22
PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN PILIHAN JITU PETANI MAJU Sekilas tentang Pupuk Hayati Mengapa perlu ada pupuk Hayati..? Lebih dari 40 th pupuk yang dipakai kebanyakan adalah pupuk kimia buatan seperti Urea, TSP/SP.36, ZA dan lain-lain. Memang diakui bahwa dengan menggunakan pupuk kimia tersebut produksi pertanian meningkat. Tetapi belakangan ini produktivitas komoditi tanaman pangan mengalami pelandaian yang berkepanjangan dan produksi pangan sudah tidak mau meningkat lagi biarpun pupuk kimia ditambah, Kesuburan tanah yang mempunyai kontribusi + 55% dari keberhasilan peningkatan produksi, mulai terancam sebagai akibat tingginya penggunaan dosis pupuk kimia. Pupuk organik akan membantu pengembalian kesuburan tanah dengan menyeimbangkan lagi sifat-sifat biologis, fisika dan kimia tanah sendiri. (Rekomendasi Departemen Pertanian). Pupuk organik biasanya diberikan dalam bentuk pupuk kompos dan pupuk kandang dan diperlukan jumlah yang besar yaitu 2-5 ton/hektar/musim sehingga menyulitkan para petani. Untuk mengatasi hal ini kita perlu terobosan teknologi yaitu dengan bioteknologi kita dapat memproduksi pupuk hayati ini mampu menambah jumlah mikroba tanah yang diperlukan oleh akar tanaman (Pupuk Hayati Biotech 250 Kg = setara dengan mikroba yang dihasilkan dg menggunakan Pupuk kompos sebanyak 5 ton/hektar/musim tanam dan pupuk kandang sebanyak 2 ton ton/hektar/musim tanam) REKAYASA BIOTEKNOLOGIPupuk Organik yang Hayati atau pupuk Hayati adalah hasil dari pengembangan bioteknologi yang pertama didunia yang dibuat oleh putra Indonesia tetapi di Indonesia sendiri belum banyak dikenal, tetapi dikanca dunia

PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

PILIHAN JITU PETANI MAJU

 

Sekilas tentang Pupuk Hayati 

Mengapa perlu ada pupuk Hayati..?

Lebih dari 40 th pupuk yang dipakai kebanyakan adalah pupuk kimia buatan seperti Urea, TSP/SP.36, ZA dan lain-lain. Memang diakui bahwa dengan menggunakan pupuk kimia tersebut produksi pertanian meningkat.

Tetapi belakangan ini produktivitas komoditi tanaman pangan mengalami pelandaian yang berkepanjangan dan produksi pangan sudah tidak mau meningkat lagi biarpun pupuk kimia ditambah, Kesuburan tanah yang mempunyai kontribusi + 55% dari keberhasilan peningkatan produksi, mulai terancam  sebagai akibat tingginya penggunaan dosis pupuk kimia. Pupuk organik akan membantu pengembalian  kesuburan tanah dengan menyeimbangkan lagi sifat-sifat biologis, fisika dan kimia tanah sendiri. (Rekomendasi Departemen Pertanian).

Pupuk organik biasanya diberikan dalam bentuk pupuk kompos dan pupuk kandang dan diperlukan jumlah yang besar yaitu 2-5 ton/hektar/musim sehingga menyulitkan para petani. Untuk mengatasi hal ini kita perlu terobosan teknologi yaitu dengan bioteknologi kita dapat memproduksi pupuk hayati ini mampu menambah jumlah mikroba tanah yang diperlukan oleh akar tanaman (Pupuk Hayati Biotech 250 Kg = setara dengan mikroba yang dihasilkan dg menggunakan Pupuk kompos sebanyak 5 ton/hektar/musim tanam dan pupuk kandang sebanyak 2 ton ton/hektar/musim tanam)

REKAYASA BIOTEKNOLOGIPupuk Organik yang Hayati atau pupuk Hayati adalah hasil dari pengembangan bioteknologi yang pertama didunia yang dibuat oleh putra Indonesia tetapi di Indonesia sendiri belum banyak dikenal, tetapi dikanca dunia lain pupuk kita mampu meningkatkan produktivitas pertanian bangsa lain misalnya Vietnam, Thailand dan Laos yang note bene pupuk dan sebagian benihnya Putra Indonesia yang mensuplai dari hal tersebut kami ingin mengenalkan pada semua Bangsa Indonesia untuk bisa lebih mengenal dan menggunakan produk Indonesia.

