46
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI 6 NEGARA ASEAN PADA TAHUN 2010-2015 Fela Amzari (Program Studi Akuntansi Universitas Mercu Buana Yogyakarta) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Foreign Direct Investmen (FDI) terhadap inflasi, Produk Domestik Bruto (PDB), Corruption Perception Index (CPI). Jenis penelitian ini adalah Explanatory research yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Metode analisis Deskriptif yang digunakan terdiri dari rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi untuk mendiskripsikan data masing-masing penelitian. Data yang diperoleh selalu up tu date dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI), Badan Pusat Statistik (BPS), International Country Risk Guide (ICRG). Populasi dalam penelitian ini adalah Negara Asean yang terdiri dari indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, Brunei Darussalam dan Vietnam. Berdasarkan hasil analisis Foreign Direct Investment sebagai investasi modal yang dimiliki dan dioperasikan oleh entitas luar negeri, atau yang lebih dikenal dengan penanaman modal asing langsung (PMA). Penanaman Modal Swasta Asing secara langsung Foreign Direct Investment (FDI)) merupakan dana investasi yang langsung digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis atau mengadakan alat-alat atau fasilitas produksi. Foreign Direct Investment memegang peranan krusial untuk menyukseskan integrasi ekonomi di ASEAN. Selain masuknya arus modal, nilai tukar mata uang asing, akses yang lebih mudah ke pasar internasional dan transfer teknologi. Foreign Direct Investment juga dapat menjadi sebuah instrument dalam memperkuat institusi dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih stabil. Kata Kunci: Foreign direct Investmen berpengaruh positif terhadap CPI, Inflasi, dan PDB di Negara Asean. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN

MODAL ASING DI 6 NEGARA ASEAN PADA TAHUN 2010-2015

Fela Amzari(Program Studi Akuntansi Universitas Mercu Buana Yogyakarta)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Foreign Direct Investmen (FDI) terhadap inflasi, Produk Domestik Bruto (PDB), Corruption Perception Index (CPI).Jenis penelitian ini adalah Explanatory research yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Metode analisis Deskriptif yang digunakan terdiri dari rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi untuk mendiskripsikan data masing-masing penelitian. Data yang diperoleh selalu up tu date dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI), Badan Pusat Statistik (BPS), International Country Risk Guide (ICRG). Populasi dalam penelitian ini adalah Negara Asean yang terdiri dari indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, Brunei Darussalam dan Vietnam.Berdasarkan hasil analisis Foreign Direct Investment sebagai investasi modal yang dimiliki dan dioperasikan oleh entitas luar negeri, atau yang lebih dikenal dengan penanaman modal asing langsung (PMA). Penanaman Modal Swasta Asing secara langsung Foreign Direct Investment (FDI)) merupakan dana investasi yang langsung digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis atau mengadakan alat-alat atau fasilitas produksi. Foreign Direct Investment memegang peranan krusial untuk menyukseskan integrasi ekonomi di ASEAN. Selain masuknya arus modal, nilai tukar mata uang asing, akses yang lebih mudah ke pasar internasional dan transfer teknologi. Foreign Direct Investment juga dapat menjadi sebuah instrument dalam memperkuat institusi dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih stabil.Kata Kunci: Foreign direct Investmen berpengaruh positif terhadap CPI, Inflasi, dan PDB di Negara Asean.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan

pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan

menjadi ekonomi secara riil melalui penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan

sebagai kunci utama menuju pembangunan ekonomi. Pembentukan modal juga berarti

pembentukan keahlian karena keahlian sering menjadi faktor pendukung terjadinya

pembentukan modal (Jhingan, 2000). Upaya menjalankan kebijakan untuk pembangunan

ekonomi, setiap negara membutuhkan aliran mmodal sebagai pendukung berjalannya

Page 2: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

kebijakan. Aliran modal yang dibutuhkan setiap negara di dunia berbeda-beda tergantung

pada karakteristik negara tersebut, apakah tergolong dalam negara maju atau negara

berkembang.

Negara maju dalam menjalankan roda kebijakan ekonomi, aliran modal yang

dibutuhkan relatif rendah apabila dibandingkan dengan negara berkembang. Pembiayaan yang

besar dalam pembangunan ekonomi bagi setiap negara tidak dapat sepenuhnya bersumber dari

aliran modal domestik, namun pembiayaan yang berasal dari modal asing dibutuhkan untuk

memenuhi kekurangan dalam pembiayaan pembangunan ekonomi suatu negara. Adanya

investasi asing yang masuk akan mendukung pembiayaan pembangunan jangka panjang dan

lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan pembiayaan yang bersumber dari utang

luar negeri (Febriana, 2014). Investasi asing yang masuk ke negara terdiri dari investasi asing

langsung (FDI) dan investasi secara portofolio. Kedua jenis investasi tersebut sama-sama

memberikan dampak positif bagi proses berlangsungnya pembangunan ekonomi suatu negara,

namun dalam perkembangannya FDI lebih memberikan keuntungan yang signifikan jika

dibandingkan dengan investasi portofolio. Foreign Direct Investment (FDI) terdiri dari

inward dan outward. FDI inward merupakan investasi yang bersumber dari negara lain ke

dalam negeri, sedangkan FDI outward merupakan investasi asing langsung yang bersumber

dari dalam negeri menuju negara lain( Carkovic dan Levine, 2002).

FDI merupakan aliran modal asing yang paling potensial apabila dibandingkan

dengan sumber modal lainnya. Apabila dibandingkan dengan investasi portofolio, FDI

memainkan peran penting dalam pengendalian atau kontrol yang kuat terhadap perusahaan-

perusahaan cabangnya di luar negeri. Kawasan ASEAN sebagai negara-negara terdepan di

kawasan Asia Tenggara dalam mengikuti era globalisasi saat ini terus meningkatkan diri

Page 3: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

dengan keterbukaan ekonominya. Kondisi tersebut sejalan dengan Todaro dan Smith (2006)

yang menyatakan bahwa globalisasi dari segi ekonomi, menjadikan keterbukaan

perekonomian setiap negara akan semakin tinggi terhadap perdagangan internasional, aliran

dana internasional, serta investasi asing langsung. Upaya dalam menjalankan keterbukaan

ekonominya, negara-negara di ASEAN menjadikan indikator investasi asing langsung atau

Foreign Direct Investmen (FDI) sebagai pendukung dalam upaya meningkatkan

pembangunan ekonomi negara.

