Upload
ip-dhian
View
58
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
purifikasi
Citation preview
Purifikasi Enzim Amilase
Pengendapan dengan Amonium Sulfat
Presipitasi protein dapat dilakukan dengan penambahan amonimum sulfat pada
konsentrasi tinggi secara bertahap Protein yang mengendap akibat penambahan larutan
amonium sulfat tidak mengalami denaturasi. Protein dalam larutan buffer mengalami
hidrasi, dengan kata lain gugus ionik pada permukaan protein menarik dan mengikat banyak
molekul air dengan kuat. Gambar berikut menunjukkan hidrasi molekul protein oleh air
(Anonymous, 2007)
Ekstrak kasar enzim ditambah dengan ammonium sulfat untuk memisahkan fraksi-
fraksi protein dari ekstrak hasil isolasi. Penambahan ammonium sulfat dilakukan secara
perlahan dengan bantuan stirrer supaya lebih homogen dan hasil pengendapan lebih
optimal. Kemudian didiamkan selama 30 menit pada suhu refrigerator untuk menjaga
kestabilan enzim protease, selain itu supaya proses pengendapan lebih efisien.
Endapan yang diperoleh kemudian dilakukan dialisis untuk menghilangkan sisa
garam ammonium sulfat. Selanjutnya dilakukan presipitasi secara bertingkat (dengan
konsentrasi ammonium sulfat 0-60%) untuk memperoleh hasil pengendapan protease yang
maksimal.
Dialisis
Enzim merupakan protein, sehingga setelah tahap isolasi, dapat dilakukan tahap
pemurnian. Protein dapat dipisahkan dari senyawa dengan berat molekul rendah yang ada
dalam ekstrak sel atau jaringan dengan proses dialisis. Molekul besar seperti protein ditahan
dalam dalam kantong yang terbuat dari senyawa berpori dan amat halus seperti selofan.
Jika kantong yang mengandung ekstrak sel atau jaringan dimasukkan ke dalam air, molekul
kecil di dalam ekstrak jaringan, seperti garam, akan melalui pori-pori, tetapi protein dengan
berat molekul tinggi akan tertahan di dalam kantong (Lehninger, 1982).
Masing-masing fraksi hasil pengendapan ammonium sulfat (I,II, dan III) dilarutkan
dalam buffer fosfat 0,2 M pH 8 untuk menjaga kondisi pH bagi protease selama dialisis.
Dialisis dilakukan dengan memasukkan fraksi enzim hasil pengendapan amonium sulfat
tersebut diatas dalam kantong selofan. Penggunaan kantong selofan untuk mengeluarkan
garam dari fraksi yang didialisis. Kemudian kantong selofan dimasukkan dalam larutan
buffer fosfat 0,1 M pH 8 dan dilakukan dialisis dengan bantuan stirrer pada kondisi dingin
selama semalam.
Penggunaan buffer fosfat 0,1 M pH 8 kondisi dingin dengan stirrer selama semalam
untuk proses pemisahan garam amonium sulfat dari enzim dan menjaga agar enzim tidak
terdenaturasi. Konsentrasi buffer fosfat dalam kantong selofan lebih tinggi dibandingkan di
luar kantong selofan (salting out).
Setelah dialisis semalam, larutan buffer dan enzim dalam kantong selofan
dipindahkan pada tabung sentrifuse dan dilakukan penambahan etanol absolut dan
diinkubasi dalam refrigerator selama 1 jam atau sampai terbentuk endapan. Penambahan
etanol absolute dingin 750 µl (1:1) untuk mengendapkan protein (enzim). Inkubasi pada
suhu refrigerator dilakukan untuk memberikan waktu pengendapan etanol terhadap
protein. Sentrifuse dilakukan untuk memisahkan protein yang mengendap dari
supernatannya. Protein yang mengendap (pellet) dikeringanginkan pada suhu refrigerator
dan ditambah dengan buffer tris-Cl (1:1) dan disimpan pada suhu -20 oC untuk menjaga
kestabilannya.
Purifikasi dengan Kolom Sephadex G75
Pemurnian protein juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode
kromatografi. Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi,
komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase
gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan
melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan
tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih
cepat (Anonymous, 2009).
Purifikasi enzim yang selanjutnya menggunakan kromatografi kolom sephadex G75.
Sebelumnya disiapkan terlebih dahulu sephadex G75, dimana sebanyak 1 gr sephadex G75
direndam dengan aquadest secukupnya selama semalam (swelling). Kemudian disiapkan
kolom dimana disusun pada bagian kolom paling bawah adalah kertas saring dan kemudian
ditambahkan glass wool diatasnya. Tujuan penggunaan kertas saring dan glass wool adalah
untuk menahan sephadex dalam kolom. Selanjutnya kolom disterilisasi dengan tujuan untuk
menghilangkan kontaminasi.
Setelah dilakukan sterilisasi, kolom dirangkai pada statif dan sephadex yang telah
direndam semalam dimasukkan kedalamnya. Kemudian dalam kolom ditambahkan buffer
tris-Cl dan laju alirannya diatur sampai didapat sekitar 750 µl per menit. Selanjutnya
sebanyak 0,25 ml sampel enzim hasil dialisis dimasukkan dalam kolom dan dilakukan
purifikasi. Purifikasi dalam kolom sephadex dilakukan dengan melakukan elusi sampel
sampai didapat 15 fraksi hasil elusi masing-masing sebanyak 750 µl, dimana 4 fraksi awal
dibuang dan hanya digunakan 11 fraksi selanjutnya untuk dilakukan elektroforesis. Selama
elusi ditambahkan buffer Tris-Cl ke dalam kolom agar fase gerak tidak kurang.
Pustaka
Anonymous. 2007. Basic Biochemical Techniques. Wilburl H. Campbell.Anonymous. 2009. http://.wikipedia.org/wiki/Chromatography. Lehninger. 1982. Principles Of Biochemistry.