PUPUK HAYATI :

Page 2: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

Dalam pembuatan Pupuk hayati Biotech yang kita buat ada 2 unit produksi yaitu :

1.      Unit Pembuatan Inokulum

2.      Unit Injeksi Inokulum ke bahan pembawa dan diproses menjadi pupuk padat siap pakai.

Proses Produksi ini memerlukan teknologi, waktu dan ketrampilan khusus karena harus menangani makhluk hidup. Oleh karena itu kontrol kualitas produk merupakan prioritas yang secara kontinyu dilaksanakan pada proses produksi. Memang diakui bahwa penanganan pupuk hayati berlainan dengan pupuk-pupuk lain tetapi yang jelas adalah pupuk ramah lingkungan.

Unit Produksi Inokulum

Unit Produksi Pupuk Hayati Padat

 Keistimewaan

1.      Mengandung mikroba unggul untuk menyediakan Zat Hara

2.      Meningkatkan efisiensi serapan hara oleh tanaman

3.      Mencegah kehilangan hara dari lapisan tanah

4.      Meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah

5.      Meningkatkan produksi pertanian

6.      Menjaga kelestarian lingkungan

Keunggulan :

Mikroba yang terkandung mampu menyediakan unsur hara dan memperbaiki serta menjaga struktur tanah :

1. Menambat N udara dan memperkaya  N tanah.2. Melarutkan P Tanah menjadi tersedia.3. Melepas dan mencegah fiksasi  K oleh koloid tanah.4. Menambah C organik sehingga struktur tanah menjadi lebih baik5. Memperbaiki daya pegang air tanah.6. Memperbaiki  kapasitas pertukaran kation.7. Mengurangi pelindian hara.8. Mengurangi mikroba patogen.9. Mengurangi penggunaan pupuk kimia.10. Tidak meninggalkan residu yang berbahaya.

Page 3: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

11. Tidak mengandung bahan rekayasa genetika.12. Cocok untuk pertanian Hayati (Organik++) maupun pemupukan berimbang.13. Dosis standar 250 Kg/Ha setara 5 Ton kompos atau 2 Ton Pupuk Kandang.

Komposisi :

1. Mengandung beberapa macam mikroba antara lain :

Penambat Nitrogen. Pelarut fosfat. Pelepas K.

1. Kandungan hara :

C  Organik, N, P, K, Ca, Mg, Fe, Cu, Zn, Mn, S, Cl, B, Co, Mo

Sebelum Pemupukan :

Lihat kondisi tanah, Ukur PH Tanah (PH Normal 6,6 .. 7,5), Apabila PH 3-4 normalkan dengan cara menaikkan PH Tanah dengan tebari dolomit secukupnya Campur dan aduk ke Tanah, hingga PH Tanah mencapai Normal 6,6 … 7,5.

 Cara Pemupukan   :

1. Dibenam

a.       Disebar sebelum pengolahan tanah terakhir (Garu/glebeg)

b.      Disebar secara merata diatas permukaan sawah dan diinjak-injak (dibenamkan)  3 – 5  hari sebelum tanam

c.       Di airi secukupnya

2. Penempatan dalam larikan/lingkaran

a.       Taburkan Pupuk Fertismart (pupuk hayati) disekeliling tanaman yang sudah tumbuh sedalam daerah perakaran (5-30 cm) tutup dengan tanah, beri pengairan secukupnya.

Page 4: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

b.      Taburkan pupuk fertismart (pupuk hayati) disekeliling benih sedalam 10-15 cm, tutup dengan tanah beri pengairan secukupnya.

3. Penempatan dalam lubang

a.       Masukan pupuk fertismart (pupuk hayati) kedalam lubang sedalam daerah perakaran dengan jarak daun yang terjauh, tutup dengan tanah dan beri pengairan secukupnya

b.      Masukan pupuk fertismart (pupuk hayati) kedalam lubang disamping benih dengan jarak 10 – 15 cm, tutup  dengan tanah, beri pengairan secukupnya

4. Dibenamkan dan ditutup dengan tanah

Pupuk fertismart (pupuk hayati) harus dibenamkan dan ditutup kembali dengan tanah, sehingga mikroba dapat langsung hidup dan berkembang didalam tanah, khusus untuk tanaman padi disawah FERTISMART dapat langsung ditabur dipermukaan tanah sawah, sebelum dilakukan pemupukan. Permukaan air sawah harus terlebih dahulu diturunkan sehingga sawah tidak tergenang air.

