80
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA MELALUI PENERAPAN SQ3R DI KELAS III SD NEGERI HARJAMUKTI 3 KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK LAPORAN PTK Disusun untuk memenuhi tugas workshop guru dalam Pengembangan karir PTK SD Oleh : Hj. RUSTINAH, S.Pd NIP. 196102151982042011 SD NEGERI HARJAMUKTI 3

PTK Guru SD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penelitian Tindakan Sekolah

Citation preview

Page 1: PTK Guru SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA MELALUI

PENERAPAN SQ3R DI KELAS III SD NEGERI HARJAMUKTI 3

KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK

LAPORAN PTK

Disusun untuk memenuhi tugas workshop guru dalam Pengembangan karir PTK SD

Oleh :

Hj. RUSTINAH, S.Pd

NIP. 196102151982042011

SD NEGERI HARJAMUKTI 3

UPT PENDIDIKAN KECAMATAN CIMANGGIS

KOTA DEPOK

2012

Page 2: PTK Guru SD

ABSTRAKSI

Hj. Rustinah, S.Pd. (2010). Peningkatan Kemampuan membaca cepat Siswamelalui

penerapan SQ3R Di Kelas III SD Negeri Harjamukti 3 Kecamatan Cimanggis Kota Depok .

Latar belakang penelitian didasarkan pada hasil pengamatan bahwa guru dalam

pembelajarannya kurang tepat dalam menggunakan metode dan langkah-langkah yang sesuai

dengan topik pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk membantu menambah wawasan dan pengetahuan guru

tentang penggunaan metode pembelajaran SQ3R.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas, yang

meliputi beberapa siklus tindakan.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Aktifitas siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami

peningkatan. (2) Hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata hasil belajar dari pra siklus sampai

dengan siklus III terjadi peningkatan.

Hasil penelitian direkomendasikan: (1) Bagi guru SD, agar terus berusaha meningkatkan

kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan metode SQ3R. (2) Bagi Kepala Sekolah dan

pengawas UPTD Pendidikan Kecamatan Cimanggis Kota Depok agar terus meningkatkan potensi

guru-guru di Sekolah Dasar dalam bidang pengajaran dengan metode SQ3R dalam pembelajaran

membaca cepat. (3) Bagi para siswa, agar lebih giat lagi dalam belajar terutama dalam membaca

cepat dan pemahamannya.

Page 3: PTK Guru SD

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PTK ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

ABSTRAKSI ...................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. v

DAFTAR GRAFIK............................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 4

A. Kajian Teori ................................................................................................. 4

B. Model SQ3R dalam Pembelajaran ............................................................... 12

C. Kerangka Berfikir ......................................................................................... 14

D. Hipotesis Tindakan ....................................................................................... 15

BAB III METODEPENELITIAN .................................................................................... 17

A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ...................................................... 17

B. Subyek Penelitian ......................................................................................... 17

C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian) ....................................................... 17

D. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 20

E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 22

A. Deskripsi Data .............................................................................................. 22

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 27

C. Jawaban Hipotesis ........................................................................................ 30

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .......................................................... 31

A. Kesimpulan .................................................................................................. 31

B. Rekomendasi ................................................................................................ 31

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: PTK Guru SD

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Bagan Langkah-langkah Pembelajaran SQ3R....................................... 14

4.1. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Pra Siklus ............................... 22

4.2. Observasi Siswa dalam Aktifitas Belajar .............................................. 25

4.3. Observasi Guru dalam Pembelajaran .................................................... 26

4.4. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Siklus I ................................... 26

4.5. Rekapitulasi Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 28

4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa ...................................................... 102

Page 5: PTK Guru SD

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa ...................................................... 30

4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa dari Seluruh Siswa ....................... 30

Page 6: PTK Guru SD

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Foto-foto Kegiatan

3. Surat Keputusan (SK) Pembimbing

4. Surat Izin Penelitian

5. Surat Keterangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Page 7: PTK Guru SD

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peran pendidikan sangatlah penting dalam menghasilkan sumber

daya manusia yang berkualitas.Pada hakekatnya, pendidikan merupakan

suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia. Oleh

karena itu, setiap proses pendidikan akan bermakna mengembangkan

potensi hidup seluas-luasnya. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

memerlukan suatu pendekatan untuk mengembangkan potensi siswa dalam

menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, mewicara,

membaca dan menulis.Sehubungan dengan upaya meningkatkan

keterampilan membaca pada siswa, masalah keterampilan membaca cepat

perlu mendapat perhatian.Untuk itu penulis ingin mengetahui sejauh mana

keberhasilan pengajaran Bahasa Indonesia dalam membaca cepat jika

diterapkan dengan metode SQ3R.

SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah

yaitu, survei (prabaca), question (mengajukan pertanyaan), read (membaca),

recite atau recall (berhenti sejenak atau mengingat), dan review (tinjauan

atau mengulang). Dalam membaca cepat terkandung didalamnya

pemahaman yang cepat pula. Untuk itu kita perlu menguasai teknik-teknik

membaca cepat dan efektif. Untuk memahami bacaan perlu diambil

langkah-langkah strategis, yaitu menggunakan metode SQ3R.

Dalam meningkatkan keterampilan membaca, terutama membaca

cepat siswa bukan hal yang mudah. Faktor yang mempengaruhi

terwujudnya keterampilan membaca cepat siswa seperti halnya tersedia

sarana dan prasarana, kemauan dan motivasi siswa, teknik membaca dan

metode yang digunakan guru. Pada dasarnya yang menjadi permasalahan

dalam pembelajaran membaca cepat yaitu:

1. Guru tidak sesuai dalam menerapkan pendekatan pembelajaran

2. Siswa kurang termotivasi untuk belajar

Page 8: PTK Guru SD

3. Keterbatasan guru dalam hal kemampuan menyampaikan materi pela-

jaran.

Kerugian yang terjadi pada masalah ini apabila tidak diteliti yaitu

kita tidak bisa mengetahui sejauh mana perkembangan pembelajaran yang

terjadi di dalam kelas. Dan kita tidak bisa mengetahui bahwa dalam

pengajaran pembelajaran Bahasa Indonesia apakah mencapai tujuan atau

tidak.

Dengan adanya penelitian ini kita bisa mengetahui sejauh mana

perkembangan kemampuan anak dalam pembalajaran Bahasa

Indonesia.Tepatnya kemampuan anak dalam membaca cepat. Selain itu juga

kita dapat mengetahui metode atau pendekatan apa yang tepat untuk

digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Namun dalam penelitian

ini penulis menggunakan SQ3R.

Pada dasarnya kemampuan membaca anak SD itu kurang

diperhatikan. Untuk itu sebagai calon guru kita harus dapat menciptakan

cara untuk menumbuhkan minat membaca siswa. Misalnya dengan cara

membiasakan anak untuk membaca cerita dongeng. Meningkatkan

keterampilan membaca cepat siswa bukan hal yang mudah. Teknik

membaca yang baik akan mengantarkan siswa untuk terampil membaca. Hal

lain. Dengan metode yang digunakan oleh guru dalam pengajaran haruslah

sesuai dengan karakteristik siswa baik secara individu maupun kelompok.

Metode SQ3R merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketrampilan

membaca cepat pada anak.

Berdasarkan dari semua permasalahan di atas, penulis terinspirasi

untuk mengadakan penelitian di Kelas III SD Negeri Ujungtebu dengan

judul Penelitian Tindakan Kelas “Peningkatkan Kemampuan Membaca

Cepat Siswa melalui Penerapan SQ3R di Kelas III SD Negeri Harjamukti 3

Kecamatan Cimanggis Kota Depok ”.