Realitas yang terjadi pada krisis ekonomi merupakan salah satu dampak globalisasi

ekonomi. Ketika krisis yang terjadi tahun 2008, kawasan ASEAN merupakan salah satu

kawasan yang pertama pulih kembali dari krisis ekonomi dunia. Berdasarkan data yang

didapat dari Kementrian Keuangan RI, pada tahun 2009 perekonomian kawasan ASEAN

mengalami perlambatan akibat krisis dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1.2%, yang

berarti merupakan angka pertumbuhan terburuk sejak tahun 1998. Tetapi pada periode 2010

dan seterusnya pertumbuhan di kawasan ASEAN kembali pulih dengan cepat. Pada tahun

2010 pertumbuhan perekonomian keenam negara utama ASEAN yakni Indonesia, Malaysia,

Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam mengalami kenaikan di angka sebesar 7.6%, dan

selanjutnya pada tahun 2011-2016 menurut proyeksi OECD pertumbuhan ekonomi kawasan

ASEAN akan tumbuh rata-rata 5.6%, sedikit di bawah rata-rata pertumbuhan pra krisis 2008

sebesar 6.1%.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam gambar 1.1

dibawah ini menunjukan FDI yang masuk ke Indonesia selama 2011-2014 mengalami

fluktuasi yang beragam. Investasi pada tahun 2014 mengalami perlambatan sebagain respon

Page 4: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

atas permintaan ekspor yang menurun serta moderasi konsumsi rumah tangga. Berikut grafik

pertumbuhan penanaman modal:

Gambar 1.1 Perkembangan Foreign Direct Investmen (FDI)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh tingkat inflasi terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di

Negara berkembang ASEAN?

2. Bagaimanakah pengaruh tingkat korupsi (CPI) terhadap Foreign Direct Investment (FDI)

di Negara berkembang ASEAN?

3. Bagaimanakah pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) terhadap Foreign Direct

Investment (FDI) di Negara berkembang ASEAN?

BAB II

KAJIAN TEORI

Page 5: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

A. Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti melakukan beberapa penelitian, ada beberapa penelitian yang terkait

dengan tema penelitian yang peneliti lakukan yaitu:

Penelitian pertama oleh Saifullah Malik dan Qaisar Ali Malik (2013) dengan judul

“Empirical Analysis of Macroeconomic Indicators as Determinants of Foreign Direct

Investment in Pakistan” menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga

variabel makroekonomi yang positif terkait dengan variabel dependen - FDI. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa GDP, inflasi dan nilai tukar memiliki dampak positif pada arus masuk

FDI, dan model tersebut ditemukan signifikan pada tingkat 1%, maka dapat disimpulkan

bahwa setiap peningkatan dalam tiga variabel penjelas akan menyebabkan peningkatan FDI,

karena itu pemerintah harus fokus pada stabilisasi variabel ini untuk menarik lebih banyak

FDI ke negara itu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara.

Penelitian kedua Puspa Febrina (2014) yang berjudul “Pengaruh Kebijakan

Makroekonomi dan Kualitas Kelembagaan Terhadap Foreign Direct Investment di ASEAN

Analisis Panel Data. Hasil dari penelitian menjelaskan diantara variabel-variabel independen

yang digunakan, diperoleh hasil bahwa variabel GDP berpengaruh positif dan signifikan,

variabel indeks kualitas kelembagaan berpengaruh positif signifkan, dan variabel indeks

kualitas kelembagaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap masuknya FDI di kawasan

ASEAN. Sedangkan untuk variabel indeks rasio angkatan kerja berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap masuknya FDI di ASEAN. Semua variabel independent berpengaruh

secara positif dan sesuai dengan hipotesis yang diajukan, meskipun variabel indeks kebijakan

makroekonomi secara statistik tidak signifikan. Berdasarkan uji parsial yang dilakukan, GDP

dan indeks kualitas kelembagaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap masuknya FDI

Page 6: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

di Singapura. Begitu juga dengan Indonesia, variabel GDP dan indeks kualitas kelembagaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap masuknya FDI di negara Indonesia. untuk

keempat negara lainnya yaitu Malaysia, Thailand, Philiphina, dan Vietnam tidak ada variabel

yang signifikan dalam mempengaruhi masuknya FDI di keempat negara tersebut.

Penelitian ketiga oleh Sayeeda Bano dan Jose Tabbada (2015) dengan judul

“Foreign Direct Investment Outflows : Asian Developing Countries’. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Foreign Direct Investment arus keluar yang terkait erat dengan tingkat

Produk Domestik Bruto, tabungan domestik yang tinggi, cadangan besar asing, orientasi

ekspor, dan investasi langsung yang relatif besar asing arus masuk di negara-negara sumber,

dengan kekuatan dan pentingnya setiap faktor yang berbeda-beda dengan tingkat

perkembangan. Kesimpulan utama kami adalah bahwa, meskipun non-tradisional Asing arus

keluar Investasi Langsung sejauh ini telah terbatas pada sejumlah negara-negara berkembang,

sebagian besar Asia, negara-negara berkembang lainnya juga bisa menjadi modal eksportir

dengan lingkungan internasional yang mendukung dan kebijakan dalam negeri yang sesuai.

