Upload
gracekeenjs
View
749
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi
bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan
berfikir. Piaget (2006:196) mengemukakan bahwa: “Pengetahuan itu akan bermakna
manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa, dan setiap individu berusaha dan
mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur
kognitifnya”.
Di dalam peningkatan mutu pendidikan pada masa sekarang ini perlu diiringi
peningkatan proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus
memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan
yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai
tehnik-tehnik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Tehnik penyajian
pelajaran atau disebut metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai tehnik
penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan
oleh siswa dengan baik. Di dalam kenyataan cara atau metode mengajar atau tehnik
penyajikan yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi lisan kepada siswa
berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai
pengetahuan, keterampilan serta sikap. Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa
agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan. Strategi pembelajaran inkuiri (SPI)
1
adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
SPI berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki
dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan
alam di sekelilingnya memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra
pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indra-indra lainnya.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama,
strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam
proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan belajar, akan tetapi sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental. Dengan demikian,
dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Dengan menggunakan SPI diharapkan agar hasil belajar siswa menunjukkan adanya
peningkatan terhadap materi yang disampaikan disaat proses belajar mengajar berlangsung.
Upaya meningkatkan hasil belajar telah dilakukan dengan berbagai cara yaitu: penambahan
2
buku paket, penggunaan media pada setiap pembelajaran dan penggunaan metode, serta
tuntutan guru yang harus profesional hingga pembaharuan kurikulum.
Rendahnya hasil belajar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat juga
disebabkan karena metode mengajar yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi siswa
seperti yang dikemukakan Slameto (2003:65) bahwa: “Metode mengajar guru yang kurang
baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula”. Pembelajaran yang
berlangsung kurang melibatkan siswa tentang materi gaya magnet masih kurang sehingga
banyak siswa yang tahu karena menghafal. Penggunaan metode mengajar tidak mungkin
sama untuk setiap materi yang diajarkan dan pada jenjang yang berbeda. Mata pelajaran
IPA dianggap pelajaran yang sulit untuk dipahami.
Dari data nilai yang diperoleh dari wali kelas V pada sub materi gaya magnet hanya
sekitar 22% yang mendapat nilai rendah dengan rentang nilai 0-60, sedangkan 62% untuk
kategori nilai sedang dengan nilai 65-80, dan 16% untuk kategori nilai yang baik dan
tinggi. Secara garis besar peneliti melihat bahwa terdapat adanya pengaruh pengajaran
terhadap hasil belajar siswa, dari penilaian sementara dilihat bahwa siswa cenderung
menilai mata pelajaran IPA hanya bersifat hafalan dan metode pembelajaran yang
digunakan guru tidak sesui dengan materi gaya magnet.
Penilaian terhadap nilai siswa kelas V masih belum mencapai target pembelajaran
yang optimal. Peneliti melihat nilai siswa dilihat masih belum cukup signifikan untuk
dijadikan tolak ukur sebagai hasil belajar siswa yang permanen.
Untuk itu peneliti akan meninjau selama proses belajar mengajar berlangsung.
Setelah melihatnya peneliti akan menggunakan strategi pendekatan yang berbeda untuk
mendapatkan hasil belajar siswa yang berbeda dari sebelumnya, karena selama ini
penerapan yang digunakan oleh guru adalah ceramah, maka peneliti ingin melakukan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir dimana siswa dituntut untuk mencari
3
dan menemukan jawaban dari masalah-masalah yang dipertanyakan. Penerapan
pembelajaran yang digunakan yaitu SPI (Strategi Pembelajaran Inkuiri). Dengan model
pembelajaran ini padat mengasah kemampuan berfikir siswa dengan mencari dan
menemukan jawaban dari masalah yang dipertanyakan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menganggap penting untuk meneliti penggunakan
strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan
judul penelitian: “Peningkatan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Magnet Melalui
Strategi Pembelajaran Inkuiri di Kelas V SD Negeri 064973 Kecamatan Medan
Tembung Kota Medan”.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah adalah sebagai
berikut :
1. Strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi siswa.
2. Pembelajaran yang berlangsung kurang melibatkan siswa.
3. Pemahaman siswa masih kurang khususnya pada materi gaya magnet.
4. Aktivitas siswa masih rendah.
1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan ruang lingkup masalah diatas maka peneliti perlu
memberikan batasan masalahnya. Adapun batasan masalahnya yaitu:
1. Bahwa dari sekian banyaknya model pembelajaran yang ada saat ini, maka
peneliti hanya menggunakan model pembelajaran berbasis Inkuiri untuk diterapkan
di kelas karena sangat cocok dengan materi (gaya Magnet), sehingga dapat dilihat
hasil belajarnya setelah digunakan di kelas.
4
2. Materi yang diajarkan adalah gaya magnet.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan penerapan SPI pada sub
pokok bahasan gaya magnet.
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam SPI pada sub pokok bahasa gaya magnet.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan SPI.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan SPI.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam penerapan SPI.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi sekolah, dapat memberi masukan yang berharga pada sekolah dalam rangka
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V khususnya pada mata pelajaran IPA.
2. Bagi siswa, melalui penerapan SPI diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V khususnya mata pelajaran IPA.
3. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru IPA tentang pentingnya SPI dalam
pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan bagi peneliti sendiri sebagai calon guru
menggunakan SPI ini nantinya.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Hakekat Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau fisik, yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan itu bersikap relatif konstan dan
berbekas. Dalam kaitan ini maka belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari
hasil yang diproses.
Proses belajar dapat berlangsung dengan penuh kesadaran dapat juga tidak dengan
demikian.
Belajar sesuatu hal yang mutlak harus dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan
sesuatu yang belum dimengerti atau yang belum dialami secara menyeluruh tentang
sesuatu hal. Dengan belajar seseorang akan dapat mengubah dirinya ke arah yang lebih
baik, baik dari segi kualitas, maupun kuantitas pengetahuan yang dimilikinya. Apabila
dalam suatu proses belajar seseorang tidak mengalami peningkatan kualitas maupun
kuantitas kemampua, maka orang tersebut pada dasarnya belum belajar, atau dengan kata
lain gagal dalam belajar.
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan yang diakibatkan dari belajar itu harus
relatif menetap. Berapa lama periode itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi
perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung
berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun.
Morgan (dalam Purwanto, 2003:84) berpendapat belajar adalah setiap perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi, sebagai suatu hasil dari latihan atau
6
pengalaman. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses
itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar atau dengan kata lain
belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal. Menurut Brophy (dalam
Purwanto, 2003:85) belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah
prosesnya yang terjadi secara internal didalam diri individu dalam usahanya memperoleh
hubungan-hubungan baru (New as sociations).
Belajar merupakan serangkaian kegiatan aktif siswa dalam membangun pengertian
dan pemahaman. Oleh karena itu dalam proses siswa harus diberi waktu yang memadai
untuk bisa membangun makna dan pemahaman, sekaligus membangun keterampilan dari
pengetahuan yang diperolehnya. Artinya, memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk
berfikir dalam menghadapi masalah sehingga siswa dapat membangun makna dan
pemahaman, sekaligus membangun keterampilan dari pengetahuan yang diperolehnya.
Dari keinginan untuk belajar maka timbul suatu hasil belajar yang didapat, belajar
selalu membutuhkan berbagai faktor pendukung untuk mensukseskan belajar, seperti
faktor internal, faktor eksternal dan pendekatan belajar. Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental, dalam penyelenggaraan dalam
setiap jenis jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya suatu tujuan pendidikan itu sangat
tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ia ketika berada disekolah,
lingkungan rumah atau keluarga sendiri.
Chaplin (dalam Muhibbin Sya, 2003:65) mengatakan belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Selajutnya Hamalik (2001:27) berpendapat belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman (Lerning is defined as the midification or strengthening of
behavior though experencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
7
lebih luas dari itu, yakni mengalami hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan
melainkan pengubahan kelakuan.
Gagne (dalam Purwanto 2007:84) mengatakan belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan, mempengaruhi siswa sedemikian rupa perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Dalam teori Gagne mendefenisikan belajar sebagai suatu proses untuk memotivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku atau belajar adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui instruksi. Gagne mengatakan ada lima domain belajar yaitu : (1) keterampilan motois, (2) informasi verbal, (3) kemampuan intelektual, (4) strategi kognitif, (5) sikap. (Gagne dalam Hasan 1999:96).
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya, yang berulang-
ulang dalam situasi itu. Jika siswa belajar di sekolah dan di rumah hanya mengandalkan
buku sebagai salah satu sumber belajar, mungkin pemahaman yang didapatkan siswa
kurang baik. Tetapi seharusnya siswa belajar berdasarkan fakta, pengalaman dan sumber
belajar yang langsung. Mungkin siswa akan lebih paham dan dapat mengingatnya dengan
baik tentang apa yang telah dipelajarinya.
