Upload
dodang
View
228
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
i
Penelitian Individu
KOMPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI
BAGI MAHASISWA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN JAKARTA
Disusun Oleh:
Ade Abdul Hak, S.Ag., S.S., M.Hum.
Nip: 19710103 200003 1 002
Pusat Penelitian dan Penerbitan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah JAKARTA
2013
ii
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT. akhirnya penelitian
individu yang berjudul “Kompetensi Teknologi Informasi bagi Mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ini telah
selesai dilaksanakan.
Dalam penelitian ini penulis mencoba menggambarkan secara rinci bagaimana
kompetensi TI di perpstakaan atau lembaga institusi lainnya tempat mahasiswa Jurusan
Ilmu Perputakaan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Harapan yang ingin
dicapai di antaranya dapat mengetahui gambaran penerapan kompetensi di tempat
pelaksanaan PKL tersebut. Selain itu dapat juga diketahui bagaimana kemampuan dan
kebutuhan kompetensi TI bagi para mahasiswanya.
Dalam menyusun penelitian ini penulis banyak sekali mendapat dorongan baik
secara materi maupun moral dari berbagai pihak dan untuk itu dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapak terimakasih kepada:
1. Semua unsur jajaran Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D., selaku pembimbing dan konsultan penulisan
penelitian kelompok Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
3. Ibu Emi Ilmiah, selaku asisten konsultan penelitian yang selalu setia
mengawali perkembangan penelitian kami.
4. Semua unsur yang terlibat secara langsung maupun tidak, terutama para
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpusakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kontribusinya dalam
pengisian kuesioner dalam penelitian ini.
Akhirnya, dengan harapan semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Penulis juga berharap adanya saran dan
kritikan yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Jakarta, 5 Nopember 2013.
Penulis
Abstracts
This research is aim to describe the application of information technology competencyat the
libraries where the students of library department, Faculty of Adab UIN SyarifHidatullah
Jakarta,do the practical librarianship. In spite of that, it is to know that how the needs of them are
viewed. The method of quantitative descriptive is used foranalyzing the description of data from
the LITA standard-based questioner. The LITA standard-based information technology
competency is divided into 4 categories, namely: the basic knowledge of computer, the skill of
internet, the hardware of computer, and the products of library automation. The result is viewed
that the competency of the basic computer at the libraries is high(80%) while the needs is very high
(93,3%). The competency of internet at the libraries is low (20%) while the needs isvery high
(100%). The competency of the computer hardware is enough (55,6%) while the needs is very high
(100%). The competency of library automation products is high (58,3%) while the needs is very
high. Based on these, it is recommended thatit’s needed some additional time or lecture for
information technology competency in library curriculum.
Keywords:library competency, information technology, library curriculum
iii
DAFTAR ISI
PENGANTAR__ ii
DAFTAR ISI__ iii
BAB I PENDAHULUAN__ 1
A. Latar Belakang Masalah__ 1
B. Permasalahan Penelitian__ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian__ 5
BAB II KERANGAKA TEORI__6
A. Hakikat Kompetensi Teknologi Informasi__ 6
B. Kompetensi TI Pustakawan__7
C. Pengertian Kurikulum__ 10
D. Perubahan Kurikulum__ 11
E. Kurikulum Berbasis Kompetensi__ 12
F. Penelitian Terdahulu__ 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN__15
A. Ruang Lingkup Penelitian__ 15
B. Metode Penentuan Sampel__ 15
C. Metode Pengumpulan Data__ 15
D. Metode Analisis__ 16
E. Operasional Variabel dalam Penelitian__ 17
F. Waktu Pelaksanaan Penelitian__ 18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN__ 19
A. Muatan Teknologi Informasi dalam Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Jakarta__ 19
B. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan__ 23
C. Deskripsi Penerapan Kompetensi TI di Tempat PKL__ 24
a. Pengetahuan komputer secara umum__ 25
b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet__ 33
c. Perangkat keras komputer__ 41
d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan__ 46
iv
D. Deskripsi Kemampuan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan__ 53
a. Pengetahuan komputer secara umum__ 53
b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet__ 61
c. Perangkat keras komputer__ 70
d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan__ 75
E. Deskripsi Kebutuhan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan__ 81
a. Pengetahuan komputer secara umum__ 81
b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet__ 90
c. Perangkat keras komputer__ 98
d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan__ 103
F. Hasil Uji Kualitas Data__ 110
a. Hasil Uji Validitas__ 110
b. Hasil Uji Reabilitas__ 112
BAB V PENUTUP__ 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan dalam lingkungan perpustakaan yang diakibatkan oleh globalisasi tidak
terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Salah satu
tuntutan terhadap perubahan yang terjadi adalah dengan berinvestasi pada bidang TIK
tersebut. Perubahan hasil investasi TIK ini dapat dilihat dari perkembangan jenis
perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi informasi, diawali dari
perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi, sampai perpustakaan digital (cyber
library) dan perpustakaan hibrida.
Dalam pasal 19 ayat 1 dan 2, UU Perpustakaan tahun 2007, dinyatakan bahwa:
“(1) Pengembangan perpustakaan merupakan upaya peningkatan sumber daya, pelayanan,
dan pengelolaan perpustakaan, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. (2)
Pengembangan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan
karakteristik, fungsi dan tujuan, serta dilakukan sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan
masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi”.
Pasal tersebut mengisyaratkan bahwa perhatian terhadap pengembangan
perpustakaan yang melibatkan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi
tuntutan dalam hal memberikan kuantitas dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh
pemustaka dan masyarakat. Teknologi tersebut memiliki kemampuan dalam
mengimbangi perubahan-perubahan fungsi kegiatan dalam layanan perpustakaan.
Perbedaan berkenaan dengan peran teknologi informasi dalam hubungannya dengan
berbagai macam layanan perpustakaan tentu saja mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan layanan yang ingin diberikan perpustakaan
kepada para penggunanya.
2
Pentingnya penerapan TI di dunia perpustakaan dalam menunjang kebutuhan
masyarakat dapat dilihat dari pernyataan William dan Sawyer (2007: 3) yang
menjelaskan bahwa saat ini TI telah menjadi “pakaian” secara intelektual dan emosi,
sehingga kita seolah-olah menjadi sebuah “pribadi digital”. Ang Peng Hwa (2009: 4)
dalam sambutannya menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir Asia dan Pasifik
telah menjadi “kawasan superlatif” jika dikaitkan dengan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), dimana terdapat dua miliar pelanggan telepon dan 1,4 miliar
pelanggan telepon seluler di kawasan Asia Pasifik. India dan Cina sendiri mengambil
porsi seperempat dari pengguna telepon seluler di dunia pada pertengahan 2008.
Kawasan Asia Pasifik juga mewakili 40 persen pengguna Internet dan merupakan pasar
broadband terbesar di dunia dengan porsi sebanyak 39 persen dari total dunia.
Sejalan dengan banyaknya para pengguna internet ini, maka teknologi web-pun
mengalami perubahan yang cukup signifikan. Bermula dari teknologi web 1.0 yang
secara garis besar sifatnya read, kini telah beralih ke teknologi web 2.0 yang sifatnya
read-write sehingga memungkinkan para penggunanya untuk saling berbagi ilmu,
pengalaman atau lainnya dalam sebuah komunitas online yang besar yang
menghapuskan sifat-sifat individu (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_web#
PERBEDAAN_WEB_1.0.2C_WEB_2.0_dan_WEB_3.0).
Tentu saja dengan maraknya penggunaan teknologi web 2.0 ini berpengaruh juga
dalam bidang jasa layanan perpustakaan. Salah satunya adalah kemunculan
penenerapan istilah library 2.0 (P 2.0). Dalam hal ini Blasius (2009: 213) menyatakan
bahwa:
“ ... pada dasarnya penyelenggaraan layanan perpustakaan menggunakan web 2.0 itulah yang
disebut P 2.0. Dengan layanan tersebut interaksi pemustaka dan perpustakaan akan lebih
efektif. Bahkan dapat dikatakan terjadi transformasi atas konsep perpustakaan terdahulu yang
dikenal dengan istilah users oriented menjadi users centered.”
3
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa mau tidak mau
teknologi informasi yang salah satunya adalah internet pasti masuk dalam dunia
perpustakaan sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya dalam Ade Abdul Hak (1999: 27) bahwa: “
“Internet adalah aplikasi komputer terkini yang merupakan inovasi teknologi komputer,
informasi, dan telekomunikasi di abad melenium ini, dan telah menjadi suatu kenyataan
dalam perkembangan budaya manusia yang pada akhirnya akan ditemukan dalam semua
aspek kehidupan apakah kita menyukainya atau tidak. Bahkan sebagian orang telah berfikir
bagaimana segala sesuatu yang diinginkannya dapat diraih dengan jari jemarinya.”
Dengan masuknya teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan maka
tuntutan standar kompetensi pustakawan pun ikut bertambah. Kompetensi tambahan
yang harus dimiliki oleh pustakawan masa depan sekurang-kurangnya menguasai
kompetensi teknologi informasi. Dalam hal ini, Mustafa (2012) memberikan sebuah
opini bahwa kompetensi tersebut paling tidak meliputi kemampuan dalam penggunaan
komputer (computer literacy); kemampuan dalam menguasai basisdata (databases);
kemampuannya dalam penguasaan peralatan teknologi informasi (tools and technology
skill); kemampuan dalam penguasaan teknologi jaringan (computer networks);
kemampuan dalam penguasaan internet dan/atau intranet (internet and intranet).
Selanjutnya Mustafa (2012) memberikan alasan bahwa di masa depan perpustakaan
tidak akan dan tidak bisa terlepas dari penggunaan teknologi informasi dalam
mengelola dan mengakses bahan-bahan perpustakaan seperti jurnal elektronik, buku
elektronik, multimedia, internet, basisdata electronik dan lain-lain.
Untuk menciptakan pustakawan profesional yang menguasai kompetensi TI ini
diperlukan adanya lembaga pendidikan perpustakaan. Lembaga pendidikan
perpustakaan yang diharapkan adalah perguruan tinggi yang membuka pendidikan
formal bidang perpustakaan, seperti Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tentu saja hal ini, perlu adanya persamaan
4
demand dan suplay, dalam arti apa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan ini sesuai
standar atau paling tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar kompetensi yang diharapkan
oleh lembaga perpustakaan atau pusdokinfo.
Masalah yang timbul adalah biasanya lembaga pendidikan perpustakaan
memberikan bekal kompetensi TI bagi para mahasiswanya sesuai dengan kurikulum
yang notabene perubahannya tidak secepat perkembangan TI itu sendiri di masyarakat.
Akibatnya banyak lulusan lembaga pendidikan perpustakaan yang belum siap ketika
bekerja di perpustakaan atau pusat informasi lainnya. Salah satu kasus adalah ketika ada
sebuah permintaan lowongan kerja bagi lulusan perpustakaan untuk ditempatkan di
sebuah perpustakaan lembaga farmasi. Dalam kesempatan itu, mereka meminta sarjana
bidang Ilmu Perpustakaan yang sekaligus mampu mengoperasikan aplikasi pengolahan
citra (photoshop). Permasalahannya bahwa mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan di
Fakultas Adab dan Humaniora mulai angkatan 1999 (pertama) sampai angkatan 2012
belum mendapatkan pengajaran atau pelatihan software tersebut karena belum ada
pembahasan topik dan alokasi waktu pada silabusnya (kurikulum).
Data tersebut menunjukan bahwa mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan yang
sekarang duduk di semester IV, VI, dan VIII masih menggunakan kurikulum lama
(hampir 12 tahun lebih) yang di antaranya memuat beberapa mata kuliah yang
berhubungan dengan teknologi informasi, yaitu: 1). Aplikasi Teknologi Informasi 1 (2
sks); 2). Aplikasi Teknologi Informasi 2 (2 sks); dan 3). Otomasi Perpustakaan (3 sks).
Jumlah mata kuliah dan sks yang tersedia untuk penerapan teknologi informasi yang
sangat terbatas ini menjadi masalah ketika ada beberapa teknologi baru yang sudah
diterapkan di beberapa perpustakaan, seperti: perpustakaan digital, alih media
elektronik, teknologi web 2.0, dll. yang seharusnya sudah diberikan pada para
mahasiswa sebagai bekal bidang profesinya.
5
Berdasarkan uraian di atas, maka menjadi penting topik pembahasan ini untuk di
analisis terutama dari segi tuntutan perubahan kompetensi TI dalam kurikulum Jurusan
Ilmu Perpustakaan yang secara khusus pada beberapa mata kuliah aplikasi teknologi
informasi untuk perpustakaan. Untuk itu dalam kesempatan ini, penelitian tentang
“Kompetensi Teknologi Informasi bagi Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, sangat penting
dilakukan.
B. Permasalahan Penelitian
Sebagaimana digambarkan di atas bahwa permasalahan yang muncul berkenaan
dengan penerapan kurikulum (silabus) mata kuliah aplikasi teknologi informasi yang
berhubungan dengan kompetensi TI di Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidyataullah Jakarta sudah dirasakan cukup ketinggalan. Tentu
saja hal ini perlu untuk disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi terkini
sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mencoba membatasi penelitian ini pada kebutuhan dan kemampuan kompetensi TI bagi
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah mengikuti praktek kerja lapangan
(PKL) di beberapa perpustakaan pada berbagai macam instansi. Permasalahan
penelitian ini dirumuskan dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan kompetensi TI yang ditemukan oleh mahasiswa Jurusan
Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada lembaga perpustakaan atau pusat informasi lainnya di tempat praktek kerja
lapangan (PKL)?
