26
HUKUM DAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN “Rahasia Medis atau Jabatan Dokter” OLEH Nama : Angelius N. Matarau NIM : 1307011076 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

HUKUM DAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN

“Rahasia Medis atau Jabatan Dokter”

OLEH

Nama: Angelius N. Matarau

NIM : 1307011076

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2014

Page 2: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya

serta pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Penulis

juga mau mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang secara langsung maupun

tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah

ini. Untuk itu, diharapkan masukan dan kritikan yang membangun untuk memperbaiki

makalah ini.

Kupang, September 2014

Penulis

ii

Page 3: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

i

ii

iii

1

2

2

2

3

4

6

7

9

13

13

14

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.3 Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.4 Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.5 Metode Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Simpan Rahasia Jabatan Dokter. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2 Definisi Rahasia Kedokteran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.3 Peraturan Perundang-Perundangan Mengenai Rahasia Kedokteran. . . . .

2.4 Aspek Hukum Rahasia Jabatan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.5 Pengungkapan Rahasia Kedokteran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

BAB III PENUTUP

4.1 Simpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4.2 Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.

iii

Page 4: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak permulaan sejarah manusia, kita telah mengetahui adanya hubungan

kepercayaan di antara sesama manusia. Dunia medik, khususnya bidang kedokteran,

juga mengenal adanya hubungan kepercayaan yang berwujud transaksi terapi antara

dokter dan pasien, yang berjalan dalam suasana yang senantiasa diliputi oleh penuh

harapan dan kekhawatiran. Pasien sebagai pihak yang memerlukan pertolongan

percaya bahwa dokter dapat menyembuhkan penyakitnya. Sementara itu, dokter juga

percaya bahwa pasien telah memberikan keterangan yang benar mengenai

penyakitnya dan ia akan mematuhi segala petunjuk dokter.

Oleh karena itu hubungan dokter dengan pasien saat ini bukan hanya sekedar

hubungan antara seseorang yang menyembuhkan dan yang ingin disembuhkan,

namun lebih dari itu dokter adalah sebuah profesi yang dalam kesehariannya

memegang teguh prinsip-prinsip kepercayaan.

Taraf kesehatan yang ideal dalam masyarakat dapat terwujud apabila

masyarakat yang sedang sakit dapat segera ke dokter dan dengan ikhlas

mengemukakan segala keluhan yang dialaminya sehingga dokter dapat memberi

terapi yang tepat dan layak. Oleh karena itu, informasi dari diri pasien mempunyai

peranan yang signifikan dalam membuat diagnosis ataupun terapi. Untuk

mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya dari diri pasien maka dokter harus

mempunyai hubungan kepercayaan yang baik dengan pasien. Seorang dokter harus

terampil melakukan komunikasi dua arah yang baik sehingga hubungan kepercayaan

dapat terbina. Dengan itu, pasien tidak merasa takut apabila dokter akan menceritakan

penyakit yang dideritanya kepada orang lain. Jika kepercayaan tu tidak ada, tidak

mustahil banyak orang sakit yang enggan pergi ke dokter karena perasaan khawatir,

antara lain kalau penyakit yang dideritanya kelak diketahui oleh orang lain.

Dokter wajib merahasiakan apa yang diketahui dari pasiennya. Karena itu

merupakan hak pasien atas sifat kerahasiaan data-data mediknya. Kewajiban untuk

menyimpan rahasia pasien telah berlangsung lama, dimulai sejak lahirnya profesi

kedokteran. Sekarang ini kewajiban dan hak untuk menyimpan rahasia kedokteran

1

Page 5: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

telah diatur dalam perundang-undangan sehingga bagi yang melanggarnya akan

terkena sanksi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini antara lain :

1.2.1 Bagaimana sejarah simpan rahasia jabatan dokter?

1.2.2 Apa definisi rahasia kedokteran?

1.2.3 Apa saja peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan simpan

rahasia jabatan dokter?

1.2.4 Apa saja aspek hukum rahasia kedokteran?

1.2.5 Dalam keadaan apa saja dapat dilakukan pengungkapan rahasia kedokteran

dan apa peraturan yang mengaturnya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui sejarah simpan rahasia dokter.

1.3.2 Untuk mengetahui definisi rahasia kedokteran.

1.3.3 Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

simpan rahasia jabatan dokter.