B. Rumusan Masalah

Page 9: PTK Guru SD

Berdasarkan Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia di Sekolah

Dasar dengan menggunakan metode SQ3R, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode SQ3R dalam pembe-

lajaran membaca cepat?

2. Sejauhmana peningkatan kemampuan siswa dalam membaca cepat den-

gan menggunakan metode SQ3R?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan, tujuan

penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Ingin membantu kesulitan siswa dalam membaca cepat dengan meng-

gunakan langkah-langkah metode SQ3R.

2. Ingin membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca

cepat dengan menggunakan metode SQ3R.

D. Manfaat Penelitian

Bertitik tolak dari tujuan yang ingin dicapai setelah proses penelitian

berlangsung, penulis berharap agar penelitian ini memperoleh hasil sebagai

berikut:

1.Kegunaan Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan mengenai efektifitas metode pembelajaran den-

gan menggunakan metode SQ3R

b. Mampu menerapkan pembelajaran dengan metode SQ3R

c. Dapat mensosialisasikan pembelajaran dengan metode SQ3R

d. Menemukan rancangan PTK yang efektif untuk memecahkan

masalah dalam kegiatan belajar

2.Kegunaan Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan keterampilan dalam proses belajar mengajar

dengan metode pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R

Page 10: PTK Guru SD

b. Dapat mengetahui teknik pembelajaran Bahasa Indonesia yang

menggunakan metode SQ3R

3.Kegunaan Bagi Siswa

a. Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan pada pelajaran

Bahasa Indonesia

b. Mendapatkan pengalaman secara langsung dari hasil belajar

sehingga mampu menerapkan konsep membaca cepat dalam

kehidupan sehari-hari

Page 11: PTK Guru SD

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Isi

pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran,

menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur

pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus

memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap

jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi

pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran,

diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh

karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan belajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Hal

ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi belajar bahasa

diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara,

menyimak, dan mendengarkan.

Secara universal, pengertian bahasa ialah suatu pelahiran yang

bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan

mahluk lain. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang

nyata atau maya, yang berwujud, yang tampak kasat mata, yang ghoib,

khayati, mendeskripsikan situasi dan konadisi masa lampau, masa kini,

maupun masa yang akan datang. Ujaran manusia itu menjadi bahasa,

tatkala dua orang manusia atau lebih bersepakat bahwa seperangkat bunyi

memiliki makna yang disetujui bersama.

2. Teori Membaca dan Penerapannya pada Pengajaran Bahasa In-

donesia

Page 12: PTK Guru SD

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperolah pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar

kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu

pandanagn sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat

diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi pesan yang tersurat dan yang

tersirat tidak akan tertangkap atu dBahasa Indonesiahami, dan proses

membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson 1960, dalam Henry

Guntur Tarigan, 2008:7). Dan membaca merupakan proses yang

kompleks. Proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental.

Menurt Burns dkk. (1997 :7) , (dalam Farida Rahim 2007 : 12).

Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian

kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess),

berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan

penyandian (encoding). Sebuah aspekpembacaan sandi (decoding) adalah

menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan

(oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan

menjadi bunyi yang bermakna. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur

Tarigan, 2008 : 7-8).

Istilah-istilah linguistic decoding dan encoding tersebut akan lebih

mudah dimengerti kalau kita dapat memahami bahwa bahasa (language)

adalah sandi (code) yang direncanakan untuk membawa /mengandung

makna (meaning). Beberapa ahli lebih cenderung memakai istilah

recording (membaca) sebab pertama sekali lambang-lambang tertulis

(written Symbols) di ubah menjadi bunyi, kemudian barulah sandi itu

dibaca (are decoded).Menyimak dan membaca berhubungan erat karena

keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.Berbicara dan

menulis berhubungan erat karena keduanya merupakan alat untuk

mengutarakan makna, mengemukakan pendapat, mengekspresikan pesan.

(Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 8-9).

Page 13: PTK Guru SD

Membaca dapat pula di artikan sebagai suatu metode yang kita

pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-

kadang dengan orang lain, yaitu mengomunikasikan makna yang

terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Ada pula beberapa

penulis beranggapan, bahwa “membaca” adalah suatu kemampuan untuk

melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang

tertulis tersebut melalui fonik (phonics = suatu metode pengajaran

membaca ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan

biasa) menjadi/menuju membaca lisan (oral reading).

Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk

memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang

terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak

pada halaman tertulis, tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah,

makna itu akan berubah karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang

berbeda-beda yang dia pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan

kata-kata tersebut. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 :

9).

Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing

meaning to and getting meaning from printed ar written material,

memetik serta memahami atau makna yang terkandung di dalam bahan

tertulis (Finhochiaro and Bonomo 1973 dalam Henty Guntur Tarigan,

2008 : 9). Jelaslah bagi kita bahwa membaca adalah suatu proses yang

bersangkut paut dengan bahasa. Menyimak dan berbicara haruslah selalu

mendahului kegiatan membaca.Oleh karena itu, sangat penting sekali

diingat agar setiap kesulitan yang berkenaan dengan bunyi, intonasi, atau

jeda haruslah dijelaskan sebelum para pelajar disuruh membaca dalam hati

ataupun membaca lisan. (Finocchiaro and Bonomo 1973 dalam Henry

Guntur Tarigan, 2008 : 9). Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa

“membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya”

(Lado 1976 dalam Henry Guntur Tarigan : 9).

Page 14: PTK Guru SD

Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak.

Ada 2 cara yang ditempuh pembaca dalam memperoleh makna dari barang

cetak antara lain:

a. Langsung, yakni menghubungkan ciri penanda visual bunyi dari

tulisan dengan maknanya, biasanya digunakan oleh pembaca lanjut.

b. Tidak langsung, yakni mengidentifikasi bunyi dalam kata dan

menghubungkannya dengan makna, biasanya digunakan oleh pembaca

permulaan.

Kegiatan membaca menjadi dua tahap :

a. Dalam tahap persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi barang

cetak, konsep tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf,

konsep tentang kata.

b. Dalam tahap perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang

terdapat dalam barang cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu

kata dengan kata yang lain.

Pengajaran membaca sangat tepat digunakan sebagai sarana untuk

membimbing anak menjadi pembaca yang mandiri dan menumbuhkan

minat baca.Melalui pengajaran membaca bersuara, guru dapat

menjadikan barang cetak (mati) menjadi hidup. Melalui kegiatan ini guru

dapat memberikan contoh cara membaca dengan kecepatan, irama dan

suara yang tepat. Selain itu, guru dapat mengajak anak dengan bahasa

tulis. Cara yang ditempuh untuk mengajak anak mengakrabi buku adalah

sebagai berikut :

a. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan

b. Perkenalkan buku-buku baru

c. Pilih waktu yang paling tepat

d. Beri kesempatan untuk merespon isi buku

e. Berikan bimbingan dalam memahami bacaan

f. Gunakan cara dan waktu yang bervariasi.

Page 15: PTK Guru SD

Untuk dapat memacu perkembangan anak dalam membaca.Clay

(1966) mengemukakan perlunya penciptaan kondisi yang kondusif bagi

kegiatan membaca. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Kemahiran membaca diperoleh melalui interaksi sosial dan tingkah

laku emulatif (kompetitif).

b. Anak menguasai kemahiran membaca sebagai hasil dari pengalaman

hidupnya.

c. Anak akan menguasai kemahiran membaca jika ia tahu tujuan dan

memerlukan proses.

d. Kegiatan bermain memainkan peran dalam penguasaan bahasa.

