yang akan digunakan.LNG didatangkan dari kilang LNG dalam negeri atau importdari luar negeri yang diangkut dengan kapal LNG kapasitas70.000 - 216.000 m3 dan dibongkar di dermaga (JetW) PT.Nusantara Gas Service.

c. Proses regasifikasi.Secara umum proses operasional unit regasifikasi terdiri daritreberapa tahap utama, yaitu:1. Pemuatan LNG dari kapal LNG ke tangki'2. Penyimpanan LNG dalam tangki.3. Regasifikasi LNG.4. Sending out gas hasil regasi{ikasi.

Pengoperasian Dermaga.Pengoperasian dermaga utama terdiri dari pengendalian kegiatandermaga selama sandar, unioading dan lepas sandar daridermaga. Aktivitas operasional kapal dan pengawalan oieh tugboat termasuk pengendalian la1u lintas bagi kapal-kapal nelayandan kapal barang industry yang ada disekitar lokasi kegiatan,sedangkan untuk dilaut terbuka akan dikontrol oleh kapai itusendiri.

Pemeiiharaan Fasilitas Terminal LNG dan l)errnaga.Kegiatan pemeliharaan LNG Receiving Terminal Bojonegara danperbaikan program kerja di setiap unit kegiatan dilakukan untukmenjamin kelancaran dalam pengoperasian Terminal LNG.Berikut kapasitas terminal LNG yang akan diselenggarakan:

Kapasitas Terminal 1n nnn fna /lrarirvra / rru r

Senrl out : Natural gas disalurkan melalui pipa

Ketersediaan : Berkelanjutan (24 jam/hali,,365 hariltahun)

Sen'ice life : 2O tahun untuk peralatan utama.

15. Pemeliharaan Alur Pelayaran.Pemeliharaan juga dilakukan untuk alur kapal dan pemeliharaankolam putar dengan kegiatan pengerukan (dreriging) bertujuanuntuk menjaga kedalaman alur kapal dan kolam putar daripendangkalan akibat sedimentasi dan pembuangan ke lokasidumping area seperti berikut ini:

a. V'oiume

13.

14.

-7-

Page 9: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

KBTIGA

a. Volume Pengerukan.Pengerukan di dalam kegiatan pemeliharaal alur pelayarandilakukan untuk menjaga kedalaman alur kapal (Ship Channel)dan kolam putar (turning Basin) aman untuk operasional kapal.Kedalaman laut di area a-lur kapal dan kolam putar di jaga untuk- 14 meter. Volume materal pengerukan akan lebih rendah dibandingkan pada saat kontruksi.

b. Lokasi dumping area.Lokasi pembuangan material akan mempertimbangkankesesuaian lokasi, volume material dredging, serta arahan dariinstitusi terkait.

16. Rencana Tanggap Darurat {RTD) atau Emergenc--v Response Plan(ERP). Rencana tanggap darurat akan dijelaskan berdasarkandokumen hazard and operatibiiity (HAZOP), laporan studipenilaian dampak kesehatanlsocial/lingkungan (ESHIA) danpanduan keselamatan kesehatan kerja dan iindunganlingkungan (EHSi IFC.

17. Pengendalian/deteksi kemungkinan kebocoran gas.a. Pembuangan gas ke flare.b. Pembuangan rron-flare pembuangan gas ke non flare.c. Pembuangan gas engine generator

Tahap Pasca Operasi18. Mobilisasi dan demobilisai Alat dan material pasca operasi.

19. Pembongkaran bangunan dan fasilitas penunjangnya termasukpengalihan kepemilikan kegiatan ataupun pembongkarannyasesuai dengan peraturan - peraturan yang ditetapkan olehinstansi berwenang yang berlaku saat itu.

'2A. Pembongkaran Dermaga.

Berdasarkan hasil prakiraan dampak dari aspek fisik-kimia, Lriologi,sosial-ekonomi, dan budaya pada tahap kontruksi, operasi dan pascaoperasi, terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan, diperolehdampak penting yang ditimbulkan dari rencana kegiatan meliputi:

Tahap Kontmksi1. Penurunan kualitas udara (debu lokal), dari kegiatan mobilisasi

alat berat dan material;2. Peningkatan kebisingan, dai kegiatan rnobilisasi alat berat dan

material;3. Teq'adinya peningkatan air larian (run ofll, dari kegiatan

pematangan lahan, Pembangunan Fasilitas utama dan saranapenunjang;

4. Penurunan kualitas air, dari kegiatan pengerukan danpembuangan hasii kerukan dan pembailgunan dermaga;

5. Peningkatan sedimentasi, dari kegiatan pengerukan danpembuangan hasil kerukan serta pembangunan dermaga;Terganggunya kelancaran lalu lintas Laut, dari kegiatanpengerukan dan pembuangan hasil kerukan serta pembangunandermaga:Terganggunlra kelancaran ialu lintas darat akibat bangkitan dantarikan dari kendaraan pengangkut alat dan material konstruksi,dari kegiatan mobilisasi dan demobiiisasi alat berat dan materialkonstruksi;Terganggunya ekosistem perairan akibat menurun nya kualitasair, dari kegiatan pengerukan dan pembuairgan hasii kerukan,serta pembangunan dermaga;

9. Matapencaharian, dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,pengerukan dan pembuangan hasil kerukan, dan pembangunandermaga;

6.

7.

B.

-8-1 0. Timbulnya..........

Page 10: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

10. Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat, dari kegiatanpengadaan tenaga kerja, mobilisasi dan demobilisasi alat beratdan material konstruksi, persiapan lahan, pembangunan fasilitasutama dan sarana penunjang, pengerukan dan pembuangan hasilkerukan, pembangunan der:naga, pelepasan tenaga kerja,

11. Teriadinya konflik sosiai, dari kegiatan Kegiatan PengadaanTenaga Kerja, Mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan materialkonstruksi, persiapan lahan, pembangunan fasilitas utama dansarana penunjang, pengerukan dan pernLruangan hasil kerukan,pembangunan dermaga, pelepasan tenaga kerja;

12. Gangguan kesehatan lingkungan yang Lrerasal dari penurunankuaiitas udara, dari kegiatan Mobilisasi dan demobilisasi alatberat dan material;

13. Peningkatan morbiditas sebagai dampak turunan darimengganggu kesehatan lingkungan, dari kegiatan mobilisasi dandemobilisasi alat berat dan material;

Tahap Operasi:1. Penurunan kualitas udara dari kegiatan proses regasifikasi2. Penumnan kualitas air akibat peningkatan TSS, dari kegiatan

pemeliharaan alur pelayaran;3. Perubahan gelombang, dari kegiatan pemeliharaan alur pelayaran;4. Terl'adinya abrasi, dari kegiatan pemeliharaan alur pela-varan;5. Peningkatan sedimentasi, dari pemeliharaan alur pelayaran;6. Terganggunya kelancaran lalu lintas laut, dari kegiatan

pengoperasian dermaga dan pemeiiharaan alur peiayaran;7. Terganggunya ekosistem perairan akibat peningkatan TSS, dari

kegiatan pemeliharaan alur pelayaran;8. Mata pencaharian, dari kegiatan pengadaan tenaga kerja, proses

regasi{ikasi, pengoperasian dermaga, pemeliharaan alurpelayaran;

9. Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat, dari kegiatanpengadaan tenaga kerja, proses regasifikasi, pengoperasiandermaga, pemeliharaan fasilitas tennrnal LNG dan dermaga,pemeliharaan alur pelayaran;

10. Te4'adinya konflik sosial, dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,proses regasifikasi, pengoperasian dermaga, pemeliharaan fasilitasterminal LNG dan dermaga, pemeliharaan alur pelayaran;

Tahap Pasca Operasi1. Penurunan kualitas udara, dari kegiatan mobilisasi dan

demobilisasi alat dan material, pembongkaran fasilitas utama dansarana penunjang;

2. Peningkatan kebisigan, dari kegiatan mobilisasi dan demobilisasialat dan material;

3. Penurunan kualitas air akibat peningkatan TSS, dari kegiataupembongkaran dermaga;

4. Peningkatan sedimentasi, dari kegiatan pembongkaran dermaga;5. Terganggunva kelancaran laiu lintas laut, dari kegiatan

Pembongkaran dermaga;6. Terganggunya keiancaran lalu lintas darat, dari kegiatan

mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material;7. Terganggu n5ra ekosistem perairan akibat peningkatan TSS, dari

ke giatan pembongkaran jetty;8. Mata Pencaharian, dari kegiatan pembongkaran dermaga;9. Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dari kegiatan,

pelcpasan tenaga kerja, mobilisasi dan demobilisasi alat berat danuraterial, pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang,pembongkaran dermaga;

-9-

10. Terjadinya..........

Page 11: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

10.

11.

Terl'adinrza konflik sosiai, dari kegiatan pelepasan tenaga kerja,mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material,pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang,pembongkaran dermaga;Gangguan kesehatan iingkungan yang berasal dari penurunankuattas udara, dari kegiatan ivlobiiisasi dan demobiiisasi aiatberat dan material;

12. Peningkatan morbiditas sebagai dampak turunan darimengganggu kesehatan lingkungan, dari kegiatan mobilisasi dandemobilisasi alat berat dan material;

Untuk menanggulangi dampak penting sebagaimana dimaksud dalamdiktum KtrTIGA, P'i' Nusantara Gas Service wajib, melakukanpengelolaan:

Tahap Kontruksi:11. Penurunan kualitas udai:a (dehru lokal), dari kegiatan mobilisasi

alat berat dan material, dengan melakukan kegiatan sebagaiberikut:a. Memperlambat laju kendaraan, terutama di daerah perumahan

sehingga paparan debu di lingkungan perumahan terbatas;b. Memberikan terpal atau penutup plastik di truk saat

mengangkut bahan atau tanah agregat, sehingga tidaktersebar di jalan, terutama di sekitar pemukiman;

c. Untuk memastikan tidak ada kendaraan konstruksi membawatanah atau bahan dari lokasi ke jalan di daerah pemukiman.

d. Menyiram jalan disekitar akses masuk lokasi kegiatanterutama pada musim kemarau

Peningkatan kebisingan, dari kegiatan mobilisasi alat berat danmaterial, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Melakukan pengelolaan jika tingkat kebisingan -yang

dihasilkan dari kendaraan menlzebabkan peningkatan,yangmelebihi baku mutu tingkat kebisingan di lingkungan;

b. Memperiamtrat laju kendaraan pengangkut alat dan materialkonstruksi, terutama di daerah pemukiman, melaluipemasangan tanda dan pembatasan kecepatan sesuai denganperaturan

Terjadinya peningkatan air larian (run ofJl, dari kegiatanpematangan lahan, pembangr-lnan fasilit-as utama dan saranapenunjang, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Melokalisir air larian dengan pembuatan saluran darinase di

sekeliling area pembangunan dan dihubungkan dengan bakbak pengendapan yang memakai saringan;

b. Memelihara saluran drainase dan kolam pengendap secaraberkala agar alirannya lancar.

Penurunan kualitas air akibat peningkatan TSS, penir-rgkatansedimentasi, dan terganggunlza biota air akibat menurun nva kualitasair dari kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan danpembangunan dermaga, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memasang buoy/ tanda agar dikenali oleh kapal lain;b. Membuang air hasil kerukan, ke dasar laut- langsung tidak

dipermukaan;c. Mengurangi kecepatan kapal pada saat pengerukan dan

pembuangan hasil kerukan agar kekeruhan yang ditimbulkanturbulensi kapal bisa diminimalisir;

d. I\4elakukan aktivitas pengerukan dan pembangunan dermagasecara konsisten;

e. Membuang air laut yang terhisap ke atas kapal denganmenggunakan saringan agar TSS .yang masuk ke laut dapatdiminimalisir;

f. Memeriksa peralatan pengerukan dan pembangunan dermagasecara berkala agar bekerja optima-l;

g. Memasang..........- 10-

KEBMPAT

2.

-J.

4.

Page 12: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

5.

g. Memasang silt screen di sekitar areal pengerukan di laut;h. Menggunakan kapal keruk yang memiliki dampak relative kecil

terhadap lingkungan vang sesuai dengan alat pengerukan dankondisi;

i. Melakukan pengujian kualitas air, parameter TSS danmelaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali.

Terganggunt'a kelancaran lalu lintas Laut, dari kegiatan pengerukandan pembuangan hasil kerukan serta pembangunan dermaga,dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Mengatur kecepatan kapal pengeruk ketika melakukan kegiatan

pengerukan dan pembuangan hasil kerukan;b. Memberikan informasi kegiatan pengerukan dan pembuangan

hasil kerukan serta pembangunan Dermaga ke masyarakatsekitar terlebih dahulu sebelum dilakukan kegiatan.

Terganggunya kelancaran lalu lintas akibat balgkitan dan tarikandari kendaraan pengangkut alat dan material konstruksi, darikegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan materialkonstruksi, dengan cara:a. Mengatur jam masuk dan keluar kerja pegawai dalam w'aktu yang

tidak bersamaan;b. Mengelola sistem angkutan pegawai, sehingga pegawai dapat

terfasilitasi dengan angkutan massal, baik dengan angkutankaryawan maupun angkutan umum;

c. Memastikan setiap mobil barang pengangkut material konstruksimelaksanakan standar aman pengangkutan banang, sehinggamaterial yang diangkut tidak membahayakan operasional lalulintas di jalan;

cl. Menjaga kelancaran di jalan dengan seperti menempatkanpetugas pengatur lalu lintas untrrk mengatrlr kendaraan masukdan keluar dari area kegiatan.

Mata pencaharian, dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,pengerukan dan pembuangan hasil kerukan, serta pembangunandermaga, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut cara:a. Memberikan informasi dan penjelasan mengenai lokasi

dumping yang baru kepada petani keramba Desa Pulopanjangdan nelayan Desa Pulopanjang & Argawana;

b. Memberikan informasi dan penjeiasan mengenai kegiatankonstruksi khususnya pengerukan dan pembuangan pasir lautkepada mas-yarakat khususnya nelayan dan petani budidaya didua desa fiadwal, bentuk aktivitas, lokasi pengerukan dandumping, lamanya akvitias berlangsung dan progresskegiatan);

c. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat/tokoh nelavan/aparatdesa/kecamatan setempat dalam melakukan sosialisasi danpendekatan yang pro aktif kepada nelayan/petani kerambasckitar di dua desa;

d. Prioritas penduduk lokal dalam pengadaan tenaga keq'akonstruksi berdasarkan kualifikasi dan kebutuhan proyek;

e. Memberikan kesempatan bagi wiraswasta 1okal (pemilikkantin/'u'l,arung setempat) dalam pengadaan kebutuhankonsumsi pekerja konstruksi (sesuai kebutuhan dan standardperusahaan).

Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat, dari kegiatanpengadaan tenaga keqja, mobilisasi dan demobilisasi alat beratdan material konstruksi, persiapan lahan, pembangunan fasilitasutama dan sarana penunjarlg, pengerukan dan pembuangan hasilkenlkan, pembangunan dermaga, pelepasan tenaga kerja, denganmelakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memberikan informasi dan penjelasan mengenai lokasi

dumping yang traru kepada nelayan Desa Pulopanjang &Argawana;

6.

7.

8.

- 11-

b. Memberikan.

Page 13: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

C.

Memberikan informasi dan penjelasan mengenai kegiatankonstruksi khususnya pengerukan dan pembuangan pasir lautkepada masyarakat khususn5,,a nela.yan dan petani budidaya didua desa ffadwal, bentuk aktivitas, lokasi pengerukan dandumping, lamanya akvitias berlangsung dan progresskegiatani;Bekerja sama dengan tokoh masyarakat/tokoh nelayan/aparatdesa/kecamatan setempat dalam melakukan sosialisasi danpendekatan yang pro aktif kepada nelayanlpetani kerambasekitar di dua desa;

d. Mengutamakan penduduk lokal dalam pengadaan t.enaga ker-iakonstruksi berdasarkan kualifikasi dan kebutuhan proyek;

e. Memberikan kesempatan bagi wiraswasta lokal (pemilikkantin/w,arung setempat) dalam pengadaan kebutuhankonsumsi pekerja konstruksi (sesuai kebutuhan dan standardperusahaan);

f. fuIelaksanakan program CSR sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Te{adiny',a konflik sosial, dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material konstruksi,persiapan lahan, pembangunan fasilitas utama dan saranapenunjang, pengerukan dan pembuangan hasii kerukan,pembangunan dermaga, pelepasan tenaga ke4'a, denganmeiakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan

konstruksi .yang akan dilakukan agar masvarakat memahamidan dapat mengambil peluang kerja baru dari pembangunan;

b. Mempt'ioiitaskan penrluduk setempat sebagai pekeija sejaulimungkin, sesuai dengan persyaratan;

c. Melakukan komunikasi aktif dengan apparat setempat;d. Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga kerja Kabupaten serang;Gangguan kesehatan lingkungan dan peningkatan morbiditasyang berasal dari penurunan kualitas udara, dari kegiatanMobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material, denganmelakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memperlambat laju kendaraan, terutama di daerah perumahan

sehingga paparan debu di lingkungan perumahan terbatas;b. Memberikan terpal atau penutup plastik di truk saat

mengangkut bahan atau tanah agregat, sehingga tidaktersebar di jalan, terutama di sekitar pemukiman;

c. Untuk memastikan tidak ada kendaraan konstruksi membawatanah atau bahan dari lokasi ke jalan di daerah pemukiman;

d. Menyiram jalan disekitar akses masuk lokasi kegiatanterutama pada musim kemarau;

e. Berkaioborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Serangatau Dinas Kesehatan Provinsi Banten, membuat programhidup sehat bagi lingkungan sekitar.

Tahap Operasi:1. Untuk mengurangi kosentrasi polutan dari emisi gas flare dan non

flare untuk memenuhi baku mutu lingkungan dengan melakukankegiatan sebagai berikut:a. Melakukan pemeliharaan rut-in terhadap fasilitas pembakaran

(gas engine, firefighting engine, dan flare stack);b. Menghindari kelebihan jam operasi dari gas engine.

2. Llntuk mengurangi dampak peningkatan TSS, dari kegiatanpemeliharaan alur pelayaran, yaitu melakukan kegiatan untukmemenuhi baku mutu lingkungan dengan melakukan kegiatansebagai berikut:a. Memasang buoy/ tanda agar dikenali oleh kapal lain;b. Membuang air hasil kerukan, ke dasar laut langsung tidak

dipermukaant .. Mengurangi....,.....

b.

9.

10.

-L2-

Page 14: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

c. Mengurangi kecepatan kapal pada saat pengerukan danpembuangan hasii kerukan agar kekeruhan yang ditimbulkanturbuiensi kapal bisa diminimalisir;

d. Melakukan aktivitas pengerukan dan pembangunan dermagasecara stabil;

e. Iviembuang air laut yang terhisap ke atas kapai cienganmenggunakan saringan agar TSS yang masuk ke laut dapatdirninimatsir;

f. Memeriksa peralatan pengerukan dan pembangunan dermagasecara berkala agar bekerja optimal;

g. Memasang silt screen di sekitar areal pengerukan di laut;h. Menggunakan kapal keruk yang memiliki dampak relative kecil

terhadap lingkungan yang sesuai dengan alat pengerukan dankondisi.

3. Untuk mengurangi dampak perubahan gelomtrang, dari kegiatanpemeliharaan alur pelayaran, dengan melakukan kegiatan sebagaiberikut:a. Membatasi kecepatan kapal pengangkut material di laut serta

kecepatan scraper;b. Mengoptimalkan penggunaan kapal keruk -yang memiliki

dampak relatif kecil terhadap lingkungan;c. Memeriksa peralatan pngerukan dan pembangunan dermaga

secara berkala agar bekerja optimai;d. Melakukan kegiatan pengerukan secara bertahap, sehingga

tidak terjadi perbedaan elevasi yang ekstrim antara elevasisebelum dilakukan pengerukan dan setelah dilakukanpengerukan, dimana saat ini kedalaman perairan adaiah 10-20m di bawah permukaan laut.

4. Untuk mengurangi dampak tedadinya abrasi, daripemeliharaan alur pelayaran, dengan cara:

kegiatan

a. Melakukan penghijauan area yang rawan terjadinya abrasi;b. Ikut serta dalam menjaga keberadaan terumbu karang dengan

instansi terkait maupun dengan masyarakat setempat sepertikegiatan transpalasi terumbu karang sehingga area sekii.arpengerrrkan menjadi lebih baik;

c. Membangun revetment jika peningkatan laju abrasi tidak bisadi atasi oleh penghijauan.

Untuk mengurangi dampak peningkatan sedimentasi, daripemeliharaan alur pelayaran untuk memenuhi baku mutulingkungan dengan cara sebagai berikut:a. Memasang buoy/ tanda agar dikenali oleh kapal lain;b. Membuang air laut hasil kerukan, ke dasar laut langsung tidak

dipermukaan;c. Membuang air laut yang terhisap ke atas kapal menggunakan

penyaring agar TSS yang masuk ke laut dapat diminimalisir;d. Mengurangi kecepatan kapal pada saat pengerukan dan

pembuangan hasil kerukan agar kekeruhan yang ditimbulkanturbulensi kapal bisa diminimalisir;

e. Memasang silt screen di sekitar areal pengerukan di laut;f. Melakukan aktivitas pengerukan dan pembangunan dermaga

secara stabii;g. Menggunakan kapal keruk yang memiliki dampak relatif kecil

terhadap lingkungan yang sesuai dengan alat pengerukan dankondisi, contohnya kapal keruk TSHD;

h. Memeriksa peralatan pengerukan dan pembangunan dermagasecara berkala agar trekerja optimal.

Terganggunya kelancaran lalu lintas laut, dari kegiatanpengoperasian dermaga dan pemeliharaan alur pelayaran, dengancara sebagai berikut:a. Mengatur kecepatan kapal pengeruk ketika melakukan

kegiatan pengerukan;

5.

6.

- 13-b. Memberitahukan

Page 15: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

7.

b. Memberitahukan kegiatan pengerukan ke masyarakat sekitarsebelum dilakukan kegiatan.

Terganggunya ekosistem laut akibat peningkatan TSS, darikegiatan pemeliharaan alur pelayaran, dengan meiakukankegiatan sebagai berikuta:a. ivlemasang buoyl tanda agar dikenaii oleh kapai lain;b. Membuang air hasil kerukan, ke dasar laut iangsung tidak

dipermukaan;c. Mengurangi kecepatan kapai pada saat pengerukan dan

pembuangan hasil kerukan agar kekeruhan yang ditimbulkanturbulensi kapal bisa diminimalisir;

d. Meiakukan aktivitas pengerukan dan pembangunan dermagasecara stabil

e. Membuang air laut yang terhisap ke atas kapal menggunakanpenyaring agar TSS yang masuk ke laut dapat diminimalisir;

f. Memeriksa peralatan pengerukan dan pembangunan dermagasecara trcr"kala agar trekerl'a optirrral.

g. Memasang sitt screerL di sekitar areal pengerukan di laut;h. Menggunakan kapal keruk yang memiliki dampak relatif

kecil terhadap lingkungan yang sesuai dengan alatpengerukan dan kondisi, contohnya kapal keruk TSHD;

Matapencaharian dan timbulnya konJlik sosial, dari kegiatanpengadaan tenaga kerja, proses regasilikasi, pengoperasiandermaga, pemeliharaan alur pelayaran, dengan melakukankegiatan sebagai berikut:a. Pengadaan tenaga kerja provek.

1) Prioritas penduduk lokal dalam pengadaan tenaga kerjatahap operasi berdasarkan kuaiifikasi dan kebutuhanproyek;

2j Bekerja sama dengan dinas tenaga kerja serta aparatdesa/kecamatan setempat dalam proses perekrutantenaga kerja;

3) Transparansi kualifikasi dan kebutuhan tenaga kerja,transparansi proses perekrutan sehingga meminimalisirkecemburuan/kecurigaan warga yang tidak diterimabekerja di proyek;

4) Memberikan kesempatan bagi wirasu,asta lokal (pemilikkantin/warung setempat) dalam pengadaan kebutuhankonsurnsi pekerja konstruksi (sesuai kebutuhan danstandard pemsahaan).

b. Aktivitas laut (nelayan dan petani keramba -rumput laut danikan).1) Memberikan informasi dan penjelasan mengenai kegiatan

operasi khususnya operasional dermaga danpemeliharaan alur kapal kepada masyarakat khususn_vanelayan dan petani budidaya di dua desa fiadwal, bentukaktivitas, lokasi jalur operasi dermaga dan pemeliharaanalur kapal, lamanya akvitias berlangsung);

2l Bekerja sama dengan tokoh mas-yarakat/tokohnelayan/aparat desa/kecamatan setempat dalammelakukan sosialisasi dan pendekatan yang pro aktifkepada nelayan/petani keramba di dua desa;

3) Program CSR yang sesuai kebutuhan warga dankemampuan perusahaan misalnva dalam bidangkesehatan,pendidikan, dan bantuan sarana prasaranaumum Lainnya.

9. Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat, dari kegiatanpengadaan tenaga kerja, proses regasifrkasi, pengoperasiandermaga, pemeliharaan fasilitas terminal LNG dan dermaga,pemeliharaan alur pelayaran, dengan melakukan kegiatan sebagaiberikut:

a. Memberikan.

8.

-14-

Page 16: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

a. Memberikan informasi dan penjelasan mengenai kegiatanoperasi khususnya proses regasifikasi, operasional dermagadan pemeliharaan alur kapal kepada masyarakat khususnyanelayan dan petani budidaya di dua desa fiadwal, bentukaktivitas, lokasi jalur operasi dermaga dan pemeliharaan alurkapal, iamanya akijfitas beriangsung);

b. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat/tokoh nelayan/aparatdesa/kecamatan setempat dalam meiakukan sosialisasi danpendekatan yang pro aktif kepada nelayan/petani keramba didua desa;

c. Melaksanakan program CSR sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Tahap Pasca Operasi1. Penurunan kualitas udara, dari kegiatan mobilisasi dan

demobilisasi alat dan material, pembongkaran fasilitas utama dansarana penunjang, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memperlambat laju kendaraan, terutama di daerah perumahan

sehingga paparan debu di lingkungan perumahan terbatas;b. Memberikan terpal atau penutup plastik di truk saat

mengangkut bahan atau tanah agregat, sehingga tidaktersebar di jalan, terutama di sekitar pemukiman;

c. Untuk mernastikan tidak ada kendai:aan konstruksi membawatanah atau bahan dari lokasi ke jalan di daerah pemukiman.

d. Menyiram jalan disekitar akses masuk lokasi kegiatanterutama pada musim kemarau

'2. Peningkatan kebisingan, dari kegiatan mobilisasi dan demobilisasialat dan material, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Melakukan pengelolaan dengan meredam kebisingan, jika

tingkat kebisingan yang dihasiLkan dari kendaraanmenyebabkan peningkatan kebisingan yang meiebihi baku;

b. Memperlambat laju kendaraan pengangkut alat dan materialbongkaran, terutama di daerah pemukirnan, melaluipemasangan tanda dan pembatasan k-ecepat-an.

3. Untuk menurunkan dampak peningkatan TSS, peningkatansedimentasi dan terganggunya ekosistem iaut akibat menurunnya kualitas air dari kegiatan pembongkaran dermaga, denganmelakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memasang buoy/ tanda agar dikenali oleh kapal lain;b. Membuang air hasil kerukan, ke dasar laut lalgsung tidak

dipermukaan;c. Mengurangi kecepatan kapal pada saat pengerukan dan

pembuangan hasil kerukan agar kekemhan yang ditimbulkanturbuiensi kapal bisa diminirnalisir;

d. Melakukan aktifitas pengerukan dan pembangunan dermagasecara stabil

e. Membuang air laut yang terhisap ke atas kapal menggunakanpenyaring agar TSS yang masuk ke laut dapat diminimalisir;

f. Memeriksa peralatan pengerukan dan pembangunan dermagasecara Lrerkala agar bekerja optimal.

g. fuIemasang silt screen di sekitar areai pengerukan di laut;h. Menggunakan kapal keruk yang memiliki dampak relatif

kecil terhadap lingkungan yang sesuai dengan alatpengerukan dan kondisi, contohnya kapal keruk TSHD.

4. Terganggunya kelancaran lalu lintas laut, dari kegiatanPembongkaran dermaga, dengan melakukan kegiatan sebagaiberikut:a. Mengatur kedatangan dan kecepatan kapal pengangkut

material hasil bongkaran;b. Memberikan informasi kegiatan kepada masyarakat disekitar

kegiatan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.

- 15-

5. Terganggunya..

Page 17: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

5. Terganggunya kelancaran 1alu lintas darat, dari kegiatanmobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material, denganmelakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memastikan semua kendaraan _yang mengangkut material

bongkaran menerapkan peraturan keselamatan terhadappengiriman materiai, yang ciiangkut tidak membahayakan iaiulintas operasional di jalan;

b. Menjaga kelancaran di jalan dengan mengamtril langkah-langkah seperti menempatkan petugas pengatur la1u lintasuntuk mengatur kendaraan masuk dan keluar dari lokasikegiatan.

Mata Pencaharian, dari kegiatan pembongkaran dermaga, denganmelakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memberikan infor:rnasi dan penjelasan mengenai kegiatan

pembongkaran dermaga kepada masyarakat khususnyanelayan budidaya di dua desa fiadwai, bentuk aktivitaspembongkaran, lokasi pembongkaran derrnaga, lamanyaakvitias berlangsung) ;

b. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat/tokoh nelayan/aparatdesa/kecamatan setempat dalam melakukan sosialisasi danpendekatan yang pro aktif kepada nelayan di dua desa.

Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat, dan terjadinyakonflik sosial dari kegiatan, pelepasan tenaga kerja, mobilisasidan demobilisasi alat berat dan material, pembongkaran fasilitasutama dan sarana penunjang, pembongkaran dermaga, denganmelakukan kegiatansebagai berikut:a. Memberikan informasi dan penjelasan mengenai kegiatan

pembongkaran dermaga kepada masyarakat khususn_v*aneiayan dan petani budidaya di dua desa fiadwal, bentukaktivitas pembongkaran, lokasi pembongkaran dermaga,lamanya akti{itas berlangsung) ;

b. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat/tokoh nelat,an/aparatdesa/kecamatan setempat da-lam melakukan sosialisasi danpendekatan yang pro aktif kepada nelayan/petani keramba didua desa;

c. Meminimaiisir peningkatan debu dan kebisingan pada saatkegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat clan materialsehingga tidak menimbulkan kekhawatiran warga sekitarproyek khususnya mengenai kebisingan dan debu akibatmobilisasi dan demoLrilisasi alat berat. {dengan melaksanakanpengelolaan lingkungan yang berkaitan dengan lalu lintasdarat seprli yang disebutkan di atas);

d. Pemberian pesangon yang layak tragi pekerja yang telah selesaimasa kerjanya.

Gangguan kesehatan lingkungan ,yang berasal dari penurunankualitas udara, dari kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alatberat dan material. Melakukan kegiatan untuk menr.enuhi bakumutu lingkungan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memperlambat laju kendaraan, terutama di daerah

perumahan sehingga paparan debu di lingkungan perumahanterbatas;

b. Memberikan terpal atau penutup plastik di truk saatmengangkut bahan atau tanah agregat, sehingga tidaktersebar di jalan, temtama di sekitar pemukiman;

c. Untuk memastikan tidak ada kendaraan pasca operasiurernbawa tanah atau bairan dari lokasi ke jalan di daerahpemukiman.

d. Menyiram jalan disekitar akses masuk lokasi kegiatanterutama pada musim kemarau'

6.

7.

8.

- 16-e. Berkaloborasi.

Page 18: PT. NUSANTARA GAS SERVICE
Page 19: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

KATA PENGANTAR

Page 20: PT. NUSANTARA GAS SERVICE
Page 21: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR ISI

Page 22: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS DAFTAR ISI

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xv

1.1. Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .................................... I - 1

1.1.1. Status Studi AMDAL ............................................................................... I - 1

1.1.2. Lokasi Rencana Kegiatan .......................................................................... I - 2

1.1.3. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata

Ruang Setempat ....................................................................................... I - 2

1.1.4. Deskripsi Umum Rencana Kegiatan ........................................................ I - 7

1.1.5. Tahapan Rencana Kegiatan ....................................................................... I - 11

1.1.5.1. Tahap Pra Konstruksi .................................................................. I - 11

1.1.5.2. Tahap Konstruksi ........................................................................ I - 12

1.1.5.3. Tahap Operasi ............................................................................. I - 28

1.1.5.4. Tahap Pasca Operasi ................................................................... I - 36

1.1.6. Pengelolaan Lingkungan Yang Telah Direncanakan ............................... I - 36

1.1.7. Alternatif yang akan Dikaji dalam AMDAL ............................................ I - 39

1.1.8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .................................................................... I - 39

1.2. Ringkasan Dampak Penting yang Dikaji/Ditelaah ................................................ I - 39

1.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian ....................................................... I - 88

1.3.1. Batas Wilayah Studi ................................................................................. I - 88

1.3.1.1 Batas Proyek ................................................................................. I - 88

Page 23: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR ISI PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten iv

1.3.1.2 Batas Ekologis .............................................................................. I - 88

1.3.1.3 Batas Sosial .................................................................................. I - 88

1.3.1.4 Batas Administratif ....................................................................... I - 88

1.3.2. Batas Waktu Kajian .................................................................................. I - 89

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

2.1. Fisik Kimia ........................................................................................................... II - 1

2.1.1. Iklim......................................................................................................... II - 1

2.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan ............................................................... II - 3

2.1.3. Geologi .................................................................................................... II - 8

2.1.3.1. Fisiografi ................................................................................... II - 8

2.1.4. Hidrogeologi ............................................................................................ II - 14

2.1.5. Kualitas Air.............................................................................................. II - 14

2.1.6. Hidrooceanografi ..................................................................................... II - 23

2.1.7. Ruang Wilayah Daratan Pesisir dan Perairan .......................................... II - 31

2.1.8. Komponen Transportasi .......................................................................... II - 33

2.2. Komponen Biologi ............................................................................................... II - 38

2.2.1. Flora Darat ............................................................................................... II - 38

2.2.2. Fauna ....................................................................................................... II - 40

2.2.3. Biota Air .................................................................................................. II - 42

2.3. Komponen, Sosial, Ekonomi dan Budaya ........................................................... II - 50

2.3.1. Kependudukan ......................................................................................... II - 50

2.3.2. Tingkat Pendapatan Penduduk ................................................................ II - 54

2.3.3. Status dan Kondisi Rumah Tinggal ......................................................... II - 55

2.3.4. Fasilitas Umum Sosial Ekonomi ............................................................. II - 56

2.3.5. Sumber Informasi Tentang Rencana Proyek ........................................... II - 61

Page 24: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS DAFTAR ISI

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

v

2.3.6. Persepsi Mengenai Proyek ...................................................................... II - 61

2.3.7. Dampak Positif (Manfaat) dari Rencana Pembangunan Proyek ............. II - 62

2.3.8. Dampak Negatif (Kerugian/Resiko) dari Rencana Pembangunan

Proyek .................................................................................................... II - 62

2.3.9. Saran ........................................................................................................ II - 63

2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat ...................................................................... II - 64

2.4.1. Aspek Kesehatan Masyarakat ................................................................. II - 64

2.4.2. Sanitasi Lingkungan ................................................................................ II - 69

2.5. Kegiatan di Sekitar Lokasi Proyek ...................................................................... II - 74

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

3.1. Tahap Konstruksi ............................................................................................. III - 2

3.1.1. Penurunan Kualitas Udara .................................................................... III - 2

3.1.2. Peningkatan Kebisingan ......................................................................... III - 10

3.1.3. Peningkatan Air Larian (Run Off) .......................................................... III - 19

3.1.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan ....................................................... III - 25

3.1.6. Perubahan Gelombang ........................................................................... III - 44

3.1.7. Terjadinya Abrasi ................................................................................... III - 45

3.1.8. Peningkatan Sedimentasi ........................................................................ III - 46

3.1.9. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut .......................................... III - 48

3.1.10. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Darat ...................................... III - 49

3.1.11. Terganggunya Biota Air ....................................................................... III - 51

3.1.12. Mata Pencaharian ................................................................................. III - 54

3.1.13. Penurunan Pendapatan ......................................................................... III - 58

3.1.14. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat ............................. III - 60

3.1.15. Terjadinya Konflik Sosial .................................................................... III - 62

Page 25: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR ISI PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten vi

3.1.16. Gangguan Kesehatan Lingkungan ........................................................ III - 65

3.1.17. Peningkatan Angka Kesakitan (Morbiditas) ......................................... III - 72

3.2. Tahap Operasi ................................................................................................... III - 81

3.2.1. Penurunan Kualitas Udara .................................................................... III - 81

3.2.2. Peningkatan Kebisingan ......................................................................... III - 83

3.2.2. Penurunan Kualitas Air .......................................................................... III - 86

3.2.4. Perubahan Arus....................................................................................... III - 93

3.2.5. Perubahan Gelombang ............................................................................ III - 98

3.2.6. Terjadinya Abrasi ................................................................................... III - 99

3.2.7. Peningkatan Sedimentasi ........................................................................ III - 100

3.2.8. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut .......................................... III - 102

3.2.9. Terganggunya Biota Air ......................................................................... III - 103

3.2.10. Mata Pencaharian ................................................................................. III - 107

3.2.11. Penurunan Pendapatan .......................................................................... III - 110

3.2.12. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat ............................. III - 112

3.2.13. Terjadinya Konflik Sosial ..................................................................... III - 114

3.3. Tahap Pasca Operasi ......................................................................................... III - 116

3.3.1. Penurunan Kualitas Udara .................................................................... III - 116

3.3.2. Peningkatan Kebisingan ......................................................................... III - 124

3.3.3. Penurunan Kualitas Air Permukaan ....................................................... III - 130

3.3.4. Peningkatan Sedimentasi ........................................................................ III - 136

3.3.5. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut .......................................... III - 137

3.3.6. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Darat ......................................... III - 138

3.3.7. Terganggunya Biota Air ......................................................................... III - 140

3.3.8. Mata Pencaharian ................................................................................... III - 144

3.3.9. Penurunan Pendapatan ............................................................................ III - 145

Page 26: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS DAFTAR ISI

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

vii

3.3.10. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat ............................. III - 146

3.3.11. Terjadinya Konflik Sosial .................................................................... III - 148

3.3.12. Gangguan Kesehatan Lingkungan ........................................................ III - 150

3.3.13. Peningkatan Angka Kesakitan .............................................................. III - 155

BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK

LINGKUNGAN

4.1. Telaahan Terhadap Dampak Lingkungan yang Diprakirakan Terjadi ..............IV - 1

4.1.1. Dampak yang Terjadi pada Ruang dan Waktu yang Sama ...................IV - 5

4.1.2. Komponen Kegiatan yang Paling Banyak Menimbulkan

Dampak ..................................................................................................IV - 7

4.1.3. Area yang Perlu Mendapat Perhatian ....................................................IV - 7

4.2. Arahan Pengelolaan Dampak Lingkungan ........................................................IV - 7

4.2.1. Tahap Konstruksi ...................................................................................IV - 8

4.2.2. Tahap Operasi ........................................................................................IV - 9

4.2.3. Tahap Pasca Operasi ..............................................................................IV - 9

4.3. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan ...............................................................IV - 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 27: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR TABEL

Page 28: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS DAFTAR TABEL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Rencana Penggunaan Lahan ....................................................................... I - 7

Tabel 1.2.Aspek legal yang telah dimiliki oleh PT. NGS. ........................................... I - 11

Tabel 1.3.Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja Tahap Konstruksi ............................ I - 12

Tabel 1.4. Perkiraan Peralatan dan Material Konstruksi Terminal LNG .................... I - 14

Tabel 1.5. Informasi Umum Tangki ............................................................................ I - 18

Tabel 1.6. Spesifikasi LNG (Komposisi Sementara) ................................................... I - 29

Tabel 1.7. Kapasitas Terminal ..................................................................................... I - 33

Tabel 1.8. Jadwal Waktu Kegiatan .............................................................................. I - 39

Tabel 1.9. Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang akan Dikaji/Ditelaah ............. I - 40

Tabel 1.10. Hasil Evaluasi Dampak Potensial ............................................................. I - 85

Tabel 1.11. Batas Waktu Kajian untuk Masing-masing Dampak Penting

Hipotetik ................................................................................................... I - 89

Tabel 2.1. Curah Hujan Stasiun Meteorologi Serang 2010 - 2014 ............................. II - 2

Tabel 2.2. Temperatur Serang Tahun 2010-2014 ....................................................... II - 2

Tabel 2.3. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien ...................................................... II - 4

Tabel 2.4. Hasil Analisis Kebisingan.......................................................................... II - 8

Tabel 2.5. Hasil Pengukuran Kualitas Air Bersih pada Rencana Kegiatan

Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara ............................. II - 15

Tabel 2.6. Hasil Pengukuran Kualitas Air Bersih pada Rencana Kegiatan

Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara ............................. II - 17

Tabel 2.7. Komponen Harmoniki Pasut ...................................................................... II - 23

Tabel 2.8. Hasil Perkiraan Gelombang dengan Metode Gumbel untuk

Perioda Ulang Tertentu ............................................................................ II - 26

Tabel 2.9. Kandungan Logam Berat dalam Sedimen ................................................. II - 27

Tabel 2.10. Profil Ruas Jalan Terkena Dampak ......................................................... II - 33

Page 29: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR TABEL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten x

Tabel 2.11. Kapasitas Eksisting Ruas Jalan Terkena Dampak ................................... II - 34

Tabel 2.12. Volume lalu Lintas selama 14 Jam di Jl. Raya Bojonegara ..................... II - 35

Tabel 2.13. Prosentase Jenis Kendaraan di Jl. Raya Bojonegara ................................ II - 36

Tabel 2.14. V / C Ratio Ruas Jalan Terkena Dampak ................................................ II - 36

Tabel 2.15. Perhitungan Kapasitas Jalan Raya Bojonegara Depan Jalan

Akses Masuk ke Lokasi Industri .............................................................. II - 37

Tabel 2.16. Jenis Pohon Di Lokasi Tapak Proyek ..................................................... II - 39

Tabel 2.17. Jenis Tanaman Hias dan Semak yang Terdapat di Pekarangan

Penduduk di Sekitar Lokasi Tapak Proyek .............................................. II - 39

Tabel 2.18. Jenis Fauna Burung di Lokasi Tapak Proyek dan Sekitarnya .................. II - 41

Tabel 2.19. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis Fitoplankton Di Perairan

Tapak Proyek ........................................................................................... II - 43

Tabel 2.20. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis zooplankton Di Perairan

Tapak Proyek ........................................................................................... II - 45

Tabel 2.21. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis Benthos Di Perairan Sekitar

Tapak Proyek ........................................................................................... II - 46

Tabel 2.22. Tabel Jumlah Penduduk ........................................................................... II - 50

Tabel 2.23. Jumlah Kampung, RT, RW di Kecamatan Puloampel ............................ II - 51

Tabel 2.24. Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kecamatan Pulo Ampel .......... II - 52

Tabel 2.25. Jumlah Penduduk Kecamatan Puloampel Berdasarkan Usia

Produktif ................................................................................................... II - 52

Tabel 2.26. Pekerjaan Responden ............................................................................... II - 54

Tabel 2.27. Total Pendapatan Keluarga Responden ................................................... II - 54

Tabel 2.28. Status Kepemilikan Rumah ...................................................................... II - 55

Tabel 2.29. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Untuk Setiap Tingkat

Pendidikan di Kecamatan Puloampel....................................................... II - 56

Tabel 2.30. Tingkat Kesejahteraan Keluarga di Kecamatan Puloampel ..................... II - 57

Page 30: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS DAFTAR TABEL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

xi

Tabel 2.31. Jenis, musim, dan alat tangkap ikan dan udang di Kabupaten

Serang ...................................................................................................... II - 57

Tabel 2.32. Keragaan Perikanan Tangkap di Kabupaten Serang Tahun 2013 ........... II - 58

Tabel 2.33. Jenis, musim, dan alat. Pendapatan Rata-rata Nelayan

Kabupaten Serang Tahun 2013 ................................................................ II - 58

Tabel 2.34. Keragaan Perikanan Budidaya Menurut Jenis data Kabupaten

Serang Tahun 2013 .................................................................................. II - 58

Tabel 2.35. Jenis, musim, dan alat Pendapatan Rata-rata Pembudidaya

Kabupaten Serang, Tahun 2013 ............................................................... II - 58

Tabel 2.36. Ukuran Perahu Nelayan sekitar Desa Argawana dan

Pulopanjang .............................................................................................. II - 59

Tabel 2.37. Daerah Tangkapan Ikan nelayan sekitar Desa Pulopanjang dan

Argawana ................................................................................................. II - 60

Tabel 2.38.. Hasil Tangkapan Ikan ............................................................................. II - 60

Tabel 2.39. Kisaran Pendapatan nelayan di sekitar tapak proyek .............................. II - 60

Tabel 2.40. Sumber Info Tentang Rencana Proyek .................................................... II - 61

Tabel 2.41. Persepsi Tentang Rencana Proyek ........................................................... II - 61

Tabel 2.42. Dampak Positif (Manfaat) Proyek ........................................................... II - 62

Tabel 2.43. Dampak Negatif (Resiko/Kerugian) akibat proyek ................................. II - 63

Tabel 2.44. Saran Terhadap Rencana Proyek ............................................................. II - 63

Tabel 2.45. Sepuluh besar penyakit di Puskesmas Puloampel ................................... II - 66

Tabel 2.46. Jenis Penyakit yang Diderita Responden ................................................. II - 66

Tabel 2.47. Jenis Penyakit yang Diderita Anggota Keluarga .............................................. 67

Tabel 2.48. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kecamatan Puloampel

Tahun 2015 .............................................................................................. II - 67

Tabel 2.49. Tenaga Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Puloampel Tahun

2015 .......................................................................................................... II - 68

Tabel 2.50. Tujuan Berobat Responden ...................................................................... II - 68

Page 31: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR TABEL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten xii

Tabel 2.51. Tujuan Berobat Anggota Keluarga .......................................................... II - 68

Tabel 2.52. Tipologi Lantai......................................................................................... II - 69

Tabel 2.53.Tipologi Rumah ........................................................................................ II - 70

Tabel 2.54. Sumber Penerangan Rumah ..................................................................... II - 70

Tabel 2.55. Sirkulasi Udara di Rumah ........................................................................ II - 70

Tabel 2.56. MCK untuk Keperluan Mandi ................................................................. II - 71

Tabel 2.57. MCK untuk Keperluan Cuci .................................................................... II - 71

Tabel 2.58. MCK untuk Keperluan Kakus ................................................................. II - 71

Tabel 2.59. Sistem Pengelolaan Sampah .................................................................... II - 72

Tabel 2.60. Sistem Pembuangan Air Limbah ............................................................. II - 72

Tabel 2.61. Sumber Air untuk Minum/Masak (Musim Kemarau) ............................. II - 73

Tabel 2.62. Sumber Air untuk Minum/Masak (Musim Hujan) .................................. II - 73

Tabel 2.63. Sumber Air untuk Mandi/Cuci (Musim Hujan) ....................................... II - 74

Tabel 2.64. Sumber Air untuk Mandi/Cuci (Musim Kemarau) .................................. II - 74

Tabel 3. 1. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari

Kendaraan Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material

Konstruksi ............................................................................................... III - 11

Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari Alat

Berat pada Kegiatan Penyiapan Lahan ................................................... III - 14

Tabel 3. 3. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan di Lingkungan Sekitar

Lokasi Kegiatan ...................................................................................... III - 17

Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan

Adanya Kegiatan Penyiapan Lahan ........................................................ III - 20

Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan

Adanya Kegiatan Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana

Penunjang Darat ...................................................................................... III - 23

Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan

Adanya Kegiatan Penyiapan Lahan ........................................................ III - 27

Page 32: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS DAFTAR TABEL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

xiii

Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan

Adanya Kegiatan Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana

Penunjang Darat ...................................................................................... III - 32

Tabel 3. 8. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan di Lingkungan Sekitar

Lokasi Kegiatan ...................................................................................... III - 83

Tabel 3. 9. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari

Kendaraan Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material

pada pasca operasi ................................................................................. III - 125

Tabel 3. 10. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari

Alat Berat pada Kegiatan Pembongkaran Fasilitas Umum dan

Sarana Penunjang .................................................................................. III - 128

Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan

Adanya Kegiatan Pembongkaran Fasilitas Umum dan Sarana

Penunjang .............................................................................................. III - 132

Tabel 3.12. Hasil Prakiraan Dampak Penting .......................................................... III - 161

Tabel 4.1. Evaluasi Dampak Penting ........................................................................IV - 2

Tabel 4.2. Ringkasan Analisis Dampak ....................................................................IV - 12

Page 33: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR GAMBAR

Page 34: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS DAFTAR GAMBAR

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Lokasi Kegiatan .............................................................................. I - 4

Gambar 1.2. Peta Peta RTRW Kab. Serang ................................................................ I - 5

Gambar 1.3. Layout PT. NGS ...................................................................................... I - 9

Gambar 1.4. Area Base Camp dan Sarana Penunjang Sementara ............................... I - 17

Gambar 1.5. Diameter Tangki ..................................................................................... I - 19

Gambar 1.6. Tanki LNG .............................................................................................. I - 20

Gambar 1.7. Jetty & LNGC Channel Arrangement ..................................................... I - 23

Gambar 1.8. Denah dan Potongan Platform. Mooring Dolphin, Breasting

Dolphin ................................................................................................. I - 24

Gambar 1.9. Potongan Trestle ..................................................................................... I - 25

Gambar 1.10. Rencana Lokasi Dumping Area ............................................................ I - 27

Gambar 1.11. Struktur Pegawai ................................................................................... I - 28

Gambar 1.12. Process Flow Diagram .......................................................................... I - 31

Gambar 1.13. Bagan Alir Proses Pelingkupan ............................................................ I - 87

Gambar 1.14. Batas Wilayah Studi .............................................................................. I - 91

Gambar 2. 1. Konsentrasi SO2 Berdasarkan Hasil Analisis ....................................... II - 5

Gambar 2. 2. Konsentrasi CO Berdasarkan Hasil Analisis ........................................ II - 5

Gambar 2. 3. Konsentrasi NO2 Berdasarkan Hasil Analisis ...................................... II - 6

Gambar 2.4. Konsentrasi TSP Berdasarkan Hasil Analisis ........................................ II - 7

Gambar 2. 5. Tingkat Kebisingan Berdasarkan Hasil Analisis .................................. II - 8

Gambar 2.6. Fisiografi Jawa Barat (menurut van Bemmelen, 1949) ......................... II - 9

Gambar 2.7. Peta Geomorfologi Foto Gunung Gede Serang ..................................... II - 10

Gambar 2.8. Peta geologi Gunung Gede Serang ........................................................ II - 11

Page 35: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR GAMBAR PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten xvi

Gambar 2.9. Blok diagram yang menggambarkan posisi tapak proyek pada

busur belakang (dengan mengacu pada teori tektonik

lempeng) .............................................................................................. II - 12

Gambar 2.10. Zona Rawan Gempa Bumi ................................................................... II - 13

Gambar 2.11. Zona Rawan Tsunami .......................................................................... II - 13

Gambar 2.12. Kondisi Temperatur Air Berdasarkan Hasil Analisis ........................... II - 18

Gambar 2.13. Konsentrasi TSS Berdasarkan Hasil Analisis ...................................... II - 19

Gambar 2.14. Kondisi pH Berdasarkan Hasil Analisis ............................................... II - 19

Gambar 2.15. Konsentrasi Amonia Berdasarkan Hasil Analisis ................................ II - 20

Gambar 2.16. Konsentrasi Sulfida Berdasarkan Hasil Analisis .................................. II - 21

Gambar 2.17. Konsentrasi Sulfida Berdasarkan Hasil Analisis .................................. II - 22

Gambar 2.18. Konsentrasi Logam Berat Berdasarkan Hasil Analisis ........................ II - 22

Gambar 2.19. Salah satu profil penampang lapisan sedimen ..................................... II - 27

Gambar 2.20. Kondisi permukaan dasar laut menunjukkan bekas jangkar

(anchor scars) ...................................................................................... II - 28

Gambar 2.21. Peta mosaic dan hasil interpretasi di area rencana pengerukan ........... II - 29

Gambar 2.22. Peta Bathimetri ..................................................................................... II - 30

Gambar 2.23. Terumbu karang yang ditemukan di Pulo Panjang .............................. II - 49

Gambar 2.24. Lokasi Sebaran terumbu Karang, Mangrove dan lamun P.

Panjang ................................................................................................ II - 49

Gambar 2.25. Peta Situasi Sekitar ............................................................................... II - 75

Gambar 2.26. Peta Sampling....................................................................................... II - 76

Gambar 2.27. Kondisi Eksisting Lokasi Kegiatan ...................................................... II - 77

Gambar 2.28. Daerah tangkapan ikan ......................................................................... II - 78

Gambar 4.1. Evaluasi Dampak Penting ................................................................... IV - 4

Page 36: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR LAMPIRAN

Page 37: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS DAFTAR LAMPIRAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan Kerangka Acuan ................................................................... L - 1

Lampiran 2 Arahan Dokumen Lingkungan ................................................................. L - 2

Lampiran 3 Pemberian Pertimbangan Rencana Pemanfaatan Ruang .......................... L - 3

Lampiran 4 Izin Lokasi ................................................................................................ L - 4

Lampiran 5 Rekomendasi Rencana Dumping ............................................................. L - 5

Lampiran 6 Sertifikat Tanah ........................................................................................ L - 6

Lampiran 7 Sertifikat hak Guna Bangunan ................................................................. L - 7

Lampiran 8 Surat pernyataan Dari BJP Kepada NGS ................................................. L - 8

Lampiran 9 Izin Prinsip Penanaman Modal ................................................................ L - 9

Lampiran 10 Akta Pendirian Perusahaan .................................................................... L - 10

Lampiran 11 Tanda Daftar Perusahaan ....................................................................... L - 11

Lampiran 12 Hak Guna bangunan ............................................................................... L - 12

Lampiran 13 Hasil Analisis Laboratorium .................................................................. L - 13

Lampiran 14 Profil Perusahaan ................................................................................... L - 14

Lampiran 15 Berita Acara Pembahasan Dokumen ...................................................... L - 15

Lampiran 16 Saran, Masukan dan Tanggapan ............................................................ L - 16

Page 38: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB IPENDAHULUAN

Page 39: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

PT. Nusantara Gas Service (PT. NGS) adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang

gas service yaitu pengelolaan fasilitas infrastruktur untuk penerimaan gas alam cair atau

Liquified Natural Gas (LNG), penyimpanan pada tangki serta pengiriman gas (send out

gas) kepada industri atau konsumen lain yang memerlukan. Sesuai rancangan desain yang

ditetapkan, proyek infrastruktur PT. NGS ini dinamakan LNG Receiving Terminal

Bojonegara yang merupakan fasilitas unit regasifikasi terpadu yang memiliki beberapa

fasilitas/ kegiatan utama yaitu:

1. Fasilitas Jetty/ Dermaga untuk penerimaan dari kapal

2. Fasilitas Tangki timbun LNG

3. Fasilitas Regasifikasi untuk melakukan regasifikasi LNG (bentuk liquid) menjadi

gas yang siap untuk disalurkan kepada konsumen melalui pipa tidak dalam lingkup

dokumen AMDAL ini.

Lokasi LNG Receiving terminal Bojonegara PT. NGS, berada di Desa Argawana,

Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Berdasarkan karakteristik

dan rancangan desain proyek LNG yang diterima adalah berasal dari dalam negri maupun

impor. Direncanakan lama pembangunan proyek sampai dengan operasi komersial

diperlukan waktu 36 (tiga puluh enam bulan). Dengan beroperasinya proyek LNG

Receiving Terminal Bojonegara akan dapat menambah pasokan energi untuk industri dan

kebutuhan di daerah Jawa Barat secara umum.

1.1.1. Status Studi AMDAL

Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara telah mendapatkan Ijin

Prinsip Penanaman Modal Asing Nomor 1740/1/IP/PMA/2014dari BKPM. Berdasarkan

surat rekomendasi tersebut kemudian dilakukan serangkaian studi yang meliputi survei

lokasi (desk study, geophysical survey serta geotechnical survey) dan Studi Kelayakan

(Feasibility Study/FS). Studi AMDAL yang dilakukan mengacu kepada hasil studi FS dan

Page 40: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 2

Front End Engineering Design (FEED), sehingga hasil studi AMDAL menjadi salah satu

bahan masukkan didalam Detail Engineering Design (DED).

1.1.2. Lokasi Rencana Kegiatan

Secara administratif lokasi Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara

berada di Desa Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi

Banten.Akses menuju lokasi proyek dapat dicapai melalui Jalan Raya Bojonegara - Pulo

Ampel yang menghubungkan wilayah Kota Cilegon dan Kabupaten Serang. Batas-batas

lokasi rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara adalah sebagai berikut:

- Sebelah Selatan : PT. Duta Sugar International, Permukiman penduduk Desa

Argawana

- Sebelah Utara : PLTGU Cilegon, PT. Gunanusa Utama Fabricator, PT. Cilegon

Fabicator

- Sebelah Barat : Industri dan Permukiman

- Sebelah Timur : Teluk Banten

1.1.3. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang Setempat

Lokasi rencana kegiatan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah sesuai dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2011-2031, Pasal 43 ayat 2 Kawasan peruntukan

industri besar dan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b

dengan jenis kegiatan berupa Industri Logam Dasar/Hulu, Kimia Dasar, dan Industri

Maritim dengan luas kurang lebih 5.143 (lima ribu seratus empat puluh tiga) hektar,

meliputi

a. Kecamatan Bojonegara;

b. Kecamatan Pulo Ampel;

c. Kecamatan Anyar;

d. Kecamatan Mancak; dan

e. Kecamatan Kramatwatu

Page 41: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 3

Apabila melihat lokasi rencana kegiatan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Pulo

Ampel, kegiatan tersebut sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Kabupaten

Serang Tahun 2011-2031. Sesuai dengan arahan dari Dinas Tata Ruang, Bangunan dan

Perumahan Kabupaten Serang, melalui Surat No: 050/95/PRPTR/TR/DTRBP/2015 perihal

pemberian Pertimbangan Rencana Pemanfaatan Tata Ruang, bahwa rencana kegiatan dapat

dipertimbangkan hanya terbatas pada pembangunan terminal LNG dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Lokasi rencana kegiatan bukan merupakan lahan yang ditetapkan menjadi lahan

kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) kabupaten Serang

b. Bentuk dan lokasi rencana kegiatan tidak tumpang tindih dengan izin pemanfaatan

ruang lainnya

c. Wajib mengikuti dan atau sesuai dengan perundangan yang berlaku lainnya.

Peta lokasi kegiatan disajikan pada Gambar 1.1dan Rencana Tata Ruang dan Peta RTRW

Kabupaten Serang disajikan pada Gambar 1.2.

Page 42: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

LOKASI KEGIATAN

Lokasi Kegiatan

I - 4

TELUK BANTEN

Keterangan:

Desa

Jalan

Sungai

Jetty

Permukiman

Hutan Lahan Kering

Perkebunan

Semak Belukar

Alang-alang

Sawah

106°30'0"E

106°30'0"E

106°0'0"E

106°0'0"E

105°30'0"E

105°30'0"E

105°0'0"E

105°0'0"E

6°0

'0"S

6°0

'0"S

6°3

0'0

"S

6°3

0'0

"S

7°0

'0"S

7°0

'0"S

Orientasi Peta:

. 1:60,000Skala:

1.5 0 1.50.75 Km

- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-632 Cipocokjaya, Skala 1:25.000- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-641 Kragilan, Skala 1:25.000

Sumber:

PETA LOKASI KEGIATAN

Gambar 1.1.:

ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL

BOJONEGARA

PT. NUSANTARA GAS SERVICES

BEJI

DUKUH

CANDI

PERES

BLACU

RAGAS

WADAS

KEPUH

SEMPU

KRAKAL

CIPEDE

BAKREI

JEMPIT

SITONG

PABEAN

CIBAGA

SALIRA

KENTIR

NYAMUK

BANJAR

CIAKAR

KIAMAR

JURANG

TALANG

CIKADU

KADONG

PABEAN

MASIGIT

G. GEDE

CIWARGA

G. IPIK

PENYAIR

BAKELORMERAPIT

PECINAN

MANGLID

CIKEBEL

MASIGIT

G. PEDA

P. KALI

G. KISK

CI KADU

KEBALEN

CIMAUNG

TANGGUL

CI BAKO

TANJUNG

KEPATEN

SEMBOJA

BERIGIL

BUKARAYA

G. JENGI

PAKUNCEN

CI PETEY

SUKADIRI

CINANGSI

G. PEUTE

PAKUNCEN

KEDURUNG

P. KUBUR

GRENYANGBUNTALANG. PEDES P. SEMUT

TG. KOPO

GONDARAN

CI KEBEL

GIRISAPA

ARGAWANA

UKIRSARI

G. SALAK

CIBUNTEL

PULOKALI

CI KOHOT

WADASARI

KERNADEN

SILODONG

CI RAGAS

CI MAUNG

KEDAWUNG

KOTABUMI

SUMURGEDE

PULOAMPEL

SUMURANJA

SOLOR LOR

SUMURWATU

KALIGANDU

P. SALIRA

MEKARSARI

MARGAGIRI

CI NANGKA

CI KUBANG

G. KEMBAR

TENGGULUN

PENGORENG

G. SANTRI

PANGRANGO

RAGASWATU

NURULIMAN

DARULIMAN

TG. PIATU

CIRANGGON

WANAKERTA

G. KUYANG

KERTASANA

G. KRUENG

CI NANGSI

TG. PUYUT

SUMURASEM

SUMURANJA

TENGKURAK

WATESTELU

P. TARAHAN

KEDUNGSOKA

G. KEDEPEL

G. TANJUNG

G. CIRAWAN

BOJONEGARA

KUBANGLELE

G. SERDANG

PASIRPUTIH

PLOSOAMPEL

KEDUNGSOKA

KALILANANG

SUMURWUNGU

RAGASAURAN

BANYUWANGI

PURWAKARTA

TG. AWURAN

KALI CANDI

PANYESEPAN

MANGUNREJA

BATULAWANG

CI RANGGON

KUBANGKEPUH

KUBANGLABAN

CI CARINGIN

PASARBUNDER

PULOPANJANGPENGARENGAN

KEDUNGINGAS

KARANGDALAM

G. GIRISAPA

TEGALBUNDER

CIORA WETAN

KALI GEDONG

PANGARENGANJEMPITSAWAH

LANGON TIGA

KOTAKMALANG

NANGKABUBUR

CI GONDARAN

KARANGKEPUH

BUJANGBAROS

DUKUHMALANGKAMPUNGPASAR

CIKUBANG DUA

G. PIATU DUA

KEJANGKUNGAN

GEMPOL KULON

LEUWEUNGSAWO

KARANGTENGAH

CIKEBEL ATAS

TANJUNGSAWAH

KUBANGLAMPIT

GEMPOL WETAN

CIORAGINGGANG

PULAU PANJANG

KALIKERANJANG

CIKEBEL BAWAH

SALIRA TENGAH

CIKUBANG LIMA

G. PIATU SATU

KEMBANGTANJUNG

SALIRAWARINGIN

SUMURANJA UTARA

KAMPUNGLUMALANG

SUMURANJA TENGAH

106°10'0"E

106°10'0"E

106°8'0"E

106°8'0"E

106°6'0"E

106°6'0"E

106°4'0"E

106°4'0"E

5°5

2'0

"S5°5

4'0

"S5°5

6'0

"S5°5

8'0

"S

5°5

2'0

"S5°5

4'0

"S5°5

6'0

"S5°5

8'0

"S

Page 43: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

I - 5

Gambar 1.2 :

ANDAL

Page 44: PT. NUSANTARA GAS SERVICE
Page 45: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 7

1.1.4. Deskripsi Umum Rencana Kegiatan

Luas lahan yang dibutuhkan untuk Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal

Bojonegara adalah sekitar 300.000 m2 (30 ha), lahan tersebut telah dibebaskan. Secara

umum tata guna lahan meliputi sarana dan prasarana sebagai berikut:

1) Pembangunan 2 (dua) buah tangki timbun LNG dan fasilitas Regasifikasi.

2) Pembangunan dermaga/jetty.

3) Pembangunan pipa gas untuk fasilitas Unloading.

4) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung.

Luas lahan yang tertutup bangunan adalah 11,37 ha (37,90%), lahan terbuka yang masih

bisa meresapkan air adalah 18,62 ha (62,10%), sedangkan khusus untuk area ruang terbuka

hijau (RTH) adalah 3,62 ha (12,07%), sehingga total luas lahan seluruhnya adalah 30 ha

(300.000 m2).

Tabel 1.1. Rencana Penggunaan Lahan

No Area Luas Lahan

(m2)

Luas Lahan

Terbangun

(m2)

Luas Lahan

Terbuka

(m2)

A Fasilitas

1 Area of Tank 53.646 11.078 42.568

2 Area of Flare 18.430 0 18.430

3 Area of Vaporizer 6.859 6.859 0

4 Area of Process Equipment 8.267 2.800 5.467

5 Area of Seawater Intake 7.398 3.631 3.767

6 Area of Sawater Channel and Outfall 3.123 3.123 0

7 Area of Major Piping Rack 7.711 0 7.711

8 Area of Admistrative Building 25.505 13.373 12.132

9 Area of Main Control Building 4.035 4.035 0

10 Area of Fire Station 2.712 2.712 0

11 Area of Maintainance Workshop and

Warehouse 2.178 2.178 0

12 Area of Sub Station and power

generator 6.716 6.716 0

13 Area of Metering Station 2.604 2.604 0

14 Area of Utility 5.243 5.243 0

15 Truck Loading Area (Future) 33.435 0 33.435

16 Phase-II Reserved Area 26.568 0 26.568

Page 46: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 8

No Area Luas Lahan

(m2)

Luas Lahan

Terbangun

(m2)

Luas Lahan

Terbuka

(m2)

Jumlah No. A 214.430 64.352 150.078

Persentase (%) No. A 71,47 21,45 50,53

B Bangunan

1 Administration Building 990 990 0

2 Center Control Room 1.855 1.855 0

3 Jetty Control Room 374 374 0

4 Main Substation 1.620 1.620 0

5 Maintenance Workshop & Warehouse 1.062 1.062 0

6 Power House 2.312 2.312 0

7 Main Entrance Gate House#3 144 144 0

8 Main Entrance Gate House#4 60 60 0

9 Main Entrance Gate House#5 24 24 0

10 BOG Compressor Shelter 768 768 0

11 BOG Booster Compressor Shelter 605 605 0

12 Instrument Air System Shelter 275 275 0

13 Fire Engine Shelter 312 312 0

14 Diesel Firewater Pump Shelter 60 60 0

15 Chlorinator Shelter 32 32 0

Jumlah No. B 10.493 10.493 0

Persentase (%) No. B 3,50 3,50 0,00

C Jalan (Beton dan Paving) 38.864 38.864 0

Jumlah No. C 38.864 38.864 0

Persentase (%) No. C 12,95 12,95

D Ruang Terbuka Hijau 36.213 0 36.213

Jumlah No. D 36.213 0 36.213

Persentase (%) No. D 12,07 0,00 12,07

Jumlah Luas Lahan (m2) Total (No.

A+B+C+D) 300.000 113.709 186.291

Jumlah Persentase (%) Total (No.

A+B+C+D) 100,00 37,90 62,10

Sumber: PT. NGS, 2015

Luas Lahan Terbuka (Termasuk Ruang Terbuka Hijau) adalah seluas 18,62 ha atau sekitar

62,10% dari total area kegiatan seluas 30 ha). Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan

terbuka yaitu luas RTH dan luas lahan yang masih memungkinkan untuk penyerapan air

melebihi 30% dari total lahan.

Page 47: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

I - 9

PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING

TERMINAL BOJONEGARA

Gambar 1.3.:

LAYOUT

Sumber:

PT. Nusantara Gas Service, Tahun 2015

Legenda :

Divisi Keterangan

Jalan Utama

Perkerasan

Perkerasan Kerikil

Pepohonan

Ruang terbuka Hijau

Pagar Terminal

Pagar Kantor

Page 48: PT. NUSANTARA GAS SERVICE
Page 49: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 11

1.1.5. Tahapan Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan terdiri dari tahap Prakonstruksi, Konstruksi dan Operasi. Masing-masing

tahapan diuraikan sebagai berikut:

1.1.5.1. Tahap Pra Konstruksi

Tahap pra konstruksi terdiri dari:

1) Pengadaan Lahan

Lahan yang akan digunakan untuk Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal

Bojonegara oleh PT. NGS seluas 30 Ha ha adalah lahan yang telah dibebaskan oleh

PT. BJP dan PT. NGS akan membeli HGB dari PT BJP selama proyek dan akan

menjual kembali ke PT BJP setelah masa proyek.

2) Perizinan

Dalam rangka memenuhi aspek legal dari Rencana Pembangunan LNG Receiving

Terminal Bojonegara, maka PT. NGS telah melengkapi berbagai aspek legal dan

perizinan sebelum dilakukan studi AMDAL, serta akan memproses perizinan lanjutan

setelah Izin Lingkungan diterbitkan oleh Gubernur Banten sebelum kegiatan

konstruksi dilaksanakan.

Tabel 1.2.Aspek legal yang telah dimiliki oleh PT. NGS.

No. Nama Izin Nomor Tanggal Instansi Pemberi Izin

1. Arahan Dokumen

Lingkungan

B-

8308/Dep.I/LH/PDAL/07/2014

23 Juli 2014 Kementerian Lingkungan

Hidup Republik Indonesia

2. Izin Prinsip

Penanaman

Modal Asing

1740/1/IP/PMA/2014 13 Juni

2014

Badan Kordinasi

Penanaman Modal

3. Akta Pendidrian

Perseroan

Terbatas

AHU-10.AHA.02.02.Tahun

2010

09 Februari

2010

Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia RI

4. Tanda Daftar

Perusahaan

Perseroan

Terbatas

09.03.1.19.92560 21 Juli 2014 Dinas Koperasi, Usaha

Mikro, Kecil dan

Menengah dan

Perdagangan

5. Hak Guna

Bangunan

171 02 April

2015

Badan Pertanahan

Nasional Republik

Indonesia

6. Pemberian

Pertimbangan

Rencana

Pemanfaatan Tata

Ruang

050/95/PRPTR/TR/DTRBP/2015 09 Oktober

2015

Dinas Tata Ruang,

Bangunan dan Perumahan

Kabupaten Serang

Sumber: PT. NGS, 2015

Page 50: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 12

1.1.5.2. Tahap Konstruksi

1) Pengadaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja konstruksi, mencakup tenaga kerja sipil dan bangunan, mekanikal,

elektrikal dan instrumentasi. Jumlah tenaga kerja selain sudah disiapkan oleh pihak

kontraktor, juga dapat diperoleh dari daerah sekitar proyek, terutama pekerja harian.

Perkiraan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan konstruksi diperkirakan 406

orang sesuai kualifikasi dan keahlian masing-masing. Berdasarkan jumlah dan

kualifikasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan tahap konstruksi diharapkan tenaga kerja

dari masyarakat setempat dapat terserap sekitar 150 orang. Proses perekrutan tenaga

kerja akan mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku.

Lama atau masa kerja dari masing-masing kelompok pekerjaan bervariasi tergantung

volume dan jenis pekerjaan, yaitu 2 – 12 bulan selama masa konstruksi. Apabila

masing-masing kelompok pekerjaan telah selesai, maka masa kerja berakhir dengan

sendirinya.