Tanah disekitar tanaman (barisan tanaman atau piringan pohon) harus terlebih dahulu dibersihkan baik secara manual setiap kali akan melakukan pemupukan dengan FERTISMART

Pupuk Hayati, Mendesak untuk Kita HayatiRabu, 16 Desember 2009, 2:06

“Mikroba-mikroba tersebut bagai pabrik “Nitrogen (N), Phosphat (P) dan Kalium (K)” bahkan mikroba dalam komposisi jumlah populasinya extrim mampu menghasilkan

fitohormon (zat perangsang tumbuh/ ZPT) alami, hormon yang disekresikan meliputi Sitokonin, Auksin (IAA), Giberrelin (GA), Ethilena dan lain-lain”

Page 5: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

Para ahli tanah memperkirakan bahwa ± 75% dari total lahan pertanian kita khususnya di pulau Jawa dan Bali mengalami kerusakan, ibarat orang sedang sakit karena over dosis, karena pemakaian pupuk kimia sintetis secara berlebihan lepas kendali dalam waktu puluhan tahun tanpa kombinasi pemakaian pupuk organik, sehinga menguras ke-tersediaan hara organik yang terkandung di lahan pertanian. Yang berakibat peningkatan kebutuhan pupuk kimia dari waktu ke waktu jika tidak, maka produktivitas per hektar akan menurun drastis, tidak feasible agribisnis.

Lebih dari 76% Nitrogen (N) berada di udara alam bebas, padahal Nitrogen mutlak dibutuhkan oleh semua tanaman. Ada beberapa mikroba simbiosis maupun non simbiosis mampu mengikat/menambat Nitrogen di udara alam bebas tersebut, untuk disuplai ke tanaman. Mikroba penambat Nitrogen yang simbiotik meliputi: Rhizobium sp., Actonomicyetes sp. dan lain-lain. Mikroba penambat Nitrogen non-Simbiotik meliputi Azoctobacter sp., Azospirrilum sp., dan lain-lain.

Banyak unsur makro Phosphat (P) dan Kalium (K) yang mengalami perlengketan, belum larut sehingga tidak bisa diserap untuk dimanfaatkan oleh tanaman. Padahal unsur-unsur makro tersebut mutlak dibutuhkan oleh semua tanaman. Ada beberapa mikroba yang mampu melarutkan Phosphat dan Kalium tersebut, hal ini tentu sangat membantu petani. Mikroba-mikroba pelarut Phosphat dan Kalium meliputi Psudomonas sp., Bacillus sp., dan lain-lain.

Mikroba-mikroba tersebut bagai pabrik “Nitrogen (N), Phosphat (P) dan Kalium (K)” bahkan mikroba dalam komposisi jumlah populasinya extrim mampu menghasilkan fitohormon (zat perangsang tumbuh/ZPT) alami, hormon yang disekresikan meliputi Sitokonin, Auksin (IAA), Giberrelin (GA), Ethilena dan lain-lain. Hormon ini sangat-sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk memacu percepatan keluarnya akar, memacu percepatan vegetatif dan memacu percepatan pembungaan maupun pembuahan. Ini terjadi karena proses pembelahan sel, memperbesar ukuran sel, penjarangan antar ja-

Page 6: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

ringan yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas per hektar secara tajam.

Mikroba penambat Nitrogen dan pelarut Phosphat, Kalium yang biasa dengan popular disebut “PUPUK HAYATI”. Sungguh sangat mendesak untuk kita kembangkan guna mengobati lahan pertanian kita yang sedang sakit over dosis pupuk kimia sintetis dan guna memacu percepatan terwujudnya kemakmuran para petani, yang saat ini sangat-sangat merindukan nikmatnya kemakmuran tersebut. Karena lahan pertanian bukan untuk diri kita sendiri, bukan untuk hari ini saja tapi justru untuk umat banyak, kelestarian alam dan jangka waktu yang panjang.