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diukur berbagai alat ukur dalam proses
pembelajaran. Seperti menggunakan test dan tanya jawab kepada siswa. Keberhasilan
tersebut juga dapat dilihat dari semakin luasnya pengetahuan siswa dan semakin baiknya
seorang siswa dalam menyimpulkan suatu materi dengan menggunakan pendapat sendiri.
Keberhasilan tersebut juga tak terlepas akibat pengulangan-pengulangan yang dilakukan
siswa terhadap materi dan pemberian penguatan yang dilakukan oleh guru disaat
terjadinya proses pembelajaran.
Biggs (dalam Muhibbin Syah 2003:67) mendefenisikan belajar dalam tiga macam
rumusan, yaitu rumusan kualitatif, rumusan instruksional, dan rumusan kualitatif.
8
Secara kualitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian datau
pengembangan kemampuan kognitf dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi belajar dalam
hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
Secara instruksional (tinjauan dari kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses
validitas (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah
dipelajari. Ukurannya adalah semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka
semakin baik pula perolehan siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai.
Adapun pengertian belajar secara kulitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh
arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan. Belajar dalam
pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya fikir dan tindakan yang berkualitas untuk
memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.
2.1.2 Proses Belajar
Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya. Oleh karena itu lingkungan perlu diatur sedemikian rupa sehingga timbul
reaksi peserta didik kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan. Banyak aspek yang
menjadikan lingkungan tersebut menjadi kondusif, untuk berlangsungnya proses belajar
sejak analisa kebutuhan siswa, karakteristik siswa, perumusan tujuan, penentuan materi
pelajaran, pemilihan strategi yang sesuai dengan media yang tersedia. Semua ini akan
memiliki kaitan belajar sebagi proses.
Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus
yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu (Robert
dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan
sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif,
afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Dalam uraian tersebut digambarkan
9
bahwa belajar adalah aktivitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi
melalui tahapan-tahapan tertentu.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas
mambantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat
belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai
strategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa
berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan
dan terkontrol (Arief Sukadi, 1985:8).
2.1.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu : faktor intern, faktor ekstern, dan faktor pendekatan belajar, Muhibin Syah
(2003:144) :
Faktor Intern : Faktor intern dibagi menjadi dua bagian, yaitu (a) Faktor jasmani yang terdiri dari : faktor kesehatan dan cacat tubuh (fisik). (b) Faktor psikologis yang terdiri dari: psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan dan kesiapan). Faktor ekstern : faktor ekstern terdiri dari : (a) Faktor keluarga, siswa yang akan belajar akan menerima pengaruh yang sangat besar dari peran keluarga sendiri berupa cara orang tua mendidik, reaksi antara anggota keluarga, susunan rumah dan keadaan sosial ekonomi keluarga. (b) Faktor sekolah, faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah, pengajaran dan waktu sekolah, standart pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor lingkungan/masyarakat, faktor lingkungan masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, pengaruh ini terjadi karena keberadan siswa dalam masyarakat, teman sebaya, teman bergaul dan bentuk masyarakat lainnya.
2.1.4 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak melalui aktivitas belajar,
dimana hasil belajar pada dasarnya adalah hasil interaksi dan berbagai faktor yang
mempengaruhi proses hasil belajar secara keseluruhan. Salah satu untuk meningkatkan
kualitas dapat dilakukan dengan penggunaan strategi belajar mengajar yang tepat.
10
Menurut Nasrun (dalam Djamarah, 1994) menyatakan “prestasi adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenan dengan penguasan
bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka”. Sedangkan menurut (Abdurrahman,1999),
hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Dari diri siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang baik
dibandingkan pada saat pra-belajar tingkat perkembangan mental tersebut terkait dengan
bahan pelajaran. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada ranah kognitif dan
psikomotor, secara menyeluruh hasil belajar berjalan dalam waktu beberapa tahun sesuai
dengan jenjang sekolah. Sehingga secara keseluruhan hasil belajar merupakan kumpulan
hasil pengalaman-pengalaman tahap belajar.
Dari sisi guru belajar merupakan saat terselesainya bahan pelajaran yang
disampaikan guru kepada siswa. Hal ini juga terkait dengan tujuan penggalan-penggalan
pengajaran, pada tujuan khusus mata pelajaran dikelas. Maka hasil belajar dapat diartikan
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Menurut
Killer (dalam rahman : 38) hasil belajar merupakan sebagai keluaran suatu sistem
pemerosesan berbagai masukan yang berupa informasi. Berbagai masukan tersebut dapat
dikelompokan menjadi dua macam yaitu kelompok masukan pribadi (personal input) dan
masukan yang berasal dari lingkungan (Environmental input) dan Killer (dalam rahman :
39) juga berpendapat hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak.
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan yang paling cocok adalah proses
belajar mengajar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa untuk mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tergantung dari proses mengajar dan proses
belajar yang dialami siswa serta hasil belajar yang diperoleh siswa.
Hamalik (dalam www.google.com 2009) berpendapat hasil belajar adalah menunjuk
pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan indikator adanya derajat
11
perubahan tingkah laku siswa. Sudjana (dalam www.wikipedia.com) juga berpendapat
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami
pengalaman belajarnya.
Dari pengertian dan pendapat di atas maka hasil belajar dapat diartikan sebagai
kumpulan-kumpulan pengetahuan yang diperoleh siswa setelah melalui tahap-tahap proses
belajar di sekolah dimana hasil belajar tersebut dapat dilihat dari tingkat perkembangan
pengetahuan, pemahaman dan ingatan siswa terhadap materi belajar yang telah
dipelajarinya. Serta hasil belajar tersebut dapat dilihat dari hasil test yang dilakukan oleh
guru.
2.1.5 Strategi Pembelajaran Inkuiri
2.1.5.1 Pengertian Strategi Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, J.R david. (dalam Wina sanjaya 2006:125) strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum
sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,
arah dari semua keputusan penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dapat
diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Kemp (dalam Wina Sanjaya 2006:126) menjaelaskan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
12
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas,
Dick and Carey (dalam Wina Sanjaya 2006:126) juga menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara
bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
2.1.5.2 Pengertian Inkuiri
Model inkuiri didefenisikan oleh piaget (dalam www.google.com) sebagai :
pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri;
dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin
menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa
yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Kuslan Stone (Dahar, 1991) mendefenisikan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru
dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan
jiwa para ilmuan.
Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di
mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang
digariskan secara jelas (Hamalik, 1991).
Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inkuiri sebagai proses
mendefenisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut.
Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata
lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan
secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.
13
Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan Roestiyah (1998)
mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam
cara yang lebih dewasa. Seabgai tambahan pada proses discovery, inkuiri mengandung
proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik
kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
Berdasarkan defenisi-defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan
suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisi data, dan menarik kesimpulan.
Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan
suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap
seperti para ilmuan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati
pendapat orang lain.
2.1.6 Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Ikuiri (SPI)
Strategi pembelajaran ikuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. SPI berangkat dari asumsi bahwa
sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat
manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal
segala sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indar-indara
lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna
14
manakala didasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inkuiri
dikembangkan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama,
strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam
proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran
inkuiri yang menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi
pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya
menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berfikir secara
optimal. Namun sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya
manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif manakala :
Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu
permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam strategi inkuiri
15
penguasaan materi pelajaran bukan sebagi tujuan utama pembelajaran, akan tetapi
yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang
sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian
Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan
dan kemampuan berfikir. Strategi inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada
siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berfikir.
Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh
guru.
Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.
Tujuan utama pembelajaran melalui strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk
dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
2.1.7 Langkah Pelaksanaan SPI
Menurut Sanjaya (2003:201) secara umum proses pembelajaran dengan
menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan
proses pembelajaran. Pada langkah orientasi dalam SPI, guru merangsang dan mengajak
siswa untuk berfikir memecahkan masalah. Beberapa hal yan dapat dilakukan dalam tahap
orientasi ini adalah;
16
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tujuan.
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang
siswa untuk berfikir memecahkan teka-teki itu. Dengan demikian, teka-teki yang menjadi
masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus
dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya:
Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa.
Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya
pasti.
Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih
dahulu oleh siswa.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi
individu untuk berfikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi
berfikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira
dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tembakannya, maka ia
akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berfikir lebih lanjut.
4. Mengumpulkan Data
17
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam mengembangkan intelektual. Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi
juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berfikirnya. Oleh
sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban
yang diberikan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpuan merupakan gongnya dalam
proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh,
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak
dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukan pada siswa data yang mana yang relevan.
Atas dasar penjelasan di atas, maka dalam penggunaan SPI terdapat beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Adapun prinsip-prinsip tersebut yaitu: a)
Berorientasi pada pengembangan intelektual, b) prinsip interaksi, c) prisip bertanya, d)
prinsip belajar untuk berfikir, e) prinsip keterbukaan
18
2.1.8 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta
dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang
diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA menurut Hendro Darmojo (dalam Usman
Samatowa 2006:2) adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta
dengan segala isinya.
