Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    1/89

    PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

    DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP

    SISTEM MONETER INDONESIA

    (Suatu Kajian Konseptual)

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

    Oleh :

    Rahmat Fauzi Iswan

     NIM: 104046101692

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    PROGRAM STUDI MUAMALAT

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1429 H / 2008 M 

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    2/89

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1.  Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

    (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2.  Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3.  Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

    menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 8 Agustus 2008

    Rahmat Fauzi Iswan

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    3/89

    PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

    DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP

    SISTEM MONETER INDONESIA

    (Suatu Kajian Konseptual)

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

    untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

    Oleh :

    Rahmat Fauzi Iswan

     NIM: 104046101692

    Di Bawah Bimbingan

    Pembimbing I Pembimbing II

    DR. H. Anwar Abbas, MA Siti Najma, S.Ag, MM

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    PROGRAM STUDI MUAMALAT

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1429 H / 2008 M

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    4/89

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi berjudul PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGANINTERNASIONAL DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEMMONETER INDONESIA (Suatu Kajian Konseptual) telah diujikan dalam SidangMunaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta pada hari Jum’at, 19 September 2008. Skripsi ini telah diterimasebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) padaProgram Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

    Jakarta, 22 September 2008

    Mengesahkan,

    Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

    Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM

     NIP. 150 210 422

     PANITIA UJIAN

    1. 

    Ketua : DR. Euis Amalia, M.Ag (………………...) NIP. 150 289 264

    2.  Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH (………………...) NIP. 150 318 308

    3.  Pembimbing I : DR. H. Anwar Abbas, MA (………………...) NIP. 131 273 007

    4.  Pembimbing II : Siti Najma, S. Ag, MM (………………...) NIP.

    5.  Penguji I : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM (………………...) NIP. 150 210 422

    6.  Penguji II : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH (………………...) NIP. 150 318 308

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    5/89

    ABSTRAKSI

    Rahmat Fauzi Iswan, 104046101692, “Peluang Dinar dalam PerdaganganInternasional dan Peluang Pengaruhnya terhadap Sistem Moneter Indonesia (SuatuKajian Konseptual)”, Program Strata I, Kosentrasi Perbankan Syariah, Program StudiMuamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, 2008.

    Penelitian ini berbentuk studi kepustakaan yang mencoba mendiskripsikansecara jelas tentang peluang penerapan dinar sebagai alat transaksi perdaganganinternasional dengan menggunakan beberapa data perdagangan luar negeri. Sertamencoba menjelaskan tentang kemungkinan pengaruhnya terhadap perdagangan luar

    negeri Indonesia, sistem moneter dan perbankan nasional.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yangmemiliki potensi yang cukup besar untuk menerapkan dinar sebagai alat transaksi perdagangan luar negeri, khususnya perdagangan secara bilateral dengan negara-negara muslim sebagai mitra dagangnya. Dengan menggunakan data perdagangan pada tahun 2007, penggunaan dinar bisa mengurangi penggunaan dolar sebesar 12%untuk ekspor dan sekitar 6% untuk impor. Di samping itu, penggunaan dinar akanmemberikan surplus perdagangan dalam bentuk uang dinar yang akan menjadicadangan emas Indonesia yang tentunya akan berpengaruh kepada jumlah mata uangrupiah yang beredar serta nilai rupiah itu sendiri, karena rupiah ditopang dengancadangan emas.

    Penggunaan dinar dalam perdagangan bilateral akan melibatkan peran serta dariBank Indonesia dan perbankan nasional yang terdiri dari perbankan konvensional dan perbankan syariah. Keterlibatan industri perbankan tersebut, tidak hanya berpengaruhterhadap segi finansial dan kinerja bank, tetapi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan perbankan nasional. Penggunaan dinar juga akan berpengaruh terhadaphubungan kerjasama negara-negara muslim melalui peningkatan perdagangan yang pada akhirnya akan mempererat tali persatuan dan kesatuan negara-negara muslim didunia.

    Sudah seharusnya Indonesia menggunakan dinar sebagai alat transaksi perdagangan luar negeri, karena penggunaan dinar tidak hanya berpengaruh terhadapsistem moneter, tetapi juga terhadap persatuan dan kesatuan seluruh negara muslim.Penggunaan dinar bisa dimulai dengan menerapkannya dalam perdagangan bilateraldengan Malaysia. Malaysia adalah pelopor penggunaan dinar sebagai alat transaksiinternasional negara muslim, serta Malaysia adalah negara partner dagang utamaIndonesia dari kawasan OKI yang nilai ekspor dan impornya terhadap Indonesia lebih besar dibandingkan dengan negara muslim lainnya.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    6/89

    KATA PENGANTAR

    اللرحيم

     الرحمن

     ا

     بسم

     

    Segala puja dan puji syukur hanya ke hadirat Allah swt, penggenggam

    semesta alam ini, atas izin dan kuasa-Nyalah penulis dapat menikmati proses

     penyelesaian skripsi ini sebagai tugas akhir dari perkuliahan yang telah penulis jalani.

    Shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan atas baginda Rasulullah saw,

    suri tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia, rindu kami padamu Ya Rosul para

     pengikutmu semoga terbalas di hari kemudian nanti.

    Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas

    dari bantuan berbagai pihak. Kepada Ibunda, Warna Baiti dan Ayahanda Syamsul

    Amri, bakti dan doa penulis selalu menyertai. Mereka yang juga terlibat secara

    langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis

    ucapkan terima kasih, semoga Allah membalas semuanya. Kepada:

    1.  Bapak Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas

    Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2.  Ibu Euis Amalia, M. Ag dan Bapak Ah. Azharudin Lathif, M. Ag, selaku Ketua

    Program Studi dan Sekretaris Program Studi Muamalah Ekonomi Islam Fakultas

    Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3.  Bapak DR. H. Anwar Abbas, MA dan Ibu Siti Najma S. Ag., MM, selaku

     pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    7/89

    4.  Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Fakultas, yang telah

    memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi perpustakaan.

    5.  Jajaran dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

    menyampaikan ilmunya dengan penuh ikhlas dan dedikasi yang baik, semoga

    ilmu ini bermanfaat bagi penulis dan dapat menjadi amal bagi mereka.

    6.  Seluruh pimpinan dan staf Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan akademik yang telah penulis dapatkan.

    7.  Sdri. Riri Rizkiyah, kekasih penulis yang selalu memotivasi dalam proses

     penyelesaian skripsi ini.

    8.  Teman-teman seperjuangan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta angkatan 2004, “bocah rusuh”  warga PS D 04, warga IKPAN (Ikatan

    Keluarga Besar Pondok Pesantren Annajah) Jakarta, semoga perjuangan kita

    senantiasa diridhai Allah swt.

    Semoga kebaikan dan bantuan mereka dibalas oleh Allah swt. Akhir kata

    semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan bidang Ekonomi Syariah.

    Wallohu muwafiq ila aqwamit thoriq…

    Ciputat, 17 Agustus 2008

    Penulis

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    8/89

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii

    LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................iii

    ABSTRAKSI...............................................................................................................iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................................v

    DAFTAR ISI..............................................................................................................vii

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah........................................................................1

    B.  Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................................6

    C.  Tujuan dan Manfaat/Kegunaan Penelitian............................................7

    D.  Kajian Pustaka.......................................................................................8

    E.  Kerangka Teori dan Kerangka Konsep...............................................10

    F.  Metode Penelitian................................................................................11

    G.  Sistematika Penulisan..........................................................................13

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. 

    Dinar

    1.  Sejarah Dinar dan Standar Emas

    a.  Sejarah Dinar...........................................................................15

     b. 

    Standar Emas...........................................................................17

    2.  Perkembangan Dinar.....................................................................19

    3. 

    Alasan dan Keunggulan dari Penggunaan Dinar

    a.  Uang yang Stabil.....................................................................24

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    9/89

     b.  Alat Tukar yang Tepat.............................................................25

    c. 

    Mengurangi Spekulasi, Manipulasi dan Arbitrasi...................25

    4.  Mata Uang Ideal untuk Perdagangan Internasional.......................26

    5.  Keandalan Dinar sebagai Alat Pembayaran..................................29

    BAB III PERDAGANGAN INTERNASIONAL

    A.  Pengertian, Sejarah dan Manfaat Perdagangan Internasional

    1.  Pengertian Perdagangan Internasional..........................................31

    2.  Sejarah Perdagangan Internasional................................................31

    3.  Manfaat Perdagangan Internasional..............................................33

    B.  Perdagangan Internasional Indonesia

    1.  Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia.................................34

    a. Ekspor dan Impor Berdasarkan Kelompok Negara...................36

     b. Ekspor dan Impor Berdasarkan Kawasan Kerjasama................37

    c. Ekspor dan Impor Berdasarkan Negara Tujuan dan Asal..........38

    d. Produk Ekspor dan Impor Indonesia.........................................41

    2. 

    Perkembangan Perdagangan Indonesia dengan Negara OKI........46

    C.  Sistem Moneter

    1.  Target Sistem Moneter..................................................................52

    2. 

    Indikator Sistem Moneter..............................................................52

    3.  Instrumen Sistem Moneter............................................................53

    D. 

    Sistem Moneter Indonesia...................................................................53

    E.  Perbankan Nasional.............................................................................57

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    10/89

    BAB IV PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

    DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM

    MONETER INDONESIA

    A.  Peluang Dinar dalam Perdagangan Internasional

    1.  Implementasi Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional

    a. Peran Dinar dalam Perdagangan................................................60

     b. Penggunaan Dinar Emas............................................................61

    2.  Dampak Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional.....62

    3.  Analisis SWOT terhadap Dinar dalam Perdagangan

    Internasional..................................................................................63

    B.  Peluang Dinar dalam Perdagangan Bilateral Indonesia

    1.  Regulasi Penerapan Dinar dalam Perdagangan Bilateral

    Indonesia........................................................................................67

    2.  Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Negara OKI..................68

    3.  Model Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Menggunakan

    Dinar..............................................................................................71

    4.  Analisis SWOT terhadap Peluang Dinar dalam Perdagangan

    Bilateral Indonesia.........................................................................74

    C. 

    Dampak dan Kemungkinan Pengaruh Penggunaan Dinar terhadap

    Sistem Moneter Indonesia

    1. 

