6
RADIOLOGY of NORMAL THORAX & ABDOMEN dr.Abdul Latief Sp.Rad(K) tanggal 29 Des 09 huff,,, alhamdulllah akhirnya kelar!! ngedit materi satu ini diperlukan pengorbanan. demi teman2 semua…..pokoknya harus dibaca!! Mengapa seseorang melakukan pemeriksaan thorax? Karena ingin menegatahui keadaan thorax dalam dan luar. Kita memeriksa thorax luar dengan inspeksi. Untuk mengetahui bagian dalam dilakukan pemeriksaan menggunakan foto/pencitraan. Pencitraan tersebut menggunakan sinar x yang ditemukan Wilhelm Conrad Rontgen. Mari mengenal tokoh! WILHELM Conrad Rontgen adalah seorang fisikawan Jerman. Ia menerima Penghargaan Nobel Fisika pada 1901 untuk penemuan sinar-X. Penemuan ini menandai dimulainya zaman fisika modern dan revolusi kedokteran diagnostik. Pada 1895 ia mengadakan percobaan dengan aliran arus listrik dan tabung gelas yang dikosongkan sebagian (tabung sinar katode). Rontgen mengamati bahwa potongan barium platinosianida yang berdekatan melepaskan sinar saat tabung dioperasikan. Ia merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron) menembus dinding gelas tabung, terjadilah fluoresensi. Pengamatan lebih lanjut mengungkapkan bahwa kertas, kayu, dan aluminum, di antara bahan lain, transparan pada bentuk baru radiasi ini. Hal ini mempengaruhi plat fotografi dan menunjukkan beberapa sifat cahaya, seperti refleksi atau refraksi. Ia menyebutnya fenomena radiasi X/radiasi Rontgen. Rontgen mengambil fotografi sinar-X pertama dari bagian dalam obyek logam dan tulang tangan istrinya. Sesuatu yang menghalang sinar x maka akan memberikan gambaran putih (opaq) Sesuatu yang ditembus sinar x akan memberikan gambaran hitam (lucent) arcus aorta costae pulmo 1

Radiology of Normal Thorax

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Radiology of Normal Thorax

RADIOLOGY of NORMAL THORAX & ABDOMEN

dr.Abdul Latief Sp.Rad(K)

tanggal 29 Des 09

huff,,, alhamdulllah akhirnya kelar!! ngedit materi satu ini diperlukan pengorbanan. demi teman2 semua…..pokoknya harus

dibaca!!

Mengapa seseorang melakukan pemeriksaan thorax? Karena ingin menegatahui keadaan thorax dalam dan luar. Kita memeriksa thorax luar dengan inspeksi. Untuk mengetahui bagian dalam dilakukan pemeriksaan menggunakan foto/pencitraan. Pencitraan tersebut menggunakan sinar x yang ditemukan Wilhelm Conrad Rontgen.

Mari mengenal tokoh!

WILHELM Conrad Rontgen adalah seorang fisikawan Jerman. Ia menerima Penghargaan Nobel Fisika pada 1901 untuk penemuan sinar-X. Penemuan ini menandai dimulainya zaman fisika modern dan revolusi kedokteran diagnostik. Pada 1895 ia mengadakan percobaan dengan aliran arus listrik dan tabung gelas yang dikosongkan sebagian (tabung sinar katode). Rontgen mengamati bahwa potongan barium platinosianida yang berdekatan melepaskan sinar saat tabung dioperasikan.

Ia merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron) menembus dinding gelas tabung, terjadilah fluoresensi. Pengamatan lebih lanjut mengungkapkan bahwa kertas, kayu, dan aluminum, di antara bahan lain, transparan pada bentuk baru radiasi ini. Hal ini mempengaruhi plat fotografi dan menunjukkan beberapa sifat cahaya, seperti refleksi atau refraksi. Ia menyebutnya fenomena radiasi X/radiasi Rontgen. Rontgen mengambil fotografi sinar-X pertama dari bagian dalam obyek logam dan tulang tangan istrinya.

Sesuatu yang menghalang sinar x maka akan memberikan gambaran putih (opaq)

Sesuatu yang ditembus sinar x akan memberikan gambaran hitam (lucent)

arcus aorta

costae

pulmo

A.pulmonalis dextra jantung

Pada gambar di atas pulmo nampak lucent karena mengandung banyak udara pada alveolinya. Namun dibandingkan dengan udara di luar tubuh, udara dalam paru

1

Page 2: Radiology of Normal Thorax

memiliki warna lucent yang lebih rendah. Jika warna lucent paru-paru sama dengan udara luar tubuh maka ada kemungkinan pnemothorax (thorax memiliki udara) misal saat luka tusuk yg mengakibatkan paru-paru mengempis, maka di luar paru-paru terdapat udara.