Dunia pertanian bukan hanya sekedar dunia ilmiah yang bisa dihitung secara kalkulasi logis matematis, dan jauh lebih penting dari sekedar mengedepankan kepintaran belaka, melainkan masalah pertanian adalah masalah “Budi Pekerti”. Usaha pertanian sesungguhnya didominasi oleh faktor keberpihakan Tuhan, faktor rejeki yang diberkahi. Untuk itu,  sudah sepatutnya kita harus mampu sadar untuk  menjabarkan cara berbudi pekerti melalui dunia pertanian yaitu melestarikan segenap ciptaan-Nya, terlebih makhluk yang nyata-nyata memberi manfaat banyak kepada kita kaum petani.

Siapapun kita pasti setuju bahwa alam ini adil adanya, kita lahir di dunia sesungguhnya mengemban amanah untuk menjaga kelestarian alam semesta ciptaan-Nya, siapa yang memberi maka dia yang berhak menerima, siapa yang sabar dia yang subur, siapa yang bekerja dengan hati dia yang berhak untuk diperhatikan. Sesuai yang tertulis dalam Kitab Suci maupun Hadist:

“Jangan remehkan kebaikan yang kamu lakukan karena kamu akan melihat (hasil) nya pada saat yang membahagiakan kamu  (Hadist dari Muhammad Baqir, Al Wasail 1:89)”

“Jangan kamu ikuti urusan kaum yang melewati batas, yang berbuat kerusakan dan tidak melakukan perbaikan (Asy-  Syu’ara: 151- 152)”. (**)

Page 7: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

Penulis :

Wayan Supadno

(Penemu/ Formulator Bio-EXTRIM)

Hp. 0811763161

http://bangkittani.com/wacana/pupuk-hayati-mendesak-untuk-kita-hayati/

Sebuah Pengalaman Sukses Bertani Cabai di Musim HujanSelasa, 18 Januari 2011, 15:44

Oleh : *Wayan Supadno (0811763161)

*Formulator Pupuk Bio Organik Merk ORGANOX, ZPT Organik Merk HORMAX, dan 14 Merk Dagang

Pupuk Hayati lainnya

Page 8: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

Cabai merupakan sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sun et al. (2007) melaporkan bahwa cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Cabai kelompok tanaman hortikultura yang rentan dengan segala macam hambatan, terutama di musim hujan, misal serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, di lapangan dibutuhkan kecerdasan dan keterampilan khusus tentang budidaya cabai. Selain itu, penting juga untuk menguasai manajemen lapangan, seperti pengaturan drainase, pH (tingkat keasaman) dan kualitas tanah. Virus, menjadi ancaman paling serius bagi tanaman cabai, dibutuhkan tindakan preventif dan profilaksis sedini mungkin, bukan terapi, karena virus belum ada obatnya, yang paling ideal adalah membentuk kondisi imunitas pada cabai.

Dari pengalaman penulis menanam cabai di Desa Sukadamai, Jonggol, Bogor, berbagai penyakit bisa terkendali dengan baik, daun keriting pun bisa dikendalikan dengan hormon/ ZPT, bahkan bisa panen sebanyak 19 kali dalam luasan ± 0.5 Ha dengan populasi tanaman ± 7000 pohon yang ditumpangsarikan dengan jabon. Hasilnya sangat memuaskan, dan inilah nikmatnya menjadi petani. Berikut penulis bagikan pengalaman/ kiat bertani cabai :

A. Persiapan Lahan1. Siapkan lahan dengan antisipasi kebutuhan air rutin terinterval, pH tanah netral.2. Olah lahan dengan memberikan pupuk kandang pasca fermentasi sebanyak 2 ton/ha,

diperkaya dengan pupuk organik cair dengan kadar C-organik tinggi sebagai media pembiakan mikroba yang sinergis dengan cabai.

3. Perkaya dengan bakteri penambat N, penghasil hormon (ZPT), contohnya Azospirillum sp., Azotobacter sp., dll.

4. Perkaya dengan bakteri pelarut P & K serta bakteri peningkat antibodi tanaman dan biopestisida seperti Bacillus isp., Pseudomonas sp., dll.

