1
lolos dari jeratan hukum. Sama halnya dengan truk berisi 8.000 liter minyak mentah ilegal yang terjaring patroli Kepolisian Sektor Penukal Abab, Kabupaten Musi Rawas, akhir Juni 2010. Hanya sopir truk bernama Suharmin yang diganjar satu tahun penjara. Lagi-lagi bos pemilik minyak dan truk tidak tersentuh. Padahal, maraknya gang- guan keamanan di sektor migas itu menjadi catatan tersendiri bagi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP Mi- gas). Sepanjang 2010 gangguan keamanan dalam usaha migas di Sumatra Bagian Selatan mencapai 480 kejadian atau hampir 50% dari 1.153 kasus gangguan keamanan secara nasional, berupa pencurian, vandalisme, premanisme, dan unjuk rasa. “Dari angka itu, pencurian menempati posisi terbanyak, yakni 354 kejadian,” papar Kepala Dinas Sekuriti BP Migas Harrymawan BG, dalam acara Security Outlook 2011, di Palembang, awal Maret. Pelaku pencurian mampu mendulang lebih dari 100 ton minyak mentah dalam setiap aksinya. Modusnya antara lain melubangi (tapping) pipa mi- nyak secara manual tiga sampai empat kali dalam satu operasi pencurian. Kemudian me- masang selang sepanjang 10 meter hingga 50 meter untuk menyedot minyak ke tangki truk atau mobil lainnya, ter- masuk tendon air. Modus lain yaitu dengan melubangi pipa dekat gorong- gorong, lalu dialirkan ke seberang jalan atau melubangi pipa yang ada di dalam rumah. Sementara cara terakhir yakni AIR laut di Pelabuhan Muntok, Pulau Bangka, tampak surut. Toh niat sekitar 11 kapal kayu asal Jawa dan Sumatra Selatan untuk merapat di bibir dermaga tidak surut. Mereka membongkar muatan. Sejumlah kuli ikut memanggul barang kebutuhan pokok dari kapal-kapal terse- but ke bak truk di dekat kapal. Itulah saban hari kesibukan yang terjadi di pelabuhan ter- tua Bangka Belitung. “Sekarang masih dibilang sepi, Pak, biasanya lebih ba- nyak kapal yang merapat bahkan antre menunggu gil- iran bongkar muatan,” ujar Syarif, 45, warga sekitar pela- buhan. Di tengah rutinitas bongkar muat serta kesibukan pela- buhan, Media Indonesia mem- peroleh informasi bahwa di tempat itu pula kapal tongkang kerap membongkar muatan minyak mentah asal Sumatra Selatan secara terang-te- rangan. Kapal tongkang bahkan tidak takut menurunkan minyak mentah di Pelabuhan Kalian, sekitar 200 meter dari Pela- buhan Muntok, meski tak jauh dari lokasi tersebut terdapat pos penjaga TNI Angkatan Laut serta Polair Kepolisian Daerah Babel. Di kedua pelabuhan itu, mi- nyak diterima dan disimpan dua penghubung, yakni JH dan SK. Kemudian dikirim ke se- jumlah smelter (pabrik pele- buran timah) di Muntok serta Sungai Liat. “Sekarang barang (minyak mentah) lagi sepi, kabarnya banyak ditangkap di Palem- bang,” kata JH, 37, sang pen- ghubung warga Teluk Rubiah, Muntok. JH betul, sebagian pemain minyak mentah di Sumatra Selatan tiarap meskipun per- mintaan dari smelter cukup tinggi untuk bahan bakar mesin pemanas timah. Pabrik peleburan timah, ter- utama yang dekat pelabuhan yakni di Muntok dan Sungai Liat, membeli minyak mentah seharga Rp4.000 per liter, lebih murah ketimbang harga solar di Pulau Bangka, yang Rp6.500 hingga Rp10 ribu per liter. “Harga Rp4.000 itu diterima sampai pabrik,” papar sumber Media Indonesia. Setiap smelter rata-rata butuh 150 ton minyak mentah setiap bulan untuk menyalakan burn- er secara nonstop. Dia menye- butkan, smelter lebih cocok de- ngan kualitas minyak mentah yang tidak kental serta sedikit mengandung avtur. Alasannya, minyak semacam itu lebih ce- pat panas dan menyambar se- hingga lebih efektif dan esien. “Apalagi kebanyakan burner di Muntok dan Sungai Liat menggunakan mesin buatan Jepang merek Lotus dan Olim- pia. Kalau minyaknya kental mengandung lumpur, akan merusak mesin,” imbuhnya lagi. Di Belitung saat ini ada 30 smelter yang terdaftar dan pu- nya izin. Namun, lima di anta- ranya sudah kolaps. Sebagian besar smelter itu berdomisili di kawasan industri Ketapang Pangkal Pinang. Menurut Kepala Bidang Per- tambangan Umum Dinas Per- tambangan dan Energi Provinsi Babel, Rusbandi, sebagian be- sar smelter saat ini mengguna- kan batu bara, lainnya masih memakai minyak mentah. “Tetapi saya tidak tahu yang mana saja menggunakan mi- nyak mentah,” tuturnya. Adapun tingginya permin- taan di Bangka Belitung meru- pakan bisnis menggiurkan buat para pemain minyak mentah di Sumatra Selatan. Walhasil, mereka pun nekat menghalalkan segala cara un- tuk mendapatkan minyak- minyak tersebut. Tidak sedikit pipa-pipa mi- nyak serta sumur-sumur