1. Foreign Direct Investement (FDI)

a. Pengertian Foreign Direct Investement (FDI)

Investasi dari luar negeri dapat memiliki beberapa bentuk. Pertama, investasi asing

langsung (Foreign Direct Investment / FDI) yiatu investasi modal yang dimiliki dan

dioperasikan oleh entitas luar negeri. Kedua, investasi portofolio luar negeri (Foreign

Portofolio Investment) yaitu investasi yang dibiayai oleh luar negeri namun dioperasikan

oleh warga domestik.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing (Foreign Direct

Investement)

Page 7: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Menurut Muana Nanga, (2001) faktor-faktor yang menentukan Penanaman Modal

Asing adalah sebagai berikut:

1) Tingkat suku bunga, terdapat hubungan negatif antara jumlah investasi dan tingkat

bunga. Jika tingkat suku bunga naik level investasi akan berkurang, sebaliknya jika

tingkat suku bunga rendah orang akan berbondong-bondong menanamkan investasi

diberbagai bidang usaha.

2) Inovasi dan teknologi, adanya temuan-temuan baru yang menyebabkan cara-cara

berproduksi lama menjadi tidak efisisen. Untuk itu perusahaan-perusahaan perlu

menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin dan peralatan-peralatan baru yang

lebih canggih.

3) Tingkat perekonomian, makin banyak aktifitas perekonomian makin besar pendapatan

nasional, dan makin banyak bagian pendapatan yang dapat ditabung. Yang pada

akhirnya akan diinvestasikan pada usaha-usaha yang menguntungkan.

4) Ramalan atau harapan orang tentang perekonomian dimasa datang, jika oarang meramal

perekonomian dimasa yang akan datang cerah, oarang akan giat melakukan investasi

sekarang.

5) Tingkat keuntungan perusahaan, makin besar tingkat keuntungan perusahaan makin

banyak bagian laba yang dapat ditahan (retained earnings) dan bagian laba yang ditahan

ini dapat digunakan untuk tujuan investasi.

6) Situasi politik, jika situasi politik aman dan pemerintah banyak memberikan

kemudahan-kemudahan bagi perusahaan maka tingkat investasi akan tinggi. Dan

sebaliknya jika pemerintah tidak banyak memberikan kemudahan bagi perusahaan

banyak menghadapi birokrasi yang berbelit-belit maka tingkat investasi akan rendah.

Page 8: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

2. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Tingkat inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-hargasecara umum dan terus

menerus. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang

secara kontinu. Inflasi terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus

dan saling mempengaruhi. istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan

persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga

(Blanchard, 2000).

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-

menerus (Boediono, 2001). Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat

disebut sebagai inflasi kecuali bila kenaikan tersebut meluas pada barang lainnya. Inflasi

juga dapat digunakan sebagai gambaran aktivitas ekonomi untuk melihat kondisi ekonomi

nasional. Menurut Manurung (2004) Inflasi merupakan peristiwa moneter yang terjadi di

semua negara yang dianggap sebagai penyakit ekonomi yang memerlukan penanganan

khusus untuk menanggulanginya.

Inflasi merupakan kenaikan harga secara terus-menerus dan kenaikan harga yang

terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa (Pohan, 2008). Bahkan mungkin dapat

terjadi kenaikan tersebut tidak bersamaan. Yang penting kenaikan harga umum barang

secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan harga barang yang terjadi

hanya sekali saja, meskipun dalam persentase yang cukup besar dan terus-menerus,

bukanlah merupakan inflasi (Nopirin, 2000). Kenaikan sejumlah bentuk barang yang hanya

sementara dan sporadis tidak dapat dikatakan akan menyebabkan inflasi.

Page 9: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Dapat disimpulkan dari beberapa uraian di atas bahwa inflasi adalah keadaan di mana

terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam

perekonomian secara keseluruhan. Inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terusmenerus

dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat).

3. Corruption Perception Index (CPI)

a. Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruption dari kata kerja corrumpere berarti

busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok. Menurut Transparency

International adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/ politisi maupun pegawai

negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka

yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan

kepada mereka.

Dalam hukum pidana. Definisi Korupsi: .Korupsi ialah: Perbuatan yang buruk seperti

penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya. Dalam Kamus Umum Bahas

Indonesia. Korupsi diartikan Suatu hal yang buruk dengan bermacam ragam artinya

bervariasi menurut waktu tempat dan bangsa Menurut Encyclopedia American Korupsi

adalah melakukan tindak pidana memperkaya diri sendiri yang secara langsung atau tidak

langsung merugikan keuangan/ perekonomian negara.

Definisi korupsi di atas mengidentifikasikan adanya penyimpangan daripegawai

publik (public officials) dari norma-norma yang diterima dan dianut masyarakat dengan

tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi (serv private ends). Senada dengan

Azyumardi Azra mengutip pendapat Syed Husein Alatas yang lebih luas: ”Corruption is

abuse of trust in the interest of private gain”, Korupsi adalah penyalahgunaan amanah

Page 10: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

untuk kepentingan pribadi (Anwar, 2006). Masyarakat pada umumnya menggunakan

istilah korupsi untuk merujuk kepada serangkaian tindakan-tindakan terlarang atau

melawan hukum dalam rangka mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain.

Hal yang paling mengidentikkan perilaku korupsi bagi masyarakat umum adalah

penekanan pada penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi.

Dari beberapa definisi tersebut juga terdapat beberapa unsur yang melekat pada

korupsi. Pertama, tindakan mengambil, menyembunyikan, menggelapkan harta negara atau

masyarakat. Kedua, melawan norma-norma yang sah dan berlaku. Ketiga, penyalahgunaan

kekuasaan atau wewenang atau amanah yang ada pada dirinya. Keempat, demi

kepentingan diri sendiri, keluarga, kerabat, korporasi atau lembaga instansi tertentu.

Kelima, merugikan pihak lain, baik masyarakat maupun negara.

4. Produk Domestik Bruto (PDB/GDP)

a. Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB/GDP)

Pendapatan nasional mencerminkan total pendapatan yang diterima oleh semua

penduduk dalam perekonomian suatu negara yang direpresentasikan dengan Produk

Domestik Bruto (PDB). PDB mengukur dua hal pada saat bersamaan, yaitu total

pendapatan semua penduduk dalam perekonomian dan total belanja negara untuk membeli

barang dan jasa hasil dari perekonomian. PDB dapat melakukan pengukuran total

pendapatan dan pengeluaran dikarenakan kedua hal tersebut benar-benar sama. Untuk

suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran

(Mankiw, 2007).

