5
BUDIDAYA SORGUM MERAH BERBATANG MANIS SEBAGAI BAHAN PANGAN, PAKAN, DAN ENERGI Bagus Ibnu Soewondo., S.TP RnD PT. Sarottama Dharma Kalpariksa Jalan H. Darham No 54 Cicalengka Bandung www.sarottamagroups.com [email protected] 087822367936 ABSTRAK Sorgum merupakan produk yang sudah dikembangkan di PT. Sarottama Dharma Kalpariksa (SDK) yang selama ini dikembangkan secara RnD (Research and Development) sudah berjalan selama dua tahun. Perkembangan sorgum yang dikelola oleh SDK memiliki pangsa pasar utama dari pakan ternak yakni SORGUMBON (Sorgum dengan tebonnya). Selama ini sistem yang dikembangkan dalam budidaya sorgum menggunakan system kemitraan yakni dengan memberikan fasilitas kepada para petani dan menjamin segala produksi milik petani sehingga ada kontinuitas produksi bagi SDK dan menjadi salah satu cara untuk menuju kesejahteraan bagi para mitra-mitra SDK. DASAR BUDIDAYA SORGUM Budidaya menjadi faktor penentu dalam mencapai target produksi yang diharapkan. Sorgum tergolong tanaman yang dapat tumbuh dalam kondisi kritis baik dari kritis unsur hara, kritis air, hingga minim penanganan. Namun, perlu adanya penanganan khusus agar hasilnya maksimal. Berdasarkan target produksi sesuai dengan hasil penelitian RnD PT. SDK bahwa dalam satu pohon sorgum memiliki potensi bobot keseluruhan rata-rata 1,5kg/pohon dan rata-rata berat malai 0,5kg/malai (belom disosoh). Berdasarkan hasil penelitian tersebut ternyata jika diakumulasi dalam 1 ha akan memiliki potensi hasil 150 ton/ha dengan asumsi kondisi lahan datar dengan jarak tanam 40x25. Berdasarkan hasil observasi dalam 1kg benih terdapat 12.000 biji sehingga untuk memenuhi 1 ha dibutuhkan sebanyak 8-9 kg benih. Benih yang digunakan sesuai dengan hasil penelitian SDK adalah sorgum manis berwarna merah yang ditemukan di petani lokal Bandung. Berikut ini cara tehnis budidaya sesuai dengan teori yang pernah SDK terapkan, TAHAPAN BUDIDAYA Pengolahan Lahan Pengolahan lahan menjadi tahapan awal yang perlu diperhatikan karena lahan menjadi faktor utama media bagi tanaman itu tumbuh sehingga lahan menjadi faktor kritis utama yang patut diperhatikan dan diperlakukan khusus. Pengolahan pertama pada lahan yakni dengan membersihkan gulma, rumput, dan ilalang yang menutupi lahan. Adapun cara dalam pembersihan lahan yakni dengan memaras/memotong secara manual atau menggunakan herbisida atau dengan kedua tehnik tersebut. Pada saat maras atau memotong rumput biaya yang SDK keluarkan sebesar 700-1juta/ha, proses maras ini dapat menggunakan mesin

PT.SDK_Budidaya-Sorgum1.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PT.SDK_Budidaya-Sorgum1.pdf

BUDIDAYA SORGUM MERAH BERBATANG MANIS SEBAGAI

BAHAN PANGAN, PAKAN, DAN ENERGI

Bagus Ibnu Soewondo., S.TP

RnD PT. Sarottama Dharma Kalpariksa

Jalan H. Darham No 54 Cicalengka Bandung

www.sarottamagroups.com

[email protected]

087822367936

ABSTRAK

Sorgum merupakan produk yang sudah dikembangkan di PT. Sarottama Dharma Kalpariksa (SDK) yang

selama ini dikembangkan secara RnD (Research and Development) sudah berjalan selama dua tahun.