Tabel 1.3.Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja Tahap Konstruksi

NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH KUALIFIKASI

I Konstruksi Darat

A Konstruksi Sipil

- Ahli Teknik / Pengawas 5 S1 + Sertifikat

- Teknisi / Mandor 10 D3 - S1

- Precasting 20 SLA

- Tukang Kayu 10 SLA

- Pekerja Sipil , dll 90 SLA

- Operator Alat Berat 5 SLA + Sertifikat

- Surveyor 3 SLA + Sertifikat

Jumlah 143

B Pekerjaan Mekanikal

- Ahli Teknik / Pengawas 6 S1 + Sertifikat

- Teknisi / Mandor 10 D3 , S1

- Pekerja Pipa , dll 50 SLA

- Pekerja Rotating Equipment 6 SLA

- Pekerja Las ( Welder ) 10 SLA Sertifikat

- Operator Alat Berat 10 SLA Sertifikat

- Radiografi 3 SLA Sertifikat

Page 51: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 13

NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH KUALIFIKASI

Jumlah 95

C Listrik dan Instrumentasi

- Ahli Listrik / Pengawas 2 S1 + Sertifikat

- Ahli Instrument / Pengawas 2 S1 + Sertifikat

- Teknisi / Mandor Listrik 4 D3 , S1

- Teknisi / Mandor Instrument 6 D3 , S1

- Pekerja Listrik 15 SLA

- Pekerja Instrument 10 SLA

- Pekerja Telekomunikasi 4 SLA

Jumlah 43

II Pekerjaan Jetty / Laut

- Ahli Teknik Sipil / Pengawas 2 S1 + Sertifikat

- Ahli Mekanikal / Pengawas 1 S1 + Sertifikat

- Teknisi Sipil / Mandor 3 S1 , D3

- Teknisi Mekanikal / Mandor 2 S1 , D3

- Pekerja Sipil, dll 60 SLA

- Pekerja Mekanikal , dll 30 SLA

- Pekerja Listrik / Instrument 5 SLA

- Tukang Las / Welder 3 SLA + Sertifikat

- Operator Alat Berat 3 SLA + Sertifikat

- Penyelam / Diver 4 SLA + Sertifikat

- Surveyor 3 SLA + Sertifikat

- Work Boat 4 SLA + Sertifikat

- ABK Hammer Pontoon 5 SLA + Sertifikat

Jumlah 125

Total Pekerjaan Konstruksi 406

Sumber: PT. NGS, 2015

Kontraktor akan menyediakan basecamp untuk sebagian pekerja. Basecamp merupakan

akomodasi sementara untuk sebagian pekerja yang berasal dari luar lokasi kegiatan,

sedangkan pekerja yang merupakan tenaga kerja lokal (tinggal di sekitar lokasi

kegiatan) akan tetap tinggal di rumah mereka sendiri. Kebutuhan air untuk konstruksi

sebesar 16.420 L/hari (Hasil pendekatan Perhitungan Berdasarkan Kriteria Perencanaan

Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996) & Pendekatan Perhitungan WHO) dengan

prakiraan jumlah limbah yang dihasilkan sebesar 80% adalah 12.992 l/hari. Pekerja

akan bekerja selama 8 jam per hari dengan waktu istirahat 1 jam dan 6 hari kerja dalam

seminggu. Dalam pekerjaan tertentu akan terdapat beberapa shift.

Page 52: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 14

2) Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan dan Material Konstruksi

Mobilisasi peralatan termasuk alat berat, serta material konstruksi akan dilakukan

melalui moda angkutan darat dan laut.

Tabel 1.4. Perkiraan Peralatan dan Material Konstruksi Terminal LNG

NO JENIS UNIT JUMLAH KETERANGAN

A PERALATAN TERMINAL

1 Loading Arm buah 4 diangkut melalui laut

2 Pompa LNG buah 8 diangkut melalui laut

3 Pompa Air Laut u ORV buah 3 diangkut melalui laut

4 Boil Off Gas Compressor buah 2 diangkut melalui laut

5 Boil of Gas Booster Compressor buah 2 diangkut melalui laut

6 Open Rack Vaporizer buah 4 diangkut melalui laut

7 Fuel Gas Heater buah 2 diangkut melalui laut

8 Gas Power Generator unit 5 diangkut melalui laut

9 Gas Metering unit 3 diangkut melalui darat

10 Kompresor Angin Instrument unit 2 diangkut melalui darat

11 Fire Water Pump unit 3 diangkut melalui laut

B AKSESORIES TERMINAL

1 Distributed Control System ( DCS ) set 2 diangkut melalui darat

2 Motor Operated Valve ( MOV ) buah 4 diangkut melalui darat

3 Pressure Safety Valve ( PSV ) unit 15 diangkut melalui darat

4 Control Valve buah 24 diangkut melalui darat

5 Cryogenic Valve buah 70 diangkut melalui darat

6 Panel Listrik unit 3 diangkut melalui darat

7 Uninterupted Power Supply (UPS) unit 2 diangkut melalui darat

8 Travo Listrik unit 2 diangkut melalui darat

9 Gate Valve / Globe Valve buah 27 diangkut melalui darat

10 Check Valve buah 30 diangkut melalui darat

11 Orifice Meter buah 23 diangkut melalui darat

C PERALATAN KONSTRUKSI

1 Dump Truck buah 6 diangkut melalui darat

2 Crane unit 5 diangkut melalui darat

3 Plate Roller unit 2 diangkut melalui darat

4 Mixer / Molen unit 5 diangkut melalui darat

5 Welding Machine unit 10 diangkut melalui darat

6 Instrument Calibrator unit 5 diangkut melalui darat

Page 53: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 15

NO JENIS UNIT JUMLAH KETERANGAN

7 Hydrostatic Test Water Pump unit 5 diangkut melalui darat

8 Topography unit 3 diangkut melalui darat

D Material Konstruksi

1 Material Urug ( pasir , batu ) m3 300.000 diangkut melalui darat

2 Batu Bata buah 60.000 diangkut melalui darat

3 Besi Baja untuk Tulangan Ton 900 diangkut melalui darat

4 Kayu m3 30 diangkut melalui darat

5 Pipa Carbon Steel m 1000 diangkut melalui laut

6 Pipa Cryogenic m 4000 diangkut melalui laut

7 Bahan Isolasi set 1 diangkut melalui darat

8 Cat Pipa set 1 diangkut melalui darat

9 Plat stainless steel 9% Ni Set 2 Diangkut melalui laut

10 Pipa Pilling ( tiang pancang ) buah 3000 Diangkut melalui laut

Sumber: PT. NGS, 2015

Pengangkutan material konstruksi melalui jalan raya akan menggunakan truk yang

disesuaikan dengan kapasitas jalan. Kegiatan mobilisasi material akan dilaksanakan

setiap hari dengan jumlah adalah rata - rata 15 truk/hari, tetapi bisa mencapai 50

truk/hari saat puncak kegiatan konstruksi. Kendaraan truk pengangkut barang yang

mudah tercecer wajib menutup kendaraan dengan penutup terpal agar tidak tercecer dan

menimbulkan debu.

3) Persiapan Lahan

Penataan lahan meliputi penataan lahan yang telah bersih dari berbagai bangunan

terdahulu, ditata sesuai dengan tata letak bangunan yang akan didirikan. Penataan lahan

meliputi galian untuk pondasi, pengurugan untuk meninggikan lahan, penggalian untuk

saluran drainase, serta kegiatan pekerjaan tanah lainnya.

4) Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang

Area Prasarana Pendukung Konstruksi seperti tempat penyimpanan sementara material

konstruksi pada dasarnya berada di sebelah barat lokasi kegiatan dan berada di luar area

yang akan dibangun. Penempatan area pembuatan Basecamp dan Prasarana Pendukung

berada di ruang terbuka di luar lokasi 30 ha, tetapi masih dalam area lahan yang akan

dikembangkan dikemudian hari.

Page 54: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 16

Pekerjaaan struktur dan infrastruktur bangunan untuk sarana utama dan penunjangnya

akan dilakukan secara bertahap selama sekitar 3 tahun yang meliputi :

a) Persiapan : Penyiapan Sarana Pendukung Konstruksi

Pekerjaan persiapan sarana pendukung konstruksi akan dimulai sebelum kegiatan

pembangunan fasilitas LNG adalah membuat sarana - prasarana untuk mendukung

penempatan tenaga kerja, peralatan dan material konstruksi, yaitu:

i) Pembuatan sarana direksi kit, gudang dan fasilitas sementara.

Pembuatan sarana sementara seperti area kerja, kantor, gudang, kantin, tempat

istirahat, workshop, basecamp, concrete batching plant dan area penyimpanan

barang, disesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada areal yang telah terbuka,

kecuali pada tahap awal konstruksi di mana area konstruksi digunakan pada jangka

yang sangat pendek. Bangunan dan fasilitas sementara ini akan digunakan sehingga

tidak mengganggu dan mudah dilakukan pembongkaran apabila telah selesai

pekerjaan konstruksi.

ii) Pembuatan prasarana jalan masuk dan areal parkir kendaraan serta areal penempatan

material. Akses jalan masuk dapat memanfaatkan jalan yang sudah ada. Areal parkir

kendaraan dan areal penyimpanan sementara (lay down) juga dapat menggunakan

areal lapang yang sudah ada di lokasi prasarana konstruksi.

iii) Sumber Listrik Sementara

Penggunaan listrik sementara akan dipasok dari genset atau PLN yang akan

disediakan oleh kontraktor.

iv. Kebutuhan Air

Kebutuhan air akan dipasok dari PDAM melalui saluran yang ada di dekat jalan raya

Bojonegara (saluran air eksisting dari PDAM).

v. Pembuatan Drainase Sementara

Pembuatan drainase sementara untuk mencegah banjir dan genangan area dengan

ketentuan sebagai berikut:

- Jaringan drainase direncanakan mampu menyalurkan air hujan ke titik saluran

seperti menuju laut di sebelah timur, dengan pertimbangan hujan maksimum

Page 55: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 17

- Jaringan drainase dihubungkan dengan bak penangkap sedimen, untuk

mencegah material masuk ke badan air penerima

- Jaringan drainase sementara tidak akan bergabung dengan saluran drainase

utama yang akan dibangun dilokasi

- Semua penyimpanan material yang berada di luar (out door) harus mempunyai

saluran drainase yang baik

Gambar 1.4. Area Base Camp dan Sarana Penunjang Sementara

b) Bangunan Utama, Lapangan Parkir, Jalan Lingkungan dan Saluran Drainase

Pekerjaan pembangunan berbagai bangunan dan sarana pendukung dilakukan

berdasarkan tata letak bangunan yang telah ditentukan, serta terintegrasi dengan

jaringan jalan lingkungan dan saluran drainase serta taman/RTH. Jenis bangunan dan

sarana pendukung seperti Control room, kantor administrasi, kantor pemeliharaan,

bengkel, kantor pemadam, kantor security, tangki, ORV, Kompresor, Pompa, Metering,

Substation, dll.

Area Kegiatan

-Area Konstruksi

(30ha)

-Fasilitas Utama dan

Gedung

Wilayah Studi

- digunakan untuk fasilitas

sementara (termasuk

tempat kerja untuk

persiapan adukan beton,

pekerjaan sipil, pekerjaan

untuk dermaga dll),

bangunan dan fasilitas

sementara

- akan di bongkar setelah

tahap konstruuksi selesai

Page 56: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 18

c) Pembangunan Tangki dan Fasilitasnya

i) Konstruksi Tangki

Tangki penyimpanan LNG didesain sesuai spesifikasi tangki dengan kapasitas tampung

2 x 160.000 m3. Perencanaan teknis tangki dilakukan sesuai standard internasional yang

telah mempertimbangkan aspek keselamatan antara lain API, NFPA. Peletakan dudukan

pondasi tangki diletakkan pada tanah yang sudah stabil. Kedalaman tiang pancang

sekitar 30 m untuk dudukan tanki ditentukan setelah dilakukan kajian geoteknik.

Pekerjaan pemancangan dilakukan dengan bored pile. Tangki yang akan dibangun

adalah tanki LNG dengan tipe Full Containment dan tipikal spesifikasi seperti gambar.

Desain tangki secara umum adalah sebagai berikut :

Tabel 1.5. Informasi Umum Tangki

Data Tangki LNG - Kapasitas : 160.000 m3

- Tipe penyimpanan tangki = full

containment

- Diameter dalam tangki : 78. m

- Kontainer beton :

Tipe atap : Beton Bertulang

- Pondasi tiang pancang :

Tipe tiang pancang :Cast in Place RC

- Rancangan Tekanan Gas :

Rancangan maksimum : 0,29 kg/cm2G

Rancangan minimum : -0,05 kg/cm2G

Gambaran Desain umum - Berat Jenis: 0,470 t/m3

- Desain Suhu : -165oC

Standar Desain Dasar Tangki LNG --- NFPA 59A—2013

*1) Diameter luar terluas 84 meter untuk dinding tangki luar dapat diterapkan

Acuan dimensi tangki LNG ditunjukkan sebagai berikut:

Page 57: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 19

Gambar 1.5. Diameter Tangki

Material Tangki terdiri dari

- Shell batin: 9% Ni baja

- Outer shell: baja karbon

Page 58: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 20

Gambar 1.6. Tanki LNG

Setelah pembangunan tangki, akan dilakukan Uji hidrostatik. Tes ini akan

menggunakan air laut yang dipompa ke dalam tangki lalu kemudian dibuang ke laut.

Dalam pengelolaan air hydrotest, perlu memperhatikan langkah-langkah pengendalian

dan pencemaran yang mempertimbangkan tambahan bahan kimia pada dasarnya tidak

digunakan (jika ada maka dipilih secara hati-hati dan sebagainya).

ii) Pekerjaan Fasilitas Pendukung di Tapak Terminal LNG:

Pekerjaan fasilitas pendukung pada tapak Terminal LNG, berupa:

a. Flare, tipe elevated flare, kapasitas maksimum 71.000 kg/jam, Pilot fuel tekanan 4,5

kg/cm2.

b. Fasilitas Pompa: pompa LNG tekanan rendah kapasitas 400 m3/Jam, tekanan 17,4

kg/Cm2, Pompa LNG tekanan tinggi kapasitas 360 m

3/Jam, tekanan 99,7 kg/cm

2.

c. Fasilitas Regasifikasi, tipe Regasifikasi Open Rack Vaporizer (ORV) sebanyak 3 unit

kapasitas masing-masing 150 ton/jam, tekanan operasi 70 kg/cm2.

d. Fasilitas Kompressor Gas, kapasitas 9,0 ton/jam BOG tekanan 8 kg/cm2 dan

kapasitas 9,0 ton/ jam BOG Booster tekanan 70 kg/cm2.

e. Fasilitas Kelistrikan, sumber tenaga utama dari 5 unit Gas Engine Power Generator

kapasitas masing-masing sekitar 9,8 MW.

Page 59: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 21

f. Fasilitas Metering System,Gas Metering System tipe ultrasonic tekanan operasi 60-70

kg/cm2

g. Fasilitas pemadam kebakaran dan fasilitas pengamanan.

h. Fasilitas operasi dan utilitas

i. Fasilitas Penyediaan Air Bersih

Air bersih diperlukan untuk keperluan domestik tenaga kerja dan operasi teknis

Terminal LNG, pemadam kebakaran dan lain-lain dengan kebutuhan sekitar 20

m3/hari yang diperoleh dari Perusahaan Air Minum Daerah Serang.

d) Pemasangan Pipa Operasi Gas

Pekerjaan Perpipaan yang akan diinstalasi meliputi perpipaan unloading dari dermaga ke

Tangki LNG, perpipaan return line BOG dari Tangki LNG ke dermaga, perpipaan

Regasifikasi dari Tangki LNG ke ORV dan perpipaan gas dari ORV ke Metering System.

Pipa diletakan diatas tanah tidak ditimbun. Jenis pipa yang akan dibangun adalah:

a. Pipa unloading dari Jetty ke Tanki LNG ukuran 44" sepanjang sekitar 1.500 m,

dibangun diatas pondasi pipa diatas tanah.

b. Pipa return line BOG dari Tanki LNG ke Jetty ukuran 28‖ sepanjang sekitar 1.500 m

dibangun diatas pondasi pipa diatas tanah

c. Pipa regasifikasi dari Tanki LNG ke ORV ukuran 20‖ sepanjang sekitar 600 m

dibangun diatas pondasi pipa diatas tanah

d. Pipa gas dari ORV ke Metering System ukuran 30‖ sepanjang sekitar 800 m.

e. Pipa untuk Fire Fighting ukuran 16‖

f. Pipa udara tekan untuk system control

g. Pipa Nitrogen untuk keperluan Purging

h. Pekerjaan pipe rack, pipe support, pipe hanger.

Page 60: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 22

5) Pembangunan Dermaga

Fasilitas pendukung yang akan dibangun untuk mendukung Terminal LNG adalah

dermaga atau jetty yang tergolong Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk

sandar kapal LNG dalam rangka unloading LNG.

Pekerjaan dermaga meliputi:

1) Pekerjaan platform (Jetty Head) ukuran 30 mx 50 m, elevasi +6,5M LWS, pada

kedalaman laut -14 M LWS. Platform dengan konstruksi beton dan disangga oleh

tiang pancang baja (steel pile) dan direncanakan dapat disandari oleh kapal LNG

yang mampu mengangkut ukuran 216.000 m3 LNG.

2) Pekerjaan Breasting Dolphin, 4 unit @ sekitar 10mx 10m.

3) Pekerjaan Mooring Dolphin, 6 unit @ sekitar 8m x 8m.

4) Pekerjaan Trestle, lebar sekitar 14,7m panjang sekitar 1.100m

5) Pekerjaan Catwalk, lebar sekitar 1,2m.

Elevasi platform + 6,5MLWS, Jetty dilengkapi dengan 4 buah breasting dolphin dan

6 buah mooring dolphin yang masing-masing dengan konstruksi beton yang disangga

tiang pancang baja. Platform dan breasting dolphin dilengkapi dengan fender untuk

peredam benturan kapal dan bollard untuk pengikat kapal. Sedangkan mooring

dolphin hanya dilengkapi dengan bollard. Platform, breastingdolphin,

mooringdolphin dihubungkan dengan catwalk atau gangway sebagai jalan inspeksi.

Jetty eksisting dan/atau jetty sementara digunakan untuk bongkar muat alat - alat tahap

konstruksi. Setelah pemeriksaan mendetail pada jetty eksisting, jika diperlukan jetty lain,

kemudian jetty sementara akan dibangun dekat dengan eksisting jetty.

Page 61: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 23

Gambar 1.7. Jetty & LNGC Channel Arrangement

Page 62: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 24

Gambar 1.8. Denah dan Potongan Platform. Mooring Dolphin, Breasting Dolphin

Page 63: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 25

Gambar 1.9. Potongan Trestle

6) Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan

i) Volume pengerukan

Pembangunan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin)

meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang ada menjadi kedalam laut -14

meter. Jumlah volume kerukan (dredging volume) diperkirakan mencapai 2.100.000 m3.

Dari profil kontur dasar laut, Vvolume pengerukan tahap konstruksi (** 1) dihitung

dengan penjumlahan dari beberapa Δh (selisih ketinggian antara permukaan dasar laut

dan -14m) dikalikan dengan Δs (dalam area saluran kapal). Profil kontur dasar laut ini

didasarkan pada grafik batimetri. Setelah survey batimetri yang rinci telah dilakukan,

asumsi secara rinci akan diterapkan. Volume pengerukan tahap operasi akan

diasumsikan dengan survey rutin.

ii) Metode Pengerukan

Pengerukan dapat dilakukan dengan metoda penyedotan menggunakan pompa hidrolis

yang mampu menyedot material bercampur air (slurry), serta dibantu oleh cutterhead,

Page 64: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 26

sehingga kekeruhan dapat diminimalkan, dibanding dengan tipe grab konvensional

lainnya. Contoh kapal keruk yang memiliki peralatan tersebut adalah tipe Grab, Cutter

Suction Dredger (CSD) dan Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD). Berdasarkan

survey geofisik yang telah dilakukan tentang karakteristik bebatuan di wilayah perairan

rencana aktivitas kegiatan LNG, karakteristik bebatuan tersebut hanya bisa dikeruk dengan

Cutter Section Dredger (CSD). Sehingga dalam proses pengerukan, selain menggunakan

tipe Grab, TSHD, juga tetap menggunakan CSD. Terkait CSD, TSHD, seluruh material

langsung dimasukkan ke dalam Hopper, sedangkan air yang ikut terhisap akan mengalir

melalui saluran agar material ikut terendapkan sepanjang saluran tersebut, sedangkan air

akan mengalir kembali ke laut, sehingga kekeruhan menjadi minimal.

iii) Lokasi dumping area

Lokasi pembuangan material kerukan (dumping area) direncanakan berada disebelah utara

Pulau Panjang pada kedalaman lebih dari 20 m dengan luas ± 100 hHa. Berdasarkan

Rekomendasi dari KSOP Kelas I Banten Surat No. PP.207/1/1/KSOP.Btn-15 dengan titik

kordinat:

a. 5° 52.35,04'S dan 106° 10.18,66'E

b. 5° 52.35,16'S dan 106° 09.29,88'E

c. 5° 53.23,88'S dan 106° 18.78'E

d. 5° 53.24,00'S dan 106° 09.30,00'E

Perizinan lokasi dumping akan ditempuh setelah izin lingkungan keluar, setelah melalui

kajian tersendiri untuk rencana lokasi dumping sebelum izin dikeluarkan.

Page 65: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 27

Gambar 1.10. Rencana Lokasi Dumping Area

7) Pasca konstruksi

Berakhirnya kegiatan konstruksi maka berakhir pula hubungan ketenaga kerjaan melalui

mekanisme yang telah ditaur sesuai peraturan yang berlaku. Seluruh peralatan dan material

konstruksi sisa dan seluruh limbah padat yang dihasilkan selama kegiatan konstruksi akan

diambil pihak ketiga. Sedangkan limbah yang tergolong limbah B-3 akan dikirimkan

kepada pihak ketiga yang memiliki Izin dari KLHK.

Page 66: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 28

1.1.5.3. Tahap Operasi

1) Pengadaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja operasional LNG Receiving Terminal Bojonegara dikelompokkan dalam 2

bagian, yaitu

(1) Kelompok Pegawai Tetap PT. NGS unit Terminal LNG.

(2) Kelompok Pegawai Outsourcing.

Gambar 1.11. Struktur Pegawai

Jenis-jenis pekerjaan yang akan dibutuhkan dalam tahap ini di antaranya adalah Manager

Terminal, karyawan di departemen HSE, Dept. Operasi, Dept. Pemeliharaan, dan Dept.

Bagian Umum Lainnya. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja saat operasi sekitar 100 orang,

yang akan dipenuhi dari tenaga kerja setempat bila sesuai dengan klasifikasi dan persaratan

yang dibutuhkan dan tenaga kerja pendatang.

Air bersih diperlukan untuk keperluan tenaga kerja domestik dan operasi LNG Receiving

Terminal Bojonegara, pemadam kebakaran dan lain - lain. Kebutuhan total air diperoleh

dari PDAM dengan perkirakan 10% dari total persediaan air yang disupply untuk daerah

Bojonegara.

2) Operasional Unit Regasifikasi

a. Bahan Baku

(i) Sifat dan Keamanan Penggunaan LNG

Bahan baku untuk proses regasifikasi adalah LNG dengan senyawa kimia utamanya

adalah Metana (CH4). LNG akan mencair jika didinginkan sampai suhu sekitar -160 oC

dan disimpan di dalam tangki LNG.

Page 67: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 29

Dalam bentuk cair tersebut, maka gas alam akan menyusut volumenya sampai sekitar

600 kali, sehingga mudah dan aman untuk ditransportasikan. Jika LNG dikembalikan ke

suhu ruangan, maka akan kembali ke fase gas. Kandungan kimia dalam LNG yang akan

diterima adalah sebagai berikut :

Tabel 1.6. Spesifikasi LNG (Komposisi Sementara)

No. Komponen Banyaknya Kandungan (%)

1 Methana Lebih dari 83 %

2 Buthana Kurang dari 2,50 %

3 Pentana dan

Turunannya

Kurang dari 0,25 %

4 Nitrogen Kurang dari 1,50 %

Sumber : PT. NGS, 2015

LNG tidak mudah terbakar atau meledak. Komponen utama LNG yaitu Methane akan

mudah terbakar (flammable) jika konsentrasinya berada pada kisaran 5-15% jika hanya

ada oksigen. Sifat terbakarnya Methane unik, yaitu jika konsentrasi uap Methane < 5%,

maka menjadi bersifat non–flammable dan non-explosive, karena terlalu sedikit gas di

udara, sehingga kurang gas untuk membuatnya terbakar, sedangkan jika konsentrasi

Methane>15%, maka akan terdapat banyak Methane di udara, tetapi kurang oksigen,

sehingga campurannya menjadi bersifat non–flammable dan non-explosive. LNG

disimpan di dalam tangki yang didesain khusus.

(ii) Sumber LNG yang akan digunakan

LNG didatangkan dari kilang LNG dalam negeri atau impor dari luar negeri yang

diangkut dengan kapal LNG kapasitas 70.000 – 216.000 m3 dan dibongkar di dermaga

(Jetty) PT NGS.

b. Proses Regasifikasi

Secara umum proses operasional Unit Regasifikasi terdiri dari beberapa tahap utama, yaitu:

Pemuatan LNG dari kapal LNG ke Tangki,

Penyimpanan LNG dalam Tangki,

Regasifikasi LNG, dan

Sending out gas hasil regasifikasi

Page 68: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 30

(i) Sistem Pembongkaran LNG (Unloading system)

LNG dari kilang diangkut dengan Kapal Tanker LNG kapasitas 70.000 – 216.000 m3

menuju dermaga (Jetty) PT NGS, kemudian LNG akan dipindahkan ke Tangki

menggunakan fasilitas pengalir berupa loading arm. Tipikal waktu pembongkaran LNG

tergantung pada kondisi seperti kapasitas LNG tanker, kapasitas pompa LNG dan

memerlukan waktu sekitar 12 jam. Setelah dibongkar, kemudian kapal tanker akan

meninggalkan terminal LNG. Diperkirakan untuk memenuhi kapasitas produksi gas akan

didatangkan sekitar10 (sepuluh) Kapal Tanker LNG setiap bulan.

Tahapan sistem bongkar LNG adalah sebagai berikut:

i) Kru kapal berkomunikasi dengan operator dermaga sebelum tiba pada selang

interval waktu tertentu.

ii) Pada jarak tertentu, kapal LNG akan dipandu dan disandarkan di dermaga.

iii) Unloading arms disiapkan beserta peralatan-peralatanuntuk melindungi fasilitas di

kapal dan terminal.

iv) Diadakan meeting antara petugas kapal LNG dan petugas dermaga untuk

konfirmasi tahapan prosedur unloading, serta mengetahui volume awal LNG

carrier sebelum di unloading.

v) Kebocoran gas sangat jarang terjadi selama proses pembongkaran LNG. Untuk

menghindari kebocoran gasdi dekat titik koneksiloading arm, dipasang sensor

kebocoran gas untuk mendeteksinya. Bila kebocoran gas terkonfirmasi, maka katup

gas akan ditutup.

vi) LNG akan ditransfer dari Tanker LNG Kapal ke tangki di terminal LNG

vii) Sejumlah boiloff gas (BOG) yang terbentuk di Tangki Timbun akan dikembalikan

ke tangki LNG carrier melalui vapor arm.

(ii) Penyimpanan LNG

Penyimpanan LNG dilakukan dalam 2 buah tangki LNG kapasitas masing-masing

160.000 m3 dan dilakukan monitoring operasi yaitu tekanan dan temperatur

dipertahankan pada temperatur cryogenic pada sekitar minus 160 derajat C. Apabila

tekanan meningkat karena temperatur naik dan lainnya, maka breather valve akan

membuka sehingga gas dalam tangki dialirkan ke flare stack untuk menstabilkan

tekanan secara konstan

Page 69: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 31

(iii) LNG Send Out System

LNG send out system digunakan untuk memompakan LNG dari Tangki ke unit

regasifikasi (vaporizer system). Proses send out menggunakan dua macam tingkatan

tekanan pompa, yakni:

i) Low compressor pump (submersible, LP) untuk memompa LNG dari dalam Tangki

penyimpanan dan mengirim ke suction high pressurizing pump.

ii) High pressurizing pump (HP) digunakan untuk meningkatkan tekanan LNG.

(iv) Regasifikasi (Vaporization system)

Proses regasifikasi akan merubah fasa cair LNG menjadi fasa gas melalui pemanasan

LNG dari temperatur sekitar -160 oC sampai temperatur sekitar suhu ambien air laut.

Selanjutnya gas alam yang dihasilkan dari proses Regasifikasi dialirkan melalui pipa

gas ke Metering Gas sebelum dialirkan ke pipa gas distribusi send out pada tekanan

maksimum 70 kg/cm2

g.

Gambar 1.12. Process Flow Diagram

(v) Metering

Metering adalah stasiun untuk mengukur jumlah gas dan menjaga kualitas gas.

Varporized gas yang dikirim ke stasiun metering, dan dikirim ke pipa. Tekanan pada

titik tie-in diperkirakan antara 60 dan 70kg/cm2.

BOG

Booster Compresso

r

Page 70: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 32

(vi) Utility system

LNG yang disimpan dalam LNG tangki secara terus menerus memproduksi gas secara

alami, yang disebut sebagai Boil Off Gas (BOG). BOG dialirkan kembali ke dalam

system dengan menggunakan Kompressor. Jika tingkat pengiriman menurun pada

rentang yang kecil, maka BOG akan ditekan oleh BOG Booster Compresor dan dikirim

langsung. Untuk mengantisipasi tekanan berlebih pada tangki LNG maupun gas send

out rate yang lebih kecil dari design minimum, syistem gas buang (flaring) dipersiapkan

sebagai alat keselamatan.

(vii) Testing dan Komisioning (commissioning test)

i) Pembersihan Sarana dan Pipa

Udara atau nitrogen digunakan untuk proses, pembilasan, dan pengujian (jika

diperlukan).

ii) Inspeksi dan pengujian sistem kemananan dan sistem listrik

Sistem pemadam kebakaran harus diuji setelah mengisi air untuk memadamkan api.

iii) Pengelolaan uji mekanik

iv) Pengeringan

Sistem yang berhubungan dengan suhu rendah (sistem kriogenik) akan dikeringkan

menggunakan air kering dan nitrogen.

v) Inert

Oksigen yang berada dalam sistem proses harus kurang dari 2% kecuali pada tangki

LNG yaitu sebesar 5%. Udara dalam sistem harus dibersihkan dan diinert

menggunakan nitrogen.

vi) Pendinginan Sistem perpipaan

Tahap Sebelum pendinginan (Pre-cooling) dilakukan dengan menggunakan gas

dingin yang diperlukan untuk mencegah perubahan bentuk pipa yang disebabkan

oleh kontraksi tak homogen dalam pipa.

Pendinginan Tank LNG akan dimulai ketika header diisi dengan LNG. LNG akan

langsung mengalir ke dalam tangki dari C / D.

vii) Pendinginan tangki LNG

Ketika proses pendinginan tangki LNG hampir selesai, proses pendinginan dari HP

Pump akan dimulai. HP Pump akan mendinginkan kontainer secara bertahap

dengan menyuntikkan sejumlah kecil LNG.

Page 71: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 33

3) Pengoperasian Dermaga

Pengoperasian dermaga meliputi, pengaturan pada aktivitas dermaga pada saat unloading

dan saat kapal bersandar dan keluar dari dermaga. Aktivitas operasi kapal dan pengawalan

oleh tug boat termasuk pengendalian lalu lintas bagi kapal - kapal nelayan dan kapal

barang industri yang ada disekitar lokasi kegiatan, sedangkan untuk dilaut terbuka akan

dikontrol oleh kapal itu sendiri.

4) Pemeliharaan Fasilitas Terminal LNG dan Dermaga

Kegiatan pemeliharaan LNG Receiving Terminal Bojonegara dan perbaikan program kerja

di setiap unit kegiatan dilakukan untuk menjamin kelancaran dalam pengoperasian

Terminal LNG, dampak yang diakibatkan dari kegiatan Pemeliharaan akan dikelola sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Berikut kapasitas terminal LNG yang akan

diselenggarakan:

Tabel 1.7. Kapasitas Terminal

Kapasitas Terminal 10,000 ton/hari

Send out 100% sebagai Natural Gas ke pipa

Ketersediaan Berkelanjutan (24 jam/hari, 365 hari/tahun)

Service life 20 tahun untuk peralatan utama

Sumber : PT. NGS, 2015

5) Pemeliharaan Alur Pelayaran

Pemeliharaan juga dilakukan untuk alur kapal dan pemeliharaan kolam putar dengan

kegiatan pengerukan (dredging) bertujuan untuk menjaga kedalaman alur kapal dan kolam

putar dari pendangkalan akibat sedimentasi dan pembuangan ke lokasi dumping area

seperti berikut ini:

(i) Volume Pengerukan

Pengerukan di dalam kegiatan pemeliharaan alur pelayaran dilakukan untuk menjaga

kedalaman alur kapal (Ship Channel) dan kolam putar (turning Basin) aman untuk

operasional kapal. Kedalaman laut di area alur kapal dan kolam putar di jaga untuk

nilai lebih dalam dari -14 meter. Volume materal pengerukan akan lebih rendah

dibandingkan pada saat kontruksi.

Page 72: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 34

(ii) Lokasi dumping area

Setelah pelaksanaan dredging, selang beberapa lama akan dilakukan survey

sedimentasi untuk mempertahankan kedalaman alur 14 m, dengan

mempertimbangkan kesesuaian lokasi, volume material dredging, serta arahan dari

institusi terkait.

6) Rencana Tanggap Darurat (RTD) atau Emergency Response Plans (ERP).

Rencana tanggap darurat telah tertuang dan dijelaskan dalam dokumen Hazard and

Operatibility (HAZOP) LNG Receiving Terminal Project, ESHIA Report and IFC

Guidelines. Pedoman ini mencakup informasi yang berkaitan dengan penerimaan LNG,

regasifikasi dan kegiatan utama terminal termasuk di antaranya terminal jetty untuk

LNG, jetty dan fasilitas umum (misalnya daerah pesisir terminal, pemuatan /

pembongkaran terminal), panduan tambahan lainnya dapat diperloleh. Permasalahan

lingkungan potensial yang dipertimbangkan sebagai bagian dari rencana assessment dan

pengelolaan komprehensif dalam SOP ini di antaranya Ancaman Terhadap Lingkungan

Perairan dan Tepi Laut, Manajemen Limbah B3, Air Limbah, Emisi Udara, Manajemen

Limbah, Kebisingan, dan Transportasi LNG (terlampir).Rencana tanggap darurat akan

selalu dikoordinasikan dengan Tim Tanggap Darurat Serang - Cilegon.

7) Pengendalian/deteksi kemungkinan kebocoran gas dan lainnya

Karena adopsi struktur yang terpercaya seperti koneksi pengelasan, high-sealed flange,

jumlah kebocoran gas dari fasilitas ini sangat sedikit. Selain itu, jika kebocoran gas terjadi,

detektor gas sekitar titik kebocoran bekerja, katup darurat tertutup (yaitu, memblokir

pileline gas) untuk membatasi volume kebocoran. Detektor api akan dipasang di beberapa

titik termasuk di: Jetty, daerah LNG debit, asupan pompa LNG, daerah tempat tinggal

Compressor BOG, daerah BOG hisap Drum, sekitar recondenser BOG, daerah HP Pump,

sekitar ORV, daerah metering gas, dan stasiun metering gas. Selain detektor api, beberapa

jenis pemadam kebakaran dan detektor gas akan dipasang.

a. Pembuang dengan Flared

Sebagian gas dibuaang dan dibakar di venstack menjadi gas mudah terbakar seperti CO2,

H2O, N2, O2. bahan bakar gas dari mesin generator gas dibakar dekat mesin dan dibuang

keluar. titik vent dirancang dengan ketinggian ketinggian mempertimbangkan seperti di

bawah ini.

Page 73: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 35

Mencegah dari panas dengan kriteria internasional

Polutan seperti NO2, SO2 menurun dan memenuhi bakumutu.

Dari pembakaran gas alam, Volume tertentu polutan seperti NO2, SO2 akan muncul. Gas-

gas ini secara teratur diperiksa sehingga konsentrasi tersebut kurang dari nilai ambang

batas yang diperbolehkan.

b. Pembuangan Non-flared

Gas yang dihasilkan dari dari fasilitas kualitas analyzer Sangat sedikit, membersihkan gas

dari akumulator diperkenalkan untuk melampiaskan pipa dekat satu sama fasilitas dan

langsung dibuang keluar. Ini (regasified) gas alam suhu lingkungan dan mudah mengalir

ke atas dan menyebar dengan udara sekitarnya. Volume maksimum gas diperkirakan

sementara sekitar 20 m3 / h per setiap fasilitas paling banyak.

Ketinggian dirancang dari titik-titik lubang yang ditentukan mempertimbangkan sehingga

jarak aman dari setiap sumber dinyalakan harus disimpan. Oleh karena itu pada batas

lokasi, bahkan jika campuran gas udara dan knalpot mengalir / menyebar ke titik aktivitas

ignitable, tidak ada pembakaran terjadi.

c. Pembuangan Gas Engine Generator

Untuk sumber tenaga utama terminal, tiga generator mesin gas dipasang. sumber bahan

bakar mereka pada dasarnya adalah gas alam, tetapi kasus yang luar biasa di bawah,

minyak diesel.

Setelah selesai mekanik sampai sumber gas alam akan dipasok (sekitar 1 bulan)

Secara teratur test (tentatif, bulanan @ 0,5 jam, konsumsi @ 350 l / bulan)

Dalam keadaan darurat (sangat jarang).

Di sisi lain, salah satu api pompa pemadam dipasang dan mesin yang menggunakan

minyak diesel sebagai sumber bahan bakar, namun, fasilitas ini digunakan hanya untuk

darurat dan menguji secara teratur.

Page 74: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 36

1.1.5.4. Tahap Pasca Operasi

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pasca operasi meliputi

1) Pengadaan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan di tahap pasca operasi

akan diinformasikan sebelum tahap pasca operasi dimulai

2) Mobilisasi dan demobilisai Alat dan material

3) Pembongkaran bangunan dan fasilitas penunjangnya termasuk pengalihan kepemilikan

kegiatan ataupun pembongkarannya sesuai dengan peraturan - peraturan yang

ditetapkan oleh instansi berwenang yang berlaku saat itu.

4) Pembongkaran Dermaga.

1.1.6. Pengelolaan Lingkungan Yang Telah Direncanakan

Berdasarkan perkiraan kegiatan yang telah diprediksi menimbulkan dampak maka pihak

PT. NGS telah menyiapkan cara penanganan dampak yang akan ditimbulkan dengan

penerapan Standard Operational Procedure (SOP) dan pengelolaan lainnya, diantaranya:

1) Pengelolaan Kualitas Udara

a) Melakukan pengangkutan tanah urug dengan menggunakan bak tertutup

b) Melakukan penjadwalan pengangkutan alat dan material konstruksi diluar jam

sibuk

c) Menggunakan bahan bakar gas pada power generator sehingga emisinya dibawah

baku mutu

d) Pada operasi normal sangat sedikit pembuangan gas ke flare dan hanya kondisi

keadaan darurat atau abnormal ada pembuangan gas ke flare untuk tindakan

keselamatan.

2) Pengelolaan Kualitas Air

a) Pada unit Regasifikasi,air laut akan digunakan sebagai media pemanas sesuai

kapasitas design dibutuhkan yaitu sekitar 6000 Ton/jam per unit ORV. Untuk

menjaga agar pipa tetap bersih dari kerak-kerak pada bagian dalam pipa maka

digunakan metoda penyaringan .

b) Selama tahap konstruksi limbah cair domestik akan ditampung menggunakan septic

tank, sedangkan pada tahap operasional menggunakan sanitary sewage treatment

system.

Page 75: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 37

3) Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah B3

Kegiatan pengoperasian LNG Receiving Terminal Bojonegara diperkirakan menghasilkan

limbah domestik dalam bentuk padat dan cair. Limbah cair domestik yang dihasilkan dari

aktifitas pekerja kantor dikelola dengan sanitary sewage treatment system pada saat

operasi. Penanganan timbunan padat/sampah domestik dilakukan dengan menggunakan

bin sampah dengan pemilahan, kemudian ditampung pada Tempat Penampungan Sampah

Sementara (TPS). Sampah yang dapat dimanfaatkan akan dikelola oleh pihak ketiga.

Selanjutnya sisa sampah diangkut dengan truk ke TPA yang berkoordinasi dengan dinas

terkait dari Pemda. Penanganan limbah domestik dikoordinasikan secara regular dengan

dinas kebersihan terkait mulai dari pengangkutan ke TPS sampai TPA.

Pada dasarnya, kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara tidak banyak menghasilkan

limbah B3. Beberapa aktifitas dan perawatan mesin dapat menghasilkan limbah B3,

diantaranya adalah pelumas/oli bekas dari workshop dan pemeliharaan peralatan (genset).

Penanganan limbah B3 akan dikemas berdasarkan peraturan tentang limbah B3. Limbah

B3 tersebut akan disimpan sementara di TPS yang selanjutnya akan diserahkan ke pihak

ke tiga yang telah mempunyai izin dari KLHK. Penanganan limbah B3 secara lebih detail

dijelaskan dalam lampiran ―Environmental, Health & Safety Guidelines for The Terminal”.

Penanganan limbah B3 akan mengacu pada Peraturan pemerintah No.101 tahun 2014.

Dokumen ―Environmental, Health & Safety Guidelines for The Terminal” juga merupakan

Standard Operational Procedure (SOP) dalam mengelola dampak dari kegiatan LNG.

Pedoman ini mencakup informasi yang berkaitan dengan pengangkutan transportasi laut,

regasifikasi dan kegiatan puncak terminal. Untuk terminal termasuk di antaranya terminal

jetty, jetty dan fasilitas umum antai (misalnya daerah pesisir terminal, pemuatan /

pembongkaran terminal), panduan tambahan lainnya dapat diperloleh pada pedoman EHS

IFC untuk pelabuhan, terminal dan jetty. Permasalahan lingkungan potensial yang

dipertimbangkan sebagai bagian dari rencana assessment dan pengelolaan komprehensif

dalam SOP ini di antaranya Ancaman Terhadap Lingkungan Perairan dan Tepi Laut,

Manajemen Limbah B3, Air Limbah, Emisi Udara, Manajemen Limbah, Kebisingan, dan

Transportasi LNG. Pengelolaan limbah padat dan limbah B3 diantaranya adalah:

a) Mengelola Limbah Padat non B3 dan dikirim ke tempat pembuangan limbah padat

non B3 dari hasil kegiatan perkantoran dan konstruksi

Page 76: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 38

b) Mengelola Limbah B3 dari hasil kegiatan konstruksi dengan cara membangun

gudang penyimpanan sementara limbah B3 dan mengirim limbah B3 ke perusahaan

limbah B3.

c) Mengelola Limbah Padat non B3 dan dikirim ke tempat pembuangan limbah padat

non B3 hasil kegiatan perkantoran dan operasi

d) Mengelola Limbah B3 digudang penyimpanan sementara dan dikirim ke Pihak

ketiga yang telah mempunyai izin dari Kementerian lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

4) Pengelolaan Kesempatan Kerja, Perekonomian Lokal dan Persepsi Masyarakat

a) Mensosialisasikan dan mengkoordinasikan penerimaan tenaga kerja dengan dinas

tenaga kerja setempat

b) Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga kerja sesuai dengan

kualifikasi yang dibutuhkan

c) Mengutamakan kelompok usaha masyarakat sekitar untuk menjadi rekanan sesuai

kualifikasi dan persyaratan yang diperlukan

5) Pengelolaan Transportasi

a) Darat:

i) Mengatur atau penjadwalan pengangkutan material konstruksi

ii) Menyiagakan petugas pengatur lalulintas

b) Laut

Mengatur atau penjadwalan pengangkutan material konstruksi

Pengelolaan transportasi dalam lalu lintas EIA (ANDAL).

6) Penanganan Kebakaran dan Kegempaan

Penanganan kebakaran merupakan bagian dari rencana emegrgecy response yang mengacu

pada standar lokal, nasional, dan internasional. Fasilitas gedung dan lainya telah di buat

dengan antisipasi penanganan kegempaan mengacu kepada ASCE 7-10.

Page 77: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 39

1.1.7. Alternatif yang akan Dikaji dalam AMDAL

Kegiatan yang akan dilakukan oleh PT. NGS akan menempati lokasi yang telah memiliki Ijin

dan telah sesuai dengan kajian teknis dan ekonomis, sehingga tidak ada alternative rencana

kegiatan.

1.1.8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 1.8. Jadwal Waktu Kegiatan

Kegiatan

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019

Triwulan Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Persiapan, Desain,

Teknis,

Pekerjaan Sipil

Pekerjaan Tangki

Pekerjaan Fasilitas

Lain

Pekerjaan Jetty,

Alur Kapal

Commissioning

Sumber : PT. NGS, 2015

1.2. Ringkasan Dampak Penting yang Dikaji/Ditelaah

Dampak penting yang akan dikaji dan ditelaah dalam dokumen ini adalah dampak-dampak

penting hipotetik yang telah diidentifikasi dan dievaluasi sesuai proses pelingkupan dan

dampak dari rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan yang terdapat dalam

Dokumen Kerangka Acuan (KA) ANDAL yang telah disepakati.

Sesuai proses pelingkupan yang telah dilakukan, metode penentuan dampak-dampak

penting hipotetik (DPH) dilakukan dengan menggunakan Metode Matrik Identifikasi serta

Bagan Alir seperti disajikan pada Tabel 1.10 serta Gambar 1.20.

Page 78: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 40

Tabel 1.9. Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang akan Dikaji/Ditelaah

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

I TAHAP KONSTRUKSI

1 Pengadaan Tenaga Kerja Memprioritaskan tenaga

kerja lokal setempat sesuai

dengan kualifikasi dan

kebutuhan

Mata Pencaharian Terbukanya

kesempatan kerja

dan berusaha

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Memprioritaskan tenaga

kerja lokal setempat sesuai

dengan kualifikasi dan

kebutuhan

Sikap dan persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Memprioritaskan tenaga

kerja lokal setempat sesuai

dengan kualifikasi dan

kebutuhan

Konflik sosial Terjadinya konflik

sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

2. Mobilisasi Alat Berat dan

Material Konstruksi

Kualitas Udara Penurunan kualitas

udara

Akses masuk lokasi

kegiatan yang dekat

dengan permukiman

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Kebisingan Peningkatan

kebisingan

Akses masuk lokasi

kegiatan yang dekat

dengan permukiman

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Page 79: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 41

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Lalu Lintas Terganggunya

Kelancaran Lalu

Lintas darat

Jalan raya

Bojonegara lokasi

akses masuk jalan

menuju lokasi

kegiatan dan teluk

banten disekitar

lokasi kegiatan

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

- Sikap dan persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana

dan Desa Pulo

Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

3. Penyiapan Lahan - Kualitas udara Penurunan kualitas

udara

Lokasi tapak proyek

serta permukiman

Desa Argawana

yang berbatasan

langsung dengan

lokasi kegiatan,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Page 80: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 42

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

- Kebisingan Peningkatan

kebisingan

Lokasi tapak proyek

serta permukiman

Desa Argawana

yang berbatasan

langsung dengan

lokasi kegiatan,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Hidrologi Peningkatan Air

Larian run off

Lokasi tapak proyek

LNG Receiving

Terminal dan sarana

penunjangnya

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

- Kualitas air Penurunan kualitas

air permukaan

Lokasi saluran

drainase menuju laut

dan perairan laut

disekitar tapak

proyek.

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

- Biota air Terganggunya biota

air

Lokasi saluran

drainase menuju laut

dan perairan laut

disekitar tapak

proyek.

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Melakukan sosialisasi

kepada masyarakat secara

transparan mengenai

rencana dan maksud

dilakukannya kegiatan

Sikap & persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Lokasi tapak proyek

serta permukiman

Desa Argawana

yang berbatasan

langsung dengan

lokasi kegiatan,

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Page 81: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 43

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

Melakukan sosialisasi

kepada masyarakat secara

transparan mengenai

rencana dan maksud

dilakukannya kegiatan

Konflik Sosial Timbulnya Konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Kesehatan lingkungan Gangguan kesehatan

lingkungan

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Morbiditas Peningkatan

Morbiditas

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

4. Pembangunan Fasilitas Utama

dan Sarana Penunjang

- Kualitas udara Penurunan kualitas

udara

Lokasi tapak proyek

serta permukiman

Desa Argawana

yang berbatasan

langsung dengan

lokasi kegiatan,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Page 82: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 44

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Serang, Provinsi

Banten

- Kebisingan Peningkatan

kebisingan

Lokasi tapak proyek

serta permukiman

Desa Argawana

yang berbatasan

langsung dengan

lokasi kegiatan,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Hidrologi Peningkatan Air

Larian

Lokasi tapak proyek

LNG Receiving

Terminal dan sarana

penunjangnya

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

- Kualitas air Penurunan kualitas

air permukaan

Lokasi saluran

drainase menuju laut

dan perairan laut

disekitar tapak

proyek.

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

- Biota air Terganggunya biota

air

Lokasi saluran

drainase menuju laut

dan perairan laut

disekitar tapak

proyek.

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Melakukan sosialisasi

kepada masyarakat secara

transparan mengenai

rencana dan maksud

Sikap & persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Page 83: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 45

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

dilakukannya kegiatan Serang, Provinsi

Banten

Melakukan sosialisasi

kepada masyarakat secara

transparan mengenai

rencana dan maksud

dilakukannya kegiatan

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Kesehatan lingkungan Gangguan kesehatan

lingkungan

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Morbiditas Peningkatan

Morbiditas

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

5. Pengerukan dan Pembuangan

Hasil Kerukan (dumping)

Kualitas Air Penurunan kualitas

air Laut

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Hidrooceanografi Perubahan Arus Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

Page 84: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 46

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Hidrooceanografi Perubahan

Gelombang

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Hidrooceanografi Terjadinya Abrasi Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Hidrooceanografi Peningkatan

Sedimentasi

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Page 85: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 47

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Lalu Lintas Terganggunya

Kelancaran Lalu

Lintas laut

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Biota air Terganggunya biota

air

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Mata Pencaharian Terganggunya Mata

Pencaharian

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan

Pendapatan

Masyarakat

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Page 86: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 48

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Banten

Sikap & persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

6. Pembangunan Dermaga (Jetty) Kualitas Air Penurunan kualitas

air Laut

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Hidrooceanografi Perubahan Arus Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Hidrooceanografi Perubahan Perairan Teluk 3 tahun, kegiatan

Page 87: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 49

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Gelombang Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Hidrooceanografi Terjadinya Abrasi Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Hidrooceanografi Peningkatan

Sedimentasi

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Lalu Lintas Terganggunya

Kelancaran Lalu

Lintas laut

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Page 88: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 50

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

- Biota air Terganggunya biota

air

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Mata Pencaharian Terganggunya Mata

Pencaharian

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan

Pendapatan

Masyarakat

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Sikap & persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Page 89: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 51

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

7. Pelepasan Tenaga Kerja

Konstruksi

Mata Pencaharian Hilangnya Mata

Pencaharian

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Sikap dan Persepsi

Masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

3 tahun, kegiatan

konstruksi akan

dilakukan dalam

waktu tiga tahun

II. TAHAP OPERASI

1. Pengadaan Tenaga Kerja

Operasi

Memprioritaskan tenaga

kerja lokal setempat sesuai

dengan kualifikasi dan

Mata Pencaharian Terbukanya

kesempatan kerja

dan berusaha

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

Page 90: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 52

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

kebutuhan Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

Memprioritaskan tenaga

kerja lokal setempat sesuai

dengan kualifikasi dan

kebutuhan

Sikap dan persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

Page 91: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 53

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

Memprioritaskan tenaga

kerja lokal setempat sesuai

dengan kualifikasi dan

kebutuhan

Konflik sosial Terjadinya konflik

sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

Page 92: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 54

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

2. Proses Ragasifikasi Kualitas Udara Penurunan Kualitas

Udara

Lokasi proyek 1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

Kebisingan Peningkatan

Kebisingan

Lokasi tapak proyek

serta permukiman

Desa Argawana

yang berbatasan

langsung dengan

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

Page 93: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 55

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

lokasi kegiatan,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

Kualitas Air Penurunan Kualitas

Air

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

Lalu Lintas Terganggunya

Kelancaran Lalu

Lintas laut

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

Page 94: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 56

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun.

Biota Air Gangguan Biota Air Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

Page 95: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 57

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun.

Mata Pencaharian Terganggunya Mata

Pencaharian

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

Page 96: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 58

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan

Pendapatan

Masyarakat

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

Page 97: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 59

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

dalam jangka

waktu 1 tahun

Sikap & persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

Page 98: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 60

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

3. Pengoperasian Dermaga Kualitas Air Penurunan Kualitas

Air

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

Page 99: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 61

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

Lalu Lintas Terganggunya

Kelancaran Lalu

Lintas laut

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

Biota Air Gangguan Biota Air Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

Page 100: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 62

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

waktu dan biaya.

Mata Pencaharian Terganggunya Mata

Pencaharian

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan

Pendapatan

Masyarakat

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

Page 101: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 63

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

Sikap & persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di sekitar

lokasi proyek sulit

untuk

diprediksikan

Page 102: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 64

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan dalam

jangka waktu 1

tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

Page 103: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 65

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

4. Pemeliharaan Fasilitas

Terminal LNG dan Dermaga

Kualitas Udara Penurunan Kualitas

Uadara

Desa Argawana,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan

Page 104: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 66

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Kualitas Air Penurunan Kualitas

Air

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun.

Biota Air Gangguan Biota Air Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

Page 105: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 67

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun.

Sikap & persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

Page 106: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 68

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

Page 107: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 69

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

4. Pemeliharaan Alur Pelayaran Kualitas Air Penurunan Kualitas

Air

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

Page 108: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 70

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun.

Hidrooceanografi Perubahan Arus Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

Page 109: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 71

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

waktu 1 tahun.

Hidrooceanografi Perubahan

Gelombang

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun.

Hidrooceanografi Terjadinya Abrasi Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

Page 110: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 72

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun.

Hidrooceanografi Peningkatan

Sedimentasi

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

Page 111: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 73

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun.

Lalu Lintas Terganggunya

Kelancaran Lalu

Lintas laut

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

Page 112: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 74

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun.

Biota Air Gangguan Biota Air Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

Page 113: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 75

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun.

Mata Pencaharian Terganggunya Mata

Pencaharian

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

Page 114: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 76

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

dalam jangka

waktu 1 tahun

Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan

Pendapatan

Masyarakat

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

Sikap & persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

Page 115: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 77

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

masyarakat Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kajian

kegiatan operasi

akan dilakukan

dalam waktu satu

tahun

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

Page 116: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 78

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

III TAHAP PASCA OPERASI

1. Pelepasan Tenaga Kerja

Operasi

Sikap dan Persepsi

Masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun.

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

Page 117: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 79

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

waktu dan biaya

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun.

.

- Kegiatan di

sekitar lokasi

proyek sulit untuk

diprediksikan

perubahannya

- Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

- Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan

Page 118: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 80

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

yang diberikan,

maka dampak

kegiatan terhadap

komponen sosial,

ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan

dalam jangka

waktu 1 tahun

2. Mobilisasi dan Demobilisasi

Alat Berat dan Material

Kebisingan Peningkatan

kebisingan

Akses masuk lokasi

kegiatan yang dekat

dengan permukiman

1 tahun, kegiatan

Pasca operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Lalu Lintas Terganggunya

Kelancaran Lalu

Lintas darat

Jalan raya

Bojonegara lokasi

akses masuk jalan

menuju lokasi

kegiatan dan teluk

banten disekitar

lokasi kegiatan

1 tahun, kegiatan

Pasca operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

- Sikap dan persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

1 tahun, kegiatan

Pasca operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Page 119: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 81

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Banten

3. Pembongkaran Fasilitas Utama

dan Penunjang

Kualitas udara Penurunan kualitas

udara

Lokasi tapak proyek

serta permukiman

Desa Argawana

yang berbatasan

langsung dengan

lokasi kegiatan,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Kebisingan Peningkatan

kebisingan

Lokasi tapak proyek

serta permukiman

Desa Argawana

yang berbatasan

langsung dengan

lokasi kegiatan,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Kualitas air Penurunan kualitas

air permukaan

Lokasi saluran

drainase menuju laut

dan perairan laut

disekitar tapak

proyek.

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Biota air Terganggunya biota

air

Lokasi saluran

drainase menuju laut

dan perairan laut

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

Page 120: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 82

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

disekitar tapak

proyek.

waktu satu tahun

Sikap & persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Kesehatan lingkungan Gangguan kesehatan

lingkungan

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Morbiditas Peningkatan

Morbiditas

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

4. Pembongkaran Dermaga

(Jetty)

Kualitas Air Penurunan kualitas

air Laut

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Page 121: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 83

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

Hidrooceanografi Peningkatan

Sedimentasi

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Lalu Lintas Terganggunya

Kelancaran Lalu

Lintas darat dan laut

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Biota air Terganggunya biota

air

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Mata Pencaharian Terganggunya Mata

Pencaharian

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

Page 122: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 84

No

Komponen Kegiatan yang

Berpotensi Menimbulkan

Dampak

Pengelolaan Lingkungan

yang Sudah

Direncanakan

Komponen Lingkungan

Terkena Dampak

Dampak Penting

Hipotetik Wilayah Studi

Batas Waktu

Kajian

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan

Pendapatan

Masyarakat

Perairan Teluk

Banten pesisir Desa

Argawana dan Desa

Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Sikap & persepsi

masyarakat

Timbulnya sikap dan

persepsi negatif

masyarakat

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Konflik Sosial Terjadinya konflik

Sosial

Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang,

Kecamatan Pulo

Ampel Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

1 tahun, kegiatan

Pasca Operasi akan

dilakukan dalam

waktu satu tahun

Page 123: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 85

Tabel 1.10. Hasil Evaluasi Dampak Potensial

PRAKONS

TRUKSI KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI

JENIS KEGIATAN

KOMPONEN

LINGKUNGAN

Ko

rdin

asi

dan

Per

izin

an

Pem

beb

asan

Lah

an

Pen

gad

aan

Ten

aga

Ker

ja

Mob

ilis

asi

dan

D

emo

bil

isas

i A

lat

ber

at d

an M

ater

ial

Ko

nst

ruk

si

Per

siap

an L

ahan

Pem

ban

gu

nan

F

asil

itas

U

tam

a

dan

Sar

ana

Pen

un

jang

D

arat

Pen

ger

uk

an

dan

P

emb

uan

gan

H

asil

Ker

uk

an (

du

mpin

g)

Pem

ban

gun

an D

erm

aga

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Pen

gad

aan

Ten

aga

Ker

ja

Pro

ses

Reg

asif

ikas

i

Pen

gop

eras

ian

Der

mag

a

Pem

elih

araa

n F

asil

itas

Ter

min

al L

NG

dan

Der

mag

a

Pem

elih

araa

n A

lau

r P

elay

aran

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Op

eras

i

Mob

ilis

asi

dan

D

emo

bil

isas

i A

lat

ber

at d

an M

ater

ial

Pem

bo

ng

kar

an

Fas

ilit

as

Uta

ma

dan

Sar

ana

Pen

un

jang

Pem

bo

ng

kar

an D

erm

aga

(Jet

ty)

1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

A. FISIK-KIMA

1. Kualitas Udara DTPH DPH DPH DPH DTPH DTPH DTPH DPH

2. Kebisingan DPH DPH DPH DPH DTPH DPH DPH

3. Air Larian run off DPH DPH DTPH

4. Kualitas Air

DTPH DPH DPH DPH DPH DTPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH

5. Hidrooceanografi

a. Arus DPH DPH

DPH DTPH

b. Gelombang DPH DPH DPH DTPH

c. Abrasi DPH DPH DPH DTPH

d. Sedimentasi DPH DPH DPH DPH

6. Ruang dan Lahan DTPH DTPH

7. Transportasi

a. Lalu lintas laut DTPH DPH DPH DPH DPH DPH

DPH

b. Lalulintas Darat DPH DPH

B. BIOLOGI

8. Biota Air DTPH DPH DPH DPH DPH DTPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH

C. SOSIAL EKONOMI

BUDAYA

9. Mata Pencaharian DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DTPH DPH

10. Pendapatan Masyarakat DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH

Page 124: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN PT. NGS

I - 86

PRAKONS

TRUKSI KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI

JENIS KEGIATAN

KOMPONEN

LINGKUNGAN

Ko

rdin

asi

dan

Per

izin

an

Pem

beb

asan

Lah

an

Pen

gad

aan

Ten

aga

Ker

ja

Mob

ilis

asi

dan

D

emo

bil

isas

i A

lat

ber

at d

an M

ater

ial

Ko

nst

ruk

si

Per

siap

an L

ahan

Pem

ban

gu

nan

F

asil

itas

U

tam

a

dan

Sar

ana

Pen

un

jang

D

arat

Pen

ger

uk

an

dan

P

emb

uan

gan

H

asil

Ker

uk

an (

du

mpin

g)

Pem

ban

gun

an D

erm

aga

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Pen

gad

aan

Ten

aga

Ker

ja

Pro

ses

Reg

asif

ikas

i

Pen

gop

eras

ian

Der

mag

a

Pem

elih

araa

n F

asil

itas

Ter

min

al L

NG

dan

Der

mag

a

Pem

elih

araa

n A

lau

r P

elay

aran

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Op

eras

i

Mob

ilis

asi

dan

D

emo

bil

isas

i A

lat

ber

at d

an M

ater

ial

Pem

bo

ng

kar

an

Fas

ilit

as

Uta

ma

dan

Sar

ana

Pen

un

jang

Pem

bo

ng

kar

an D

erm

aga

(Jet

ty)

1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

11. Sikap dan Persepsi

Masyarakat DTPH DTPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH

12. konflik Sosial DTPH DTPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH

D. KESEHATAN

MASYARAKAT

13. Kesehatan Lingkungan DTPH DPH DPH

DPH

14. Angka Kesakitan DTPH DPH DPH

DPH

Keterangan :

DPH: Dampak Penting Hipotetik DTPH : Dampak Tidak Penting Hipotetik

Page 125: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 87

DAMPAK POTENSIAL

I. Tahap Pra Konstruksi

1. Perubahan sikap & persepsi masyarakat

2. Timbulnya potensi konflik sosial

II. Tahap Konstruksi

1. Penurunan kualitas udara

2. Peningkatan kebisingan

3. Peningkatan Air Larian run off

4. Penurunan kualitas air

5. Perubahan Arus

6. Perubahan Gelombang

7. Abrasi

8. Sedimentasi

9. Perubahan fungsi lahan

10. Terganggunya lalu lintas Laut

11. Terganggunya lalu lintas Darat

12. Terganggunya biota air

13. Perubahan mata pencaharian masyarakat

14. Perubahan pendapatan masyarakat

15. Perubahan sikap & persepsi masyarakat

16. Timbulnya potensi konflik sosial

17. Peningkatan morbiditas

18. Terganggunya kesehatan lingkungan

III. Tahap Operasi

1. Penurunan kualitas udara

2. Peningkatan kebisingan

3. Penurunan kualitas air

4. Perubahan Arus

5. Perubahan Gelombang

6. Abrasi

7. Sedimentasi

8. Terganggunya lalu Lintas Laut

9. Terganggunya biota air

10. Mata Pencaharian

11. Penurunan Pendapatan masyarakat

12. Perubahan sikap & persepsi masyarakat

13. Timbulnya potensi konflik sosial

IV. Tahap Pasca Operasi

1. Penurunan kualitas udara

2. Peningkatan kebisingan

3. Peningkatan Air Larian run off

4. Penurunan kualitas air

5. Perubahan Arus

6. Perubahan Gelombang

7. Abrasi

8. Sedimentasi

9. Perubahan fungsi lahan

10. Terganggunya lalu lintas Laut

11. Terganggunya lalu lintas Darat

12. Terganggunya biota air

13. Mata Pencaharian

14. Penurunan pendapatan masyarakat

15. Perubahan sikap & persepsi masyarakat

16. Timbulnya potensi konflik sosial

Identifikasi

Dampak Potensial

Evaluasi

Dampak Potensial

Metode Matrik &

Saran masukan

Metode Bagan Alir & Masukkan Sosialisasi

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

I. Tahap Konstruksi

1. Penurunan kualitas udara

2. Peningkatan kebisingan

3. Peningkatan Air larian

4. Penurunan kualitas air

5. Perubahan Arus

6. Perubahan Gelombang

7. Abrasi

8. Sedimentasi

9. Terganggunya lalu lintas Laut

10. Terganggunya lalu lintas Darat

11. Terganggunya biota air

12. Mata Pencaharian Masyarakat

13. Penurunan Pendapatan Masyarakat

14. Perubahan sikap & persepsi masyarakat

15. Timbulnya potensi konflik sosial

16. Peningkatan morbiditas

17. Terganggunya kesehatan lingkungan

II. Tahap Operasi

1. Penurunan kualitas udara

2. Peningkatan kebisingan

3. Penurunan kualitas air

4. Perubahan Arus

5. Perubahan Gelombang

6. Abrasi

7. Sedimentasi

8. Terganggunya lalu Lintas Laut

9. Terganggunya biota air

10. Mata Pencaharian

11. Penurunan Pendapatan masyarakat

12. Perubahan sikap & persepsi masyarakat

13. Timbulnya potensi konflik sosial

IV. Tahap Pasca Operasi

1. Penurunan Kualitas Udara

2. Peningkatan Kebisingan

3. Penurunan Kualitas Air

4. Sedimentasi

5. Terganggunya lalu lintas laut

6. Terganggunya lalu lintas Darat

7. Terganggunya biota air

8. Mata Pencaharian

9. Penurunan Pendapatan Masyarakat

10. Perubahan sikap & persepsi masyarakat

11. Timbulnya potensi konflik sosial

Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak:

I. Tahap Pra Konstruksi

1. Kordinasi dan Perizinan

2. Pengadaan lahan

II. Tahap Konstruksi

1. Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja

2. Mobilisasi & Demobilisasi alat berat & material konstruksi

3. Penyiapan Lahan

4. Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang

5. Pengerukan

6. Pembangunan Dermaga

7. Pelepasan tenaga kerja Konstruksi

III. Tahap Operasi

1. Pengadaan Tenaga Kerja Operasi

2. Proses Regasifikasi

3. Pengoperasian Dermaga

4. Pemeliharaan Fasilitas Terminal LNG dan Dermaga

5. Pemeliharaan Alur Pelayaran

IV. Tahap Pasca Operasi

1. Pelepasan Tenaga kerja Operasi

2. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material

3. Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana penunjang

4. Pembongkaran Dermaga (Jetty)

Komponen lingkungan yang potensial terkena dampak:

I. Fisik-Kimia

1. Kualitas udara

2. Kebisingan

3. Kualitas air

4. Hidrologi

5. Hidrooceanografi

6. Ruang dan Lahan

7. Lalu lintas Laut & darat

II. Biologi

8. Biota air

III. Sosial Ekonomi Budaya

9. Mata pencaharian

10. Pendapatan masyarakat

11. Sikap & persepsi masyarakat

12. Konflik sosial

IV. Kesehatan Masyarakat

13. Morbiditas

14 .Kesehatan Lingkungan

Kegiatan lain disekitar

Saran, Masukan & Pendapat Masyarakat

Gambar 1.13. Bagan Alir Proses Pelingkupan

Page 126: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 88

1.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

1.3.1. Batas Wilayah Studi

Batas wilayah studi ditentukan berdasarkan resultan dari batas proyek, batas ekologis, batas

sosial, dan batas administratif dengan memperhatikan batasan teknik.

1.3.1.1 Batas Proyek

Batas proyek atau batas tapak kegiatan merupakan daerah secara langsung menjadi lokasi

kegiatan Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara, yaitu lokasi di laut

dermaga sepanjang 1.1 km dan di darat seluas 30 ha.

1.3.1.2 Batas Ekologis

Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari Kegiatan LNG Receiving Terminal

Bojonegara menurut media transportasi cemaran melalui air dan udara, dimana proses

alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diprakirakan akan mengalami perubahan

mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang secara

ekologis memberi dampak terhadap aktivitas tersebut.

1) Sebaran pencemar melalui media air, sehingga mengganggu biota air.

2) Sebaran partikulat dan emisi gas buang melalui media udara sehingga akan sampai ke

permukiman yang berbatasan dengan lokasi kegiatan.

1.3.1.3 Batas Sosial

Batas sosial ditentukan berdasarkan atas kemungkinan komunitas sosial terkena dampak

dari rencana kegiatan dan wilayah dimana manfaat dan kepentingan sosial, ekonomi dan

budaya mengalami perubahan. Batas sosial ini meliputi permukiman yang berada di daerah

sebaran dampak yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan, baik langsung maupun

tidak langsung, yaitu meliputi komunitas masyarakat yang berada di Desa Argawana dan

Desa Pulo Panjang, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, provinsi Banten.

1.3.1.4 Batas Administratif

Batas administratif ditentukan atas dasar batas administrasi pemerintahan yang dipengaruhi

langsung oleh rencana kegiatan, yaitu meliputi Desa Argawana, Kecamatan Pulo Ampel,

Kabupaten Serang, provinsi Banten.

Page 127: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB I PENDAHULUAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 89

1.3.2. Batas Waktu Kajian

Batas waktu kajian ANDAL rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara

ditentukan berdasarkan jenis kegiatan pada saat konstruksi dan operasi. Penentuan batas

waktu kajian didasarkan atas pertimbangan:

1) Kondisi rona lingkungan tidak berubah signifikan dalam tempo yang singkat, yaitu

apabila perkembangan wilayah dan aktivitas seperti saat ini.

2) Kebijakan pemerintah tidak berubah dalam aspek lingkungan.

3) Kegiatan yang dilakukan oleh PT. NGS.

Tabel 1.11. Batas Waktu Kajian untuk Masing-masing Dampak Penting Hipotetik

Komponen Lingkungan Dampak Penting Hipotetik

Batas

Waktu

Kajian

Alasan

I . Tahap Konstruksi

Kualitas Udara Penurunan Kualitas Udara dan 3 tahun

Kegiatan konstruksi akan

dilakukan dalam waktu

3tahun

Kebisingan Peningkatan Kebisingan 3 tahun

Hidrologi Peningkatan air larian 3 tahun

Kualitas Air Penurunan kualitas air laut 3 tahun

Hidrooceanografi a. Arus

b. Gelombang

c. Abrasi

d. Sedimentasi

3 tahun

Lalulintas a. Terganggunya Lau lintas

laut

b. Terganggunya Lau lintas

Darat

3 tahun

Biologi Terganggunya biota air 3 tahun

Sosial Ekonomi Budaya

a. Mata Pencaharian

b. Penurunan Pendapatan

c. Timbulnya persepsi

Masyarakat

d. Terjadinya Konflik Sosial

3 tahun

Kesehatan Masyarakat a. Gangguan Kesehatan

Lingkungan

3 tahun

b. Peningkatan Morbiditas 3 tahun

II. Tahap Operasi

Kualitas Udara Penurunan Kualitas Udara dan 1tahun a. Komponen terutama

komponen fisik akan

diklarifikasi pada

awal tahap operasi,,

di mana tes maksimal

Kebisingan Peningkatan Kebisingan 1tahun

Penurunan Kualitas Air Penurunan kualitas air Laut 1tahun

Lalu lintas Terganggunya lalu lintas laut 1tahun

Page 128: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

I - 90

Komponen Lingkungan Dampak Penting Hipotetik

Batas

Waktu

Kajian

Alasan

Biologi Terganggunya biota air 1tahun akan dilakukan.

