Upload
mochamad-wisnu
View
448
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rancang bangun inverter satu fasa ini digunakan untuk penggerak pompa air
Citation preview
i1
1
PROYEK AKHIR
RANCANG BANGUN INVERTER SATU FASA UNTUK FLOW
CONTROL BERBASIS PI FUZZY PADA POMPA AIR
(Subjudul : Hardware)
Nanang Malpiyan
NRP.7309.030.010
Dosen Pembimbing :
Ir. Yahya Chusna Arief, MT
NIP. 19600906.198903.1.002
Suhariningsih, S.ST,MT NIP. 19640404.198903.2.002
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2012
ii
PROYEK AKHIR
RANCANG BANGUN INVERTER SATU FASA UNTUK FLOW CONTROL BERBASIS PI FUZZY PADA POMPA AIR
(Subjudul : Hardware)
Nanang Malpiyan
NRP. 7309.030.010
Dosen Pembimbing :
Ir. Yahya Chusna Arief, MT
NIP. 19600906.198903.1.002
Suhariningsih, S.ST, MT
NIP. 19640404.198903.2.002
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2012
ii
Rancang Bangun Inverter Satu Fasa Untuk Flow
Control Berbasis PI Fuzzy Pada Pompa Air
(Hardware) Oleh:
Nanang Malpiyan
NRP.7309.030.010
Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya
Di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Disetujui oleh :
Tim Penguji Proyek Akhir Dosen Pembimbing
1. Arman Jaya, ST, MT.
NIP. 196602081989031002
1. Ir. Yahya Chusna Arif ,MT.
NIP. 196009061989031002
2. Ir. Hendik Eko Hadi S, MT
NIP. 196211221987011001
3. Ir. Sutedjo, MT
NIP. 196101071990031001
2. Suhariningsih ,SST,MT.
NIP. 196404041989032002
\
Mengetahui
Ketua Prodi D3 Teknik Elektro
Industri
Novie Ayub Windarko, ST, MT, Phd
NIP. 197511142000031001
ii
Abstrak
Pada saat ini di dalam kehidupan sehari-hari pasti tidak
akan pernah lepas dari suatu komponen utama berupa air. Dimana air
tersebut perlu didistribusikan untuk kehidupan sehari-hari. Salah satu
cara yang digunakan untuk proses pendistribusian yaitu dengan
memanfaatkan pompa air. Pemanfaatan pompa air untuk
pendistribusian pada saat sekarang ini masih belum efisien,
walaupun keluaran (tekanan ataupun debit air) dari pompa air itu
berubah-ubah tetapi pompa air membutuhkan energy yang konstan.
Apabila kerja pompa air tersebut dapat diatur menggunakan suatu
kontroler yang sesuai, yaitu suatu pengendali yang dapat
menyesuaikan antara tekanan dan debit (flow) air pada keluaran
pompa air dengan mengatur putaran motor penggeraknya dengan
cara menjaga tekanan air agar tetap konstan sebesar 5 Kg/cm3 maka
penggunaan energi listrik akan dapat direduksi serta kerugian daya
listrik akan semakin kecil. Dari pemikiran tersebut maka dibuatlah
modul flow control dari keluaran pompa air dengan cara mengatur
kecepatan putaran motor penggerak pompa air menggunakan
inverter sebagai drive yang dikendalikan oleh kontroler logika PI
Fuzzy.Tegangan masukan inverter sebesar 220 Volt dc, sedangkan
keluaran inverter senilai 220 Volt ac, switching inverter yang
digunakan yaitu gelombang PWM yang berasal dari microcontroller
dengan range frekuensi antara 35 Hz sampai 50 Hz. Hasil keluaran
dari sistem ini berupa debit air yang nantinya akan disensing untuk
pengontrolan, jika debit air yang terukur sebesar 19,68 L/min maka
tegangan keluaran inverter sebesar 219 V, dengan kecepatan putar
2914 rpm., jika nilai debit air yang terukur turun sebesar 5.24 L/min
maka keluaran inverter sebesar 180 V, dengan kecepatan putar motor
2845 rpm.
