PT Semen Baturaja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proses Semen Baturaja

Citation preview

  • PT SEMEN BATURAJA

  • Sejarah Singkat PerusahaanNederlands Indisce Portland Cement Maatscappij (NIPCM) yang berlokasi di Padang (Sumatera Barat), merupakan industri semen di Indonesia yang didirikan pada tahun 1910. Pada tahun 1953, pemerintah Republik Indonesia (RI) mendirikan PT Semen Gersik (Persero). Untuk mengakomodasi kepentingan industri semen, maka pada tahun 1969 didirikan Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang beranggotakan seluruh produsen semen di Indonesia. Untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri pemerintah RI mendirikan pabrik semen di Tonasa (Sulawesi Selatan) pada tahun 1971.

  • Lanjutan...Dalam rangka pengembangan industri semen di Indonesia, direktorat Geologi bekerja sama dengan Biro Industrialisasi mengadakan survey bahan baku untuk pembuatan semen di sekitar daerah Baturaja (Ogan Komering Ulu) pada tahun 1964. Pada tahun 1973, PT Semen Padang (Persero) menyusun studi kelayakan untuk mendirikan pabrik semen di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Provinsi Sumatera Selatan, dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dengan proses kering.

  • Segi EkonomiDitinjau dari segi ekonomi pendirian pabrik PT Semen Baturaja di Sumatera Selatan sangat memberikan keuntungan antara lain sebagai berikut:1.Memenuhi kebutuhan dan pengadaan semen di daerah Sumatera Selatan.2.Penghematan devisa negara dan membuka lapangan kerja (mengurangi pengangguran) di Sumatera Selatan.

  • Lokasi PerusahaanPT Semen Baturaja (Persero) memiliki 3 (tiga) buah pabrik, yaitu:1. Pabrik Baturaja2. Pabrik Palembang3. Pabrik Panjang

  • Tujuan PerusahaanTujuan PT Semen Baturaja (Persero) untuk masa lima tahun ke depan adalah:Melaksanakan program peningkatan kinerja perusahaan secara terus menerus dengan melakukan penyempurnaan terhadap sistem manajemendanpolakepengurusan perusahaan,untuk menghasilkan laba yang optimal dan kondisi perusahaan yang tetap dalam kondisi sehat.

  • Lanjutan2. Meningkatkan profesionalisme karyawan dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu Terpadu Semen Baturaja (SMMT-SB) dan sistem mutu ISO 9002.

  • Bahan BakuBahan BakuBahan Mentah/Baku terdiri dari:Calcareous minerals (carbonatic material)Batuan Calcereous pada dasarnya adalah semua batuan yang mengandung senyawa calcium carbonat (CaCO3)2. Argillaceous minerals (ciliceous material)Batuan argillaceous pada umumnya terdapat sebagai batuan alam yang mengandung banyak silica dan alumina.

  • LanjutanBahan KorektifBahan mentah korektif dipergunakan apabila campuran dari bahan mentah utama terdapat kekurangan salah satu komponen atau beberapa komponen sehingga perlu ditambahkan bahan koreksi untuk memenuhinya.Bahan Tambahanbahan mentah ini ditambahkan pada Raw mix atau ditambahkan pada klinker untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu dari semen yang dihasilkan. Misalnya: gypsum, blast furnace slag,dll.

  • Proses Pembuatan SemenPada dasarnya proses pembuatan semen ada lima tahap utama, yaitu:1. Penyediaan bahan baku2. Pengeringan dan penggilingan bahan baku3. Pembentukan clinker (pembakaran)4. Penggilingan clinker5. Pengantongan semen

  • Penyediaan Bahan BakuBahan baku berupa batu kapur dan tanah liat untuk produksi semen di PT Semen Baturaja diperoleh dari penambangan disekitar lokasi pabrik. Tanah liat diperoleh dari penambangan di sekitar sumatera selatan sedangkan untuk penyediaan pasir besi diperoleh dari PT Aneka Tambang Cilacap. Batu kapur mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi, dan biasanya terdapat dibukit-bukit sehingga perlu dilakukan proses yaitu:

  • LanjutanClearing (pembersihan)Stripping of over burden (pengupasan tanah permukaan)Drilling (pengeboran)Blasting (peledakan)Loading (pemuatan)Hauling (pengangkutan)Crushing (penghancuran)Bahan baku yang lain (tanah liat, pasir besi dan pasir silika) biasanya cukup dilakukan proses penghancuran dan pengangkutan saja, karena bahan-bahan tersebut lebih lunak jika dibandingkan dengan batu kapur. Didalam alat penghancur, material akan mengalami proses pengecilan ukuran (sixe reduction) sampai kurang lebih 8cm.