Todaro dan Smith (2008) lebih lanjut mengatakan bahwa PDB adalah indikator yang

mengukur jumlah output final barang (goods) dan jasa (services) yang dihasilkan oleh

Page 11: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

perekonomian suatu negara, dalam wilayah negara tersebut, baik oleh penduduk (warga

negara) sendiri maupun bukan penduduk (misalnya, perusahaan asing), tanpa memandang

apakah produksi output tersebut nantinya akan dialokasikan ke pasar domestik atau luar

negeri. Dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya tidak

dimasukan ke dalam PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia baik oleh warga negara

Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA) yang ada di Indonesia tetapi tidak

diikutisertakan produk WNI di luar negeri

Menurut pengertian dari Bank Indonesia, PDB merupakan jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah

nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar

harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan

harga pada tahun berjalan, sedang PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai

tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu

tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDB menurut harga berlaku digunakan untuk

mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu

negara. Sedangkan PDB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi

secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh

faktor harga.

Menurut McEachern (2000) Gross Domestik Product artinya mengukur nilai pasar

dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu

negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. GDP juga dapat digunakan

untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan

beberapa perekonomian pada suatu saat. Gross domestic product hanya mencakup barang

Page 12: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

dan jasa akhir, yaitu barang dan jasa yang dijual kepada pengguna yang terakhir .Untuk

barang dan jasa yang dibeli untuk diproses dan kemudian dijual lagi tidak dimasukkan

dalam hitungan GDP, hal ini dilakukan untuk menghindari masalah penghitungan ganda.

Sukirno (2006) menyebutkan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif

yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu

apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mana perkembangan tersebut selalu

dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional pada suatu tahun

tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan pendapatan nasional adalah

nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu dan

secara konseptual nilai tersebut dinamakan Produk Domestik Bruto (PDB).

Dapat disimpulkan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah pendapatan total dan

pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa dalam periode tertentu. PDB ini

dapat mencerminkan kinerja ekonomi, sehingga semakin tinggi PDB sebuah negara dapat

dikatakan semakin bagus pula kinerja ekonomi di negara tersebut.

B. Hubungan Antar Variabel

1. Pengaruh inflasi terhadap Foreign Direct Investement (FDI)

Tingkat inflasi ringan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian yaitu

dapat mendorong perekonomian dengan cara meningkatkan produk domestik bruto karena

dengan adanya inflasi dapat memaksa orang untuk bekerja, menabung dan berinvestasi.

Inflasi memiliki pengaruh yang signifikan karena inflasi dapat mempengaruhi nilai tukar dan

suku bunga sehingga dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Berdasarkan

hasil penelitian Monica, Darminto & Hidayat (2014) yang hasilnya tingkat inflasi dan nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap

Page 13: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

penanaman modal asing langsung yang masuk ke Indonesia. Namun berbeda dengan hasil

penelitian dari Demirhan & Masca (2008), , dan John David (2013) dimana Inflasi

mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap FDI. Tingkat laju inflasi perlu

dikendalikan karena tingkat inflasi yang rendah akan lebih menarik bagi investor asing.

Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat dihasilkan hipotesis:

H1 : Tingkat Inflasi memiliki pengaruh positif terhadap Foreign Direct Investment (FDI).

2. Pengaruh Corruption Perception Index (CPI) terhadap Foreign Direct Investement

(FDI)

Penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Zurawicki (2002) dalam studinya

menemukan bahwa korupsi yang tinggi dan transparasi rendah memiliki efek negatif terhadap

arus masuk Foreign Direct Investment (FDI) suatu negara. Sama halnya dengan penelitian

Voyer dan Beamish (2004) yang melakukan penelitian tentang pengaruh korupsi terhadap

investasi langsung di Jepang memperoleh hasil bahwa tingkat korupsi memiliki pengaruh

yang negatif terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Jepang. Sedangkan Romadhona

(2016) Corruption Perception Index berpengaruh positif terhadap Foreign Direct Investment

di Indonesia periode (2005-2014). Berdasarkan dua hasil penelitian tersebut mengandung arti

yang sama, karena penilaian tingkat korupsi menggunakan Corruption Perception Index

semnakin tinggi nilai indeks maka semakin rendah tingkat korupsi dalam suatu negara.

Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat dihasilkan hipotesis:

H2 : Corruption Perception Index (CPI) memiliki pengaruh positif terhadap Foreign

Direct Investment (FDI).

3. Pengaruh PDB/GDP terhadap Foreign Direct Investement (FDI)

Page 14: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Peran pertumbuhan ekonomi sangat penting terhadap aliran modal asing berupa FDI

yang masuk ke negara, karena pertumbuhan ekonomi dapat dicerminkan dengan pendapatan

dan daya beli masyarakat yakni semakin tinggi pendapatan masyarakat akan meningkatkan

daya beli masyarakat dan membuat permintaan barang dan jasa akan semakin besar. Hasil

tersebut didukung oleh penelitian dari Malik et al (2013) dan Febriana et al (2014) yang

menjelaskan bahwa GDP memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap aliran

masuk FDI ke negara, oleh karena itu harus ada upaya lebih yang dilakukan dalam upaya

mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan GDP secara konsisten. Sama halnya

dengan Bano & Tabbada (2015). Menurut hasil dari beberapa penelitian tersebut disimpulkan

bahwa PDB merupakan variabel yang paling mempengaruhi arus masuk FDI, karena PDB

merupakan indikator yang digunakan sebagian besar perusahaan (MNC) untuk melihat

seberapa besar potensi pasar di Negara tujuan.

Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat dihasilkan hipotesis:

H3 : Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) memiliki pengaruh positif terhadap Foreign

Direct Investment (FDI).