    Pengaruh terhadap Perdagangan Luar Negeri...............................79

    2.  Pengaruh terhadap Sistem Moneter...............................................81

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    11/89

    a. Jumlah Uang yang Beredar........................................................82

     b. Nilai Rupiah dalam Negeri........................................................83

    3.  Pengaruh terhadap Industri Perbankan

    a. Dampak terhadap Bank Indonesia (BI)....................................85

     b. Dampak terhadap Perbankan Konvensional dan Perbankan

    Syariah.....................................................................................86

    BAB V PENUTUP

    A.  Kesimpulan..........................................................................................89

    B.  Saran....................................................................................................91

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................................93

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    12/89

     

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Uang merupakan suatu benda yang memiliki peranan penting dalam

    kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi

    kebutuhan hidup dengan cara melakukan pertukaran dan perdagangan barang dan

     jasa. Selain itu, uang berfungsi sebagai standar ukuram nilai harga dan media

     penyimpan kekayaan. Dalam skala global, uang memiliki peranan penting dalam

    aktifitas perekonomian dunia. Uang menjadi media pertukaran barang dan jasa

    internasional serta uang menjadi dasar dari sistem moneter dunia, bahkan uang

     juga bisa digunakan untuk membeli dan menguasai sumber daya yang ada di

    dunia ini.1 

    Dalam sejarah perkembangannya, terdapat dua fase besar perkembangan uang

    sebagai dasar dari sistem moneter yaitu fase penggunaan uang emas dan fase

     penggunaan uang fiat. Fase uang emas terdiri dari beberapa tahap yaitu masa koin

    emas 1770-1914 (classical gold standard ), standar nilai tukar emas 1925-1931

    dan sistem  Bretton Wood 1946-1971. Penggunaan standar emas dalam sistem

    moneter berakhir pada tahun 1971 yang digantikan dengan uang fiat yang

    1 Ahmad Hasan,  Mata Uang Islami Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami  (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), h. 10-11.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    13/89

    digunakan hingga saat ini. Penggunaan uang emas sebagai dasar dari sistem

    moneter telah memberikan kestabilan terhadap sistem moneter dan perdagangan

    dunia, sebagaimana yang dikatakan oleh R. A Mundell (1997):

    “When the international monetary system was linked to gold, the latter managed

    the interdependence of the currency system, established an anchor for fixed

    exchange rates and stabilized inflation. When the gold standard broke down,

    these valuable functions were no longer performed and the world moved into a

    regime of permanent inflation”.

    Sedangkan fase uang fiat adalah masa dimana sistem moneter ditopang oleh

    uang yang nilai nominalnya tidak sama dengan nilai intrinsiknya yaitu uang kertas

    yang digunakan hingga saat ini. Fase penggunaan uang fiat sebagai dasar sistem

    moneter dan alat transaksi internasional dimulai sekitar tahun 1971 setelah dolar

    tidak ditopang lagi dengan sejumlah emas. Runtuhnya sistem moneter uang emas

    sebagai akibat dari banyaknya spekulasi pada akhir tahun 1970 dan awal 1971,

    dan besarnya defisit eksternal Amerika. Besarnya jumlah defisit yang dialami

    Amerika, memaksa Amerika untuk mencetak dolar dalam jumlah besar,

    sedangkan Amerika masih terikat dengan perjanjian yang telah ditetapkan dalam

     perjanjian Bretton Wood System.2 

    Saat ini, sistem perdagangan dan moneter dunia menggunakan uang fiat. Uang

    fiat merupakan uang yang nilainya berasal dari pernyataan pemerintah yang

    2  Muhaimin Iqbal,  Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham  (Depok:Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), h. 25.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    14/89

    mencetaknya sebagai alat transaksi yang sah. Kehadiran uang fiat dalam sistem

    moneter dan perdagangan dunia telah menimbulkan berbagai permasalahan,

    seperti terjadinya inflasi, menurunnya nilai daya beli uang, ketimpangan ekonomi,

    resiko nilai tukar dalam perdagangan internasional dan penguasaan perekonomian

    dunia oleh negara-negara maju khususnya negara yang memiliki nilai tukar mata

    uang yang kuat.3 

    Dewasa ini, terdapat tiga jenis mata uang fiat yang menguasai aktifitas

     perekonomian dunia, yaitu dolar, euro dan yen. Pada tabel di bawah ini terlihat

     bahwa dolar mendominasi transaksi keuangan dunia dalam jumlah yang jauh

     berbeda dengan euro dan yen. Secara keseluruhan dolar menguasai untuk setiap

     bentuk aktifitas ekonomi dan transaksi keuangan internasional.

    Tabel 1.1 Market Share Dolar, Euro dan Yen 

    Dolar Euro Yen

    Official reserve (all counter) 64.8 14.6 4.5

    International trade invoicing 40.0 14.0 -

    International bonds 46.9 38.3 4.3

    Money market instruments 38.1 36.3 5.1

    Spot foreign exchange 42.2 21.5 13.0

    Swap foreign exchange 48.0 16.8 10.1

    Total foreign exchange 45.2 18.8 11.3

    Sumber: “The International Role of the Euro” Briefing Paper (November 2005)

    3  M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan  (Jakarta:Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 31.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    15/89

    Sistem moneter dan perdagangan dunia saat ini adalah sistem yang tidak

    menciptakan stabilitas moneter, tidak adanya kesamaan nilai tukar dan fluktuasi

    nilai tukar yang terjadi setiap waktu.

    Bagi negara miskin dan sedang berkembang, sistem moneter saat ini adalah

    sistem moneter yang tidak menguntungkan. Negara berkembang harus bersaing

    dengan negara-negara maju dengan segala kekuatan dan hegemoni ekonomi yang

    dimiliki oleh negara-negara maju tersebut. Reformasi terhadap sistem moneter

    dunia merupakan salah satu langkah untuk bisa menciptakan sistem moneter yang

    lebih stabil dan adil bagi semua negara.

    Pada sistem moneter saat ini, Amerika sebagai negara adidaya bisa

    memperoleh keuntungan yang besar dengan hanya mencetak dan mengedarkan

    dolarnya di pasar internasional. Jepang adalah negara yang memiliki kekuatan

    ekonomi yang besar dalam perekonomian dunia yang juga meraup keuntungan

    dari sistem moneter dunia saat ini, tetapi secara politis Jepang tidak bisa

    melakukan perubahan terhadap sistem moneter dunia. Sedangkan negara miskin

    dan sedang berkembang yang sebagian besar terdiri dari negara muslim adalah

    negara yang terus bergantung terhadap uang fiat agar bisa melakukan

     perdagangan internasionalnya. Walaupun saat ini telah hadir uang Euro yang

    ditopang oleh 12 negara Eropa, tetapi Euro juga merupakan jenis dari uang fiat

    yang tidak berbeda dengan uang fiat lainnya seperti dolar dan yen.4 

    4  Ibid ., h. 37.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    16/89

    Dengan kondisi sistem moneter dan perdagangan internasional yang tidak

    menguntungkan tersebut, sudah seharusnya negara-negara miskin dan

     berkembang khususnya negara muslim untuk mengurangi ketergantungan

    terhadap uang fiat dengan menciptakan sebuah sistem moneter dan perekonomian

    yang ditopang oleh sebuah mata uang yang stabil dan lebih adil yaitu mata uang

    emas (dinar). Dinar merupakan uang yang bernilai stabil dan memiliki nilai

    intrinsik sebagai logam mulia dan nilai nominal sebagai uang yang berlaku.5 

    Pada tahun 2002 dan 2003, pemerintah Malaysia telah melahirkan sebuah

    gagasan untuk menerapkan dinar dalam perdagangan internasional antar negara

    muslim. Gagasan yang dipelopori oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir

    Muhammad tersebut merupakan langkah awal untuk mewujudkan dinar menjadi

    mata uang tunggal negara-negara muslim dan sebagai mata uang global.6 

    Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang

    membutuhkan dan menggunakan dolar dalam jumlah yang besar untuk transaksi

     perdagangan internasionalnya. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut,

    diperlukan adanya alternatif lain dalam sistem perdagangan luar negeri Indonesia,

    yaitu dengan menggunakan dinar sebagai alat transaksi ekspor dan impor.

    Penggunaan dinar tersebut, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap

    sistem moneter Indonesia

    5  Muhaimin Iqbal,  Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham  (Depok:Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), h. 41.

    6  Mahatir Muhammad, The Gold Dinar Convention, Speech at the Gold Dinar in MultilateralTrade Seminar  (Malaysia: IKIM Hall, 2003), http://www.neach.gov.my/index.php, 13 Juni 2006.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    17/89

    Dari pembahasan di atas, yang menjadi fokus permasalahan peneliti adalah

    seberapa besar peluang dinar untuk diterapkan dalam perdagangan internasional

     baik di Indonesia maupun di negara muslim lainnya dan seberapa besar pula

     peluang pengaruhnya yang ditimbulkan terhadap sistem moneter Indonesia.

    Untuk itu, dalam karya ilmiah ini peneliti memberi judul "PELUANG DINAR

    DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PELUANG

    PENGARUHYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA (Suatu

    Kajian Konseptual)".

    B.  Pembatasan dan Perumusan Masalah

    Untuk menghindari pembahasan yang meluas, maka penelitian tentang

     peluang dinar dalam perdagangan internasional ini dibatasi hanya untuk

     perdagangan secara bilateral dengan negara muslim. Adapun alasan

     pembatasannya, adalah:

    1.  Perdagangan secara bilateral memiliki sistem pembayaran yang mudah dan

    sederhana. Hal ini akan mempermudah dalam menjelaskan penggunaan dinar

    dan simulasi perdagangan, karena hanya terdiri dari dua negara peserta.

    2.  Perdagangan bilateral yang hanya melibatkan dua negara akan mempermudah

    dalam melakukan perdagangan, pembayaran dan perhitungan ekspor dan

    impor kedua negara.

    3. 

    Dinar adalah mata uang yang bersifat universal dan merupakan salah satu

    mata uang yang pernah digunakan dalam syariah islam, sehingga penerapan

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    18/89

    dinar dalam perdagangan bilateral akan lebih mudah jika dilakukan dengan

    negara-negara muslim.

    4.  Adapun pengaruh terhadap sistem moneter adalah pengaruh terhadap sektor

     perdagangan luar negeri, khususnya alat transaksi luar negeri dan pengaruh

    terhadap bank sentral dan industri perbankan nasional.

    Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

     permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

    1.  Bagaimana peluang dinar dalam perdagangan internasional antar negara-

    negara muslim dan dalam perdagangan bilateral Indonesia ?

    2.  Strategi-strategi apa saja yang harus disiapkan agar dinar dapat menjadi mata

    uang internasional antar negara-negara muslim ?

    3.  Bagaimana peluang pengaruhnya yang ditimbulkan dari penerapan dinar

    dalam perdagangan bilateral Indonesia terhadap sistem moneter Indonesia ?

