31
RANCAN GAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMORTAHUN TENT ANG GURU DAN DOSEN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 79

RAN CAN GAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · g. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik profesi guru,

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • RAN CAN GAN

    UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

    NOMORTAHUN

    TENT ANG

    GURU DAN DOSEN

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    79

  • DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    RAN CAN GAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR •••••••• TAHUN

    TENTANG GURU DAN DOSEN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang: a. bahwa pembangungan nasional di bidang pendidfkan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

    80

    b. bahwa Sistem Pendididkan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan serta profesionalitas guru dan dosen untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terencana, terarah, dan berkesinambungan;

    c. bahwa guru dan dosen mempunyai peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa pada umumnya

  • dan dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia pada khususnya sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat;

    d. bahwa untuk mencapai tujuan pada butir a dan menempatkan guru dan dosen pada peran dan kedudukan sebagaimana dimaksud pada butir c dan d, maka mutu guru dan dosen menjadi sangat penting, dan hal itu sangat terkait dengan pengaturan kualifikasi akademik dan kompetensi, tugas, kewajiban dan hak, serta pengembangan dan perlindungan profesinya;

    e. bahwa karena strategisnya peran dan kedudukan guru sebagaimana dimaksud pada butir b dan belum diatumya jamin~n terhadap perlindungan, kesejahteraan dan profesionalisme guru dan dosen secara komperehensif, maka dipandang perlu mengatur guru dan dosen sebagai profesi;

    f. bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, maka perlu membentuk Undang-i.lndang tentang Guru dan Dosen.

    Mengingat: 1. Pasal 5 ayat ( l ), Pasal 20 ayat (I) dan ayat (2), dan pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

    2. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

    81

  • Dengan persetujuan bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG GURU DAN DOSEN

    BABI

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

    I. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan-menengah.

    2. Dosen adalah pendidik clan pemikir profesional pada jenjang pendidikan tinggi yang memiliki kompetensi mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologidan seni (IPTEKS) melalui penelitian ilmiah dan pengabdian pada masyarakat.

    3. Profesi guru dan dosen adalah pekerjaan dan/atau jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan atau keahlian dalam melayani orang lain, dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.

    4. Profesional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan pengabdian diri kepada pihak lain.

    5. Agen pembelajaran (learning agent) dan transfer pengetahuan (transfer of knowledge) adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.

    6. Penyelenggara satuan pendidikan adalah lembaga pemerintah atau lembaga masyarakat yang rnenyelenggarakan pendidikan pada jalur formal maupun jalur non formal.

    82

  • 7. Perjanjian kerja adalah perjanjian tertulis antara guru atau dosen dengan pemerintah atau penyelenggara satuan pendidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    8. Pemberhentian guru dan dosen adalah pengakhiran perjanjian kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara guru dan dosen dengan penyelenggara satuan pendidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    9. Gaji adalah imbalan atas pekerjaan suatu guru dan dosen yang diterima dalam bentuk uang dalam jumlah tertentu secara berkala;

    l 0. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan dan sertifikat kompetensi guru yang harus dimiliki oleh seorang guru dan dosen sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan formal yang diampunya;

    11. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang hams dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya;

    12. Sertifikat adalah upaya pendidikan dan pelatihan baik ·prajabatan (pre-service) maupun dalam jabatan (in-service) dan dibuktikan dengan sertifikat kompetensi yang diberikan oleh penyelenggara satuan pendidikan dan lembaga pelatihan yang terakreditasi;

    13. Organisasi profesi adalah organisasi berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru dan/atau dosen sebagai wadah untuk mengembangkan profesionalisme, memperjuangkan perlindungan hukum, dan menghimpun serta menyalurkan aspirasi anggotanya;

    14. Dewan Kehormatan Profesi adalah organ yang dibentuk oleh-organisasi profesi unruk mengawasi perilaku guru dan dosen dalam merekomendasikan sanksi terhadap guru dan dosen yang dinilai melanggar kode etik profesi.

    15. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia non-pemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.

    16. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional.

    17. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.

    18. Pemerintah Daerah adalah Pemerintan Provinsi, Pemerintah Kabupaten atan Pemerintah Kota.

    83

  • BAB II

    KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUJUAN

    Pasal 2

    {I). Guru dan dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jalur pendidikan formal.

    (2). Pengakuan guru clan dosen sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat kompetensi.