C. Kerangka Teori

Berdasarkan hubungan antara variabel yang telah dijelaskan di atas, maka kerangka

pemikiran konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut:

Inflasi

Tingkat Korupsi (CPI)

FDI

Page 15: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan sumber data

Berdasarkan pola hubungannya, jenis penelitian ini adalah Explanatory Research

yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian

hipotesa (Singarimbun dan Efendi, 2003). Sedangkan pendekatan yang digunakan pada

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian dengan pendekatan angka-angka

baik dalam pengumpulan data, analisa data hingga interpretasi data didasarkan pada hasil

analisa data yang berupa angka (Sugiyono, 2009).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data runtun waktu (time series) dengan

tahunan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Internet Research, dimana

data menggunakan informasi yang diperoleh dari teknologi saat ini yaitu internet, sehingga

data yang diperoleh selalu up to date. Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini diperoleh

dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) yang diunduh dari website Bank

PDB/GDP

Page 16: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Indonesia, dataset dari Badan Pusat Statistik (BPS), dataset dari International Country Risk

Guide (ICRG), dataset dari Bank Indonesia, laporan perekonomian Indonesia.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah sampel meliputi

negara-negara ASEAN yang berkembang. Negara-negara ASEAN yang berkembang tersebut

terdiri dari Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, dan Laos.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2011) Sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel apabila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.Oleh karena itu sampel dalam penelitian

ini adalah data time series dari FDI, inflasi, CPI dan PDB/GDP pada periode 2010 – 2015.

D. Definisi Operasional

1. Variabel independen

Menurut Sugiyono (2009), Variabel independen adalah Variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya Variabel independen. Dalam penelitian ini

yang menjadi Variabel bebas adalah:

a. Tingkat inflasi (X1). Inflasi merupakan meningkatnya harga secara keseluruhan. Menjaga

kestabilan inflasi merupakan salah satu tujuan dari kebijakan pemerintah. Mengukur

tingkat Inflasi dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam persentase.

b. Tingkat korupsi (X2) adalah indeks persepsi korupsi setiap negara di enam negara ASEAN

setiap tahunnya. Indeks ini diperoleh dari data transparancy international berupa

Corruption Perception Index (CPI).

Page 17: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

c. PDB/GDP (X3) deviasi PDB masing-masing negara di enam negara ASEAN dalam kurun

waktu tahun. Besaran deviasi didapat dengan cara mengurangi besaran PDB (konstan

tahun 2010) dengan rata-rata PDB masing-masing negara kemudian hasil tersebut di

kuadratkan agar tidak ada nilai yang bersifat minus.

2. Variabel dependen

Variabel ini sering di sebut sebagai variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi

atau menjadi akibat, karena adanya Variabel bebas (Sugiyono, 2009). Variabel tak bebas

dalam penelitian ini adalah Foreign Direct Investment (FDI). Foreign Direct Investment

(FDI) adalah persentase arus masuk Foreign Direct Invesment (FDI) terhadap PDB masing-

masing negara di negara ASEAN yang berkembang setiap tahunnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Perkembangan Foreign Direct Invesment (FDI)

Foreign Direct Investment sangat erat kaitannya dengan perusahaan-perusahaan

multinasional (multinational corporations). Sebuah perusahaan multinasional pada dasarnya

adalah sebuah perusahaan raksasa yang menjalankan, memiliki serta mengendalikan operasi

bisnis atau kegiatan-kegiatan usahanya di lebih dari satu negara. Investasi yang dilakukan

pada aset-aset riil yang berada di Negara asing. Selain itu FDI juga dapat dilakukan dengan

melakukan kerja sama dengan perusahaan di Negara asing. FDI juga dapat dilakukan dengan

Page 18: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

membeli perusahaan asing atau mendirikan anak perusahaan di Negara asing. Perkembangan

FDI dari beberapa Negara ASEAN dari tahun 2010 sampai tahun 2015 sebagai berikut:

Berdasarkan Gambar 4.1 Laju Pertumbuhan FDI

2. Analisis Hipotesis

a. Uji Asumsi Klasik

Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu

(time series) mulai dari tahun 2010 sampai 2015 dalam bentuk data pool. Hasil pengolahan

data ini menggunakan regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square).

Dalam memastikan bahwa model yang diperoleh merupakan model yang tepat, maka

sebelumnya akan dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri atas Uji Normalitas, Uji

Multikolineritas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Autokorelasi untuk masing-masing model

penelitian.

1) Uji Normalitas

2010 2011 2012 2013 2014 20150

5000000000

10000000000

15000000000

20000000000

25000000000

30000000000

IndonesiaFilipinaBruneiVietnamMyanmarLaos

FDI

Page 19: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Jarque

Bera dengan melihat nilai probability. Jika nilai probability lebih besar dari nilai derajat

kesalahan α = 5% (0.05), maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau

dengan kata lain data terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari

nilai derajat kesalaan α = 5 % (0,05), maka dalam penelitian ada permasalahan normalitas

atau data tidak terdistribusi dengan normal. Maka terlihat hasilnya sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

-2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5

Series: ResidualsSample 1 36Observations 36

Mean 1.33e-15Median -0.119828Maximum 2.106657Minimum -2.280511Std. Dev. 1.096255Skewness -0.229585Kurtosis 2.464738

Jarque-Bera 0.746013Probability 0.688661

Gambar 4.5 Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 4.5 uji normalitas menggambarkan bahwa data dalam penelitian

ini sudah terdistribusi normal. Terlihat dari nilai probability sebesar lebih besar dari derajat

kesalahan 5%(0,05), sehingga model ini dikatakan telah normal, dan bisa dilanjutkan

kepengujian selanjutnya.

2) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi untuk mengetahui kesalahan penganggu antara periode sekarang

dengan periode sebelumnya. Dalam penelitian ini untuk melihat adanya autokorelasi atau

tidak maka dapat menggunakan uji autokorelasi yang dikembangkan oleh Bruesch dan

Godfrey yang lebih umum dikenal dengan uji Lagrange Multiplier (LM-test).