3. Manfaat Membaca

Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang

semakin kompleks.Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan

membaca.Di zaman yang semakin maju dan modern sekarang ini,

membaca adalah hal yang penting bagi kehidupan. Dengan membaca kita

dapat melakukan apa saja dan melaksanakan kegiatan apapun. Seperti

tanda-tanda jalan mengarahkan orang-orang yang berpergian sampai pada

tujuannya, menginformasikan pengemudi mengenai bahaya dijalan, dan

mengingat aturan-aturan lalu lintas.Itulah manfaatnya membaca.

Disamping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas

kehidupan sehari-hari manusia.Jadi kemampuan membaca itu sangat

penting bagi manusia untuk menjalani kehidupan.

4. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta

memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.Makna,

arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau

intensif kita dalam membaca.Membaca juga hendaknya mempunyai

tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung

lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai

tujuan.Dalam kegiatan membaca dikelas, guru seharusnya menyusun

Page 16: PTK Guru SD

tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau

dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca itu sendiri. Dalam

pengajaran membaca di Sekolah Dasar (SD), tujuan membaca mencakup :

a. Kesenangan

b. Menyempurnakan membaca nyaring

c. Menggunakan strategi tertentu

d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic

e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya

f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis

g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi

h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang

diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari

struktur teks

i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk. Dan Ir-

win dalam burns dkk. 1996. Dalam Farida Rahim, 2007 : 11-12).

Berikut beberapa hal yang penting dalam tujuan membaca:

a. Membaca untuk menemukan atu mengetahui penemuan-penemuan

yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh;

apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan

masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut

membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (read-

ing for details or fact).

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang

baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang

dipelajari atau yang dialami oleh tokoh, dan merangkumkan hal-hal

yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti

ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for

main ideas).

c. Membaca untuk menemukan atau untuk mengetahui apa yang terjadi

pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua,

dan ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suaatu

Page 17: PTK Guru SD

masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini

disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, orgnisasi

cerita (reading for sequence).

d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh

merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh

pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kuali-

tas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil

atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca infer-

ensi (reading for inference).

e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bi-

asa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita,

atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca un-

tuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to

classify).

f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan

ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diper-

buat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh, bekerja dalam cerita

itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to

evaluate).

g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah,

bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,

bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh

menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan

atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). (Anderson

1972, dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 9-11).

5. Aspek-aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang

melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai

garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu :

a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat di-

anggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).

Page 18: PTK Guru SD

b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang

dapat dianggap pada urutan yang lebih tinggi (higher order).

Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan

mekanis (mechanical skills) tersebut, aktivitas yang paling sesuai adalah

membaca nyaring, membaca bersuara (atau reading aloud; oral

reading).Untuk keterampilan pemahaman (comprehension skills), yang

paling tepat adalah dengan membaca dalam hati (silent reading), yang

dapat pula di bagi atas :

a. Membaca ekstensif (extensive reading)

b. Membaca intensif (intensif reading)

Selanjutnya, membaca ekstensif ini mencakup pula :

1. Membaca survey (survey reading)

2. Membaca sekilas (skimming)

3. Membaca dangkal (superficial reading).

Sedangkan, membaca intensif dapat pula dibagi atas:

1. Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula:

a. Membaca teliti (close reading)

b. Membaca pemahaman (comprehensive reading)

c. Membaca kritis (critical reading)

d. Membaca ide (reading for ideas).

2. Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup

pula:

a. Membaca bahasa asing (foreign language reading)

b. Membaca sastra (literary reading).

6. Membaca sebagai Suatu Keterampilan

Dalam berkomunikasi kita kita menggunakan keterampilan

berbahasa yang telah kita miliki, seberapapun tingkat atau kualitas

keterampilan itu.Dalam berkomunikasi, sipengirim mungkin

menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak dengan

menggunakan lambang-lambang berupa bunyi-bunyi bahasa yang

diucapkan. Dengan kata lain, dalam proses encoding si pengirim

Page 19: PTK Guru SD

mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi

yang di ucapkan. Selanjutnya pesan yang di formulasikan dalam wujud

bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan kepada penerima.Aktivitas

tersebut biasa dikenal dengan istilah berbicara. Dipihak lain, si penerima

melakukan aktivitas decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk bahasa

yang berupa bunyi-bunyi lisan tersebut kembali menjadi pesan. Aktivitas

tersebut biasa disebut dengan istilah mendengarkan (menyimak).

Adapula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan

lambang-lambang berupa tulisan. Dalam proses encoding si pengirim

merubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian

dikirimkan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa disebut dengan

istilah menulis. Kemudian, sipenerima dalam proses decoding berupaya

memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis itu sehingga pesan dapat diterima

secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah membaca.

Komunikasi sesungguhnya terjadi dalam suatu konteks kehidupan

yang dinamis, dalam suatu konteks budaya. Dalam komunikasi yang

sesungguhnya, ketika melakukan proses encoding si pengirim berada

dalam satu konteks yang berupa riang, waktu, peran, serta konteks budaya

yang menjadi latar belakang pengirim dan penerima. Keberhasilan suatu

komunikasi sangat bergantung kepada proses encoding dan decoding yang

sesuai dengan konteks komunikasi. Seseorang dikatakan memiliki

keterampilan berbahasa dalam posisi sebagai pengirim pesan, dalam

proses encoding ia terampil memilih bentuk-bentuk bahasa yang tepat,

sesuai dengan konteks komunikasi.

Dapat di bayangkan bila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa.

Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan

perasaan, dan tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak

lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, fakta yang

disampaikan oleh orang kepada kita (Isah Cahyani, Hodijah, 2008 : 3-6).

Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar

bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit,

Page 20: PTK Guru SD

yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan

yang lebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca

mencakup tiga komponen, yaitu :

a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca

b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistic

yang formal

c. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning

(Broughton (et al) 1978, dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 11-12).

Membaca adalah keterampilan reseftif bahasa tulis.Keterampilan

membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari

keterampilan mendengarkan dan berbicara.Tetapi, pada masyarakat

memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan

membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan

menyimak dan berbicara.

Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses

membaca antara lain sebagai berikut. Pembaca harus :

1. Mengenal system tulisan yang digunakan

2. Mengenal kosakata

3. Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan

gagasan utama

4. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata sulit, dari konteks

tertulis

5. Mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat dan sebagainya

6. Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat seperti subjek,

predikat, objek, preposisi, dan sebagainya

7. Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis

8. Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan dan partisBa-

hasa Indonesian

9. Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik

kesimpulan-kesimpulan

Page 21: PTK Guru SD

10. Menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal

dan gramatikal untuk memahami topic utama dan informasi utama

11. Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan

12. Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan

membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide

utama atau melakukan studi secara mendalam (Isah Cahyani, Hodijah

2008 : 9-10).

7. Membaca Cepat

Membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan

sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah.Pemahaman dan kecepatan

membaca menjadi amat tergantung pada kecakapan dalam menjalankan

setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu.

Dalam membaca cepat terkandung didalamnya pemahaman yang

cepat pula.Bahkan pemahaman inilah yang menjadi pangkal tolak

pembahasan, bukannya kecepatan. Akan tetapi, tidak berarti bahwa

membaca lambat akan meningkatkan pemahaman. Bahkan orang yang

biasa membaca lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat

mengambil manfaat yang besar dengan membaca cepat.