    (3). Guru dan dosen pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah berkedudukan sebagai pegawai pemerintah pusat, sedangkan guru clan dosen pada satuan pendidikan yang diselenggaran oleh masayarakat berkedudukan sebagaimana ditentukan dalam perjanjian kerja;

    Pasal 3

    Profesi guru dan dosen berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan kecerdasan peserta didik serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS).

    Pasal 4

    Profesi guru dan dosen bertujuan utnuk terlaksananya .sistem pendidikan nasional pada umumnya dan terwujudnya tujuan pendidikan nasional pada khususnya, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

    BAB III

    PRINSIP PROFESIONAL

    Pasal 5

    (I). Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional sebagai berikut:

    a. Memiliki bakat, minat, panggilan j iwa dan idealisme

    84

  • b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya.

    c. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.

    d. Mematuhi kode etik profesi.

    e. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.

    f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya. ' ~ ~-

    g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan.

    h. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesisionalnya.

    i. Memiliki organisasi profesi yang berbadan huk.um.

    (2). Profesi guru dan dosen merupakan suatu profesi tertutup sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas.

    Pasal 6

    Pemberdayaan profesi guru dan dosen diselenggarakan secara demokratis, berkeadilan, dan tidak diskriminatif dengan menjunjq tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan nilai profesionalitas.

    Pasal 7

    Pengakuan profesi guru clan dosen ditunjukkan dengan sertifikat kompetensi.

    BAB IV

    KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI

    Pasal 8

    Guru clan dosen sebagai pendidik profesional di bidang pembelajaran wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran dan transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

    85

  • Pasal 9

    Dosen sebagai ilmuwan wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi mengembangkan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS) melalui penelitian ilmiah.

    Pasal 10

    (1). Kualifikasi akademik guru diperoleh melalui pendidikan tinggi Program Sarjana atau Program Diploma IV (empat) yang sesuai dengan bidang tugasnya.

    (2)~ Kualifikasi akademik dosen diperoleh melalui pendidikan tinggi Program Pascasarjana yang sesuai dengan bidang tugasnya.

    (3). Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 dan pasal 9 meliputi kompetensi pedagogik dan andragogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, ruin kompetensi sosial sesuai Standar Nasional Pendidikan, yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

    ( 4 ). Kualifikasi dan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, pasal 9 dan· pasal IO ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah;

    Pasal 11

    (I). Setiap orang yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran dan pengembang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 mempunyai kesempatan yang sama untulc menjadi guru dan dosen.

    (2). Untuk dapat diangkat menjadi guru dan dosen, setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat {I) terlebih dahulu mengikuti proses seleksi yang memilih calon guru dan calon dosen terbaik diantara calon-calon yang memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.

    (3). Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur· lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

    86

  • BABV

    TUGAS, HAK DAN KEWAJIBAN

    Pasal 12

    Guru sebagai pendidik mempunyai tugas:

    a. Mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih clan mengevaluasi peserta didik;

    b. Menilai basil belajar peserta didik;

    c. Membina akhlak mulia, budi pekerti, kepribadian peserta didik;

    d. Merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan clan mengembangkan proses pembelajaran secara· efektif.

    Pasal 13

    Dosen sebagai ilmuwan mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 dengan perluasan tugas:

    a. Melakukan penelitian di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS)

    b. Melakukan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS).

    c. Melakukan rancang-bangun/perekayasaan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS).

    d. Melakukan pengabdian pada masyarakat.

    Pasal 14

    (1) Dalam melaksanakan tugas profesionalnya, guru dan dosen berhak:

    a Memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;

    b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan • prestasi kerja;

    c. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual;

    87

  • d. Meningkatkan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar;

    e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana, prasarana, dan fasilitas pembelajaran untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

    f. Memiliki kebebasan akademik dan mimbar akademik baik di dalam maupun luar kelas;

    g. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan;

    h. Memperoleh rasa aman danjaminan keselamatan dalam melaksankaan tugas;

    i. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam bidang profesi gru;

    j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas serta kemampuan profesional guru; dan

    k. Memperoleh cuti sabatikal.