Perkembangan sorgum yang dikelola oleh SDK memiliki pangsa pasar utama dari pakan ternak yakni

SORGUMBON (Sorgum dengan tebonnya). Selama ini sistem yang dikembangkan dalam budidaya sorgum

menggunakan system kemitraan yakni dengan memberikan fasilitas kepada para petani dan menjamin segala

produksi milik petani sehingga ada kontinuitas produksi bagi SDK dan menjadi salah satu cara untuk menuju

kesejahteraan bagi para mitra-mitra SDK.

DASAR BUDIDAYA SORGUM

Budidaya menjadi faktor penentu

dalam mencapai target produksi

yang diharapkan.

Sorgum tergolong tanaman yang

dapat tumbuh dalam kondisi kritis

baik dari kritis unsur hara, kritis

air, hingga minim penanganan.

Namun, perlu adanya penanganan

khusus agar hasilnya maksimal.

Berdasarkan target produksi sesuai

dengan hasil penelitian RnD PT.

SDK bahwa dalam satu pohon

sorgum memiliki potensi bobot

keseluruhan rata-rata 1,5kg/pohon

dan rata-rata berat malai

0,5kg/malai (belom disosoh).

Berdasarkan hasil penelitian

tersebut ternyata jika diakumulasi

dalam 1 ha akan memiliki potensi

hasil 150 ton/ha dengan asumsi

kondisi lahan datar dengan jarak

tanam 40x25.

Berdasarkan hasil observasi dalam

1kg benih terdapat 12.000 biji

sehingga untuk memenuhi 1 ha

dibutuhkan sebanyak 8-9 kg benih.

Benih yang digunakan sesuai

dengan hasil penelitian SDK adalah

sorgum manis berwarna merah

yang ditemukan di petani lokal

Bandung.

Berikut ini cara tehnis budidaya

sesuai dengan teori yang pernah

SDK terapkan,

TAHAPAN BUDIDAYA

Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan menjadi tahapan

awal yang perlu diperhatikan

karena lahan menjadi faktor utama

media bagi tanaman itu tumbuh

sehingga lahan menjadi faktor

kritis utama yang patut

diperhatikan dan diperlakukan

khusus.

Pengolahan pertama pada lahan

yakni dengan membersihkan

gulma, rumput, dan ilalang yang

menutupi lahan. Adapun cara

dalam pembersihan lahan yakni

dengan memaras/memotong secara

manual atau menggunakan

herbisida atau dengan kedua tehnik

tersebut.

Pada saat maras atau memotong

rumput biaya yang SDK keluarkan

sebesar 700-1juta/ha, proses maras

ini dapat menggunakan mesin

Page 2: PT.SDK_Budidaya-Sorgum1.pdf

pemotong rumput atau

menggunaka cara manual dengan

parang atau sabit. Biasanya jika

menggunakan mesin pemotong

rumput bisa selesai dalam waktu 1

minggu dan jika biaya perhari Rp

100.000,- maka dalam 1minggu Rp

700.000,-.

Metode yang kedua menggunakan

herbisida. Herbisida yang

disarankan herbisida yang sesuai

dengan jenis rumput atau gulma

yang akan di hilangkan. Jika

jenisnya adalah berdaun sempit

maka gunakan herbisida daun

sempit seperti Ramboo, Noxone,

dll sedangkan yang berdaun lebar

seperti Abolisi, DMA, DGM, dll.

Selain itu ada pula herbisida untuk

keduanya yakni seperti Round Up,

Farm Up, dll.

Pada penyemprotan herbisida

penggunaannya sesuai dengan

prosedur pemakaian pada tabel

kemasan biasanya dalam 1 ha habis

sekitar 5-10 liter herbisida (Rp

50.000/lt). Tenaga yang digunakan

untuk menyemprotkan herbisida

sebanyak 2 orang dengan waktu

kerja penuh satu hari atau dengan 4

orang dengan waktu kerja setengah

hari, biaya tenaga kerja

25.000/setengah hari atau

50.000/hari. Setelah disemprot

herbisida dan mengering dapat

dibakar agar bersih.

