Radio Batu Saluran Kemih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pelajaran

Citation preview

BATU SALURAN KEMIH

BATU SALURAN KEMIH

PENDAHULUAN 1

Batu saluran kemih (batu traktus urinarius) ialah suatu keadaan timbulnya batu di dalam saluran kemih, baik di dalam ginjal (nefrolitiasis), ureter (ureterolitiasis) maupun di dalam buli-buli (vesikolitiasis). Batu traktus urinarius terjadi dalam berbagai ukuran, bentuk, warna, komposisi, dan susunan. Dapat berbentuk bulat, elipsoid, persegi empat, bentuk tidak teratur seperti buah murbei, dan sebagainya. Permukaannya kasar atau halus dan diliputi oleh kristal. Batu berbeda-beda kerasnya, sebagian lunak, sebagian dapat dipotong, tetapi sebagian tidak dapat dihancurkan sama sekali.1

Batu saluran kemih diduga telah ada sejak peradaban manusia yang tua, karena ditemukan batu di antara tulang panggul kerangka mumi dari seorang berumur 16 tahuni dan mayat orang-orang Indian dari zaman 3000-5000 tahun sebelum Masehi. 2,3 Juga dilaporkan bawa batu saluran kencing ditemukan pada raja-raja di Eropa pada abad pertengahan. Namun sampai sejauh ini, meskipun sudah banyak para ahli melakukan penelitian, masih banyak hal-hal yang belum diketahui pasti terutama mengenai patogenesis. Hal ini tentunya sangat penting sebagai dasar pengelolaan dan pencegahan.4 Pembentukan batu pada saluran kencing dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor yang belum diketahui dengan jelas. 2

Berbagai faktor merupakan predisposisi terjadinya batu saluran air seni, seperti hiperkalsiuria, pengeluaran pirofosfat di dalam urin atau natrium dan magnesium. Perbandingan natrium dan kalsium atau magnesium dan kalsium merupakan faktor terpenting dalam pembentukan batu di ginjal. Pada beberapa keadaan batu terjadi sekunder terhadap pembendungan air kemih atau infeksi saluran air kemih. Juga dipengaruhi faktor diet, iklim, ras dan lain-lain.AUI

Batu saluran kencing dapat ditemukan misalnya pada berbagai penyakit sekunder misalnya pada hipertiroidisme, penyakit gout atau penyakit primer-idiopatik.

Faktor-faktor yang ikut berperan pada pembentukan batu saluran kencing dibagi atas 2 golongan:

1. Faktor endogen; misalnya faktor genetik-familial pada hipersistinuria primer, hiperkalsiuria primer dan hiperoksaluria primer.

2. Faktor eksogen: misalnya faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi, dan kejenuhan mineral di dalam air minum.

Faktor endogen-idiopatik umumnya sukar untuk dikoreksi sehingga batu saluran kencing mempunyai kecenderungan untuk kambuh. Sedangkan faktor eksogen atau batu sekunder bila penyebabnya diketahui dapat diambil langkah-langkah untuk mengubah faktor lingkungan atau kebiasaan sehari-hari sehingga terjadinya rekurensi dapat dicegah.

EPIDEMIOLOGI

A. Suwito dari Semarang mendapatkan angka prevalensi batu saluran kencing 51,9/10.000 penduduk. Pada pria lebih banyak ditemukan batu ureter dan buli-buli sedangkan pada wanita batu ginjal lebih sering ditemukan.2

Keluhan khas yang sering dijumpai pada penderita batu ginjal adalah kolik. Batu ginjal paling banyak dijumpai pada usia produktif (umur 30-50 tahun) dimana perbandingan antara pria dan wanita adalah 3 : 1, kecuali batu infeksi yang sering dijumpai pada wanita usia melahirkan. 4,im

Batu ginjal jarang terdapat pada anak dan biasanya terjadi pada dewasa muda. Tanda pertama sering muncul pada usia 15-20 tahun. Lebih dari separuh kasus batu ginjal ditemukan pada usia 20-50 tahun.1

Batu buli-buli ditemukan pada anak 75 % berusia di bawah 12 tahun dan 57% pada usia 1-6 tahun.1

Made Sukahatya dan Mohamad Ali dalam penelitiannya atas 291 penderita batu saluran kencing menemukan bahwa frekuensi batu saluran kencing terbanyak didapatkan pada umur antara 21-60 tahun, dengan rata-rata 41,5 tahun.2ETIOLOGI

Idiopatik (primer)

Gangguan aliran air kemih (stasis urin):3,kapsel fimosis

striktur meatus

hipertrofi prostat

refluks vesiko-ureteral

ureterokel

konstriksi hubungan ureteropelvik

fibrosis akibat pielonefritis gangguan metabolisme

hiperkalsemia dan hiperkalsiuria (idiopatik, hiperparatiroidisme, kelebihan vitamin D, asidosis tubulus ginjal, sindrom Cushing, imobilisasi lama).kapsel,patfis Imobilisasi lama pada penderita cedera dengan fraktur multipel atau paraplegia yang menyebabkan dekalsifikasi tulang dengan peningkatan ekskresi kalsium dan statis, sehingga presipitasi batu mudah terjadi.3 Hiperoksalemia dan hiperoksaluria

Primer autosomal resesif

Diet yang banyak mengandung oksalat seperti bayam, kangkung, kopi, teh, nanas, coklat dan lain-lain.1 Defisiensi piridoksin

Penyakit Crohn

Ingesti-inhalasi: vitamin C, etilen glikol, methoxyflurane, anestesi

Hiperoksaluria enternik: inflamasi saluran pencernaan, reseksi usus halus, by pass jejunoileal, sindrom malabsorpsi.

Hiperurisemia 3, kapsel

pada artritis urika

pH urin rendah (terutama pada anak) bedah

Makanan yang banyak mengandung purin.

Pemberian sitostatik pada pengobatan neoplasma

Dehidrasi kronis

Obat-obatan: tiazid, lasix, salisilat. Kapsel

Infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri yang menghasilkan urease (misalnya Proteus mirabilis) sehingga urin menjadi alkali karena pemecahan ureum mengakibatkan terbentuknya batu fosfat amonium magnesium (struvit).3, hars,im

Abnormalitas struktur ginjal. Kelainan struktural ginjal merupakan risiko untuk terjadinya batu karena stasis urin dan infeksi. Kelainan ginjal seperti medullary sponge kidney, ectopic kidney, polycystic kidney, dan horseshoe kidney, dapat berhubungan dengan terjadinya nefrolitiasis. Medullary sponge kidney mungkin merupakan suatu proses yang timbul dan berkembang sebagai akibat dari nefrokalsinosis. Dapat menyebabkan nefrolitiasis kalsium oksalat, dan biasanya disertai dengan keadaan hiperkalsiuria. Cecil,im

Dehidrasi (kurang minum, suhu lingkungan tinggi) dan gastroenteritis menyebabkan oliguria sehingga kadar semua substansi dalam urin meningkat dan akan mempermudah pembentukan batu saluran kemih. 2,3, emed

Jaringan abnormal atau mati seperti pada nekrosis papila di ginjal dan benda asing (misalnya fragmen kateter) mudah menjadi nidus dan inti batu. Demikian pula telur sistosoma kadang berupa nidus batu. 3,emed Perubahan pH urin emed, kapsel, hars

pH urin rendah: Asam urat dan sistin sukar larut

pH urin tinggi (alkalis): Struvite and kalsium fosfat sukar larut

Obat-obatan: im

Allopurinol : batu xantin, metabolit allopurinol

Triamteren (terapi diuretik)

1. Nefrolitiasis (batu ginjal): 2. Batu ureter biasanya berasal dari batu ginjal yang lepas dan turun ke distal.aui,kapsel

3. Batu buli-buli berasal dari batu ginjal atau batu ureter yang turun, akibat stasis pada striktur uretra, kontraksi leher buli-buli, sistokel, buli-neurogenik, divertikel, infeksi traktus urinarius, hiperparatiroid atau adenoma paratiroid, diet yang banyak mengandung kalsium (hiperkalsemia dan hiperkalsiuria) dan oksalat (hiperoksalemia dan hiperoksaluria). AUI,kapsel

Causes: Renal stones occur as a result of the following 3 factors:

Supersaturation of stone-forming compounds in urine

Presence of chemical or physical stimuli in urine that promote stone formation

Inadequate amount of compounds in urine that inhibit stone formation (eg, magnesium, citrate)

TIPE BATU

Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis kalsium, oksalat, fosfat, struvit, asam urat, sistin, dan xantin.3, har Frekuensi batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat mencapai 75 sampai 85 persen dari keseluruhan kasus, dan senyawa itu dapat tercampur dalam sebuah batu. Kalsium fosfat yang didapati di dalam batu biasanya adalah senyawa hidroksiapatit [Ca5(PO4)3OH] atau, yang agak jarang dijumpai, senyawa brusit (CaHPO4.2H2O).har, im

Batu kalsium lebih sering pada laki-laki; usia rata-rata timbulnya penyakit adalah pada dekade ketiga. Sekitar 60 persen orang yang membentuk batu kalsium tunggal akhirnya membentuk batu yang lain dalam waktu 10 tahun, dan interval antara batu yang terbentuk secara berurutan memendek atau tetap konstan. Kecepatan rata-rata pembentukan batu pada pasien yang telah memiliki batu sebelumnya sekitar satu batu setiap 2 atau 3 tahun Penyakit batu kalsium sering bersifat familial.

Di dalam urin, kristal kalsium oksalat monohidrat (whewellite) biasanya terdapat dalam bentuk oval bikonkaf, yang bentuk dan ukurannya menyerupai sel darah merah, hanya saja ukurannya lebih besar, berbentuk dumbbell. Dalam sorotan sinar yang terpolarisasi, kristal ini terlihat terang dengan latar belakang gelap, dan intensitasnya bergantung pada orientasi cahaya, hal ini dikenal dengan sebutan birefringence. Kristal kalsium oksalat dihidrat (weddellite) berbentuk bipiramid dan hanya memiliki birefringence yang lemah. Kristal apatit tidak menampakkan birefringence dan terlihat amorfik karena kristal yang sesungguhnya terlalu kecil untuk dilihat melalui mikroskop cahaya. Brusit memperlihatkan kristal memanjang mirip belahan (sempit, panjang, berbentuk segi empat).

Batu asam urat bersifat radiolusen dan juga lebih sering pada laki-laki. Separuh pasien dengan batu asam urat mengalami gout; litiasis asam urat biasanya familial baik disertai gout aupun tidak. Di dalam urin, kristal asam urat berwarna merah-oranye karena menyerap pigmen urisin. Asam urat anhidrat menghasilkan kristal kecil yang tampak amorfik melalui mikroskop cahaya. Kristal asam urat ini tidak dapat dibedakan dengan kristal apatit, kecuali sifat birefringence-nya. Asam urat dihidrat cenderung membuat kristal yang berbentuk tetesan air mata yang lempengnya datar atau persegi; kedua macam lempeng ini birefringence-nya kuat. Kerikil asam urat tampak seperti debu merah, dan kadangkala batunya juga berwarna oranye atau merah. Batu sistin jarang ditemukan, berwarna kuning jeruk, dan berkilauan; radioopak disebabkan oleh kandungan sulfur. Dalam urin, kristal sistin tampak sebagai lempengan datar, heksagonal.