    (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak guru dan dosen sebagaimana di maksud pada ayat (I) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    Pasal 15

    Dalam melaksanakan tugas profesionalnya, gruu dan dosen berkewaj iban:

    a Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; ·

    b. Memmpunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, dan ketaqwaan peserta didik;

    c. Memberi teladan serta menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

    d. Merencanakan dan· melaksanakan proses pembelajaran serta melaksanakan penilaian dan evaluasi basil pembelajaran sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan;

    e. Mengembangkan kemampuan profesional guru dan memperbaharui sertifikat kompetensi secara berkala untuk meningkatkan kemampuan dan keterampila.~ sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

    88

  • f. Bertindak obyektif, adil dan tidak diskriminatif terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran atas dasar pertimbangan jenis kelamin, intelegensi, kondisi fisik tertentu, kepribadian, agama, suku atau latar belakang sosial budaya dan ekonomi;

    g. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik profesi guru, serta nilai-nilai agama dan etika;

    h. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

    i. Memelihara dan membina hubungan kerjasama yang baik antar sesama guru, antara guru dengan peserta didik, antara guru dengan orang tua dan/atau wali murid serta masyarakat; dan

    j. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan professional.

    Pasal 16

    Guru dan dosen yang bertugas di daerah terpencil, daerah rawan konflik, dan/atau daerah rawan bencana mempunyai hak yang meliputi kenaikan pangkat rutin secara otomatis, kenaikan pangkat istimewa sebanyak 1 (satu) kali, tunjangan pengabdian (khusus) dan perlindungan.

    ·BAB VI

    HAK DAN KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN

    PEMERINTAH DAERAH

    Pasal 17

    Pemerintah berhak menugaskan dan/atau memindahkan guru dan dosen pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah secara lintas daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia demi menjamin keberlanjutan proses pembelajaran pada satuan pendidikan di daerah terpencil, daerah rawan konflik, daerah rawan bencana, daerah perbatasan, daerah tertinggal, atau daerah bermasalah lainya berdasarkan perjanjian kerja dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Pasal 18

    Pernerintah dan pernerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, dan membantu pelaksanaan tugas profesional guru clan dosen.

    89

  • Pasal 19

    Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untulc gaji dan penghasilan lainnya bagi guru dan dosen yang dia1okasikan melalui APBN dan APBD utnuk meningkatkan harkat dan martabatnya.

    Pasal 20

    Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untulc sertifikasi profesi bagi guru guna melaksanakan program wajib belajar.

    Pasal 21

    Pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan pengabdian guru dan dosen yang diangkat oleh penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarak:an oleh masayrakat dengan memberikan bantuan dan untulc gaji clan atau kesejahteraan.

    Pasal 22

    Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan guru dan dosen, baik jumlah, kualifikasi maupun kompetensinya untuk menjamin keberlangsungan pendidikan dan pembelajaran yang efektif pada jalur pendidikan formal.

    BAB VII

    WAJIB KERJA DAN IKATAN DIN AS

    Pasal 23

    (1) Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib kerja kepada guru dan dosen dan/atau Warga Negara Republik Indonesia lainnya yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi untulc melaksanakan tugas guru dan dosen di daerah terpencil, daerah perbatasan, daerah konflik, daerah rawan bencana dan daerah .bermasalah lainnya di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia guna mengatasi keadaan darurat.

    (2) Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib kerja kepada guru dan dosen dan/atau Warga Negara Republik Indonesia lainnya di daerah perbatasan yang bermasalah dengan · melayani satuan pendidikan yang berba$is keunggul;m lokal dan atau satuan pendidikan yang bertaraf internasional, atau pendidikan layanan khusus.

    90

  • (3) Ketentuan lebih lanjut pada ayat (I) dan (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    Pasal 24

    (I) Peme~tah dan/atau pemerintah daerah dapat menetapkan pola ikatan dinas bagi calon guru dan calon dosen untuk memenuhi kepentingan pembangunan pendidikan nasional, atau untuk memenuhi kepentingan pembangunan daerah.

    (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban, hak, penghargaan dan perlindungan khusus bagi guru dan dosen dengan pola ikatan dinas sebagaimana diatur pada ayat (I) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    BAB VIII

    PENGANGKATAN, PENEMPATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN

    Pasal 25 Pemerintah, dan/atau pemerintah daerah, dan/atau penyelenggara satuan .

    pendidikan wajib memenuhi kebutuhan guru dan dosen, baik jumlah, kualifikasi, maupun kompetensinya untuk menjamin keberlangsungan pendidikan dan pembelajaran yang efektif pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendiidkan menengah, dan pendidikan tinggi sesuai dengan Standar .Nasional Pendidikan.

    Pasal 26

    (1) Pengangk:atan dan penempatan guru dan dosen dilakukan secara obyektif, transparan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    (2) Pengangk:atan dan penempatan guru dan dosen dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan dengan mengacu pada perjanjian kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    (3) Pengangkatan dan penempatan guru dan dosen pada satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    ( 4) Pengangk:atan dan penempatan guru dan dosen pada satuan pendidikan yang diselengarakan masyarakat dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan perjanjian kerja yang mengacu pada kesepakatan kerja bersama.

