6
2.2.1 Aturan Bacaan Al-Qur’an Qira’at Sab’ah Pada bahasan berikut akan dibahas mengenai aturan bacaan Al- Qur’an yang dikenal dengan Qira’at. Qira’at merupakan macam-macam bacaan Al-Qur’an yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada para sahabat sebagaimana beliau menerima bacaan itu dari Jibril AS. Menurut Imam Ibn Al-Jazari, ilmu Qira’at merupakan ilmu yang menjelaskan kaedah pengucapan kalimah-kalimah di dalam Al-Qur’an disamping menjelaskan perbandingan bacaan antara imam-imam Qira’at. Ilmu Qira’at yang memenuhi syarat mutawatir (sah dan resmi) menurut kesepakatan para ulama Al-Qur’an adalah Qira’at Sab’ah, yaitu tujuh bacaan yang dipopulerkan oleh tujuh imam Qira’at dimana masing-masing imam Qira’at diwakili dua orang perawi (periwayat). Adapun ketujuh Imam Qira’at tersebut sebagai berikut: 1. Imam Nafi’, nama lengkapnya Nafi’ bin Abdurrahman bin abu Nuaim Al-laisi. Adapun perawi imam Nafi adalah : a). Qaaluun, dengan nama lengkapnya ialah Abu Musa Isa bin Mina; b). Warsy dengan nama lengkapnya Usman bin Sa’id Al- Misri

Qira'at Sab'ah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Full

Citation preview

2.2.1 Aturan Bacaan Al-Quran Qiraat SabahPada bahasan berikut akan dibahas mengenai aturan bacaan Al-Quran yang dikenal dengan Qiraat. Qiraat merupakan macam-macam bacaan Al-Quran yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada para sahabat sebagaimana beliau menerima bacaan itu dari Jibril AS. Menurut Imam Ibn Al-Jazari, ilmu Qiraat merupakan ilmu yang menjelaskan kaedah pengucapan kalimah-kalimah di dalam Al-Quran disamping menjelaskan perbandingan bacaan antara imam-imam Qiraat.Ilmu Qiraat yang memenuhi syarat mutawatir (sah dan resmi) menurut kesepakatan para ulama Al-Quran adalah Qiraat Sabah, yaitu tujuh bacaan yang dipopulerkan oleh tujuh imam Qiraat dimana masing-masing imam Qiraat diwakili dua orang perawi (periwayat). Adapun ketujuh Imam Qiraat tersebut sebagai berikut: 1. Imam Nafi, nama lengkapnya Nafi bin Abdurrahman bin abu Nuaim Al-laisi. Adapun perawi imam Nafi adalah :a). Qaaluun, dengan nama lengkapnya ialah Abu Musa Isa bin Mina;b). Warsy dengan nama lengkapnya Usman bin Said Al- Misri2. Ibnu Katsir, nama lengkapnya Abu Mabad Abdullah bin Katsir Al-Makki. Adapun perawi Imam Ibnu Katsir adalah :a). Al-Bazzi yang nama lengkapnya Ahmad bi Muhammad bin Abdullah bin Abu Bazzah;b). Qunbul dengan nama lengkapnya Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad Al-Makhzumi.3. Abu Amr, nama lengkapnya Zabbaan bin AlAla bin Ammar. Adapun perawi Imam Abu Amr ialah :a). Ad-Duri yang nama lenglapnya Abu Umar hafs bin Umar;b). As-Susi atau Abu Syuaib Salih bin Ziyad As-Susi.4. Ibnu Amir, nama lengkapnya Abdullah bin Amir Al-Yahsabi. Adapun perawi Imam Ibnu Amir adalah :a). Hisyam yakni Hisyam bin Ammar Ad-Dimasqi;b). Ibnu Zakhwan yakni Abu Amir Abdullah bin Ahmad bin Basyir bin Zakhwan Ad-Dimasyqi.5. Asim, nama lengkapnya Abu Bakar bin Abun Najud Al-Asadi. Adapun perawi Imam Asim adalah a). Syubah yang nama lengkapnya Abu baker Syubah bin Ay-Yasi bin Salim Al-Asadi;b). Hafs, yang namalengkapnya Abu Amr Hafs bin Sulaiman bin Al Mughirah. 6. Hamzah, nama lengkapnya Hamzah bin Hubaib Az-Zayyat. Adapun perawinya ialah :a). Kholaf atau Abu Muhammad Kholaf bin Hisyam Al-Bazzaz;b). Khalad atau Abu Isa Khallad bin Kholid As-Sairafi.7. Al- Kisai, nama lengkapnya Abul Hasan Ali bin Hamzah Al-Kisai. Adapun perawi imam Al-Kisai ialah :a). Abu Haris yang nama lengkapnya ialah Al-Lais bin Khalid Al-Bagdadi;b). Ad -Duri yang telah dikemukakan di atas dan dia sebagai perawi dari abu Amir. Dalam hal ini dia juga disebut Ad-Duri Al-Kisai.Riwayat bacaan Al-Quran yang terpopuler dalam dunia Islam saat ini terutama Indonesia adalah riwayat Hafs dari imam Asim. Bacaan Al-Quran riwayat Hafs merupakan bacaan mayoritas umat Islam di dunia sesuai dengan statistik yang menyatakan sekitar 95% umat Islam membaca Al-Quran mengikuti riwayat ini (Ammar dan Al-Qadhi, 1999). Oleh karena itu, pembahasan selanjutnya akan difokuskan mengenai riwayat Hafs.Pada riwayat Hafs dikenal beberapa istilah dalam pembacaan Al-Quran antara lain: SaktahSecara bahasa, kata saktah berasal dari bahasa Arab: yang berarti diam/ tidak bergerak. Adapun dalam istilah ilmu qiraat, saktah adalah memutus kata sambil menahan nafas dengan niat meneruskan bacaan.Dalam bacaan riwayat Hafs, di Al-Quran bacaan saktah hanya ada empat tempat, yaitu : 1. Q.S Al-Kahf(18) ayat 1;2. Q.S Yasin(36) ayat 52;3. Q.S Al-Qiyamah(75) ayat 27;4. Q.S Al-Mutaffifin(83) ayat 14. ImalahSecara bahasa, imalah berasal dari kata yang berarti memiringkan atau membengkokkan. Sedangkan secara istilah, imalah berarti memiringkan fathah ke arah kasrah atau memiringkan alif ke arah ya sehingga bacaan menjadi -re.Dalam bacaan riwayat Hafs, di Al-Quran bacaan imalah hanya terdapat pada kata , yaitu Q.S Hud (11) ayat 41.