Selama tes ini,

dengan melakukan

survei pada kondisi

terburuk,

melanjutkan kondisi

yang dapat diprediksi

(yaitu, dianggap

sebagai lebih baik).

b. Kecuali untuk

komponen properti

fisik. Perubahan

aktivitas di sekitar

proyek sulit untuk

diprediksi..

c. Keterbatasan

metodologi, data,

waktu dan biaya.

d. Selama rencana

pengelolaan yang

dilakukan sesuai

dengan arahan yang

diberikan, maka

dampak kegiatan

terhadap komponen

sosial, ekonomi dan

budaya dapat

diselesaikan dalam

jangka waktu 1 tahun

Sosial ekonomi dan budaya a. Mata Pencaharian

b. Penurunan Pendapatan

c. Timbulnya persepsi

Masyarakat

d. Terjadinya Konflik Sosial

1tahun

III. Tahap Pasca Operasi

Kegiatan pasca operasi

akan dilakukan dalam

waktu 1 tahun

Kualitas Udara Penurunan Kualitas Udara dan 1 tahun

Kebisingan Peningkatan Kebisingan 1 tahun

Kualitas Air Penurunan kualitas air laut 1 tahun

Hidrooceanografi Sedimentasi 1 tahun

Lalulintas Terganggunya Lau lintas Darat 1 tahun

Biologi Terganggunya biota air 1 tahun

Sosial Ekonomi Budaya

a. Mata Pencaharian

b. Penurunan Pendapatan

c. Timbulnya persepsi

Masyarakat

d. Terjadinya Konflik Sosial

1 tahun

Page 129: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

Daerah Terumbu Karang

Mangroove

Rumput Laut

Bagan

I - 91

Gambar 1.14.:

Lokasi Kegiatan

Batas Wilayah

Dumping-Area

Batas Ekologis Air

Batas Wilayah Studi

Batas Sosial

Batas Ekologis Udara

TELUK BANTEN

Keterangan:

Jalur_LNGC

Jalan

Sungai

Desa

Dumping-Area

Wilayah_Pengerukan

Jetty

Permukiman

Hutan Lahan Kering

Perkebunan

Semak Belukar

Alang-alang

Sawah

106°30'0"E

106°30'0"E

106°0'0"E

106°0'0"E

105°30'0"E

105°30'0"E

105°0'0"E

105°0'0"E

6°0

'0"S

6°0

'0"S

6°3

0'0

"S

6°3

0'0

"S

7°0

'0"S

7°0

'0"S

Orientasi Peta:

. 1:60,000Skala:

1.5 0 1.50.75 Km

Coordinate System: GCS WGS 1984Datum: WGS 1984Units: Degree

- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-632 Cipocokjaya, Skala 1:25.000- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-641 Kragilan, Skala 1:25.000

Sumber:

PETA WILAYAH STUDI

ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL

BOJONEGARA

PT. NUSANTARA GAS SERVICES

BEJI

DUKUH

PECAK

CANDI

PERES

BLACU

RAGAS

WADAS

BARAK

KEPUH

SEMPU

KRAKAL

CIPEDE

BAKREI

JEMPIT

SITONG

PABEAN

CIBAGA

SALIRA

KENTIR

NYAMUK

BANJAR

CIAKAR

KIAMAR

JURANG

TALANG

CIKADU

KADONG

PABEAN

MASIGIT

G. GEDE

CIWARGA

G. IPIK

PENYAIR

BAKELORMERAPIT

PECINAN

MANGLID

CIKEBEL

MASIGIT

G. PEDA

P. KALI

G. KISK

CI KADU

KEBALEN

CIMAUNG

TANGGUL

CI BAKO

CIGISIK

TANJUNG

KEPATEN

SEMBOJA

BUKARAYA

G. JENGI

PAKUNCEN

MAMENGER

CI PETEY

RAMABARU

SUKADIRI

CINANGSI

G. PEUTE

PAKUNCEN

KEDURUNG

P. KUBUR

GRENYANGBUNTALANG. PEDES P. SEMUT

TG. KOPO

GONDARAN

CI KEBEL

GIRISAPA

ARGAWANA

UKIRSARI

G. SALAK

CIBUNTEL

PULOKALI

CI KOHOT

G. CUKUL

WADASARI

KERNADEN

SILODONG

CI RAGAS

CI MAUNG

KEDAWUNG

KOTABUMI

SUMURGEDE

PULOAMPEL

SUMURANJA

SOLOR LOR

SUMURWATU

KALIGANDU

P. SALIRA

MEKARSARI

MARGAGIRI

CI NANGKA

CI KUBANG

G. KEMBAR

TENGGULUN

PENGORENG

G. SANTRI

PANGRANGO

RAGASWATU

NURULIMAN

DARULIMAN

TG. PIATU

CIRANGGON

WANAKERTA

G. KUYANG

KERTASANA

G. KRUENG

CI NANGSI

TG. PUYUT

SUMURASEM

SUMURANJA

TENGKURAK

WATESTELU

P. TARAHAN

KEDUNGSOKA

G. KEDEPEL

G. TANJUNG

G. CIRAWAN

BOJONEGARA

KUBANGLELE

G. SERDANG

PASIRPUTIH

PLOSOAMPEL

KEDUNGSOKA

KALILANANG

SUMURWUNGU

P. KAMBING

RAGASAURAN

BANYUWANGI

PURWAKARTA

TG. AWURAN

KALI CANDI

PANYESEPAN

MANGUNREJA

BATULAWANG

CI RANGGON

KUBANGKEPUH

KUBANGLABAN

CI CARINGIN

PASARBUNDER

PULOPANJANGPENGARENGAN

KEDUNGINGAS

KARANGDALAM

G. GIRISAPA

TEGALBUNDER

KALI GEDONG

PANGARENGANJEMPITSAWAH

LANGON TIGA

NANGKABUBUR

CI GONDARAN

KARANGKEPUH

BUJANGBAROS

DUKUHMALANG

KAMPUNGPASAR

CIKUBANG DUA

G. PIATU DUA

KEJANGKUNGAN

GEMPOL KULON

LEUWEUNGSAWO

KARANGTENGAH

CIKEBEL ATAS

TANJUNGSAWAH

TANJUNGPUTIH

KUBANGLAMPIT

GEMPOL WETAN

CIORAGINGGANG

PULAU PANJANG

KALIKERANJANG

CIKEBEL BAWAH

SALIRA TENGAH

CIKUBANG LIMA

G. PIATU SATU

KEMBANGTANJUNG

SALIRAWARINGIN

SUMURANJA UTARA

KAMPUNGLUMALANG

SUMURANJA TENGAH

KALI KEDUNGINGAS

106°10'0"E

106°10'0"E

106°8'0"E

106°8'0"E

106°6'0"E

106°6'0"E

106°4'0"E

106°4'0"E

5°5

2'0

"S5°5

4'0

"S5°5

6'0

"S5°5

8'0

"S

Daerah Terumbu Karang

Mangroove

Rumput Laut

Bagan

5°5

2'0

"S5°5

4'0

"S5°5

6'0

"S5°5

8'0

"S

Page 130: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB IIDESKRIPSI RINCI

RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

Page 131: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 1

BAB II

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

Gambaran umum kondisi rona lingkungan hidup di wilayah studi didasarkan atas data

primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei,

yaitu dengan melakukan pengamatan, pengukuran lapangan, pengambilan contoh untuk

bahan analisis di laboratorium dan wawancara terstruktur. Pengambilan data primer

dilaksanakan dia khir Desember 2015 dan diawal januari 2016, sedangkan data sekunder

dikumpulkan melalui cara studi pustaka dari berbagai laporan hasil penelitian yang relevan

dengan studi ANDAL rencana kegiatan dan informasi dari instansi terkait. Berikut

diuraikan gambaran umum kondisi rona lingkungan hidup di lokasi tapak proyek dan

sekitarnya, yaitu:

2.1. Fisik Kimia

2.1.1. Iklim

Keadaan iklim di lokasi studi Kabupaten Serang akan digambarkan dengan keadaan

Kelembaban Relatif (RH), temperatur udara, angin dan keadaan curah hujan yang

diperoleh dari data sekunder hasil pencatatan yang dilakukan BMKG untuk wilayah serang

dalam periode 5 tahun (2010 - 2014). Stasiun pengamatan tersebut dianggap representatif

mewakili daerah lokasi kegiatan karena memiliki karakteristik area yang relatif sama dan

berjarak dekat secara klimatologi. Pengolahan dan penafsiran data sekunder tersebut akan

memberikan gambaran keadaan iklim secara umum.

1) Curah Hujan

Rata-rata curah hujan tahunan selama tahun 2010 – 2014 sebesar 136,49 mm/bulan. Curah

hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yakni 325 mm/bulan dan curah hujan terendah

terjadi pada bulan Agustus yakni 50,92 mm/bulan. Jumlah hari hujan rata-rata selama

tahun 2010-2014 yaitu 15,62 hari hujan/bulan, hari hujan tertinggi pada bulan Januari

sebesar 27 hari hujan/bulan dan pada bulan agustus terendah 6,8 hari hujan/bulan . Data

curah hujan bulanan tercantum pada tabel berikut.

Page 132: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 2

Tabel 2.1. Curah Hujan Stasiun Meteorologi Serang 2010 - 2014

Bulan

Tahun Rata-rata

2010 2011 2012 2013 2014

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

JAN 322 29 243 27 302 26 424 28 337 25 325,6 27

FEB 195 19 91 19 191 20 212 19 212,3 24 180,26 20,2

MAR 166 15 204 24 91 17 224 15 102,6 19 157,52 18

APR 72 13 107 16 184 17 104 19 71,9 15 107,78 16

MEI 113 14 85 17 98 14 261 20 113,1 18 134,02 16,6

JUN 167 18 38 10 36 8 60 14 64,7 16 73,14 13,2

JUL 208 14 79 10 16 2 244 25 232,6 13 155,92 12,8

AGST 123 18 0 1 0 3 122 7 9,6 5 50,92 6,8

SEPT 328 23 3 5 7 3 35 13 21,8 4 78,96 9,6

OKT 149 20 71 11 126 10 84 9 21 3 90,2 10,6

NOP 148 20 79 15 51 18 149 15 155 11 116,4 15,8

DES 109 23 112 14 95 23 381 22 138,9 22 167,18 20,8

Jumlah 1637,9 187,4

Rata-rata 136,49 15,62

Sumber: BMKG untuk Lokasi Serang, 2015 Keterangan : CH = Curah Hujan; HH = Hari Hujan

2) Temperatur Udara

Keadaan temperatur udara tahunan rata-rata (2010-2014) di Kota Serang berdasarkan data

(BMKG) untuk lokasi serang adalah 28,4 oC untuk temperatur maksimum dan 26,2

oC

untuk temperatur minimum, sedangkan temperatur rata-rata lokasi studi adalah 27,08 oC.

Tabel 2.2. Temperatur Serang Tahun 2010-2014

Bulan Tahun

Rata-rata 2010 2011 2012 2013 2014

JAN 26,9 26,5 27 26,8 26,1 26,66

FEB 27,3 26,7 26,9 27,1 26,3 26,86

MAR 27,2 26,5 27,4 27,4 27 27,1

APR 28 27 26,9 27,3 27,7 27,38

MEI 27,8 27,1 27,1 27,3 28 27,46

JUN 26,7 27 28,9 27 27,2 27,36

JUL 26,6 26,6 26,6 26,2 27 26,6

AGST 26,8 26,6 26,8 26,8 27,1 26,82

Page 133: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 3

Bulan Tahun

Rata-rata 2010 2011 2012 2013 2014

SEPT 26,2 27,2 27,8 27,1 27,3 27,12

OKT 26,6 27,3 27 27,3 28,4 27,32

NOP 26,9 27,2 27,2 27 27,6 27,18

DES 26,8 27,4 27,3 26,6 27,3 27,08

Jumlah 324,94

Rata-rata 27,08

Sumber: BMKG untuk Lokasi Serang, 2015

3) Kelembaban Udara

Gambaran keadaan kelembaban udara (RH) berdasarkan data BMKG, kelembaban udara

relatif (RH) tahunan rata-rata di Kota Serang adalah 82 %.

4) Keadaan Angin

Berdasarkan hasil pencatatan angin di Stasiun Meteorologi Serang Provinsi Banten periode

5 tahun, arah angin dominan tahunan angin bertiup dari Utara (48.7 %) kecepatan dominan

berkisar antara 0,51-1,03 m/s, kecepatan maksimum angin adalah 2,26 m/s bertiup dari

arah Barat.

2.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan

a. Kualitas Udara

Kualitas udara pada Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara yang

akan dilakukan di Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi

Banten perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting sebelum dilakukannya

kegiatan. Sampling dan beberapa parameter dilakukan pada Desember 2015 22-23,

sedangkan parameter lain dianalisis di laboratorium pada 28-31 Desember 2015.

Pengukuran dilakukan di beberapa tempat yang representatif, yaitu ditapak proyek jetty

(U1) dan akses masuk lokasi (U2). Pengukuran dilakukan untuk mengetahui nilai beberapa

parameter kualitas udara ambien, yaitu SO2, CO, NO2, dan TSP sebagai rona lingkungan di

wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas udara di wilayah studi ialah:

Page 134: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 4

Tabel 2.3. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien

Keterangan:

- Baku Mutu Kualitas Udara Ambien Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999

- Sampling dilakukan 24 jam

- Tanda < menunjukkan hasil dibawah limit deteksi.

- Tanda * belum masuk lingkup KAN.

1) SO2

Pencemaran SO2 dapat menimbulkan iritasi sistem pernafasan pada hewan dan manusia,

terutama apabila konsentrasi mencapai 5 ppm (13.087,93 µg/m3) atau lebih. Pada

tumbuhan, daun adalah bagian yang paling peka terhadap pencemaran SO2. Organ ini akan

mengalami kerusakan dan tumbuhan dapat mengalami kematian apabila sebagian besar

daunnya rusak atau mati. Hasil analisis untuk SO2 masih memenuhi baku mutu Kualitas

Udara Ambien Nasional Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999. Lokasi tertinggi berada

di tapak proyek, yaitu sebesar 2,98 µg/Nm3 dan masih jauh di bawah baku mutu (365

µg/Nm3). Tingginya SO2 di suatu lokasi bersumber dari kendaraan bermotor yang melalui

lokasi tersebut yang menghasilkan gas buang SO2, selain itu bisa juga akibat kondisi

alamiahnya. Hal ini ditandai dengan kecilnya kandungan SO2 yang jauh di bawah baku

mutu, sehingga dapat dikatakan disemua lokasi pengukuran masih dalam kondisi aman dan

tidak tercemar.

No. Parameter Satuan Hasil Pengujian

Baku Mutu Metoda U – 1 U – 2

1 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 2,98 1,18 365 SNI 19-7119.7-2005

2 Karbon Monoksida (CO)* µg/Nm3 <102 725,29 10.000 CO Meter

3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 7,98 7,18 150 SNI 19-7119.2-2005

4 T S P µg/Nm3 181,81 200,44 230 SNI 19-7119.3-2005

Keterangan Pengambilan Contoh Uji

1 Temperatur Udara °C 29,7 29,9 - Termometer

2 Kelembaban Udara % 67,6 72,0 - Higrometer

3 Angin dari Arah ° 360 300 - Kompas

4 Kecepatan Angin m/detik 0,0 – 2,1 0,2 – 1,6 - Anemometer

5 Kondisi Cuaca - Cerah Cerah - -

Page 135: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 5

Gambar 2. 1. Konsentrasi SO2 Berdasarkan Hasil Analisis

2) CO

Hasil analisis untuk CO masih memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 41 Tahun 1999. Lokasi tertinggi berada di pemukiman penduduk pada akses masuk

yaitu sebesar 725,29 µg/Nm3, tetapi masih di bawah baku mutu (10.000 µg/Nm

3) di daerah

akses masuk kegiatan dekat dengan penduduk gas CO lebih besar dibanding dengan di

lokasi proyek. Hal ini di sebabkan dari asap knalpot kendaraan. Namun kandungannya

masih jauh di bawah baku mutu, sehingga dapat dikatakan disemua lokasi pengukuran

masih dalam kondisi aman dan tidak tercemar berat.

Gambar 2. 2. Konsentrasi CO Berdasarkan Hasil Analisis

Tapak ProyekPenduduk Akses

Masuk

Sulfur Dioksida (SO2) 2.98 1.18

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

µg/

Nm

3

Tapak ProyekPenduduk Akses

Masuk

Karbon Monoksida (CO)

102 725.29

0

100

200

300

400

500

600

700

800

µg/

Nm

3

Page 136: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 6

3) NO2

Hasil analisis untuk NO2 masih memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 41 Tahun 1999. Lokasi tertinggi berada di tapak proyek, yaitu sebesar 7,98 µg/Nm3,

tetapi masih di bawah baku mutu (150 µg/Nm3). Tingginya NO2 dimungkinkan karena

pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang melintas pada saat pengukuran karena

pengukuran dilakukan di akses masuk lokasi kegiatan, namun masih dibawah baku mutu.

berdasarkan hasil pengukuran di sekitar lokasi kegiatan masih belum tercemar berat.

Gambar 2. 3. Konsentrasi NO2 Berdasarkan Hasil Analisis

4) TSP

Debu pada udara ambien disebabkan oleh melayangnya partikel di udara akibat adanya

aktivitas alami, yaitu tertiup angin dan aktivitas manusia. Masalah pencemaran udara yang

disebabkan oleh partikel padat TSP dengan diameter maksimum sekitar 45 mm, partikel

PM10 (particulate matter) dengan diameter kurang dari 10 µm dan PM2,5 dengan

diameter kurang dari 2,5 µm dapat menyebakan gangguan pernafasan.

Hasil analisis untuk TSP pada lokasi tertinggi berada di pemukiman penduduk pada akses

masuk, yaitu sebesar 200,44 µg/Nm3 dan masih memenuhi baku mutu PP No. 41 Tahun

1999 (230 µg/Nm3). Sumber kandungan TSP berasal dari kendaraan yang melintas yang

membawa debu dari daerah lain atau mengangkat debu yang ada di jalan ke udara.

Project SitePeople Entrance

Access

Nitrogen Dioxide (NO2) 7.98 7.18

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

µg/

Nm

3

Page 137: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 7

Gambar 2.4. Konsentrasi TSP Berdasarkan Hasil Analisis

5) CH4

Berdasarkan hasil pemantauan kegiatan eksisting, terdapat kandungan hidrokarbon (HC)

berupa CH4 sebesar 105-124 µg/m3. Jika dibandingkan dengan Baku Mutu PP No. 41

Tahun 1999 sebesar 160 µg/Nm3, maka kondisinya belum tercemar berat oleh parameter

CH4 yang bersifat toksik.

b. Kebisingan

Pengukuran kebisingan dilakukan di dua lokasi pengukuran dan dibandingkan dengan baku

mutu yang dipersyaratkan berdasarkan KEP-48/MENLH/11/1996, baik untuk wilayah

perumahan dan permukiman (55 dBA) dan industri (70 dBA). Pengukuran kebisingan di

lokasi proyek masih memenuhi baku mutu, sementara pengukuran kebisingan di akses

masuk lokasi kegiatansudah memenuhi baku mutu. Tingkat kebisingan siang hari (Ls),

waktu malam (Lm), dan siang-malam (Lsm) di pemukiman penduduk dekat dengan akses

masuk lokasi kegiatan lebih besar dari hasil pengukuran di lokasi proyek, namun jika

dibandingkan dengan baku mutu, nilai tingkat kebisingan di malam hari memenuhi baku

mutu. Sedangkan nilai kebisingan selama siang hari lebih melebihi baku mutuy. Hal ini

menunjukan pada lokasi pengambilan sampel di permukiman penduduk dekat akses masuk

banyak aktivitas yang menghasilkan kebisingan seperti banyaknya kendaraan yang

melintas.

Project Site People Entrance Access

T S P 181.81 200.44

0

50

100

150

200

250

µg/

Nm

3

Page 138: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 8

Tabel 2.4. Hasil Analisis Kebisingan

No. Lokasi Sampling Satuan LS LM LSM Baku

mutu Metoda

1 Tapak Proyek (05°56’09,8”LS;

106°06’44,8”BT)

dBA 50,81 49,07 52,18 70

Sound

Level Meter

2 Penduduk Akses Masuk (05°56’05,7”LS;

106°06’09,4”BT)

dBA 65,26 53,30 64,29 55

Gambar 2. 5. Tingkat Kebisingan Berdasarkan Hasil Analisis

2.1.3. Geologi

2.1.3.1. Fisiografi

Menurut van Bemmelen (1949), secara fisiografis daerah Jawa Barat dibagi menjadi lima

bagian besar berdasarkan morfo-tektoniknya, yaitu Dataran Aluvial Jawa Barat Utara,

Antiklinorium Bogor, Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah, Zona Depresi

Tengah Jawa Barat, dan Pegunungan Selatan Jawa Barat. Daerah penelitian (Gunung

Gede) terletak pada Zona Gunungapi Kuarter.

Tapak Proyek Penduduk Akses Masuk

kebisingan 52.18 64.29

0

10

20

30

40

50

60

70

dB

A

Page 139: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 9

Gambar 2.6. Fisiografi Jawa Barat (menurut van Bemmelen, 1949)

Geomorfologi foto (S. Poedjoprajitno, 2011) pemetaannya berdasarkan bentukan asalnya

(genetiknya), tapak proyek menempati zona V11, artinya bentuk morfologi tersebut

merupakan lereng gunungapi purba seperti dalam Gambar. Kode K (K5) di Pulau Panjang

artinya area tersebut dibangun oleh dataran karst, Kode V (V11 dan V12) dimaksudkan

bentukan asal dari kerucut gunungapi purba, Kode M (M2) bentukan asalnya dari laut dan

Kode F (F1) bentukan asalnya dari Cekungan rawa pantai.

Sebagai gambaran bentang alam dan peruntukan lahan, tapak proyek dan sekitar

menempati area dengan topografi perbukitan dengan elevasi antara 0,4m sampai dengan

+559,1m diatas muka laut pada area yang dibatasi garis bujur 106,0611111° sampai

dengan 106,1236111 dan garis lintang 5,916666667 sampai dengan 5,955555556°.

Page 140: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 10

Gambar 2.7. Peta Geomorfologi Foto Gunung Gede Serang

Geologi

Tapak proyek berada di Satuan batuan Aluvium (Qa), yang dibangun oleh endapan sungai

dan rawa berukuram kerikal, pasir, lanau, lempung, Tufa Banten (Qvpb) dan Hasil

Gunungapi Gede (Qpvg) yang menghasilkan batuan piroklastik dari gunungapi purba

berumur Plistosen (1,78 sampai dengan 5,33 juta tahun silam).

Pengamatan lapangan, tanah berwarna coklat kemerahan sebagai pelapukan dari material

vulkanik (batuan piroklastik). Tanah tersebut didominasi oleh butiran halus sehingga

permukaan tanah tersebut cenderung mempunyai permeabilitas kecil (<10-4

).

Page 141: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 11

Gambar 2.8. Peta geologi Gunung Gede Serang

3) Kegempaan & Potensi Tsunami

Kegempaan merupakan manivestasi dari longsoran, vulkanisme; atau tektonik. Untuk

menjelaskan kejadian ini, dengan mengacu pada teori tektonik lempeng, tapak proyek

berada pada busur belakang. Gambar dibawah ini menunjukan penampang arah selatan –

utara, dimana busur gunungapi tersebut berada ditengah Pulau Jawa.

Page 142: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 12

Gambar 2.9. Blok diagram yang menggambarkan posisi tapak proyek pada busur belakang

(dengan mengacu pada teori tektonik lempeng)

Daerah yang paling banyak gempanya adalah sebelah selatan yang didominasi gempa

tektonik, disusul busur gunungapi yang didominasi oleh gempa vulkanik. Daerah lainnya

didominasi oleh longsoran; dan kombinasi dari penyebab gempa tersebut. Sejarah

kegempaan yang disusun oleh Bakosurtanal memberikan catatan bahwa area disebelah

utara Teluk Banten merupakan area yang aman. Demikian halnya dengan kemungkinan

tsunami, tapak proyek belum ada sejarahnya dilanda tsunami. Informasi sehubungan

dengan kegempaan dan rencana pembangunan pekerjaan sipil di Indonesia telah tersedia

peta yang disusun oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagai berikut:

Dari informasi online yang disediakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia, pada

Peta resiko-"Targeted Maximum Consider Earthquake (MCER) pada batuan dasar

Indonesia, percepatan respon spektral dengan nilai 1.0s 0.2s , angka ini juga dapat

digunakan untuk kondisi di daerah terminal LNG. Nilai Ss dan S1 untuk Terminal pada

kondisi SSE ditetapkan masing-masing dengan nilai 0,758 dan 0,324, Percepatan puncak

batuan dasar di lokasi Terminal, Daerah Bojonegara, adalah dari 0.2g ke 0.25g. Desain

seismik sangat penting untuk Terminal, percepatan batuan dasar yang konservatif, 0.25g,

informasi ini digunakan untuk pertimbangan rencana LNG Receiving Terminal Bojonegara

yang didasarkan pada pertimbangan tingkat keselamatan yang tinggi.

Page 143: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 13

Gambar 2.10. Zona Rawan Gempa Bumi

Gambar 2.11. Zona Rawan Tsunami

Page 144: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 14

2.1.4. Hidrogeologi

Daerah Aliran Sungai Ciragas luasnya

7.129.394m² didominasi oleh anak sungai

intermiten (musim kemarau kering). Tapak

proyek menempati bagian hilir sungai tersebut,

sehingga kecepatan aliran umumnya tinggi saat

musim penghujan karena slope sungai cukup

besar (jarak 5,5km dengan beda ketinggian

559,1m). Akibatnya membentuk pola aliran sub-

radier. Hidrogeologi tapak proyek (di Tanjung Kapo) setelah diplotkan kedalam peta

Hidrogeologi (seperti pada gambar) memberikan informasi bahwa : akifer dengan aliran

ruang antar butir mempunyai produktivitas sedang dan luas penyebarannya. Karena

informasi ini diambil dari peta sekala kecil, ada kemungkinan masuk kedalam informasi

akifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir, setempat akifer produktif.

Di sebelah utara lokasi kegiatan terdapat saluran/ sungai yang berjarak ± 500 m. sedangkan

di lokasi kegiatan terdapat parit parit/ saluran drainase sebagai penampung air larian pada

saat hujan dan langsung menuju perairan Teluk Banten.

2.1.5. Kualitas Air

1) Air Bersih

Kualitas air bersih yang dianalisis berasal dari daerah yang dekat dengan lokasi kegiatan,

yaitu air sumur penduduk di dekat tapak proyek di Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel

Kabupaten Serang Provinsi Banten (06 ° 56'05,6 "LS; 106 ° 06'08,9" BT), saat cuaca cerah

dan suhu yang cukup tinggi pada 30,4oC. Hasil pengukuran kualitas air sumur tersebut di

dapat bahwa parameter yang diukur masih di bawah baku mutu kualitas air berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/PERMENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-

syarat dan Pengawasan Kualitas Air, kecuali TDS, Hg, Cl, Mn, dan total colifirm dari baku

mutu yang ditetapkan, menunjukan banyaknya pencemar, khususnya untuk total coliform

berupa feces di sekitar sumur yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih di dalam

sumur. Hal ini dapat berasal aktifitas masyarakat yang masih kurang kesadaran terhadap

kesehatan lingkungan yang ditandai dengan (kondisi eksisting) sebagaian besar

Page 145: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 15

menggunakan kakus tanpa septic tank serta masih menggunakan sungai dan laut sebagai

tempat berhajat. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.5. Hasil Pengukuran Kualitas Air Bersih pada Rencana Kegiatan Pembangunan

LNG Receiving Terminal Bojonegara

No. Parameter Satuan Hasil Pengujian Baku Mutu

FISIKA

1 Temperatur °C 27,4 ± 3

2 Kebauan - Tidak Berbau Tidak Berbau

3 TDS mg/L 2.287 1.500

4 Warna PtCo 7,53 50

5 Kekeruhan NTU 0,96 25

6 Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa

KIMIA

1 Air Raksa (Hg)* mg/L 0,0006 0,001

2 Arsen (As)* mg/L <0,001 0,05

3 Besi (Fe) mg/L 0,06 1

4 Fluorida (F) mg/L 0,71 1,5

5 Kadmium (Cd) mg/L <0,0007 0,005

6 Kesadahan (CaCO3) mg/L 209,33 500

7 Klorida (Cl) mg/L 958,2 600

8 Krom VI (Cr6+

) mg/L <0,04 0,05

9 Mangan (Mn) mg/L 0,55 0,5

10 Nitrat (NO3-N) mg/L 5,89 10

11 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,09 1

12 pH - 7,2 6,5 – 9,0

13 Selenium (Se)* mg/L <0,001 0,01

14 Seng (Zn) mg/L 0,01 15

15 Sianida (CN)* mg/L 0,01 0,1

16 Sulfat (SO4) mg/L 198,86 400

17 Timbal (Pb) mg/L 0,02 0,05

18 MBAS mg/L 0,1 0,5

19 Zat Organik (KMnO4) mg/L 6,08 10

MIKROBIOLOGI

20 Total koliform* Jml/100

mL 8,9 x10

5 10

Keterangan Pengambilan Contoh Uji

1 Kondisi udara - Cerah -

Page 146: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 16

No. Parameter Satuan Hasil Pengujian Baku Mutu

2 Temperatur Udara °C 30,4 -

3 Kelembaban % 69,2 -

Sumber : Bina Lab, 2016

Keterangan : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/PERMENKES/PER/IX/1990

Tanda <menunjukkan bahwa hasil di bawah batas deteksi.

Tanda * belum termasuk dalam ruang lingkup KAN

Masuk ± menunjukkan batas kurang atau lebih 3-point dari suhu kamar

2) Air Laut

Pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan di sekitar tapak proyek, yaitu Timur Pulo

Panjang (A-2 05°55’23,8”LS; 106°08’06,8”BT), Utara Pulo Panjang (A-3 05°55’02,9”LS;

106°09’41,1”BT), Barat Pulo Panjang (A-4 05°56’08,9”LS; 106°10’17,0”BT), Luar

Dumping Area (A-5 05°53’37,3”LS; 106°08’22,5”BT), Dumping Area (A-6

05°52’05,5”LS; 106°07’56,9”BT), Perairan Teluk Banten Air Laut 06 (A-7

05°56’13,4”LS; 106°06’49,7”BT), Perairan Teluk Banten Air Laut 07 (A-8

05°56’07,9”LS; 106°07’34,2”BT), dan Perairan Teluk Banten Air Laut 08 (A-9

05°55’15,5”LS; 106°07’34,2”BT). Sampel air laut selanjutnya dianalisis di laboratorium

dan hasilnya dibandingkan dengan baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut.

I. Parameter Fisika

a) Temperatur Air

Temperatur air merupakan parameter yang penting karena dapat mempengaruhi

kehidupan didalam air, karena dapat merubah reaksi kimia dan akan mempengaruhi

penggunaan air secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisa kualitas air laut, nilai

temperatur air berkisar 27,2 0C sampai dengan 29,3

0C. Kisaran temperatur pada

perairan pada kondisi cukup tinggi dan namun masih memenuhi standar baku mutu

sesuai dengan KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut yaitu

dinyatakan bahwa temperatur alami dan diperbolehkan terjadi perubahan sampai

dengan <2 oC dari kondisi suhu ambient. Temperatur di perairan Indonesia biasanya

berkisar antara 28,0°C dan 29,5°C. Tinggi rendahnya temperatur ini berkaitan dengan

interaksi antara udara dan air laut. Pada musim barat dan timur, angin kencang

menyebabkan penguapan yang melebihi kemampuan penyinaran, berakibat turunnya

temperatur. Udara basah yang terjadi pada musim barat memperkuat pendinginan.

Pada musim peralihan penyinaran melebihi penguapan, berakibat pemanasan air

permukaan laut. Sampai kedalaman 100 m, suhu air laut tercatat homogen

Page 147: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 17

Tabel 2.6. Hasil Pengukuran Kualitas Air Bersih pada Rencana Kegiatan Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara

Sumber : Bina Lab, 2016

Keterangan: A – 2 Timur Pulo Panjang, A – 3 Utara Pulo Panjang, A – 4 Barat Pulo Panjang, A – 5 Luar Dumping Area, A – 6 Dumping Area, A – 7 Perairan Teluk Banten Air Laut

06, A – 8 Perairan Teluk Banten Air Laut 07, A – 9 Perairan Teluk Banten Air Laut 08,

No. Parameter Satuan Hasil Pengujian

Baku Mutu A – 2 A – 3 A – 4 A – 5 A – 6 A – 7 A – 8 A – 9

1 Kecerahan m 1,25 1,50 1,00 1,50 2,00 0,75 1,50 1,50 >3

2 Kebauan - Tidak

Berbau

Tidak

Berbau

Tidak

Berbau Tidak Berbau

Tidak

Berbau

Tidak

Berbau

Tidak

Berbau

Tidak

Berbau Tidak Berbau

3 Total Padatan Tersuspensi

(TSS)* mg/L 7,78 1,98 32,04 10,33 3,41 9,27 2,54 1,80 80

4 Sampah - Nihil Nihil Ada Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

5 Temperatur Air* °C 29,3 29,1 29,2 28,2 27,2 28,7 29,2 29,1 Alami

6 Lapisan Minyak Nihil Nihil Ada Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

7 pH* - 7,9 8,0 7,8 8,0 8,0 8,0 8,0 7,9 6,5 – 8,5

8 Salinitas* ‰ 29,8 29,7 26,2 30,2 30,10 29,80 29,60 29,90 Alami

9 Amonia (NH3-N)* mg/L <0,03 0,04 0,14 0,14 0,07 0,05 <0,03 <0,03 0,3

10 Sulfida (H2S)* mg/L 0,02 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03

11 Hidrokarbon Total (HC) mg/L <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 1

12 Fenol Total mg/L <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 0,01 0,07 0,07 0,002

13 MBAS mg/L 0,07 0,02 0,04 0,03 0,03 0,08 0,05 0,11 1

14 Minyak dan Lemak mg/L 2,91 2,24 2,51 1,93 1,75 1,63 1,92 2,18 5

15 Raksa (Hg) mg/L <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 0,003

16 Kadmium ( Cd) mg/L <0,0006 <0,0006 <0,0006 <0,0006 <0,0006 <0,0006 <0,0006 <0,0006 0,01

17 Tembaga ( Cu) mg/L <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 0,05

18 Timbal ( Pb) mg/L <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 0,05

19 Seng (Zn) mg/L <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 0,1

20 Klorida (Cl) mg/L 2.054 1.876 1.906 18.867 18.571 19.361 19.164 19.435 -

MIKROBIOLOGI

21 Total Koliform CFU/100 mL 72 68 69 1.140 1.320 490 22 28 1000

Keterangan Pengambilan Contoh Uji

1 Kondisi Udara - Cerah Cerah Cerah Mendung Mendung Cerah Cerah Cerah -

2 Temperatur Udara °C 34,3 35,1 35,2 32,1 30,2 31,2 33,0 34,1 -

3 Kelembaban Udara % 65,0 60,2 61,2 70,5 72,3 68,0 66,0 68,0 -

Page 148: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 18

Gambar 2.12. Kondisi Temperatur Air Berdasarkan Hasil Analisis

b) Padatan Tersuspensi (TSS)

Dengan adanya material solid dan kecepatan arus maka perairan dapat mengandung

padatan tersuspensi yang bervariasi. Padatan tersuspensi merupakan parameter fisik

dari perairan laut yang diakibatkan dari bahan padat atau lumpur dengan satuan

padatan tersuspensi adalah mg/L. Berdasarkan hasil analisa kualitas air laut di 8 lokasi

pengukuran, didapat konsentrasi TSS berkisar 1,8 mg/L – 32,04 mg/L dari hasil

analisa menunjukan angka masih dibawah baku mutu lingkungan berdasarkan

KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran I untuk

perairan kegiatan pelabuhan, yaitu 80 mg/L.

Di lokasi A - 4, TSS nilai TSS lbih besar diabndingkan di lokasi lain. Hal ini mungkin

terjadi oleh adanya kegiatan yang mempengaruhi terhadap peningkatan TSS di lokasi

ini

A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9

Temperatur Air 29.3 29.1 29.2 28.2 27.2 28.7 29.2 29.1

26

26.5

27

27.5

28

28.5

29

29.5

oC

Page 149: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 19

Gambar 2.13. Konsentrasi TSS Berdasarkan Hasil Analisis

II. Karakteristik Kimia

a) pH

pH menunjukkan kondisi asam atau basa atau lebih tepatnya menunjukkan konsentrasi

ion hidrogen suatu perairan. pH air laut pada titik pengamatan tidak menunjukkan

perbedaan yang menyolok yaitu berkisar antara 7,8 - 8 dan sesuai dengan baku mutu

yang ditetapkan oleh KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut, yaitu

6,5 - 8,5.

Gambar 2.14. Kondisi pH Berdasarkan Hasil Analisis

A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9

TSS 7.78 1.98 32.04 10.33 3.41 9.27 2.54 1.8

0

5

10

15

20

25

30

35

mg/

L

A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9

pH 7.9 8 7.8 8 8 8 8 7.9

7.7

7.75

7.8

7.85

7.9

7.95

8

8.05

Page 150: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 20

b) Amonia

Kandungan amonia ada dalam jumlah yang relatif kecil jika dalam perairan kandungan

oksigen terlarutnya tinggi. konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan

menyebabkan kematian ikan yang terdapat pada perairan tersebut. Toksisitas amonia

dipengaruhi oleh pH yang ditunjukkan dengan kondisi pH rendah akan bersifat racun

jika jumlah amonia banyak, sedangkan dengan kondisi pH tinggi hanya dengan jumlah

amonia yang sedikit akan bersifat racun juga. Selain itu, pada saat kandungan oksigen

terlarut tinggi, amonia yang ada dalam jumlah yang relatif kecil sehingga amonia

bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman.

Konsentrasi amonia berdasarkan hasil analisa laboratorium terhadap sampel air laut

berkisar 0,03 mg/L – 0,14 mg/L, apabila dibandingkan dengan baku mutu KepMen

LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, nilai ambang batas yang

ditetapkan adalah 0,3 mg/L, hal ini menunjukkan bahwa nilai amonia masih di bawah

batas dan dapat dikatakan bahwa di seluruh lokasi pengambilan sampel masih

memenuhi baku mutu dan belum tercemar berat. Di lokasi A - 4 dan A - 5, parameter

total amonia lebih besar dari lokasi lain. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya

kandungan amonia yang bisa berasal dari tingginya pembusukan zat organik

diperairan tersebut

Gambar 2.15. Konsentrasi Amonia Berdasarkan Hasil Analisis

A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9

Amonia 0.03 0.04 0.14 0.14 0.07 0.05 0.03 0.03

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

mg/

L

Page 151: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 21

c) Sulfida

Sulfida merupakan gas asam belerang, yang merupakan hasil pembusukan zat organik

berupa H2S yang beracun terhadap kehidupan biota air, sehingga perlu adanya

pemantauan. Hasil analisa laboratorium terhadap sampel air laut berkisar 0,02 mg/L –

0,03 mg/L dan jika berdasarkan KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu

Air Laut, dengan nilai yang ditetapkan adalah 0,03 mg/L, menunjukkan bahwa nilai

sulfida masih dibawah nilai ambang batas sehingga dapat dikatakan bahwa perairan

laut di tapak proyek dan sekitarnya masih relatif tidak tercemar oleh pencemaran

bahan organik biodegradable, seperti sampah yang dapat terurai secara biologis

(dedaunan, dll) namun perlu menjadi perhatian karena nilainya sulfida sama dengan

baku mutu yang dikhawatirkan bila adanya penambahan sulfida maka nilai sulfida

akan melebihi baku mutu.

Gambar 2.16. Konsentrasi Sulfida Berdasarkan Hasil Analisis

d) Minyak dan Lemak

Sumber dari pencemaran minyak dan lemak adalah dari transportasi laut, pembuangan

limbah industri dan limbah rumah tangga. Sebagaimana diketahui bahwa minyak dan

lemak mempengaruhi terhadap kualitas daging ikan, walaupun minyak dan lemak

tidak termasuk zat yang beracun, namun hal ini dapat mengakibatkan daging ikan

berbau minyak apabila dikonsumsi nantinya. Dari hasil analisa air laut disekitar tapak

proyek, nilai parameter minyak dan lemak berkisar 1,63 mg/L – 2,91 mg/L. Nilai ini

masih memenuhi batas maksimum baku mutu berdasarkan KepMen LH No, 51

A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9

Sulfida 0.02 0.02 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

mg/

L

Page 152: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 22

tentang baku mutu air laut, yaitu 5 mg/L. Hal ini menunjukan bahwa perairan tersebut

masih aman namun dikhawatirkan akan tercemar yang diakibatkan oleh aktivitas

manusia baik maupun kondisi alaminya.

Gambar 2.17. Konsentrasi Sulfida Berdasarkan Hasil Analisis

e) Logam Berat

Hasil analisa logam berat pada air laut yang terdapat disekitar tapak proyek terlihat

parameter logam berat seperti Raksa (Hg), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Timbal

(Pb), dan Seng (Zn) masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan

KepMen LH No, 51 tentang baku mutu air laut, yaitu 0,003mg / L, 0,01 mg / L, 0,05

mg / L, 0,05 mg / L dan 0,1 mg / L Hal ini menunjukan peraiaran di wilayah tapak

proyek dan sekitarnya belum tercemar oleh aktivitas yang menghasilkan limbah yang

mengandung logam berat.

Gambar 2.18. Konsentrasi Logam Berat Berdasarkan Hasil Analisis

A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9

Minyak dan Lemak 2.91 2.24 2.51 1.93 1.75 1.63 1.92 2.18

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

mg/

L

A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9

Hg 8E-0 8E-0 8E-0 8E-0 8E-0 8E-0 8E-0 8E-0

Cd 6E-0 6E-0 6E-0 6E-0 6E-0 6E-0 6E-0 6E-0

Cu 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Pb 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Zn 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

mg/

L

Page 153: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 23

2.1.6. Hidrooceanografi

1) Pasang Surut Laut

Pasang surut adalah gerakan naik turunnya muka air laut secara berirama yang disebabkan

oleh gaya tarik bulan dan matahari. Data pasang surut air laut dapat digunakan untuk

menentukan nilai elevasi penting. Nilai elevasi penting dapat diperoleh dari data

pengamatan selama 15 hari atau 29 hari. Pada studi ini data pengamatan pasang surut

diperoleh dari analisa peramalan dari Naotide. Berikut ini hasil perhitungan konstanta

pasut untuk lokasi area tapak kegiatan.

Tabel 2.7. Komponen Harmoniki Pasut

S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1

A (CM) 102 11 8 3 17 10 1 1 2 6

G (°) 371 67 307 225 242 291 163 67 225

Berdasarkan konstanta tersebut dibuat analisa pasut dengan uraian sebagai berikut:

Sifat /type Pasut

Formula = (AK1 + A) / (AM2 + AS2)O1

= (17 + 10) / (11+8)

= 1,42

Jadi sifat / type pasut di Perairan Teluk Banten adalah Campuran Condong Ke Harian

Ganda (Mixed Semi Diurnal).

2) Arus Laut

Arus merupakan perpindahan massa air dari satu tempat ke tempat lain, yang di sebabkan

oleh beberapa faktor seperti gradien tekanan, hembusan angin, perbedaan densitas, atau

pasang surut. Di sebagian besar perairan, faktor utama yang dapat menimbulkan arus yang

relatif kuat adalah angin dan pasang surut. Arus yang di sebabkan oleh angin umumnya

bersifat musiman, dimana pada suatu musim arus mengalir ke satu arah dengan tetap, dan

pada musim berikutnya akan berubah arah sesuai dengan perubahan angin yang terjadi,

Pasang surut (Pasut) di lain pihak menimbulkan arus yang bersifat harian, sesuai dengan

kondisi pasang surut di perairan yang di amati. Pada saat air pasang arus pasut pada

umumnya akan mengalir dari lautan lepas kea arah pantai, dan akan mengalir kembali ke

arah semula pada saat air surut. Dengan mengetehui pola sirkulasi arus di suatu perairan

Page 154: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 24

yang di amati, seorang pengamat akan dengan mudah menentukan arah dan sebaran dari

materi yang terkandung (dibawah) oleh badan air yang mengalir bersama arus tersebut.

3) Gelombang Laut

Gelombang di laut dapat di bedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada gaya

pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang di bangkitkan oleh

tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut di bangkitkan oleh gaya tarik

benda - benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi. Gelombang dapat

menimbulkan energi untuk menimbulkan arus dan transport sediment dalam arah tegak

lurus dan sepanjang pantai serta menyebabkan gaya - gaya yang bekerja pada bangunan

pantai. Pasang surut juga merupakan faktor penting karena bisa menimbulkan arus yang

cukup kuat terutama di daerah yang sempit misalnya teluk.

Pembangkitan gelombang oleh angin yang berhembus di atas permukaan air akan

memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada

permukaan laut, sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul

riak gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah riak

tersebut menjadi semakin besar, dan apabila angin berhembus terus akhirnya akan

terbentuk gelombang. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus semakin besar

gelombang yang terbentuk. Tinggi dan periode gelombang yang di bangkitkan di

pengaruhi oleh angin yang meliputi kecepatan angin, lama hembus angin, arah angin, dan

Fetch. Fetch adalah daerah dimana kecepatan dan arah angin adalah konstan. Faktor

koreksi yang dilakukan untuk kecepatan angin ini adalah: Kecepatan angin pada ketinggian

10 m (U10)

Persamaannya:

7/1

10 )/10( zxUU z

Durasi Kecepatan Angin

Durasi angin disini adalah parameter angin yang menyatakan lamanya angin bertiup

dengan kecepatan konstan pada fetch tertentu. Durasi yang digunakan disini adalah durasi

hitung bukan durasi data.

Page 155: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 25

Faktor stress angin (UA)

Formula pertumbuhan gelombang dan grafik nomogram merupakan fungsi dari faktor

stress angin yang biasa disebut Koefisien Drag, maka dari kecepatan angin yang diperoleh

diatas dirubah menjadi faktor stress angin dengan persamaan :

U(A) = 0.71 (U) 123

Kecepatan angin maksimum tahunan yang digunakan untuk menghitung periode ulang

gelombang tahunan ini adalah angin dari Utara dan Timur Laut karena ditinjau dari letak

geografis Pantai Salira, arah angin dominan yang mempunyai kemungkinan

membangkitkan gelombang yang merambat sampai ke pantai adalah dari arah Utara dan

Timur Laut yang mempunyai fetch sangat besar.

Data yang digunakan adalah data angin harian maksimum tahun 1983 – 2002 dari Stasiun

Meteorologi Serang. Kemudian dilakukan peramalan gelombang ekstrem dengan

menggunakan periode ulang 100 tahun.

Untuk memprediksi gelombang dengan periode ulang tertentu digunakan metode Gumbell

(CERC, 1992). Tinggi gelombang signifikan untuk berbagai periode ulang dihitung dar

fungsi distribusi probabilitas dengan rumus:

ByAH rsrˆˆ

(3.18)

dimana :

r

rLT

y1

1lnln

(3.19)

dengan:

Hnr = tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang Tr

Tr = periode ulang (tahun)

L = rata-rata kejadian pertahun

K

NT

Dalam metode ini prediksi dilakukan untuk memperkirakan tinggi gelombang signifikasi

dengan berbagai perioda ulang. Data yang digunakan adalah tinggi gelombang signifikasi

maksimum atau ekstrim dari tahun 1998-2008 untuk arah Utara dan Timur Laut.

Page 156: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 26

Tabel 2.8. Hasil Perkiraan Gelombang dengan Metode Gumbel untuk Perioda Ulang

Tertentu

Periode Ulang

(th)

Tinggi Gelombang

(m)

Periode Gelombang

(detik)

10 2.12 7.48

50 3.57 9.20

100 4.00 9.93

Kedalaman Laut Sekitar Perairan Teluk Banten

Kedalaman dasar laut di perairan teluk banten berkisar antara 0 - 20 meter pada kondisi air

terendah. Pada umumnya kontur kedalaman 5 meter menyebar sekitar 1,5 – 2 km, hanya di

pantai bagian barat mulai dari Grenyeng (Bojonegara) sampai ke Tanjung Piatu (dekat

Pantai Salira) menyebar sekitar 200 – 300 meter dari pantai. Kedalaman 5 - 10 meter

menyebar di bagian tengah Teluk Banten, sedangkan kedalaman 10 - 20 meter menyebar

mulai dari bagian utara dan pada alur barat (antara Pulau Panjang dengan pantai barat

Teluk Banten) serta di sebelah selatan Pulau Panjang.

4) Profil Penampang Lapisan Sedimen di Area Rencana Pengerukan

Berdasarkan hasil survei seismic perairan dangkal (Sub Bottom Profiler Survey) yang telah

di koreksi oleh data investigasi lapisan tanah dengan pengeboran (soil investigation).

Secara umum profil penampang lapisan sedimen dasar laut di area rencana pengerukan

terdiri dari tiga karakteristik yaitu

a. Lapisan unit A-Top soil berupa sedimen tanah liat dan lumpur pasiran (clayed silt),

tebal lapisan ini 0-8 m

b. Lapisan unit B- cenderung berada di lapisan kedua berupa sedimen yang terendapkan

(medium to hard sediment), tebal lapisan ini 0-18 m

c. Lapisan unit C- berupa batuan (boulder rock), tebal lapisan ini 8-46 m

Page 157: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 27

Gambar 2.19. Salah satu profil penampang lapisan sedimen

Tabel 2.9. Kandungan Logam Berat dalam Sedimen

No Parameter Satuan Hasil Pengujian

Metoda

M – 1 M – 2

1 Kadmium (Cd) ppm <0,05 <0,05 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012

2 Kromium (Cr) ppm <0,09 0,11 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012

3 Tembaga (Cu) ppm 0,03 0,02 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012

4 Timbal (Pb) ppm <0,25 <0,25 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012

5 Seng (Zn) ppm 0,09 0,18 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012

6 Nikel (Ni) ppm 0,14 0,15 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012

Keterangan ; Bina Lab, 2016 Tanda < menunjukkan hasil dibawah limit deteksi

Page 158: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 28

Kondisi Permukaan Dasar Laut area rencana pengerukan

Area rencana pengerukan harus terbebaskan dari adanya kabel,pipa atau object lainnya

yang kiranya dapat membahayakan dalam prose pekerjaan pengerukan. Berdasarkan

kondisi tersebut maka PT.NGS melakukan seabed investigation survey dengan

menggunakan side scan sonar.

Dengan menggunakan side scan sonar maka dapat diperoleh gambar (image) dasar laut.

Berikut ini contoh data dari side scan sonar di area pengerukan.

Gambar 2.20. Kondisi permukaan dasar laut menunjukkan bekas jangkar (anchor scars)

Berikut ini peta mosaic (mozaic map) hasil dari survey dengan menggunakan side scan

sonar.

Page 159: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 29

Gambar 2.21. Peta mosaic dan hasil interpretasi di area rencana pengerukan

Berdasarkan hasil survei permukaan dasar laut di area rencana pengerukan tidak ditemukan

adanya kabel, pipa atau objek lainnya, hanya di temukan bekas jejak jangkar.

Page 160: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL

BOJONEGARA

Gambar 2.22.:

PETA BATHIMETRY

Sumber:

PT. Nusantara Gas Service, Tahun 2015

II - 30

Page 161: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 31

2.1.7. Ruang Wilayah Daratan Pesisir dan Perairan

1) Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di wilayah Pulo Ampel tempat lokasi kegiatan termasuk pemanfaatan

lahan kawasan budidaya. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dimanfaatkan

untuk kegiatan budidaya (produktif), seperti permukiman, pertanian, industri, pariwisata,

perdagangan, dan jasa. Lokasi kegiatan termasuk dalam pusat pengembangan kegiatan

industri. Sedangkan daerah sekitarnya termasuk pulo panjang merupakan ekosistem pesisir

yang terdiri dari ekosistem mangrove, ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan

estuarin. Ekosistem estuaria merupakan ekosistem yang masih terpengaruh oleh pasang

surut air laut. Ekosistem ini dimanfaatkan oleh biota sebagai tempat mencari makanan

(feeding), berlindung dan memijah (breeding).

2) Kegiatan Penangkapan Ikan

Wilayah Perairan di Kabupaten Serang yang tersebar di 8 (delapan) kecamatan yaitu

Kecamatan Cinangka, Anyar, Bojonegara, Pulo Ampel, Kramatwatu, Pontang, Tirtayasa

dan Tanara berhadapan langsung dengan Selat Sunda dan Laut Jawa. Kedalaman laut di

wilayah tersebut dari berkisar 0 - > 100 meter, sehingga dapat dikatagorikan sebagai laut

dangkal dan agak dalam, menyimpan potensi sumber daya yang sangat besar. Wilayah

penangkapan ikan yang ada disekitar lokasi kegiatan adalah daerah teluk banten serta laut

jawa disebelah utara pulo panjang. Berdasarkan potensi dan alat tangkap yang dimiliki

nelayan maka daerah penangkapan ikan (fishing ground) terdapat di Zona I.A dan Zona I.B

(0 - 2 mil; 2 - 4 mil) di sekitar Perairan Kecamatan Cinangka, Anyar, Pulo Ampel,

Bojonegara, Kramatwatu, Pontang, Tirtayasa dan Tanara, Teluk Banten, di sekitar gugusan

pulau-pulau kecil (Pulau Panjang, Pulau Pamujan Besar, Pulau Pamujan Kecil, Pulau

Pisang, Pulau Kubur dan Pulau Sangiang, dan disekitar Pulau Tunda).

3) Alat Penangkapan Ikan

Jenis alat tangkap yang paling banyak digunakan adalah jaring klitik, jaring payang dan

pancing. Sedangkan berdasarkan lokasi sebarannya di wilayah TPI alat tangkapan ikan

yang paling banyak digunakan adalah alat tangkap pancing, payang dan jaring insang di

sekitar TPI/PPI/PPP yang tersebar di pesisir Kabupaten Serang.

Page 162: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 32

4) Kegiatan Perikanan Budidaya

Berdasarkan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Serang dan eksisting lokasi bahwa

Kawasan Minapolitan berbasis perikanan budidaya diarahkan di Kecamatan Pontang,

Tirtayasa dan Tanara. Adapun usaha perikanan budidaya di Kabupaten Serang budidaya

laut, tambak, kolam, sawah.

5) Potensi Pulau Panjang

Wilayah Kabupaten Serang memiliki pulau-pulau kecil yang tersebar ke arah barat dan

utara yang terdapat pada enam kecamatan di pesisir yaitu Kecamatan Anyer, Cinangka,

Pulo Ampel, Bojonegara, Pontang dan Tirtayasa. Pulau Panjang merupakan salah satu

pulau yang terletak di Teluk Banten yang secara administratif merupakan bagian dari

wilayah Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Sebelah utara

berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara,

sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Banten dan sebelah timur berbatasan dengan

Pulau Pamujan Besar dan Pamujan KecilProduk utama dari kegiatan perikanan di Pulau

Panjang adalah rumput laut, kerang dan ikan teri. Selain untuk dijual, kerang yang

dihasilkan di perairan Pulau Panjang dikonsumsi pula oleh masyarakat setempat. Di pulau

ini juga terdapat Tempat Pelelangan Ikan.

Secara umum, pola penggunaan lahan di Pulau Panjang meliputi lahan perkebunan, lahan

permukiman penduduk, hutan rawa, semak belukar dan lahan kosong. Penggunaan lahan

Pulau Panjang didominasi oleh perkebunan kelapa dan rawa. Perairan Teluk Banten

dengan kedalaman berkisar antara 5 sampai 13 meter dimanfaatkan bagi kegiatan

perikanan tangkap oleh sebagian besar penduduk pulau Panjang. Potensi budidaya yang

telah berkembang dengan baik adalah budidaya rumput laut. Rumput laut budidaya yaitu

Eucheuma alvarezii (Doty)/Kappaphycus alvarezii (Doty) dikenal masyarakat dengan

nama Eucheuma Cottoni.Sistem budidaya rumput laut yang dilakukan oleh nelayan Pulau

Panjang merupakan sistem tali gantung dan spesies yang dibudidayakan adalah Eucheuma

alvarezii.

Page 163: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 33

2.1.8. Komponen Transportasi

A. Transportasi Darat

1) Kapasitas Jalan

Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung volume lalu lintas ideal

per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam atau satuan mobil penampungan (smp)

/jam. Untuk perhitungan kapasitas jalan di Jl. Raya Bojonegoro Kabupaten Serang, akan

menggunakan formasi dari kapasitas Jalan Indonesia (KAJI), yang dinotasikan sebagai

berikut:

Dimana :

C = Kapasitas (smp/jam)

Co = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCw = Faktor Penyesuaian lebar jalan

FCsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)

FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb

FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota

Sebagai bahan masukan dalam analisis kapasitas jalan, kondisi ruas Jl. Raya Bojonegara

Kabupaten Serang sebagai ruas jalan yang akan terkena dampak baik secara langsung

dengan kegiatan tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini .

Tabel 2.10. Profil Ruas Jalan Terkena Dampak

Nama Ruas

Jalan

Lebar Jalan Tipe Jalan

Lebar Lajur Lebar Bahu

Dan Utilitas Hambatan

Samping (M) (M) (M)

JL.Raya

Bojonegara Kab.

Serang

7,00 2/2 UD 3,50 1 Tinggi

Sumber:Data Primer, 2015

Sedangkan dari hasil perhitungan kapasitas jalan perkotaan dengan menggunakan

formulasi dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 diketahui bahwa

Page 164: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 34

kapasitas ruas Jalan raya Bojonegara Kabupaten Serang di depan lokasi tersebut, secara

lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.11. Kapasitas Eksisting Ruas Jalan Terkena Dampak

Nama Ruas Jalan CO FCW FCSP FCSF FCCS Kapasitas Ruas

(SMP/JAM)

JL. Raya Bojonegara

Kabupaten Serang 3.100 1 1 0.87 1 2.697

Sumber:Data Primer, 2015

Dari tabel diatas dapat diketaui bahwa kapasitas ruas jalan tersebut sama yaitu sebesar

2.697 smp/jam untuk masing-masing ke-2 arah. Jadi dengan demikian, kapasitas jalan

untuk masing-masing arah pada ruas jalan tersebut adalah sebesar 1.349 smp/jam.

2) Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu pada ruas

jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam atau satuan mobil penampungan

(smp/jam). Sedangkan volume jam puncak (VJP) adalah volume lalu lintas paling tinggi

dalam satu jam, selama periode waktu tertentu, misalnya 12 jam, 14 jam, 16 jam atau 24

jam. Sama halnya dengan volume lalu lintas, volume jam puncak (VJP), juga dapat

dinyatakan dengan kendaraan/jam atau satuan mobil penampungan (smp/jam). Penjelasan

volume lalu lintas pada ke-2 ruas jalan terkena dampak pengoperasian, selengkapnya dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a) Arah Bojonegara dan arah Cilegon

Dari pelaksanaan survey perhitungan lalu lintas yang telah dilakukan selama 14 jam,

dari jam 06.00 – 20.00 WIB, maka lalu lintas harian rata-rata kendaraan yang lewat di

Jl. Raya Bojonegara untuk Arah Bojonegara dan arah Cilegon adalah 3036 kendaraan

atau 2157 SMP. Sedangkan volume jam puncak (VJP) berada pada jam 16.00 – 17.00

WIB, sebesar 453 kendaraan atau 239 SMP.

Page 165: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 35

Tabel 2.12. Volume lalu Lintas selama 14 Jam di Jl. Raya Bojonegara

Periode Waktu

Jumlah

(KEND) SMP

06.00 - 07.00 78 47

07.00 - 08.00 144 98

08.00 - 09.00 180 116

09.00 - 10.00 167 118

10.00 - 11.00 219 151

11.00 -12.00 247 167

12.00 - 13.00 307 194

13.00 – 14.00 204 145

14.00 – 15.00 262 194

15.00 – 16.00 302 224

16.00 – 17.00 453 293

17.00 – 18.00 311 210

18.00 – 19.00 189 122

19.00 – 20.00 133 78

JUMLAH 3196 2157

Sumber:Data Primer, 2015

Dari gambaran volume lalu lintas tersebut, prosentase moda angkutan pribadi masih

mendominasi pergerakan di Jl. Raya Bojonegara, yaitu sebesar 62%. Sedangkan prosentase

moda angkutan umum 3% dan moda angkutan barang sebesar 35%.

Dari 62% jenis kendaraan pribadi tersebut, penggunaan sepeda motor mendominasi

pergerakan di Jl. Raya Bojonegara Arah Bojonegara, yaitu sebesar 38,2% sedangkan

sisanya yaitu 24,06% merupakan jenis kendaraan mobil pribadi. Untuk penggunaan

kendaraan jenis kendaraan mobil pribadi. Untuk penggunaan kendaraan jenis Bus besar,

yaitu sebesar 2,05%, sedangkan yang paling kecil prosentasenya adalah jenis Bus kecil

yaitu sebesar 0,28%. Untuk penggunaan angkutan barang, prosentase paling besar adalah

kendaraan jenis truk besar, yaitu sebesar 16,45%, sedangkan paling kecil adalah jenis

kendaraan Pick-up sebesar 5,24%. Penjelasan selengkapnya, tentang prosentase

penggunaan moda angkutan yang ada di Jl. Raya Bojonegara Arah Bojonegara tersebut,

dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Page 166: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 36

Tabel 2.13. Prosentase Jenis Kendaraan di Jl. Raya Bojonegara

Jenis Volume %

Sepeda Motor 824 38,20

Mobil Pribadi 519 24,06

Angkot 10 0,46

Bus Kecil (Eif) 6 0,28

Bus ¾ 8 0,36

Bus Besar 44 2,05

Pick Up 113 5,24

Truk Ringan 134 6,21

Truk Besar 355 16,45

Truk Gandeng 144 6,68

Total 2157 100,00

Sumber:Data Primer, 2015

b) V / C Ratio

Nisbah Volume / kapasitas (V /C ratio) adalah perbandingan antara volume lalu

lintas dengan kapasitas jalan. Semkain besar nilai V /C ratio maka menunjukkan

bahwa semakin padat pula lalu lintas pada suatu ruas jalan tertentu dengan

demikian kondisinya semakin buruk, sedangkan semakin kecil nilai V /C ratio,

maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi ruas jalan mempunyai kinerja

yang semakin baik. Nilai V / C ratio di Jl. Raya Bojonegara Kabupaten Serang di

depan lokasi Industri, dihasilkan dari pembagian volume jam puncak (VJP)

dibagi dengan besarnya kapasitas yang telah dihitung pada sub bab sebelumnya.

Perhitungan lebih lanjut tentang V / C ratio Jl. Raya Bojonegara tersebut, secara

lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.14. V / C Ratio Ruas Jalan Terkena Dampak

Nama Ruas Jalan Kaspasitas (SMP/JAM) VJP (SMP/JAM) V/C RATIO

jl. raya Bojonegara

1349

337

0.249

Sumber:Data Primer, 2015

Page 167: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 37

c) Level Of Service (LOS)

Berdasarkan karakteristik operasi Jl. Raya Bojonegara Kabupaten Serang sebagai jalan

arteri primer, maka nilai V /C ratio sebesar 0,249 Arah Bojonegara masih termasuk

dalam tabel of service LOS = A, sedangkan nilai V / C ratio 0.133 arah Puloampel juga

masih termasuk dalam level of service LOS = A.

d) Kapasitas Jalan

Untuk parameter nilai kapasitas jalan pada kondisi do something, dengan dilakukannya

penanganan manajemen dan rekayasa lalu lintas seperti yang diuraikan diatas maka

akan mengurangi gangguan samping pada jalan raya Bojonegara khususnya disekitar

kawasan internal. Adapun perhitungan kapasitas jalan pada kondisi do something

tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikuti ini.

Tabel 2.15. Perhitungan Kapasitas Jalan Raya Bojonegara Depan Jalan Akses Masuk ke

Lokasi Industri

NAMA RUAS JALAN CO FCW FCSP FCSF FCCS KAPASITAS RUAS

(SMP/JAM)

jl. raya Bojonegara 1.550 1 1 0.98 1 1.519

Sumber:Data Primer, 2015

B. Transportasi Laut

Aktivitas yang terdapat di Teluk Banten sekitar lokasi kegiatan berupa kegiatan nelayan

tangkap dan aktivitas pendudk yang menyebrang dari dan ke Pulo Panjang. Kondisi lalu

lintas pelayaran di lokasi ini didominasi oleh lalu lintas perahu nelayan, juga aktifitas kapal

barang pengangkut bahan material untuk industri yang ada disekitar perairan Teluk Banten.

Terdapat kapal yang digunakan masyarakat untuk alat transportasi penyeberangan dari

Desa Argawana ke Pulopanjang. Per 2 jam sekali kapal ini beroperasi, baik yang

memberangkatkan penumpang dari Ds.Argawana ke Pulopanjang maupun sebaliknya.

Terkait dengan proyek, jalur penyeberangan kapal-kapal ini berjarak sekitar 3-5 Km ke

calon dermaga (jetty) proyek. Di Pulopanjang terdapat 2 titik dermaga yaitu di Pasir putih

Pulopanjang (biasanya terdapat 10-15 kapal yang berlabuh) dan di Kampung peres

Pulopanjang (terdapat 30-40 kapal yang berlabuh). Jika mulai tiba musim ikan teri medan,

maka lokasi dermaga Pasir putih menjadi tempat favorit untuk menangkap ikan teri medan

dengan jumlah kapal yang berlabuh mencapai 100 kapal. Selain sebagai alat transportasi

penyeberangan, kapal juga digunakan untuk alat transportasi pengantar warga yang ingin

Page 168: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 38

berwisata (memancing). Berbeda dengan jalur penyeberangan yang sudah jelas

dermaganya,titik pengantaran kapal wisata pancing adalah di seluruh area laut sekitar

proyek, sekitar Desa Argawana, dan Desa Pulopanjang.

2.2. Komponen Biologi

Survey pengamatan kondisi perairan laut di Pulau Panjang dilakukan dengan dua keadaan

berbeda, yaitu laut dalam keadaan surut dan laut dalam keadaan pasang. Observasi awal

secara keseluruhan diperoleh 4 titik lokasi yang terdapat terumbu karang. Luasan terumbu

karang di tiap titik tidak lebih dari 100 meter dan terdapat banyak Bulu babi. Sebaran

terumbu karang berada di bagian Barat – Selatan – Timur Pulau Panjang, begitu pula

dengan bagang ikan penduduk Pulau Panjang. Terdapat tambak ikan kerapu di dekat

dermaga Pulau Panjang, namun pada saat survey dilakukan tambak sedang tidak

beroperasi.

Titik pertama berada di sebelah Barat Daya Pulau Panjang, Titik kedua berada di sebelah

Selatan Pulau Panjang, Titik ketiga berada di sebelah Selatan Pulau Panjang dan titik

keempat berada di Tenggara Pulau Panjang.

2.2.1. Flora Darat

1) Flora Darat

Pada umumnya jenis tumbuhan di sekitar lokasi kegiatan merupakan tanaman budidaya,

tanaman pelindung, tanaman hias, buah buahan dan tanaman liar. Vegetasi yang terdapat di

lokasi tapak proyek sebagian besar merupakan vegetasi lahan terbuka yang ditumbuhi oleh

semak belukar serta tanaman pekarangan. Di permukiman penduduk yang paling dekat

dengan lokasi tapak proyek yaitu Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel terdapat

berbagai jenis tanaman pekarangan, antara lain: Mangga (Mangifera indica), jambu air

(Syzygium aqueum), jambu batu (Psidium guajava), dan nangka (Artocarpus integra).

Beberapa tanaman pekarangan yang berfungsi sebagai tanaman peneduh jalan, antara lain

mahoni (Swietenia mahagoni), Kembang kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Kisabun

(Filicium desipiens), waru laut (Hibiscus tiliaceus), Pinus (Pinus mercusii), dan flamboyan

(Delonix regia).

Page 169: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 39

Tabel 2.16. Jenis Pohon Di Lokasi Tapak Proyek

No. Nama Daerah/Indonesia Nama Ilmiah

1 Angsana Pterocarpus indica

2 Beringin Ficus benjamina

3 Cemara Casuarina equisetifolia

4 Flamboyan Delonix regia

5 Jambu air Syzygium aqueum

6 Jambu batu Psidium guajava

7 Kelapa Cocos nucifera

8 Kembang kupu-kupu Bauhinia purpurea

9 Kersen Muntingia calabora

10 Ketapang Terminalia cattapa

11 Kisabun Filicium decipiens

12 Mahoni Swietenia mahagoni

13 Mangga Mangifera indica

14 Mengkudu Morinda citrifolia

15 Nangka Artocarpus integra

16 Kihujan Samanea saman

17 Palem raja Oreodoxa regia

18 Pepaya Carica papaya

19 Petai Cina Leucaena leucocephala

20 Pinus Pinus merkusii

21 Pisang Musa paradisiaca

22 Bintaro Cerbera manghas

23 Waru laut Hibiscus tiliaceus

Sumber: Data Primer, 2015

Selain pohon terdapat juga tanaman hias di pekarangan yang berfungsi sebagai

penghijauan dan keindahan. Selain tanaman hias terdapat juga semak dan belukar yang

tumbuh secara liar tidak ditanam, dan mengisi lahan terbuka sehingga lahan yang terbuka

tidak menjadi gersang.

Tabel 2.17. Jenis Tanaman Hias dan Semak yang Terdapat di Pekarangan Penduduk di

Sekitar Lokasi Tapak Proyek

No. Nama Daerah/Indonesia Nama Ilmiah

1 Bunga kana Canna hybrida

2 Hanjuang hijau Crodyline fruticosa

3 Hanjuang merah Crodyline terminalis

4 Jawer kotok Coleus blumei

5 Kaktus Cactus sp.

Page 170: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 40

No. Nama Daerah/Indonesia Nama Ilmiah

6 Kembang kertas Bougenvilla spectabilis

7 Kembang sepatu Hibiscus rosasinensis

8 Lidah buaya Aloe vera

9 Mawar Rosa hybrida

10 Oleander Nerium oleander

11 Patikan Euphorbia sp.

12 Pisang hias Heliconia sp.

13 Puring Codiaeum variegatum

14 Sinyo nakal Duranta erecta

15 Tagetes Tagetes erecta

16 Tapak dara Catharanthus roseus

17 Alang-alang Imperata cyllindrica

18 Putri malu Mimosa pudica

Sumber: Data, 2015

2) Mangrove

Mangrove hidup di daerah antara level pasang-naik tertinggi (maximum spring tide)

sampai level di sekitar atau diatas permukaan laut rata–rata (mean sea level). Mangrove

merupakan sebuah ekosistem yang mempunyai kemampuan besar. Mangrove (oleh

sebagian orang disebut sebagai bakau – yang sesungguhnya nama salah satu jenis

mangrove), hanya dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah tropis dan sebagian

subtropis. Tanaman ini ditemukan di pantai-pantai yang dangkal, estuaria, delta, dan

daerah pantai yang terlindung.

Mangrove yang ada di Pulau Panjang hampir menutupi seluruh bagian terluar pulau,

terutama dibagian barat-selatan-timur. Mangrove yang tumbuh di Pulau Panjang hanya

didominasi oleh jenis Rhizophora apiculata. Ukuran mangrove rata rata berdiameter

kurang lebih 20-30 cm dan merata diseluruh lokasi.

2.2.2. Fauna

Pengumpulan data fauna dilakukan dengan penjelajahan dan pengamatan langsung pada

titik yang telah ditentukan di sekitar lokasi kegiatan. Selain melakukan pendataan secara

langsung melalui pengamatan (data primer) juga dilakukan wawancara terhadap warga

sekitar serta informasi lainnya yang dapat digunakan sebagai data sekunder untuk

melengkapi pendataan fauna yang mungkin tidak teramati secara langsung.

Page 171: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 41

1) Aves

Lokasi tapak proyek rencana kegiatan saat ini merupakan lahan kosong, dengan lahan

di sekitarnya dekat dengan pemukiman sekitar lokasi kegiatan. Berbagai jenis fauna

yang terdapat di tapak proyek umumnya merupakan fauna/hewan liar yang umum

ditemukan di lingkungan permukiman penduduk pesawahan dan pantai. Dari hasil

survey ditemukan bahwa sebagian besar jenis fauna yang terdapat di tapak proyek

merupakan jenis aves.

Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi tapak proyek rencana kegiatan secara

keseluruhan ditemukan sedikitnya 16 jenis burung. Umumnya merupakan burung-

burung yang umum ditemukan di daerah pesisir dan permukiman penduduk. Jenis

burung yang dominan dijumpai antara lain kuntul (Egretta sp.), burung gereja (Passer

montanus), walet Sapi (Collocalia esculenta), layang-layang batu (Hirundo tahitica).

di sekitar lokasi tapak proyek masih dapat dijumpai jenis burung remetuk laut

(Gerygone sulphurea) dan cekakak sungai (Todirhamphus chloris).

Dari sejumlah jenis burung yang ditemukan di wilayah studi, beberapa diantaranya

termasuk dalam kategori jenis satwa liar yang dilindungi Berdasarkan UU No. 5 tahun

1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan peraturan

negara Indonesia yang tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang

Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, antara lain cekakak sungai (Todirhamphus

chloris), burung madu sriganti (Ciniris jugularis).

Tabel 2.18. Jenis Fauna Burung di Lokasi Tapak Proyek dan Sekitarnya

No. Nama Indonesia/Daerah Nama Ilmiah Status

1 Bondol jawa Lochura leucogastroides Tidak dilindungi

2 Burung gereja Passer montanus Tidak dilindungi

3 Burung madu sriganti Nectarinia jugularis Dilindungi

4 Cabe jawa Dicaeum trochileum Tidak dilindungi

5 Cekakak sungai Todirhampus chloris Dilindungi

6 Cinenen Orthotomus sp. Tidak dilindungi

7 Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster Tidak dilindungi

8 Kacamata biasa Zosterops palpebrosus Tidak dilindungi

9 Kuntul kerbau Bubulcus ibis Dilindungi

Page 172: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 42

No. Nama Indonesia/Daerah Nama Ilmiah Status

10 Kekeb babi Artamus leuchorynchus Tidak dilindungi

11 Layang-layang batu Hirundo tahitica Tidak dilindungi

12 Kuntul Karang Egretta sacra Tidak dilindungi

13 Remetuk laut Gerygone sulphurea Tidak dilindungi

14 Tekukur Streptopelia chinensis Tidak dilindungi

15 Walet sapi Collocalia esculenta Tidak dilindungi

16 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus Tidak dilindungi

17 Kapinis rumah Apus affinis Tidak dilindungi

Sumber: Data Primer, 2015

Selain terdapat jenis burung liar, terdapat pula unggas domestikasi yang umum

dipelihara oleh penduduk sekitar, antara lain ayam (Gallus gallus), bebek (Anas sp.)

dan angsa (Cygnus sp.).

2) Reptilia

Jenis-jenis reptilia darat yang terinventarisasi umumnya adalah jenis-jenis yang biasa

ditemukan di permukiman penduduk sekitar lokasi tapak kegiatan, seperti kadal

(Mabuia multifasciculata), Cicak rumah (Hemidactylus frenatus), tokek (Gecko

gecko), bunglon (Bronchocela cristatella). Umumnya hewan reptil yang ditemukan

tidak termasuk satwa liar yang dilindungi.

