Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
S A L I N A N
P U T U S A N Perkara Nomor: 15/KPPU-L/2010
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (selanjutnya disebut
“Komisi”) yang memeriksa dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
(selanjutnya disebut “UU No. 5 Tahun 1999”) berkaitan dengan Tender Paket
Pekerjaan Peningkatan Jalan Tebing Tinggi – Tanjung Raya; Talang Padang – Padang
Tepung; Talang Padang - Pasemah Air Keruh, Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2009,
yang dilakukan oleh :-------------------------------------------------------------------------------
1) Terlapor I, PT Ultrakindo Dharma Buana Cabang Palembang, berkedudukan
di Jalan Semeru Nomor 12A, 17 Ilir, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan,
30125; -----------------------------------------------------------------------------------------
2) Terlapor II, PT Tambora Mandiri Cabang Palembang, berkedudukan di Jalan
Semeru Nomor 12A, 17 Ilir, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan, 30125;---
3) Terlapor III, Panitia Pengadaan Jasa Pemborongan Kegiatan Peningkatan
dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah 1 Sumber Dana APBD
Tahun Anggaran 2009, berkedudukan di Jalan Ade Irma Suryani Nasution
Nomor 10, Palembang, Sumatera Selatan;------------------------------------------------
telah mengambil Putusan sebagai berikut: ------------------------------------------------------ Majelis Komisi: ------------------------------------------------------------------------------------ Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; --------------
Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan; -----------------------------------
Setelah membaca tanggapan/pembelaan para Terlapor; ------------------------------------
Setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut “BAP”);-------------
S A L I N A N
halaman 2 dari 71
TENTANG DUDUK PERKARA
1. Menimbang bahwa Sekretariat Komisi menerima laporan tentang adanya dugaan
pelanggaran terhadap UU No. 5 Tahun 1999 berkaitan dengan Tender Paket
Pekerjaan Peningkatan Jalan Tebing Tinggi – Tanjung Raya; Talang Padang –
Padang Tepung; Talang Padang - Pasemah Air Keruh, Sumatera Selatan Tahun
Anggaran 2009;---------------------------------------------------------------------------------
2. Menimbang bahwa setelah melakukan penelitian, klarifikasi dan pemberkasan atas
laporan tersebut, maka Komisi menyatakan laporan tersebut lengkap dan jelas; ------
3. Menimbang bahwa berdasarkan laporan yang lengkap dan jelas tersebut, Komisi
menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 37/KPPU/PEN/II/2010 tanggal 17 Februari
2010 tentang Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 15/KPPU-L/2010 terhitung
sejak tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 1 April 2010 (vide bukti A4);
4. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Pendahuluan, Komisi
menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 93/KPPU/KEP/II/2010 tanggal 17 Februari
2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam
Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 15/KPPU-L/2010 (vide bukti A5);--------
5. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan
Surat Tugas Nomor 197/SJ/ST/II/2010 tanggal 17 Februari 2010 yang menugaskan
Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan
Pendahuluan (vide bukti A6);-----------------------------------------------------------------
6. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan Penetapan
Pemeriksaan Pendahuluan dan Salinan Laporan Dugaan Pelanggaran kepada para
Terlapor (vide bukti A8 s/d A10);------------------------------------------------------------
7. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Tim Pemeriksa
menemukan adanya bukti awal yang cukup terhadap dugaan pelanggaran Pasal 22
UU No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh para Terlapor dan merekomendasikan
kepada Komisi untuk melanjutkan pemeriksaan ke tahap Pemeriksaan Lanjutan
(vide bukti A25); -------------------------------------------------------------------------------
8. Menimbang bahwa berdasarkan rekomendasi Tim Pemeriksa, selanjutnya Komisi
menerbitkan Penetapan Komisi Nomor: 74/KPPU/PEN/IV/2010 tanggal 05 April
S A L I N A N
halaman 3 dari 71
2010 tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 15/KPPU-L/2010 terhitung
sejak tanggal 05 April 2010 sampai dengan tanggal 29 Juni 2010 (vide bukti A26); -
9. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Komisi
menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 145/KPPU/KEP/IV/2009 tanggal 05 April
2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam
Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 15/KPPU-L/2010 (vide bukti A27); -----------
10. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan
Surat Tugas Nomor 475/SJ/ST/IV/2009 tanggal 05 April 2010 yang menugaskan
Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan Lanjutan
(vide bukti A28); -------------------------------------------------------------------------------
11. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan Penetapan
Pemeriksaan Lanjutan dan Salinan Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan kepada
para Terlapor (vide bukti A29 s/d A31); ----------------------------------------------------
12. Menimbang setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan Perkara 15/KPPU-L/2010,
Tim Pemeriksa Lanjutan menilai perlu dilakukan Perpanjangan Pemeriksaan
Lanjutan, maka Komisi menerbitkan Keputusan Komisi No.
227/KPPU/KEP/VI/2010 tanggal 30 Juni 2010 tentang Perpanjangan Pemeriksaan
Lanjutan Perkara 15/KPPU-L/2010 terhitung sejak tanggal 30 Juni 2010 sampai
dengan 10 Agustus 2010 (vide bukti A53); -------------------------------------------------
13. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan,
Komisi menerbitkan Keputusan Nomor 228/KPPU/KEP/VI/2010 tanggal 30 Juni
2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam
Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 15/KPPU-L/2010 (vide bukti
A54); ---------------------------------------------------------------------------------------------
14. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi menerbitkan
Surat Tugas Nomor 968/SJ/ST/VI/2010 tanggal 30 Juni 2010 yang menugaskan
Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam Perpanjangan
Pemeriksaan Lanjutan (vide bukti A55); ----------------------------------------------------
15. Menimbang bahwa dalam proses Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan
Lanjutan serta perpanjangannya, Tim Pemeriksa telah mendengar keterangan dari
para Terlapor, para Saksi dan Ahli; ----------------------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 4 dari 71
16. Menimbang bahwa identitas dan keterangan para Terlapor, para Saksi, dan Ahli
telah dicatat dalam BAP yang telah diakui kebenarannya serta masing-masing telah
ditandatangani oleh yang bersangkutan (vide bukti B1 s/d B22);------------------------
17. Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan,
Tim Pemeriksa telah mendapatkan, meneliti dan menilai sejumlah surat dan atau
dokumen, BAP serta bukti-bukti lain yang telah diperoleh selama pemeriksaan dan
penyelidikan;------------------------------------------------------------------------------------
18. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa
membuat Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan yang memuat fakta-fakta sebagai
berikut (vide bukti A66): ----------------------------------------------------------------------
18.1 Tentang Objek Tender;------------------------------------------------------------------
18.1.1 Objek Tender yang menjadi pokok perkara adalah Paket Pekerjaan
Peningkatan Jalan Tebing Tinggi – Tanjung Raya; Talang Padang –
Padang Tepung; Talang Padang - Pasemah Air Keruh, Sumatera Selatan
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 13.520.929.000,- (tiga belas milyar
lima ratus dua puluh juta sembilan ratus dua puluh sembilan ribu
rupiah) ; --------------------------------------------------------------------------
18.1.2 Metode pemilihan Penyedia Jasa dilakukan dengan pelelngan umum
dengan pasca kualifikasi untuk Kontrak Harga Satuan;--------------------
18.1.3 Metode Evaluasi Penawaran yang digunakan adalah sistem gugur
dengan terlebih dahulu melakukan koreksi aritmatik. Tahapan evaluasi
meliputi evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan
evaluasi kualifikasi; -------------------------------------------------------------
18.2 Tentang Kronologis Tender (vide bukti C8) ; ----------------------------------------
18.2.1 Pengumuman: 13 s/d 23 April 2009; -----------------------------------------
Pengumuman pelelangan umum Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan
Tebing Tinggi – Tanjung Raya; Talang Padang – Padang Tepung;
Talang Padang - Pasemah Air Keruh Sumatera Selatan Tahun Anggaran
2009 diumumkan bersama-sama dengan 44 paket pekerjaan lainnya
bidang sipil subbidang jalan dan jembatan melalui Harian Radar
Palembang (Lokal), Harian Media Indonesia (Nasional) dan website
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan;
S A L I N A N
halaman 5 dari 71
18.2.2 Pendaftaran: 13 s/d 23 April 2009;--------------------------------------------
Terdapat sejumlah 22 (dua puluh dua) perusahaan yang mendaftar
melalui website Dinas Pekerjaan Umum untuk paket pekerjaan ini
yaitu:
No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan
1 PT. Tanjung Raya Abadi 12 PT. Caro Kito
2 PT. Fecokonstruksi Utama 13 PT. Tri Perkasa Agro Coco
3 PT. Baniah Rahmat Utama 14 PT. Alpin Karya
4 PT. Surya Prima Abadi 15 PT. Tanjung Lapan
5 PT. Dwi Perkasa Mandiri 16 PT. Mahalini Jaya M
6 PT. Semendawai 17 PT. Nugroho Lestari
7 PT. Ocha 18 PT. Tambora Mandiri
8 PT. Ina Purwa Abadi 19 PT. Sopo Ni Sira
9 PT. Eko Putra 20 PT. Anugerah Karya Agra Sentosa
10 PT. Putting Marga 21 PT. Alfa Amin Utama
11 PT. Jimy Brothers 22 PT. Ultrakindo Dharma Buana
18.2.3 Pengambilan dokumen: 13 s/d 24 April 2009; ------------------------------
Terdapat sejumlah 17 (tujuh belas) perusahaan yang mengambil
dokumen lelang yaitu:
No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan
1 PT. Jimy Brothers 10 PT. Dwi Perkasa Mandiri
2 PT. Surya Prima Abadi 11 PT. Tri Perkasa Agro Coco
3 PT. Anugerah Karya Agra
Sentosa
12 PT. Baniah Rahmat Utama
4 PT. Nugroho Lestari 13 PT. Feco Konstruksi Utama
5 PT. Sopo Ni Sira 14 PT. Semendawai
6 PT. Putting Marga 15 PT. Ina Purwa Abadi
7 PT. Tanjung Raya Abadi 16 PT. Eko Putra
8 PT. Tambora Mandiri 17 PT. Ultrakindo Dharma Buana
9 PT. Alfa Amin Utama
S A L I N A N
halaman 6 dari 71
18.2.4 Rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing): 16 April 2009; ----------------
Rapat aanwijzing dilaksanakan bersama-sama dengan 12 (dua belas)
paket tender lainnya yang termasuk dalam katergori kegiatan
Peningkatan, Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah I. Terdapat 40
(empat puluh) perusahaan yang menghadiri aanwijzing tersebut, namun
dari 17 (tujuh belas) perusahaan yang mengambil dokumen lelang,
hanya 4 (empat) perusahaan yang hadir dalam rapat aanwijzing untuk
tender ini, yaitu:
No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan
1 PT. Anugerah Karya Agra Sentosa 3 PT. Jimmy Brothers
2 PT. Sopo Ni Sira 4 PT. Tanjung Raya Abadi
18.2.5 Pemasukan dan pembukaan penawaran: 27 April 2009; ------------------
Terdapat sejumlah 6 (enam) perusahaan yang memasukkan dokumen
penawaran yaitu:
No Nama Perusahaan Harga Penawaran (Rp)
1 PT. Tri Perkasa Agro Coco 10.822.429.000
2 PT. Anugerah Karya Agra Sentosa 10.906.870.000
3 PT. Nugroho Lestari 12.232.181.000
4 PT. Baniah Rahmat Utama 13.250.506.000
5 PT. Ultrakindo Dharma Buana 13.383.338.000
6 PT. Tambora Mandiri 13.385.485.000
18.2.6 Koreksi Aritmatik: 30 April 2009; -------------------------------------------
Sebelum dilakukan evaluasi penawaran, terhadap semua dokumen
penawaran dilakukan penelitian yang meliputi pemenuhan persyaratan
pada saat pembukaan penawaran dan koreksi aritmatik.
Berdasarkan Berita Acara Koreksi Aritmatik No: 07/PAN/APBD-
WIL.I/TTP/V/2009, terdapat 6 (enam) perusahaan yang memasukkan
dokumen penawaran dengan hasil Koreksi Aritmatik sebagai berikut:
S A L I N A N
halaman 7 dari 71
No Nama Perusahaan Harga Penawaran
(Rp)
Harga Penawaran
Terkoreksi (Rp)
% terhadap
HPS 1 PT. Tri Perkasa Agro
Coco
10.822.429.000 10.822.428.000 80.04
2 PT. Nugroho Lestari 12.232.181.000 12.232.181.000 90.47
3 PT. Anugerah Karya
Agra Sentosa
10.906.870.000 13.059.031.000 96.58
4 PT. Ultrakindo
Dharma Buana
13.383.338.000 13.248.038.000 97.98
5 PT. Baniah Rahmat
Utama
13.250.506.000 13.250.506.000 98.00
6 PT. Tambora Mandiri 13.385.485.000 13.385.486.000 99.00
18.2.7 Evaluasi Administrasi: 04 Mei 2009; ----------------------------------------
Evaluasi Administrasi dilakukkan terhadap penawaran yang memenuhi
syarat pada pembukaan penawaran. Berdasarkan Berita Acara Evaluasi
Administrasi No: 08/PAN/APBD-WIL.I/TTP/V/2009, hasil evaluasi
administrasi adalah sebagai berikut:
No Nama Perusahaan Hasil Evaluasi Administrasi 1 PT. Tri Perkasa Agro Coco Tidak Memenuhi Syarat
(Jaminan Penawaran salah /tidak sesuai dokumen)
2 PT. Nugroho Lestari Memenuhi Syarat 3 PT. Anugerah Karya Agra
Sentosa Memenuhi Syarat
4 PT. Ultrakindo Dharma Buana Memenuhi Syarat 5 PT. Baniah Rahmat Utama Tidak Memenuhi Syarat
(Jaminan Penawaran salah /tidak sesuai dokumen)
6 PT. Tambora Mandiri Tidak Memenuhi Syarat (Surat Penawaran salah alamat)
18.2.8 Evaluasi Teknis: 06 Mei 2009; -----------------------------------------------
Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang diyatakan
memnuhi syarat atau lulus administrasi. Berdasarkan Berita Acara
S A L I N A N
halaman 8 dari 71
Evaluasi Teknik No: 09/PAN/APBD-WIL.I/TTP/V/2009, hasil evaluasi
teknik adalah sebagai berikut:
No Nama Perusahaan Hasil Evaluasi Teknik
1 PT. Nugroho Lestari Gugur
2 PT. Anugerah Karya Agra Sentosa Gugur
3 PT. Ultrakindo Dharma Buana Lulus
Adapun alasan gugurnya PT. Nugroho Lestari dan PT. Anugerah Karya
Agra Sentosa adalah sebagai berikut:
No PT. Nugroho Lestari PT. Anugerah Karya Agra Sentosa
1 Metode tidak menggambarkan
penguasaan penyelesaian
pekerjaan
Spesifikasi teknis pekerjaan utama
yang meliputi kuantitas dan kualitas
bahan tidak sesuai dengan dokumen
2 Jadwal pelaksanaan meliputi
penelitian terhadap urutan
pekerjaan tidak benar karena
pekerjaan mayor item
dilaksanakan lebih dahulu dari
pekerjaan minor item
Lokasi AMP tidak memenuhi
3 Spesifikasi teknis pekerjaan
utama yang meliputi kuantitas
dan kualitas bahan tidak
sesuai dengan dokumen
4 Lokasi AMP tidak memenuhi
18.2.9 Evaluasi Kewajaran Harga: 08 Mei 2009; -----------------------------------
Evaluasi kewajaran harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan lulus/memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, yaitu
PT. Ultrakindo Dharma Buana. Evaluasi kewajaran harga meliputi
penelitian terhadap harga penawaran, harga satuan timpang dan
kewajaran harga. Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Harga No:
S A L I N A N
halaman 9 dari 71
10/PAN/APBD-WIL.I/TTP/V/2009, berikut hasil evaluasi kewajaran
harga:
No Nama Perusahaan
Harga Penawaran Terkoreksi
Harga Penawaran Terkoreksi (Rp)
% terhadap HPS
1 PT. Ultrakindo
Dharma Buana
13.383.338.000 13.248.038.000 97.98
18.2.10 Evaluasi Kualifikasi: 11 Mei 2009; -------------------------------------------
Evaluasi kualifikasi dilakukan terhadap penawaran yang lulus evaluasi
administrasi, evaluasi teknis dan evaluasi kewajaran harga. Berdasarkan
Berita Acara Hasil Kualifikasi No : 11/PAN/APBD-WIL.I/TTP/V/2009
bahwa perusahaan yang memenuhi syarat dan Lulus Kualifikasi adalah :
No Nama Perusahaan Nilai SKP Keterangan
1 PT. Ultrakindo Dharma Buana 91.25 8 Lulus
Kualifikasi
18.2.11 Klarifikasi Harga Penawaran: 13 Mei 2009; ---------------------------------
Panitia telah melakukan klarifikasi terhadap Harga Satuan Timpang
(>110% HPS) dan harga penawaran terlampau rendah terhadap PT.
Ultrakindo Dharma Buana. Berdasarkan Berita Acara Klarifikasi No.
13/ PAN/APBD-WIL.I/TTP/V/2009, terdapat 3 (tiga) item yang
termasuk harga satuan timpang, yaitu timbunan biasa dari selain galian
sumber bahan, lapors resap pengikat dan bronjong yang telah
diklarifikasi oleh Panitia; -------------------------------------------------------
18.2.12 Pembuktian Kualifikasi: 13 Mei 2009; ---------------------------------------
Panitia melakukan verifiasi terhadap semua data dan informasi yang ada
dalam formulir isian kualifikasi atas nama PT. Ultrakindo Dharma
Buana. Berdasarkan Berita Acara Pembuktian Kualifikasi No :
14/PAN/APBD-WIL.I/TTP/V/2009, disimpulkan bahwa PT. Ultrakindo
Dharma Buana memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Calon
Pemenang; ------------------------------------------------------------------------
18.2.13 Usulan Penetapan Calon Pemenang: 15 Mei 2009; -------------------------
S A L I N A N
halaman 10 dari 71
Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan No: 15/PAN/APBD-
WIL.I/TTP/V/2009 tanggal 14 Mei 2009 dan Surat Panitia kepada
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan
No : 16/PAN/APBD-WIL.I/TTP/V/2009 tanggal 15 Mei 2009 perihal
Usulan Penetapan Pemenang Lelang Paket Peningkatan Jalan Tebing
Tinggi – Tanjung Raya; Talang Padang – Padang Tepung; Talang
Padang- Pasemah Air Keruh, Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2009,
perusahaan yang diusulkan menjadi calon pemenang adalah PT.
