Upload
hayu-amaliadiarti
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 Radiografi Periodontal
1/9
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek kedokteran gigi umum mencakup sebagian besar pemeriksaan, diagnosa, perencanaanperawatan, perawatan, dan pencegahan penyakit. Dokter gigi sering menggunakan sinar-x atau
peralatan lainnya untuk membantu penegakkan diagnosis. Perawatan dapat mencakuppencabutan saraf gigi, pencabutan gigi, penggantian gigi yang tercabut. Dokter gigi juga sering
melakukan anestesi untuk meringankan nyeri. Peran terpenting dari dokter gigi umum adalah
tindakan pencegahan. Jika seorang dokter memeriksa pasiennya secara berkala, maka penyakit
dapat dideteksi lebih awal dan dirawat sebelum menjadi penyakit yang parah dan serius.Kedokteran gigi telah lebih dari satu abad menggunakan pemeriksaan radiografi sebagai sarana
untuk memperoleh informasi diagnostik mengenai tulang yang tidak dapat diperoleh dari
pemeriksan klinis dan pemeriksaan lainnya salah satunya adalah kerusakan tulang alveolar yangmerupakan masalah penting dalam kedokteran gigi terutama dalam penyakit periodontal.
Indikator kualitas tulang yang banyak digunakan dalam penelitian radiografi adalah kepadatantulang trabekulasi rahang.Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran, pemeriksaan
radiografik telah menjadi salah satu alat diagnostik utama di bidang kedokteran gigi. Pencitraan
modern (modern imaging) yang dapat memberikan informasi diagnostik lebih baik dan akurat,
telah pula di kembangkan sejak 1970an. Di Indonesia sarana radiografi modern ini pula masihbanyak digunakan. Walaupun demikian pemeriksaan radiografik yang menggunakan andalan
bagi sebagian besar praktisi kedokteran gigi di Indonesia. Proyeksi standar yang sudah banyak di
gunakan oleh dokter gigi umum seperti proyeksi intra oral, panoramik dan lateral sefalometri,meskipun terlihat sederhana, sesungguhnya dapat memberikan informasi diagnosti lebih banyak
untuk memenuhi kebutuhan klinis yang maksimal.
Untuk setiap proyeksi memang terdapat ketentuan pengaturan standard. Namun demikian tidakselalu radiograf yang dihasilkan dengan teknik standar dapat memenuhi tujuan pemeriksaan yang
daiinginkan dokter gigi.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa gambaran radiografi pada kedokteran gigi untukberbagai tujuan pemeriksaan, khususnya pada penyakit periodontal. Diharapkan tulisan ini dapat
membantu peningkatan pelayanan radiologi kedokteran gigi dan membuka wawasan sejawat
tentang bagaimana memaksimalkan pemeriksaan radiografik kedokteran gigi.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jenis-Jenis Radiografi pada Pemeriksaan Periodontal
Radiografi merupakan pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosa penyakit periodontal,
menentukan prognosis dan mengevaluasi hasil perawatan. Meskipun begitu radiografi hanya
merupakan pemeriksaan tambahan dan bukan pemeriksaan pengganti. Radiografi menunjukkanperubahan pada kalsifikasi jaringan. Radiografi tidak menampakan aktifitas seluler, tapi hanya
7/29/2019 Radiografi Periodontal
2/9
menampakan efek seluler pada tulang dan akar. Teknik khusus belum digunakan secara klinik
untuk menentukan atau menunjukan perubahan jaringan lunak periodonsium.1 Radiografi yang
paling umum digunakan dalam praktek kedokteran gigi umum adalah bitewing dan periapikal.2
Radiografi Bitewing
Bitewing radiografi ini digunakan untuk melihat permukaaan proksimal dari gigi dan crest tulangalveolar pada rahang atas dan rahang bawah dengan film yang sama. Selain digunakan untuk
mndeteksi interproksimal yang hilang, juga dapat membrikan informasi status pasien
periodontal. Puncak dari inter proksimal garis tulang alveolar relatif pada CEJ dapat diobservasi.Selain itu, deposit kalkulus subgingival mungkin diseteksi. Bagaimanapun, nilai dari bitewing
