Upload
johanes-davy
View
237
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penjelasan tentang puskesmas
Citation preview
Administrasi Kesehatan
Trifena Kristina Santoso
10.2008.107
email : [email protected]
Program Sarjana Pendidikan Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara,No.6, Jakarta Barat
Pendahuluan
Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamaya adalah memberikan pelayanan kepada
pasien sebaik-baiknya itu secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Maka dengan itu
Puskesmas merupakan peranyang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat
kesehatanmasyarakat Indonesia.Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit organisasidi lingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan tugas teknisoperasional dan bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.Setiap kegiatan
dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringannya, merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatankepada masyarakat, berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan
dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya
saing bangsa bagi pembangunan nasional.
Dalam tiap program puskesmas yang telah direncanakan, ada sistem yang mengatur mulai dari
perencanaan hingga penilaian. Disinilah dibutuhkan peranan dokter puskesmas yang selain dapat
menjadi dokter yang merawat pasien, dokter juga dapat menjadi seorang manager ataupun pendamping
ahli dari kepala desa/camat.
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 1
Pengertian puskesmas
Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Oleh sebab itu, puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
1. Wilayah puskesmas
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan
bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat
pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati
KDH, dengan saran teknis dari Kepala Kantor Departemen Kesehatan Kabupaten/Kodya yang telah
disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi. Sasaran penduduk yang
dilayani oleh sebuah puskesmas rata – rata 30.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan
jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayan kesehatan yang
lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk Kota Besar
dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas bilsa meliputi satu kelurahan.
Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan
“Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga
mempunyai fungsi koordinasi.
2. Pelayanan kesehatan menyeluruh
Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas ialah pelayan kesehatan yang meliputi
pelayanan :
- Kuratif (pengobatan)
- Preventif (upaya pencegahan)
- Promotif (peningkatan kesehatan)
- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak
pembuatan dalam kandungan sampai tutup usia.
3. Pelayanan kesehatan integrasi (terpadu)
Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di dalam satu satu kecamatan terdiri dari Balai
Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hygiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 2
Penyakit Menular dan lain sebagainya. Usaha – usaha tersebut masing – masing bekerja sendiri sdan
langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Petugas Balai Pengobatan tidak tahu
menahu apa yang terjadi di BKIA, begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan
oleh Petugas Hygiene Sanitasi dan sebaliknya. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan
bersama di bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.
Fungsi puskesmas
1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah
kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara :
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan
kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan
d. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e. Bekerjasama dengan sektor – sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas
Kedudukan puskesmas
1. Kedudukan secara administratif :
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung jawab langsung
baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
2. Kedudukan dalam hirarkhi pelayanan kesehatan :
Dalam urutan hirarkhi pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka puskesmas berkedudukan pada
Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama.
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 3
Upaya Kesehatan Pokok Puskesmas
1. Upaya Kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komite nasional, regional, dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatanm derajad kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini harus diselelnggarakan oleh tiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan
wajib tersebut adalah :
Upaya Promosi kesehatan
Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Kesehatan Ibu dan Anak,adalah salah satu upaya kesehatan wajib puskesmas yang
memberi pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan bayi
serta anak balita. Hal ini disebakan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator
dalam menetapkan derajat kesehatan suatu wilayah atau negara.
Sementara KB suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga serta menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
UPGK adalah suatu paket kegiatan yang terpadu guna menanggulangi masalah gizi,
terutama Kurang Kalori Protein (KKP). Kegiatan-kegiatannya bertolak dari usaha-usaha
swadaya masyarakat dan sepenuhnya dilakukan oleh tenaga sukarela desa yang telah
mendapat latihan dan di bawah pengawasan puskesmas.
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang sesuai dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih
dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :
Upaya Kesehatan Sekolah
Upaya Kesehatan Olah Raga
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Kerja
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 4
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Mata
Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Upaya pembinaan Pengobatan Tradisional.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal
dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Apabila puskesmas belum
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan
masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib
menyelenggarakannya.
Dukungan rujukan
1. Sistem rujukan upaya kesehatan
Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan
masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan
dilakukan secara rasional.
2. Jenis rujukan
Sistem rujukan ini secara konsepsional menyangkut hal – hal sebagai berikut ;
1) Rujukan medik yang meliputi :
a. Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain –
lain
b. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap
c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau lebih ahli untuk
meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat
2) Rujukan kesehatan :
Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif yang antara lain meliputi bantuan :
a. Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas Kejadian Luar Biasa atau
berjangkitnya penyakit menular
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 5
b. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah
c. Penyidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan bantuan
obat – obatan atas terjadinya keracunan masal
d. Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat – obatan untuk pengungsi atas terjadinya
bencana alam
e. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih bagi
masyarakat umum
f. Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan dan sebagainya.
3. Tujuan system rujukan upaya kesehatan
1) Umum :
Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang
optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
2) Khusus :
a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif
secara berhasil guna dan berdaya guna
b. Dihasikannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secara
berhasil guna dan berdaya guna.
4. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan
Jenjang (Hirarkhi) Komponen/unsur pelayanan kesehatan
Tingkat rumah tangga Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarganya
sendiri
Tingkat masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka
sendiri oleh kelompok Paguyuban, PKK, Saka Bhakti
Husada, anggota RW, RT dan masyarakat
Fasilitas pelayanan kesehatan
professional tingkat pertama
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
Praktek Dokter Swasta, Poliklinik Swasta, dll
Fasilitas pelayanan rujukan
tingkat pertama
Rumah Sakit Kabupaten, R.S. Swasta, Laboratorium,
Klinik Swasta, dll
Fasilitas pelayanan rujukan Rumah Sakit Kelas B dan A serta Lembaga Spesialistik
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 6
yang lebih tinggi Swasta, Lab. Kes. Da., Lab. Klinik Swasta, dll
5. Jalur rujukan dapat berlangsung sebagai berikut :
Rujukan medik :
a. Intern antara petugas puskesmas
b. Antara Puskesmas Pembantu dengan Puskesmas
c. Antara masyarakat dengan Puskesmas
d. Antara satu Puskesmas dengan Puskesmas yang lain
e. Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Laboratorium, atau Fasilitas kesehatan lainnya
6. Upaya kesehatan rujukan
1) Langkah – langkah dalam meningkatkan rujukan :
a. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan dari Puskesmas
Pemabantu dan Pos kesehatan dari masyarakat
b. Mengadakan “Pusat Rujukan Antara” dengan mengadakan ruangan tambahan untuk 10
tempat tidur perawatan penderita gawat darurat pada lokasi yang strategis
c. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit – unit pelayanan kesehatan dengan
perantaraan telpon atau radio komunikasi pada setiap unit pelayanan kesehatan
d. Menyediakan puskesmas Keliling pada setiap kecamatan dalam bentuk kendaraan roda 4
atau perahu bermotor yang dilengkapi dengan radio komunikasi
e. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai bagi sistem rujukan, baik
rujukan medik maupun rujukan kesehatam
f. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan rujukan.
2) Puskesmas perawatan
Pengertian :
Puskesmas yang diberikan tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat
darurat baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara.
a. Kriteria :
- Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit
- Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari puskesmas sekitarnya
- Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang memadai
- Jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari rata – rata
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 7
- Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk wilayah 3 puskesmas di
sekelilingnya minimal rata – rata 20.000/puskesmas
- Pemerintah Daerah bersedia untuk menyediakan anggaran rutin yang memadai
b. Fungsi :
Merupakan “Pusat Rujukan Antara” melayani penderita gawat darurat sebelum dapat
dibawa ke Rumah Sakit.
c. Kegiatan :
(1) Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat antara lain:
- Kecelakaan lalu lintas
- Persalinan dengan penyulit
- Penyakit lain yang mendadak dan gawat
(2) Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita dalam
rangka diagnostik dengan rata – rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari
(3) Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman penderita lebih
lanjut ke Rumah Sakit
(4) Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan resiko tinggi dan persalinan
dengan penyulit
(5) Melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita untuk keluarga berencana.
d. Ketenagaan :
(1) Dokter kedua di puskesmas yang telah mendapat latihan klinis di Rumah Sakit 6 bulan
dalm bidang bedah, obstetric-gynekologi, pediatric dan interne
(2) Seorang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang perawatan bedah,
kebidanan, pediatric dan penyakit dalam
(3) 3 orang perawat kesehatan/perawat/bidan yang diberi tugas secara bergilir
(4) 1 orang pekarya kesehatan SMA+.
Peranan dokter puskesmas
1. Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang dokter
Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya ialah seorang yang berilmu untuk
menyembuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat mengharapkan seorang dokter Kepala
Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit. Namun demikian, dalam
kenyataan tanggung jawab seorang dokter Kepala Puskesmas tidak hanya mengobati orang sakit saja
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 8
akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam
wilayah kerjanya. Disamping itu, ia berfungsi juga sebagai seorang pemimpin dan seorang manager
pula.
Penting kiranya seorang dokter puskesmas dalam melakukan pemeriksaan dan pengobatan
penderita, pandangan dan cara berfikir dalam menentukan diagnosa dan pengobatan tidak semata –
mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, akan tetapi pandangan ditujukan kepada keluarga
penderita dan dihubungkan pula dengan masyarakat lingkungan penderita tersebut. Dalam
melaksanakan pemeriksaan dan tindakan pengobatan pergunakanlah semua fasilitas yang ada dan
kemampuan yang dimiliki sebaik – baiknya. Hal ini sangat penting untuk memupuk kepercayaan
masyarakat dan para pejabat di lingkungan kecamatan kepada dokter puskesmas yang bersangkutan.
2. Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang manager
a. Organisasi dan tatalaksana
Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan yang
langsung bertanggung jawab dalam bidang teknis kesehatan maupun administratif kepada
Kepala Dinas Kesehatan Tingkat II (Dokabu). Puskesmas Pembantu dan bidan di desa di dalam
wilayah kerja puskesmas merupakan bagian integral dari puskesmas. Puskesmas Pembantu
melaksanakan sebagian tugas – tugas puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas
yang ada dalam wilayah kerja tertentu merupakan sebagian dari wilayah kerja puskesmas. Jenis
dan jumlah tenaga puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk setiap puskesmas, tetapi
disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang dicakup serta keadaan geografis
dan perhubungan di wilayah kerjanya.
Kepala puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama – sama stafnya disesuaikan
dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu
dipertimbangkan pula lokasi peerjaan dan waktu pekerjaan, sehingga bisa diadakan
pembangian tugas dan giliran kerja yang merata di antara tenaga – tenaga puskesmas yang ada
dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Walupun pekerjaan yang dilakukan berbeda –
beda akan tetapi semuanya dengan satu tujuan, ialah meningkatkan kesejahteraan dari
masyarakat di wilayah kerja puskesmas dan di bawah satu pimpinan, ialah Kepala Puskesmas.
Tidak ada pengkotakan struktur dalam puskesmas.
Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya (termasuk Puskesmas
Pembantu dan bidan di desa) perlu dilakukan secara teratur paling sedikit sebulan sekali. Buku
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 9
Pedoman Mini Lokakarya Puskesmas dengan lampirannya merupakan pedoman untuk
penyelenggaraan pertemuan berkala tersebut.
Tujuan pertemuan berkala itu antara laina adalah :
- Menampung masalah/hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pekerjaan sehari – hari
untuk dipecahkan bersama
- Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam bulan berikutnya atau minggu
yang akan datang
- Menilai hasil – hasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan yang lalu
- Meneruskan informasi/instruksi/petunjuk dari atasan untuk diketahui dan dilaksanakan
bersama.
b. Bimbingan teknis dan supervisi
Selain pertemuan berkala dengan segenap staf puskesmas yang dilakukan di puskesmas, Kepala
puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi bimbingan kepada staf puskesmas
secara berkala di tempat mereka bekerja, di puskesmas, di Puskesmas Pembantu, di lapangan
maupun di rumah penduduk dalam rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali dilakukan
secara teratur untuk memelihara disiplin kerja staf puskesmas.
c. Hubungan kerja antar instansi Kecamatan
Camat merupakan koordinator dari semua instansi/dinas tingkat Kecamatan. Kepala Puskesmas
bertanggung jawab secara teknis kesehatan dan administratif kepada Dokabu. Hubungan
dengan Camat merupakan hubungan koordinasi, namun demikian tanggung jawab secara moril
dari kepala Puskesmas terhadap Camat tetap ada.
Hubungan kerjasama yang baik perlu dipupuk antara puskesmas dengan semua instasi di
tingkat kecamatan. Kepala Puskesmas harus secara aktif mencari hubungan kerjasama dengan
instansi – instansi di tingkat kecamatan. Usaha kesehatan tidak dapat berjalan sendiri dan perlu
kerjasama dengan instansi – instansi lain. Pertemuan berkala antar instansi tingkat Kecamatan
perlu diadakan di bawah koordinasi pak Camat.
d. Dokter Kepala Puskesmas sebagai penggerak pembangunan di wilayah kerjanya
Disamping hubungan langsung antara dokter Kepala Puskesmas dan staf dengan anggota
masyarakat sebagai pengunjung puskesmas dalam rangka pemeriksaan, pengobatan dan
penyuuhan kesehatan, perlu pula dilakukan hubungan kerjasama dengan masyarakat dalam
rangka membantu masyarakat menolong mereka sendiri dalam bidang kesehatan. Khususnya
dengan para pemuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka baik dalam ruang
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 10
lingkup kesehatan maupun dalam hal – hal yang berhubungan dengan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalah yang mereka hadapi, dan belum bisa
menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi. Kepala Puskesmas beserta segenap
stafnya bekerjasama dengan instasi – instasi lain di tingkat kecamatan, perlu memberi
bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan prioritas masalah
yang perlu ditanggulangi sesuai dengan kemampuan swadaya mereka sendiri. Untuk itu, perlu
dilakukan pertemuan – pertemuan baik secara individu dengan pemuka masyarakat, maupun
secara kelompok. Pertemuan ini biasanya dilakukan di luar jam kerja, sore atau malam.
Bilamana diperlukan latihan, maka Kepala Puskesmas dan segenap stafnya harus dapat
melayaninya.