Ultrakindo Dharma Buana; --------------------------------------------------
18.2.14 Penetapan Pemenang: 19 Mei 2009; ------------------------------------------
Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi
Sumatera Selatan kepada Panitia No: 620/563/PU.BM/V/2009 tanggal
19 Mei 2009 perihal Penetapan Pemenang Lelang Paket Kegiatan
Peningkatan Jalan Tebing Tinggi – Tanjung Raya; Talang Padang –
Padang Tepung; Talang Padang- Pasemah Air Keruh, Sumatera Selatan
Tahun Anggaran 2009, ditetapkan pemenang lelang adalah PT.
Ultrakindo Dharma Buana; --------------------------------------------------
18.2.15 Pengumuman Pemenang: 20 Mei 2009; --------------------------------------
Berdasarkan Pengumuman Pemenang Lelang No: 17/PAN/APBD-
WIL.I/TTP/V/2009, Ketua Panitia mengumumkan melalui website
Dinas PU Bina Marga bahwa pemenang lelang adalah PT. Ultrakindo
Dharma Buana; -----------------------------------------------------------------
18.3 Tentang hubungan antara perusahaan induk dan cabang;---------------------------
18.3.1 PT Ultrakindo Dharma Buana;-------------------------------------------------
18.3.1.1 PT Ultrakindo Dharma Buana merupakan merupakan badan
usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan di
Indonesia berdasarkan Akta Notaris Adlan Yulizar, S.H No.
75 tanggal 24 Juni 1991 yang telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Akta Notaris Suprapto, S.H No. 01 tanggal
04 Juli 2008, yang berkedudukan di Jl. Kelapa Hybrida Blok
PF.18 No. 23 Kelapa Gading Permai, Jakarta 14250, dan
S A L I N A N
halaman 11 dari 71
melakukan berbagai kegiatan usaha di bidang ekonomi (vide
bukti C2) ; ------------------------------------------------------------
18.3.1.2 PT Ultrakindo Dharma Buana Cabang Palembang merupakan
badan usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan di
Indonesia berdasarkan Akta Notaris Yulida Desmartiny, S.H.
Nomor 9 Tanggal 13 Maret 2003 dengan perubahan terakhir
Akta Notaris Yulida Desmartiny, S.H. Nomor 6 Tanggal 5
Januari 2007, yang berkedudukan di Jl. Semeru No. 12A, 17
Ilir, Ilir Timur I, Palembang 30125, Sumatera Selatan, dan
melakukan kegiatan usaha antara lain di bidang kontraktor
untuk bidang pekerjaan arsitektur, sipil dan elektrikal (vide
bukti C2) ; ------------------------------------------------------------
18.3.1.3 Dalam Akta Pendirian PT Ultrakindo Dharma Buana Cabang
Palembang, Direktur Utama PT Ultrakindo Dharma Buana
(Soejanto Kartika) mengangkat Alex Lim sebagai Pimpinan
Cabang untuk menjalankan semua kegiatan dan usaha-usaha
perseroan antara lain melakukan transaksi jual beli barang
dagangan, mengangkat, memberhentikan, membayar gaji para
pegawai, mengajukan penawaran dan menandatangani
kontrak-kontrak pekerjaan, melakukan hubungan dengan
pihak perbankan, dan lain-lain (vide bukti C2) ; ----------------
18.3.1.4 Dalam salah satu Akta Perubahan PT Ultrakindo Dharma
Buana yaitu Akta Notaris Suprapto, S.H. Nomor 24 tanggal
17 April 2007 tentang Pernyataan Keputusan Rapat, telah
mengangkat Soejanto Kartika sebagai Direktur dan Lidwina
Auw sebagai Komisaris (vide bukti C2) ; ------------------------
18.3.1.5 Dalam salah satu Akta Perubahan PT Ultrakindo Dharma
Buana yaitu Akta Notaris Suprapto, S.H. Nomor 25 tanggal
17 April 2007 tentang Penjualan dan Pembelian Saham,
diketahui terjadi jual beli saham dari Yudiman Djainal,
Hendri Lie dan Alex Lim kepada Soejanto Kartika dan
Lidwina Auw (vide bukti C2) ; ------------------------------------
S A L I N A N
halaman 12 dari 71
18.3.1.6 Dalam perubahan terakhir PT Ultrakindo Dharma Buana
Cabang Palembang yaitu Akta Notaris Yulida Desmartiny,
S.H. Nomor 6 Tanggal 5 Januari 2007 tentang Perubahan
Pimpinan Cabang dan Kuasa, diketahui terjadi perubahan
pimpinan cabang yaitu yang semula Alex Lim sebagai
Pimpinan Cabang, berubah menjadi Doddy sebagai Direktur
Cabang dan Alex Lim sebagai Wakil Direktur Cabang (vide
bukti C2) ; ------------------------------------------------------------
18.3.1.7 Berdasarkan keterangan Pimpinan Cabang PT Ultrakindo
Dharma Buana (Doddy), Direktur Cabang berwenang untuk
mengambil proyek, menjalankan dan memproses setiap
tender. Dana operasional untuk mengikuti tender diperoleh
dari pusat (vide bukti B7) ; -----------------------------------------
18.3.2 PT. Tambora Mandiri; ----------------------------------------------------------
18.3.2.1 PT Tambora Mandiri merupakan merupakan badan usaha
yang berbentuk badan hukum yang didirikan di Indonesia
berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H No. 19
tanggal 19 Oktober 1988 yang telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Akta Notaris Suprapto, S.H No. 02 tanggal
04 Juli 2008, yang berkedudukan di Jl. Kelapa Hybrida Blok
PF.18 No. 23 Kelapa Gading Permai, Jakarta 14250, dan
melakukan berbagai kegiatan usaha di bidang ekonomi (vide
bukti C4) ; ------------------------------------------------------------
18.3.2.2 PT Tambora Mandiri Cabang Palembang merupakan badan
usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan di
Indonesia berdasarkan Akte Notaris Zaini Zein, SH Nomor 52
Tanggal 25 Januari 2002, yang berkedudukan di Jl. Semeru
No. 12A, 17 Ilir, Ilir Timur I, Palembang 30125, Sumatera
Selatan, dan melakukan kegiatan usaha antara lain di bidang
teknik, mekanikal, elektrikal dan konstruksi (vide bukti C4) ;
18.3.2.3 Dalam Akta Pendirian PT Tambora Mandiri Cabang
Palembang, Direktur Utama PT Tambora Mandiri (Yudiman
S A L I N A N
halaman 13 dari 71
Djainal) mengangkat Alex Lim sebagai Pimpinan Cabang
untuk menjalankan semua kegiatan dan usaha-usaha
perseroan antara lain melakukan transaksi jual beli barang
dagangan, mengangkat, memberhentikan, membayar gaji para
pegawai, mengajukan penawaran dan menandatangani
kontrak-kontrak pekerjaan, melakukan hubungan dengan
pihak perbankan, dan lain-lain (vide bukti C4) ; ----------------
18.3.2.4 Dalam salah satu Akta Perubahan PT Tambora Mandiri yaitu
Akta Notaris Suprapto, S.H. Nomor 22 tanggal 17 April 2007
tentang Pernyataan Keputusan Rapat, telah mengangkat
Soejanto Kartika sebagai Direktur dan Lidwina Auw sebagai
Komisaris (vide bukti C4) ; ----------------------------------------
18.3.2.5 Dalam salah satu Akta Perubahan PT Tambora Mandiri yaitu
Akta Notaris Suprapto, S.H. Nomor 23 tanggal 17 April 2007
tentang Penjualan dan Pembelian Saham, diketahui terjadi
jual beli saham dari Yudiman Djainal, Hendri Lie dan Alex
Lim kepada Soejanto Kartika dan Lidwina Auw (vide bukti
C4) ; -------------------------------------------------------------------
18.4 Tentang Afiliasi antara Terlapor I (PT. Ultrakindo Dharma Buana) dan
Terlapor II (PT. Tambora Mandiri) ; --------------------------------------------------
18.4.1 Persamaan Nama Direktur, Komisaris, Pemegang Saham serta Alamat
dan Nomor Telepon Perusahaan; --------------------------------------------
18.4.1.1 Soejanto Kartika baik selaku Direktur Utama PT. Ultrakindo
Dharma Buana maupun Direktur Utama PT Tambora
Mandiri mengakui bahwa PT. Ultrakindo Dharma Buana dan
PT Tambora Mandiri sama-sama dimiliki oleh Soejanto
Kartika (50%) dan Lidwina Auw (50%) yang berdomisili di
Jakarta. Kedua perusahaan mengangkat pimpinan cabang
masing-masing di Palembang dengan SDm/struktur
tersendiri dan memiliki kewenangan masing-masing untuk
mengurus dan melaksanakan proyek (vide bukti A24, A37,
B22) ; ----------------------------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 14 dari 71
18.4.1.2 Soejanto Kartika selaku Direktur Utama PT Tambora
Mandiri menyatakan bahwa PT. Ultrakindo Dharma Buana
dan PT Tambora Mandiri sama-sama mengikuti satu paket
tender yang sama. Masing-masing cabang PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri didirikan sama-
sama di Palembang, Sumatera Selatan ditujukan untuk
mengantisipasi banyaknya tender di wilayah tersebut,
sehingga peluang untuk menang lebih besar (vide bukti B6,
B22) ; ----------------------------------------------------------------
18.4.1.3 Berdasarkan hasil penelitian dokumen dan pernyataan kedua
Terlapor, ditemukan fakta-fakta sebagai berikut (vide bukti
B7, B22, C2, C4) ; -------------------------------------------------
PT. Ultrakindo Dharma Buana
PT. Tambora Mandiri
Direktur Soejanto Kartika Soejanto Kartika
Komisaris Lidwina Auw Lidwina Auw
Pemegang Saham 1. Soejanto Kartika (50%)
2. Lidwina Auw (50%) Keduanya membeli saham dari: 1. Yudiman Djainal 2. Hendri Lie 3. Alex Lim
1. Soejanto Kartika (50%) 2. Lidwina Auw (50%) Keduanya membeli saham dari: 1. Yudiman Djainal 2. Hendri Lie 3. Alex Lim
Alamat Kantor
Pusat
Jl. Kelapa Hybrida Blok PF.18 No. 23 Kelapa Gading Permai Jakarta 14250
Jl. Kelapa Hybrida Blok PF.18 No. 23 Kelapa Gading Permai Jakarta 14250
No. Telepon &
Fax. Kantor Pusat
(021) 4516197 (021) 4516099
(021) 4516197 (021) 4516099
Direktur/Pimpinan
Cabang
1. Doddy, S.E. (Direktur cabang)
2. Alex Lim (Wakil Direktur Cabang)
Alex Lim
Alamat Cabang di
Sumatera Selatan
Jl. Semeru No. 12A, 17 Ilir, Ilir Timur I, Palembang 30125, Sumatera Selatan
Jl. Semeru No. 12A, 17 Ilir, Ilir Timur I, Palembang 30125, Sumatera Selatan
S A L I N A N
halaman 15 dari 71
PT. Ultrakindo Dharma Buana
PT. Tambora Mandiri
No. Telepon &
Fax. Kantor
Cabang
(0711) 373002 (0711) 376779
(0711) 373002 (0711) 376779
18.4.2 Persamaan Dokumen Penawaran; -------------------------------------------
18.4.2.1 Dalam dokumen penawaran kedua perusahaan, ditemukan
beberapa persamaan, yaitu (vide bukti C1, C2, C3, C4):------
18.4.2.1.1. Metode Pelaksanaan mengenai uraian detail
urutan dan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang
disusun oleh PT Ultrakindo Dharmabuana sama
dengan metode Pelaksanaan yang disusun oleh
PT Tambora Mandiri meskipun di dalam RKS
tidak ada contoh format baku Metode
Pelaksanaan;------------------------------------------
18.4.2.1.2. Data Peralatan yang terdiri dari 41 jenis
peralatan sama persis baik jumlah per unit,
kapasitas, merk dan type, tahun pembuatan,
kondisi serta lokasi peralatan antara PT.
Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora
Mandiri; -----------------------------------------------
a. Dalam Dokumen PT Tambora Mandiri
ditemukan Akta No. 02 tentang Perjanjian
yang dibuat oleh Notaris Evi Syarkowi, S.H.
tanggal 06 Januari 2009 menunjukkan bahwa
telah diadakan perjanjian antara Muhammad
Irwansyah (Direktur Utama PT Sriwijaya
Global Mandiri), Alex Lim (Pimpinan
Cabang PT Tambora Mandiri), Doddy, S.E.
(Pimpinan Cabang PT Ultrakindo
Dharmabuana), dan Basri Gani (PT Multi
Sarana Jayatama) yang menerangkan
S A L I N A N
halaman 16 dari 71
memiliki 1 (satu) unit Asphalt Mixing Plant
(AMP), Model: BAMP 800P-SA, kapasitas
50 T/H dan peralatan penunjang lainnya
yang berlokasi di Desa Jati, Kabupaten
Lahat. Dalam dokumen PT Ultrakindo
Dharmabuana ditemukan faktur
penjualan/invoice dan kuitansi serta Akta
No. 32 tentang Pernyataan yang dibuat oleh
Notaris Evi Syarkowi, S.H. tanggal 15 Maret
2008 yang membuktikan bahwa 1 (satu) unit
Asphalt Mixing Plant yang dimaksud di atas
dibeli dan dimiliki oleh PT Sriwijaya Global
Mandiri; ------------------------------------------
b. Dalam Dokumen PT Ultrakindo
Dharmabuana dan PT Tambora Mandiri
ditemukan Surat Perjanjian Ikatan Sewa
Pakai Peralatan Nomor 086/DUK-
ALAT/IV/09 tanggal 27 April 2009 antara
Irwansyah (Direktur Utama PT Sriwijaya
Global Mandiri) sebagai pemilik peralatan
dengan Doddy, S.E. (Pimpinan Cabang PT
Ultrakindo Dharmabuana) sebagai penyewa
untuk peralatan AMP, Wheel Loader,
Excavator, Motor Grader, Tyre Roller,
Tandem Roller, Stone Crusher, Water
Tanker, Asphalt Finisher, Compressor,
Concrete Mixer, Concrete Vibrator, Dump
Truck, Site Laboratory, Jack Hammer,
Survey Equipment, Asphalt Sprayer, Vibro
Rammer (Stamper), Steel Vibrator Roller,
Generator Set;------------------------------------
S A L I N A N
halaman 17 dari 71
c. Dalam Dokumen PT Ultrakindo
Dharmabuana dan PT Tambora Mandiri
ditemukan bukti-bukti invoice dan kuitansi
peralatan milik PT Sriwijaya Global Mandiri
sebagaimana dimaksud di atas;----------------
18.4.2.1.3. Akta Notaris yang dibuat oleh Notaris Suprapto,
S.H. tanggal 17 April 2007, yang berturut-turut
nomornya yaitu Akta No. 22, No. 23, No. 24 dan
No. 25, yang pada pokoknya merupakan
pengangkatan Soejanto Kartika sebagai Direktur
dan Lidwina Auw sebagai Komisaris dan
keduanya membeli saham dari Yudiman Djainal,
Hendri Lie dan Alex Lim masing-masing untuk
PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora
Mandiri; -----------------------------------------------
18.4.2.1.4. Laporan Keuangan Tahun 2007 PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri sama-
sama diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang
sama yaitu Kantor Akuntan Publik Drs.
Muhamad Zen & Rekan;----------------------------
18.4.2.2 Soejantoko Kartika sebagai Direktur Utama PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri mengakui adanya
sistem yang sama mengenai format dan satuan harga antara
PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri.
Soejantoko Kartika juga mengakui adanya persamaan
Metodologi Pelaksanaan karena sudah ada dalam sistem
pusat yang diberikan ke cabang masing-masing (vide bukti
B6, B22) ; -----------------------------------------------------------
18.4.2.3 Doddy, S.E. sebagai Pimpinan Cabang PT. Ultrakindo
Dharma Buana mengakui adanya kesamaan dokumen antara
PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri
karena sama-sama memiliki softcopy dokumen penawaran
S A L I N A N
halaman 18 dari 71
dari Jakarta, sehingga hanya perlu mengganti angka-
angkanya saja (vide bukti B7) ;-----------------------------------
18.4.2.4 Doddy, S.E. sebagai Pimpinan Cabang PT. Ultrakindo
Dharma Buana menyatakan memiliki AMP dan peralatan
yang statusnya merupakan milik bersama dengan PT
Tambora Mandiri (vide bukti B7) ; ------------------------------
18.4.2.5 Doddy, S.E. sebagai Pimpinan Cabang PT. Ultrakindo
Dharma Buana menyatakan tidak memiliki AMP maupun
peralatan. Untuk memenuhi persyaratan AMP dan peralatan,
PT. Ultrakindo Dharma Buana menyewa dari PT Tambora
Mandiri (vide bukti B14) ; ----------------------------------------
18.4.2.6 Soejantoko Kartika sebagai PT. Tambora Mandiri
menyatakan bahwa PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT.