Kecepatan membaca sangat tergantung pada bahan dan tujuan yang

membaca, dan sejauh mana keakraban pembaca dengan bahan

tersebut.Kecepatan membaca harus seiring dengan kecepatan pembaca

memahami bahan bacaan itu.

Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh seseorang dalam

membaca adalah mereka terlalu menekuni detail sehingga kehilangan ide

sentralnya. Menemukan ide pokok suatu paragraf atau bacaan adalah kunci

untuk mengerti apa yang kita baca itu. Apabila ide pokok telah dikuasai,

maka detailnya menjadi mudah kita kenali. Oleh karena itu, dalam

membaca apa saja pembaca harus cepat menemukan ide pokoknya. Jangan

membuang waktu untuk menekuni detail.

Kegiatan membaca dilakukan bersama-sama oleh mata dan

otak.Mata bekerja seperti kamera, yaitu memotret.Hasilnya, film

Page 22: PTK Guru SD

negative.Selanjutnya, proses dilakukan di otak, hasilnya, yaitu gambar

positif.mata melihat dan mata menginterpretasikan saat itu juga sehingga

“apa yang anda lihat, itulah yang anda dapat”. Otak menyerap apa yang

dilihat mata. Oleh karena itu, melihat adalah mengerti. Unsur utama

membaca itu adalah otak, mata hanya alat untuk mengantarkan gambar ke

otak lalu otak memberikan interpretasi terhadap apa yang dituju oleh mata

itu.

Skimming dan scanning adalah keterampilan membaca yang diatur

secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dapat menolong

kita memberikan keputusan yang tepat terhadap bahan-bahan

itu.Kecepatan membaca pun harus fleksibel. Artinya, kecepatan itu tidak

harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu diperlambat.Hal itu

tergantung pada bahan dan tujuan kita membaca. Pada hakikatnya,

membaca cepat itu adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus

dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa

membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak

kita perlukan (Soedarso 2006 : 1-2).

8. Metode SQ3R

System membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson

tahun 1941, merupakan system membaca yang semakin populer yang

digunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari 5

langkah. Yaitu, survey, question, read, recite atau recall, dan review.

Dalam system SQ3R ini, sebelum membaca terlebih dahulu kita

survey bacaan untuk mendapat gagasan umum apa yang kita baca. Lalu

dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang

jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut kita akan lebih

mudah memahami bacaan. Selanjutnya dengan mencoba mengutarakan

kata-kata sendiri pokok-pkok pentingnya, kita akan menguasai dan

mengingatnya lebih lama. (Soedarso 2006 : 59-60).

Page 23: PTK Guru SD

B. Model SQ3R dalam Pembelajaran

SQ3R merupakan system membaca yang terdiri dari lima langkah,

yaitu :survey. Question, read, recite (recall), dan review.Berikut penjelasan

langkah-langkahnya.

1. S (Survey)

Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum

membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan

ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk :

1. Mempercepat menangkap arti

2. Mendapatkan abstrak

3. Mengetahui ide-ide yang penting

4. Melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut

5. Mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan

6. Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.

Prabaca dilakukan hanya beberapa menit, tetapi dengan cara yang

sistematis kita cepat menemukan ide-ide penting dan organisasi bahan. Hak

itu akan sangat membantu mencapai tujuan kita membaca.

Survey buku, dalam prabaca buku, tindakan pertama yang perlu

dilakukan adalah memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan

tentang topik yang terkandung didalamnya. Lalu melihat nama penulis dan

atributnya yang biasanya memberikan petunjuk isi tulisan. Untuk melihat

aktualisasinya, lihat tahun penerbitannya.Kalau ada, baca juga sampul buku

bagian belakang yang memnuat pesan penerbit mengenai hal penting dari

buku. Tahap berikutnya adalah sebagai berikut :

1. telusuri daftar isi, untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku/in-

formasi buku.

2. Baca pengantar, adakalanya kalau kita pergi keperpustakaan, dihadap-

kan pada deretan buku yang mengupas hal yang sama.

3. Lihat table, grafik, dan lain-lain. Bagian buku ini dapat memperjelas

dan mempercepat pemahaman isi buku.

Page 24: PTK Guru SD

4. Apendiks, jangan dilupakan suplemen atau apendiks yang biasanya

memberi tambahan informasi yang berharga sementara kita membaca.

5. Telusuri indeks, dapatkan kata-kata kunci untuk mencocokkan dengan

tujuan dan kebutuhan kita.

Surveybab, sebelum membaca suatu bab, adakan survey terlebih

dahulu, lebih teliti lagi dibandingkan survey secara keseluruhan tadi.

Selain itu juga kita mengamati sub judul-sub judul dan kaitannya, amati

juga alat-alat bantu visual yang ada di bab itu seperti grafik, peta dan lain-

lain. Lalu perhatikan, paragraf pertama dan akhir ringkasan, dan sub judul.

2. Q (Question)

Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya

tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul dan sub judul serta sub dari

sub judul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan,

dimana, atau mengapa. Pada waktu survey buku keseluruhan pertanyaan

penbaca mungkin terlalu umum, tetapi pada saat survey bab ke bab

pertanyaan–pertanyaan itu dapat lebih spesifik. Suatu pertanyaan dapat

menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang isi secara lebih mendalam.

Dengan adanya berbagai pertanyaan itu cara membaca kita menjadi lebih

aktif dan lebih mudah menangkap gagasan yang ada darBahasa

Indonesiada kalau hanya membaca asal membaca.

3. R (Read)

Setelah melewati tahap survey dan timbul beberapa pertanyaan yang

kita harapkan akan mendapat jawaban di bacaan yang kita hadapi, langkah

berikutnya adalah :Read, membaca.

Jadi, membaca itu baru langkah ketiga, bukan langkah pertama atau

satu-satunya langkah untuk mennguasai bacaan.Baca tulisan itu bagian

demi bagian. Sementara membaca bagian-bagian itu carilah jawaban atas

pertanyaan yang kita bentuk berdasarkan judul-judul bagian atau

pertanyaan lain yang muncul sehubungan dengan topic bacaan itu.

Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail

yang penting, yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca

Page 25: PTK Guru SD

dibagian-bagian yang penting atau yang dianggap sulit dan percepat

kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah anda

ketahui.

Pada tahp membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu,

yang pertama, jangan membuang catatan-catatan. Ini akan memperlambat

anda dalam membaca. Yang kedua, jangan membuat tanda-tanda seperti

garis bawah pada kata maupun frase tertentu, bisa jadi setelah selesai

membaca acapkali ternyata salah memilihnya.Pada tahap membaca ini,

konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pekoknya serta mengetahui

detail yang penting.

4. R (Recite atau Recall)

Setiap selesai membaca suatu bagian, berhetilah sejenak dan cobalah

menjawab pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal

penting dari bab itu. Pada kesempatan itu, kita dapat juga membuat catatan

seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu

sekali lagi. Sebelum menginjak langkah selanjutnya, pastikan empat

langkah ini dijalani dengan benar.Sekalipun bahan itu mudah dimengerti,

tahap mengutarakan kembali hal-hal penting itu jangan dilewatkan agar

tidak mudah kita lupakan.

5. R (Review)

Daya ingat kita terbatas. Sekalipun pada waktu membaca 85% kita

menguasai isibacaan, kemampuan kita dalam waktu 8 jam untuk

mengingat detail yang penting tinggal 40%. Dan, dalam tempo dua

minggu pemahaman kita tinggal 20%.

Oleh karena itu, janganlah dilewatkan langkah terakhir ini : Review.