3. Dokter Kepala Puskesmas sebagai tenaga ahli dan pendamping Camat
Program pemerintah pada saat ini baru bisa menempatkan dokter puskesmas sebagai seorang
sarjana secara merata di kecamatan – kecamatan. Dengan sendirinya harapan dari seluruh
masyarakat kecamatan adalah untuk mendapatkan manfaat dari keahliannya dalam bidang
kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berpikir yang luas dan kreatif dari seorang
sarjana. Maka peranan dokter puskesmas di kecamatan disamping sebagai pimpinan puskesmas,
juga merupakan tenaga ahli dan pendamping Camat.
Manajemen puskesmas
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang
baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efesien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh puskesmas yang dikenal yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta
pengawasan dan pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara
terkait dan berkesinambungan.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah
kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam.
Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya pengembangan.
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 11
(1) Perencanaan upaya kesehatan wajib
Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap puskesmas, yakni promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, perbaikan gizi
masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan. Langkah –
langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Menyusun usulan kegiatan usulan
Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun kegiatan dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai
dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas.
Usulan ini disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan,
tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya
untuk setiap kegiatan.
Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas yang dilaksanakan
sesuai dengan siklus perencanaan Kabupaten/kota dengan mengikutsertakan BPP serta
dikoordinasikan dengan camat.
b. Mengajukan usulan kegiatan
Langkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke dinas
kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan pembiayaannya, perlu diperhatikan dalam
mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan
prasarana dan operasional puskesmas beserta pembiayaannya.
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota (Rencana Kerja
Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan
pemetaan wilayah (mapping).
(2) Perencanaan upaya kesehatan pengembangan
Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah
ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya laboratorium medik, upaya
laboratorium kesehatan masyarakat dan pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena
ketiga upaya ini adalah upaya penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya –
upaya puskesmas. Langkah – langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang
dilakukan oleh puskesmas mencakup hal – hal berikut :
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 12
a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi upaya kesehatan pengembangan
yang akan diselenggarakan oleh puskesmas. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada
tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan
tersebut. Apabila puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama
masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung dilapangan (Survei Mawas Diri).
Pengertian Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan
dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.
Tahap pelaksanaan Survei Mawas Diri :
- Pengumpulan data dapat berupa data primer yakni yang dikumpulkan langsung dari
sumber data atau data sekunder yakni yang berasal dari catatan yang ada
- Pengolahan data
- Penyajian data berupa data masalah dan potensi
Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki
oleh puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique)
oleh petugas puskesmas dengan mengikutsertakan Badan Penyantun Puskesmas.
Pengertian Delbecq Technique adalah perumusan masalah dan identifikasi potensi melalui
kesepakatan sekelompok orang yang memahami masalah tersebut.
Tahapan pelaksanaannya :
- Pembentukan Tim
- Menyusun daftar masalah
- Menetapkan kriteria penilaian masalah
- Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria penilaian dilengkapi dengan
uraian tentang potensi yang dimiliki
Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, jumlah upaya kesehatan pengembangan yang
dipilih dapat lebih dari satu. Disamping itu, identifikasi upaya kesehatan pengembangan
dapat pula memilih yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya
kesehatan puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri sesuai dengan
masalah dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan puskesmas.
b. Menyusun usulan kegiatan
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 13
Langkah kedua yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan yang
berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta
perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.
Rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks (Gantt Chart).
Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan
yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas kesehatan kabupaten/kota
dalam bentuk musyawarah masyarakat.
Pengertian musyawarah masyarakat adalah pertemuan yang dihadiri oleh para pemimpin,
baik formal maupun informal dan anggota masyarakat untuk merumuskan prioritas masalah
kesehatan dan upaya penanggulangannya.
Tahap pelaksanaannya:
- Pemaparan daftar masalah kesehatan dan potensi yang dimiliki
- Membahas dan melengkapi urutan prioritas masalah
- Mambahas dan melengkapi potensi penyelesaian masalah yang dimiliki
- Merumuskan cara penanggulangan masalah sesuai dengan potensi
- Menetapkan rencana kegiatan penanggulangan masalah (dalam bentuk Gantt Chart)
Penyusunan rencana pada tahap pelaksanaan tahun berikutnya dilakukan secara terintegrasi
dengan penyusunan rencana upaya kesehatan wajib.
c. Mengajukan usulan kegiatan
Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke
Dinas kesehatan kabupaten/kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula
diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak – pihak lain. Apabila diajukan ke
pihak – pihak lain, usulan kegiatan harus diperlengkapi dengan uraian tentang latar
belakang, tujuan serta urgensi perlu dilaksanakannya upaya pengembangan tersebut.
d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah keempat yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota atau Penyandang dana
lain (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang
dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping). Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
ini dilakukan secara terpadu dengan penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan
wajib.