    91

  • Pasal 27

    (1) Guru clan dosen pada satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dapat ditempatkan pada jabatan struktural.

    (2) Penempatan guru dan dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Pasal 28

    Warga Negara Asing yang diangkat dan I atau ditugaskan sebagai guru dan dosen pada satuan pendidikan di Indonesia harus tunduk pada kode etik profesi guru dan dosen Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Pasal 29

    (1) Pemindahan ~uru dan dosen dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan:

    a. kebutuhan satuan pendidikan;

    b. promosi/pembinaan jenjang karier;

    c. kepentingan pelaksanaan tugas kedinasan;

    d. mengikuti tugas suami atau istri; atau

    e. atas permintaan sendiri.

    (2) Pemindahan guru dan dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau perjanjian tertulis antara guru dan dosen dengan penyelenggara satuan pendidikan.

    Pasal 30

    (1) Guru dan dosen diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena salah satu sebab berikut:

    a. meninggal dunia;

    b. telah mencapai batas usia pensiun;

    c. atas permintaan sendiri;

    d. sakit jasmani dan/atau rohani secara terus menerus;

    92

  • e. tidak cakap atau tidak kompeten dalam melaksanakan tugas; atau

    f. sesuai dengan perjanjian kerja antara penyelenggara satuan pendidikan dengan guru dan dosen. ·

    (3) Guru dan do sen diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya karena salah satu sebab berikut:

    a. melanggar sumaph atau janji jabatan;

    b. melanggar kode etik profesi;

    c. melanggar kesepakatan perjanjian kerja;

    d. terus menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaannya selama satu bulan atau lebih;

    e. dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

    (4) Pemberhentian guru dan dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan . ayat (2) dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    BAB IX

    PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

    Pasal 31

    Pembinaan dan pengembangan profesi guru dan dosen meliputi ·pembinaan dan pengembangan profesi dan karier.

    Pasal 32 (I) Pembinaan dan pengembangan profesi guru dan dosen meliputi pembinaan

    kepribadian, penguasaan substansi, penguasaan metodologi, kemampuan beradabtasi, kemampuan manajerial dan kepemimpinan.

    (2) Pembinaan dan pengembangan profesi guru dan dosen dilakukan melalui jabatan fungsional.

    (3) Jabatan fungsional guru dan dosen ditentukan melalui sistem angka kredit yang diperoleh dari pendidikan, pembelajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

    93

  • Pasal 33

    (1) Pembinaan dan pengembangan karier guru clan dosen meliputi kenaikan pangkat dan promosi.

    (2) Pembinaan dan pengembangan karier guru dan dosen dilakukan melalui jabatan struktural pada instansi pemerintah atau non pemerintah.

    Pasal 34

    {l) Pembinaan dan pengembangan profesi guru dan dosen diselenggarakan oleh suatu badan pembinaan dan pengembangan profesi yang dibentuk oleh . pemerintah.

    (2) Badan pembinaan dan pengembangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat ( l) bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada menteri.

    Pasal 35

    (1) Badan pembinaan dan pengembangan profesi berfungsi merumuskan kebijakan strategis dalam pengembangan profesi dan karir guru dan dosen.

    (2) Badan pembinaan dan penegnibangan profesi bertugas:

    a. melakukan pendataan dan pemetaan kebutuhan guru dan dosen secara nasional di masing-masing daerah kabupaten/kota dan daerah provinsi di seluruh Indonesia;

    b. merencanakan kebutuhan guru dan dosen secara nasional di masing-masing daerah kabupaten/kota dan daerah provinsi di seluruh Indonesia;

    c. membina, meningkatkan, dan mengembangkan profesi dan karir guru dan dosen;

    d. menyusun kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dan dosen pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat.

    Pasal 36

    Badan pembinaan dan pengembangan profesi mempunyai wewenang:

    a menentukan kebijakan nasional tentang pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dan dosen dalam satu atap

    94

  • b. Mengawasi, memonitor clan mensupervisi pelaksanaan kebijakan nasional tentang pembinaandan pengembangan profesi dan karir guru dan dosen

    c. Mengembangkan kesetaraan dalam hal pembinaan profesi dan karir guru dan dosen pada satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah atau masyarakat

    d. Mengembangkan kesetaraan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan hukum bagi guru dan dosen pada satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah atau masyarakat.