1.3.4 Untuk mengetahui aspek hukum rahasia kedokteran.

1.3.5 Untuk mengetahui dalam keadaan apa saja dapat dilakukan pengungkapan

rahasia kedokteran dan apa peraturan yang mengaturnya.

1.4 Metode

Metode dalam penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan pustaka dan

metode browsing.

2

Page 6: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Simpan Rahasia Jabatan Dokter

Sudah sejak jaman kuno, norma-norma kesusilaan yang menjadi pegangan

para dokter ialah sumpah yang diciptakan oleh “Bapak Ilmu Kedokteran” Hippocrates

(469-377 S.M). Sumpah Hippocrates yang umurnya telah berabad-abad itu, maknanya

tersimpul dalam “segala sesuatu yang kulihat dan kudengar dalam melakukan

praktekku, akan kusimpan sebagai rahasia”. Di dalam Sumpah Hippocrates salah satu

pasal tentang rahasia jabatan Dokter bunyinya sebagai berikut: “Saya tidak akan

menyebarkan segala sesuatu yang mungkin saya dengar atau yang mungkin saya lihat

dalam kehidupan pasien-pasien saya, baik waktu menjalankan tugas jabatan saya

maupun di luar waktu menjalankan tugas jabatan itu. Semua itu akan saya pelihara

sebagai rahasia”.

Norma-norma kesusilaan yang bersumber pada Sumpah Hippocrates tersebut

dianggap tidak cukup karena banyak yang tergantung pada sifat dan kelakuan

seseorang yang berbeda-beda dan tidak selalu baik. Oleh karena itu, di berbagai

negeri ditegakkan norma-norma hukum. Norma-norma hukum itu pada umumnya

disusun untuk memperkokoh kedudukan rahasia jabatan sehingga dapat menjamin

kepentingan masyarakat.

Norma-norma susila dan hukum tadi dicantumkan dalam berbagai peraturan

dan undang-undang yang merupakan pedoman seorang dokter dalam melaksanakan

tugas dan profesinya, di antaranya sumpah atau janji dokter dan Kode Etik

Kedokteran Indonesia.

Rahasia adalah suatu hal yang tidak boleh atau tidak dikehendaki untuk

diketahui oleh orang yang tidak berkepentingan atau tidak berhak mengetahui hal

itu.Masalah larangan membuka rahasia pasian oleh dokter merupakan salah satu

masalah klasik dalam bidang kedokteran, sedemikian klasiknya sehingga dalam

banyak naskah kedokteran/kesehatan kita dapati ketentuan yang pada prinsipnya

melarang dokter untuk membuka rahasia pasiennya sudah ditentukan antara lain :

1. Sumpah Hippocrates

“… Apapun, dalam hubungan dalam hubungan dengan jasa professional saya

atau tidak dalam hubungan dengan jasa tersebut, yang saya lihat atau dengar,

3

Page 7: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

tentang kehidupan manusia, yang tidak harus dibuka ke pihak luar, saya tidak

akan berkhianat, sebagai pengakuan bahwa semua itu harus dijaga

kerahasiannya.”

2. Deklarasi Genewa

“… Saya akan menjaga rahasia yang diberikan kepada saya, bahkan setelah

pasien meninggal dunia.”

3. Sumpah Dokter Indonesia

“Demi Allah saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan merahasiakan segala

sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai

dokter.”

Temuan-temuan dalam rekam medik adalah langsung milik pasien dan pasien

berhak sepenuhnya untuk mengetahui isi rekam medik tersebut. Jadi, hakikatnya

hanya pasien yang berhak atas rekam medik itu, terkecuali jika pasien dalam keadaan

kritis, perlu penanganan yang membutuhkan dana, baru hal tersebut dapat di

beritahukan kepada pihak keluarga atau yang menjamin biaya pengobatan atau pasien

korban pembunuhan yang perlu saksi dari ahli untuk menentukan visum et revertum

korban.

Hubungan dokter dengan pasien adalah hubungan konfidensial, percaya-

mempercayai, dan hormat-menghormati. Oleh karena itu, dokter berkewajiban

memelihara suasana yang ideal tersebut, antara lain dengan memegang teguh rahasia

jabatan dan pekerjaannya sebagai dokter.