2. Pelaksanaan dan pengendalian
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 14
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian
terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib
maupun rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di
wilayah kerja puskesmas. Langkah – langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut :
(1) Pengorganisasian
Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas perlu dilakukan pengorganisasian. Ada
dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa
penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap
satuan wilayah kerja. Dengan kata lain, dilakukan pembagian habis seluruh program kerja dan
seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas puskesmas dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimilikinya. Penentuan para penagguangjawab ini dilakukan melalui
pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan. Kedua, pengorganisasian berupa
penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama
yang dapat dilakukan :
a. Penggalangan kerjasama bentuk dua pihak yakni antara dua sector terkait, misalnya antara
puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan
kerja.
b. Penggalangan kerjasama bentuk banyak pihak yakni antar berbagai sektor terkait, misalnya
antara puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, sektor kecamatan pada waktu
menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.
Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan :
a. Secara langsung yakni antar sektor – sektor terkait
b. Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan
(2) Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah menyelenggarakan
rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para penanggungjawab dan para pelaksana yang telah
ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu
dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama yang menyangkut jadwal
pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para
penanggungjawab dan pelaksana.
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 15
b. Meyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan
yang telah disusun. Beban kegiatan puskesmas harus terbagi habis dan merata kepada
seluruh petugas.
c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas harus diperhatikan hal – hal sebagai
berikut :
1) Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menetapkan keempat azas penyelenggaraan
puskesmas yakni azas pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan masyarakat,
azas keterpaduan dan azas rujukan.
2) Berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas
Pada saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai standar dan pedoman pelayanan
puskesmas sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan puskesmas yang harus diperhatikan
pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas.
Standar dan pedoman tersebut adalah :
a. Standar dan pedoman bangunan puskesmas
b. Satandar dan pedoman peralatan puskesmas
c. Standar manajemen peralatan puskesmas
d. Standar dan pedoman ketenagaan puskesmas
e. Pedoman pengobatan rasional puskesmas
f. Standar manajemen obat puskesmas
g. Standar dan pedoman teknis pelayanan berbagai upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat yang diselenggarakan oleh puskesmas
h. Pedoman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
i. Pedoman perhitungan satuan biaya pelayanan puskesmas
3) Kendali mutu
Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program kendali mutu. Prinsip
program kendali mutu adalah kepatuhan terhadap berbagai standar dan pedoman
pelayanan serta etika profesi, yang memuaskan pemakai jasa pelayanan.
Pengertian kendali mutu adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, obyektif dan terpadu dalam menerapkan masalah dan penyebab masalah
mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 16
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia serta
menilai hasil yang dicapai dan meyususn saran tindaklanjut untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan.
Prinsipnya :
Mengikuti siklus pemecahan masalah (problem solving cycle)
Dilaksanakan melalui kerjasama tim (team based)
Sesuai sumberdaya yang tersedia (resource based)
4) Kendali biaya
Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program kendali biaya. Prinsip
program kendali biaya adalah kepatuhan terhadap berbagai standar dan pedoman
pelayanan serta etika profesi, yang terjangkau oleh pemakai jasa pelayanan.
Pengertian kendali biaya adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan kebijakan dan tatacara
penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk pembiayaannya, serta memantau
pelaksanaannya sehingga terjangkau oleh masyarakat.
Tahap pelaksanaannya :
Menetapkan upaya kesehatan yang diselenggarakan lengkap dengan rincian
pembiayaannya
Menjabarkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan (standar, pedoman dan nilai
etika) yang mendukung
Melaksanakan upaya kesehatan yang sesuai dengan kebijakan dan tatacara
penyelenggaraan
Menampung dan menyelesaikan keluhan masyarakat yang terkait dengan masalah
biaya
Menyempurnakan penyelenggaraan upaya kesehatan dengan memperhatikan
keluhan biaya dari masyarakat.
(3) Pemantauan
Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara
berkala. Kegiatan pemantauan mencangkup hal – hal sebagai berikut :
a. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai yang dibedakan atas
2 hal :
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 17
1) Telaahan internal yakni telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil
yang dicapai oleh puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan.
Data yang dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) yang berlaku.
Pengertian simpus adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu
proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen puskesmas dalam
mencapai sasaran kegiatannya.
Sumber informasi :
SP2TP terdiri dari :
- Catatan : kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register
- Laporan : bulanan, tahunan dan KLB
Survey lapangan
Laporan lintas sektor
Laporan sarana kesehatan swasta
Kesimpulan dirumuskan dalam 2 bentuk. Pertama, kinerja puskesmas yang terdiri dari
cakupan (coverage), mutu (quality) dan biaya (cost) kegiatan puskesmas. Kedua,
masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan kegiatan
puskesmas. Telaahan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas.
Pengertian Lokakarya Mini Bulanan adalah pertemuan yang diselenggarakan setiap
bulan di puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staf di puskesmas, Puskesmas Pembantu
dan bidan di desa serta dipimpin oelh kepala puskesmas.