Setelah selesai keseluruhan dari apa yang harus dibaca, ulangi untuk

menelusuri kembali judul-judul dan subjudul dan bagian-bagian penting

lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu untuk

diingat kembali. Tahap ini selain membantu daya ingat dan memperjelas

Page 26: PTK Guru SD

pemahaman juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang barangkali kita

lewati sebelum ini. (Soedarso 2006 : 64).

Tabel 2.1

Bagan langkah-langkah pembelajaran SQ3R

No Langkah-langkah Pembelajaran

1. Guru mempersiapkan materi pembelajaran

2. Guru menjelaskan tentang metode SQ3R

3. Siswa di beri materi bacaan dan melakukan survey atau Prabaca

4. Bersamaan pada saat survey siswa dipersilahkan untuk

Mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan

5. Siswa membaca bacaan dan mencari jawaban atas pertanyaan

Yang dibentuk judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang

Muncul sehubungan dengan topik bacaan itu.

6. Setiap selesai membaca suatu bagian, siswa berhenti sejenak

Dan menjawab pertanyaan-pertanyaan atau menyebutkan

hal-hal penting dari bacaan itu.

7. Setelah selesai keseluruhan dari apa yang dibaca ulangi untuk

Menelisuri kembali isi bacaan dan bagian-bagian penting

Lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu

Untuk diingat kembali.

C. Kerangka Berfikir

Banyak orang apabila menghadapi buku atau bahan lainnya langsung

saja mulai membaca kata pertama pada kalimat pertama, paragraf pertama,

dan halaman pertama.Dengan tekun ditelusuri kata demi kata, kalimt demi

kalimat.Pada umumnya orang (yang belum pernah mendapat latihan khusus)

membaca terlalu lambat, jauh lebih lambat dari pada kemampuannya. Hal itu

disebabkan hal-hal berikut :

1. Kebiasaan yang lama yang salah yang telah mendarah daging dibawa dari

kecil.

Page 27: PTK Guru SD

2. Tidak agresif dalam usahanya memahami arti bacaan. Tidak konsentrasi,

sehingga tidak cepat menanggapi dan tidak cepat berusaha menyelesaikan

bacaan.

3. Persepsimya kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa yang

dibaca.

Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan

sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus

menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Kita

tidak dapat membaca tanpa menggerakan mata atau tanpa menggunakan

pikiran kita.Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat tergantung

pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk

itu.

Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata,

mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Misalnya, padi dan

pagi, ibu dan ubi. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap

kata secara penuh agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Selagi

belajar anak diajari membaca secara struktural, yaitu dari kiri kekanan dan

mengamati tiap kata dengan seksama pada susunan yang ada.Keterbatasannya

belum memungkinkan memanipulasi arti kata dan susunan kata itu dalam

kalimat. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan kebiasaan

berikut :

1. Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.

2. Menggerakan kepala dari kiri kekanan.

3. Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata.

Ada beberapa hambatan membaca cepat yaitu, membaca dengan

bersuara (vokalisasi), menggerakkan bibir, menunjuk kata demi kata dengan

jari, dan menggerakkan kepala dari kiri ke kanan, merupakan kebiasaan yang

menghambat. Kebiasaan yang melibatkan fisik itu mudah diatasi dan dalam

tempo dua minggu kebiasaan itu akan hilang, asalkan kita mau mempraktekan

cara-cara penaggulangannya. Hambatan lain yang sulit diatasi adalah regresi

Page 28: PTK Guru SD

atau mengulangi beberapa kata kebelakang dan subvokalisasi atau melafalkan

kata dalam batin.

Dengan menghilangkan sama sekali cara membaca dalam melafalkan

dalam batin apa apa yang dibaca memang tidak mungkin, tetapi masih dapat

diusahakan dengan cara melebarkan jangkauan mata sehingga satu fiksasi

(pandangan mata) dapat menangkap beberapa kata sekaligus dan langsung

menyerap idenya darBahasa Indonesiada melafalkannya. Kita harus sadar

bahwa yang penting dalam membaca adalah menangkap ide, bukan

mengingat-ingat atau menekuni symbol-simbol yang tercetak itu.

Berdasarkan pengamatan penulis, kemampuan membaca siswa Kelas

III SD Negeri Harjamukti 3 Kecamatan Cimanggis Kota Depok cukup baik

karena pembelajaran membaca di kelas mendapat respons yang baik. Siswa

sepertinya bosan dan jenuh dengan kegiatan membaca.Keberhasilan membaca

didasarkan pada 2 faktor yaitu faktor linguistik atau yang berkaitan dengan

ketatabahasaan (mengidentifikasi bunyi dan pengetahuan gramatikal) dan

faktor non linguistik (penggunaan teknik membaca dan kemampuan

mengidentifikasi tujuan yang termuat dalam isi teks).

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah “sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau

pengutaraan pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan”

Sedangkan yang dimaksud tindakan adalah “sesuatu yang dilakukan”.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hipotesis tindakan

adalah jawaban sementara meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan

dengan melakukan suatu tindakan.

Sistem membaca SQ3R merupakan sistem membaca yang semakin

populer di gunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari

lima langkah. Yaitu, survey, question, read, recite atau recall, dan review.

Sesuai dengan uraian diatas maka hipotesis tindakan ini adalah

“dengan menggunakan metode SQ3R maka kemampuan siswa dalam

membaca meningkat”.

Page 29: PTK Guru SD

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri Harjamukti 3 Kecamatan

Cimanggis Kota Depok Kota Serang. Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 18 Juli 2012.Penelitian dilakukan karena siswa kurang memahami isi

bacaan dengan membaca cepat.Hal ini sesuai dengan latar belakang yang

menyatakan bahwa siswa kurang termotivasi untuk belajar.Hal tersebut men-

gakibatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat menjadi rendah.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian pada kegiatan pembelajaran adalah siswa kelas III,

SD Negeri Harjamukti 3 Kecamatan Cimanggis Kota Depok , yang berjumlah

32 orang, terdiri dari 22 orang laki-laki dan 10 orang perempuan, yang

menjadi masalah Penilitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah membaca cepat

dengan metode SQ3R.

C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian)

1. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

deskriptif.Penelitian deskriptif merupakan papaparan (deskripsi) informasi

tentang gejala, peristiwa, kejadian sebagaimana adanya (Suharsimi

Arikunto, 2008:56).

Sesuai dengan uraian di atas maka dipilihlah jenis penelitian

Tindakan (Action Research).Penelitian tindakan adalah kegiatan kajian

tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas

tindakan di dalamnya.Seluruh pelaksanaan, telaah, diagnesis, perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan yang

diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan profesional (dalam

Suwarsih Madya, 1994:16).

Page 30: PTK Guru SD

Menurut Kemmis dan Taggart (1988:15), penelitian tindakan

adalah suatu penelitian yang bersifat reflektif diri yang dilakukan oleh

peserta-peserta tindakan dalam situasi sosial untuk meningkatkan

penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan sosial mereka, serta

pemahaman mereka terhadap praktek-praktek itu, terhadap situasi tempat

mereka melakukan praktek-praktek tersebut.

Berdasarkan pada definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh

beberapa pakar diatas, maka dapat disimpulkan pengertian Penelitian

Tindakan Kelas adalah penelitain dalam bidang yang dilaksanakan dalam

kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengobservasi,

dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisBahasa

Indonesiatif, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil

belajar siswa meningkat.

2. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini terdiri dari pra siklus dan siklus tindakan yang terdiri

dari empat tahap, yaitu : tahap perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi. Sedangkan pra iklus terdiri dari dua tahap yaitu : tahap observasi

dan refleksi.