3) Amfibi

Amfibi yang terinventarisasi umumnya adalah jenis-jenis yang mudah ditemukan di

skitar pemukiman dan ladang, seperti kodok (Bufo melanostictus) dan katak sawah

(Rana sp.). Jenis-jenis amphibia yang ditemukan disekitar wilayah studi tidak

termasuk satwa liar yang dilindungi.

2.2.3. Biota Air

Pengamatan biota air di lingkungan sekitar tapak proyek meliputi keberadaan plankton

serta benthos yang di ambil dari perairan sekitar lokasi kegiatan.

1) Plankton

Keanekaan jenis plankton meliputi dua kelompok, yaitu fitoplankton dan zooplankton.

Fitoplankton adalah organisme renik yang bersifat nabati yang hidup melayang-layang

dalam ekosistem perairan. Organisme ini merupakan komponen biologis yang sensitif

Page 173: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 43

terhadap perubahan-perubahan lingkungan. Komposisi fitoplankton dalam ekosistem

air, dapat menunjukkan tingkat kestabilan ekosistem tersebut. Oleh karena itu,

kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton dapat menggambarkan kondisi suatu

ekosistem.

Zooplankton adalah organisme renik yang bersifat hewani dan hidupnya tergantung

pada fitoplankton. Zooplankton mampu melakukan gerakan aktif dalam upaya

mempertahankan diri maupun dalam mencari makan. Kemampuan fungsional

zooplankton sangat ditentukan oleh baik kuantitas dan kualitas fitoplankton maupun

kualitas air. Hal ini disebabkan sumber utama nutrisi bagi zooplankton adalah

fitoplankton.

Dari data diperoleh, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis indeks

keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak

proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi

pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau

stabilitas komunitas biota sedang.

Odum (1975) menggolongkan tingkat pencemaran suatu perairan berdasarkan kriteria

nilai indeks keanekaan plankton (Indeks Simpson) sebagai berikut :

> 0,8 : Tercemar ringan

0,6 - 0,8 : Tercemar sedang

< 0,6 : Tercemar berat

Tabel 2.19. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis Fitoplankton Di Perairan Tapak Proyek

No. Organisme Lokasi

PB – 1 PB – 2 PB – 3 PB – 4 PB – 5 PB – 6 PB – 7 PB – 8

Phytoplankton

1 Pleurosigma sp. 125 350 525

25 75 25

2 Rhizosolenia sp. 450 3.500 50 2.500 18.750 4.500 12.250 11.250

3 Rh. alata 25 1.500

250 425 100 325 2.500

4 Rh. Robusta 75 300

25 100 175 325 325

5 Rh. Shrubsolei

425

250 2.750 350 525 3250

6 Rh. Stolterfothii

25

25

50 25

7 Rh. Delicatula

25

50 225 50 75 175

8 Rh. Setigera

50

9 Rh. Hebetata

50 25 175

10 Ceratoulina sp. 25

50 50 30.000 175

11 Chaetoceros sp.

9.750

32.250 36.500 16.250 50 64.500

Page 174: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 44

No. Organisme Lokasi

PB – 1 PB – 2 PB – 3 PB – 4 PB – 5 PB – 6 PB – 7 PB – 8

12 Ch. Affinis 25 100

25 50 100 200 175

13 Ch. Curvicetus

100

50

150 425

14 Ch. Pseudocrinitus

25

325 175

15 Biddulphia sp. 75 425 200 50 350 8.750

4.250

16 B. Mobiliensis

25 25

25

17 Coscinodiscus sp. 25 125 100 175 225 500 325 425

18 Climacosphenia sp. 25

200 25

25

19 Thalassiothrix sp. 75 12.000 200 25.000 117.500 6.750 71.250 32.500

20 Stanieria sp.

21 Thalassionema sp.

100

4.000 14.500

18.000 17.250

22 Leptocylindrus sp.

25 50

25 50

25

23 Nitzschia sp.

100

2.250 2.500 50 25 175

24 N. sigma

25 50

25 N. Logisima

50 25 100 250

50

26 Bacteriastrum sp.

200

275 350 250 600 500

27 Ceratium sp.

150

425

150 175

28 Ceratium furca

50

29 C. fusus

25

25

25

30 Bacillaria Faradoxa

25

175 350 100 1.050 100

31 Triceratium sp.

25 100 250 50 25

50

32 Rhabdonema sp.

25

25 25 25

33 Surirella sp.

25

34 Bellerochea sp.

25

25

35 Trichodesmium sp.

100

25

36 Cladopyxis sp.

50

25

37 Skeletonema sp.

25

25

38 Stephanopyxis sp.

25

39 Ethmodiscus sp.

50

40 Nocticula sp.

25 25

41 Navicula sp.

25 50 50

42 Hemidiscus sp.

25 25

43 Ditylum sp.

50

25 25 100 25 175

44 Shrodella sp.

25

45 Dactyliosolen sp.

100

Jumlah 925 29.375 1.600 68.225 195.175 38.650 135.925 139.075

Indeks Diversitas Shanon &

Wiener (H’) 1.72 1.579 2.12 1.315 1.247 1.59 1.353 1.606

Indeks Dominansi Simpson (D) 0,721 0,705 0,833 0,636 0,587 0,727 0,650 0,706

Sumber: Data Primer, 2015

Page 175: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 45

Dilihat dari parameter keberadaan zooplankton, indeks keanekaragaman (H’) menunjukkan

bahwa perairan di sekitar tapak proyek indeks keanekaragaman zooplankton berkisar

antara 1,11 – 2,22. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi pencemaran perairan tersebut

umumnya berada pada tingkat ringan atau stabilitas komunitas biota sedang.

Tabel 2.20. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis zooplankton Di Perairan Tapak Proyek

No. Organisme Lokasi

PB – 1 PB – 2 PB – 3 PB – 4 PB – 5 PB – 6 PB – 7 PB – 8

Zooplankton

1 Balanus sp. 50 25

2 Copepoda 75

3 Centrofages sp. 450 75 75 75 100 25 25

4 Nauplii 125 75 50 175 100 50 25

5 Carycaeus sp. 350 1250 100 800 25 75

6 Macrostella sp. 125 25

7 Euterpina sp. 125 75 125 100 25 475 50 75

8 Acartia sp. 125 75 50 275 100 500 125 300

9 Eucalanus sp. 50 25

10 Tintinnopsis sp. 175 75 300 25 50 125

11 Leprotintinnus sp. 50

12 Acanthometron sp. 75 75 50 25

13 Oithona sp. 25 75 75 50

14 Paracalanus sp. 25 25 25

15 Candacia sp. 25

16 Globigerina sp. 25

17 Bivalvia 25 175 125 75

18 Gastropoda 25

19 Temora sp. 25

20 Polychaeta 25

Jumlah 1475 1775 250 925 1600 1500 600 725

Indeks Diversitas Shanon

& Wiener (H’)

1.921 1.11 1.22 1.962 1.718 1.696 2.218 1.72

Indeks Dominansi

Simpson (D)

0,817 0,486 0,66 0,831 0,702 0,762 0,871 0,763

Total Plankton 2400 31150 1850 69150 196775 40150 136525 139800

Indeks Diversitas Shanon

& Wiener (H’)

2.51 1.771 2.394 1.395 1.298 1.754 1.385 1.623

Indeks Dominansi

Simpson (D)

0,889 0,736 0,868 0,645 0,594 0,747 0,653 0,709

Sumber: Data Primer, 2015

Page 176: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 46

2) Benthos

Benthos adalah organisme yang mendiami bagian dasar dari suatu perairan. Secara

umum, benthos meliputi jenis tumbuhan maupun hewan. Akan tetapi, istilah ini lebih

umum digunakan untuk kelompok hewan. Benthos hidup dari seresah bahan-bahan

organik yang ada di dasar perairan (filter feeder). Hewan ini hidup relatif menetap

(sesil) di dasar, sehingga komposisi benthos pada suatu lokasi sering dikaitkan kondisi

lingkungan dimana hewan itu hidup. Oleh karena itu, benthos adalah organisme

indikator yang digunakan sebagai kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu

perairan.Keanekaan jenis benthos di titik sampling perairan di sekitar lokasi tapak

proyek adalah sebanyak 19 jenis. Berdasarkan analisis indeks keanekaragaman

Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya kondisi perairan kisaran antara 3,05 –

7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi pencemaran perairan tersebut umumnya

berada pada tingkat ringan atau stabilitas komunitas biota sedang.

Tabel 2.21. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis Benthos Di Perairan Sekitar Tapak Proyek

No. Organisme Lokasi

PB – 1 PB – 3 PB – 6 PB – 7 PB – 8

Benthos

1 Veneridae sp. 8 8 8

2 Gammarus sp. 8

3 Polychaeta 8 8

4 Dentallium sp. 8 8

5 Nassaridae 24

6 Gastropoda 16

7 Turritella sp. 8

8 Nassaria sp. 16

9 Eglisia sp. 8 16

10 Terebridae 8

11 Pyramidella sp. 8

12 Mysis sp. 8 16

13 Littoraria sp. 120

14 Nassarius sp. 8

15 Balanus Improvesus 8

16 Scylla sp. 8 8

17 Timoclea sp. 40 24

18 Cerithiidae 24 8

19 Natica sp. 8

20 Mitra sp. 8

Jumlah 80 64 136 104 72

Indeks Diversitas Natica

Shanon & Wiener (H’) 1.834 1.494 0.443 1.839 1.676

Indeks Dominansi Simpson

(D) 0,82 0,75 0,214 0,792 0,790

Sumber: Data Primer, 2015

Page 177: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 47

3) Ikan (Nekton)

Beberapa spesies ikan yang umum ditangkap di perairan sekitar Teluk Banten dan Laut

Jawa berdasarkan data sekunder sedikitnya terdapat 23 jenis ikan yaitu selar (Selaroides

leptolopis), layang, tembang, lemuru (Sardinella longiceps), Petek (Leognathus equulus) ,

teri (Stelophorus spp), kembung (Rastreliger branchisoma), kembung banjar (Rastreliger

kanagurta), cumi-cumi, japuh (Dassumeiris sp.) tuna (Euthynnus pelamis), kurisi,

manyung, Belanak, tengiri (Scomberomorus lineolatus), bawal (Pampus chinesis), layur

(Trichiurus sp.), rajungan, udang (Panaeous monodon), kakap (Lates sp.), cakalang

(Catswonus pelamis), Bentong (Selar crumenopthalmus) dan pari (Dasyatis sp.). Spesies

ikan yang biasa ditangkap dan diperdagangakan oleh nelayan lokal antara lain, tembang

(Sardinella fimbriata), lemuru (Sardinella longiceps), selar (Selaroides leptolepis), tuna

(Euthynnus pelamis) dan tengiri (Scomberomorus lineolatus) dan tetengkek (Megalaspis

cordyla).

Jenis ikan hias yang terdapat di lokasi merupakan ikan khas yang biasa hidup di terumbu

karang. Jenis ikan tersebut diantaranya adalah Abudefduf vagabundis, Thalassoma lunare,

Halichoeres hortulanus, Chlorurus bleekeri, Aeoliscus strigatus. Chaetodon octofasciatus.

4) Terumbu Karang dan Padang Lamun (Seagrass)

Secara umum kondisi terumbu karang di di sebelah timur Pulo panjang dalam keadaan

kurang baik, terlihat dari banyaknya rubble (patahan karang mati), tutupan alga dan

sedimen pasir serta visibility (jarak pandang) sangat terbatas kurang lebih hanya 50 cm, hal

ini disebabkan oleh gelombang dan arus sehingga sedimen berupa pasir terangkat dan

membuat air menjadi keruh.

Persentase penutupan karang keras digunakan untuk mengetahui kondisi terumbu karang di

suatu wilayah perairan laut. Kondisi terumbu karang ini ditentukan berdasarkan total

frekuensi ditemukan luas tutupan karang keras hidup. Persentase luas tutupan ditentukan

menggunakan perhitungan jumlah tiap komponen dibagi total jumlah titik dala transek

dikali 100%. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang di 4 lokasi menunjukkan hasil

kondisi terumbu karang dengan kategori sedang hingga buruk. Kondisi terumbu karang

ditentukan berdasarkan proporsi tutupan yaitu proporsi transek yang terdiri dari karang

keras hidup dengan kriteria berdasarkan KepMen LH No. 04 Tahun 2001 Tentang Kriteria

Baku Kerusakan Terumbu karang yaitu kondisi buruk 0 – 24.9 % , kondisi sedang 24 -

49.9 %, kondisi baik 50 – 74.9 % dan kondisi baik sekali 75 – 100 %.

Page 178: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 48

Hasil pengamatan kondisi terumbu karang diperoleh nilai sebesar 47% sehingga tergolong

ke dalam kriteria sedang. Banyak ditemukan Rubble (patahan karang mati) dan karang

mati yang tertutup alga (Dead Coral Algae). Jenis karang yang ditemukan adalah

Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora Humilis, Montipora capricornis, Favites

flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites cylindrical.

Kondisi lamun di perairan pulau panjang pada saat pengambilan data dilakukan hanya

sedikit, karena lamun tertutup sedimen lumpur. Lamun yang teridentifikasi masih hidup

terdapat satu jenis yaitu Enhalus acoroides. Tertutupnya lamun oleh sedimen menjadikan

warna daun tidak hijau melainkan sudah berubah menjadi coklat. Hal ini dipengaruhi juga

oleh musim hujan dimana, pada saat musim hujan, lumpur yang ada didarata terbawa oleh

air larian ke laut.

Page 179: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 49

Gambar 2.23. Terumbu karang yang ditemukan di Pulo Panjang

Gambar 2.24. Lokasi Sebaran terumbu Karang, Mangrove dan lamun P. Panjang

Page 180: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 50

2.3. Komponen, Sosial, Ekonomi dan Budaya

Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara secara administratif berada dalam wilayah

Desa Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang. Selain Desa Argawana,

kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara juga berdekatan dengan Desa Pulopanjang,

Kecamatan Puloampel. Hal ini khususnya terkait dengan kegiatan laut perusahaan seperti

dumping area, dredging, pemeliharaan alur kapal, dan lalu lintas kapal LNG. Oleh

karenanya, wilayah studi sosial ekonomi akan difokuskan kepada masyarakat di dua desa

tersebut termasuk aktivitas nelayan sekitar.

Secara geografis Kecamatan Puloampel berada di wilayah paling utara Kabupaten Serang

dan berbatasan langsung dengan kota administrasi lain yaitu Kota Cilegon. Di sebelah

Utara dan Barat Kecamatan Puloampel berbatasan dengan Selat Sunda, di sebelah Selatan

berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kota

Cilegon. Sedangkan topografi permukaan daratan kecamatan ini sebagian datar dan

sebagian perbukitan.

Luas wilayah Kecamatan Puloampel adalah 41,1058 km2 yang terdiri dari 9 desa. Desa

Pulo Panjang merupakan desa yang memiliki wilayah terluas dengan luas wilayah 7,4 km2

atau sekitar 18% dari luas wilayah Kecamatan Puloampel. Desa Pulo Panjang berada di

Pulau Panjang terpisah dari Pulau Jawa dan terpisah dari desa-desa lainnya di Kecamatan

Puloampel. Sedangkan luas Desa Argawana sekitar 10% dari luas wilayah Kecamatan

Puloampel.

2.3.1. Kependudukan

1) Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Berikut data kependudukan Desa Argawana dan Desa Pulopanjang berdasarkan data

kependudukan Kecamatan Puloampel dalam angka, 2014.

Tabel 2.22. Tabel Jumlah Penduduk

No Keterangan Desa Argawana Desa

Pulopanjang

Kecamatan

Puloampel

1 Penduduk laki-laki (Jiwa) 3.814 1.343 18.105

2 Penduduk Perempuan (Jiwa) 3.644 1.166 17.159

3 Jumlah Penduduk (Jiwa) 7.458 2.509 35.264

4 Luas Wilayah (Km2) 4,2650 7,4000 41,1058

5 Kepadatan Penduduk (jiwa per Km2) 1.749 339 857

6 Sex Ratio 105 115 106

Sumber : Puloampel dalam Angka (2015)

Page 181: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 51

Berdasarkan distribusi spasial penduduk, Desa Argawana merupakan desa dengan jumlah

penduduk terbanyak di Kecamatan Puloampel yaitu mencapai 7.458 jiwa. Sebaliknya,

Desa Pulo panjang dengan total penduduk 2.363 jiwa merupakan desa yang paling sedikit

penduduknya di Kecamatan Puloampel (Puloampel dalam Angka,2014).

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin menunjukan angka yang seimbang, dimana

perbedaan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh berbeda.

Kepadatan penduduk menunjukkan persebaran penduduk di suatu daerah tertentu. Dilihat

dari perbandingan antara total penduduk dengan luas wilayahnya, Desa Argawana

merupakan Desa yang paling padat penduduknya dengan tingkat kepadatan penduduk

1.749 penduduk per Km2. Sebaliknya Desa Pulopanjang merupakan daerah yang paling

jarang kepadatan penduduknya yaitu 339 peduduk per Km2.

2) Jumlah Kampung, RT, dan RW

Jumlah RT dan RW di Kecamatan Puloampel tidak berubah dari tahun 2012 sampai

saat ini yaitu 133 RT dan 46 RW. Jumlah RT dan RW terbanyak terdapat di Desa

Argawana. Dilihat dari rasio jumlah RT dan RW, di Kecamatan Puloampel rata-rata

satu RW membawahi tiga RT.

Tabel 2.23. Jumlah Kampung, RT, RW di Kecamatan Puloampel

Desa Jumlah Kampung Jumlah RW Jumlah RT Rasio RT : RW

Argawana 11 10 20 2

Banyuwangi 12 6 14 2

Margasari 6 5 15 3

Puloampel 4 3 10 3

Sumuranja 6 6 17 3

Kedungsoka 7 5 18 4

Mangunreja 2 3 11 4

Salira 5 4 16 4

Pulo Panjang 6 4 12 3

Jumlah 59 46 133 3

Sumber : Kec. Puloampel Dalam Angka, 2015

3) Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Bila dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur, dapat dikelompokkan

menjadi dua kelompok, yaitu kelompok usia produktif dan usia non produktif. Kelompok

usia produktif adalah penduduk dengan usia 15-64 tahun, sedangkan kelompok non

produktif adalah penduduk dengan usia 0-14 tahun dan pada usia diatas 64 tahun.

Page 182: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 52

Tabel 2.24. Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kecamatan Pulo Ampel

Kelompok

Umur

(Tahun)

Laki-laki Perempuan Total

0–4 1.889 1.776 3.665

5–9 1.687 1.563 3.25

10–14 1.659 1.503 3.162

15–19 1.626 1.481 3.107

20–24 1.626 1.481 3.107

25–29 1.63 1.571 3.201

30–34 1.561 1.625 3.186

35–39 1.538 1.436 2.974

40–44 1.411 1.308 2.719

45–49 1.132 1.109 2.241

50–54 898 824 1.722

55–59 557 550 1.107

60–64 412 462 874

65–69 268 290 558

70–74 149 196 345

75+ 109 134 243

Jumlah 18.105 17.159 35.264

Sumber: Kecamatan Puloampel dalam Angka 2015.

Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa

tenaga kerja adalah setiap orang yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang

atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Batas usia

kerja yang berlaku di Indonesia adalah usia 15-64 tahun (usia produktif). Berdasarkan data

di atas, nampak bahwa presentase penduduk produktif relatif cukup besar yaitu mencapai

68,73%. Hal ini menunjukkan bahwa potensi ketenagakerjaan di Kecamatan Puloampel

cukup besar.

Tabel 2.25. Jumlah Penduduk Kecamatan Puloampel Berdasarkan Usia Produktif

Kelompok Umur Jumlah Persentase Dependency Ration (%)

Belum Produktif

(di bawah 15 tahun)

7.152 jiwa 20,28 % 29,50%

Produktif

(15-64 tahun)

24.238 jiwa 68,73 % 34,23%

Tidak Produktif

(di atas 64 tahun)

1.146 jiwa 3,25% 4,72%

Sumber : Kecamatan Puloampel dalam Angka, 2015

Page 183: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 53

Selain besarnya presentase penduduk produktif, dapat diketahui tingkat ketergantungan

penduduk (dependency ratio). Rasio ketergantungan merupakan salah satu indikator

demografi yang penting. Semakin tinggi persentase rasio ketergantungan suatu

daerah menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk usia

produktif untuk membiayai hidup penduduk non produktif (belum produktif dan sudah

tidak produktif lagi), demikian sebaliknya.

Berdasarkan data jumlah penduduk menurut kelompok umur, dapat diketahui rasio

ketergantungan total adalah sebesar 34,23%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja

(dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 35 orang yang belum produktif dan

dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 45,58% ini disumbangkan oleh rasio

ketergantungan penduduk usia belum produktif sebesar 29,50%, dan rasio ketergantungan

penduduk usia tidak produksi sebesar 4,72%. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk

usia produktif di Kecamatan Puloampel masih dibebani tanggung jawab akan penduduk

usia belum produktif yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab

terhadap penduduk usia tidak produktif.

4) Pendidikan

Kondisi tingkat pendidikan menunjukkan kondisi sumber daya manusia yang ada di sekitar

proyek. Berdasarkan hasil survey, pada umumnya tingkat pendidikan responden tergolong

masih rendah. Jumlah terbanyak responden berpendidikan tamat SD dan SLTP (26%),

tidak tamat SMA (13,5%), tidak tamat SD (12,5%), Lulus SMA (9,4%), tidak sekolah

(5,2%), dan pendidikan tinggi (D3 dan S1) masing-masing 2,1%. Hal ini menunjukkan

bahwa penduduk yang mengenyam pendidikan tinggi masih sedikit. Rendahnya tingkat

pendidikan sebagian besar responden ini berpengaruh terhadap jenis pekerjaan dan tingkat

keahlian yang dimiliki. Sehingga seringkali tuntutan penyerapan tenaga kerja terhadap

suatu rencana kegiatan pembangunan menjadi cukup besar.

5) Mata Pencaharian

Gambaran kondisi sumber daya manusia berdasarkan tingkat pendidikan di atas diperkuat

dengan data mengenai sumber mata pencaharian penduduk. Berdasarkan hasil survey,

berikut profil mata pencaharian responden.

Page 184: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 54

Tabel 2.26. Pekerjaan Responden

Pekerjaan Responden Jumlah Presentase (%)

Nelayan 37 38,5

Petani penggarap 1 1,0

Wiraswasta 12 12,5

Pedagang 9 9,4

Buruh di luar sektor

pertanian

1 1,0

Tukang 1 1,0

Lainnya 35 36,5

Total 96 100,0

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas, presentase mata pencaharian sebagian besar responden adalah

sebagai nelayan. Hal ini sejalan dengan kondisi mayoritas mata pencaharian penduduk di

Desa Argawana dan Pulopanjang. Berdasarkan informasi dari aparat desa setempat, sekitar

80% warga Desa Argawana adalah nelayan. Sedangkan di Desa Pulopanjang sekitar 60%

dari jumlah penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan.

Selain dominasi pekerjaan sebagai nelayan, hasil survey menunjukkan jumlah responden

yang memiliki pekerjaan sampingan sangat sedikit. Hanya sekitar 1-2% responden yang

memiliki pekerjaan sampingan, di antaranya sebagai petani pemilik, wiraswasta, dan buruh

di luar sektor pertanian.

2.3.2. Tingkat Pendapatan Penduduk

Salah satu hal penting dalam aspek ekonomi penduduk adalah tingkat pendapatan

penduduk. Berdasarkan hasil survey, sebagian besar pendapatan responden di bawah UMR

Kabupaten Serang. Sekitar lebih dari 62% dari total responden, pendapatan mereka masih

di bawah Rp.2.700.000,00 (UMR Kabupaten Serang).

Tabel 2.27. Total Pendapatan Keluarga Responden

Total Pendapatan Jumlah Persentase (%)

<500.000 14 12.5

500.000-1.000.000 29 30.2

1.000.000-2.000.000 19 19.8

2.000.001-4.000.000 11 11.5

>4.000.000 23 24

Total 96 100

Sumber : Data Primer, 2016

Page 185: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 55

2.3.3. Status dan Kondisi Rumah Tinggal

Hampir 85,4% responden memiliki rumah yang saat ini mereka jadikan tempat tinggal.

Terdapat 5,2% responden yang menyewa rumah, dan 9,4% masih menumpang. Umumnya

responden yang tinggal merupakan penduduk asli, sehingga rasa kepemilikan mereka

terhadap lingkungan sekitar sangat tinggi termasuk daerah sekitar proyek sehingga perlu

sosialisasi yang baik terkait keberadaan PT.NGS.

Tabel 2.28. Status Kepemilikan Rumah

Status

kepemilikan

rumah

Jumlah Persentase

(%)

Milik 82 85.4

Sewa 5 5.2

Numpang 9 9.4

Total 96 100

Sumber : Data Primer, 2016

Luas bangunan rumah responden cukup bervariasi, berkisar antara 29 meter persegi

dampai lebih dari 70 meter persegi. Namun sebagian besar (76%) responden memiliki luas

bangunan lebih dari 70 m2. Meskipun juga terdapat responden yang memiliki luas rumah

dengan luas kisaran 14-28 m2

namun hanya sedikit 3,1%. Lantai rumah responden cukup

bervariasi, terdapat rumah yang menggunakan plester (13,5%), ubin (22,9%), Keramik

(61,5%) dan masih ada responden yang rumahnya berlantaikan tanah (2,1%). Berbeda

halnya dengan jendela sebagai sirkulasi udara dan fasilitas MCK. Sebagai besar rumah

tinggal sudah memiliki jendela sebagai sirkulasi udara (93%) dan MCK pribadi di dalam

rumah (96,9%) sedangkan sisanya (3,1%) masih menggunakan fasilitas kamar mandi

umum.

Untuk fasilitas penerangan, hampir sebagian besar responden (89,6%) adalah pelanggan

PLN (Perusahaan Listrik Negara). Namun terdapat masing-masing 5,2% dari total

responden yang fasilitas penerangannya bersumber dari genset atau listrik/genset yang

disalurkan dari tetangga. Namun, tidak demikian halnya dengan saluran air PDAM

(Perusahaan Daerah Air Minum). Hanya 27,1% responden menggunakan fasilitas PDAM

baik untuk air minum maupun untuk keperluan rumah tangga lainnya. Sedangkan sekitat

52% responden menggunakan sumur gali/ bor sebagai pemenuhan kebutuhan air sehari-

hari. Dan sisanya masih menggunakan mata air, sungai, dan kemasan air isi ulang untuk

kebutuhan minum dan kebutuhan air sehari-hari.

Page 186: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 56

2.3.4. Fasilitas Umum Sosial Ekonomi

Secara keseluruhan (100%) penduduk Kecamatan Puloampel adalah pemeluk agama Islam.

Sejalan dengan hal itu, fasilitas agama yang tersedia di kecamatan ini juga merupakan

fasilitas untuk menjalankan kegiatan umat Islam baik berupa masjid, mushola dan

pengajian (majlis talim) yang keberadaanya cukup merata tersebar di setiap desa/kelurahan

di Kecamatan Puloampel. Total fasiitas keagamaan (agama Islam) di Kecamatan

Puloampel sebanyak 48 masjid, 49 mushola, dan 21 majlis ta’lim.

Sarana Pendidikan di Kecamatan Puloampel terdiri dari tingkat dasar hingga menengah

atas. Dengan jumlah guru yang cukup memadai. Informasi mengenai jumlah sekolah, guru,

dan murid tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 2.29. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Untuk Setiap Tingkat Pendidikan di

Kecamatan Puloampel

Kecamatan Banyaknya Sekolah Banyaknya Guru Banyaknya Murid

SD SMP SMU SD SMP SMU SD SMP SMU

Pulo Ampel 20 3 1 193 54 29 4.171 308 37

Sumber: Kecamatan Puloampel dalam Angka 2015.

Sementara itu, fasilitas pelayanan kesehatan di Kecamatan Puloampel, meliputi

Puskesmas/Pustu, Posyandu, praktek dokter, bidan, dan lainnya. Kondisi perekonomian

penduduk Kecamatan Puloampel menurut tingkat kesejahteraan keluarga menunjukkan

keadaan yang cukup baik. Secara umum, hanya 14,50% penduduk yang masuk kategori

Pra keluarga Sejahtera (Pra KS). Hampir 38% penduduk masuk dalam kategori Keluarga

Sejahtera II (KS II) dan sisanya masuk dalam kategori Keluarga Sejahtera I, III, dan III

Plus. Meskipun demikian, presentase jumlah penduduk yang masih dalam kondisi pra

sejahtera perlu mendapat perhatian. Sehingga diharapkan dengan keberadaan proyek dapat

membantu menurunkan angka tersebut. Seperti yang diharapkan responden akan

harapan/manfaat proyek yaitu dapat meningkatkan kondisi perekonomian warga sekitar.

Page 187: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 57

Tabel 2.30. Tingkat Kesejahteraan Keluarga di Kecamatan Puloampel

Tingkat Kesejahteraan

Keluarga

Kelurahan

Desas Argawana Desa Pulopanjang Kecamatan

Puloampel

Jml % Jml % Jml %

Pra Keluarga Sejahtera (KS) 221 12.88 159 20.68 1415 14.50

Keluarga Sejahtera I 292 17.02 193 25.10 1556 15.94

Keluarga Sejahtera II 576 33.57 294 38.23 3695 37.86

Keluarga Sejahtera III 450 26.22 66 8.58 2169 22.22

Keluarga Sejahtera III Plus 177 10.31 57 7.41 925 9.48

Total 1716 100 769 100 9760 100

Sumber: Kecamatan Puloampel dalam Angka 2015.

Perekonomian Berbasis Kelautan dan Perikanan

Terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove masih terdapat di sekitar perairan

Kabupaten Serang. Menurut Data Kelautan dan Perikanan dalam Angka Provinsi Banten

(2014), di perairan Kabupaten Serang, terdapat sekitar 250 ha terumbu karang, 598,5 ha

hutan mangrove, dan 424,5 ha padang lamun.

Desa Argawana dan Desa Pulopanjang merupakan desa yang statusnya merupakan desa

Pesisir selain keenam desa pesisir lainnya di Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang.

Berdasarkan data Kelautan dan Perikanan dalam Angka Provinsi Banten(2014), berikut

jenis ikan dan udang yang umumnya ditangkap oleh nelayan di Kabupaten Serang, beserta

musim dan alat tangkap yang biasa digunakan.

Tabel 2.31. Jenis, musim, dan alat tangkap ikan dan udang di Kabupaten Serang

Jenis Musim Puncak Musim Alat tangkap

Ikan Peperek, Teri,

Slanget,

Tongkol,

Tembang,

Tenggiri, Pari,

Manyung

April s.d

Oktober

Agustus s.d

September

Gillnet, Bagan,

Payang,

Jr.Udang,

Jr.Klitik,

Pancing

Udang Jerbung, Windu Sepanjang tahun -

Sumber : Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Provinsi Banten, 2015

Page 188: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 58

Tabel 2.32. Keragaan Perikanan Tangkap di Kabupaten Serang Tahun 2013

Keragaan Perikanan Satuan Jumlah

Rumah Tangga Perikanan (RTP) Buah 517

Nelayan Orang 5.115

Armada Buah 1.267

Alat Tangkap Unit 1.210

Produksi Ton 7.523

Nilai produksi 1.000 rupiah 80.200.779

Pendapatan rata-rata 1.000 ribu/org/tahun 15.673

Sumber : Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Provinsi Banten, 2015

Tabel 2.33. Jenis, musim, dan alat. Pendapatan Rata-rata Nelayan Kabupaten Serang

Tahun 2013

Nilai produksi

(Ribu Rp)

Nelayan

(orang)

Pendapatan rata-rata

(Ribu Rp/Org/Th)

Laut 77.998.228 47.779 1.632

PU 2.202.550 336 6.555

Sumber : Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Provinsi Banten, 2015

Tabel 2.34. Keragaan Perikanan Budidaya Menurut Jenis data Kabupaten Serang Tahun

2013

Keragaan Perikanan Satuan Jumlah

Rumah Tangga Perikanan (RTP) Buah 2.847

Pembudidaya Orang 2.847

Luas lahan Ha 5.821

Produksi Ton 62.537,10

Nilai produksi 1.000 rupiah 201.101.500

Pendapatan rata-rata 1.000 ribu/org/tahun 70.636

Sumber : Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Provinsi Banten, 2015

Tabel 2.35. Jenis, musim, dan alat Pendapatan Rata-rata Pembudidaya Kabupaten Serang,

Tahun 2013

Tahun 2011 2012 2013

Pendapatan 376.037,59 297.683,87 560.716,59

*Satuan : 1.000 ekor

Sumber : Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Provinsi Banten, 2015

Page 189: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 59

(i) Perikanan budidaya laut sekitar proyek

Kegiatan budidaya laut yang berada di sekitar proyek terutama di sepanjang

garis pantai Pulopanjang, Kegiatan budidaya laut yang dimaksud diantaranya

adalah budidaya keramba ikan kerapu dan rumput laut. Budidaya rumput laut

berada sekitar 300 meter dari bibir pantai Pulopanjang. Hal yang perlu

diperhatikan adalah proses budidaya rumput laut cukup sensitif terhadap

kondisi salinitas air laut.

Sedangkan budidaya tambak apung (keramba ikan) berlokasi di arah barat dan

selatan Desa Pulopanjang Jumlah nelayan budidaya sekitar 10-20% dari jumlah

nelayan yang berada di Pulopanjang.

(ii) Perikanan tangkap sekitar proyek

a. Unit penangkapan ikan

Jenis kapal/perahu yang umumnya digunakan adalah perahu kayu dengan spesifikasi

sebagai berikut.

Tabel 2.36. Ukuran Perahu Nelayan sekitar Desa Argawana dan Pulopanjang

Panjang Lebar Tinggi Palkah Tahun Pembuatan Perkiraan Umur teknis

4 – 12 m 1-5 m 1,5 -6 m 2 m 1998, 2009, 2012 3-20 tahun

Sumber : survey, 2016

Alat penggerak perahu yang digunakan menggunakan 1 unit mesin dengan besar daya 20

s.d 30 PK.

Alat tangkap yang umum digunakan adalah jaring. Selain itu, nelayan juga menggunakan

pancing dan payang dengan jumlah kepemilikan alat tangkap oleh masing-masing nelayan

1-5 buah dengan ukuran jaring kisaran dari ukuran kecil hingga sedang.

Jumlah tenaga kerja atau lebih umum disebut anak buah kapal (ABK) rata-rata berjumlah

2-10 orang yang berasal dari Desa Argawana dan Desa Pulo panjang sendiri.

b. Daerah Penangkapan Ikan

Page 190: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 60

Tabel 2.37. Daerah Tangkapan Ikan nelayan sekitar Desa Pulopanjang dan Argawana

Nelayan Nama

Daerah/Perairan

Jarak dari

Pantai

(jam/mil/km)

Kedalaman

(m)

Substrat

Dasar

Perairan

Desa argawana dan

Pulo

panjangPulopanjang

Pulo Kali 20 km 25 – 30 Karang

Watu Ireng 30 km 25 – 30 Karang

Maringgai 1000 20 – 25 Karang

Laut Jawa 50 m 50 Karang

Teluk Banten 30 mil 30 – 40 meter Karang,

lumpur

Sumber : survey, 2016

c. Hasil Tangkapan Ikan

Tabel 2.38.. Hasil Tangkapan Ikan

Jenis Ikan Dominan Harga Jual Per kg ( Rp)

Ikan Kue 40.000

Ikan Jenaha / Kakap 35.000

Ikan Surisi 15.000

Teri Nasi 25.000

Teri Ireng / Katak 12.000

Ikan Tongkol 15.000

Sumber : survey, 2016

d. Pendapatan nelayan

Pendapatan nelayan di lokasi sekitar proyek sebagian besar berkisar antara

Rp.500.000 sampai dengan Rp.2.000.000 per bulan. Presentase jumlah

nelayan dan pendapatannya disajukan pada tabel berikut.

Tabel 2.39. Kisaran Pendapatan nelayan di sekitar tapak proyek

Kisaran pendapatan %

<500.000 20.5

500.000-1.000.000 28.2

1.000.000-2.000.000 25.6

2.000.000-4.000.000 7.7

>4.000.000 17.9

Total 100.0

Sumber : Survey, 2016

Page 191: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 61

2.3.5. Sumber Informasi Tentang Rencana Proyek

Wacana tentang pembangunan rencana proyek PT.NGS belum begitu diketahui oleh

warga. Baru sekitar 33,3% responden mengetahui rencana pembangunan proyek.

Sehingga, survey yang dilakukan juga dapat memberikan informasi mengenai rencana

pembangunan proyek bagi masyarakat sekitar. 33,3% responden yang mengetahui adanya

proyek memperoleh informasi sebagian besar berasal dari RT/RW setempat (10,4%). Hal

ini perlu menjadi perhatian untuk lebih memberikan sosialisasi kepada warga sekitar

proyek karena masih kurangnya pengetahuan terhadap proyek dan masih terbatasnya

sumber informasi.

Tabel 2.40. Sumber Info Tentang Rencana Proyek

Sumber Info Tentang Rencana Proyek Jumlah Persentase (%)

Pemerintah Daerah

Pihak pemrakarsa (PT.NGS)

Media Massa(TV,Radio,Surat Kabar)

RT/RW setempat

Tidak ada

Total

1

3

1

10

81

96

1.0

3.1

1.0

10.4

84.4

100.0

Sumber : Data Primer, 2016

2.3.6. Persepsi Mengenai Proyek

Hampir setengah jumlah responden (42,7%) mengaku bahwa perasaan mereka khawatir

setelah mengetahui tentang rencana pembangunan proyek. Namun tidak sedikit responden

(35,4%) juga mengatakan bahwa mereka merasa biasa saja. Selain itu, ada juga responden

yang merasa senang akan rencana pembangunan proyek (13,5%).

Tabel 2.41. Persepsi Tentang Rencana Proyek

Persepsi Jumlah Persentase (%)

Biasa Saja

Senang

Khawatir

Lainnya

Total

34

13

41

8

96

35.4

13.5

42.7

8.3

100.0

Sumber : Data Primer, 2016

Page 192: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 62

2.3.7. Dampak Positif (Manfaat) dari Rencana Pembangunan Proyek

Mengenai manfaat yang mungkin dapat diperoleh oleh warga sekitar rencana proyek,

sebanyak 31,3% menyatakan bahwa proyek akan memberikan manfaat berupa peningkatan

ekonomi untuk masyarakat sekitar. Sedangkan 3,1% dan 2,1% lainnya berpendapat proyek

akan menyerap tenaga kerja lokal serta akan adanya pembaharuan energi dengan

didistribusikannya LNG sebagai alternatif energi. Sebanyak total 63,6% responden

mengaku belum tahu dan tidak tahu manfaat dari adanya rencana proyek.

Tabel 2.42. Dampak Positif (Manfaat) Proyek

Dampak Positif (Manfaat) Proyek Jumlah Presentase (%)

Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar

penyerapan tenaga kerja lokal

Belum tahu

Tidak Tahu

Lain-lain (Pembaruan energi, dll)

Total

30

3

47

14

2

96

31.3

3,1

49.0

14.6

2.1

100.0

Sumber : Data Primer, 2016

2.3.8. Dampak Negatif (Kerugian/Resiko) dari Rencana Pembangunan Proyek

Daerah pesisir pantai seperti Kecamatan Puloampel dan sekitarnya merupakan daerah yang

banyak terdapat industri sehingga warga sudah familiar dengan dampak negatif dari

adanya industri. Karena selama ini industri cukup memberikan andil terhadap

meningkatnya limbah di daerah sekitar, maka sebagian besar responden (25%) merasa

khawatir jika keberadaan proyek akan memberikan dampak negatif berupa limbah, selain

itu responden juga merasa khawatir keberadaan proyek akan menimbulkan ketakutan

sewaktu-waktu terjadi kecelakaan berupa ledakan gas (22,9) karena sementara ini di

pemahaman warga bahwa semua perusahaan gas identik dengan kecelakaan berupa

ledakan, bagi responden yang sebagian besar merupakan nelayan mereka khawatir jika

penghasilan mereka akan berkurang (19,8%), sedangkan 8,3% responden lainnya khawatir

jika keberadaan proyek akan menimbulkan kebisingan. Di luar kekhawatiran-kekhawatiran

tersebut masih terdapat responden yang tidak tahu kemungkinan resiko yang akan dialami

akibat adanya proyek(21,9%).

Page 193: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 63

Tabel 2.43. Dampak Negatif (Resiko/Kerugian) akibat proyek

Dampak Negatif (Resiko/Kerugian) akibat

proyek Jumlah Presentase (%)

Limbah

Kebisingan

Takut (Gas Meledak)

Berkurang penghasilan

Tidak Tahu

Lain lain

Total

24

8

22

19

21

2

96

25.0

8.3

22.9

19.8

21.9

2.1

100.0

Sumber : Data Primer, 2016

2.3.9. Saran

Saran yang diberikan warga bagi berbagai kemungkinan risiko yang menurut warga

mungkin muncul juga cukup beragam. Saran yang cukup banyak disampaikan oleh warga

adalah peningkatan kepedulian terhadap masyarakat lokal baik berupa bantuan sosial serta

prioritas tenaga kerja lokal (22,9%). Selain itu, sebanyak 34,4% warga berharap perlu

adanya sosialisasi kepada nelayan terkait kegiatan yang akan dilakukan di sekitar dermaga

dan lokasi dumping area. Sosialisasi ini sangat penting bagi nelayan agar tidak terjadi

kesalahfahaman. Warga juga berharap dengan adanya kegiatan PT.NGS tetap menjaga

keamanan dan ketertiban di daerah sekitar proyek (4,2%). Seperti yang telah disebutkan

bahwa responden belum banyak yang mengetahui akan rencana proyek, maka responden

belum/tidak bisa memberikan saran terkait proyek (32,3%).

Tabel 2.44. Saran Terhadap Rencana Proyek

Saran Jumlah Persentase (%)

Tingkatkan Sistem keamanan

Tingkatkan kepedulian terhadap masyarakat

lokal (Kesejahteraan,prioritas tenaga kerja

lokal)

Sosialisasi ke nelayan

Tidak Tahu

Belum tahu

lain-lain

Total

4

22

33

22

9

6

96

4.2

22.9

34.4

22.9

9.4

6.3

100.0

Sumber : Data Primer, 2016

Page 194: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 64

2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat

2.4.1. Aspek Kesehatan Masyarakat

Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara mempengaruhi kesehatan

masyarakat di sekitar lokasi kegiatan terutama penduduk di Desa Argawana, Kecamatan

Puloampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Penyusunan AMDAL kesehatan

masyarakat didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal No.124 Tahun 1997 tentang

Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL. Dalam

peraturan tersebut, aspek kesehatan masyarakat yang akan ditelaah diantaranya sebagai

berikut:

1) Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan

dan berpengaruh terhadap kesehatan;

2) Proses dan potensi terjadinya pemajanan;

3) Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit;

4) Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko;

5) Sumber daya kesehatan;

6) Kondisi sanitasi lingkungan.

Mengacu pada peraturan tersebut, maka kondisi kesehatan masyarakat disekitar lokasi

Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara digambarkan berdasarkan

parameter yang telah disebutkan di atas.

1) Parameter Lingkungan Yang Diperkirakan Terkena Dampak

Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak dari kegiatan Rencana

Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara terhadap kesehatan adalah:

a) Parameter Kimia : Parameter kimia meliputi kandungan pencemar dalam udara

meliputi, CO, SO2, NO2, debu (TSP) dll. Parameter kimia dalam air meliputi BOD

(Biochemical Orxygen Demand), logam berat, pH dll.

b) Parameter Fisik : parameter fisik dalam air permukaan meliputi warna, rasa, bau,

kekeruhan, total padatan tersuspensi (TSS), dll. Parameter fisik dalam udara meliputi

kebisingan.

c) Parameter Biologi Parameter biologi dalam air meliputi ada atau tidaknya bahan

organik/mikroorganisme seperti bakteri E. coli dan virus. Parameter biologi lainnya

juga ditunjukkan dengan adanya hewan penyebab penyakit (vektor penyakit) seperti

nyamuk, lalat, tikus, kecoa dan cacing parasit.

Page 195: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 65

d) Parameter Sosial Parameter sosial yang dimaksud adalah adanya kehadiran orang

dari luar lokasi seperti tenaga kerja yang membawa potensi penyakit tersendiri dan

beresiko dalam penularan penyakit.

2) Proses dan Potensi Terjadinya Pemajanan

Pada kegiatan Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara, pemajanan

atau pemaparan terjadi secara langsung dan tidak langsung. Pemajanan secara langsung

dapat terjadi melalui berbagai aktivitas kontruksi dan operasional seperti meningkatnya

kadar debu, pencemaran air, kebisingan, zat-zat kimia yang terkandung melalui media air

dan udara dan adanya peningkatan vektor penyakit. Pemajanan langsung melalui air dan

udara dapat mengenai pekerja dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi

kegiatan. Pemajanan tidak langsung adalah pemajanan yang terjadi akibat peningkatan

kegiatan dimana gangguan kesehatan masyarakat yang terjadi merupakan akibat dari

turunnya kondisi sanitasi lingkungan, perubahan pola penyakit dan pola perilaku hidup

sehat masyarakat. Potensi terjadinya pemajanan ini biasanya relatif lebih besar, mengingat

proses ini melibatkan penduduk dalam jumlah yang besar dan terjadi dalam waktu yang

relatif lama. Selain itu, terbatasnya tingkat pengetahuan masyarakat menyebabkan

masyarakat belum tentu mampu mempersiapkan diri secara baik terhadap dampak

pemajanan yang yang terjadi. Proses maupun potensi terjadinya pemajanan (pemaparan)

yang terjadi pada seseorang hingga mengganggu kesehatannya dipengaruhi oleh tiga faktor

utama, yaitu agent (bibit sumber penyakit), host (manusia) dan environment (lingkungan).

Ketiga faktor tersebut dikenal The Traditional (Ecological) Model. Keseimbangan antara

host dan agent yang didukung dengan kondisi lingkungan yang baik sangat diperlukan

untuk mencapai kesehatan masyarakat yang diinginkan. Gangguan kesehatan terjadi saat

agent meningkat sedangkan daya tahan tubuh host dan kondisi lingkungan menurun.

3) Potensi Besarnya Resiko Penyakit

Potensi besarnya dampak atau terjadinya penyakit tercermin dalam beberapa angka

kesakitan oleh beberapa jenis pola penyakit yang diderita oleh masyarakat wilayah studi.

Kondisi sanitasi lingkungan yang terkena dampak kegiatan ditambah dengan faktor

kependudukan setempat, perilaku hidup sehat masyarakat, dan sarana prasarana kesehatan

yang tersedia akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat. Di

Puskesmas Puloampel, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan

penyakit yang paling banyak diderita penduduk. Penyakit berbasis lingkungan lainnya

yang sering ditemui adalah batuk, penyakit kulit dan diare.

Page 196: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 66

Tabel 2.45. Sepuluh besar penyakit di Puskesmas Puloampel

No. Jenis Penyakit Jumlah Pasien

2013 2014 2015

1 ISPA 380 2716 3089

2 Myalgia 265 943 1677

3 Batuk 202 919 1405

4 TB. Paru 195 481 415

5 Dermatitis 97 553 1051

6 Hipertensi 86 448 718

7 Tukak Lambung 57 317 360

8 Gigi 49 326 336

9 Diare 83 316 347

10 Artritis 60 564 227

Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Puloampel (2015)

Berdasarkan hasil survey di Desa Argawana dan Desa Pulo Panjang, diketahui bahwa pada

umumnya kondisi kesehatan responden dalam keadaan sehat (tidak sakit) sebesar 66,7%

sedangkan jenis penyakit yang umumnya diderita adalah gangguan pernapasan (12,5%),

gatal-gatal (10,4%) dan Demam Berdarah (DBD) (1%).

Tabel 2.46. Jenis Penyakit yang Diderita Responden

Jenis Penyakit Frekuensi Presentase (%)

Gangguan pernapasan 12 12.5

Gatal-gatal 10 10.4

DBD 1 1.0

Penyakit lainnya 9 9.4

Tidak sakit 64 66.7

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Sejalan dengan responden, anggota keluarga responden juga dalam keadaan sehat (tidak

sakit) sebesar 86,5% sedangkan jenis penyakit yang umumnya diderita adalah gangguan

pernapasan (2,1%), gatal-gatal (1%) dan Demam Berdarah (DBD) (1%).

Page 197: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 67

Tabel 2.47. Jenis Penyakit yang Diderita Anggota Keluarga

Jenis Penyakit Frekuensi Presentase (%)

Gatal-gatal 1 1.0

DBD 1 1.0

Pernapasan 2 2.1

Penyakit lain 9 9.4

Tidak Sakit 83 86.5

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

4) Karakteristik Penduduk Yang Beresiko

Penduduk yang beresiko terkena pemajanan dari air adalah penduduk sekitar areal lokasi

kegiatan terutama yang penduduk yang tinggal dekat dengan badan air.

Penduduk yang beresiko terkena pemajanan dari udara adalah penduduk yang berada di

timur dan selatan lokasi kegiatan karena arah angin dominan berasal dari arah barat dan

utara. Penduduk yang beresiko merupakan penduduk kategori usia non-produktif terdiri

atas kelompok usia 0-14 tahun dan ≥ 65 tahun.

5) Sumber Daya Kesehatan

Kondisi kesehatan suatu masyarakat tergantung pada sumber daya kesehatan di wilayah

tersebut. Di Kecamatan Puloampel, sarana kesehatan yang tersedia meliputi puskesmas,

puskesmas pembantu (pustu), poskesdes dan polindes.

Tabel 2.48. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kecamatan Puloampel Tahun 2015

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Unit

1. Puskesmas 1

2. Pustu 2

3. Poskesdes 2

3. Polindes 2

Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Puloampel 2015

Kehadiran tenaga kesehatan seperti dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga

kesehatan lainnya juga turut mendukung kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan

Puloampel. Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia terutama dokter dan perawat masih

rendah bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kecamatan Puloampel yang

mencapai 35.264 orang. Hal ini dapat menjadi salah satu hambatan dalam pelayanan

kesehatan di wilayah studi.

Page 198: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 68

Tabel 2.49. Tenaga Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Puloampel Tahun 2015

No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah

1. Dokter Umum 1

2. Dokter Gigi 1

3. Perawat 4

4. Bidan 16

Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Puloampel 2015

Di Kecamatan Puloampel, puskesmas memegang perang penting dalam pelayanan

kesehatan di sekitar lokasi kegiatan. Hal ini juga dibenarkan oleh responden yang

menyebutkan bahwa puskesmas dan rumah sakit menjadi tujuan berobat utama mereka

pada saat sakit.

Tabel 2.50. Tujuan Berobat Responden

Tujuan Berobat Frekuensi Presentase (%)

Dokter 2 2.1

Rumah sakit 11 11.5

Puskesmas 13 13.5

Pustu 1 1.0

Mantri 5 5.2

Tidak Sakit 64 66.7

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Keberadaan mantri kesehatan dan dukun juga berperan besar dalam pelayanan kesehatan

masyarakat di wilayah studi. Mantri kesehatan dan dukun dipilih oleh responden dan

anggota keluarga sebagai tujuan pengobatan.

Tabel 2.51. Tujuan Berobat Anggota Keluarga

Tujuan Berobat Frekuensi Presentase (%)

Dokter 2 2.1

Rumah Sakit 4 4.2

Puskesmas 4 4.2

Mantri 1 1.0

Dukun 1 1.0

Lainnya 1 1.0

Tidak Sakit 83 86.5

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Page 199: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 69

2.4.2. Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan merupakan cerminan kondisi kesehatan lingkungan hidup secara fisik,

baik di dalam tapak proyek maupun lingkungan sekitarnya. Kondisi kesehatan lingkungan

secara fisik dicerminkan melalui penyediaan sarana sanitasi seperti penyediaan air bersih,

pengelolaan sampah, MCK, perumahan dan lain-lain. Sanitasi lingkungan yang baik akan

mempengaruhi resiko gangguan kesehatan lingkungan akibat suatu kegiatan. Pada

akhirnya, sanitasi lingkungan yang baik akan mendukung kesehatan masyarakat di sekitar

lokasi kegiatan.

1) Perumahan/ Pemukiman

Pengertian rumah sehat menurut Permenkes No. 829 Tahun 1999 adalah kondisi fisik,

kimia, dan biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau

masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Syarat perumahan yang sehat

diantaranya adalah rumah yang dilengkapi dengan sarana air bersih, sarana pembuangan

air limbah, sirkulasi udara yang baik, penerangan yang cukup dan bagian ruang yang tidak

lembab dan tidak terpengaruh pencemaran.

Berdasarkan hasil survey dan data yang diperoleh diketahui bahwa kondisi pemukiman

warga lokal cukup memadai dengan konstruksi rumah sebagian besar penduduk sudah

dilengkapi dengan tembok, lantai keramik, fasilitas MCK yang telah tersedia di tiap rumah,

penerangan dan sirkulasi udara yang baik di dalam rumah. Hal ini menggambarkan

kesehatan lingkungan rumah penduduk yang tergolong cukup baik.

Berdasarkan keterangan responden, diketahui bahwa 61,5 % responden telah menggunakan

keramik pada lantai rumah mereka, sedangkan sisanya masih menggunakan ubin (22,9%),

plesteran (13,5%) dan tanah (2,1%).

Tabel 2.52. Tipologi Lantai

Tipologi Lantai Frekuensi Presentase (%)

Tanah 2 2.1

Plesteran 13 13.5

Ubin 22 22.9

Keramik 59 61.5

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Untuk dinding rumah, 87,5% responden menjawab bahwa rumah mereka sudah

Page 200: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 70

menggunakan tembok, sedangkan sisanya masih menggunakan kayu/bambu (7,3%) dan

setengah tembok (5,2%).

Tabel 2.53.Tipologi Rumah

Tipologi Rumah Frekuensi Presentase (%)

Tembok 84 87.5

Kayu/bambu 7 7.3

Setengah tembok 5 5.2

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Selain tipologi rumah dan lantai, penerangan dan sirkulasi rumah juga menjadi hal yang

harus diperhatikan sebagai syarat rumah sehat. Hasil survey menunjukkah bahwa 89,6%

rumah responden dilengkapi listrik PLN sebagai sumber penerangan sedangkan sisanya

menggunakan genset baik milik pribadi (5,2%) maupun listrik/genset miliki tetangga

(5,2%.

Tabel 2.54. Sumber Penerangan Rumah

Sumber Penerangan Frekuensi Presentase (%)

Listrik PLN 86 89.6

Genset 5 5.2

Listrik/Genset dari

tetangga

5 5.2

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Untuk sirkulasi udara di rumah, sebagian besar rumah responden, yaitu 96,9% sudah

dilengkapi dengan jendela sedangkan sisanya (3,1%) belum dilengkapi jendela atau

ventilasi udara yang cukup.

Tabel 2.55. Sirkulasi Udara di Rumah

Ketersediaan

Jendela/Sirkulasi Udara Frekuensi Presentase (%)

Ada 93 96.9

Tidak Ada 3 3.1

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Page 201: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 71

Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa lebih dari 88% rumah penduduk telah

dilengkapi dengan MCK pribadi di dalam rumah. Hanya sebagian kecil responden yang

masih menggunakan MCK bersama di luar rumah mereka.

Tabel 2.56. MCK untuk Keperluan Mandi

Jenis MCK (Mandi) Frekuensi Presentase (%)

Pribadi di dalam rumah 87 90.6

Pribadi di luar rumah 6 6.3

Umum 3 3.1

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Tabel 2.57. MCK untuk Keperluan Cuci

Jenis MCK (Cuci) Frekuensi Presentase (%)

Pribadi di dalam rumah 85 88.5

Pribadi di luar rumah 6 6.3

Umum 5 5.2

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Tabel 2.58. MCK untuk Keperluan Kakus

Jenis MCK (Kakus) Frekuensi Presentase (%)

Pribadi di dalam rumah 87 90.6

Pribadi di luar rumah 5 5.2

Umum 4 4.2

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

2) Pengelolaan Sampah

Jenis pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat akan berpengaruh terhadap

kesehatan lingkungan terkait dengan potensi timbulnya sumber penyakit dari sampah yang

tidak dikelola atau residu dari sampah yang dikelola. Untuk kesehatan tempat tinggal,

limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran

terhadap permukaan tanah dan air tanah.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, diketahui bahwa masyarakat pada umumnya

membuang sampah ke tempat sampah sebesar 41,7%, menimbun/membakar sampah di

Page 202: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 72

halaman rumah/kebun sebesar 9,4%, membuang sampah ke sungai/saluran drainase

sebesar 4,2% dan membuang sampah ke TPS sebesar 3,1%. Hal ini menunjukkan bahwa

dari segi pengelolaan sampah, penduduk di sekitar kegiatan beresiko terhadap gangguan

kesehatan karena masih banyak sampah yang tidak terkelola dengan baik dan bahkan

meninggalkan residu bagi lingkungan.

Tabel 2.59. Sistem Pengelolaan Sampah

Jenis Pengelolaan Sampah Frekuensi Presentase (%)

Dibuang ke Tempat

Sampah

40 41.7

Ditimbun/Dibakar di

Halaman/Kebun

9 9.4

Dibuang ke

Sungai/Selokan/Got

4 4.2

Dibuang ke TPS 3 3.1

lainnya 40 41.7

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

3) Saluran pembuangan air limbah

Kondisi saluran pembuangan limbah akan berpengaruh pada kesehatan lingkungan akibat

ada tidaknya ceceran, rembesan, atau genangan limbah cair yang berpotensi sebagai

sumber penyakit. Dari hasil survey yang dilakukan, diketahui bahwa responden sebesar

80,2% telah melakukan pengolahan limbah cair dengan pembuatan septic tank. Responden

lainnya masih membuang limbahnya langsung ke kolam sebesar 11,5%, sungai/saluran

drainase sebesar 7,3% dan cubluk sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi

pembuangan limbah, lokasi kegiatan beresiko terhadap gangguan kesehatan lingkungan

karena masih ada limbah cair yang tidak dikelola dengan baik.

Tabel 2.60. Sistem Pembuangan Air Limbah

Jenis Saluran Pembuangan

Air Limbah Frekuensi Presentase (%)

Septic tank 77 80.2

Kolam 11 11.5

Cubluk 1 1.0

Selokan/Sungai 7 7.3

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Page 203: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 73

4) Penyediaan Air Bersih

Akses masyarakat terhadap air bersih berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.

Ketersediaan air bersih dari segi kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap

perkembangan dan penyebaran penyakit di masyarakat. Dari hasil survey diketahui bahwa

masyarakat wilayah studi saat ini menggunakan air dari enam sumber berbeda pada musim

kemarau dan musim hujan. Pada musim kemarau penduduk mengandalkan sumber air

minum/masak dari sumur gali sebesar 47,9%, PDAM sebesar 27,1%, sumur bor sebesar

9,4% dan air isi ulang sebesar 9,4%.

Tabel 2.61. Sumber Air untuk Minum/Masak (Musim Kemarau)

Sumber Air Frekuensi Presentase (%)

Sumur Gali 46 47.9

Sumur Bor 9 9.4

Mata Air 1 1.0

Sungai 1 1.0

PDAM 26 27.1

Air Isi ulang 9 9.4

Air Kemasan 4 4.2

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Pada musim hujan, penduduk masih menggunakan sumber air yang sama dengan

presentase yang hampir sama pula dengan sumber air yang digunakan pada musim

kemarau, hanya saja ketersediaan air dari sungai digantikan oleh air hujan. Sumur gali

masih memegang peran utama sebagai sumber air minum. Hal ini menunjukkan bahwa

dari segi penyediaan air bersih, penduduk masih bergantung pada air tanah dan sungai

sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat beresiko terhadap gangguan kesehatan

terutama apabila terjadi penurunan kualitas air.

Tabel 2.62. Sumber Air untuk Minum/Masak (Musim Hujan)

Sumber Air Frekuensi Presentase (%)

Sumur Gali 39 40.6

Sumur Bor 10 10.4

Mata Air 2 2.1

PDAM 17 17.7

Air Hujan 1 1.0

Air Kemasan 27 28.1

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Page 204: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

II - 74

Penyediaan air bersih selain dimanfaatkan untuk keperluan minum dan memasak, juga

diperuntukkan untuk keperluan mandi dan cuci. Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa

pada musim hujan penduduk menggunakan air untuk mandi dan cuci yang bersumber dari

sumur gali sebesar 45,8%, sumur bor sebesar 16,7% dan air hujan sebesar 37,5%.

Tabel 2.63. Sumber Air untuk Mandi/Cuci (Musim Hujan)

Sumber Air Frekuensi Presentase (%)

Sumur gali 44 45.8

Sumur Bor 16 16.7

Air Hujan 36 37.5

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

Pada musim kemarau, sumur bor dan sumur gali masih digunakan oleh penduduk sebagai

sumber air untuk mandi/cuci. Hal yang membedakan dengan musim hujan adalah

penggantian air hujan dengan PDAM sebagai sumber air.

Tabel 2.64. Sumber Air untuk Mandi/Cuci (Musim Kemarau)

Sumber Air Frekuensi Presentase (%)

Sumur Gali 47 49.0

Sumur Bor 15 15.6

PDAM 34 35.4

Total 96 100.0

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015

2.5. Kegiatan di Sekitar Lokasi Proyek

Kegiatan lain yang berdekatan dengan lokasi proyek adalah pemukiman Desa Argawana

dan industri serta pelabuhan penyebrangan masyarakat ke Pulau panjang. Kegiatan di

sekitar proyek lainnya adalah adanya budidaya rumput laut dan penangkapan ikan

khususnya di daerah sekitar Pulopanjang. Kegiatan tersebut selain dapat terkena dampak

dari kegiatan proyek juga dapat saling memperkuat (sinergis) terhadap dampak sejenis

yang ditimbulkan oleh masing-masing kegiatan tersebut dalam hal penanggulangan

dampak, serta akan terjadi akumulasi dampak bila dampak dari terjadi tidak dikelola

dengan baik.

Page 205: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

106°10'0"E

106°10'0"E

106°9'0"E

106°9'0"E

106°8'0"E

106°8'0"E

106°7'0"E

106°7'0"E

106°6'0"E

106°6'0"E5

°54

'0"S

5°5

4'0

"S

5°5

5'0

"S

5°5

5'0

"S

5°5

6'0

"S

5°5

6'0

"S

5°5

7'0

"S

5°5

7'0

"S

5°5

8'0

"S

5°5

8'0

"S

PT. DUTA SUGAR INTERNATIONAL

PLTGU CILEGON

PULAU PANJANG

PT. CILEGON FABRICATORS

TAPAK PROYEK

PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING

TERMINAL BOJONEGARA

Gambar 2.25:

SITUASI SEKITAR

Sumber:

Google Earth, Tahun 2015

Coordinate System: GCS WGS 1984Datum: WGS 1984Units: Degree

1 0 10.5 Km

1:35,000Skala:.Orientasi Peta:

Keterangan:

Tapak Proyek

107°0'0"E

107°0'0"E

106°30'0"E

106°30'0"E

106°0'0"E

106°0'0"E

105°30'0"E

105°30'0"E

105°0'0"E

105°0'0"E

6°0

'0"S

6°0

'0"S

6°3

0'0

"S

6°3

0'0

"S

7°0

'0"S

7°0

'0"S

II - 75

PLTGU CILEGON

PT.COLEGON FABRICATORS

LOKASI KEGIATAN

PT.DUTA SUGAR INTERNATIONAL

PEMUKIMAN

LOKASI KEGIATAN

PULAU PANJANG

Page 206: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

II - 76

TELUK BANTEN

Keterangan:

Desa

Jalur_LNGC

Jalan

Sungai

Wilayah_Pengerukan

Jetty

Batas Wilayah Studi

Permukiman

Hutan Lahan Kering

Perkebunan

Semak Belukar

Alang-alang

Sawah

Lokasi Kegiatan

106°30'0"E

106°30'0"E

106°0'0"E

106°0'0"E

105°30'0"E

105°30'0"E

105°0'0"E

105°0'0"E

6°0

'0"S

6°0

'0"S

6°3

0'0

"S

6°3

0'0

"S

7°0

'0"S

7°0

'0"S

Titik Sampling:

MATERIAL Events

ÔÕ AIR

!! Kebisingan

!A Benthos

8 Sampling Udara

&* Transportasi

ù Sosekbud

Dumping-Area

Orientasi Peta:

. 1:60,000Skala:

1.5 0 1.50.75 Km

- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-632 Cipocokjaya, Skala 1:25.000- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-641 Kragilan, Skala 1:25.000

Sumber:

PETA SAMPLING

Gambar 2.26.:

ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL

BOJONEGARA

PT. NUSANTARA GAS SERVICES

BEJI

DUKUH

CANDI

PERES

BLACU

RAGAS

WADAS

BARAK

KEPUH

SEMPU

KRAKAL

CIPEDE

BAKREI

JEMPIT

SITONG

PABEAN

CIBAGA

SALIRA

KENTIR

NYAMUK

BANJAR

CIAKAR

KIAMAR

JURANG

TALANG

CIKADU

KADONG

PABEAN

MASIGIT

G. GEDE

CIWARGA

G. IPIK

PENYAIR

BAKELORMERAPIT

PECINAN

MANGLID

CIKEBEL

MASIGIT

G. PEDA

P. KALI

G. KISK

CI KADU

KEBALEN

CIMAUNG

TANGGUL

CI BAKO

TANJUNG

KEPATEN

SEMBOJA

BERIGIL

BUKARAYA

G. JENGI

PAKUNCEN

CI PETEY

SUKADIRI

CINANGSI

G. PEUTE

PAKUNCEN

KEDURUNG

P. KUBUR

GRENYANGBUNTALANG. PEDES P. SEMUT

TG. KOPO

GONDARAN

CI KEBEL

GIRISAPA

ARGAWANA

UKIRSARI

G. SALAK

CIBUNTEL

PULOKALI

CI KOHOT

WADASARI

KERNADEN

SILODONG

CI RAGAS

CI MAUNG

KEDAWUNG

KOTABUMI

SUMURGEDE

PULOAMPEL

SUMURANJA

SOLOR LOR

SUMURWATU

KALIGANDU

P. SALIRA

MEKARSARI

MARGAGIRI

CI NANGKA

CI KUBANG

G. KEMBAR

TENGGULUN

PENGORENG

G. SANTRI

PANGRANGO

RAGASWATU

NURULIMAN

DARULIMAN

TG. PIATU

CIRANGGON

WANAKERTA

G. KUYANG

KERTASANA

G. KRUENG

CI NANGSI

TG. PUYUT

SUMURASEM

SUMURANJA

TENGKURAK

P. TARAHAN

KEDUNGSOKA

G. KEDEPEL

G. TANJUNG

G. CIRAWAN

BOJONEGARA

KUBANGLELE

G. SERDANG

PASIRPUTIH

PLOSOAMPEL

KEDUNGSOKA

KALILANANG

SUMURWUNGU

RAGASAURAN

BANYUWANGI

PURWAKARTA

TG. AWURAN

KALI CANDI

PANYESEPAN

MANGUNREJA

BATULAWANG

CI RANGGON

KUBANGKEPUH

KUBANGLABAN

CI CARINGIN

PASARBUNDER

PULOPANJANGPENGARENGAN

KEDUNGINGAS

KARANGDALAM

G. GIRISAPA

TEGALBUNDER

KALI GEDONG

PANGARENGANJEMPITSAWAH

LANGON TIGA

KOTAKMALANG

NANGKABUBUR

CI GONDARAN

KARANGKEPUH

BUJANGBAROS

DUKUHMALANG

KAMPUNGPASAR

CIKUBANG DUA

G. PIATU DUA

KEJANGKUNGAN

GEMPOL KULON

LEUWEUNGSAWO

KARANGTENGAH

CIKEBEL ATAS

TANJUNGSAWAH

KUBANGLAMPIT

GEMPOL WETAN

CIORAGINGGANG

PULAU PANJANG

KALIKERANJANG

CIKEBEL BAWAH

SALIRA TENGAH

CIKUBANG LIMA

G. PIATU SATU

KEMBANGTANJUNG

SALIRAWARINGIN

SUMURANJA UTARA

KAMPUNGLUMALANG

SUMURANJA TENGAH

106°10'0"E

106°10'0"E

106°8'0"E

106°8'0"E

106°6'0"E

106°6'0"E

106°4'0"E

106°4'0"E

5°5

2'0

"S5°5

4'0

"S5°5

6'0

"S5°5

8'0

"S

5°5

2'0

"S5°5

4'0

"S5°5

6'0

"S5°5

8'0

"S

Page 207: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

Pengukuran Kualitas Udara dan Kebisingan

Pengambilan Sampel Kualitas Air dan Biota Air

Perairan Teluk Banten

Akses Masuk Lokasi Kegiatan (Eksisting)

Kondisi lahan Saat Ini

Penduduk Desa Pulo Panjang Jetty Eksisting

Foto Rona Lingkungan Lokasi Kegiatan

II - 77

Page 208: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

LOKASI KEGIATAN

Lokasi Kegiatan

TELUK BANTEN

Keterangan:

Desa

Jalan

Sungai

Jetty

Permukiman

Hutan Lahan Kering

Perkebunan

Semak Belukar

Alang-alang

Sawah

106°30'0"E

106°30'0"E

106°0'0"E

106°0'0"E

105°30'0"E

105°30'0"E

105°0'0"E

105°0'0"E

6°0'0

"S

6°0

'0"S

6°30

'0"S

6°3

0'0

"S

7°0

'0"S

7°0

'0"S

Orientasi Peta:

. 1:60,000Skala:

1.5 0 1.50.75 Km

- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-632 Cipocokjaya, Skala 1:25.000- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-641 Kragilan, Skala 1:25.000

Sumber:

ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL

BOJONEGARA

PT. NUSANTARA GAS SERVICES

BEJI

DUKUH

CANDI

PERES

BLACU

RAGAS

WADAS

KEPUH

SEMPU

KRAKAL

CIPEDE

BAKREI

JEMPIT

SITONG

PABEAN

CIBAGA

SALIRA

KENTIR

NYAMUK

BANJAR

CIAKAR

KIAMAR

JURANG

TALANG

CIKADU

KADONG

PABEAN

MASIGIT

G. GEDE

CIWARGA

G. IPIK

PENYAIR

BAKELORMERAPIT

PECINAN

MANGLID

CIKEBEL

MASIGIT

G. PEDA

P. KALI

G. KISK

CI KADU

KEBALEN

CIMAUNG

TANGGUL

CI BAKO

TANJUNG

KEPATEN

SEMBOJA

BERIGIL

BUKARAYA

G. JENGI

PAKUNCEN

CI PETEY

SUKADIRI

CINANGSI

G. PEUTE

PAKUNCEN

KEDURUNG

P. KUBUR

GRENYANGBUNTALANG. PEDES P. SEMUT

TG. KOPO

GONDARAN

CI KEBEL

GIRISAPA

ARGAWANA

UKIRSARI

G. SALAK

CIBUNTEL

PULOKALI

CI KOHOT

WADASARI

KERNADEN

SILODONG

CI RAGAS

CI MAUNG

KEDAWUNG

KOTABUMI

SUMURGEDE

PULOAMPEL

SUMURANJA

SOLOR LOR

SUMURWATU

KALIGANDU

P. SALIRA

MEKARSARI

MARGAGIRI

CI NANGKA

CI KUBANG

G. KEMBAR

TENGGULUN

PENGORENG

G. SANTRI

PANGRANGO

RAGASWATU

NURULIMAN

DARULIMAN

TG. PIATU

CIRANGGON

WANAKERTA

G. KUYANG

KERTASANA

G. KRUENG

CI NANGSI

TG. PUYUT

SUMURASEM

SUMURANJA

TENGKURAK

WATESTELU

P. TARAHAN

KEDUNGSOKA

G. KEDEPEL

G. TANJUNG

G. CIRAWAN

BOJONEGARA

KUBANGLELE

G. SERDANG

PASIRPUTIH

PLOSOAMPEL

KEDUNGSOKA

KALILANANG

SUMURWUNGU

RAGASAURAN

BANYUWANGI

PURWAKARTA

TG. AWURAN

KALI CANDI

PANYESEPAN

MANGUNREJA

BATULAWANG

CI RANGGON

KUBANGKEPUH

KUBANGLABAN

CI CARINGIN

PASARBUNDER

PULOPANJANGPENGARENGAN

KEDUNGINGAS

KARANGDALAM

G. GIRISAPA

TEGALBUNDER

CIORA WETAN

KALI GEDONG

PANGARENGANJEMPITSAWAH

LANGON TIGA

KOTAKMALANG

NANGKABUBUR

CI GONDARAN

KARANGKEPUH

BUJANGBAROS

DUKUHMALANGKAMPUNGPASAR

CIKUBANG DUA

G. PIATU DUA

KEJANGKUNGAN

GEMPOL KULON

LEUWEUNGSAWO

KARANGTENGAH

CIKEBEL ATAS

TANJUNGSAWAH

KUBANGLAMPIT

GEMPOL WETAN

CIORAGINGGANG

PULAU PANJANG

KALIKERANJANG

CIKEBEL BAWAH

SALIRA TENGAH

CIKUBANG LIMA

G. PIATU SATU

KEMBANGTANJUNG

SALIRAWARINGIN

SUMURANJA UTARA

KAMPUNGLUMALANG

SUMURANJA TENGAH

Jalur Transportasi Nelayan

Lokasi Pengambilan Ikan

Letak Keramba

Jalur Pelayaran

FISHING LINE

II - 78

Gambar 2.28.:

Daerah Ditemukan Terumbukarang

Daerah Terumbu Karang

Mangroove

Rumput Laut

Bagan

Page 209: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB IIIPRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Page 210: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 1

BAB III

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Untuk memprakirakan perubahan kualitas lingkungan, digunakan metoda yang berlaku

pada masing-masing aspek lingkungan yang ditelaah dengan mempertimbangkan kondisi

lingkungan eksisting dan dengan adanya kegiatan LNG Rceiving Terminal Bojonegara.