2.2 Definisi Rahasia Kedokteran

Trilogi rahasia medis :

1. Persetujuan medis (informed consent)\

2. Rekam medis

3. Rahasia medis

Rahasia medis adalah semua informasi objektif yang diberikan oleh pasien

baik lisan maupun tertulis yang didokumentasikan dalam suatu rekam medis yang

kemudian digunakan dokter untuk menetapkan diagnosis dan terapi. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa isi dari rahasia medis ini adalah milik pasien, sedangkan berkas

dari rekam medis adalah milik rumah sakit. Sehingga pasien mempunyai hak akses

untuk dapat mengetahui isi dari rekam medis. Berkas dari rekam medis disimpan rapi

4

Page 8: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

oleh rumah sakit. Rekam medis tidak boleh dibawa keluar dari rumah sakit oleh

dokter bahkan oleh pasiennya sendiri.

Rahasia medis ini hanya diketahui oleh dokter dan pasien. Rahasia ini harus

dipegang teguh oleh dokter, kecuali pasien sudah memberikan persetujuan medis

kepada dokter untuk memberitahukan rahasia medisnya kepada orang lain. Jadi,

dokter tidak berhak untuk menyimpan atau mengungkap isi dari rekam medis.

Peraturan mengenai menyimpan atau pun mengungkap rekam medis diatur

dalam Permenkes No.749a:

Pasal 11

Rekam medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya.

Pasal 12

Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat dengan

ijin tertulis pasien.

Pasal 13

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang seorang

penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.

Pasien mempunyai dua hak terhadap rahasia medis : hak akses dan hak

privacy. Hak akses adalah hak pasien atas wewenangnya untuk melihat atau

mengkopi data-data rekam medisnya sendiri. Pasien yang melihat isi dari rekam

medis harus didampingi oleh dokter sehinggatidak terjadi kesalahpahaman dalam

membaca isi rekam medis. Hak privacy adalah hak pasien untuk tidak boleh diganggu

dan dicampuri urusan pribadinya oleh orang lain tanpa persetujuannya.

Dokter harus menghargai hak pasien tersebut. Walaupun di beberapa keadaan

tertentu dapat terlanggar. Dokter berhak tidak memberitahukan seluruh isi dari rekam

medis kepada pasien dengan alasan akan membuat pasien semakain tertekan keadaan

mentalnya seperti pada pasien penyakit jiwa. Tetapi jika ia sudah sembuh/memaksa

untuk melihatnya dapat kita memperlihatkan rekam medis dengan resiko yang

ditanggung sendiri. Begitu juga dengan hak privacy, bukan merupakan pelanggaran

apabila kepentingan publik menuntut diberikannya publikasi tersebut.

5

Page 9: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

2.3 Peraturan Perundang-Perundangan Mengenai Rahasia Kedokteran

Sudah diketahui bahwa rahasia kedokteran merupakan salah satu kewajiban

dari seorang dokter. Hal-hal mengenai rahasia kedokteran tersebut telah dituangkan

dalam sumpah dokter, Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Peraturan Pemerintah

yang dikutip sebagai berikut :

Berdasarkan Sumpah dokter berdasarkan PP 1983 “Saya akan merahasiakan segala

sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai

dokter”.

Berdasarkan Kode Etik Kedokteran Indonesia pasal 13 “Setiap dokter wajib

merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang penderita, bahkan

juga setelah penderita itu meninggal”.

Berdasarkan Peraturan pemerintah no. 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia

kedokteran :

Pasal 1

Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh

orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya

dalam lapangan kedokteran.

Pasal 2

Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut

dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi

daripada Peraturan Pemerintah ini menentukan lain.

Pasal 3

Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah :

a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan

(Lembaran Negara tahun 1963 No. 79).

b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,

pengobatan dan/atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan.

6

Page 10: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

Selain kewajiban dokter untuk menjaga kerahasiaan kedokteran, terdapat pula hak

pasien untuk mendapatkan perlindungan rahasia seperti yang terdapat pada :

Hospital Committee of The Europen Economic Community Mei 1979 yang

menjelaskan hak-hak pasien salah satunya “setiap orang harus dijamin

kerahasiannya”.

Deklarasi Lisabon 1981 menjelaskan hak-hak pasien diantaranya “pasien berhak atas

privacy yang harus dilindungi, ia pun berhak atas sifat kerahasiaan data-data

mediknya”.