Batu struvit (MgNH4PO4/ magnesium amonium fosfat/ tripel fosfat) secara potensial berbahaya. Batu ini terjadi terutama pada perempuan atau pasien yang membutuhkan kateterisasi yang lama dan akibat infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri yang menghasilkan urease, biasanya spesies proteus. Bakteri yang lain: Providencia, Klebsiella, Pseudomonas, Serratia, Enterobacter, atau spesies stafilokokus.im Batu dapat tumbuh menjadi besar dan memenuhi pelvis renalis dan kaliks ginjal sehingga menimbulkan gambaran tanduk rusa (staghorn calculi).im ,patfis, hars Batu ini bersifat radioopak dan mempunyai densitas internal yang bervariasi. Di dalam urin, kristal struvit adalah prisma rektanguler yang dikatakan menyerupai tutup peti mati.PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

Batu saluran kemih biasanya timbul akibat rusaknya sistem keseimbangan yang baik. Ginjal harus mengolah air, namun ginjal juga harus mengekskresikan materi yang derajat kelarutannya rendah. Dua persyaratan yang berlawanan ini harus diseimbangkan selama adaptasi terhadap diet, iklim dan aktivitas. Hingga derajat tertentu, masalah ini diringankan oleh kenyataan bahwa urin mengandung substansi yang menghambat proses kristalisasi garam kalsium dan garam lainnya, yang dapat mengikat kalsium menjadi senyawa kompleks yang larut. Mekanisme protektif ini kurang begitu sempurna. Saat urin menjadi super jenuh dengan materi yang tidak dapat larut, karena laju ekskresinya berlebihan dan/atau karena konservasi air begitu ekstrim, maka kristal mulai terbentuk dan dapat membesar serta mengelompok untuk membentuk sebuah batu.2

Sebagian besar batu saluran kencing adalah idiopatik dan dapat bersifat simtomatik ataupun asimtomatik.

Teori terbentuknya batu antara lain:

1. Teori Inti Matriks/Nukleasi

Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansia organik sebagai inti.1 Matriks organik yang berasal dari serum atau protein-protein urin memberikan kemungkinan pengendapan kristal. Kapsel Substansia organik ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.1

a) Pada urin yang sangat tersaturasi (supersaturated ) oleh kalsium oksalat, kedua ion tersebut akan membentuk kelompok. Semakin tinggi supersaturasi tersebut, kelompok yang terbentuk semakin besar dan semakin banyak. Sebagian besar kelompok yang kecil pada akhirnya pecah karena kekuatan interna yang mengikatnya terlalu lemah untuk mengatasi kecenderungan ion yang ingin bergerak lepas secara tidak beraturan. Kelompok yang terdiri dari 100 ion dapat tetap stabil karena kekuatan yang mengikatnya seimbang dengan kekuatan ion yang ingin lepas dari permukaan kelompok itu. Sekali saja kelompok bersifat stabil, maka dapat terbentuk sebuah inti meskipun tingkat supersaturasi urin tersebut belum mencapai kadar saturasi yang seharusnya diperlukan untuk pembentukan ini. Produk pembentukan ini menandakan bahwa inti yang stabil cukup sering menjadi fase solid yang permanen.2

2. Teori Supersaturasi

Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.1

Dalam suatu larutan, keseimbangan tercipta dengan adanya kristal kalsium oksalat; produk ion kalsium dan oksalat dalam larutan yang masih mempunyai aktivitas kimiawi ini diberi istilah produk solubilitas keseimbangan (equilibrium solubility product). Apabila kristal tersebut dibuang, juga bila ion kalsium atau oksalat ditambahkan pada larutan ini, aktivitas produk tadi meningkat, tetapi larutannya tetap jernih; tidak terbentuk kristal yang baru. Larutan yang demikian disebut supersaturasi metastabil (metastably supersaturated). Jika kemudian larutan ini ditambahi dengan benih kristal kalsium oksalat, ukuran kristal ini akan semakin membesar. Akhirnya, aktivitas produk mencapai suatu nilai kritis saat fase solid mulai terjadi secara spontan. Nilai ini disebut batas atas metastabilitas, atau produk pembentukan. Pertumbuhan batu di dalam saluran kemih memerlukan urin yang rata-rata melebihi produk larutan keseimbangan. Menetapnya sebuah batu memerlukan aktivitas rata-rata produk yang paling tidak sama dengan produk solubilitas. Supersaturasi yang berlebihan ini umumnya menyebabkan pembentukan batu.

Kalsium, oksalat dan fosfat membentuk banyak senyawa kompleks terlarut yang stabil yang komposisinya terdiri atas zat itu sendiri dan substansi urin lainnya, misalnya sitrat. Akibatnya, aktivitas ion bebas dari zat itu lebih rendah daripada konsentrasi kimiawinya, dan hanya dapat diukur melalui teknik tidak langsung. Penurunan ligan seperti sitrat dapat meningkatkan aktivitas ion tanpa perlu mengubah kalsium urin total. Supersaturasi urin dapat ditingkatkan melalui dehidrasi atau melalui ekskresi yang berlebihan dari kalsium, oksalat, fosfat, sistin, atau asam urat. Pengukuran supersaturasi pada sampel urin yang ditampung dalam 24 jam mungkin tidak begitu dapat memperlihatkan adanya risiko pengendapan ini. Dehidrasi yang sementara atau ledakan pascaprandial yang berlebihan (bersifat sementara) dapat menyebabkan hasil pengukuran di atas nilai rata-rata.

3. Teori Presipitasi-kristalisasi

Perubahan pH urin perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin. Pada urin yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin, asam dan garam urat, sedangkan pada urin yang bersifat alkali akan mengendap garam-garam fosfat.

Fosfat dan asam urat adalah asam lemah yang segera terpecah dalam rentangan pH yang fisiologik. Urin yang bersifat alkali lebih banyak mengandung urat dan pecahan fosfat, mempermudah timbulnya endapan natrium hidrogen urat, brusit, dan apatit. Bila pH urin di bawah 5,5, yang tampak dominan adalah kristal asam urat (pK 5,47), sedangkan kristal fosfat jarang terlihat. Sebaliknya, sifat kelarutan kalsium oksalat tidak dipengaruhi oleh perubahan pH urin. 4. Teori Berkurangnya Faktor Penghambat (Inhibitor pada pertumbuhan dan agregasi kristal) Inhibitor Kristalisasi

Beberapa substansi dalam urin yang normal menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.kapsel,im

Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat, sitrat, magnesium, asam mukopolisakarid, glikoprotein yang mengandung (carboxyglutamic acid akan mempermudah terbentuknya batu saluran kencing.1,im

Inti yang stabil harus tumbuh dan berkelompok untuk membentuk sebuah batu yang mempunyai arti klinis. Urin mengandung inhibitor poten pada proses pertumbuhan dan pengelompokan kalsium oksalat dan kalsium fosfat, tetapi tidak berfungsi untuk menghambat asam urat, sistin, atau struvit. Pirofosfat anorganik adalah inhibitor poten yang lebih banyak bekerja pada kristal kalsium fosfat daripada kristal kalsium oksalat. Perlambatan pertumbuhan kristal jelas meningkatkan batas atas metastabilitas, karena pertumbuhan yang penting dari kelompok ion menjadi inti yang stabil terhalang. Konsekuensi dari adanya inhibitor ini adalah bahwa pertumbuhan kristal di dalam urin terjadi lebih lambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan kristal yang terjadi di dalam larutan garam yang sederhana, dan batas atas metastabilitasnya juga tinggi (di dalam urin). Sitrat dalam urin juga dapat menghambat pertumbuhan kristal atau proses pembentukan inti (nukleasi).Faktor lain terutama faktor eksogen dan lingkungan yang diduga ikut mempengaruhi kalkuligenesis antara lain:

1. Infeksi

Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kencing. Infeksi oleh bakteri yang memecah ureum dan membentuk amonium akan mengubah pH urin menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehingga akan mempercepat pembentukan batu yang telah ada.

2. Obstruksi dan Stasis Urin

Adanya obstruksi dan stasis urin akan mempermudah terjadinya infeksi.

3. Jenis Kelamin

Data menunjukka bahwa batu saluran kencing lebih banyak ditemukan pada pria.

4. Ras

Batu saluran kencing lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia, sedangkan pada penduduk Amerika dan Eropa jarang.

5. Keturunan

Ternyata anggota keluarga batu saluran kencing lebih banyak mempunyai kesempatan untuk mendeita abatu saluran kencing daripada yang lain.

6. Air Minum

Memperbanyak diuresis dengan cara benyak minum kan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan bila kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urin akan meningkat dan akan mempermudah pembentukan batu. Kejenuhan air yang diminum sesuai dengan kadar mineralnya terutama kalsium diperkirakan mempengaruhi terbentuknya batu saluran kencing.

7. Pekerjaan

Pekerja-pekerja keras yang banyak bergerak misalnya buruh dan petani akan lebih kecil kemungkinan untuk terjadinya batu saluran kencing bila dibandingkan dengan pekerja-pekerja yang lebih banyak duduk.

8. Makanan

Pada golongan masyarakat yang lebih banyak makan protein hewani angka morbiditas batu saluran kencing berkurang, sedangkan pada golongan masyarakat dengan kondisi sosial ekonominya rendah lebih sering terjadi. Penduduk vegetarier yang kurang makan putih telur lebih sering menderita batu saluran kencing (buli-buli dan uretra) dan hanya sedikit yang ditemukan menderita batu ginjal atau piala.

9. Suhu

Tempat yang bersuhu panas misalnya di daerah tropis di kamar mesin, menyebabkan banyak pengeluaran keringat sehingga akan mengurangi produksi urin dan mempermudah pembentukan batu saluran kencing.

MANIFESTASI BATU

GEJALA KLINIS/ MANIFESTASI KLINIK

Batu saluran kemih bagian atas biasanya menyebabkan keluhan rasa sakit. Karakter rasa sakit tergantung dari lokasi. Batu yang berukuran kecil walaupun dapat turun biasanya mengalami kesulitan melewati bagian-bagian yang menyempit di ureter.Batu saluran kemih (BSK) terbentuk dalam waktu yang lama, sehingga hanya memberikan gejala-gejala ringan saja. Gejala akut baru terlihat setelah ukuran batu membesar dan/atau posisi batu dapat menimbulkan gangguan pada saluran kemih dan organ sekitarnya.