6
2. Bagaimana kemampuan kompetensi TI yang sudah dimiliki oleh mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta?
3. Bagaimana kebutuhan kompetensi TI yang diperlukan oleh mahasiswa Jurusan
Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kompetensi TI yang telah
diterapkan pada lembaga perpustakaan atau pusat informasi lainnya di tempat
mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL, kemampuan kompetensi TI yang telah
dimiliki, dan kebutuhan kompetensi TI yang diperlukan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Manfaat penelitian ini bagi Jurusan Ilmu Perpustakaan adalah sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka pengembangan kurikulum ke arah pemenuhan kompetensi
TI, terutama dalam penyusunan topik-topik kompetensi TI dalam mata kuliah yang
langsung berhubungan dengan penerapan teknologi informasi bidang perpustakaan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Kompetensi Teknologi Informasi
Untuk memahami pengertian kompetensi teknologi informasi, secara mendasar
perlu juga dijelaskan apa yang dimaksud dengan kompetensi itu sendiri. Kompetensi
dapat merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Dalam hal ini Mustafa (2012) menjelaskan bahwa “kompetensi atau
competency adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas/ pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan”.
Selanjutnya, Thompson (2009:4) menjelaskan bahwa kompetensi berarti dapat
melakukan tugas pekerjaannya secara berkualitas dan mahir dengan dibekali
pengetahuan dan kemampuan dasar yang berhubungan dengan bidang subjek khusus
dan seperangkat keterampilan. Dengan kata lain, seseorang dapat disebut kompeten
ketika dia tahu bagaimana cara melakukan sesuatu dan memahami bagaimana cara
menerapkan keterampilan atau kemampuan dalam melakukan pekerjaannya.
Sedangkan pengertian teknologi informasi (TI) menurut William dan Sawyer
(2007:4) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu
manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau
menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi
untuk data, suara, dan video yang secara garis besar terbagi dalam dua komponen
utama:
1. Teknologi komputer, yaitu mesin yang bisa diprogram dan memiliki beragam
fungsi untuk menerima data—baik data mentah maupun angka—lalu memproses
8
dan mengubahnya ke dalam bentuk informasi yang bisa kita manfaatkan, misal
bentuk ringkasan, jumlah total (dalam penghitungan), dan juga laporan.
2. Teknologi komunikasi, yaitu sistem dan peralatan elektromagnetik untuk
berkomunikasi jarak jauh.
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi teknologi informasi
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melaksanakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan penerimaan, pemrosesan, penyimpanan, dan penyebaran informasi
yang didapat dari mengkombinasikan perangkat komputer dan telekomunikasi.
B. Kompetensi TI Pustakawan
Dalam melayani pengguna informasi secara lebih professional, sebagai pustakawan
atau staf pengelola perpustakaan, terutama yang bekerja di bidang pengelolaan dan
pelayanan informasi, mereka selalu dituntut untuk meningkatkan kompetensinya,
termasuk di dalamnya kompetensi bidang TI. Dalam hal ini Babu (2007:1) menyatakan
bahwa: ”Library and information professionals today need to acquire knowledge and
skills in information and communication technology (ICT) as the services of more and
more libraries are now centering around information technology, especially in
educational institutions.”
Lebih jauh lagi Babu (2007:1) menjelaskan bahwa perubahan paradigma dari
media cetak menjadi media web, kepemilikan koleksi menjadi akses terhadap
informasi, peran intermediary menjadi model layanan end-user, dan dari lokasi
perpustakaan khusus menjadi perpustakaan digital/virtual/hibrida telah menjadi
skenario layanan perpustakaan dalam menghadapi perubahan yang dinamis ini.
Perubahan tersebut secara bersamaan telah terjadi juga pada kebutuhan dan minat para
9
pemustaka. Sehingga peran profesional perpustakaan dan lembaga informasi pun turut
berubah secara drastis untuk memenuhi kebutuhan terkini terutama dengan adanya
perubahan sekitar perkembangan teknologi.
American Library Assosiations (ALA, 2009: bagian 4) telah merumuskan
kompetensi inti bidang TI kepustakawanan sebagai berikut:
1. “Information, communication, assistive, and related technologies as they affect the
resources, service delivery, and uses of libraries and other information agencies.
2. The application of information, communication, assistive, and related technology and
tools consistent with professional ethics and prevailing service norms and applications.
3. The methods of assessing and evaluating the specifications, efficacy, and cost
efficiency of technology-based products and services.
4. The principles and techniques necessary to identify and analyze emerging technologies
and innovations in order to recognize and implement relevant technological
improvements.”
Thompson (2009:24) menggambarkan beberapa diskusi yang berkaitan dengan
kompetensi dasar TI bagi pustakawan dan staf perpustakaan, di antaranya:
1. Kompetensi TI menurut California Library Assosiation (CLA) meliputi tahap-
tahap yang berhubungan dengan cara memulai dan mengakhiri pengoperasian
komputer, penggunaan mouse dan keyboard.
2. Kompetensi TI menurut Latham meliputi penguasaan perangkat lunak
perkantoran berserta kemampuan untuk mengantisipasi hasil dari penggunaan
perangkat tersebut.
3. Kompetensi TI menurut Woodsworth meliputi pengetahuan tentang internet,
evaluasi dan penggunaan perangkat keras, lunak dan jaringan; memahami
konsep-konsep pengetahuan komputer dan informasi dasar.
Kemudian Thompson (2007: 25) menyebutkan 20 poin penting tentang
kemampuan TI yang harus di miliki oleh seorang tenaga pendidik dari Turner, dimana
kemampuan tersebut sangat perlu dipertimbangkan untuk dimiliki oleh para
pustakawan, yaitu:
10
“1. Word Processing skills; 2. Spreadsheet skills; 3. Database skills; 4. Electronic
presentation skills; 5. Web navigation skills; 6. Web site design skills; 7. E-mail management
skills; 8. Digital camera skills; 9. Computer network knowledge applicable to your school
system [or library]; 10. File management and Windows Explorer skills; 11. Donwloading
software from the Web (knowlegde including eBooks); 12. Installing computer software onto
a computer system; 13. WebCT or Blackboard teaching skills [most applicable to instruction
librarians]; 14. Videoconferencing skills; 15. Computer-related storage device (knowledge:
disks, CDs, USB drivers, zip disks, DVDs, etc); 16. Scanner knowledge; 17. Knowledge of
PDAs [althought PDAs are fading in importance, small devices from cell phones to iPods are
increasingly impormation devices]; 18. Deep Web knowledge; 19. Educational copyright
knowledge; 20. Computer security knowledge.”
Dalam hal ini Thompson (2007: 6) juga memberikan gambaran pembagian
kemampuan kompetensi dalam beberapa level, yaitu: level 1 sebagai users, level 2
sebagai IT support, level 3 sebagai creator. Lebih jauh lagi Thompson (2007: 27)
membagi kompetensi TI untuk posisi pustakawan, posisi staf perpustakaan, dan posisi
pustakawan sistem, di mana pada masing-masing posisi memiliki tuntutan kemampuan
(keahlian) TI yang berbeda dengan posisi lainnya.
Dari beberapa gambaran kompetensi TI di atas, penulis mencoba membagi
kompetensi TI pustakawan dalam 4 kategori sebagaimana yang telah dirumuskan oleh
Library and Information Technology Association (LITA), yaitu:
1. Pengetahuan komputer secara umum.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan internet.
3. Perangkat keras komputer.
4. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.
Untuk lebih jelasnya, LITA membagi ke empat kategori tersebut dalam beberapa
variabel seperti yang digambarkan dalam tabel berikut ini.
NO.
KATEGORI
1.
PENGETAHUAN
UMUM KOMPUTER
2.
KETERAMPILAN
YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN INTERNET
3.
PERANGKAT KERAS
KOMPUTER
4.
PRODUK-PRODUK
YANG BERHUBUNGAN
DENGAN OTOMASI
PERPUSTAKAAN
1 Bagian komputer dan
fungsinya (CPU, hard
drive, RAM)
Membuat halaman
WEB denan Front
Page atau Dreameaver
Kamera digital Sistem Perpustakaan
terintegrasi (senayan,
prajna, lontar, dll)
2 Sistem operasi
komputer (Microsoft
Windows, dll)
Membuat halaman
WEB dengan
XHTML dan CSS
Video rekam digital Tautan (Link) artikel
11
3 Perangkat lunak
aplikasi (word, excel,
power point, dll)
Protokol internet
(HTTP, FTP, SMTP)
Drive USB Managemen sumber
elektronik
4 Keamanan komputer
(antivirus, anti-
spyware)
Layanan referensi
maya dengan
menggunakan Yahoo
Mesenger atau
sejenisnya
Proyektor/LCD Alat penelusuran
(MetaLib, WebFeat)
5 Penanganan masalah
dasar komputer (kenapa
printer tidak jalan,
kenapa komputer
terkunci, dll)
Skema metadata
online (Dublin Core,
EAD)
PDA Managemen peminjaman
antar perpustakaan
6 Penanganan dan
pemeliharaan komputer
lanjutan (installasi
software, bongkar
pasang kabel/harddisk,
dll)
XML Komputer tablet Managemen aset digital
(Digitool, ResourceSpace)
7 Konfigurasi dan
penanganan jaringan
kabel atau nirkabel
Penelusuran Basisdata
Online (seperti
penggunaan operator
Boolean pada
EBSCO/JSTOR dll)
Smartboard Perangkat lunak
institutional repository
(Dspace, Eprint)
8 Digitalisasi atau men-
scan bahan tercetak
Blog e-book reader Public Access System
(Software reservasi
komputer, atau kontrol
percetakan)
9 Teknologi untuk
layanan pengguna yang
mempunyai kelainan
kemampuan
Wiki MP3 Player Perangkat keras dan lunak
barcode magnetik
10 Software permainan
(Games)
Situs Jaringan Sosial
(facebook atau yang
lainnya)
Perangkat keras dan lunak
RFID
11 Software editing photo
(Photoshop)
Podcasting
Perencanaan teknologi
perpustakaan
12 Membuat dan
memelihara basisdata
(Ms. Access, atau
MySOL)
RSS
Proposal otomasi
perpustakaan
13 Bahasa Scripting (PHP,
JavaScript)
Thin clients
14 Bahasa pemograman
orientasi objek (Visual
Basic, Java)
Evaluasi validitas dan
penanggung jawab
situs WEB
15 Administrasi Server
(WEB server, network
drives)
Membuat tutorial
literasi informasi
online
Sumber: disarikan dari Thompson (2009)
C. Pengertian Kurikulum
Sebelum memahami peran kurikulum di dalam sistem pendidikan tinggi, perlu kita
pahami dulu makna dari kurikulum itu sendiri. Menurut pendapat Johnson dalam “Buku
Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi” Ditjen Dikti (2008), dijelaskan
bahwa kurikulum memiliki makna yang beragam baik antar negara maupun antar institusi
12
penyelenggara pendidikan. Hal ini disebabkan karena adanya interpretasi yang berbeda
terhadap kurikulum, yaitu dapat dipandang sebagai suatu rencana (plan) yang dibuat oleh
seseorang atau sebagai suatu kejadian atau pengaruh aktual dari suatu rangkaian peristiwa.
Kurikulum menurut Ditjen Dikti (2008:5) adalah sebuah program yang disusun dan
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Jadi kurikulum bisa diartikan
sebuah program yang berupa dokumen program dan pelaksanaan program. Sebagai sebuah
dokumen kurikulum (curriculum plan) digambarkan dalam bentuk rincian matakuliah,
silabus, rancangan pembelajaran, sistem evaluasi keberhasilan. Sedang kurikulum sebagai
sebuah pelaksanan program adalah bentuk pembelajaran yang nyata-nyata dilakukan
(actual curriculum).
Dalam salah satu artikel “Swara Dipertais” (Oktober: 2004), dijelaskan bahwa
kurikulum dapat dimaknai sebagai suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas
pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar.
Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa
dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan
mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum
tersebut. Aspek lain dari makna kurikulum adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar
di sini dimaksudkan adalah pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik seperti
yang direncanakan dalam dokumen tertulis. Pengalaman belajar peserta didik tersebut
adalah konsekuensi langsung dari dokumen tertulis yang dikembangkan oleh
dosen/instruktur/pendidik. Dokumen tertulis yang dikembangkan dosen ini dinamakan
Rencana Perkuliahan/Satuan Pembelajaran. Pengalaman belajar ini memberikan dampak
langsung terhadap hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu jika pengalaman belajar ini
tidak sesuai dengan rencana tertulis maka hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak
dapat dikatakan sebagai hasil dari kurikulum.
13
Lebih khusus lagi dalam Kepmendiknas No.232/U/2000, kurikulum pendidikan
tinggi didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun
bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.
D. Perubahan Kurikulum
Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja,
mendorong perguruan tinggi perlu membekali lulusannya dengan kemampuan adaptasi dan
kreativitas agar dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang cepat tersebut. Alasan
inilah yang seharusnya mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan
pengembangan pendidikan tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dituangkan
dalam bentuk: (i) Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (KPPT-JP)
III, 1995-2005, yang dilanjutkan dengan (ii) Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang
(SPT-JP atau HELTS), 2003-2010, maka sebagai lembaga pendidikan tinggi haruslah
memperhatikan sejauhmana kurikulum yang dimilikinya telah memenuhi kebutuhan
stackholdernya sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakatnya.
Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Sistem pendidikan tinggi dilihat sebagai sebuah proses akan memiliki
empat tahapan pokok yaitu (1) Masukan; (2) Proses; (3) Luaran; dan (4) hasil ikutan
(outcome). Yang termasuk dalam kategori masukan antara lain adalah dosen, mahasiswa,
buku, staf administrasi dan teknisi, sarana dan prasarana, dana , dokumen kurikulum, dan
lingkungan. Yang masuk dalam kategori proses adalah proses pembelajaran, proses
penelitian, proses manajemen. Yang dikategorikan luaran adalah lulusan, hasil penelitian
dan karya IPTEKS lainnya, sedang yang termasuk dalam kategori hasil ikutan (outcome)
14
antara lain adalah penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap luaran perguruan
tinggi, kesinambungan, peningkatan mutu hidup masyarakat dan lingkungan.