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengalaman yang dilakukan oleh manusia. Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Usman Samatowa 2006:2) bahwa
IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang
sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
observasi dan eksperimen.
Sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri
sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya
merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu
tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi
yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau kosisten. Selanjutnya Winaputra (dalam
Usman Samatowa 2006:3) mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan
pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berfikir
dan cara memecahkan masalah.
Secara umum petikan di atas memberikan pengertian : (1) IPA adalah sejumlah
proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematis tentang dunia sekitar, (2) IPA
adalah pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan tertentu, (3) IPA dicirikan oleh nilai-
nilai dari sikap para ilmuwan menggunakan proses terhadap proses kegiatan yang
19
dilakukan para sains dalam memperolah pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan
tersebut.
2.1. Kerangka Konseptual
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Guru hanya memerlukan strategi pengajaran yag tepat, agar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Maka dengan metode inkuiri ini, guru hanya berperan sebagai
fasilitator yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalam mencari
dan menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Metode inkuiri ini hendaknya dapat
dijadikan suatu contoh strategi yang tepat yang dapat diterapkan di dalam kelas dan dapat
di implementasikan menjadi sistem pengajaran Indonesia saat ini dan yang akan datang.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa setelah
menggunakan Strategi Pembelajaran .Pada setiap 1 kali pertemuan yang dilakukan dengan
SPI akan diadakan post test untuk menjadikan acuan hasil belajar siswa untuk mengetahui
sejauh mana siswa dapat memahami konsep yang diterimanya.
2.2. Hipotesis Tindakan
Untuk menjawab permasalahan dari penelitian tindakan kelas ini dapat dilanjutkan
usulan hipotesis sebagai berikut:
“Dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam proses pembelajaran
IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Negeri 064973 Kecamatan
Medan Tembung Kota Medan pada pokok bahasan gaya magnet.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 064973 Kecamatan Medan Tembung Kota
Medan pada Tahun 2008/2009 pada semester genap dimulai bulan Pebruari sampai dengan
April.
3.2.Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam PTK ini adalah kelas V SD Negeri 064973 Kecamatan
Medan Tembung Kota Medan pada Tahun Ajaran 2008/2009 yang berjumlah 27 orang
siswa yang telah ditetapkan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.
Objek penelitian ini adalah sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA pad sub pokok bahasan gaya magnet dengan menggunakan Strategi
Pembelajaran Inkuiri.
3.3.Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Hasil
Belajar. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Hasil belajar adalah sesuatu kegiatan
yang dilakukan dengan terencana didalam suatu pembelajaran yang menghasilkan suatu
perubahan kearah yang lebih baik.
21
3.4. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan test sebagai instrument penelitian. Test hasil belajar
siswa disusun dalam bentuk pilihan berganda dengan empat option (a,b,c,d). Test disusun
berdasarkan materi yang diajarkan kepada siswa.
3.5.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang menekankan kepada kegiatan atau tindakan dengan menguji cobakan suatu
ide ke dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro dan diharapkan kegiatan tersebut
mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
3.6.Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilaksanakan adalah desain yang digambarkan oleh
Arikunto dkk, (2006:16) sebagai berikut:
22
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Pengamatan
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
?
Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti sebagai pelaku utama dan sekaligus
juga kolaborator, sedangkan guru sebagai mitra peneliti yang akan melaksanakan
rancangan pembelajaran didalam kelas. Perencanaan tindakan berdasarkan permasalahan
yang ada, pemilihan kemungkinan pemecahan masalah, implementasinya di lapangan
sampai pada tahap evaluasi dan perumusan tindakan berikutnya. Proses penelitian tindakan
ini dilaksanakan dalam rangkaian siklus, dan setiap siklus akan dilakukan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai.
3.7.Prosedur Penelitian
Penelitian ini langsung dilakukan di dalam kelas saat berlangsung kegiatan
pembelajaran. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang dilakukan 4 tahapan yaitu:
1. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan test awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum KBM dimulai.
2. Menyusun Rencana Pembelajaran.
3. Memilih Metode-metode mengajar yang sesuai dengan pokok bahasan untuk
digunakan selama KBM.
4. Pelaksanaan lembar observasi bertujuan untuk melihat bagaimana kondisi belajar-
mengajar selama KBM di kelas ketika rencana pembelajaran dilaksanakan.
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan materi pelajaran yang melibatkan aktivitas siswa
secara individual melalui penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri.
23
2. Melakukan evaluasi belajar, berupa test, pemberian tugas.
3. Melakukan observasi di dalam kelas berupa sub tindakan kelas
dilakukan dengan penyediaan format observasi. Hal yang menjadi perhatian
pengamat adalah aktivitas siswa.
4. Mengadakan analisis hasil observasi oleh peneliti untuk mempelajari
hal-hal yang berlangsung di dalam kelas. Menentukan aktivitas yang perlu
dipertahankan dan melakukan revisi terhadap aktivitas yang cocok dan yang kurang
tepat dilakukan.
5. Mengalisis evaluasi belajar dari perolehan test pilihan berganda
untuk melihat tingkat keberhasilan siswa yang telah dicapai oleh siswa melalui
Strategi Pembelajaran Inkuiri.
6. Merefleksikan hasil-hasil temuan penelitian dalam tindakan pertama
untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada perencanaan tindakan selanjutnya
sampai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Pengamatan
Tahap pengamatan ini dilakukan oleh pengamat di dalam kelas saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung dimana mahasiswa peneliti bertindak sebagai guru, pengamat
dilengkapi dengan lembar kegiatan untuk menjaring data yang dibutuhkan berkaitan
dengan tindakan penelitian.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data observasi di dalam kelas.
Refleksi ini dilakukan mengarah kepada perbaikan tindakan-tindakan selanjutnya. Refleksi
ini dilakukan untuk menganalisa dan memberi makna terhadap data yang diperoleh,
menjelas data yang diperoleh dan mengambil kesimpulan dari tindakan perbaikan yang
24
telah dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk tahap
perencanaan pada siklus berikutnya.
3.8.Metode Pengumpulan Data
a. Sumber data
Responden penelitian terdiri dari siswa kelas V SD Negeri 064973 Kecamatan
Medan Tembung Kota Medan
b. Jenis data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kualitaif dan kuantitatif.
Kualitatif berkenaan dengan aktifitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, sedangkan kuantitatif berkenaan dengan kemampuan siswa dalam memahami
materi pelajaran.
3.9.Analisis Data
Berdasarkan jenis data yang akan dikumpulkan maka analisis data penelitian
dilakukan dalam dua analisis kualitatif dan kuantitatif, berupa pengisian kuisoner
tanggapan siswa dan hasil observasi untuk data kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan
dengan mengadakan test hasil belajar IPA untuk masing-masing siklus. Penarikan
kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan serta interprestasi dan kualitatif dan kuantitatif
yang ditandai dengan perubahan yang terjadi.
25
3.10.Jadwal Penelitian
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN SEMESTER 2 T.P.2008/2009
No Kegiatan Bulan/Minggu
Pebruari 2009 Maret 2009 April 2009
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Refleksi awal (persiapan
pelaksanaan tindakan
kelas
x
x
2 Siklus I:
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Post test Siklus I
x
x
x
x
3 Siklus II :
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Post test Siklus II
x
x
x
x
4 Analisis Data x x
5 Penulisan Laporan x x x
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
A. Permasalahan
Sebelum diberikan pembelajaran, terlebih dahulu diberikan pretest untuk
mengetahui kemampuan awal siswa pada sub pokok bahasa gaya magnet. Hasil jawaban
siswa masih tergolong kurang dalam menyelesaikan soal-soal gaya magnet. Berikut
disajikan tingkat keberhasilan siswa pada saat test awal.
Tabel. 2
Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Pada Test Awal
Nilai Frekuensi % Keterangan10 2 7,4% Belum tuntas20 2 7,4% Belum tuntas30 8 29,6% Belum tuntas40 7 25,9% Belum tuntas50 6 22,2% Belum tuntas60 2 7,4% Belum tuntas
Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa secara keseluruhan pada saat test awal siswa
tergolong belum berhasil belajar atau rata-rata masih memiliki tingkat keberhasilan
dibawah 65% atau rata-rata kelas sebesar 37,03 dan secara klasikal masih tergolong belum
berhasil. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kemampuan awal siswa masih rendah
dalam materi gaya magnet.
Kesulitan-kesulitan siswa tersebut dapat dilihat dari kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa. Berikut disajikan presentase jawaban siswa dari soal-soal yang dilakukan
pada saat pretest.