    C.  Tujuan dan Manfaat/Kegunaan Penelitian

    Dalam penelitian karya ilmiah ini, terdapat beberapa tujuan yang mendasar

    dan manfaat /kegunaan dari penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuannya,

    adalah sebagai berikut:

    a. 

    Untuk mengetahui peluang dinar dalam perdagangan internasional antar

    negara-negara muslim dan dalam perdagangan bilateral Indonesia.

     b. 

    Untuk mengetahui strategi-strategi apa saja yang harus disiapkan agar dinar

    dapat menjadi mata uang internasional antar negara-negara muslim.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    19/89

    c.  Untuk mengetahui peluang pengaruhnya yang ditimbulkan dari penerapan

    dinar dalam perdagangan bilateral Indonesia terhadap sistem moneter

    Indonesia.

    Sedangkan manfaat/kegunaannya, antara lain:

    1.  Memberikan informasi tentang penerapan dinar dalam perdagangan

    internasional.

    2.  Menjelaskan dan menggambarkan secara jelas mekanisme penerapan dinar

    dalam perdagangan internasional.

    3.  Menambah khazanah keilmuan, khususnya ilmu ekonomi islam. Dan

    sekaligus menjadi bahan untuk penelitian lanjutan tentang masalah yang

    terkait.

    D.  Kajian Pustaka

    Ada beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang

    akan penulis lakukan. Adapun penelitian tersebut mengenai  Dinar dan Dirham;

     Menggagas Standarisasi Sistem Moneter Negara-Negara Islam  yang diteliti

    oleh saudara Jalaludin pada tahun 2003. Pembahasannya meliputi tentang standar

    emas internasional dan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu

    negara yang ingin menggunakan standar emas internasional. Ia juga membahas

    tentang keunggulan dan kelemahan dinar dan dirham. Ia pun memberi

    kesimpulan bahwa dinar dan dirham khususnya dalam sistem tatanan

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    20/89

     perekonomian Indonesia dapat diaplikasikan pada beberapa sektor, yaitu

     pembayaran Ongkos Naik Haji (ONH), zakat, infak, sedekah dan lain-lain.

    Penelitian berikutnya, diteliti oleh saudara Abdul Gofur pada tahun 2006

    mengenai  Realisasi Penggunaan Dinar dan Dirham pada Produk BMT Al-

     Kautsar. Hasil penelitian tersebut, menjelaskan bahwa BMT Al-Kautsar ternyata

    sudah mulai menggunakan dinar dan dirham sebagai alat tukar sejak tanggal 22

    Desember 2002 lalu. Lembaga keuangan mikro syariah tersebut telah

    memasarkan produk-produknya dengan dinar dan dirham. Dampak dari

     penggunaan dinar dan dirham tersebut ternyata mampu meningkatkan aset BMT

    Al-Kautsar dan dapat mengembangkan produk-produk baru yang inovatif seperti

    tabungan haji dinar dan lain-lain. Adapun tanggapan masyarakat sekitar terhadap

    lembaga tersebut dan produk-produknya cukup baik. Hal ini terbukti dengan

    meningkatnya jumlah nasabah dan permintaan terhadap dinar dan dirham.

    Selanjutnya, Muhaimin Iqbal pada tahun 2007 lalu telah meneliti yang telah

    dituangkan dalam bukunya yang berjudul Mengembalikan Kemakmuran Islam

    dengan Dinar dan Dirham. Menurut beliau, dinar dan dirham tidak dapat berdiri

    sendiri dalam mengembalikan kemakmuran islam. Akan tetapi, harus ada roda-

    roda penggerak kemakmuran islam lainnya yaitu sistem investasi yang bebas riba,

     pasar yang dikelola secara islami dan pelembagaan dan profesionalisasi

     pengelolaan zakat dan wakaf.

    Oleh karena itu, agar tidak terjadi duplikasi dalam beberapa penelitian

    terdahulu, kali ini peneliti ingin mencoba mengembangkan dan mendalami dari

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    21/89

     beberapa penelitian yang sudah ada tersebut tanpa mengabaikan sumber-sumber

    data yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Letak perbedaannya dari

     penelitian-penelitian terdahulu di atas, penelitian ini lebih mengkaji seberapa

     besar peluang dinar jika diterapkan dalam perdagangan internasional dan strategi-

    strategi apa saja yang disiapkan untuk menghadapi tantangan-tantangannya.

    Penelitian ini juga menawarkan sebuah konsep dinar dalam perdagangan bilateral

    Indonesia dan mencoba menjelaskan peluang pengaruhnya terhadap sistem

    moneter Indonesia yang terdiri dari sektor perdagangan luar negeri, jumlah uang

    yang beredar, nilai rupiah dalam negeri dan industri perbankan nasional.

    E.  Kerangka Teori dan Konseptual

    Standarisasi berat uang dinar dan dirham dibakukan yaitu berat 7 dinar sama

    dengan berat 10 dirham. Berat 1 dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang

    lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua

    ujungnya. Dari dinar-dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan

    timbangan yang akurat maka diketahui bahwa timbangan berat uang 1 dinar islam

    yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram,

     berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata

    uang Yunani yang disebut  Drachma. Atas dasar rumusan hubungan berat dinar

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    22/89

    dan dirham dan hasil penimbangan dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung

     berat 1 dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram.

    7

     

    Adapun beberapa peluang terhadap dinar untuk bisa diterapkan dalam

     perdagangan internasional antar negara muslim, antara lain: uang yang sangat

    stabil, kompetitif dan adil karena nilai nominalnya sesuai dengan nilai

    intrinsiknya. Selain itu, mata uang fiat yang selalu terdepresiasi terhadap harga

    emas. Dinar berperan dalam mempermudah perdagangan dan mengurangi

    hambatan perdagangan seperti spekulasi, fluktuasi nilai tukar yang tajam dan

     berbagai hambatan lainnya. Kemudian, ketergantungan negara-negara muslim

    yang besar kepada mata uang fiat negara maju seperti dolar, euro dan lain-lain.

    Sedangkan tantangan-tantangan terhadap dinar antara lain: secara fisik kurang

    acceptable  dan tidak fleksibel (praktis), karena membuat para penggunanya

    merasa tidak nyaman, tidak bisa dibawa dalam jumlah relatif besar karena

    memberatkan. Sementara itu, belum adanya kesepakatan-kesepakatan antar

    negara muslim untuk menggunakan dinar dalam pembayaran transaksi

     perdagangan internasional.

    F.  Metode Penelitian

    Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode-metode

    sebagai berikut:

    7  Muhaimin Iqbal,  Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham  (Depok:Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), Cet. 1, h. 19.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    23/89

    1.  Bentuk dan Jenis Penelitian

    Bentuk penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (studi literatur), artinya

    dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada

    kaitannya dengan penulisan karya ilmiah ini.

    2.  Jenis Data dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

    Data primer adalah suatu data yang dikelola oleh peneliti sendiri. Sedangkan data

    sekunder adalah data yang bersumber dari buku, makalah, artikel, paper, media

    massa (seperti surat kabar, majalah, jurnal) dan media elektronik melalui media

    internet. Di samping itu, penelitian ini juga menggunakan data perdagangan

    ekspor dan impor Indonesia yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS), Bank

    Indonesia (BI), Departemen Perdagangan, Badan Pengembangan Ekspor Nasional

    (BPEN) dan Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI).

    3.  Teknik Pengumpulan Data

    Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data

    karya ilmiah ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research),

    dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada

    kaitannya dengan penulisan karya ilmiah ini. Langkah dalam melaksanakan studi

    kepustakaan ini adalah dengan cara membaca, mengutip untuk menganalisa dan

    merumuskan hal-hal yang dianggap perlu dalam memenuhi data dalam penelitian.

    4.  Teknik Analisa Data

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    24/89

    Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan analisa isi (content analysis)

    dan analisa SWOT dengan pendekatan eksploratif yang mengkaji bagaimana

     peluang dinar dalam perdagangan internasional antara negara-negara muslim dan

    mengkaji bagaimana keunggulan dan kelemahan dari mata uang dinar tersebut.

    Penelitian ini juga menggunakan pendekatan deskriptif yang menjelaskan secara

    rinci tentang penggunaan dinar serta dampak dan pengaruh dari penggunaan dinar

    sebagai alat transaksi perdagangan bilateral.

    5.  Pedoman Penulisan Laporan

    Adapun penulisan karya ilmiah ini menggunakan buku “Pedoman

    Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta Tahun 2007”.

    G.  Sistematika Penulisan

    Bab Pertama : Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan

    tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

    masalah, tujuan dan manfaat/kegunaan penelitian, kajian

     pustaka, kerangka teori dan kerangka konsep, metode

     penelitian dan sistematika penulisan. Bab pertama ini akan

    menjadi pengantar bagi bab-bab selanjutnya.

    Bab Kedua : Bab kedua berisikan tentang landasan teori penelitian yang

    menjelaskan tentang sejarah dinar standar emas,

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    25/89

     perkembangan dinar, alasan dan keunggulan dari penggunaan

    dinar, mata uang ideal untuk perdagangan internasional, dan

    keandalan dinar sebagai alat pembayaran.

    Bab Ketiga : Bab ketiga menjelaskan tentang pengertian, sejarah dan

    manfaat dari perdagangan internasional, perdagangan

    internasional Indonesia yang meliputi perkembangan ekspor

    dan impor Indonesia baik dengan negara non muslim

    maupun dengan negara OKI dan tentang sistem moneter

    Indonesia serta perbankan nasional.

    Bab Keempat : Bab keempat adalah pembahasan yang berisikan penjelasan

    tentang peluang dinar dalam perdagangan internasional dan

     perdagangan bilateral Indonesia yang meliputi strategi

    konsep dinar, implementasi penggunaan dinar, peraturan

    tentang penerapan dinar, dampak dan keuntungan dari

     penggunaan dinar dan peluang pengaruhnya terhadap sistem

    moneter Indonesia.

    Bab Kelima : Bab kelima merupakan bab penutup yang berisikan

    kesimpulan, saran serta rekomendasi dari penulis.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    26/89

     BAB II

    LANDASAN TEORI

    A.  Dinar

    1.  Sejarah Dinar dan Standar Emas

    a.  Sejarah Dinar

    Pada masa sebelum datangnya islam, dinar merupakan uang yang digunakan

    dalam transaksi perdagangan. Berbagai jenis dinar emas dan perak dirham beredar

    dalam perdagangan sebagai akibat dari banyaknya bangsa Arab yang berdagang

    dengan bangsa Romawi, Byzantium dan para pedagang yang melewati negeri

    Arab. Pada saat itu, kota Makkah menjadi pusat perdagangan dan pertukaran mata

    uang, sehingga banyak para pedagang dari berbagai negeri datang ke kota

    Makkah untuk bertemu dan melakukan transaksi perdagangan.8 

    Secara bahasa, dinar berasal dari kata Denarius (Romawi Timur) dan dirham

     berasal dari kata  Drachma  (Persia). Menurut hukum islam, dinar yang

    dipergunakan adalah setara 4,25 gram emas 22 karat dengan diameter 23

    milimeter. Standar ini telah ditetapkan pada masa Rasulullah dan telah

    dipergunakan oleh World Islamic Trading Organization (WITO) hingga saat ini.