2.4 Aspek Hukum Rahasia Jabatan

Pelaksanaan rahasia jabatan tidak cukup hanya diatur oleh etik, tetapi

memerlukan pula pengaturan dalam undang-undang. Pelanggaran norma susila hanya

diancam oleh sanksi sosial dari masyarakat, sedangkan pelanggaran undang-undang

akan mendapat ancaman hukuman. Oleh karena itu, apabila rahasia jabatan juga

diatur dalam undang-undang, dokter yang melanggar peraturan itu juga dapat diancam

hukuman.

2.4.1 Pasal 322 KUHP

a. Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpan

karena jabatan atau pencariannya, baik sekarang maupun yang dahulu,

diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda

paling banyak enam ratus rupiah.

b. Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu

hanya dapat dituntut di atas pengaduan orang itu. Undang-undang ini

sudah selayaknya berlaku untuk setiap orang, yang atas pekerjaannya

wajib menyimpan rahasia, bukan hanya untuk dokter pemerintah, dokter

praktek swasta maupun dokter yang telah pensiun dan atau tidak praktek

lagi.

Seorang dokter yang dikenal sebagai pembuka rahasia mungkin sekali

prakteknya makin lama makin merosot sebagai akibat hukuman masyarakat.

Ayat b pasal 322 KUHP ini penting terutama berkenaan dengan rahasia

jabatan dokter. Menurut ayat ini, seorang dokter yang “membuka rahasia”

7

Page 11: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

tentang rahasia pasien tidak dengan sendirinya akan dituntut di muka

pengadilan, melainkan hanya sesudah terhadapnya diadakan pengaduan oleh

pasien yang bersangkutan.

2.4.2 Pasal 1365 KUH Perdata

Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada

seorang lain mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian,

mengganti kerugian tersebut. Seorang dokter berbuat salah kalau tanpa

disadari “membuka rahasia” tentang penderitaannya yang kebetulan terdengar

oleh majikan pasien itu, selanjutnya majikan itu melepaskan pegawai tersebut

karena takut penyakitnya akan menulari pegawai-pegawai lainnya.

Dengan demikian dokter dapat diajukan ke pengadilan karena

pengaduan pasien itu. Selain hukum karena tindak pidana menurut pasal 322

KUH pidana dokter itu dapat pula dihukum perdata dengan diwajibkan

mengganti rugi. Pada hakekatnya adanya ancaman hukuman perdata ini

menimbulkan berbagai soal yang sulit yang dapat terjadi dalam pekerjaan

dokter sehari-hari. Tentang hal ini kelak akan diuraikan lebih lanjut.

2.4.3 Peraturan pemerintah no. 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia

kedokteran

Pasal 4

Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai: wajib simpan rahasia kedokteran

yang tidak atau tidak dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 Kitab

Undang-undang Hukum Pidana, Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan

administratif berdasarkan pasal 11 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan.

Pasal 5

Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh mereka

yang disebut dalam pasal 3 huruf b, maka Menteri Kesehatan dapat

mengambil tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya.

Pasal 6

Dalam pelaksanaan peraturan ini Menteri Kesehatan dapat mendengar Dewan

Pelindung Susila Kedokteran dan/atau badan-badan lain bilamana perlu.

8

Page 12: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

2.5 Pengungkapan Rahasia Kedokteran

Dokter wajib menjaga kerahasiaan pasiennya baik yang dikemukakan oleh pasiennya

maupun isi dari rekam medis. Walaupun telah diatur oleh undang-undang atas wajib

simpan rahasia kedokteran tetapi ada pengecualian dimana rahasia kedokteran dapat

diungkapkan.

Pengungkapan rahasia kedokteran dapat dilakukan pada keadaan :

1. Atas ijin/otorisasi pasien

Pengungkapan rahasia kedokteran dapat diberikan atas dasar ijin dari pasien.

Pasien diberikan penjelasan tentang alasan pengungkapan rahasia. Dalam hal ini

pasien harus dalam keadaan yang kompeten. Demi keamanan, oleh rumah sakit

biasanya dimintakan Surat Izin Tertulis dari pasien/keluarganya secara khusus.

2. Keperluan asuransi

Untuk dapat mengungkapan rahasia kedokteran terhadap pihak asuransi,

terlebih dahulu sudah terdapat kesepakatan antara asuransi dengan pasien pada

saat mengikuti asuransi. Pihak asuransi harus menunjukkan kepada dokter lembar

persetujuan pasien atas pengungkapan rahasia medisnya. Dalam hal ini, dokter

tidak perlu menjelaskan tentang keadaan pasien secara menyeluruh, data terbatas

dan hanya yang relevan.