Perubahan sebuah kurikulum sering hanya terfokus pada pengubahan dokumen saja,
tetapi pelaksanaan pembelajaran, penciptaan suasana belajar, cara evaluasi/asesmen
pembelajaran, sering tidak berubah. Sehingga dapat dikatakan perubahan kurikulum hanya
pada tataran konsep atau mengubah dokumen saja. Ini bisa dilihat dalam sistem pendidikan
yang lama dimana kurikulum diletakan sebagai aspek input saja. Tetapi dengan cara
pandang yang lebih luas kurikulum bisa berperan sebagai : (1) Kebijakan manajemen
pendidikan tinggi untuk menentukan arah pendidikannya; (2) Filosofi yang akan mewarnai
terbentuknya masyarakat dan iklim akademik; (3) Patron atau Pola Pembelajaran; (4)
Atmosfer atau iklim yang terbentuk dari hasil interaksi manajerial PT dalam mencapai
tujuan pembelajarannya; (5) Rujukan kualitas dari proses penjaminan mutu; serta (6)
Ukuran keberhasilan PT dalam menghasilkan lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan demikian nampak bahwa kurikulum tidak hanya berarti sebagai suatu
dokumen saja, namun mempunyai peran yang kompleks dalam proses pendidikan. Oleh
karenanya, Ditjen Dikti (2008:5) mempertegas lagi bahwa kurikulum tidak hanya sekedar
dilihat dari dokumen dan struktur kurikulumnya saja, namun perlu diikuti dengan
pembelajarannya. Perubahan kurikulum berarti juga perubahan pembelajaran terutama
perubahan perilaku dan pola pikir dari peserta serta pelaku pembelajarannya, agar outcome
pembelajaran yang ditetapkan dapat benar-benar tercapai.
Ada enam dimensi pengembangan kurikulum untuk pendidikan tinggi yaitu
pengembangan ide dasar untuk kurikulum, pengembangan program, rencana
perkuliahan/satuan pembelajaran, pengalaman belajar, penilaian dan hasil. Keenam
dimensi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu Perencanaan
Kurikulum, Implementasi Kurikulum, dan Evaluasi Kurikulum. Perencanaan Kurikulum
15
berkenaan dengan pengernbangan Pokok Pikiran/Ide kurikulum dimana wewenang
menentukan ada pada pengambil kebijakan urtuk suatu lembaga pendidikan. Sedangkan
Implementasi kurikulum berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum di lapangan (lembaga
pendidikan/kelas) dimana yang menjadi pengembang dan penentu adalah dosen/tenaga
kependidikan. Evaluasi KurikuIum merupakan kategori ketiga dimana kurikulum dinilai
apakah kurikulum memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang sudah dirancang
ataukah ada masalah lain baik berkenaan dengan salah satu dimensi ataukah
keseluruhannya. Dalam konteks ini evaluasi kurikulum dilakukan oleh tim di luar tim
pengembang kurikulum dan dilaksanakan setelah kurikulum dianggap cukup waktu untuk
menunjukkan kinerja dan prestasinya (lihat di http://www.ditpertais.net/swara/warta17-
03.asp)
E. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang pada tahap perencanaan,
terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi oleh kemungkinan-
kemungkinan pendekatan kompetensi yang dapat menjawab tantangan yang muncul.
Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi pemikiran kurikulum berbasis
kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi,
kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan, serta
jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi
bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun
dunia ilmu.
Kurikulum Berbasis Kompetensi ditujukan untuk menciptakan lulusan yang
kompeten untuk membangun kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Kurikulum
ini merupakan suatu sistem kurikulum nasional yang mengakomodasikan berbagai
16
kebutuhan tingkat nasional, daerah, dan sekolah, serta dapat diperkaya untuk kepentingan
global. Sebagai suatu sistem, Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan standar
kompetensi nasional. Daerah dan sekolah menjabarkan standar tersebut ke dalam
seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan, pengalaman belajar, materi pembelajaran,
alokasi waktu, pengelolaan kelas, media dan sumber belajar, serta penilaian hasil belajar.
Dalam rangka implementasi KBK di perguruan Tinggi, maka hendaknya
memperhatikan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 yang
menetapkan Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa sebagai kelompok kompetensi. Dalam Surat Keputusan tersebut
dikemukakan struktur kurikulum berdasarkan tujuan belajar (1) Learning to know, (2)
learning to do, (3) learning to live together, dan (4) learning to be.
Berdasarkan pemikiran tentang tujuan belajar tersebut maka setiap mata kuliah harus
menggambarkan sumbangan atas 5 kelompok yaitu: (1) Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK) (2) Mata Kuliah Keilmuan Dan Ketrampilan (MKK) (3) Mata Kuliah
Keahlian Berkarya (MKB) (4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan (5) Mata Kuliah
Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
F. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang muatan kompetensi TI
pustakawan dalam kurikulum yang telah dilakukan di Indonesia, salah satunya adalah yang
dilakukan oleh Titiek Kismiyati, mahasiswa pada program S2 Ilmu Perpustakaan
Universitas Indonesia. Penelitian yang dilaporkan dalam tesis ini merupakan salah satu
upaya untuk mengidentifikasi kebutuhan kompetensi TI di antara para pustakawan, serta
kaitannya dengan penyelenggaraan program pendidikan professional bidang perpustakaan,
dokumentasi dan informasi (pusdokinfo). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
17
mana mata kuliah TI Program S1 Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Indonesia sudah mengacu pada kompetensi yang harus dimiliki oleh
pustakawan sesuai tuntutan paradigma baru. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, yakni
kategori-kategori kompetensi TI yang direduksi dari basil wawancara dan tinjauan atas
dokumen yang terkait. Populasi responden sebanyak 12 orang yang berasal dari
perpustakaan-perpustakaan yang telah menggunakan TI relatif cukup lama dan maju sesuai
dengan tingkatan masing-masing. para penulis dalam literatur yang ditclaah. Sementara
itu, dari penelaahan terhadap kurikulum/silabus Program Pendidikan S-I Ilmu
Perpustakaan pada JIP-FIB UI dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan profesional
perpustakaan tersebut telah menyesuaikan silabusnya dengan kebutuhan kompetensi TI di
lapangan (http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20250583&lokasi=lokal).
Penelitian berikutnya adalah kajian analisis konten beberapa literatur yang
dilakukan oleh Himma Dewiyana dari Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatra
Utara. Hasil kajiannya menyimpulkan bahwa terdapat 12 (22%) mata kuliah yang
berhubungan dengan kompetensi TI, seperti digambarkan dalam gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1: Presentasi Mata Kuliah Berdasarkan Kompetensi
Secara lebih rinci kompetensi tersebut terbagi dalam dua kompetensi dasar, yaitu:
Technology Skill and Network Management; Media Management Storage and Retrieval.
18
Masing-masing kompetensi tersebut digambarkan dengan beberapa indikator yang harus
dicapai dengan rincian sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:
Tabel 2.1
Nama Mata Kuliah Berdasarkan Kompetensi TI
(Sumber: Himma, 2006)
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian deskriptif dengan mengunakan
metode kauntitatif . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran setiap variabel
kompetensi TI secara mandiri yang terdiri dari (1). Kompetensi TI yang telah diterapkan di
perpustakaan atau lembaga informasi lainnya tempat di mana mahasiswa jurusan Ilmu
Perpustakaan melaksanakan PKL; (2). Kompetensi TI yang telah dimiliki oleh mahasiswa
jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah melaksanakan PKL; (3). Kompetensi TI yang
dibutuhkan oleh mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan setelah melaksanakan PKL. Obyek
penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu
perpustakaan semester VI tahun ajar 2012/2013 yang telah melaksanakan PKL di
semester sebelumnya (75 orang).
B. Metode Penentuan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non random
sampling, artinya peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk dijadikan anggota sampel. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah
Purposive Sampling atau Judgment Sampling, yakni teknik yang dilakukan berdasarkan kriteria
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau pertimbangan dari peneliti. Dengan kata
lain, asal saja calon responden tersebut sesuai dengan sampel yang diinginkan siapapun
responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dijadikan sebagai elemen-
elemen sampel penelitian.
20
C. Metode Pengumpulan Data
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa persepsi (opini, sikap, pengalaman)
secara individual atau kelompok, hasil observasi suatu kejadian atau kegiatan dan hasil
pengujian. Adapun data primer yang gunakan yaitu:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan
langsung kepada responden, yaitu mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah
melaksanakan PKL di berbagai institusi. Kuesioner yang digunakan berdasarkan standar
LITA yang terdiri dari 4 kategori, yaitu:
1. Pengetahuan umum komputer (15 variabel).
2. Keterampilan yang berhubungan dengan internet (15 variabel).
3. Perangkat keras komputer (9 variabel).
4. Produk-produk yang berhubunan dengan otomasi perpustakaan (12 variabel).
Pada masing-masing kategori para mahasiswa diminta untuk memberikan tanda ( X )
pada salah satu aspek berikut ini:
(A) KEBUTUHAN : Sangat Penting; Penting; Tidak Penting; atau Sangat Tidak
Penting
(B) PENERAPAN DI TEMPAT PKL : Ada; atau Tidak Ada
(C) KEMAMPUAN DIRI : Mampu; atau Tidak Mampu (lihat lampiran).
b. Observasi
Penelitian ini dilakukan dengan observasi pada sarana perpustakaan, berupa
pengamatan langsung dan pengambilan data objek penelitian pada situs-situs perpustakaan
tempat pelaksanaan PKL mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan pada tahun ajar
2012/2013.
21
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yangdiperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara.Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu:
a. Riset kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca buku,
literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data dari internet.
b. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip
langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait, yang berhubungan dengan
penelitian.
D. Metode Analisis
Data diuji dan dianalisis dengan (SPSS) versi 20. Adapun analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Analisis ini digunakan untuk
memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan demograpi
responden. Statistik deskriptif juga dapat menjelaskan skala jawaban responden pada
setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum rata-rata, dan standar deviasi.
Disamping itu juga untuk mengetahu demograpi responden yang terdiri dari kategori,
tempat PKL dan jenis perpustakaan.
Selain itu dilakukan juga uji kualitas data dengan uji validitas dan reabilitas data.
Uji validitas data digunakan untuk mengukur sah/valid tidaknya suatu kuesioner, suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesiner mampu mengungkapkan suatu
yang diukur pada kuesioner tersebut. Pengujian validitas butir pertanyaan ini
menggunakan person Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-
masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan dibawah 0.05,
maka butir pertanyaan tersebut dinyataka valid dan sebaliknya.
22
Sedangkan instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach
alpha > 0.60 maka data tersebut mempunyai keandalan yang tinggi.
E. Operasional Variabel dalam Penelitian
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-
variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas serta tidak
menimbulkan berbagai tafsiran. Pertayaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-
masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu suatu
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari responden bersifat kualitatif
dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 4 (empat) point skala
Likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 51 variabel yang dikelompokan dalam 4
pertanyaan umum dalam kategori: 1). Pengetahuan komputer secara umum; 2).
Keterampilan yang berhubungan dengan internet; 3). Perangkat keras komputer; 4).
Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.
D. Waktu Pelaksanaan Penelitian
No. Jenis Kegiatan Realisasi/ Bulan 2013
Apr. Mei. Jun. Jul. Ags. Sep. Okt.
01 Penyusunan Proposal Penelitian X X
02 Presentasi Proposal X
03 Pengumpulan Data (Survei,
Observasi, Wawancara)
X X
04 Pengolahan dan analisis Data X X
05 Penyusunan Draft Laporan X X
06 Penggadaan, Penjilidan, dan
Penyerahan Hasil
X
07 Seminar Hasil Penelitian X
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kompetensi Teknologi Informasi dalam Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan
Jurusan Ilmu Perpustakaan merupakan salah satu program studi yang ada di
Fakultas Adab dan Hunaiora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Program Studi ini
berdiri sejak tahun 1999 dengan Ketua Program Studi Zaenal Arifin, MLIS. Sejak mulai
berdiri sampai tahun 2013, program studi ini telah mendapatkan sertifikat akreditasi
dengan nilai B sebanyak dua kali, yaitu untuk periode tahun 2006 s/d 2011 dan 2011 s/d
2016.
Tujuan didirikan program studi ini adalah untuk menghasilkan sarjana muslim
dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang mampu menerapkannya secara
professional dalam pengembangan masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi yang telah
dicanangkannya, yaitu “Menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi berbasis riset
dan agama yang terkemuka dalambidang ilmu perpustakaan dan informasi”.
Beberapa langkah yang ditempuh dalam merealisasikan visi tersebut tergambar
dalam misi yang dijalankan berikut ini:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu perpustakaan yang berkualitas;
2. Menumbuhkan budaya riset ilmu perpustakaan;
3. Melakukan pengabdian pada masyarakat terutama dalam bidang perpustakaan dan
informasi secara professional. (UIN Jakarta, 2012: 114).
Untuk memenuhi capaian visi dan misi di atas, pada awalnya (1999) program
studi ilmu perpustakaan telah menyusun kurikulum dengan jumlah total bobot 150 sks.
Di antara beberapa mata kuliah yang ditawarkan terdapat kurang lebih 3 mata kuliah
24
atau sekitar 6 sks yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kompetensi teknologi
informasi, yaitu: 1). Aplikasi Teknologi Informasi 1 bobot 2 sks; 2). Aplikasi
Teknologi Informasi 2bobot 2sks; dan 3). Otomasi perpustakaanbobot 3 sks.
Untuk lebih jelasnya tuntutan kompetensi dasar pada ketiga mata kuliah tersebut
dapat di lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Muatan Kompetensi Teknologi Informasi
Dalam Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No. Nama
Mata Kuliah
Kompetensi
Dasar
Topik
Pembahasan
1. Aplikasi Teknologi
Informasi (ATI) 1
1. Menjelaskan konsep
teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
2. Menjelaskan gambaran
perkembangan perangkat
keras dan lunak
komputer
3. Menjelaskan konsep
basis data
4. Menjelaskan konsep
penerapan TIK di
perpustakaan
1. Menjelaskan konsep
teknologi informasi
2. Menjelaskan manfaat dan
tujuan penerapan teknologi
informasi
3. Menyebutkan
permasalahan dalam
penerapan teknologi
informasi
4. Menjelaskan konsep
teknologi komunikasi
5. Menjelaskan perbedaan
konsep jaringan lokal
(LAN) dan luas (WAN)
6. Menjelaskan gambaran dan
penggunaan fasilitas
internet.