    Sedangkan uang dirham setara dengan 2,975 gram perak murni. Dinar dan dirham

    8 Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 1, h. 99.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    27/89

    adalah mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum datangnya islam

    maupun sesudahnya.

    Dalam sejarah umat islam, Rasulullah dan para sahabat menggunakan dinar

    dan dirham sebagai mata uang mereka, disamping sebagai alat tukar, dinar dan

    dirham juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum syar’i, seperti kadar

    zakat dan ukuran pencurian. Pada masa kenabian, dinar dan dirham digunakan

    sebagai alat transaksi perdagangan oleh masyarakat Arab. Masyarakat Arab

    Quraisy memiliki tradisi melakukan perjalanan dagang dua kali dalam setahun,

    yaitu pada musim panas ke negeri Syam (Syiria sekarang) dan pada musim dingin

    ke negeri Yaman.9 Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Quraisy ayat 1- 4:

    ⌧☺

     Artinya: “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka

    bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah

    mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah

    memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan

    mengamankan dari ketakutan”. (QS. Al-Quraisy: 1- 4).

    9 Ahmad Hasan,  Mata Uang Islami Telaah Konprehensif Sistem Keuangan Islami  (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), h. 31.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    28/89

    Dinar dan dirham dicetak pertama kali pada masa pemerintahan khalifah

    Abdul Malik bin Marwan pada tahun 695 M/77 H. Dalam perjalanannya sebagai

    mata uang yang digunakan, dinar dan dirham cenderung stabil dan tidak

    mengalami inflasi yang cukup besar selama kurang lebih 1500 tahun. Penggunaan

    dinar dan dirham berakhir pada runtuhnya khalifah islam Turki Usmani 1924.

    b.  Standar Emas

    Secara garis besar, terdapat dua fase perkembangan penggunaan uang sebagai

    dasar sistem moneter dunia yaitu masa standar emas (gold standard ) dan masa

    uang fiat ( fiat money). Standar emas merupakan masa dimana sistem moneter

    dunia ditopang oleh penggunaan emas koin, batangan dan uang yang ditopang

    dengan emas (backed by gold ). Masa standar emas terdiri dari tiga masa yaitu

    masa standar emas klasik (classical gold standard ) sekitar tahun 1770-1914, masa

    standar tukar emas 1925-1930 dan masa sistem  Bretton Wood  yang dimulai dari

    tahun 1946 hingga 1971.10 

    Dalam masa standar emas klasik jenis uang yang digunakan berupa emas

    dalam bentuk koin dan emas batangan (gold Bullion). Pemerintah membuat

     batangan emas sebagai alat pembayaran hutang yang sah, baik oleh swasta

    maupun oleh pemerintah.11 Sistem standar emas klasik berakhir setelah pecahnya

     perang dunia pertama, dimana pemerintah berbagai negara meninggalkan standar

    emas dan mencetak uang untuk menutupi sebagian biaya perang. Perang telah

    10 Http://www.econlib.org/LIBRARY/Enc/GoldStandard.html11 Iswardono, Kapita Selekta Ekonomi Moneter  (Jakarta: Gunadarma, 1995), h. 75.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    29/89

    mengakibatkan terjadi kondisi ekonomi yang tidak stabil yang ditandai dengan

    terjadi inflasi yang sangat tinggi. Untuk mengatasi kondisi perekonomian yang

    tidak stabil tersebut beberapa negara kembali menggunakan standar emas yang

    digunakan hingga tahun 1930-an. Penggunaan kembali standar emas berakhir

    disebabkan tidak adanya mekanisme penyesuaian yang layak dalam sistem

    moneter dan besarnya perpindahan modal yang cenderung merusak sistem

    moneter. Di samping itu, masa tersebut merupakan masa terjadinya perang dunia

    dan kondisi perekonomian yang buruk sehingga sisem standar emas sulit untuk

    digunakan.12 

    Pada tahun 1944, Amerika, Inggris dan 44 negara lainnya melakukan

     perundingan untuk merumuskan sebuah sistem moneter internasional setelah

     perang dunia berakhir. Pertemuan tersebut melahirkan sebuah sistem moneter

    internasional yang dikenal dengan sistem  Bretton Woods yang beroperasi dari

    tahun 1946 hingga 1971. Secara umum, sistem  Bretton Wood   adalah sebuah

    standar tukar emas, dimana Amerika Serikat diminta untuk mempertahankan

    harga emas secara baku dengan harga 35 dollar per ounce emas, sedangkan

    negara lain membakukan nilai tukarnya terhadap dolar yang ditopang dengan

    emas. Amerika harus siap menukarkan dolar menjadi emas dalam jumlah berapa

     pun berdasarkan harga baku tersebut.

    12 Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld,  Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan, Jakarta,PT. Indeks, 2005, Ed. 5, h. 253.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    30/89

    Untuk membantu kelancaran tersebut, dibentuk sebuah lembaga dana moneter

    internasional yang dikenal dengan  International Monetary Fund (IMF) yang

     berfungsi untuk memantau kepatuhan negara-negara anggota terhadap aturan-

    aturan yang telah disepakati dan IMF berfungsi untuk menyediakan fasilitas

    kredit atau dana pinjaman bagi negara yang mengalami kesulitan finansial. Aturan

    yang diterapkan dalam sistem Bretton Wood memaksa setiap negara untuk

    menciptakan sistem moneter yang lebih disiplin, karena jika bank sentral suatu

    negara selain Amerika melakukan ekspansi moneter yang berlebihan, maka

    negara tersebut akan rugi dengan sendirinya, karena kehilangan cadangan

    internasionalnya dan pada akhirnya tidak akan mampu mempertahankan

    kebakuan nilai tukarnya terhadap dolar.

    Sistem Bretton Wood mengalami peningkatan dengan semakin banyaknya

    negara yang menjadi anggota IMF dan terciptanya sebuah sistem moneter

    internasional yang lebih stabil yang ditandai dengan pesatnya perkembangan

    output dunia dan perdagangan dunia yang meningkat begitu pesat. Secara

    keseluruhan sistem Bretton Wood berfungsi secara baik dan menghasilkan

    kestabilan moneter hingga pertengahan dasawarsa 1960-an. Sistem Bretton Wood

     berakhir pada tahun 1971 dan mulai saat itu sistem moneter internasional

    menggunakan uang fiat berupa uang kertas sebagai dasar dari sistem moneter dan

    alat transaksi internasional yang tidak ditopang lagi dengan sejumlah nilai emas.

    2.  Perkembangan Dinar

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    31/89

    Di tengah makin melambungnya harga minyak dunia, sementara rupiah terus

    melemah terhadap dolar AS, dinar emas terus menguat secara tajam. Dalam dua

     pekan terakhir ini penguatan kurs dinar terhadap rupiah terjadi dari sekitar Rp.

    1.195.000 ke sekitar Rp. 1.215.000 atau mengalami penguatan sebesar 1,67%.

    Bila dilihat dalam rentang waktu setahun maka akan terlihat keperkasaan dinar,

    yang 100% berbasiskan logam emas 22 karat, yang tak terbantahkan.

    Dalam rentang waktu yang sama, setahun yang lalu kisaran kurs dinar emas

    dalam rupiah adalah antara Rp. 780 - Rp. 800 ribu. Ini berarti dinar mengalami

    apresiasi sebesar sekitar 52%. Dalam rentang waktu yang lebih panjang lagi,

    tahun 1970-an awal, akan terlihat bahwa rata-rata apreasiasi dinar emas terhadap

    dolar AS juga cukup tinggi, yaitu 30% per tahun.13 

    Gambar 2.1:

    13 Http://www.geraidinar.com/

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    32/89

     

    Pemakaian dinar emas sendiri saat ini sudah semakin luas dan diterima di

     berbagai belahan dunia. Di Indonesia sekurangnya telah ada tiga jenis koin dinar,

    dengan satuan 1, ½ dan ¼ dinar, yang diterbitkan oleh empat pemrakarsa: Islamic

    Mint Nusantara, Baitulmal Muamalat, PP Logam Mulia, dan Kesultanan Ternate.

    Jumlah gerai untuk mendapatkannya pun telah semakin luas, dengan

    dioperasikannya wakala di Yogya, Griya Dinar dan segera menyusul di Bandung.

    Masyarakat Indonesia juga sudah bisa melihat nilai kurs dinar emas secara harian

    melalui situs www.islamhariini.org yang telah beroperasi.

    Di Malaysia, dinar emas juga telah secara resmi dipakai di kantor-kantor

    Bazis (Badan Amil Zakat) di sejumlah negara bagian. Jumlah wakalanya pun di

    negeri jiran ini telah jauh lebih banyak dibanding di Indonesia. Di Inggris dan

    Skotlandia perdagangan dengan dinar dan dirham dimotori antara lain oleh Dinar-

     Exchange. Secara internasional sistem e-dinar   juga sudah semakin mantab,

    dengan memisahkan dirinya dari e-gold   menjadi sistem yang mandiri dengan

     basisnya di Labuan, Malaysia.

    Dengan semakin mantabnya berbagai infrastruktur di atas, meskipun masih

    dalam skala sangat kecil, pemakaian kembali dinar dan dirham baik sebagai alat

     pembayaran transaksi perdagangan internasional, pembayaran mahar,

     pembayaran zakat, tabungan dan alat tukar selayaknya uang kertas saat ini sudah

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    33/89

    semakin efektif. Masyarakat Muslim yang memanfaatkannya pun sudah semakin

    luas, terbentang dari Indonesia dan Malaysia sampai Inggris, Jerman dan Spanyol,

    sampai ke Afrika Selatan dan Maroko. Beberapa jaringan toko-toko penerima

    dinar dan dirham perak juga telah banyak yang beroperasi secara online, salah

    satunya adalah akses melalui www.e-dinar.com.