tua dijarah kemudian diangkut menggunakan truk yang baknya telah dimodikasi men- RABU, 27 APRIL 2011 22 F OKUS Dari tiga kasus pencurian minyak mentah yang tengah disidik aparat empat bulan terakhir, jumlah barang bukti mencapai 335.250 liter atau 2.108,66 barel. Licinnya si Pencuri Miny BAHARMAN T IGA pekan terakhir kesibukan personel Unit Tindak Pidana Tertentu Kepolisian Daerah Sumatra Selatan terus bertambah. Rupanya ada se- jumlah kasus yang memer- lukan perhatian serius dan mendalam, satu di antaranya terkait dengan pencurian mi- nyak mentah yang marak ter- jadi di Bumi Sriwijaya. Ketika Media Indonesia ber- tandang, awal pekan lalu, tidak banyak keterangan yang didapat. “Silakan ke Kabid Humas saja,” kata Kasat Tipiter Ajun Komisa- ris Besar Barli Ramadhani, sing- kat. Maklum, Barli kali ini irit bicara, barangkali agar lebih fokus mengurai benang kusut soal minyak mentah. Empat bulan terakhir korps baju cokelat itu telah menda- pati tiga kasus minyak mentah. Tercatat pada 8 April sebanyak 1.500 liter minyak mentah yang dicuri dari pipa milik PT El- nusa Tbk disita Kepolisian Re- sor Kabupaten Banyuasin. Kemudian 152 ton yang dimuat 19 truk disita Kepoli- sian Daerah Sumatra Selatan dari atas tongkang di Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang, akhir bulan Maret. Selanjutnya, 14 truk colt diesel dan satu fuso berisi sekitar 115 ton minyak mentah ilegal di Dermaga 35 Ilir, Palembang, ditahan sebelum dikirim ke Pulau Bangka Belitung pada pertengahan Februari. “Tahun lalu ada sekitar 10 kasus yang kami tangani terkait dengan minyak mentah,” ung- kap Kabid Humas Kepolisian Daerah Sumatra Selatan Komis- aris Besar Sabaruddin Ginting. Sayangnya, sebagian besar kasus minyak mentah ilegal tersebut lenyap tanpa ada proses hukum lanjutan. Kalaupun ada kasus yang terkena sanksi pi- dana, tidak jua ada efek jera bagi para ‘pemain’ minyak mentah. Bahkan hingga kini cukong di balik itu tidak tersentuh. Ambil contoh pada kasus November tahun lalu ketika Kepolisian Sektor Betung, Ka- bupaten Banyuasin, menang- kap empat pencuri minyak mentah yang melubangi pipa milik PT Pertamina Gas yang dikelola PT Elnusa Tbk. Pemilik dan bos keempat tersangka itu PENCURIAN MINYAK: Salah satu modus pencurian minyak mentah dengan melubangi pipa minyak dan dipasangi keran, di Sumatra Selatan. mendulang minyak mentah di sumur-sumur tua secara ilegal. Lantas, berapa besar keru- gian negara dari kejahatan itu? Tengok tiga kasus yang tengah disidik aparat empat bulan terakhir, jumlah minyak men- tahnya mencapai 335.250 liter atau 2.108,66 barel bernilai Rp3,1 miliar atau US$341.602 (dihitung berdasarkan harga minyak mentah US$126 per barel dengan kurs Rp9.000 per dolar Amerika). Para cukong Memberantas aksi para pen- curi minyak mentah di Sumatra Selatan tidak segampang mem- balikkan telapak tangan. Di- duga, banyak pihak yang terli- bat di dalamnya. Penelusuran Media Indonesia mengungkap kawanan pencuri mempunyai bos atau cukong yang siap menampung minyak mentah. Setidaknya di Kota Palembang saja ada enam lokasi penampungan minyak, yakni di kawasan Tanjung Api- Api milik BK, di Jalan Naskah milik PR, kawasan Kenten milik AJ, di kawasan Gandus milik RSD, Talang Kramat milik GND, serta di Irigasi milik KRL. Lebih dari itu, sebagian cu- kong pemilik lokasi penam- pungan mempunyai hubungan baik dengan aparat. AJ, misal- nya, mengaku punya banyak teman dari kalangan polisi. Bahkan di ruang kerjanya, AJ memajang foto sejumlah per- wira polisi. “Saya senang berteman, ada polisi maupun pengusaha. Me- reka teman saya berolahraga,” ujarnya saat ditemui di toko makanan ternak miliknya. Adapun Kapolda Sumatra Selatan Irjen Hasyim Irianto menepis hubungan itu. “Saya rasa anggota saya tidak akan main-main, lah,” tandas dia, saat ditemui di ruang kerjanya, pekan lalu. Kapolda juga menegaskan tidak akan segan-segan mem- berikan tindakan sesuai prose- dur hukum apabila ada ang- gota kepolisian yang terlibat dalam pencurian minyak men- tah. “Sinyalemen itu sudah saya tangani dan tindak lanjuti bahkan kita turunkan Propam maupun Irwasda.” (N-3) baharman@ mediaindonesia.com TRUK MODIFIKASI: Truk pengangkut minyak mentah yang telah dimodifikasi disita polisi, beberapa waktu lalu. Pulu Tiarap meski Permintaa Pelaku pencurian mampu mendulang lebih dari 100 ton minyak mentah dalam setiap aksinya. Modusnya antara lain melubangi pipa minyak secara manual tiga sampai empat kali dalam satu operasi pencurian.”