7. Menganalisa
perkembangan dan
penggunaan perangkat
keras komputer
8. Menjelaskan
perkembangan dan
penggunaan perangkat
lunak komputer
9. Menjelaskan konsep basis
data
10. Menyebutkan ciri-ciri dan
penggunaan aplikasi basis
data
11. Menjelaskan konsep
otomasi perpustakaan
12. Menyebutkan manfaat dan
tujuan otomasi
25
perpustakaan
13. Menganalisa ciri-ciri
aplikasi otomasi
perpustakaan
14. Menjelaskan konsep
perpustakaan digital
15. Menyebutkan manfaat dan
tujuan digitalisasi
perpustakaan
16. Menganalisa ciri-ciri dan
penggunaan aplikasi
perpustakaan digital
2. Aplikasi Teknologi
Informasi (ATI) 2
1. Menggunakan program
aplikasi basis data dalam
kegiatan layanan
perpustakaan.
2. Menggunakan program
aplikasi pengelolaan
citra untuk kegiatan
layanan perpustakaan.
3. Menggunakan program
aplikasi sistem informasi
perpustakaan.
1. Membuat tabel data
kegiatan layanan
perpustakaan dengan
program Microsoft Access.
2. Membuat/form antar muka
berbasis Ms. Access untuk
pengelolaan data pada
kegiatan layanan
perpustakaan.
3. Membuat tabel data
kegiatan layanan
perpustakaan dengan
program PHPMyAdmin.
4. Menggunakan form antar
muka berbasis
PHPMyAdmin untuk
pengelolaan data pada
kegiatan perpustakaan.
5. Menggunakan fungsi menu
program aplikasi
photoshop
6. Mengolah citra/photo
untuk kegiatan layanan
perpustakaan.
7. Menggunakan program
applikasi sistem informasi
perpustakaan terotomasi.
8. Menggunakan program
applikasi sistem informasi
perpustakaan digital.
9. Menggunakan program
applikasi sistem informasi
perpustakaan terintegrasi.
26
3. Otomasi
Perpustakaan
1. Memahami konsep dasar
otomasi perpustakaan
2. Memahami rancang
bangun sistem sistem
otomasi perpustakaan
1. Menjelaskan pengertian
dan karakteristik otomasi
perpustakaan
2. Menjelaskan penerapan TI
dalam sistem otomasi
perpustakaan
3. Menjelaskan komponen
yang diperlukan dlm
otomasi perpustakaan
4. Menjelaskan aspek
manusia dalam otomasi
perpustakaan
5. Menjelaskan Implementasi
Otomasi Perpustakaan
Sumber: Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Jurusan Ilmu Perpustakaan tahun 2009.
Dari gambaran tabel muatan kompetensi TI di atas dapat diketahui bahwa hanya
15 variabel atau baru sekitar 28,8% kompetensi sesuai dengan standar kompetensi
LITA yang secara langsung dapat dipenuhi oleh kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Pada kategori pertama, pengetahuan umum komputer, beberapa variabel
kompetensi yang terpenuhi meliputi: bagian komputer dan fungsinya, sistem operasi
komputer, perangkat lunak aplikasi, konfigurasi dan penangan jaringan kabel dan
nirkabel, software editing photo, dan membuat dan memelihara basis data. Variabel-
variabel tersebut terdapat dalam mata kuliah ATI 1 dan 2 (lihat tabel 4.1 di atas).
Kategori kedua keterampilan yang berhubungan dengan internet. Pada kategori
ini hanya ada 3 variabel yang dapat dipenuhi dan terdapat dalam mata kuliah ATI 2,
diantaranya: membuat halaman WEB dengan Dreamweaver, penelusuran basis data
online (seperti penggunaan operator Boolean pada EBSCO atau JSTOR), kemudian
yang terakhir adalah penggunaan Blog.
Kategori ketiga adalah perangkat keras komputer. Dari 9 variabel yang secara
langsung dibahas dalam topik khusus pada silabus maupun satuan acara perkuliahan
tidak disebutkan secara tertulis. Pembahasan mengenai jenis-jenis perangkat keras
seperti: kamera digital, video rekam digital, drive USB, proyektor/LCD, PDA,
27
komputer tablet, smartboard, e-book reader, dan MP3 player biasanya hanya dibahas
sepintas pada mata kuliah ATI 1 pada sub topik perkembangan dan penggunaan
perangkat keras komputer.
Katerogi terakhir, ke empat, mengenai produk-produk yang berhubungan dengan
otomasi perpustakaan. Pada kategori ini kurang lebih hampir 50% terdapat dalam mata
kuliah otomasi perpustakaan. Pembahasan yang secara langsung tertulis dalam salabus
di antaranya: sistem perpustakaan terintegrasi, alat penelususan, managemen
peminjaman antar perpustakaan, perencanaan teknologi perpustakaan, dan proposal
otomasi perpustakaan. Selain itu, secara sepintas dibahas juga dalam mata kuliah ATI 1
dan 2.
Lebih jauh lagi, jika ditelusuri lewat beberapa mata kuliah yang lain, beberapa di
antaranya ada beberapa variabel kompetensi yang secara tertulis diberikan sebagai topik
pembahasan yang berkenaan dengan kompetensi TI ini. Di antaranya terdapat dalam
mata kuliah Sistem Simpan dan Temu Kembali Informasi, Sistem Jaringan dan Kerja
sama Perpustakaan, serta beberapa mata kuliah lainnya yang pada dasarnya dapat
memasukan kompetensi TI secara terintegrasi dalam pokok-pokok pembahasannya.
B. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Dalam kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) merupakan
salah satu mata kuliah yang “wajib” diikuti oleh mahasiswa dengan bobot 2 sks.
Melalui kegiatan ini para mahasiswa dapat mengimplementasikan pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki dalam kegiatan nyata. Selain itu, mereka juga
diharapkan dapat memberi mengevaluasi kegiatan perpustakaan dan dapat
mengembangkan pengetahuan teoritis.
28
Kegiatan ini diarahkan kepada pelaksanaan program atau kegiatan-kegiatan
praktis yang terkait dengan:
1. Disiplin ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi;
2. Teknik operasional profesi di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi;
3. Pengelolaan, manajemen, dan administrasi layanan pusdokinfo;
4. Pemecahan masalah yang ditemui secara akademis;
5. Membangkitkan kemampuan kerja mahasiswa secara tim.
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini, antara lain: 1) memfasilitasi
terwujudnya 4 pilar tujuan pembelajaran ( learning to know, learning to do, learning to
be, leaerning to live together ); 2) mendorong pengembangan kerja sama dan jaringan
perpustakaan dengan sesama pusdokinfo, PEMDA, LSM, lembaga/organisasi donor
pengembangan sistem nasional perpustakaan sesuai dengan UU no, 43 tahun 2007
tentang perpustakaan.
Berangkat dari tujuan di atas, maka pelaksanaan PKL untuk mahasiswa Jurusan
Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat dilakukan pada semua
jenis perpustakaan, yakni Perpustakaan Umum, Perpsutakaan Perguruan Tinggi,
Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah, Perpsutakaan Nasional atau Lembaga
lain yang sejenis seperti pusat (layanan) dokumentasi dan pusat (layanan) informasi.
Kegitan PKL untuk periode tahun ajar 2012/2013 diikuti oleh 75 mahasiswa
yang duduk di semester VI, dan 11 mahasiswa yang duduk pada semester VII dan
IX.Dalam hal penelitian ini, penulis telah membatasi bahwa perolehan data dibatasi
pada mahasiswa yang duduk di semester VI.
Kegiatan PKL mahasiswa semester VIdilaksanakan di beberapa tempat seperti
digambarkan dalam tabel 4.2. Berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut, lebih
dari setengahnya atau sekitar 61,8% (42 mahasiswa) pelaksanaan PKL berada di
29
perpustakaan khusus. Kemudian sekitar 23,5% atau 16 mahasiswa melaksanakannya di
perpustakaan perguruan tinggi, dan sisanya 14,7% (10 mahasiswa) melaksanakannya
di perpustakaan umum.
Tabel 4.2 Tempat Pelakasanaan PKL Berdasarkan
Sumber: Data Primer Hasil Olah , 2013.
Secara umum, dari data yang diperoleh di atas menunjukan bahwa sebagian besar
perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL adalah perpustakaan khusus yang
ada di bawah naungan pemerintah baik itu yang sifatnya departemen maupun non-
departemen yang notabene rata-rata sudah cukup mapan dalam pengelolaannya,
terutama dalam penerapan teknologi informasi dalam tata kelolanya. Dengan demikian,
penelitian yang dilakukan ini bisa dijadikan landasan untuk menggambarkan kondisi
riil penerapan teknologi informasi di perpustakaan yang ada di Indonesia.
C. Deskripsi Penerapan Kompetensi TI di Tempat PKL
Gambaran untuk penerapan kompetensi TI di tempat pelaksanaan PKL ini
didapatkan dari hasi penyebaran kuesioner dengan jumlah pertanyaan sekitar 52 butir
yang di bagi dalam 4 kategori: 1) pengetahuan umum komputer; 2) keterampilan yang
berhubungan dengan internet; 3) perangkat keras komputer; dan 4) produk-produk yang
30
berhubungan dengan manajemen sistem otomasi perpustakaan. Berikut ini adalah
jumlah dan prosentase hasil jawaban masing-masing kategori:
a. Pengetahuan Umum Komputer.
Tabel 4.3 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah , 2013.
Berdasarkan tabel 4.3diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan ada
penerapan kompetensi bagian komputer dan fungsinya, dengan distribusi frekuensi
sebanyak 89,7%atau sekitar 61 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada
penerapanhanya sebagian kecil 10,3% ( 7 responden). Hal ini menunjukan bahwa
sebagian besar perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan
kompetensi TI mengenai bagian-bagian komputer dan fungsinya.
Tabel 4.4 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden menyatakan ada
penerapan kompetensi sistem operasi komputer, dengan frekuensi 68 responden atau
31
100%. Hal ini berarti bahwa seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL telah menerapkan kompetensi TI mengenai sistem operasi komputer.
Tabel 4.5 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hampir seluruh responden menyatakan
ada penerapan kompetensi perangkat lunak aplikasi, dengan distribusi frekuensi
sebanyak 98,5% atau sekitar 67 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada
penerapan hanya 1,5% (1 responden). Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh
perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI
mengenai perangkat lunak aplikasi.
Tabel 4.6 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa data valid untuk penerapan kompetensi
keamanan komputer sebanyak 86,6% atau sekitar 58 responden menyatakan ada.
Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 13,4 % atau 9 responden, dan
32
1,5% atau 1 responden tidak menjawab. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan
kompetensi TI dalam masalah keamanan komputer.
Tabel 4.7 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hampir seluruh responden menyatakan
ada penerapan kompetensi penanganan masalah dasar komputer, dengan distribusi
frekuensi sebanyak 86,8% atau sekitar 59 responden. Sedangkan yang menyatakan
tidak ada penerapan hanya 13,2% atau sekitar 9 responden. Hal ini menunjukan bahwa
hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan
kompetensi TI dalam penanganan masalah dasar komputer.
Tabel 4.8 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa lebih dari setengah responden
menyatakan ada penerapan kompetensi penanganan dan pemeliharaan komputer
lanjutan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 63,2% atau sekitar 43 responden.
33
Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hampir setengahnya, yaitu
sekitar36,8% (25 responden). Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya
perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI
mengenai penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan.
Tabel 4.9 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa lebih dari setengah responden
menyatakan ada penerapan kompetensi konfigurasi dan penanganan jaringan kabel dan
nirkabel, dengan distribusi frekuensi sebanyak 63,2% atau sekitar 43 responden.
Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hampir setengahnya, yaitu sekitar
36,8% (25 responden). Ini berarti bahwa lebih dari setengahnya perpustakaan tempat
mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam konfigurasi dan
penanganan jaringan kabel dan nirkabel.
Tabel 4.10 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
34
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan
ada penerapan kompetensi digitalisasi bahan tercetak, dengan distribusi frekuensi valid
sebanyak 78,8% atau sekitar 52 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada
penerapan hanya21,2% (14 responden). Ini berarti bahwa sebagian perpustakaan tempat
mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam kegiatan
digitalisasi bahan tercetak.
Tabel 4.11 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah , 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan teknologi untuk melayani pengguna berkelainan,
dengan distribusi frekuensi sebanyak 48,5% atau sekitar 32 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu51,5% (34 responden).
Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL belum menerapkan kompetensi TI dalam melayani pengguna berkelainan.
35
Tabel 4.12 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi software permainan, dengan
distribusi frekuensi yang valid sebanyak 43,9% atau sekitar 29 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 56,1% (37
responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL tidak terlalu banyak menerapkan kompetensi TI untuk software
permainan.
Tabel 4.13 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk software editing photo, dengan
36
distribusi frekuensi valid sebanyak 58,2% atau sekitar 39 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 41,8% (28 responden).
Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam penggunaan software editing photo.
Tabel 4.14 Penerapan Kompensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk membuat dan memelihara
basisdata, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 71,2% atau sekitar 47 responden.
Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu
28,8% (19 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat
mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam membuat dan
memelihara basisdata.
Tabel 4.15 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
37
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensidalam penggunaan bahasa scripting,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 47% atau sekitar 31 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 53% (35
responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam menggunakan bahasa
scripting.
Tabel 4.16 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk bahasa pemograman orientasi
objek, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54% atau sekitar 34 responden.
Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 46%
(29 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam menggunakan bahasa
pemograman orientasi objek.
38
Tabel 4.17 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk administrasi server, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 80,6% atau sekitar 50 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 19,4% (12 responden).
Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam mengelola administrasi server.
Dari 15 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh
perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan
kompetensi pengetahuan umum komputer. Selanjutnya, hampir seluruhnya,80% atau
sekitar 12 variabel(lihat tabel 4.18) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan hanya 3
variabel atau 20% yang berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa
pengetahuan umum komputer telah menjadi salah satu kompetensi yang sangat penting
di tempat mahasiswa melaksanakan PKL.