3. Dokter perusahaan

Adanya kontrak antara dokter dengan perusahaan melalui sebuah perjanjian.

Dengan itu maka hubungan dokter dengan perusahaan menjadi nomor satu

sedangkan hubungan dokter dengan pasien menjadi nomor dua. Hal ini sudah

menjadi kewajinan dokter untuk melaporkan hal-hal yang wajib lapor kepada

perusahaan walaupun data yang diberikan hanya terbatas dan yang relevan

berkaitan dengan public health & duty to warn.

4. Dokter penguji kesehatan

Adanya kontrak antara dokter dengan peminta uji kesehatan (biasanya tidak

selalu pasien sendiri). Jawaban dari hasil pemeriksaan adalah untuk peminta

kesehatan. Terlebih dahulu pasien diberitahukan tentang hal ini.

5. Kepada penguasa hukum

Adanya permintaan resmi terhadap pengungkapan rahasia kedokteran.

Pengungkapan rahasia sebaiknya diberikan dalam bentuk surat keterangan riwayat

penyakit yang ditulis dengna lengkap, jelas dan jujur serta menggunakan bahasa

9

Page 13: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

awam. Rekam medis tidak boleh diberikan karena rekam medis hanya boleh

keluar dari Rumah Sakit atas perintah peradilan. Seperti yang tercantum dalam :

Pasal 51 KUHP

i. Siapapun tak terpidana jika melakukan peristiwa untuk menjalankan sesuatu

perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang untuk itu.

ii. Perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang tidak

membebaskan dari keadaan terpidana, kecuali dengan itikad baik pegawai

yang di bawahnya itu menyangka bahwa penguasa itu berwenang untuk

memberi perintah itu dan perintah menjalankan terletak dalam lingkungan

kewajiban pegawai yang diperintah itu.

6. Menjalankan undang-undang

Pengungkapan diperlukan atas dasar kepentingan peradilan dan kepentingan

masyarakat. Seperti contoh: melaporkan kelahiran, kematian, UU wabah, UU

karantina, Peraturan pelaporan KLB, UU kesehatan kerja. Seperti yang tercantum

dalam Pasal 50 KUHP: “Siapapun tak terpidana, jika peristiwa itu dilakukan untuk

menjalankan ketentuan perundang-undangan”.

7. Di peradilan Dipakai sebagai alat bukti yang sah.

Menurut hukum, setiap warga negara dapat dipanggil untuk didengar sebagai

saksi. Selain itu, seorang yang mempunyai keahlian dapat juga dipanggil sebagai

saksi ahli. Maka dapat terjadi bahwa seorang yang mempunyai keahlian seperti

contoh seorang dokter dipanggil sebagai saksi, sebagai ahli sekaligus sebagai saksi

(expert witness). Sebagai saksi atau saksi ahli, ia diharuskan memberi keterangan

tentang seseorang yang sebelum itu telah menjadi pasien yang ditanganinya.

Termuat dalam KUHP pasal 224 :

Barang siapa yang secara sah dipanggil sebagai saksi, saksi ahli, atau sebagai

penterjemah tidak memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi dihukum :

a. Dalam perkara Pidana dengan hukuman penjara paling lama 9 bulan;

b. Di dalam perkara lainnya dengan hukuman penjara paling lama 6 bulan.

Sebuah dilema untuk seorang dokter jika menghadapi hal seperti ini. Di satu

sisi jika dokter tidak memnuhi panggilan bisa dipersalahkan. Tetapi jika

memenuhi panggilan juga dapat dipersalahkan kaena membocorkan rahasia yang

dipercayakan kepadanya.

10

Page 14: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

Dalam keadaan ini seolah-olah melanggar rahasia jabatannya. Maka sikap

yang harus diambil dokter :

a. Dokter tersebut dipanggil sebagai saksi ahli dan hanya diminta pendapatnya di

bidang keahliannya. Dokter dalam posisi ini tidak ada kaitannya dengan pihak-

pihak yang berperkara. Ia bebas untuk menyatakan pendapatnya mengenai

perihal medis yang ditanyakan kepadanya. Dalam situasi ini tidak ada

persoalan rahasia medis sepanjang ia tidak mengungkapkan hal-hal pribadi

pasien.