    Pasal 37

    (I) Badan pembinaan dan pengembangan profesi beranggotakan sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang dan sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang berd~arkan pertimbangan DPR dan ditetapkan Menteri.

    (2) Jumlah anggota suatu badan pembinaan dan pengembangan profesi harus gasal. .

    (3) Masa bakti anggota suatu badan ~mbinaan dan pengembangan profesi adalah 5 (lima) tahun.

    I (4) Badan pembinaan dan pengembangan profesi dipimpin oleh seorang ketua

    dan seorang sekretaris yang dipilih dari dan ole~ anggota.

    (5) Badan pembinaan dan pengembangan profesi didukung oleh sebuah sekretariat yang dibiayai oleh pemerintah.

    (6) Dalam menjalankan tugasnya badan pembinaan dan pengembangan profesi dapat mengangkat tim ahli sesuai kebutuhan.

    BABX-

    PENGHARGAAN

    Pasal 38

    Penghargaan atas pengabdian dan jasa guru dan dosen; pemerintah menetapkan tanggal 25 Nopember sebagai Peringatan Hari Guru dan Dosen Nasional.

    95

  • Pasal39 (1) Guru dan dosen yang berprestasi yang berdedikasi Iuar biasa, dan/atau

    bertugas di daerah terpencil dan/atau daerah rawan bencana dan daerah rawan Iainnya yang diangkat oleh pemerintah atau penyelenggara satuan pendidikan berhak memperoleh penghargaan.

    (2) Penghargaan dapat diberikan oleh pemerintah, dan/atau pemerintah daerah, dan/atau penyelenggara satuan pendidikan, dan/atau organisasi guru dan dosen, dan/atau masyarakat.

    (3) Pemberian penghargaan dapat diberikan di tingkat sekolah, tingkat desa/ kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat propinsi,

    · tingkat nasional, dan tingkat intemasional.

    ( 4) Pemberian penghargaan kepada guru dan dosen dapat diberikan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa, uang,. piagam, dan/atau bentuk penghargaan lainnya.

    (5) Guru dan dosen yang gugur dalam melaksanakan tugas memperoleh penghargaan dari pemerintah, dan/atau pemerintah daerah, dan/atau penyelenggara satuan pendidikan, dan/atau masyarakat.

    (6) Pemberian penghargaan kepada guru dan dosen dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, hari ulang tahun propinsi, kabupaten/kota, satuan pendidikan, dan/atau memperingati hari pendidikan nasional, dan/atau memperingati hari guru dan dosen nasional, dan/atau hari besar lainnya.

    BAB XI

    PERLINDUNGAN

    Pasal 40

    ( 1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan keselamatan kerja, dan perlindungan. dari perlakuan tidak adil kepada guru dan dosen yang diangkat oleh pemerintah dan oleh penyelenggara satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya.

    (2) Perlindungan hukum meliputi perlindungan terhadap tindak kekeras~n, ancaman, bahaya, intimidasi, dan teror yang dilakukan pihak tertentu.

    96

  • (3) Perlindungan profesi adalah perlindungan yang berkaitan dengan resiko terhadap pelaksanaan tugas guru clan dosen sebagai tenaga professional, meliputi pemutusan hubungan kerja yang tidak. sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidalc wajar, pembatasan dari kebebasan akademik dan mimbar akademik, dan. pembatasan/pelarangan lainnya yang dapat menghambat guru dan dosen dalam melaksanakan tugasnya.

    (4) Perlindungan keselamatan kerja meliputi perlindungan terhadap resiko gangguan keamanan kerja, kecelak.aan kerja, kebakaran, bencana alam, clan/ atau bentuk gangguan lainnya.

    (5) Perlindungan dari perlakuan tidak adil/diskriminatif dalam melaksanakan tugasnya meliputi perlindungan terhadap pemberian penghasilan dan kesejahteraan.

    ( 6) Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau penyelenggara satuan pendidikan wajib memberikan perlindunagn terhadap guru dan dosen dalam melaksanakan tugasnya.

    BAB XII

    ORGANISASI PROFESI, KODE ETIK DAN DEWAN KEHORMATAN

    Pasal 41

    ( 1) Guru dan/atau dosen dapat membentuk organisasi profesi.

    (2) Organisasi profesi guru dan/atau dosen harus berbadan hukum.

    (3) Organisasi profesi guru dan/atau dosen harus bersifat independen.

    (4) Keanggotaan guru dan dosen dalam organisasi profesi sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ), (2) dan (3) bersifat sukarela.