39
Tabel 4.18
Penerapan Kompetensi Pengetahuan Umum Komputer
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet.
Tabel 4.19 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk membuat halaman web dengan
menggunakan frontpage atau dreamweaver, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak
42,4% atau sekitar 28 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan
lebih dari setengahnya, yaitu 57,6% (38 responden). Hal ini berarti kurang dari
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Bagian komputer dan fungsinya (CPU, hard drive, RAM) 89,7%
2 Sistem operasi komputer (Microsoft Windows, dll) 100%
3 Perangkat lunak aplikasi (word, excel, power point, dll) 98,5%
4 Keamanan komputer (antivirus, anti-spyware) 85,3%
5 Penanganan masalah dasar komputer (kenapa printer tidak jalan,
kenapa komputer terkunci, dll)
86,8%
6 Penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan (installasi
software, bongkar pasang kabel/harddisk, dll)
63,2%
7 Konfigurasi dan penanganan jaringan kabel atau nirkabel 63,2%
8 Digitalisasi atau men-scan bahan tercetak 76,5%
9 Teknologi untuk layanan pengguna yang mempunyai kelainan
kemampuan
48,5%
10 Software permainan (Games) 43,9%
11 Software editing photo (Photoshop) 58,2%
12 Membuat dan memelihara basisdata (Ms. Access, atau MySOL) 71,2%
13 Bahasa Scripting (PHP, JavaScript) 47,0%
14 Bahasa pemograman orientasi objek (Visual Basic, Java) 54,0%
15 Administrasi Server (WEB server, network drives) 80,6%
40
setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan
kompetensi TI dalam membuat halaman web dengan menggunakan front page atau
dreamweaver.
Tabel 4.20 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk membuat halaman web dengan
menggunakan XHTML atau CSS, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 33,8%
atau sekitar 22 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari
setengahnya, yaitu 66,2% (43 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya
perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam
membuat halaman web dengan menggunakan XHTML atau CSS.
Tabel 4.21
Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
41
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk protokol internet, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 42,9% atau sekitar 27 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 57,1% (36 responden).
Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL menerapkan kompetensi TI untuk protokol internet.
Tabel 4.22
Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk layanan referensi maya dengan
YahooMesenger atau sejenisnya, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 60% atau
sekitar 39 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari
setengahnya, yaitu 40% (26 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya
perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam
layanan referensi maya dengan YahooMesenger atau sejenisnya.
42
Tabel 4.23 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk skema metadata online,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 28,8% atau sekitar 19 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 71,2% (47
responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI untuk skema metadata online.
Tabel 4.24 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi bahasa pemograman XML,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 30% atau sekitar 18 responden. Sedangkan
43
yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 70% (42
responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam bahasa pemograman XML.
Tabel 4.25 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penelusuran basisdata online, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 48,5% atau sekitar 32 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 51,5% (34 responden).
Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL menerapkan kompetensi TI untuk penelusuran basisdata online.
Tabel 4.26
Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
44
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi blog, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 50,8% atau sekitar 33 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada
penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 49,2% (32 responden). Hal ini berarti lebih
dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan
kompetensi TI blog.
Tabel 4.27 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi WIKI, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 42,2% atau sekitar 27 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada
penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 57,8% (37 responden). Hal ini berarti kurang
dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan
kompetensi TI dalam penggunaan WIKI.
45
Tabel 4.28 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi mengenai situs jaringan sosial,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 74,2% atau sekitar 49 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 25,8% (17
responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI mengenai situs jaringan sosial.
Tabel 4.29 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (27%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan podcasting, dengan
46
distribusi frekuensi valid sebanyak 20% atau sekitar 17 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 73% (46 responden).
Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL menerapkan kompetensi TI penggunaan podcasting.
Tabel 4.30 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan teknologi RSS, dengan distribusi frekuensi valid
sebanyak 19% atau sekitar 12 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada
penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 75% (51 responden). Hal ini berarti kurang
dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan
kompetensi teknologi RSS.
Tabel 4.31 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
47
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensithin client, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 21% atau sekitar 13 responden. Sedangkan yang menyatakan
tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 79% (49 responden). Hal ini berarti
kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL
menerapkan kompetensi TI tentangthin client.
Tabel 4.32
Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi kegiatan evaluasi validitas dan
penanggung jawab WEB, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 35,9% atau sekitar
23 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya,
yaitu 64,1% (41 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan
tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam kegiatan
evaluasi validitas dan penanggung jawab WEB.
48
Tabel 4.33 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi dalam membuat tutorial literasi
informasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,5% atau sekitar 23 responden.
Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 63,5%
(40 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam membuat tutorial literasi
informasi.
Dari 15 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh
perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan
kompetensi internet. Namun, hampir seluruhnya, 80% atau sekitar 12 variabel (lihat
tabel 4.34) ada pada posisi frekuensi di bawah 50%, dan hanya 3 variabel atau 20%
yang berada pada posisi di atasnya. Hal ini berarti bahwa penerapan kompetensi
teknologi informasi yang berhubungan dengan internetdi tempat mahasiswa
melaksanakan PKL masih rendah.
Tabel 4.34
Penerapan Kompetensi Internet
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Membuat halaman WEB denan Front Page atau Dreameaver 42,4%
2 Membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS 33,8%
49
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
c. Perangkat keras komputer.
Tabel 4.35 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan kamera digital, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 59,1% atau sekitar 39 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 40,9% (27 responden).
Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan kamera digital.
3 Protokol internet (HTTP, FTP, SMTP) 42,9%
4 Layanan referensi maya dengan menggunakan Yahoo Mesenger atau
sejenisnya
60,0%
5 Skema metadata online (Dublin Core, EAD) 28,8%
6 XML 30,0%
7 Penelusuran Basisdata Online (seperti penggunaan operator Boolean
pada EBSCO/JSTOR dll)
48,5%
8 Blog 50,8%
9 Wiki 42,2%
10 Situs Jaringan Sosial (facebook atau yang lainnya) 74,2%
11 Podcasting 20,0%
12 RSS 19,0%
13 Thin clients 21,0%
14 Evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB 35,9%
15 Membuat tutorial literasi informasi online 36,5%
50
Tabel 4.36 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan video rekam digital,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54,5% atau sekitar 36 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 45,5% (30
responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan video rekam
digital.
Tabel 4.37 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan drive USB, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 92,4% atau sekitar 61 responden. Sedangkan yang
51
menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 7,6% (5 responden).
Hal ini berarti hampir seluruhnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL
menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan drive USB.
Tabel 4.38 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan proyektor (LCD),
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 61,5% atau sekitar 40 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 38,5% (25
responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan proyektor (LCD).
Tabel 4.39 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
52
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 9 responden (13,2%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan PDA, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 32,2% atau sekitar 19 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 67,8% (40 responden).
Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan PDA.
Tabel 4.40 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan komputer tablet, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 36,9% atau sekitar 24 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 63,1% (41 responden).
Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan komputer tablet.
53
Tabel 4.41 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan smartboard, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 33,8% atau sekitar 22 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 66,2% (43 responden).
Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan smartboard.
Tabel 4.42 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan e-book reader, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 49,2% atau sekitar 32 responden. Sedangkan yang
54
menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 50,8% (33 responden).
Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaane-book reader.
Tabel 4.43 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan MP3 Player, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 50,8% atau sekitar 33 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 49,2% (32 responden).
Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan MP3 Player.
Dari 9 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh
perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan
kompetensi perangkat keras komputer. Dan lebih dari setengahnya, 55,6% atau sekitar 5
variabel (lihat tabel 4.44) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan 4 variabel lainnya
atau 20% yang berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa penerapan
kompetensi teknologi informasi yang berhubungan dengan perangkat keras komputer di
tempat mahasiswa melaksanakan PKL sudah cukup tinggi.
55
Tabel 4.44 Penerapan Kompetensi
Perangkat Keras Komputer
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.
Tabel 4.45 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan sistem perpustakaan terintegrasi,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 90,9% atau sekitar 60 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 9,1% (6 responden). Hal ini berarti
hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan
kompetensi TI tentang penggunaansistem perpustakaan terintegrasi.
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Kamera digital 59,1%
2 Video rekam digital 54,5%
3 Drive USB 92,4%
4 Proyektor/LCD 61,5%
5 PDA 32,2%
6 Komputer tablet 36,9%
7 Smartboard 33,8%
8 e-book reader 49,2%
9 MP3 Player 50,8%
56
Tabel 4.46 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan tautan artikel, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 77,6% atau sekitar 52 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan hanya 22,4% (15 responden). Hal ini berarti hampir
seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI
tentang penggunaantautan artikel.
Tabel 4.47 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengahnya
responden menyatakan ada penerapan kompetensi managemen sumber elektronik,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54,5% atau sekitar 36 responden. Sedangkan
57
yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 45,5% (30 responden). Hal ini berarti
lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan
kompetensi TI tentang managemen sumber elektronik.
Tabel 4.48 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengahnya
responden menyatakan ada penerapan kompetensi alat penelusuran, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 40,6% atau sekitar 26 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya (38 responden). Hal ini berarti
kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL
menerapkan kompetensi TI tentang alat penelusuran.
Tabel 4.49 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
58
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi manajemen peminjaman antar
perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 52,2% atau sekitar 35
responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya,
yaitu 47,8% (32 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat
mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang menajemen
peminjaman antar perpustakaan.
Tabel 4.50 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi management aset digital, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 46,2% atau sekitar 30 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 53,8% (35 responden).
Hal ini berarti kurang dari setengah perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan
PKL menerapkan kompetensi TI tentang management aset digital.
59
Tabel 4.51 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi perangkat lunak institutional
repository, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 27,7% atau sekitar 18 responden.
Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hampir seluruhnya, yaitu72,3%
(47responden). Hal ini berarti kurang dari setengah perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI perangkat lunak institutioanl repository.
Tabel 4.52 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan public access system,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 55,2% atau sekitar 37 responden. Sedangkan
60
yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 44,8% (30
responden). Hal ini berarti lebih dari setengah perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI public access system.
Tabel 4.53 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan ada penerapan kompetensi perangkat lunak dan keras barcode
magnetik, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 66,7% atau sekitar 44 responden.
Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu
33,3% (22 responden). Hal ini berarti kurang dari setengah perpustakaan tempat
mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI perangkat lunak dan keras
barcode magnetik.
Tabel 4.54 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
61
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengahnya
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan perangkat lunak dan
keras RFID, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 41,8% atau sekitar 28
responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 58,2% (39
responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaanperangkat lunak
dan keras RFID.
Tabel 4.55 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengahnya
responden menyatakan ada penerapan kompetensi perencanaan teknologi perpustakaan,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 68,2% atau sekitar 45 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak ada penerapan sekitar 31,8% (21 responden). Hal ini berarti
lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan
kompetensi TI perencanaan teknologi perpustakaan.
62
Tabel 4.56 Penerapan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengahnya
responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan perangkat lunak dan
keras RFID, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 41,8% atau sekitar 28
responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 58,2% (39
responden). Hal ini berarti hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa
melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaanperangkat lunak
dan keras RFID.
Dari 12 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh
perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan
kompetensi penggunaan produk otomasi perpustakaan. Dan lebih dari setengahnya,
yaitu 58,3% atau sekitar 7 variabel (lihat tabel 4.57) ada pada posisi frekuensi di atas
50%, dan 5 variabel lainnya atau 41,7% yang berada pada posisi di bawahnya. Hal ini
berarti bahwa penerapan kompetensi teknologi informasi yang berhubungan dengan
produk-produk otomasi perpustakaan di tempat mahasiswa melaksanakan PKL sudah
cukup tinggi.
63
Tabel 4.57 Penerapan Kompetensi
Produk Otomasi Perpustakaan
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
D. Deskripsi Kemampuan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Sebagaimana data tentang penerapan TI di tempat pelaksanaan PKL, data tentang
kemampuan kompetensi TI mahasiswa jurusan ilmu perpustsakaan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berikut ini juga diperoleh dari hasil
penyebaran kuesioner dengan jumlah butir pertanyaa 52 buah. Jawaban berikut ini
mencoba menggambarkan kondisi prosentasi kemampuan kompetensi TI mahasiswa
yang duduk di semester VI pada program studi Ilmu Perpustakaan. Rincian data hasil
perolehan kuesioner dapat dilihat pada uraian masing-masing kategori berikut ini:
a. Pengetahuan Umum Komputer.
Tabel 4.58
Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Sistem Perpustakaan terintegrasi (senayan, prajna, lontar, dll) 90,9%
2 Tautan (Link) artikel 77,6%
3 Managemen sumber elektronik 54,5%
4 Alat penelusuran (MetaLib, WebFeat) 40,6%
5 Managemen peminjaman antar perpustakaan 52,2%
6 Managemen aset digital (Digitool, ResourceSpace) 46,2%
7 Perangkat lunak institutional repository (Dspace, Eprint) 27,7%
8 Public Access System (Software reservasi komputer, atau kontrol
percetakan)
55,2%
9 Perangkat keras dan lunak barcode magnetik 66,7%
10 Perangkat keras dan lunak RFID 41,8%
11 Perencanaan teknologi perpustakaan 68,2%
12 Proposal otomasi perpustakaan 41,8%
64
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan mampu dalam kompetensi bagian komputer dan fungsinya, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 94% atau sekitar 63 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 6% (4 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian
komputer dan fungsinya.
Tabel 4.59 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan mampu dalam kompetensi sistem operasi komputer, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 98,5% atau sekitar 65 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 1,5% (1 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian sistem
operasi komputer.
65
Tabel 4.60 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan mampu dalam kompetensi perangkat lunak aplikasi, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 98,5% atau sekitar 66 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 1,5% (1 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian
perangkat lunak aplikasi.
Tabel 4.61 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan mampu dalam kompetensi keamanan komputer, dengan distribusi
66
frekuensi valid sebanyak 90,9% atau sekitar 60 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 9,1% (6 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian
keamanan komputer.