Pada awalnya, batu yang masih kecil pada saluran kemih dengan pemeriksaan sinar-X tampak sebagai batu tersembunyi di ginjal, tetapi belum menimbulkan kerusakan fungsi pada ginjal dan organ saluran kemih lain. Batu yang kecil ini lama kelamaan akan membesar dan dapat menghambat aliran urin dalam saluran kemih. Proses ini berlangsung dalam hitungan bulan bahkan tahun.Kadangkala, batu yang ditemukan sangat kecil dan tidak menimbulkan sumbatan pada saluran kemih sehingga dapat langsung lewat dan keluar bersama urin tanpa menimbulkan gejala sama sekali. Pasien-pasien yang tidak mempunyai keluhan seperti ini disebut asimtomatik (tanpa gejala). Batu saluran kemih dapat pula menimbulkan gejala ringan seperti: sakit pinggang, otot yang tegang dan lain-lain.Beberapa jenis batu yang lain, dapat membesar dan bersarang di saluran kemih (biasanya ureter) dalam waktu lama sebelum menimbulkan masalah. Pasien-pasien dengan keadaan ini biasanya sering mengalami infeksi berulang pada saluran kemih sebelum sebab utamanya dapat didiagnosis.Yang paling sering adalah timbulnya gejala klasik yang dikaitkan dengan bersarangnya batu pada saluran kemih sehingga menimbulkan iritasi dan sumbatan aliran urin.Gejala klinis yang ditimbulkan oleh batu saluran kemih adalah: rasa nyeri, hematuria, infeksi, demam, nausea (rasa tidak enak, mual) dan vomiting (muntah).net1

2.TANDA DAN GEJALA ADANYA BATU SALURAN KEMIHNyeriPenderita batu saluran kemih biasanya mengeluhkan rasa nyeri yang hilang timbul (kolik), kencing disertai darah (hematuria), kencing disertai kristal seperti pasir, mual (nausea), muntah (vomiting) dan demam.Rasa nyeri yang timbul ditentukan oleh lokasi dari batu saluran kemih. Batu yang berada di ginjal, di ureter bagian atas, atau ureter bagian bawah akan menimbulkan rasa nyeri yang berbeda-beda. Bila terletak di proksimal (atas) biasanya dissertai rangsangan mual dan muntah, sedangkan bila terletak di distal pada ureterovesical junction akan memberikan rangsang pada kandung kemuh (disuria, polakisuria, dll). nefroHematuria dan KristaluriaAdanya darah yang keluar bersama urin (hematuria) dan urin yang disertai dengan pasir atau batu (kristaluria) akan membantu konfirmasi adanya batu saluran kemih.InfeksiBila seseorang mengalami infeksi saluran kemih berulang yang tidak sembuh dengan berbagai terapi yang adekuat, harus dicurigai terdapatnya batu di dalam saluran kemih. Batu yang terdapat di saluran kemih ini menjadi tempat bersarangnya kuman yang tidak dapat dijangkau dengan obat-obatan. Batu jenis struvites merupakan jenis batu yang paling sering berhubungan dengan adanya infeksi. Infeksi yang timbul pada batu jenis struvite ini umumnya disebabkan oleh Proteus, Pseudomonas, Providencia, Klebsiella, Staphyllococcus, dan Mycoplasma. Jarang sekali ditimbulkan oleh E. Coli. Batu jenis lain yang berhubungan dengan infeksi adalah batu kalsium fosfat.DemamTanda-tanda adanya kuman yang menyebar di dalam darah sangat bervariasi. Tanda yang bisa timbul meliputi demam, jantung berdebar-debar, tekanan darah rendah, dan pelebaran pembuluh darah di kulit.Pembengkakan Daerah Punggung Bawah

Penyumbatan saluran kemih bagian atas yang akut ditandai dengan rasa sakit di punggung bagian bawah. Pada sumbatan yang sudah berlangsung lama, kadang-kadang dapat diraba adanya massa (benjolan) akibat ginjal yang membesar (hidronefrosis).Gejala Nefrolitiasis

Ketika batu terbentuk pada permukaan papila renalis atau di dalam sistem kolektivus (pengumpul), batu itu tidak selalu menyebabkan gejala (silent stone) dimana penderita tidak memberikan keluhan sama sekali.1,hars,rad. im T Batu asimtomatik mungkin ditemukan selama pemeriksaan radiografik dilakukan karena alasan yang tidak ada hubungannya dengan batu.har Tanda pertama terjadi bila batu keluar melalui kaliks atau piala ginjal menuju uretra. Gejala klasik ialah nyeri dan hematuria.

. Batu yang lebih besar dari 1 cm pada piala ginjal (bagian yang lebar di dalam ginjal) biasanya akan menyebabkan nyeri berat pada punggung bagian bawah tepat di bawah tulang iga paling bawah.net11. Nyeri pinggang atau perut. Batu saluran kemih yang terdapat di ginjal menimbulkan 2 macam rasa nyeri: nyeri kolik dan nyeri nonkolik.net1a. Nyeri kolik (hilang timbul) disebabkan oleh streching (peregangan) sistem penampungan. Kolik pada daerah sudut kostovertebralis (costovertebra angle = CVA), serangan sakit hebat yang timbul sekonyong-konyong, berlangsung sebentar dan kemudian hilang mendadak untuk kemudian timbul lagi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan dan nyeri ketok CVA. Kapsel Nadi cepat, pucat, gelisah, berkeringat dingin dan tekanan darah turun. Biasanya diikuti muntah atau mual, perut kembung (meteorismus) dan gejala ileus paralitik???.kapsel Ditemukan pada 89% kasus batu ginjal.aui

b. Nyeri nonkolik, yang terasa sakit terus-menerus, disebabkan oleh peregangan kapsul pembungkus ginjal. Net1,aui Nyeri yang terus-menerus, rasa panas atau terbakar di pinggang dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.aui

2. Hematuria ditemukan pada 100 % kasus.1 Dapat terjadi secara mikro (90%) atau makro (10%). Kapsel Darah dari ginjal berwarna coklat tua. Dapat terjadi dengan atau tanpa kolik.1

3. Bila terjadi hidronefrosis atau staghorn calculi, dapat diraba pembesaran (ballotement) ginjal.AUI, kapsel, nefro

4. Dapat terjadi infeksi dan bila terjadi sepsis akan demam, menggigil serta apatis. kapsel

Gejala Ureterolitiasis

Batu pada ureter atas atau tengah biasanya akan menyebabkan rasa nyeri pinggang hebat yang menjalar ke perut bagian bawah. Rasa nyeri itu akan bertambah hebat apabila batu bergerak turun dan menyebabkan obstruksi (sumbatan).Batu pada ureter bagian bawah akan menyebabkan rasa nyeri di sekitar testis pada pria atau labia mayora pada wanita.net1????

Bila batu berada di ureter segmen tengah atau bawah, rasa sakit sering dijalarkan ke ligamentum inguinal dan ke labia dan uretra atau testis dan penis. Batu yang lokasinya di di segmen terminal ureter pada dinding kandung kemih sering disertai polakisuri an disuri. im1. Nyeri mendadak di perut kanan atau kiri tergantung letak batu. Rasa nyeri ini disebabkan batu yang lewat. Rasa sakit dapat berupa rasa pegal di CVA atau kolik hebat sehingga penderita berteriak atau berguling. Karena peristaltis maka akan terjadi gejala kolik yakni nyeri yang hilang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntah dengan nyeri alih khas.bedah Kolik akan menjalar ke perut bawah sesuai lokasi batu dalam ureter. Pada pria rasa sakit akan menjalar ke testis bila batu di ureter proksimal atau ke vulva pada wanita dan ke skrotum pada batu di ureter distal.aui, kapsel Dapat pula terjadi gangguan traktus digestivus (mual, muntah). Aui, kapsel, im Pasien yang mengalami kolik tampak gelisah dan kulitnya basah serta dingin, dapat terjadi renjatan. Aui, kapsel Pada pemeriksaan fisis ditemukan nyeri tekan dan nyeri ketok CVA, spasme otot-otot abdomen, testis hipersensitif, dan skrotum hipersensitif. kapsel Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Bila batu tetap tinggal di ureter, maka akan menyumbat dan meyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang menyebabkan pegal dan nyeri tekan/ketok CVA, atau dapat pula asimtomatik. Bedah, kapsel Bila keadaan obstruksi terus berlangsung, lanjutan dari kelainan yang terjadi dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa pielonefritis, sehingga menimbulkan gambaran infeksi umum.bedah 2. Hematuria

Gejala Vesikolitiasis (batu kandung kemih/buli-buli):

1. Rasa nyeri waktu miksi (disuria), pada laki-laki dapat menjalar ke penis. Kapsel

2. Hematuria kadang-kadang disertai urin keruh.

3. Sering miksi (polakisuria)

4. Pancaran urin tiba-tiba berhenti karena batu menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih, dan dapat lancar kembali pada perubahan posisi. kapsel

5. Bila hal ini terjadi pada anak-anak, mereka akan terlihat kesakitan, menangis, berguling-guling dan menarik-narik penisnya, miksi mengedan, sering diikuti defekasi atau prolapsus ani. aui, kapsel

6. Bila selanjutnya terjadi infeksi yang sekunder, maka selain nyeri sewaktu miksi juga akan terdapat nyeri menetap suprapubik.bedah

Batu prostat

Pada umumnya batu prostat juga berasal dari air kemih yang secara retrograd terdorong ke dalam saluran prostat dan mengendap, yang akhirnya berupa batu yang kecil. Pada umumnya batu ini tidak memberikan gejala sama sekali karena tidak menyebabkan gangguan pasase air kemih.bedah

Pasien dengan batu uretra dapat mengalami miksi yang tiba-tiba berhenti, menjadi menetes disertai rasa sakit yang hebat pada glans penis, batang penis, perineum dan rektum. Rasa sakit dapat membimbing ke arah lokasi di mana batu bertahan dalam uretra:

Glans penis ~ fosa navikularis

Uretra anterior ~ lokasi batu

Perineum dan rektum ~ bulbus uretra dan uretra pars prostatika. Kapsel

Made Sukahatya dan Mohamad Ali dalam penelitiannya menemukan keluhan yang sering ditemukan adalah nyeri pinggang dan kencing darah hanya terdapat pada 9,6 % penderita, sedangkan 6,8 % penderita tanpa keluhan.