RABU, 27 APRIL 2011 Licinnya si Pencuri Miny · ilegal yang terjaring patroli Kepolisian Sektor Penukal ... Toh niat sekitar 11 kapal kayu ... Di Belitung saat ini ada 30 smelter

Embed Size (px)

Citation preview

lolos dari jeratan hukum.Sama halnya dengan truk

berisi 8.000 liter minyak mentah ilegal yang terjaring patroli Kepolisian Sektor Penukal Abab, Kabupaten Musi Rawas, akhir Juni 2010. Hanya sopir truk bernama Suharmin yang diganjar satu tahun penjara. Lagi-lagi bos pemilik minyak dan truk tidak tersentuh.

Padahal, maraknya gang-guan keamanan di sektor migas itu menjadi catatan tersendiri bagi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP Mi-gas).

Sepanjang 2010 gangguan keamanan dalam usaha migas di Sumatra Bagian Selatan mencapai 480 kejadian atau hampir 50% dari 1.153 kasus gangguan keamanan secara nasional, berupa pencurian, vandalisme, premanisme, dan unjuk rasa.

“Dari angka itu, pencurian menempati posisi terbanyak, yakni 354 kejadian,” papar Kepala Dinas Sekuriti BP Migas Harrymawan BG, dalam acara Security Outlook 2011, di Palembang, awal Maret.

Pelaku pencurian mampu mendulang lebih dari 100 ton minyak mentah dalam setiap aksinya. Modusnya antara lain melubangi (tapping) pipa mi-nyak secara manual tiga sampai empat kali dalam satu operasi pencurian. Kemudian me-masang selang sepanjang 10 meter hingga 50 meter untuk menyedot minyak ke tangki truk atau mobil lainnya, ter-masuk tendon air.

Modus lain yaitu dengan melubangi pipa dekat gorong-gorong, lalu dialirkan ke seberang jalan atau melubangi pipa yang ada di dalam rumah. Sementara cara terakhir yakni

AIR laut di Pelabuhan Muntok, Pulau Bangka, tampak surut. Toh niat sekitar 11 kapal kayu asal Jawa dan Sumatra Selatan untuk merapat di bibir dermaga tidak surut.

M e r e k a m e m b o n g k a r muatan. Sejumlah kuli ikut memanggul barang kebutuhan pokok dari kapal-kapal terse-but ke bak truk di dekat kapal. Itulah saban hari kesibukan yang terjadi di pelabuhan ter-tua Bangka Belitung.