Tahap berikutnya adalah

pembajakan lahan. Pada tahapan ini

sangat penting karena dengan

pembajakan dapat

mengembalikkan tanah sehingga

penyakit tanah dapat berkurang dan

tanah yang mengandung humus

bisa terangkat keatas.

Pembajakan dapat menggunakan 2

metode yakni manual dan

mekanisasi. Pada manual yang

digunakan adalah tenaga manusia

atau tenaga sapi. Biaya yang

digunakan untuk tenaga manual

sebesar Rp 800.000/ha dengan

perincian tenaga kerja yang

digunakan adalah 32 orang @Rp

25.000 atau dengan 16 orang @Rp

50.000 dan jika menggunakan

bajak sapi selama 1 minggu @Rp

100.000/hari.

Jika menggunakan mesin dapat

menggunakan traktor baik traktor

tangan maupun traktor besar. Biaya

sewa dikisaran harga 800.000-

1.200.000 (hingga kondisi tanah

siap tanam) meskipun mahal

namun hasil dari pembalikan tanah

sangat baik yakni hingga 30 cm

kedalamannya.

Setelah diolah tanahnya diharapkan

ada senjang waktu agar tanah

terpapar sinar matahari (2-3hari).

Perlakuan Benih

Perlakuan benih ini menjadi faktor

penentu kedua keberhasilan

produksi karena benih bakal dari

banyaknya jumlah produksi yang

akan dicapai jika berharap 100rb

pohon maka benih harus tumbuh

lebih dari 100.000 pohon sehingga

target produksi tercapai.

Perlakuan benih pada pertama kali

yakni menggunakan penambahan

obat sepeti obat anti stres seperti

merek dagang gaucho, serta

pestisida pembasmi hama seperti

consento. Pada 1 ha dapat

menggunakan gaucho sebanyak

1botol seharga Rp 65.000 dan

concento sebanyak 2 botol seharga

Rp 90.000.

Setelah mendapatkan perlakuan

awal benih siap di tanam, benih

yang digunakan sebanyak 9kg

dengan harga Rp 450.000,-

Penanaman (H-0)

Penanaman dilakukan secara

manual maupun secara mekanisasi.

Biaya tanam seharga Rp 400.000

dengan sistem tanam secara tugal

atau dalam lubang sehingga tidak

terpapar sinar matahari dan

kelembaban didalam tanah terjaga

dan ditutup dengan pupuk kandang

baik kompos, ayam, ataupun sapi.

Pemupukan ke-1 (H-7)

Pemupukan pada tahap awal

menggunakan pupuk kimia yang

mengandung unsur N-P-K nya

lengkap. Pupuk yang NPK yang

digunakan sebanyak 180kg/ha atau

setara dengan 1,8gr perpohon dan

pupuk UREA yang digunakan

sebanya 120kg/ha atau setara

dengan 1,2gr perpohon sehingga

total yang tertanam dalam tanah

3gr/pohon.

Pemupukan kimia awal ini bisa

diberikan ketika tanaman sudah

memiliki daun 3 lembar atau

ketinggian sekitar 10cm.

Biaya untuk pemupukan jumlahnya

Rp 400.000,-/ha menggunakan

sistem tugal atau ditanam didalam

tanah agar kandungan kimianya

tidak terbuang.

Perawatan Rumput (H-14)

Pada saat tanaman berumur 2

minggu kadang sudah mulai

muncul rumput-rumput kecil, dapat

menggunakan herbisida yang aman

bagi tanaman yakni menggunakan

calaris sebanyak 1,5ltr/ha seharga

Rp 420.000.

Penggunaan calaris dapat diberikan

saat terlihat rumput setinggi 5cm

sehingga tidak menghambat

pertumbuhan dari tanaman sorgum

sehingga masa vegetatif dapat

tumbuh normal.

