2
Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah yang perkembangannya sangat pesat dan menjadi pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi perkembangan daerah-daerah di sekitarnya. Suatu wilayah dapat menjadi pusat pertumbuhan wilayah, apabila wilayah tersebut mempunyai berbagai aktivitas yang mampu mempengaruhi daerah sekitarnya. Pusat-pusat wilayah pertumbuhan tersebut dapat berupa wilayah kecamatan, kabupaten, kota, atau provinsi. Melalui pengembangan kawasan pusat-pusat pertumbuhan ini, diharapkan terjadi suatu proses interaksi dengan wilayah di sekitarnya. Sebagai contoh, Jakarta merupakan pusat pertumbuhan bagi Pulau Jawa; Kota Bandung yang berkembang sangat pesat, secara langsung mempengaruhi kota-kota yang ada di sekitarnya seperti Cimahi, Padalarang, Soreang, Ujung Berung, Rancaekek, Lembang. Bahkan lebih luas lagi Garut, Cianjur, Subang, Sumedang. Pesatnya pertumbuhan kota Bandung pada akhirnya harus memperluas wilayahnya ke Ujung Berung, sebagian wilayah Cimahi dan wilayah- wilayah lainnya yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten Bandung sebelumnya. Pengembangan kawasan-kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan tingkatan atau skalanya berbeda-beda. Ada yang berskala nasional, regional atau daerah. Pusat pertumbuhan berskala nasional misalnya pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia contoh Kota Surabaya, Makassar dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Indonesia Timur. Medan sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Indonesia Barat. Pusat-pusat pertumbuhan regional atau daerah seperti “JABOTABEK” (Jakarta-Bogor-

Pusat pertumbuhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pusat pertumbuhan

Citation preview

Page 1: Pusat pertumbuhan

Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah yang perkembangannya sangat pesat dan menjadi

pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi perkembangan daerah-daerah di sekitarnya.

Suatu wilayah dapat menjadi pusat pertumbuhan wilayah, apabila wilayah tersebut mempunyai

berbagai aktivitas yang mampu mempengaruhi daerah sekitarnya. Pusat-pusat wilayah

pertumbuhan tersebut dapat berupa wilayah kecamatan, kabupaten, kota, atau provinsi. Melalui

pengembangan kawasan pusat-pusat pertumbuhan ini, diharapkan terjadi suatu proses interaksi

dengan wilayah di sekitarnya.

Sebagai contoh, Jakarta merupakan pusat pertumbuhan bagi Pulau Jawa; Kota Bandung yang

berkembang sangat pesat, secara langsung mempengaruhi kota-kota yang ada di sekitarnya

seperti Cimahi, Padalarang, Soreang, Ujung Berung, Rancaekek, Lembang. Bahkan lebih luas

lagi Garut, Cianjur, Subang, Sumedang. Pesatnya pertumbuhan kota Bandung pada akhirnya

harus memperluas wilayahnya ke Ujung Berung, sebagian wilayah Cimahi dan wilayah-wilayah

lainnya yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten Bandung sebelumnya. Pengembangan

kawasan-kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan tingkatan atau skalanya berbeda-beda. Ada

yang berskala nasional, regional atau daerah.

Pusat pertumbuhan berskala nasional misalnya pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia contoh

Kota Surabaya, Makassar dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Indonesia

Timur. Medan sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Indonesia Barat. Pusat-pusat pertumbuhan

regional atau daerah seperti “JABOTABEK” (Jakarta-Bogor-Tanggerang-Bekasi), “BANDUNG

RAYA” , Segi Tiga “SIJORI” (Segi Tiga Singapura-Johor-Riau), “GERBANG

KERTOSUSILA” (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan).

Adanya pusat pertumbuhan akan berpengaruh terhadap daerah di sekitarnya. Pengaruh tersebut

dapat berupa pengaruh positif dan negatif Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan

negatif. Pengaruh positif terhadap perkembangan daerah sekitarnya disebut spread effect.

Contohnya adalah terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi yang masuk, upah buruk

semakin tinggi, serta penduduk dapat memasarkan bahan mentah. Sedangkan pengaruh

negatifnya disebut backwash effect, contohnya adalah adanya ketimpangan wilayah,

meningkatnya kriminalitas, kerusakan ingkungan, dan lain sebagainya.