1. Pra Siklus

Proses pra siklus merupakan tahap awal dari rangkaian siklus

tindakan. Pada kegiatan pra siklius ini dilakukan untuk mengetahui

kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya. Kegiatan ini lebih dikenal

juga dengan sebutan kegiatan awal untuk melihat kondisi dalam

pembelajaran disekolah. Kegiatan pra siklus dilaksanakan dengan tahapan

sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi dimaksudkan untuk memperoleh pembelajaran

Bahasa Indonesia di SD Negeri Harjamukti 3 sesuai dengan kondisi

Page 31: PTK Guru SD

aslinya (belum dikenai tindakan). Pelaksanaan observasi terutama

ditekankan kepada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa

Indonesia yang dibuat guru.

1) Pelaksanaan proses dan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia pada materi membaca cepat. Pengamatan dilakukan

terhadap proses belajar siswa dan mengajar guru.

2) Dalam tahap observasi ini diadakan tes mengenai materi membaca

cepat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dan hasil

pembelajaran selama kegitan belajar mengajar.

b. Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru diskusi tentang

permasalahan yang diperoleh pada saat observasi.Hasil tes yang

dilakukan pada saat observasi yang berkaitan dengan pembelajaran

Bahasa Indonesia tentang membaca cepat menunjukan bahwa

kemampuan siswa kurang dalam materi membaca cepat. Berdasarkan

hasil diskusi maka peneliti mencoba menerapkan metode SQ3R untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami membaca cepat.

Selanjutnya peneliti merencanakan penelitian ke dalam dua siklus

yaitu siklus I dan siklus II.

2. Proses Penelitian Siklus I

Siklus I dilakukan merupakan hasil refleksi dari pra siklus,

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa perencanan,

yang berkaitan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dengan

tahap tindakan. Perencanaan dalam penelitian dijabarkan sebagai

berikut :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai

pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R yang akan

dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar.

Page 32: PTK Guru SD

2) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada saat

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

3) Menyusun dan membuat alat observasi yang digunakan dalam

penelitian untuk melihat aktivitas siswa dalam pengembangan

pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R.

4) Menyusun penilaian (tes tertulis) yang akan digunakan dalam

Proses Belajar Mengajar (PBM).

5) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak

lanjut.

6) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran

sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan

tindakan ini untuk memperbaiki proses pembelajaran. Adapun

tindakan tahapan dijabarkan sebagai berikut :

1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, jumlah setiap

kelompok berjumlah 5 orang

2) Guru membagikan Lembar Keja siswa (LKS) yang berisi soal

tentang membaca cepat kepada tiap kelompok untuk diselesaikan

dalam diskusi kelompok.

3) Melaksanakan diskusi kelas setelah siswa menyelesaikan tugas

kelompoknya.

4) Guru melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran saat

siswa diskusi kelompok dan diskusi kelas.

5) Melakukan tes individu untuk mengukur keberhasilan siswa dalam

menyelesaikan membaca cepat dengan metode SQ3R.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa

dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan metode

SQ3R. Hasil observasi akan dijadikan dasar refleksi bagi tindakan

yang telah dilakukan untuk merencanakan kegiatan atau tindakan

Page 33: PTK Guru SD

selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan sebagai

berikut :

1) Pengamatan terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran

berlangsung yaitu pada saat siswa berdiskusi kelompok dalam

menyelesaikan soal.

2) Penerapan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode

SQ3R.

d. Refleksi

Pada tahap ini bertujuan untuk merefleksikan hasil dari proses

belajar mengajar yaitu dengan berusaha mencari alur pemikiran yang

logis dalam kerangka keja, proses, problem, isu dan hambatan yang

muncul dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Pada tahap

refleksi dalam penelitian dijabarkan pada kegiatan sebagai berikut :

1) Kegiatan diskusi antara guru dan peneliti setelah tindakan

dilakukan.

2) Mereflesikan hasil diskusi untuk melaksanakan siklus selanjutnya.

D. Instrumen Penelitian

Teknik penelitian adalah salah satu cara untuk mengumpulkan dan

mengolah data. Teknik ini perlu ditindaklanjuti untuk mengetahui tentang

kemampuan siswa dalam membaca cepat. Selain mengukur kemampuan

siswa juga tentang proses belajar mengajar siswa dan kegiatan mengajar guru

dalam menggunakan metode SQ3R.

Teknik pengumpulan data merupakan suatu prosedur atau langkah-

langkah yang akan ditempuh dalam mengumpulkan data untuk memperoleh

data diperlukan alat pengumpul data atau instrument penelitian. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Observasi langsung

Dalam penelitian ini observasi merupakan teknik mengumpulkan

data dengan cara melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan

Page 34: PTK Guru SD

guru selama proses pembelajaran berlangsung, dan juga hal-hal apa saja

yang harus di perbaiki untuk pembelajaran selanjutnya.

2. Tes

Tes adalah alat yang digunakan dalam pengukuran.Tes ini

dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian siswa dalam setiap materi

ajar yang telah disampaikan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah,

membuang dan menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan

pokok (Basrowi & Suwandi, 2008:131).

Data yang dipakai dalam menganalisis data ini yaitu jenis data

kuantitatif. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, bisa dengan

presentase, mean, median, modus, grafik, table dan sebagainya.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data yaitu:

a. Mengidentifikasi apa yang ada dalam data

b. Melihat pola-pola yang ada

c. Membuat interprestasi

Sedangkan tahap-tahapnya dalam analisis data ini yaitu:

a. Validasi hipotesis

b. Interpretasi dengan acuan teori

c. Tindakan untuk perbaikan lebih lanjut yang juga dimonitor dengan teknik

penelitian kelas.

Page 35: PTK Guru SD

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua tahap yaitu: pra

siklus, siklus 1. Setiap tindakan pembelajaran terdiri dari satu siklus, setiap

siklus terdiri dari: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Pra Siklus

a. Observasi

Pada tahap pra siklus ini peneliti mengadakan penjajagan melalui

kegiatan observasi sehingga diperoleh gambaran tentang pengelolaaan

pembelajaran dan pada tahap ini masih merupakan pembelajaran awal

dari guru kelas, jadi belum ada tindakan. Dalam pembelajaran, guru

menggunakan metode yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan

sehingga anak kurang termotivasi untuk belajar.

Adapun data dari hasil tes belajar siswa pada pra siklus dapat

dilihat dari tabel berikut :

Table 4.1

Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Pra Siklus

No

.Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan

1. Sahroni L 50

2. Asnah P 50

3. Mustapid L 50

4. Adam L 50

5. Andi L 60

6. Hafdudin L 60

7. Masyopi L 60

8. M. Abdul Kodir L 50

9 Saripudin L 60

Page 36: PTK Guru SD

No

.Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan

10. A. Ruba Alam L 60

11. Andini P 80

12. Aprianto L 60

13. Aris L 50

14. Aripa P 60

15. Asep L 70

16. Deni Triyadi L 60

17. Eep Wahyudi L 60

18. Fajar Saputra L 55

19. Fajar L 55

20. Windi Patika Sari P 70

21. Hapid L 60

22. Indriyani P 50

23. Lia Handayani P 75

24. Marinah P 60

25. Masfatmawati P 75

26. Masyuda R. L 75

27. Maulana Yusuf L 70

28. Naufal Muzaki L 80

29. Saprudin L 60

30. Siti Sartika P 65

31. Susilawati P 60

32. Ma’rup L 60

Jumlah 1960

Rata-rata 61,25

Prosentase 61,25%

Keterangan:

Page 37: PTK Guru SD

Nilai rata-rata =

Jumlah Nilai PerolehanJumlah Siswa =

196032

=61,25

Prosentase Kelas =

Jumlah Nilai PerolehanJumlah Skor Ideal

x 100 %=

196032

x 100 % = 61 ,25 %

b. Refleksi

Setelah observasi dilakukan, peneliti bersama guru dan kepala

sekolah mendiskusikan dan merefleksi hasil pengamatan dan diperoleh

kesimpulan sabagai berikut:

1) Perencanaan dan pembelajaran membaca cepat yang dibuat oleh

guru kurang tepat. Apersepsi yang dilakukan guru kurang menarik

perhatian siswa sehingga siswa menjadi kurang termotivasi untuk

belajar.