Tabel 4.1 Uji Autokorelasi

Page 20: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Obs*R-squared Prob. Chi-Square(2)Model 1 3,366 0,206

Sumber: Pengolahan Hasil Eviews

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa nilai Obs*R-squared sebesar 3,366

dengan nilai probability sebesar 0,206. Oleh karena nilai probability yang diperoleh lebih

besar dari α = 5 % (0,05), maka data tidak mengandung permasalahan autokorelasi.

3) Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan

Heteroskedastisitas. Uji Heterokedastisitas dilakukan dengan melakukan uji White. Hasil

uji White adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Uji HeterokedastisitasObs*R-squared Prob. Chi-Square(2)

Model 1 2,628 0,977Sumber: Pengolahan Hasil Eviews

Dari Tabel 4.2 diatas, menunjukan bahwa nilai Obs*Rsquared sebesar 2,628 dan nilai

probability sebesar 0,977. Oleh karena nilai probability yang diperoleh lebih besar dari α =

5 % (0,05) maka tidak terdapat permasalahan heterokedastisitas.

4) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi)

yang signifikan di antara dua atau lebih variable independen dalam model regresi. Deteksi

adanya multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variable

independen, kemudian dapat diputuskan apakah data terkena multikolinieritas atau tidak,

yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Apabila nilai korelasi

Page 21: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

antar variabel lebih besar dari 0,8 makadapat disimpulkan terdapat masalah

multikoliniaritas dalam model. Sedangkan, bila nilainya kurang dari 0,8 maka model tidak

mengandung masalah multikoliniaritas.

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas  CPI INFLASI PDB

CPI 1 -0,621 -0,653INFLASI -0,621 1 0,677

PDB -0,653 0,677 1 Sumber: Pengolahan Hasil Eviews

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat terlihat bahwa pengujian multikolinearitas dengan

menggunakan correlation matrix, menghasilkan bahwa model ini tidak terdapat

multikolinearitas. Karena nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel independen

berada dibawah 0,8.

b. Pemilihan Model Terbaik

1) Uji Chow Test

Chow-test dilakukan untuk mengetahui apakah sebaiknya menggunakan model

common effect atau fixed effect. Hasil yang diperoleh dari perhitungan. Chow-test yang

dilakukan dengan menggunakan EViews07 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Uji Chow Test Chi-Square Probability Keterangan

Model 1 3,125 0,681 common effectSumber: Pengolahan Hasil Eviews

Page 22: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa hasil tersebut menunjukkan nilai

chi-square sebesar 3,125 dengan nilai probability 0,681. Oleh karena nilai probability

lebih besar dari α = 5% (0,05), artinya pendekatan estimasi model yang layak digunakan

adalah common effect. Sehingga langkah selanjutnya yang harus diambil adalah melakukan

LM test.

2) Uji LM Test

Uji LM test digunakan untuk mengetahui apakah sebaiknya menggunakan model

common effect atau random effect. Hasil yang diperoleh dari perhitungan Hausman-test

yang dilakukan dengan menggunakan software Eviews 07 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji LM Test Chi-Square Probability Keterangan

Model 1 10,367 0,006 random effectSumber: Pengolahan Hasil Eviews

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa hasil dari LM test menujukkan nilai

chi-square sebesar 10,367 dengan nilai probability 0,006. Oleh karena nilai probability

lebih kecil dari dari α = 5% (0,05), artinya pendekatan estimasi model yang layak

digunakan adalah random effect. Sehingga langkah selanjutnya yang harus diambil adalah

melakukan Hausman test.

3) Uji Hausman Test

Hausman-test digunakan untuk mengetahui apakah sebaiknya menggunakanmodel

fixed effect atau random effect. Hasil yang diperoleh dari perhitungan Hausman-test yang

dilakukan dengan menggunakan software Eviews 07adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji HausmanTestChi-Square Probability Keterangan

Model 1 2,377 0,498 random effectSumber: Pengolahan Hasil Eviews

Page 23: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa hasil dari Hausman-test menujukkan

nilai chi-square sebesar 2,377 dengan nilai probability 0,498. Oleh karena nilai probability

lebih kecil dari dari α = 5% (0,05), artinya pendekatan estimasi model yang layak

digunakan adalah random effect.

Hasil pengujian regresi data panel diperoleh 3 model estimasi, yaitu Common Effect

(Pooled Least Square), Fixed Effect (FE), dan Random Effect (RE). Berdasarkan hasil

pengujian analisis model terbaik, ditemukan model yang akan digunakan untuk analisis

lanjutan adalah model Random Effect (RE).

c. Pemilihan Model Terbaik

Analisis untuk model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh tingkat

korupsi (CPI), tingkat inflasi dan produk domestik bruto (PDB/GDP) terhadap Foreign Direct

Investment (FDI) dengan menggunakan metode Random Effect (RE) dapat di buat persamaan

substrukturnya :

Y ¿ = 18,491+2,319X1¿+0,730X2¿

+0,721X3¿

Berdasarkan persaman regresi dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

1) Nilai konstanta (α) diperoleh 18,491. Artinya nilai kontanta positif dimana Foreign Direct

Investment (FDI) akan tetap meningkat walapun tanpa dipengaruhi adanya tingkat korupsi

(CPI), tingkat inflasi dan produk domestik bruto (PDB/GDP) sebesar 18,491 satuan.

2) Nilai koefisien tingkat korupsi (CPI) (X1¿) sebesar 2,319. Artinya terjadinya peningkatan

indeks penilaian tingkat korupsi satu satuannya akan meningkatkan Foreign Direct

Investment (FDI) sebesar 2,319 satuan, dengan asumsi tingkat inflasi dan produk domestik

bruto (PDB/GDP) konstan (tetap).

Page 24: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

3) Nilai koefisien tingkat inflasi (X2¿) sebesar 0,730. Artinya terjadinya peningkatan tingkat

inflasi setiap satu satuannya akan meningkatkan Foreign Direct Investment (FDI) sebesar

0,730 satuan, dengan asumsi tingkat korupsi dan produk domestik bruto (PDB/GDP)

konstan konstan (tetap).