Page 3: PT.SDK_Budidaya-Sorgum1.pdf

Pemupukan ke-2 (H-30)

Pemupukan kedua menggunakan

pupuk cair merk apapun sebanyak

30 liter/ha (@ Rp 16.000/ltr). Lebih

baik membuat sendiri pupuk

cairnya sehingga dapat menekan

biaya produksi. Pupuk cair

digunakan untuk membantu proses

pertumbuhan vegetatif sehingga

dapat memicu pertumbuhan

tanaman meningkat pesat karena

pupuk cair dapat langsung diserap

melalui stomata daun. Biaya untuk

penyemprotan sebesar Rp

100.000/ha.

Perawatan Rumput (H-50)

Biasanya rumput sudah mulai

muncul lagi sehingga perlu

dikurangi populasinya dengan

herbisida kontak jd hanya

mengeringkan daunnya saja. Saat

penyemprotan kondisi tanaman

sudah cukup tinggi jadi diharapkan

herbisida tidak mengenai tanaman

sorgum.

Biaya herbisida sebesar Rp

50.000/lt dengan volume 5ltr/ha.

Penyemprotan menggunakan

sistem yang tertututp sehingga uap

air herbisida tidak menyebar

kemana-mana.

Pemupukan Daun (H-65)

Pemupukan daun diberikan dengan

tujuan agar masa generatif

(munculnya bunga) dapat

memberikan nutrisi maksimal

kepada tanaman.

Pemupukan daun menggunakan

PDL (Pupuk Daun Lengkap) yang

dijual ditoko-toko. Harga PDL

sekitar Rp 60.000/kg dan biaya

aplikasi penyemprotan Rp

100.000/ha.

Setelah mulai masuk masa

generatif perlu adanya perawatan

berupa sanitasi air dimana

dikondisikan agar air tidak terlalu

banyak menggenang dilahan.

Perawatan Rumput (H-80)

Pada hari ke 80 sudah mendekati

ke panen malai sehingga ada

kondisi untuk tidak perlu

pembasmian rumput namun jika

ingin lebih maksimal hasilnya lebih

baik.

Herbisida yang digunakan sama

yakni sistem kontak dan biayanya

sama seperti pada proses perawatan

rumput yang lain.

Panen Malai (H-100)

Pada H-100 sudah bisa diambil

malainya terlebih dahulu sebelum

batang niranya, biasanya batang

dibawah malai sudah ada bercak

kecoklatan maka saat itu malai siap

dipanen. Sebelum dipanen

malainya sebaiknya cek kondisi

hama burung atau belalang, untuk

hama burung malai dapat ditutup

dengan plastik putih sehingga tetap

terkena sinar matahari tetapi aman

dari burung.

Panen Batang (H-120)

Panen batang sorgum bisa

dilakukan ketika batang sudah agak

hitam warnanya sehingga sudah

cukup tua.

Perawatan Ratun

Setelah panen pertama, dapat

dirawat tunas selanjutnya, tunas

yang perlu di sisakan sekitar 2

batang sehingga pertumbuhannya

masih bisa normal dan sesuai

dengan induknya.

PENANGANAN PANEN

Panen menjadi hal yang menarik

karena pada setiap bagian sorgum

memiliki nilai ekonomis yang

sangat menggiurkan.

Pada malainya dipotong

ditangkainya kemudian di angin-

anginkan atau langsung di pipil

agar terhindar dari kutu sorgum.

Setelah itu dijemur hingga kering

agar dapat disimpan lama.

Setelah itu dapat di sosoh dengan

mesin sosoh yang kemudian

ditepungkan dengan mesin

penepung dengan ukuran mess

yang disesuaikan dengan

kebutuhan pasar.

Panen batang dapat diambil dari

dasar yang kemudian diambil

terlebih dahulu daunnya untuk

pakan hijauan kemudian di belah

atau dipukul-pukulkan batang

sorgumnya agar pecah yang

kemudian diperas dengan mesin

pemeras untuk diambil niranya dan

ampas batangnya dapat digunakan

sebagai pakan sapi yang di chopper

terlebih dahulu.

