12
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN URIN SISTEM ENDOKRIN DISUSUN OLEH: Nama : Dyoza Ashara Cinnamon NIM : 2013730139 Tutor : dr. Kartono Ichwani, SpBK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2015

punya dyo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asa

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMPERCOBAAN URINSISTEM ENDOKRIN

DISUSUN OLEH:Nama :Dyoza Ashara CinnamonNIM :2013730139Tutor:dr. Kartono Ichwani, SpBK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2015[Type text]Page i

4

PENDAHULUANLatar BelakangPercobaan UrinUrin mengandung hasil proses metabolisme dalam tubuh, baik fisiologik maupun patogik. Karena itu pemeriksaan urin berguna untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan metabolisme dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan dengan metabolisme tersebut. Berhubung, dengan hal itu, kadang-kadang perlu untuk menetapkan jumlah suatu zat dalam urin, dan untuk itu dilakukan pemeriksaan urin 24 jam.Pemakaian zat pengawet untuk urin yang akan diperiksa secara kimia atau mikroskopik penting, karena pada keadaan normal akan terjadi perubahan-perubahan pada urin tersebut oleh bakteri, yang akan mempengaruhi nilai pemeriksaan.Sebagai contoh urea akan berubah menjadi amonium karbonat, gula akan dipecah menjadi CO2 dan H2O. Urin akan menjadi keruh dan terjadi pemecahan zat-zat yang membentuk sedimen.Untuk menghindari perubahan-perubahan ini dipakai zat-zat pengawet yang tidak atau sedikit pengaruhnya terhadap zat-zat dalam urin, misalnya toluen atau formaldehida.Sifat sifat urin :1. Volume dalam mL2. Warna, bau, dan kejernihan3. Reaksi terhadap lakmus dan indikator universal4. Berat jenis (metode)

Alat dan BahanUrin hari pertama dibuang pada waktu yang telah ditentukan ( misalnya jam 6 pagi ). Semua urin mulai waktu itu sampai dengan waktu yang sama pada hari berikutnya dikumpulkan. Seluruh urin tersebut harus disimpan dalam keadaan dingin dengan toluen sebagai pengawet. Larutan Pereaksi benedict kualitatif Larutan Asam nitrat pekat Larutan Asam asetat 2% Kristal amonium sulfat Larutan Na-nitroprusida 5% Larutan Amonium hidroxida pekat NaOH

TujuanPemeriksaan urine berguna untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan metabolisme dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan dengan metabolisme tersebut. Ada beberapa percobaan yang dilakukan, yaitu Test Benedict, Test Heller, dan Test Koagulasi. Test benedict sendiri dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya glukosa pada urine, sedangkan Test Heller dan Test Koagulasi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya protein pada urine. BAB I METODE PRAKTIKUMWaktu & TempatTempat: Ruang Laboratorium Lantai 4Waktu: Selasa, 11 Maret 2014 pkl. 09.20 11.00Alat dan Bahan Tabung reaksi Urinometer Hidrometer Pipet Urine Pereaksi Benedict Asam nitrat Asam asetat (bila diperlukan)Prosedur Kerja Berat JenisIsilah sebuah tabung urinometer dengan urin dan letakan hidrometer didalamnya. Hidrometer tidak boleh menyentuh dinding tabung. Kemudia catat suhu kamar. Bila angka yang tertera 20, maka BJ terbacanya 1,020, dst. Bila suhu 20o :BJ sesungguhnya = BJ terbaca + Bila suhu < 20o :BJ sesungguhnya = BJ terbaca

I. Tes GlukosaTes Benedict ( semi kwantitatif )1. Campurlah 2,5 mL Benedict kwalitatif dengan 8 tetes urin kemudian tambahkan pereaksi glukosa 2%. Panaskan selama 5 menit pada penangas air mendidih, atau didihkan di atas api kecil selam 1 menit. Biarkanlah menjadi dingin perlahan-lahan.2. Campurlah 2,5 mL pereaksi Benedict kwalitatif dengan 8 tetes urin. Panaskan selama 5 menit pada penangas air mendidih, atau didihkan di atas api kecil selam 1 menit. Biarkanlah menjadi dingin perlahan-lahan.3. Bandingkan ke duanya.4. Penafsiran :WARNAPENILAIANKADAR

Biru0-

Hijau+Kurang dari 0,5 %

Kuning++0,5 1,0 %

Jingga+++1,0 2,0 %

Merah++++Lebih dari 2%

5. Hasil:Pada uji di awal pencampuran pereaksi benedict tampak berpisah dengan urin. Tampak larutan berwarna biru dengan penilaian 0 dan kadar glukosa tidak ada (-).

II. Tes ProteinTes HellerIsilah sebuah tabung reaksi dengan 3 mL asam nitrat pekat. Tambahkan dengan hati-hati 3 mL. Urin jernih sehingga membentuk suatu lapisan terpisah. Terbentuknya cincin putih menyatakan adanya protein. Sebaliknya pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan dasar yang gelap.Hasil : tidak tampak adanya cincin putih yang jelas = tidak adanya protein ( - )

Tes KoagulasiPanaskan 5 mL urin jernih ( saring bila perlu ) hingga mendidih selama 1 2 menit. Bila terbentuk endapan tambahkan 3-5 tetes asam asetat 2%. Apakah presipitat tersebut hilang atau bertambah? Presipitat yang hilang pada pengasaman menyatakan fosfat, sedangkan presipitat yang disebabkan protein akan tetap atau bertambah.CATATAN : Kelebihan asam akan menyebabkan larutnya protein yang telah mengendap.Hasil : Urin jernih setelah dipanaskan Tidak terbentuk endapan.Interpretasi: tidak terdapat kandungan fosfat maupun protein

.BAB II HASIL DAN PEMBAHASANData Hasil Pengamatan Berat Jenis

Warna Urin : Kuning jernih

Test Benedict

Warna Urin: Kuning JernihHasil: Biru / Tidak ada glukosa dalam urin

Test Heller

Warna Urin: Kuning jernihHasil: Tidak ada cincin putih / tidak ada protein dalam urin

Test Koagulasi

Warna Urin: Kuning jernihHasil: Tidak ada endapan/ Tidak ada protein dalam urin

KESIMPULAN Dari hasil pemeriksaan berat jenis, test benedict, tes heller serta tes koagulasi urine OP dinyatakan negatif adanya protein dan glukosa berlebih. TUGASBJ terbaca: 1,030 Suhu kamar: 14oCBJ sesungguhnya = 1,030 - = 1,028