Tabel 4.62 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan mampu dalam kompetensi penanganan masalah dasar komputer, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 71,6% atau sekitar 48 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 28,4% (19 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI penanganan
masalah dasar komputer.
Tabel 4.63 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
67
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kurang dari setengahnya responden
menyatakan mampu dalam kompetensi bagian komputer dan fungsinya, dengan
distribusi frekuensi sebanyak 32% atau sekitar 22 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 67,6% (46 responden). Hal ini berarti hampir hanya
sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
bagian komputer dan fungsinya.
Tabel 4.64 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi konfigurasi dan penanganan jaringan
kabel dan nirkabel, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 16,9% atau sekitar 11
responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 83,1% (54 responden).
Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu
dalam kompetensi TI konfigurasi dan penanganan jaringan kabel dan nirkabel.
68
Tabel 4.65 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan mampu dalam kompetensi digitalisasi atau menscan bahan tercetak, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 73,4% atau sekitar 47 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 26% (17 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI digitalisasi dan
menscan bahan tercetak.
Tabel 4.66 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi teknologi untuk melayani pengguna
69
berkelainan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,9% atau sekitar 24
responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 63,1% (41 responden).
Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu
dalam kompetensi teknologi untuk melayani pengguna berkelainan.
Tabel 4.67 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan mampu dalam kompetensi software permainan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 81,8% atau sekitar 54 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak
mampu sekitar 18,2% (12 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang
melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI software permainan.
Tabel 4.68 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
70
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan mampu dalam kompetensi software editing photo, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 86,4% atau sekitar 57 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 13,6% (9 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI software
editing photo.
Tabel 4.69 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi membuat dan memelihara basisdata,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 67,7% atau sekitar 44 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak mampu sekitar 32% (21 responden). Hal ini berarti lebih dari
setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi
membuat dan memelihara basisdata.
71
Tabel 4.70 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa scripting, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 22,7% atau sekitar 15 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 77,3% (51 responden). Hal ini berarti hanya sebagian
kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa
scripting.
Tabel 4.80 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek,
72
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya
sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
bahasa pemograman orientasi objek.
Tabel 4.81 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 13 responden (19,1%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi administrasi server, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 29,1% atau sekitar 16 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 70,9% (39 responden). Hal ini berarti hanya sebagian
kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi administrasi
server.
Dari 15 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh
mahasiswa yang telah melaksanakan kegiatan PKL pada semester VI tahun ajar
2012/2013 telah mampu menerapkan kompetensi pengetahuan umum komputer. Dan
lebih dari setengahnya, yaitu 60% atau sekitar 9 variabel (lihat tabel 4.82) ada pada
posisi frekuensi di atas 50%, dan 6 variabel lainnya atau 40% berada pada posisi di
73
bawahnya. Hal ini berarti bahwa kompetensi pengetahuan umum komputer mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan sudah cukup di atas rata-rata.
Tabel 4.82 Kemampuan Kompetensi
Pengetahuan Umum Komputer
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet.
Tabel 4.83 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Bagian komputer dan fungsinya (CPU, hard drive, RAM) 94,0%
2 Sistem operasi komputer (Microsoft Windows, dll) 98,5%
3 Perangkat lunak aplikasi (word, excel, power point, dll) 98,5%
4 Keamanan komputer (antivirus, anti-spyware) 90,9%
5 Penanganan masalah dasar komputer (kenapa printer tidak jalan,
kenapa komputer terkunci, dll)
71,6%
6 Penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan (installasi
software, bongkar pasang kabel/harddisk, dll)
32,4%
7 Konfigurasi dan penanganan jaringan kabel atau nirkabel 16,9%
8 Digitalisasi atau men-scan bahan tercetak 73,4%
9 Teknologi untuk layanan pengguna yang mempunyai kelainan
kemampuan
36,9%
10 Software permainan (Games) 81,8%
11 Software editing photo (Photoshop) 86,4%
12 Membuat dan memelihara basisdata (Ms. Access, atau MySOL) 67,7%
13 Bahasa Scripting (PHP, JavaScript) 22,7%
14 Bahasa pemograman orientasi objek (Visual Basic, Java) 38,5%
15 Administrasi Server (WEB server, network drives) 29,1%
74
responden menyatakan mampu dalam membuat halaman web dengan frontpage atau
dreamweaver, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 58,5% atau sekitar 38
responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 41,5% (27 responden).
Hal ini berarti lebih dari setengahnya mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu
dalam kompetensi membuat halaman web dengan frontpage atau dreamweaver.
Tabel 4.84 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi membuat halaman web
dengan XHTML dan CSS, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 41,0% atau
sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 59,0% (38
responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL
telah mampu dalam kompetensi TI membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS.
Tabel 4.85 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
75
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 9 responden (13,2%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi protokol internet, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 30,5% atau sekitar 18 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 69,5% (41 responden). Hal ini berarti hanya sebagian
kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI protokol
internet.
Tabel 4.86
Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi layanan referensi Maya dengan
Yahoo Mesenger atau sejenisnya, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 76,6%
atau sekitar 49 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 23,4%
(15 responden). Hal ini berarti lebih dari setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL
telah mampu dalam kompetensi TI layanan referensi maya dengan Yahoo Mesenger
atau sejenisnya.
76
Tabel 4.87 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan mampu dalam skema metadata online, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 9,8% atau sekitar 6 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 90,2% (55 responden). Hal ini berarti hanya sebagian
kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI skema
metadata online.
Tabel 4.88 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 11 responden (16,2%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi XML, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 14,0% atau sekitar 8 responden. Sedangkan yang menyatakan
77
tidak mampu sekitar 86,0% (49 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI XML.
Tabel 4.89 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari
setengah responden menyatakan mampu dalam penelusuran basisdata online, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 65,6% atau sekitar 40 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 34,4% (21 responden). Hal ini berarti lebih dari
setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
penelusuran basisdata online.
Tabel 4.90 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
78
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi blog, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 70,5% atau sekitar 43 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 29,5% (18 responden). Hal ini berarti lebih dari
setengahnya mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
blog.
Tabel 4.91 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi WIKI, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 63,9% atau sekitar 39 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 36,1% (22 responden). Hal ini berarti lebih dari
setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
WIKI.
79
Tabel 4.92 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam situs sosial jaringan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 93,8% atau sekitar 61 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak
mampu sekitar 6,2% (4 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang
melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI situs sosial jaringan.
Tabel 4.93 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi podcasting, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 24,6% atau sekitar 15 responden. Sedangkan yang
80
menyatakan tidak mampu sekitar 75,4% (46 responden). Hal ini berarti hanya sebagian
kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
podcasting.
Tabel 4.94 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi RSS, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak
mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa
yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa pemograman
orientasi objek.
Tabel 4.95 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
81
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 12 responden (17,6%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi thin clien, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 14,3% atau sekitar 8 responden. Sedangkan yang menyatakan
tidak mampu sekitar 85,7% (48 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI thin clien.
Tabel 4.96 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 12 responden (17,6%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi evaluasi validitas dan
penanggung jawab situs WEB, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 21,4% atau
sekitar 12 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 78,6% (44
responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL
telah mampu dalam kompetensi TI evaluasi validitas dan penanggung jawab situs
WEB.
82
Tabel 4.97 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 11 responden (16,2%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi membuat tutorial literasi
informasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,8% atau sekitar 21 responden.
Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 63,2% (36 responden). Hal ini
berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam
kompetensi TI membuat tutorial literasi informasi.
Dari 15 variabel di atas dapat digambarkan bahwa kurang dari setengahnya
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menerapkan kompetensi keterampilan internet. Dengan
distribusi datahanya 40% atau sekitar 6 variabel (lihat tabel 4.98) ada pada posisi
frekuensi di atas 50%, dan 9 variabel lainnya atau 60% berada pada posisi di bawahnya.
Hal ini berarti bahwa kompetensi keterampilan internet mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan masih rendah atau di bawah rata-rata.
Tabel 4.98 Kompetensi Kemampuan
Internet
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Membuat halaman WEB denan Front Page atau Dreameaver 56,5%
2 Membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS 41,0%
83
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
c. Perangkat keras komputer.
Tabel 4.99 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan mampu dalam kompetensi kamera digital, dengan distribusi frekuensi valid
sebanyak 94,0% atau sekitar 63 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu
sekitar 6,0% (4 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang
melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI kamera digital.
3 Protokol internet (HTTP, FTP, SMTP) 30,5%
4 Layanan referensi maya dengan menggunakan Yahoo Mesenger atau
sejenisnya
76,7%
5 Skema metadata online (Dublin Core, EAD) 9,8%
6 XML 14,0%
7 Penelusuran Basisdata Online (seperti penggunaan operator Boolean
pada EBSCO/JSTOR dll)
65,6%
8 Blog 70,5%
9 Wiki 63,9%
10 Situs Jaringan Sosial (facebook atau yang lainnya) 93,8%
11 Podcasting 24,6%
12 RSS 14,0%
13 Thin clients 14,3%
14 Evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB 21,4%
15 Membuat tutorial literasi informasi online 36,8%
84
Tabel 4.100 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi video rekam digital, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 95,5% atau sekitar 64 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 4,5% (3 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI video rekam
digital.
Tabel 4.101 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden
menyatakan mampu dalam kompetensi drive USB, dengan distribusi frekuensi valid
sebanyak 95,5% atau sekitar 64 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu
85
sekitar 4,5% (3 responden). Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa yang
melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI drreve USB.
Tabel 4.102 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi proyektor LCD, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 83,3% atau sekitar 55 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 16,7% (11 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI proyektor
LCD.
Tabel 4.103 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
86
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi PDA, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 54,7% atau sekitar 35 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak
mampu sekitar 45,3% (29 responden). Hal ini berarti sebagian besat mahasiswa yang
melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI PDA.
Tabel 4.104 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi komputer tablet, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 92,3% atau sekitar 60 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 7,7% (5 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI komputer
tablet.
87
Tabel 4.105 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi smartboard, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 56,5% atau sekitar 35 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 43,5% (27 responden). Hal ini berarti sebagian besar
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI smartboard.
Tabel 4.106 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi e-book reader , dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 81,8% atau sekitar 54 responden. Sedangkan yang
88
menyatakan tidak mampu sekitar 18,2% (12 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI e-book reader.
Tabel 4.107 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi MP3 Player, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 95,5% atau sekitar 63 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 4,5% (3 responden). Hal ini berarti hampir seluruh
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI MP3 Player.
Dari 9 variabel di atas dapat digambarkan bahwa seluruh mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah menerapkan kompetensi perangkat keras komputer. Dengan distribusi data 100%
variabel (lihat tabel 4.108) ada pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini berarti bahwa
kompetensi perangkat keras mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan sudah cukup tinggi.
Tabel 4.108 Kompetensi Kemampuan
Perangkat Keras Komputer
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Kamera digital 94,0%
2 Video rekam digital 95,5%
3 Drive USB 95,5%
4 Proyektor/LCD 83,3%
5 PDA 54,7%
89
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.
Tabel 4.109 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi sistem perpustakaan
terintegrasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 90% atau sekitar 54 responden.
Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 10% (6 responden). Hal ini berarti
hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
sistem perpustakaan terintegrasi.
Tabel 4.110 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
6 Komputer tablet 92,3%
7 Smartboard 56,5%
8 e-book reader 81,8%
9 MP3 Player 95,5%
90
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi tautan (link) artikel, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 78,1% atau sekitar 50 responden. Sedangkan yang
menyatakan tidak mampu sekitar 21,9% (14 responden). Hal ini berarti sebagian besar
mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI tautan (link)
artikel.
Tabel 4.111 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari
setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi manajemen sumber
elektronik, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 55% atau sekitar 33 responden.
Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 45% (27 responden). Hal ini berarti
sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
manajemen sumber elektronik.
91
Tabel 4.112 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak
memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi alat penelusuran, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 50% atau sekitar 30 responden. Sedangkan yang menyatakan
tidak mampu sekitar 50% (30 responden). Hal ini berarti sebagian mahasiswa yang
melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI alat penelusutan.
Tabel 4.113 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi manajemen peminjaman antar
perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 62,5% atau sekitar 40
responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 37,5% (24 responden).
92
Hal ini sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam
kompetensi TI manajemen peminjaman antar perpustakaan.
Tabel 4.114 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya
sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
bahasa pemograman orientasi objek.
Tabel 4.115 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
93
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya
sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
bahasa pemograman orientasi objek.
Tabel 4.116 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya
sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
bahasa pemograman orientasi objek.
94
Tabel 4.117 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya
sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
bahasa pemograman orientasi objek.
Tabel 4.118 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi perangkat lunak dan keras RFID,
95
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54,8% atau sekitar 34 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak mampu sekitar 45,2% (28 responden). Hal ini berarti sebagian
besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
perangkat lunak dan keras RFID.
Tabel 4.119
Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi perencanaan teknologi perpustakaan,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 65,1% atau sekitar 41 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak mampu sekitar 34,9% (22 responden). Hal ini berarti sebagian
besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI
perencanaan teknologi perpustakaan.
Tabel 4.120 Kemampuan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
96
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,
hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah
responden menyatakan mampu dalam kompetensi proposal otomasi perpustakaan,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 57,1% atau sekitar 36 responden. Sedangkan
yang menyatakan tidak mampu sekitar 42,9% (27 responden). Hal ini berarti sebagian
besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI proposal
otomasi perpustakaan.
Dari 12 variabel di atas dapat digambarkan bahwa kurang dari setengahnya
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menerapkan kompetensi produk-produk yang
berhubungan dengan otomasi perpustakaan. Dengan distribusi data hanya 66,7% atau
sekitar 8 variabel (lihat tabel 4.121) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan 4
variabel lainnya atau 33,3% berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa
kompetensi produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan sudah cukup atau di atas rata-rata.
