Upload
leminh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
layouter: triongko
RADAR SURABAYA l RABU, 31 MEI 2017 HALAMAN 51
LEWAT sejumlah terobosannya Dinas Pengendalian Penduduk Pem berda yaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) memiliki andil penting melahirkan generasi emas di tengah masyarakat Surabaya.
Kampung Pendidikan menjadi salah sa tu even penting hasil kerja sama de ngan Radar Surabaya. Tiga tahun ber gu lir, program ini memacu ma syarakat agar menciptakan kampung me reka mandiri, aman dan akrab bagi anakanak dalam mengembangkan pen di di kan.
Kampung Pendidikan seolah men jadi ujung tombak untuk menciptakan kam_pung yang kondusif, nyaman serta ramah bagi tumbuh kembang anakanak menjadi positif.
Kampung Pendidikan atau biasa dikenal dengan IKAS (Inisiasi Kam punge Arek Suroboyo) kini diikuti lebih ba nyak kampung yang berpartisipasi. Me reka tak lagi malumalu untuk bersaing dengan berbagai ciri khas dan
keunggulan.Kampung Pendidikan juga disokong
se cara aktif oleh lurah maupun camat setempat untuk menggerakan warganya menciptakan kreativitas m asingmasing. Tak sekedar mengejar ha diah tapi, memanfaatkan momentum untuk menata kampung lebih indah dan asri.
Kepala Dinas Pengendalian Pen duduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Surabaya, Nanis Chaerani mengungkapkan, kampung yang kondusif akan membentuk karakter anak yang positif. Sehingga kemungkinan terjadinya perbuatan negatif sangat kecil terjadi. “Mereka ini penerus bangsa, maka harus kita si ap kan bekal yang seimbang bagi mereka ke depannya,” imbuhnya.
Kampung Pendidikan IKAS 2017 me nargetkan sasaran seluruh kampung yang ada di Surabaya untuk berpartisipasi. Masyarakat secara tidak langsung diajak mengeksplorasi po
tensi yang dimiliki kampung masingmasing.
Nanis Chaerani menambahkan, penyelenggaraan tahun ini membawa konsep baru, yakni, menekankan agar warga bisa menjauhi bahaya narkoba. “Konsep baru tersebut dinilai penting. Sebab, generasi muda saat ini sedang dalam ancaman narkoba. Terlebih, peredarannya tak terkendali,” ujarnya.
Kampung Pendidikan juga bakal mengusung lima kategori lainnya. Yak ni, kampung sehat, kampung aman, kampung pendidikan, kampung asuh serta kampung kreatif dan ino vatif. Jika kampung yang berpartisipasi ma kin banyak, maka Surabaya akan menjadi kota idaman.
“Selain indah, bebas polusi, bersih dan hijau, Surabaya bakal menjadi kota yang aman bagi anak. Sehingga bisa menjadi ikon Indonesia di mata dunia. Semua itu memang harus di awa li dari kampung yang luar biasa,” je las Nanis.(psy/no)
Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya
Ciptakan Kampung Ramah Anak
Getol Beri Pelatihan Usaha Bagi Warga di Eks Lokalisasi
ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA
PARA JAWARA: Puncak Lomba Kampung Pendidikan yang diadakan DP5A Kota Surabaya bekerja sama dengan Radar Surabaya.
PEDULI PENDIDIKAN: Kepala DP5A Kota Surabaya Nanis Chairani (tiga dari kanan-depan) berdialog dengan siswa SD pada even Lomba Kampung Pendidikan.
PENUTUPAN lokalisasi su dah bergulir empat tahun silam. Sudah lebih dari separo warga terdampak kini telah mentas ber kat bekal pelatihan dari Pemkot Su rabaya melalui Dinas Pengen da lian Kependudukan Pemberda yaan Perempuan dan Per lin du ngan Anak (DP5A).
Program pelatihan keteram pi lan kepada warga yang terkena dampak alih fungsi lokalisasi te rus digeber semenjak penutupan. Sedikitnya sudah ada 2.000 lebih warga di wilayah eks lokalisasi yang telah mengikuti pela tihan yang diberikan pemkot.