Metoda prakiraan besaran dampak dilakukan baik dengan cara informal maupun cara

formal. Cara formal dilakukan dengan menggunakan formula tertentu, sedangkan cara

informal dilakukan berdasarkan analog, penggunaan baku mutu lingkungan, pengalaman,

penilaian para pakar dalam masing-masing bidang kajian (professional judgement), serta

kepustakaan.

Metode penentuan sifat penting dampak mengacu pada kriteria dampak penting

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

(Penjelasan pasal 3 Ayat 1), yaitu:

1) Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana Usaha dan/atau

Kegiatan;

2) Luas wilayah penyebaran dampak;

3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;

5) Sifat kumulatif dampak;

6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau

7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Prakiraan dampak penting dilakukan terhadap komponen lingkungan yang akan terkena

dampak oleh kegiatan pada tahap kontruksi dan operasi.

Besaran dampak ditentukan berdasarkan perubahan masing-masing dampak dari setiap

kegiatan terhadap masing-masing komponen lingkungan. Sedangkan untuk menentukan

derajat penting dampak sebagai dasar pengelolaan dan pemantauan lingkungan dikaitkan

dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 penjelasan pasal 3 Ayat 1 mengenai

kriteria dampak penting seperti yang telah diuraikan di atas.

Page 211: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 2

3.1. Tahap Konstruksi

3.1.1. Penurunan Kualitas Udara

A) Mobilisasi Alat Berat dan Material Konstruksi

1) Prakiraan Besaran Dampak

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan kegiatan Bahan Konstruksi akan menyebabkan

peningkatan emisi gas buang dan debu lokal. Hal ini disebabkan penggunaan kendaraan

dan alat berat untuk mengangkut peralatan dan bahan untuk konstruksi.

Emisi Gas Buang

Pengangkutan alat berat akan dilakukan melalui laut dan darat. Untuk jalur darat akan

menggunakan truk sebanyak 6 buah dengan intensitas pengangkutan 15 truk/hari.

Perhitungan besaran masing-masing parameter gas buang berdasarkan sumber emisinya

menurut Environmental Data Book (1992) dan Zears Zemansky (1976), yaitu :

a. Konsumsi BBM (Kg/hari)

Konsumsi BBM = 6 buah x 20 Kg/hari = 120 Kg/hari

b. Laju Alir Emisi (Kg/jam)

a. CO

b. NO2

c. SO2

Page 212: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 3

Sedangkan untuk memperkirakan konsentrasi pencemar di udara ambien yang diakibatkan

oleh operasional kendaraan proyek saat mobilisasi alat berat dan material berlangsung,

digunakan rumus :

C =

dimana :

C : konsentrasi ambien (µg/m3),

Q : laju emisi (µg/detik/m2),

s : panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m),

u : kecepatan angin rata-rata (m/dtk),

z : tinggi pencampuran (m)

Data rona lingkungan menunjukkan bahwa temperatur udara di wilayah studi adalah 29,7 –

29,9 oC, sedangkan kecepatan angin sesaat adalah 0,0 – 2,1 m/detik serta kadar debu

181,81 – 200,44 µg/m3 (BML = 230 µg/m

3). Kendaraan truk yang digunakan cukup besar

yaitu memiliki kapasitas 8 ton, kecepatan rata-rata 40 km/jam.

Tabel 3.xx. Kadar Zat Pencemar di Udara Akibat Kegiatan Mobilisasi Alat Berat dan

Material Konstruksi

No. Parameter Q

(µg/detik/m2)

s

(m) u (m/dtk) z (m) C (µg/m

3)

Rona

(µg/m3)

Baku

Mutu

(µg/m3)

1 CO 2,82 10 1,05 1,5 17,87 102-

725,29 30.000

2 NO2 16,04 10 1,05 1,5 101,82 7,18-7,98 400

3 SO2 0,95 10 1,05 1,5 6,06 1.18-2,98 900

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa besarnya konsentrasi polutan yang dihasilkan

untuk gas CO NO2 dan SO2 s masih memenuhi baku mutu kualitas udara ambien PP No.

41 Tahun 1999.

Page 213: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 4

Sebaran Partikel Debu

Debu akan menyebar dan menyebabkan gangguan terhadap kegiatan masyarakat sekitar,

terutama pada musim kemarau. Dampak lain dari derivatif adalah untuk potensi Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) akibat debu terhirup dan masuk ke sistem pernapasan

terjadi. Untuk memperkirakan seberapa jauh distribusi partikel debu, persamaan dinamika

fluida-partikel digunakan dari Hukum Stoke 's.

Kecepatan partikel jatuh ke permukaan tanah ditentukan dengan persamaan:

V = gρp(dp)2/18μa

Dimana:

dp = diameter partikel debu = 40 μm

g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det²

ρp = densitas partikel debu = 144,14 lb/ft³

μa = viskositas udara = 0,0000121 lb/ft-det

Dengan menggunakan data dan rumus di atas, maka kecepatan partikel jatuh adalah 0,3665

ft/det. Waktu yang diperlukan untuk partikel jatuh dengan beda ketinggian dengan

permukaan tanah adalah 2 meter (6,56 ft) (Nilai ini diasumsikan untuk menghitung

ketinggian asap knalpot dari kendaraan ke udara) adalah:

t = (ketinggian partikel jatuh) : (kecepatan partikel jatuh) = 6,56 ft : 0,3665 ft/det

= 17,9 det

Maka, jarak horizontal partikel jatuh adalah:

S = (lamanya waktu partikel jatuh) x (kecepatan angin)

= 17,9 det x 1,05 m/det

= 18,8 m

Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa radius 18,8 m dari sumber kegiatan

mobilisasi alat berat dan material konstruksi akan terpapar oleh debu. Perhitungan untuk

memperkirakan radius distribusi debu berasal dari satu sumber (yaitu kendaraan) dan tidak

memperhitungkan sumber lain. Distribusi debu adalah radius kendaraan sampai kendaraan

melewati jalan selama proses mobilisasi, sehingga distribusi akan berlangsung di

sepanjang jalan.

Page 214: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 5

Untuk memprediksi resuspensi debu yang diakibatkan oleh pergerakan alat berat di areal

kerja digunakan persamaan dari AP42 (The U.S. Environmental Protection Agency (EPA)

kompilasi faktor-faktor emisi polusi udara, voume 1, edisi ke 5 :

eu = 5,9 (s/12) ( S/30) (W/7)0,7

(w/4)0,5

(d/365)

Dimana : eu = jumlah debu per panjang area (lb/mile)

s = silt content (%)

S = kecepatan kendaraan (mile/jam)

W = berat kendaraan (ton)

w = jumlah roda kendaraan

d = jumlah hari tidak hujan dalam satu tahun

Bila diketahui silt content 6%, kecepatan alat berat saat manuver adalah 10 km /jam (6.21

mil/jam), berat mesin adalah 30 ton, jumlah roda adalah 4 buah, jumlah hari hujan 1 tahun

adalah 187,4 hari, sehingga kecepatan penyebaran debu yang akan diangkat ke udara

sebagai akibat dari gerakan roda kendaraan melalui udara adalah:

eu = 5,9 (6/12) (6,21/30) (30/7)0,7

(4/4)0,5

(177,6/365)

= 0,82 lb/mile ≈ 0,51 lb/km

Apabila lebar area kerja alat berat adalah 100 m dan tinggi pengadukan (kepulan debu) 2

m, maka konsentrasi sebaran debu dari lahan yang disiapkan adalah:

C = eu / (width x height work area dust)

= (0,51 x 0,4536 x109) / (100 x 2x 1.000)

= 1.159,03 µg/m3

Berdasarkan perhitungan di atas, hal itu menunjukkan bahwa konsentrasi debu di udara

ambient ketika alat berat beroperasi untuk Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan

Material Konstruksi mencapai 1.159,03 µg/m3. Sementara konsentrasi debu di lokasi

terdekat (penduduk dekat akses masuk) waktu incurrent (baseline) mencapai 200,44 ug /

m3, sehingga mengakibatkan peningkatan sekitar 5,8 kali. Dan jika dibandingkan dengan

standar sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, baku mutu TSP adalah

230 ug / m3, nilai TSP dari kegiatan ini lebih tinggi dari standar. Tingginya konsentrasi

ini diharapkan akan berkurang selama proses pengangkutan yang dilakukan bergiliran

setiap satu truk. Namun tetap penting karena terdapat penduduk yang dekat dengan akses

masuk lokasi kegiatan.

Page 215: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 6

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas udara dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah penduduk

yang berada dalam radius 18,8 m dari jalan, khususnya pemukiman yang dekat

dengan akses masuk yang dilewati oleh kendaraan (± 10 rumah), sehingga dampaknya

bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan

konstruksi, khususnya di permukiman yang dekat dengan akses masuk yang dilewati

oleh kendaraan, sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan

mobilisasi alat berat dan material konstruksi, sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah gangguan kesehatan

(ISPA) akibat pemaparan debu dalam konsentrasi melebihi baku mutu (230 ug / m3)

yang terhisap oleh penduduk dekat akses masuk kegiatan yang berada di lokasi yang

dilewati kendaraan pada radius 18,8 m. Dampak terhadap ISPA diprakirakan tidak

permanen karena masa inkubasi ISPA umumnya sekitar 2 – 4 tahun tergantung kepada

kondisi kesehatan reseptor dan kuantitas debu yang terhisap, adapun lamanya

pemaparan selama konstruksi saja (sementara), sehingga dampaknya dianggap bersifat

tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Perubahan kualitas lingkungan yang terjadi bersifat sementara, tidak akan

terakumulasi karena akan berhenti pada saat kegiatan berhenti. Dengan demikian

dampak dianggap tidak penting.

Page 216: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 7

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat, dampaknya terjadi

pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi alat berat dan

material terhadap penurunan kualitas udara, dikategorikan dampak negatif penting.

B) Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembangunan fasilitas umum dan sarana penunjang darat seluas 11,25 Ha akan

menimbulkan peningkatan debu lokal. Hal ini diakibatkan adanya aktivitas galian untuk

pondasi bangunan dan fasilitas penunjang lainnya yang menggunakan alat berat yang

digunakan. Peningkatan debu lokal dapat menimbulkan gangguan terhadap aktivitas

masyarakat terdekat ke lokasi kegiatan (pada kondisi ini, jarak pemukiman terdekat adalah

±500 m, namun terdapat pemukiman dekat akses masuk kegiatan). Sebaran debu lokal

diprakirakan kontribusinya terhadap penambahan pencemar di udara cukup tinggi

khususnya pada saat musim kemarau. Dampak turunan lainnya adalah terhadap gangguan

kesehatan (ISPA) akibat debu terhirup dan masuk ke dalam sistem pernafasan.

Untuk memperkirakan berapa jauh jarak sebaran partikel debu tersebut digunakan

persamaan dinamika fluida-partikel dari Hukum Stoke.

Kecepatan partikel jatuh ke permukaan tanah ditentukan dengan persamaan:

V = gρp(dp)2/18μa

Dimana:

dp = diameter partikel debu = 40 μm

g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det²

ρp = densitas partikel debu = 144,14 lb/ft³

μa = viskositas udara = 0,0000121 lb/ft-det

Dengan menggunakan data dan rumus di atas, maka kecepatan partikel jatuh adalah 0,3665

ft/det. Waktu yang diperlukan untuk partikel jatuh dengan beda ketinggian dengan

permukaan tanah adalah 2,5 meter (8,2 ft) adalah:

Page 217: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 8

t = (ketinggian partikel jatuh) : (kecepatan partikel jatuh) = 8,2 ft : 0,3665 ft/det

= 22,37 det

= 0,0062 jam.

Maka, jarak horizontal partikel jatuh adalah:

S = (lamanya waktu partikel jatuh) x (kecepatan angin)

= 0,0062 jam x 1,05 m/dt

= 23,5 m

Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa radius 23,5 m dari sumber kegiatan

pembangunan akan terpapar oleh debu.

Untuk memprediksi resuspensi debu di areal kerja pembangunan digunakan persamaan:

eu = 5,9 (s/12) ( S/30) (W/7)0,7

(w/4)0,5

(d/365)

Dimana : eu = jumlah debu per panjang area (lb/mile)

s = silt content (%)

S = kecepatan kendaraan (mile/jam)

W = berat kendaraan (ton)

w = jumlah roda kendaraan

d = jumlah hari tidak hujan dalam satu tahun

Bila diketahui silt content 6%, kecepatan alat berat pada saat manuver adalah 10 km/jam

(6,21 miles/jam), berat alat berat adalah 30 ton, jumlah roda 4 buah, jumlah hari hujan

dalam 1 tahun 187,4 hari, sehingga kecepatan sebaran debu yang akan terangkat ke udara

adalah:

eu = 5,9 (6/12) (6,21/30) (30/7)0,7

(4/4)0,5

( 177,6/365)

= 0, 82 lb/mile ≈ 0, 51 lb/km

Apabila lebar area kerja alat berat adalah 100 m dan tinggi pengadukan (kepulan debu) 2,5

m, maka konsentrasi sebaran debu dari kegiatan pembangunan adalah:

C = eu /(lebar area kerja x tinggi kepulan debu)

= (0, 51 x 0,4536 X 109) / (100 x 2,5 x 1.000)

= 927,22 µg/m3

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas terlihat bahwa konsentrasi debu di udara

ambien pada saat alat berat bekerja untuk pembangunan fasilitas umum dan sarana

Page 218: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 9

penunjang darat mencapai 927,22 µg/m3. Sedangkan konsentrasi debu di lokasi kegiatan

paling tinggi pada saat ini (rona awal) yaitu di pemukiman terdekat area masuk kegiatan

mencapai 200,44 µg/m3, sehingga terjadi peningkatan sekitar 4,6 kali, Dan jika

dibandingkan dengan standar sesuai dengan National Air Ambien Kualitas Standard

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, adalah 230 µg/m3

terhadap masyarakat

sekitar telah melewati standar, sedangkan Baku Mutu Area Kerja berdasarkan Permenaker

No 13 Tahun 2011 mengenai NAB untuk debu di area kerja sebesar 10.000 µg/m3 masih

dibawah standar.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas udara dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Dampak dari daerah penyebaran meliputi radius sekitar 23,5 m dari kegiatan

konstruksi. jarak ini lebih kecil dari jarak ke pemukiman yang ± 500 m, sehingga

dampaknya tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Dampak dari daerah penyebaran meliputi radius sekitar 23,5 m dari kegiatan situs

konstruksi. jarak ini lebih kecil dari jarak ke pemukiman yang ± 500 m, sehingga

dampaknya tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan

konstruksi pembangunan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

radius sebaran lebih kecil dari jarak pemukiman terdekat yaitu ± 500 m, sehingga

dampaknya dianggap bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Perubahan kualitas lingkungan yang terjadi bersifat sementara, tidak akan

terakumulasi karena akan berhenti pada saat kegiatan berhenti. Dengan demikian

dampak dianggap tidak penting.

Page 219: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 10

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat, dampaknya terjadi

pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dampak sebaran partikel debu dapat diminimalkan dengan green barrier (sudah

tersedia) dan dengan penyiraman (bisa secara manual) di lokasi yang berdebu,

sehingga dampaknya dianggap bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan pembangunan fasilitas umum

dan sarana penunjang darat terhadap penurunan kualitas udara, dikategorikan dampak

negatif tidak penting.

3.1.2. Peningkatan Kebisingan

A. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material Konstruksi

1) Prakiraan Besaran Dampak

Dampak yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan

material konstruksi terhadap peningkatan kebisingan bersumber dari kendaraan yang

digunakan, yaitu Dump Truck sebanyak 6 buah, Mixer/Molen sebanyak 5 unit, dan

peralatan konstruksi serta material yang diangkut oleh truk sebanyak 15-50 truk/hari.

Sumber kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan tersebut termasuk jenis intermittent.

Untuk memprediksi pola sebaran kebisingan dari kendaraan yang melaju di jalur

mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material konstruksi terhadap lingkungan

sekitarnya dibantu melalui perhitungan matematika berikut ini.

Sumber bergerak

dimana: It = Intensitas kebisingan di lokasi penerima (receptor)

Io = Intensitas kebisingan di sumbernya

Ni = Jumlah kendaraan yang lewat secara bersamaan

vi = Kecepatan kendaraan yang lewat

T = Lamanya pemaparan

d = Jarak sumber bising terhadap penerima (receptor).

Page 220: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 11

Angka 15, 1.5, 13 adalah faktor koreksi (tetapan)

Pendekatan yang dilakukan adalah suara yang diemisikan kendaraan diambil rata-rata yaitu

90 dBA pada sumbernya (diperkirakan tingginya intensitas untuk kegiatan mobilisasi

menyebabkan tingginya kebisingan, dan diperkirakan nilai kebisingan untuk kendaraan

dari truk berdasarkan literatur dan aktivitas yang serupa), kecepatan kendaraan rata-rata

adalah 40 km/jam, sedangkan rona lingkungan awal rata-rata kebisingan sekitar wilayah

studi adalah 52,18 – 64,29 dBA, maka prakiraan sebaran kebisingan pada saat kegiatan

mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material konstuksi ditampilkan pada tabel

berikut.

Tabel 3. 1. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari Kendaraan

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material Konstruksi

Radius

(m)

Kebisingan

Kontribusi

Kendaraan (dBA) Total Kebisingan (dBA)

10 70.61 70.67

25 64.64 64.88

50 60.13 60.77

75 57.48 58.61

100 55.61 57.24

125 54.16 56.29

150 52.97 55.60

175 51.96 55.08

200 51.10 54.68

225 50.33 54.36

250 49.64 54.10

500 45.13 52.96

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016

Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. KEP-48/

MENLH/11/1996, Peruntukan Jalan 70 dBA, Permukiman 55 dBA

Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus

intensitas bising untuk sumber bergerak, sedangkan total kebisingan merupakan

penjumlahan background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari

kendaraan yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah

penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,

khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 175 m dari sumber suara, sementara

Page 221: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 12

setelah radius 175 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk

lokasi kegiatan, memberikan kontribusi sedikit atau tidak ada dampak. Tetapi dengan

kegiatan proyek kendaraan yang lewat, suara akan terasa saat kendaraan melewati

pemukiman.

Sedangkan untuk kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999

sebesar 70 dBA, maka dalam jarak <10 m akan melebihi baku mutu, namun jika

dibandingkan dengan baku mutu Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA,

kebisingan masih dalam status aman.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat sebaran kebisingan adalah penduduk

yang berada dalam radius 175 m dari lokasi yang digunakan untuk mobilisasi dan

demobilisasi alat berat dan material konstruksi khususnya penduduk dekat area akses

masuk kegiatan yang dilewati oleh kendaraan, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 175 m dari tapak proyek tidak

menyebabkan dampak terhadap penduduk terdekat, namun perlu diperhatikan area

transportasi kendaraan yang melewati pemukiman ataupun dari jalan yang dilewati

oleh kendaraan di area akses masuk kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi meskipun berlangsung hanya pada saat dilakukan

kegiatan mobilisasi alat berat dan material konstruksi, sehingga dampaknya bersifat

penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan

masyarakat akibat kenyamanan penduduk terganggu, sehingga dampaknya dianggap

bersifat penting.

Page 222: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 13

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak akan terakumulasi karena kebisingan yang timbul bersifat sementara.

Oleh karena itu dampaknya dianggap bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik sebab dampak yang ditimbulkan tidak bersifat permanen,

sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi

dan demobilisasi alat berat dan material konstruksi terhadap peningkatan kebisingan

dikategorikan dampak negatif penting.

B. Penyiapan Lahan

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan penyiapan lahan berpotensi terhadap peningkatan intensitas kebisingan yang

berasal dari beroperasinya alat-alat berat seperti dump truck. Operasional alat berat

tersebut untuk pekerjaan pembongkaran bangunan terdahulu dintaranya desalination plant

dan penataan lahan sesuai dengan tata letak bangunan yang akan didirikan. Pekerjaan ini

akan berlangsung pada siang hari dan dianggap diam ditempat karena manuvernya relatif

terbatas di satu lokasi pekerjaan (steady state).

Untuk memberikan gambaran sebaran kebisingan sekitar alat-alat berat yang beroperasi

maka dibuatkan pemodelan sebaran kebisingan melalui perhitungan matematika, yaitu

melalui beberapa pendekatan sebagai berikut :

i. Sumber suara alat berat yang digunakan = 90 dBA (diprakirakan nilai kebisingan

berasal dari alat berat (seperti truk) yang digunakan selama kegiatan penyiapan lahan

berdasarkan litratur dan aktifitas serupa)

ii. Kebisingan rona lingkungan = 52,18 – 64,29 dBA (Sumber : Hasil Pengujian Kualitas

Udara dari Bina Lab di lokasi proyek (U1, 05o56'09,8 " LS ; 106

o06'44,8" BT) dan lokasi

akses masuk ( U2 , 05o56'05,7 " LS ; 106

o06'09 , 4 " BT ) pada 22-23 December 2015)

iii. Sebaran kebisingan tidak mengalami hambatan

iv. Area sebaran kebisingan berupa lahan datar

Pemodelan sebaran kebisingan menggunakan Rumus :

Page 223: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 14

It = Io + 20 log d - 11

dimana: It = Intensitas kebisingan di lokasi penerima (receptor)

Io = Intensitas kebisingan di sumbernya

d = Jarak sumber bising terhadap penerima (receptor)

Berdasarkan berbagai asumsi tersebut maka hasil pemodelan kebisingan di lingkungan

secara akumulasi ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari Alat Berat pada

Kegiatan Penyiapan Lahan

Radius

(meter)

Kebisingan (dBA)

Kontribusi

Kendaraan

Total Kebisingan

(dBA)

10 70,00 70,07

25 62,04 62,47

50 56,02 57,52

75 52,50 55,35

100 50,00 54,24

125 48,06 53,60

150 46,48 53,21

175 45,14 52,96

200 43,98 52,79

225 42,96 52,67

250 42,04 52,58

275 41,21 52,51

300 40,46 52,46

325 39,76 52,42

350 39,12 52,39

400 37,96 52,34

450 36,94 52,31

500 36,02 52,28

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016

Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. KEP-

48/MENLH/11/1996, Lingkungan Permukiman 55 dBA

Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus

intensitas bising untuk sumber bergerak, sedangkan total kebisingan merupakan

penjumlahan background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari

kendaraan yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah

penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,

khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 75 m dari sumber suara, sementara setelah

Page 224: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 15

radius 75 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk lokasi

kegiatan, memberikan kontribusi sedikit atau tidak ada dampak.

Sedangkan untuk kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999

sebesar 70 dBA, maka dalam jarak <10 m akan melebihi baku mutu, namun jika

dibandingkan dengan baku mutu Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA,

kebisingan masih dalam status aman.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Tidak terdapat penduduk yang terkena dampak karena lokasi kegiatan ke penduduk

setempat berjarak ± 500 m sedangkan sebaran dampak berkisar 75m, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 75m dari lokasi kegiatan, sedangkan

lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m sehingga dampaknya bersifat

tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi namun berlangsung hanya pada saat dilakukan

kegiatan penyiapan lahan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Nilai kebisingan tersebut tidak akan menimbulkan gangguan pada penurunan fungsi

pendengaran ataupun pada gangguan komunikasi karena nilainya rendah tetapi

menimbulkan gangguan kenyamanan penduduk pada saat beristirahat apabila kegiatan

dilakukan pada malam hari, namun lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ±

500 m sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak akan terakumulasi karena kebisingannya tidak mengganggu fungsi

pendengaran serta lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Page 225: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 16

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat berpusat di satu titik,

dampaknya terjadi pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan penyiapan

lahan terhadap peningkatan kebisingan dikategorikan dampak negatif tidak penting.

C. Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang Darat yang melibatkan alat

berat (seperti : dump truck) yang berpotensi terhadap peningkatan intensitas kebisingan.

Untuk memberikan gambaran sebaran kebisingan dari kegiatan pembangunan, maka

dibuatkan pemodelan sebaran kebisingan melalui perhitungan matematika, yaitu melalui

beberapa pendekatan sebagai berikut :

i. Sumber suara alat yang digunakan = 90 dBA ( diprakirakan nilai kebisingan berasal

dari alat berat (seperti truk) yang digunakan selama kegiatan penyiapan lahan berdasarkan

litratur dan aktifitas serupa)

ii. Kebisingan rona lingkungan = 52,18 – 64,29 dBA (sumber : Hasil Pengujian Kualitas

Udara oleh Bina Lab di Tapak proyek (U1, 05o56’09,8”LS; 106

o06’44,8”BT) dan daerah

penduduk akses masuk (U2, 05o56’05,7”LS; 106

o06’09,4”BT) pada 22-23 Desember 2015,

sampling dilakukan selama 24 jam)

iii. Sebaran kebisingan tidak mengalami hambatan

iv. Area sebaran kebisingan berupa lahan datar

Pemodelan sebaran kebisingan menggunakan Rumus :

r1

r2log 20 - P1 P2 LL

dimana: LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1 (dBA)

LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2 (dBA)

r1 = Jarak pengukuran dari sumber bising= 3 meter

r2 = Jarak pengukuran dari sumber bising (meter)

Page 226: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 17

Berdasarkan berbagai asumsi tersebut maka hasil pemodelan kebisingan di lingkungan

secara akumulasi ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 3. 3. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan di Lingkungan Sekitar Lokasi Kegiatan

Jarak

(m)

Kebisingan dari

Sumber (dBA)

Total Kebisingan

(dBA)

3 90,00 90,00

5 85,56 85,57

25 71,58 71,63

50 65,56 65,76

60 63,98 64,26

70 62,64 63,01

80 61,48 61,96

90 60,46 61,06

100 59,54 60,27

150 56,02 57,52

200 53,52 55,91

250 51,58 54,90

500 45,56 53,04

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016

Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. KEP-

48/MENLH/11/1996, Lingkungan Permukiman 55 dBA

Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus

intensitas bising untuk sumber bergerak, sedangkan total kebisingan merupakan

penjumlahan background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari

kendaraan yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah

penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,

khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 200 m dari sumber suara, sementara

setelah radius 200 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk

lokasi kegiatan, memberikan kontribusi sedikit atau tidak ada dampak. Sedangkan untuk

kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999 sebesar 70 dBA, maka

dalam jarak <25 m akan melebihi baku mutu, namun jika dibandingkan dengan baku mutu

Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA, kebisingan terjadi di jarak 5 m.

Page 227: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 18

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Dalam radius sebaran 200 m dari lokasi kegiatan, tidak terapat penduduk yang

terkena dampak, karena lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m

sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 200 m dari lokasi kegiatan,

sedangkan lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi namun berlangsung hanya pada saat dilakukan

kegiatan penyiapan lahan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Nilai kebisingan tersebut tidak akan menimbulkan gangguan pada penurunan fungsi

pendengaran ataupun pada gangguan komunikasi karena nilainya rendah tetapi

menimbulkan gangguan kenyamanan penduduk pada saat beristirahat apabila kegiatan

dilakukan pada malam hari, namun karena tidak ada penduduk yang terkena dampak

sebab lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m sehingga dampaknya

bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak akan terakumulasi karena kebisingannya tidak mengganggu fungsi

pendengaran serta lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat berpusat di satu titik,

dampaknya hanya terjadi pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya

bersifat tidak penting.

Page 228: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 19

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pembangunan

Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang terhadap peningkatan kebisingan dikategorikan

dampak negatif tidak penting.

3.1.3. Peningkatan Air Larian (Run Off)

A) Persiapan Lahan

1) Prakiraan Besaran Dampak

Perubahan karakteristik permukaan tanah akibat kegiatan pematangan/penyiapan lahan

pada area seluas 300.000 m2 (30 ha) dengan lahan yg kedap air sekitar 11,25 ha (37,49 %)

akan menyebabkan peningkatan laju aliran air limpasan permukaan (run off) pada saat

turun hujan. Kondisi lahan saat ini merupakan lahan terbuka bekas bangunan industri, yang

akan ditambah bangunan dan tanki pentyimpan LNG. Kondisi lahan yang tadinya terbuka

dengan adanya pemadatan akan meningkatkan air arian. berdasarkan perhitungan empiric

volume air limpasan curah hujan rata-rata tahunan dapat dikemukakan sebagai berikut :

Besarnya debit air larian di lokasi kegiatan dihitung dengan menggunakan Rumus Chow,

1964 (Soemarwoto, 1998):

Dimana : Q = debit banjir maksimum (m3/detik)

C = koefesien aliran/limpasan

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = daerah pengaliran (km2)

Berdasarkan U.S. Forest Service (1980), angka koefisien air larian (run off) menurut

keadaan lahan penutupnya adalah sebagai berikut :

Hutan dalam keadaan baik : 0,05-0,25

Lahan Pertanian : 0,20-0,50

Semak belukar : 0,15-0,25

Pemukiman : 0,30-0,70

Area pemadatan yang kedap air : 0,70

Area yang bersifat tidak kedap air : 0,45

Page 229: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 20

Bangunan yang bersifat kedap : 1,00

Kondisi pada saat ini di lokasi rencana kegiatan berupa lahan terbangun yang sebagian

sehingga diasumsikan untuk nilai C adalah 1 dan 0,7 akan berubah pada lahan

dimatangkan menjadi area pemadatan yang kedap air seluas 300.000 m2 (30 Ha) dengan

nilai C = 0,70, sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi di wilayah studi berdasarkan data

adalah 424 mm dengan hari hujan 25 hari yang terjadi pada bulan Januari, maka nilai

Intensitas curah hujan 16,96 mm/hari atau apabila diambil rata-rata lamanya hujan dalam

sehari adalah 2 jam maka intensitas hujan adalah 8,48 mm/jam atau 0,0085 m/jam.

Berdasarkan data tersebut, sebelum dan setelah adanya kegiatan pematangan lahan, debit

air larian (run off)dapat diperkirakan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan Adanya

Kegiatan Penyiapan Lahan

No. Jenis

kegiatan

Penggunaan

Lahan Konstanta

Koefesien

Aliran/

Limpasan

Intensitas

Curah

Hujan

Daerah

Pengaliran

(m2)

Debit

Banjir

Maksimum

(m3/jam)

(C) (m/jam) (A) (Q)

(I)

1. Belum ada

kegiatan

Lahan

Terbangun

0,2778 1 0,0085 300.000 708,39

2. Pematangan

lahan

Area

Pemadatan

0,2778 0,7 0,0085 300.000 495,873

Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

Keterangan : Nilai C dihitung berdasarkan rata-rata angka dari Chow, 1964

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa dengan adanya pematangan lahan untuk

Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara akan terjadi perubahan air limpasan, pada

keadaan semula (awal) Vol.run off awal sebesar 708,39 m3/jam dan setelah pematangan

lahan Vol.run off pematangan menjadi 495,873 m3/jam..

Berdasarkan uraian tersebut, maka dampak kegiatan pematangan lahan terhadap

menurunkan volume air larian (run off) dikategorikan dampak positif penting, adanya

penurunan volume air limpasan sebesar 212,517 m3/jam..

Perhitungan ini diprakirakan tanpa adanya pengelolaan, hal ini untuk melihat seberapa

besar pengaruh peningkatan air larian akibat kegiatan penyiapan lahan. Namun,

Page 230: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 21

pemrakarsa akan membangun kolam retensi yang akan menampung air larian, sehingga air

larian yang masuk ke air laut berkurang.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari adanya air larian (run off) dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut :

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak akibat peningkatan debit air larian (run

off) adalah permukiman di sekitar tepian saluran drainase perkotaan eksisting. Namun,

pemrakarsa akan membangun kolam retensi yang akan menampung air larian,

sehingga air larian yang masuk ke air laut berkurang, sehingga dampaknya bersifat

tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi area kegiatan pematangan lahan, seluas ± 300.000

m2, sekitar tapak rencana proyek, Namun, pemrakarsa akan membangun kolam retensi

yang akan menampung air larian, sehingga air larian yang masuk ke air laut

berkurang. sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung pada saat hujan dengan intensitas besar, sehingga

dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

air larian (run off) dapat menimbulkan banjir pada saluran drainase perkotaan

eksisting yang saat ini tidak terawat dengan baik yang berada di sekitar tapak proyek,

gangguan terhadap komponen lingkungan hidup lain, khususnya terhadap kualitas air

dan biota air, oleh karena itu dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak yang terjadi terutama pada saat hujan selain meningkatkan run off juga

disertai dengan adanya sedimen angkutan (pelumpuran) yang dapat menimbulkan

dampak terhadap komponen lingkungan lainnya, sehingga dampaknya bersifat

penting.

Page 231: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 22

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat hujan berhenti, sehingga dampaknya

bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, dan pemrakarsa akan membangun

kolam retensi yang akan menampung air larian, sehingga air larian yang masuk ke air laut

berkurang. maka dampak kegiatan persiapan lahan terhadap volume air larian (run off)

dikategorikan dampak negatif tidak penting.

B. Pembangunan Fasilitas Utama dan Penunjang

Kegiatan pembangunan akan dilakukan pada lahan terbuka hasil penyiapan lahan menjadi

bangunan seluas 11,25 Ha dan lahan terbuka yang masih bisa meresapkan air seluas 18,75

Ha. Besarnya debit air larian di lokasi kegiatan dihitung dengan menggunakan Rumus

Chow, 1964 (Soemarwoto, 1998):

Dimana : Q = debit banjir maksimum (m3/detik)

C = koefesien aliran/limpasan

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = daerah pengaliran (km2)

Berdasarkan U.S. Forest Service (1980), angka koefisien air larian (run off) menurut

keadaan lahan penutupnya adalah sebagai berikut :

Hutan dalam keadaan baik : 0,05-0,25

Lahan Pertanian : 0,20-0,50

Semak belukar : 0,15-0,25

Pemukiman : 0,30-0,70

Area pemadatan yang kedap air : 0,70

Area yang bersifat tidak kedap air : 0,45

Bangunan yang bersifat kedap : 1,00

Kondisi pada saat ini di lokasi rencana kegiatan berupa lahan tanah terbuka (tanpa tanaman

akibat land clearing) dengan nilai C = 0,95, akan berubah pada lahan bangunan seluas

Page 232: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 23

11,25 Ha, lahan terbuka yang masih bisa meresapkan air seluas 18,75 Ha, sedangkan rata-

rata curah hujan tertinggi di wilayah studi berdasarkan data adalah 424 mm dengan hari

hujan 25 hari yang terjadi pada bulan Januari, maka nilai Intensitas curah hujan 16,96

mm/hari atau apabila diambil rata-rata lamanya hujan dalam sehari adalah 2 jam maka

intensitas hujan adalah 8,48 mm/jam atau 0,0085 m/jam. Berdasarkan data tersebut,

sebelum dan setelah adanya kegiatan pematangan lahan, debit air larian (run off)dapat

diperkirakan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan Adanya

Kegiatan Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang Darat

No. Jenis kegiatan Penggunaan

Lahan Konstanta

Koefesien

Aliran/

Limpasan

Intensitas

Curah

Hujan

Daerah

Pengaliran

(m2)

Debit

Banjir

Maksimum

(m3/jam)

(C) (m/jam) (A) (Q)

(I)

1. Hasil Penyiapan

lahan

Area

Pemadatan

0,2778 0,7 0,0085 300.000 495,873

2.

Pembangunan

Fasilitas Umum

dan sarana

penunjang darat

Lahan

Terbangun 0,2778 1 0,0085 112.470 265,58

Lahan

Terbuka 0,2778 0,45 0,0085 187.530 199,27

Jumlah No. 2 300.000 464,85

Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

Keterangan : Nilai C dihitung berdasarkan rata-rata angka dari Chow, 1964

Jumlah total Vol. run off setelah terbangun sebesar 464,85 m3/jam, jika dibandingkan

terhadap kondisi setelah pematangan lahan, maka akan terjadi perubahan volume air

limpasan sebesar (495,873 – 464,85) m3/jam = 31,023 m

3/jam. Terjadi penurunan volume

run off, hal ini diakibatkan adanya lahan terbuka hijau yang berpotensi tinggi menyerap air

ke dalam tanah.

Perhitungan ini diprakirakan tanpa adanya pengelolaan, hal ini untuk melihat seberapa

besar pengaruh peningkatan air larian akibat kegiatan penyiapan lahan. Namun,

pemrakarsa akan membangun kolam retensi yang akan menampung air larian, sehingga air

larian dengan kekeruhan yang tinggi yang masuk ke air laut berkurang.

Page 233: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 24

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari adanya air larian (run off) dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut :

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak akibat peningkatan debit air larian (run off)

adalah permukiman di sekitar tepian saluran drainase perkotaan eksisting. Namun,

pemrakarsa akan membangun kolam retensi yang akan menampung air larian, sehingga air

larian dengan kekeruhan yang tinggi yang masuk ke air laut berkurang, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi area kegiatan pematangan lahan, seluas ± 300.000

m2, sekitar tapak rencana proyek, Namun, pemrakarsa akan membangun kolam retensi

yang akan menampung air larian, sehingga air larian dengan kekeruhan yang tinggi

yang masuk ke air laut berkurang. sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung pada saat hujan dengan intensitas besar, sehingga

dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

air larian (run off) dapat menimbulkan banjir pada saluran drainase perkotaan

eksisting yang saat ini tidak terawat dengan baik yang berada di sekitar tapak proyek,

gangguan terhadap komponen lingkungan hidup lain, khususnya terhadap kualitas air

dan biota air, oleh karena itu dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak yang terjadi terutama pada saat hujan selain meningkatkan run off juga

disertai dengan adanya sedimen angkutan (pelumpuran) yang dapat menimbulkan

dampak terhadap komponen lingkungan lainnya, sehingga dampaknya bersifat

penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat hujan berhenti, sehingga dampaknya

bersifat tidak penting.

Page 234: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 25

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, dan pemrakarsa akan membangun

kolam retensi yang akan menampung air larian, sehingga air larian dengan kekeruhan yang

tinggi yang masuk ke air laut berkurang. maka dampak kegiatan pembangunan fasilitas

umum dan penunjangnya terhadap volume air larian (run off) dikategorikan dampak

negatif tidak penting.

3.1.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan

A) Penyiapan Lahan

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan penyiapan lahan khususnya pada pekerjaan pematangan lahan diprakirakan akan

menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air, khususnya akan meningkatkan

padatan tersuspensi di badan air penerima.

Pekerjaan pematangan dilakukan pada area seluas 30 Ha. Peningkatan TSS terjadi akibat

ceceran material untuk meratakan lahan terbawa oleh air hujan dan masuk ke badan air

penerima.

Perkiraan besarnya potensi erosi pada saat kegiatan Penyiapan lahan adalah sebagai

berikut:

A = R K L S C P

dimana:

A = rata-rata potensi erosi tanah tahunan (ton/ha)

R = indeks erosivitas hujan dihitung dengan rumus R = 0,41 x H1,09

dimana H

adalah curah hujan (mm/tahun)

K = indeks erodibiltas tanah

L = indeks panjang lereng, dihitung dengan rumus 22

LoL dengan Lo =

panjang lereng (m)

S = indeks kemiringan lereng, dihitung dengan rumus 9

4,1s

S dengan s =

kemiringan lereng (%)

C = Indeks penutup tanah

P = Indeks tindakan konservasi tanah

Page 235: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 26

Berdasarkan data dan pengamatan lapangan, maka:

R = 0,41 x (1.637,9)1,09

= 1.307,2; curah hujan rata-rata tahunan di wilayah studi

adalah 1.637,9 mm/tahun.

Jenis tanah di lokasi rencana kegiatan adalah regosol, sehingga nilai K = 0,21

L = (25/22) = 1,07 ; rata-rata panjang lereng di wilayah studi adalah 25 m.

S = (5)1,4

/9 = 1,06 ; rata-rata kemiringan di wilayah studi adalah 5%.

Tata guna lahan di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan berupa area lahan

terbuka dan sebagian bekas bangunan (C = 0,7) dan pada saat dilakukan kegiatan

berupa tanah terbuka (tanpa tanaman akibat land clearing) (C = 0,95)

Pengelolaan tanah dan air di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan adalah

tanpa praktek konservasi tanah dan air (P = 0,5) dan pada saat dilakukan kegiatan

adalah tanpa tindakan konservasi (P = 0,5)

Sehingga besarnya potensi erosi adalah:

a. Sebelum ada kegiatan:

A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 0,7 x 0,5

= 108,97 ton/ha/tahun

b. Pada saat dilakukan kegiatan:

A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 0,95 x 0,5

= 147,89 ton/ha/tahun

Adapun besarnya debit air larian (run off) di lokasi kegiatan seperti berikut :

Kegiatan penyiapan lahan akan dilakukan pada lahan seluas 30 Ha. Besarnya debit air

larian di lokasi kegiatan dihitung dengan menggunakan Rumus Chow, 1964 (Soemarwoto,

1998):

Dimana : Q = debit banjir maksimum (m3/detik)

C = koefesien aliran/limpasan

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = daerah pengaliran (km2)

Berdasarkan U.S. Forest Service (1980), angka koefisien air larian (run off) menurut

keadaan lahan penutupnya adalah sebagai berikut :

Page 236: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 27

Hutan dalam keadaan baik : 0,05-0,25

Lahan Pertanian : 0,20-0,50

Semak belukar : 0,15-0,25

Pemukiman : 0,30-0,70

Area pemadatan yang kedap air : 0,70

Area yang bersifat tidak kedap air : 0,45

Bangunan yang bersifat kedap : 1,00

Kondisi pada saat ini di lokasi rencana kegiatan berupa lahan terbangun yang sebagian

sehingga diasumsikan untuk nilai C adalah 1 dan 0,7 akan berubah pada lahan

dimatangkan menjadi area pemadatan yang kedap air seluas 300.000 m2 (30 Ha) dengan

nilai C = 0,70, sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi di wilayah studi berdasarkan data

adalah 424 mm dengan hari hujan 25 hari yang terjadi pada bulan Januari, maka nilai

Intensitas curah hujan 16,96 mm/hari atau apabila diambil rata-rata lamanya hujan dalam

sehari adalah 2 jam maka intensitas hujan adalah 8,48 mm/jam atau 0,0085 m/jam.

Berdasarkan data tersebut, sebelum dan setelah adanya kegiatan pematangan lahan, debit

air larian (run off)dapat diperkirakan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan Adanya

Kegiatan Penyiapan Lahan

No. Jenis

kegiatan

Penggunaan

Lahan Konstanta

Koefesien

Aliran/

Limpasan

Intensitas

Curah

Hujan

Daerah

Pengaliran

(m2)

Debit

Banjir

Maksimum

(m3/jam)

(C) (m/jam) (A) (Q)

(I)

1. Belum ada

kegiatan

Lahan

Terbangun

0,2778 1 0,0085 300.000 708,39

2. Pematangan

lahan

Area

Pemadatan

0,2778 0,7 0,0085 300.000 495,873

Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

Keterangan : Nilai C dihitung berdasarkan rata-rata angka dari Chow, 1964

Maka, besaran TSS yang terkandung dalam air larian adalah:

Tanpa proyek:

Erosi kondisi eksisting : 108,97 Ton/Ha/tahun

Page 237: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 28

Luas area rencana kegiatan : 300.000 m2 (30 Ha)

Debit air larian eksisting : 708,39 m3/jam (1.416,78 m

3/hari)

maka:

Besarnya erosi tahunan = 108,97 Ton/Ha/th x 30 Ha

= 3.269,2 Ton/tahun = 8,96 Ton/hari

TSS yang terbawa air larian = 8,96 Ton/hari : 1.416,78 m3/hari

= 6.321,86 mg/L

TSS yang masuk ke perairan = 6.321,86 mg/L x 20% (asumsi)

= 1.264,37 mg/L

Dengan proyek:

Erosi pada saat dilakukan kegiatan : 147,89 Ton/Ha/tahun

Luas lahan kegiatan : 300.000 m2 (30 Ha)

Debit air larian : 495,87 m3/jam (991,75 m

3/hari)

maka:

Besarnya erosi tahunan = 147,89 Ton/Ha/th x 30 Ha

= 4.436,76 Ton/tahun

= 12,16 Ton/hari

TSS yang terbawa air larian = 12,16 Ton/hari : 991,75 m3/hari

= 12.256,62 mg/L

TSS yang masuk ke perairan = 12.256,62 mg/L x 20% (asumsi)

= 2.451,32 mg/L

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan adanya aktifitas penyiapan lahan dapat

mengurangi beban pencemaran badan air penerima akibat masuknya TSS yang terbawa

oleh air larian. Hal ini disebabkan kondisi lahan eksisting berupa lahan bekas terbangun,

namun beban pencemaran masih tergolong tinggi, yaitu 2.451,32 mg/L. Saat ini kualitas

air mengandung TSS tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh di bawah baku mutu KepMen

LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran III untuk biota air laut, yaitu

20 mg/L (coral dan lamun), dan 80 mg/L (mangrove).Perhitungan ini tidak diprakirakan

adanya pengelolaan, hal ini untuk melihat seberapa besar konsentrasi TSS yang akan

dihasilkan dari kegiatan penyiapan lahan. Tetapi pemrakarsa akan membuat kolam

Page 238: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 29

sedimentasi untuk mengumpulkan air larian selama konstruksi, sehingga air larian akan

terkontrol setelah penyaringan memungkinkan konsentrasi TSS yang akan masuk ke air

laut berkurang.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh

kegiatan penyiapan lahan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

tidak ada manusia yang terkena dampak karena tidak ada penduduk yang

memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Terdapat water channel yang akan mengarah ke laut timur dan tidak mengenai

pemukiman yang berada di sisi laut barat, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan penyiapan lahan dengan intensitas yang cukup

tinggi tetapi akan dibangun kolam retensi untuk mengumpulkan air larian dengan

kekeruhan yang tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,

terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.

Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat hujan

dan terkumpul pada badan air penerima. tetapi akan dibangun kolam retensi untuk

mengumpulkan air larian, sehingga air larian yang masuk ke air laut akan sedikit

(intensitas rendah). Oleh karena itu, dampaknya bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat penyiapan lahan selesai, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Page 239: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 30

Berdasarkan pertimbangan tersebut dan akan dibangun kolam retensi untuk

mengumpulkan air larian, sehingga air larian yang masuk ke air laut akan sedikit. Maka

dampak kegiatan penyiapan lahan terhadap peningkatan TSS dianggap dampak negatif

tidak penting.

B) Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembangunan fasilitas umum dan sarana penunjang darat khususnya pemasangan

tiang pancang diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air,

khususnya akan meningkatkan padatan tersuspensi di perairan.

Pada saat konstruksi bangunan, ceceran material hasil timbunan terbawa air hujan dan

masuk ke badan air penerima akan meningkatkan kandungan padatan tersuspensi (TSS).

Selain itu, dampak turunannya terganggunya biota laut seperti plankton dan bentos juga

diprakirakan terjadi pada saat proses pembangunan fasillitas utama dan sarana penunjang

ini.

Perkiraan besarnya potensi erosi pada saat kegiatan pembangunan fasilitas umum dan

sarana penunjang darat adalah sebagai berikut:

A = R K L S C P

dimana:

A = rata-rata potensi erosi tanah tahunan (ton/ha)

R = indeks erosivitas hujan dihitung dengan rumus R = 0,41 x H1,09

dimana H

adalah curah hujan (mm/tahun)

K = indeks erodibiltas tanah

L = indeks panjang lereng, dihitung dengan rumus 22

LoL dengan Lo =

panjang lereng (m)

S = indeks kemiringan lereng, dihitung dengan rumus 9

4,1s

S dengan s =

kemiringan lereng (%)

C = Indeks penutup tanah

P = Indeks tindakan konservasi tanah

Berdasarkan data dan pengamatan lapangan, maka:

Page 240: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 31

R = 0,41 x ( 1.637,9)1,09

= 1.307,2; curah hujan rata-rata tahunan di wilayah studi

adalah 1.637,9 mm/tahun.

Jenis tanah di lokasi rencana kegiatan adalah regosol, sehingga nilai K = 0,21

L = (25/22) = 1,07 ; rata-rata panjang lereng di wilayah studi adalah 25 m.

S = (5)1,4

/9 = 1,06 ; rata-rata kemiringan di wilayah studi adalah 5%.

Tata guna lahan di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan berupa tanah

terbuka (tanpa tanaman akibat land clearing) (C = 0,95)dan pada saat dilakukan

kegiatan berupa tanah kosong sedang dibangun bangunan (C = 1,0)

Pengelolaan tanah dan air di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan adalah

tanpa praktek konservasi tanah dan air (P = 0,5) dan pada saat dilakukan kegiatan

adalah tanpa tindakan konservasi (P = 0,5)

Sehingga besarnya potensi erosi adalah:

a. Sebelum ada kegiatan:

A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 0,95x 0,5

= 147,89 ton/ha/tahun

b. Pada saat dilakukan kegiatan:

A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 1 x 0,5

= 155,68 ton/ha/tahun

Adapun besarnya debit air larian (run off) di lokasi kegiatan seperti berikut :

Kegiatan pembangunan akan dilakukan pada lahan terbuka hasil penyiapan lahan menjadi

bangunan seluas 11,25 Ha dan lahan terbuka yang masih bisa meresapkan air seluas 18,75

Ha. Besarnya debit air larian di lokasi kegiatan dihitung dengan menggunakan Rumus

Chow, 1964 (Soemarwoto, 1998):

Dimana : Q = debit banjir maksimum (m3/detik)

C = koefesien aliran/limpasan

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = daerah pengaliran (km2)

Page 241: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 32

Berdasarkan U.S. Forest Service (1980), angka koefisien air larian (run off) menurut

keadaan lahan penutupnya adalah sebagai berikut :

Hutan dalam keadaan baik : 0,05-0,25

Lahan Pertanian : 0,20-0,50

Semak belukar : 0,15-0,25

Pemukiman : 0,30-0,70

Area pemadatan yang kedap air : 0,70

Area yang bersifat tidak kedap air : 0,45

Bangunan yang bersifat kedap : 1,00

Kondisi pada saat ini di lokasi rencana kegiatan berupa lahan tanah terbuka (tanpa tanaman

akibat land clearing) dengan nilai C = 0,95 akan berubah pada lahan bangunan seluas

11,25 Ha, lahan terbuka yang masih bisa meresapkan air seluas 18,75 Ha, sedangkan rata-

rata curah hujan tertinggi di wilayah studi berdasarkan data adalah 424 mm dengan hari

hujan 25 hari yang terjadi pada bulan Januari, maka nilai Intensitas curah hujan 16,96

mm/hari atau apabila diambil rata-rata lamanya hujan dalam sehari adalah 2 jam maka

intensitas hujan adalah 8,48 mm/jam atau 0,0085 m/jam. Berdasarkan data tersebut,

sebelum dan setelah adanya kegiatan pematangan lahan, debit air larian (run off)dapat

diperkirakan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan Adanya

Kegiatan Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang Darat

No. Jenis

kegiatan

Penggunaan

Lahan Konstanta

Koefesien

Aliran/

Limpasan

Intensitas

Curah

Hujan

Daerah

Pengaliran

(m2)

Debit

Banjir

Maksimum

(m3/jam)

(C) (m/jam) (A) (Q)

(I)

1.

Hasil

Penyiapan

lahan

Area

Pemadatan

0,2778 0,7 0,0085 300.000 495,873

2.

Pembangunan

Fasilitas

Umum dan

sarana

penunjang

darat

Lahan

Terbangun 0,2778 1 0,0085 112.470 265,58

Lahan

Terbuka 0,2778 0,45 0,0085 187.530 199,27

Jumlah No. 2 300.000 465

Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

Keterangan : Nilai C dihitung berdasarkan rata-rata angka dari Chow, 1964

Page 242: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 33

Maka, besaran TSS yang terkandung dalam air larian adalah:

Tanpa proyek (Perhitungan Bagian Penyiapan Lahan)

TSS yang masuk ke perairan =

2.451,32 mg/L

Dengan proyek:

Erosi pada saat dilakukan kegiatan : 155,68 Ton/Ha/tahun

Luas lahan terbangun : 11,25 Ha

Luas lahan terbuka : 18,75 Ha

Debit air larian lahan terbangun : 265,58 m3/jam (531,16 m

3/hari)

Debit air larian lahan terbuka : 199,27 m3/jam (398,54 m

3/hari)

maka:

Lahan Terbangun

Besarnya erosi tahunan = 155,68 Ton/Ha/th x 11,25 Ha

= 1.751,35 Ton/tahun

= 4,80 Ton/hari

TSS yang terbawa air larian = 4,80 Ton/hari : 531,16 m3/hari

= 9.033,48 mg/L

TSS yang masuk ke perairan = 9.033,48 mg/L x 20% (asumsi)

= 1.806,70 mg/L

Lahan Terbuka

Besarnya erosi tahunan = 155,68 Ton/Ha/th x 18,75 Ha

= 2.918,92 Ton/tahun

= 7,99 Ton/hari

TSS yang terbawa air larian = 7,99 Ton/hari : 398,54 m3/hari

= 20.065,85 mg/L

TSS yang masuk ke perairan = 20.065,85 mg/L x 20% (asumsi)

= 4.013,17 mg/L

Total TSS yang masuk ke perairan (dengan ada proyek)

= 1.806,70 mg/L + 4.031,17 mg/L = 5.819,87 mg/L

Page 243: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 34

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan adanya aktifitas pembangunan fasilitas umum dan

sarana penunjang dapat meningkatkan beban pencemaran badan air penerima akibat

masuknya TSS yang terbawa oleh air larian. Saat ini kualitas air mengandung TSS

tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh di bawah baku mutu KepMen LH No. 51 tahun 2004

tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran III untuk biota laut yaitu 20mg/L(koral dan lamun),

dan 80 mg/L (mangrove).

Perhitungan ini diperkirakan tidak ada pengelolaan, hal ini untuk melihat seberapa besar

konsentrasi TSS sebagai hasul dari kegiatan penyiapan lahan. Tetapi pemakarsa akan

membuat kolam sedimentasi untuk mengumpulkan air larian selama kontruksi, sehingga

sebaran air larian dengan kekeruhan yang tinggi akan terkontrol setelah disaring

memungkin menurunkan konsentrasi TSS yang akan masuk ke air laut.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air permukaan yang

diakibatkan oleh kegiatan konstuksi bangunan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai

berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

tidak ada manusia yang terkena dampak karena tidak ada penduduk yang

memanfaatkan air laut sekitar tapak proyek, sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Terdapat water channel yang akan mengarah ke laut timur dan tidak mengenai

pemukiman yang berada di sisi laut barat, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan pembangunan dengan intensitas yang cukup

tinggi tetapi akan dibangun kolam retensi untuk mengumpulkan air larian, sehingga

air larian dengan kekeruhan yang tinggi yang masuk ke air laut setelah disaring lebih

sedikit, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Page 244: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 35

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,

terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.

Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat hujan

dan terkumpul pada badan air penerima. tetapi akan dibangun kolam retensi untuk

mengumpulkan air larian, s sehingga air larian dengan kekeruhan yang tinggi yang

masuk ke air laut setelah disaring lebih sedikit. Oleh karena itu, dampaknya bersifat

tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pembangunan selesai, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut dan akan dibangunnya kolam retensi untuk

mengumpulkan air larian, sehingga air larian dengan kekeruhan yang tinggi yang masuk ke

air laut setelah disaring lebih sedikit, maka dampak kegiatan pembangunan fasilitas umum

dan sarana penunjang terhadap penurunan kualitas air dianggap dampak negatif tidak

penting.

C) Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan (Dumping)

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pengerukan berupa pembuatan alur kapal dan pembuatan kolam putar dengan

pengerukan (dredging) serta pembuangan hasil kerukan (dumping) diprakirakan akan

menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air, khususnya akan meningkatkan

padatan tersuspensi di badan air penerima akibat air luapan yang keluar dari kapal TSHD.

Akibat air luapan dari kapal TSHD dan akibat pembuangan material hasil pengerukan di

perkirakan dapat meningkatkan tingkat kekeruhan perairan mencapai 0.1 Kg/m3 (100

mg/l).

Prakiraan sebaran peningkatan TSS dalam perairan dilakukan dengan menggunakan

pemodelan transport sediment. Peningkatan kandungan TSS didalam perairan berpengaruh

terhadap interaksi komponen lingkungan yang ada di dalam perairan, sehingga dapat

menimbulkan dampak lainnya berupa terganggunya biota air laut serta menimbulkan

Page 245: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 36

persepsi negatif dari masyarakat terhadap kegiatan. Saat ini kualitas air mengandung TSS

tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh di bawah baku mutu KepMen LH No. 51 tahun 2004

tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran I untuk perairan pelabuhan, yaitu 80 mg/L.

Didalam pemodelan transport sediment di asumsikan kondisi rona lingkungan kandungan

TSS adalah 0 mg/l untuk mewakili nilai 32.04 mg/l sehingga area yang melebih baku mutu

adalah area perairan yang mengalami peningkatan TSS lebih besar dari 50 mg/l.

Berikut ini hasil prakiraan dampak sebaran TSS di area pengerukan alur pelayaran dan

dumping area :

Page 246: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 37

(a) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pengerukan dilakukan di

sisi Selatan-Timur (South East) area pengerukan

(b) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pengerukan dilakukan di

sisi Selatan-Barat (South West) area pengerukan

(c) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pengerukan dilakukan di

sisi Timur (East) area pengerukan

Page 247: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 38

(d) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pengerukan dilakukan di

sisi Barat (West) batas area pengerukan

Gambar Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment di area alur kapal

(a) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pembuangan material

hasil pengerukan di sisi Selatan-Barat(South West) area dumping

Page 248: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 39

(b) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pembuangan material

hasil pengerukan di sisi Barat(West) area dumping

(c) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pembuangan material

hasil pengerukan di sisi Timur (East) area dumping

Page 249: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 40

(d) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pembuangan material

hasil pengerukan di sisi Utara Selatan (North East) area dumping

Gambar Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment di area dumping

Peningkatan kandungan TSS yang dapat melebih baku mutu perairan berdasarkan KepMen

LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran III untuk biota air, yaitu 20

mg/L (coral dan lamun) dan 80 mg/L (mangrove). Adalah sebaran dengan penambahan

nilai TSS 0.05 Kg/m3 (50 mg/l), dengan luas sebaran kurang dari 1000 m (1 km) dari

sumber.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh

kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan (dumping) dapat dilihat dari kriteria

dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak adalah masyarakan yang memanfaatkan area

perairan pada radius 1000 m dari area kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak yang dapat menyebabkan perairan melebihi baku mutu yaitu

< 1000 m dari titik pencemaran ke air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.

Page 250: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 41

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan

dengan intensitas yang cukup tinggi selama kegiatan berlangsung, sehingga

dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,

terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.

Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian dan terkumpul

pada badan air penerima. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pengerukan dan pembuangan hasil

kerukan selesai, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan dan pembuangan

hasil kerukan terhadap peningkatan TSS dianggap dampak negatif penting.

D) Pembangunan Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembangunan dermaga berupa pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting

Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk dapat meningkatkan konsentrasi TSS dan

parameter lainnya yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air disekitar lokasi kegiatan

sampai jarak tertentu. Pekerjaan platform (Jetty Head) memiliki ukuran 30 m x 50 m,

Breasting Dolphin terdiri dari 4 unit dengan ukuran masing-masing sekitar 10 m x 10 m,

Mooring Dolphin terdiri dari 6 unit dengan ukuran masing-masing sekitar 8 m x 8 m,

Trestle dengan lebar sekitar 14,7 m dengan panjang sekitar 1.100 m dan Cat walk dengan

lebar sekitar 1,2 m.

Pada saat konstruksi bangunan, ceceran material terbawa air dan masuk ke badan air

penerima akan meningkatkan kandungan padatan tersuspensi (TSS). Selain itu, dampak

turunannya terganggunya biota laut seperti plankton dan bentos juga diprakirakan terjadi

pada saat proses pembangunan dermaga ini. Hal ini juga akan menimbulkan

Page 251: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 42

persepsi/keresahan masyarakat seperti nelayan dan petani rumput laut terhadap kegiatan

pembuatan pelabuhan.

Adanya aktifitas pembangunan dermaga dapat meningkatkan beban pencemaran badan air

penerima akibat masuknya TSS yang terbawa oleh air larian. Saat ini kualitas air

mengandung TSS tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh di bawah baku mutu KepMen LH

No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran III untuk biota air, yaitu 20

mg/L (coral dan lamun), dan 80 mg/L (mangrove).

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air permukaan yang

diakibatkan oleh kegiatan pembangunan dermaga dapat dilihat dari kriteria dampak

sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak cukup sedikit, yaitu penduduk yang mencari

ikan di sekitar tapak proyek, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak cukup kecil, yaitu ± 100 m dari titik pencemaran air laut,

sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan pembangunan dermaga dengan intensitas yang

cukup tinggi tergantung dari jumlah air larian, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,

terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.

Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat hujan

dan terkumpul pada badan air penerima. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

Page 252: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 43

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pembangunan selesai, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebu, maka dampak kegiatan pembangunan dermaga

terhadap peningkatan TSS dianggap negatif penting.

3.1.5. Perubahan Arus

A. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, B. Pembangunan Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan,pembangunan dermaga dilakukan

secara bertahap. Selama kegiatan tersebut berlangsung maka tidak terjadi perubahan arus

laut. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dampak kegiatan pengerukan dan

pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga terhadap perubahan pola arus di

anggap tidak penting

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari perubahan arus lautn dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat timbulnya perubahan arus laut tidak

ada selama tahap kontruksi, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

tidak terjadi perubahan arus laut pada tahap kontruksi , sehingga dampaknya bersifat

tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak tidak ada, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

tidak ada komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak. Oleh karena itu

dampaknya bersifat tidak penting.

Page 253: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 44

e. Sifat kumulatif dampak

Tidak terjadi dampak terdahap perubahan arus sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Tidak terjadi dampak perubahan arus laut, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan

dan pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga, terhadap perubahan arus

dikategorikan dampak negatif tidak penting.

3.1.6. Perubahan Gelombang

A. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, B. Pembangunan Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta

pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty

secara keseluruhan. Dan dilakukan secara bertahap sehingga selama proses berlangsung

maka tidak terjadi perubahan gelombang laut akibat perubahankedalaman dan keberadaan

dermaga. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dampak kegiatan pengerukan dan

pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga terhadap perubahan gelombang di

anggap tidak penting

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari perubahan gelombang dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat timbulnya perubahan gelombang tidak

ada selama tahap kontruksi, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

tidak terjadi perubahan gelombang pada tahap kontruksi , sehingga dampaknya

bersifat tidak penting.

Page 254: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 45

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak tidak ada, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

tidak ada komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak. Oleh karena itu

dampaknya bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Tidak terjadi dampak terdahap perubahan gelombang sehingga dampaknya bersifat

tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Tidak terjadi dampak perubahan gelombang, sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan

dan pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga, terhadap perubahan gelombang

dikategorikan dampak negatif tidak penting.

3.1.7. Terjadinya Abrasi

A. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, B. Pembangunan Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan berjarak lebih dari 900 m dari garis

pantai sehingga potensi terjadinya abrasi tidak akan terjadi. Selain dari sisi jarak desain

kemiringan pengerukan di buat untuk menghindari terjadinya longsoran di dasar laut

sehingga memperkecil terjadinya abrasi di pesisir. Berdasarkan pertimbangan tersebut

maka dampak kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga

terhadap terjadinya abrasi di anggap tidak penting

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari terjadinya abrasi dapat dilihat dari kriteria

dampak sebagai berikut:

Page 255: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 46

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

tidak terjadi abrasi dikarenakan kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil keruk jauh

dari garis pantai dan di lakukan dengan desain kemiringan yang sesuai sehinga tidak

ada abrasi selama tahap kontruksi, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

tidak terjadi abrasi pada tahap kontruksi , sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak tidak ada, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

tidak ada komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak. Oleh karena itu

dampaknya bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Tidak terjadi dampak terdahap abrasi sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Tidak terjadi dampak abrasi, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan

dan pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga, terhadap terjadinya abrasi

dikategorikan dampak tidak penting.

3.1.8. Peningkatan Sedimentasi

A. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, B. Pembangunan Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta

pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty

secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang

ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan mengakibatkan kekeruhan perairan akibat dari

air yang telah bercampur dengan material-material halus melimpah dan masuk ke laut.

Page 256: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 47

Akibat dari kegiatan ini maka berpotensi meningkatkan sebaran sedimen sampai jarak

tertentu.

Berdasarkan hasil dari pemodelan sebaran sedimen berpotensi menyebar mencapai 1000 m

dari sumber, berdasarkan kondisi tersebut maka berpotensi mengakibatkan terjadinya

sedimentasi akibat dari sebaran sedimen.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan sedimentasi dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan sedimentasi adalah

penduduk, khususnya penduduk di desa pulo panjang dan desa argawana kecamatan

pulo ampel, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya berdasarkan hasil dari pemodelan sebaran sedimen

berpotensi menyebar mencapai 1000 m dari lokasi kegiatan, sehingga dampaknya

bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama proses pengerukan dan

pembangunan dermaga, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

peningkatan sedimentasi juga akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya

keresahan masyarakat karena kenyamanannya terganggu. Oleh karena itu dampaknya

bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak terakumulasi karena bersifat sementara selama pekerjaan pengerukan

dan pembangunan dermaga sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pekerjaan selesai dilakukan, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Page 257: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 48

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan

dan pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga, terhadap terjadinya sedimentasi

dikategorikan dampak negatif penting.

3.1.9. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut

A. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, B. Pembangunan Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta

pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty

secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang

ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan mempengaruhi lalu lintas di laut khususnya

perairan Teluk Banten lokasi kegiatan maerupakan jalur lalu lintas laut bagi nelayan.

Kegiatan Pembangunan dermaga seperty pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting

Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan mempengaruhi lalu lintas di laut

khususnya perairan Teluk Banten lokasi kegiatan maerupakan jalur lalu lintas laut bagi

nelayan pada saat pulang maupun pergi melaut/ mencari ikan dan penyebrangan ke pulo

panjang

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari terganggunya kelancaran lalu lintas dapat

dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah pengguna pengguna perairan sekitar

teluk banten dekat dengan lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Sebaran dampak perairan desa argawana hingga ke daerah pulo panjang hingga,

sehingga dampaknya bersifat penting

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama proses pengerukan dan

pembangunan dermaga, sehingga dampaknya bersifat penting.

Page 258: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 49

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

kegiatan juga akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya keresahan masyarakat

karena kenyamanannya terganggu serta kemungkinan timbulnya retakan pada

bangunan/rumah. Oleh karena itu dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak terakumulasi karena bersifat sementara selama pekerjaan pengerukan

dan pembangunan dermaga sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pekerjaan selesai dilakukan, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan

dan pembangunan dermaga, terhadap lalu lintas laut dikategorikan dampak penting.

3.1.10. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Darat

A. Mobilisasi dan Demobilisasi alat berat dan material konstruksi

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan mobilisasi & demobilisasi peralatan dan bahan untuk kebutuhan konstruksi di

darat akan menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas darat. Pengangkutan peralatan dan

bahan untuk konstruksi dari darat, akan melibatkan beberapa kendaraan truk untuk

menyimpan pipa dan bahan bangunan dari titik terdekat sampai dengan titik terjauh,

jumlah ritasi pengangkutan cukup tinggi. Kondisi lalu lintas terutama di jalan Bojonegara

terutama pada jam sibuk cukup padat dan pada waktu waktu tertentu tersendat.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka kegiatan mobilisasi & demobilisasi peralatan

dan bahan untuk kebutuhan konstruksi di darat kan mempengaruhi lalu lintas di darat

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari terganggunya kelancaran lalu lintas dapat

dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

Page 259: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 50

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah pengguna Jalan raya Bojonegara

khususnya di persimpangan jalan masuk ke lokasi kegiatan, sehingga dampaknya

bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Sebaran dampak terganggunya kelancaran lalu lintas meliputi ruas jalan raya

Bojonegara sepanjang ± 500 m, yaitu dari persimpangan sebelum jalan masuk ke

lokasi pembangunan hingga persimpangan setelah jalan masuk ke lokasi

pembangunan, sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas tergolong kecil karena jumlah ritasi pada saat puncaknya 50 rit/hari, namun

jangka waktu kegiatan relatif lama, yaitu sekitar 8 bulan, sehingga dampaknya bersifat

penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Terganggunya kelancaran lalu lintas juga akan menimbulkan dampak terhadap

timbulnya keresahan masyarakat karena kenyamanannya terganggu. Oleh karena itu

dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak akan terakumulasi karena belangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu 8

bulan dan akan berlanjut hingga tahap operasi, sehingga dampaknya bersifat penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik sebab dampak yang ditimbulkan tidak bersifat permanen

dan akan berhenti ketika kegiatan selesai dilakukan, sehingga dampaknya bersifat

tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi

alat berat dan material terhadap terganggunya kelancaran lalu lintas dikategorikan dampak

negatif penting.

Page 260: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 51

3.1.11. Terganggunya Biota Air

A) Persiapan Lahan, B. Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

Terjadinya penurunan kualitas air permukaan akibat meningkatnya kandungan padatan

tersuspensi (TSS) pada saat kegiatan penyipan lahan akan menimbulkan dampak lanjutan

terhadap terganggunya biota air (plankton, Benthos, Nekton, terumbu karang, lamun)

sebagai penghuninya.

Terjadinya penurunan kualitas air permukaan akibat meningkatnya kandungan padatan

tersuspensi (TSS) pada saat kegiatan pembangunan fasilitas utama dan fasilitas penunjang

akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap terganggunya biota air (plankton, Benthos,

Nekton, terumbu karang, lamun) sebagai penghuninya.

Dari data diperoleh di sekitar lokasi proyek, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis

indeks keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak

proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara

1,11 – 2,22 dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya

kondisi perairan kisaran antara 3,05 – 7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi

pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau

stabilitas komunitas biota sedang. Sehingga dengan adanya peningkatan TSS yang masuk

keperairan laut akan mempengaruhi kebereadaan biota air disekitar lokasi. Tetapi

pemrakarsa akan membuat kolam retensi untuk mengumpulkan air larian selama

konstruksi, sehingga air larian dengan kekeruhan yang tinggi yang masuk ke air laut

setelah disaring memungkinkan konsentrasi TSS lebih sedikit.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh

kegiatan penyiapan lahan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak terbatas pada masyarakat yang sekali kali

memancing ikan disekitar lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Page 261: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 52

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak cukup sedikit, hanya terbatas disekitar lokasi kegiatan

sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan penyiapan lahan, sehingga dampaknya bersifat

penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena tidak ada, oleh karena itu, dampaknya

bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat

hujan dan terkumpul perairan. Oleh karena itu, dampaknya bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat penyiapan lahan selesai, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan penyiapan lahan terhadap

gangguan biota air dianggap negatif tidak penting.

B. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, C. Pembangunan Dermaga

Kegiatan pengerukan yang akan dilakukan meliputi pembuatan alur kapal dan pembuatan

kolam putar dengan kegiatan pengerukan (dredging) serta pembuangan hasil kerukan

(dumping) dapat meningkatkan konsentrasi TSS yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air

disekitar lokasi kegiatan sampai jarak tertentu, mengingat kualitas air laut sangat

berpengaruh terhadap interaksi komponen lingkungan yang ada di dalam perairan.

Gangguan terhadap kualitas air laut khususnya peningkatan kekeruhan akan memberikan

dampak ikutan terhadap komponen biota air laut dan persepsi masyarakat terhadap

kegiatan pembuatan dermaga akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap terganggunya

biota air (plankton, Benthos, Nekton, terumbu karang, lamun) sebagai penghuninya.

Terjadinya penurunan kualitas air permukaan akibat meningkatnya kandungan padatan

tersuspensi (TSS) pada saat Kegiatan Pembangunan Dermaga yang akan dilakukan

meliputi pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle

Page 262: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 53

dan Cat walk akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap terganggunya biota air sebagai

penghuninya.