Tabel 4.121 Kemampuan Kompetensi
Produk-Produk yang Berhubungan dengan Otomasi Perpustakaan
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
NO JENIS PENGETAHUAN F 1 Sistem Perpustakaan terintegrasi (senayan, prajna, lontar, dll) 90,0%
2 Tautan (Link) artikel 78,1%
3 Managemen sumber elektronik 55,0%
4 Alat penelusuran (MetaLib, WebFeat) 50,0%
5 Managemen peminjaman antar perpustakaan 62,5%
6 Managemen aset digital (Digitool, ResourceSpace) 37,7%
7 Perangkat lunak institutional repository (Dspace, Eprint) 23,3%
8 Public Access System (Software reservasi komputer, atau kontrol
percetakan)
49,2%
9 Perangkat keras dan lunak barcode magnetik 66,7%
10 Perangkat keras dan lunak RFID 54,8%
11 Perencanaan teknologi perpustakaan 65,1%
12 Proposal otomasi perpustakaan 57,1%
97
E. Deskripsi Kebutuhan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
a. Pengetahuan komputer secara umum.
Tabel 4.122 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi bagian komputer dan
fungsinya merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan
distribusi frekuensi sebanyak 57,4% atau sekitar 39 responden menyatakan sangat
setuju dan 42,6% (29 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak
setuju tidak ada sama sekali. Hal ini berarti kompetensi TI bagian komputer dan
fungsinya merupakan salah satu kebutuhan yang harus ada dalam kurikulum dan
ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.123 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi sistem operasi komputer
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi sebanyak 85,3% atau sekitar 58 responden menyatakan sangat setuju dan
14,7% (10 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
98
tidak ada sama sekali. Hal ini berarti penguasaan kompetensi TI sistem operasi
komputer merupakan salah satu kebutuhan dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.124 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak aplikasi
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi sebanyak 83,8% atau sekitar 57 responden menyatakan sangat setuju dan
14,7% (10 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 1,5% atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI perangkat lunak aplikasi
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.125 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
99
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi keamanan komputer
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi sebanyak 80,9% atau sekitar 55 responden menyatakan sangat setuju dan
17,6% (12 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 1,5% atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI perangkat lunak aplikasi
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.126 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi penanganan masalah dasar
komputer merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan
distribusi frekuensi sebanyak 52,9% atau sekitar 36 responden menyatakan sangat
setuju dan 42,6% (29 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak
setuju hanya 2,9% (1 responden) dan yang menyatakan sangat tidak setuju 1,5% (1
esponden). Hal ini berarti kompetensi TI penanganan madalah dasar komputer
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
100
Tabel 4.127 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi penanganan dan
pemeliharaan komputer tingkat lanjut merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan
Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 36,8% atau sekitar 25
responden menyatakan sangat setuju dan 58,8% (40 responden) menyatakan setuju.
Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 2,9% atau 2 responden dan 1,5% (1
responden) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini berarti kompetensi TI penganganan
dan pemeliharaan komputer tingkat lanjut merupakan kebutuhan yang sangat penting
dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.128 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi konfigurasi dan
penanganan jaraingan kabel dan nirkabel merupakan kebutuhan bagi mahasiswa
101
Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 36,8% atau sekitar 25
responden menyatakan sangat setuju dan 54,4% (37 responden) menyatakan setuju.
Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 8,8% atau 6 responden. Hal ini berarti
kompetensi TI konfigurasi dan penganganan jaringan kabel dan nirkabel merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tabel 4.129 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi digitalisasi atau menscan
bahan tercetak merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 59,7% atau sekitar 40 responden
menyatakan sangat setuju dan 35,8% (24 responden) menyatakan setuju. Sedangkan
yang menyatakan tidak setuju hanya 4,5% atau 3 responden dan data yang hilang 1,5%
atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI digitalisasi atau menscan bahan tercetak
merupakan kebutuhan yang penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
102
Tabel 4.130 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi teknologi untuk melayani
pengguna berkelainan merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden
menyatakan sangat setuju dan 52,3% (34 responden) menyatakan setuju. Sedangkan
yang menyatakan tidak setuju hanya 9,2% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi
teknologi untuk melayani pengguna berkelainan merupakan kebutuhan yang penting
dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.131 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi software permainan tidak
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi sebanyak 11,8% atau sekitar 8 responden menyatakan sangat setuju dan
35,3% (24 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
103
52,9% atau 36 responden. Hal ini berarti kompetensi TI software permainan tidak
penting dalam kurikulum dan tidak menjadi bekal dalam pelaksanaan PKL bagi
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.132 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi software editing photo
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi sebanyak 27,9% atau sekitar 19 responden menyatakan sangat setuju dan
61,8% (42 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 10,3% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI softaware editing photo
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.133 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
104
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat dan memelihara
basis data merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan
distribusi frekuensi sebanyak 39,7% atau sekitar 27 responden menyatakan sangat
setuju dan 60,3% (41 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak
setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI membuat dan memelihara basis data
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.134 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi bahasa scripting
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 23,1% atau sekitar 15 responden menyatakan sangat setuju
dan 66,2% (43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 9,2% atau 6 responden dan sangat tidak setuju sekitar 1,5 atau 1 responden. Hal
ini berarti kompetensi TI bahasa scripting merupakan kebutuhan yang sangat penting
dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
105
Tabel 4.135 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi bahasa pemograman
orientasi objek merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 30,8% atau sekitar 20 responden
menyatakan sangat setuju dan 60% (39 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang
menyatakan tidak setuju hanya 9,2% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI
bahasa pemograman orientasi objek merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.136 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi administrasi server
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 50% atau sekitar 31 responden menyatakan sangat setuju dan
40,3% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
106
hanya 9,7% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI administrasi server
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dari 15 variabel di atas dapat digambarkan bahwa hampir seluruh mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta membutuhkan kompetensi pengetahuan umum komputer. Dengan distribusi
data 93,3% atau sekitar 14 variabel (lihat tabel 4.137) ada pada posisi frekuensi di atas
50%, dan hanya 1 variabel lainnya atau 6,7% berada pada posisi di bawahnya. Hal ini
berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi pengetahuan umum komputersangat
tinggi.
Tabel 4.137 Kebutuhan Kompetensi
Pengetahuan Umum Komputer
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Bagian komputer dan fungsinya (CPU, hard drive, RAM) 100%
2 Sistem operasi komputer (Microsoft Windows, dll) 100%
3 Perangkat lunak aplikasi (word, excel, power point, dll) 98,5%
4 Keamanan komputer (antivirus, anti-spyware) 98,5%
5 Penanganan masalah dasar komputer (kenapa printer tidak jalan,
kenapa komputer terkunci, dll)
95,6%
6 Penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan (installasi
software, bongkar pasang kabel/harddisk, dll)
95,6%
7 Konfigurasi dan penanganan jaringan kabel atau nirkabel 91,2%
8 Digitalisasi atau men-scan bahan tercetak 95,5%
9 Teknologi untuk layanan pengguna yang mempunyai kelainan
kemampuan
90,8%
10 Software permainan (Games) 47,1%
11 Software editing photo (Photoshop) 89,7%
12 Membuat dan memelihara basisdata (Ms. Access, atau MySOL) 100%
13 Bahasa Scripting (PHP, JavaScript) 89,3%
14 Bahasa pemograman orientasi objek (Visual Basic, Java) 90,8%
15 Administrasi Server (WEB server, network drives) 90,3%
107
b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet.
Tabel 4.138 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat halaman WEB
dengan fronpage atau dreamweaver merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan
Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 43,3% atau sekitar 29
responden menyatakan sangat setuju dan 57,3% (36 responden) menyatakan setuju.
Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3% atau 2 responden. Hal ini berarti
kompetensi TI membuat halaman WEB dengan frontpage atau dreamweaver
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.139 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
108
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat halaman WEB
dengan XHTML dan CSS merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 31,8% atau sekitar 21
responden menyatakan sangat setuju dan 62,1% (41 responden) menyatakan setuju.
Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 6,1% atau 4responden. Hal ini berarti
kompetensi TI membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tabel 4.140 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi protokol internet
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 36,5% atau sekitar 23 responden menyatakan sangat setuju
dan 57,1% (36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 6,3% atau 4 responden. Hal ini berarti kompetensi TI protokol internet
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
109
Tabel 4.141 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi layanan referensi maya
dengan YahooMesenger atau sejenisnya merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan
Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 43,9% atau sekitar 29
responden menyatakan sangat setuju dan 50% (33 responden) menyatakan setuju.
Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 6,1% atau 4 responden. Hal ini berarti
kompetensi TI layanan referensi maya dengan YahooMesenger atau sejenisnya
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.142 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi skema metadata online
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 21,5% atau sekitar 14 responden menyatakan sangat setuju
110
dan 67,7% (44 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 10,8% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI skema metadata online
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.143 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi XML merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 11,1% atau sekitar 6 responden menyatakan sangat setuju dan 79,6%
(43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya
9,3% atau 5 responden. Hal ini berarti kompetensi TI XML merupakan kebutuhan
yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL
bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.144 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
111
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi penelusuran basis data
online merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 59,7% atau sekitar 40 responden menyatakan sangat
setuju dan 37,3% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak
setuju hanya 3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI penelusuran basis data
online merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.145 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi blog merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 33,9% atau sekitar 21 responden menyatakan sangat setuju dan 59,7%
(37 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya
6,5% atau 4 responden. Hal ini berarti kompetensi TI blog merupakan kebutuhan yang
sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
112
Tabel 4.146 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi WIKI merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 24,6% atau sekitar 15 responden menyatakan sangat setuju dan 65,6%
(40 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya
9,8% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang WIKI merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tabel 4.147 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi situs jaringan sosial
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi sebanyak 29,4% atau sekitar 20 responden menyatakan sangat setuju dan
63,2% (43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
113
hanya 7,4% atau 5 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang situs jaringan sosial
merupakan kebutuhan yang penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tabel 4.148 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi podcasting merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 11,1% atau sekitar 7 responden menyatakan sangat setuju dan 74,6%
(47 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya
14,3% atau 9 responden. Hal ini berarti kompetensi TI podcasting merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tabel 4.149 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
114
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi RSS merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 6,8% atau sekitar 4 responden menyatakan sangat setuju dan 79,7% (47
responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 13,6%
atau 8 responden. Hal ini berarti kompetensi TI untuk RSS merupakan kebutuhan yang
sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.150 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi thin client merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 8,5% atau sekitar 5 responden menyatakan sangat setuju dan 79,7% (47
responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 11,9%
atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI untuk thin client merupakan kebutuhan
yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL
bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
115
Tabel 4.151 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi evaluasi validitas dan
penanggung jawab situs WEB merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 43,3% atau sekitar 26
responden menyatakan sangat setuju dan 45% (27 responden) menyatakan setuju.
Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 11,7% atau 7 responden. Hal ini berarti
kompetensi TI evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tabel 4.152 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat tutorial literasi
informasi merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 50% atau sekitar 30 responden menyatakan sangat
116
setuju dan 41,7% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak
setuju hanya 8,3% atau 5 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang tutorial
literasi informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan
perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dari 15 variabel di atas dapat digambarkan bahwa hampir seluruh mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta membutuhkan kompetensi keterampilan internet. Dengan distribusi data 100%
atau semua variabel (lihat tabel 4.153) ada pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini
berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi keterampilan internet sangat tinggi.
Tabel 4.153 Kebutuhan Kompetensi Keterampilan Internet
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Membuat halaman WEB denan Front Page atau Dreameaver 97,0%
2 Membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS 93,9%
3 Protokol internet (HTTP, FTP, SMTP) 93,6%
4 Layanan referensi maya dengan menggunakan Yahoo
Mesenger atau sejenisnya
93,9%
5 Skema metadata online (Dublin Core, EAD) 89,2%
6 XML 90,7%
7 Penelusuran Basisdata Online (seperti penggunaan operator
Boolean pada EBSCO/JSTOR dll)
97,0%
8 Blog 93,6%
9 Wiki 90,2%
10 Situs Jaringan Sosial (facebook atau yang lainnya) 92,6%
11 Podcasting 85,7%
12 RSS 86,5%
13 Thin clients 88,2%
14 Evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB 88,3%
15 Membuat tutorial literasi informasi online 91,7%
117
c. Perangkat keras komputer.
Tabel 4.154 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi kamera digital merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 35,8% atau sekitar 24 responden menyatakan sangat setuju dan 59,7%
(40 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya
4,5% atau 3 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang kamera digital merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tabel 4.155
Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
118
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi video rekam digital
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 34,3% atau sekitar 23 responden menyatakan sangat setuju
dan 61,2% (41 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 4,5% atau 3 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang video rekam digital
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.156 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi drive USB merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 49,3% atau sekitar 33 responden menyatakan sangat setuju dan 47,8%
(32 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3%
atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang drive USB merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
119
Tabel 4.157 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi proyektor LCD
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 44,6% atau sekitar 29 responden menyatakan sangat setuju
dan 53,8% (35 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 1,5% atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang proyektor LCD
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.158 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi PDA merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 19,7% atau sekitar 12 responden menyatakan sangat setuju dan 70,5%
120
(43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya
8,2% atau 5 responden dan sangat tidak setuju sekitar 1,6 atau 1 responden. Hal ini
berarti kompetensi TI tentang PDA merupakan kebutuhan yang penting dalam
kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.159 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi komputer tablet
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 24,2% atau sekitar 16 responden menyatakan sangat setuju
dan 62,1% (41 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 13,6% atau 9 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang komputer tablet
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
121
Tabel 4.160 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi smartboard merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 20,6% atau sekitar 13 responden menyatakan sangat setuju dan 68,3%
(43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya
11,1% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang smartboard merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tabel 4.161 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi e-book reader merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 40,9% atau sekitar 27 responden menyatakan sangat setuju dan 59,1%
(39 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat
122
tidak setuju tidak ada sama sekali. Hal ini berarti kompetensi TI tentang e-book reader
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.162 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi MP3 Player merupakan
kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi
valid sebanyak 23,1% atau sekitar 15 responden menyatakan sangat setuju dan 55,4%
(36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya
21,5% atau 14 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang MP3 Player
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dari 12 variabel di atas dapat digambarkan bahwa seluruh mahasiswa Jurusan
Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
membutuhkan kompetensi perangkat keras komputer. Dengan distribusi data 100%
atau seluruh variabel (lihat tabel 4.163) ada pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini
berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi perangkat keras komputer sangat tinggi.