B. Persemaian1. Rendam benih dengan ZPT organik/ pupuk hayati dengan dosis 20 ml/ liter air

selama 1 malam.2. Semprot kabut di daun dengan ZPT organik/ hormon pada pagi/ sore hari saat

stomata daun membuka, berikan dengan dosis rendah (2 ml/liter air) setiap minggu sekali.

3. Bibit siap tanam/ pindah lapang pada 20 hari setelah semai.

Page 9: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

C. Pemeliharaan dan Pasca Panen1. Untuk pemeliharaan, siram/kocor pupuk hayati pada perakaran tanaman setiap 2

minggu sekali dengan dosis 10 ml/ liter air.2. Semprot kabut dengan tepat dosis ZPT Organik/ hormon yang mengandung

sitokinin, auksin, giberellin (pemacu percepatan vegetatif), etilena (perangsang bunga), asam absisat (pencegah dehidrasi), dan asam traumalin (pemacu percepatan penyembuhan luka), dimulai pada umur 10 hari setelah tanam, setiap 2 minggu sekali.

3. Setiap pasca panen, semprot kabut pada pagi/ sore hari ketika stomata daun membuka dengan ZPT organik dosis 3 ml/ liter air. Hal ini bermanfaat untuk memperpanjang umur panen dan meningkatkan volume panen, karena ZPT organik yang mengandung asam traumalin dapat mempercepat penyembuhan luka bekas petik, serta mengandung etilena untuk merangsang keluarnya bunga lagi secara serempak.

Karena cabai mutlak dikonsumsi oleh sesama, hendaknya menggunakan sarana pertanian yang murni organik atau jumlah input kimia sintetis yang diminimalkan. “Nikmatnya nikmat jika ancaman berubah menjadi peluang.”

Menggali Potensi Multifungsi Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Hormon / Zat Perangsang TumbuhSenin, 7 Februari 2011, 18:29

Page 10: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN
Page 11: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

APLIKASI PUPUK HAYATI

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPupuk hayati merupakan bahan yang mengandung unsu mikroorganisme baik jamur maupun bakteri. Ada beberapa bentuk pupuk hayati misalnya berupa cairan atau padatan. Sebagai contoh adalah EM-4, M-Bio dan lain-lain (cairan), pupuk hayati Mikoriza, Rhizoplus, Rhizogen (padatan).Pupuk hayati mikoriza mengandung jamur mikoriza yaitu sejenis jamur tanah yang mempunyai peran dalam menyediakan unsure hara bagi tanaman terutama P, sedangkan EM-4 dan M-Bio mengandung beberapa bakteri yang berperan menyediakan unsure hara bagi tanaman. Karena secara langsung maupun tidak langsung dapat menambah ketersediaan unsure maka aplikasi pupuk hayqati dapat mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia seperti pupuk pabrik, pestisida dan juga dapat menanggulangi pemakaian pestisida.Aplikasi pupuk hayati di bidang pertanian merupakan salah satu alternative untuk mendukung pertanian organik atau pertanian berkelanjutan untuk menanggulangi persoalan lingkungan dan keamanan hasil panen.

B. TujuanTujuan percobaan ini adalah:a. Memperkenalkan dan mempelajari pemakaian beberapa pupuk hayati.b. Mempelajari pertumbuhan pemanfaatan pupuk organic dan kimia dengan berbagai dosis kombinasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tandon (1990) melaporkan terjadinya kekahatan pada 5 unsur hara dari 13 jenis unsur hara yang diperlukan tanaman terutama tanah-tanah di kawasan Asia akibat program pemupukan yang tidak berimbang dan penggunaan bahan organik yang sangat terbatas. Apabila terus berlanjut, revolusi hijau bukan membawa keberhasilan pembangunan pertanian tetapi dengan malapetaka.Praktek pertanian organik membantu dalam memperbaiki tanah yang terdegradasi dan mendorong tercapainya pertanian yang berkelanjutan. N dan P merupakan unsur hara yang paling banyak diperlukan tanaman. Dari tahun ke tahun kebutuhan selalu meningkat. Untuk mengatasi perlu tambahan pupuk organik dan pupuk hayati. Peningkatan harga pupuk kimia mendorong kita untuk mencari teknologi alternatif.Pupuk Hayati Merupakan Alternatif Bagi Petani.Usaha untuk memperoleh sumber alternatif dalam mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui sumber daya terbarukan dengan peranan bakteri dan mikroorganisme lain yang mampu menambat N dan meningkatkan kemangkusan sehingga efisien dengan penggunaan N dan P yang mempunyai peranan penting.