Page 4: PT.SDK_Budidaya-Sorgum1.pdf

ANALISIS KEUANGAN BUDIDAYA

No Description Vol Unit Price / Unit

(Rp) Amount / ha

(Rp) 600 hektar (Rp)

A SAPROTAN

1 Benih Sorgum 9 kg 50.000 450.000 270.000.000

2 Pupuk Kandang 5.000 kg 500 2.500.000 1.500.000.000

3 Herbisida 10 ltr 50.000 500.000 300.000.000

4 Urea 120 kg 2.000 240.000 144.000.000

5 Phonska 180 kg 2.700 486.000 291.600.000

6 Pupuk Organik Cair 30 btl 16.000 480.000 288.000.000

7 Anti Stress 1 btl 60.000 60.000 36.000.000

8 Pestisida Benih 2 btl 30.000 60.000 36.000.000

9 Pupuk Daun 10 ltr 50.000 500.000 300.000.000

10 Calaris 2,00 ltr 275.000 550.000 330.000.000

Sub Total 1 5.826.000 3.495.600.000

B WORKER SALARY (HOK)

10 Pembersihan Lahan (H-14) 1 ha 1.000.000 1.000.000 600.000.000

11 Pengolahan Lahan (H-7) 1 ha 800.000 800.000 480.000.000

12 Penanaman (H0) 1 ha 400.000 400.000 240.000.000

13 Pemupukan Kimia (H7) 1 ha 400.000 400.000 240.000.000

14 Penyemprotan Calaris (H14) 1 ha 100.000 100.000 60.000.000

15 Penyemprotan Pupuk Cair (H30) 1 ha 100.000 100.000 60.000.000

16 Penyemprotan herbisida (H50) 1 ha 100.000 100.000 60.000.000

17 Penyemprotan Pupuk Daun (H65) 1 ha 100.000 100.000 60.000.000

18 Penyemprotan herbisida (H80) 1 ha 100.000 100.000 60.000.000

Sub Total 2 3.100.000 1.860.000.000

C HARVESTING COST

18 Potensi Total Hasil (batang+malai) 108.000 kg

19 Potensi Total Malai 33.750 kg

20 Potensi Total Batang Sorgum 74.250 kg

21 Biaya petik malai 33.750 kg 100 3.375.000 2.025.000.000

22 Biaya pipil malai 16.875 kg 100 1.687.500 1.012.500.000

23 Biaya Jemur 16.875 kg 100 1.687.500 1.012.500.000

24 Karung 340 buah 2.500 850.000 510.000.000

Sub Total 3 7.600.000 4.560.000.000

D Total Production Cost (A + B + C) 16.526.000 9.915.600.000

E POST HARVESTING COST

a. Transportasi dari gudang ke 15.188 kg 200 3.037.500 1.822.500.000

Page 5: PT.SDK_Budidaya-Sorgum1.pdf

pabrik

b. Bongkar muat & kegiatan di pabrik pakan 1 kali 500.000 500.000 300.000.000

F Total Post Harvesting Cost 3.537.500 2.122.500.000

G TOTAL COST (D + F) 20.063.500 12.038.100.000

H Sales Biji Sorgum 15.188 kg 2.000 30.375.000 18.225.000.000

Sales Batang Sorgum 59.400 kg 100 5.940.000 3.564.000.000

TOTAL SALES 36.315.000 21.789.000.000

I PROFIT (H - G) 10.311.500 6.186.900.000

Profit (%)

28,4 28,4

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa biaya saprotan sebesar Rp 5.826.000 dan biaya ongkos

tenaga kerja sebesar Rp 3.100.000 sehingga untuk budidaya saja membutuhkan dana Rp 8.926.000/ha dengan

target keuntungan sebesar Rp 10.311.500/ha.

KOPERASI PETANI MITRA SAROTTAMA

PT. SAROTTAMA DHARMA KALPARIKSA

CV. SAROTTAMA AGRICULTURE TECHNOLOGI

Jalan H. Darham No 54 Cicalengka Bandung 40395

Telepon : 022-7222 0745 dan 022-7220 7565

Website: sarottamagroups.com