2) Hasil belajar siswa rendah, hal ini disebabkan karena pembelajaran

kurang bermakna.

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas maka peneliti

mencoba menerapkan pendekatan pemecahan maalah untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat. Pembelajaran

dengan metode SQ3R inilah yang akan digunakan pada siklus I.

2. Siklus I

Siklus I dilakukan merupakan hasil refleksi dari pra siklus,

dengan langkah–langkah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Dalam tahap inipeneliti merencanakan hal-hal yang berkaitan

dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap tindakan yaitu:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai

pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R yang akan

dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar.

Page 38: PTK Guru SD

2) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada saat

Kegiatan Belajar Mengajar.

3) Menyusun dan membuat alat observasi yang digunakan dalam

penelitian untuk melihat aktifitas siswa dalam pengembangan

pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R.

4) Menyusun penilaian (tes tertulis) yang akan digunakan dalam Proses

Belajar Mengajar (PBM).

5) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut.

6) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai

dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksaan tindakan

ini untuk memperbaiki proses pembelajaran. Adapun tindakan tahapan

dijabarkan sebgai berikut :

1) Guru mengkondisikan siswa dalam memberikan motivasi belajar

agar siswa dapat belajar dengan baik.

2) Siswa melaksanakan pra baca

3) Siswa mengajukan pertanyaan dari bacaan yang telah disediakan.

4) Siswa membaca bacaan dan memahaminya

5) Siswa melakukan recite atau berhenti sejenak saat membaca.

6) Siswa mengingat bagian-bagian penting yang telah dibaca.

7) Guru mengukur waktu kecepatan saat siswa membaca.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengamati aktifitas guru dan siswa dalam

Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan metode

SQ3R.hasil observasi akan dijadikan dasar refleksi bagi tindakan yang

telah dilakukan untuk merencanakan kegiatan atau tindakan

selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan sebagai

berikut :

Page 39: PTK Guru SD

1) Pengamatan terhadap aktifitas siswa pada proses pembelajaran

berlangsung yaitu, pada saat siswa membaca teks .

2) Penerapan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode

SQ3R.

Hasil observasi terhadap proses dan hasil belajar siswa adalah

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2

Observasi Siswa dalam Aktifitas Belajar.

NOASPEK YANG

DIOBSERVASIINDIKATOR

NILAIJmlh

1 2 3 4

1. Aktivitas siswa a. Membaca teks dengan 3

dalam membaca Lancar

Cepat b. Dapat menemukan 3

Pikiran pokok dalam

Teks

c. Dapat mempercepat 2

Menangkap arti

2. Aktivitas siswa a. Dapat mengetahui 2

Dalam memahami Isi bacaan

Isi bacaan b. Dapat menentukan 1

Kalimat utama

c. Dapat menentukan 1

Kalimat penjelas

3. Aktivitas siswa a. Ketepatan dalam 2

dalam menjawab menjawab soal

soal latihan Latihan

Jumlah 2 3 2 - 14

Rata-rata 2

Page 40: PTK Guru SD

Nilai rata-rata =

147

= 2

Kriteria Penilaian :

Nilai Angka Keterangan

3,50 – 4,00 Baik sekali

3,00 – 3,49 Baik

2,50 – 2,99 Cukup

2,00 – 2,49 Kurang

1,00 – 1,99 Kurang sekali

Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh maka dapat

disimpulkan aktifitas belajar siswa tergolong ke dalam kriteria kurang.

Tabel 4.3

Observasi Guru dalam Pembelajaran

No Proses KBMPelaksanaan

Ya Tidak

1. Perencanaan

a. Membuat rencana pembelajaran.

b. Menyiapkan materi pelajaran.

c. Menyiapkan sumber belajar.

d. Menyiapkan media pembelajaran

e. Menyiapkan alat pengumpul data

2. Pelaksanaan

a. Menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-

langkah pembelajaran.

b. Mengadakan apersepsi dengan mengajukan

pertanyan tentang cerita anak.

Page 41: PTK Guru SD

No Proses KBMPelaksanaan

Ya Tidak

c. Guru menyuruh masing-masing siswa

mensurvai isi bacaan.

d. Guru menyuruh siswa mengajukan

pertanyaan yang dapat membimbing siswa

dalam kegiatan membaca.

e. Guru menyuruh siswa membaca isi teks

bacaan.

f. Guru menyuruh siswa menceritakan isi

bacaan dengan kata-kata sendiri.

g. Guru menyuruh siswa meninjau kembali isi

bacaan

3. Evaluasi

a. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil.

b. Menyimpulkan materi bersama siswa.

c. Melakukan penskoran perkembangan siswa

d. Memberikan penugasan berupa PR

Page 42: PTK Guru SD

Tabel 4.4

Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Siklus I

No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan

1. Sahroni L 55

2. Asnah P 60

3. Mustapid L 55

4. Adam L 56

5. Andi L 65

6. Hafdudin L 65

7. Masyopi L 65

8. M. Abdul Kodir L 55

9 Saripudin L 70

10. A. Ruba Alam L 65

11. Andini P 85

12. Aprianto L 65

13. Aris L 55

14. Aripa P 65

15. Asep L 80

16. Deni Triyadi L 65

17. Eep Wahyudi L 65

18. Fajar Saputra L 60

19. Fajar L 65

20. Windi Patika Sari P 80

21. Hapid L 65

22. Indriyani P 60

23. Lia Handayani P 80

24. Marinah P 65

25. Masfatmawati P 80

26. Masyuda R. L 80

Page 43: PTK Guru SD

No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan

27. Maulana Yusuf L 75

28. Naufal Muzaki L 85

29. Saprudin L 65

30. Siti Sartika P 70

31. Susilawati P 75

32. Ma’rup L 65

Jumlah 2161

Rata-rata 67,53

Prosentase 67,53%

Keterangan:

Nilai rata-rata =

Jumlah Nilai PerolehanJumlah Siswa =

216132

= 67 ,53

Prosentase Kelas =

Jumlah Nilai PerolehanJumlah Skor Ideal

x 100%=

216132

x 100 % = 67 ,53 %

d. Refleksi

Dari hasil diskusi dengan guru kelas terhadap pembelajaran yang

sudah dilakukan, terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki atau

ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih

rendah dan masih belum sesuai dengan apa yang di harapkan. Keadaan

ini segera diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas dengan

menggunakan metode SQ3R, maka hasil temuan dan pembahasan penelitian

diuraikan sebagai berikut:

1. Pra siklus

Page 44: PTK Guru SD

Data hasil penelitian pra siklus menunjukkan banyaknya kekurangan-

kekurangan, diantaranya metode yang digunakan oleh guru kurang tepat

sehingga hasil belajar siswa rendah.