Dari data diperoleh di sekitar lokasi proyek, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis

indeks keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak

proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara

1,11 – 2,22 dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya

kondisi perairan kisaran antara 3,05 – 7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi

pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau

stabilitas komunitas biota sedang. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang diperoleh

nilai sebesar 47% sehingga tergolong ke dalam kriteria sedang. Banyak ditemukan Rubble

(patahan karang mati) dan karang mati yang tertutup alga (Dead Coral Algae). Jenis

karang yang ditemukan adalah Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora Humilis,

Montipora capricornis, Favites flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites

cylindrical. Kondisi lamun di perairan pulau panjang pada saat pengambilan data

dilakukan hanya sedikit, karena lamun tertutup sedimen lumpur. Lamun yang

teridentifikasi masih hidup terdapat terdapat satu jenis yaitu Enhalus acoroides.

Tertutupnya lamun oleh sedimen menjadikan warna daun tidak hijau melainkan sudah

berubah menjadi coklat. Hal ini dipengaruhi juga oleh musim hujan dimana, pada saat

musim hujan, lumpur yang ada didaratan terbawa oleh air larian ke laut. Sehingga dengan

adanya peningkatan TSS yang masuk keperairan laut akan mempengaruhi kebereadaan

biota air disekitar lokasi.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh

kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan (dumping) dapat dilihat dari kriteria

dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk yang

memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak terbatas pada lokasi pengerukan dan pembuangan hasil

kerukan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Page 263: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 54

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan pengerukam dan pembuangan hasil kerukan

dengan intensitas yang cukup tinggi tergantung dari jumlah air larian, sehingga

dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,

terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.

Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian dan terkumpul

pada badan air penerima. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pengerukan dan pembuangan hasil

kerukan selesai, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan dan pembuangan

hasil kerukan terhadap terganggunya biota air dianggap negatif penting.

3.1.12. Mata Pencaharian

A) Pengadaan Tenaga Kerja

1) Prakiraan Besaran Dampak

Adanya kegiatan pengadaan tenaga kerja untuk konstruksi sebanyak 150 orang

berdasarkan asumsi saat ini. Sebanyak 150 tenaga kerja akan dipenuhi dari tenaga

setempat, akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat setempat. Disamping itu,

adanya aktivitas tenaga kerja di lokasi kegiatan akan membuka peluang berusaha bagi

masyarakat setempat, seperti penyediaan warung/toko. Bila dibandingkan dengan jumlah

penduduk usia produktif di Kecamatan Puloampel sejumlah 24.238 orang (68,73%) jumlah

tenaga kerja yang direkrut tersebut relatif sedikit, selain itu di sekitar lokasi rencana

Page 264: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 55

kegiatan terdapat banyak warung, namun lapangan kerja pada saat ini sulit untuk didapat

sehingga peluang sekecil apapun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain

itu,berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga di Desa Argawana dan Puloampel, terdapat

total 1415 keluarga Pra Sejahtera (KS) (Sumber : Kecamatan Puloampel dalam

Angka,2014). Jumlah ini cukup banyak, sehingga diharapkan dengan keberadaan proyek,

akan mengurangi angka tersebut dengan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat

lokal tentunya bagi masyarakat yang memenuhi kualifikasi pekerjaan.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,

pengerukan serta pembangunan dermaga terhadap mata pencaharian masyarakat dapat

dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu sebanyak 150 orang yang akan

direkrut sebagai tenaga kerja atau sekitar 0,006% dari penduduk usia produktif di

Kecamatan Puloampel, namun lapangan kerja pada saat ini sulit untuk didapat

sehingga peluang sekecil apapun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga

dampaknya bersifat pentingSementara untuk peluang usaha, peluang yang dimaksud

ada pada pemenuhan makan minum pekerja yang dapat dipenuhi oleh kantin/warung

di sekitar proyek. Sehingga kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal dan peluang

usaha dalam kegiatan pengadaan tenaga kerja diprakirakan sebagai dampak penting.

Pada kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan serta kegiatan

pembangunan dermaga, penduduk yang akan terkena dampak adalah nelayan Desa

Argawana dan Puloampel yang mencari ikan di sekitar tapak proyek seperti di sekitar

Pulopanjang dan lokasi dumping, sehingga dampak diprakirakan sebagai dampak

penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Kegiatan pengadaan tenaga kerja berpotensi melibatkan tenaga kerja dari desa yang

berada di sekitar proyek seperti Desa Argawana dan Pulopanjangdi Kecamatan Pulo

ampel. Kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan berpotensi mempengaruhi

aktivitas nelayan/petani keramba di sekitar di sekitar tapak proyek seperti di sekitar

Page 265: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 56

Pulopanjang, dermaga dan lokasi dumping Oleh karena itu diprakirakan dampak

bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama konstruksi dilakukan dengan

intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan

masyarakat, maka dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap konstruksi, sehingga

sifatnya penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak terhadap parameter kesempatan tenaga kerja dan berusaha tergolong dapat

berbalik, jika kegiatan konstruksi telah selesai karena akan dilakukan pemutusan

tenaga kerja. Oleh karena itu sifatnya penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengadaan

tenaga kerja, pengerukan serta pembangunan dermaga terhadap mata pencaharian

masyarakat dikategorikan dampak positif penting.

B. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, C. Pembangunan Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta

pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty

secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang

ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan menimbulkan gangguan terhadap alur pelayaran

nelayan.

Lokasi tangkap ikan oleh nelayan Desa Argawana dan Desa Pulopanjang berada di sekitar

Teluk Banten, Laut Jawa, Maranggai, Watu Ireng, Pulo Kali, dan Sekitar Pulopanjang.

Page 266: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 57

Terkait proyek, lokasi tangkap ikan yang paling dekat dengan tapak proyek adalah di

sekitar Pulopanjang dan lokasi dumping area. Hal ini dikhawatirkan oleh responden

(nelayan) akan mengganggu aktivitas melautnya. Nelayan yang dimaksud adalah nelayan

yang menggunakan alat tangkap berupa jarring, pancing, dan payang.

Kegiatan Pembangunan dermaga seperti pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting

Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan menimbulkan kekhawatiran nelayan

akan terganggunya aktivitas tangkapan ikan dan budidaya keramba ikan kerapu.

Kekhawatiran nelayan ini disebabkan karena industri eksisting yang sudah ada terlebih

dahulu di sekitar tapak proyek menyebabkan limbah yang berdampak pada turunnya hasil

tangkapan ikan dan turunnya hasil panen ikan yang dibudidayakan di tambak.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,

pengerukan serta pembangunan dermaga terhadap mata pencaharian masyarakat dapat

dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Pada kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan serta kegiatan

pembangunan dermaga, tidak ada penduduk yang akan terkena dampak. Karena lokasi

dumping yang baru berada jauh dari aktivitas nelayan dan pembudidaya rumput laut

maupun keramba. Sehingga dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan berpotensi mempengaruhi

aktivitas nelayan/petani budidaya keramba ikan kerapu di sekitar tapak proyek seperti

di sekitar Pulopanjang dan dermaga Oleh karena itu diprakirakan dampak bersifat

penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama konstruksi dilakukan dengan

intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan

masyarakat, maka dampaknya bersifat penting.

Page 267: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 58

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap konstruksi, sehingga

sifatnya penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak terhadap parameter kesempatan tenaga kerja dan berusaha tergolong dapat

berbalik, jika kegiatan konstruksi telah selesai karena akan dilakukan pemutusan

tenaga kerja. Oleh karena itu sifatnya penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan

serta pembangunan dermaga terhadap mata pencaharian nelayan khususnya terhadap

aksesibilitas nelayan dikategorikan dampak negatif penting.

3.1.13. Penurunan Pendapatan

A)Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, C. Pembangunan Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pengerukan alur kapal (Ship Channel),pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta

pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty

secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang

ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan menimbulkan gangguan terhadap alur pelayaran

nelayan... Lokasi tangkap ikan oleh nelayan Desa Argawana dan Desa Pulopanjang berada

di sekitar Teluk Banten, Laut Jawa, Maranggai, Watu Ireng, Pulo Kali, dan Sekitar

Pulopanjang. Terkait proyek, lokasi tangkap ikan yang paling dekat dengan tapak proyek

adalah di sekitar Pulopanjang dan lokasi dumping area. Hal ini dikhawatirkan oleh

responden (nelayan) akan mengganggu aktivitas melautnya.Kegiatan Pembangunan

dermaga seperti pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting Dolphin, Mooring Dolphin,

Trestle dan Cat walk akan menimbulkan kekhawatiran nelayan akan terganggunya

aktivitas tangkapan ikan dan budidaya keramba.. Kekhawatiran nelayan ini disebabkan

karena industri eksisting yang sudah ada terlebih dahulu di sekitar tapak proyek

menyebabkan limbah yang berdampak pada turunnya hasil tangkapan ikan dan turunnya

hasil panen ikan yang dibudidayakan di keramba..

Page 268: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 59

Berdasarkan informasi dari nelayan, area penangkapan ikan tergantung musim, sehingga

kegiatan dredging dan dumping tidak berdampak pada banyaknya hasil tangkapan nelayan

yang juga tidak berpengaruh terhadap penurunan pendapatan nelayan. Kegiatan dredging

dan dumping serta pembangunan jetty hanya berlangsung di sekitar tapak proyek.

gangguan terhadap alur pelayaran nelayan dapat dikelola dengan sosialisasi intensif

mengenai kegiatan proyek, terlebih kegiatan pembangunan ini jauh dari . Berdasarkan

deskripsi terhadap kriteria dampak, dampak dari aktifitas pengerukan, pembuangan hasil

kerukan, dan pembangunan jetty terhadap penurunan pendapatan dikategorikan sebagai

dampak tidak penting.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

:Untuk menentukan sifat penting dampak dari kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil

kerukan serta pembangunan jetty terhadap penurunan pendapatan dapat dilihat pada

kriteria dampak berikut ;

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Tidak ada penduduk yang terkena dampak sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Kegiatan hanya berkisar di sekitar tapak proyek, tidak menyebar ke lokasi lain. Oleh

karena itu diprakirakan dampak bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama konstruksi dilakukan dengan

intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak. Maka dampaknya bersifat

tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat tidak kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap konstruksi,

sehingga sifatnya tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Page 269: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 60

Dampak terhadap parameter penurunan pendapatan akan berbalik, jika kegiatan

konstruksi telah selesai. Oleh karena itu sifatnya tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan

serta pembangunan dermaga terhadap penurunan pendapatan masyarakat khususnya

nelayan/petani budidaya rumput laut dikategorikan dampak negatif tidak penting.

3.1.14. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat

A).Pengadaan Tenaga Kerja; B).Mobilisasi alat berat dan Demobilisasi Alat Berat

dan Material Konstruksi; C).Persiapan Lahan; D).Pembangunan Fasilitas Utama

dan Sarana Penunjang; E. Pengerukan dan Pembuangan Hasil kerukan;

Pembangunan Dermaga, F. Pelepasan Tenaga Kerja

1) Prakiraan Besaran Dampak

Banyaknya tenaga kerja setempat (lokal) yang bekerja di proyek, serta adanya peluang

berusaha yang dapat dimanfaatkan penduduk setempat akan menyebabkan sikap dan

persepsi masyarakat menjadi positif terhadap proyek. Namun sikap dan persepsi ini dapat

berubah menjadi negatif terhadap penduduk yang tidak dilibatkan dalam kegiatan proyek.

Berdasarkan pertimbangan tersebut,Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat pada

kegiatan mobilisasi alat berat dan material merupakan dampak turunan dari peningkatan

kebisingan dan terganggunya lalu lintas. Dampak kegiatan mobilisasi alat berat dan

material dikatagorikan dampak penting hipotetik terhadap peningkatan kebisingan dan

terganggunya lalu lintas. Dampak yang ditimbulkan akan menyebabkan sikap dan persepsi

negatif dimasyarakat bila tidak ada pengelolaan yang dilakukan.

Kegiatan penyiapan lahan berpotensi menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat

yang merupakan dampak turunan dari peningkatan air larian, penurunan kualitas air dan

terganggunya biota air

Kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana penunjang berpotensi menimbulkan

sikap dan persepsi negatif masyarakat yang merupakan dampak turunan dari penurunan

peningkatan air larian, penurunan kualitas air dan terganggunya biota air.

Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta

pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty

secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang

Page 270: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 61

ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan menimbulkan dampak terhadap

lingkungan.Gangguan yang timbul adalah menurunnya kualitas air laut akibat peningkatan

TSS dan kekeruhan.

Kegiatan Pembangunan dermaga seperty pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting

Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan menimbulkan dampak terhadap

lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan menimbulkan

persepsi negatif masyarakat. Gangguan yang timbul adalah menurunnya kualitas air laut,

perubahan arus, gelombang, abrasi dan sedimentasi, terganggunya lalu lintas laut,

gangguan biota air, terganggunya mata pencaharian.

Seperti yang diperoleh dari survey kepada masyarakat Desa Argawana dan Puloampel,

responden merasa khawatir jika proyek akan menghasilkan limbah (25%), menimbulkan

kebisingan (8%), Khawatir jika proyek akan menimbulkan kecelakaaan berupa ledakan gas

(22,9%), dan berkurangnya penghasilan (19,8%). Kekhawatiran yang dirasakan responden

cukup beralasan karena masyarakat sudah terbiasa hidup di seitar lokasi proyek yang

merupakan daerah industri. Mereka menganggap keberadaan industri di sekitar tempat

tinggalnya menimbulkan beberapa gangguan kenyamanan seperti limbah, dan kebisingan.

Persepsi masyarakat tentang perusahaan gas saat ini masih terpatok pada kecelakaan

ledakan gas yang sering diberitakan di media. Sehingga responden berasumsi sama

terhadap rencana proyek.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari timbulnya keresahan masyarakat dapat

dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut :

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu penduduk sekitar pasar di wilayah Desa

Argawana dan Pulopanjang khususnya, dan umumnya di wilayah Kecamatan Puloampel,

sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak diperkirakan meliputi wilayah Desa Argawana sehingga

dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Page 271: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 62

Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama konstruksi dilakukan namun

dengan intensitas yang rendah. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah terjadinya konflik sosial,

maka dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, sehingga sifatnya penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, karena dampak kegiatan konstruksi terhadap keresahan

masyarakat dapat berbalik jika sosialisasi mengenai kegiatan terus dilakukan dan

dilanjutkan dengan pemberian feed back yang pro aktif terhadap reaksi mayoritas yang

muncul seperti pelibatan masyarakat lokal dan lainnya. Oleh karena itu sifatnya tidak

penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak seluruh kegiatan pada

tahap konstruksi terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dikategorikan

dampak negatif penting.

3.1.15. Terjadinya Konflik Sosial

A).Pengadaan Tenaga Kerja; B).Mobilisasi alat berat dan Demobilisasi Alat Berat

dan Material Konstruksi; C).Persiapan Lahan; D).Pembangunan Fasilitas Utama

dan Sarana Penunjang; E. Pengerukan dan Pembuangan Hasil kerukan;

Pembangunan Dermaga, F. Pelepasan Tenaga Kerja

1) Prakiraan Besaran Dampak

Terjadinya konflik sosial dapat terjadi akibat ketidak-puasan sebagian masyarakat terhadap

pelaksanaan kegiatan pengadaan tenaga kerja. Perkiraan tenaga kerja lokal yang akan

terserap untuk tahap konstruksi berdasarakan asumsi saat ini adalah sekitar 150 orang. Bila

dibandingkan dengan jumlah penduduk di Desa lokasi studi, jumlah tenaga kerja yang

direkrut tersebut relatif sedikit. Sedikitnya tenaga kerja lokal yang direkrut tersebut dapat

Page 272: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 63

mengakibatkan ketidak-puasan di masyarakat, sehingga berpotensi menimbulkan

terjadinya konflik sosial di masyarakat yang tidak dilibatkan dalam kegiatan proyek,

Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat pada kegiatan mobilisasi alat berat dan

material akan berdampak turunan pada terjadinya konflik sosial. Sikap persepsi negatif

masyarakat terjadi akibat peningkatan kebisingan dan terganggunya lalu lintas. Dampak

yang ditimbulkan akan menyebabkan konflik sosial bila tidak ada pengelolaan yang

dilakukan.

Kegiatan penyiapan lahan berpotensi menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat

yang berpotensi menjadikan konflik di masyarakat yang merupakan dampak turunan dari

peningkatan air larian, penurunan kualitas air dan terganggunya biota air.

Kegiatan pembangunan fasilitas utama dan fasilitas penunjang berpotensi menimbulkan

sikap dan persepsi negatif masyarakat yang merupakan dampak turunan dari peningkatan

air larian, penurunan kualitas air dan terganggunya biota air. Bila dibiarkan persepsi

masyarakat akan berubah menjadi konflik sosial.

Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta

pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty

secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang

ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan menimbulkan persepsi negatif

masyarakat. Gangguan yang yang timbul adalah menurunnya kualitas air laut akibat

peningkatan TSS dan kekeruhan.Gangguan tersebut akan terakumulasi dan akan

menimbulkan terjadinya konflik sosial

Kegiatan Pembangunan dermaga seperty pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting

Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan menimbulkan dampak terhadap

lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan menimbulkan

persepsi negatif masyarakat. Gangguan yang timbul adalah menurunnya kualitas air laut,

perubahan arus, gelombang, abrasi dan sedimentasi, terganggunya lalu lintas laut,

gangguan biota air, terganggunya mata pencaharian.. Gangguan tersebut akan terakumulasi

dan akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.

Banyaknya tenaga kerja setempat (lokal) yang bekerja di proyek, serta adanya peluang

berusaha yang dapat dimanfaatkan penduduk setempat akan menyebabkan sikap dan

persepsi masyarakat menjadi positif terhadap proyek. Dampak kegiatan pelepasan tenaga

Page 273: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 64

kerja menyebabkan penduduk yang bekerja diproyek akan kehilangan pekerjaan dan akan

merubah sikap dan persepsi masyarakat menjadi negatif terhadap kegiatan dan akan

menimbulkan terjadinya konflik sosial di masyarakat.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari terjadinya potensi konflik dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut :

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu sebagian masyarakat di wilayah

Desa Argawana dan Desa Pulopanjang, sehingga dampak dikategorikan penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran diperkirakan hanya meliputi Desa Argawana, dan Pulopanjang

sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama konstruksi dilakukan dengan

intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak, maka dampaknya bersifat

tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif karena terkait dengan dampak lainnya sehingga sifatnya

penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, jika kegiatan konstruksi telah selesai serta sosialisasi mengenai

kegiatan terus dilakukan. Oleh karena itu sifatnya tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan konstruksi

terhadap terjadinya potensi konflik sosial dikategorikan dampak negatif penting.

Page 274: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 65

3.1.16. Gangguan Kesehatan Lingkungan

A. Mobilisasi Alat Berat dan Material Konstruksi

1) Prakiraan Besaran Dampak

Gangguan kesehatan lingkungan adalah dampak turunan yang berasal dari penurunan

kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Konsentrasi debu di lokasi tertinggi saat ini

(baseline) adalah 200,44 ug / m3, sedangkan dengan mobilisasi kendaraan, nilai tersebut

diperkirakan meningkat menjadi 1,159.03 ug / m3. Nilai konsentrasi debu telah melebihi

baku mutu lingkungan yang disebutkan dalam sejumlah peraturan pemerintah 41 tahun

1999, yang merupakan 230 ug / m3. Ini menunjukkan bahwa konsentrasi debu dari

peningkatan kendaraan untuk 5,8 kali polusi debu dan penyebab masalah kesehatan di

masyarakat. Berdasarkan data dari Pulo Ampel klinik Umum, jenis penyakit yang memiliki

jumlah tertinggi pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pada tahun 2012 jumlah

pasien 380 orang, tahun 2014 adalah 2.716 orang, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi

3.089 orang-orang. Paparan debu akibat mobilisasi juga akan menyebar ke radius 18,8 m

dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan entri yang dilewati oleh kendaraan. Ada

sekitar 10 rumah di sekitar area entri. Dengan demikian, besarnya dampak yang relatif

besar.

masalah kesehatan lingkungan mobilisasi kegiatan alat berat dan konstruksi yang

disebabkan oleh peningkatan suara yang datang dari kendaraan digunakan, yaitu Dump

Truck 6 unit, Mixer / Molen dari 5 unit dan peralatan konstruksi dan material yang dibawa

oleh truk dari 15-50 truk per hari. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,

kebisingan di lokasi diperkirakan akan mencapai nilai tertinggi dan distribusi 70,67 dBA

noise terjadi pada radius 175 m dari lokasi kegiatan. nilai telah melebihi baku mutu

lingkungan (55 dBA untuk daerah perumahan) dan dengan demikian berpotensi

menyebabkan masalah kesehatan di masyarakat sekitar karena ada pemukiman dekat

dengan entri. Dengan demikian, besarnya dampak yang relatif besar.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat

dari kriteria dampak sebagai berikut:

Page 275: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 66

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

penduduk yang terkena dampak sebaran partikel debu adalah penduduk yang tinggal

dalam radius wilayah 18,8 m dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan entri yang

dilewati oleh kendaraan (40 orang / ± 10 rumah); Jumlah orang yang terkena distribusi

kebisingan warga di daerah dalam radius 175 m dari lokasi yang digunakan untuk

memobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material konstruksi terutama orang-orang

tinggal di dekat akses masuknya aktivitas di mana kendaraan melewati (40 orang / ±

10 rumah). Oleh karena itu, dampaknya diprediksi bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Daerah penyebaran dampak mencakup radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan

konstruksi, khususnya di pemukiman dekat dengan entri yang dilewati oleh kendaraan;

dampak akibat kebisingan mencakup radius sekitar 175 m dari lokasi kegiatan. Oleh

karena itu, dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan

konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak adalah peningkatan morbiditas.

Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak yang terjadi bersifat sementara, akan berhenti pada saat kegiatan berhenti.

Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Sebagian besar dampak dapat dipulihkan melalui pengelolaan yang ada. Oleh karena

itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi

alat berat dan material konstruksi terhadap gangguan kesehatan lingkungan dikategorikan

dampak penting.

Page 276: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 67

B. Persiapan Lahan

1) Prakiraan Besaran Dampak

Gangguan kesehatan lingkungan merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas

udara, peningkatan kebisingan peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas air

yang terjadi pada kegiatan pembangunan Persiapan lahan.

Gangguan kesehatan lingkungan dari kegiatan pematangan lahan, pembangunan fasilitas

utama dan sarana penunjang darat disebabkan oleh penurunan kualitas udara yang

bersumber dari penggunaan alat berat dalam aktivitas galian untuk pondasi bangunan dan

fasilitas penunjang lainnya. Kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana penunjang

darat seluas 11,25 Ha akan menimbulkan peningkatan debu lokal (TSP) pada saat alat

bekerja. Konsentrasi debu di lokasi kegiatan paling tinggi pada saat ini (rona awal) adalah

200,44 µg/m3 sedangkan dengan adanya kegiatan konstruksi, nilai tersebut diperkirakan

akan meningkat hingga mencapai 809,23 µg/m3. Nilai konsentrasi debu tersebut sudah

melampaui baku mutu lingkungan, yaitu 230 µg/m3

yang berarti adanya kegiatan persiapan

lahan meningkatkan pencemaran debu hingga 4 kali dan menimbulkan resiko gangguan

kesehatan pada masyarakat. Berdasarkan data dari Puskesmas Puloampel, jenis penyakit

yang paling tinggi jumlah pasiennya adalah infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), pada

tahun 2012 jumlah penderita sebanyak 380 orang, tahun 2014 sebanyak 2716, dan pada

tahun 2015 meningkat menjadi 3089. Paparan debu akibat aktivitas alat berat juga akan

menyebar hingga radius 23,5 m dari lokasi kegiatan dari lokasi kegiatan terutama ke arah

selatan karena angin dominan bertiup dari utara. Lokasi kegiatan berbatasan dengan

pemukiman di sebelah selatan, yaitu Desa Argawana. Akan tetapi, jarak lokasi kegiatan

pembangunan fasilitas dengan pemukiman terdekat cukup jauh yaitu 2-3 km, sehingga

sebaran debu diprakirakan tidak sampai ke penduduk. Dengan demikian, besaran dampak

penurunan kualitas udara dari kegiatan persiapan lahan terhadap gangguan kesehatan

lingkungan tergolong kecil.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat

dari kriteria dampak sebagai berikut:

Page 277: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 68

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah tidak ada;

penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan kebisingan adalah tidak ada;

penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan run off adalah tidak ada; penduduk

yang terkena dampak akibat peningkatan padatan terlarut (TSS) air laut adalah tidak

ada. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

Untuk para pekerja, tidak ada pekerja yang terkena dampak selama menggunakan

peralatan keamanan (APD) seperti masker dan ear plug untuk menghindari dampak

sebaran debu dan kebisingan.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampak akibat sebaran partikel debu meliputi radius 23,5 m dari lokasi

kegiatan; luas sebaran dampak akibat kebisingan meliputi radius sekitar 150 m dari

lokasi kegiatan; luas sebaran dampak akibat peningkatan volume air larian (run off)

meliputi area di sepanjang saluran drainase; luas sebaran dampak akibat peningkatan

padatan terlarut (TSS) air laut. Wilayah penyebaran dampak tidak sampai ke

pemukiman penduduk. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan

konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah peningkatan morbiditas

apabila dampak sampai kepada pemukiman penduduk. Akan tetapi, dampak tidak

sampai ke pemukiman penduduk. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak

penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak yang terjadi bersifat sementara, akan berhenti pada saat kegiatan berhenti.

Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Sebagian besar dampak dapat dipulihkan melalui pengelolaan yang ada. Oleh karena

itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

Page 278: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 69

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan persiapan

lahan terhadap gangguan kesehatan lingkungan dikategorikan sebagai dampak negatif

tidak penting.

C. Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

Gangguan kesehatan lingkungan merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas

udara, peningkatan kebisingan peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas air

yang terjadi pada kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana penunjang.

Gangguan kesehatan lingkungan dari kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana

penunjang darat disebabkan oleh peningkatan kebisingan yang bersumber dari operasional

alat-alat berat. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, kebisingan di lokasi

kegiatan diperkirakan mencapai nilai tertinggi 85 dBA dan sebaran kebisingan terjadi

hingga radius 150 m dari lokasi kegiatan. Nilai tersebut telah melampaui baku mutu

lingkungan (55 dBA kawasan untuk pemukiman) sehingga berpotensi menimbulkan

gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar. Akan tetapi, jarak lokasi kegiatan

pembangunan fasilitas dengan pemukiman terdekat cukup jauh yaitu 2-3 km, sehingga

sebaran kebisingan diprakirakan tidak sampai ke penduduk. Dengan demikian, besaran

dampak peningkatan kebisingan dari kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana

penunjang terhadap gangguan kesehatan lingkungan tergolong kecil.

Gangguan kesehatan lingkungan dari kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana

penunjang darat disebabkan oleh peningkatan volume air larian permukaan (run off) akibat

adanya penataan lahan dari lahan terbuka hasil pematangan menjadi bangunan. Hasil

perhitungan menunjukan setelah adanya kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana

penunjang, diprakirakan akan terjadi peningkatan volume air larian menjadi 54 m3/jam

atau 0,625 l/detik. Peningkatan volume air larian (run off) tersebut akan menimbulkan

banjir pada saluran drainase perkotaan eksisting yang saat ini tidak terawat dengan baik

yang berada di sekitar tapak proyek. Selain menimbulkan banjir, peningkatan volume air

larian juga berkontribusi terhadap penurunan kualitas air karena air larian akan disertai

dengan adanya sedimen angkutan (pelumpuran) sehingga meningkatkan kekeruhan pada

air terutama pada saat hujan turun. Kondisi ini akan menurunkan estetika lingkungan.

Perilaku masyarakat sekitar juga memperburuk kondisi tersebut. Data hasil survey

menunjukkan bahwa sebagian kecil penduduk masih membuang limbah cair dan limbah

Page 279: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 70

padat (sampah) langsung ke saluran drainase atau sungai. Gangguan pada saluran drainase

atau munculnya genangan air/banjir dapat menimbulkan resiko gangguan kesehatan

terutama pada masyarakat yang tinggal di sekitar tepian saluran drainase perkotaan

eksisting. Akan tetapi, jarak lokasi kegiatan pembangunan fasilitas dengan pemukiman

terdekat cukup jauh yaitu 500 m, sehingga run off diprakirakan tidak sampai ke penduduk.

Dengan demikian, besaran dampak peningkatan air larian dari kegiatan pembangunan

fasilitas utama dan sarana penunjang terhadap gangguan kesehatan lingkungan tergolong

kecil.

Gangguan kesehatan lingkungan dari kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana

penunjang darat juga disebabkan oleh penurunan kualitas air laut yang bersumber dari

adanya ceceran material untuk meratakan lahan terbawa oleh air hujan dan masuk ke badan

air. Hal ini akan meningkatkan padatan tersuspensi (TSS) di badan air penerima.

Peningkatan TSS tidak berpengaruh langsung terhadap kesehatan akan tetapi menurunkan

estetika lingkungan. Peningkatan TSS akan menimbulkan masalah pada kesehatan bila air

tersebut digunakan sebagai salah satu sumber air bersih. Gangguan ketersediaan sumber air

bersih akan membantu proses penyaluran dan perkembangan bibit penyakit. Material yang

tercecer dari kegiatan persiapan lahan berupa tanah dan material bangunan lain yang

terbawa ke badan air berpotensi menambah keberadaan mikroorganisme patogen dalam air

sehingga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat yang kontak

dengan air tercemar tersebut, salah satunya menyebabkan penyakit kulit. Saat ini, kualitas

air mengandung TSS tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh di bawah baku mutu KepMen

LH No. 51 tahun 2004 namun hasil perhitungan menunjukkan bahwa beban pencemaran

dari TSS akan semakin tinggi dengan adanya kegiatan pembangunan fasilitas umum dan

sarana penunjang hingga mencapai 3.087,41 mg/L. Akan tetapi, hasil survey menunjukkan

bahwa tidak ada penduduk yang menggunakan air laut sebagai sumber air bersih dan

kemungkinan kontak dengan air laut pun relatif kecil karena pemukiman penduduk jauh

dari laut. Hal ini menunjukkan besaran dampak gangguan kesehatan lingkungan akibat

penurunan kualitas air tergolong kecil.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat

dari kriteria dampak sebagai berikut:

Page 280: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 71

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah tidak ada;

penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan kebisingan adalah tidak ada;

penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan run off adalah tidak ada; penduduk

yang terkena dampak akibat peningkatan padatan terlarut (TSS) air laut adalah tidak

ada. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

Untuk para pekerja, tidak ada pekerja yang terkena dampak selama menggunakan

peralatan keamanan (APD) seperti masker dan ear plug untuk menghindari dampak

sebaran debu dan kebisingan.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampak akibat sebaran partikel debu meliputi radius 23,5 m dari lokasi

kegiatan; luas sebaran dampak akibat kebisingan meliputi radius sekitar 150 m dari

lokasi kegiatan; luas sebaran dampak akibat peningkatan volume air larian (run off)

meliputi area di sepanjang saluran drainase; luas sebaran dampak akibat peningkatan

padatan terlarut (TSS) air laut. Wilayah penyebaran dampak tidak sampai ke

pemukiman penduduk. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan

konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah peningkatan morbiditas

apabila dampak sampai kepada pemukiman penduduk. Akan tetapi, dampak tidak

sampai ke pemukiman penduduk. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak

penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak yang terjadi bersifat sementara, akan berhenti pada saat kegiatan berhenti.

Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Sebagian besar dampak dapat dipulihkan melalui pengelolaan yang ada. Oleh karena

itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

Page 281: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 72

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pembangunan

fasilitas utama dan sarana penunjang darat terhadap gangguan kesehatan lingkungan

dikategorikan sebagai dampak negatif tidak penting.

3.1.17. Peningkatan Angka Kesakitan (Morbiditas)

A. Mobilisasi Alat Berat dan Material Konstruksi

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan Mobilisasi peralatan berat dan material konstruksi akan berdampak pada

kesehatan peningkatan morbiditas karena lingkungan terganggu. Morbiditas (penyakit)

adalah suatu kondisi sakit, penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas

hidup. Peningkatan morbiditas (angka penyakit) merupakan turunan dari dampak

penurunan penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Efek kesehatan dari

menghirup partikel debu ke potensi saluran pernapasan menyebabkan asma, pilek, Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan gangguan paru-paru. Sementara kontak langsung

dengan debu dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengendapan debu di paru-paru

dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk jenis dan karakteristik dari debu itu sendiri.

Durasi paparan dan daya tahan seseorang juga dipengaruhi oleh efek dari paparan debu

akan muncul. Semakin tinggi konsentrasi partikel debu di udara dan semakin lama paparan

berlangsung, kemungkinan jumlah partikel yang menetap di paru-paru juga berkembang.

Data Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan bahwa penyakit pernapasan dan batuk adalah

antara 10 penyakit utama yang sering timbul dalam tiga tahun terakhir. Hasil survei juga

menunjukkan bahwa responden dan anggota keluarga sering mengalami gangguan

pernapasan. Dengan demikian, dengan mobilisasi peralatan dan konstruksi kegiatan berat,

prevalensi penyakit ini diperkirakan akan meningkat. Dengan demikian, morbiditas

(kesakitan) secara umum sekitar lokasi kegiatan diperkirakan meningkat juga.

Efek kesehatan dari paparan kebisingan berulang berpotensi menyebabkan masalah

kesehatan, terutama dalam persidangan (tuli sementara dan tuli permanen). Jenis gangguan

di persidangan sangat dipengaruhi oleh tingginya tingkat kebisingan, paparan panjang, pola

dan spektrum suara, sensitivitas individu, keadaan kesehatan dan pengaruh obat-obatan.

Gangguan pendengaran umumnya mulai muncul setelah terpapar kebisingan> 85 dBA.

Selain gangguan pendengaran (auditory), gangguan fisiologis, psikologis dan komunikasi

juga dapat muncul dikategorikan sebagai gangguan non-pendengaran. gangguan fisiologis

Page 282: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 73

yang dimaksud meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan munculnya pusing /

vertigo. gangguan psikologis kebisingan dapat mencakup kurangnya konsentrasi,

insomnia, stres, kelelahan dan sebagainya. Selain itu, kebisingan dapat mengganggu

komunikasi karena gangguan kejernihan suara mengakibatkan kesalahan informasi atau

sinyal yang diterima. Ancaman terhadap keamanan bisa menjadi dampak dari gangguan

komunikasi. Dalam mobilisasi alat berat dan kegiatan pembangunan, masyarakat yang

tinggal di sekitar lokasi proyek akan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan yang

disebabkan oleh kebisingan dari mesin kendaraan. Berdasarkan perhitungan, kebisingan

hingga radius 175 m dari lokasi kegiatan mobilisasi akan menyebabkan masalah kesehatan

karena melebihi standar kualitas yang ada. profil kesehatan kecamatan Cukup Pulo

menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk dalam sepuluh penyakit

dalam tiga tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa mobilisasi alat berat dan konstruksi

kegiatan berpotensi menyebabkan peningkatan prevalensi hipertensi (gangguan fisiologis).

Dengan demikian, morbiditas (kesakitan) secara umum sekitar lokasi kegiatan diperkirakan

meningkat juga.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan morbiditas dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Penduduk yang dampak adalah penduduk yang tinggal dalam radius wilayah 18,8 m

dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan entri yang dilalui oleh kendaraan dengan

40 orang (± 10 rumah) berisiko; Orang yang terkena distribusi kebisingan warga di

daerah dalam radius 175 m dari lokasi yang digunakan untuk memobilisasi dan

demobilisasi alat berat dan material konstruksi terutama orang-orang tinggal di dekat

akses masuknya aktivitas di mana kendaraan melewati dengan 40 orang (± 10 rumah )

berisiko. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan..

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Daerah penyebaran dampak mencakup radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan

konstruksi, khususnya di pemukiman dekat dengan entri yang dilewati oleh kendaraan;

dampak akibat kebisingan mencakup radius sekitar 175 m dari lokasi kegiatan. Oleh

karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan.

Page 283: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 74

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas adalah dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat kegiatan

pembangunan konstruksi. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Tidak ada komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak. Oleh karena itu,

dampaknya diprediksi akan tidak penting..

e. Sifat kumulatif dampak

Sifat dampak yang akan terakumulasi karena berinteraksi dengan morbiditas lain di

sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya dapat dipulihkan. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak

penting.

Berdasarkan uraian kriteria penting dampak, dampak dari mobilisasi peralatan dan material

konstruksi terhadap peningkatan morbiditas adalah dampak yang negatif penting.

B. Persiapan Lahan

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pematangan lahan akan berdampak terhadap peningkatan morbiditas akibat

kesehatan lingkungan yang terganggu. Morbiditas (kesakitan) adalah kondisi sakit,

terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup.

Peningkatan morbiditas (angka sakit) merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas

udara, peningkatan kebisingan, peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas air.

Dampak terhadap kesehatan akibat terhirupnya partikel debu ke saluran pernapasan

berpotensi menimbulkan penyakit asma, common cold, infeksi saluran pernapasan akut

(ISPA), dan gangguan paru-paru. Sedangkan kontak langsung dengan debu dapat

menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengendapan debu di paru-paru dipengaruhi oleh

beberapa faktor, di antaranya jenis dan karakteristik debu itu sendiri. Lamanya paparan

serta daya tahan tubuh seseorang juga berpengaruh terhadap dampak dari paparan debu

yang akan muncul. Semakin tinggi konsentrasi partikel debu dalam udara dan semakin

lama paparan berlangsung, kemungkinan jumlah partikel yang mengendap di paru juga

semakin banyak. Data Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan bahwa penyakit ISPA dan

Page 284: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 75

batuk termasuk ke dalam 10 besar penyakit yang sering kali muncul dalam tiga tahun

terakhir. Hasil survey juga menyatakan bahwa responden dan anggota keluarga sering

mengalami gangguan pernapasan. Akan tetapi gangguan kesehatan lingkungan yang

bersumber dari peningkatan debu tidak signifikan karena sebarannya tidak sampai ke

pemukiman penduduk. Dengan demikian, kegiatan pembangunan fasilitas dan sarana

penunjang berpotensi rendah meningkatkan prevalensi ISPA, batuk dan gangguan

pernapasan lainnya terutama di Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel.

Dampak terhadap kesehatan akibat terpapar kebisingan secara berulang-ulang berpotensi

menimbulkan gangguan kesehatan terutama pada bagian pendengaran (tuli sementara dan

tuli permananen). Jenis gangguan pada pendengaran sangat dipengaruhi oleh tingginya

level suara, lama paparan, pola dan spektrum suara, kepekaan individu, keadaan kesehatan

dan pengaruh obat-obatan. Gangguan pendengaran umumnya mulai muncul setelah

paparan kebisingan >85 dBA. Selain ganggguan pendengaran (auditory), gangguan

fisiologis, psikologis dan komunikasi juga dapat muncul yang dikategorikan sebagai

gangguan non-auditory. Gangguan fisiologis yang dimaksud diantaranya adalah

peningkatan tekanan darah, nadi dan munculnya rasa pusing/vertigo. Gangguan psikologis

dari kebisingan dapat berupa kurangnya konsentrasi, insomnia, stress, kelelahan dan

sebagainya. Selain itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi karena gangguan

kejelasan suara mengakibatkan terjadinya kesalahan informasi atau isyarat yang diterima.

Ancaman terhadap keselamatan dapat menjadi dampak dari gangguan komunikasi. Dalam

kegiatan persiapan lahan, masyarakat yang tinggal di sekitar tapak proyek akan lebih

beresiko mengalami gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena adanya suara bising dari

mesin alat berat yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan, kebisingan hingga radius

150 m dari lokasi kegiatan akan menimbulkan gangguan kesehatan karena telah

melampaui baku mutu yang ada. Profil kesehatan Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan

bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit dalam

tiga tahun terakhir. Akan tetapi, gangguan kesehatan lingkungan yang bersumber dari

peningkatan kebisingan tidak signifikan karena sebarannya tidak sampai ke pemukiman

penduduk. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan pembangunan fasilitas dan sarana

penunjang berpotensi rendah mengakibatkan peningkatan prevalensi hipertensi (gangguan

fisiologis) selain gangguan pendengaran sebagai gangguan kesehatan utama.

Dampak terhadap kesehatan akibat peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas

air adalah meningkatnya penyakit water borne disease (penyakit yang penularannya

Page 285: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 76

melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen dari penderita atau karier) seperti

kolera, tifoid, hepatitis dan disentri; water based disease (penyakit yang ditularkan air pada

orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara) misalnya

Schistosomiasis (infeksi cacing parasit); water washed disease (penyakit yang disebabkan

oleh kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan

alat-alat terutama alat dapur dan alat makan) seperti diare. Selain penyakit berbasis air,

penyakit yang disebabkan oleh vektor juga dapat meningkat akibat kondisi saluran

drainase yang buruk yang ditandai munculnya genangan air atau banjir. Penularan penyakit

pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod - borne

diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases. Penyakit yang dapat

berkembang yang disebabkan oleh vektor tersebut diantaranya adalah Demam Berdarah

dengan vektor nyamuk Aedes aegypti dan Filariasis dengan vektor nyamuk Culex sp.

Penyakit lainnya terkait vektor selain serangga adalah leptospirosis, infeksi yang ditularkan

oleh bakteri Leptospira melalui kotoran atau kencing tikus sebagai vektor. Penyakit kulit

yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit dan ISPA dan gangguan pernafasan

juga menjadi penyakit yang umumnya mengalami peningkatan saat kondisi banjir. Asupan

gizi yang kurang, sanitasi yang buruk mempermudah penyakit menyerang kesehatan

masyarakat di saat banjir datang. Profil kesehatan Puskesmas Pulo Ampel dan hasil survey

menunjukkan bahwa ISPA, batuk, dermatitis, gatal-gatal, diare dan DBD banyak diderita

oleh penduduk di wilayah studi. Akan tetapi, gangguan kesehatan lingkungan yang

bersumber dari peningkatan run off dan penurunan kualitas air tidak signifikan karena

sebarannya tidak sampai ke pemukiman penduduk. Dengan adanya kegiatan

pembangunan fasilitas dan sarana penunjang, maka prevalensi penyakit tersebut

diprakirakan tidak akan meningkat. Dengan demikian, angka kesakitan (morbiditas) secara

umum di sekitar lokasi kegiatan juga diprakirakan tidak akan mengalami peningkatan.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan morbiditas dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah tidak ada;

penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan kebisingan adalah tidak ada;

penduduk yang terkena dampak peningkatakan run off tidak ada; penduduk yang

Page 286: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 77

terkena dampak penurunan kualitas air adalah tida ada. Oleh karena itu, dampak

diprakirakan bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampak akibat sebaran partikel debu meliputi radius 23,5 m dari lokasi

kegiatan; luas sebaran dampak akibat kebisingan meliputi radius sekitar 150 m dari

lokasi kegiatan; luas sebaran dampak akibat peningkatan volume air larian (run off)

meliputi area di sepanjang saluran drainase perkotaan eksisting; luas sebaran dampak

akibat peningkatan padatan terlarut (TSS) air laut dari titik pencemaran ke air laut.

Wilayah penyebaran dampak tidak sampai ke pemukiman penduduk. Oleh karena itu,

dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan

konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah tidak ada. Oleh karena itu,

dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Sifat dampak tidak terakumulasi karena tidak mengalami peningkatan. Oleh karena

itu, dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak dapat dipulihkan karena tidak mengalami perubahan secara signifikan. Oleh

karena itu, dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak Persiapan lahan

terhadap peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dikategorikan dampak negatif tidak

penting.

Page 287: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 78

C. Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana penunjang darat akan berdampak

terhadap peningkatan morbiditas akibat kesehatan lingkungan yang terganggu. Morbiditas

(kesakitan) adalah kondisi sakit, terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah

kesehatan dan kualitas hidup.

Peningkatan morbiditas (angka sakit) merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas

udara, peningkatan kebisingan, peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas air.

Dampak terhadap kesehatan akibat terhirupnya partikel debu ke saluran pernapasan

berpotensi menimbulkan penyakit asma, common cold, infeksi saluran pernapasan akut

(ISPA), dan gangguan paru-paru. Sedangkan kontak langsung dengan debu dapat

menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengendapan debu di paru-paru dipengaruhi oleh

beberapa faktor, di antaranya jenis dan karakteristik debu itu sendiri. Lamanya paparan

serta daya tahan tubuh seseorang juga berpengaruh terhadap dampak dari paparan debu

yang akan muncul. Semakin tinggi konsentrasi partikel debu dalam udara dan semakin

lama paparan berlangsung, kemungkinan jumlah partikel yang mengendap di paru juga

semakin banyak. Data Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan bahwa penyakit ISPA dan

batuk termasuk ke dalam 10 besar penyakit yang sering kali muncul dalam tiga tahun

terakhir. Hasil survey juga menyatakan bahwa responden dan anggota keluarga sering

mengalami gangguan pernapasan. Akan tetapi gangguan kesehatan lingkungan yang

bersumber dari peningkatan debu tidak signifikan karena sebarannya tidak sampai ke

pemukiman penduduk. Dengan demikian, kegiatan pembangunan fasilitas dan sarana

penunjang berpotensi rendah meningkatkan prevalensi ISPA, batuk dan gangguan

pernapasan lainnya terutama di Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel.

Dampak terhadap kesehatan akibat terpapar kebisingan secara berulang-ulang berpotensi

menimbulkan gangguan kesehatan terutama pada bagian pendengaran (tuli sementara dan

tuli permananen). Jenis gangguan pada pendengaran sangat dipengaruhi oleh tingginya

level suara, lama paparan, pola dan spektrum suara, kepekaan individu, keadaan kesehatan

dan pengaruh obat-obatan. Gangguan pendengaran umumnya mulai muncul setelah

paparan kebisingan >85 dBA. Selain ganggguan pendengaran (auditory), gangguan

fisiologis, psikologis dan komunikasi juga dapat muncul yang dikategorikan sebagai

gangguan non-auditory. Gangguan fisiologis yang dimaksud diantaranya adalah

Page 288: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 79

peningkatan tekanan darah, nadi dan munculnya rasa pusing/vertigo. Gangguan psikologis

dari kebisingan dapat berupa kurangnya konsentrasi, insomnia, stress, kelelahan dan

sebagainya. Selain itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi karena gangguan

kejelasan suara mengakibatkan terjadinya kesalahan informasi atau isyarat yang diterima.

Ancaman terhadap keselamatan dapat menjadi dampak dari gangguan komunikasi. Dalam

kegiatan persiapan lahan, masyarakat yang tinggal di sekitar tapak proyek akan lebih

beresiko mengalami gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena adanya suara bising dari

mesin alat berat yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan, kebisingan hingga radius

150 m dari lokasi kegiatan akan menimbulkan gangguan kesehatan karena telah

melampaui baku mutu yang ada. Profil kesehatan Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan

bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit dalam

tiga tahun terakhir. Akan tetapi, gangguan kesehatan lingkungan yang bersumber dari

peningkatan kebisingan tidak signifikan karena sebarannya tidak sampai ke pemukiman

penduduk. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan pembangunan fasilitas dan sarana

penunjang berpotensi rendah mengakibatkan peningkatan prevalensi hipertensi (gangguan

fisiologis) selain gangguan pendengaran sebagai gangguan kesehatan utama.

Dampak terhadap kesehatan akibat peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas

air adalah meningkatnya penyakit water borne disease (penyakit yang penularannya

melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen dari penderita atau karier) seperti

kolera, tifoid, hepatitis dan disentri; water based disease (penyakit yang ditularkan air pada

orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara) misalnya

Schistosomiasis (infeksi cacing parasit); water washed disease (penyakit yang disebabkan

oleh kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan

alat-alat terutama alat dapur dan alat makan) seperti diare. Selain penyakit berbasis air,

penyakit yang disebabkan oleh vektor juga dapat meningkat akibat kondisi saluran

drainase yang buruk yang ditandai munculnya genangan air atau banjir. Penularan penyakit

pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod - borne

diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases. Penyakit yang dapat

berkembang yang disebabkan oleh vektor tersebut diantaranya adalah Demam Berdarah

dengan vektor nyamuk Aedes aegypti dan Filariasis dengan vektor nyamuk Culex sp.

Penyakit lainnya terkait vektor selain serangga adalah leptospirosis, infeksi yang ditularkan

oleh bakteri Leptospira melalui kotoran atau kencing tikus sebagai vektor. Penyakit kulit

yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit dan ISPA dan gangguan pernafasan

Page 289: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 80

juga menjadi penyakit yang umumnya mengalami peningkatan saat kondisi banjir. Asupan

gizi yang kurang, sanitasi yang buruk mempermudah penyakit menyerang kesehatan

masyarakat di saat banjir datang. Profil kesehatan Puskesmas Pulo Ampel dan hasil survey

menunjukkan bahwa ISPA, batuk, dermatitis, gatal-gatal, diare dan DBD banyak diderita

oleh penduduk di wilayah studi. Akan tetapi, gangguan kesehatan lingkungan yang

bersumber dari peningkatan run off dan penurunan kualitas air tidak signifikan karena

sebarannya tidak sampai ke pemukiman penduduk. Dengan adanya kegiatan

pembangunan fasilitas dan sarana penunjang, maka prevalensi penyakit tersebut

diprakirakan tidak akan meningkat. Dengan demikian, angka kesakitan (morbiditas) secara

umum di sekitar lokasi kegiatan juga diprakirakan tidak akan mengalami peningkatan.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan morbiditas dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah tidak ada;

penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan kebisingan adalah tidak ada;

penduduk yang terkena dampak peningkatakan run off tidak ada; penduduk yang

terkena dampak penurunan kualitas air adalah tida ada. Oleh karena itu, dampak

diprakirakan bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampak akibat sebaran partikel debu meliputi radius 23,5 m dari lokasi

kegiatan; luas sebaran dampak akibat kebisingan meliputi radius sekitar 150 m dari

lokasi kegiatan; luas sebaran dampak akibat peningkatan volume air larian (run off)

meliputi area di sepanjang saluran drainase perkotaan eksisting; luas sebaran dampak

akibat peningkatan padatan terlarut (TSS) air laut dari titik pencemaran ke air laut.

Wilayah penyebaran dampak tidak sampai ke pemukiman penduduk. Oleh karena itu,

dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan

konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

Page 290: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 81

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah tidak ada. Oleh karena itu,

dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Sifat dampak tidak terakumulasi karena tidak mengalami peningkatan. Oleh karena

itu, dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak dapat dipulihkan karena tidak mengalami perubahan secara signifikan. Oleh

karena itu, dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pembangunan

fasilitas dan sarana penunjang terhadap peningkatan angka kesakitan (morbiditas)

dikategorikan dampak negatif tidak penting.

3.2. Tahap Operasi

3.2.1. Penurunan Kualitas Udara

A) Proses Regasifikasi

1) Prakiraan Besaran Dampak

Gas emisi dari proses regasifikasi memiliki potensi untuk menurunkan kualitas udara. Gas

emisi terbentuk dari mesin gas dan gas flare dan dari mesin pemadam kebakaran. Dalam

proses regasifikasi, BOG pada proses pembongkaran dan terbentuk dari tangki LNG

melalui BOG recondenser dan kompresor. Jika BOG yang terbentuk melebihi ambang

batas, maka kelebihan gas akan dibuang ke stack flare dan dibakar kemudian habis. Gas-

yang dibuang mengandung polutan seperti NO2, CO. Karena struktur seperti koneksi

pengelasan, flange disegel, jumlah kebocoran gas dari fasilitas ini sangat sedikit. Selain itu,

jika kebocoran gas terjadi, detektor gas sekitar titik kebocoran menutup katup penutupan

darurat (yaitu, memblokir pileline gas) untuk membatasi volume kebocoran. Namun,

sejumlah kecil gas (dari seperti quality analyzer facility, purging gas of accumulator, purge

gas during maintenance) akan langsung dibuang keluar. Gas-gas buang non-flare yang

mengandung gas HC dan partikulat, yang merupakan salah satu Green House Gas tetapi

Page 291: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 82

diperkirakan sangat kecil (sekitar 20 m3 / h per setiap fasilitas. Namun pada saat darurat

kemungkinan kebocoran bisa saja terjadi sehingga hal ini menjadi penting.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas udara pada saat

pengoperasian proses regasifikasi dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat sebaran gas buang adalah terdiri dari

pekerja serta ditambah penduduk di sekitar lokasi kegiatan, yaitu Desa Argawana

Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang, Provinsi Banten, sehingga dampaknya

bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi area kegiatan dan pemukiman terdekat dari lokasi

kegiatan, yaitu Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang, Provinsi

Banten, sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Potensi dampak saat terjadi kondisi darurat kemungkinan terjadi selama pengoperasian

kegiatan dengan intensitas yang tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan

masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak akan terakumulasi karena akan berlangsung terus menerus selama

pengoperasian kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak sulit untuk berbalik dan dipulihkan, karena paparan berlangsung dalam waktu

yang cukup lama apabila sering terjadi kondisi darurat yang menimbulkan kebocoran

dan berpengaruh pada pencemaran udara. Oleh karena itu dampaknya bersifat penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak dari proses regasifikasi terhadap

penurunan kualitas udara, dikategorikan dampak negatif penting.

Page 292: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 83

3.2.2. Peningkatan Kebisingan

A) Proses Regasifikasi

1) Prakiraan Besaran Dampak

Proses regasifikasi berpotensi menyebabkan peningkatan suara yang datang dari

menggunakan fasilitas berputar seperti kompresor, pompa, fasilitas pembakaran gas seperti

pembangkit, flare stack. Kebisingan akan terjadi selama proses regasifikasi dan akan

menyebar ke daerah terdekat. Untuk memprediksi kebisingan pola distribusi dari

pengoperasian kegiatan di lingkungan sekitar, hal ini didukung melalui perhitungan

matematis sebagai berikut:

i. Sumber suara alat yang digunakan = 80 dBA (dalam kegiatan yang serupa yang

menggunakan kompresor,kebisingan yang dihasilkan sebesar 80 dBA)

ii. Kebisingan rona lingkungan = 52,18 – 64,29 dBA

iii. Sebaran kebisingan tidak mengalami hambatan

iv. Area sebaran kebisingan berupa lahan datar

Pemodelan sebaran kebisingan menggunakan Rumus :

r1

r2log 20 - P1 P2 LL

dimana: LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1 (dBA)

LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2 (dBA)

r1 = Jarak pengukuran dari sumber bising= 1 meter

r2 = Jarak pengukuran dari sumber bising (meter)

Jarak penerima kebisingan dihitung dari jarak lokasi kegiatan sebagai jarak sumber bising.

Berdasarkan berbagai asumsi tersebut maka hasil pemodelan kebisingan di lingkungan

secara akumulasi ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 3. 8. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan di Lingkungan Sekitar Lokasi Kegiatan

Radius

(meter)

Kebisingan (dBA)

Sumber Suara Total Kebisingan

5 66.02 66.20

25 52,04 55,12

50 46,02 53,12

Page 293: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 84

Radius

(meter)

Kebisingan (dBA)

Sumber Suara Total Kebisingan

60 44,44 52,85

70 43,10 52,69

80 41,94 52,57

90 40,92 52,49

100 40,00 52,44

150 36,48 52,30

200 33,98 52,25

250 32,04 52,22

500 26,02 52,19

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016

Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No.

KEP-48/MENLH/11/1996, Lingkungan Permukiman 55 dBA

Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus

intensitas bising untuk sumber suara, sedangkan total kebisingan merupakan penjumlahan

background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari sumber

suara yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah

penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,

khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 25 m dari sumber suara, sementara setelah

radius 25 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk lokasi

kegiatan, memberikan kontribusi sedikit atau tidak ada dampak.

Sedangkan untuk kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999

sebesar 70 dBA, maka dalam jarak 5 m masih memenuhi baku mutu, begitu juga jika

dibandingkan dengan baku mutu Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA,

kebisingan masih dalam status aman. Hal ini didukung oleh bangunan untuk proses

regasifikasi akan dibangun dengan bangunan yang kedap udara, sehingga distribusi

kebisingan akan terdengar di dalam ruangan saja, tidak akan keluar dari bangunan,

sehingga dampak akibat aktifitas ini tidak penting.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

tidak ada penduduk yang terkena dampak karena jarak penduduk terdekat ±500 m

lebih jauh dari luas sebaran dampak, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Page 294: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 85

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 25 m dari lokasi kegiatan, dan

pemukiman terdekat terdapat pada jarak ±500 m dari lokasi kegiatan, tetapi karea

bangunan akan dibangun dengan kondisi kedap udara dan tidak akan eluar dari

bangunan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Setiap fasilitas didesain dengan total tingkat kebisingan kurang dari nilai bakumutu.

Oleh karena itu yang dampaknya tidak signifikan.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan

masyarakat akibat kenyamanan penduduk terganggu dalam intensitas yang cukup

tinggi, namun karena jarak pemukiman berada jauh dari luas sebaran dampak sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak akan terakumulasi karena akan berlangsung terus menerus selama

pengoperasian proses regasifikasi berlangsung, Namun, gangguan total pada batas

situs dirancang kurang dari nilai regulasi. Oleh karena itu, dampaknya tidak signifikan.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya sulit untuk membalikkan dan untuk mengembalikan, karena paparan

berlangsung dalam waktu yang lama namun gangguan total pada batas situs dirancang

kurang dari nilai regulasi, sehingga dampaknya tidak signifikan.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan proses

regasifikasi terhadap peningkatan kebisingan dikategorikan dampak negatif tidak

penting.

Page 295: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 86

3.2.2. Penurunan Kualitas Air

A. Proses Regasifikasi

1) Prakiraan Besaran Dampak

Proses regasifikasi dapat berpotensi terhadap penurunan kualitas air laut akibat

penggunaan air laut sebagai air regasifikasi. Proses regasifikasi akan menghasilkan air

buangan yang memiliki suhu lebih rendah dari kondisi temperature sekitarnya. Air dingin

tersebut merupakan sisa dari proses regasifikasi yaitu proses pengubahan bentuk LNG dari

cair menjadi gas yang menggunakan media air laut. Air laut yang digunakan dalam proses

regasifikasi tersebut suhunya akan turun.

Kebutuhan air laut di dalam proses regasifikasi maksimum adalah 18.000 ton/jam (5.025

m3/dt). Sedangkan penurunan suhu air mencapai -7

oC sehingga jika suhu rona lingkungan

disekitar 30oC maka air sisa regasifikasi memiliki suhu 23

oC. kondisi tersebut yang akan

digunakan sebagai skenario pemodelan air regasifikasi.

Pada proses ini, air laut sebagai media pemanas, kemudian akan dikembalikan lagi ke laut

dengan temperatur lebih dingin, hal ini akan menurunkan temperatur disekitar outlet air

laut untuk proses regasifikasi. Sehingga Proses Ragasifikasi juga akan berpotensi

menurunkan kualitas air laut, khususnya parameter suhu.

Pada saat ini (rona lingkungan), temperature air laut berkisar di 30 o

C. Dengan adanya

proses regasifikasi dapat dapat menurunkan temparetur air laut sehingga lebih rendah dari

kondisi alami.

Metoda di dalam memprakirakan dampak adalah menggunakan pemodelan numeric

adveksi difusi dari sebaran thermal. Berikut ini hasil pemodelan numeric sebaran :

Page 296: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 87

(a) Sebaran air buangan sisa regasifikasi hari pertama simulasi (Tahap Operasi)

(b) Sebaran air buangan sisa regasifikasi hari ketiga simulasi (Tahap Operasi)

Page 297: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 88

(c) Sebaran air buangan sisa regasifikasi hari sepuluh simulasi (Tahap Operasi)

(d) Sebaran air buangan sisa regasifikasi hari lima belas simulasi (Tahap Operasi)

Gambar Sebaran air buangan sisa regasifikasi pada tahap operasional

Page 298: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 89

Gambar-gambar di atas merupakan hasil pemodelan sebaran air buangan sisa regasifikasi.

Durasi pemodelan sebaran air buangan sisa regasifikasi adalah 15 hari. Pada hari ke 10

kondisi sebaran air buangan sisa regasifikasi sudah menunjukkan pola yang cenderung

sama dengan hari-hari berikutnya, sehingga hasil pemodelan pada hari ke 10 sampai ke 15

dapat menggambarkan kondisi sebaran air buangan sisa regasifikasi pada tahap operasi.

Temperature air laut ambient yang digunakan di dalam pemodelan adalah 30 o

C dan

temperature air sisa regasifikasi di titik outfall memiliki temperature 23 o

C. sehingga beda

nilai temparatur ambient dan air sisa regasifikasi adalah -7 oC.

Gambar-gambar diatas menjelaskan kondisi sebaran temperature dari pertama kali air

regasifikasi memasuki perairan sampai pada kondisi operasional secara kontinu.angka-

angka yang tertera di dalam gambar menunjukkan nilai batas temperature, sebagai contoh

nilai pada kontur 29 adalah menunjukkan batas temperature 29 o

C, sisi sebelah kanan dari

kontur 29 oC merupakan area suhu 30

oC.

Berdasarkan hasil pemodelan numeric sebaran thermal dari air buangan menunjukkan

temperature air laut dengan nilai 27 o

C atau delta 3oC terhadap suhu ambient berada pada

jarak 147 m dari outfall air buangan. Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut,

maka dampak penurunan temperature terhadap penurunan kualaitas air dikategorikan

dampak tidak penting.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

penurunan temperature air laut masih di area sekitar tapak proyek sehingga tidak ada

penduduk yang terkena dampak, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak masih di sekitar tapak proyek (rata-rata radius 147 m)

sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas

perubahan temperature air laut yang rendah, sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

Page 299: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 90

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

tidak ada komponen lingkungan hidup lainnya karena pada area penurunan suhu tidak

ditemukan temburu karang. Lamun dan bukan merukanan area penangkapan ikan.

Oleh karena itu, dampaknya bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak bersifat kumulatif, , sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik, karena setelah jarak 147 m dari outfal temperatur air

kembali ke normal, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan bahwa area penurunan temperature masih di sekitar tapak proyek dengan

jarak rata-rata sebaran kurang dari 150 m, maka penurunan kualitas air akibat proses

buangan air regasifikasi dianggap tidak penting penting.

B) Pengoperasian Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Secara umum, operasi pelabuhan dapat memicu dampak menurunnya kualitas laut berupa

peningkatan parameter TSS. Pada saat ini (rona lingkungan), kandungan minyak dan

lemak berkisar 1,63 – 2,91 mg/L sedangkan kandungan TSS berkisar 1,8 – 32,04 mg/L dan

masih di bawah baku mutu berdasarkan KepMen LH No, 51 tentang baku mutu air laut,

untuk biota air (lampiran III), yaitu 1 mg/L dan TSS sebesar 20 mg/L (coral dan lamun)

serta 80 mg/L (mangrove).. Dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan pencemaran

air laut dan berpotensi melebihi baku mutu.

Selain itu, penemaran air laut juga dapat ditimbulkan dari kapal tongkangmenimbulkan

dampak turunan berupa gangguan terhadap kehidupan biota air seperti plankon, bentos,

dan ikan.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

Page 300: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 91

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

tidak ada penduduk di Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang

Provinsi Banten yang memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak cukup luas di badan air penerima hingga ke arah hilir dari

lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang

cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari peningkatan pencemar ini adalah

estetika air laut dan terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat

sebagai dampak turunan. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan peningkatan parameter pencemar dengan

kondisi awal badan air penerima, walaupun saat ini kondisi rona lingkungan awal

untuk badan air penerima tersebut belum tercemar parah, sehingga dampaknya bersifat

penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik, karena badan air penerima saat ini belum tercemar berat

dan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, dan dimungkinkan terjadi self

purification untuk memurnikan atau mengembalikan kondisi alami badan air

penerima, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, badan air penerima

tersebut masih memenuhi baku mutu, akan dicemari dengan pencemaran dari

pengoperasian dermaga, maka dianggap negatif tidak penting.

Page 301: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 92

D) Pemeliharaan Alur Pelayaran

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pemeliharaan alur pelayaran (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Tunning

Basin) dapat berpotensi menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air laut.

Limbah yang dihasilkan akan masuk dan mencemari air laut berupa peningkatan

konsentrasi TSS yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air laut. Saat ini (rona

lingkungan), konsentrasi TSS di air laut berkisar 1,8 – 32,04 mg/L dan masih di bawah

baku mutu berdasarkan KepMen LH No, 51 tentang baku mutu air laut, yaitu 80 mg/L.

Dengan adanya pencemaran ini, akan memungkinkan terjadi peningkatan konsentrasi TSS

pada air laut.

Selain itu, peningkatan parameter TSS di air laut dapat menimbulkan dampak turunan

terhadap estetika, terganggu kehidupan biota air seperti plankton, bentos, dan ikan, serta

persepsi negatif dari masyarakat terhadap kegiatan pemeliharaan alur pelayaran.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk di Desa

Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi Banten yang

memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak cukup luas di badan air penerima hingga ke arah hilir dari

lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang

cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari peningkatan pencemar ini adalah

estetika air laut dan terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat

sebagai dampak turunan. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

Page 302: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 93

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan peningkatan parameter pencemar dengan

kondisi awal badan air penerima, walaupun saat ini kondisi rona lingkungan awal

untuk badan air penerima tersebut belum tercemar parah, sehingga dampaknya bersifat

penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik, karena badan air penerima saat ini belum tercemar berat

dan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, dan dimungkinkan terjadi self

purification untuk memurnikan atau mengembalikan kondisi alami badan air

penerima, sehingga dampaknya bersifat penting.

Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, badan air

penerima tersebut masih memenuhi baku mutu, akan dicemari dengan pencemaran

dari kegiatan pemeliharaan alur pelayaran, maka dianggap penting.

3.2.4. Perubahan Arus

A. Pemeliharaan alur Pelayaran

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).

Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan

ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga, yang

akan berpotensi menyebabkan perubahan bathimetri sehingga pola arus laut berubah.

Selama proses pengerukan alur pelayaran maka akan mempengaruhi perubahan batimetri

terutama pada alur pelayaran.

Berdasarkan kondisi tersebut maka dilakukan pemodelan hidrodinamika arus laut pada

kondisi eksisting dan setelah pengerukan. Akan di bandingkan kecepatan arus pada kondisi

eksisting dan setelah pengerukan, apabila kecepatan arus laut cenderung lebih kecil

dibandingkan pada kondisi eksisting, artinya dari sisi pelayaran kondisi perubahan arus

aman bagi kapal yang melewati alur pelayaran di area pengerukan.

Berikut ini titik observasi pembanding kecepatan arus eksisting dan setelah pengerukan

(pemeliharaan alur pelayaran) :

Page 303: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 94

Gambar Lokasi Titik Observasi

Page 304: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 95

Gambar Pola arus laut kondisi pasang dan surut

Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E1

Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E2

Page 305: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 96

Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E3

Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E4

Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E5

Page 306: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 97

Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E6

Berdasarkan perbandingan kecepatan arus ada kondisi eksisting (E) dan setelah

pengerukan (O) maka pada area pengerukan berdasarkan data kecepatan arus di titik

observasi (E1; E2; E3 dan E4) kecepatan arus laut mengecil setelah pengerukan sehingga

aman bagi pelayaran.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

perubahan kecepatan arus laut yag cenderung mengecil tidak mengganggu penduduk

di sekitar alur pelayaran, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

area yang mengalami perubahan kecepatan arus laut cenderung hanya di area

pengerukan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang

kecil, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

tidak ada komponen hidup lainnya yang terganggu. Oleh karena itu, dampaknya

bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat tidak kumulatif, , sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Page 307: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 98

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik, karena pada suatu saat kedalaman perairan akan kembali

seperti seula, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka prubahan pola arus laut pada tahap operasi

dianggap dampak negatif tidak penting.

3.2.5. Perubahan Gelombang

A. Pemeliharaan alur Pelayaran

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).

Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan

ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga juga

akan menimbulkan terjadinya perubahan gelombang. Perubahan gelombang akibat

perubahan batimetri perlu dipertimbangkan dikarenakan akan terjadi proses perubahan

tinggi gelombang laut. Perubahan gelombang laut dapat mengakibat terjadinya pola arus

sejajar pantai akibat dari arah perambatan gelombang yang berubah. Perubahan gelombang

berpotensi dapat mengakibatkan perubahan garis pantai. Berdasarkan kondisi tersebut

maka dampak dikategorikan penting.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk di Desa

Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi Banten yang

memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak terbatas hanya di sekitar tapak proyek sehingga dampaknya

bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang

cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.

Page 308: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 99

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang timbul adalah keresahan masyarakat. Oleh karena itu,

dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan timbulnya keresahan masyarakat,

sehingga dampaknya bersifat penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik, , sehingga dampaknya bersifat penting.

Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, maka dianggap

negatif penting.

3.2.6. Terjadinya Abrasi

A. Pemeliharaan alur Pelayaran

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).

Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan

ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga juga

akan menimbulkan terjadinya perubahan gelombang. Sehingga akan menimbulkan dampak

lanjutan terhadap abrasi, terkikisnya pesisir pantai dan perubahan garis pantai.

Berdasarkan dari hasil pemodelan hidrodinamika arus laut, cenderung pada area di dalam

area pengerukan kecepatan arus mengecil sedangkan pada area titik observasi E5 dan E6

pada area di dekat garis pantai mengalami peningkatan kecepatan. Berdasarkan kondisi

tersebut maka ada potensi terjadinya abrasi terjadinya abrasi akibat kegiatan pemeliharaan

alur pelayaran merupakan dampak negate penting

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

Page 309: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 100

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk di Desa

Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi Banten yang

memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak pada area yang berdekatan dengan area, sehingga

dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang

cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari terjadinya abrasi adalahkeresahaan. Oleh

karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan timbulnya keresahaan masyarakat,

sehingga dampaknya bersifat penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik, , sehingga dampaknya bersifat penting.

Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, maka terjadinya

abrasi dianggap negatif penting.

3.2.7. Peningkatan Sedimentasi

A. Pemeliharaan alur Pelayaran

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).

Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan

ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan

mengakibatkan kekeruhan perairan akibat dari air yang telah bercampur dengan material-

Page 310: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 101

material halus melimpah dan masuk ke laut. Akibat dari kegiatan ini maka berpotensi

meningkatkan sebaran sedimen sampai jarak tertentu.

Berdasarkan hasil pemodelan sebaran sedimen mencapai jarak 1000 m dari area

pengerukan, berdasarkan pertimbangan tersebut maka dampak dikategorikan penting.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan sedimentasi dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan sedimentasi adalah

penduduk, khususnya penduduk di desa pulo panjang dan desa argawana kecamatan

pulo ampel, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi radius ± 1km dari lokasi kegiatan, sehingga

dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama proses pengerukan dan

pembangunan dermaga, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

peningkatan sedimentasi juga akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya

keresahan masyarakat karena kenyamanannya terganggu. Oleh karena itu dampaknya

bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak terakumulasi karena bersifat sementara selama pekerjaan pengerukan

dan pembangunan dermaga sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pekerjaan selesai dilakukan, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pemeliharaan

alur, terhadap peningkatan sedimentasi dikategorikan dampak negatif penting.

Page 311: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 102

3.2.8. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut

A) Proses Regasifikasi, B. Pengoperasian Dermaga, C. Pemeliharaan Alur Pelayaran

1) Prakiraan Besaran Dampak

Proses regasifikasi berpotensi mengganggu lalu lintas laut, terutama pada saat

pembongkaran (unloading) LNG dari kapal tanker. Pembongkaran LNG memerlukan

waktu paling lama sekitar 12 jam, dan selama pembongkaran tidak ada aktivitas di sekitar

kapal yang sedang unloading, termasuk kegiatan nelayan yang akan melewati daerah

unloading. Kegiatan tersebut akan berpotensi menggangu lalu lintas laut khususnya

perairan Teluk Banten lokasi kegiatan maerupakan jalur lalu lintas laut bagi nelayan

Pengoperasian Demaga terutama yaitu aktifitas kapal pengangkut LNG dan pada saat

pembongkaran kapal tanker produksi LNG termasuk jetty dengan panjang 1,1 km

berpotensi menggangu lalu lintas laut dan aktifitas nelayan khususnya di perairan Teluk

Banten. Aktifitas kapal pengangkut LNG yaitu datang dan perginya kapal pengangkut,

unloading dan pada saat berputarnya kapal di area dermaga akan mengganggu lalu lintas

laut, terutama bagi nelayan. ritasi kapal pengangkut LNG relatif sedikit yaitu paling

banyak sekitar 10 kapal dalam sebulan, namun teluk Banten di lokasi kegiatan merupakan

jalur lalu lintas laut terutama bagi nelayan

Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).

Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan

ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan

mempengaruhi lalu lintas di laut khususnya perairan Teluk Banten lokasi kegiatan

merupakan jalur lalu lintas laut bagi nelayan pada saat pulang maupun pergi melaut/

mencari ikan dan penyebrangan ke pulo panjang

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari terganggunya kelancaran lalu lintas dapat

dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah pengguna perairan sekitar teluk banten

dekat dengan lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

Page 312: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 103

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Sebaran dampak di perairan desa argawana hingga ke daerah pulo panjangsebagi

daerah transportasi laut penduduk, sehingga dampaknya bersifat penting

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama tahap operasi, sehingga dampaknya

bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Timbulnya gangguan lalu lintas laut akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya

sikap dan persepsi negatif masyarakat karena terganggu kelancaran lalu lintas laut.

Oleh karena itu dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak terakumulasi selama kegiatan operasi sehingga dampaknya bersifat penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti), sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan proses

regasifikasi, pengoperasian dermaga dan pemeliharaan alur pelayaran, terhadap lalu lintas

laut dikategorikan dampak negatif penting.

3.2.9. Terganggunya Biota Air

A) Proses Regasifikasi,

1) Prakiraan Besaran Dampak

proses regasifikasi memiliki potensi untuk menurunkan kualitas air laut. Proses regasifikasi

juga akan berpotensi menurunkan kualitas air laut, khususnya parameter suhu. Kebutuhan

air laut sebagai media pemanas, dan kemudian akan kembali ke laut dengan suhu dingin,

akan menurunkan suhu air laut di sekitar outlet untuk proses regasifikasi. Penurunan

kualitas air laut akan mempengaruhi gangguan derivatif untuk biota air termasuk plankton,

benthos, ikan, terumbu karang dan organisme pesisir seperti lamun. Dari data yang

diperoleh di sekitar proyek, ada 45 spesies fitoplankton. Hasil analisis indeks fitoplankton

keanekaragaman (H ') di perairan Banten Teluk sekitar lokasi lokasi proyek berkisar antara

Page 313: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 104

01:25 - 2.12. Zooplankton indeks keanekaragaman berkisar 1,11-2,22 dan indeks

keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa secara umum kondisi rentang antara

3,05-7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi pencemaran air di sekitar lokasi proyek

umumnya terletak pada tingkat stabilitas komunitas biota ringan atau sedang. Pengamatan

kondisi terumbu karang memperoleh nilai 47% milik kriteria tengah. Banyak menemukan

Puing (fragmen karang mati) dan karang mati tertutup alga (Dead Coral Algae). Karang

ditemukan adalah Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora humilis, capricornis

Montipora, Favites flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites silinder. Kondisi

padang lamun di perairan Long Island pada saat pengumpulan data dilakukan hanya

sedikit, karena lamun tertutup lumpur sedimen. Lamun diidentifikasi masih hidup, ada satu

jenis yang Enhalus acoroides. Penutupan lamun sedimen membuat warna daun tidak

berwarna hijau tapi telah berubah coklat. Hal ini juga dipengaruhi oleh musim hujan yang,

pada musim hujan, lumpur yang ada didarata dilakukan dengan mengalirkan air ke laut.

Jadi dengan penurunan suhu akan mempengaruhi biota air di sekitar lokasi.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah orang yang terkena adalah tidak ada. sehingga efek tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah menyebar dampak yang cukup luas di perairan laut dari lokasi kegiatan,

sehingga efek tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampaknya berlangsung selama kegiatan operasional dengan intensitas rendah,

sehingga efek tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Tidak ada komponen lingkungan yang terkena dampak lainnya. Oleh karena itu,

dampaknya tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampaknya tidak kumulatif, sehingga dampaknya tidak penting.

Page 314: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 105

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berubah, karena jari-jari rata-rata 100 m dari suhu air pembuangan

sudah kembali normal, sehingga efek yang signifikan.

Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, badan air penerima

tersebut masih memenuhi baku mutu dari proses regisifikasi, maka dianggap negatif tidak

penting.

B. Pemeliharaan Alur Pelayaran

Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).

Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan

ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga dapat

meningkatkan konsentrasi TSS yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air disekitar lokasi

kegiatan sampai jarak tertentu, mengingat kualitas air laut sangat berpengaruh terhadap

interaksi komponen lingkungan yang ada di dalam perairan. Gangguan terhadap kualitas

air laut khususnya peningkatan kekeruhan akan memberikan dampak ikutan terhadap

komponen biota air laut dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan pemeliharaan alur

pelayaran akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap terganggunya biota air sebagai

penghuninya.

Dari data diperoleh di sekitar lokasi proyek, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis

indeks keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak

proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara

1,11 – 2,22 dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya

kondisi perairan kisaran antara 3,05 – 7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi

pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau

stabilitas komunitas biota sedang. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang diperoleh

nilai sebesar 47% sehingga tergolong ke dalam kriteria sedang. Banyak ditemukan Rubble

(patahan karang mati) dan karang mati yang tertutup alga (Dead Coral Algae). Jenis

karang yang ditemukan adalah Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora Humilis,

Montipora capricornis, Favites flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites

cylindrical. Kondisi lamun di perairan pulau panjang pada saat pengambilan data

dilakukan hanya sedikit, karena lamun tertutup sedimen lumpur. Lamun yang

teridentifikasi masih hidup terdapat terdapat satu jenis yaitu Enhalus acoroides.

Tertutupnya lamun oleh sedimen menjadikan warna daun tidak hijau melainkan sudah

Page 315: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 106

berubah menjadi coklat. Hal ini dipengaruhi juga oleh musim hujan dimana, pada saat

musim hujan, lumpur yang ada didarata terbawa oleh air larian ke laut. Sehingga dengan

adanya TSS dan parameter logam berat yang terangkat diperairan laut wilayah studi akan

mempengaruhi keberadaan biota air disekitar lokasi. Dalam rencana implementasi, akan

ada layar lumpur untuk meminimalkan kontaminasi, tetapi masih akan menjadi penting

karena prediksi itu tidak dilakukan, dampaknya akan mengelola.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk di Desa

Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi Banten yang

memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak cukup luas di badan air penerima hingga ke arah hilir dari

lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang

cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari peningkatan pencemar ini adalah

estetika air laut dan terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat

sebagai dampak turunan. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan peningkatan parameter pencemar dengan

kondisi awal badan air penerima, walaupun saat ini kondisi rona lingkungan awal

untuk badan air penerima tersebut belum tercemar parah, sehingga dampaknya bersifat

penting.

Page 316: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 107

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik, karena badan air penerima saat ini belum tercemar berat

dan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, dan dimungkinkan terjadi self

purification untuk memurnikan atau mengembalikan kondisi alami badan air

penerima, sehingga dampaknya bersifat penting.

Berdasarkan pertimbangan kondisi rona awal, badan air penerima masih memenuhi

baku mutu, namun dengan kegiatan pemeliharaan alur pelayaran akan membebani

perairan, sehingga diprakirakan sebagai dampak negatif penting.

3.2.10. Mata Pencaharian

A) Pengadaan Tenaga Kerja

1) Prakiraan Besaran Dampak

Adanya kegiatan pengadaan tenaga kerja untuk operasi, akan memberi kesempatan kerja

bagi masyarakat setempat. Disamping itu, adanya aktivitas tenaga kerja di lokasi kegiatan

akan membuka peluang berusaha bagi masyarakat setempat, seperti penyediaan

warung/toko. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Desa Argawana yang

termasuk lokasi studi, jumlah tenaga kerja yang direkrut tersebut relatif sedikit. Selain itu

di sekitar lokasi rencana kegiatan terdapat banyak warung. Namun lapangan kerja pada

saat ini sulit untuk didapat sehingga peluang sekecil apapun dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat. Selain itu,berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga di

KecamatanPuloampel, terdapat total 1415 keluarga Pra Sejahtera (KS) (Sumber :

Puloampel dalam Angka,2014).. Jumlah ini cukup banyak, sehingga diharapkan dengan

keberadaan proyek, akan mengurangi angka tersebut dengan memberikan kesempatan

kerja bagi masyarakat lokal tentunya bagi masyarakat yang memenuhi kualifikasi

pekerjaan.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari Pengadaan Tenaga Kerja sebagai berikut :

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu sebanyak 150 orang yang akan

direkrut sebagai tenaga kerja atau sekitar 0,06% dari penduduk usia produktif di

Page 317: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 108

Kecamatan pulo ampel, namun lapangan kerja pada saat ini sulit untuk didapat

sehingga peluang sekecil apapun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga

dampaknya bersifat penting.

Sementara untuk peluang usaha, peluang yang dimaksud ada pada pemenuhan makan

minum pekerja yang dapat dipenuhi oleh kantin/warung di sekitar proyek. Sehingga

kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal dan peluang usaha dalam kegiatan

pengadaan tenaga kerja diprakirakan sebagai dampak penting.

Pada kegiatan proses regasifikasi, pengoperasian dermaga, dan pemeliharaan alur

kapal, penduduk yang akan terkena dampak adalah nelayan Desa Argawana dan

Puloampel yang mencari ikan di sekitar tapak proyek seperti di sekitar Pulopanjang

dan lokasi dumping, sehingga dampak diprakirakan sebagai dampak penting

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Kegiatan pengadaan tenaga kerja berpotensi melibatkan tenaga kerja dari desayang

berada di sekitar proyek seperti Desa Argawana dan desa lainnya di sekitarnya di

Kecamatan pulo ampel.

Kegiatan proses regasifikasi, pengoperasian dermaga, dan pemeliharaan alur kapal,

penduduk yang akan terkena dampak adalah nelayan Desa Argawana dan Puloampel

yang mencari ikan di sekitar tapak proyek seperti di sekitar Pulopanjang dan lokasi

dumping. Oleh karena itu diprakirakan dampak bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung lama, yaitu selama operasi. Oleh karena itu dampak

bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan

masyarakat, maka dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap operasi sehingga

sifatnya penting.

Page 318: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 109

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak terhadap parameter kesempatan tenaga kerja dan berusaha tergolong dapat

berbalik, jika kegiatan operasi telah selesai karena akan dilakukan pemutusan tenaga

kerja. Oleh karena itu sifatnya penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan terhadap mata

pencaharian dikategorikan dampak positif penting.

B. Proses Regasifikasi, C. Pengoperasian Dermaga, D. Pemeliharaan Alur Pelayaran

1) Prakiraan Besaran Dampak

Proses regasifikasi berpotensi mengganggu aktifitas nelayan khususnya jalur pelayaran,

terutama pada saat pembongkaran (unloading) LNG dari kapal tanker. Pembongkaran

LNG memerlukan waktu paling lama sekitar 30 jam, dan selama pembongkaran tidak ada

aktivitas di sekitar kapal yang sedang unloading, termasuk kegiatan nelayan yang akan

menimbulkan gangguan terhadap aktivitas nelayan yang akan mencari ikan ataupun yang

melewati daerah unloading.. Lokasi tangkap ikan oleh nelayan Desa Argawana dan Desa

Pulopanjang berada di sekitar Teluk Banten, Laut Jawa, Maranggai, Watu Ireng, Pulo Kali,

dan Sekitar Pulopanjang. Terkait proyek, lokasi tangkap ikan yang paling dekat dengan

tapak proyek adalah di sekitar Pulopanjang.Hal ini dikhawatirkan oleh responden (nelayan)

akan mengganggu aktivitas melautnya khususnya alur pelayarannya.. Dampak tersebut

berlangsung cukup lama, selama operasional LNG Receiving Terminal berlangsung.

Pengoperasian Dermaga terutama yaitu aktifitas kapal pengangkut LNG dan pada saat

pengisian kapal tanker produksi LNG termasuk jetty dengan panjang 1,1 km berpotensi

menggangu lalu lintas laut dan aktifitas nelayan khususnya di perairan Teluk Banten.

Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).

Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan

ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan

menimbulkan gangguan terhadap aktivitas nelayan khususnya jalur pelayarannya

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Pada kegiatan proses regasifikasi, pengoperasian dermaga, dan pemeliharaan alur

kapal, penduduk yang akan terkena dampak adalah nelayan Desa Argawana dan

Page 319: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 110

Puloampel yang mencari ikan di sekitar tapak proyek seperti di sekitar Pulopanjang

dan lokasi dumping, sehingga dampak diprakirakan sebagai dampak penting

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Kegiatan proses regasifikasi, pengoperasian dermaga, dan pemeliharaan alur kapal,

penduduk yang akan terkena dampak adalah nelayan Desa Argawana dan

Puloampel yang mencari ikan di sekitar tapak proyek seperti di sekitar Pulopanjang

dan lokasi dumping. Oleh karena itu diprakirakan dampak bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung lama, yaitu selama operasi. Oleh karena itu dampak

bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan

masyarakat, maka dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap operasi sehingga

sifatnya penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak tergolong dapat berbalik. Oleh karena itu sifatnya penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan terhadap mata

pencaharian dikategorikan dampak negatif penting.

3.2.11. Penurunan Pendapatan

A) Proses Regasifikasi, B. Pengoperasian Dermaga, C. Pemeliharaan Alur Pelayaran

1) Prakiraan Besaran Dampak

Proses regasifikasi berpotensi mengganggu aktifitas nelayan, terutama pada saat

pembongkaran (unloading) LNG dari kapal tanker. Pembongkaran LNG memerlukan

waktu paling lama sekitar 30 jam, dan selama pembongkaran tidak ada aktivitas di sekitar

kapal yang sedang unloading, termasuk kegiatan nelayan yang akan menimbulkan

gangguan terhadap aktivitas nelayan yang akan mencari ikan ataupun yang melewati

Page 320: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 111

daerah unloading. Lokasi tangkap ikan oleh nelayan Desa Argawana dan Desa

Pulopanjang berada di sekitar Teluk Banten, Laut Jawa, Maranggai, Watu Ireng, Pulo Kali,

dan Sekitar Pulopanjang. Terkait proyek, lokasi tangkap ikan yang paling dekat dengan

tapak proyek adalah di sekitar Pulopanjang.. Hal ini dikhawatirkan oleh responden

(nelayan) akan mengganggu aktivitas melautnya khususnya jalur pelayarannya. Dampak

tersebut berlangsung cukup lama, selama operasional LNG Receiving Terminal

berlangsung.

Pengoperasian Dermaga terutama yaitu aktifitas kapal pengangkut LNG dan pada saat

pengisian kapal tanker produksi LNG termasuk jetty dengan panjang 1,1 km berpotensi

menggangu lalu lintas laut dan aktifitas nelayan khususnya di perairan Teluk Banten.

Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).

Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan

ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan

menimbulkan gangguan terhadap aktivitas nelayan khususnya alur pelayaran

Berdasarkan informasi dari nelayan, hasil tangkapan tergantung dari musim. Sehingga

aktivitas yang diselenggakan pada tahap operasi proyek tidak dapat diclaim mengganggu

hasil tangkapan nelayan yang juga berhubungan dengan penurunan pendapatan.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak,dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Tidak ada penduduk yang akan terkena dampak,sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Kegiatan akan berpengaruh ke Desa yang berada di sekitar proyek seperti Desa

Argawana dan desa lainnya di sekitarnya di Kecamatan pulo ampel. Oleh karena itu

diprakirakan dampak bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung lama, yaitu selama operasi dilakukan dengan intensitas

yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat penting.

Page 321: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 112

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak, maka dampaknya bersifat

tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat tidak kumulatif,sehingga sifatnya tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak tdapat berbalik, jika kegiatan operasi telah selesai karena akan dilakukan

pemutusan tenaga kerja. Oleh karena itu sifatnya tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan proses

regasifikasi, pengoperasian dermaga, pemeliharaan alur pelayaran terhadap penurunan

pendapatan masyarakat dikategorikan negatif tidak penting.

3.2.12. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat

A) Pengadaan Tenaga Kerja, B. Proses Regasifikasi, C. Pengoperasian Dermaga, D.

Pemeliharaan Fasilitas Terminal LNG dan Dermaga, E. Pemeliharaan Alur

Pelayaran

1) Prakiraan Besaran Dampak

Banyaknya tenaga kerja setempat (lokal) yang bekerja di proyek, serta adanya peluang

berusaha yang dapat dimanfaatkan penduduk setempat akan menyebabkan sikap dan

persepsi masyarakat menjadi positif terhadap proyek. Namun sikap dan persepsi ini dapat

berubah menjadi negatif terhadap penduduk yang tidak dilibatkan dalam kegiatan proyek.

Proses regasifikasi akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan diantaranya dampak

penurunan kualitas air, terganggunya lalu lintas laut, gangguan terhadap biota Air, dan

terganggunya mata pencaharian Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan

menimbulkan persepsi negatif masyarakat terhadap kegiatan.

Pengoperasian dermaga untuk kepentingan sendiri termasuk jetty dengan panjang 1,1 km

akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila

tidak dikelola akan menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Gangguan yang timbul

adalah penurunan kualitas air, terganggunya lalu lintas laut, terganggunya biota air,

Page 322: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 113

terganggunya mata pencaharian yang akan menimbulkan sikap dan persepsi negatif

masyarakat.

Pemeliharaan fasilitas pendukung akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan

diantaranya dampak terhadap penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air dan

gangguan terhadap biota Air. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan

menimbulkan persepsi negatif masyarakat.

Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).

Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan

ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan

menimbulkan gangguan terhadap aktivitas nelayan. Penurunan tangkapan ini akan

menimbulkan persepsi negative masyarakat khususnya nelayan.

Seperti yang diperoleh dari survey kepada masyarakat Desa Argawana dan Puloampel,

responden merasa khawatir jika proyek akan menghasilkan limbah (25%), menimbulkan

kebisingan (8%), Khawatir jika proyek akan menimbulkan ledakan gas (22,9%), dan

berkurangnya penghasilan (19,8%). Kekhawatiran yang dirasakan responden cukup

beralasan karena masyarakat sudah terbiasa hidup di sekitar lokasi proyek yang merupakan

daerah industri. Mereka menganggap keberadaan industri di sekitar tempat tinggalnya

menimbulkan beberapa gangguan kenyamanan seperti limbah, dan kebisingan. Persepsi

masyarakat tentang perusahaan gas saat ini masih terpatok pada kecelakaan ledakan gas

yang sering diberitakan di media. Sehingga responden berasumsi sama terhadap rencana

proyek.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari timbulnya sikap dan persepsi negatif

masyarakat dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut :

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu penduduk sekitar di wilayah Desa

Argawana dan Desa Pulopanjang di wilayah Kecamatan Puloampel, sehingga

dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak diperkirakan meliputi wilayah Kecamatan puloampel

sehingga dampaknya bersifat penting.

Page 323: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 114

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama operasi dilakukan namun dengan

intensitas yang tinggi. Oleh karena itu dampak bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah terjadinya konflik sosial,

maka dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, sehingga sifatnya penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, karena dampak kegiatan operasi terhadap persepsi negative

masyarakat dapat berbalik jika sosialisasi mengenai kegiatan terus dilakukan dan

dilanjutkan dengan pemberian feed back yang pro aktif terhadap reaksi mayoritas yang

muncul seperti pelibatan masyarakat lokal dan lainnya. Oleh karena itu sifatnya tidak

penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak seluruh kegiatan pada

tahap operasi terhadap timbulnya persepsi negatif masyarkat dikategorikan dampak

negatif penting.

3.2.13. Terjadinya Konflik Sosial

A) Pengadaan Tenaga Kerja, B. Proses Regasifikasi, C. Pengoperasian Dermaga, D.

Pemeliharaan Fasilitas Terminal LNG dan Dermaga, E. Pemeliharaan Alur

Pelayaran

1) Prakiraan Besaran Dampak

Terjadinya konflik sosial dapat terjadi akibat ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap

pelaksanaan kegiatan pengadaan tenaga kerja. Tenaga kerja lokal yang direkrut untuk bila

dibandingkan dengan jumlah penduduk di desa lokasi studi, jumlah tenaga kerja yang

direkrut tersebut relatif sedikit. Sedikitnya tenaga kerja lokal yang direkrut tersebut dapat

mengakibatkan ketidakpuasan di masyarakat, sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya

konflik sosial di masyarakat yang tidak dilibatkan dalam kegiatan proyek.

Page 324: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 115

Proses regasifikasi akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan diantaranya dampak

penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air, terganggunya

lalu lintas laut, gangguan terhadap biota Air, terganggunya mata alur pelayaran. Dampak

yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan menimbulkan persepsi negatif masyarakat

terhadap kegiatan dan akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.

Pengoperasian dermaga untuk kepentingan sendiri termasuk jetty dengan panjang 1,1 km

akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila

tidak dikelola akan menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Gangguan yang timbul

adalah penurunan kualitas air, terganggunya lalu lintas laut, terganggunya biota air,

terganggunya alur pelayaran yang akan menimbulkan sikap dan persepsi negatif

masyarakat dan akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.

Pemeliharaan fasilitas pendukung akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan

diantaranya dampak terhadap penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air dan

gangguan terhadap biota Air. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan

menimbulkan persepsi negatif masyarakat dan akan menimbulkan terjadinya konflik sosial

Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).

Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan

ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan

menimbulkan gangguan terhadap aktivitas nelayan khususnya alur pelayaran.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari terjadinya konflik sosial dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut :

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu sebagian masyarakat di wilayah

Desa Argawana dan Pulopanjang, namun akan meyebar ke wilayah sekitarnya,

sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran diperkirakan meliputi Desa Argawana dan Desa Pulopanjang,

sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Page 325: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 116

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung lama, yaitu selama operasi dilakukan dengan intensitas

yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah persepsi negatif maka

dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif karena terkait dengan dampak lainnya sehingga sifatnya

penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, jika kegiatan operasi telah selesai serta sosialisasi mengenai

kegiatan terus dilakukan. Oleh karena itu sifatnya tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan operasi

terhadap terjadinya potensi sosial konflikdikategorikan dampak negatif penting.

3.3. Tahap Pasca Operasi

3.3.1. Penurunan Kualitas Udara

A) Mobilisasi Alat Berat dan Material

1) Prakiraan Besaran Dampak

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat akan menyebabkan peningkatan debu lokal. Hal ini

disebabkan penggunaan kendaraan dan alat berat untuk mengangkut peralatan dan material

hasil bongkaran.

Emisi Gas Buang

Pengangkutan alat berat dan amterial pasca operasi akan dilakukan melalui darat

menggunakan truk sebanyak 6 buah dengan intensitas pengangkutan 15 truk/hari.

Perhitungan besaran masing-masing parameter gas buang berdasarkan sumber emisinya

menurut Environmental Data Book (1992) dan Zears Zemansky (1976), yaitu :

Page 326: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 117

a. Konsumsi BBM (Kg/hari)

Konsumsi BBM = 6 buah x 20 Kg/hari = 120 Kg/hari

b. Laju Alir Emisi (Kg/jam)

a. CO

b. NO2

c. SO2

Sedangkan untuk memperkirakan konsentrasi pencemar di udara ambien yang diakibatkan

oleh operasional kendaraan proyek saat mobilisasi alat berat dan material berlangsung,

digunakan rumus :

C =

dimana :

C : konsentrasi ambien (µg/m3),

Q : laju emisi (µg/detik/m2),

s : panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m),

u : kecepatan angin rata-rata (m/dtk),

z : tinggi pencampuran (m)

Page 327: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 118

Data rona lingkungan menunjukkan bahwa temperatur udara di wilayah studi adalah 29,7 –

29,9 oC, sedangkan kecepatan angin sesaat adalah 0,0 – 2,1 m/detik serta kadar debu

181,81 – 200,44 µg/m3 (BML = 230 µg/m

3). Kendaraan truk yang digunakan cukup besar

yaitu memiliki kapasitas 8 ton, kecepatan rata-rata 40 km/jam.

Tabel 3.xx. Kadar Zat Pencemar di Udara Akibat Kegiatan Mobilisasi Alat Berat dan

Material saat Pasca Operasi

No. Parameter Q

(µg/detik/m2)

s

(m) u (m/dtk) z (m) C (µg/m

3)

Rona

(µg/m3)

Baku

Mutu

(µg/m3)

1 CO 2,82 10 1,05 1,5 17,87 102-

725,29 30.000

2 NO2 16,04 10 1,05 1,5 101,82 7,18-7,98 400

3 SO2 0,95 10 1,05 1,5 6,06 1.18-2,98 900

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa besarnya konsentrasi polutan yang dihasilkan

untuk gas CO sebesar 0,02 kali, NO2 sebesar 12,76 kali dan SO2 sebesar 2,03 kali dari

kondisi rona lingkungan hidup awal. Dan untuk semua parameter masih memenuhi baku

mutu kualitas udara ambien PP No. 41 Tahun 1999.

Sebaran Partikel Debu

Debu akan menyebar dan menyebabkan gangguan terhadap kegiatan masyarakat sekitar,

terutama pada musim kemarau. Dampak lain dari derivatif adalah untuk potensi Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) akibat debu terhirup dan masuk ke sistem pernapasan

terjadi. Untuk memperkirakan seberapa jauh distribusi partikel debu, persamaan dinamika

fluida-partikel digunakan dari Hukum Stoke 's.

Kecepatan partikel jatuh ke permukaan tanah ditentukan dengan persamaan:

V = gρp(dp)2/18μa

Dimana:

dp = diameter partikel debu = 40 μm

g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det²

ρp = densitas partikel debu = 144,14 lb/ft³

μa = viskositas udara = 0,0000121 lb/ft-det

Dengan menggunakan data dan rumus di atas, maka kecepatan partikel jatuh adalah 0,3665

ft/det. Waktu yang diperlukan untuk partikel jatuh dengan beda ketinggian dengan

Page 328: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 119

permukaan tanah adalah 2 meter ( 6,56 ft) adalah:

t = (ketinggian partikel jatuh) : (kecepatan partikel jatuh) = 6,56 ft : 0,3665 ft/det

= 17,9 det

= 0,0052 jam.

Maka, jarak horizontal partikel jatuh adalah:

S = (lamanya waktu partikel jatuh) x (kecepatan angin)

= 0,005 jam x 1,05 m/dt

= 18,8 m

Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa radius 18,8 m dari sumber kegiatan

mobilisasi alat berat dan material akan terpapar oleh debu.

Perhitungan untuk prakiraan radis sebaran debu berasal dari satu sumber (yaitu kendaraan

proyek), dan tidak memperhitungan adanya sumber lain. Besarnya radius sebaran debu

adalah radius dari kendaraan hingga area yang dileati kendaraan selama proses mobilisasi,

sehingga sebaran akan terjadi di sepanjang jalan.

Untuk memprediksi resuspensi debu yang diakibatkan oleh pergerakan alat berat di areal

kerja digunakan persamaan:

eu = 5,9 (s/12) ( S/30) (W/7)0,7

(w/4)0,5

(d/365)

Dimana : eu = jumlah debu per panjang area (lb/mile)

s = silt content (%)

S = kecepatan kendaraan (mile/jam)

W = berat kendaraan (ton)

w = jumlah roda kendaraan

d = jumlah hari tidak hujan dalam satu tahun

Bila diketahui silt content 6%, kecepatan alat berat adalah 10 km/jam (6,21 miles/jam),

berat alat berat adalah 30 ton, jumlah roda 4 buah, jumlah hari hujan dalam 1 tahun 187,4

hari, sehingga kecepatan sebaran debu yang akan terangkat ke udara akibat pergerakan

roda kendaraan ke udara adalah:

eu = 5,9 (6/12) (6,21/30) (30/7)0,7

(4/4)0,5

(177,6/365)

= 0,82 lb/mile ≈ 0,51 lb/km

Page 329: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 120

Apabila lebar area kerja alat berat adalah 100 m dan tinggi pengadukan (kepulan debu) 2

m, maka konsentrasi sebaran debu dari lahan yang dibongkar adalah:

C = eu /(lebar area kerja x tinggi kepulan debu)

= (0,51 x 0,4536 X 109) / (100 x 2 x 1.000)

= 1.159,03 µg/m3

Berdasarkan perhitungan di atas, hal itu menunjukkan bahwa konsentrasi debu di udara

ambient ketika alat berat beroperasi untuk Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan

Material mencapai 1.159,03 ug / m3. Sementara konsentrasi debu di lokasi terdekat

(penduduk dekat akses masuk) waktu incurrent (baseline) mencapai 200,44 ug / m3,

sehingga mengakibatkan peningkatan sekitar 5,8 kali. Dan jika dibandingkan dengan

standar sesuai dengan Kualitas Standard Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999,

adalah 230 ug / m3, nilai TSP dari kegiatan ini lebih tinggi dari standar. Tingginya

konsentrasi ini diharapkan akan berkurang selama proses pengangkutan yang dilakukan

bergiliran setiap satu truk. Namun tetap penting karena terdapat penduduk yang dekat

dengan akses masuk lokasi kegiatan.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas udara dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah penduduk

yang berada dalam radius 18,8 m dari jalan, khususnya pemukiman yang dekat

dengan akses masuk yang dilewati oleh kendaraansehingga dampaknya bersifat

penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan

konstruksi, khususnya di permukiman yang dekat dengan akses masuk yang dilewati

oleh kendaraan, sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan

konstruksi, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Page 330: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 121

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah gangguan kesehatan

(ISPA) akibat pemaparan debu dalam konsentrasi melebihi baku mutu (230 ug / m3)

yang terhisap oleh penduduk dekat akses masuk kegiatan yang berada di lokasi yang

dilewati kendaraan pada radius 18,8 m.. Dampak terhadap ISPA diprakirakan tidak

permanen karena masa inkubasi ISPA umumnya sekitar 2 – 4 tahun tergantung kepada

kondisi kesehatan reseptor dan kuantitas debu yang terhisap, adapun lamanya

pemaparan selama konstruksi saja (sementara), sehingga dampaknya dianggap bersifat

tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Perubahan kualitas lingkungan yang terjadi bersifat sementara, tidak akan

terakumulasi karena akan berhenti pada saat kegiatan berhenti. Dengan demikian

dampak dianggap tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat, dampaknya terjadi

pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi alat berat dan

material terhadap penurunan kualitas udara, dikategorikan dampak negatif penting.

B. Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembongkaran fasilitas umum dan sarana penunjang akan menimbulkan

peningkatan debu lokal. Hal ini diakibatkan dari pekerjaan galian dan pembongkaran

bangunan yang menggunakan alat berat. Luas lahan yang akan disiapkan meliputi areal

seluas 11,25 ha.

Parameter debu akan menyebar dan menimbulkan gangguan terhadap aktifitas masyarakat

sekitar, khususnya ketika musim kemarau. Dampak turunan lainnya adalah terhadap

gangguan kesehatan (ISPA) akibat debu terhirup dan masuk ke dalam sistem pernafasan.

Untuk memperkirakan berapa jauh jarak sebaran partikel debu tersebut digunakan

persamaan dinamika fluida-partikel dari Hukum Stoke.

Kecepatan partikel jatuh ke permukaan tanah ditentukan dengan persamaan:

Page 331: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 122

V = gρp(dp)2/18μa

Dimana:

dp = diameter partikel debu = 40 μm

g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det²

ρp = densitas partikel debu = 144,14 lb/ft³

μa = viskositas udara = 0,0000121 lb/ft-det

Dengan menggunakan data dan rumus di atas, maka kecepatan partikel jatuh adalah 0,3665

ft/det. Waktu yang diperlukan untuk partikel jatuh dengan beda ketinggian dengan

permukaan tanah adalah 2,5 meter (8,2 ft) adalah:

t = (ketinggian partikel jatuh) : (kecepatan partikel jatuh) = 8,2 ft : 0,3665 ft/det

= 22,37 det

= 0,0062 jam.

Maka, jarak horizontal partikel jatuh adalah:

S = (lamanya waktu partikel jatuh) x (kecepatan angin)

= 0,0062 jam x 1,05 m/dt

= 23,5 m

Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa radius 23,5 m dari sumber kegiatan

pembongkaran bangunan akan terpapar oleh debu.

Untuk memprediksi resuspensi debu pada areal kerja pembongkaran bangunan digunakan

persamaan:

eu = 5,9 (s/12) ( S/30) (W/7)0,7

(w/4)0,5

(d/365)

Dimana : eu = jumlah debu per panjang area (lb/mile)

s = silt content (%)

S = kecepatan kendaraan (mile/jam)

W = berat kendaraan (ton)

w = jumlah roda kendaraan

d = jumlah hari tidak hujan dalam satu tahun

Bila diketahui silt content 6%, kecepatan alat berat pada saat manuver adalah 10 km/jam

(6,21 miles/jam), berat alat berat adalah 30 ton, jumlah roda 4 buah, jumlah hari hujan

Page 332: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 123

dalam 1 tahun 187,4 hari, sehingga kecepatan sebaran debu yang akan terangkat ke udara

akibat pergerakan roda kendaraan ke udara adalah:

eu = 5,9 (6/12) (6,21/30) (30/7)0,7

(4/4)0,5

(177,6/365)

= 0,82 lb/mile ≈ 0,51 lb/km

Apabila lebar area kerja alat berat adalah 100 m dan tinggi pengadukan (kepulan debu) 2,5

m, maka konsentrasi sebaran debu dari lahan yang disiapkan adalah:

C = eu /(lebar area kerja x tinggi kepulan debu)

= (0,51 x 0,4536 X 109) / (100 x 2,5 x 1.000)

= 927,22 µg/m3

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas terlihat bahwa konsentrasi debu di udara

ambien pada saat alat berat bekerja untuk pembongkaran bangunan mencapai 927,22

µg/m3. Sedangkan konsentrasi debu di lokasi kegiatan paling tinggi pada saat ini (rona

awal) mencapai 200,44 µg/m3, sehingga terjadi peningkatan sekitar 4,6 kali. Dan jika

dibandingkan dengan standar sesuai dengan Kualitas Standard Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 1999, adalah 230 ug / m3, nilai TSP dari kegiatan ini lebih tinggi dari

standar. Sehingga besar dampaknya relatif besar.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas udara dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Tidak ada penduduk yang terkena dampak karena jarak pemukiman terdekat ± 500 m,

sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 23,5 m dari lokasi kegiatan,

sedangkan jarak pemukiman terdekat ±500 m, sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan

pembongkaran, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Page 333: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 124

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

radius sebran lebih kecil dari jarak dengan akses masuk penduduk yaitu ±500 m,

sehingga dampaknya dianggap bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Perubahan kualitas lingkungan yang terjadi bersifat sementara, tidak akan

terakumulasi karena akan berhenti pada saat kegiatan berhenti. Dengan demikian

dampak dianggap tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat, dampaknya terjadi

pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

g. Kriteria lain berdasarkan pengembangan teknologi dan pengetahuan

dampak dari sebaran partkel debi akan diminimalkan dengan adanya green barrier

(akan ada) dan denga penyiraman (secara manual) di lokasi berdebu, sehingga dampak

tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan pembongkaran fasilitas umum

dan sarana penunjang terhadap penurunan kualitas udara, dikategorikan dampak negatif

tidak penting.

3.3.2. Peningkatan Kebisingan

A. Mobilisasi Alat Berat dan Material

1) Prakiraan Besaran Dampak

Dampak yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan

material terhadap peningkatan kebisingan bersumber dari kendaraan yang digunakan, yaitu

Dump Truck, dan peralatan lainnya. Kendaraan akan melewati tempat aktifitas penduduk

seperti permukiman, toko/warung, dan lainnya yang lokasinya berdekatan dengan akses

masuk ke lokasi kegiatan. Sumber kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan tersebut

termasuk jenis intermittent. Untuk memprediksi pola sebaran kebisingan dari kendaraan

yang melaju di jalur mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material terhadap

lingkungan sekitarnya dibantu melalui perhitungan matematika berikut ini.

Page 334: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 125

Sumber bergerak

dimana: It = Intensitas kebisingan di lokasi penerima (receptor)

Io = Intensitas kebisingan di sumbernya

Ni = Jumlah kendaraan yang lewat secara bersamaan

vi = Kecepatan kendaraan yang lewat

T = Lamanya pemaparan

d = Jarak sumber bising terhadap penerima (receptor).

Angka 15, 1.5, 13 adalah faktor koreksi (tetapan)

Pendekatan yang dilakukan adalah suara yang diemisikan kendaraan diambil rata-rata yaitu

85 dBA pada sumbernya (diprakirakan intensitas akan lebih rendah dari pada saat

konstruksi, sehingga kbisingan pada saat paska operasi akan lebih rendah dari saat

konstruksi, tetapi tingkat kebisingan tetap tinggi. Prakiraan nilai kebisingan untuk

kendaraan berdasarkan tingkat kebisingan untuk truk berdasarkan literatur dan kegiatan

yang serupa), kecepatan kendaraan rata-rata adalah 40 km/jam, sedangkan rona lingkungan

awal rata-rata kebisingan sekitar wilayah studi adalah 52,18 – 64,29 dBA, maka prakiraan

sebaran kebisingan pada saat kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material

konstuksi ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 3. 9. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari Kendaraan

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material pada pasca operasi

Jarak

(m)

Kebisingan

Kontribusi

Kendaraan (dBA)

Rona Awal +

Kendaraan(dBA)

10 65,61 65,80

25 59,64 60,36

50 55,13 56,91

75 52,48 55,35

100 50,61 54,48

125 49,16 53,94

150 47,97 53,58

175 46,96 53,32

200 46,10 53,14

250 45,33 53,00

300 44,64 52,89

500 40,13 52,44

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016

Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. KEP-48/

MENLH/11/1996, Peruntukan Jalan 70 dBA, Permukiman 55 dBA

Page 335: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 126

Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus

intensitas bising untuk sumber bergerak, sedangkan total kebisingan merupakan

penjumlahan background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari

kendaraan yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah

penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,

khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 75 m dari sumber suara, sementara setelah

radius 75 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk lokasi

kegiatan, maka pengaruh kebisingan dari kegiatan tidak ada, hanya saja akan mengganggu

pada pemukiman yang dilewati kendaraan, khususnya penduduk yang dekat dengan akses

masuk kegiatan.

Sedangkan untuk kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999

sebesar 70 dBA, maka dalam jarak <10 m akan melebihi baku mutu, namun jika

dibandingkan dengan baku mutu Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA,

kebisingan masih dalam status aman.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat sebaran kebisingan adalah penduduk

yang berada dalam radius 75 m dari lokasi yang digunakan untuk mobilisasi dan

demobilisasi alat berat dan material, khususnya penduduk yang berada di dekat akses

masuk kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 75 m dari tapak proyek khususnya di

penduduk yang berada di dekat akses masuk kegiatan, sehingga dampaknya bersifat

penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi meskipun berlangsung hanya pada saat dilakukan

kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material, sehingga dampaknya

bersifat penting.

Page 336: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 127

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan

masyarakat akibat kenyamanan penduduk terganggu dalam intensitas yang cukup

tinggi, sehingga dampaknya dianggap bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak akan terakumulasi karena kebisingan yang timbul bersifat sementara.

Oleh karena itu dampaknya dianggap bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik sebab dampak yang ditimbulkan tidak bersifat permanen,

sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi

dan demobilisasi alat berat dan material terhadap peningkatan kebisingan dikategorikan

dampak negatif penting.

B. Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembongkaran fasilitas umum dan sarana penunjang berpotensi terhadap

peningkatan intensitas kebisingan yang berasal dari penggunaan alat-alat berat.

Operasional alat berat tersebut untuk pekerjaan pembongkaran bangunan. Pekerjaan ini

akan berlangsung pada siang hari dan dianggap diam ditempat karena manuvernya relatif

terbatas di satu lokasi pekerjaan (steady state).

Untuk memberikan gambaran sebaran kebisingan sekitar alat-alat berat yang beroperasi

maka dibuatkan pemodelan sebaran kebisingan melalui perhitungan matematika, yaitu

melalui beberapa pendekatan sebagai berikut :

i. Sumber suara alat yang digunakan = 85 dBA (prakiraan nilai kebisingan berasal dari

kebisingan alat berat (seprti truk) yang digunakan selama pembongkaran berdasarkan

literatur dan aktifitas yang serupa)

ii. Kebisingan rona lingkungan = 52,18 – 64,29 dBA

iii. Sebaran kebisingan tidak mengalami hambatan

iv. Area sebaran kebisingan berupa lahan datar

Page 337: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 128

Pemodelan sebaran kebisingan menggunakan Rumus :

r1

r2log 20 - 1 2 LL

dimana: L1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1 (dBA)

L2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2 (dBA)

r1 = Penghitungan jarak pada sumber suara = 1 meter

r2 = Penghitungan jarak pada sumber suara (meter)

Berdasarkan berbagai asumsi tersebut maka hasil pemodelan kebisingan di lingkungan

secara akumulasi ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 3. 10. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari Alat Berat pada

Kegiatan Pembongkaran Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang

Radius

(meter)

Kebisingan (dBA)

Sumber Suara Kebisingan Total

3 85,00 85,00

5 80,56 80,57

25 66,58 66,74

50 60,56 61,15

60 58,98 59,80

70 57,64 58,73

80 56,48 57,85

90 55,46 57,13

100 54,54 56,53

150 51,02 54,65

200 48,52 53,74

250 46,58 53,24

500 40,56 52,47

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016

Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. KEP-

48/MENLH/11/1996, Lingkungan Permukiman 55 dBA

Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus

intensitas bising untuk sumber bergerak, sedangkan total kebisingan merupakan

penjumlahan background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari

kendaraan yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah

penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,

khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 100 m dari sumber suara, sementara

setelah radius 100 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk

lokasi kegiatan, memberikan kontribusi sedikit atau tidak ada dampak.

Page 338: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 129

Sedangkan untuk kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999

sebesar 70 dBA dan baku mutu Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA, maka

dalam jarak <5 m akan melebihi baku mutu.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

dalam radius 100 m tidak terdapat penduduk karena jarak terdekat dari lokas kegiatan

dengan pemukiman ialah ±500 m, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 100 m dari lokasi kegiatan, namun

tidak terdapat penduduk pada radius tersebut karena jarak pemukiman terdekat berisar

±500 m, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi meskipun berlangsung hanya pada saat dilakukan

kegiatan pembongkaran bangunan, sehingga dampaknya bersifat penting

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Nilai kebisingan tersebut tidak akan menimbulkan gangguan pada penurunan fungsi

pendengaran ataupun pada gangguan komunikasi karena nilainya rendah tetapi

menimbulkan gangguan kenyamanan penduduk pada saat beristirahat apabila kegiatan

dilakukan pada malam hari, namun karena tidak ada penduduk pada radius sebaran

tersebut, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak akan terakumulasi karena kebisingannya tidak mengganggu fungsi

pendengaran serta pekerjaan dilakukan pada siang hari tidak 24 jam, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Page 339: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 130

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat berpusat di satu titik,

dampaknya terjadi pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan

pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang terhadap peningkatan kebisingan

dikategorikan dampak negatif tidak penting.

3.3.3. Penurunan Kualitas Air Permukaan

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pembongkaran fasilitas umum dan sarana penunjang dapat berpotensi terhadap penurunan

kualitas air laut akibat ceceran material hasil bongkaran yang terbawa oleh air hujan dan

masuk ke badan air penerima. Kondisi tersebut akan meningkatkan TSS di badan air

penerima dan mempengaruhi tingkat kekeruhan air.

Perkiraan besarnya potensi erosi pada saat kegiatan pembongkaran fasilitas umum dan

sarana penunjang adalah sebagai berikut:

A = R K L S C P

dimana:

A = rata-rata potensi erosi tanah tahunan (ton/ha)

R = indeks erosivitas hujan dihitung dengan rumus R = 0,41 x H1,09

dimana H

adalah curah hujan (mm/tahun)

K = indeks erodibiltas tanah

L = indeks panjang lereng, dihitung dengan rumus 22

LoL dengan Lo =

panjang lereng (m)

S = indeks kemiringan lereng, dihitung dengan rumus 9

4,1s

S dengan s =

kemiringan lereng (%)

C = Indeks penutup tanah

P = Indeks tindakan konservasi tanah

Berdasarkan data dan pengamatan lapangan, maka:

Page 340: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 131

R = 0,41 x ( 1.637,9)1,09

= 1.307,2; curah hujan rata-rata tahunan di wilayah studi

adalah 1.637,9 mm/tahun.

Jenis tanah di lokasi rencana kegiatan adalah regosol, sehingga nilai K = 0,21

L = (25/22) = 1,07 ; rata-rata panjang lereng di wilayah studi adalah 25 m.

S = (5)1,4

/9 = 1,06 ; rata-rata kemiringan di wilayah studi adalah 5%.

Tata guna lahan di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan berupa area lahan

bangunan (C = 1) dan pada saat dilakukan kegiatan berupa tanah terbuka (tanpa

tanaman akibat land clearing) (C = 0,95)

Pengelolaan tanah dan air di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan adalah

tanpa praktek konservasi tanah dan air (P = 0,5) dan pada saat dilakukan kegiatan

adalah tanpa tindakan konservasi (P = 0,5)

Sehingga besarnya potensi erosi adalah:

a. Sebelum ada kegiatan:

A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 1 x 0,5

= 155,68 ton/ha/tahun

b. Pada saat dilakukan kegiatan:

A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 0,95 x 0,5

= 147,89 ton/ha/tahun

Adapun besarnya debit air larian (run off) di lokasi kegiatan seperti berikut :

Kegiatan pembongkaran bangunan akan dilakukan pada lahan terbangun seluas 11,25 Ha

dan lahan terbuka dapat meresap air seluas 18,75 Ha. Besarnya debit air larian di lokasi

kegiatan dihitung dengan menggunakan Rumus Chow, 1964 (Soemarwoto, 1998):

Dimana : Q = debit banjir maksimum (m3/detik)

C = koefesien aliran/limpasan

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = daerah pengaliran (km2)

Berdasarkan U.S. Forest Service (1980), angka koefisien air larian (run off) menurut

keadaan lahan penutupnya adalah sebagai berikut :

Hutan dalam keadaan baik : 0,05-0,25

Page 341: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 132

Lahan Pertanian : 0,20-0,50

Semak belukar : 0,15-0,25

Pemukiman : 0,30-0,70

Area pemadatan yang kedap air : 0,70

Area yang bersifat tidak kedap air : 0,45

Bangunan yang bersifat kedap : 1,00

Kondisi pada tahap operasi kegiatan berupa lahan terbangun dan lahan terbuka sehingga

diasumsikan untuk nilai C adalah 1 dan 0,45 akan berubah pada lahan terbuka yang kedap

air dengan nilai C = 0,70, sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi di wilayah studi

berdasarkan data adalah 424 mm dengan hari hujan 25 hari yang terjadi pada bulan

Januari, maka nilai Intensitas curah hujan 16,96 mm/hari atau apabila diambil rata-rata

lamanya hujan dalam sehari adalah 2 jam maka intensitas hujan adalah 8,48 mm/jam atau

0,0085 m/jam. Berdasarkan data tersebut, sebelum dan setelah adanya kegiatan

pematangan lahan, debit air larian (run off)dapat diperkirakan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan Adanya

Kegiatan Pembongkaran Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang

No. Jenis

kegiatan

Penggunaan

Lahan Konstanta

Koefesien

Aliran/

Limpasan

Intensitas

Curah

Hujan

Daerah

Pengaliran

(m2)

Debit

Banjir

Maksimum

(m3/jam)

(C) (m/jam) (A) (Q)

(I)

1. Fasilitas

Umum dan

Sarana

Penunjang

Lahan

Terbangun

0,2778 1 0,0085 112.470 265,58

Lahan

Terbuka

0,2778 0,45 0,0085 187.530 199,27

Jumlah No. 1 300.000 465

2. Pembongkaran Lahan

Terbuka

Kedap Air

0,2778 0,7 0,0085 300.000 495,87

Sumber : Hasil Perhitungan, 2016

Keterangan : Nilai C dihitung berdasarkan rata-rata angka dari Chow, 1964

Maka, besaran TSS yang terkandung dalam air larian adalah:

Dengan proyek (Perhitungan Bagian Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana

Penunjang):

Page 342: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 133

Total TSS yang masuk ke perairan (dengan ada proyek) = 5.819,87 mg/L

Setelah Pembongkaran :

Erosi setelah pembongkaran : 147,89 Ton/Ha/tahun

Luas lahan kegiatan : 300.000 m2 (30 Ha)

Debit air larian : 495,87 m3/jam (991,75 m

3/hari)

maka:

Besarnya erosi tahunan = 147,89 Ton/Ha/th x 30 Ha

= 4.436,76 Ton/tahun

= 12,16 Ton/hari

TSS yang terbawa air larian = 12,16 Ton/hari : 991,75 m3/hari

= 12.256,62 mg/L

TSS yang masuk ke perairan = 12.256,62 mg/L x 20% (asumsi)

= 2.451,32 mg/L

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan adanya aktifitas pembongkaran bangunan dapat

mengurangi beban pencemaran badan air penerima akibat masuknya TSS yang terbawa

oleh air larian. Saat ini kualitas air mengandung TSS tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh

di bawah baku mutu KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut

Lampiran III untuk biota air, yaitu 20 mg/L (coral dan lamun), dan 80 mg/L

(mangrove).Perhitungan prakiraan ini tidak memperhitungakan adana pengelolaan, hal ini

untuk melihat seberapa besar konsentrasi TSS yang dihasilkan dari kegiatan ini. Tetapi

pemrakarsa akan membuat kolam retensi untuk mengumpulkan air larian, sehingga sebaran

air larian dengan kekeruhan yang tinggi akan terkontrol setelah disaring memungkin

menurunkan konsentrasi TSS yang akan masuk ke air laut.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh

kegiatan pembongkaran bangunan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

tidak ada penduduk yang terkena dampakkarenna pada daerah yang terkena

pencemaran TSS tidak terdapat penduduk yang menggunakan air laut pada area

tersebut, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Page 343: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 134

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak ialah sedikit, karena air larian yang masuk ke air lau sedikit

pula, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

akan dibangun kolam retensi untuk mengumpulkan air larian, sehingga sebaran air

larian dengan kekeruhan yang tinggi akan terkontrol setelah disaring memungkin

menurunkan konsentrasi TSS yang akan masuk ke air laut , sehingga dampaknya

bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,

terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.

Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat hujan

dan terkumpul pada perairan.walaupun akan ada kolam retensi untuk mengumpulkan

air larian. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pembongkaran bangunan selesai,

sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut dan akan ada kolam retensi untuk mengumpulkan air

larian, sehingga sebaran air larian dengan kekeruhan yang tinggi akan terkontrol setelah

disaring memungkin menurunkan konsentrasi TSS yang akan masuk ke air laut maka

dampak kegiatan pembongkaran fasilitas umum dan sarana penunjang terhadap penurunan

kualitas air dianggap negatif tidak penting.

B) Pembongkarana Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Pembongkaran dermaga dapat berpotensi menimbulkan dampak terhadap penurunan

kualitas air laut akibat pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting Dolphin, Mooring

Dolphin, Trestle dan Cat walk yang meningkatkan konsentrasi TSS yang mempengaruhi

tingkat kekeruhan air.

Page 344: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 135

Pada saat ini (rona lingkungan), kandungan TSS berkisar 1,8 – 32,04 mg/L dan masih di

bawah baku mutu berdasarkan KepMen LH No, 51 tentang baku mutu air lautuntuk biota

iar (lampiran III), yaitu 20 mg/L (coral dan lamun) dan 80 mg/L (mangrove).. Dengan

adanya pembongkaran dermaga dapat meningkatkan pencemaran air laut dan berpotensi

melebihi baku mutu.

Selain itu, penemaran air laut juga dapat menimbulkan dampak turunan berupa gangguan

terhadap kehidupan biota air seperti plankon, bentos, dan ikan.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

tidak terdapat penduduk yang terkena dampak karena jarak dari lokasi kegiatan cukup

jauh yaitu ±500 m, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak terjadi dari titik pembongkaran ke perairan, sehingga

dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang

cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari peningkatan pencemar ini adalah

estetika air laut dan terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat

sebagai dampak turunan. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan peningkatan parameter pencemar dengan

kondisi awal badan air penerima, walaupun saat ini kondisi rona lingkungan awal

untuk badan air penerima tersebut belum tercemar parah, sehingga dampaknya bersifat

penting.

Page 345: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 136

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik, karena badan air penerima saat ini belum tercemar berat

dan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, dan dimungkinkan terjadi self

purification untuk memurnikan atau mengembalikan kondisi alami badan air

penerima, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, perairan laut

tersebut masih memenuhi baku mutu, akan dicemari dengan pencemaran dari

pembongkaran dermaga, maka dianggap negatif penting

3.3.4. Peningkatan Sedimentasi

A. Pembongkan Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembongkaran dermaga seperti pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting

Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan mengakibatkan kekeruhan perairan

akibat dari air yang telah bercampur dengan material-material halus melimpah dan masuk

ke laut. Akibat dari kegiatan ini maka berpotensi meningkatkan sebaran sedimen sampai

jarak tertentu

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari timbulnya sedimentasi dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan adalah penduduk,

khususnya penduduk di desa pulo panjang dan desa argawana kecamatan pulo ampel,

yang baraktifitas disekitar jetty yang relatif sedikit sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Luas sebaran dampaknya meliputi daerah pembongkaran dermaga yang relatif kecil

dari lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Page 346: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 137

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama proses pembongkaran dermaga,

sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

peningkatan sedimentasi juga akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya

keresahan masyarakat karena kenyamanannya terganggu serta kemungkinan

timbulnya retakan pada bangunan/rumah. Oleh karena itu dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak terakumulasi karena bersifat sementara selama pekerjaan

pembongkaran dermaga dermaga sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pekerjaan selesai dilakukan, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan

pembongkaran dermaga, terhadap peningkatan sedimentasi dikategorikan dampak

penting.

3.3.5. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut

A. Pembongkaran Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembongkaran dermaga seperty pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting

Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan mempengaruhi lalu lintas di laut

khususnya perairan Teluk Banten. Lalu lalang kapal pengangkut material hasil bongkaran

diprakirakan akan mengganggu lalu lintas dan aktifitas nelayan. lokasi kegiatan merupakan

jalur lalu lintas laut bagi nelayan pada saat pulang maupun pergi melaut/ mencari ikan

khususnya nelayan yang dekat lokasi kegiatan dan penyebrangan ke pulo panjang

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari terganggunya kelancaran lalu lintas dapat

dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

Page 347: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 138

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah pengguna pengguna perairan sekitar

teluk banten dekat dengan lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Sebaran dampak perairan desa argawana hingga ke daerah pulo panjang hingga,

sehingga dampaknya bersifat penting

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama proses pengerukan dan

pembangunan dermaga, sehingga dampaknya bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Timbulnya getaran juga akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya keresahan

masyarakat karena kenyamanannya terganggu serta kemungkinan timbulnya retakan

pada bangunan/rumah. Oleh karena itu dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak terakumulasi karena bersifat sementara selama pekerjaan pengerukan

dan pembangunan dermaga sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pekerjaan selesai dilakukan, sehingga

dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan

dan pembangunan dermaga, terhadap lalu lintas laut dikategorikan dampak negatif

penting.

3.3.6. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Darat

A. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan mobilisasi & demobilisasi peralatan dan material bongkaran akan menimbulkan

gangguan terhadap lalu lintas darat. Pengangkutan hasil bongkaran melibatkan beberapa

Page 348: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 139

kendaraan truk, jumlah ritasi pengangkutan cukup tinggi. Kondisi lalu lintas terutama di

jalan Bojonegara terutama pada jam sibuk cukup padat dan pada waktu waktu tertentu

tersendat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka kegiatan mobilisasi & demobilisasi

peralatan dan material pasca operasi akan mempengaruhi lalu lintas di darat.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari terganggunya kelancaran lalu lintas dapat

dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah pengguna Jalan raya Bojonegara

khususnya di persimpangan jalan masuk ke lokasi kegiatan, sehingga dampaknya

bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Sebaran dampak terganggunya kelancaran lalu lintas meliputi ruas jalan raya

Bojonegara sepanjang ± 500 m, yaitu dari persimpangan sebelum jalan masuk ke

lokasi pembangunan hingga persimpangan setelah jalan masuk ke lokasi

pembangunan, sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas tergolong kecil karena jumlah ritasi pada saat puncaknya hanya 20 rit/hari,

namun jangka waktu kegiatan relatif lama, yaitu sekitar 8 bulan, sehingga dampaknya

bersifat penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Terganggunya kelancaran lalu lintas juga akan menimbulkan dampak terhadap

timbulnya keresahan masyarakat karena kenyamanannya terganggu. Oleh karena itu

dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak akan terakumulasi karena belangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu 8

bulan dan akan berlanjut hingga tahap operasi, sehingga dampaknya bersifat penting.

Page 349: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 140

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik sebab dampak yang ditimbulkan tidak bersifat permanen

dan akan berhenti ketika kegiatan selesai dilakukan, sehingga dampaknya bersifat

tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi

alat berat dan material terhadap terganggunya kelancaran lalu lintas dikategorikan dampak

negatif penting.

3.3.7. Terganggunya Biota Air

A) Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang diprakirakan menimbulkan

dampak penurunan kualitas air permukaan akibat meningkatnya TSS di badan air

penerima. Peningkatan TSS terjadi akibat ceceran material hasil bongkaran dan galian

terbawa oleh air hujan dan masuk ke badan air penerima dan akan menimbulkan dampak

lanjutan terhadap terganggunya biota air sebagai penghuninya.

Dari data diperoleh di sekitar lokasi proyek, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis

indeks keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak

proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara

1,11 – 2,22 dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya

kondisi perairan kisaran antara 3,05 – 7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi

pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau

stabilitas komunitas biota sedang. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang diperoleh

nilai sebesar 47% sehingga tergolong ke dalam kriteria sedang. Banyak ditemukan Rubble

(patahan karang mati) dan karang mati yang tertutup alga (Dead Coral Algae). Jenis

karang yang ditemukan adalah Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora Humilis,

Montipora capricornis, Favites flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites

cylindrical. Kondisi lamun di perairan pulau panjang pada saat pengambilan data

dilakukan hanya sedikit, karena lamun tertutup sedimen lumpur. Lamun yang

teridentifikasi masih hidup terdapat terdapat satu jenis yaitu Enhalus acoroides.

Tertutupnya lamun oleh sedimen menjadikan warna daun tidak hijau melainkan sudah

Page 350: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 141

berubah menjadi coklat. Hal ini dipengaruhi juga oleh musim hujan dimana, pada saat

musim hujan, lumpur yang ada didarata terbawa oleh air larian ke laut. Sehingga dengan

adanya peningkatan TSS yang masuk keperairan laut akan mempengaruhi kebereadaan

biota air disekitar lokasi. Tetapi pemakarsa akan membuat kolam retensi untuk

mengumpulkan air larian selama kontruksi, sehingga sebaran air larian dengan kekeruhan

yang tinggi akan terkontrol setelah disaring memungkin menurunkan konsentrasi TSS yang

akan masuk ke air laut.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh

kegiatan pembongkaran bangunan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah orang yang terkena dampak aktivitas nelayan lokal hanya sekitar lokasi

proyek, tidak seorang nelayan, sehingga dampaknya tidak penting

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Daerah penyebaran dampak tidak cukup luas, hanya sekitar lokasi kegiatan

dampaknya tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampaknya akan berlangsung hanya selama kegiatan persiapan lahan, sehingga

dampaknya tidak signifikan.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Tidak ada komponen lingkungan yang terkena dampak lainnya. Oleh karena itu,

dampaknya tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

dampaknya tidak kumulatif, dihasilkan oleh TSS yang dilakukan oleh limpasan ketika

hujan dan mengalir ke dalam air laut. Oleh karena itu, dampaknya tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan mundur (berhenti) pada saat pembangunan selesai, sehingga

dampaknya tidak signifikan.

Page 351: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 142

Berdasarkan pertimbangan ini, kegiatan dampak dekonstruksi Utama dan Fasilitas

Sekunder pada peningkatan TSS yang mengarah ke gangguan biota laut dianggap dampak

negatif tidak penting.

B. Pembongkaran Dermaga

Kegiatan pembongkaran dermaga seperti pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting

Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk dapat meningkatkan konsentrasi TSS

yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air disekitar lokasi kegiatan sampai jarak tertentu,

mengingat kualitas air laut sangat berpengaruh terhadap interaksi komponen lingkungan

yang ada di dalam perairan. Gangguan terhadap kualitas air laut khususnya peningkatan

kekeruhan akan memberikan dampak ikutan terhadap komponen biota air (plankton,

benthos, ikan, terumbu karang, serta biota pantai seperti lamun).

Dari data diperoleh di sekitar lokasi proyek, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis

indeks keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak

proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara

1,11 – 2,22 dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya

kondisi perairan kisaran antara 3,05 – 7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi

pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau

stabilitas komunitas biota sedang. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang diperoleh

nilai sebesar 47% sehingga tergolong ke dalam kriteria sedang. Banyak ditemukan Rubble

(patahan karang mati) dan karang mati yang tertutup alga (Dead Coral Algae). Jenis

karang yang ditemukan adalah Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora Humilis,

Montipora capricornis, Favites flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites

cylindrical. Kondisi lamun di perairan pulau panjang pada saat pengambilan data

dilakukan hanya sedikit, karena lamun tertutup sedimen lumpur. Lamun yang

teridentifikasi masih hidup terdapat terdapat satu jenis yaitu Enhalus acoroides.

Tertutupnya lamun oleh sedimen menjadikan warna daun tidak hijau melainkan sudah

berubah menjadi coklat. Hal ini dipengaruhi juga oleh musim hujan dimana, pada saat

musim hujan, lumpur yang ada didarata terbawa oleh air larian ke laut. Sehingga dengan

adanya peningkatan TSS yang masuk keperairan laut akan mempengaruhi kebereadaan

biota air disekitar lokasi.

Page 352: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 143

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh

kegiatan pembongkaran bangunan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk yang

memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak cukup luas, sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak berlangsung selama kegiatan pembongkaran bangunan dengan intensitas

yang cukup tinggi tergantung dari jumlah air larian, sehingga dampaknya bersifat

penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,

terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.

Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat hujan

dan terkumpul pada badan air penerima. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pembongkaran bangunan selesai,

sehingga dampaknya bersifat tidak penting.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan pembongkaran dermaga

terhadap terganggunya biota air dianggap negatif penting.

Page 353: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 144

3.3.8. Mata Pencaharian

A. Pembongkaran Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembongkaran dermaga seperti pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting

Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan mempengaruhi lalu lintas di laut

dan aktivitas nelayan khususnya di perairan Teluk Banten. Lalu lalang kapal pengangkut

material hasil bongkaran diprakirakan akan mengganggu alur pelayaran yang berarti akan

mengganggu aktifitas nelayan.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari mata pencaharian dapat dilihat dari kriteria

dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu masyarakat yang berprofesi

sebagai nelayan sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Kegiatan akan berpengaruh ke Desa yang berada di sekitar proyek seperti Desa

Argawana dan Pulopanjang di sekitarnya di Kecamatan pulo ampel. Oleh karena itu

diprakirakan dampak bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama pasca operasi dilakukan dengan

intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan

masyarakat, maka dampaknya bersifat penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap pasca operasi,

sehingga sifatnya penting.

Page 354: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 145

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak terhadap dapat berbalik, jika kegiatan pasca operasi telah selesai. Oleh karena

itu sifatnya penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan

pembongkaran dermaga dikategorikan negatif penting.

3.3.9. Penurunan Pendapatan

A. Pembongkaran Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan pembongkaran dermaga seperty pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting

Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan mempengaruhi lalu lintas di laut

dan aktivitas nelayan khususnya di perairan Teluk Banten. Lalu lalang kapal pengangkut

material hasil bongkaran diprakirakan akan mengganggu lalu lintas dan aktifitas nelayan.

Aktivitas pembongkaran akan mengganggu daerah tangkapan ikan. Dengan terganggunya

alur pelayaran yang artinya akan mengganggu aktivitas nelayan. Namun, berdasarkan

informasi yang diperoleh dari nelayan, tangkapan ikan tergantung musim. Sehingga

pendapatan nelayan tergantung musim itu sendiri dan tidak terganggu oleh aktivitas

proyek.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan pendapatan dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Tidak ada penduduk yang akan terkena dampak sehingga dampaknya bersifat tidak

penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Kegiatan akan berpengaruh ke Desa yang berada di sekitar proyek seperti Desa

Argawana dan desa lainnya di sekitarnya di Kecamatan pulo ampel. Oleh karena itu

diprakirakan dampak bersifat penting.

Page 355: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 146

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung sementara yaitu selama pasca operasi dilakukan dengan

intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak, maka dampaknya bersifat

tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak bersifat kumulatif sehingga sifatnya tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak dapat berbalik, jika kegiatan pasca operasi telah selesai karena akan

dilakukan pemutusan tenaga kerja. Oleh karena itu sifatnya tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan

pembongkaran dermaga terhadap penurunan pendapatan dikategorikan negatif tidak

penting.

3.3.10. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat

A.Pelepasan Tenaga Kerja Operasi; B.Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan

Material; C.Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang,

D.Pembongkaran Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Banyaknya tenaga kerja setempat (lokal) yang bekerja di proyek, serta adanya peluang

berusaha yang dapat dimanfaatkan penduduk setempat akan menyebabkan sikap dan

persepsi masyarakat menjadi positif terhadap proyek. Dampak kegiatan pelepasan tenaga

kerja menyebabkan penduduk yang bekerja diproyek akan kehilangan pekerjaan dan akan

merubah sikap dan persepsi masyarakat menjadi negatif terhadap kegiatan.

Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat pada kegiatan mobilisasi alat berat dan

material merupakan dampak turunan dari peningkatan kebisingan dan terganggunya lalu

lintas. Dampak kegiatan mobilisasi alat berat dan material dikatagorikan dampak penting

hipotetik terhadap peningkatan kebisingan dan terganggunya lalu lintas. Dampak yang

Page 356: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 147

ditimbulkan akan menyebabkan sikap dan persepsi negatif dimasyarakat bila tidak ada

pengelolaan yang dilakukan

Kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang berpotensi menimbulkan

sikap dan persepsi negatif masyarakat yang merupakan dampak turunan dari penurunan

kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air dan terganggunya biota air.

Kegiatan pembongkaran dermaga seperti pekerjaan pembongkaran platform (Jetty Head),

Breasting Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan menimbulkan dampak

terhadap lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan

menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Gangguan yang timbul adalah menurunnya

kualitas air laut, sedimentasi, terganggunya lalu lintas laut, gangguan biota air.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari timbulnya sikap dan persepsi negatif

masyarakat dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut :

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu penduduk sekitar pasar di wilayah

Desa Argawana dan Pulopanjang khususnyaumumnya di wilayah Kecamatan

Puloampel, sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran dampak diperkirakan meliputi wilayah Kecamatan puloampel

sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung sementara, karena diasumsikan pekerja akan lebih mudah

memperoleh pekerjaan di proyek lain karena sudah memiliki pengalaman kerja

terlebih apabila dibandingkan dengan yang belum mempunyai pengalaman kerja.

namun dengan intensitas yang tinggi. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah terjadinya konflik sosial,

maka dampaknya bersifat penting.

Page 357: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 148

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, sehingga sifatnya penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, karena dampak kegiatan konstruksi terhadap keresahan

masyarakat dapat berbalik jika sosialisasi mengenai kegiatan terus dilakukan dan

dilanjutkan dengan pemberian feed back yang pro aktif terhadap reaksi mayoritas yang

muncul seperti pelibatan masyarakat lokal dan lainnya. Oleh karena itu sifatnya tidak

penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak seluruh kegiatan pada

tahap pasca operasi terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif dikategorikan dampak

negatif penting.

3.3.11. Terjadinya Konflik Sosial

A.Pengadaan Tenaga Kerja Operasi; B.Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan

Material; C.Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang,

D.Pembongkaran Dermaga

1) Prakiraan Besaran Dampak

Banyaknya tenaga kerja setempat (lokal) yang bekerja di proyek, serta adanya peluang

berusaha yang dapat dimanfaatkan penduduk setempat akan menyebabkan sikap dan

persepsi masyarakat menjadi positif terhadap proyek. Dampak kegiatan pelepasan tenaga

kerja menyebabkan penduduk yang bekerja diproyek akan kehilangan pekerjaan dan akan

merubah sikap dan persepsi masyarakat menjadi negatif terhadap kegiatan dan akan

menimbulkan potensi konflik sosial di masyarakat.

Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat pada kegiatan mobilisasi alat berat dan

material akan berdampak turunan pada terjadinya konflik sosial. Sikap persepsi negatif

masyarakat terjadi akibat peningkatan kebisingan dan terganggunya lalu lintas. Dampak

yang ditimbulkan akan menyebabkan konflik sosial bila tidak ada pengelolaan yang

dilakukan.

Kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan fasilitas penunjang berpotensi menimbulkan

sikap dan persepsi negatif masyarakat yang merupakan dampak turunan dari penurunan

Page 358: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 149

kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air dan terganggunya biota air.

Bila dibiarkan persepsi masyarakat akan berubah menjadi konflik sosial.

Kegiatan pembongkaran dermaga seperti pekerjaan pembongkaran platform (Jetty Head),

Breasting Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan menimbulkan dampak

terhadap lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan

menimbulkan persepsi negatif masyarakat yang dapat memicu konflik. Gangguan yang

timbul adalah menurunnya kualitas air laut, sedimentasi, terganggunya lalu lintas laut,

gangguan biota air.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari terjadinya konflik sosial dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut :

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu sebagian masyarakat di wilayah

Desa Argawana dan Pulopanjang, namun akan meyebar ke wilayah sekitarnya,

sehingga dampaknya bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Wilayah sebaran diperkirakan hanya meliputi Desa Argawana dan Pulopanjang,

sehingga dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama pasca konstruksi dilakukan dengan

intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak, maka dampaknya bersifat

tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif karena terkait dengan dampak lainnya sehingga sifatnya

penting.

Page 359: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 150

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, jika kegiatan pasca operasi telah selesai serta sosialisasi

mengenai kegiatan terus dilakukan. Oleh karena itu sifatnya penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pasca

konstruksi terhadap terjadinyanya potensi konflik sosial dikategorikan dampak negatif

penting.

3.3.12. Gangguan Kesehatan Lingkungan

A. Mobilisasi Alat berat dan Material

1) Prakiraan Besaran Dampak

Komponen Kesehatan lingkungan adalah dampak yang berasal dari kualitas udara menurun

dan peningkatan kebisingan. masalah kesehatan lingkungan mobilisasi dan demobilisasi

alat berat dan material yang disebabkan oleh penurunan kualitas udara yang berasal dari

kendaraan mobilitas. Kegiatan ini menghasilkan peningkatan debu lokal ketika kendaraan

bergerak melalui jalan-jalan, terutama selama musim kemarau Konsentrasi debu di lokasi

tertinggi saat ini (baseline) adalah 200,44 ug / m3, sedangkan dengan mobilisasi

kendaraan, nilai diharapkan meningkat menjadi 1,159.03 ug / m3. Nilai konsentrasi debu

telah melebihi baku mutu lingkungan yang disebutkan dalam sejumlah peraturan

pemerintah 41 tahun 1999, yang merupakan 230 ug / m3. Ini menunjukkan bahwa

konsentrasi debu dari peningkatan kendaraan untuk 5,8 kali polusi debu dan penyebab

masalah kesehatan di masyarakat. Berdasarkan data dari Pulo Ampel klinik Umum, jenis

penyakit yang memiliki jumlah tertinggi pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),

pada tahun 2012 jumlah pasien 380 orang, tahun 2014 adalah 2.716 orang, dan pada tahun

2015 meningkat menjadi 3.089 orang-orang. Paparan debu akibat mobilisasi juga akan

menyebar ke radius 18,8 m dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan entri yang

dilewati oleh kendaraan. Ada aproximately 10 rumah di sekitar area entri. Dengan

demikian, besarnya dampak yang relatif besar. masalah kesehatan lingkungan mobilisasi

dan demobilisasi alat berat dan material yang disebabkan oleh peningkatan kebisingan

yang berasal dari kendaraan yang digunakan, yaitu Dump Truck, Mixer / Molen, Welding

Machine dan peralatan konstruksi lainnya. Kendaraan akan melewati aktivitas orang

seperti perumahan, toko / kios, dan lain-lain yang terletak berdekatan dengan pintu masuk

Page 360: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 151

ke lokasi kegiatan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, kebisingan di lokasi

diperkirakan akan mencapai nilai tertinggi dan distribusi 65,8 dBA noise terjadi pada

radius 75 m dari lokasi kegiatan. nilai telah melebihi baku mutu lingkungan (55 dBA untuk

daerah perumahan) dan dengan demikian berpotensi menyebabkan masalah kesehatan di

masyarakat sekitar karena ada pemukiman dekat dengan entri. Dengan demikian, besarnya

dampak yang relatif besar.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat

dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

penduduk yang terkena dampak sebaran partikel debu adalah penduduk yang tinggal

dalam radius wilayah 18,8 m dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan akses

masuk lokasi kegiatan yang dilewati oleh kendaraan (40 orang / ± 10 rumah); Jumlah

orang yang terkena distribusi kebisingan warga di daerah dalam radius 175 m dari

lokasi yang digunakan untuk memobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material

konstruksi terutama orang-orang tinggal di dekat akses masuknya aktivitas di mana

kendaraan melewati (40 orang / ± 10 rumah). Oleh karena itu, dampaknya diprediksi

bersifat penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Daerah penyebaran dampak mencakup radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan,

khususnya di pemukiman dekat dengan entri yang dilewati oleh kendaraan; dampak

akibat kebisingan mencakup radius sekitar 175 m dari lokasi kegiatan. Oleh karena itu,

dampaknya bersifat penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan

konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak adalah peningkatan morbiditas.

Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan.

Page 361: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 152

e. Sifat kumulatif dampak

Dampak yang terjadi bersifat sementara, akan berhenti pada saat kegiatan berhenti.

Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Sebagian besar dampak dapat dipulihkan melalui pengelolaan yang ada. Oleh karena

itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi

alat berat dan material terhadap gangguan kesehatan lingkungan dikategorikan dampak

negatif penting.

B. Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

Gangguan kesehatan lingkungan adalah dampak turunan berasal dari penurunan kualitas

udara, kebisingan meningkat, dan degradasi kualitas air yang terjadi dalam kegiatan

pembongkaran fasilitas utama dan infrastruktur pendukung. masalah kesehatan lingkungan

dari kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan prasarana pendukung yang disebabkan

oleh penurunan kualitas udara yang berasal dari penggunaan alat berat pekerjaan

penggalian dan pembongkaran bangunan. kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan

fasilitas pendukung seluas 11,25 ha menghasilkan peningkatan debu lokal selama alat

bekerja, terutama di musim kemarau. Konsentrasi debu di lokasi tertinggi saat ini

(baseline) adalah 200,4 ug / m3 sedangkan kehadiran kegiatan pembongkaran, nilai

diperkirakan akan meningkat hingga 4,6 kali untuk 927,22 ug / m3. Nilai konsentrasi debu

telah melebihi baku mutu lingkungan hidup, yang diterbitkan dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 1999 adalah 230 ug / m3. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan fasilitas

pembongkaran utama berpotensi menyebabkan masalah kesehatan di masyarakat.

Berdasarkan data dari Pulo Ampel klinik Umum, jenis penyakit jumlah tertinggi pasien

infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pada tahun 2012 jumlah pasien sebanyak 380

orang, tahun 2014 seperti di 2716, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 3.089 orang-

orang. Paparan debu akibat aktivitas pembongkaran fasilitas utama dan prasarana

pendukung juga diharapkan menyebar ke radius 23,5 m dari lokasi kegiatan, terutama ke

selatan karena angin dominan bertiup dari utara. Namun, jarak arus dari lokasi kegiatan

pembukaan lahan pemukiman terdekat adalah ± 500 m sehingga distribusi debu tidak

Page 362: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 153

diharapkan untuk mencapai pemukiman. Dengan demikian, besarnya dampak yang relatif

kecil. .

masalah kesehatan lingkungan dari kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan prasarana

pendukung yang disebabkan oleh peningkatan suara yang datang dari operasi alat berat.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, kebisingan di lokasi diperkirakan akan

mencapai nilai tertinggi dan distribusi 85 dBA noise terjadi hingga radius 50 m dari lokasi

kegiatan. nilai telah melebihi baku mutu lingkungan (55 dBA untuk daerah perumahan)

dan dengan demikian berpotensi menyebabkan masalah kesehatan di masyarakat sekitar.

Namun, jarak dari lokasi persiapan lahan untuk pemukiman terdekat yang ± 500 m,

sehingga distribusi suara tidak diharapkan untuk warga. Dengan demikian, besarnya

dampak yang relatif kecil. masalah kesehatan lingkungan dari kegiatan pembongkaran

fasilitas utama dan prasarana pendukung juga disebabkan oleh penurunan kualitas air laut

yang berasal dari fasilitas pembongkaran material yang tumpah dilakukan oleh air hujan

dan ke badan air penerima. Hal ini akan meningkatkan padatan tersuspensi (TSS) di badan

air penerima. Peningkatan TSS tidak memiliki efek langsung pada kesehatan tetapi

menurunkan estetika lingkungan. Peningkatan TSS akan menimbulkan masalah kesehatan

ketika air digunakan sebagai sumber air bersih. ketersediaan Gangguan sumber air bersih

akan membantu proses distribusi dan pengembangan kuman. limpasan material dari

kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan prasarana pendukung, terutama membangun

tanah dan bahan lainnya dicuci ke badan air berpotensi meningkatkan kehadiran

mikroorganisme patogen dalam air sehingga risiko masalah kesehatan bagi orang-orang

yang berada dalam kontak dengan air yang terkontaminasi. Saat ini kualitas air TSS

mengandung tinggi 32,04 mg / L dan jauh di bawah standar kualitas Keputusan LH Nomor

51 tahun 2004, namun hasil perhitungan menunjukkan bahwa beban pencemaran dari TSS

akan lebih tinggi dengan adanya kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan penunjang

infrastruktur untuk mencapai 2.451,32 mg / L. Namun, hasil survei menunjukkan bahwa

tidak ada orang yang menggunakan air laut sebagai sumber air bersih dan kemungkinan

kontak dengan air laut relatif kecil karena pemukiman yang jauh dari laut. Kali ini lokasi

jarak ke aktivitas pemukiman terdekat adalah ± 500 m. Selanjutnya, saluran air akan

dibangun mengarah ke laut timur sehingga mengandung tinggi TSS air bukan tentang

permukiman yang terletak di laut barat. Hal ini menunjukkan besarnya dampak masalah

kesehatan lingkungan akibat degradasi kualitas air relatif kecil.

Page 363: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 154

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat

dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Tidak ada orang yang terkena distribusi partikel debu karena wilayah distribusi

meliputi radius sekitar 23,5 m dari kegiatan konstruksi, jarak ini lebih kecil dari jarak

ke perumahan yang ± 500 m; tidak ada orang yang terkena oleh kebisingan meningkat

karena jarak dari lokasi kegiatan untuk penduduk setempat adalah ± 500 m, sedangkan

distribusi dampak mulai 10-50 m; tidak ada orang dipengaruhi oleh peningkatan TSS

karena tidak ada orang yang menggunakan air laut. Oleh karena itu, dampaknya

diprediksi akan tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Dalam daerah yang terkena tidak ada daerah pemukiman. Oleh karena itu, dampaknya

diprediksi akan tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampaknya berlangsung hanya selama kegiatan pembongkaran. Oleh karena itu,

dampaknya diprediksi akan tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak peningkatan morbiditas karena

timbulnya vektor penyakit tetapi akan diperlakukan dengan baik. Oleh karena itu,

dampaknya diprediksi akan tidak signifikan.

e. Sifat kumulatif dampak

Dampaknya terjadi bersifat sementara, akan berhenti ketika aktivitas berhenti. Oleh

karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Sebagian besar dampaknya dapat dipulihkan melalui manajemen yang ada. Oleh

karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak signifikan.

Page 364: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 155

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan

pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang terhadap gangguan kesehatan

lingkungan dikategorikan dampak negatif tidak penting.

3.3.13. Peningkatan Angka Kesakitan

A. Mobilisasi Alat berat dan Material

1) Prakiraan Besaran Dampak

Mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan kegiatan bahan akan berdampak pada kesehatan

peningkatan morbiditas karena lingkungan terganggu. Morbiditas (penyakit) adalah suatu

kondisi sakit, penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup.

Peningkatan morbiditas (angka penyakit) merupakan turunan dari dampak kualitas udara

menurun dan meningkat kebisingan. Efek kesehatan dari menghirup partikel debu ke

potensi saluran pernapasan menyebabkan asma, pilek, Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA), dan gangguan paru-paru. Sementara kontak langsung dengan debu dapat

menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengendapan debu di paru-paru dipengaruhi oleh

beberapa faktor, termasuk jenis dan karakteristik dari debu itu sendiri. Durasi paparan dan

daya tahan seseorang juga dipengaruhi oleh efek dari paparan debu akan muncul. Semakin

tinggi konsentrasi partikel debu di udara dan semakin lama paparan berlangsung,

kemungkinan jumlah partikel yang menetap di paru-paru juga berkembang. Data

Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan bahwa penyakit pernapasan dan batuk adalah antara

10 penyakit utama yang sering timbul dalam tiga tahun terakhir. Hasil survei juga

menunjukkan bahwa responden dan anggota keluarga sering mengalami gangguan

pernapasan. Dengan demikian, dengan mobilisasi alat dan bahan berat kegiatan, prevalensi

penyakit ini diperkirakan akan meningkat. Dengan demikian, morbiditas (kesakitan) secara

umum sekitar lokasi kegiatan diperkirakan meningkat juga. Efek kesehatan dari paparan

kebisingan berulang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, terutama dalam

persidangan (tuli sementara dan tuli permanen). Jenis gangguan di persidangan sangat

dipengaruhi oleh tingginya tingkat kebisingan, paparan panjang, pola dan spektrum suara,

sensitivitas individu, keadaan kesehatan dan pengaruh obat-obatan. Gangguan pendengaran

umumnya mulai muncul setelah terpapar kebisingan> 85 dBA. Selain gangguan

pendengaran (auditory), gangguan fisiologis, psikologis dan komunikasi juga dapat muncul

dikategorikan sebagai gangguan non-pendengaran. gangguan fisiologis yang dimaksud

Page 365: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 156

meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan munculnya pusing / vertigo.

gangguan psikologis kebisingan dapat mencakup kurangnya konsentrasi, insomnia, stres,

kelelahan dan sebagainya. Selain itu, kebisingan dapat mengganggu komunikasi karena

gangguan kejernihan suara mengakibatkan kesalahan informasi atau sinyal yang diterima.

Ancaman terhadap keamanan bisa menjadi dampak dari gangguan komunikasi. Dalam

mobilisasi alat berat dan kegiatan pembangunan, masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi

proyek akan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan yang disebabkan oleh kebisingan

dari mesin kendaraan. Berdasarkan perhitungan, kebisingan hingga radius 75 m dari lokasi

kegiatan mobilisasi akan menyebabkan masalah kesehatan karena melebihi standar kualitas

yang ada. profil kesehatan Kecamatan Pulo Ampel menunjukkan bahwa tekanan darah

tinggi (hipertensi) termasuk dalam sepuluh penyakit dalam tiga tahun terakhir. Hal ini

menunjukkan bahwa mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan kegiatan bahan berpotensi

menyebabkan peningkatan prevalensi hipertensi (gangguan fisiologis). Dengan demikian,

morbiditas (kesakitan) secara umum sekitar lokasi kegiatan diperkirakan meningkat juga..

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat

dari kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Penduduk yang terkena distribusi partikel debu adalah penduduk yang tinggal dalam

radius wilayah 18,8 m dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan entri yang dilalui

oleh kendaraan dengan 40 orang (10 rumah) berisiko; Orang yang terkena distribusi

kebisingan warga di daerah dalam radius 75 m dari lokasi yang digunakan untuk

memobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material terutama orang-orang tinggal di

dekat akses masuknya aktivitas di mana kendaraan melewati dengan 40 orang (10

rumah) beresiko. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Daerah penyebaran dampak mencakup radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan

konstruksi, khususnya di pemukiman dekat dengan entri yang dilewati oleh kendaraan;

dampak akibat kebisingan mencakup radius sekitar 75 m dari lokasi kegiatan. Oleh

karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan.

Page 366: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 157

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas o f dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat kegiatan mobilisasi.

Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak penting.

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Tidak ada komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak. Oleh karena itu,

dampaknya diprediksi akan tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Sifat dampak yang akan terakumulasi karena berinteraksi dengan morbiditas lain di

sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya dapat dipulihkan. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak

penting.

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi

alat berat dan material terhadap gangguan kesehatan lingkungan dikategorikan dampak

negatif penting.

B. Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang

1) Prakiraan Besaran Dampak

kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan fasilitas pendukung tanah akan berdampak

pada kesehatan peningkatan morbiditas karena lingkungan terganggu. Morbiditas

(penyakit) adalah suatu kondisi sakit, penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan

kualitas hidup. Peningkatan morbiditas (angka penyakit) merupakan turunan dari dampak

penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air. Efek

kesehatan dari menghirup partikel debu ke potensi saluran pernapasan menyebabkan asma,

pilek, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan gangguan paru-paru. Sementara

kontak langsung dengan debu dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengendapan

debu di paru-paru dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk jenis dan karakteristik dari

debu itu sendiri. Durasi paparan dan daya tahan seseorang juga dipengaruhi oleh efek dari

paparan debu akan muncul. Semakin tinggi konsentrasi partikel debu di udara dan semakin

lama paparan berlangsung, kemungkinan jumlah partikel yang menetap di paru-paru juga

berkembang. Data Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan bahwa penyakit pernapasan dan

Page 367: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 158

batuk di antara 10 penyakit utama yang sering timbul dalam tiga tahun terakhir. Hasil

survei juga menunjukkan bahwa responden dan anggota keluarga sering mengalami

gangguan pernapasan. Namun, masalah kesehatan lingkungan yang berasal dari

peningkatan debu tidak signifikan karena penyebarannya tidak sampai ke pemukiman

demikian, kegiatan pembongkaran sarana prasarana pendukung dan potensi rendah

meningkatkan prevalensi infeksi pernapasan, batuk dan gangguan pernapasan lainnya,

terutama di desa kecamatan Pulo Ampel Argawana. Efek kesehatan dari paparan

kebisingan berulang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, terutama dalam

persidangan (tuli sementara dan permananen tuli). Jenis gangguan di persidangan sangat

dipengaruhi oleh tingginya tingkat kebisingan, paparan panjang, pola dan spektrum suara,

sensitivitas individu, keadaan kesehatan dan pengaruh obat-obatan. Gangguan pendengaran

umumnya mulai muncul setelah terpapar kebisingan> 85 dBA. Selain gangguan

pendengaran (auditory), gangguan fisiologis, psikologis dan komunikasi juga dapat muncul

dikategorikan sebagai gangguan non-pendengaran. gangguan fisiologis yang dimaksud

meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan munculnya pusing / vertigo.

gangguan psikologis kebisingan dapat mencakup kurangnya konsentrasi, insomnia, stres,

kelelahan dan sebagainya. Selain itu, kebisingan dapat mengganggu komunikasi karena

gangguan kejernihan suara mengakibatkan kesalahan informasi atau sinyal yang diterima.

Ancaman terhadap keamanan bisa menjadi dampak dari gangguan komunikasi. Dalam

fasilitas utama pembongkaran kegiatan dan sarana penunjang tanah, masyarakat yang

tinggal di sekitar lokasi proyek akan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan yang

disebabkan karena suara dari mesin yang digunakan alat berat. Berdasarkan perhitungan,

kebisingan hingga radius 80 m dari lokasi kegiatan akan menyebabkan masalah kesehatan

karena melebihi standar kualitas yang ada. Ampel Pulo profil kesehatan kecamatan

menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk dalam sepuluh penyakit

dalam tiga tahun terakhir. Namun, masalah kesehatan lingkungan yang berasal dari

peningkatan suara tidak signifikan karena penyebarannya tidak sampai ke pemukiman ini

menunjukkan bahwa kegiatan pembongkaran sarana prasarana pendukung dan potensi

rendah mengakibatkan peningkatan prevalensi hipertensi (gangguan fisiologis) selain

pendengaran kerugian sebagai masalah kesehatan utama. Efek kesehatan dari peningkatan

TSS dalam tubuh air meningkat kuman. Kuman adalah mikroorganisme patogen dalam air

dengan konsentrasi tinggi TSS. Mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit.

degradasi kualitas air akan menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti dermatitis, air

Page 368: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 159

borne diseases (penyakit menular melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen dari

pasien atau karier) kolera, tipus, hepatitis dan disentri, penyakit berbasis air (penyakit yang

ditularkan melalui air kepada orang lain melalui pasokan air sebagai tuan rumah (host)

menengah) misalnya Schistosomiasis (infeksi cacing parasit) dan air penyakit dicuci

(penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan pribadi dan

air alat bantu kesehatan, terutama dapur dan peralatan makan) seperti diare. Hasil survei

dan data Pulo Ampel Health Center menunjukkan bahwa penyakit kulit seperti dermatitis

dan diare, sering dialami oleh orang-orang di sekitar lokasi kegiatan. Namun, masalah

kesehatan lingkungan yang berasal dari peningkatan TSS di badan air tidak signifikan

karena penyebarannya tidak sampai ke pemukiman penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa

kegiatan pembongkaran sarana prasarana pendukung dan potensi memimpin rendah untuk

peningkatan prevalensi dermatitis dan gangguan lain yang serupa.

2) Penentuan Sifat Penting Dampak

Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan morbiditas dapat dilihat dari

kriteria dampak sebagai berikut:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak

Tidak ada orang yang terkena distribusi partikel debu karena wilayah distribusi

meliputi radius sekitar 23,5 m dari kegiatan konstruksi, jarak ini lebih kecil dari jarak

ke perumahan yang ± 500 m; tidak ada orang yang terkena oleh kebisingan meningkat

karena jarak dari lokasi kegiatan untuk penduduk setempat adalah ± 500 m, sedangkan

distribusi dampak mulai 10-50 m; tidak ada orang dipengaruhi oleh peningkatan TSS

karena tidak ada orang yang menggunakan air laut. Oleh karena itu, dampaknya

diprediksi tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Tidak ada daerah pemukiman yang terkena dampak. Oleh karena itu, dampaknya

diprediksi tidak penting.

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak rendah dan terjadi hanya pada saat pengembangan kegiatan

dekonstruksi. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak penting.

Page 369: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 160

d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

Tidak ada komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak karena dampaknya

tidak mempengaruhi hingga setiap pemukiman. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi

akan tidak penting.

e. Sifat kumulatif dampak

Sifat dampaknya tidak akan terakumulasi karena tidak meningkat. Oleh karena itu,

dampak diperkirakan sebagai dampak tidak penting.

f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampaknya dapat dipulihkan. Oleh karena itu, dampak diperkirakan sebagai hasil

tidak penting.

Berdasarkan uraian kriteria penting dari dampak, dampak dari pembongkaran fasilitas dan

infrastruktur untuk meningkatkan morbiditas (kesakitan) mendukung dikategorikan

sebagai dampak negatif tidak penting.

Page 370: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

III - 161

Tabel 3.12. Hasil Prakiraan Dampak Penting

KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI

JENIS KEGIATAN

KOMPONEN

LINGKUNGAN

Pen

gad

aan T

enag

a K

erja

Mo

bil

isas

i d

an

Dem

ob

ilis

asi

Ala

t b

erat

dan

Mat

eria

l K

on

stru

ksi

Per

siap

an L

ahan

Pem

ban

gun

an F

asil

itas

Uta

ma

dan

Sar

ana

Pen

unja

ng

D

arat

Pen

ger

ukan

d

an

Pem

buan

gan

H

asil

Ker

ukan

(du

mpin

g)

Pem

ban

gu

nan

Der

mag

a

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Pen

gad

aan T

enag

a K

erja

Pro

ses

Reg

asif

ikas

i

Pen

gop

eras

ian D

erm

aga

Pem

elih

araa

n F

asil

itas

Ter

min

al L

NG

dan

Der

mag

a

Pem

elih

araa

n A

lau

r P

elay

aran

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Op

eras

i

Mo

bil

isas

i d

an

Dem

ob

ilis

asi

Ala

t b

erat

dan

Mat

eria

l

Pem

bo

ngk

aran

Fas

ilit

as U

tam

a dan

Sar

ana

Pen

unja

ng

Pem

bo

ngk

aran

Der

mag

a (J

etty

)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

A. FISIK-KIMA

1. Kualitas Udara

DP DTP DTP

DP

DP DP

2. Kebisingan

DP DTP DTP

DP DP DP

3. Air Larian run off

DTP DTP

4. Kualitas Air

DTP DTP DP DP

DP DP DP DP DP DP

5. Hidrooceanografi

a. Arus DTP DTP

DTP

b. Gelombang DTP DTP DP

c. Abrasi DTP DTP DP

d. Sedimentasi DP DP DP DP

6. Transportasi

a. Lalu lintas laut

DP DP DP DP DP

DP

b. Lalulintas Darat DP DP

B. BIOLOGI

7. Biota Air

DP DP DP DP

DP DP DP DP DP DP

C. SOSIAL EKONOMI

BUDAYA

8. Mata Pencaharian DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP

9. Pendapatan Masyarakat DP DP DP DP DP DP

Page 371: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 162

KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI

JENIS KEGIATAN

KOMPONEN

LINGKUNGAN

Pen

gad

aan T

enag

a K

erja

Mo

bil

isas

i d

an

Dem

ob

ilis

asi

Ala

t b

erat

dan

Mat

eria

l K

on

stru

ksi

Per

siap

an L

ahan

Pem

ban

gun

an F

asil

itas

Uta

ma

dan

Sar

ana

Pen

unja

ng

D

arat

Pen

ger

ukan

d

an

Pem

buan

gan

H

asil

Ker

ukan

(du

mpin

g)

Pem

ban

gu

nan

Der

mag

a

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Pen

gad

aan T

enag

a K

erja

Pro

ses

Reg

asif

ikas

i

Pen

gop

eras

ian D

erm

aga

Pem

elih

araa

n F

asil

itas

Ter

min

al L

NG

dan

Der

mag

a

Pem

elih

araa

n A

lau

r P

elay

aran

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Op

eras

i

Mo

bil

isas

i d

an

Dem

ob

ilis

asi

Ala

t b

erat

dan

Mat

eria

l

Pem

bo

ngk

aran

Fas

ilit

as U

tam

a dan

Sar

ana

Pen

unja

ng

Pem

bo

ngk

aran

Der

mag

a (J

etty

)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

10. Sikap dan Persepsi

Masyarakat DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP

11. konflik Sosial DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP D. KESEHATAN

MASYARAKAT

12. Kesehatan Lingkungan

DP DTP DTP

DP DTP

13. Morbiditas DP DTP DTP

DP DTP

Keterangan: DP = Dampak Penting; DTP = Dampak Tidak Penting

Page 372: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB IVEVALUASI SECARA HOLISTIK

TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

Page 373: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

IV - 1

BAB IV

EVALUASI SECARA HOLISTIK

TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara oleh PT. Nusantara Gas Service

diprakirakan akan menimbulkan dampak penting bagi lingkungan. Dampak penting yang

diakibatkan oleh kegiatan proyek pada masing - masing tahapan yaitu tahap konstruksi dan

operasi apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan gangguan terhadap

komponen lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan

masyarakat.

Telaah dampak penting dimaksudkan untuk mengkaji dampak penting hipotetik yang telah

diidentifikasi secara lebih komprehensif dengan mempertimbangkan keterkaitan antara

suatu dampak dengan dampak lainnya. Komponen lingkungan hidup yang menjadi

reseptor perubahan dan dampak lingkungan pada hakekatnya dapat merupakan suatu

kesatuan entitas yang saling terkait, saling mempengaruhi, dan saling membentuk satu

kesatuan dampak.

4.1. Telaahan Terhadap Dampak Lingkungan yang Diprakirakan Terjadi

Setiap dampak yang tergolong Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang diuraikan dalam

Bab Prakiraan Dampak Penting sebelumnya digunakan sebagai bahan evaluasi lebih lanjut.

Berbagai DPH tersebut dibahas dalam evaluasi walaupun tidak tergolong penting karena

akan mempertimbangan ruang dan waktu terjadinya dampak dari mulai tahap, konstruksi

dan operasi. Dampak tersebut diuraikan berdasarkan urutan terbanyak jumlah DPH dalam

Tabel 4.1 dan jumlah garis dampak yang ditampilkan dalam Gambar 4.1

Page 374: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 2

Tabel 4.1. Evaluasi Dampak Penting

KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI

JENIS KEGIATAN

KOMPONEN

LINGKUNGAN

Pen

gad

aan T

enag

a K

erja

Mo

bil

isas

i d

an

Dem

ob

ilis

asi

Ala

t b

erat

dan

Mat

eria

l K

on

stru

ksi

Per

siap

an L

ahan

Pem

ban

gun

an F

asil

itas

Uta

ma

dan

Sar

ana

Pen

unja

ng

D

arat

Pen

ger

ukan

d

an

Pem

buan

gan

H

asil

Ker

ukan

(du

mpin

g)

Pem

ban

gu

nan

Der

mag

a

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Pen

gad

aan T

enag

a K

erja

Pro

ses

Reg

asif

ikas

i

Pen

gop

eras

ian D

erm

aga

Pem

elih

araa

n F

asil

itas

Ter

min

al L

NG

dan

Der

mag

a

Pem

elih

araa

n A

lau

r P

elay

aran

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Op

eras

i

Mo

bil

isas

i d

an

Dem

ob

ilis

asi

Ala

t b

erat

dan

Mat

eria

l

Pem

bo

ngk

aran

Fas

ilit

as U

tam

a dan

Sar

ana

Pen

unja

ng

Pem

bo

ngk

aran

Der

mag

a (J

etty

)

Ju

mla

h

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

A. FISIK-KIMA

1. Kualitas Udara

DP DTP DTP

DP

DP DP 4 DP + 2

DTP

2. Kebisingan

DP DTP DTP

DP DP DP 4 DP + 2

DTP

3. Air Larian run off

DTP DTP

2 DTPP

4. Kualitas Air

DTP DTP DP DP

DP DP DP DP DP DP 8 DP +2

DTP

5. Hidrooceanografi

a. Arus DTP DTP

DTP 3 DTP

b. Gelombang DTP DTP DP 1 DP + 2

DTP

c. Abrasi DTP DTP DP 1 DP + 2

DTP

d. sedimentasi DP DP DP DP 4 DP

6. Transportasi

a. Lalu lintas laut

DP DP DP DP DP

DP 6 DP

b. Lalulintas Darat DP DP 2 DP

B. BIOLOGI

7. Biota Air

DP DP DP DP

DP DP DP DP DP DP 10 DP

C. SOSIAL EKONOMI

Page 375: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 3

KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI

JENIS KEGIATAN

KOMPONEN

LINGKUNGAN

Pen

gad

aan T

enag

a K

erja

Mo

bil

isas

i d

an

Dem

ob

ilis

asi

Ala

t b

erat

dan

Mat

eria

l K

on

stru

ksi

Per

siap

an L

ahan

Pem

ban

gun

an F

asil

itas

Uta

ma

dan

Sar

ana

Pen

unja

ng

D

arat

Pen

ger

ukan

d

an

Pem

buan

gan

H

asil

Ker

ukan

(du

mpin

g)

Pem

ban

gu

nan

Der

mag

a

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Pen

gad

aan T

enag

a K

erja

Pro

ses

Reg

asif

ikas

i

Pen

gop

eras

ian D

erm

aga

Pem

elih

araa

n F

asil

itas

Ter

min

al L

NG

dan

Der

mag

a

Pem

elih

araa

n A

lau

r P

elay

aran

Pel

epas

an T

enag

a K

erja

Op

eras

i

Mo

bil

isas

i d

an

Dem

ob

ilis

asi

Ala

t b

erat

dan

Mat

eria

l

Pem

bo

ngk

aran

Fas

ilit

as U

tam

a dan

Sar

ana

Pen

unja

ng

Pem

bo

ngk

aran

Der

mag

a (J

etty

)

Ju

mla

h

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

BUDAYA

8. Mata Pencaharian DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP 10 DP

9. Pendapatan Masyarakat DP DP DP DP DP DP 6 DTP

10. Sikap dan Persepsi Masyarakat

DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP 16 DP

11. konflik Sosial DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP 16 DP

D. KESEHATAN

MASYARAKAT

12. Kesehatan Lingkungan

DP DTP DTP

DP DTP

2 DP + 3

DTP

13. Morbiditas DP DTP DTP

DP DTP

2 DP + 3

DTP

Jumlah

3 DP 7 DP 5 DP + 4 DTP

5 DP + 4 DTP

8 DP + 3 DTP

8 DP

+

3 DTP

3 DP 3 DP 9 DP 7 DP 5 DP 10 Dp + 1 DTP

2 DP 7 DP 6 DP + 2 DTP

8 DP

Keterangan: DP = Dampak Penting; DTP: Dampak Tidak Penting

Page 376: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 4

Konstruksi

Penurunan

Kualitas udara

Peningkatan

kebisingan

Peningkatan

Run Off

Terbukanya

Kesempatan Kerja

dan Berusaha

Terganggunya

kesehatan

lingkungan

Peningkatan

morbiditas

Terganggunya

Kelancaran Lalu

Lintas Laut

Sikap dan Persepsi

Masyarakat

Penurunan

Kualitas Air

Permukaan

OPERASI

Pemeliharaan

Fasilitas

Terminal LNG

dan Dermaga

Pengadaan

Tenaga Kerja

Pembongkaran

Dermaga

Pengadaan

Tenaga Kerja

Mobilisasi alat

berat &

material

Persiapan

Lahan Lahan

Pembangunan

fasilitas utama dan

sarana penunjang

Gelombang Abrasi

Konflik Sosial

Sedimentasi

PASACA OPERASI

Pengerukan dan

pembuangan hasil

kerukan

Pembangunan

Dermaga

Proses

regasifikasi

Pengoperasian

Dermaga

Pemeliharaan

Alur Pelayaran

Pelepasan

Tenaga Kerja

Operasi

Mobilisasi dan

demobilisasi alat

berat dan

material

Pembongkaran

Fasilitas Utama

dan Sarana

Penunjang

Terganggunya

Kelancaran Lalu

Lintas Darat

Penurunan

Pendapatan

Terganggunya

Biota Air

Gambar 4.1. Evaluasi Dampak Penting

Page 377: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

IV - 5

4.1.1. Dampak yang Terjadi pada Ruang dan Waktu yang Sama

Berdasarkan Tabel 4.1 Gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa jumlah dampak yang terjadi

dalam ruang (lokasi) dan waktu yang sama adalah 10 dampak penting (DP) yang terjadi

pada tahap operasi karena terdapat kegiatan yang menimbulkan dampak secara bersamaan.

Namun demikian, dalam tahap konstruksi juga terdapat dampak-dampak yang dapat

terakumulasi. Dampak yang ditimbulkan tersebut terdiri dari dampak primer dan dampak

sekunder yang akan bermuara kepada timbulnya keresahan masyarakat, serta terjadinya

konflik sosial. Berbagai dampak tersebut adalah:

1) Penurunan kualitas udara merupakan dampak primer yang ditimbulkan dari kegiatan

Mobilisasi alat dan material konstruksi, mobilisasi alat dan material serta

pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang pada tahap pasca operasi yang

akan menimbulkan dampak turunan terhadap gangguan kesehatan lingkungan,

peningkatan morbiditas serta timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan

konflik sosial.

2) Peningkatan kebisingan merupakan dampak primer yang ditimbulkan dari kegiatan

Mobilisasi alat dan material konstruksi, mobilisasi alat dan material pada tahap pasca

operasi yang akan menimbulkan dampak turunan terhadap gangguan kesehatan

lingkungan, peningkatan morbiditas serta timbulnya sikap dan persepsi negatif

masyarakat dan konflik sosial.

3) Peningkatan air larian (run off) merupakan dampak primer yang ditimbulkan dari

kegiatan pematangan lahan dan kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana

penunjang pada tahap konstruksi yang dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap

penurunan kualitas air, gangguan biota air, timbulnya sikap dan persepsi negatif

masyarakat dan konflik sosial.

4) Perubahan gelombang merupakan dampak primer yang ditimbulkan dari kegiatan

pemeliharaan alur pelayaran pada tahap operasi yang dapat menimbulkan dampak

lanjutan terhadap terjadinya abrasi dan peningkatan kekeruhan, terganggunya biota air,

timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.

5) Terjadinya abrasi merupakan dampak turunan dari perubahan gelombang yang

ditimbulkan dari kegiatan pemeliharaan alur pelayaran pada tahap operasi yang dapat

menimbulkan dampak lanjutan terhadap, terganggunya biota air, timbulnya sikap dan

persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.

Page 378: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 6

6) Peningkatan kekeruhan merupakan turunan yang ditimbulkan dari kegiatan

pemeliharaan alur pelayaran pada tahap operasi yang dapat menimbulkan dampak

lanjutan terhadap, terganggunya biota air, timbulnya sikap dan persepsi negatif

masyarakat dan konflik sosial.

7) Penurunan kualitas air permukaan merupakan dampak primer akibat bertambahnya

kekeruhan yang ditimbulkan dari kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan

serta pembangunan dermaga pada saat konstruksi. Kegiatan, pengoperasian dermaga,

pemeliharaan fasilitas terminal LNG dan dermaga serta pemeliharaan alur pelayaran

pada saat operasi. Pembongkaran dermaga akan menimbulkan dampak turunan

terhadap terganggunya biota air, penurunan pendapatan, sikap dan persepsi negatif

masyarakat dan konflik sosial.

8) Terganggunya kelancaran lalu lintas darat merupakan dampak primer yang

ditimbulkan dari kegiatan mobilisasi alat berat dan material pada saat konstruksi dan

pasca konstruksi yang akan menimbulkan dampak turunan terhadap timbulnya sikap

dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.

9) Terganggunya kelancaran lalu lintas laut merupakan dampak primer yang ditimbulkan

dari kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan dan pembuatan dermaga

pada saat konstruksi. Pengoperasian dermaga dan pemeliharaan alur pelayaran pada

saat operasi. Pembongkaran dermaga pada saat pasca operasi yang akan menimbulkan

dampak turunan terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik

sosial.

10) Mata pencaharian merupakan dampak primer dari kegiatan pengadaan tenaga kerja

dan aktivitasnya yang akan menimbulkan dampak turunan terhadap timbulnya sikap

dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial

11) Gangguan kesehatan lingkungan yang merupakan dampak turunan dari penurunan

kualitas udara dan penurunan kualitas air yang akan menimbulkan dampak lanjutan

terhadap peningkatan morbiditas timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan

konflik sosial.

12) Peningkatan morbiditas merupakan dampak turunan dari gangguan kesehatan

lingkungan yang akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap timbulnya sikap dan

persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.

13) Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakt dan konflik sosial merupakan muara

hampir seluruh dampak yang ditimbulkan.

Page 379: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

IV - 7

4.1.2. Komponen Kegiatan yang Paling Banyak Menimbulkan Dampak

Komponen kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak adalah pemeliharaan alur

pelayaran, dampak yang terdiri dari dampak terhadap penurunan kualitas air, perubahan

gelombang, terjadinya abrasi, peningkatan kekeruhan, gangguan lalu lintas laut,

terganggunya biota air, timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.

Dampak-dampak yang ditimbulkan tersebut berupa dampak primer dan dampak sekunder.

1) Penurunan kualitas air sebagai dampak primer akan menimbulkan dampak turunan

terhadap terganggunya biota air, timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan

konflik sosial.

2) Perubahan gelombang sebagai dampak primer akan menimbulkan dampak turunan

terjadinya abrasi, peningkatan kekeruhan, timbulnya sikap dan persepsi negatif

masyarakat dan konflik sosial.

3) Terganggunya lalu lintas laut sebagai dampak primer akan menimbulkan dampak

turunan terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.

4) Terganggunya biota air sebagai dampak turunan akan menimbulkan dampak lanjutan

terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.

5) Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakt dan konflik sosial merupakan muara

hampir seluruh dampak yang ditimbulkan.

4.1.3. Area yang Perlu Mendapat Perhatian

Area yang perlu mendapat perhatian penting adalah perairan teluk banten yang berada di

sekitar jetty karena wilayah tersebut merupakan tempat lokasi pengerukan untuk

pendalaman alur kapal pada saat konstruksi serta pengerukan untuk mempertahankan

kedalaman alur pada kegiatan pemeliharaan alur pelayaran pada saat operasi. Kegiatannya

berlangsung secara berkesinambungan yaitu kegiatan konstruksi kemudian operasi.

4.2. Arahan Pengelolaan Dampak Lingkungan

Berdasarkan hasil telaahan dapat dilihat bahwa rencana kegiatan LNG Receiving Terminal

Bojonegara Oleh PT. Nusantara Gas Service akan menimbulkan dampak terhadap

lingkungan. Dampak yang akan terjadi cukup banyak khususnya dampak terhadap

komponen fisik – kimia akibat penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan,

Page 380: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 8

penurunan kualitas air permukaan, dampak terhadap komponen biologi, terhadap

komponen sosial, ekonomi dan budaya, serta terhadap komponen kesehatan masyarakat,

sehingga dampak utamanya (primer) harus benar - benar diperhatikan dan dikelola secara

bijaksana agar negatif dari kegiatan tersebut dapat diminimalkan atau ditanggulangi.

Dampak yang mungkin timbul dari rencana kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara

meliputi dampak dari kegiatan pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi. Pada

tahap konstruksi dan pasca operasi dampak yang ditimbulkan bersifat sementara

(temporary), sedangkan dampak dari kegiatan tahap operasi bersifat jangka panjang.

4.2.1. Tahap Konstruksi

Pada tahap konstruksi, dampak yang ditimbulkan terdiri dari dampak primer, dampak

sekunder maupun dampak tersier. Dampak primer yang ditimbulkan antara lain penurunan

kualitas udara, peningkatan kebisingan, peningkatan air larian (run off), penurunan kualitas

air permukaan, terganggunya kelancaran lalu lintas darat, terganggunya lalu lintas laut,

mata pencaharian. Adapun dampak sekunder serta tersier yang ditimbulkan antara lain,

ganguan terhadap biota air, gangguan kesehatan lingkungan, peningkatan morbiditas,

timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.

Upaya pengelolaan dampak yang timbul dari kegiatan pada tahap konstruksi dapat

dilakukan dengan cara mengelola dampak primer yang ditimbulkan melalui pendekatan

teknologi dan sosial kelembagaan. Pengelolaan dengan pendekatan teknologi diantaranya

membuat saluran air hujan darurat (saluran drainase sementara dan bak penangkap

sedimen yang juga berfungsi sebagai penangkap sedimen) terlebih dahulu di sekeliling

lokasi yang dimatangkan pada awal kegiatan sebelum dilakukan kegiatan pematangan

lahan, sehingga TSS yang terbawa pada saat hujan dapat dikendalikan dan diarahkan

menuju saluran drainase, mengatur kecepatan kendaraan saat melewati penduduk disekitar

akses masuk lokasi kegiatan terutama pada musim kemarau saat cuaca panas, memberi

penutup kain terpal atau plastik pada truk saat melakukan pengangkutan material, sehingga

tidak tercecer di jalan.

Dengan dilakukannya pengelolaan pada dampak-dampak primer tersebut, maka dampak

sekunder maupun tersier yang ditimbulkan dengan sendirinya akan terkelola. Disamping

pengelolaan dengan pendekatan teknologi dapat pula ditambahkan melalui pendekatan

sosial, misalnya dengan terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang ada di

sekitar lokasi rencana kegiatan, memberikan arahan kepada kontraktor agar

Page 381: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

IV - 9

memprioritaskan masyarakat setempat untuk bekerja di proyek sesuai kualifikasi dan

kebutuhan tenaga kerja serta dilakukan secara transparan baik persyaratan maupun cara

penerimaan serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat ketika akan melakukan semua

tahapan kegiatan.

4.2.2. Tahap Operasi

Pada tahap operasi, dampak primer yang ditimbulkan yaitu peningkatan kebisingan,

penurunan kualitas air permukaan, perubahan gelombang, terjadinya abrasi, peningkatan

kekeruhan, terganggunya kelancaran lalu lintas laut, mata pencaharian. Adapun dampak

sekunder maupun tersier yang ditimbulkan antara lain gangguan terhadap biota air,

timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat.

Upaya pengelolaan dampak pada tahap operasi dapat dilakukan dengan mengelola dampak

primer melalui pendekatan teknologi antara lain, mengoptimalkan pengoperasian terminal

LNG sesuai SOP, mengatur kecepatan dan keluar masuk kapal pengangkut LNG ke

dermaga. Disamping pendekatan teknologi, juga dapat dilakukan pendekatan sosial antara

lain melakukan sosialisasi terhadap kegiatan operasional yang dilakukan kepada

masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

4.2.3. Tahap Pasca Operasi

Pada tahap Pasca Operasi, dampak yang ditimbulkan terdiri dari dampak primer, dampak

sekunder maupun dampak tersier. Dampak primer yang ditimbulkan antara lain penurunan

kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air permukaan, terganggunya

kelancaran lalu lintas darat. Adapun dampak sekunder serta tersier yang ditimbulkan antara

lain, ganguan terhadap biota air, timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan

konflik sosial.

Upaya pengelolaan dampak yang timbul dari kegiatan pada tahap pasca operasi dapat

dilakukan dengan cara mengelola dampak primer yang ditimbulkan melalui pendekatan

teknologi dan sosial kelembagaan. Pengelolaan dengan pendekatan teknologi diantaranya

membuat saluran air hujan darurat (saluran drainase sementara dan bak penangkap

sedimen yang juga berfungsi sebagai penangkap sedimen) terlebih dahulu di sekeliling

lokasi kegiatan sebelum dilakukan kegiatan pembongkaran, sehingga TSS dan ceceran

material bongkaran yang terbawa pada saat hujan dapat dikendalikan dan diarahkan

menuju saluran drainase. Mengatur kecepatan kendaraan saat melewati penduduk disekitar

akses masuk lokasi kegiatan terutama pada musim kemarau saat cuaca panas, memberi

Page 382: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 10

penutup kain terpal atau plastik pada truk saat melakukan pengangkutan material hasil

bongkaran, sehingga tidak tercecer di jalan.

Dengan dilakukannya pengelolaan pada dampak-dampak primer tersebut, maka dampak

sekunder maupun tersier yang ditimbulkan dengan sendirinya akan terkelola. Disamping

pengelolaan dengan pendekatan teknologi dapat pula ditambahkan melalui pendekatan

sosial, misalnya dengan terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang ada di

sekitar lokasi rencana kegiatan, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat ketika akan

melakukan semua tahapan kegiatan.

4.3. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan

Rencana kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara akan menimbulkan berbagai

dampak penting terhadap lingkungan. Setelah melalui telaahan rencana kegiatan terhadap

berbagai komponen lingkungan yang terkena dampak, maka rencana kegiatan LNG

Receiving Terminal Bojonegara dinilai layak secara lingkungan. Penilaian kelayakan

lingkungan tersebut dengan mempertimbangkan kriteria kelayakan sebagai berikut:

1) Telah sesuai dengan rencana tata ruang Pemerintah kabupaten Serang serta ketentuan

peraturan perundang-undangan yang tertuang dalam Peraturan Daerah kabupaten

Serang No. 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Serang Tahun 2011 Sampai Tahun 2031.

2) Pemanfaatan sumberdaya alam berupa pengambilan air laut untuk proses regasifikasi

pengoperasian LNG Receiving Terminal telah sesuai dengan kebijakan di bidang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan.

3) Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara tidak mengganggu/menimbulkan

dampak terhadap kepentingan pertahanan keamanan nasional maupun regional.

4) Setelah dilakukan prakiraan secara cermat terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan

dari setiap tahapan kegiatan terhadap komponen fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi,

budaya dan kesehatan masyarakat, kemudian dilakukan evaluasi, dampak-dampak

tersebut dapat dikelola dan dipantau.

5) Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah

kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi diketahui perimbangan dampak

Page 383: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

IV - 11

penting yang bersifat positif terhadap aspek sosial dan ekonomi dengan yang bersifat

negatif terhadap aspek fisik – kimia.

6) Pemrakarsa mampu menanggulangi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan

dari kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial dan

kelembagaan.

7) Rencana kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat

dimana masyarakat setempat sebelumnya telah terbiasa dengan kegiatan industri.

8) Rencana kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis

karena lokasi kegiatan tidak berubah, yaitu bekas bangunan pabrik lama dimana secara

ekologis tidak banyak mengalami perubahan.

9) Rencana kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan

yang telah ada di sekitar rencana lokasi kegiatan.

10) Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi

rencana kegiatan, karena limbah yang dihasilkan akan dikelola dan dipantau, air

limbah yang dihasilkan akan diolah di STP dan dimonitoring secara berkala, limbah

domestik/sampah akan ditangani dengan menyediakan TPSS, kemudian dibuat

bekerjasama dengan Dinas kebersihan kabupaten Serang.

Dari hasil telaahan rencana kegiatan terhadap berbagai komponen lingkungan yang akan

terkena dampak yang dirangkum dalam 10 kriteria kelayakan di atas, maka rencana

Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara oleh PT. Nusantara Gas Service dinilai

layak secara lingkungan.

Page 384: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS

IV - 12

Tabel 4.2. Ringkasan Analisis Dampak

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

A. Tahap Konstruksi

1. Penurunan Kualitas

Udara (Peningkatan

Debu Lokal)

Berdasarkan rona lingkungan awal

konsentrasi debu paling tinggi

mencapai 200,44 µg/m3

Besarnya dampak:

Berdasarkan perhitungan bahwa

konsentrasi debu di udara ambien saat

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat

dan Material Konstruksi mencapai

1.159,03 ug / m3. Sedangkan

konsentrasi tertinggi debu di lokasi

kegiatan saat ini (baseline) mencapai

200,44 μg / m3, mengakibatkan

peningkatan sekitar 5,8 kali. mencakup

radius sekitar 18,8 m dari lokasi

Sifat penting dampak:

Penting, karena terjadi peningkatan

sekitar 5,8 kali, serta akses masuk lokasi

kegiatan dekat dengan permukiman

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

2. Peningkatan Intensitas

Kebisingan

Berdasarkan rona lingkungan awal

kebisingan di permukiman

penduduk terdekat adalah 52.18 to

64.29 dBA

Besarnya dampak:

Radius sebaran kebisingan terhadap

reseptor, khususnya penduduk, yang

melewati baku mutu permukiman (55

dBA) adalah dalam radius 175 m.

Sifat penting dampak:

Penting, kebisingan akan menyebar ke

permukiman karena akses masuk lokasi

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 385: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 13

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

kegiatan dekat dengan permukiman.

3. Peningkatan Air

Larian (Run Off) Debit run off sebelum ada kegiatan

adalah 154 m3/jam

Besarnya dampak:

Setelah ada kegiatan debit run off

menjadi 128 m3/hari . dampak tergolong

kecil dan akan dilokalisir

Sifat penting dampak:

Dampak dikategorikan penting karena

run off termasuk salah satu isu pokok di

masyarakat, sehingga perlu dikelola dan

dipantau

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

4. Penurunan Kualitas

Air Permukaan

(Meningkatnya

Kandungan TSS)

Berdasarkan rona lingkungan awal

kandungan TSS tertinggi adalah

32,04 mg/L

Besarnya dampak:

sebaran dengan penambahan nilai TSS

0.05 Kg/m3 (50 mg/l), dengan luas

sebaran kurang dari 1000 m (1 km) dari

sumber

Sifat penting dampak:

Penting, karena akan menambah TSS

terhadap perairan laut kurang dari 1000

m.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

5. Hidrooceanografi Peningkatan kekeruhan Besarnya dampak:

Kekeruhan perairan akibat dari air yang

telah bercampur dengan material-

material halus melimpah diperairan laut

pada saat pengerukan

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 386: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS

IV - 14

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

Sifat penting dampak:

Penting, karena akan menambah

CSS ke perairan laut kurang dari

1000 m.

6. Terganggunya

kelancaran lalu lintas

laut

Perairan teluk banten banyak di

penuhi oleh kapal industri dan

sedikit kapal nelayan

Besarnya dampak:

Kegiatan pengerukan dan pembangunan

dermaga akan menggangu lalulintas

laut, karena perairan laut di lokasi

kegiatan merupakan jalur lalu lintas

kapal nelayan maupun industri

Sifat penting dampak:

Penting, karena berpotensi

menimbulkan gangguan lalulintas laut

pada saat kegiatan pengerukan dan

pembangunan dermaga

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

7. Terganggunya

kelancaran lalu lintas

darat

Jalan bojonegara memiliki VCR

0,249, tabel of service LOS = A

Besarnya dampak:

Intensitas dampak tergolong rendah

dengan ritasi pada saat puncak 50

rit/hari.

Sifat penting dampak:

Penting, karena berpotensi

menimbulkan gangguan lalu lintas pada

saat kendaraan melakukan manuver

keluar masuk lokasi kegiatan.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 387: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 15

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

8. Terganggunya Biota

Air

Terdapat 45 jenis fitoplankton.

indeks keanekaragaman

fitoplankton (H’) berkisar antara

1.25 – 2,12. Indeks

keanekaragaman zooplankton

berkisar antara 1,11 – 2,22 dan

indeks keanekaragaman Shannon-

Wiener kisaran antara 3,05 – 7,07.

Besarnya dampak:

Pada saat dilakukan kegiatan

pengerukan akan meningkatkan

kandungan TSS dan kekeruhan

Sifat penting dampak:

Penting, akan menimbulkan gangguan

terhadap biota air.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

9. Mata Pencaharian Jumlah penduduk usia produktif

(15 – 64 th) di Kecamatan Pulo

Ampel, yaitu 35264 jiwa

Besarnya dampak:

Tersedianya lowongan kerja untuk

masyarakat setempat

Sifat penting dampak:

Tidak penting, karena jumlah tenaga

kerja yang direkrut sedikit dibandingkan

dengan penduduk usia produktif ,

namun kondisi saat ini pekerjaan sulit

didapat

Dampak dikategorikan penting, sehingga

perlu dikelola dan dipantau

10. Pendapatan

Masyarakat

Jumlah penduduk usia produktif

(15 – 64 th) di Kecamatan Pulo

Ampel, yaitu 35264 jiwa

Besarnya dampak:

Tersedianya lowongan kerja untuk

masyarakat setempat

Sifat penting dampak:

Tidak penting, karena lokasi pengerukan

dan pembangunan dermaga tidak

mempengaruhi daerah tangkapan ikan

bagi nelayan

Dampak dikategorikan tidak penting,

namun dampak perlu dikelola dan dipantau

Page 388: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS

IV - 16

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

11. Timbulnya Sikap dan

persepsi masyarakat

Hasil konsultasi publik dan survei

yang dilakukan, masyarakat pada

umumnya sangat mendukung

rencana kegiatan.

Besarnya dampak:

Kegiatan pada tahap konstruksi akan

menimbulkan peningkatan debu lokal

dan kebisingan di lingkungan

permukiman, penurunan kualitas air,

terganggunya kelancaran lalu lintas,

terganggunya biota air yang ditimbulkan

beberapa kegiatan pada tahap konstruksi

baik berupa dampak primer maupun

dampak turunan. Selain itu sedikitnya

tenaga kerja yang direkrut untuk

konstruksi akan menimbulkan keresahan

masyarakat.

Sifat penting dampak:

Penting, karena banyaknya dampak

pada saat kegiatan konstruksi akan

menimbulkan keresahan masyarakat

akibat kegiatan sehingga akan

berpengaruh terhadap kelancaran dan

keberlangsung operasional proyek

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

12. Terjadinya Konflik

Sosial

Hasil konsultasi publik dan survei

yang dilakukan, pengadaan tenaga

kerja bukan merupakan isu pokok.

Besarnya dampak:

Kegiatan pada tahap konstruksi akan

menimbulkan peningkatan debu lokal

dan kebisingan di lingkungan

permukiman, penurunan kualitas air,

terganggunya kelancaran lalu lintas,

terganggunya biota air yang ditimbulkan

beberapa kegiatan pada tahap konstruksi

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 389: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 17

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

baik berupa dampak primer maupun

dampak turunan. Selain itu sedikitnya

tenaga kerja yang direkrut untuk

konstruksi akan menimbulkan keresahan

masyarakat, yang berujung pada

terjadinya konflik sosial

Sifat penting dampak:

Penting, karena banyaknya dampak

pada saat kegiatan konstruksi akan

menimbulkan keresahan masyarakat

yang akan berujung pada konflik sosial

akibat kegiatan sehingga akan

berpengaruh terhadap kelancaran dan

keberlangsung operasional proyek.

13 Gangguan Kesehatan

Lingkungan

Kondisi lingkungan fisik, kimia

dan biologis di wilayah

Kecamatan pulo ampel sudah

memadai

Besarnya dampak:

Berdasarkan perhitungan bahwa

konsentrasi debu di udara ambien saat

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat

dan Material Konstruksi mencapai

1.159,03 ug / m3. Sedangkan

konsentrasi tertinggi debu di lokasi

kegiatan saat ini (baseline) mencapai

200,44 μg / m3, mengakibatkan

peningkatan sekitar 5,8 kali. mencakup

radius sekitar 18,8 m dari lokasi

Sifat penting dampak:

Penting, karena terjadi peningkatan

sekitar 5,8 kali, serta akses masuk lokasi

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 390: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS

IV - 18

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

kegiatan dekat dengan permukiman,

yang akan mengakibatkan gangguan

kesehatan lingkungan

14 Peningkatan

Morbiditas

Di Puskesmas Puloampel, penyakit

Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) merupakan penyakit yang

paling banyak diderita penduduk.

Penyakit berbasis lingkungan lainnya

yang sering ditemui adalah batuk,

penyakit kulit dan diare

Besarnya dampak:

Berdasarkan perhitungan bahwa

konsentrasi debu di udara ambien saat

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat

dan Material Konstruksi mencapai

1.159,03 ug / m3. Sedangkan

konsentrasi tertinggi debu di lokasi

kegiatan saat ini (baseline) mencapai

200,44 μg / m3, mengakibatkan

peningkatan sekitar 5,8 kali. mencakup

radius sekitar 18,8 m dari lokasi

Sifat penting dampak:

Penting, karena akan meningkatkan

morbiditas penduduk di sekitar akses

masuk lokasi kegiatan

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

B. Tahap Operasi

1. Peningkatan

kebisingan

Berdasarkan rona lingkungan awal

kebisingan di permukiman

penduduk terdekat adalah 52.18 to

64.29 dBA

Besarnya dampak:

Radius sebaran kebisingan terhadap

reseptor, khususnya penduduk, yang

melewati baku mutu permukiman (55

dBA) adalah dalam radius kurang dari

25m, sehingga radius di atas 25 m telah

memenuhi baku mutu. Permukiman

terdekat dengan lokasi kegiatan sekitar

500 m

Dampak dikategorikan tidak penting namun

tetap dikelola dan dipantau dengan

pengelolaan yang sudah direncanakan

Page 391: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 19

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

Sifat penting dampak:

Tidak penting, karena sebaran

kebigingan tidak akan menyebar ke

permukiman, selain itu alat alat yang

menghasilkan kebisingan akan di

tempatkan di tempat tertutup

2. Penurunan Kualitas

Air Permukaan

(Meningkatnya

Kandungan TSS)

Berdasarkan rona lingkungan awal

kandungan TSS tertinggi adalah

32,04 mg/L

Besarnya dampak:

sebaran dengan penambahan nilai TSS

0.05 Kg/m3 (50 mg/l), dengan luas

sebaran kurang dari 1000 m (1 km) dari

sumber

Sifat penting dampak:

Penting, karena akan menambah TSS

terhadap perairan laut kurang dari 1000

m.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

3. Hidrooceanografi Gelombang Besarnya dampak:

Berubahnya bathymetri akibat

pengerukan/ pendalaman alur pada saat

konstruksi akan mempengaruhi pada

perubahan gelombang.

Sifat penting dampak:

Penting, karena akan mempengaruhi

terjadinya abrasi.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 392: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS

IV - 20

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

4. Hidrooceanografi Abrasi Besarnya dampak:

Berubahnya bathymetri akibat

pengerukan/ pendalaman alur pada saat

konstruksi akan mempengaruhi pada

perubahan gelombang dan berdampak

lanjutan pada terjadinya abrasi

Sifat penting dampak:

Penting, karena akan mempengaruhi

penurunan kualitas air dan gangguan

terhadap biota air.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

5. Hidrooceanografi Peningkatan kekeruhan Besarnya dampak:

Kekeruhan perairan akibat dari air yang

telah bercampur dengan material-

material halus melimpah diperairan laut

merupakan dampak turunan dari

perubahan gelombang dan

pengerukan/pemeliharaan alur pelayaran

Sifat penting dampak:

Penting, karena akan mempengaruhi

penurunan kualitas air dan gangguan

terhadap biota air.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 393: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 21

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

6. Terganggunya

kelancaran lalu lintas

laut

Perairan teluk banten banyak di

penuhi oleh kapal industri dan

sedikit kapal nelayan

Besarnya dampak:

Kegiatan pengerukan dan pengoperasian

dermaga akan menggangu lalulintas

laut, karena perairan laut di lokasi

kegiatan merupakan jalur lalu lintas

kapal nelayan maupun industri

Sifat penting dampak:

Penting, karena berpotensi

menimbulkan gangguan lalulintas laut

pada saat kegiatan pengerukan dan

pembangunan dermaga

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

7. Terganggunya Biota

Air

Terdapat 45 jenis fitoplankton.

indeks keanekaragaman

fitoplankton (H’) berkisar antara

1.25 – 2,12. Indeks

keanekaragaman zooplankton

berkisar antara 1,11 – 2,22 dan

indeks keanekaragaman Shannon-

Wiener kisaran antara 3,05 – 7,07.

Besarnya dampak:

Pada saat dilakukan kegiatan

pengerukan dan pengoperasian

dermaga akan meningkatkan kandungan

TSS dan kekeruhan

Sifat penting dampak:

Penting, akan menimbulkan gangguan

terhadap biota air.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

8. Mata Pencaharian Jumlah penduduk usia produktif

(15 – 64 th) di Kecamatan Pulo

Ampel, yaitu 35264 jiwa

Besarnya dampak:

Tersedianya lowongan kerja untuk

masyarakat setempat

Sifat penting dampak:

Tidak penting, karena jumlah tenaga

Dampak dikategorikan penting, sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 394: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS

IV - 22

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

kerja yang direkrut sedikit dibandingkan

dengan penduduk usia produktif ,

namun kondisi saat ini pekerjaan sulit

didapat

9. Pendapatan

Masyarakat

Jumlah penduduk usia produktif

(15 – 64 th) di Kecamatan Pulo

Ampel, yaitu 35264 jiwa

Besarnya dampak:

Terganggunya daearah tangkapan ikan

bagi nelayan

Sifat penting dampak:

Tidak penting, karena lokasi pengerukan

dan pengoperasian dermaga tidak

mempengaruhi daerah tangkapan ikan

bagi nelayan

Dampak dikategorikan tidak penting,

namun dampak perlu dikelola dan dipantau

11. Timbulnya Sikap dan

persepsi masyarakat

Hasil konsultasi publik dan survei

yang dilakukan, masyarakat pada

umumnya sangat mendukung

rencana kegiatan.

Besarnya dampak:

Kegiatan pada tahap operasi akan

menimbulkan penurunan kualitas air,

perubahan gelombang, terjadinya abrasi,

peningkatan kekeruhan, terganggunya

kelancaran lalu lintas, terganggunya

biota air yang ditimbulkan beberapa

kegiatan pada tahap operasi baik berupa

dampak primer maupun dampak

turunan. Selain itu sedikitnya tenaga

kerja yang direkrut untuk konstruksi

akan menimbulkan keresahan

masyarakat.

Sifat penting dampak:

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 395: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 23

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

Penting, karena banyaknya dampak

pada saat kegiatan operasi akan

menimbulkan keresahan masyarakat

akibat kegiatan sehingga akan

berpengaruh terhadap kelancaran dan

keberlangsung operasional proyek

12. Terjadinya Konflik

Sosial

Hasil konsultasi publik dan survei

yang dilakukan, pengadaan tenaga

kerja bukan merupakan isu pokok.

Besarnya dampak:

Kegiatan pada tahap operasi akan

menimbulkan penurunan kualitas air,

perubahan gelombang, terjadinya abrasi,

peningkatan kekeruhan, terganggunya

kelancaran lalu lintas, terganggunya

biota air yang ditimbulkan beberapa

kegiatan pada tahap operasi baik berupa

dampak primer maupun dampak

turunan. Selain itu sedikitnya tenaga

kerja yang direkrut untuk konstruksi

akan menimbulkan keresahan

masyarakat, yang berujung pada

terjadinya konflik sosial

Sifat penting dampak:

Penting, karena banyaknya dampak

pada saat kegiatan operasi akan

menimbulkan keresahan masyarakat

yang akan berujung pada konflik sosial

akibat kegiatan sehingga akan

berpengaruh terhadap kelancaran dan

keberlangsung operasional proyek.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 396: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS

IV - 24

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

C Tahap Pasca Operasi

1. Penurunan Kualitas

Udara (Peningkatan

Debu Lokal)

Berdasarkan rona lingkungan awal

konsentrasi debu paling tinggi

mencapai 200,44 µg/m3

Besarnya dampak:

Berdasarkan perhitungan bahwa

konsentrasi debu di udara ambien saat

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat

dan Material mencapai 1.159,03 ug /

m3. Sedangkan konsentrasi tertinggi

debu di lokasi kegiatan saat ini

(baseline) mencapai 200,44 μg / m3,

mengakibatkan peningkatan sekitar 5,8

kali.

Sifat penting dampak:

Penting, karena terjadi peningkatan

sekitar 5,8 kali, serta akses masuk lokasi

kegiatan dekat dengan permukiman

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

2. Peningkatan Intensitas

Kebisingan

Berdasarkan rona lingkungan awal

kebisingan di permukiman

penduduk terdekat adalah 52.18 to

64.29 dBA

Besarnya dampak:

Radius sebaran kebisingan terhadap

reseptor, khususnya penduduk, yang

melewati baku mutu permukiman (55

dBA) adalah dalam radius 175 m.

Sifat penting dampak:

Penting, kebisingan akan menyebar ke

permukiman karena akses masuk lokasi

kegiatan dekat dengan permukiman.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 397: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 25

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

3. Penurunan Kualitas

Air Permukaan

(Meningkatnya

Kandungan TSS)

Berdasarkan rona lingkungan awal

kandungan TSS tertinggi adalah

32,04 mg/L

Besarnya dampak:

Adanya peningkatan TSS akibat

pembongkaran dermaga

Sifat penting dampak:

Penting, karena akan menambah TSS

terhadap perairan laut.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

4. Hidrooceanografi Peningkatan kekeruhan Besarnya dampak:

Kekeruhan perairan akibat dari air yang

telah bercampur dengan material-

material halus melimpah diperairan laut

merupakan dampak dari pembongkaran

dermaga

Sifat penting dampak:

Penting, karena akan mempengaruhi

penurunan kualitas air dan gangguan

terhadap biota air.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

5. Terganggunya

kelancaran lalu lintas

darat

Jalan bojonegara memiliki VCR

0,249, tabel of service LOS = A

Besarnya dampak:

Intensitas dampak tergolong rendah

dengan ritasi pada saat puncak 50

rit/hari.

Sifat penting dampak:

Penting, karena berpotensi

menimbulkan gangguan lalu lintas pada

saat kendaraan melakukan manuver

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 398: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS

IV - 26

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

keluar masuk lokasi kegiatan.

6. Terganggunya Biota

Air

Terdapat 45 jenis fitoplankton.

indeks keanekaragaman

fitoplankton (H’) berkisar antara

1.25 – 2,12. Indeks

keanekaragaman zooplankton

berkisar antara 1,11 – 2,22 dan

indeks keanekaragaman Shannon-

Wiener kisaran antara 3,05 – 7,07.

Besarnya dampak:

Pada saat dilakukan kegiatan

pembongkaran dermaga akan

meningkatkan kandungan TSS dan

kekeruhan

Sifat penting dampak:

Penting, akan menimbulkan gangguan

terhadap biota air.

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

7. Pendapatan

Masyarakat

Jumlah penduduk usia produktif

(15 – 64 th) di Kecamatan Pulo

Ampel, yaitu 35264 jiwa

Besarnya dampak:

Terganggunya daearah tangkapan ikan

bagi nelayan

Sifat penting dampak:

Tidak penting, karena lokasi

pembongkaran dermaga tidak

mempengaruhi daerah tangkapan ikan

bagi nelayan

Dampak dikategorikan tidak penting,

namun dampak perlu dikelola dan dipantau

8. Timbulnya Sikap dan

persepsi masyarakat

Hasil konsultasi publik dan survei

yang dilakukan, masyarakat pada

umumnya sangat mendukung

rencana kegiatan.

Besarnya dampak:

Kegiatan pada tahap pasca operasi akan

menimbulkan peningkatan debu lokal

dan kebisingan di lingkungan

permukiman, penurunan kualitas air,

terganggunya kelancaran lalu lintas,

terganggunya biota air yang ditimbulkan

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 399: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 27

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

beberapa kegiatan pada tahap pasca

operasi baik berupa dampak primer

maupun dampak turunan. Selain itu

sedikitnya tenaga kerja yang direkrut

untuk konstruksi akan menimbulkan

keresahan masyarakat.

Sifat penting dampak:

Penting, karena banyaknya dampak

pada saat kegiatan pasca operasi akan

menimbulkan keresahan masyarakat

akibat kegiatan sehingga akan

berpengaruh terhadap kelancaran dan

keberlangsung operasional proyek

9. Terjadinya Konflik

Sosial

Hasil konsultasi publik dan survei

yang dilakukan, pengadaan tenaga

kerja bukan merupakan isu pokok.

Besarnya dampak:

Kegiatan pada tahap pasca operasi akan

menimbulkan peningkatan debu lokal

dan kebisingan di lingkungan

permukiman, penurunan kualitas air,

terganggunya kelancaran lalu lintas,

terganggunya biota air yang ditimbulkan

beberapa kegiatan pada tahap pasca

operasi baik berupa dampak primer

maupun dampak turunan. Selain itu

sedikitnya tenaga kerja yang direkrut

untuk konstruksi akan menimbulkan

keresahan masyarakat, yang berujung

pada terjadinya konflik sosial

Sifat penting dampak:

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 400: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS

IV - 28

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

Penting, karena banyaknya dampak

pada saat kegiatan pasca operasi akan

menimbulkan keresahan masyarakat

yang akan berujung pada konflik sosial

akibat kegiatan sehingga akan

berpengaruh terhadap kelancaran dan

keberlangsung operasional proyek.

10 Gangguan Kesehatan

Lingkungan

Kondisi lingkungan fisik, kimia

dan biologis di wilayah

Kecamatan pulo ampel sudah

memadai

Besarnya dampak:

Berdasarkan perhitungan bahwa

konsentrasi debu di udara ambien saat

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat

dan Material Konstruksi mencapai

1.159,03 ug / m3. Sedangkan

konsentrasi tertinggi debu di lokasi

kegiatan saat ini (baseline) mencapai

200,44 μg / m3, mengakibatkan

peningkatan sekitar 5,8 kali. mencakup

radius sekitar 18,8 m dari lokasi

Sifat penting dampak:

Penting, karena terjadi peningkatan

sekitar 5,8 kali, serta akses masuk lokasi

kegiatan dekat dengan permukiman,

yang akan mengakibatkan gangguan

kesehatan lingkungan

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

11 Peningkatan

Morbiditas

Di Puskesmas Puloampel, penyakit

Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) merupakan penyakit yang

paling banyak diderita penduduk.

Penyakit berbasis lingkungan lainnya

Besarnya dampak:

Berdasarkan perhitungan bahwa

konsentrasi debu di udara ambien saat

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat

dan Material Konstruksi mencapai

Dampak dikategorikan penting sehingga

perlu dikelola dan dipantau

Page 401: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 29

No. DPH Rona Lingkungan

Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak

yang sering ditemui adalah batuk,

penyakit kulit dan diare 1.159,03 ug / m3. Sedangkan

konsentrasi tertinggi debu di lokasi

kegiatan saat ini (baseline) mencapai

200,44 μg / m3, mengakibatkan

peningkatan sekitar 5,8 kali. mencakup

radius sekitar 18,8 m dari lokasi

Sifat penting dampak:

Penting, karena akan meningkatkan

morbiditas penduduk di sekitar akses

masuk lokasi kegiatan

Page 402: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR PUSTAKA

Page 403: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR PUSTAKA PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara

Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten P - 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Peta Cekungan Air Tanah Wilayah Jakarta. Direktorat Tata Lingkungan

Geologi dan Kawasan Pertambangan, Bandung.

Arthur, C. Stern. 1997. Air Quality Management Academic Press. New York, San

Francisco, London.

Arthur, R.S. 1994. Wave Forecasting And Hindcasting. Journal. Scripps Institution of

Oceanography University of California. California.

AWWA. 1992. Standar Method for the examination of Water and Wastewater, 18th

Edition.

Bayong Tjasyono. 1995. Klimatologi Umum, Penerbit ITB. Bandung.

Bibby, C.J., N.D. Burgess & D.A. Hill. 1992. Bird Census Techniques. Academic Press

Limited, London.

Carter, L. W. 1996. Environmental Impact Assessment. Mc Graw Hill. Inc., New York.

CERC. 1984. Shore Protection Manual Volume 1. US Army Coastal Engineering Research

Center, Washington DC.

Hadi, Sudharto P. 1995. Aspek Sosial AMDAL: Sejarah, Teori dan Metode. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Hightower, M. Michael, Gritzo, Louis A., Luketa-Hanlin, Anay, Covan. John M., et. al.

2004. Guidance on Risk Analysis and Safety Implications of a Large Liquefied

Natural Gas (LNG) Spill Over Water. SAND2004-6258, Sandia National

Laboratories, Albuquerque, NM.

John, G. Riau and David, C. Wooten. 1980. Environmental Impact Analysis Handbook.

Mc Graw – Hill Book Company, New York.

Krenkel, P.A. and Novotny, V. 1980. Water Quality Management. Academic Press, New

York.

Lee, T.D. 1978. Handbook of Variables of Environmental Impact assessment. An Arbor

Science Publisher Inc., Arbor.

Lloyd Acountistics Pty Ltd. 2002. Noise and Vibration Management Plan, A Report for

Perth Urban Rail Development, Australia.

Page 404: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR PUSTAKA PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara

Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten P - 2

MacKinnon, J., Phillipps, K., van Ballen, B. 1998. Burung–Burung di Sumatera, Jawa,

Bali, dan Kalimantan. Puslitbang Biologi – LIPI, Bogor.

Matahelumual, Bethy C., dkk. 2002. Pengambilan Contoh Air Tanah di Daerah Kawasan

Industri Bekasi Bagian Utara. DTLGKP, Bandung.

Moleong, J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Munir, Moch. 1996. Geologi dan Mineralogi Tanah. Pustaka Jaya, Jakarta.

Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Edisi Ketiga. Toppan Company Ltd., Tokyo.

Oosting, H.J. 1956. The Study of Plant Communities. Second edition. W.H. Freeman and

Company, San Francisco and London.

Parker, A. 1978. Industrial Air Pollution Handbook. Mc. Graw – Hill Book Company

(UK) Limited, England.

Prawirowardoyo, Susilo. 1996. Meteorologi. Penerbit ITB, Bandung.

Pugh, D.T. 1987. Tides, Surge and Mean Sea Level. John Wiley and Sons, Toronto.

Purnomo, H. 1997. Studi Intrusi Air Laut pada Akuifer Bebas di Wilayah DKI Jakarta. Tesis

Magister. ITB, Bandung.

Puspowardoyo, R.S. 1986. Peta Hidrogeologi Skala 1:250.000, Lembar Jakarta.

Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1990. Metodologi Penelitian Survei. Pustaka, Jakarta.

Soekardi, R. 1982. Aspek Geologi Terhadap Perkembangan Pantai dan Tata Air Tanah

Daerah Jakarta. Sarjana-Thesis. Universitas Padjadjaran, Bandung.

Stern, Arthur C., Boubel, Richards W., Turner, D. Bruce, Fox, Donald, L. 1984.

Fundamentals of Air Pollution, Second Edition, Academic Press Inc, London.

Sudarsono, S. dan Takeda K. 1978. Hidrologi untuk Pengairan, Cetakan ke dua, Pradnya

Paramitha, Jakarta.

Sukmantoro, W., M. Irham, W. Novarino, F. Hasudungan, N. Kemp & M. Muchtar. 2007.

Daftar Burung Indonesia No. 2. Indonesian Ornithologists’ Union, Bogor.

Sutrisno, S. 1985. Peta Hidrogeologi Skala 1:250.000, Lembar Cirebon.

Tjasjono, Bayong; 1999, Klimatologi Umum, Penerbit ITB, Bandung.

Turkandi, T., Sidarto, D.A. Agustiyanto, dan M.M. Purbohadiwidjojo. 1992. Peta Geologi

Skala 1:100.000, Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu, Jawa.

UNEP, WHO. 1996. Water Quality Monitoring, First Edition, E&FN Spon, London.

Ward, H.B. and G.C. Whipple. 1959. Freshwater Biology, Second Edition. Wiley and Sons

Inc., New York.

Page 405: PT. NUSANTARA GAS SERVICE

DAFTAR PUSTAKA PT. NUSANTARA GAS SERVICE

ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara

Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten P - 3

Wark, Kenneth and Warner, Cecil, F. 1981. Air Pollution: Its Origin and Control, Second

Edition. Harper and Row Publishers, New York.

Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of Southeast Asean Waters. Naga Report \',I. 2.

The University of California, La Jolla, California