Upload
aqil-azizi
View
246
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
qwerty
Citation preview
DERMATITIS KONTAK ALERGI
Oleh : Ismi AhdinaPembimbing : dr. Agustina, M. Sc, Sp. KK
DEFINISI Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah hipersensitivitas
tipe lambat (Tipe IV) yan diperantarai oleh sel, hasil dari kontak kulit dengan alergen yang spesifik pada orang-orang yang mempunyai sensitivitas yang spesifik terhadap alergen tersebut. Reaksi alergi tersebut menyebabkan inflamasi pada kulit yang bermanifestasi eritema, edema, dan vesikel .
EPIDEMIOLOGIDi Indonesia terlihat bahwa frekuensi dermatitis kontak alergi
menunjukkan peningkatan pada tahun-tahun terakhir ini. Di bagian Alergi-Imunologi RSCM Jakarta dilaporkan terdapat 35 kasus dermatitis kontak alergi pada tahun 2001, pada penderita berumur antara 6-67 tahun. 21 diantaranya dengan dugaan DKA tanpa diketahui penyebabnya dan selebihnya diperkirakan DKA dengan faktor pekerjaan.
Usia tidak mempengaruhi timbulnya sensitisasi namun dermatitis kontak alergi lebih jarang dijumpai pada anak-anak. Lebih sering timbul pada usia dewasa tapi dapat juga mengenai segala usia. Prevalansi pada wanita dua kali lipat lebih tinggi daripada laki-laki. Bangsa kaukasian lebih sering terkena daripada ras pada bangsa lain. Jenis pekerjaan merupakan hal penting terhadap tingginya insiden dermatitis kontak alergi ini.
ETILOGI Penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya
rendah (<1000 dalton), merupakan alergen yang belum diproses, disebut hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis dibawahnya (sel hidup).
Faktor Predisposisi :a. Eksternal : potensi sensitisasi alergen, dosis per unit area, luas daerah yang
terkena, lama pajanan, oklusi, suhu dan kelembapan lingkungan, vehikulum, dan pH
b. Interna : keadaan kulit pada lokasi kontak (keadaaan stratum korneum, ketebalan epidermis), dan status imunologik (misalnya sedang menderita sakit, terpajan sinar matahari), Genetik dan status higine dan gizi.
Bahan penyebab dermatitis kontak alergi pada umunya adalah bahan kimia yang terdapat dalam alat-alat yang dipakai oleh penderita (asesoris, pakaian, sepatu, kosmetik, obat topikal, dll). Atau yang berhubungan dengan pekkerjaan dan hobi (semen, sabun cuci, peptisida, bahan cat, tanaman) dapat pula berupa bahan yang disektirnya (debu,semen, bulu binatang, atau polutan lainnya). Disamping bahan penyebab terdapat faktor pencetus DKA yaitu, suhu, udara, gesekan dan oklusi.
MANIFESTASI KLINIS
Penderita umunya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis dan lokaisnya. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas jela, kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula yang oecah dan menimbulkan erosi dan eksudasi basah). DKA akut terjadi ditempat tertentu saperti, kelopak mata, penis, skotum. Ertema dan edema biasanya lebih dominan daripada vesikel
PEMERIKSAAN KULITDermatitis Kontak Alergi dapat ditegakkan
diagnosa berdasarkan : Lokalisasi : Wajah, telinga, leher, badan, tangan,
kaki, genitalia. Efloresensi : timbulnya eritema berbatas jelas
kemudian diikuti edeme, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula yang pecah dapat menimbulkan erosi dan eksudasi (basah), kulit tampak kering dan dapat ditupi oleh skuama.
Ukuran : numular sampai plakat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan Immunoglobulin E
Uji tempel Uji gores (stratch test) dan uji tusuk (prick
test) Pemeriksaan histopatologi Pemeriksaan eliminasi makanan dan benda
Diagnosa Banding1. Dermatitis Kontak Iritan2. Dermatitis Atopik3. Dermatitis Seboroik
Penatalaksanaan Pengobatan medikamentosa, terdiri dari :1. Kortikosteroid, biasanya pada kasus yang berat dan dipakai dalam
waktu singkat Prednison : dosis 5-10 mg/ dosis, 2-3 kali/ hari Deksametasone dosis 0,5-1 mg/ dosis, 2-3 kali/ hari Triamnisolon dosis 4-8 mg/ dosis, 2-3 kali/ hari2. Anti histamin Klorfeneramin maleat, dosis 3-4 ing/ dosis, 2-3 kali/ hari Difenhidramin, dosis 10-20 mg/ dosis, 3 kali/ hari Loratadin, dosis 1 tablet/ hari.3. pengobatan topikal Bentuk akut dan aksudatif dapat dikompres dengan larutan NaCl
0,9% Bentuk kronik dan kering dapat diberi cream hidrokortison 1% atau
diflurkotolon valerat 0.1% ataukrim betametason valerat 0,00-0,1%
PROGNOSISPrognosisnya umumnya baik, sejauh bahan kontaknya
dapat disingkirkan. Prognosis kurang baik dan menjadi kronis bila terjadi bersamaan dengan dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis atopik dan numularis) atau terpajan oleh alergen yang tidak mungkin dihindari, misalnya berhubungan dengan pekerjaan tertentu atau yang terdapat dilingkungan penderita
Terima Kasih