Tahapan pelaksanaannya :
1. Lokakarya Mini Pertama
a. Masukan
Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran tanggung
jawab staf dan kewenangan puskesmas
Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
Informasi tentang tatacara penyusunan POA Puskesmas
b. Proses
Investarisasi kegiatan puskesmas termasuk kegiatan lapangan/daerah binaan
Analisis beban kerja tiap petugas
Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 18
Penyusunan POA Puskesmas tahunan
c. Keluaran
POA Puskesmas tahunan
Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)
2. Lokakarya Mini bulanan
a. Masukan
Laporan hasil kegiatan bulan lalu
Informasi tentang hasil rapat dinas kab/kota
Informasi tentang hasil rapat tingkat kecamatan
Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
b. Proses
Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS
Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan
terhadap standar pelayanan
Merumuskan alternatif pemecahan masalah
c. Keluaran
Rencana kerja bulan yang baru
2) Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai oleh sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sektor lain terkait yang ada di
wilayah kerja puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini
Triwulan Puskesmas secara lintas sektor.
Pengertian Lokakarya Mini Tribulanan adalah pertemuan yang diselenggarakan setiap 3
bulan sekali di puskesmas yang dihadiri oleh instasi lintas sektor tingkat kecamatan,
Badan penantun Puskesmas (BPP), staf puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh
camat.
Tahapan pelaksanaannya :
1. Lokakarya Mini Tribulanan Pertama
a. Masukan
• Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok
• Informasi tentang program lintas sektor
• Informasi tentang program kesehatan
• Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 19
b. Proses
• Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor
• Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor
• Pembagian peran masing-masing sektor
c. Keluaran
• Kesepakatan tertulis sektor terkait dalam mendukung program kesehatan
termasuk program pemberdayaan masyarakat
2. Lokakarya Mini Tribulanan Rutin
a. Masukan
• Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait
• Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan
program kesehatan
• Pemberian informasi baru
b. Proses
• Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan
• Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor
• Merumuskan cara pemecahan masalah
c. Keluaran
• Rencana kerja tribulan yang baru
• Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)
d. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan dari
hasil telaahan bulanan dan triwulan.
(4) Penilaian
Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai,
dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan. Sumber data yang
dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua. Pertama, sumber data primer yakni yang
berasal dari SIMPUS dan berbagai sumber data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 20
khusus pada akhir tahun. Kedua, sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan
bulanan dan triwulanan.
b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian serta
masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.
3. Pengawasan dan pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian
penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-
undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan
pertanggungjawaban dilakukan kegiatan sebagai berikut :
(1) Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan
internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh
masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.
Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada
pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan
perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat laporan
pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan
penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada
Dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui
Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi penggantian Kepala puskesmas, maka Kepala
Puskesmas yang lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
Adalah tatacara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan Puskesmas, meliputi
keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok yang dilaporkan serta hasil yang dicapai oleh
puskesmas. Dengan melakukan SP2TP sebaik-baiknya, akan didapat data dan informasi yang
diperlukan untuk perencanaan, penggerak pelaksanaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian dan
penilaian penampilan puskesmas serta situasi kesehatan masyarakat umumnya.
a. Tujuan Umum
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 21
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik/teratur untuk
pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.
b. Tujuan Khusus
Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok puskesmas yang
akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur
Terlaksananya pelaporan data tersebut secara teratur diberbagai jenjang administrasi, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Termanfaatkannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan program
kesehatan melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.
SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas (termasuk puskesmas dengan perawatan, puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling). Pencatatan dan pelaporan mencangkup :
Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
Data ketenagaan di puskesmas
Data sarana yang dimiliki puskesmas
Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas.
Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan, semester dan tahunan) dengan
menggunakan formulir yang baku. Pelaksanaan SP2TP terdri dari 3 kegiatan :
1. Pencatatan dengan menggunakan format
Pencatatan dilakukan dalam gedung puskesmas/puskesmas pembantu yaitu mengisi :
Family Folder (kartu individu dan kartu tanda pengenal keluarga)
Buku register untuk:
- Rawat jalan/rawat inap
- Penimbangan
- Kohort ibu
- Kohort anak
- Persalinan
- Laboraturium
- Pengamatan penyakit menular
- Imunisasi
- P.K.M
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 22
Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit) yang disertai distribusi jenis kelamin, golongan,
umur dan desa.
Kartu Perusahaan
Kartu Murid
Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah pembuatan laporan.
2. Pengiriman laporan dengan menggunakan format secara periodik
Jenis dan periode laporan sebagai berikut :
Bulanan
- Data kesakitan (format LB.1)
- Data kematian (format LB.2)
- Data operasional (format LB.3) Gizi, imunisasi dan KIA
- Data manejemen obat (format LB.4)
Triwulan meliputi data kegiatan puskesmas (format LT)
Tahunan
- Umum, fasilitas (format LSD.1)
- Sarana (format LSD.2)
- Tenagan (format LSD.3)
3. Pengolahan analisis dan pemanfaatan data
Ruang lingkup kegiatan pengolahan dan analisa data meliputi :
Mengkompilasi data dari puskesmas pembantu, kegiatan lapangan termasuk posyandu dan
kegiatan dalam gedung puskesmas.