radiografi dalam diagnosis pada penyakit periodontal ini terbatas karena hanya bagian dari
korona pada akar gigi yang diobservasi, dan ini terbatas untuk regio molar dan premolar.2
Untuk radiografi bitewing, film ditempatkan di samping mahkota yang tinggi dan rendahnyasejajar dengan long axis gigi. Sinar x-ray diproyeksikan setelah film kontak dengan area gigi dan
perpendicular. Proyeksi geometri bitewing dapat dijadikan evaluasi dalam relasi antara
interproksimal alveolar crest & CEJ, tanpa adanya kerusakan jika kehilangan tulang pada
periodontal hebat dan permukaan tulang tidak bisa dilihat pada radiografi bite wing regular, filmdapat ditempatkan vertikal untuk menutupi area yang lebih lebar pada rahang. Lebih dari dua
film bitewing ditempatkan secara vertikal mungkin dibutuhkan untuk menutupi seluruh areainterproksimal pada area yang diperiksa.1
Radiografi Periapikal
Radiografi periapikal ini tidak hanya digunakan untuk membantu diagnosis banding dari gejala
yang diperlihatkan oleh pasien, tetapi juga untuk menyaring proses patologi yang tidak terdeteksi
pada gigi dan tulang alveolar di sekitarnya.2 Radiografi periapikal diambil dengan teknik longcone paralel atau bisection-of-the angle yang seringkali tidak menunjukan relasi yang tepat
antara tulang alveolar dan cementoenamel junction (CEJ). Terutama pada kasus palatum dangkal
atau dasar mulut yang tidak dapat ditempatkan film periapikal.1
Prichard menggambarkan 4 kriteria untuk menentukan angulasi yang adekuat pada radiografi
periapikal :1. Pada radiografi harus nampak ujung cusp M dengan minimal permukaan oklusal.
2. Lapisan enamel dan ruang pulpa tampak nyata.
3. Ruang interproksimal terbuka.
4. Kontak proksimal tidak overlap kecuali ada kelainan anatomi.
Dalam diagnosa penyakit periodontal, radiografi periapikal dapat menyediakan informasi yang
bermanfaat yang tidak dapat diperoleh malalui pemeriksaan jaringan lunak itu sendiri. Informasiyang diperoleh antara lain :
1. Gigi2
- Mahkota klinis-rasio akar: pada intinya, rasio antar panjang akar yang dikelilingi oleh tulangdan gigi yang masih tersisa
- Bentuk dan ukuran pada mahkota dan akar: suatu gigi dengan mahkota yang kecil dan akar
yang panjang, prognosisnya lebih baik daripada suatu gigi dengan mahkota yang besar dan akar
7/29/2019 Radiografi Periodontal
3/9
yang pendek. Akar yang mengecil diujung mempunyai area permukaan yang sedikit pada
attachmen periodontal daripada akar yang tumpul.
- Posisi akar dari gigi yang berakar banyak: gigi yang berakar banyak, terdapat penyatuan akarmemiliki prognosis yang buruk, dibanding dengan akar yang memiliki pemisah yang tebal.
- Posisi dari gigi dalam relasi dengan gigi disampingnya: membuka kontak poin atau menutup
proksimal dengan gigi yang berdekatan dapat dilihat pada radiografi, dan mungkin area yangpenting dimana masalah periodontal terjadi.
- Adanya kalkulus: baik subgingival dan deposit kalkulus supragingiva dapat dilihat pada
radiografi periapikal.- Adanya resorbsi akar: Resorbsi internal atau eksternal akar dapat dideteksi.
- Kontur dan tepi pada restorasi: hubungan antara interproksimal yang overhanging dan atau
kontur restorasi yang sedikit, hilangnya tulang periodontal dapat dilihat melalui pemeiksaan
radiografi.- Fraktur pada akar. Gigi dengan fraktur horizontal ataupun vertikal dapat hadir dengan gejala
periodontal
- Anatomi dan patologi pulpa: bentuk anatomi dari pulpa dan saluran akar dapat dilihat,
demikian pula patologi pulpa2. Tulang2,3
- Pola kehilangan tulang: apakah kehilangan tulang horizontal atau vertikal?Penting untuk dicatat bahwa treatment modality dan treatment outcome bisa saja berbedda antara
kehilangan tulang horizontal dengan vertikal.