    Pasal 42

    Organisasi profesi guru dan/atau dosen mempunyai tugas utama dan wewenang:

    a. menetapkan dan menegakkan kode etik guru dan dosen;

    b. memajukan profesionalitas guru dan dosen;

    97

  • c. membina semangat persatuan dan kesatuan serta peranan guru dan dosen di dalam pembangunan pendidikan nasional.

    d. menampung, mengolah, dan memperjuangkan aspirasi dan hak-hak guru dan dosen yang menjadi anggotanya;

    e. memberikan bantuan hukum kepada guru dan dosen;

    f. memberikan perlindungan profesi kepada guru dan dosen yang manjadi anggotanya;

    g. berperan aktif dalam melakukan pembinaan dan pengembangan guru dan dosen yang menjadi anggotanya;

    h. berperan aktif dalam memajukan pendidikan nasional; dan

    i. memberikan rekomendasi dan pertimbangan dalam pembinaan dan pengembangan profesi guru dan dosen.

    Pasal 43

    (I) Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dan dosen dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga profesional, organisasi profesi guru dan dosen membentuk kode etik profesi.

    (2) Kode etik profesi berisi seperangkat ketentuan mengenai norma-norma dan etika guru dan dosen dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga profesional.

    Pasal 44

    Warga Negara Asing yang diangkat dan/atau ditugaskan sebagai guru dan dosen pada satlian pendidikan di Indonesia harus tunduk pada kode etik profesi guru dan dosen Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku~

    Pasal 45

    ( 1) Untuk mengawasi pelaksanaan kode etik profesi guru dan dosen, organisasi profesi guru dan/atau dosen membentuk dewan kehonnatan.

    (2) Dewan kehormatan berwenang memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik kepada penyelenggara satuan pendidikan atau lembaga lain yang memerlukan.

    98

  • (3) Dasar-dasar yang dipakai sebagai pertimbangan dalam rekomendasi harus obyektif, adil, tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    BAB XIII

    SANKS I

    Pasal 46

    ( 1) Guru dan dosen yang tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagaimana diatur dalam pasal IO dan 12 dapat dikenakan sanksi administratif sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    (2) Pemberian sanksi administratif diberikan oleh penyelenggara satuan pendidikan.

    (3) Guru dan dosen yang melanggar .kode etik profesi dikenakan sanksi yang ditetapkan oleh organisasi profesi.

    (4) Ketentuan mengenai sanksi administratif dan tata cara pemberian sanksi administratif ditentukan oleh pemerintah atau penyelenggara satuan pendidikan.

    (5) Guru dan dosen yang mendapat sanksi mempunyai hak membela diri.

    ( 6) Sanksi yang diberikan kepada guru dan dosen bersifat rahasia.

    Pasal 47

    Penyelenggara satuan pendidikan yang tidak memberikan ·hak guru dan dosen dan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana diatur pada pasal 11 dikenakan sanksi adrninistratif.

    Pasal 48

    Guru dan dosen ikatan dinas yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan perjanjian dapat dikenai sanksi administratif, denda, dan/atau pidana.

    Pasal 49

    (I) Sanski administratif bagi penyelenggara satuan pendidikan dapat berupa salah satu:

    99

  • a. teguran;

    b. peringatan tertulis;

    c. pembatasan kegiatan penyelenggaraan satuan pendidikan;

    d. pembekuan kegiatan penyelenggaraan satuan pendidikan.

    (2) Sanksi administratif bagi guru dan dosen dapat berupa salah satu:

    a. teguran;

    b. peringatan tertulis;

    c. penundaan pemberian hak guru dan dosen;

    d. penurtman pangkat;

    e. pencabutan sementara sertifikat kompetensi;

    f. peniberhentian dengan hormat; dan

    g. pemberhentian tidak dengan hormat.

    BAB XIV

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 50

    Semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan guru dan dosen tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau diganti dengan peraturan baru berdasarkan undang-undang ini.

    BAB XV

    KETENTUANPENUTUP

    Pasal 51

    ( 1) Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    (2) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

    100

  • Disahkan di Jakarta, Pada Tanggal ......................... .

    PRESIDEN REPUBLIK. INDONESIA,

    SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

    ' Diundangkan Di Jakarta Pada Tanggal. ....................... .

    MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

    HAMID AWALLUDIN

    LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ..... NOMOR ....•

    101

  • DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

    REPUBLIK INDONESIA

    RAN CAN GAN

    PENJELASAN

    ATAS

    UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

    NOMORTAHUN

    TENTANG

    GURU DAN DOSEN

    I. UMUM

    Pembangunan bangsa, sebagaimana tujuan dan amanah para pahlawan bangsa, harus dilakukan secara simultan, terus menerus, berkelanjutan, berkeadilan dan anti diskriminasi, serta seimbang antrara aspek fisik material, intelektual dan spiritual.

    Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

    102

  • Mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan salah satu amanat bangsa Indonesia yang dituangkan dalam Peinbukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Amanat tersebut menunjukkan pentingnya sistem pendidikan nasional beserta dengan komponen-komponennya. Salah satu dari komponen sistem pendidikan nasional tersebut yang mempunyai peran yang sangat penting clan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan adalah guru dan dosen.

    Guru dan dosen sebagai pendidik yang profesional mempunyai peran, tugas, dan tanggung jawab yang sangat besar dalam upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Peran, tugas, dan tanggung jawab tersebut meliputi antara lain penanaman nilai, budaya dan norma; penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan; serta pengabdian kepada masyarakat.

    Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan serta profesionalitas guru dan dosen untuk menghadapai tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional clan global sehingga perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terencana, tera.rah, dan berkesinambungan;

    Guru dan dosen mempunyai peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa pada umumnya dan dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia pada khususnya sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat;

    Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan menempatkan guru dan dosen pada peran dan kedudukannya secara proporsional, maka mutu guru dan dosen menjadi sangat penting, dan hal itu sangat terkait dengan pengaturan kualifikasi akademik dan kompetensi, tugas, kewajiban dan hak, serta pengembangan dan perlindungan profesinya.

    Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa penghatgaan terhadap profesi guru dan dosen belum sejajar dengan profesi lainnya. Hal ini dapat dilihat antara lain, pada masih kurangnya kesejahteraan guru dan dosen dan perlindungan bagi guru dan dosen yang bertugas terutama di daerah terpencil atau daerah konflik.

    Meskipun beberapa peraturan perundang-undangan telah menyinggung tentang guru dan dosen, namun hal itu belum memberikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesionalisme guru dan dosen. Padahal guru dan dosen memiliki tuntutan dan persyaratan tugas yang berbeda dari tenaga kerja

    103·

  • . ·'

    atau pegawai pada umumnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya peraturan khusus bagi guru dan dosen, baik yang bekerja di satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun yang diselenggarakan oleh masyarakat.

    Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan tidak memuat ketentuan yang mengatur guru dan dosen yang bekerjadi sekolah swasta, karena guru dan dosen tidak dapat dikelompokkan dengan kelompok pekerja/ buruh, mengingat persyaratan pendidikan dan bidang tugas yang dihadapinya berbeda dengan pekerja/buruh. Akan tetapi dalam kenyataan sehari-hari terbukti banyak guru dan dosen yang bekerja di satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak, dan mendapat perlakuan yang sewenang-wenang serta tidak dipenuhi hak-haknya.

    Meskipun saat ini telah ada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur pendidikan secara umum, namun undang-undang tersebut tidak mengatur secara komprehensif mengenai guru dan dosen. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan citra, harkat daa -· martabat, profesionalisme, kesejahteraan dan perlindungan dalam pelaksanaan tugas, serta perlakuan yang adil bagi semua guru dan dosen, perlua disusun satu

    . Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen.

    Pembangunan paradigma dan perspektif baru mengenai posisi gurti dan dosen dilakukan untuk memberikan perlindungan, peneguhan posisi dan penghargaan atas status guru dan dosen dalam rangka memberikan jaminan pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu. Hal ini mengingat bahwa guru dan dosen mempunyai peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam membentuk watak dan kecerdasan generasi muda dalam rangka mendukung Pembangunan Nasional.

    Sehubungan dengan hal-hal diatas, diperlukan UU tentang guru dan dosen untuk memberikan kepastian hukum dan memposisikan guru dan dosen menjadi profesi yang terhormat dan bennartabat, dengan menegaskan prinsip-prinsip profesionalisme, · idealisme clan keterpanggilan j iwa serta jaminan perlindungan hukum dan kesejahteraan.