2. Siklus I

Pada siklus ini guru sudah memperbaiki pembelajarannya dengan

menggunakan metode SQ3R.Pengelolaan kelas meningkat, Respon

siswa sudah lebih aktif dalam KBM walaupun ada beberapa dengan

perolehan nilai yang masih kurang.

Dapat disimpulkan, rata-rata kecepatan membaca siswa dapat dilihat dari

hasil perhitungan sebagai berikut:

Jumlah kpm (kata permenit) = jumlahkatayangdibaca

jumlahdetikuntukmembacax60

=

100600

x 60

=

6000600

= 100 kpm

Jadi, kecepatan rata-rata membaca siswa yaitu 100 kpm (kata per menit)

Tabel 4.5

Rekapitulasi Kegiatan Belajar Siswa

NOASPEK YANG

DIOBSERVASIINDIKATOR Siklus I

1. Aktivitas siswa a. Membaca teks denganLancar 3

dalam membaca b. Dapat menemukan Pikiran pokok 3

Cepat dalam Teks

c. Dapat mempercepat menangkap arti 2

2. Aktivitas siswa a. Dapat mengetahui Isi bacaan 2

Page 45: PTK Guru SD

Dalam memahami b. Dapat menentukan kalimat utama 1

Isi bacaan c. Dapat menentukan Kalimat penjelas 1

3. Aktivitas siswa a. Ketepatan dalam menjawab soal 2

dalam menjawab Latihan

soal latihan

Jumlah 14

Rata-rata 2

Tabel 4.6

Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa

No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I

1. Sahroni 50 55

2. Asnah 50 60

3. Mustapid 50 55

4. Adam 50 56

5. Andi 60 65

6. Hafdudin 60 65

7. Masyopi 60 65

8. M. Abdul Kodir 50 55

9 Saripudin 60 70

10. A. Ruba Alam 60 65

11. Andini 80 85

12. Aprianto 60 65

13. Aris 50 55

14. Aripa 60 65

15. Asep 70 80

16. Deni Triyadi 60 65

17. Eep Wahyudi 60 65

18. Fajar Saputra 55 60

Page 46: PTK Guru SD

No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I

19. Fajar 55 65

20. Windi Patika Sari 70 80

21. Hapid 60 65

22. Indriyani 50 60

23. Lia Handayani 75 80

24. Marinah 60 65

25. Masfatmawati 75 80

26. Masyuda R. 75 80

27. Maulana Yusuf 70 75

28. Naufal Muzaki 80 85

29. Saprudin 60 65

30. Siti Sartika 65 70

31. Susilawati 60 75

32. Ma’rup 60 65

Jumlah 1960 2161

Rata-rata 61,25 67,53

Prosentase 61,25% 67,53%

Siklus I0

0.5

1

1.5

2

2.5

2

Grafik 4.1.

Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa

Grafik rekapitulasi hasil proses belajar siswa yang disajikan di atas

menunjukkan adanya peningkatan yang dicapai dalam proses belajar siswa.

Nil

ai R

ata-

rata

Page 47: PTK Guru SD

Pra Siklus Siklus I58

60

62

64

66

68

70

61.25

67.53

Grafik 4.2.

Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa dari Seluruh Siswa

Grafik rekapitulasi hasil tes belajar siswa yang disajikan di atas

menunjukkan adanya peningkatan yang dicapai dalam hasil tes belajar

siswa.

C. Jawaban Hipotesis

Berdasarkan pengolahan data dan analisis data di atas, maka

hipotesis “dengan menggunakan metode SQ3R maka kemampuan siswa

dalam membaca meningkat”.Oleh karena itu, hipotesis hasil penelitian ini

dapat diterima.

Nil

ai R

ata-

rata

Page 48: PTK Guru SD

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari data yang diperoleh selama penelitian berlangsung terhadap

pembelajaran membaca cepat, dapat disimpulkan bahwa adanya interaksi

yang baik antara guru dan siswa. Proses pembelajaran dilaksanakan secara

baik, dan secara sistematis. Melalui proses pembelajaran dan latihan yang

secara berkesinambungan serta menggunakan metode yang sesuai dalam

proses pembelajaran membaca cepat.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan setelah data terkumpul

melalui kegiatan observasi dan tes, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Aktifitas siswa berdasarkan rata-rata nilai aktifitas siswa dari siklus I men-

galami peningkatan. Maka ada peningkatan aktifitas belajar siswa dengan

menggunakan metode SQ3R.

2. Hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata hasil belajar dari siklus I men-

galami peningkatan. Maka dengan menggunakan metode SQ3R hasil bela-

jar siswa meningkat.

Page 49: PTK Guru SD

B. Rekomendasi

Pembelajaran membaca cepat yang biasa dilakukan guru selama ini

kurang di pahami oleh siswa. Karena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

tentunya dalam belajar membaca cepat guru harus mempunyai strategi dalam

mengajar. Belajar membaca cepat bukan berarti membacanya yang cepat

akan tetapi pemahaman dalam membaca juga harus cepat. Dalam hal ini,

metode SQ3R menjadi solusi untuk pngajaran dalam pembelajaran membaca

cepat. Meskipun pada awalnya memerlukan penyesuaian Karena belum

terbiasa menggunakan metode tersebut.Akan tetapi, perlahan terjadi

perubahan yang lebih baik.Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang

terus meningkat.

Berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti merasa yakin bahwa

pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R akan

menjadi solusi terhadap kegiatan belajar mengajar. Atas dasar kesimpulan

diatas, maka rekomendasi yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut :

1. Bagi guru di Sekolah Dasar

Agar terus berupaya meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang studi

Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran membaca cepat dan

pemahamannya hendaknya menggunakan metode SQ3R.

2. Bagi Kepala sekolah dan Pengawas di lingkungan UPTD Pendidikan Ke-

camatan Cimanggis Kota Depok

Diharapkan dapat terus meningkatkan potensi guru-guru Sekolah Dasar

dalam bidang pengajaran melalui pelatihan dan memaksimalkan KKG

dimasing-masing gugus sekolah yang membahas metode pembelajaran

dengan menggunakan metode SQ3R dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia tentunya pembelajaran membaca cepat dan pemahamannya.

3. Bagi para siswa, khususnya siswa Kelas III

Agar lebih giat lagi dalam belajar.Terutama dalam pembelajaran membaca

cepat dan pemahamannya dengan menggunakan metode SQ3R.

Page 50: PTK Guru SD

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Suhardjono Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. (2008). Jakarta: Bumi Aksara

Cahyani Isah, Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar.Bandung: UPI Press

Hidayat Kosadi, Burhan Jazir, Misdan Undang. (1990). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung: Bina Cipta

Indihadi Dian, Zaenudin Enuh, Gusrayani. (2006). Pembinaan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press

Rahim Farida. (2007). Jakarta: Bumi Aksara

Soedarso.(2006). Spead Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Subagyo, et. al. (2006).Terampil Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 4.Semarang: Bengawan Ilmu

Tarigan Guntur Henry.(2008). Membaca sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa.Bandung: Angkasa

Page 51: PTK Guru SD

Tarigan Guntur Henry.(1993). Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa.Bandung: Angkasa

________ (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPIhttp://konselingcentre.co.cc/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=31http://ptkguru.wordpress.com/page/2/http://alhafizh84.wordpress.com/2009/12/03/prosedur-penelitian-tindakan -kelas-

ptk/

Page 52: PTK Guru SD

FOTO-FOTO KEGIATAN

PRA SIKLUS

SIKLUS I

Page 53: PTK Guru SD