27
Tabel 3
Ringkasan Hasil Test Awal Siswa
No Soal Frekuensi Jawaban Siswa KeteranganSalah % Benar %
1 24 88,8% 3 11,1% Belum tuntas2 20 74,0% 7 25,9% Belum tuntas3 19 70,3% 8 29,6% Belum tuntas4 22 81,4% 5 18,5% Belum tuntas5 5 18,5% 22 81,4% Tuntas6 15 55,5% 12 44,4% Belum tuntas7 18 66,6% 9 33,3% Belum tuntas8 18 66,6% 9 33,3% Belum tuntas9 24 88,8% 3 11,1% Belum tuntas10 5 18,5% 22 81,4% Tuntas
Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa dari 10 soal yang diujikan kepada 27
orang siswa sample, keseluruhannya masih tergolong belum berhasil. Dari hasil jawaban
siswa pada test awal, menunjukan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal, yaitu :
1. Siswa belum memahami dengan baik tentang sub pokok bahasan
gaya magnet.
2. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam sub
pokok bahasan gaya magnet.
3. Pada saat dilakukan pre test masih banyak ditemukan siswa yang
memiliki hasil belajar rendah.
4. Berdasarkan tingkat ketuntasan yang diperoleh secara klasikal pada
pre test adalah 0%.
5. Ketuntasan yang diharapkan di kelas adalah 80% dari rata-rata kelas.
1). Siklus I
a. Perencanaan I
28
Berdasarkan kesulitan-kesulitan diatas maka peneliti membuat alternatif pemecahan
masalah terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, yaitu dengan penggunaan metode
inkuiri pada pembelajaran.
Dalam siklus I ini, peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran dalam dua kali
pertemuan. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah mempersiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebanyak dua RPP dengan sub pokok bahasan
gaya magnet dan membuat alat pengumpulan data berupa lembar observasi untuk guru dan
siswa guna mengamati proses pembelajaran dan test dilakukan pada setiap pertemuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam setiap siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada kegiatan ini, tindakan yang dilakukan peneliti bersama guru kelas dengan
penerapan metode Inkuiri yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran sains.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan pengembangan dari
perencanaan sebelumnya dan dilaksanakan dalam tahap ini. Sebelum memulai
pembelajaran guru terlebih dahulu mengatur kelas dan mengabsen siswa selanjutnya
memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Saat memberikan apersepsi, guru memotivasi siswa agar bersemangat untuk
mengikuti proses belajar mengajar. Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti melakukan
kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dilihat dari kelemahan-kelemahan dari test awal siswa.
Dalam tahap pelaksanaan ini, guru mengajar dan menjelaskan materi gaya magnet
yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Dalam proses belajar mengajar pertama guru
menjelaskan tentang materi gaya magnet, setelah itu guru mengemukakan masalah atau
29
kasus guna mengajak siswa untuk menjawab pertanyaan dari masalah yang terdapat pada
materi gaya magnet. Setelah mengemukakan masalah atau kasus, guru meminta siswa
untuk membentuk kelompok belajar guna memecahkan masalah atau kasus yang telah
dikemukakan. Pada proses pembelajaran ini guru mengawasi siswa pada tiap kelompok.
Setelah menyelesaikan masing-masing latihan yang diberikan, guru menanggapi hasil kerja
kelompok siswa. Selanjutkan guru menyimpulkan hasil dari kerja kelompok siswa.
c. Pengamatan (Observasi)
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas V SD melakukan observasi dengan
menggunakan daftar chek list terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan peneliti. Setelah pelaksanaan siklus I selesai diberikan pos test I untuk melihat
keberhasilan tindakan yang dilakukan dan untuk melihat kesulitan yang masih dialami oleh
siswa. Test yang dilakukan yaitu pilihan berganda yang berjumlah 10 buah soal.
Selama pengamatan (observasi) yang dilakukan, banyak hal yang diperoleh peneliti
antara lain :
1. Masih banyak siswa kesulitan dalam merumuskan pertanyaan atau permasalahan.
2. Masih banyak siswa merasa takut untuk bertanya kepada guru.
3. Didalam mengikuti pelajaran siswa sudah baik, karena dengan penggunaan metode
inkuiri siswa lebih tertarik untuk belajar.
4. Pada saat proses belajar mengajar siswa sudah baik dalam melihat objek-objek atau
kejadian.
5. Didalam proses pembelajaran siswa melihat langsung objek-objek atau kegiatan
dengan baik.
30
6. Siswa dalam mengelompokkan sudah baik, dengan dapat membedakan mana
benda-benda yang magnetis dan yang tidak magnetis, begitu juga siswa didalam
mencari persamaan dan mengukur.
7. Siswa kurang baik dalam mengkomunikasikan langsung hasil pengamatan secara
terperinci, karena siswa takut hasil yang mereka peroleh salah.
8. Pada saat pembelajaran siswa kurang baik dalam menjawab pertanyaan guru,
karena masih ada yang merasa takut. Begitu juga dalam menyimpulkan hasil
belajar.
Setelah peneliti melakukan penerapan dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri,
pengamat menilai dengan menggunakan lembar observasi yaitu :
1. Di dalam mengontrol pembelajaran di dalam kelas guru sudah baik
2. Di dalam kelas guru kurang berperan sebagai pemimpin kelas
3. Guru sudah baik sebagai fasilitator di dalam kelasnya
4. Di dalam pembagian kelompok guru sudah baik
5. Guru sudah baik dalam melatih siswa merumuskan pertanyaan tentang materi gaya
magnet
6. Pada pertemuan partama guru kurang baik menanggapi atau memberikan komentar
hasil penelitian siswa
7. Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa tentang tanggapan-tanggapan
yang mereka temukan
8. Guru sudah baik di dalam membahas materi yang telah diteliti dengan cara
mengulang kembali
9. Siswa dan guru menarik kesimpulan dengan baik
Pada akhir pertemuan siklus I setelah semua materi diajarkan, maka siswa
diberikan test hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana perkembangan hasil belajar
31
siswa. Secara ringkasan tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada
tabel 4 berikut.
Tabel 4
Tingkat keberhasilan Belajar Siswa pada Siklus I
Nilai Frekuensi % Keterangan30 2 7,4% Belum tuntas40 2 7,4% Belum tuntas50 7 25,9% Belum tuntas60 8 29,6% Belum tuntas70 5 18,5% Tuntas 80 2 7,4% Tuntas 90 1 3,7% Tunts
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa terdapat 8 orang siswa yang dinyatakan telah
berhasil yaitu memiliki keberhasilan belajar di atas 65% dengan rata-rata kelas sebesar
58,14 serta tingkat keberhasilan secara klasikal masih mencapai 29,62% yag berhasil. Dari
hasil ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa memahami materi gaya magnet
berdasarkan tingkat keberhasilan secara klasikal masih tergolong belum berhasil yaitu
hanya sebesar 29,62%. Berikut persentase tingkat ketercapaian hasil belajar siswa pada test
hasil belajar siklus I.
Tabel 5Tingkat Ketercapaian Hasil Belakar Siswa Pada Siklus I
No Soal Frekuensi Jawaban Siswa KeteranganSalah % Benar %
1 7 25,9% 20 74,0% Tuntas2 11 40,7% 16 59,3% Belum Tuntas3 10 37,0% 17 62,9% Belum Tuntas4 20 74,0% 7 25,9% Belum Tuntas5 4 14,8% 23 85,1% Tuntas6 12 44,4% 15 55,5% Belum Tuntas7 11 40,7% 16 59,3% Belum Tuntas8 14 51,8% 13 48,1% Belum Tuntas9 21 77,7% 6 22,2% Belum Tuntas10 3 11,1% 24 88,8% Tuntas
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa dari 10 soal test hasil yang diberikan kepada
siswa hanya 3 soal (30%) yang dapat diselesaikan siswa dengan baik dan termasuk telah
32
berhasil (di atas 65% siswa menjawab dengan benar) yaitu soal nomor 1, 5, dan 10,
sedangkan 70% lagi tidak dapat diselesaikan siswa dengan baik (belum berhasil) yaitu 2, 3,
4, 6, 7, 8, dan 9. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tingkat ketercapaian hasil
belajar siswa pada siklus I secara keseluruhan soal masih tergolong belum berhasil.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus I, maka peneliti
melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan pada siklus I yang hasilnya adalah :
1. Pada awal kegiatan siswa memiliki respon yang sangat baik terhadap kehadiran
peneliti sebagai seorang guru.
2. Pada siklus I masih banyak yang ditemukan siswa yang memiliki hasil belajar
rendah.
3. Masih banyak siswa yang takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
4. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa tersebut terdapat 8 orang siswa yang
dinyatakan telah berhasil yaitu memiliki keberhasilan belajar di atas 65% dengan
rata-rata kelas sebesar 58,14% serta tingkat keberhasilan secara klasikal masih
mencapai 29,6% yang berhasil.