123
Tabel 4.163 Kebutuhan Kompetensi
Perangkat Keras Komputer
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.
Tabel 4.164 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi sistem perpustakaan
terintegrasi merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 77,6% atau sekitar 52 responden menyatakan sangat
setuju dan 22,4% (15 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI tentang sistem
perpustakaan terintegrasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum
dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Kamera digital 95,5%
2 Video rekam digital 95,5%
3 Drive USB 97,1%
4 Proyektor/LCD 98,4%
5 PDA 90,2%
6 Komputer tablet 86,3%
7 Smartboard 88,9%
8 e-book reader 100%
9 MP3 Player 78,5%
124
Tabel 4.165 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi tautan (link) artikel
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 46,9% atau sekitar 30 responden menyatakan sangat setuju
dan 53,1% (34 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI tentang tautan (link)
artikel merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.166 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi mangement sumber
elektronik merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 47,5% atau sekitar 29 responden menyatakan sangat
125
setuju dan 49,2% (30 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak
setuju hanya 3,3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang management
sumber elektronik merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan
perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.167 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi alat penelusuran
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 40,7% atau sekitar 24 responden menyatakan sangat setuju
dan 49,2% (29 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 10,2% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang alat penelusuran
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.168 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
126
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi management peminjaman
antar perpustakaan merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 44,6% atau sekitar 29 responden
menyatakan sangat setuju dan 55,4% (36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan
yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti
kompetensi TI tentang management peminjaman antar perpustakaan merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum
pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tabel 4.169 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi management aset digital
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 33,3% atau sekitar 20 responden menyatakan sangat setuju
dan 63,3% (38 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 3,3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang management aset
digital merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
127
Tabel 4.170 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak
institusional repository merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 29,3% atau sekitar 17
responden menyatakan sangat setuju dan 62,1% (36 responden) menyatakan setuju.
Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 8,6% atau 5 responden. Hal ini berarti
kompetensi TI tentang perangkat lunak institusional repository merupakan kebutuhan
yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL
bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.171
Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi public acces system
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 37,5% atau sekitar 24 responden menyatakan sangat setuju
128
dan 57,8% (37 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
hanya 4,7% atau 3 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang public acces system
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh
sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.172 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak dan keras
barcode magnetik merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 55,4% atau sekitar 36 responden
menyatakan sangat setuju dan 41,5% (27 responden) menyatakan setuju. Sedangkan
yang menyatakan tidak setuju hanya 3,1% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi
TI tentang perangkat lunak dan keras barcode magnetik merupakan kebutuhan yang
sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi
mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
129
Tabel 4.173 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak dan keras
RFID merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan
distribusi frekuensi valid sebanyak 57,1% atau sekitar 36 responden menyatakan sangat
setuju dan 39,7% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak
setuju hanya 3,2% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang perangkat
lunak dan keras RFID merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan
perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.174
Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perencanaan teknologi
perpustakaan merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,
dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 56,9% atau sekitar 37 responden
menyatakan sangat setuju dan 43,1% (28 responden) menyatakan setuju. Sedangkan
130
yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti
kompetensi TI tentang perencanaan teknologi perpustakaan merupakan kebutuhan
yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL
bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 4.175 Kebutuhan Kompetensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi proposal otomasi
merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi
frekuensi valid sebanyak 46,9% atau sekitar 30 responden menyatakan sangat setuju
dan 53,1% (34 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada sama sekali. Hal ini berarti kompetensi TI tentang
proposal otomasi perpustakaan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dari 12 variabel di atas dapat digambarkan bahwa hampir seluruh mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta membutuhkan kompetensi produk-produk yang berhubungan dengan otomasi
perpustakaan. Dengan distribusi data 100% atau seluruh variabel (lihat tabel 4.176) ada
131
pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi
produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaansangat tinggi.
Tabel 4.176 Kebutuhan Kompetensi
Produk-Produk yang Berhubungan dengan Otomasi Perpustakaan
Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.
F. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu
instrumen. Instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
(Bilson, 2004: 30). Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran
kuesioner kepada mahasiswa sebanyak 68 responden yang dianggap mampu mewakili
kompetensi TI bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpusakaan.
Sebelum dilakukan pengolah data penulis melakukan uji validitas kuesioner
dengan melakukan test terhadap 52butir pertanyaan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa
r-tabel dengan N=28 maka taraf signifikansi 95% adalah 0,374. Artinya, jika nilai r
hitung>0,374 maka butir soal tersebut valid, dan sebaliknya jika nilai r hitung< 0,374
maka butir soal tersebut tidak valid.
NO JENIS PENGETAHUAN F
1 Sistem Perpustakaan terintegrasi (senayan, prajna, lontar, dll) 100%
2 Tautan (Link) artikel 100%
3 Managemen sumber elektronik 86,7%
4 Alat penelusuran (MetaLib, WebFeat) 89,9%
5 Managemen peminjaman antar perpustakaan 100%
6 Managemen aset digital (Digitool, ResourceSpace) 96,6%
7 Perangkat lunak institutional repository (Dspace, Eprint) 91,4%
8 Public Access System (Software reservasi komputer, atau kontrol
percetakan)
95,3%
9 Perangkat keras dan lunak barcode magnetik 96,9%
10 Perangkat keras dan lunak RFID 86,8%
11 Perencanaan teknologi perpustakaan 100%
12 Proposal otomasi perpustakaan 100%
132
Dari seluruh data hasil test uji dengan menggunan program SPPS 20, hampir
seluruh butir pertanyaan (86%) telah valid, dan hanya 6 butir pertanyaan yang masih di
bawah angka taraf signifikan 0,374, yaitu pada butir pertanyaan no. 2, 3, 5, 6, 12, dan
23. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen (kuesioner) yang digunakan
dalam penelitian ini valid.
b. Hasil Uji Reabilitas
Uji reabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s
Alpha dengan kriteria sebagai berikut (Bhuono: 2005, 72):
1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka instrumen tersebut reliabel;
2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Berikut ini adalah hasil uji coba 15 butir pertanyaan yang diberikan terhadap 68
responden (lihat tabel di bawah ini).
Tabel 4. 177 Item-Total Statistics
Butir Pertanyaan Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlatio
n
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Bagian Komputer dan Fungsinya
47.46 21.503 .456 .642 .855
Sistem Operasi Komputer 47.14 22.659 .374 .578 .859 Perangkat Lunak Aplikasi 47.19 22.373 .335 .512 .860 Keamanan Komputer 47.21 22.205 .416 .369 .857 Penanganan Masalah Dasar Komputer
47.58 20.855 .428 .396 .857
Penanganan dan Pemeliharaan Komputer Lanjutan
47.79 20.741 .498 .568 .853
Konfigurasi dan Penanganan Jaringan Kabel dan Nirkabel
47.77 19.536 .728 .713 .840
Digitalisasi atau Menscan Bahan Tercetak
47.46 21.324 .424 .642 .857
Teknologi Untuk Melayani Pengguna Berkelainan
47.75 19.296 .727 .743 .839
Software Permainan 48.40 20.459 .461 .464 .856 Software Editing Photo 47.86 22.087 .269 .367 .865 Membuat dan Memelihara Basisdata
47.61 20.956 .582 .594 .849
Bahasa Scripting 47.88 20.038 .699 .566 .842
133
Bahasa Pemograman Orientasi Objek
47.77 20.322 .607 .505 .847
Administrasi Server 47.61 20.456 .532 .489 .851
Sumber: Data Primer hasil oleh 2013.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil cronbach alphaadalah 0.861 di atas 0.60.
Hal ini berarti menunjukan riabilitas atau konstruk dari variabel mempunyai keandalan
yang tinggi.
134
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan kompetensi TI di tempat PKL untuk pengetahuan komputer secara
umum sangat tinggi ditunjukan dengan sekitar 80% perpustakaan telah menerapkan
kompetensi tersebut berada di atas rata-rata 50%. Sedangkan untuk keterampilan
yang berhubungan dengan internet masih sangat rendah yang ditunjukan dengan
hanya 20% perpustakaan telah menerapkan kompetensi tersebut berada pada posisi
di bawah rata-rata. Kemudian untuk kompetensi penggunaan prangkat keras
komputer dan poduk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan
termasuk dalam kategori cukup atau sedang dengan prosentasi masing-masing
sekitar 55,6% dan 58,3% di atas rata-rata.
2. Kemampuan kompetensi TI mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan untuk
pengetahuan komputer secara umum termasuk cukup/sedang dengan perolehan
data sekitar 60% dari mahasiswa telah menguasai kompetensi tersebut di atas rata-
rata 50%. Namun, untuk kompetensi keterampilan yang berhubungan dengan
internet masih rendah yaitu sekitar 40% yang berada di atas rata-rata. Dalam hal
kompetensi penggunaan perangkat keras komputer termasuk dalam kategori sangat
tinggi, hal ini ditunjukan dengan 100% mahasiswa telah menguasai kompetensi
tersebut di atas rata-rata. Dan, untuk kompetensi penggunaan produk-produk yang
berhubungan dengan otomasi perpustakaan berada dalam kategori tinggi yaitu
66,7% telah berada di atas rata-rata.
135
3. Kebutuhan kompetensi TI mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan terhadap
kompetensi-kompetensi yang ada sesuai dengan standar dari LITA ini termasuk
dalam kategori sangat tinggi. Hal ini ditunjukan dengan posisi perolehan data
semua kompetensi berada di atas rata-rata 50%, yaitu: untuk pengetahuan komputer
secara umum 93,3%; keterampilan yang berhubungan dengan internet 100%;
perangkat keras komputer 100%; dan produk-produk yang berhubungan dengan
otomasi perpustakaan 100%.
B. Saran
1. Perlu adanya penambahan muatan kompetensi TI dalam bentuk mata kuliah baru
atau penambahan sks pada mata kuliah aplikasi teknologi informasi terutama yang
berhubungan dengan masalah keterampilan Internet dalam kurikulum Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berdasarkan standar Library and Information Technology Associations (LITA).
2. Perlu adanya integrasi kompetensi TI dalam beberapa mata kuliah keahlian ilmu
perpustakaan lainnya sebagai bentuk aplikasi yang tidak dapat dipisahkan dalam
penerapan keilmuan kepustakawanan.
3. Perlu penegasan kembali tentang persyaratan tempat PKL di perpustakaan yang
sudah dikelola oleh tenaga profesional yang telah memiliki kegiatan-kegiatan
utama (pengadaan, pengolahan, dan pelayanan) berbasis teknologi informasi.
136
DAFTAR PUSTAKA
Ade Abdul Hak. 1999. “Internet dan Perpustakaan”. Al-Maktabah. Vol. 1., No. 2 (Oktober
1999). Hal.: 27-37.
Agung, Buono. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi Offset.
American Library Assosiations. 2009. ALA’s Core Competencies of Librarianship.
Chicago: ALA Council.
Babu, Ramesh. Dkk. 2007. “ICT Skills among Librarians in Engineering Educational
Institutions in Tamil Nadu”. DESIDOC Bulletin of Information Technology, Vol.
27, No. 6, November. Halaman: 57-79
Bilson, Sinamorang. 2004. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.
Blasius Sudarsono. 2009. Pustakawan Cinta dan Teknologi. Jakarta: Ikatan Sarjana Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII).
Gerolimos, Michalis dan Rania Konsta. 2008. “Librarians’ skills and qualifications in
a modern informational environment”. Library Management. Library Management.
Vol. 29 No. 8/9, 2008. Hal.: 691-699
Himma Dewiyana. 2006. “Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan: Paradigma Baru dan
Dunia Kerja di Era Globalisasi Informasi”. Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan
dan Informasi. Vol. 2 No. 1., (Juni 2006). Diakses di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15752/1/pus-jun2006-%20(3).pdf/
tgl. 21/3/2013.
Indonesia. Diknas. 2008. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Perguruan Tinggi: Sebuah Alternatif Penyusunan Kurikulum. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi.
Indonesia. Kemendiknas. 2000. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Jakarta: Kemendiknas RI. Diakses
di http://www.dikti.go.id/files/atur/Kepmen232-U-2000PenyusunanKurikulum.pdf/
tgl. 20/3/2013.
Indonesia. Perpusnas. 2008. Undang-undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan. Cet. 2. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Kamba, Manir Abdullahi. 2011. “ICT Competency Framework for Library and
Information Science Schools in Nigeria: The Need for Model Curriculum”.
International Journal of Library and Information Science. Vol. 3(4). Hal.: 68-80.
Mustafa, B. 2012. Standar Kompetensi TI bagi Pustakawan. Lihat di
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/27626/. Diakses tgl. 7/3/2013.
Pedoman Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa. Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, 2010.
Pemograman WEB. diaksest di http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_web#
PERBEDAAN WEB_1.0.2C_WEB_2.0_dan_WEB_3.0 / tgl. 7/03/2012.
Gill, Suzanne L. 2002. “Tracking library skills in the curriculum”. Ohio Media Spectrum,;
Vol. 54, No. 1. Winter 2002. Hal.: 21-23.
Saye, Jerry D. 2001. “The organization of electronic resources in the library and
information science curriculum”. OCLC Systems and Services. Vol. 17, No. 2; Hal.:
71-78.
Thompson, Susan. 2009. Core Technology Competencies for Librarians and Library
Staff. New York: Neal-Schuman Publisher, Inc.
137
Titiek Kismiaty. 2000. Kompetensi Teknologi Informasi dalam Paradigma Baru
Perpustakaan. Jakarta: Universitas Indonesia. Diakses di
http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20250583&lokasi=lokal/ tgl.
21/3/2013.
William dan Sawyer. 2007. Using Information Technology: Pengantar Praktis
Pengenalan Teknologi Informasi. Jakarta: Penerbit Andi.