Tambora Mandiri masing-masing memiliki peralatan sendiri-
sendiri. Jika ada peralatan yang kurang lengkap, maka akan
menyewa dari perusahaan lain. PT. Tambora Mandiri
menyampaikan adanya contoh bukti sewa menyewa
peralatan Grader Komatsu GD-405 milik PT. Tambora
Mandiri kepada PT. Ultrakindo Dharma Buana. (vide bukti
B22, C15) ; ----------------------------------------------------------
18.5 Tentang Tindakan Panitia Pengadaan; ------------------------------------------------
18.5.1 Panitia menyelenggarakan 12 (dua belas) Paket Pengadaan Jasa
Pemborongan Kegiatan Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan
Jembatan Wilayah 1 Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2009
secara serentak dimana Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Tebing
Tinggi – Tanjung Raya; Talang Padang – Padang Tepung; Talang
Padang - Pasemah Air Keruh yang menjadi pokok perkara ini
merupakan salah satu dari 12 (dua belas) paket tersebut; -----------------
18.5.2 Evaluasi Penawaran; -----------------------------------------------------------
18.5.2.1 Panitia melakukan evaluasi penawaran dengan menggunakan
sistem gugur dengan terlebih dahulu melakukan koreksi
aritmatik. Tahapan evaluasi tersebut meliputi evaluasi
S A L I N A N
halaman 19 dari 71
administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi
kualifikasi;------------------------------------------------------------
18.5.2.2 Berdasarkan RKS dan Berita Acara Evaluasi Administrasi,
hal-hal yang dapat menggugurkan dalam evaluasi
administrasi adalah terkait dengan jaminan penawaran, surat
penawaran, daftar kuantitas dan harga yang diiisi lengkap dan
data pendukung (vide bukti C7, C8) ;-----------------------------
18.5.3 Evaluasi Administrasi; ---------------------------------------------------------
18.5.3.1 Berdasarkan Berita Acara Aanwijzing, hal-hal yang
menggugurkan dalam evaluasi Administrasi adalah: -----------
18.5.3.1.1. Surat Penawaran tidak di tanda tangani oleh yang
berhak menandatanganinya; --------------------------
18.5.3.1.2. Masa berlakunya surat penawaran tidak sesuai; ---
18.5.3.1.3. Masa pelaksanaan dan pemeliharaan tidak sesuai;
18.5.3.1.4. Tidak dipenuhi persyaratan administrasi yang
telah ditetapkan sebagai lampiran dari dokumen; -
18.5.3.1.5. Ternyata tidak benar keabsahan dari
dokumen/sebagian dokumen yang dilampirkan
dalam syarat-syarat administrasi; --------------------
18.5.3.1.6. Surat Jaminan Penawaran tidak memenuhi kriteria
yang telah ditentukan; ---------------------------------
18.5.3.2 Dalam melakukan evaluasi administrasi, Panitia
mengugurkan PT Tri Perkasa Agro Coco dan PT Baniah
Rahmat Utama karena jaminan penawaran salah/tidak sesuai
dokumen, dan PT Tambora Mandiri karena Surat Penawaran
salah alamat (vide bukti B5, B16,C8) ; ---------------------------
18.5.3.3 Tim Pemeriksa melakukan penelitian terhadap dokumen
penawaran sebagai berikut: ----------------------------------------
18.5.3.3.1. PT Tri Perkasa Agro Coco----------------------------
a. Dalam RKS, Berita Acara Aanwijzing dan
Berita Acara Evaluasi Administrasi, jaminan
penawaran ditujukan kepada Kepala Dinas PU
S A L I N A N
halaman 20 dari 71
Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan di
Palembang (vide bukti C7, C8) ;------------------
b. Jaminan Penawaran PT Tri Perkasa Agro Coco
ditujukan kepada Kepala Dinas PU Bina Marga
Provinsi Sumatera Selatan cq Ketua Panitia
Pengadaan Jasa Pemborongan Kegiatan
Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan
Jembatan Wilayah I Sumber Dana APBD
Tahun Anggaran 2009 (vide bukti C13) ; -------
18.5.3.3.2. PT Baniah Rahmat Utama ----------------------------
a. Dalam RKS dan Berita Acara Aanwijzing,
jaminan penawaran ditujukan kepada Kepala
Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera
Selatan di Palembang (vide bukti C7, C8) ; -----
b. Jaminan Penawaran PT Baniah Rahmat Utama
ditujukan kepada Ir. Heri Amalindo, MM
(Kepala Dinas PU Bina Marga Bina Marga
Provinsi Sumatera Selatan) (vide bukti C6) ; ---
18.5.3.3.3. PT Tambora Mandiri ----------------------------------
a. Dalam RKS dan Berita Acara Aanwijzing, surat
penawaran ditujukan kepada Pejabat Pengguna
Anggaran yang dalam hal ini adalah Kepala
Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera
Selatan Cq. Ketua Panitia Pengadaan Jasa
Pemborongan Kegiatan Peningkatan dan
Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah I
Sumber dana APBD Tahun Anggaran 2009
(vide bukti C7) ;-------------------------------------
b. Surat Penawaran PT Tambora Mandiri
ditujukan kepada Kepala Dinas PU Bina Marga
Provinsi Sumatera Selatan Cq. Ketua Panitia
Pengadaan Jasa Pemborongan Kegiatan
S A L I N A N
halaman 21 dari 71
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Sumber dana
APBD Tahun Anggaran 2009 (vide bukti C3) ;
18.5.4 Evaluasi Teknis -----------------------------------------------------------------
18.5.4.1 Berdasarkan Berita Acara Aanwijzing, hal-hal yang dapat
menggugurkan dalam evaluasi teknis adalah (vide bukti C8):
18.5.4.1.1. Tidak terpenuhinya persyaratan teknis dalam
spesifikasi; ----------------------------------------------
18.5.4.1.2. Menyimpang dari kriteria yang ditentukan dalam
persyaratan teknis seperti metode pelaksanaan,
jadwal pelaksanaan, peralatan yang dibutuhkan; --
18.5.4.1.3. Merubah substansi pekerjaan yang ditawarkan; ---
18.5.4.2 Dalam melakukan evaluasi teknis, Panitia mengugurkan PT.
Nugroho Lestari karena 1) metode tidak menggambarkan
penguasaan penyelesaian pekerjaan, 2) jadwal pelaksanaan
meliputi penelitian terhadap urutan pekerjaan tidak benar
karena pekerjaan mayor item dilaksanakan lebih dahulu dari
pekerjaan minor item, 3) spesifikasi teknis pekerjaan utama
yang meliputi kuantitas dan kualitas bahan tidak sesuai
dengan dokumen dan 4) lokasi AMP tidak memenuhi (vide
bukti B5, B16,C8) ; -------------------------------------------------
18.5.4.3 Dalam melakukan evaluasi teknis, Panitia mengugurkan PT.
Anugerah Karya Agra Sentosa karena 1) spesifikasi teknis
pekerjaan utama yang meliputi kuantitas dan kualitas bahan
tidak sesuai dengan dokumen dan 2) lokasi AMP tidak
memenuhi;------------------------------------------------------------
18.5.4.4 Tim Pemeriksa melakukan penelitian terhadap dokumen
penawaran sebagai berikut: ----------------------------------------
18.5.4.4.1. PT. Nugroho Lestari -----------------------------------
a. Dalam RKS, yang diteliti dalam evaluasi
metodologi pelaksanaan adalah tahapan dan
cara pelaksanaan yang menggambarkan
pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai
S A L I N A N
halaman 22 dari 71
dengan akhir dapat dipertanggung-jawabkan
secara teknis (vide bukti C7); --------------------
b. Dalam dokumen penawaran PT. Nugroho
Lestari, metodologi pekerjaan yang
disampaikan meliputi pekerjaan umum
(mobilisasi personil dan peralatan, serta survey
umum), pekerjaan drainase, pekerjaan tanah,
perkerasan berbutir, pekerjaan perkerasan
aspal, pekerjaan struktur, pekerjaan
pengembalian kondisi dan pekerjaan minor
(vide bukti C9) ; -----------------------------------
c. Dalam RKS dan Berita Acara Aanwijzing,
jadwal waktu pelaksanaan dinyatakan
memenuhi persyaratan apabila tidak lebih lama
dari jangka waktu yang ditentukan dalam
dokumen lelang dan urutan jenis pekerjaan
secara teknis dapat dilaksanakan. Jangka
waktu yang ditentukan dalam dokumen lelang
adalah 180 (seratus delapan puluh hari).
Urutan pekerjaan terdiri dari 1) Kegiatan
umum (mobilisasi personil dan perlatan serta
survey umum), 2) Kegiatan Pengembalian
Kondisi dan Pekerjaan Minor (perkerasan,
bahu jalan, selokan, saluran air, galian, dan
timbunan, perlengkapan jalan, jembatan), 3)
Kegiatan Pekerjaan Utama (pekerjaan tanah,
drainase, lapis pondasi, bahu jalan, lapis
permukaan, struktur, pekerjaan perbaikan, 4)
Kegiatan Pemeliharaan Rutin (perkerasan,
bahu jalan, selokan, saluran air, galian dan
timbunan, perlengkapan jalan, jembatan, arus
lalu lintas) (vide bukti C7, C8) ; -----------------
S A L I N A N
halaman 23 dari 71
d. Dalam dokumen penawaran PT. Nugroho
Lestari, jadwal pekerjaan yang disampaikan
adalah selama 180 (seratus delapan puluh
hari). Urutan pekerjaan yang disampaikan
adalah: 1) Umum (mobilisasi), 2) Drainase
(galian untuk drainase dan saluran air,
pasangan batu dengan mortar), 3) Pekerjaan
Tanah (galian biasa, timbunan biasa,
penyiapan badan jalan), 4) Perkerasan Berbutir
(lapis pondasi agregat klas A, B, C), 5)
Perkerasan Aspal (prime coat, tack coat, AC-
WC, AC-BC, AC-Base), 6) Struktur (beton K-
250< beton K-125, baja Tulangan U-24 polos,
pasangan batu, bronjong), 7) Pengembalian
Kondisi dan Pekerjaan Minor (lapis pondasi
agregat kelas A untuk pekerjaan minor,
campuran aspal panas untuk pekerjaan minor),
8) Pekerjaan Pemeliharaan Rutin (bahu jalan,
selokan saluran air, galian dan timbunan) (vide
bukti C9) ; ------------------------------------------
e. Dalam RKS, penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan apabila menjamin pemenuhan
spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam
dokumen lelang. Mata pembayaran utama
dalam daftar kuantitas dan harga yang
ditawarkan tidak boleh kurang kualitasnya dari
ketentuan dokumen lelang (vide bukti C7) ; ---
f. Dalam dokumen penawaran PT. Nugroho
Lestari, kuantitas bahan-bahan yang
disampaikan dalam masing-masing analisis
harga satuan mata pembayaran utama berbeda
dengan yang ditentukan dalam Formulir
S A L I N A N
halaman 24 dari 71
Standar Untuk Perekaman Analisa Masing-
masing Harga Satuan yang terdapat dalam
RKS (vide bukti C7, C9) ; ------------------------
g. Dalam RKS dan Berita Acara Aanwijzing,
tidak disebutkan atau diatur secara eksplisit
mengenai lokasi untuk peralatan AMP. Hal
yang diatur adalah terkait dengan jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan.
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
apabila jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan minimal yang disediakan oleh
penawar sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen lelang (vide bukti C7, C8) ;-----------
h. Dalam dokumen penawaran PT. Nugroho
Lestari, lokasi AMP berada di Pasuruan (vide
bukti C9) ; ------------------------------------------
i. PT. Nugroho Lestari menyatakan memiliki
mobile AMP yang dapat dimobilisasi dari
Pasuruan, Jawa Timur ke Palembang,
Sumatera Selatan. (vide bukti B8) ; -------------
18.5.4.4.2. PT. Anugerah Karya Agra Sentosa ------------------
a. Dalam RKS, penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan apabila menjamin pemenuhan
spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam
dokumen lelang. Mata pembayaran utama
dalam daftar kuantitas dan harga yang
ditawarkan tidakboleh kurang kualitasnya dari
ketentuan dokumen lelang (vide bukti C7) ; ---
b. Dalam dokumen penawaran PT. Anugerah
Karya Agra Sentosa, kuantitas bahan-bahan
yang disampaikan dalam masing-masing
analisis harga satuan mata pembayaran utama
S A L I N A N
halaman 25 dari 71
berbeda dengan yang ditentukan dalam
Formulir Standar Untuk Perekaman Analisa
Masing-masing Harga Satuan yang terdapat
dalam RKS (vide bukti C7, C11) ; --------------
c. Dalam RKS dan Berita Acara Aanwijzing,
tidak disebutkan atau diatur secara eksplisit
mengenai lokasi untuk peralatan AMP. Hal
yang diatur adalah terkait dengan jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan.
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
apabila jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan minimal yang disediakan oleh
penawar sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen lelang (vide bukti C7, C8) ;-----------
d. Dalam dokumen penawaran PT. Anugerah
Karya Agra Sentosa, lokasi AMP berada di
Sukerejo, Jawa Timur (vide bukti C9) ; --------
e. PT. Anugerah Karya Agra Sentosa
menyatakan memiliki mobile AMP yang dapat
dimobilisasi dari Sukerejo, Jawa Timur ke
Palembang, Sumatera Selatan (vide bukti B9) ;
18.5.4.5 Menurut Ahli dari LKPP, Panitia Tender telah melakukan
kesalahan dengan mengugurkan PT Nugroho Lestari dan PT
Anugerah Karya Agra Sentosa dengan alasan lokasi AMP
berada di Jawa Timur, sebab jika AMP tersebut dapat
dipindah sesuai dengan penawaran maka seharusnya kedua
perusahaan tersebut tidak digugurkan (vide bukti B19) ; ------
18.5.4.6 Di dalam RKS dan berita acara aanwijzing, Panitia Tender
tidak mensyaratkan bahwa peserta tender harus memiliki
AMP di Palembang. Karena itu menurut Saksi Ahli Panitia
Tender telah melakukan post bidding dengan menambahkan
S A L I N A N
halaman 26 dari 71
persyaratan tersebut dalam proses evaluasi dan bertindak
diskriminatif dalam melakukan evaluasi (vide bukti B19) ; ---
18.5.5 Persamaan kepemilikan dan alamat PT Ultrakindo Dharma Buana dan
PT Tambora Mandiri; ----------------------------------------------------------
18.5.5.1 Panitia Tender mengakui tidak mengetahui adanya kesamaan
pemilik antara PT Ultrakindo Dharma Buana dan PT
Tambora Mandiri. Panitia juga tidak melakukan pengecekan
ke lapangan terkait persamaan alamat kantor kedua
perusahaan tersebut;-------------------------------------------------
18.5.6 Pengumuman Pemenang Tender dan Sanggahan --------------------------
18.5.6.1 Pengumuman Pemenang Tender dilakukan pada tanggal 20
Mei 2009;-------------------------------------------------------------
18.5.6.2 Berdasarkan Keppres 80 Tahun 2003, masa sanggah adalah 5
hari setelah pengumuman pemenang tender; --------------------
18.5.6.3 Sampai batas waktu masa sanggah berakhir, tidak ada peserta
tender yang melakukan sanggahan terhadap keputusan
ditetapkannya PT Ultrakindo Dharma Buana sebagai
pemenang tender;----------------------------------------------------
18.5.6.4 Panitia tidak pernah menetapkan kapan tanggal pengumuman
pemenang tender, akibatnya PT Nugroho Lestari dan PT
Anugerah Karya Agra Sentosa terlambat mengetahui
informasi mengenai pemenang tender dan tidak dapat
melakukan sanggahan karena masa sanggah telah berakhir
(vide bukti B8, B9) ; ------------------------------------------------
18.5.6.5 PT Nugroho Lestari menyatakan setelah tahap pemasukan
penawaran, akses website Dinas PU Bina Marga menjadi sulit
dibuka, sehingga tidak dapat memantau proses tender melalui
internet (vide bukti B8) ; -------------------------------------------
18.5.6.6 PT Anugerah Karya Agra Sentosa menyatakan tidak
diberitahu oleh Panitia mengenai alasan gugurnya PT
Anugerah Karya Agra Sentosa. Informasi yang diperoleh dari
Panitia hanya nama pemenang lelang (vide bukti B9) ; --------
S A L I N A N
halaman 27 dari 71
18.5.6.7 Panitia Tender tidak menetapkan tanggal pengumuman
pemenang tender pada dokumen tender maupun aanwijzing.
Panitia Tender hanya memasang pengumuman pemenang
tender pada papan pengumuman di kantor dinas dan melalui
website Dinas PU Bina Marga Propinsi Sumatera Selatan
dengan asumsi para peserta tender yang berada di luar
propinsi Sumatera Selatan, pasti akan sering memantau
website tersebut (vide bukti B5, B16) ; --------------------------
18.5.6.8 Saksi Ahli juga berpendapat bahwa Panitia Tender melakukan
kesalahan dalam melaksanakan pengumuman hanya dengan
mengumumkan di website dan papan pengumuman. Sebab
dengan adanya peserta dari luar Sumatera Selatan, Panitia
seharusnya memberitahukan secara resmi kepada peserta
yang berada di luar Sumatera Selatan (vide bukti B19) ;-------
18.6 Tentang Fakta Lain ----------------------------------------------------------------------
18.6.1 Berdasarkan pengumuman pemenang lelang di website Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga, diketahui bahwa pengumuman PT.
Ultrakindo Dharma Buana sebagai pemenang Paket Kegiatan
Peningkatan Jalan Pagar Tebing Tinggi – Tanjung Raya; Talang
Padang – Padang Tepung; Talang Padang - Pasemah Air Keruh dengan
nomor 17/PAN/APBD-WIL.I/TTP/2009 adalah bersamaan dengan 2
(dua) pengumuman pemenang lelang dari 12 (dua belas) Paket
Pengadaan Jasa Pemborongan Kegiatan Peningkatan dan
Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah 1 Sumber Dana APBD
Tahun Anggaran 2009 sebagai berikut:--------------------------------------
18.6.1.1 Pengumuman Pemenang Paket Kegiatan Peningkatan Jalan
Pagar Jalan Muara Siban – SP. Embacang Nomor
17/PAN/APBD-WIL.I/MSE/2009; -------------------------------
Pemenang PT Indosarana Jayatama (alamat: Jl. Semeru No. 12A Palem bang)
Pemenang Cadangan PT Sriwijaya Global Mandiri (alamat: Jl. H.M. Arsyad Nawawi B3 No. 512 Palembang)
S A L I N A N
halaman 28 dari 71
18.6.1.2 Pengumuman Pemenang Paket Kegiatan Peningkatan Jalan
Tanjung Aur - Beringin Nomor 17/PAN/APBD-
WIL.I/TAB/2009; ---------------------------------------------------
Pemenang PT Sriwijaya Global Mandiri (alamat: Jl. H.M. Arsyad Nawawi B3 No. 512 Palembang)
Pemenang Cadangan PT Indosarana Jayatama (alamat: Jl. Semeru No. 12A Palembang)
18.7 Analisa; ------------------------------------------------------------------------------------
18.7.1 Persekongkolan Horizontal;---------------------------------------------------
18.7.1.1 Bahwa terdapat kesamaan kepemilikan antara PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri dan masing-masing
mendirikan cabang di Sumatera Selatan;-------------------------
18.7.1.2 Bahwa masing-masing perusahaan tersebut mengangkat
pimpinan cabang yang memiliki kewenangan untuk mengurus
dan memproses setiap tender, serta melaksanakan proyek;----
18.7.1.3 Bahwa terdapat kesamaan personil antara PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri yaitu:----------------
18.7.1.3.1. Soejanto Kartika, sebagai Direktur; -----------------
18.7.1.3.2. Lidwina Auw, sebagai Komisaris;-------------------
18.7.1.3.3. Soejanto Kartika dan Lidwina Auw, sebagai
pemegang saham; --------------------------------------
18.7.1.3.4. Alex Lim, sebagai Pimpinan Cabang di PT
Tambora Mandiri dan Wakil Direktur Cabang di
PT Ultrakindo Dharma Buana. -----------------------
18.7.1.4 Bahwa terdapat kesamaan alamat kantor pusat, alamat kantor
cabang, nomor telepon dan nomor fax kantor pusat dan kantor
cabang antara PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT.