  • 2. Pengeringan dan Penggilingan Bahan BakuPenggilingan bahan baku bertujuan untuk memperkecil atau memperhalus ukuran bahan baku sehingga luas permukaanya akan semakin besar. Tujuan lain adalah untuk mendapatkan campuran bahan baku yang homogen dan untuk mempermudah terjadinya reaksi kimia pada saat klinkerisasi. Selain penggilingan material juga mengalami proses pengeringan berupa gas panas yang diperoleh dari kiln exhaut gas.Bahan baku utama yang berupa batu kapur dan tanah liat diambil menggunakan reclaimer dari stock pile masing-masing, kemudian diumpankan oleh belt conveyor ke raw mill. Setelah proses prehomogenezing selanjutnya dilakukan penggilingan

  • Bahan baku yang telah memenuhi standar kehalusan dengan menggunakan fluxoslide dan belt bucket elevator dimasukkan ke dalam continous flow silo untuk mengalami homogenezing terkahir sebelum diumpankan ke dalam kiln. Produk atas dari cyclon separator adalah uap air, gas panas, dan sebagian debu yang terikut pada waktu pemisahan. Sebelum keluar, gas yang mengandung debu tersebut dukewatkan dalam alat penangkap debu yang bekerja menggunakan elektroda bertegangan tinggi, kemudian debu yang berhasil ditangkap dialirkan dengan alat transport fluxoslide dan belt bucket elevator menuju CF Silo. Sedangkan gas panas dar kiln, uap air, dan sebagian debu yang tidak tertangkap oleh alat penangkap debu ditransportasikan ke cerobong dengan bantuan filter fan.

  • 3. Pembakaran Raw Materialproses pembakaran di pabrik PT Semen Baturaja dilakukan di dalam kiln dan calsiner. Bahan bakar yang digunakan adalah batubara, kecuali pada saat start dibantu dengan diessel oil.1. Bahan BakarBahan bakar batubara diolah terlebih dahulu sesuai dengan syarat bahan untuk kiln.Penyiapan Raw Coal (batu bara mentah)Raw coal yang diperoleh dari PT Bukit Asam ditumpuk dalam dome storage, selanjutnya reclaimer akan menggaruk batubara untuk dijatuhkan dalam belt conveyor. Kemudian oleh bucket elevator material dibawa ke raw coal silo.

  • Lanjutanb. Penggilingan Raw CoalProses diawali dengan pemanasan sistem, setelah kondisi panas memenuhi persyaratan selanjutnya dimasukkan ke dalam coal mill melalui twin pandle. Selain itu juga berlangsung proses penggilingan oleh gerakan table dan roller. Semua hasil penggilingan dihisap oleh jet pulse filter untuk dipisahkan antara coal halus dari gas panas. Coal halus ditangkap oleh filter kemudian disimpan dalam bin sebagai produk coal mill yang siap untuk digunakan pada proses pembakaran, sedangkan gas panasnya dibuang melalui stack.

  • Lanjutan..c. Pengumpanan coal ke kiln dan calsinerKebutuhan batubara yang dialirkan ke kiln maupun kalsiner diatur dengan control system. Fine coal dari bin akan di umpankan dengan bantuan udara dari erasi untuk ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya keluar melalui pipa kemudian dihembuskan oleh udara bertekanan tinggi dari blower menuju kiln burner atau calsiner burner (secondary burner) untuk proses pembakaran. Prinsip utama yang paling penting adalah stabilitas supply batubasrs ke burner sangat berpengaruh terhadap proses pembakaran di kiln dan calsiner.

  • 3. Proses Pembakaran TerakOperasi pembakaran bertujuan untuk mendapatkan klinker bermutu baik dengan pemakaian energi serendah mungkin serta operasi pembakaran berlangsung stabil dan dalam tempo yang panjang. Salah satu faktor agar dicapai pembakaran yang baik adalah raw mix design yaitu rancangan komposisi kimi dan ukuran partikel atau kehalusan dari raw mix.proses pembakaran yang terjadi meliputi pemanasan awal umpan baku di preheater (meliputi pengeringan, dehidrasi, dan dekomposisi), pembakaran di kiln (klinkerisasi), dan pendinginan di grate cooler (quenching) sampai penyimpanan.

  • 4. Penggilingan KlinkerKlinker disimpan dalam silo dikeluarkan dan di handling dengan pan conveyor masuk ke dalam klinker bin, demikian juga gypsum disimpan dalam bin. Dengan perbandingan tertentu, klinker dan gypsum dikeluarkan dari bin masing-masing dan akan tercampur di belt conveyor. Dari belt conveyor campuran ini kemudian dihancurkan dengan roller press sehingga memiliki ukuran tertentu yang selanjutnya digiling dengan menggunakan tube mill yang berisi ball stell sebagai media penghancur. Dengan menggunakan sebuah fan, material yang sudah halus dihisap dan dipindahkan dari udara pembawanya dengan menggunakan beberapa perangkat pemisah debu. Hasil penggilingan ini disimpan dalam semen silo yang kedap udara.

  • 5. Pengantongan Semensemen dikeluarkan dari cement silo dan diangkut dengan menggunakan belt conveyor masuk ke stell silo. Dengan alat pengantongan berupa rotary packer, semen dikantongi setiap saknya 50 kg, kemudian dibawa dengan menggunakan mobil atau kereta api.

  • PROSES PEMBUATAN SEMEN

  • THANK YOU

    ***********************