Kata kunci : PI fuzzy, Inverter, Motor induksi, Waterflow
sensor
ii
Abstrack
Now, in the life every days certain will not ever to free from
some eminent like to water . so the water it must to distribution in
every days. One of method that use to distribution water process
with benefit to water pump. Benefit of water pump to distribution
when now, is not yet efficient although output ( pressure or water
debit ) from water pump it have some kinds but water pump was
needed constant energy. If water pump process it can arrange to
some appropriate controller that is some controller which can
appropriated between pressure and water flow in water pump exit
with to arrange movement circle motor, with method keep water
pressure so constant permanent, than used electric energy can be
reducted and than disadvantage electric power will be can to small.
From the opinion it, so it made module flow control from output
water pump with arrange method swiftness circle motor activator by
water pump use to inverter as drive that controlled by logic PI Fuzzy
controller. Inverter input voltage of 220 volts dc with a voltage of
220 V ac output value, which is used the inverter switching PWM
wave from microcontroller with a range of frequencies between 35
Hz and 50 Hz. The output of this system in the form of discharge of
water that can be controlled by a variable value that if the inverter
output voltage is 220 volts worth of the flow of water worth 19.68
liters/minute, 2914 rpm motor rotation, the flow of water will change
if the inverter output voltage change is when the the output voltage
drops to 180 volts then the water level dropped to 5.24 liters/minute
and the water pump motor speed to 2845 rpm.
Key word : PI Fuzzy, Induction motor, Waterflow Sensor, Inverter.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan proyek
akhir yang berjudul :
“Rancang Bangun Inverter Satu Fasa untuk Flow Control
Berbasis PI Fuzzy Pada Pompa Air”
Pembuatan dan penyusunan proyek akhir ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Diploma 3 (D3) dan
memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) di jurusan Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
Penulis berusaha secara optimal dengan segala pengetahuan dan
informasi yang didapatkan dalam menyusun laporan proyek akhir
ini. Namun, penulis menyadari berbagai keterbatasannya, karena itu
penulis memohon maaf atas keterbatasan materi laporan proyek
akhir ini. Penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan proyek akhir
ini.
Demikian besar harapan penulis agar laporan proyek akhir ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya, Juli 2012
Penulis
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah S.W.T dan tanpa
menghilangkan rasa hormat yang mendalam, saya selaku penyusun
dan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis untuk
menyelesaikan proyek akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Untuk kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu
memberi dukungan dan mendo’akan.
2. Bapak Dr. Ir. Dadet Pramadihanto, M.Eng selaku direktur
PENS-ITS.
3. Bapak Novie Ayub Windarko, ST, MT, Ph.D selaku ketua
jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS.
4. Bapak Ir. Yahya Chusna Arif, MT dan Ibu Suhariningsih
S.ST selaku dosen pembimbing proyek akhir dari penulis.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing dan
membekali ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan
di kampus tercinta, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS
(PENS-ITS).
6. Teman-teman D3 Elin’ 2009 yang telah membantu dan
memberikan dukungan langsung maupun tidak langsung atas
terselesainya proyek akhir ini.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesainya
proyek akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan semua.
Semoga Allah S.W.T selalu memberikan perlindungan,
rahmat dan nikmat-Nya bagi kita semua. Amin!
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................... i
ABSTRAK ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................ iv
DAFTAR ISI ................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Tujuan Proyek Akhir ...................................................... 2
1.3 PerumusanMasalah ........................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ............................................................ 3
1.5 Metodologi .................................................................... 3
1.5.1 StudiLiteratur ........................................................ 3
1.5.2 Perancangan Sistem ............................................... 4
1.5.3 Pembuatan Sistem ................................................. 4
1.5.4 Pengujian Alat yang Dibuat .................................. 5
1.5.5 Integrasi Sistem ..................................................... 5
1.5.6 Analisa Terhadap Kinerja Alat .............................. 6
ix
1.5.6 Analisa Terhadap Kinerja Alat .............................. 5
1.5.7 Pembuatan Buku dan Laporan Tugas akhir ............ 5
1.6 Sistematika Pembahasan ................................................ 5