Tambora Mandiri; ---------------------------------------------------
18.7.1.5 Bahwa Soejanto Kartika mengakui sebagai Direktur Utama
PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri dan
mendirikan cabang untuk masing-masing perusahaan tersebut
di Sumatera Selatan dengan alamat yang sama;-----------------
S A L I N A N
halaman 29 dari 71
18.7.1.6 Bahwa kesamaan metode pelaksanaan antara PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri diakui terjadi
karena adanya format atau soft copy dokumen penawaran dari
pusat yang diberikan kepada masing-masing cabang; ----------
18.7.1.7 Bahwa terdapat kesamaan data peralatan antara PT.
Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri, dalam
hal jumlah per unit, kapasitas, merk dan type, tahun
pembuatan, kondisi serta lokasi peralatan yang disewa dari
PT Sriwijaya Global Mandiri. Adapun peralatan tersebut
antara lain AMP, Wheel Loader, Excavator, Motor Grader,
Tyre Roller, Tandem Roller, Stone Crusher, Water Tanker,
Asphalt Finisher, Compressor, Concrete Mixer, Concrete
Vibrator, Dump Truck, Site Laboratory, Jack Hammer,
Survey Equipment, Asphalt Sprayer, Vibro Rammer
(Stamper), Steel Vibrator Roller, Generator Set;----------------
18.7.1.8 Bahwa bukti akta notaris yang dibuat oleh Notaris Suprapto,
S.H. tanggal 17 April 2007, yang berturut-turut nomornya
yaitu Akta No. 22, No. 23, No. 24 dan No. 25 dan Laporan
Keuangan Tahun 2007 yang sama-sama diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik yang sama yaitu Kantor Akuntan Publik Drs.
Muhamad Zen & Rekan menunjukkan bahwa kedua
perusahaan tersebut dimiliki dan dikelola secara bersama-
sama; ------------------------------------------------------------------
18.7.1.9 Bahwa berdasarkan kesamaan kepemilikan, personil, alamat,
nomor telepon/fax, dokumen penawaran berupa metode
pelaksanaan dan data peralatan, pengelolaan perusahaan
secara bersama-sama menunjukan bahwa PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri terafiliasi satu sama
lain, baik pusat maupun cabang; ----------------------------------
18.7.1.10 Bahwa dengan terafiliasinya PT. Ultrakindo Dharma Buana
dan PT. Tambora Mandiri maka akan memudahkan kedua
perusahaan tersebut untuk bersekongkol untuk mengatur dan
S A L I N A N
halaman 30 dari 71
menentukan pemenang tender. Hal ini didukung oleh
pengakuan Soejanto Kartika selaku Direktur Utama PT
Tambora Mandiri yang menyatakan bahwa PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri sama-sama
mengikuti satu paket tender yang sama dan sama-sama
mendirikan cabang di Palembang Sumatera Selatan dengan
tujuan untuk mengantisipasi banyaknya tender di wilayah
tersebut, sehingga peluang untuk menang lebih besar; ---------
18.7.1.11 Bahwa dengan diikutinya satu paket tender yang sama oleh
PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri yang
saling terafiliasi dan dikelola oleh orang yang sama
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha semu dalam
Tender Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Tebing Tinggi –
Tanjung Raya; Talang Padang – Padang Tepung; Talang
Padang - Pasemah Air Keruh, Sumatera Selatan Tahun
Anggaran 2009;------------------------------------------------------
18.7.1.12 Bahwa keikutsertaan PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT
Tambora Mandiri dalam paket tender yang sama melanggar
Pasal 17 ayat 6 Undang-undang No. 18 Tahun 1999 Tentang
Jasa Konstruksi yang berbunyi: -----------------------------------
“Badan-badan usaha yang dimiliki oleh suatu atau kelompok
orang yang sama atau berada pada kepengurusan yang sama
tidak boleh mengikuti pelelangan untuk satu pekerjaan
konstruksi secara bersamaan.”
18.7.1.13 Bahwa fakta lain yang ditemukan oleh Tim Pemeriksa
menunjukkan adanya pemenang dan pemenang cadangan di 2
(dua) paket yang termasuk 12 (dua belas) Paket Pengadaan
Jasa Pemborongan Kegiatan Peningkatan dan Pembangunan
Jalan dan Jembatan Wilayah 1 Sumber Dana APBD Tahun
Anggaran 2009, yaitu: ----------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 31 dari 71
18.7.1.13.1. PT Sriwijaya Global Mandiri yang merupakan
pemberi sewa peralatan kepada PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri; -------
18.7.1.13.2. PT Indosarana Jayatama yang beralamat di Jl.
Semeru No. 12A Palembang yang juga
merupakan alamat kantor cabang PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri; -------
18.7.1.14 Bahwa fakta tersebut di atas semakin memperkuat adanya
indikasi pengaturan atau pembagian pemenang tender tidak
hanya di paket yang menjadi perkara a quo, namun juga di
paket tender lainnya yang termasuk dalam 12 (dua belas)
Paket Pengadaan Jasa Pemborongan Kegiatan Peningkatan
dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah 1 Sumber
Dana APBD Tahun Anggaran 2009;------------------------------
18.7.1.15 Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tim Pemeriksa
menilai terdapat bukti yang cukup telah terjadinya
persekongkolan horizontal antara PT. Ultrakindo Dharma
Buana dan PT Tambora Mandiri; ---------------------------------
18.7.2 Persekongkolan Vertikal;------------------------------------------------------
18.7.2.1 Bahwa berdasarkan analisis terhadap hasil evaluasi
administrasi yang dilakukan oleh Panitia, Tim Pemeriksa
menilai evaluasi tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam
RKS dan Berita Acara Aanwijzing;-------------------------------
18.7.2.2 Bahwa berdasarkan analisis terhadap hasil evaluasi teknis
yang dilakukan oleh Panitia, Tim Pemeriksa menilai hal-hal
sebagai berikut: ------------------------------------------------------
18.7.2.2.1. Alasan panitia menggugurkan PT Nugroho
Lestari dalam evaluasi teknis terkait dengan
metode dan jadwal pelaksanaan pekerjaan telah
sesuai dengan RKS dan Berita Acara
Aanwijzing;-------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 32 dari 71
18.7.2.2.2. Alasan panitia menggugurkan PT Nugroho
Lestari dan PT Anugerah Karya Agra Sentosa
dalam evaluasi teknis terkait dengan spesifikiasi
teknis merupakan tindakan yang berlebihan
dalam proses evaluasi dan tidak sesuai dengan
ketentuan koreksi aritmatik dalam RKS.
Sebelum melakukan evaluasi penawaran panitia
melakukan koreksi aritmatik terhadap daftar
kuantitas dan harga. Apabila terdapat kesalahan
kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga maka disesuaikan dengan
kuantitas yang tercantum dalam dokumen lelang.
Seharusnya Panitia tidak menggugurkan karena
perbedaan kuantitas dalam daftar kuantitas dan
harga, melainkan melakukan koreksi aritmatik
terhadap perbedaan kuantitas tersebut; -----------
18.7.2.2.3. Alasan panitia menggugurkan PT Nugroho
Lestari dan PT Anugerah Karya Agra Sentosa
dalam evaluasi teknis terkait dengan spesifikiasi
teknis dan lokasi AMP merupakan tindakan
yang berlebihan dalam proses evaluasi dan
bersifat diskriminatif. Tidak ditemukan aturan
spesifik mengenai lokasi AMP baik dalam RKS
maupun Berita Acara Aanwijzing. Panitia
seharusnya tidak langsung menggugurkan
peserta dengan alasan lokasi AMP melainkan
melakukan klarifikasi terhadap peserta karena
adanya jenis AMP yang dapat dimobilisasi; -----
18.7.2.3 Bahwa berdasarkan keterangan Saksi Ahli, Panitia telah
melakukan kesalahan dalam melakukan evaluasi dengan
mengugurkan PT Nugroho Lestari dan PT Anugerah Karya
Agra Sentosa karena AMP kedua perusahaan tersebut berada
S A L I N A N
halaman 33 dari 71
di Jawa Timur adalah tidak dapat dibenarkan dan melanggar
Pasal 14 ayat 10 Keppres 80 Tahun 2003 yang berbunyi: -----
“Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi
panitia/pejabat pengadaan tidak boleh melarang,
menghambat, dan membatasi keikutsertaan calon peserta
pengadaan barang/jasa dari luar propinsi/kabupaten/kota
lokasi pengadaan barang/jasa” -----------------------------------
18.7.2.4 Bahwa Panitia menggugurkan PT Nugroho Lestari dan PT
Anugerah Karya Agra Sentosa dengan alasan AMP kedua
perusahaan tersebut berada di Jawa Timur sedangkan dalam
dokumen RKS dan berita acara aanwijzing tidak pernah ada
persyaratan mengenai kedudukan AMP, maka dengan
demikian Panitia Tender telah melakukan tindakan post
bidding. Hal tersebut telah melanggar Pasal 19 ayat 5 Keppres
80 Tahun 2003 yang berbunyi: ------------------------------------
“Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, panitia/pejabat
pemilihan penyedia barang/jasa tidak diperkenankan
mengubah, menambah, dan mengurangi kriteria dan tatacara
evaluasi tersebut dengan alasan apapun dan atau melakukan
tindakan lain yang bersifat post bidding” -----------------------
18.7.2.5 Bahwa Panitia seharusnya mengetahui kesamaan kepemilikan
dan alamat antara PT Tambora Mandiri dengan PT Ultrakindo
pada saat melakukan evaluasi administrasi terhadap dokumen
penawaran kedua perusahaan tersebut. Adanya kesamaan
alamat tersebut menunjukan PT Ultrakindo dan PT Tambora
berkantor pada tempat yang sama sehingga menimbulkan
conflict of interest; --------------------------------------------------
18.7.2.6 Bahwa dengan diketahui adanya persamaan alamat antara PT
Ultrakindo dan PT Tambora, Panitia setidak-tidaknya
melakukan pengecekan terhadap dokumen kualifikasi kedua
perusahaan untuk memastikan ada tidaknya afiliasi atau
conflict of interest antara kedua perusahaan tersebut; ---------
S A L I N A N
halaman 34 dari 71
18.7.2.7 Bahwa Panitia telah sengaja mengabaikan adanya fakta
conflict of interest di antara peserta, hal mana telah diatur
dalam UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan
Keppres No. 80 Tahun 2003 : -------------------------------------
18.7.2.7.1. Keppres No. 80 Tahun 2003, Bagian Kelima,
Pasal 5 huruf e yang berbunyi : ----------------------
’Pejabat Pembuat Komitmen, penyedia
barang/jasa, dan para pihak yang terkait dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus
mematuhi etika sebagai berikut: --------------------
e. menghindari dan mencegah terjadinya
pertentangan kepentingan para pihak yang terkait,
langsung maupun tidak langsung dalam proses
pengadaan barang/jasa (conflict of interest); -----
18.7.2.7.2. Pasal 17 ayat 6 Undang-undang No. 18 Tahun
1999 Tentang Jasa Konstruksi menyebutkan: -----
“Badan-badan usaha yang dimiliki oleh suatu
atau kelompok orang yang sama atau berada pada
kepengurusan yang sama tidak boleh mengikuti
pelelangan untuk satu pekerjaan konstruksi secara
bersamaan” ---------------------------------------------
18.7.2.8 Bahwa Panitia tidak menjelaskan mengenai tanggal
pengumuman pemenang tender dalam Berita Acara
Aanwijzing; ----------------------------------------------------------
18.7.2.9 Bahwa Panitia tidak memberitahukan secara resmi mengenai
pengumuman hasil pemenang tender kepada masing-masing
peserta; ---------------------------------------------------------------
18.7.2.10 Bahwa berdasarkan Tim Pemeriksa menilai Panitia Tender
telah melakukan kesalahan dalam mengumumkan pemenang
tender dengan hanya di website dan papan pengumuman
Dinas PU Bina Marga Propinsi Sumatera Selatan, hal ini
berakibat para peserta tender di luar wilayah Sumatera
S A L I N A N
halaman 35 dari 71
Selatan terlambat mengetahui pengumuman pemenang tender
dan tidak dapat melakukan sanggahan sesuai dengan
Lampiran I Keppres 80 Tahun 2003 Bab II Bagian A Nomor
1 Huruf k Ayat 1) yang berbunyi: --------------------------------
“Kepada peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan
pemenang lelang diberikan kesempatan untuk mengajukan
sanggahan secara tertulis, selambat-lambatnya dalam waktu
5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang” --
18.7.2.11 Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tim Pemeriksa
menilai terdapat bukti yang cukup telah terjadinya
persekongkolan horizontal antara PT. Ultrakindo Dharma
Buana dan Panitia; --------------------------------------------------
18.8 Kesimpulan -------------------------------------------------------------------------------
18.8.1 Berdasarkan analisis diatas, Tim Pemeriksa menyimpulkan terdapat
bukti telah terjadinya pelanggaran Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 baik
persekongkolan horizontal maupun persekongkolan vertikal yang
dilakukan oleh PT Ultrakindo Dharma Buana, PT Tambora Mandiri,
dan Panitia Pengadaan Jasa Pemborongan Kegiatan Peningkatan dan
Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah 1 Sumber Dana APBD
Tahun Anggaran 2009; --------------------------------------------------------
19. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa Lanjutan telah menyampaikan Laporan Hasil
Pemeriksaan Lanjutan kepada Komisi, untuk dilaksanakan Sidang Majelis Komisi;
20. Menimbang bahwa selanjutnya, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor
145/KPPU/Pen/VIII/2010 tanggal 10 Agustus 2010, untuk dilaksanakannya
Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor 15/KPPU-L/2010 terhitung sejak tanggal
10 Agustus 2010 sampai dengan 24 September 2010 (vide bukti A62);--------------
21. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Sidang Majelis Komisi, Komisi
menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 282/KPPU/Kep/VIII/2010 tanggal 10
Agustus 2010 tentang Penugasan Anggota Komisi Sebagai Majelis Komisi dalam
Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor 15/KPPU-L/2010 (vide bukti A63); --------
22. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi
menerbitkan Surat Tugas Nomor 1192/SJ/ST/VIII/2010 dan Surat Tugas Nomor
S A L I N A N
halaman 36 dari 71
1193/SJ/ST/VIII/2010 tanggal 10 Agustus 2010 yang menugaskan Sekretariat
Komisi untuk membantu Majelis Komisi dalam Sidang Majelis Komisi (vide bukti
A64, A65); ------------------------------------------------------------------------------------
23. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Petikan Penetapan
Sidang Majelis dan Salinan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan kepada para
Terlapor (vide bukti A67 s/d A69); --------------------------------------------------------
24. Menimbang bahwa Majelis Komisi memberi kesempatan kepada para Terlapor
untuk memeriksa berkas perkara (enzage) dan telah dilaksanakan pada tanggal 08
Februari 2010 sampai dengan tanggal 08 Februari 2010 (vide bukti B23 s/d B25);
25. Menimbang bahwa dalam Sidang Majelis Komisi pada tanggal 20 September
2010, Majelis Komisi telah mendengar dan menerima Pembelaan dan Tanggapan
lisan dan tertulis dari para Terlapor terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan
(vide bukti B26, A76 s/d A78);-------------------------------------------------------------
26. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan terhadap Laporan Hasil
Pemeriksaan Lanjutan yang disampaikan dalam Sidang Majelis Komisi pada
tanggal 20 September 2010, Terlapor I dan Terlapor II pada pokoknya
menyampaikan hal-hal sebagai berikut (vide bukti A76); ------------------------------
26.1 Posisi Kasus ---------------------------------------------------------------------------
26.1.1 Bahwa obyek tender adalah Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan
Pagar Tebing Tinggi-Tj.Raya;Tl.Padang-PD.Tepung-Pasemah Air
Keruh Sumatera Selatan tahun Anggaran 2009, dengan pagu
Rp. 13.520.929.000; --------------------------------------------------------
26.1.2 Bahwa pada tanggal 13 s/d 23 April 2009 dilaksanakan pendaftaran
Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Pagar Tebing Tinggi-
Tj.Raya;Tl.Padang-PD.Tepung-Pasemah Air Keruh Sumatera
Selatan tahun Anggaran 2009. Pada tanggal 13 s/d 24 April 2009
dilaksanakan pengambilan dokumen lelang dan sebanyak 17
perusahaan mengambil dokumen lelang dan pada tanggal 27 April
2009 sebanyak 6 perusahaan memasukkan dokumen penawaran
yakni , PT. Tri Perkasa Agro Coco, PT.Anugrah Karya Agra
Sentosa, PT.Baniah Rahmat Utama,PT. Ultrakindo Dharma Buana,
PT.Tambora Mandiri, PT.Nugroho Lestari; -----------------------------
S A L I N A N
halaman 37 dari 71
26.1.3 Bahwa pada tanggal 04 Mei 2009 dilaksanakan berita acara Evaluasi
Administrasi dengan nomor 08/PAN/APBD-WIL.I/TTP/V/2009 dan
perusahaan yang memenuhi syarat administrasi adalah PT. Nugroho
Lestari, PT.Anugrah Karya Agra Sentosa, PT.Ultrakindo Dharma
Buana; ------------------------------------------------------------------------
26.1.4 Bahwa pada tanggal 20 Mei 2009 dilaksanakan berita acara
pengumuman pemenang dengan nomor 17/PAN/APBD-
WIL.1/TTP/V/2009, perusahaan yang memenuhi syarat sebagai
pemenang adalah PT. Ultrakindo Dharma Buana; ---------------------
26.1.5 Bahwa berdasarkan Penetapan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Nomor 37/KPPU/PEN/II/2010 tanggal 17 Pebruari 2010 dinyatakan
PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri telah
diduga melanggar Pasal 22 UU No. 5 tahun 1999 dengan cara
menyusun dokumen secara bersama untuk memenangkan PT.
Ultrakindo Dharma Buana (persekongkolan secara horizontal) dan
menggugurkan peserta tender dengan alasan yang tidak jelas serta
tidak mengindahkan aturan yang diatur dalam Keppres No. 80 tahun
2003 serta UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (
persekongkolan secara vertikal); -----------------------------------------
26.2 Analisa Yuridis;-----------------------------------------------------------------------
26.2.1 Bahwa PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri
dimiliki oleh Soejantoko Kartika (Direktur/Pemegang saham 50 %)
dan Lidwina (Komisaris/Pemegang saham 50 %) dan mempunyai
kantor cabang di Palembang, masing-masing kantor cabang
mempunyai Kepala Cabang dengan SDM/struktur tersendiri dan
mempunyai kewenangan masing-masing untuk mengurus dan
melaksanakan proyek; -----------------------------------------------------
26.2.2 Bahwa PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri
dalam mengikuti tender Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Pagar
Tebing Tinggi-Tj.Raya;Tl.Padang-PD.Tepung-Pasemah Air Keruh
Sumatera Selatan tahun Anggaran 2009, dengan pagu Rp.