III. PELAKSANAAN PERCOBAAN

Page 12: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

A. Bahan dan Alat

Bahan

1. Benih selada2. Pupuk kompos, pupuk urea, SP-36 dan KCl3. Pupuk hayati: mikoriza dan EM-44. Media tanam: tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.5. Air

Alat

1. Polibag2. Label3. Alat penyiram

B. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan semua alat dan bahan.

2. Menyiapkan media tanam dalam polibag dengan berbagai dosis pupuk hayati dan pupuk kimia. Dosis pupuk yang digunakan yaitu:

1. Jenis pupuk hayati control (P0), mikoriza (P1 = 25 g/pot) dan EM-4 (P2 = 5 ml/l air).

2. Dosis pupuk kimia K0 = 100%, K1 = 75% dan K2 = 50% dari dosis rekomendasi.3. Benih yang telah ditanam dipelihara sampai layak untuk dipanen

IV. HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Kombinasi Pupuk (Perlakuan)

Tanggal Pengamatan Bobot Segar (gr)

10/12/08 17/12/08 24/12/08 30/12/08

T D T D T D T D

PoKo 1 3,5 2 4 3 6 5 9 7 6

2 4 2 4,5 2 6,6 4 10 6 7

P1K1 1 3,7 2 4 4 7 5 10 6 8,7

2 4 2 4,5 4 6 5 9 5 7

P1K2 1 4 2 5 5 8 5 10 8 6,5

2 4 2 4,5 3 7 4 9 6 8

P2K1 1 4 2 5 4 8 5 10 6 5,7

Page 13: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

2 3,5 2 4 4 8 4 11 5 7,2

P2K2 1 4 2 4,5 4 8 5 10 6 9

2 5 2 5,5 4 9 5 11,5 6 8,9

2. Rata-rata

Kombinasi Pupuk (Perlakuan)

Tanggal Pengamatan Bobot Segar (gr)

10/12/08 17/12/08 24/12/08 30/12/08

T D T D T D T D

PoKo 3,75 2 4,25 2,50 6,30 4,50 9,50 6,50 6,50

P1K1 3,85 2 5,56 4 6,50 5 9,50 5,50 7,85

P1K2 4 2 4,75 3,50 7,50 4,50 9,50 7,00 7,25

P2K1 3,75 2 4,50 4 8 4,50 10,50 5,50 6,45

P2K2 4,50 2 5,00 4 8,50 5,50 10,50 6,00 8,95

Keterangan:

T = Tinggi Tanaman (cm)                   1  = Tanaman Selada 1

D = Jumlah Daun                                   2  = Tanaman Selada 2

A. Pembahasan

Keberadaan mikroorganisme di dalam tanah sangat penting karena mempunyai peranan dalam mempertahankan dan menigkatkan kesuburan tanah. Peranan mikroorganisme dalam tanah, antara lain: daur ulang hara, penyimpanan sementara dan pelepasan hara untuk dimanfaatkan dan lain-lain. Mikroorganisme mampu menambat nitrogen udara yang selanjutnya tersedia untuk tanaman. Mikroorganisme yang lain mempunyai peranan dalam proses dekomposisi bahan organik, dan secara simultan membentuk senyawa baru.

Kebutuhan Pupuk Hayati

Nitrogen dan fosfat merupakan dua unsur yang paling banyak diperlukan tanaman dan merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan hasil tanaman. Sampai saat ini permasalahan yang dihadapi dalam program pemupukan adalah kemangkusannya yang rendah. Meskipun demikian, kebutuhan pupuk N dan P dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Untuk mengurangi perbedaan yang besar antara kebutuhan dan pasokan, tambahan pupuk organik dan pupuk hayati sangat diperlukan. Kemungkinan besar terdapat kendala yang  cukup besar dalam program pengembangan pertanian organik. Akan tetapi kesulitan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan pupuk hayati. Suatu hal yang mungkin dapat dilaksanakan untuk memproduksi dan memasok pupuk hayati apabila tahapan yang harus dilaksanakan dirancangan dengan baik  (Sugeng. 2005)