    Sebagai salah satu penghasil emas terbesar di dunia umat islam, Indonesia

    dapat secara signifikan mempercepat pemakaian dinar dalam skala luas. Kapasitas

     produksi koin dinar dengan mudah dan cepat dapat diperbesar sesuai kebutuhan

    yang ada. PP Logam Mulia, sebagai bagian dari BUMN PT Aneka Tambang, juga

    telah mengantongi akreditasi internasional untuk menjamin kualitas kemurnian

    koinnya. Tradisi membayar mahar dalam emas, atau bahkan transaksi niaga

    dalam emas yang berlangsung di Sumatra Barat, tinggal diteruskan dengan dinar.

    Tentu saja yang paling sahih adalah restorasi pembayaran zakat kembali

    disesuaikan dengan sunnah Rasul, yakni dalam dinar dan dirham. Potensi zakat di

    Indonesia saat ini adalah sekitar Rp. 14 triliun/tahun atau setara sekitar 11,5 juta

    dinar.14 

    Sama signifikannya adalah pemakaian dinar emas dalam tabung haji, yang

    sekaligus akan berdampak membuat ongkos naik haji semakin murah.

    Sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah, ketika ongkos naik haji terus

    cenderung naik, baik dalam rupiah maupun dolar AS, dalam dinar emas akan

    terus turun. Sebelum krisis moneter, ketika kurs dolar AS terhadap rupiah sekitar

    14 Http://www.islamharini.org/

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    34/89

    Rp. 2275/dolar AS biaya naik haji adalah Rp. 7,5 juta (1997) dan naik sedikit

    setahun kemudian menjadi Rp. 8,8 juta (1998). Akibat krisis moneter, dalam

    sekejap kurs rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi menjadi sekitar Rp.

    8000/dolar AS, biaya naik haji melonjak menjadi Rp. 21 juta (naik sekitar 2,5 kali

    lipat), padahal dalam dolar AS justru turun, dari 3800 dolar AS ke 2600 dolar AS

    (turun 30%).

    Gambar 2.2: Tabel dan Grafik Perbandingan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji(dalam dolar AS, rupiah dan dinar).

    Dalam tahun-tahun berikutnya ongkos naik haji meski relatif stabil, tetap

    dengan kecenderungan naik dan dapat sewaktu-waktu mengalami guncangan

    dahsyat lagi.

    Lain halnya bila kita menakarnya dengan mata uang dinar emas. Dalam kurun

    waktu yang sama, BPIH dalam dinar emas hanya sempat naik sekali yakni pada

     periode 1997 (73 dinar) ke 1998 (97 dinar) atau naik sekitar 30%. Tetapi, ketika

    terjadi krisis moneter justru mengalami penurunan dari 97 dinar (1998) menjadi

    68 dinar (2000), artinya di bawah posisi semula. Dan sejak saat itu (1998-

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    35/89

    sekarang) terus cenderung mengalami penurunan secara signifikan. Maka untuk

    saat ini, dengan kurs dinar emas sekitar Rp. 1.195.000 - Rp. 1.215.000/dinar,

    BPIH cukup dibayar dengan harga 24 - 25 dinar emas. Jadi, dibandingkan dengan

    harga sebelum krisis moneter, harga BPIH saat ini dalam rupiah mengalami

    kenaikan 2,5 kali lipat, sedangkan dalam dinar turun 1,5 kali lipat. Tingkat

     penurunannya sekitar 10 dinar atau 15% - 20% pertahunnya. Ini setara dengan

    apresiasi tahunan dinar emas itu sendiri sebagaimana disebut di atas.

    Data-data empiris semakin membuktikan kebenaran ajaran islam yang shahih

    yang mengharamkan riba dalam sistem keuangan. Pemakaian kembali dinar emas

    dan dirham perak sebagai langkah pertama dan utama pembersihan pasar dari riba

    semakin mendapatkan momentumnya. Krisis keuangan global, yang merupakan

    keniscayaan dalam siklus boom-and-bust , dan yang akan mengakibatkan "kiamat

    keuangan" dalam sistem uang kertas berbasis riba saat ini cepat atau lambat

     pastilah akan tiba. Karena itu, agar tidak ikut terlibas dalam malapetaka global ini,

    seharusnyalah kita semua secara proaktif menjadi bagian dari upaya

     penyelamatan kembali ke dinar dan dirham.15 

    3.  Alasan dan Keunggulan dari Penggunaan Dinar

    Ada beberapa alasan dari penggunaan mata uang dinar islam dalam menuju

    stabilitas sistem moneter, antara lain:

    15 M. Luthfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003, Cet.1, h. 371.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    36/89

    a.  Uang yang Stabil

    Perbedaan dinar dengan uang fiat adalah kestabilan nilai uang tersebut. Setiap

    mata uang dinar mengandung 4,25 gram emas 22 karat dan tidak ada perbedaan

    ukuran emas yang dikandung dinar pada setiap negara, tidak ada perbedaan nilai

    dinar yang digunakan di negara Irak dengan dinar yang digunakan di negara Arab

    Saudi. Dinar tidak mengalami inflasi yang begitu besar semenjak zaman

    Rasulullah saw hingga sekarang. Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Prof.

    Roy Jastram dari Berkeley University dengan menulis buku tentang The Goldent

    Constant. Ia melakukan penelitian harga emas terhadap beberapa komoditi untuk

    waktu 400 tahun hingga 1976. Hasil dari penelitiannya adalah bahwa harga emas

    adalah konstan dan stabil. Sekalipun selama waktu tersebut telah terjadi krisis,

     perang dan bencana alam, tetapi nilai emas masih relatif stabil.16 

    b.  Alat Tukar yang Tepat 

    Dengan adanya nilai yang stabil dan standar yang sama di setiap negara, dinar

    akan memberikan kemudahan dan kelebihan bagi masyarakat untuk melakukan

    transaksi domestik dan transaksi internasional sekalipun, tidak ada perbedaan

    antara seekor kambing yang berharga satu dinar di Arab Saudi dengan seekor

    kambing di Indonesia yang seharga satu dinar, karena dinar kedua negara tersebut

    memiliki nilai yang sama. Dinar adalah mata uang yang berlaku secara

    sendirinya, berbeda dengan uang fiat sebagai legal tender yang membutuhkan

    16 Umar Ibrahim Vadillo, The Return of the Islamic Gold Dinar: A Study of Money in Islamic Lawand the Architecture of Gold Economy (Malaysia: Murabitun Nusantara, 2002), h. 150.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    37/89

     pengesahan berupa hukum oleh pemerintah yang mencetaknya. Dinar adalah uang

    yang sudah dikenal selama berabad-abad, sehingga tidak diperlukan adanya

     proses penghalalan dan pengesahan sebagai uang.

    c.  Mengurangi Spekulasi, Manipulasi dan Arbitrasi

     Nilai dinar yang sama akan mengurangi tingkat spekulasi dan arbitrasi di

     pasar valuta asing, karena kemungkinan perbedaan nilai tukar akan sulit terjadi.

    Uang fiat atau uang kertas telah memberikan sebuah ladang keuntungan bagi

    spekulator yang selalu mencari keuntungan dari perbedaan nilai tukar yang terjadi

    setiap hari, setiap jam dan setiap menit. Jika dinar sudah menjadi single currency 

    yang sama di setiap negara, maka tidak akan ada perbedaan nilai dinar di setiap

    negara yang memberikan keuntungan yang besar kepada para spekulator-

    spekulator tersebut.17 

    4.  Mata Uang Ideal untuk Perdagangan Internasional

    Saat ini hampir semua transaksi perdagangan internasional dilakukan dengan

    menggunakan fiat money. Dalam perdagangan internasional tidak semua jenis fiat

    money  beroleh legitimasi dan dipergunakan secara luas. Negara berkembang

    misalnya, jarang yang menggunakan  fiat money  lokal untuk urusan transaksi

    internasional karena mata uang mereka dianggap volatile.18 

    17 Ahamed Kameel Mydin Meera, The Thief of Nation: Returning to Gold , (Malaysia: PelandukPublication, 2004), h. 79.

    18  Volatile  dalam tulisan ini selanjutnya disejajarkan dengan tidak stabil, rentan fluktuasi ataunilainya mudah mengalami naik turun secara relative dibandingkan dengan mata uang lainnya.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    38/89

    Ada beberapa kriteria untuk menilai apakah suatu mata uang layak dijadikan

    alat pertukaran dalam perdagangan internasional. Kriteria yang  pertama  yang

    semestinya dimiliki oleh sebuah mata uang kuat adalah stabilitasnya. Stabilitas

    suatu mata uang bisa dilihat dari hubungan dengan harga barang dan jasa. Dalam

    hal ini, konsep inflasi  sering dikaitkan dengan keberadaan uang dengan barang

    dan jasa yang tersedia. Inflasi terjadi ketika jumlah uang beredar meningkat

    secara relatif terhadap barang dan jasa yang tersedia, yang mengakibatkan nilai

    uang atau daya belinya turun. Kemudian nilai mata uang suatu negara

    dibandingkan dengan nilai mata uang asing. Dalam kasus ini, apresiasi atau

    depresiasi suatu mata uang bisa terjadi tergantung dengan siklus bisnis dan

    kondisi ekonomi masing-masing. Banyak ekonom yang berpendapat selagi itu

    masih berupa  fiat money, di manapun ia menyimpan bom waktu ketidakstabilan

    sepanjang masa. Salah satu argumen utamanya, karena pemerintah gampang

    tergoda menerbitkan uang dalam jumlah yang tak terbatas (unlimited ) demi

    melindungi kepentingan nasional mereka. Dampaknya, pasar pun terdistorsi.

    Tidak mengherankan bila penggunaan kekuasaan untuk menciptakan uang

    sekehendaknya ini mendorong terjadinya tekanan inflasi permanen.

    Sejarah membuktikan emas bisa menjelma menjadi mata uang yang sangat

    stabil dibanding mata uang ( fiat money) manapun, termasuk dolar. Pada tahun

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    39/89

    1800 harga emas per satu troy ons setara dengan 19,39 dolar AS, sementara pada

    tahun 2004, satu troy ons senilai 455,75 dolar AS.

    19

     

    Kriteria yang kedua  adalah kesesuaiannya dengan asas keadilan ( fairness).

    Fiat money cenderung memiliki sifat yang berlawanan dengan prinsip ini. Sebagai

    contoh untuk mencetak satu dolar uang kertas, diperlukan biaya yang nilainya

    ekual dengan empat sen dolar (dengan anggapan satu dolar senilai Rp. 10.000,

    maka nilai empat sen dolar kira-kira Rp. 400). Sekarang berapa harga yang

    diperlukan untuk mencetak satu lembar uang 100 dolar? diperkirakan biayanya

    tidak jauh berbeda dari lembaran satu dolar.