13.520.929.000,- sama sekali tidak mengetahui adanya aturan
S A L I N A N
halaman 38 dari 71
sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 17 ayat (6) Undang-
Undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang
menyebutkan : “ badan-badan usaha yang dimiliki oleh suatu atau
kelompok orang yang sama atau berada pada kepengurusan yang
sama tidak boleh mengikuti pelelangan untuk satu pekerjaan
konstruksi secara bersamaan”; -------------------------------------------
26.2.3 Bahwa terkait dengan ketentuan Pasal 17 ayat (6) Undang-Undang
No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi harusnya sosialisasi
dilakukan secara intensif dan klausula tersebut harus dicantumkan
dalam persyaratan tender, sehingga diketahui oleh para peserta
tender dan tidak menimbulkan kejadian seperti ini; --------------------
26.2.4 Bahwa obyek tender adalah Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan
Pagar Tebing Tinggi-Tj.Raya;Tl.Padang-PD.Tepung-Pasemah Air
Keruh Sumatera Selatan tahun Anggaran 2009, dengan pagu
Rp. 13.520.929.000,- masing-masing PT. Ultrakindo Dharma Buana
dan PT. Tambora Mandiri mengajukan penawaran tersendiri sesuai
dengan mekanisme yang telah ditetapkan Panitia Tender dan
kalaupun terjadi kesamaan penyusunan dokumen hal ini disebabkan
karena sistem yang telah disusun secara baku mempunyai kesamaan
antara PT. Ultrakindo Dharma Buana dengan PT. Tambora Mandiri
dan hal tersebut tidak dengan sendirinya, bisa memastikan PT.
Ultrakindo Dharma Buana sebagai pemenang tender karena
faktanya masih terdapat dua peserta lain yang lolos dalam tiga besar;
26.2.5 Bahwa fakta hukum memperlihatkan PT. Tambora Mandiri gugur
atau tidak memenuhi persyaratan administrasi sehingga yang maju
untuk tahap evaluasi selanjutnya adalah tiga perusahaan yakni PT.
Nugroho Lestari, PT.Anugrah Karya Agra Sentosa dan PT.
Ultrakindo Dharma Buana, sehingga sangat mengherankan dan tidak
berdasar dengan dugaan persekongkolan secara horozontal
dilakukan antara PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora
Mandiri, karena posisi tiga besar terakhir yang ikut seleksi adalah
PT. Nugroho Lestari, PT. Anugrah Karya Agra Sentosa dan
S A L I N A N
halaman 39 dari 71
PT.Ultrakindo Dharma Buana yang mempunyai kesempatan dan
peluang yang sama untuk memenangkan tender sedangkan PT.
Tambora Mandiri sudah gugur seleksi; ----------------------------------
26.2.6 Bahwa PT. Ultrakindo Dharma Lestari dan PT. Tambora Mandiri
ikut penawaran tender Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Pagar
Tebing Tinggi-Tj.Raya;Tl.Padang-PD.Tepung-Pasemah Air Keruh
Sumatera Selatan tahun Anggaran 2009 dengan itikad baik tanpa
tipu muslihat apalagi membuat skenario persekongkolan, semua
prosedur diikuti secara normal, persoalan menang atau tidak semua
diserahkan kepada mekanisme yang telah ditetapkan Panitia Tender
dan tidak ada satupun upaya untuk mempengaruhi panitia tender
untuk memenangkan PT. Ultrakindo Dharma Lestari. Paket
pekerjaan tender juga dilaksanakan dengan baik sesuai ketentuan
yang berlaku; ----------------------------------------------------------------
26.2.7 Bahwa terkait dengan kesamaan alamat dan pemilik karena memang
PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri dimiliki
oleh pihak yang sama tetapi teknis operasional tetap diserahkan
sepenuhnya kepada masing-masing Kepala Cabang untuk
mengerjakan proyek dan mengembangkan cabangnya masing-
masing, sesuai kebutuhan dan peluang yang ada dicabang masing-
masing dan masing-masing cabang melakukan persaingan secara
sehat untuk mendapatkan target yang telah ditetapkan oleh pimpinan
pusat/direksi; ----------------------------------------------------------------
26.2.8 Bahwa terkait dengan ketentuan Pasal 22 UU No. 5 tahun 1999
ditegaskan bahwa “Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan
pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak
sehat“, bahwa ketentuan tersebut menegaskan adanya usaha
persekongkolan dengan mengatur atau menentukan pemenang.
Bahwa PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri
sama sekali tidak berwenang mengatur apalagi menentukan
S A L I N A N
halaman 40 dari 71
pemenang tender, karena terkait pemenang tender sudah diatur
mekanismenya sesuai peraturan perundang-undangan; ---------------
26.2.9 Bahwa terkait dengan Pasal 17 ayat 6 UU No. 18 tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi dan Pasal 5 huruf e bagian Kelima Keppres
No. 80 tahun 2003 merupakan kewenangan Panitia Tender untuk
menerapkan metode atau sistem tender pelelangan dan tidak ada
intervensi atau campur tangan dari pihak peserta tender. Bahwa
Panitia tender pun tidak melakukan persekongkolan dengan peserta
tender untuk menentukan pemenang tender; ----------------------------
26.2.10 Bahwa keikutsertaan PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT.
Tambora Mandiri tidak mengandung “conflict of interest” karena
mekanisme kedua perusahaan tersebut sudah terbiasa bersaing
secara bebas dan sehat tanpa saling menjatuhkan atau
mempengaruhi para pihak dalam pelaksanaan pelelangan atau tender
proyek, adanya kesamaan penyusunan dokumen tender tidak dengan
serta merta akan menjadikan salah satu diantaranya sebagai
pemenang tender. Karena Panitia tender punya mekanisme untuk
menjaring pemenang tender sesuai aturan yang telah ditetapkan; ----
26.3 Kesimpulan----------------------------------------------------------------------------
26.3.1 Bahwa PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri
dalam mengikuti tender Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Pagar
Tebing Tinggi-Tj.Raya;Tl.Padang-PD.Tepung-Pasemah Air Keruh
Sumatera Selatan tahun Anggaran 2009, sama sekali tidak
mengetahui adanya aturan sebagaimana yang ditegaskan dalam
Pasal 17 ayat (6) Undang-Undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi yang menyebutkan : “ badan-badan usaha yang dimiliki
oleh suatu atau kelompok orang yang sama atau berada pada
kepengurusan yang sama tidak boleh mengikuti pelelangan untuk
satu pekerjaan konstruksi secara bersamaan; ----------------------------
26.3.2 Bahwa tidak terjadi persekongkolan horizontal dan persekongkolan
vertikal yang menyebabkan PT. Ultrakindo Dharma Buana
dinyatakan sebagai pemenang Tender Paket Pekerjaan Peningkatan
S A L I N A N
halaman 41 dari 71
Jalan Pagar Tebing Tinggi-Tj.Raya;Tl.Padang-PD.Tepung-Pasemah
Air Keruh Sumatera Selatan tahun Anggaran 2009;--------------------
26.3.3 Bahwa antara PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora
Mandiri tetap bersaing secara sehat bersama-sama dengan para
peserta tender lainnya dalam Tender Paket Pekerjaan Peningkatan
Jalan Pagar Tebing Tinggi-Tj.Raya;Tl.Padang-PD.Tepung-Pasemah
Air Keruh Sumatera Selatan tahun Anggaran 2009;--------------------
26.3.4 Bahwa selama proses pemeriksaan pendahuluan temuan adanya
kesamaan informasi, kesamaan alamat dan penyusunan dokumen
tender tidak dapat dijadikan bukti kuat telah terjadi persekongkolan,
karena yang berhak menentukan pemenang tender adalah pihak
Panitia bukan peserta tender dan harusnya panitia tender dari proses
seleksi tender harus mencantumkan klausula adanya larangan
sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 17 ayat (6) Undang-
Undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; ------------------
26.3.5 Bahwa penerapan aturan tender dan sistem yang diterapkan
sepenuhnya merupakan kewenangan tanggungjawab Panitia Tender
tanpa campur tangan atau intervensi peserta tender termasuk PT.
Ultrakindo Dharma Buana sebagai pemenang tender; -----------------
26.3.6 Bahwa PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri
tidak mengadakan persekongkolan tender seperti tekanan terhadap
penawaran, penawaran saling melengkapi,perputaran penawaran,
pembagian pasar dan sebagainya, semua berjalan sesuai mekanisme
yang berlaku;-----------------------------------------------------------------
26.3.7 Bahwa asumsi telah terjadi conflict of interest antara PT. Ultrakindo
dan PT. Tambora Mandiri yang menyebabkan terjadinya
persekongkolan horizontal karena alasan-alasan yang dikemukakan
dalam laporan pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan lanjutan
perkara 15/KPPU-L/2010 memerlukan pengkajian lebih dalam dan
terpadu mengingat tidak adanya unsur kesengajaan atau adanya
ketidaktahuan terhadap regulasi terkait proses tender; -----------------
S A L I N A N
halaman 42 dari 71
26.3.8 PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri mengikuti
tender dengan tetap beritikad baik dan tidak saling mempengaruhi
satu sama lain untuk keluar sebagai pemenang tender, karena
penentuan pemenang tender semua tergantung kepada panitia tender
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; -----------
26.3.9 Bahwa dengan adanya pemanggilan terhadap PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri oleh Komisi Pengawas
Persaingan Usaha RI terkait tender Paket Pekerjaan Peningkatan
Jalan Pagar Tebing Tinggi -Tj.Raya;Tl.Padang-PD.Tepung-Pasemah
Air Keruh Sumatera Selatan tahun Anggaran 2009 telah
menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kedua perusahaan
tersebut, yang bisa berakibat iklim usaha dan investasi dari dunia
usaha akan menurun dan tidak bergairah lagi, padahal kondisi
tersebut menjadi penopang dalam menggerakkan perekonomian
negara; ------------------------------------------------------------------------
26.3.10 Bahwa kesalahan tidak dapat dibebankan kepada PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri hanya karena keduanya
ikut tender untuk proyek yang sama, panitia seleksi tender harusnya
mencantumkan ketentuan pelarangan tersebut pada persyaratan
tender, sehingga dapat diketahui oleh semua pihak peserta tender
adanya larangan undang-undang berkaitan dengan Pasal 17 ayat 6
UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;------------------------
26.3.11 Bahwa dengan sosialisasi secara intensif dan pencantuman klausula
larangan dalam semua proses tender akan menghindari terjadinya
kasus yang serupa dikemudian hari dan PT. Ultrakindo Dharma
Buana dan PT. Tambora Mandiri akan menghindari terjadinya
kejadian serupa untuk pelaksanaan proses tender dikemudian hari;--
27. Menimbang bahwa Terlapor I dan Terlapor II juga memasukkan Tambahan
Pembelaan dalam Perkara Nomor 15/KPPU-L/2010 pada tanggal 20 September
2010 setelah Sidang Majelis Komisi dilaksanakan, yang pada pokoknya
menyampaikan hal-hal sebagai berikut (vide bukti A78): ------------------------------
S A L I N A N
halaman 43 dari 71
27.1 Bahwa Tambahan Keberatan ini merupakan satu kesatuan dari Pembelaan
yang telah dibuat sebelumnya dan telah dibacakan pada Sidang tanggal 20
September 2010; ----------------------------------------------------------------------
27.2 Bahwa berdasarkan keterangan pembelaan dari Panitia Pengadaan Jasa
Pemborongan Kegiatan Pekerjaan Peningkatan Jalan Tebing tinggi – Tj.
Raya; TL. Padang – PD. Tepung – Pasemah Air Keruh Sumatera Selatan
tahun Anggaran 2009 pada poin X disebutkan Panitia tidak harus
melakukan pengecekan terhadap seluruh dokumen kualifikasi karena
evaluasi kualifikasi hanya dilakukan terhadap calon pemenang berdasarkan
Keppres RI No. 80 Tahun 2003 Pasal 15 ayat 2 yang berbunyi: “Proses
Pasca Kualifikasi yaitu Pemasukan Dokumen Kualifikasi bersamaan dengan
dokumen penawaran dan terhadap peserta yang diusulkan untuk menjadi
pemenang serta cadangan pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya”.
Dan Lampiran Keppres Bab II A.1.b.2 (c) berbunyi “Evaluasi dokumen
kualifikasi dilaksanakan setelah evaluasi dokumen penawaran”; --------------
27.3 Bahwa pada tanggal 13 s/d 24 April 2009 dilaksanakan pengambilan
dokumen lelang dan sebanyak 17 perusahaan mengambil dokumen lelang
dan pada tanggal 27 April 2009 sebanyak 6 perusahaan memasukkan
dokumen penawaran yakni: PT Tri Perkasa Argo Coco, PT Anugerah Karya
Agra Sentosa, PT Baniah Rahmat Utama, PT Ultrakindo Dharma Buana, PT
Tambora Mandiri, PT Nugroho Lestari; -------------------------------------------
27.4 Bahwa pada tanggal 04 Mei 2009 dilaksanakan Berita Acara Evaluasi
Administrasi dengan Nomor 08/PAN/PABD-WIL.I/TTP/V/2009 dan
perusahaan yang memenuhi syarat administrasi adalah PT Nugroho Lestari,
PT Anugerah Karya Agra Sentosa, PT Ultrakindo Dharma Buana; -----------
27.5 Bahwa fakta hukum memperlihatkan PT Tambora Mandiri gugur atau tidak
memenuhi persyaratan administrasi sehingga yang maju untuk tahap
evaluasi selanjutnya adalah 3 perusahaan yakni: PT Nugroho Lestari, PT
Anugerah Karya Agra Sentosa dan PT Ultrakindo Dharma Buana, sehingga
sangat mengherankan dan tidak berdasar dengan dugaan persekongkolan
secara horizontal dilakukan antara PT Ultrakindo Dharma Buana dan PT
Tambora Mandiri, karena posisi 3 besar terakhir yang ikut seleksi adalah PT
S A L I N A N
halaman 44 dari 71
Nugroho Lestari, PT Anugerah Karya Agra Sentosa dan PT Ultrakindo
Dharma Buana yang mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk
memenangkan tender, sedangkan PT Tambora Mandiri sudah gugur seleksi;
27.6 Bahwa terkait dengan ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun
1999, ditegaskan bahwa “pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan
pihak lain untuk mengatur dan menentukan pemenang tender sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”, bahwa
ketentuan tersebut menegaskan adanya usaha persekongkolan dengan
mengatur atau menentukan pemenang. Bahwa PT Ultrakindo Dharma
Buana dan PT Tambora Mandiri sama sekali tidak berwenang mengatur
apalagi menentukan pemenang tender karena terkait pemenang tender sudah
diatur mekanismenya sesuai peraturan perundang-undangan;------------------
27.7 Bahwa terkait dengan Pasal 17 ayat 6 Undang-undang Nomor 18 Tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi dan Pasal 5 huruf e Bagian Kelima Keppres
Nomor 80 Tahun 2003 merupakan kewenangan Panitia Tender untuk
menerapakan metode atau sistem tender pelelangan dan tidak ada intervensi
atau campur tangan dari pihak peserta tender. Bahwa Panitia Tender pun
tidak melakukan persekongkolan dengan peserta tender untuk menentukan
pemenang tender; ---------------------------------------------------------------------
27.8 Bahwa kesalahan tidak dapat dibebankan kepada PT Ultrakindo Dharma
Buana dan PT Tambora Mandiri hanya karena keduanya ikut tender untuk
proyek yang sama. Panitia Seleksi Tender harusnya mencantukan ketentuan
pelarangan tersebut pada persyaratan tender, sehingga dapat diketahui oleh
semua pihak peserta tender adanya larangan Undang-undang berkaitan
dengan Pasal 17 ayat 6 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi; ----------------------------------------------------------------------------
28. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan terhadap Laporan Hasil
Pemeriksaan Lanjutan yang disampaikan dalam Sidang Majelis Komisi pada
tanggal 20 September 2010, Terlapor III pada pokoknya menyampaikan hal-hal
sebagai berikut (vide bukti A77): ----------------------------------------------------------
28.1 Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi administrasi yang
dilakukan oleh Panitia, Tim Pemeriksa menilai evaluasi tersebut telah
S A L I N A N
halaman 45 dari 71
sesuai dengan ketentuan dalam RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
(Laporan hasil pemeriksaan lanjutan point. 4.2 (16)); --------------------------
28.2 Berdasarkan analisis terhadap evaluasi teknis yang dilakukan oleh Panitia,
Tim Pemeriksa menilai ;”Alasan panitia menggugurkan PT. Nugroho
Lestari dalam evaluasi teknis terkait dengan metode dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan telah sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing”. (Laporan
hasil pemeriksaan lanjutan point. 4.2 (17) a); ------------------------------------
28.3 Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan No. 4.2 (17). b,
yang menyatakan alasan panitia menggugurkan PT. Nugroho Lestari dan
PT. Anugerah Karya Agra Sentosa dalam evaluasi teknis terkait dengan
spesifikasi teknis merupakan tindakan yang berlebihan, dan Laporan Hasil
Pemeriksaan Lanjutan No. 4.2 (17). c, yang menyatakan alasan panitia
menggugurkan PT. Nugroho Lestari dan PT. Anugerah Karya Agra Sentosa
dalam evaluasi teknis terkait dengan spesifikasi teknis dan lokasi AMP
merupakan tindakan yang berlebihan dan bersifat diskriminatif, Panitia
menyatakan adalah tidak benar karena alasan menggugurkan PT. Nugroho
Lestari dan PT. Anugerah Karya Agra Sentosa bukan itu saja, tetapi karena
alasan sbb: ----------------------------------------------------------------------------
28.3.1 PT. Nugroho Lestari, dinyatakan gugur dengan alasan sbb ; --------
28.3.1.1 Dokumen penawaran PT. Nugroho Lestari tidak
menyampaikan analisa harga satuan pekerjaan secara
lengkap karena tidak melampirkan analisa harga satuan
pekerjaan Beton K.125 (Mata Pembayaran No. 7.1 (8)),
karena berdasarkan Lampiran Keppres RI No. 80 Tahun
2003, Bab II, A. 1, f, 5), f), dan Dokumen Lelang Bab II,
15, 2, f, dinyatakan ; “Analisa harga satuan pekerjaan
utama harus disampaikan lengkap yang sesuai ditentukan
dalam dokumen penyedian barang/jasa”; -------------------
28.3.1.2 Dalam dokumen penawaran PT. Nugroho Lestari,
kuantitas bahan-bahan yang ditawarkan dalam masing-
masing analisa harga satuan berbeda dengan yang
ditentukan dalam Dokumen Lelang, dan ini tidak sesuai
S A L I N A N
halaman 46 dari 71
dengan Lampiran Keppres RI No. 80 Tahun 2003, Bab II,
A. 1, f, 7), d), dan Dokumen Lelang Bab II, 15, 3, c, yaitu;
“Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila
menjamin pemenuhan spesifikasi teknis yang ditetapkan
dalam Dokumen Lelang. Mata pembayaran utama dalam
daftar kuantitas dan harga tidak boleh kurang kualitasnya
dari ketentuan Dokumen Lelang”; ---------------------------
28.3.1.3 Dalam dokumen penawaran PT. Nugroho Lestari,
pelaksanaan Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan
Pekerjaan Minor (Divisi 8) dilaksanakan pada Minggu ke
19 sampai Minggu ke 22, atau setelah pelaksanaan
Pekerjaan Perkerasan Aspal/Overlay (Divisi 6), yang
dimulai pelaksanaannya pada minggu ke 5, urutan
pelaksanaan pekerjaan tsb tidak memenuhi ketentuan
dalam Dokumen Lelang Bab VI. Spesifikasi Teknis, pada;
28.3.1.3.1. Divisi 1 Point 1.1.1. 3) yang menyatakan ;
“Pekerjaan Pengembalian Kondisi harus
dimulai sesegera mungkin selama periode
mobilisasi dan dimaksudkan untuk
mengembalikan jalan lama dan jembatan
minor yang ada ke suatu kondisi yang dapat
digunakan,...dst”; --------------------------------
28.3.1.3.2. Divisi 1 Point 1.1.4 tentang urutan pekerjaan;
28.3.1.3.3. Lampiran 1.1.A Lingkup dan Urutan
Kegiatan dalam pekerjaan serta tidak
memenuhi ketantuan Spesifikasi Teknis; -----
28.3.1.3.4. Divisi 8, Point 8.1..1. 2), yang menyatakan;
“Pekerjaan pengembalian kondisi harus
dijadwalkan sedini mungkin dalam program
pelaksanaan untuk memaksimumkan
keuntungan pemakai jalan. Lokasi yang akan
dioverlay harus dikembalikan kondisinya
S A L I N A N
halaman 47 dari 71
sampai lengkap sebagaimana yang
disyaratkan dalam seksi dan spesifikasi ini
sebelum pekerjaan overlay dilaksanakan’; ---
28.3.1.4 Dalam dokumen penawaran PT. Nugroho Lestari, Metoda
Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin (VIII)
dilaksanakan setelah pekerjaan AC-WC selesai dan
berumur sekurang-kurangnya 14 hari, maka dilanjutkan
dengan pekerjaan lainnya yaitu pemeliharaan badan jalan,
pemeliharaan, saluran air, galian dan timbunan sampai
masa pemeliharaan selesai. Metoda pelaksanaan ini tidak
memenuhi ketentuan dalam Dokumen Lelang Bab VI.