b. Dokter digugat di Pengadilan oleh pasiennya atas dasar dugaan kelalaian

(dokter sebagai tergugat). Dengan adanya gugatan dari pasiennya, dianggap

pasien itu sudah membebaskan dokternya dari kewajiban untuk menyimpan

rahasianya. Ia oleh mengungkapkan rahasia medis pasien demi pembelaan diri.

c. Jika pihak pasien yang berperkara dengan pihak lain. Oleh pasien, dokter

dimintakan untuk memberikan keterangannya di bidang medis. Dalam situasi

ini dokter boleh mengungkap rahasia medis pasien tersebut atas permintaan

pasien. Dalam hal ini pasien dianggap sudah melepaskan haknya dan

membebaskan dokter dari kewajiban menyimpan rahasianya.

Namun, dokter juga boleh menolak mengungkap rahasia medis jika dokter

tersebut beranggapan hal itu demi kebaikan pasien (Hak Tolak-Ungkap). Hak ini

diatur dalam KUHP Perdata pasal 1909. Namun, jika hakim berpendapat bahwa

dokter itu harus mengungkapkan, maka dokter harus mengungkapkannya.

Dokter mempunyai hak mengundurkan diri. Dalam hal perlindungan

hukumnya didapatkan berdasarkan :

a. Pasal 277 RID

Barang siapa yang karena martabatnya, pekerjaannya, atau jabatannya

yang sah diwajibkan menyimpan rahasia boleh minta pengunduran

diri dari memberi kesaksian akan tetapi hanya dan terutama mengenai

hal yang diketahuinya dan dipercayakan kepadanya karena

martabatnya, pekerjaannya, atau jabatannya itu. Tetapi hak undur itu

tidak timbul begitu saja karena adalah hak hakim untuk menentukan

apakah alasan pengunduran diri itu dapat diterima atau tidak.

Pertimbangan apakah permintaan untuk mengundurkan diri itu

beralasan atau tidak diserahkan kepada pengadilan Negara atau jika

11

Page 15: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

yang dipanggil untuk memberikan kesaksian itu orang asing maka

pertimbangan itu diserahkan kepada ketua pengadilan Negara.

b. Pasal 170 KUHP

8. Daya paksa

9. Pengungkapan rahasia kedokteran terjadi pada keadaan Overmatch (lawan

berat) dan Noodtoestand (darurat) seperti contoh: child abuse dan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga. Seperti yang tercantum dalam Pasal 48 KUHP “Siapapun

tak terpidana, jika melakukan peristiwa karena terdorong oleh keadaan

terpaksa”.

10. Konsultasi profesional

11. Pendidikan dan pelatihan

12. Seperti yang tercantum dalam Permenkes No.749a/1089 pasal 14c: “Rekam

medis dapat dipakai sebagai bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan”.

12

Page 16: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Rahasia medis adalah semua informasi objektif yang diberikan oleh pasien baik

lisan maupun tertulis yang didokumentasikan dalam suatu rekam medis yang

kemudian digunakan dokter untuk menetapkan diagnosis dan terapi.

2. Rahasia medis ini hanya diketahui oleh dokter dan pasien. Rahasia ini harus

dipegang teguh oleh dokter, kecuali pasien sudah memberikan persetujuan medis

kepada dokter untuk memberitahukan rahasia medisnya kepada orang lain.

3. Rahasia kedokteran diatur oleh etik dan hukum yang terdapat dalam undang-

undang. Bagi siapa saja yang melanggarnya dapat dikenakan sanksi hukum.

4. Ada keadaan-keadaan tertentu dimana rahasia kedokteran dapat diungkapkan

3.2 Saran

1. Setiap dokter harus mempunyai komunikasi dua arah yang baik sehingga dapat

menciptakan hubungan kepercayaan dengan pasien. Dengan itu akan membantu

pasien dalam penyembuhan penyakitnya.

2. Setiap dokter wajib menjaga kerahasiaan pasien.

3. Setiap dokter wajib mengetahui dan memahami aspek hukum dari rahasia jabatan.

13

Page 17: Rahasia Jabatan Atau Rahasia Dokter.doc

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah MJ, Amir A. Etika kedokteran dan hukum kesehatan. Jakarta: EGC; 1999.

Guwandi, J. Rahasia Medis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2005.

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia. Kode etik kedokteran dan pedoman

pelaksanaan kode etik kedokteran Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2002.

Samil RS. Etika kedokteran Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo; 2001.

14