“Sekarang masih dibilang sepi, Pak, biasanya lebih ba-nyak kapal yang merapat bahkan antre menunggu gil-iran bongkar muatan,” ujar Syarif, 45, warga sekitar pela-buhan.

Di tengah rutinitas bongkar muat serta kesibukan pela-buhan, Media Indonesia mem-peroleh informasi bahwa di tempat itu pula kapal tongkang kerap membongkar muatan minyak mentah asal Sumatra Selatan secara terang-te-rangan.

Kapal tongkang bahkan tidak takut menurunkan minyak mentah di Pelabuhan Kalian, sekitar 200 meter dari Pela-buhan Muntok, meski tak jauh dari lokasi tersebut terdapat pos penjaga TNI Angkatan Laut serta Polair Kepolisian Daerah Babel.

Di kedua pelabuhan itu, mi-nyak diterima dan disimpan dua penghubung, yakni JH dan SK. Kemudian dikirim ke se-jumlah smelter (pabrik pele-buran timah) di Muntok serta Sungai Liat.

“Sekarang barang (minyak mentah) lagi sepi, kabarnya banyak ditangkap di Palem-bang,” kata JH, 37, sang pen-ghubung warga Teluk Rubiah, Muntok.

JH betul, sebagian pemain minyak mentah di Sumatra Selatan tiarap meskipun per-mintaan dari smelter cukup tinggi untuk bahan bakar mesin pemanas timah.

Pabrik peleburan timah, ter-utama yang dekat pelabuhan

yakni di Muntok dan Sungai Liat, membeli minyak mentah seharga Rp4.000 per liter, lebih murah ketimbang harga solar di Pulau Bangka, yang Rp6.500 hingga Rp10 ribu per liter.

“Harga Rp4.000 itu diterima sampai pabrik,” papar sumber Media Indonesia.

Setiap smelter rata-rata butuh 150 ton minyak mentah setiap bulan untuk menyalakan burn-er secara nonstop. Dia menye-butkan, smelter lebih cocok de-ngan kualitas minyak mentah yang tidak kental serta sedikit mengandung avtur. Alasannya, minyak semacam itu lebih ce-pat panas dan menyambar se-hingga lebih efekti f dan efi sien.

“Apalagi kebanyakan burner di Muntok dan Sungai Liat menggunakan mesin buatan Jepang merek Lotus dan Olim-pia. Kalau minyaknya kental mengandung lumpur, akan merusak mesin,” imbuhnya lagi.

Di Belitung saat ini ada 30

smelter yang terdaftar dan pu-nya izin. Namun, lima di anta-ranya sudah kolaps. Sebagian besar smelter itu berdomisili di kawasan industri Ketapang Pangkal Pinang.

Menurut Kepala Bidang Per-tambangan Umum Dinas Per-tambangan dan Energi Provinsi Babel, Rusbandi, sebagian be-sar smelter saat ini mengguna-kan batu bara, lainnya masih memakai minyak mentah. “Tetapi saya tidak tahu yang mana saja menggunakan mi-nyak mentah,” tuturnya.

Adapun tingginya permin-taan di Bangka Belitung meru-pakan bisnis menggiurkan buat para pemain minyak mentah di Sumatra Selatan. Walhasil, mereka pun nekat menghalalkan segala cara un-tuk mendapatkan minyak-minyak tersebut.

Tidak sedikit pipa-pipa mi-nyak serta sumur-sumur tua dijarah kemudian diangkut menggunakan truk yang baknya telah dimodifi kasi men-

RABU, 27 APRIL 201122 FOKUS

Dari tiga kasus pencurian minyak mentah yang tengah disidik aparat empat bulan terakhir,jumlah barang bukti mencapai 335.250 liter atau 2.108,66 barel.

Licinnya si Pencuri Miny

BAHARMAN

TIGA pekan terakhir kesibukan personel Unit Tindak Pidana Tertentu Kepolisian

Daerah Sumatra Selatan terus bertambah. Rupanya ada se-jumlah kasus yang memer-lukan perhatian serius dan mendalam, satu di antaranya terkait dengan pencurian mi-nyak mentah yang marak ter-jadi di Bumi Sriwijaya.

Ketika Media Indonesia ber-tandang, awal pekan lalu, tidak banyak keterangan yang didapat. “Silakan ke Kabid Humas saja,” kata Kasat Tipiter Ajun Komisa-ris Besar Barli Ramadhani, sing-kat. Maklum, Barli kali ini irit bicara, barangkali agar lebih fokus mengurai benang kusut soal minyak mentah.