Mentabulasi data upaya kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, yang dibedakan atas
masyarakat dalam wilayah dan luar wilayah puskesmas.
Menyusun Kartu Index Penyakit
Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan.
Membuat penyajian dalam bentuk narasi, table dan grafik sesuai kebutuhan menurut waktu dan
lokasi.
Melakukan beberapa analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi serta perencanaan dimasa
mendatang.
Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan.
Pada hakekatnya data dari SP2TP mempunyai peran ganda karena :
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 23
Data tersebut dilaporkan dari puskesmas untuk kebutuhan administrasi di atasnya dalam rangka
pembinaan, perncanaan serta penetapan kebijaksanaan.
Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh puskesmas sendiri dalam rangka peningkatan upaya
kesehatan puskesmas, melalui perencanaan (mikroplaning), penggerakan pelaksanaan (mini
lokakarya) dan pengawasan pengendalian serta penilaian.
Analisa Keadaan dan Masalah
1. Analisa Derajat Kesehatan
Analisa ini akan menjelaskan masalah kesehatan yang dihadapi, dimana akan tergambarkan
ukuran-ukuran derajad kesehatan secara kwantitatif, penyebaran masalah tersebut menurut
kelompuk umur, tempat dan waktu. Dengan kata lain, pendekatan analisa derajat kesehatan
mempergunakan pendekatan epidemiologis.
2. Analisa Aspek kependudukan
Analisa ini akan menghasilkan ukuran-ukuran demografis dalam wilayah tertentu. Beberapa
ukuran yang penting adalah : jumlah penduduk, penyebaran berdasarkan kelompok umur dan
wilayah serta waktu, pertumbuhan penduduk, kelahiran, kematian, mobilitas penduduk dan lain
sebagainya. Angka-angka ini sangat berguna untuk dipergunakan sebagai denominator dari angka
derajat kesehatan dan luaran program.
3. Analisa Upaya Pelayanan Kesehatan
Analisa ini akan menghasilkan data atau informasi mengenai masukan, proses, luaran atau kalau
mungkin dampak pelayanan/upaya kesehatan yang dapat berbentuk upaya promotif, preventif,
kuratif atau rehabilitative.
4. Analisa Perilaku
Analisa ini memberikan gambaran tentang sikap dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan dan
upaya kesehatan.
5. Analisa Lingkungan
Analisa lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan biologis, social budaya serta ekonomi.
Lingkungan fisik misalnya : sumber/sarana air bersih, perumahan, limbah rumah tangga atau
industri, sarana komunikasi, transportasi dan lain sebagainya.
Lingkungan biologis meisalnya : gambaran vector penyakit yang ada di wilayah tersebut.
Lingkungan social budaya menggambarkan derajat interaksi social dalam masyarakat, misalnya
pendidikan, system social yang ada (gotong-royong) dan lain sebagainya.
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 24
Lingkungan ekonomi misalnya : mata pencaharian, pendapatan, pengangguran dan lain
sebagainya.
Evaluasi Dengan Pendekatan Sistem
a. Pengertian
Secara umum yang diamksudkan dengan penilaian disini ialah melakukan penilaian yang dapat
diterapkan pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pada tahap akhir program untuk melihat
apakah program yang direncanakan telah merupakan program yang tepat, dilaksanakan sesuai dengan
rencana serta apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai atau tidak.
The American Public Health Association merumuskan penilaian sebagai suatu proses untuk
menentukan nilai atau jumlah keberhasilan yang dipoeroleh dari pelaksanaan suatu program dalam
mencapai tujuannya.
Oleh Riecken disebutkan penilaian adalah pengukuran terhadap akibat yang timbul dari
dilaksanakannya suatu program untuk mencapai tujuannya, baik akibat yang diharapkan ataupun yang
tidak diharapkan. Penilaian dapat dibedakan atas tiga macam yakni :
1. Formative Evaluation
Penilaian yang dilakukan pada tahap awal yakni sebelum program tersebut dilaksanakan. Jadi
penilaian yang dialkukan disini termasuk bagian dari pekerjhann perencanaan.
2. Promotive Evaluation
Penilaian yang dilakukan pada saat program tersebut dilaksanakan. Tujuan ialah untuk melihat
apakah program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Jika tidak sesuai atau jika terjadi
penyimpangan, maka tentu saja diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan sedemikian rupa
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
3. Summative Evaluation
Penilaian yang dilakukan pada akhir program. Tujuannya ialah untuk melihat apakah tujuan
yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
Dengan penilaian yang seperti ini, mudah dipahami bahwa dalam ilmu administrasi apa yang
disebutkan dengan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak
dapat dipisahkan.
b. Ruang Lingkup dan Ukuran Penilaian
Ruang lingkup penilaian serta ukuran penilaian dari hasil yang dicapai banyak macamnya. Secara
umum penilaian dapat dilakukan terhadap tiga hal yang bersifat pokok yakni :
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 25
1. Terhadap pross pelaksanaan program, yakni mengukur apakah program tersebut berjalan sesuai
dengan rencana atau tidak. Hal yang sering diamati pada penilaian proses adalah waktu
pelaksanaannya, kegiatan atau aktivitas yang dilakukan serta sumber yang dipergunakan.