- Tingkat/luasnya kehilangan tulang: apakah kehilangan tulang secara umum pada gigi-gigi atausecara lokal pada gigi tertentu?
Membandingkan radiografi dengan dental probing dan area resesi akan membantu dalam
menyimpulkan tingkat attachment loss.
- Keparahan kehilangan tulang: ini dapat digambarkan dalam bentuk persentase, mengambiltinggi normal tulang hanya sampai diawah CEJ dan menghitung panjang akar.
- Furcation involvement: apakah terdapat bukti radiolusensi pada area furkasi?
- Lamina dura: secara signifikan lamina dura tidak jelas. Sedangkan kehadiran lamina duramengindikasikan tulang pendukung yang baik, ketiadaanya tidak selalu berarti patologis.
- Jarak ligamen periodontal: perluasan pada jarak ligamen periodontal dapat mengindikasikan
gigi tersebut menjadi subjek tekanan oklusal atau mengalami kegoyangan. Ini juga dapat menjaditanda adanya inflamasi pulpa, oleh karena itu pemeriksaan klinis yang hati-hati dibutuhkan untuk
membuat suatu dignosa.2
Radiografi PanoramikRadiograf panoramik memberikan gambaran umum mengenai struktur oral, dan digunakan untuk
menentukan pola kehilangan tulang secara umum. Radiografi panoramik tidak cocok untuk
menentukan derajat kehilangan tulang yang berhubungan dengan gigi individual, dimana terlihatdistorsi yang hebat dan garis luar pada batas tulang sering tidak jelas karena tumpang-tindih dari
struktur yang menghalangi.2
7/29/2019 Radiografi Periodontal
4/9
Gambar 1. Diagram skematik dari radiografi periapikal (A) dan bitewing (B). Angulasi dari
tabung sinar-X dan film pada radiogafi periapikal mengubah jarak antara alveolar crest dan CEJ
(bandingkan a-b dengan a-b). Sebaliknya proyeksi geometri pada radiografi bitewingmenunjukkan penggambaran yang akurat (a-b) dari jarak antara alveolar crest dan CEJ (a-b)
Gambar 2. Radiografi periapikal (A) dan bitewing (B) pada pasien periodontitits yang bergigi
lengkap. Film radiografi periapikal secara jelas menggambarkan terlalu rendah sejumlahkehilangan tulang (panah putih). Oleh karena proyeksi geometri yang tepat, tinggi tcrest alveolar
secara akurat digambarkan pada radiografi bitewing (panah putih).
2.2 Gambaran Radiografi Beberapa Penyakit Periodontal
Gingivitis
Penemuan radiografi uang umum ditemukan pada gingivitis, yaitu :
Tidak ada bukti kehilangan tulang.Terdapat crestal lamina dura
Tingkat tulang alveolar antara 1-2 mm dari are CEJGambar 3. Radiografi pada gingivitis
Periodontitis
Urutan perubahan radiografi pada periodontitis dan penyebab perubahan jaringan lunak antara
lain1:1. Kekaburan dan putusnya kontuinitas dari lamina dura, pada bagian mesial atau distal dari crest
septum interdental dipertimbangkan sebagai perubahan radiografi yang paling awal terlihat pada
periodontitis (Gambar 4, A dan B). Hasil dari perluasan inflamasi gingiva pada tulang,menyebabkan pelebaran saluran pembuluh dan reduksi kalsifikasi jarungan lunak pada septal
margin. Perubahan itu, bagaimanapun tergantung pada teknik radiografi (angulasi dari tube,
penempatan film) dan pada variasi anatomi (ketebalan dan densitas dari tulang interdental, posisigigi di sampingnya). Tidak ada hubungan yang ditemukan antara crest lamina dura pada
radiograf dengan atau tidak terjadinya inflamasi klinik, perdarahan pada saat probing, poket
periodontal, dan kehilangan perlekatan,. Oleh karena itu disimpulkan bahwa terdapatnya crest
lamina dura yang utuh dapat menjadi indikator dari kesehatan periodontal, mengingatkeberadaannya berhubungan dengan diagnostik yang kurang.
2. Area radiolusensi yang berbentuk baji terbentuk pada bagian mesial atau distal dari crest
tulang septal3. Proses destruksi berjalan sepanjang crest septum interdental dan tingginya berkurang.