Empat bulan terakhir korps baju cokelat itu telah menda-pati tiga kasus minyak mentah. Tercatat pada 8 April sebanyak 1.500 liter minyak mentah yang dicuri dari pipa milik PT El-nusa Tbk disita Kepolisian Re-sor Kabupaten Banyuasin.

Kemudian 152 ton yang dimuat 19 truk disita Kepoli-sian Daerah Sumatra Selatan dari atas tongkang di Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Pa lembang, akhi r bulan Maret.

Selanjutnya, 14 truk colt diesel dan satu fuso berisi sekitar 115 ton minyak mentah ilegal di Dermaga 35 Ilir, Palembang, ditahan sebelum dikirim ke Pulau Bangka Belitung pada pertengahan Februari.

“Tahun lalu ada sekitar 10 kasus yang kami tangani terkait dengan minyak mentah,” ung-kap Kabid Humas Kepolisian Daerah Sumatra Selatan Komis-aris Besar Sabaruddin Ginting.

Sayangnya, sebagian besar kasus minyak mentah ilegal tersebut lenyap tanpa ada proses hukum lanjutan. Kalaupun ada kasus yang terkena sanksi pi-dana, tidak jua ada efek jera bagi para ‘pemain’ minyak mentah. Bahkan hingga kini cukong di balik itu tidak tersentuh.

Ambil contoh pada kasus November tahun lalu ketika Kepolisian Sektor Betung, Ka-bupaten Banyuasin, menang-kap empat pencuri minyak mentah yang melubangi pipa milik PT Pertamina Gas yang dikelola PT Elnusa Tbk. Pemilik dan bos keempat tersangka itu

PENCURIAN MINYAK: Salah satu modus pencurian minyak mentah dengan melubangi pipa minyak dan dipasangi keran, di Sumatra Selatan.

mendulang minyak mentah di sumur-sumur tua secara ilegal.

Lantas, berapa besar keru-gian negara dari kejahatan itu? Tengok tiga kasus yang tengah disidik aparat empat bulan terakhir, jumlah minyak men-tahnya mencapai 335.250 liter atau 2.108,66 barel bernilai Rp3,1 miliar atau US$341.602 (dihitung berdasarkan harga minyak mentah US$126 per barel dengan kurs Rp9.000 per dolar Amerika).

Para cukongMemberantas aksi para pen-

curi minyak mentah di Sumatra Selatan tidak segampang mem-balikkan telapak tangan. Di-duga, banyak pihak yang terli-bat di dalamnya.

Penelusuran Media Indonesia mengungkap kawanan pencuri mempunyai bos atau cukong yang siap menampung minyak mentah. Setidaknya di Kota Palembang saja ada enam lokasi penampungan minyak, yakni di kawasan Tanjung Api-Api milik BK, di Jalan Naskah milik PR, kawasan Kenten milik AJ, di kawasan Gandus milik RSD, Talang Kramat milik GND, serta di Irigasi milik KRL.

Lebih dari itu, sebagian cu-kong pemilik lokasi penam-pungan mempunyai hubungan baik dengan aparat. AJ, misal-nya, mengaku punya banyak teman dari kalangan polisi. Bahkan di ruang kerjanya, AJ memajang foto sejumlah per-wira polisi.

“Saya senang berteman, ada polisi maupun pengusaha. Me-reka teman saya berolahraga,” ujarnya saat ditemui di toko makanan ternak miliknya.

Adapun Kapolda Sumatra Selatan Irjen Hasyim Irianto menepis hubungan itu. “Saya rasa anggota saya tidak akan main-main, lah,” tandas dia, saat ditemui di ruang kerjanya, pekan lalu.

Kapolda juga menegaskan tidak akan segan-segan mem-berikan tindakan sesuai prose-dur hukum apabila ada ang-gota kepolisian yang terlibat dalam pencurian minyak men-tah. “Sinyalemen itu sudah saya tangani dan tindak lanjuti bahkan kita turunkan Propam maupun Irwasda.” (N-3)

[email protected]

TRUK MODIFIKASI: Truk pengangkut minyak mentah yang telah dimodifikasi disita polisi, beberapa waktu lalu. Pulu

Tiarap meski Permintaa

Pelaku pencurian mampu

mendulang lebih dari 100 ton minyak mentah dalam setiap aksinya. Modusnya antara lain melubangi pipa minyak secara manual tiga sampai empat kali dalam satu operasi pencurian.”