    Bisa disimpulkan bila Amerika menikmati pendapatan yang luar biasa besar

    dari penciptaan uang ini atau yang dikenal dengan istilah seigniorage.20 

    Keuntungan dari penciptaan uang semakin besar ketika banyak pendukung yang

    mensirkulasikan mata uang dolar itu ke seluruh penjuru dunia. Karena itu,

    semestinya sangat tidak adil bagi kebanyakan negara berkembang dimana para

     buruhnya membanting tulang hanya untuk mengejar pendapatan dua sampai lima

    dolar sehari, sementara The Fed (Bank Sentral Amerika) dengan sangat leluasa

     bisa mencetak dolar hampir unlimited  untuk membiayai anggaran belanja negara

    dengan konsekuensi orang seluruh dunia pengguna dolar ikut menyumbang

    dengan membayar inflasi yang diakibatkannya..

    19 Http://www.globalfinancialdata.com/20  Http://en.wikipedia.org/wiki/Seignorage. Kadang juga ditulis seignorage, diartikan sebagai

     pendapatan bersih yang diperoleh dari penerbitan mata uang tertentu/ sumber pendapatan penting yangdiperoleh negara tertentu.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    40/89

    Kriteria yang ketiga  adalah tingkat penerimaan (acceptability) dan

    keluwesannya ( flexibility). Fiat money  untuk dua hal ini menunjukkan

    keunggulannya. Fiat money jauh lebih fleksibel ketimbang uang koin. Fiat money 

    membuat para penggunanya merasa nyaman. Bisa dibawa dalam jumlah relatif

     besar kemana-mana, mudah disimpan dan tidak memberatkan. Keistimewaan ini

    tidak ditemukan dalam uang koin (emas atau perak).

    Dan akhirnya, mengingat situasi bisnis dunia yang terus berubah, sebuah mata

    uang ideal semestinya juga melindungi dirinya sendiri dari kemungkinan risiko

    eksternal. Para trader pengguna  fiat money, misalnya, perlu melakukan hedging 

    untuk melindungi mata uangnya dari risiko perubahan kurs. Sementara bila emas

    yang digunakan untuk alat pembayaran transaksi, upaya hedging  yang tentu

    membutuhkan biaya tak sedikit, tidak diperlukan. Meera (2004) menandaskan

     berbeda dengan  fiat money, emas memiliki nilai intrinsik yang menjadi garansi

    dan perlindungan dari kemungkinan gencetan situasi eksternal yang tak

    diinginkan. Karena emas menjadi bernilai bukan karena dekrit atau diundangkan

    oleh suatu negara sebagaimana  fiat money, tetapi karena kandungan logam

    mulianya yang diakui semua orang.

    5. 

    Keandalan Dinar sebagai Alat Pembayaran

    Keandalan emas di kancah sejarah tak terbantahkan. Walau emas telah

    dihentikan fungsinya sebagai uang pada tahun 1914, tetap saja komoditi satu ini

    diterima sebagai alat pembayaran perdagangan internasional, karena nilainya.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    41/89

    Logam mulia memiliki nilai jual, yang tidak dimiliki uang kertas. Berbeda dengan

     fiat money, emas sulit mengalami inflasi karena pemerintah tak mungkin

    mencetak koin emas atau uang kertas yang sepenuhnya didukung emas secara

    tidak terbatas (unlimited ), karena pencetakan itu sangat tergantung pada

    tersedianya logam emas itu sendiri yang sifatnya langka (scare) dan terbatas

    (limited ). Begitupun, emas tidak bisa didevaluasi melalui sebuah dekrit oleh

     pemerintahan tertentu, karena emas akan mengikuti harga pasar yang berlaku.21 

    Sebagai komoditi, emas menunjukkan kinerjanya yang andal, khususnya dari

    aspek stabilitas sepanjang sejarah. Grafik memperlihatkan kepada kita betapa dari

    tahun 1792 sampai 1972, harga emas hanya berubah secara signifikan empat kali.

    Pada tahun 1792 harga emas mencapai 19,75 dolar AS. Kemudian berturut-turut

    harga emas merangkak naik pada tahun 1834, 1934 dan 1972 menjadi masing-

    masing 21, 35 dan 38 dolar AS. Setelah sistem Bretton Woods kolaps, harga emas

    kemudian berfluktuasi hingga sekarang.

    Stabilitas emas, apakah itu dipakai sebagai medium alat tukar (uang) ataupun

    sebagai komoditi diyakini sebagai faktor kuat yang bisa menjaga perekonomian

     berada dalam jalurnya. Bahkan, Greenspan (1996), sebelum menjadi gubernur

    The Fed, meyakini dan menegaskan peran emas dalam ikut menstabilkan

     perekonomian. Dia menulis kira-kira diterjemahkan sebagai berikut: “.........emas

    dan kebebasan ekonomi tidak bisa dipisahkan satu sama lain, bahwa gold

    21 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, Jakarta,Senayan Abadi Publishing, 2007, Cet. Pertama, h. 84.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    42/89

    satndar telah menjadi instrumen bagi berjalannya prinsip laissez-faire“. Lebih

    lanjut dia menuturkan betapa di bawah gold standar   stabilitas dan pertumbuhan

    ekonomi terlindungi.

    Peranan emas dalam ekonomi pun menjelma menjadi semacam alat

     pembayaran universal (universal money). Disebut uang universal karena ia bisa

    digunakan dimanapun, diterima sebagai alat pembayaran dan media penyimpan

    kekayaan dalam tempo waktu yang sangat panjang. Bahwa akhirnya peranan

    emas sebagai alat tukar kemudian dihentikan oleh Amerika yang kemudian diikuti

    oleh hampir semua negara, tetap saja komoditi satu ini dipakai dalam

     penyelesaian sengketa settlement imbalance antara bank sentral dunia.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    43/89

     

    BAB IV

    PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN

    PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA

    A.  Peluang Dinar dalam Perdagangan Internasional

    1.  Strategi Konsep Dinar dalam Perdagangan Internasional

    Ide penerapan gold dinar dalam perdagangan internasional diakui memerlukan

    keputusan politik yang tidak sederhana. Lantaran itu, perlu kesabaran luar biasa

    untuk terus meyakinkan berbagai pihak, khususnya negara-negara muslim untuk

    akhirnya bisa mencapai kesepakatan yang dimaksud.22 

    Agar konsep dinar dapat menjadi mata uang internasional antara negara

    muslim, maka perlu beberapa strategi yang harus disiapkan, antara lain dapat

    ditempuh melalui beberapa tahap, yaitu:

    Tahap pertama, negara-negara yang tergabung dalam anggota OKI harus

    membuat kesepakatan/kompetensi atau peraturan tentang pembayaran transaksi

     perdagangan internasionalnya baik perdagangan secara bilateral maupun

    multilateral dengan menggunakan mata uang dinar. Hal ini agar mendorong

    akselerasi penerapan dinar dalam perdagangan internasional. Karena undang-

    undang atau peraturan merupakan payung hukum dan instrumen utama demi

    22 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan  (Jakarta:Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. Ke-1, hal. 157.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    44/89

    terealisasinya tujuan yang dimaksud.

    Tahap kedua, negara-negara yang tergabung dalam anggota OKI harus

    memulai dengan membuat standar ukuran umum mata uang dinar yang akan

    digunakan sebagai mata uang tunggal yang perlu dipenuhi dengan mengambil

    rata-rata persamaan dari negara-negara OKI yang mau bergabung.

    Tahap  ketiga, negara-negara yang tergabung dalam anggota OKI harus

    menciptakan suatu lembaga yang akan mengurus dan mengelola kendali moneter

    yang menjadi embrio yang nantinya akan menjadi Bank Sentral atau Bank

    Kustodian dari seluruh negara OKI, sebagai contoh sebut saja IDB (Islamic

    Development Bank). IDB berfungsi mengatur kebijakan umum moneter untuk

    seluruh negara OKI, mengatur operasi nilai tukar mata uang asing, menyimpan

    cadangan devisa bagi negara OKI dan mempromosikan mekanisme pembayaran

    yang stabil antar anggota.23

     

    Bank kustodian ini juga bermaksud agar bisa memudahkan memonitor dan

    memastikan masing-masing anggota memenuhi jumlah minimal yang disyaratkan

    dari simpanan emasnya. Institusi ini juga akan memastikan fungsi pembayaran

    dan sekaligus juga berfungsi sebagai pemegang kustodian dari rekening gold

    dinar.24 

    23 M. Luthfi Hamidi, Dolar VS Euro Awal Kebangkrutan AS  (Jakarta: Senayan Abadi Publishing,2003), Cet. 10, h. 49-51.

    24 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan  (Jakarta:Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 91.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    45/89

    Selanjutnya, dengan telah dilakukannya beberapa tahap di atas, maka para

     pemerintah negara OKI sudah semestinya mensosialisasikan kepada para

    masyarakat khususnya para pengusaha ekspor maupun impor baik secara

    langsung maupun tidak langsung. Hal ini ditujukan untuk memberi pemahaman

    kepada masyarakat. Jika mayoritas masyarakat sudah memahami keunggulan

    mata uang emas ini, maka lambat laun mereka akan menggunakannya untuk

    keperluan praktis dan mengarah kepada praktik keseharian. Salah satu yang sudah

    mendapat tempat adalah pembayaran zakat dengan emas.

    Selain pembayaran zakat dengan emas, masih banyak potensi penggunaan

    emas yang tidak saja punya dimensi religius, tapi juga investatif. Salah satunya

    yang bisa dikembangkan adalah penggunaan emas sebagai alat pembayaran

    sekaligus media investasi untuk haji. Selain harga jualnya yang cenderung terus

    meningkat, investasi ini juga termasuk likuid.

    Dalam skup yang lebih besar, penggunaan dinar bisa dilakukan untuk

     pembayaran transaksi minyak. Negara pengekspor minyak seperti Iran berpeluang

    menerapkan skim ini. Implementasinya bisa jadi lebih sederhana karena transaksi

    lebih akan melibatkan hubungan negara dengan negara (G to G), bukan swasta

    kepada swasta, sehingga transaksinya relatif bisa lebih simpel.