5. Hasil belajar siswa meningkat dilihat dari rata-rata sebelumnya, hasil pre test
adalah 37,03% menjadi 58,14% pada post test. Hasil post test menunjukkan
ketuntasan belajar, akan tetapi secara klasikal belum tercapai.
2) Siklus II
a. Perencanaan II
Dari hasil refleksi pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran
belum begitu baik dan siswa masih ada yang belum aktif dalam belajar, sehingga hasil
yang diperoleh siswa belum mencapai tingkat ketuntasan. Masalah yang dihadapi siswa
33
dari segi materi pelajaran berdasarkan analisis tiap-tiap soal pada post test siklus adalah
siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk pilihan berganda sub
pokok bahasan gaya magnet.
Kegiatan yang dilakukan dalam siklus II sama dengan siklus I adalah perencanaan
ini mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran sebanyak dua RPP dengan sub
pokok bahasan gaya magnet dan membuat alat pengumpulan data berupa lembar observasi
untuk guru dan siswa guna mengamati proses pembelajaran dan test dilakukan pada setiap
pertemuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam tiap siklus.
b. Pelaksanaan tindakan
Dalam kegiatan ini, guru melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar berdasarkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode inkuiri yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan gaya magnet.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan sama dengan siklus I, hal ini dikarenakan
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, banyak siswa yang termotivasi untuk mencari
dan menemukan jawaban dari masalah-masalah yang dikemukakan dari materi gaya
magnet dengan cara kerja kelompok.
Dalam tahap pelaksanaan ini, guru mengajar dan menjelaskan materi gaya magnet
yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Dalam proses belajar mengajar pertama guru
menjelaskan tentang materi gaya magnet, setelah itu guru mengemukakan masalah atau
kasus guna mengajak siswa untuk menjawab pertanyaan dari masalah yang terdapat pada
materi gaya magnet. Setelah mengemukakan masalah atau kasus, guru meminta siswa
untuk membentuk kelompok belajar guru memecahkan masalah atau kasus yang telah
dikemukakan. Pada proses pembelajaran ini guru mengawasi siswa pada tiap-tiap
kelompok. Setelah menyelesaikan masing-masing latihan yang diberikan.
34
Setelah siswa selesai berdiskusi guru meminta hasil laporan kelompok yang telah
disusun siswa dan guru meminta masing-masing perwakilan dari kelompok untuk
mempersentasekan hasil kerja kelompoknya. Guru menanggapi hasil kerja siswa dan
menyimpulkan materi tentang gaya magnet.
c. Pengamatan (Observasi)
Pada tahap ini peneliti dengan guru kelas V SD melakukan observasi dengan
menggunakan daftar chek list terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri yang telah dilakukan peneliti. Setelah pelaksanaan siklus II
selesai diberikan post test II untuk melihat keberhasilan tindakan yang dilakukan dan
melihat kesulitan yang dialami oleh siswa. Test yang dilakukan yaitu pilihan berganda
yang berjumlah 10 butir soal.
Selama pengamatan (observasi) yang dilakukan, banyak hal yang diperoleh peneliti
antara lain :
1. Dalam merumuskan pertanyaan atau permasalahan siswa sudah sangat baik.
2. Siswa sudah berani untuk bertanya kepada guru.
3. Siswa sudah serius dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan
metode inkuiri.
4. Pada saat proses belajar mengajar siswa sudah baik dalam melihat objek-
objek atau kejadian.
5. Didalam proses pembelajaran siswa melihat langsung objek-objek atau
kejadian dengan baik.
6. Pada pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri, siswa lebih
termotivasi dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
7. Siswa sudah dapat mengkomunikasikan hasil penelitiannya secara baik.
8. Ketetapan waktu siswa dalam mengerjakan tugas sudah baik.
35
9. Hasil belajar siswa lebih meningkat dari pembelajaran siklus I.
Selama pengamatan banyak juga yang ditemukan oleh pengamat yaitu wali kelas V
kepada peneliti tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri, dengan menggunakan
lembar observasi. Adapun hal-hal yang ditemukan adalah :
1. Guru mengontrol pembelajaran dengan baik.
2. Sebagai pemimpin kelas guru sudah sangat baik.
3. Guru mengemukakan masalah/kasus dengan baik dalam materi gaya magnet.
4. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan sangat baik di dalam kelas.
5. Guru membentuk kelompok belajar siswa di dalam kelas dengan sangat baik.
6. Guru melatih siswa merumuskan pertanyaan dengan baik.
7. Guru menanggapi atau memberikan komentar hasil penelititan siswa.
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan.
9. Guru bersama siswa membahas masalah penelitian kembali.
10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dan mendapatkan hasil yang baik.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, serta pemberian post test pada
siklus II diperoleh bahwa hasil pembelajaran mulai baik dan mencapai tingkat ketuntasan
belajar. Secara ringkasan tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat
pada tabel 6 berikut.
Tabel. 6
Tingkat keberhasilan Belajar Siswa Pada Siklus II
Nilai Frekuensi % Keterangan 50 1 3.70% Belum tuntas 60 2 7.40% Belum tuntas 70 5 18.51% Tuntas 80 6 22.22% Tuntas 90 7 25.92% Tuntas 100 6 22.22% Tuntas
36
Tabel diatas menunjukkan bahwa masih terdapat 3 orang siswa yang dinyatakan
belum berhasil belajar yaitu memiliki keberhasilan balajar dibawah 65% dan terdapat
peningkatan yaitu terdapat 24 orang siswa yang telah mencapai tingkat keberhasilan belajar
diatas 65% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 82,59 dan secara klasikal tingkat
keberhasilan belajar siswa telah mencapai 88,88% atau terdapat peningkatan keberhasilan
belajar siswa sebesar 59,26 dari hasil belajar siswa pada siklus I (29,62).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan siswa meningkat dalam
menguasai sub materi pokok gaya magnet, dengan tingkat keberhasilan belajar secara
klasikal sudah mencapai 88,88%.
Selanjutnya dari hasil jawaban siswa pada tiap soal tersebut hasil belajar yang
diberikan pada siklus II, dapat dilihat pada tabel 7 berikut.
Tabel.7
Tingkat Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
NoSoal
Frekuensi Jawaban Siswa Keterangan
Salah % Benar %1 0 0% 27 100% Tuntas 2 8 29,6% 19 70,3% Tuntas 3 2 7,4% 25 92,5% Tuntas 4 2 7,4% 25 92,5% Tuntas 5 0 0% 27 100% Tuntas 6 3 11,1% 24 88,8% Tuntas 7 9 33,35 18 66,6% Tuntas 8 5 18,9% 22 81,4% Tuntas 9 17 25,9% 10 37,0% Belum tuntas10 1 3,7% 26 96,2% Tuntas
Berdasarkan tabel 7 diatas terlihat bahwa dari 10 soal tes hasil yang diberikan
kepada siswa hanya 1 soal (10%) yang tidak dapat diselesaikan siswa dengan baik dan
termasuk belum berhasil (37,0% siswa menjawab dengan benar) yaitu soal nomor 9,
sedangkan 90% soal lainnya hanya dapat diselesaikan dengan baik atau telah berhasil (di
atas 65% siswa menjawab soal dengan benar). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
37
tingkat ketercapaian hasil belajar siswa pada siklus II secara keseluruhan soal telah berhasil
yaitu 90% soal telah diselesaikan dengan baik.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) yang telah dilakukan peneliti pada siklus
II, serta upaya-upaya yang dilakukan pada pembelajaran IPA pada sub pokok bahasan gaya
magnet semakin membaik dalam proses pembelajaran. Dapat dilihat secara klasikal
sebanyak 24 orang siswa pada sub pokok bahasan gaya magnet melalui penggunaan
metode melalui penggunaan metode Inkuiri telah tercapai, sehingga tidak dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan
Melalui pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dapat
meningkatkan hasil siswa pada mata pelajaran IPA sub pokok bahasan gaya magnet. Hasil
penelitian sebelumnya diberikan tindakan nilai rata-rata kelas 37,03. Secara perorangan
maupun kelas dinyatakan masih tergolong belum berhasil belajar atau rata-rata masih
memiliki tingkat keberhasilan dibawah 65%. Setelah pemberian tindakan melalui
pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri pada siklus I nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 58.14 dengan tingkat keberhasilan belajar secara klasikal sebesar
29,62% dan tingkat ketercapaian test hasil belajar sebesar 30%.
Pada siklus II, yang merupakan perbaikan pembelajaran yang diberikan pada siklus
I, pembelajaran diberikan dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri dimana guru
lebih menekankan siswa cara merumuskan masalah, mengelompokkan, dan mencari
perbedaan tentang materi gaya magnet, serta memotivasi siswa agar berani mengajukan
pendapat dan dapat menarik kesimpulan dari kerja kelompok tersebut. Pada siklus II ini
38
rata-rata kelas juga meningkat menjadi 82,59 dengan tingkat keberhasilan secara klasikal
sebesar 88,88% dan tingkat ketercapaian test hasil belajar sebesar 90%. Hal ini berarti
pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran IPA sub pokok bahasan gaya magnet.