Ukuran jantung dewasa: tidak boleh melebihi setengah diameter interthoracal (CTR: Cardio Thoracic Ratio)Ukuran jantung Batita : > setengah (sekitar 0,6 atau 0,7) tetapi jika melebihi

ukuran tersebut maka dicurigai bahwa jantung anak tersebut membesar.

Pemotretan thorax dapat dilakukan dengan 2 cara:Posteroanterior (PA): sinar dari belakang ke depanAnteroposterior (AP): sinar dari depan ke belakang.

Menurut penelitian : sumber sinar Rontgen dengan jarak 100 cm, diambil gambar AP dalam posisi berbaring, ukuran jantung (CTR) normal alah 0,56.

Dalam melihat hasil foto Rontgen harus diperhatikan adanya kelainan2 seperti garis-garis putih, kabut atau gambaran bulat seperti koin (coin lesion) pada paru-paru. Di Indonesia penyakit paru seperti TB (Tuberculosis) masih banyak. Cirinya : di paru-paru nampak gambaran seperti awan, khususnya di bagian apex. Mengapa di bagian apex? Karena vaskularisasi pada bagian apex relative sedikit, sehingga jika terdapat infeksi mudah berkembang. Tetapi kalau gambaran seperti awan ada di bawah, bukan merupakan TB. Kecuali pada orang yang lanjut usia, biasanya TB menyerang paru bagian bawah.

2

Page 3: Radiology of Normal Thorax

Gambar di atas merupakan foto lateral thorax. Mengapa diperlukan foto lateral? Karena dengan pemotretan AP maupun PA sesuatu yang di tengah thorax tertutup organ di depannya. Sehingga terlihat organ mana yang terletak di depan, tengah , maupun belakang cavum thorax.

Tampak adanya retrosternal air space, jika bagian tersebut hilang berarti ada jantung pasien membesar (cardio megaly).

Saat inspirasi: udara masuk diafragma mendatar/rendah (ketinggiannya adalah sebesar 10 costae)

NB: menghitung costae dari bawah.

3

Page 4: Radiology of Normal Thorax

Pada orang yang menderita asma biasanya ketinggian diaphragma hingga costae 12. Orang yang menderita asma jika melakukan inspirasi mudah, tetapi kesulitan untuk ekxpirasi.

Jantung langsing (Karena diaphragma turun)Saat ekspirasi: udara keluar

diaphragm melengkung/naik (ketinggian kurang dari 10 costae) Jantung terlihat membesar

Diaphragma

gelembung gaster

sinus costophrenicus

Warna sinus costophrenicus harus lucent, jika warnanya opaq maka disana terdapat cairan yang disebut efusi. Jika terjadi efusi paru maka sinus costophrenicusnya terlihat tumpul.

gambar disamping merupakan emfisema pada paru-paru. Yang terjadi pada orang yang menderita asma.Di mana jantung terlihat kecil karena tertekan oleh paru-paru yang mempunyai tekanan besar. Broncus paru-paru menyempit sehingga udara tidak bisa keluar dan menekan jantung.

4

Page 5: Radiology of Normal Thorax

Di atas merupakan contoh foto Rontgen yg tidak baik. Foto yang baik sesuai, tidak goyang,dan penyetelan kV (kilovoltage) tidak terlalu tinggi/rendah. Gambar kiri terlihat kabur karena penyetelan kV (kiloVoltage) yang terlalu rendah. Gambar kanan adalah foto ketika pasien yang difoto posisinya agak miring, sehingga costae terlihat rapat. Tetapi di negara kita tercinta foto yang seperti ini tetap dipake, karena apa? Harga satu film mahal..(back to economical problem).

Sekarang ini ada teknik foto Rontgen yang menggunakan CR (Computerized Radiography) jadi yang di belakang/layar bukan film melainkan plat elektronik yang kemudian diproses sehingga kualitasnya gambar dan pencahayaan baik.

Biasanya pasien yang akan difoto thorax berada dalam posisi berdiri, namun kalau keadaan pasien sakit maka posisi duduk diperbolehkan.. (pokoknya posisi upright/tegak), sinar dari belakang (PA).Sedangkan gambar kanan merupakan foto thorax supine (pasien terlentang/tidur),

sinar dari depan (AP). Ini juga dipakai saat pasien tidak mampu duduk dan berdiri.

pada gambar disamping terdapat bulatan (panah pendek) yang terletak di midclavicular line, ini bukanlah kanker. Dikatakan kanker jika bulatan terletak agak di atas (lihat panah panjang)

mengapa kanker bentuknya bulat, karena sel kanker berkembang scr teratur dari suatu titik menjadi suatu bola.

5

kanker

Page 6: Radiology of Normal Thorax

Kalau TB titik/bulatan berjumlah banyak tersebar sebesar biji wijen sehingga disebut milliary(kecil-kecil). Jika penyebaran TB melalui bronchus, biasanya titik-titik yang tampak di apex kecil-kecil semakin ke bawah semakin besar titiknya.

6