Keluhan-keluhan penderita dengan batu saluran kencing:

1. Nyeri pinggang

131 (45 %)

2. Kencing darah

127 (43,6 %)

3. Nyeri pinggang dan kencing darah

50 (24,8 %)

4. Rasa kemeng di pinggang

36 (12,3 %)

5. Nyeri pinggang, penjalaran ke perut dan kencing darah

28 (9,6 %)

6. Tanpa keluhan

20 (6,8 %)

7. Rasa kemeng di pinggang dan kencing darah

18 (6,2 %)

8. Kencing panas dan nyeri

4 (1,4 %)

KOMPLIKASI

Complications: The primary complications of urolithiasis include obstruction of urinary tract, renal parenchymal damage, infection, and adverse effects of medication or diet.emed

Hidronefrosis, pionefrosis, uremia dan gagal ginjal.AUI

Batu ginjal bila tidak mendapat penanganan yang baik dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi, sepsis, Gagal Ginjal Akut maupun Gagal Ginjal Kronik. Di Indonesia batu ginjal bersama batu saluran kemih menduduki tempat kedua sebagai penyebab terjadinya Gagal Ginjal Terminal (End State Renal failure). Seperti kita ketahui bahwa pengelolaan penderita dengan gagal ginjal terminal memerlukan biaya yang sangat mahal berupa dialisis menahun atau cangkok ginjal.. Tidak seperti glomerulonefritis kronik (penyebab paling sering yang menyebabkan gagal ginjal terminal), batu ginjal dengan pengelolaan baik akan dapat mencegah terjadinya gagal ginjal terminal.nefro

Komplikasi batu saluran kemih biasanya obstruksi, infeksi sekunder, dan iritasi yang berkepanjangan pada urotelium yang dapat menyebabkan tumbuhnya keganasan yang sering berupa karsinoma epidermoid.bedah

Obstruksi aliran kemih dapat memberikan berbagai akibat pada ginjal, baik struktural maupun fungsional, yang dipengaruhi oleh:

( Sempurnanya obstruksi

( Lamanya obstruksi

( Lokasi obstruksi( Ada tidaknya infeksi. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi pada obstruksi antara lain:

Stasis urin meningkatkan pertumbuhan bakteri.

Meningkatnya tekanan intraluminal menyebabkan perfusi mukosa saluran kemih berkurang, sehingga menurunkan daya tahan.

Kerusakan jaringan dapat menimbulkan penurunan daya tahan.

Infeksi berkomplikasi dengan tanda-tanda infeksi sistemik dengan gejala-gejala panas, menggigil, bahkan sampai dapat terjadi bakteriemia disertai shock septik dan kadang-kadang dapat terjadi DIC.nefro

Sebagai akibat obstruksi khususnya di ginjal atau ureter dapat terjadi hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis (obstruksi yang lama biasanya disertai dengan infeksi berulang-ulang dan piuria yang sukar ditanggulangi)ui yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Bila terjadi pada kedua ginjal akan timbul uremia karena gagal ginjal total. Hal yang sama dapat juga terjadi akibat batu kandung kemih, lebih-lebih bila batu tersebut membesar, sehingga juga mengganggu aliran kemih dari kedua orifisium ureter.bedah, kapsel

Akibat gangguan struktural tubuli karena obstruksi, berbagai fungsi tubuli mengalami perubahan. Diduga fungsi reabsorbsi tubuli menurun dengan meningkatnya tekanan hidrostatik. Pada obstruksi yang parsial, jelas adanya penurunan ekskresi Na dan diikuti dengan rendahnya konsentrasi Na urin serta tingginya osmolaritas. Bila obstruksi berlanjut maka renal blood flow akan menurun.ui

Anuria total dapat terjadi dengan akibat terjadinya gagal ginjal Akut dengan segala manifestasinya. Ini terjadi bila obstruksi terjadi bilateral atau obstruksi unilateral pada seorang penderita dengan satu ginjal atau ginjal yang sudah rusak. nefro

Khusus pada batu uretra dapat terjadi divertikulum uretra. Bila obstruksi berlangsung lama, dapat terjadi ekstravasasi air kemih dan terbentuklah fistula yang terletak proksimal dari batu ureter.bedah

DIAGNOSIS

Diagnosis batu saluran kencing dapat ditegakkan dengan beberapa cara:

1. GAMBARAN KLINIS tersebut di atas

2. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A) Pemeriksaan Laboratorium

(DARAH: rutin, kadar ureum, kreatinin, elektrolit (sodium, potasium, klorida, dan bikarbonat), asam urat, kalsium (dianjurkan 3x), fosfor, paratiroid hormon (PTH) dan 1,25-dihidroksikolekalsiferol/1,25(OH)2-vitamin D3 (untuk mengetahui adanya intoksikasi vitamin D)..kapsel, nefro, cecil, tom Bila terjadi obstruksi yang lama akan menyebabkan penurunan fungsi ginjal?????.1,nefro.(URIN: volume, pH, creatinin, urin rutin, kultur urin. Im, tom, cecil Spesimen urin yang diperiksa sebaiknya diambil dari aliran mid-stream atau dari kateterisasi. imPada pemeriksaan urin rutin didapatkan hematuria, piuria dan kristaluria.nefro Dapat pula ditemukan sedimen (eritrosit dan leukosit). Hematuria dapat terjadi makroskopis atau mikroskopis, (90 % mikroskopik), dan bila terjadi infeksi leukosit akan meningkat. Pemeriksaan untuk mencari penyebab antara lain dapat diukur ekskresi kalsium, fosfor, magnesium, asam urat, urea nitrogen urin, potasium, sodium, sitrat, kreatinin dalam urin 24 jam.kapsel, cecil,tom dan bila memungkinkan dan ada kecurigaan juga oksalat, sistin dan xantin. Nefro, cecil . Ditemukan kristal yang spesifik untuk setiap jenis batu. Aui, kapsel Syarat identifikasi adanya kristalisasi dalam traktus urinarius adalah apabila kristal ditemukan dalam sedimen dari urin yang segar (segera diperiksa setelah dikeluarkan). Karena pada sedimen urin dari orang normal yang didinginkan dapat terjadi presipitasi kristal akibat dari berkurangnya kelarutan berbagai senyawa pada temperatur yang rendah. Im Pada batu ginjal kadang-kadang terdapat proteinuria ringan. Pada batu buli-buli, leukosit lebih banyak daripada eritrosit dan tersebar.AUI, kapselBatu yang sering terbentuk dalam kemih yang bersifat asam biasanya terdiri dari kalsium oksalat, kristal asam urat atau sistin. Kira-kira dua pertiga dari semua jenis batu ginjal adalah dari jenis kalsium oksalat. Patfis, kapsel,im Batu yang sering terbentuk dalam kemih yang basa terdiri dari kalsium fosfat atau magnesium amonium fosfat (batu tripel fosfat). patfis Pada pemeriksaan urinalisa , bila pH > 7,6 biasanya ditemukan kuman urea splitting. Apabila pH urin kurang dari 7,5 dan tidak mengandung netrofil atau bakteri, maka dianosis batu sruvit dapat dieksklusi. Im pH urin dapat diukur dengan kertas phenaphthazine.im Untuk batu sistin dapat dilakukan tes nitroprusid sianida. Dikatakan positif apabila hasil menunjukkan kadar sistin dalam urin lebih dari 75 (g/mg kreatinin (normal kurang dari 70 (g sistin/mg kreatinin). Ekskresi lisin, arginin dan ornitin dalam urin biasanya juga meningkat. Im, tom Diagnosis ditegakkan dengan analisis batu.im

pH kemih juga dapat diuji dengan menggunakan kertas Squibb Nitrazine atau tes dipstik. Dalam mengukur pH, sebaiknya memakai urin yang segar saja, karena urea dalam kemih yang didiamkan akan terurai menjadi amonia sehingga pH-nya menjadi lebih alkali.ptfis

B) Pemeriksaan Radiologis

Penilaian batu ginjal dalam pemeriksaan radiologis:kapsel,rad

a) jumlah, ukuran, densitas, dan bayangan batu

b) lokasic) komplikasi (obstruksi, parut ginjal, atau pembentukan striktur)d) terjadinya anomalie) nefrokalsinosis (dg PIV) Foto Polos Abdomen (FPA)

Foto polos abdomen berguna untuk melihat batu radioopak di kaliks atau piala ginjal, ureter dan buli-buli. Aui, nefro Pada yang radioopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga adanya batu saluran kemih bila diambil foto dua arah. Bedah Batu:radioopak: tampak pada foto polos. Pemeriksaan PIV untuk menentukan lokasinya dan akan terlihat pelebaran ureter proksimal dari batu.rad

Foto Pielografi Intravena

Pada keadaan yang istimewa tidak jarang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat terhindar dari pengamatan. Karena itu foto polos sering perlu ditambah dengan foto pielografi intravena.bedah Bila batu tidak tampak dapat dilakukan pemeriksaan pielografi intravena (PIV) untuk melihat batu radiolusen sekaligus untuk menilai sekresi ginjal.aui Radiolusen: tidak tampak pada foto polos, pada PIV tampak luput isi (filling defect) pada ureter, dengan kemungkinan pelebaran bagian proksimalnya. Diagnosis banding adalah tumor dan bekuan darah.rad Pada batu yang radiolusen foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan terdapatnya defek pengisian pada tempat batu sehingga memberi gambaran pada daerah batu yang kosong. Bedah

Pielografi intravena

Dapat melihat besarnya batu, letaknya dan adanya tanda-tanda obstruksi, terutama untuk batu yang tidak tembus sinar. Pielografi Retrograd

Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak dapat muncul. Sehingga perlu dilanjutkan dengan pielografi retrograd yang dilaksanakan pemasangan kateter ureter melalui sistoskop pada ureter ginjal yang tidak dapat berfungsi untuk memasukkan kontras.bedah

Bila dengan foto polos abdomen dan PIV tidak dapat ditentukan adanya batu atau bila PIV merupakan indikasi kontra, maka dapat dilakukan pielografi retrograd.AUI,kapsel, rad

Pielografi retrograd

Dilakukan terutama pada jenis batu yang radiolusen.UI Pielografi Antegrad

Pada gangguan fungsi ginjal (renal insufisiensi) , IVP tidak dilakukan karena merupakan kontraindikasi sehingga dilakukan retrograd pielografi ??? cecil atau bila hasil pielografi retrograd tidak memadai dilanjutkan dengan pielografi antegrad.kapsel

Ultrasonografi (USG)Nefrolitiasis tampak sebagai suatu opasitas dengan reflektif yang tinggi di daerah sinus renalis, yang disertai suatu acoustic shadow di distalnya.radPemeriksaan ultrasonografi atau USG lebih sensitif dalam mendeteksi adanya batu saluran kemih, termasuk batu radiolusen, bila dibandingkan dengan foto polos abdomen. Tetapi, kombinasi foto polos abdomen dan USG akan lebih baik dan kurang invasif bila dibandingkan dengan pielografi intravena.kapsel, cecil

Dapat dilakukan untuk semua jenis batu tanpa tergantung pada radiolusen atau radioopak, baik yang terdapat di ginjal maupun di dalam buli-buli. Juga untuk mengetahui adanya tanda-tanda obstruksi urin seperti hidronefrosis dan atau hidroureter.cecil, ui Pemeriksaan ini juga dipakai untuk menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu. UI hidronefrosis bdh.