Dengan strategi pembelajaran inkuiri, menolong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
39
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan penerapan
strategi pembelajaran inkuiri dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan SPI dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
2. Nilai rata-rata siswa pada saat test awal sebelum diberikan tindakan sebesar 37,03
dan dinyatakan masih belum berhasil belajar. Pada siklus I nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 58,14 dengan tingkat keberhasilan belajar secara klasikal
sebesar 29,62% dan tingkat ketercapaian test hasil belajar sebesar 30%. Pada siklus
II, nilai rata-rata kelas juga meningkat menjadi 82,59 dengan tingkat keberhasilan
secara klasikal sebesar 88,88% dan tingkat ketercapaian test hasil belajar sebesar
90%.
3. Penerapan strategi pembelajaran inkuiri ternyata dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 064973 Kecamatan Medan Tembung Kota Medan pada
sub pokok bahasan gaya magnet.
5.2. Saran
1. Bagi guru khususnya guru IPA diharapkan untuk menerapkan SPI dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan metode inkuiri menolong siswa
untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampiln berfikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin
tahu mereka.
2. Untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dan hasil belajarnya
hendaknya guru mengindentifikasi kesulitan siswa sehingga dapat dengan mudah
ditentukan metode pembelajaran apa yang tepat untuk digunakan.
40
3. Penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD Negeri 064973 Kecamatan Medan Tembung Kota Medan sub pokok bahasan gaya
magnet.
41
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharjono dan Supriadi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta
Azam Much, 2008. Akbar dengan Dunia IPA. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Jakarta
Djamarah, S.B, (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta. Jakarta
http/www.google. Pengertian PTK.com.
Mudilarto,R. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. DEPDIKNAS.
Samatowa,Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
DEPDIKNAS.
Sanjaya,Wina,M.Pd. 2006. Strategi pembelajaran Berorientasi Standart Proses
Pendidikan. Kencana Persada Media Group. Jakarta.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Tim Dosen. 2007. Psikologi Pendidikan. Medan.
www.google.com. 2009. Hasil Belajar.
42
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Nama sekolah : SD Negeri 064973 Kecamatan Medan Tembung
Mata Pelajaran : Sains
Kelas/Semester : V (lima)/II (dua)
Alokasi waktu : 4 x 35 Menit (I pertemuan)
I. Standart kompetensi
Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya.
II. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan hubungan antara gaya,gerak dan energi melalui percobaan (gaya
gavitasi, gaya gesek, gaya magnet).
III. Indikator
Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang
tidak magnetis.
Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa
benda melalui percobaan.
Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan
sehari-hari.
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu :
Menjelaskan sifat-sifat magnet.
Menjelaskan macam-macam magnet.
Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis.
Mengelompokkan benda-benda yang tidak magnetis.
Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui
percobaan.
Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidfupan sehari-hari.
V. Materi Pembelajaran
Gaya magnet
VI. Metode Pembelajaran
Metode Inkuiri
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
43
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Kegiatan awal
Guru memberikan salam
Guru mengisi daftar hadir siswa
Guru melakukan apersepsi
Guru menulis materi pelajaran
dipapan tulis
Kegiatan inti
- Orientasi
Guru menjelaskan materi
gaya magnet
Guru menjelaskan
langkah-langkah kegiatan yang
akan dilakukan pada saat
pembelajaran
Guru membagi kelompok
kepada siswa dan materi yang
akan dibahas pada tiap kelompok
- Merumuskan masalah
Guru mengajak siswa untuk
merumuskan masalah dalam
materi gaya magnet
Guru membuat teka-teki tentang
materi gaya magnet
- Merumuskan hipotesis
Guru meminta siswa
membacakan hasil jawaban
sementara dari kerja kelompok
siswa
- Mengumpulkan data
Guru meminta
siswa mengumpulkan hasil
jawaban keseluruhan masing-
Siswa menjawab salam dari
guru
Siswa menjawab kehadiran
Siswa bersikap tanggap
kepada apersepsi guru
Siswa memperhatikan
Siswa memperhatikan
kedepan pada saat guru
menjelaskan
Siswa mendengarkan dan
mencatat
Siswa membentuk
kelompok
Siswa bersama kelompok
merumuskan pelajaran
Siswa bersama kelompok
menjawab teka-teki lam materi
gaya magnet
Salah satu siswa mewakili
kelompoknya untuk
membacakan hasil
penelitiannya.
Siswa mengumpulkan hasil
penelitiannya
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa mendengar dan
menyimak kesimpulan guru
Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru
20 menit
80 menit
44
masing kelompok
- Menguji hipotesis
Guru memberikan/
menjelaskan kepada siswa
jawaban yang benar dari
pertanyaan yang ada
Kegiatan Akhir
Guru menyimpulkan materi
pembelajaran
Guru memberikan tugas kepada
siswa
Guru mengucap salam penutup
Siswa menjawab salam
penutup
40 menit
VIII. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat : Magnet, kancing p, kertas, pensil, paku, dll.
b. Media pembelajaran : Buku IPA kelas V Penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. Jakarta.
IX. Evaluasi
a. Prosedur Test : Post test
b. Jenis test : Pilihan Berganda
c. Bentuk Test : Tulisan
Medan, 23 Pebruari 2009
Diketahui :
Peneliti Guru Kelas V
Kartini Solita L Opusunggu
NIP.1956 0421 197702 2 002 NIP.1971 0928200502 2 001
Kepala SD Negeri 064973
Kecamatan Medan Tembung Kota Medan
Kartini
45
NIP.1956 0421 197702 2 002
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Nama sekolah : SD Negeri 064973 Kecamatan Medan Tembung
Mata Pelajaran : Sains
Kelas/Semester : V (lima)/II (dua)
Alokasi waktu : 4 x 35 Menit (I pertemuan)
I. Standart kompetensi
Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya.
II. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya
gavitasi, gaya gesek, gaya magnet).
III. Indikator
Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang
tidak magnetis.
Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa
benda melalui percobaan.
Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan
sehari-hari.
IV.Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu :
Menjelaskan sifat-sifat magnet
Menjelaskan macam-macam magnet
Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis
Mengelompokkan benda-benda yang tidak magnetis
Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda
melalui percobaan
Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari
V. Materi Pembelajaran
Gaya magnet
VI.Metode Pembelajaran
Metode Inkuiri
46
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Kegiatan awal
Guru memberikan salam
Guru mengisi daftar hadir
siswa
Guru melakukan apersepsi
Guru menulis materi
pelajaran dipapan tulis
Kegiatan inti
- Orientasi
Guru menjelaskan
langkah-langkah kegiatan
yang akan dilakukan pada
saat pembelajaran.
- Merumuskan masalah
Guru mengajak siswa untuk
merumuskan masalah dalam
materi gaya magnet
Guru membuat teka-teki
tentang materi gaya magnet
- Merumuskan hipotesis
Guru meminta siswa
membacakan hasil jawaban
sementara dari kerja
kelompok siswa
- Mengumpulkan data
Guru
meminta siswa
mengumpulkan hasil
jawaban keseluruhan
Siswa menjawab salam
dari guru
Siswa menjawab kehadiran
Siswa bersikap tanggap
kepada apersepsi guru
Siswa memperhatikan
Siswa mendengarkan dan
mencatat
Siswa bersama kelompok
merumuskan pelajaran
Siswa bersama kelompok
menjawab teka-teki lam materi
gaya magnet
Salah satu siswa mewakili
kelompoknya untuk
membacakan hasil
penelitiannya.
Siswa mengumpulkan hasil
penelitiannya
20 menit
80 menit
40 menit
47
masing-masing kelompok
- Menguji hipotesis
Guru
memberikan/ menjelaskan
kepada siswa jawaban yang
benar dari pertanyaan yang
ada
Kegiatan Akhir
Guru menyimpulkan materi
pembelajaran
Guru memberikan tugas
kepada siswa
Guru mengucap salam
penutup
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa mendengar dan
menyimak kesimpulan guru
Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru
Siswa menjawab salam
penutup
VIII. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat : Magnet, kancing p, kertas, pensil, paku, dll.
b. Media pembelajaran : Buku IPA kelas V Penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. Jakarta.