4) Nilai koefisien produk domestik bruto (PDB/GDP) (X3¿) sebesar 0,721. Artinya terjadinya

peningkatan produk domestik bruto (PDB/GDP) satu satuannya akan meningkatkan

Foreign Direct Investment (FDI) sebesar 0,721 satuan, dengan asumsi tingkat korupsi

(CPI), tingkat inflasi konstan (tetap).

Selanjutnya, analisis hipotesis untuk mengetahui pengaruh struktural dan kontribusi

tingkat korupsi (CPI), tingkat inflasi dan produk domestik bruto (PDB/GDP) terhadap

Foreign Direct Investment (FDI) dengan analisis inverensial dilihat pada tabel sebagai berikut

:

Tabel 4.7Hasil Uji Regresi

Variabel t statistik

Probability (Taraf

signifikansi)Tingkat korupsi (CPI) 3,162 0,003Tingkat Inflasi 2,762 0,009PDB/GDP 2,279 0,029Variabel Indepedent: Foreign Direct Investment (FDI) Adjusted R-Squared =0,392Prob =0,000

Sumber: Pengolahan Hasil views

a) Pengaruh Parsial (uji t)

Berdasarkan tabel 4.7 hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

1) Secara parsial, Tingkat Inflasi memiliki pengaruh positif terhadap Foreign Direct

Investment (FDI). Hal ini dibuktikan dengan nilai t sebesar 2,762 dengan taraf

signifikansi 0,003-9. Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,762>2,024)

Page 25: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

atau nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha 5% (0,009< 0,05). Dapat dismpulkan

bahwa H1 diterima, dengan pengaruh positif. Artinya kondisi laju tingkat inflasi yang

meningkat cenderung akan meningkatkan Foreign Direct Investment (FDI).

2) Secara parsial, Tingkat korupsi memiliki interaksi yang negatif terhadap Foreign Direct

Investment (FDI). Hal ini dibuktikan dengan nilai t sebesar 3,162 dengan taraf

signifikansi 0,003. Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3.162>2,024) atau

nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha 5% (0,003< 0,05). Dapat dismpulkan

bahwa H2 diterima, dengan pengaruh positif. Artinya dengan semakin meningkatkanya

indeks penilaian tingkat korupsi justru akan meningkatkan Foreign Direct Investment

(FDI).

3) Secara parsial, Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) memiliki pengaruh positif terhadap

Foreign Direct Investment (FDI). Hal ini dibuktikan dengan nilai t sebesar 2,279 dengan

taraf signifikansi 0,029. Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,279>2,024)

atau nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha 5% (0,029 < 0,05). Dapat dismpulkan

bahwa H3 diterima, artinya semakin meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB/GDP)

sebgai cerminana dari pertumbuhan perekonomian akan dapat meningkatkan Foreign

Direct Investment (FDI).

B. Pembahasan

Foreign Direct Investment sebagai investasi modal yang dimiliki dan dioperasikan

oleh entitas luar negeri, atau yang lebih dikenal dengan penanaman modal asing langsung

(PMA). Penanaman Modal Swasta Asing secara langsung (foreign direct investment (FDI))

merupakan dana-dana investasi yang langsung digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis

atau mengadakan alat-alat atau fasilitas produksi seperti membeli lahan, membuka pabrik-

Page 26: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

pabrik, mendatangkan mesin-mesin, membeli bahan baku, dan sebagainya. Bila dibandingkan

dengan investasi portofolio, penanaman modal asing mempunyai kelebihan yaitu selain

sifatnya yang permanen atau jangka panjang, penanaman modal asing memberi andil dalam

transfer teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru. Foreign

Direct Investment dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pembangunan, walaupun sejumlah

keuntungan dari investasi ini kembali kepada investor asing. Namun investasi ini menaikkan

persediaan barang modal yang kemudian menaikkan produktivitas dan upah. Foreign Direct

Investment juga merupakan suatu cara yang bisa digunakan negara miskin atau berkembang

untuk mempelajari teknologi terkini yang telah dikembangkan dan dipakai oleh negara-negara

kaya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Tingkat inflasi berpengaruh positif terhadap Foreign Direct Investement (FDI).

2. Tingkat Corruption Perception Index (CPI) berpengaruh positif terhadap Foreign Direct

Investement (FDI).

3. Tingkat Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) berpegaruh positif terhadap Foreign Direct

Investement (FDI).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu:

Page 27: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

1. Bagi Kawasan Negara ASEAN.

a. Menjaga dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) di masing-masing

negara. Adapun cara untuk meningkatkan PDB/GDP dengan konsumsi dan ekspor.

Menjaga kondisi pertumbuhan ekonomi agar tetap dalam keadaan stabil dan meningkat.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi memberi daya tarik investor asing untuk

menanamkan investasinya. Oleh karena itu pemerintah sebaiknya terus mendorong

peningkatan produksi domestik dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan

sebagai upaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Terdapat tiga

komponen untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam suatu Negara adalah

adanya masyarakat, pemerintah dan swasta.

b. Memperhatikan mengenai kualitas kelembagaan di masing-masing negara. Adanya

kualitas kelembagaan yang baik di suatu negara dapat menambah kepercayaan investor

untuk menanamkan modalnya di negara tersesbut. Adapun kualitas kelembagaan yang

baik adalah mampu menurunkan tingkat korupsi, menstabilkan politik, memperbaiki

kepastian hukum, , merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang sehat dan peraturan

yang memungkinkan dan mendukung perkembangan sektor swasta.

c. Meningkatkan investasi dengan cara memperbaiki infrastruktur. Dengan bercermin

kepada negara Singapura, dimana variabel infrastruktur merupakan variabel penentu

terbesar dalam hal masuknya FDI. Kestabilan kawasan ASEAN, yang ditandai dengan

tingkat inflasi. Tingkat inflasi perlu dijaga agar tidak tinggi, sehingga investor tidak

berpindah ke kawasan lain. Daya saing juga merupakan salah satu faktor terpenting

untuk dapat meningkatkan pertumbuhan GDP ASEAN, dan juga pada akhirnya

meningkatkan FDI

Page 28: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

d. Menguatkan lingkungan makroekonomi dalam merespon fenomena ekonomi global

yang terjadi. Hal tersebut terbukti di negara Indonesia, dan Filipina dengan postifnya

pergerakan variabel makro berdampak pada tingginya perolehan FDI yang masuk di

negara-negara tersebut.