Kepala DP5A Kota Surabaya Na nis Chairani mengatakan, war ga yang ting gal di kawasan eks lokalisasi itu memiliki hak yang sama. Mereka berhak men da patkan perhatian yang sama de ngan warga yang tinggal di wi layah lainnya atau di luar lo kalisasi. “Mereka berhak untuk me ngi ku ti program kami, salah satunya pember dayaan ekonomi melalui pelatihanpe_lati han kami,” tegas Nanis Chairani dalam sebuah kesempatan.
Berdasarkan data di Dinas P5A, selama rentang 2013 hingga 2016, sudah ada 2.150 warga dari ti ga kawasan terdampak penutu pan lokalisasi yang telah me ngi kuti pelatihan.
Rinciannya, di kawasan eks lo ka lisasi
Sememi, Klakahrejo ada 275 orang, di Dupak Bangunsari ada 750 orang dan di Dolly (Putat Jaya) ada 1.125 orang. “Dari jum lah tersebut, sebanyak 50 persen hingga kini masih eksis usa ha nya. Yang paling menonjol ada lah warga dari Dolly seperti usaha ma kanan (samiler), kaos, dan tempe,” ujar Nanis.
Padahal, sebelum penutupan l oka lisasi, warga di kawasan Dol ly kurang be r minat menyambut ta waran pe la
tihan yang di be r i kan pemkot. Kala itu, warga di sa na lebih berminat untuk meng ge luti usaha yang berkaitan dengan praktik lokalisasi seperti men jadi juru parkir, membuka wa rung atau laundry karena me ra sa bisa men da patkan uang de ngan cara mudah. Se mentara, ba nyak warga di luar Putat Jaya yang sudah mengikuti pelatihan.
Setelah penutupan dan di la kukan pendekatan dan dorongan dari Dinas
P5A, barulah warga di Pu tat Jaya tergerak untuk me ngi kuti pelatihan.
Pola pikir me re ka berubah un tuk menjadi le bih berdaya de ngan skill yang mereka miliki me lalui usaha. Dan dalam per ja la nannya, war ga di Putat Jaya ter nyata lebih ce pat dalam menye rap wawasan skill yang diberikan personel dari Dinas P5A. Pemkot juga dibantu oleh dunia usaha lewat corporate so ci al resposibility (CSR)nya.
“Contohnya untuk membatik. Sebelumnya kami memberikan pelatihan membatik di beberapa ke lurahan. Nah, di Putat Jaya, me reka sangat cepat mengua sainya lebih dari mereka yang su dah belajar lebih dulu. Goresan, desain dan warna batik yang me reka hasilkan sangat bagus. Har ga nya pun fantastis, selembar bi sa Rp 10 juta. Sementara la in nya masih di kisaran ratusan ri bu,” sambung Nanis.
Mantan kabag Humas ini me nambahkan, tidak hanya berupa pe latihan,
pemkot juga me la ku kan pendampingan agar warga ja di lebih berdaya secara eko no mi. Semisal yang sudah berproduk si, dibantu untuk pemasaran produknya.
Pemkot punya “etalase” untuk pemasaran produk seperti di Balai Kota Surabaya, Terminal Pu rabaya, Royal Plaza dan di sentra UKM Dinas Per daga ngan dan Perindustrian. “Kami juga me ngikutkan mereka ke pa me ran di luar kota maupun di luar pu lau. Tentunya kami seleksi pro duk yang memang terbaik. Bagi yang belum bagus terus kami do rong,” sambung Nanis.
Hingga kini, pemkot terus melanjutkan pendampingan dengan cara diarahkan untuk bergabung dalam program pemberdayaan eko nomi masyarakat yang dila ku kan pemkot. Yakni Pahlawan Ekonomi yang lebih diarahkan un tuk ibu rumah tangga dan Pe juang Muda bagi mereka yang berusia lebih muda. (psy/no)