SistoskopiDapat membantu pada keadaan-keadaan yang meragukan di dalam buli-buli.UI

Penyebab batu buli-buli utama adalah obstruksi dan infeksi. Kebanyakan adalah radioopak dan dengan mudah dilihat pada foto polos abdomen. Batu lain yang mengandung sedikit kalsium, pada foto polos kelihatan samar-samar.rad

Pada batu buli-buli tampak susunan batu berlapis-lapis seperti bawang, terletak di garis tengah, dan bila ada pembesaran prostat maka batu terletak lebih tinggi.kapselPemeriksaan sistografi (cystography) dengan udara atau dengan kontras opak dapat dilihat garis lingkar batu radiolusen. Batu dalam buli-buli dapat satu atau lebih. Diagnosis diferensial batu buli-buli adalah perkapuran kelenjar, fekalit, kalsifikasi fibroid dalam uterus, batu prostat dan vesika seminalis. Untuk membedakan batu buli dengan fekalit, dibuat foto oblik barium enema.rad

Pemeriksaan sistografi dan sistokopi perlu untuk membedakan batu buli-buli dari penyebab perkapuran lainnya. Batu prostat berbentuk butir-butir kecil dan berada berhimpitan atau langsung di atas permukaan simfisis pubis pada foto postero-anterior abdomen bawah.rad

Pemeriksaan radiologis lain yang dapat menunjang antara lain CT Scan, MRI, atau nuclear scintigraphy yang dapat mengidentifikasi batu yang kecil yang sulit diidentifikasi dengan cara konvensional. Kapsel

Untuk pemeriksaan batu non-opaque/radiolusen (batu asam urat murni, sistin) diperlukan pemeriksaan USG, IVP, dan kalau perlu CT Scan Abdomen.nefro, rad, cecilUrutan dari yang paling radioopak hingga radiolusen pada BNO adalah: kasium fosfat, kalsium oksalat, magnesium amonium fosfat, sistin, asam urat, dan xantin. kapsel

Tipe Batu Saluran Kemih tom, cecil, kapsel,im, patfis

KomposisiRadio-opasitasFrekuensi (%)Sifat Urin

Kalsium fosfat++++1-3Basa

Kalsium oksalat (kalsium oksalat monohidrat atau dihidrat atau keduanya)+++35Asam

Kalsium oksalat + hidroksiapatit/karbonat apatit+++40-45Asam

Magnesium amonium fosfat (tripel fosfat) + kalsium fosfat/ oksalat/karbonat (struvit)++8-10Basa

Sistin+1-2/3Asam

Asam urat05-8/10Asam

Xantin01Asam

C) Analisis Batu:

Komposisi batu yang ditemukan pada seseorang perlu ditentukan, karena komposisi batu dipakai sebagai landasan untuk menelusuri etiologi penyakit batu saluran kemih. Analisis batu dapat dilakukan dengan:

1. Cara kimiawi, yaitu cara kualitatif, cara kuantitatif dengan metoda kromatografik, dan autoanalisis.

2. Cara optik dengan diseksi mikroskopik binokuler dengan mikroskop petrografik.

3. Cara instrumental melalui kristalografi radiografik (radiologik diffraction), spektroskopi inframerah (infrared spectrometry), termoanalitik, dan mikroskopi elektron (polarization microscopy).bedah, cecil

Kristalografi radiografik merupakan cara yang dianggap paling baik ditinjau dari segi kesederhanaan dan ketepatannya. Bedah

Analisis batu perlu dilakukan karena dengan mengetahui jenis dan komposisi batu, dapat diambil langkah-langkah pada pengobatan maupun pencegahan terjadinya rekurensi sesuai dengan komposisi batu. Ui, im Komposisi batu saluran kencing yang ditemukan oleh Made Sukahatya dan Mohamad Ali:

I. Murni

1. Asam urat

24 (25 %)

2. Kalsium oksalat

16 (16,6 %)

3. Fosfat

1 (1,0 %)

II. Campuran

1. Kalsium oksalat dan asam urat

46 (47,9 %)

2. Kalsium oksalat, fosfat dan asam urat 6 (6,2 %)

3. Kalsium oksalat dan fosfat

2 (2,1 %)

Jenis dan komposisi batu saluran kencing ini tergantung dari tempat dimana diadakan penelitian.

DIAGNOSIS BANDING

Kelainan ini hendaknya dibedakan dari pielonefritis akut, tumor ginjal, ureter dan buli-buli, tuberkulosis ginjal, nekrosis piala ginjal, kolesistitis akut dan apendisitis akut.!!!!AUI, kapsela) Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut misalnya distensi usus dan pionefrosis dengan demam. Oleh karena itu jika dicurigai terjadi kolik ureter maupun ginjal, khususnya yang kanan, perlu dipertimbangkan kemungkinan kolik saluran cerna, kandung empedu, atau apendisitis akut. Selain itu pada wanita perlu juga dipertimbangkan kemungkinan adneksitis.

b) Bila terjadi hematuria perlu dipertimbangkan kemungkinan keganasan, apalagi bila hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu perlu juga diingat bahwa batu saluran kemih yang bertahun-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor yang umumnya karsinoma epidermoid, akibat rangsangan dan inflamasi.

c) Khusus untuk batu ginjal dengan hidronefrosis perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor ginjal mulai dari jenis ginjal polikista hingga tumor Grawitz.

d) Pada batu ureter, terutama dari jenis yang radiolusen, apalagi bila disertai dengan hematuria yang tidak disertai dengan kolik, perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor ureter, walaupun tumor ini jarang ditemukan. Dugaan batu kandung kemih jenis radiolusen juga perlu dibandingkan dengan kemungkinan tumor kandung kemih.

e) Batu prostat biasanya tidak sukar didiagnosis karena gambaran radiologiknya yang khas, yang kecil seperti kumpulan pasir di daerah prostat. Tetapi pada pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan adanya keganasan, terutama bila terdapat batu yang cukup banyak sehingga teraba seperti karsinoma prostat. Dalam keadaan yang tidak pasti seperti itu perlu dilakukan biopsi prostat.Bedah

PENATALAKSANAAN

Tujuan pengelolaan batu saluran kemih adalah:

menghilangkan obstruksi (mengambil atau menghilangkan batu yang sudah terbentuk)ui, nefro

mengobati infeksi

menghilangkan rasa nyeri

mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi.

Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasinya, dan besarnya batu.

2. Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kencing:

rasa nyeri

obstruksi disertai perubahan-perubahan pada ginjal

infeksi

adanya gangguan fungsi ginjal.

3. Menghilangkan obstruksi, infeksi, dan rasa nyeri

4. Analisis batu

5. Mencari latar belakang terjadinya batu

6. Mengusahakan pencegahan terjadinya rekurensi.

Terapi medik secara Umum:

1. Minum banyak sehingga urin mencapai 2,5 3,5 liter per hari secara merata selama 24 jam dan minimal 50% berupa air. Nefro,im,patfis Untuk batu yang terbentuk dalam kemih yang bersifat asam (CaOx, asam urat, sistin) perlu dianjurkan minum cairan yang banyak terutama sebelum tidur dimana kemih cenderung menjadi lebih asam karena peningkatan asam nokturnal akibat hipoventilasi waktu tidur. Patfis Dengan produksi air kemih yang lebih banyak diharapkan dapat mendorong dan mengeluarkan batu. Bila batu ureter ukuran 0,4 cm terdapat pada bagian sepertiga proksimal ureter, 80 % batu akan keluar secara spontan, sedangkan bila terdapat di bagian sepertiga distal, kemungkinan keluar spontan 90 %. Patokan ini hanya dipakai bila batu tidak menyebabkan gangguan dan komplikasi. bedah Batu dengan diameter 4 mm kemungkinan keluar spontan 82 %; sedangkan dengan diameter 5 10 mm kemungkinan keluar spontan 36 %. Batu kurang dari 4 mm yang terletak di ureter proksimal kemungkinan keluar spontan 80 %, sedangkan di distal 93 %.nefro

2. Diuresis paksa (Forced diuresis)

Indikasi: letak batu pada ureter 1/3 tengah atau distal, tidak ada sumbatan total, tidak ada hidronefrosis, ukuran batu 10 x 5 mm serta fungsi ginjal baik.

Kontraindikasi: sumbatan total, hidronefrosis, faal ginjal terganggu, payah jantung.

Cara: minum air sebanyak mungkin (4 liter sehari), diberikan diuretikum (furosemid 40 60 mg) serta diberikan spasmolitika???, dan penderita dianjurkan berolahraga.nefro

3. Analgetik dapat diberikan untuk mengurangi rasa sakit/nyeri. Im Kadang diperlukan analgetik kuat seperti opiat untuk kolik renal/ureter dengan dosis yang tepat dan adekuat.tom

4. Pemberian antispasmodik/spasmolitik seperti obat-obatan antikolinergik mungkin cukup efektif untuk menghambat sintesis prostaglandin (misalnya: Indometasin).tom

5. Pada orang dewasa sehat, pH kemih berkisar antara 4,5 sampai 8,0, tetapi rata-rata spesimen kemih yang dikumpulkan cukup asam (pH sekitar 6,0) dengan adanya metabolit-metabolit asam yang dihasilkan oleh proses kerusakan jaringan tubuh normal dan nutrien. Pola diurnal yang umum berupa peningkatan pH sesudah makan (pasang basa) diikuti penurunan secara bertahap sampai waktu makan berikutnya. Sedangkan selama jam-jam tidur, pH mencapai minimal (peningkatan asam nokturnal akibat hipoventilasi waktu tidur). Diet yang mengandung banyak protein hewani cenderung membentuk kemih asam, sedangkan diet yang benyak mengandung sayur-sayuran lebih cenderung membentuk kemih basa. Kemih yang terus-menerus bersifat asam dapat terjadi pada asidosis metabolik dan pada pireksia (demam). Sedangkan kemih yang terus menerus bersifat basa menandakan adanya infeksi pada saluran kemih oleh organisme yang menguraikan urea (misalnya infeksi oleh proteus). Kemih yang terus menerus bersifat basa juga terjadi pada asidosis tubulus ginjal (penyakit ginjal dimana bikarbonat tidak dapat dikonservasi), pada kekurangan kalium dan pada sindrom Fanconi (penyakit ginjal dimana terjadi gangguan ekskresi amonia). Beberapa jenis makanan yang membantu alkalinisasi kemih adalah susu, sayuran dan buah-buahan (kecuali buah plum kering, buah plum segar dan cranberry). Sedangkan daging, roti, makanan yang berprotein, jus cranberry, plum kering dan plum segar cenderung membentuk kemih asam. patfis

Terapi medik secara khusus:

1. Batu kalsium

Hiperkalsiuria:

Dikatakan hiperkalsiuria apabila ekskresi kalsium urin melebihi 300 mg per hari atau 4 mg/kg/hari. Pada orang dewasa normal tanpa batu ginjal atau penyakit tulang dengan kadar kalsium darah yang normal, ekskresi kalsium urinnya berkisar antara 55-285 mg per hari dimana mereka mengkonsumsi makanan yang mengandung 600-1200 mg kalsium per hari. Untuk menghasilkan ekskresi kalsium urin sebesar 300 mg per hari pada dewasa normal dibutuhkan asupan kalsium lebih dari 2000 mg per hari. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pasien-pasien dengan hiperkalsiuria idiopatik absorpsi kalsium di usus lebih tinggi dibandingkan dengan subyek normal apabila keduanya mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium dalam jumlah normal. Beberapa penelitian melaporkan bahwa kadar serum 1,25 (OH)2-vitamin D3, yang diketahui sebagai satu-satunya stimulus absorpsi kalsium oleh usus, meningkat pada banyak pasien dengan idiopatik hiperkalsiuria. Hiperparatiroid menyebabkan hormon paratiroid (PTH) menstimulasi sintesis 1,25-vitamin D3 sehingga meningkatkan kadarnya dalam serum. Im

Hormon paratiroid, kalsitonin dan vitamin D merupakan tiga faktor utama yang berperan dalam pengaturan pergerakan kalsium dalam aliran darah. Hormon paratiroid (parathormon/PTH) bekerja pada saluran cerna, tulang dan ginjal. Pelepasan PTH terjadi sebagai respons terhadap hipokalsemia, sedangkan sekresinya ditekan oleh hiperkalsemia. PTH merangsang absorpsi kalsium di mukosa usus, merangsang resorpsi tulang dengan meningkatkan aktivitas osteoklas dan meningkatkan bersihan ginjal terhadap fosfor dengan mengurangi proses reabsorpsi tubulus. Sekresi PTH yang berlebihan akan mengakibatkan hiperkalsemia dan hipofosfatemia, dan sebaliknya.

Kalsitonin yang dihasilkan kelenjar tiroid, dilepaskan sebagai respons terhadap hiperkalsemia. Kalsitonin menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat resorpsi tulang.

Vitamin D bekerja searah dengan hormon paratiroid dalam pengaturan hormon kalsium. Vitamin D3 atau kolekalsiferol diperoleh dari makanan atau disintesis dari 7-dehidrokolesterol dalam kulit dengan perantaraan radiasi ultraviolet sinar matahari. Vitamin D3 diabsorpsi di jejenum an ileum, dan selanjutnya akan dimetabolisme menjadi bentuk yang aktif, pertama-tama di hati dan akhirnya di ginjal. Metabolisme vitamin D3 berupa rangkaian proses hidroksilasi. Dalam hati vitamin ini diubah menjadi 25-hidroksikolekalsiferol dan dalam ginjal diubah menjadi 1,25-dihidroksikolekalsiferol. Vitamin D3 dalam bnetuk aktif ini bekerja pada usus dan tulang. Dalam usus vitamin ini meningkatkan absorpsi kalsium, sedangkan di tulang merangsang resorpsi tulang. Vitamin D3 merupakan kofaktor PTH yang esensial, baik di tulang maupun di ginjal. Bila vitamin D3 tidak ada dapat terjadi hipokalsemia dan gangguan mineralisasi tulang. Patfis

Diuretika tiazid. nefro,hars,tom,cecil. Diuretik tiazid menurunkan ekskresi kalsium urin dengan meningkatkan reabsorpsi kalsium pada tubulus distal.cecil,im Pemberian diuretik tiazid dalam dosis yang setara dengan 25 atau 50 mg hydrochlorothiazide dua kali sehari, mengurangi ekskresi kalsium urin sebanyak 40-60 % dan efektif untuk mencegah rekurensi batu. Im,patfis

Diit rendah kalsium. Nefro Pasien dianjurkan untuk membatasi intake susu, keju atau es krim, membatasi asupan garam dan banyak minum.im Pada pasien dengan hiperkalsiuria idiopatik, diet yang mengandung 700 800 mg kalsium akan mencukupi untuk mencegah kehilangan kalsium lebih lanjut dari tulang selama terapi.cecil Pembatasan kalsium intake hanya dilakukan bila kadarnya sangat berlebihan, dan tidak dianjurkan untuk mengurangi di bawah 25 mmol/hari (1 gram dari kebutuhan kalsium per hari), kecuali pada penderita dengan hiperkalsiuria absorptif. Tom

Pada kasus-kasus tertentu (pasien dengan hiperkalsiuria absorptif) dapat dikombinasi dengan pemberian garam fosfat diberikan secara oral yang akan mengikat kalsium dan mengendap di luar aliran darah sehingga mengurangi absorpsi kalsium oleh usus. Tom, cecil,patfis Dosis: 1500 mg potasium fosfat per hari dibagi dalam 3-4 dosis menurunkan ekskresi kalsium urin pada beberapa percobaan seefektif diuretik tiazid. Cecil Pengobatan ini mempunyai efek samping berupa pengendapan kalsium fosfat dalam parenkim ginjal, sehingga sebaiknya jangan diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Patfis

Hipositraturia:

Ekskresi normal sitrat dalam urin: sekitar 350-1450 mg per hari.im

Terapi batu saluran kemih dengan diuretik tiazid jangka panjang dapat menyebabkan hipokalemia dan hipositraturia sekunder. Cecil,im Karena sitrat menurunkan supersaturasi kalsium oksalat dengan mengikat kalsium dan dengan mengurangi ekskresi kalsium, koreksi hipositraturia dapat mengurangi rekurensi nefrolitiasis.cecil Terapi dapat dengan potasium sitrat, asetat, atau bikarbonat (KHCO3), 20 mEq, 3 kali sehari efektif untuk mencegah rekurensi batu. tom,im

Hiperurikosuria:

Hiperurikosuria adalah suatu keadaan dimana eksresi asam urat urin > 800 mg/hari pada pria atau > 750 mg/hari pada wanita. im Hiperurikosuria dapat ditemukan dengan atau tanpa hiperkalsiuria pada pasien dengan batu kalsium oksalat. Hubungan antara hiperurikosuria dan presipitasi kalsium oksalat masih kontroversial. Beberapa kejadian menunjukkan bahwa kristal urat meningkatkan nukleasi kalsium oksalat melalui proses nukleasi heterogen dan pertumbuhan epitaksial, atau pengaruh asam urat yang mengurangi aktivitas inhibitor pembentukan kristal kalsium oksalat (asam mukopolisakarida).cecil,im

Allopurinol 2-3 x 100 mg (max 900 mg/hari) hars,nefro,tom,im. Allopurinol tidak mempunyai efek langsung pada proses kristalisasi kalsium oksalat tetapi bekerja dengan cara menurunkan sintesis urat sehingga ekskresi asam urat urin berkurang.cecil

Diet rendah purin (hati, ginjal, pankreas, otak, daging,dll)

Apabila disertai dengan hiperkalsiuria, perlu diberikan terapi diuretik tiazid. Im

Hiperoksaluria:

Ekskresi oksalat normal: 20-40 mg (222-444 (m) per hari.cecil, 14-50 mg/hari.im. Dikatakan hiperoksaluria apabila ekskresi oksalat urin lebih dari 50 mg/hari.im

Diit rendah oksalat (teh, kopi, kacang-kacangan, bayam, almond) tom, cecil,im. Apabila hiperoksaluria diakibatkan penyalahgunaan asam askorbat, yang dapat menjadi suatu prekursor untuk sintesis oksalat endogen (konsumsi vitamin C melebihi 500 mg/hari), maka pemakaian suplemen ini harus dihentikan. im

Enterik. Hiperoksaluria pada pasien dengan inflammatory bowel disorder dan small intestinal bypass biasanya berhubungan dengan hipositraturia, sehingga diperlukan terapi dengan potasium sitrat oral. Pada pasien-pasien di atas yang menunjukkan hipokalsiuria perlu diterapi dengan diet rendah oksalat dan lemak, suplementasi kalsium oral (kalsium karbonat, kalsium glukonat, atau kalsium laktat)tom, cecil,im ;dan cholestyramine, suatu nonresorbable resin yang mengikat asam lemak, asam empedu, dan oksalat (4-16 gram per hari dibagi dalam 4 dosis diminum saat makan).cecil,im Suplementasi kalsium oral diberikan untuk memenuhi kebutuhan kalsium per-hari 800-2000 mg dalam dosis terbagi sebagai usaha untuk mengendapkan kalsium oksalat dalam usus dan mengurangi absorpsi oksalat. Im Seringkali terjadi defisiensi magnesium dan hipomagnesuria sehingga perlu penggantian magnesium untuk meningkatkan ekskresi citrat urin. Cecil 617

Hiperoksaluria primer. Terapi dengan suplemen piridoksin (25-200 mg per hari) terbukti dapat menurunkan ekskresi oksalat urin.cecil,im

2. Batu Infeksi (Magnesium amonium fosfat)

Enzim urease yang dihasilkan bakteri menghidrolisis urea menjadi amonia dan karbondioksida.im Reaksi selanjutnya yang segera terjadi antara amonia dengan air atau dengan asam karbonat akan menghasilkan amonium bikarbonat yang menyebabkan urin menjadi sangat alkali (pH>7,5). Selain itu juga disertai dengan proteinuria ringan (800 mg/hari), atau volume urin rendah (< 1 liter/hari), atau bila pH urin persisten asam (pH selalu < 5,5 atau kurang). Im

Pada pasien dengan overproduksi asam urat, intake makanan yang kaya dengan kandungan purin harus dibatasi atau bahkan dihindari (seperti hati, ginjal, otak, roti manis, daging > 200 g/hari, ikan, atau golongan unggas, asparagus, bayam, kacang polong, kacang, buncis). Im

Urin dibuat alkali dengan memberikan Na bikarbonat atau sitrat: 4 x 1-4 gram per hari, nefro,im,patfis atau apat diberikan Diamox 2-4 x 250 mg per hari.nefro, patfis Diharapkan solubilitas batu asam urat meningkat sehingga dapat larut.bdh,im Pasien diminta untuk memonitor pH urinnya dengan kertas phenaphthazine setiap kali berkemih untuk beberapa hari setelah permulaan terapi alkali untuk memastikan bahwa pH urin dipertahankan antara 6,0 6,5. im Allopurinol diberikan pada pasien dengan hiperurisemia/ hiperurikosuria: 2-3 x 100 mg (max 900 mg per hari). nefro,bdh,im Allopurinol merupakan analog hypoxanthine, suatu inhibitor kompetitif xanthine oxidase yang memblok sintesis asam urat. Obat ini juga menghambat biosintesis purin. Senyawa-senyawa yang lebih mudah larut (soluble) seperti hypoxanthine dan xanthine diekskresikan dam urin sebagai produk akhir metabolisme puri yang lebih dominan im4. Batu Sistin