Page 14: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

Pupuk hayati merupakan alternatif bagi petani untuk memanfaatkan pasokan N2- udara

yang cukup besar, disamping memanfaatkan bentuk P tak tersediaa menjadi bentuk tersedia. Melalui masukan teknologi rendah, petani dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Jenis Pupuk Hayati dan Pemanfaatannya

Pupuk hayati yang dibuat mengandung mikroorganisme tertentu dalam jumlah yang banyak mampu menyediakan hara serta membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati dapat diterima sebagai pupuk yang berharga murah dibanding pupuk kimia, dan tidak berdampak negatif baik terhadap kesehatan tanah maupun lingkungan. Pupuk hayati yang banyak dikembangkan merupakan pemasok nitrogen dan fosfor (Susanto. 2002).

Pupuk Hayati Pemasok Nitrogen

Atmosfer mengandung nitrogen dalam jumlah yang banyak (78%) dan beberapa jenis bakteri baik yang hidup bebas di dlam tanah maupun bersimbiosis dengan tanaman, mampu menambat N-udara yang selanjutnya diubah menjadi bentuk yan tersedia bagi tanaman. Pada saat ini yang banyak digunakan untuk pupuk hayati adalah:Rhiobium, Azospirillium, Azotobacter, dan Phosphobacteria.

1. Rhizobium

Diantara bakteri yang bermanfaat, rhizobium yang paling banyak digunakan untuk pupuk hayati. Koloni bakteri rhizobium bersimbiose dengan akar tanaman legum, membentuk bintil akar yang berperan dalam penyematan nitrogen.

2. Azospirillium

Azospirillium mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati. Bakteri ini banyak dijumpai berasosiasi dengan tanaman jenis rerumputan, termasuk beberapa jenis serealia, jagung, cantel, gandum. Sampai saat ini ada tiga spesies yang telah diketemukan dan mempunyai kemampuan sama dalam menambat nitrogen ialah, A. Brasilense, A. Lipoferum, A. Amazonesense.

3. Azotobacter

Merupakan bakteri non-simbiosis yang hidup di mintakan perakaran. Dijumpai hampir di semua jenis tanah tetapi populasinya relatif rendah. Selain kemampuannya dalam menambat nitrogen, bakteri ini juga menghasilkan sejenis hormon yang kurang lebih sama dengan hormon pertumbuhan tanaman dan menghambat pertumbuhan jenis jamur tertentu.

Meningkatkan Ketersediaan Hara Fosfat

Page 15: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

Ada beberapa jenis mikroorganisme yang cukup penting dalam memanfaatkan fosfat yang ada di dalam tanah. Hasil inokulasi bakteri ini kemingkinan meningkatkan hara fosfat secara langsung. Pada tanaman, atau lebih sederhana fosfat di dalam tanah lebih besar.

1. Bakteri pelarut fosfat

Sebagian besar bentuk fosfat disemat oleh koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Pada kebanyakan tanah tropika diperkirakan hanya 25% fodfat yang diberikan dalam bentuk superfosfat yang diserap tanaman dan sebagian besar atau 75% diikat tanah.

2. Mikorisa

Mikorisa merupakan jenis fungi yang menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama yang mengalami kekahatan. Mikorisa bersimbiose dengan perakaran tanaman dan membantu dalam penyerapan fosfat.

3. Ektomikoriza

Ektomikoriza berasosiasi dengan tanaman jenis pohon, sperti pinus, oak, eukaliptus, dll. Inokolasi tanaman dengan ektomikoriza akan memberikan keuntungan, bahkan di beberapa tempat tanaman akan tumbuh baik apabila terinfeksi mikorisa. Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman apabila infeksi secara alami terjadi pada kerapatan yang rendah.

Percobaan kali ini dilakukan percobaan terhadap tanaman selada yang ditanam di polibag. Media tanam yang digunakan adalah campuan pasir, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Setiap polibag mendapatkan satu perlakuan, perlakuan pertama yaitu kontrol (tanpa pemberian/aplikasi). Perlakuan kedua yaitu pemberian mikoriza 25gr dengan pupuk kimia 100%, perlakuan ketiga pemberian EM4 5ml/liter air dengan pupuk kimia 100%. Perlakuan keempat pemberian mikoriza 25gr dengan pupuk kimia 50%, perlakuan kelima pemberian EM4 5ml/liter air dengan pupuk kimia 50%.

Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan hasil per gram tanaman dimana kesemuanya itu dirata-ratakan. Pengamatan dilakukan sampai tanaman layak panen, atau dalam percobaan kali ini dilakukan selama kurang lebih 3 minggu.

Pengamatan dilakukan kurang lebih tiga minggu, dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman lebih cepat dengan kombinasi pupuk P2K2, dimana perlakuan menggunakan kombinasi EM4 5 ml/Liter air dan 50% pupuk kimia, disini terbukti bahwa besarnya dominasi pupuk hayati dapat mempercepat dan menyuburkan tanaman.

EM4 merupakan pupuk hayati cair yang mengandung mikroorganisme, salah satunya yaitu bakteri pelarut fosfat dan mikoriza. Terdapat beberapa jenis fungi dan bakteri,

Page 16: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

seperti: Bacillus polymyxa, Pseudomonas striata, Aspergillus awamori, dan Pencillium digitatum yang diidentifikasi mampu melarutkan bentuk P tak larut menjadi bentuk tersedia bagi tanaman (Susanto. 2002).

Mikoriza merupakan jenis fungi yang menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pada tanah-tanah yang mengalami kekurangan P. Mikoriza tidak hanya menguntungkan pertumbuhan tanaman, tetapi juga menekan kebutuhan pupuk P sampai 20% – 30%. Mikoriza bersimbiose dengan perakaran tanaman dan membantu dalam penyerapan fosfat. Ektomikoriza seperti seperti Pisolitus, Laccaria, Amanita, Scleroderma, russula, dan Tricolomu. Jenis fungi ini meningkatkan luas permukaan akar sehingga meningkatkan absorbsi hara, terutama jenis hara fosfat yang mempunyai mobilitas yang rendah dalam larutan tanah. Disamping itu juga membantu penyerapan air dan melindungi akar dari serangga pathogen akar (Susanto. 2002).

Tidak hanya membuat tanaman dapat tumbuh dengan cepat, ternyata perpaduan antara pupuk hayati dengan pupuk anorganik (kimia) juga dapat memperbanyak jumlah daun yang tumbuh. Hal ini dikarenakan kandungan N yang disediakan oleh pupuk kimia cukup banyak dan diimbangi dengan mikoriza/mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk hayati sehingga perttumbuhan dapat seimbang dan cepat.

V. KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan

1. Keberadaan mikroorganisme di dalam tanah sangat penting karena mempunyai peranan dalam mempertahankan dan menigkatkan kesuburan tanah.

2. Besarnya dominasi pupuk hayati dapat mempercepat dan menyuburkan tanaman.3. Pupuk hayati yang dibuat mengandung mikroorganisme tertentu dalam jumlah

yang banyak mampu menyediakan hara serta membantu pertumbuhan tanaman.4. Pupuk hayati tidak berdampak negatif baik terhadap kesehatan tanah maupun

lingkungan.5. Perlakuan menggunakan kombinasi EM4 5 ml/Liter air dan 100% pupuk kimia,

disini terbukti bahwa besarnya dominasi pupuk hayati dapat mempercepat dan menyuburkan tanaman.

6. Nitrogen dan fosfat merupakan dua unsur hara yang paling banyak diperlukan tanaman dan merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan hasil tanaman.

B. Saran

1. Disarankan agar lebih terampil lagi dalam proses penanaman. Setelah benih ditaruh sebaiknya polibag ditaruh dibawah naungan untuk menghindari terkena kucuran air hujan sehingga benih terbawa air dan gagal berkecambah.

2. Sarana dan prasarana lebih ditingkatkan agar berjalannya percobaan lebih baik. Tempat penyimpanan hasil prktikum sebaiknya ditempat khusus agar tanaman tidak rusak maupun hilang.

Page 17: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

Musnamar, E.I. 2005. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.

PPI. 2007. Pertanian Organik. http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=101 p.orgnk 4. (On line) Diakses tanggal 10 Januari 2008.

Rahayu. Intan.2003. Keunggulan EM-Bio http://www.M-bio4t.com/sangat %20membantu. Diakses 10 Januari 2008.

Susanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan & Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta.

Winarso, Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media. Yogyakarta.

Page 18: PUPUK HAYATI RAMAH LINGKUNGAN