Proyeksi radiolusensi seperti jari memanjang dari crest masuk ke dalam septum (Gambar 4, C).
Proyeksi radiolusen kedalam septum interdental adalah hasil perluasan yang lebih dalam dariinflamasi ke dalam tulang. Sel inflamatori dan cairan, proliferasi dari sel penghubung jaringan
lunak, dan pertambahan osteoklas menyebabkan pertambhan resorbsi tulang sepanjang
pingggiran endosteal pada ruang medulla. Proyeksi radiopak yang memisahkan ruang radiolusen
adalah gambar komposite yang erosi sebagian pada tulang trabekula.
7/29/2019 Radiografi Periodontal
5/9
4. Tinggi interdental septum makin berkurang oleh karena perluasan dari inflamasi dan resorbsi
tulang (Gambar 4, D).
Gambar 4. A. Interdental septa tampak normal B. Penyatuan dan putusnya kontuinitas
laminadura pada crest tulang bagian distal ke I1. terdapat area radiolusen tajam pada cres dari
septum interdental C. Proyeksi radiolusen dari cres kedalam septum interdental mengindikasikanproses perluasan destruksi D. Kehilangan tulang yang berat.
Kawah Interdental
Kawah interdental tampak sebagai daerah ireguler (tidak beraturan) dari reduksi radiopak pada
puncak tulang alveolar. Kawah biasanya tidak tajam batas pemisahnya dari crest tulang, kadang-
kadang berangsur angsur bercampur. Radiograf yang tidak akurat menggambarkan morfologiatau kedalaman dari kawah interdental, yang kadang-kadang tampak sebagai kerusakan
vertikal.1
Furcation InvolvementDiagnosis sementara dari furcation involvement dibuat dari pemeriksaan klinis, termasuk di
dalamnya probing hati-hati dengan probe yang khusus. Radiografi berguna tetapimemperlihatkan benda yang memperkenankan furcation involvement hadir tanpa perubahan
radiografi dapat dideteksi.1
Pada umumnya, kehilangan tulang yang banyak akan tampak pada radiografi. Variasi padateknik radiografi tidak memperjelas keberadaan furcation involvement yang luas. Suatu gigi
dapat menunjukkan bifurcation involvment pada satu film (Gambar 5, A), tetapi tampak tidak
terlibat dengan lainnya (Gambar 5, B). Radiografi harus diambil dari sudut yang berbeda untuk
mengurangi resiko tidak terlihatnya furcatio involvement.1
Gambar 5. A. Furcation involvement ditunjukkan oleh radiolusensi triangular pada area bifurkasi
pada molar pertama rahang bawah. Pada molar kedua hanya ditemukan sedikit penebalan pada
space periodontal di area bifurkasi. B. Beberapa daerah sama, sudut yang berbeda. Radiolusentriangular pada bifurkasi Molar pertama hilang
Pengenalan dari radiolusensi yang luas dan secara jelas pada area furkasi menandakan tidak ada
masalah, tetapi perubahan radiografi yang dihasilkan oleh furcation involvment seringkali
diabaikan. Untuk membantu radiograf mendeteksi furcatio involvment, lakukan beberapa kriteriadiagnosis yang disarankan1:
1. Perubahan radiografik yang ringan pada daerah furkasi, hendaknya diteliti secara klinis
terutama bila kehilangan tulang pada daerah dekat akar
7/29/2019 Radiografi Periodontal
6/9
Gambar 6. Furcation involvement dipengaruhi oleh penyatuan bifurkasi molar pertama rahang
bawah. Terutama ketika dihubungkan dengan kehilangan tulang pada akar
2. Pengurangan radiodensitas daerah furkasi pada outline dari tulang trabekular menunjukkanadanya furcatio involvment
Gambar 7. Furcatio involvement diindikasikan pada molar pertama dan kedua rahang olehpenebalanpada ruang periodontal dalam daerah furkasi. Furkasi pada molar ketiga juga termasuk,
tetapi sebagian penebalan ruang periodontal tidak jelas oleh garis oblik eksternal.
3. Sewaktu-waktu bila ada tanda kehilangan tulang yang berhubungan dengan molar berakartunggal, ini dapat diasumsikan terjadi furcation involvment.