Batu sistin jarang terbentuk dan berhubungan dengan gangguan transpor pada tubulus ginjal yang herediter, gannguan ini melibatkan asam amino tertentu. Patfis Sistinuria diturunkan autosomal resesif. Im Batu sistin bersifat radioopak karena mengandung sulfur, meskipun tidak se-opak batu yang mngandung kalsium.im Sistin, suatu produk metabolit dari metionin, merupakan asam amino alami yang paling sukar larut. patfis

Karena sistin dalam urin merupakan derivat dari sulfur-yang mengandung asam amino dari asupan protein, terutama metionin, intake protein harus dibatasi menjadi 1 g/kgbb/hari.im

Solubilitas sistin dalam urin meningkat tajam bila pH naik dari 7 sampai 8. Im Peningkatan pH urin dapat dilakukan dengan pemberian sodium bikarbonat (NaHCO3) 35-50 mEq atau 40-60 ml Shohls solution 4x/hari. Im Selain bikarbonat, dapat pula diberikan asetazolamid (Diamox) untuk mempertahankan pH kemih tetap di atas 7,5 (Coe dan Favis, 1987). patfis Karena diet NaCl dapat meningkatkan ekskresi urin, maka sebaiknya intake garam dikurangi, dan alkalinisasi urin dilakukan dengan pemberian potasium sitrat (KHCO3). Tom,im

Pertimbangkan pula pemberian penisilamin atau tiopronin yang terbukti cukup efektif untuk menurunkan ekskresi sistin urin. Tom, cecil,im Dosis D-penisilamin adalah 250-500 mg 4x sehari.im

Terapi Pembedahan:

Batu ginjal seperti diketahui ( 80 % akan keluar secara spontan atau dengan bantuan diuresis paksa. Sisanya ( 20 % memerlukan tindakan lebih agresif. Tindakan ini beberapa tahun yang lalu pada umumnya di Indonesia dilakukan dengan pembedahan terbuka (ureterolitotomi, pielolitotomi, nefrostomi???, sistolitotomi). Namun akhir-akhir ini dengan kemajuan bidang radiologik, pembedahan terbuka sudah jarang dilakukan dan kira-kira hanya 20 % dari batu ginjal yang memerlukan tindakan agresif memerlukan operasi terbuka. Tidak jarang batu dengan ukuran 0,4 cm dapat juga meyebabkan gangguan yang mengancam fungsi ginjal atau sebaliknya batu dengan ukuran lebih dari satu sentimeter tidak menyebabkan gangguan sama sekali dan bahkan keluar secara spontan. Karena itu ureterolitotomi selalu didasarkan atas gangguan fungsi ginjal, nyeri yang sangat yang tidak tertahankan, dan penanganan medik tidak berhasil.bedah

1. Tindakan bedah tertutup:sistoskopi atau ureteroskop

2. Tindakan tehnik perkutaneus: percutaneus nefostomi, percutaneus ultrasonic litotripsi atau chemolysis.

3. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) nefro, Gelombang kejut luar tubuh ini semakin sering digunakan karena dapat memecahkan batu tanpa perlukaan di tubuh sama sekali. Gelombang kejut dialirkan melalui air ke tubuh dan dipusatkan di batu yang akan dipecahkan. Batu akan hancur berkeping-keping dan keluar bersama air kemih.

Pada hakikatnya litotripsi gelombang kejut dapat dilakukan pada setiap batu, tetapi sebaiknya tindakan dilakukan dalam tahapan untuk dapat mengeluarkan seluruh batu. Akan tetapi bila terdapat kelainan saluran kamih misalnya stenosis yang akan menghalangi keluarnya batu yang telah dipecahkan, maka tindakan dengan ESWL tidak akan bermanfaat.

Batu dapat dipastikan letaknya dengan bantuan sinar Roentgen atau ultrasonografi yang terdapat pada setiap jenis alat ESWL.

Betapapun disebutkan bahwa dengan ESWL batu dapat dipecahkan menjadi bagian yang lebih kecil dari 2 mm, belum tentu pasca tindakan semua batu akan pecah menjadi fragmen-fragmen hingga ukuran yang dikehendaki. Selain itu batu yang telah dipecahkan membutuhkan waktu untuk keluar semua. Bedah, Tom Walaupun dinyatakan bahwa gelombang kejut yang dipergunakan tidak akan merusak jaringan ginjal secara permanen, kerusakan yang ada perlu diawasi baik dari segi kemungkinan terjadinya infeksi atau kerusakan yang dapat mengakibatkan gejala sisa.bedah

Operasi terbuka

Operasi endoskopik (PNCL, URS-Lithotripsi, litotripsi mekanik, dll), atau

ESWL

Terapi konservatif dengan pemberian diuretik hanya dilakukan pada batu ureter yang berukuran diameter 5 mm dengan hidronefrosis ringan yang nyeri koliknya sudah diatasi. kapsel

Konservatif diberikan spasmolitik untuk relaksasi otot ureter, banyak minum dan olahraga, diuretika, analgetik, sedativa. Antibiotika diberikan bila terdapat infeksi.

Pembedahan dilakukan untuk mengeluarkan batu ginjal, ureter atau buli-buli yang tidak mungkin diharapkan dapat keluar spontan, dilakukan bila fungsi ginjal masih baik. Bila fungsi ginjal buruk dilakukan nefrektomi???. Batu buli-buli besar dapat dipecahkan dengan litotripsi. Bila batu lebih besar dari 4 cm, biasanya dilakukan vesikolitotomi (seksio alta). Pada anak biasanya hanya dilakukan seksio alta????.AUI, kapselSebagian besar pasien dengan nefrolitiasis mempunyai gangguan metabolik menyebabkan terjadinya batu dan yang dapat dideteksi dengan analisis kimia serum dan urin. Evaluasi praktis dari pasien rawat jalan terdiri dari tiga pengumpulan urin 24 jam, masing-masing dengan sampel darah yang sama; pengukuran kalsium serum dan urin, asam urat dan kreatinin, oksalat dan sitrat urin, dan elektrolit serum sebaiknya dilakukan. Jika mungkin komposisi batu ginjal ditentukan karena terapi tergantung pada tipe batu. Apapun gangguan yang ditemui, setiap pasien sebaiknya dinasihati untuk menghindari dehidrasi dan dianjurkan minum 6 sampai 8 gelas air setiap hari. Karena terapinya lama, penggunaan obat harus disesuaikan dengan aktivitas dan keparahan penyakit batu, dan untuk kepentingan mencegah terbentuknya batu yang baru.

Penatalaksanaan batu yang telah ada di ginjal atau saluran kemih memerlukan pendekatan kombinasi secara medis dan bedah. Terapi spesifik tergantung pada lokasi batu, luasnya obstruksi, fungsi ginjal, ada atau tidaknya infeksi saluuran kemih, perjalanan batu, dan risiko operasi atau anestesia menentukan keadaan klinis pasien. Pada umumnya, obstruksi yang berat, infeksi, nyeri yang membandel, dan perdarahan yang serius merupakan indikasi untuk pembuangan batu.

Pada waktu yang lalu, batu diangkat dengan operasi atau dengan 1498 Sekarang terdapat tiga alternatif:

1. Litotripsi ekstracorporeal, menyebabkan fragmentasi batu in situ di dalam ginjal, pelvis renalis, atau ureter bagian proksimal dengan cara memajankan batu itu pada gelombang kejut..

Tabel . RINGKASAN DAFTAR TERAPI UNTUK BERBAGAI TIPE BATU SALURAN KEMIH CECIL

INDIKASITERAPIKEBERHASILAN (%)

Semua tipe batuIntake cairan >>>< 50

Batu CaOx/CaHPO4

Hiperkalsiuria idiopatik1. Diet rendah Ca, Na dan protein

2. Diuretik Tiazid

3. Fosfat oral

4. Na sellulose fosfat?

85-90

?

?

Hipositraturia

-Asidosis tubulus ginjal

-Ileostomy atau

malabsorpsi usus halusPotasium sitrat

Potasium sitrat

Potasium sitrat?

88

?

Hiperoksaluria

-Intake >>>

-Enterik

-PrimerDiet rendah oksalat

Diet randah lemak

Suplemen Kalsium

Cholestyramine

Piridoksin?

?

?

?

?

HiperuricosuriaAllopurinol

Potasium sitrat86

?

Batu Asam UratAllopurinol

Potasium sitrat?

88

Batu StruvitExtracorporeal shockwave lithotripsy atau percutaneous nephroslithotomy

Asam asetohidroksamid30-40 untuk batu dengan diameter

< 2 cm

Mengontrol pembesaran batu bila dapat ditoleransi

Batu Sistin/ SistinuriaTiopronin

Penisilamin?

?

Tabel . Faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan batu saluran kemih patfis

Jenis BatuFaktor PredisposisiPengobatan Pencegahan untuk Mencapai pH Kemih yang Dibutuhkan

Kemih Asam

Kalsium Oksalat

HiperkalsiuriaSayuran, susu, buah (kecuali plum, plum kering, cranberry)

Natrium bikarbonat atau sitrat

Kristal Asam UratGout

SistinAminoasiduria

Kemih Basa

Tripel FosfatInfeksi saluran kemihDaging, roti, makanan berprotein, jus cranberry, plum, plum kering

Mandelamin

Kalsium FosfatHiperkalsiuria

Imobilitas lama

BATU KALSIUM

Kalsium oksalat terdapat pada 75 % batu ginjal dan merupakan komposisi batu yang paling sering ditemukan pada batu saluran kemih di negara maju.bedah Lebih sering dijumpai pada pria dengan perbandingan pria : wanita = 3 : 1.nefro

Dalam keadaan normal kalsium oksalat tidak berada dalam keadaan puncak saturasi di air kemih. Faktor utama yang menentukan saturasi kalsium oksalat adalah kalsium dan oksalat. Oksalat mempunyai potensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kalsium sebagai faktor saturasi di air kemih sehingga untuk menghindari terjadinya kristalisasi kalsium oksalat yang terpenting adalah mencegah ekskresi oksalat dalam air kemih. Sebagian berasal dari makanan (bayam, teh, kopi, coklat), tetapi sebagian besar bersumber dari metabolisme endogen.

Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, misalnya hiperparatiroidi dan kelebihan vitamin D. Hiperkalsiuria dapat disebabkan oleh resorbsi kalsium yang berlebihan dari tulang karena hiperparatiroidi, absorbsi kalsium yang berlebihan di usus, dan sebagian akibat gangguan resorpsi kalsium di tubulus ginjal.

Pada hiperparatiroidisme tentu dibutuhkan tindakan koreksi, sedangkan pada absorpsi selain mengurangi diit yang mengandung kalsium, juga dapat diberikan bahan yang mencegah absorpsi kalsium di usus. Bedah

PROGNOSIS

Prognosis batu saluran kencing tergantung dari faktor-faktor antara lain:

besar batu

letak batu

adanya infeksi

adanya obstruksi

Makin besar batu makin jelek prognosisnya. Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal, sehingga prognosis menjadi jelek.