IX.Evaluasi
a. Prosedur Test : Post test
b. Jenis test : Pilihan Berganda
c. Bentuk Test : Tulisan
Medan, 9 Maret 2009
Diketahui :
Peneliti Guru Kelas V
Kartini Solita L Opusunggu
NIP.1956 0421 197702 2 002 NIP.1971 0928200502 2 001
Kepala SD Negeri 064973
Kecamatan Medan Tembung Kota Medan
48
Kartini
NIP.1956 0421 197702 2 002
49
Lampiran 3
LEMBAR SOAL
PETUNJUK 1. Kerjakanlah soal yang dianggap mudah terlebih dahulu 2. Beri tanda (X) pada a,b,c, dan d yang dianggap benar
1. Benda yang dapat ditarik oleh magnet disebut...... a. Benda magnetis c. Benda tidak magnetis b. Benda magnet d. Benda tidak magnet
2. Dibawah ini adalah sifat-sifat magnet, kecuali......a. Memiliki gaya tarik b. Memiliki gaya yang dapat menembus benda c. Memiliki dua kutub d. Memiliki gaya yang dapat menarik kertas
3. Berikut ini yang dapat menarik jarum adalah.....a. Magnet c. Aluminium b. Gunting d. Tembaga
4. Benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet disebut......a. Benda magnetis c. Benda tidak magnetis b. Benda magnet d. Benda tidak magnet
5. Benda berikut yang dapat ditarik oleh magnet adalah.....a. Kertas c. Pensil b. Paku Baja d. Sandal karet
6. Sebuah benda yang dibungkus kertas didekatkan dengan sepotong besi. Besi tertarik oleh benda tersebut. Benda tersebut adalah......a. Baja c. Magnet b. Besi atau baja c. Aluminium
7. Ada orang yang mengatakan bahwa magnet tidak boleh didekatkan dengan jam tangan. Menurut dugaanmu, hal ini disebabkan oleh.....a. Jam tangan akan tergores oleh magnet b. Komponen-komponen jam tangan akan tertarik magnet sehingga jam tangan
menjadi rusak c. Jarum jam akan berputar terlalu cepat dari putaran yang normal d. Gaya yang dimilki magnet akan hilang setelah didekatkan dengan jam
8. Benda yang dapat ditembus gaya magnet adalah.....a. Logam c. Dinding tebal b. Kayu tebal d. Kertas
9. Contoh penggunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari adalah.....a. Ban mobil dibuat beralurb. Penerjun payung dibuat beralurc. Kompas d. Pesawat terbang
10. Benda berikut yang tidak dapat ditarik oleh magnet adalah.....a. Baja c. Gunting b. Paku d. Pensil
50
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN
1. A 6. C
2. D 7. B
3. A 8. D
4. C 9. C
5. B 10. D
51
Lampiran 5
Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Pada Test Awal (pre-test)
No. Nama Siswa Skor Nilai Tingkat Hasil
Keterangan Belajar
1 Ayu Mei Sari S 6 60 Rendah Belum tuntas 2 Andri Alamsyah 5 50 Rendah Belum tuntas 3 Betharia Cindi 2 20 Rendah Belum tuntas 4 Dini Suriandani 6 60 Rendah Belum tuntas 5 Eunike 4 40 Rendah Belum tuntas 6 Rudi Siregar 3 30 Rendah Belum tuntas 7 Iqbal Hakim 5 50 Rendah Belum tuntas 8 Mhd.Ramadhan 4 40 Rendah Belum tuntas 9 Markuhot Manahan 4 40 Rendah Belum tuntas 10 Mhd Fadly Efendy 5 50 Rendah Belum tuntas 11 Rigil Gunawan 4 40 Rendah Belum tuntas 12 Rini Magdalena 3 30 Rendah Belum tuntas 13 Yosep Pranata 5 50 Rendah Belum tuntas 14 Zohan Panggabean 5 50 Rendah Belum tuntas 15 Tri Hartika 3 30 Rendah Belum tuntas 16 Dhea Amelia 3 30 Rendah Belum tuntas 17 Renita Sabria 2 20 Rendah Belum tuntas 18 Ulpi Yuliana 3 30 Rendah Belum tuntas 19 Cindi Berlian S 4 40 Rendah Belum tuntas 20 Andina Azhari 1 10 Rendah Belum tuntas 21 Melda Florida 3 30 Rendah Belum tuntas 22 Dewi Ramasari 4 40 Rendah Belum tuntas 23 M.Fahri Harahap 4 40 Rendah Belum tuntas 24 Roy Chandra 3 30 Rendah Belum tuntas 25 Mhd.Agung 5 50 Rendah Belum tuntas 26 Panca Putra S 3 30 Rendah Belum tuntas 27 Mhd Amin 1 10 Rendah Belum tuntas
Jumlah 100 1000 Rata-rata 37,03 P = F/N x 100% 0%
52
Lampiran 6
Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
No. Nama Siswa Skor Nilai Tingkat Hasil
Keterangan Belajar
1 Ayu Mei Sari S 6 90 Rendah Belum tuntas 2 Andri Alamsyah 5 60 Rendah Belum tuntas 3 Betharia Cindi 2 30 Rendah Belum tuntas 4 Dini Suriandani 6 70 Rendah Belum tuntas 5 Eunike 4 70 Rendah Belum tuntas 6 Rudi Siregar 3 30 Rendah Belum tuntas 7 Iqbal Hakim 5 60 Rendah Belum tuntas 8 Mhd.Ramadhan 4 50 Rendah Belum tuntas 9 Markuhot Manahan 4 50 Rendah Belum tuntas 10 Mhd Fadly Efendy 5 60 Rendah Belum tuntas 11 Rigil Gunawan 4 40 Rendah Belum tuntas 12 Rini Magdalena 3 50 Rendah Belum tuntas 13 Yosep Pranata 5 80 Rendah Belum tuntas 14 Zohan Panggabean 5 80 Rendah Belum tuntas 15 Tri Hartika 3 50 Rendah Belum tuntas 16 Dhea Amelia 3 50 Rendah Belum tuntas 17 Renita Sabria 2 60 Rendah Belum tuntas 18 Ulpi Yuliana 3 40 Rendah Belum tuntas 19 Cindi Berlian S 4 50 Rendah Belum tuntas 20 Andina Azhari 1 60 Rendah Belum tuntas 21 Melda Florida 3 50 Rendah Belum tuntas 22 Dewi Ramasari 4 60 Rendah Belum tuntas 23 M.Fahri Harahap 4 70 Rendah Belum tuntas 24 Roy Chandra 3 70 Rendah Belum tuntas 25 Mhd.Agung 5 70 Rendah Belum tuntas 26 Panca Putra S 3 60 Rendah Belum tuntas 27 Mhd Amin 1 60 Rendah Belum tuntas
Jumlah 100 1570 Rata-rata 58,14 P = F/N x 100% 0%
53
Lampiran 7
Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
No. Nama Siswa Skor Nilai Tingkat Hasil
Keterangan Belajar
1 Ayu Mei Sari S 10 100 Tinggi Tuntas 2 Andri Alamsyah 9 90 Tinggi Tuntas 3 Betharia Cindi 5 50 Rendah Belum tuntas 4 Dini Suriandani 10 100 Tinggi Tuntas 5 Eunike 10 100 Tinggi Tuntas 6 Rudi Siregar 6 60 Rendah Belum tuntas 7 Iqbal Hakim 9 90 Tinggi Tuntas 8 Mhd.Ramadhan 8 80 Tinggi Tuntas 9 Markuhot Manahan 8 80 Tinggi Tuntas 10 Mhd Fadly Efendy 9 90 Tinggi Tuntas 11 Rigil Gunawan 6 60 Rendah Belum tuntas 12 Rini Magdalena 7 70 Tinggi Tuntas 13 Yosep Pranata 10 100 Tinggi Tuntas 14 Zohan Panggabean 10 100 Tinggi Tuntas 15 Tri Hartika 7 70 Tinggi Tuntas 16 Dhea Amelia 7 70 Tinggi Tuntas 17 Renita Sabria 7 70 Tinggi Tuntas 18 Ulpi Yuliana 8 80 Tinggi Tuntas 19 Cindi Berlian S 7 70 Tinggi Tuntas 20 Andina Azhari 8 80 Tinggi Tuntas 21 Melda Florida 8 80 Tinggi Tuntas 22 Dewi Ramasari 8 80 Tinggi Tuntas 23 M.Fahri Harahap 9 90 Tinggi Tuntas 24 Roy Chandra 9 90 Tinggi Tuntas 25 Mhd.Agung 10 100 Tinggi Tuntas 26 Panca Putra S 9 90 Tinggi Tuntas 27 Mhd Amin 9 90 Tinggi Tuntas Jumlah 223 2230 Rata-rata 82,59 P = F/N x 100% 88,88%
54
Lampiran 8
Tabel 4 Rekapitulasi Analisa Hasil Belajar Siswa
No. Nama Siswa Pre Test Siklus I Siklus II1 Ayu Mei Sari S 60 90 1002 Andri Alamsyah 50 60 903 Betharia Cindi 20 30 504 Dini Suriandani 60 70 1005 Eunike 40 70 1006 Rudi Siregar 30 30 607 Iqbal Hakim 50 60 908 Mhd.Ramadhan 40 50 809 Markuhot Manahan 40 50 8010 Mhd Fadly Efendy 50 60 9011 Rigil Gunawan 40 40 6012 Rini Magdalena 30 50 7013 Yosep Pranata 50 80 10014 Zohan Panggabean 50 80 10015 Tri Hartika 30 50 7016 Dhea Amelia 30 50 7017 Renita Sabria 20 60 7018 Ulpi Yuliana 30 40 8019 Cindi Berlian S 40 50 7020 Andina Azhari 10 60 8021 Melda Florida 30 50 8022 Dewi Ramasari 40 60 8023 M.Fahri Harahap 40 70 9024 Roy Chandra 30 70 9025 Mhd.Agung 50 70 10026 Panca Putra S 30 60 9027 Mhd Amin 10 60 90 Rata-rata 37,03 58,14 82,59
55
Lampiran 9 Hasil Jawaban Siswa Pada Saat Test Awal
No. Nama SiswaNomor Soal
Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ayu Mei Sari S 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1
2 Andri Alamsyah 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1
3 Betharia Cindi 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
4 Dini Suriandani 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1
5 Eunike 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
6 Rudi Siregar 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
7 Iqbal Hakim 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
8 Mhd.Ramadhan 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1
9 Markuhot Manahan 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
10 Mhd Fadly Efendy 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1
11 Rigil Gunawan 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
12 Rini Magdalena 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
13 Yosep Pranata 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1
14 Zohan Panggabean 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1
15 Tri Hartika 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
16 Dhea Amelia 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
17 Renita Sabria 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
18 Ulpi Yuliana 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
19 Cindi Berlian S 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
20 Andina Azhari 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
