1
Rampak Bedug berasal dari kata Rampak atau kompak yang berarti sama, gerakannya sama, pukulannya sama. Asal muasal rampak bedug ini yaitu pada jaman dahulu ketika masyarakat kampung akan menunaikan ibadah sholat, sebelum adzan salah seorang dari mereka memukul-mukulkan media yang bunyinya nyaring dan keras misalnya kentongan sebagai tanda waktu sholat tiba. Namun ternyata bunyi kentongan ini sering disalah tafsirkan oleh masyarakat setempat, karena bunyi kentongan ini bisa juga diartikan adanya maling yang masuk ke kampung. Nah, supaya bisa membedakannya maka diciptakanlah bunyi yang suaranya tidak menyerupai kentongan namun masih nyaring dan keras yaitu bedug. Lambat laun, ternyata masyarakat kampung sangat gemar sekali dengan suara dan pukulan bedug ini, mereka silih berganti menabuh bedug ketika waktu sholat tiba. Melihat hal tersebut akhirnya mereka mencetuskan suatu ide seni menabuh bedug dengan banyak orang yaitu rampak bedug, yang kala itu bernama bedug panjang, bedug yang disusun memanjang yang jumlahnya bisa 20 buah bedug. Dipukul secara bersama-sama dengan irama gerakan tertentu. Sampai sekarang rampak bedug ini masih eksis dan terus dikembangkan.

Rampak Bedug

  • Upload
    hening

  • View
    10

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesenian Banten

Citation preview

Rampak Bedug berasal dari kata Rampak atau kompak yang berarti sama, gerakannya sama, pukulannya sama. Asal muasal rampak bedug ini yaitu pada jaman dahulu ketika masyarakat kampung akan menunaikan ibadah sholat, sebelum adzan salah seorang dari mereka memukul-mukulkan media yang bunyinya nyaring dan keras misalnya kentongan sebagai tanda waktu sholat tiba. Namun ternyata bunyi kentongan ini sering disalah tafsirkan oleh masyarakat setempat, karena bunyi kentongan ini bisa juga diartikan adanya maling yang masuk ke kampung. Nah, supaya bisa membedakannya maka diciptakanlah bunyi yang suaranya tidak menyerupai kentongan namun masih nyaring dan keras yaitu bedug. Lambat laun, ternyata masyarakat kampung sangat gemar sekali dengan suara dan pukulan bedug ini, mereka silih berganti menabuh bedug ketika waktu sholat tiba. Melihat hal tersebut akhirnya mereka mencetuskan suatu ide seni menabuh bedug dengan banyak orang yaitu rampak bedug, yang kala itu bernama bedug panjang, bedug yang disusun memanjang yang jumlahnya bisa 20 buah bedug. Dipukul secara bersama-sama dengan irama gerakan tertentu. Sampai sekarang rampak bedug ini masih eksis dan terus dikembangkan.