PENCEGAHAN Deterrence/Prevention: Prevention of new stone formation requires a combination of medication, large fluid intake, and diet restriction described above.

Minum banyak

Untuk mencegah terjadinya batu saluran kemih harus dilihat faktor-faktor yang ikut berperan mempengaruhi kalkuligenesis. Analisis batu untuk mengetahui jenis batu dapat membantu dalam langkah pencegahan terjadinya rekurensi.ui

Dengan menghilangnya faktor-faktor yang mempengaruhi kalkuligenesis serta pengaturan jenis makanan dan minuman terhadap penderita-penderita yang telah diketahui jenis batunya, terjadinya batu saluran kemih dan kemungkinan terjadinya rekurensi akan dapat dicegah. Net1 Untuk memperoleh intake cairan yang mencukupi, volume urin antara 2 sampai 3 liter sehari harus selalu dipertahankan. Cecil,tom

Patient Education: Patient and parent education regarding risk factors for additional stone formation and diet and medication complications is very important.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hassan R, Alatas H, Latief A, dkk. Batu traktus urinarius. Dalam buku: Ilmu kesehatan anak jilid 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985: 840-843.

2. Rahardjo JP, Tessy A. Batu saluran kencing. Dalam buku: Soeparman, Sukaton U, Waspadji S dkk, ed. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1998: 337-340.

3. Widjoseno-Gardjito, Puruhito, Achmad IA, dkk. Urolitiasis. Dalam buku: Sjamsuhidajat R, Jong Wd, Ahmadsyah I dkk, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi revisi. Jakarta: EGC, 1997:1024-1034.

4. Parsudi I. Kuliah nefrologi. Semarang, Balai Penerbit FK Undip, 1994: 32-37.

5. Budjang N. Traktus Urinaria. Dalam buku: Radiologi Diagnostik. Editor Rasad S, Kartoleksono S, Ekayuda I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1996:273-307.

6. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, dkk, editor. Batu saluran kemih. Dalam buku: Kapita selekta kedokteran. Edisi III (Jilid 2). Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 2000: 334-336, 489-490.

7. Keith Hruska. Renal calculi (nephrolithiasis). In: Bennet JC, Plum F, editors. Cecil textbook of medicine. 20th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 1996: 613-617.

8. Souhami RL, Moxham J. Urinary stone. In: Souhami RL, Moxham J, editors. Textbook of medicine. Third edition. London: Churchill Livingstone, 1997: 887-890.

9. Lemann J, Jr. Nephrolithiasis. In: Stein JH, Hutton JJ, Kohler PO et al, editors. Internal medicine. Third edition. Boston: Little, Brown and Company, 1990: 821-831.

10. Asplin JR, Coe FL, Favus MJ. Nephrolithiasis. In: Fauci AS, Braunwald E, Isselbacher KJ et al, editors. Harrisons principle of internal medicine volume 2. 14th edition. Singapore: McGraw-Hill Companies, 1998: 1569-1577.

11. Schteingart DE. Gangguan metabolisme kalsium. Dalam buku: Wijaya C, ed. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi empat. Jakarta: EGC, 1995: 1083-1087.

12. Wilson LM. Prosedur diagnostik pada penyakit ginjal. Dalam buku: Wijaya C, ed. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi empat. Jakarta: EGC, 1995: 795-808.

13. Neiberger R. Urolithiasis. University of Florida and Shands Hospital. [on line]: URL. www.emedicine.com/ped/topic2371.htm , 2002.

14. www.klinikpria.com/datatopik/batusalurankemih/tandadangejalaadanyabatu.html

15. http://www.urologychannel.com/kidneystones/index.shtml

Medical therapy depends on the type of stone produced. Children with idiopathic hypercalciuria caused by renal tubular calcium leak may benefit from treatment with a thiazide. If idiopathic hypercalcinuria is gastrointestinal absorptive and a low-calcium diet does not return urinary calcium levels to the reference range, cellulose sodium phosphate or neutral sodium phosphate may be beneficial in reducing dietary calcium absorption.

Hypocitraturia is treated with oral potassium citrate. Supplemental citrate leads to correction of hypocitraturia.

Struvite stones require treatment with an appropriate antibiotic. Surgical intervention or ESWL may be necessary if the stone produces high-grade obstruction, if antibiotic therapy is not adequately eliminating infection, or after infection is cleared to remove stone fragments.

Uric acid stones require alkalinization of urine with sodium bicarbonate or potassium citrate in 4 divided doses. Urine pH should be maintained at 7.5 or greater. Uric acid is much more soluble in alkaline than acid urine. Allopurinol is indicated in children with uric acid lithiasis whose daily uric acid excretion exceeds the reference range.

Drug Category: Alkalinizing agents -- Used to increase urinary pH and/or provide increased citrate in the urine in persons with hypocitruria. Both have a tendency to increase solubility of some minerals.

PRIVATEDrug Name

Sodium citrate and citric acid (Bicitra) -- Alkalinizing agents indicated for systemic metabolic acidosis (ie, renal tubular acidosis), urinary alkalinization, or hypocitraturia. Contains disodium citrate. Administered PO and is metabolized to bicarbonate by liver.Bicitra contains 500 mg sodium citrate and 334 mg citric acid per 5 mL (ie, 1 mEq potassium and 1 mEq sodium per 1 mL).

Adult Dose15-30 mL PO pc and qhs, titrate based on tolerance and response

Pediatric Dose2-15 mEq/kg/d PO divided pc and qhsDistal RTA: 2 mEq/kg/d PO initially; adjust dose to normalize serum bicarbonate and urinary calcium excretionHypocitruria: 5 mEq/kg/d PO initially; adjust dose to maintain reference range serum bicarbonate and urinary citrate levels

ContraindicationsNo absolute contraindications; use cautiously in children with peptic ulcer disease or heart, kidney, or liver failure or aluminum toxicity or hypernatremia; may produce hypokalemia in children with dRTA

InteractionsDecreases therapeutic levels of lithium, chlorpropamide, methotrexate, tetracyclines, and salicylates because of urinary alkalinization; increases toxicity of amphetamines, ephedrine, quinine, and quinidine because of urinary alkalinization

PregnancyC - Safety for use during pregnancy has not been established.

PrecautionsHeart failure; aluminum toxicity; renal insufficiency; hypernatremia; chill each dose to improve palatability; mix each dose with 1-3 oz of water and then follow with water

PRIVATEDrug Name

Sodium citrate and potassium citrate mixture (Polycitra) -- Alkalinizing agent indicated for treatment of systemic metabolic acidosis, urinary alkalinization, or hypocitraturia. Administered PO and metabolized to bicarbonate in the liver.Each 5 mL of Polycitra contains sodium citrate 500 mg, citric acid 334 mg, and potassium citrate 550 mg (each mL contains 1 mEq potassium, 1 mEq sodium, and 2 mEq bicarbonate).

Adult Dose15-30 mL PO pc and hs based on tolerance and response

Pediatric Dose2-15 mEq/kg/d PO divided pc and hsDistal RTA: 2 mEq/kg/d PO initially; titrate to maintain serum bicarbonate and urinary calcium excretion within the reference rangeHypocitraturia: 5 mEq/kg/d PO initially; adjust to maintain reference range serum bicarbonate and urine citrate

ContraindicationsNo absolute contraindications

InteractionsInteractions may occur with ephedrine, pseudoephedrine, amphetamines, quinidine, quinine, or aluminum-containing antacids

PregnancyC - Safety for use during pregnancy has not been established.

PrecautionsHeart failure; aluminum toxicity; renal insufficiency; hyperkalemia

Drug Category: Diuretics -- Used to decrease urinary calcium excretion.

PRIVATEDrug Name

Hydrochlorothiazide (Esidrix, HydroDIURIL, Microzide, Oretic) -- By an unknown mechanism, decreases urinary calcium excretion. By lowering urinary calcium concentration, the risk of calcium forming complexes with anions (eg, oxalate, phosphate) is reduced.

Adult Dose50 mg PO qd/bid for hypercalciuria

Pediatric Dose1-2 mg/kg/d PO divided qd/bid for hypercalciuria; not to exceed adult dose

ContraindicationsDocumented hypersensitivity; hypersensitivity to thiazide diuretics or sulfonamides; renal impairment (clearance 10 years: 200-300 mg/d PO in divided doses

ContraindicationsDocumented hypersensitivity; breastfeeding

InteractionsWarfarin; aluminum hydroxide; amoxicillin; uricosuric agents; ampicillin; azathioprine; thiazide diuretics; theophylline; cyclosporine; alcohol decreases effects; increases incidence of rash when used concurrently with ampicillin or amoxicillin; coadministration with large amounts of vitamin C acidify urine and may cause kidney stone formation; allopurinol inhibits metabolism of azathioprine and mercaptopurine

PregnancyC - Safety for use during pregnancy has not been established.

PrecautionsSignificant dosing reduction may be necessary for reduced renal or liver function, use with caution and monitoring; rash and GI symptoms (eg, nausea, vomiting, gastritis, dyspepsia) are some of the more common adverse drug reactions; take after meals with plenty of fluids

BATU KALSIUM

Kalsium oksalat terdapat pada 75 % batu ginjal dan merupakan komposisi batu yang paling sering ditemukan pada batu saluran kemih di negara maju.bedah Lebih sering dijumpai pada pria dengan perbandingan pria : wanita = 3 : 1.nefro

Dalam keadaan normal kalsium oksalat tidak berada dalam keadaan puncak saturasi di air kemih. Faktor utama yang menentukan saturasi kalsium oksalat adalah kalsium dan oksalat. Oksalat mempunyai potensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kalsium sebagai faktor saturasi di air kemih sehingga untuk menghindari terjadinya kristalisasi kalsium oksalat yang terpenting adalah mencegah ekskresi oksalat dalam air kemih. Sebagian berasal dari makanan (bayam, teh, kopi, coklat), tetapi sebagian besar bersumber dari metabolisme endogen.

Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, misalnya hiperparatiroidi dan kelebihan vitamin D. Hiperkalsiuria dapat disebabkan oleh resorbsi kalsium yang berlebihan dari tulang karena hiperparatiroidi, absorbsi kalsium yang berlebihan di usus, dan sebagian akibat gangguan resorpsi kalsium di tubulus ginjal.

Pada hiperparatiroidisme tentu dibutuhkan tindakan koreksi, sedangkan pada absorpsi selain mengurangi diit yang mengandung kalsium, juga dapat diberikan bahan yang mencegah absorpsi kalsium di usus. Bedah

Supplements

Magnesium citrateTake 500 mg daily. Low magnesium intake has been linked to stone formation. Magnesium supplementation can decrease the size of an existing stone and prevent further formations. Citrate supplementation prevents further stone formation.

Vitamin B-6Take 25 mg daily. A B-6 deficiency increases urinary oxalate, which leads to kidney stones; but even in those who are not deficient, B-6 reduces urinary oxalate levels.

131