    Penggunaan dinar sebagai alat pembayaran minyak tak pelak akan langsung

    mengubah peta keseimbangan moneter internasional, karena negara-negara net

    importers  mau tidak mau harus menukarkan dolarnya dengan dinar. Secara

    ekonomi, penukaran ini lebih menguntungkan mereka karena ini kesempatan

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    46/89

    untuk bisa mendeversifikasi cadangan mata uang mereka yang sebelumnya

    didominasi dolar AS ke dalam dinar yang tidak perlu di-hedge karena memiliki

    nilai intrinsik.25

     

    2.  Implementasi Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional

    Untuk menjadikan dinar sebagai mata uang global diperlukan berbagai

    langkah dan strategi. Kehadiran dinar dalam sistem perdagangan dan moneter

    dunia dimaksudkan untuk menggantikan uang fiat dan menjadi alternatif bagi

    negara-negara berkembang untuk menghindari dominasi perekonomian negara-

    negara maju. Untuk menggantikan peran uang fiat dalam perekonomian

    diperlukan penerapan dinar secara bertahap, langkah demi langkah bukan dengan

     perubahan secara drastis. Salah satu langkah yang dilakukan dalam penerapan

    dinar tersebut adalah dengan menjadikan dinar sebagai alat transaksi perdagangan

     barang dan jasa internasional, baik perdagangan multilateral maupun bilateral.

    Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan dinar dalam

     perdagangan internasional, antara lain26:

    a.  Peran Dinar dalam Perdagangan

    Penggunaan dinar tidak ditujukan untuk menggantikan peran mata uang

    domestik, tetapi hanya digunakan untuk pembayaran atas transaksi perdagangan

     barang dan jasa luar negeri. Uang domestik tetap diperlukan sebagai alat transaksi

    25  Ibid ., h. 176-177.26  Nurul Huda,  Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis  (Jakarta: Kencana Prenada Media

    Group, 2008), Cet. 1, h. 108.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    47/89

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    48/89

    Muhammad menjelaskan tentang mekanisme pelaksanaan perdagangan dengan

    dinar. Ketika terjadi perdagangan antara Malaysia dengan Arab Saudi, dimana

    dalam kurun waktu 3 bulan, Malaysia mengekspor ke Arab Saudi sebesar 2 juta

    dinar dan Arab Saudi mengekspor ke Malaysia sebesar 1,8 juta dinar. Data

    selengkapnya bisa terlihat pada tabel 4.1 tentang ilustrasi ekspor dan impor antara

    Malaysia dengan mitra dagangnya Arab Saudi.

    Tabel 4.1 Ilustrasi Ekspor dan Impor Malaysia dengan Arab Saudi 

    (Juta dinar)

    Ekspor ke Malaysia Arab Saudi Total Ekspor

    1. Malaysia x 2.0 2.0

    2. Arab Saudi 1.8 x 1.8

    Total Impor 1.8 2.0 3.8

    Dengan demikian Malaysia mengalami surplus perdagangan sebesar 0,2 juta

    dinar. Arab Saudi melalui bank sentralnya akan membayar sebesar 0,2 juta dinar

    kepada Bank Negara Malaysia melalui Bank Kustodian (IDB atau  Bank of

     England ). Dalam mekanisme ini, dinar sebesar 0,2 juta dinar yang dibayarkan

    Arab Saudi bisa mendukung transaksi perdagangan ekspor dan impor dengan

     jumlah sebesar 3,8 juta dinar. Hal ini tentunya akan memberikan kesempatan

    kepada negara peserta dengan cadangan devisa yang terbatas untuk melakukan

     perdagangan ekspor dan impor dengan menggunakan dinar.

    3.  Peraturan tentang Penerapan Dinar dalam Perdagangan Internasional

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    49/89

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    50/89

    internasional yang ditujukan untuk mengambil keuntungan dari persaingan yang

    tidak  fair   dengan negara lain. Setiap negara diharuskan untuk berkolaborasi

    dengan pendanaan dan pembiayaan dari IMF untuk mempromosikan stabilitas

    nilai tukar dan menghindari perubahan persaingan nilai tukar. Negara yang

    membiarkan mata uangnya mengambang bebas diharuskan untuk melakukan

    intervensi nilai tukarnya untuk mengatasi perubahan nilai tukar yang tajam dan

    fluktuasi nilai tukar. Berdasarkan  Articles IV   the Obligations Regarding

     Exchange Arrangements berisikan tentang nilai tukar hanya dikonversikan kepada

    SDR atau kepada mata uang negara lain selain emas. Sekilas, aturan tersebut

    terlihat melarang dan membatasi penggunaan emas sebagai sebuah perjanjian

    nilai tukar (exchange arrangements). Tetapi dinar yang akan digunakan dalam

     perdagangan internasional bukan uang sebuah negara yang ditopang dengan emas

    (backed by gold ). Kehadiran dinar dalam perdagangan internasional tidak

    ditujukan untuk menjadikan dinar sebagai mata uang sehari-hari semua negara,

    tetapi hanya digunakan untuk menjadi alat transaksi perdagangan bilateral.

    Pembayaran dengan dinar dilakukan dengan mentransfer ekuivalen dinar ke

    account   negara peserta yang ada di bank kustodian. Dalam aturan yang sama

    dalam  Articles   IV   dinyatakan bahwa kondisi ekonomi internasional tertentu,

    mengizinkan sebuah negara untuk memperkenalkan sistem perjanjian nilai tukar

    yang berdasarkan atas stabilitas.

    b.   Financial Infrastructure 

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    51/89

    Lembaga keuangan adalah salah satu faktor yang akan menyukseskan

    implementasi dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional. Lembaga

    keuangan seperti perbankan harus siap dengan berbagai aturan yang mendukung

     penggunaan dinar dan menyesuaikan sistem operasionalnya. Untuk mewujudkan

    itu, diperlukan peran dan aturan yang mendukung industri perbankan untuk

     berperan dalam perdagangan bilateral. Dalam hal ini, bank sentral selaku otoritas

    moneter akan menjadi lembaga yang mengawasi dan mengatur mekanisme sistem

     perbankan nasional.

    c.   Dispute Settlement 

    Untuk menghindari perselisihan perdagangan, maka diperlukan sebuah

    mekanisme penyelesaian (dispute settlement ) yang bisa mengatasi perselisihan

    dagang antar negara ataupun sektor swasta. Saat ini, aturan tentang perselisihan

    telah ditetapkan oleh WTO yang dinamakan dengan  Dispute Settlement

     Mechanism. WTO telah mengeluarkan beberapa persetujuan, seperti General

     Agreement on Tariffs and trade, General Agreement on Trade in Services dan

     Agreement on Trade-Related Aspects of Property Rights. Setiap dari aturan

    tersebut memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

    1.  Untuk membantu perdagangan berjalan secara bebas;

    2. 

    Untuk mencapai liberalisasi dengan cara negosiasi; dan

    3.  Untuk mengatur perselisihan perdagangan (settling payment ).

    Proses penyelesaian perselisihan tersebut telah diatur dalam the

    Understanding on Rules and Procedures Governing the Settlement on Disputes  

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    52/89

    (DSU). Di samping peraturan yang ditetapkan oleh WTO, perdagangan secara

     bilateral juga membutuhkan lembaga-lembaga yang membantu dalam

     penyelesaian masalah-masalah perdagangan seperti lembaga mediasi, arbitrasi

    dan konsiliasi. Kehadiran lembaga tersebut diharapkan bisa membantu kelancaran

    dan menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dari perdagangan tersebut.

    4.  Dampak Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional

    Penggunaan dinar merupakan suatu solusi atas perekonomian dunia yang

    menggunakan uang fiat. Penggunaan uang fiat menimbulkan ketidakstabilan

     perekonomian dunia, untuk mengatasi hal itu dibutuhkan mata uang yang lebih

    stabil yaitu dinar emas.

    Pada tahun 1250 M / 648 H di negara Mesir, dinar yang dijadikan sebagai

    dasar moneter pernah dipengaruhi oleh penggunaan uang fulus yaitu uang

    campuran dari kuningan dan tembaga. Penggunaan uang fulus dan ditambah oleh

    kondisi perekonomian yang buruk telah menyebabkan harga yang tidak stabil.

    Untuk mengatasi hal tersebut Al-Maqrizi (768-845 H) dalam bukunya  Ighosatul

    Ummah bi Kasyfil Ghummah menjelaskan kondisi tersebut secara terperinci serta

    memberikan jalan keluar bagi kondisi perekonomian Mesir pada waktu itu. Di

    antara pemikiran Al-Maqrizi tersebut adalah:

    a.  Hanya dinar dan dirham yang bisa digunakan sebagai uang

     b. 

    Menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money)

    c.  Membatasi penggunaan uang fulus

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    53/89

    Menurut Al-Maqrizi untuk mengatasi kondisi tersebut, dinar dan dirham harus

    kembali digunakan dalam perdagangan barang dan jasa seperti pembayaran upah

     para pekerja. Untuk mendukung penggunaan dinar dan dirham tersebut maka

     pemerintah harus menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money)

    serta membatasi penggunaan uang fulus hanya untuk transaksi dalam skala kecil

    dan hanya untuk transaksi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan dinar

    dan dirham digunakan untuk transaksi dalam skala besar seperti perdagangan luar

    negeri dan transaksi domestik lainnya.28

     

    Pada saat ini, peran uang fulus sudah digantikan oleh uang fiat yang

    digunakan untuk semua transaksi perdagangan, baik dalam negeri maupun luar

    negeri. Penggunaan dinar merupakan suatu solusi untuk mengatasi berbagai

    dampak perekonomian yang ditimbulkan oleh penggunaan uang fiat dalam

     perekonomian dunia.

    Dr. Ahmad Hasan dalam bukunya  Al-Awraq an-Naqdiyyat fi al-Iqtishadi al-

     Islamiy menjelaskan bahwa setelah berakhirnya perang dunia I, setiap negara

    memberlakukan peraturan dan pengawasan ketat terhadap perdagangan dunia

    untuk menurunkan jumlah impor barang dan komoditi seperti pemberlakuan

     pajak dan cukai. Setiap negara berusaha untuk mendorong peningkatan ekspor

    yang kemudian menyebabkan perbedaan harga-harga di setiap negara.29 

    28  Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer  (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005), Cet. 1, h. 222.

    29  Ahmad Hasan,  Mata Uang Islami Telaah Konfrehensif Sistem Keuangan Islam  (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), h. 49.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    54/89

    Ketika perdagangan menggunakan emas, maka indeks harga akan

    mempertahankan kesesuaian, karena menggunakan sistem emas sangat berperan

     penting untuk menjaga stabilitas harga di berbagai negara. Sebagai contoh,

    terjadinya kerjasama dagang antara Suriah dengan Prancis dengan menggunakan

    sistem emas. Suriah mengimpor komoditi dalam jumlah besar dari Prancis, hal ini

    akan menyebabkan keluarnya emas dari Suriah menuju Prancis dan persediaan

    emas akan menipis di Suriah. Saat itu harga-harga akan mengalami penurunan di

    Suriah. Ketika harga-harga komoditi di Suriah menurun, negara lain akan

    melakukan impor dari Suriah dan saat itu pula emas-emas kembali masuk dan

    menguat di Suriah. Tetapi, ketika perdagangan dunia tidak lagi berjalan dengan

     bebas, keberadaan uang emas digantikan dengan uang kertas yang berakibat pada

     perbedaan indeks harga-harga.