2. Bagi Peneliti selanjutnya.

Bagi penelitian selanjutnya yang serupa diharapkan dapat memperpanjang periode

pengamatan, dan menambahkan variabel-variabel pull factors lainnya yang dapat

mempengaruhi FDI.

DAFTAR PUSTAKA

A. McEachern, William. 2000, Ekonomi Makro: Pendekatan Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat

An Chandrawulan. 2011. Hukum Perusahaan Multinasional, Liberalisasi Hukum Perdagangan Internasional dan Hukum Penanaman Modal. Bandung: P.T. Alumni.

Ardiansyah. 2015. Teori-Teori Hukum Investasi dan Penanaman Modal, 26 Juni 2014, URL: https://customslawyer.wordpress.com/2014/06/26/teori-teori-hukum-investasi-dan-penanaman-modal/, diakses pada tanggal 20 Maret 2015.

Bano, Sayeeda and Tabbada, Jose. 2015. Foreign Direct Investment Outflows: Asian Developing Countries. Journal of Economic Integration. Volume 30 No.2. Page 359-398

Blanchard, O. 2000. Macroeconomics. New Jersey, Prentice Hill Internasional, Inc.

Boediono, 2001. Ekonomi Makro, Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta

Carkovic, Maria dan Levine, Rose. 2002. Does Foreign Direct Investment Accelerate Economic Growth. University of Minnesota.

Case, K.E., Fair, R.C, dan Oster, S.M., 2012, Principles of Macroeconomics, 10th ed, Prentice Hall, Boston

Case, karl E. & Fair, Ray C. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi 8 Deterjemahkan Oleh Y. Andri Zaimur. Jakarta: Erlangga

Page 29: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Febrina, Puspa. 2014. Pengaruh Kebijakan Makroekonomi Dan Kualitas Kelembagaan Terhadap Foreign Direct Investment Di Asean-6–Analisis Panel Data. Volume. 1 Nomor. 2 September 2014. Jurnal Ekonomi Pembangunan

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga. Semaranh : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Muh. Abdul. 2012. Teori Ekonomika. Tangerang: Jelajah Nusa

Harrison, M. J. 2002. Understanding The Corruption Percepton Index : Application Issues for The Foreign Direct Investment Decision. Durham. : Southern New Hampshire University

Huda, Nurul. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana

Ilmar, Aminuddin. 2004. Hukum Penanaman Modal di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT. RajaGrafindo

Lindert., Kindelberger. 1993. Ekonomi Internasional. Edisi ke 8. Jakarta: Erlangga

M. Sornarajah, 2010. The International Law on Foreign Investment. Cambridge University Press, Cambridge USA.

Mankiw, N. Gregory, 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Manurung, Mandala. 2004. Teori Ekonomi Makro. Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Martin, P. L. 2003. Sustainable Migration Policies in A Globalizing World. International Institute for Labor Studies, Geneva. http://www.ilo.org.inst.

Monica Letarisky, Darminto dan Hidayat R Rustam. 2014. Pengaruh Indikator Fundamental Makroekonomi Terhadap Foreign Direct Investment di Indonesia (Periode Tahun 2004-2013). Jurnal Administrasi Bisnis. Volume 15 No.2. Hal 1-9

Muana, Nanga, 2001. Makro Ekonomi, Masalah dan Kebijakan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Page 30: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Muhammad Akmal Fadilah. 2017. Analisis Produk Domestik Bruto (PDB), Suku Bunga BI (BI Rate), Dan Inflasi Terhadap Investasi Asing Langsung (PMA) Di Indonesia Tahun 2006-2015. Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia. JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017

Nopirin. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro edisi pertama. Yogyakarta: BPFE

Panjaitan, Hulaman., Sianipar, Anner. 2008. Hukum Penanaman Modal Asing. Jakarta: CV. Indhill Co.

Polat, Burcak. 2015. Determinants Of Fdi Into Central And Eastern European Countries: Pull Or Push Effect?. Eurasian Journal Of Economics And Finance. Volume 3 No.4. Page 39-47

Porter, Michael E. 1990. The Competitive Advantage of Nations. London: The Macmillan Press Ltd.

Romadhona. 2016. Pengaruh Inflasi, Produk Domestik Bruto, Corruption Perception Index, Dan Indeks Harga Saham Terhadap Foreign Direct Investment Di Indonesia Periode (2005-2014). Jurnal Ilmu Manajemen Volume Nomor – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.

Sarwedi. 2002. Investasi Asing Langsung di Indonesia dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Akutansi dan Keuangan Vol. 4, No.1. Jurusan Ekonomi. Universitas Kriten Petra.

Singarimbun., Effendi, 2003. Metode Penelitian Survey, Cetakan Kedua, Penerbit. PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern: perkembangan pemikiran dari klasik hingga keynesian baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suny, Ismail., Rudiro, Rochmat. 1998. Tinjauan dan Pembahasan Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan Kredit Luar Negeri. Jakarta: Pradjna Paramita.

Page 31: eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/106/1/naskah publikas… · Web viewUntuk itu perusahaan-perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin-mesin

Supancana, Ida Bagus Rahmdi. 2006. Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Todaro, Michael P, 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketig. Jakarta : Penerbit Erlangga

Todaro, Michael P. & Smith, Stephen C. 2008. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

USAID (U.S. Agency for International Development). 2005. Foreign Direct Investment: Putting It to Work in Developing Countries. Washington DC

Winarti, Retno. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Asing Langsung (FDI) Di Indonesia”. Jurnal JABPI Volume 21 (1) : hal 67-84