Spesifikasi Teknis, pada; --------------------------------------
28.3.1.4.1. Divisi 1 Point 1.1.1. 3) yang menyatakan ;
“Kegiatan Pemeliharaan Rutin harus dimulai
segera setelah periode kontrak dimulai dan
dimaksud untuk mencegah setiap kerusakan
lebih lanjut pada jalan dan/atau jembatan
minor...”; ------------------------------------------
28.3.1.4.2. Divisi 1 Lampiran 1.1.A Lingkup dan Urutan
Kegiatan dalam pekerjaan; ---------------------
28.3.1.4.3. Divisi 10 Point 10.1.1. 1), yang menyatakan ;
“ Pekerjaan pemeliharaan rutin harus dimulai
pada saat lapangan diserahkan kepada
kontraktor, dan harus dilanjutkan sampai
berakhirnya masa Priode Kontrak’; -----------
28.3.1.5 Metoda pelaksanaan yang ditawarkan tidak memenuhi
persyaratan substantif yang ditentukan dalam dokumen
lelang, dan tidak menggambarkan penguasaan, tahapan
dan cara pelaksanaan pekerjaan yang secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan; --------------------------------------
28.3.1.6 Lokasi peralatan dan AMP berada di Pasuruan Provinsi
Jawa Timur, sedang lokasi pekerjaan berada di Kabupaten
S A L I N A N
halaman 48 dari 71
Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan, dimana secara
teknis tidak dimungkinkan dapat dimobilisasi selesai
dalam waktu 30 hari kalender seperti yang tertuang dalam
Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing) Nomor :
05/BA/PAN-WIL I/IV/2009, tanggal 16 April 2009.
Karena berdasarkan analisa dan pengalaman mulai dari
mobilisasi, pengecoran, erection, instalasi, sampai uji
coba produksi, memerlukan waktu 4 (empat) bulan baru
AMP siap operasi, belum lagi ditambah alokasi waktu
untuk penyiapan lahan, site file dan quary;------------------
28.3.1.7 Pakta Integritas tidak ditandatangani oleh yang berhak
(Sdr. Unang Aditya W) dan tidak sesuai dengan ketentuan
Dokumen Lelang Bab I, No.44, butir 44.4 , yang
menyatakan; “Pakta Integritas harus ditandatangani oleh
pemimpin/direktur utama perusahaan atau penerima kuasa
dari direktur utama yang penerima kuasanya tercantum
dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala
cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang
menurut perjanjian kerjasama ádalah yang berhak
mewakili perusahaan yang bekerjasama”; ------------------
28.3.1.8 Berdasarkan 7 (tujuh) point kesalahan tersebut diatas
Panitia menyimpulkan penawaran PT. Nugroho Lestari
tidak memenuhi syarat dan dinyatakan Gugur; ------------
28.3.2 PT. Anugerah Karya Agra Sentosa, dinyatakan gugur dengan
alasan sbb: ------------------------------------------------------------------
28.3.2.1 Dokumen penawaran PT. Anugerah Karya Agra Sentosa
tidak menyampaikan analisa harga satuan pekerjaan
secara lengkap karena tidak melampirkan analisa harga
satuan pekerjaan sbb : -----------------------------------------
28.3.2.1.1. Galian untuk selokan drainase dan saluran air
(Mata Pembayaran No.2.1); --------------------
S A L I N A N
halaman 49 dari 71
28.3.2.1.2. Pasangan batu dengan mortar (Mata
Pembayaran No. 2.2) ; --------------------------
28.3.2.1.3. Penyiapan badan jalan (Mata Pembayaran No.
3.3); ------------------------------------------------
28.3.2.1.4. Lapis pondasi aggregat Kelas C (Mata
Pembayaran No. 5.1 (1)); -----------------------
28.3.2.1.5. Lapis resap pengikat (Mata Pembayaran No.
6.1 (1)); -------------------------------------------
28.3.2.1.6. Lapis perekat (Mata Pembayaran No. 6.1 (2));
28.3.2.1.7. Beton K-250 (Mata Pembayaran No. 7.1 (5));
28.3.2.1.8. Beton K-125 (Mata Pembayaran No. 7.1 (8));
28.3.2.1.9. Baja tulangan U 24 polos (Mata Pembayaran
No. 7.3 (1)); --------------------------------------
28.3.2.1.10. Pasangan batu (Mata Pembayaran No. 7.9); -
28.3.2.1.11. Bronjong (Mata Pembayaran No. 7.10 (3)); -
Berdasarkan Lampiran Keppres RI No. 80 Tahun 2003,
Bab II, A. 1, f, 5), f), dan Dokumen Lelang Bab II, 15, 2,
f, yaitu ; “Analisa harga satuan pekerjaan utama harus
disampaikan lengkap yang sesuai ditentukan dalam
dokumen penyedian barang/jasa”; ---------------------------
28.3.2.2 Dalam dokumen penawaran PT. Anugerah Karya Agra
Sentosa kuantitas bahan-bahan yang ditawarkan dalam
masing-masing analisa harga satuan berbeda dengan yang
ditentukan dalam Dokumen Lelang, ini tidak sesuai
dengan Lampiran Keppres RI No. 80 Tahun 2003, Bab II,
A. 1, f, 7), d), dan Dokumen Lelang Bab II, 15, 3, c, yaitu;
“Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila
menjamin pemenuhan spesifikasi teknis yang ditetapkan
dalam Dokumen Lelang. Mata pembayaran utama dalam
daftar kuantitas dan harga tidak boleh kurang kualitasnya
dari ketentuan Dokumen Lelang”; ---------------------------
S A L I N A N
halaman 50 dari 71
28.3.2.3 Metoda pelaksanaan yang ditawarkan tidak memenuhi
persyaratan substantif yang ditentukan dalam dokumen
lelang, dan tidak menggambarkan penguasaan, tahapan
dan cara pelaksanaan pekerjaan yang secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan, karena metoda pelaksanaan yang
disampaikan memasukan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
yang terdiri atas Pekerjaan Rutin Bahu Jalan dan
Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan
Timbunan (Divisi 10) kedalam bagian pekerjaan Umum
(Divisi I. Umum), hal ini tidak benar karena berdasarkan
Dokumen Lelang Bab. VI. Spesifikasi teknik Pekerjaan
Pemeliharaan Rutin merupakan kegiatan yang tersendiri,
dan diatur dalam Divisi 10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin,
yang seharusnya dibuat mekanisme dan metoda
pelaksanaanya tersendiri kerana merupakan kelompok
kegiatan tersendiri d. serta an terpisah; ----------------------
28.3.2.4 Lokasi peralatan dan AMP berada di Malang Provinsi
Jawa Timur, sedang lokasi pekerjaan berada di Kabupaten
Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan, dimana secara
teknis tidak dimungkinkan dapat dimobilisasi selesai
dalam waktu 30 hari kalender seperti yang tertuang dalam
Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing) Nomor :
05/BA/PAN-WIL I/IV/2009, tanggal 16 April 2009
Karena berdasarkan analisa dan pengalaman mulai dari
mobilisasi, pengecoran, erection, instalasi, sampai uji
coba produksi, memerlukan waktu 4 (empat) bulan baru
AMP siap operasi, belum lagi ditambah alokasi waktu
untuk penyiapan lahan, site file dan quary; ----------------
28.3.2.5 Pakta Integritas tidak ditandatangani oleh yang berhak
(Sdr. Gusta R I) dan tidak sesuai dengan ketentuan
Dokumen Lelang Bab I, No.44, butir 44.4 , yang
menyatakan; “Pakta Integritas harus ditandatangani oleh
S A L I N A N
halaman 51 dari 71
pemimpin/direktur utama perusahaan atau penerima kuasa
dari direktur utama yang penerima kuasanya tercantum
dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala
cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang
menurut perjanjian kerjasama ádalah yang berhak
mewakili perusahaan yang bekerjasama.” ------------------
28.3.2.6 Berdasarkan 5 (lima) point kesalahan tersebut diatas
Panitia menyimpulan penawaran PT. Anugerah Karya
Agra Sentosa tidak memenuhi syarat dan dinyatakan
Gugur; -----------------------------------------------------------
28.4 Bahwa analisa persekongkolan vertikal sebagaimana laporan hasil
pemeriksaan lanjutan Perkara 15/KPPU-L/2010, point (17) huruf b,
“......Seharusnya Panitia tidak menggugurkan karena perbedaan kuantitas
dalam daftar kuantitas dan harga, melainkan melakukan koreksi aritmatik
terhadap perbedaan kuantitas tersebut. Analisa ini adalah tidak benar, karena
panitia telah melakukan koreksi aritmatik terhadap daftar kuantitas dan
harga, sedangkan harga satuan penawar tidak dilakukan koreksi aritmatik
berdasarkan Dokumen Lelang Bab II, 15, 1. b. 1) “Harga Satuan yang
ditulis dalam daftar kuantitas dan harga tidak boleh dikoreksi;”, Penawaran
yang disampaikan oleh perusahaan tersebut komposisi/kualitas bahan
didalam analisa harga satuan tidak sesuai dengan Dokumen Lelang dan
akan mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil kerja performance
pekerjaan, Panitia tidak melakukan koreksi terhadap analisa dari penawar
kerena akan meyebabkan perubahan harga satuan yang ditulis, dan ini
menyalahi ketentuan dalam dokumen lelang; ------------------------------------
28.5 Bahwa panitia melakukan tindakan berlebihan dan diskriminatif dalam
evaluasi teknis dan tidak melakukan klarifikasi karena adanya jenis AMP
yang dapat dimobilisasi (AMP Mobile) adalah tidak benar, karena Panitia
telah melakukan evaluasi sesuai ketentuan yang diatur dalam dokumen
lelang; ---------------------------------------------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 52 dari 71
28.6 Bahwa jenis AMP Mobile tidak memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
Dokumen Lelang karena tidak memiliki peralatan daya tampung sesuai yang
ditentukan dalam Dokumen Lelang Bab VI, Divisi VI. Point 6.3.4. 3 yang
menyatakan: ”Daya tampung tangki penyimpanan minimum adalah 30.000
liter dan paling sedikit harus disediakan dua tangki yang berkapasitas
sama; ----------------------------------------------------------------------------------
28.7 Bahwa hasil pemeriksaan lanjutan analisa Nomor 4.1 (18) yang menyatakan
Panitia telah melanggar Pasal 14 ayat 10 Keppres 80 Tahun 2003 adalah
tidak benar dan tidak berdasarkan bukti karena selama proses pelaksanaan
Panitia Tidak Pernah melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaan
calon peserta pengadaan barang/jasa dari luar propinsi/kabupaten/kota
lokasi pengadaan, mulai dari Pengumuman Pengadaan, Pendaftaran Peserta,
Pengambilan Dokumen, Rapat penjelasan Pekerjaan (Aanwijing), dan
Pemasukan Dokumen Penawaran sampai pengumuman pemenang, semua
proses telah dilaksanakan secara terbuka, transparan dan tidak diskriminatif,
sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 Tahun 2003 dan Dokumen
Lelang; --------------------------------------------------------------------------------
28.8 Bahwa hasil pemeriksaan lanjutan analisa Nomor 4.1 (19) yang menyatakan
Panitia telah melakukan tindakan post bidding, dan melanggar Pasal 19 ayat
5 Keppres 80 Tahun 2003 adalah tidak benar dan hanya berdasarkan asumsi
dan praduga, karena panitia tidak pernah mengubah, menambah, dan
mengurangi kriteria dan tata cara evaluasi. Semua tata cara dan kriteria
evaluasi yang dilaksanakan berdasarkan Keppres RI no. 80 dan Dokumen
Lelang, analisis panitia terhadap aturan mengenai AMP berdasarkan
Dokumen Lelang pada Bab VI, Divisi VI. Point 6.3.4. Ketentuan Instalasi
Pencampur Aspal, yang menyatakan secara implisit bahwa Instalasi
Pencampur Aspal harus dipasang dilokasi yang jauh dari pemukiman dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sehingga tidak mengganggu ataupun protes
dari penduduk sekitarnya. Selain itu gugurnya penawaran PT. Nugroho
Lestari dan PT. Anugerah Karya Agra Sentosa bukan hanya karena alasan
AMP kedua perusahaan tersebut, tetapi juga berdasarkan alasan-alasan yang
telah diuraikan pada angka III di atas, yaitu 7 (tujuh) kesalahan untuk PT.
S A L I N A N
halaman 53 dari 71
Nugroho Lestari dan 5 (lima) kesalahan pada PT. Anugerah Karya Agra
Sentosa; -------------------------------------------------------------------------------
28.9 Bahwa Panitia tidak harus mengetahui kesamaan pemilik antara PT.
Tambora Mandiri dan PT. Ultrakindo pada saat evaluasi penawaran, karena
susuai prosedur evaluasi berdasarkan Dokumen Lelang Bab II Point 15. 2
Evaluasi Administrasi, sedangkan untuk detail kepemilikan perusahaan akan
dilaksanakan pada Evaluasi Kualifikasi. Dan tidak ada satu pasalpun
didalam Keppres RI No. 80 Tahun 2003 yang menyatakan kesamaan
alamat menunjukan adalah facta conflic of interest; ----------------------------
28.10 Bahwa Panitia tidak harus melakukan pengecekan terhadap seluruh
dokumen kualifikasi, karena evaluasi kualifikasi hanya dilakukan terhadap
calon pemenang berdasarkan Keppres RI No. 80 Th 2003 Pasal 15 Ayat 2
yang berbunyi “Proses Pasca Kualifikasi yaitu pemasukan dokumen
kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan terhadap peserta
yang diusulkan untuk menjadi pemenang serta cadangan pemenang
dievaluasi dokumen kualifikasinya”, dan Lampiran Keppres Bab II.