Gambar 8. Furcation involvement pada molar pertama, dihubungkan dengan kehilangan tulang
pada distal akar
Gambar 9. Furcation involvement pada molar pertama, tidak jelas oleh radiopak akar lingual.
Jarak garis horizontal akar distobukal pada batas apikal, yang mana ditutup oleh tulang, dari sisa
kar, dimana terjadi kerusakan tulang.
Abses PeriodontalTipikal radiografi yang menunjukkan abses periodontal memilki kekhususan pada daerah
radiolusensi sepanjang aspek lateral akar.1
Gambar 10. Daerah radiolusen pada aspek lateral akar dengan abses periodontal kronis
Gambar 11. Tipe radiografik tampak pada abses periodontal incisivus satu kanan
Namun, gambaran radiografik periodontal abses tidak selalu tipikal disebabkan oleh banyak
variabel, seperti berikut ini1:
7/29/2019 Radiografi Periodontal
7/9
Derajat lesi pada tahap awal periodontal abses akut sangat sakit tetapi tidak nampak perubahan
radiografik.
Perluasan destruksi tulang dan perubahan morfologi tulang.Lokasi abses. Lesi pada jaringan lunak poket periodontal adalah menghasilkan sedikit perubahan
radiografi dibandingkan pada jaringan pendukung yang lebih dalam. Abses pada aspek
lingual/fasial lebih kabur karena radiopak dari akar. Lesi pada interproksimal lebih terlihat padaradiografi.
Oleh karena itu, radiografi sendiri tidak terlalu dapat dipercaya untuk mendiagnosis abses
periodontal.1
Gambar 12. Abses periodontal pada daerah incisivus kiri dan kanan. B. Perluasan kerusakan
tulang dan penebalan ruang ligamentum periodontal di sekitar incisivus satu kanan
Localized Aggressive Periodontitis
Localized Aggressive (biasanya localized juvenile) periodontitis ditandai dengan kombinasidari beberapa radiografik berikut1:
Kehilangan tulang pada awalnya pada area incisivus atau daerah molar pertama rahang bawahdan rahang atas, biasanya bilateral, dan hasilnya vertikal, membentuk pola destruktif.
Kerusakan tulang dapat berkembang menjadi generelized, tetapi tetap sedikit kehilangan pada
premolar.
Gambar 13. Localized Aggressive periodontitis. Utamanya kerusakan tulang terjadi pada daerah
molar pertama dan anterior yang dipertimbangkan untuk karakteristik penyakit ini.
Trauma From Occlusion (TFO)Trauma From Occlusion (TFO) dapat menghasilkan deteksi radiografi dimana terdapat
perubahan lamina dura, morfologi alveolar crest, ketebalan dari saraf PDL, dan densitas di
sekeliling tulang lancellous. Lesi traumatik bermanifestasi lebih jelas pada bagian fasiolingual,karena bagian mesiodistal dari gigi mempunyai tambahan stabilitas oleh daerah kontak dengan
gigi tetangga. Untuk itu sedikit variasi pada permukaan proximal dapat mengedintifikasikan
perubahan yang hebat pada bagian fasial dan lingual.1
Perubahan radiografik pada daftar berikutnya tidak patognomonic dari TFO dan harusdiinterpretasikan dalam kombinasi dengan tanda klinis, kegoyangan gigi, tampak ada masalah,
poket yang dalam. Analisis kontak oklusal dan kebiasaan pada fase injuri dari traumatik oklusi
memperlihatkan kehilangan laminadura yang dapat terjadi pada apeks, furkasi dan daerahmargin. Kehilangan laminadura ini menghasilkan panebalan jarak PDL. Perubahan ini, terutama
ketika baru mulai atau terbatas; dapat lebih mudah pusing dengan variasi tehnik disebabkan oleh
sudut sinar X atau malposisi dari gigi. Ini dapat didiagnosis dengan pasti hanya denganradiografi dengan kualitas tinggi.