    II. PASAL DEMI PASAL

    104

    Pasal 1 Cukupjelas

    Pasal 2 Cukupjelas

  • Pasal 3 Cukupjelas

    Pasal 4 Cukupjelas

    Pasal 5 Cukupjelas

    Pasal 6 Cukup jelas

    Pasal 7 Cukup jelas

    Pasal 8 Cukup jelas

    Pasal 9 Cukupjelas

    Pasal 10 Cukupjelas

    Pasal 11 Cukupjelas

    Pasal 12 Cukupjelas

    Pasal 13 Cukupjelas

    Pasal 14 Cukupjelas

    Pasal 15 Cukupjelas

    Pasal 16 Cukupjelas

    Pasal 17 Cukupjelas

    105

  • Pasal 18 Cukupjelas

    Pasal 19 Cukupjelas

    Pasal 20

    Cuicup jelas

    Pasal 21

    106

    Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban memberikan bantuan dana untuk gaj i dan atau kesejahteraan bagi guru dan dosen yang bekerja pada satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat yang tidak mampu. Bantuan pemerintah tersebut diberikan dalam bentuk pemberian dana kepada penyelenggara satuan pendidikan atau kepada guru dan dosen secara langsung.

    Pasal 22 Cukupjelas

    Pasal 23 Cukupjelas

    Pasal 24 Cukupjelas

    Pasal 25 Cukupjelas

    Pasal 26 Cukupjelas

    Pasal 27 Cukupjelas

    Pasal 28 Cukupjelas

    Pasal 29 Cukup jelas

    Pasal 30 Cukupjelas

  • Pasal 31 Cukupjelas

    Pasal 32 Cukupjelas

    Pasal 33 Cukup jelas _

    Pasal 34 Culmp jelas

    Pasal 35 Ayat (1)

    Badan pembinaan dan pengembangan profesi juga memberikan jaminan kesetaraan dalam pembinaan karir dan profesi guru dan dosen di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional RI, Departemen Agama RI, dan Departemen lain. Kesetaraan pembinaan karir dan profesi guru dan dosen tersebut meliputi pembinaan profesi, pembinaan karier, perlindungan hukum, penghargaan, kesejahteraan dan hal lain yang terkait dengan keprofesian.

    Ayat (2) Cukupjelas

    Pasal 36 Cukupjelas

    Pasal 37 Cukupjelas

    Pasal 38 Cukupjelas

    Pasal 39 Ayat (1)

    Cukup jelas

    Ayat (2) Cukup jelas

    Ayat (3) Cukup jelas

    107,

  • 108

    Ayat (4) Cukupjelas

    Ayat (5) Guru dan dosen yang gugur dalam melaksanakan tugas memperoleh penghargaan disebabkan antara lain oleh bencana alam, kecelakaan dalam tugas, kecelak:aan dalam perjalanan menuju tempat tugas, dan lainnya.

    Penghargaan guru dan dosen yang gugur dalam melaksanakan tugas dapat berbentuk piagam penghargaan, kenaikan pangkat istimewa, asuransi, santunan dan bentuk penghargaan lainnya.

    Ayat (6) Cukupjelas

    Pasal 40 Ayat (1)

    Perlindungan hukum kepada guru dan dosen berbentuk antara lain adanya jaminan kebebasan akademik dan mimbar akademik, jaminan atas perlindungan hak karya intelektual, kebebasan untuk melakukan penelitian ilmiah serta perlindungan atas diperolehnya hak-hak kesejahteraan.

    Perlindungan profesi kepada guru dan dosen berbentuk antara lain kebebasan untuk berserikat, kesempatan meningkatkan kompetensi dan kemampuan akademik serta perlindungan atas hak-hak keprofesiannya.

    Perlindungan keselamatan kerja kepada guru dan dosen berbentuk antara lain jaminan auransi keselamatan kerja, terpenuhinya fasilitas dan sarana pembelajaran yang memenuhi standard keselamatan kerja, serta

    Perlindungan dari perlakuan tidak adil kepada guru dan dosen berbentuk an_tara lain perlindungan atas pembatasan akses penggunaan sarana dan prasarana pendidikan, pembedaan dalam pemberian gaji serta penghasilan, dan pembedaan terhadap kesempatan meningkatkan kemmapuan akademik serta karir, termasuk menduduki jabatan struktural.

    Ayat (2)

    Culmpjelas

  • Ayat (3) Cukupjelas

    Ayat (4) Cukupjelas

    Ayat (5) Cukupjelas

    Ayat (6) Cukupjelas

    Pasal 41 Cukup jelas

    Pasal 42 Cukup jelas

    Pasal 43 Cukup jelas

    Pasal 44 Cukup jelas

    Pasal 45 Cukupjelas

    Pasal 46 Cukupjelas

    Pasal 47 Cukupjelas

    Pasal 48 Cukupjelas

    Pasal 49 Cukupjelas

    Pasal 50 Cukupjelas

    Pasal 51 Cukupjelas

    TAMBAHAN LEMBARANNEGARAREPUBLIK INDONESIA NOMOR

    109'