IsymamYaitu membaca harakat kata yang di-waqaf tanpa ada suara dengan mengangkat dua bibir setelah mensukunkan huruf yang di-rafa.Dalam bacaan riwayat Hafs, isymam hanya terdapat pada kata , yaitu Q.S Yusuf(12) ayat 11 dengan cara membacanya yakni lidah melafadzkan tanpa ada perubahan suara alias tetap sama dengan tulisannya, lalu memoncongkan bibir dan meneruskan bacaan ke kata selanjutnya.

TashilSecara bahasa, tas-hil berarti memberi kemudahan atau keringanan. Sedangkan secara istilah Qiraat, tashil berarti membaca hamzah kedua, dari hamzah yang beriringan, dengan bunyi leburan hamzah dengan alif.Dalam bacaan riwayat Hafs, bacaan tashil hanya satu tempat yaitu Q.S Al-Fusshilat(41) ayat 44.Istilah-istilah di atas dapat dilihat dengan mudah pada Al-Quran dikarenakan adanya penanda dari masing-masing istilah tersebut sebagai petunjuk dalam pengucapan pembacaan Al-Quran yang benar. Selain itu, pembacaan Al-Quran menggunakan riwayat Hafs secara garis besar adalah pengucapan makhrojul hurufnya sesuai dengan apa yang dituliskan pada Al-Quran (tulisan Arab). Oleh karena itu, pengucapan pembacaan para ahli Al-Quran menggunakan cara bacaan Hafs sebagai patokan pemeriksaan kebenaran pembacaan Al-Quran yang diuji.