Fase repair dari trauma oklusi menghasilkan percobaan untuk memperkuat struktur periodontal
dengan dukungan yang lebih baik menunggu penambahan. Radiografinya, ini bermanifestasi dan
dan pelebaran jarak PDH, secara umum untuk secara khusus. Beberapa kerusakan lebih lanjut
7/29/2019 Radiografi Periodontal
8/9
yang dapat terjadi adalah kehilangan tulang alveolar yang labih dalam, kombinasi dengan
inflamasi pada marginal, dapat memberi petunjuk formasi poket infraboni. Pada tahapterminal,
lesi ini memperluas ke ujung akar, bertambah lebar, foto radiolusen pada periapikal. Resorbsiakar dapat dihasilkan perubahan berlebihan dari periodontium. Terutama disebabkan oleh alat
ortodonsi. Walaupun traumaoklusi menghasilkan banyak daerah resorbsi akar, area ini biasanya
tidak cukup untuk dideteksi secara radiografi.1
Gambar 14. Penebalan ruang periodontal disebabkan trauma from oklusion. Penambahan
densitas dari tulang disebabkan pembentukan tulang baru pada respon tekanan oklusal meningkat
2.3. Kriteria Radiografi Tambahan
Berdasarkan kriteria diagnostik, dapat digunakan sebagai petunjuk lebih lanjut pada radiografi
untuk mengidentifikasi penyakit periodontal1 :Garis horizontal yang radiopak di samping akar. Garis ini memisahkan bagian akar pada bagian
labial atau lingualtulang sebagian atau hancur sempurna dari sisa bagian tulang yangmendukung.
Pembuluh pada saluran di tulang alveolar. Hirschfield menjelaskan daerah radiolusen linear dan
sirkuler dihasilkan oleh saluran interdental dan foramina, tentu pembuluh darah menyuplaitulang dan normal radiografi ditemukan. Radiografi dari saluran seringkali menonjol, terutama
pada bagian anterior rahang bawah, bahwa kemungkinan mereka pusing dan hasil radiolusensi
dari penyakit periodontal.
Diferensiasi antara diobati dan penyakit periodontal yang tidak diobati.Ini kadang-kadang penting untuk ditentukan yang mana reduksi tulang hasil dari penyakit
periodontal yang destruksinya tidak panjang (biasanya setelah perawatan dan mendapat
pemeliharaan) atau keberadaan destruksi penyakit periodontal. Pengujian klinis yang dapatmembedakannya. Bagaimanapun, mendeteksi perubahan secara normal pada potongan jelas garis
luar septa peripheral menguatkan bukti dari destruksi penyakit periodontal.1
2.4. Rekaman Temuan Radiografi
Ini penting untuk mencatat temuan dari pemeriksaan radiografi pada rekaman perawatn pasien,
menyusun dan menyimpan radiografi sebagai referensi di masa yang akan datang. Pencatatanrekaman perawatan sebaiknya menunjukkan :
- Waktu radiografi diambil
- Tipe dari radiografi yang diambil- Alasan mengambil radiografi
- Keuntungan informasi diiagnostik dari uji radiograf
- Tes diagnostik lebih lanjut mungkin perlu untuk follow up apapun yang berhubungan denganradiografi.2
BAB III
7/29/2019 Radiografi Periodontal
9/9
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :- Radiografi merupakan pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosa penyakit periodontal,
menentukan prognosis dan mengevaluasi hasil perawatan.Radiografi hanya merupakan
pemeriksaan tambahan dan bukan pemeriksaan pengganti.- Radiografi yang paling umum digunakan dalam praktek kedokteran gigi umum adalah bitewing
dan periapikal.
- Empat kriteria dari Prichard untuk menentukan angulasi yang adekuat pada radiografiperiapikal: pada radiografi harus nampak ujung cusp M dengan minimal permukaan oklusal;
lapisan enamel dan ruang pulpa tampak nyata; ruang interproksimal terbuka; dan kontak
proksimal tidak overlap kecuali ada kelainan anatomi.
- Beberapa penyakit periodontal yang dapat dilihat dengan gambaran radiografi, yaitu: gingivitis,periodontitis, kawah interdental, furcation involvement, localized periodontitis, dan trauma from
occlusion.
- Pencatatan rekaman perawatan sebaiknya menunjukkan: waktu radiografi diambil; tipe dari
radiografi yang diambil; alasan mengambil radiografi; tambahan informasi diagnostik daripemeriksaan radiografi; dan tes diagnostik lebih lanjut mungkin perlu untuk follow up apapun
yang berhubungan dengan radiografi