2. Terhadap hasil program (out come/out put) yakni melihat apakah tujuan tercapai atau tidak.
3. Terhadap pengaruh yang ditimbulkan oleh hasil yang dicapai (dampak) yakni melihat sampai
seberapa jauh pengaruhnya terhadap status kesehatan ataupun masalah kesehatan yang terdapat.
Pembagian lain dari ruang lingkup dan ukuran penilaian ialah dari Blum, yang membedakan
penilaian atas 6 macam yakni :
1. Yang menyangkut aktivitas yang dilaksanakan oleh suatu program kesehatan. Pertanyakan
yang ingin dicari jawabannya adalah : “Apakah program tersebut terlaksana atau tidak?”
2. Yang menyangkut terpenuhi atau tidaknya standart ataupun kriteria yang telah ditetapkan
dengan dilaksanakannya program tersebut. Pertanyaan pokoknya ialah : “Apakah aktivitas
tersebut berjalan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan?”
3. Yang menyangkut efisiensi dari program, jadi membahas biaya yang dipakai untuk
melaksanakan program tersebut.
4. Yang menyangkut efektivitas dari program, yakni apakah program tersebut dapat memenuhi
kehendak ataupun tujuan yang telah ditetapkan.
5. Yang menyangkut validitas hasil yang diperoleh, jadi apakah hasil yang didapatkan telah dapat
memenuhi kehendak ataupun harapan untuk apa program tersebut dilaksanakan dan apakah
dengan telah dicapainya tujuan program telah dapat menyelesaikan masalah yang diatasi.
6. Yang menyangkut keseluruhan system yang dipakai untuk melaksanakan program tersebut.
c. Cara melakukan penilaian
Cara melakukan penilaian banyak macamnya, tergantung dari apa yang akan dinilai dan ruang
lingkup atau tingkat penilaian apa yang ingin dikerjakan.
Untuk mengukur efisiensi program yakni yang menyangkut pembiayaan yang dilaksanakan,
maka sering dilakukan analisa khusus yang disebut cost effectiveness analysis, yakni melakukan
analisa program dari suatu pembiayaan dan kesimpulan ditarik dengan membandingkannya terhadap
hasil analisa program lain yang sejenis.dalam kehidupan sehari-hari cost effectiveness analysis sering
dikacaukan dengan cost benefit analysis. Perbedaannya ialah pada cost effectiveness analysis yang
dipentingkan tidak hanya keuntungan (benefit) tetapi juga efektivitasnya.
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 26
Penterapannya dalm bidang kesehatan tidaklah semudah yang diperkirakan, karena ukuran
keuntungan yang efektif dalam bidang kesehatan sering tidak jelas. Dalam melakukan penilaian model
ini, maka beberapa patokan yang harus diikuti yakni :
1. Mula-mula dikumpulkan segala data dasar yang diperkirakan berhubungan dengan program
yang dilaksanakan.
2. Uraikan dengan lengkap program yang akan dilaksanakan tersebut dalam bentuk kegiatan
ataupun aktivitas dan usaha yang terperinci.
3. Ubahlah data yang tersedia atau kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk rupiah, yang
dilakukan untuk tahap yang berbeda atau untuk beberapa macam program yang ada.
4. Bandingkan hasil perhintungan antara tahap-tahap ataupun macam program yang beda tersebut
dan lanjutkan dengan menarik kesimpulan.
d. Pengawasan
Telah disebutkan bahwa penilaian (evaluation) erat hubungannya dengan pengawasan
(controlling). Dalam banyak buku administrasi dan managemen, malah disebutkan penilaian adalah
sebagian dari pengawasan. Penilaian adalah pengawasan yang dilakukan dengan mengadakan
perhitungan terhadap keseluruhan penyelenggaraan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan
pengawasan ialah melakukan pengukuran dan sekaligus koreksi setiap penampilan karyawan yang
diperlihatkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana.
Penutup
Demikianlah telah kita ketahui bersama tentang managemen system administrasi kesehatan
melalui program-program puskesmas yang telah direncanakan dan ditetapkan. Dalam tiap program
yang ada di puskesmas, baik itu program wajib maupun program pengembangan, diperlukan suatu
sistem yang mengatur mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerak pelaksanaan hingga
tahapan penilaian. Bahkan hingga sampai pada pencatatan dan pelaporan dari tiap program yang telah
direncanakan.
Dari tiap program yang telah dilakukan, perlu kita evaluasi kembali untuk mengetahui apakah
pelaksanaan dari program sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 27