A.1.b.2). (c). yang berbunyi “Evaluasi dokumen kualifikasi dilaksanakan
setelah evaluasi dokumen penawaran”; -------------------------------------------
28.11 Bahwa Panitia tidak pernah mengabaikan conflict of interest diantara
peserta, karena seluruh proses pengadaan yang dilaksanakan telah
berdasarkan ketentuan yang diatur didalam Keppres RI No. 80 Tahun 2003,
dan Dokumen Lelang serta Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing); ---
28.12 Bahwa Panitia tidak menyampaikan pengumuman pemenang kepada
masing-masing peserta karena telah diumumkan melalui Media Internet
melalui website PU, dan Papan Pengumuman, selain itu jadual kegiatan
pelelangan telah dimuat pada Dokumen Lelang; --------------------------------
29. Menimbang bahwa pada saat pembacaan putusan ini terjadi perubahan susunan
anggota majelis komisi yang membacakan putusan berdasarkan Keputusan Komisi
Nomor 342/KPPU/Kep/IX/2010 tanggal 22 September 2010 tentang Penugasan
Anggota Komisi sebagai Majelis Pengganti dalam Sidang Pembacaan Putusan
Perkara Nomor 15/KPPU-L/2010;---------------------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 54 dari 71
30. Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menilai telah mempunyai bukti
dan penilaian yang cukup untuk mengambil keputusan;--------------------------------
TENTANG HUKUM
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut “LHPL”),
Tanggapan/Pembelaan/Pendapat para Terlapor, BAP, surat-surat dan dokumen-
dokumen dan alat bukti lainnya dalam perkara ini, Majelis Komisi menilai,
menyimpulkan dan memutuskan perkara berdasarkan bukti yang cukup tentang telah
terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh para Terlapor dalam
perkara a quo. Dalam melakukan penilaian, Majelis Komisi menguraikan dalam
beberapa bagian, yaitu: ----------------------------------------------------------------------------
1. Tentang Dugaan Pelanggaran;--------------------------------------------------------------
2. Tentang Identitas Para Terlapor; -----------------------------------------------------------
3. Tentang Objek Perkara; ---------------------------------------------------------------------
4. Tentang Persekongkolan Horizontal;------------------------------------------------------
5. Tentang Persekongkolan Vertikal;---------------------------------------------------------
6. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 22 UU No.5/1999; -----------------------------------
7. Tentang Kesimpulan; ------------------------------------------------------------------------
8. Tentang Rekomendasi Majelis Komisi; ---------------------------------------------------
9. Tentang Diktum Putusan dan Penutup.----------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berikut uraian masing-masing bagian sebagaimana tersebut di atas; ------------------------
1. Tentang Dugaan Pelanggaran;-------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa Tim Pemeriksa dalam LHPL pada pokoknya menduga
terjadinya pelanggaran Pasal 22 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan
oleh Para Terlapor, yaitu: ---------------------------------------------------------------------
1.1. Persekongkolan Horizontal yang dilakukan oleh Terlapor I (PT Ultrakindo
Dharma Buana) bersekongkol dengan Terlapor II (PT. Tambora Mandiri)
untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender yaitu Terlapor I (PT
Ultrakindo Dharma Buana) dengan cara menyusun dokumen penawaran secara
S A L I N A N
halaman 55 dari 71
bersama-sama dan mengatur harga penawaran sehingga mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat;----------------------------------------
1.2. Persekongkolan Vertikal yang dilakukan oleh Terlapor I (PT Ultrakindo
Dharma Buana) dan Terlapor II (PT. Tambora Mandiri) bersekongkol dengan
Terlapor III (Panitia Pengadaan) untuk mengatur dan atau menentukan
pemenang tender yaitu Terlapor I (PT Ultrakindo Dharma Buana) dengan cara
memfasilitasi persekongkolan antara Terlapor I (PT Ultrakindo Dharma
Buana) dan Terlapor II (PT. Tambora Mandiri) antara lain dengan tidak
mengindahkan kesamaan alamat dan kepemilikan di antara kedua perusahaan
tersebut; -----------------------------------------------------------------------------------
2. Tentang Identitas Para Terlapor; ---------------------------------------------------------
2.1. Terlapor I, PT Ultrakindo Dharma Buana Cabang Palembang merupakan
badan usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan di Indonesia
berdasarkan Akte Notaris Yulida Desmartiny, SH Nomor 9 Tanggal 13 Maret
2003 dengan perubahan terakhir Akte Notaris Yulida Desmartiny, SH Nomor 6
Tanggal 5 Januari 2007, yang berkedudukan di Jl. Semeru No. 12A, 17 Ilir, Ilir
Timur I, Palembang 30125, Sumatera Selatan, dan melakukan kegiatan usaha
antara lain di bidang kontraktor untuk bidang pekerjaan arsitektur, sipil dan
elektrikal (vide bukti C2);---------------------------------------------------------------
2.2. Terlapor II, PT Tambora Mandiri Cabang Palembang merupakan badan
usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan di Indonesia berdasarkan
Akte Notaris Zaini Zein, SH Nomor 52 Tanggal 25 Januari 2002, yang
berkedudukan di Jl. Semeru No. 12A, 17 Ilir, Ilir Timur I, Palembang 30125,
Sumatera Selatan, dan melakukan kegiatan usaha antara lain di bidang teknik,
mekanikal, elektrikal dan konstruksi (vide bukti C4);-------------------------------
2.3. Terlapor III, Panitia Pengadaan Jasa Pemborongan Kegiatan
Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah 1 Sumber
Dana APBD Tahun Anggaran 2009 yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan Nomor
800.05/01/KPTS/PU.BM/2009 tanggal 5 Januari 2009, dengan susunan Panitia
sebagai berikut (vide bukti C8): --------------------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 56 dari 71
No. Jabatan Nama Keterangan 1. Ketua Dru Wismawan, SE, MT Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel 2. Sekretaris Hamzah Sitanggang, ST Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel 3. Anggota Ir. Bambang Irawan, MT Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel 4. Anggota Ir. Ismet Hariadi, MT Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel 5. Anggota Ibnu Rosi, SH Biro Administrasi Pembangunan Setda
Provinsi Sumsel
3. Tentang Objek Perkara; --------------------------------------------------------------------
3.1 Bahwa objek perkara ini adalah Tender Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan
Tebing Tinggi – Tanjung Raya; Talang Padang – Padang Tepung; Talang
Padang - Pasemah Air Keruh, Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2009; ---------
3.2 Bahwa pagu anggaran untuk tender ini sebesar Rp. 13.520.929.000,- (tiga belas
milyar lima ratus dua puluh juta sembilan ratus dua puluh sembilan ribu
rupiah) dengan sumber pendanaan yang diperoleh dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD); -----------------------------------------------------------
4. Tentang Persekongkolan Horizontal;-----------------------------------------------------
4.1 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999,
persekongkolan dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu persekongkolan
horizontal, persekongkolan vertikal, dan gabungan dari persekongkolan
horizontal dan vertikal;-----------------------------------------------------------------
4.2 Bahwa yang dimaksud dengan persekongkolan horizontal adalah
persekongkolan yang terjadi antara pelaku usaha atau penyedia barang dan
jasa dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa pesaingnya;
persekongkolan vertikal adalah persekongkolan yang terjadi antara salah satu
atau beberapa pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan panitia
tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau
pemberi pekerjaan; sedangkan gabungan persekongkolan horizontal dan
vertikal adalah persekongkolan antara panitia tender atau panitia lelang atau
pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan dengan
sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa; ------------------------------
4.3 Bahwa dalam LHPL, pada pokoknya Tim Pemeriksa menyatakan: -------------
4.3.1 Bahwa berdasarkan kesamaan kepemilikan, personil, alamat, nomor
telepon/fax, dokumen penawaran berupa metode pelaksanaan dan data
peralatan, pengelolaan perusahaan secara bersama-sama menunjukan
S A L I N A N
halaman 57 dari 71
bahwa PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT. Tambora Mandiri
terafiliasi satu sama lain, baik pusat maupun cabang; --------------------
4.3.2 Bahwa dengan terafiliasinya PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT.
Tambora Mandiri maka akan memudahkan kedua perusahaan tersebut
untuk bersekongkol untuk mengatur dan menentukan pemenang
tender. Hal ini didukung oleh pengakuan Soejanto Kartika selaku
Direktur Utama PT Tambora Mandiri yang menyatakan bahwa PT.
Ultrakindo Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri sama-sama
mengikuti satu paket tender yang sama dan sama-sama mendirikan
cabang di Palembang Sumatera Selatan dengan tujuan untuk
mengantisipasi banyaknya tender di wilayah tersebut, sehingga
peluang untuk menang lebih besar; -----------------------------------------
4.3.3 Bahwa dengan diikutinya satu paket tender yang sama oleh PT.
Ultrakindo Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri yang saling
terafiliasi dan dikelola oleh orang yang sama, mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha semu dalam Tender Paket Pekerjaan
Peningkatan Jalan Tebing Tinggi – Tanjung Raya; Talang Padang –
Padang Tepung; Talang Padang - Pasemah Air Keruh, Sumatera
Selatan Tahun Anggaran 2009; ----------------------------------------------
4.3.4 Bahwa keikutsertaan PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT Tambora
Mandiri dalam paket tender yang sama melanggar Pasal 17 ayat 6
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi yang
berbunyi: “Badan-badan usaha yang dimiliki oleh suatu atau
kelompok orang yang sama atau berada pada kepengurusan yang
sama tidak boleh mengikuti pelelangan untuk satu pekerjaan
konstruksi secara bersamaan.”----------------------------------------------
4.3.5 Bahwa fakta lain yang ditemukan oleh Tim Pemeriksa menunjukkan
adanya pemenang dan pemenang cadangan di 2 (dua) paket yang
termasuk dalam 12 (dua belas) Paket Pengadaan Jasa Pemborongan
Kegiatan Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah
1 Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2009, yaitu: --------------------
S A L I N A N
halaman 58 dari 71
- PT Sriwijaya Global Mandiri yang merupakan pemberi sewa
peralatan kepada PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT Tambora
Mandiri, dan --------------------------------------------------------------
- PT Indosarana Jayatama yang beralamat di Jl. Semeru No. 12A
Palembang yang juga merupakan alamat kantor cabang PT.
Ultrakindo Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri; --------------
4.3.6 Bahwa fakta tersebut di atas semakin memperkuat adanya indikasi
pengaturan atau pembagian pemenang tender tidak hanya di paket
yang menjadi perkara a quo, namun juga di paket tender lainnya yang
termasuk dalam 12 (dua belas) Paket Pengadaan Jasa Pemborongan
Kegiatan Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah
1 Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2009; ---------------------------
4.3.7 Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tim Pemeriksa menilai
terdapat bukti yang cukup telah terjadinya persekongkolan horizontal
antara PT. Ultrakindo Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri;-------
4.4 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya, Terlapor I, PT. Ultrakindo
Dharma Buana dan Terlapor II, PT Tambora Mandiri pada pokoknya
menyatakan hal-hal sebagai berikut: -------------------------------------------------
4.4.1 Bahwa Terlapor I dan Terlapor II sama sekali tidak mengetahui
adanya aturan sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 17 ayat (6)
Undang-Undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang
menyebutkan : “badan-badan usaha yang dimiliki oleh suatu atau
kelompok orang yang sama atau berada pada kepengurusan yang
sama tidak boleh mengikuti pelelangan untuk satu pekerjaan
konstruksi secara bersamaan”; ----------------------------------------------
4.4.2 Bahwa tidak terjadi persekongkolan horizontal dan persekongkolan
vertikal yang menyebabkan Terlapor II dinyatakan sebagai pemenang
Tender a quo; ------------------------------------------------------------------
4.4.3 Bahwa antara Terlapor I dan Terlapor II tetap bersaing secara sehat
dengan para peserta tender lainnya dalam Tender a quo; ----------------
4.4.4 Bahwa selama proses pemeriksaan pendahuluan temuan adanya
kesamaan informasi, kesamaan alamat dan penyusunan dokumen
S A L I N A N
halaman 59 dari 71
tender tidak dapat dijadikan bukti kuat telah terjadi persekongkolan,
karena yang berhak menentukan pemenang tender adalah pihak
Panitia bukan peserta tender sehingga seharusnya Panitia Tender
mencantumkan klausula adanya larangan sebagaimana yang
ditegaskan dalam Pasal 17 ayat (6) Undang-Undang No. 18 tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi; -----------------------------------------------
4.4.5 Bahwa penerapan aturan tender dan sistem yang diterapkan
sepenuhnya merupakan kewenangan tanggungjawab Panitia Tender
tanpa campur tangan atau intervensi peserta tender termasuk Terlapor
II sebagai pemenang tender; -------------------------------------------------
4.4.6 Bahwa Terlapor I dan Terlapor II tidak mengadakan persekongkolan
tender seperti tekanan terhadap penawaran, penawaran saling
melengkapi, perputaran penawaran, pembagian pasar dan sebagainya,
semua berjalan sesuai mekanisme yang berlaku;--------------------------
4.4.7 Bahwa asumsi telah terjadi conflict of interest antara Terlapor I dan
Terlapor II yang menyebabkan terjadinya persekongkolan horizontal
karena alasan-alasan yang dikemukakan dalam Laporan Pemeriksaan
Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Normor 15/KPPU-
L/2010 memerlukan pengkajian lebih dalam dan terpadu mengingat
tidak adanya unsur kesengajaan atau adanya ketidaktahuan terhadap
regulasi terkait proses tender; ------------------------------------------------
4.4.8 Bahwa Terlapor I dan Terlapor II mengikuti tender dengan tetap
beritikad baik dan tidak saling mempengaruhi satu sama lain untuk
keluar sebagai pemenang tender, karena penentuan pemenang tender
semua tergantung kepada panitia tender berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; -----------------------------------------
4.4.9 Bahwa dengan adanya pemanggilan terhadap Terlapor I dan Terlapor
II oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha RI terkait tender a quo
telah menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kedua perusahaan
tersebut, yang bisa berakibat iklim usaha dan investasi dari dunia
usaha akan menurun dan tidak bergairah lagi, padahal kondisi tersebut
menjadi penopang dalam menggerakkan perekonomian negara; -------
S A L I N A N
halaman 60 dari 71
4.4.10 Bahwa kesalahan tidak dapat dibebankan kepada Terlapor I dan
Terlapor II hanya karena keduanya ikut tender untuk proyek yang
sama; ----------------------------------------------------------------------------
4.4.11 Bahwa dengan sosialisasi secara intensif dan pencantuman klausula
larangan dalam semua proses tender akan menghindari terjadinya
kasus yang serupa dikemudian hari dan Terlapor I dan Terlapor II
akan menghindari terjadinya kejadian serupa untuk pelaksanaan
proses tender dikemudian hari; ----------------------------------------------
4.5 Bahwa berdasarkan LHPL dan pembelaan/tanggapan para Terlapor, Majelis
Komisi menilai Tentang Persekongkolan Horizontal sebagai berikut: ----------
4.5.1 Bahwa kesamaan kepemilikan, personil, alamat, nomor telepon/fax,
dokumen penawaran berupa metode pelaksanaan dan data peralatan,
serta pengelolaan perusahaan secara bersama-sama menunjukan
bahwa Terlapor I dan Terlapor II terafiliasi satu sama lain, baik pusat
maupun cabang, sehingga memudahkan kedua perusahaan tersebut
untuk bersekongkol untuk mengatur dan menentukan pemenang
tender dimana keduanya mengikuti suatu tender yang sama;------------
4.5.2 Bahwa dengan diikutinya tender yang sama oleh Terlapor I dan
Terlapor II yang saling terafiliasi mengakibatkan terjadinya
persaingan semu (lessening competition) di antara kedua perusahaan
tersebut; -------------------------------------------------------------------------
4.5.3 Bahwa mengenai pembelaan Terlapor I dan Terlapor II yang mengaku
tidak mengetahui mengenai ketentuan Pasal 17 ayat 6 Undang-undang
No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi, maka hal tersebut
bertentangan dengan Teori Fiksi Hukum yang dikenal dalam ilmu
hukum dimana dengan diundangkannya sebuah peraturan perundang-
undangan oleh instansi yang berwenang mengandaikan semua orang
mengetahui peraturan tersebut. Dengan kata lain tidak ada alasan bagi
pelanggar hukum untuk menyangkal dari tuduhan pelanggaran dengan
alasan tidak mengetahui hukum atau peraturannya; --------------------- .