    Menurut Hafiz Majdi, Dodik Siswantoro dan J.A. Brozovsky (Stable and Just

    Global Monetary System, 2002), penggunaan dinar yang dilakukan oleh kedua

    negara dalam perdagangan bilateral akan menyebabkan penyesuaian otomatis

    terhadap neraca pembayaran (balance of payment ) kedua negara. Contoh

    sederhananya adalah ketika salah satu negara mengekspor barang ke negara

    lainnya, maka negara tersebut akan memiliki lebih banyak dinar emas dan jumlah

     barang yang lebih sedikit. Hal ini akan menyebabkan terangkatnya harga barang

    karena adanya ekspor dan dengan tingkat harga yang lebih tinggi serta melakukan

     penyesuaian otomatis terhadap perbedaan pada neraca pembayaran. Dampak

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    55/89

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    56/89

    walaupun harga nilai emas berfluktuasi, tetapi tingkat perubahannya lebih

    kecil dibandingkan dengan tingkat fluktuasi uang kertas saat ini.

     b.  Penggunaan dinar akan mengurangi terjadinya spekulasi, manipulasi dan

    arbitrasi terhadap mata uang nasional. Ketika tiga negara seperti Malaysia,

    Indonesia dan Brunei Darussalam melakukan perdagangan maka akan ada tiga

     jenis mata uang. Tetapi dengan menjadikan dinar sebagai mata uang tunggal

    dalam perdagangan, maka tidak akan ada spekulasi atau arbitrasi yang terjadi

    dalam perdagangan tersebut.

    Pada prakteknya, situasi ekonomi dan politik sebuah negara akan

    mempengaruhi nilai tukar mata uangnya dan akan berpengaruh pada pasar dan

    aktivitas ekonomi, tetapi dengan dinar sebagai mata uang global, hal tersebut

    tidak akan berpengaruh signifikan karena dinar bukan milik suatu negara

    tertentu.

    c.  Penggunaan dinar akan mengurangi biaya transaksi perdagangan (transaction

    cost ) dan meningkatkan perdagangan. Jumlah dinar yang sedikit akan bisa

    menutupi transaksi dalam jumlah besar serta memberikan peluang kepada

    negara yang tidak memiliki cadangan devisa yang cukup sekalipun.

    d.  Penggunaan dinar dalam perdagangan akan meningkatkan perdagangan yang

     pada akhirnya akan meningkatkan kerjasama antar negara peserta. Di samping

    itu, penggunaan dinar akan mempengaruhi kondisi mata uang domestik yang

     pada akhirnya akan mempengaruhi sistem moneter nasional.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    57/89

    e.  Penggunaan dinar dalam perdagangan internasional akan mengurangi

    sovreignty  (kekuasaan). Dengan sistem perdagangan uang fiat saat ini telah

    memberikan peluang dan ruang kepada negara-negara maju untuk menguasai

     perekonomian dunia dan memperbesar jurang antara negara kaya dengan

    negara miskin. Penggunaan dinar akan mengurangi ketergantungan negara

     berkembang dan negara miskin terhadap perekonomian negara maju,

    mengingat sebagian besar sumber daya alam di dunia ini berada di negara-

    negara berkembang.

    B.  Peluang Dinar dalam Perdagangan Bilateral Indonesia

    1.  Penerapan Dinar dalam Perdagangan Bilateral Indonesia

    Menggunakan dinar sebagai alat transaksi perdagangan ekspor dan impor

    merupakan suatu potensi yang bisa diterapkan dalam perdagangan luar negeri

    Indonesia. Ada beberapa alasan dan faktor pendukung yang menjadikan dinar

    memiliki potensi untuk bisa diterapkan dalam perdagangan luar negeri Indonesia,

    antara lain:

    Pertama, Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk muslim

    terbesar di dunia. Kondisi Indonesia sebagai salah satu negara muslim dan dinar

    sebagai mata uang yang ada dalam syariah islam akan memudahkan dalam

    mengimplementasikan dinar sebagai uang yang akan digunakan dalam transaksi

    luar negeri.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    58/89

    Kedua, Indonesia adalah salah satu negara anggota OKI. Perdagangan

    Indonesia dengan negara OKI telah mengalami peningkatan yang ditunjukkan

    dengan adanya surplus perdagangan yang diperoleh Indonesia. Kawasan

    kerjasama negara OKI merupakan kawasan yang memiliki potensi yang cukup

     besar, karena sebagian sumber daya alam berada di negara muslim. Melakukan

     perdagangan dengan negara OKI tidak hanya memenuhi kebutuhan dan keperluan

    setiap negara semata, tetapi juga akan berpengaruh kepada persatuan dan kesatuan

    umat islam yang ada di dunia ini.32

     

    Ketiga, Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan merupakan

    salah satu negara yang memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap peran

    dolar untuk bisa melakukan transaksi ekspor dan impor dengan mitra dagangnya.

    Keempat , ketergantungan terhadap dolar dan uang fiat lainnya akan berisiko

    terhadap perdagangan internasional Indonesia. Karena dolar dan uang fiat lainnya

    adalah uang kertas biasa yang setiap saat bisa terdevaluasi, terdepresiasi, dan

     berfluktuasi serta sangat rentan terjadi inflasi, spekulasi dan arbitrasi. Aktivitas

    keuangan tersebut tentunya akan mempengaruhi harga dan nilai uang fiat yang

     berlaku di pasar internasional yang akan berdampak pada nilai tukar mata uang

    domestik Indonesia.

    Kelima, dalam perdagangan bilateral, jumlah yang harus dibayarkan adalah

    sebesar defisit yang dialami oleh setiap negara peserta. Surplus perdagangan yang

    32 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan  (Jakarta:Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 17.

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    59/89

    diperoleh Indonesia merupakan potensi yang besar untuk bisa menerapkan dinar,

    khususnya dengan negara-negara muslim sebagai mitra dagangnya.

    Keenam, sistem perdagangan bilateral dengan dinar akan melibatkan peran

    serta industri perbankan yang terdiri dari bank sentral dan perbankan komersial.

    Indonesia adalah negara yang memiliki dual banking system  yaitu perbankan

    konvensional dan perbankan syariah. Dengan adanya peran dari kedua industri

     perbankan tersebut diharapkan bisa membantu dan mempermudah penggunaan

    dinar sebagai alat transaksi ekspor dan impor.

    Selain beberapa faktor di atas, salah satu faktor yang mendukung penggunaan

    dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional Indonesia adalah jumlah

    cadangan emas Indonesia yang dari tahun ke tahun selalu mengalami

     peningkatan.

    Pada tahun 2007 lalu, jumlah cadangan emas Indonesia sebesar 1,75 milyar

    dolar. Cadangan emas yang dimiliki Indonesia ini akan bisa dijadikan sebagai

    cadangan awal dan jaminan untuk bisa melakukan perdagangan bilateral dengan

    sistem dinar. Tabel 4.2 Jumlah Cadangan Emas Indonesia 

    (Juta USD)

    Tahun Jumlah 

    2001 761

    2002 7682003 1070,96

    2004 1284,30

    2005 1316,33

    2006 1583,25

    2007 1750,89

    Sumber: Bank Indonesia

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    60/89

     

    2. 

    Regulasi tentang Penerapan Dinar dalam Perdagangan Bilateral

    Indonesia

    Di Indonesia, terdapat Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank

    Indonesia. Dalam Undang-Undang ini terdapat beberapa pasal yang berkaitan

    dengan penggunaan dinar sebagai alat transaksi luar negeri, antara lain:

    a. 

    Pasal 2 ayat (5): ”Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    diberikan untuk keperluan pembayaran di tempat atau di daerah tertentu,

    untuk maksud pembayaran atau untuk memenuhi kewajiban dalam valuta

    asing yang telah diperjanjikan secara tertulis, yang akan ditetapkan dengan

    Peraturan Bank Indonesia”.

     b.  Pasal 13 ayat (1) dan (2):

    (1) 

    Bank Indonesia mengelola cadangan devisa

    (2)  Dalam pengelolaan cadangan devisa sebagaimana dimaksud pada

    ayat 1, Bank Indonesia melaksanakan berbagai jenis transaksi

    devisa.

    Pada pasal 2 ayat (5) terdapat pengecualian penggunaan mata uang rupiah,

    yaitu adanya kebolehan penggunaan alat pembayaran selain mata uang rupiah

    untuk transaksi di luar wilayah Indonesia. Pada pasal 13 ayat (1) dan (2), Bank

    Indonesia bertugas sebagai pengelola cadangan devisa negara. Cadangan devisa

    negara yang dimaksud adalah berupa emas, uang kertas asing dan tagihan lainnya

  • 8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction

    61/89

    dalam valuta asing kepada pihak luar negeri yang dapat dipergunakan sebagai alat

     pembayaran luar negeri.

    3.  Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Negara OKI

    Berdasarkan ekspor dan impor non migas Indonesia ke 10 negara OKI dari

    tahun 2003 hingga tahun 2007, jumlah perdagangan terbesar Indonesia adalah

    dengan negara Malaysia, selanjutnya lihat tabel 4.3 di bawah ini:

    Tabel 4.3 Neraca Perdagangan Non Migas Indonesia dengan Malaysia 

    Tahun 2003 - 2007  (Juta US$)

    URAIAN 2003 2004 2005 2006 2007TREND(%)

    2003-2007

    Total Non Migas

    3.109,7 4.031,1 4.694,1 5.394,3 6.743,0 20,19

    Ekspor Non Migas

    2.315,5 2.870,1 3.309,0 3.789,6 4.593,1 17,91

    Impor Non Migas

    794,2 1.161,0 1.385,1 1.604,7 2.149,9 26,05

     Neraca Non Migas

    1.521,3 1.709,1 1.924,0 2.184,8 2.443,2 12,67

    Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah Pusdata Dep. Perdagangan)

    Pada tahun 2007 total perdagangan non migas Indonesia dengan Malaysia

    adalah sebesar 6,74 milyar dolar dengan ekspor sebesar 4,59 milyar dolar dan

    impor sebesar 2,15 milyar dolar. Dengan demikian Indonesia mengalami surplus

     pada perdagangannya sekitar 2,44 milyar dolar. Berdasarkan tabel di atas, selama

    lima tahun terakhir yakni dari tahun 2003 hingga tahun 2007