21 Melda Florida 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
22 Dewi Ramasari 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1
23 M.Fahri Harahap 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1
24 Roy Chandra 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
25 Mhd.Agung 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1
26 Panca Putra S 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
27 Mhd Amin 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Jawaban Benar3 7 8 5 22 12 9 9 3 22
11,1% 25,9% 29,6% 18,5% 81,4% 44,4% 33,3% 33,3% 11,1% 81,4% rata-rata
Jawaban Salah 24 20 19 22 5 15 18 18 24 5 nilai
88,8% 74,0% 70,3% 81,4% 18,5% 55,5% 66,6% 66,6% 88,8% 18,5%
56
Lampiran 10 Hasil Jawaban Siswa Terhadap Tes Hasil Belajar Pada Siklus I
No. Nama SiswaNomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ayu Mei Sari S 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
2 Andri Alamsyah 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1
3 Betharia Cindi 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
4 Dini Suriandani 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
5 Eunike 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
6 Rudi Siregar 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
7 Iqbal Hakim 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
8 Mhd.Ramadhan 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
9 Markuhot Manahan 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
10 Mhd Fadly Efendy 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
11 Rigil Gunawan 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
12 Rini Magdalena 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1
13 Yosep Pranata 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
14 Zohan Panggabean 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
15 Tri Hartika 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1
16 Dhea Amelia 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1
17 Renita Sabria 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
18 Ulpi Yuliana 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
19 Cindi Berlian S 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1
20 Andina Azhari 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0
21 Melda Florida 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1
22 Dewi Ramasari 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
23 M.Fahri Harahap 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
24 Roy Chandra 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
25 Mhd.Agung 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
26 Panca Putra S 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0
27 Mhd Amin 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1
Jawaban Benar20 16 17 7 23 15 16 13 6 24
70,0% 59,3% 62,9% 25,9% 85,1% 55,5% 59,3% 48,1% 22,2% 88,8%
Jawaban Salah 7 11 10 20 4 12 11 14 21 3
25,9% 40,7% 37,0% 74,0% 14,8% 44,4% 40,7% 51,8% 77,7% 11,1%
57
Lampiran 11 Hasil Jawaban Siswa Terhadap Tes Hasil Belajar Pada Siklus II
No. Nama SiswaNomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ayu Mei Sari S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Andri Alamsyah 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Betharia Cindi 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1
4 Dini Suriandani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 Eunike 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 Rudi Siregar 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1
7 Iqbal Hakim 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
8 Mhd.Ramadhan 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
9 Markuhot Manahan 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
10 Mhd Fadly Efendy 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
11 Rigil Gunawan 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1
12 Rini Magdalena 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
13 Yosep Pranata 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 Zohan Panggabean 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 Tri Hartika 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1
16 Dhea Amelia 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1
17 Renita Sabria 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
18 Ulpi Yuliana 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
19 Cindi Berlian S 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
20 Andina Azhari 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
21 Melda Florida 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
22 Dewi Ramasari 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
23 M.Fahri Harahap 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
24 Roy Chandra 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
25 Mhd.Agung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 Panca Putra S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
27 Mhd Amin 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Jawaban Benar27 19 25 25 27 24 18 22 10 26
100,0% 70,3% 92,5% 92,5% 100% 88,8% 66,6% 81,4% 37,0% 96,2%
Jawaban Salah 0 8 2 2 0 3 9 5 7 1
0% 29,6% 7,4% 7,4% 0% 11,1% 33,3% 18,5% 25,9% 3,7%
58
Lampiran 12 Hasil Pengamatan / Observasi
A. Lembaran Observasi Pemantauan Untuk Guru
1. Subjek yang dipantau : Guru kelas V dalam Pelaksanaan Pembelajaran
2. Tempat/ Lokasi Pemantauan : SD Negeri 064973 Medan Tembung.
3. Waktu Pemantauan : Selama pembelajaran berlangsung
4. Tujuan Pembelajaran : Mengamati penerapan SPI yang digunakan guru
No. INDIKATOR Siklus I Siklus IIA B C D A B C D
1 Guru mengontrol pembelajaran √ √2 Guru berperan sebagai pemimpin
kelas √ √
3 Guru mengemukakan masalah/ kasus √ √4 Guru bertindak sebagai fasilitator √ √5 Guru membentuk kelompok belajar √ √6 Guru melatih siswa merumuskan
pertanyaan dengan baik √ √
7 Guru menanggapi atau memberikan komentar hasil penelitian siswa
√ √
8 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan
√ √
9 Guru bersama siswa membahas masalah penelitian kembali
√ √
10 Guru bersama siswa menarik kesimpulan
√ √
Keterangan : A= Sangat Baik, B= Baik, C= Cukup, D= Kurang
Medan, 4 April 2009Pengamat,
Kartini
NIP.1956 0421 197702 2 002
B. Lembaran Observasi Pemantauan Untuk Siswa
1. Subjek yang dipantau : Siswa kelas V dalam Pelaksanaan Pembelajaran
2. Tempat/ Lokasi Pemantauan : SD Negeri 064973 Medan Tembung
3. Waktu Pemantauan : Selama pembelajaran berlangsung
4. Tujuan Pembelajaran : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui
59
Penerapan Metode Inkuiri
No. INDIKATOR Siklus I Siklus IIA B C D A B C D
1 Siswa dalam mengikuti pelajaran √ √2 Siswa merumuskan pertanyaan √ √ √3 Siswa melihat langsung objek-objek
atau kejadian √
4 Siswa mengelompokkan √ √5 Siswa mencari persamaan √ √6 Siswa mengukur √ √7 Siswa mengkomunikasikan
langsung hasil pengamatan secara terperinci
√ √
8 Siswa bertanya kepada guru √ √9 Siswa menjawab pertanyaan guru √ √10 Siswa menyimpulkan √ √
Keterangan : A= Sangat Baik, B= Baik, C= Cukup, D= Kurang
Medan, 4 April 2009Pengamat,
Kartini
NIP.1956 0421 197702 2 002
60
C. Catatan Lapangan / Pengamatan
1. Hari / tanggal dilakukan : 23 Pebruari s.d.3 Maret 2009
2. Pengamaan dilakukan : Di Kelas V
No. Kejadian Siklus I Siklus II1 Guru menjelaskan
materi Guru menjelaskan materi dengan baik
Guru telah menjelaskan materi dengan baik dengan membimbing siswa
2 Guru memberi kesempatan siswa bertanya
Guru hanya memberikan kesempatan kepada siswa tanpa memotivasi
Guru memberikan kesempatan dan memotivasi bagi yang hendak bertanya
3 Siswa bertanya Sebagian siswa masih enggan dan malu bertanya
Siswa mau betanya dan tidak lagi malu atau enggan
4 Guru menanggapi pertanyaan siswa
Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan menjelaskan materi
Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan memberikan penjelasan
5 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
Sebagian siswa kurang mampu menyelesaikan tugas dengan baik
Siswa sudah dapat menyelesaikan tugas dengan baik
6 Membuat kesimpulan pembelajaran
Guru menyimpulkan hasil dari kerja kelompok siswa
Guru menyimpulkan hasil dari kerja kelompok siswa dan siswa sangat ambisius
7 Hasil belajar siswa Secara klasikal siswa masih belum mencapai ketuntasan
Secara klasikal siswa telah mencapai katuntasan belajar
Medan, 4 April 2009Pengamat,
Kartini
NIP.1956 0421 197702 2 002
61