4.5.4 Bahwa Majelis Komisi menilai selain dugaan persekongkolan
horizontal dalam tender a quo yang dilakukan oleh Terlapor I dan
S A L I N A N
halaman 61 dari 71
Terlapor II, juga terdapat indikasi persekongkolan dan pengaturan
pemenang tender di antara 12 (dua belas) Paket Pengadaan Jasa
Pemborongan Kegiatan Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan
Jembatan Wilayah 1 Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2009,
yang mana setidaknya 2 (dua) paket tender lainnya juga dimenangkan
oleh perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Terlapor I dan
Terlapor II. Namun demikian, Majelis Komisi tidak menemukan
adanya keterkaitan antara dugaan persekongkolan horizontal dalam
tender a quo dengan kedua paket tender lainnya sebagaimana
dimaksud di atas; --------------------------------------------------------------
4.5.5 Bahwa dalam membuktikan terjadinya persekongkolan horizontal
dalam perkara a quo tidak cukup hanya dengan membuktikan
terdapatnya afiliasi antara Terlapor I dan Terlapor II, namun perlu
dibuktikan lebih lanjut terkait dengan tindakan nyata persekongkolan
dan pengaturan pemenang tender yang dilakukan oleh Terlapor I dan
Terlapor II; ---------------------------------------------------------------------
4.5.6 Bahwa dalam pengaturan pemenang tender, perlu juga dibuktikan
adanya hubungan atau afiliasi atau pengaturan terhadap peserta tender
lainnya terutama pengaturan terhadap PT Nugroho Lestari dan PT
Anugerah Karya Agra Sentosa yang merupakan 2(dua) dari 3 (tiga)
perusahaan yang dievaluasi teknis oleh Terlapor III; ---------------------
4.5.7 Bahwa berdasarkan penelitian terhadap dokumen dan Berita Acara
terkait, Majelis Komisi tidak menemukan adanya hubungan atau
afiliasi atau pengaturan terhadap PT Nugroho Lestari dan PT
Anugerah Karya Agra Sentosa yang dapat dikaitkan dengan Terlapor I
maupun Terlapor II; -----------------------------------------------------------
4.5.8 Bahwa meskipun dalam perkara ini terbukti ditemukan adanya afiliasi
antara Terlapor I dan Terlapor II yang dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan semu (lessening competition), namun Majelis Komisi
menilai tidak terdapat cukup alat bukti yang dapat menunjukkan
adanya tindakan nyata persekongkolan dan atau pengaturan pemenang
S A L I N A N
halaman 62 dari 71
tender yang dilakukan oleh Terlapor I dan Terlapor II dalam tender a
quo; ------------------------------------------------------------------------------
5. Tentang Persekongkolan Vertikal;--------------------------------------------------------
5.1 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22, persekongkolan vertikal adalah
persekongkolan yang terjadi antara salah satu atau beberapa pelaku usaha atau
penyedia barang dan jasa dengan panitia tender atau panitia lelang atau
pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan; ----------------
5.2 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa pada pokoknya menyatakan: -------------
5.2.1 Bahwa Tim Pemeriksa menilai evaluasi administrasi yang dilakukan
Terlapor III tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam RKS dan
Berita Acara Aanwijzing;-----------------------------------------------------
5.2.2 Bahwa Tim Pemeriksa menilai evaluasi teknis yang dilakukan
Terlapor III dimana Terlapor III menggugurkan PT Nugroho Lestari
dan PT Anugerah Karya Agra Sentosa terkait dengan spesifikasi
teknis dan lokasi AMP merupakan tindakan yang berlebihan dan
bersifat diskriminatif sebagaimana telah diuraikan dalam butir
18.7.2.2.1 sd 18.7.2.2.3 Bagian Tentang Duduk Perkara; ---------------
5.2.3 Bahwa berdasarkan keterangan Ahli, tindakan Terlapor III yang
mengugurkan PT Nugroho Lestari dan PT Anugerah Karya Agra
Sentosa dengan alasan AMP kedua perusahaan tersebut berada di
Jawa Timur merupakan bentuk tindakan post bidding karena
ketentuan tersebut tidak terdapat dalam dokumen RKS dan berita
acara aanwijzing; -------------------------------------------------------------
5.2.4 Bahwa Terlapor III Panitia telah mengabaikan adanya kesamaan
alamat antara Terlapor I dan Terlapor II dalam dokumen penawaran
kedua perusahaan tersebut pada saat melakukan evaluasi administrasi
sehingga dapat menimbulkan conflict of interest antara kedua
perusahaan tersebut, yang bertentangan dengan ketentuan yang diatur
dalam UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Keppres
No. 80 Tahun 2003; ----------------------------------------------------------
5.2.5 Bahwa Terlapor III telah melakukan kesalahan dalam mengumumkan
pemenang tender karena tidak menjelaskan mengenai tanggal
S A L I N A N
halaman 63 dari 71
pengumuman tender dalam Berita Acara Aanwijzing dan hanya
mengumumkan pengumuman pemenang tender di website dan papan
pengumuman Dinas PU Bina Marga Propinsi Sumatera Selatan,
sehingga menyebabkan peserta tender lainnya terlambat mengetahui
pengumuman pemenang dan tidak dapat melakukan sanggahan; ------
5.3 Bahwa dalam pendapat atau pembelaannya beserta tambahan pembelaan,
Terlapor I, PT. Ultrakindo Dharma Buana dan Terlapor II, PT Tambora
Mandiri pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut:---------------------
5.3.1 Bahwa tidak terjadi persekongkolan horizontal dan persekongkolan
vertikal yang menyebabkan PT. Ultrakindo Dharma Buana dinyatakan
sebagai pemenang Tender Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Pagar
Tebing Tinggi-Tj.Raya;Tl.Padang-PD.Tepung-Pasemah Air Keruh
Sumatera Selatan tahun Anggaran 2009; -----------------------------------
5.3.2 Bahwa fakta hukum memperlihatkan PT Tambora Mandiri gugur atau
tidak memenuhi persyaratan administrasi sehingga yang maju untuk
tahap evaluasi selanjutnya adalah 3 perusahaan yakni: PT Nugroho
Lestari, PT Anugerah Karya Agra Sentosa dan PT Ultrakindo Dharma
Buana, sehingga sangat mengherankan dan tidak berdasar dengan
dugaan persekongkolan secara horizontal dilakukan antara PT
Ultrakindo Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri, karena posisi 3
besar terakhir yang ikut seleksi adalah PT Nugroho Lestari, PT
Anugerah Karya Agra Sentosa dan PT Ultrakindo Dharma Buana
yang mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk
memenangkan tender, sedangkan PT Tambora Mandiri sudah gugur
seleksi; --------------------------------------------------------------------------
5.3.3 Bahwa PT Ultrakindo Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri sama
sekali tidak berwenang mengatur apalagi menentukan pemenang
tender karena terkait pemenang tender sudah diatur mekanismenya
sesuai peraturan perundang-undangan; -------------------------------------
5.3.4 Bahwa terkait dengan Pasal 17 ayat 6 Undang-undang Nomor 18
Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Pasal 5 huruf e Bagian
Kelima Keppres Nomor 80 Tahun 2003 merupakan kewenangan
S A L I N A N
halaman 64 dari 71
Panitia Tender untuk menerapakan metode atau sistem tender
pelelangan dan tidak ada intervensi atau campur tangan dari pihak
peserta tender. Bahwa Panitia Tender pun tidak melakukan
persekongkolan dengan peserta tender untuk menentukan pemenang
tender; ---------------------------------------------------------------------------
5.3.5 Bahwa kesalahan tidak dapat dibebankan kepada PT Ultrakindo
Dharma Buana dan PT Tambora Mandiri hanya karena keduanya ikut
tender untuk proyek yang sama. Panitia Seleksi Tender harusnya
mencantukan ketentuan pelarangan tersebut pada persyaratan tender,
sehingga dapat diketahui oleh semua pihak peserta tender adanya
larangan Undang-undang berkaitan dengan Pasal 17 ayat 6 Undang-
undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; ----------------
5.4 Bahwa dalam pembelaannya, Terlapor III, Panitia Pengadaan Jasa
Pemborongan Kegiatan Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan
Wilayah I Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2009, pada pokoknya
menyatakan: ------------------------------------------------------------------------------
5.4.1 Bahwa alasan pengguguran PT Nugroho Lestari dan PT Anugrah Karya
Agra Sentosa tidak hanya terkait ketidaksesuaian spesifikasi teknis dan
lokasi AMP, melainkan terdapat beberapa alasan lain dimana PT
Nugroho Lestari melakukan setidaknya 7 (tujuh) point kesalahan dan
PT Anugerah Karya Agra Sentosa melakukan setidaknya 5 (lima) point
kesalahan sebagaimana telah diuraikan dalam butir 28.3.1 sd 28.3.2
Bagian Tentang Duduk Perkara sehingga kedua perusahaan tersebut
dinyatakan tidak memenuhi syarat dalam evaluasi teknis; -----------------
5.4.2 Bahwa Terlapor III telah melakukan koreksi aritmatik terhadap daftar
kuantitas dan harga, sedangkan berdasarkan ketentuan Dokumen Lelang
Bab II, 15, 1. b. 1), Harga Satuan yang ditulis dalam daftar kuantitas dan
harga tidak boleh dikoreksi; ---------------------------------------------------
5.4.3 Bahwa alasan pengguguran PT Nugroho Lestari dan PT Anugrah Karya
Agra Sentosa karena lokasi AMP sudah sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Dokumen Lelang Bab VI, Divisi VI. Point 6.3.4.3 dan
S A L I N A N
halaman 65 dari 71
jenis AMP Mobile tidak sesuai dengan persyaratan tersebut sehingga
Terlapor III tidak melakukan tindakan post bidding; -----------------------
5.4.4 Bahwa Terlapor III tidak pernah melarang menghambat, dan membatasi
keikutsertaan calon peserta pengadaan barang/jasa dari luar
propinsi/kabupaten/kota lokasi pengadaan, dan seluruh tahapan tender
dilaksanakan secara terbuka, transparan dan tidak diskriminatif, sesuai
dengan ketentuan dalam Keppres 80 Tahun 2003 dan Dokumen Lelang;
5.4.5 Bahwa sesuai dengan prosedur evaluasi dalam Dokumen Lelang Bab II
Point 15. 2 Evaluasi Administrasi, Terlapor III tidak harus mengetahui
kesamaan pemilik antara Terlapor I dan Terlapor II pada saat evaluasi
penawaran. Dan tidak ada satu pasal pun di dalam Keppres RI No. 80
Tahun 2003 yang menyatakan kesamaan alamat menunjukan adalah
fakta conflict of interest; -------------------------------------------------------
5.4.6 Bahwa Terlapor III tidak harus melakukan pengecekan terhadap seluruh
dokumen kualifikasi, karena evaluasi kualifikasi hanya dilakukan
terhadap calon pemenang berdasarkan Keppres RI No. 80 Th 2003
Pasal 15 Ayat 2; -----------------------------------------------------------------
5.4.7 Bahwa panitia tidak menyampaikan pengumuman pemenang kepada
masing-masing peserta karena telah diumumkan melalui Media Internet
melalui website PU, dan Papan Pengumuman, selain itu jadual kegiatan
pelelangan telah dimuat pada Dokumen Lelang; ---------------------------
5.5 Bahwa berdasarkan LHPL dan pembelaan/tanggapan para Terlapor, Majelis
Komisi menilai Tentang Persekongkolan Vertikal sebagai berikut; ---------------
5.5.1 Bahwa Majelis Komisi menilai evaluasi administrasi yang dilakukan
Terlapor III tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam
RKS/Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Aanwijzing;-----------------
5.5.2 Bahwa setelah meneliti kembali dokumen penawaran PT Nugroho
Lestari dan PT Anugerah Karya Agra Sentosa disesuaikan dengan
ketentuan dalam Dokumen Pengadaan untuk Pengadaan Jasa
Pemborongan dengan Pelelangan Nasional untuk Kontrak Harga Satuan
(selanjutnya disebut “Dokumen Pengadaan”) dan Berita Acara
S A L I N A N
halaman 66 dari 71
Aanwijzing, Majelis Komisi menilai evaluasi teknis yang dilakukan
Terlapor III sebagai berikut:----------------------------------------------------
5.5.2.1 Bahwa alasan digugurkannya PT Nugroho Lestari dan PT
Anugerah Karya Agra Sentosa dalam evaluasi teknis tidak
hanya berdasarkan alasan-alasan yang tercantum di Berita
Acara Evaluasi Teknis, namun juga terdapat alasan-alasan lain
yang sebelumnya belum pernah disampaikan kepada Tim
Pemeriksa, melainkan baru disampaikan oleh Terlapor III
pada saat Sidang Majelis Komisi; ---------------------------------
5.5.2.2 Bahwa Majelis Komisi telah meneliti kembali dokumen
penawaran PT Nugroho Lestari dan menyimpulkan bahwa
alasan-alasan pengguguran perusahaan tersebut baik
berdasarkan alasan-alasan dalam Berita Acara Evaluasi Teknis
maupun alasan-alasan yang baru dikemukakan kemudian oleh
Terlapor III adalah sesuai dengan Dokumen Pengadaan dan
Berita Acara Aanwijzing; -------------------------------------------
5.5.2.3 Bahwa Majelis Komisi telah meneliti kembali dokumen
penawaran PT Anugerah Karya Agra Sentosa dan
menyimpulkan bahwa alasan-alasan pengguguran perusahaan
tersebut baik berdasarkan alasan-alasan dalam Berita Acara
Evaluasi Teknis maupun alasan-alasan yang baru
dikemukakan kemudian oleh Terlapor III adalah sesuai
dengan Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Aanwijzing; --
5.5.2.4 Bahwa dengan demikian, tindakan Terlapor III dalam
melakukan evaluasi teknis sudah sesuai dengan ketentuan
dalam RKS/Dokumen Pengadaan dan Berita Acara
Aanwijzing, dan bukan merupakan tindakan yang berlebihan
dan bersifat diskriminatif maupun merupakan bentuk tindakan
post bidding dalam melakukan evaluasi teknis;------------------
5.5.3 Bahwa Terlapor III seharusnya dapat mengetahui adanya afiliasi di
antara peserta tender pada saat melakukan evaluasi administrasi, karena
persamaan alamat Terlapor I dan Terlapor II dapat dilihat secara jelas
S A L I N A N
halaman 67 dari 71
pada sampul dokumen penawaran yang telah dievaluasi terlebih dahulu
oleh Terlapor III sebelum melakukan evaluasi kualifikasi; ----------------
5.5.4 Bahwa jika Terlapor III lebih teliti mengenai hal tersebut, maka dapat
meminimalisir terjadinya conflict of interest sebagaimana telah diatur
dalam Pasal 5 huruf e, Bagian Kelima Tentang Etika Pengadaan,
Keppres No. 80 Tahun 2003, dan Pasal 17 ayat 6 Undang-undang No.
18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; -------------------------------------
5.5.5 Bahwa setelah melakukan penelitian kembali terhadap Dokumen
Pengadaan dan Berita Acara Aanwijzing, Majelis Komisi tidak
menemukan adanya tanggal khusus mengenai pengumuman pelelangan;
5.5.6 Bahwa berdasarkan Dokumen Pengadaan, Terlapor III seharusnya
mengumumkan pemenang dan memberitahukan serta menyampaikan
pengumuman tersebut kepada semua peserta tender, sehingga tidak
cukup hanya mengumumkan pemenang melalui website PU dan Papan
Pengumuman. Kelalaian Terlapor III memberitahu secara langsung
kepada semua peserta lelang, mengakibatkan tidak dapat dipenuhinya
hak peserta lelang lainnya untuk mengajukan sanggahan; -----------------
5.5.7 Bahwa untuk membuktikan adanya persekongkolan vertikal, perlu
dibuktikan adanya tindakan nyata persekongkolan berupa komunikasi
atau kerjasama antara Terlapor I dan Terlapor II dengan Terlapor III
untuk menentukan Terlapor I sebagai pemenang tender;-------------------
5.5.8 Bahwa meskipun Majelis Komisi menilai terdapat pelanggaran etika
pengadaan oleh Terlapor III terkait dengan pengabaian adanya indikasi
conflict of interest antara Terlapor I dan Terlapor II, dan adanya
kelalaian Terlapor III dalam menyampaikan pengumuman pemenang
kepada semua peserta tender, namun Majelis Komisi menilai kedua hal
tersebut tidak cukup membuktikan adanya tindakan nyata
persekongkolan berupa komunikasi atau kerjasama antara Terlapor I
dan Terlapor II dengan Terlapor III untuk menentukan atau mengatur
Terlapor I sebagai pemenang tender;------------------------------------------
6. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 22 UU No.5/1999; ---------------------------------
6.1 Menimbang bahwa Pasal 22 UU No.5 Tahun 1999 berbunyi sebagai berikut:-
S A L I N A N
halaman 68 dari 71
“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan
atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat” --------------------------------------------------------
6.2 Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya
pelanggaran Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi
mempertimbangkan unsur-unsur Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 sebagai
berikut: ------------------------------------------------------------------------------------
6.3 Unsur Pelaku usaha;---------------------------------------------------------------------
6.3.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 5 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang perorangan atau badan
usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai
kegiatan usaha dalam bidang ekonomi; -------------------------------------
6.3.2 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam perkara ini adalah Terlapor
I, PT Ultrakindo Dharma Buana Cabang Palembang dan Terlapor II,
PT Tambora Mandiri Cabang Palembang yang masing-masing
merupakan badan usaha berbentuk badan hukum, yang didirikan dan
berkedudukan di Indonesia dan melakukan kegiatan usaha dalam
bidang ekonomi di wilayah hukum Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Bagian Tentang Hukum butir 2.1. s/d 2.2
di atas;----------------------------------------------------------------------------
6.3.3 Bahwa dengan demikian unsur pelaku usaha terpenuhi; -----------------
6.4 Unsur Bersekongkol;--------------------------------------------------------------------
6.4.1 Bahwa yang dimaksud dengan bersekongkol berdasarkan Pedoman
Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Persekongkolan
dalam Tender (selanjutnya disebut “Pedoman Pasal 22”) adalah
kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas
inisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam upaya
memenangkan peserta tender tertentu; --------------------------------------
S A L I N A N
halaman 69 dari 71
6.4.2 Bahwa menurut Pedoman Pasal 22, unsur bersekongkol tersebut dapat
berupa: ---------------------------------------------------------------------------
a. kerjasama antara dua pihak atau lebih; --------------------------------
b. secara terang-terangan maupun diam-diam melakukan tindakan
penyesuaian dokumen dengan peserta lainnya;------------------------
c. membandingkan dokumen tender sebelum penyerahan;--------------
d. menciptakan persaingan semu; ------------------------------------------
e. menyetujui dan atau memfasilitasi terjadinya persekongkolan; -----
f. tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun mengetahui
atau sepatutnya mengetahui bahwa tindakan tersebut dilakukan
untuk mengatur dalam rangka memenangkan peserta tender
tertentu; ---------------------------------------------------------------------
g. pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender atau
pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung kepada
pelaku usaha yang mengikuti tender, dengan cara melawan hukum;
6.4.3 Bahwa berdasarkan analisis tentang Persekongkolan Horizontal
sebagaimana diuraikan dalam Tentang Hukum butir 4, meskipun dalam
perkara ini terbukti ditemukan adanya afiliasi antara Terlapor I dan
Terlapor II yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan semu
(lessening competition), namun Majelis Komisi menilai tidak terdapat
cukup alat bukti yang dapat menunjukkan adanya tindakan nyata
persekongkolan dan atau pengaturan pemenang tender yang dilakukan
oleh Terlapor I dan Terlapor II dalam tender a quo;-----------------------
6.4.4 Bahwa berdasarkan analisis tentang Persekongkolan Vertikal
sebagaimana diuraikan dalam Tentang Hukum butir 5, meskipun
Majelis Komisi menilai terdapat pelanggaran etika pengadaan oleh
Terlapor III terkait dengan pengabaian adanya indikasi conflict of
interest antara Terlapor I dan Terlapor II, dan adanya kelalaian
Terlapor III dalam menyampaikan pengumuman pemenang kepada
semua peserta tender, namun Majelis Komisi menilai kedua hal
tersebut tidak cukup membuktikan adanya tindakan nyata
persekongkolan berupa komunikasi atau kerjasama antara Terlapor I
S A L I N A N
halaman 70 dari 71
dan Terlapor II dengan Terlapor III untuk menentukan atau mengatur
Terlapor I sebagai pemenang tender; ----------------------------------------
6.4.5 Bahwa dengan demikian unsur bersekongkol tidak terpenuhi; ---------
6.5 Bahwa oleh karena salah satu unsur pasal tidak terpenuhi, maka unsur Pasal 22
selanjutnya yaitu unsur pihak lain, unsur mengatur dan atau menentukan
pemenang tender dan unsur dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha
tidak sehat, tidak perlu dibuktikan lebih lanjut;-------------------------------------
7. Tentang Kesimpulan; ------------------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan dan uraian di atas, Majelis Komisi
sampai pada kesimpulan sebagai berikut:---------------------------------------------------
7.1 Bahwa tidak terbukti terjadi Persekongkolan Horizontal yang dilakukan oleh
Terlapor I dan Terlapor II;-------------------------------------------------------------
7.2 Bahwa tidak terbukti terjadi Persekongkolan Vertikal yang dilakukan oleh
Terlapor I, Terlapor II dan Terlapor III; ---------------------------------------------
8. Tentang Rekomendasi Majelis Komisi; -------------------------------------------------
Menimbang bahwa sebelum memutuskan, Majelis Komisi merekomendasikan
kepada Terlapor III, Panitia Pengadaan Jasa Pemborongan Kegiatan Peningkatan
dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah I Sumber Dana APBD Tahun
Anggaran 2009, agar dalam melaksanakan keseluruhan proses tender meningkatkan
ketelitian dan kecermatan dalam melakukan evaluasi tender, mematuhi etika
pengadaan, meningkatkan independensi, menghindari intervensi dari pihak manapun
dan terutama memperhatikan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat; -----------
9. Tentang Diktum Putusan dan Penutup; -------------------------------------------------
Menimbang bahwa berdasarkan fakta dan kesimpulan di atas, serta dengan
mengingat Pasal 43 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis
Komisi: ------------------------------------------------------------------------------------------
MEMUTUSKAN
Menyatakan bahwa Terlapor I, PT Ultrakindo Dharma Buana; Terlapor II, PT
Tambora Mandiri; dan Terlapor III, Panitia Pengadaan Jasa Pemborongan
Kegiatan Peningkatan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah I Sumber
Dana APBD Tahun Anggaran 2009, tidak terbukti melanggar Pasal 22 UU No. 5
Tahun 1999; ------------------------------------------------------------------------------------------
S A L I N A N
halaman 71 dari 71
Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi
pada hari Rabu tanggal 22 September 2010 oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Dr.
Ir. Benny Pasaribu, M.Ec. sebagai Ketua Majelis, Ir. Dedie S. Martadisastra, S.E., M.M.
dan Dr. Sukarmi, S.H., M.H. masing-masing sebagai Anggota Majelis, dan dibacakan di
muka persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 23
September 2010 oleh Majelis Komisi yang terdiri dari Ir. Dedie S. Martadisastra, S.E.,
M.M. dan Dr. Sukarmi, S.H., M.H. masing-masing sebagai Anggota Majelis, dan Ir. H.
Tadjuddin Noer Said sebagai Anggota Majelis Pengganti dengan dibantu oleh dan
Andhika Willy Wardana, S.E. dan Hafis Sutomo, S.E. masing-masing sebagai Panitera.
Ketua Majelis,
Dr. Ir. Benny Pasaribu, M.Ec.
Anggota Majelis,
Ir. Dedie S. Martadisastra, S.E., M.M.
Anggota Majelis,
Dr. Sukarmi, S.H., M.H.
Panitera,
Andhika Willy Wardana, S.E.
Hafis Sutomo, S.E.