1.7 Tinjauan Pustaka ............................................................ 7
BAB II TEORI PENUNJANG
2.1 Rectifier (Penyearah) ..................................................... 9
2.2 Opto Coupler ............................................................... 12
2.3 Single Phase Full Bridge Inverter ................................. 15
2.4 PWM (Pulsa Witdh Modulation) .................................. 16
2.5 Microcontroller ............................................................ 18
2.6 Motor Pompa Air ......................................................... 27
2.7 Water Flow Sensor ....................................................... 28
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
3.1 Pendahuluan................................................................. 31
3.2 Perencanaan dan Pembuatan Rangkaian 1 fasa ............. 32
3.3 Perencanaan dan Pembuatan Rangkaian Inverter .......... 34
3.4 Perencanaan dan Pembuatan Water Flow Sensor .......... 37
3.5 Perencanaan dan Pembuatan Gelombang PWM dengan
Microcontroller .................................................................. 38
x
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
4.1 Pengujian Rangkaian Rectifier .................................... 41
4.2 Pengujian Rangkaian Optocoupler ............................... 44
4.3 Metode Penyulutan Pada Single Phase Full Bridge inverter
.......................................................................................... 45
4.4 Pengujian Rangkaian Inverter ...................................... 47
4.5 Pengujian Motor Pompa Air ......................................... 51
4.6 Pengujian Sensor Tekanan ........................................... 51
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................. 55
5.2 Saran ............................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.5.2 Blok Diagram Sistem ..................................... 4
Gambar 2.1.1 rangkaian rectifier sa’at siklus positif ............. 9
Gambar 2.1.2. angkaian rectifier sa’at siklus negative ........ 10
Gambar 2.1.3. Grafik sinyal ............................................... 10
Gambar 2.1.4 Rangkaian rectifier menggunakan 2 dioada
siklus positif ...................................................................... 11
Gambar 2.1.5. Rangkaian rectifier menggunakan 2 dioda
siklus negative ................................................................... 11
Gambar 2.1.6. Grafik sinyal ............................................... 12
Gambar 2.2.1 Dasar rangkaian optocoupler ........................ 15
Gambar 2.3.1. Rangkaian Single Phase Full Bridge Inverter
dengan Penyulut PWM ...................................................... 16
Gambar 2.4.1 Konfigurasi PIN Atmega 16 ......................... 19
Gambar 2.4.2 Peta memori Flash ....................................... 21
Gambar 2.4.5 Code Vision AVR 1.24.0 ............................. 23
Gambar 2.4.6 Dialog box untuk membuat project baru....... 23
Gambar 2.4.7 Blok Penginisialisasian Program ................. 24
Gambar 2.4.8 Bagian Penulisan Program .......................... 25
Gambar 2.5.1 Interface ATMega 16 dengan LCD 20 x4 .... 26
Gambar 2.5.2 Blok Penginisialisasian LCD....................... 26
Gambar 2.6.1 Pompa Air ................................................... 27
xii
Gambar 2.7.1 Waterflow Sensor ........................................ 28
Gambar 3.1.1 gambar block diagram system ...................... 31
Gambar 3.2.1 Gambar penyearah gelombang penuh ........... 33
Gambar 3.2.2 gambar penyearah gelombang penuh ........... 33
Gambar 3.2.3 gambar gelombang rangakaian penyearah
gelombang penuh ............................................................... 34
Gambar 3.2.1 Rangkaian Driver Inverte ................................... 35
Gambar 3.3.1 Rangkaian Single Phase Full Bridge Inverter
dengan Penyulut PWM ...................................................... 36
Gambar 3.3.2 Gelombang output inverter………………………...37
Gambar 3.3.3 Gelombang output inverter integrasi…………..37
Gambar 3.5.1 Gelombang PWM dengan frekwensi 50 Hz .. 39
Gambar 4.1 gambar block diagram system ......................... 41
Gambar 4.1.1 Rangkaian penyearah .................................. 42
Gambar 4.1.2 hasil pembacaan avometer pada sisi input .... 42
Gambar 4.1.2 hasil pembacaan avometre pada sisi output .. 43
Gambar 4.2.1 Rangkaian Optocoupler................................ 44
Gambar 4.2.2 gelombang PWM untuk input rangkaian
optocoupler f = 50 Hz ........................................................ 45
Gambar 4.2.2 gelombang PWM untuk input rangkaian
optocoupler f = 40 Hz ........................................................ 45
Gambar 4.2.2 gelombang PWM untuk input rangkaian
optocoupler f = 30 Hz ........................................................ 44
xiii
Gambar 4.3.1 Rangkaian Full bridge inverter 1 phasa ........ 45
Gambar 4.4.1 rangkaian inverter dengan IGBT .................. 46
Gambar 4.4.2 gambar pengujian inverter dengan beban lampu
pijar ................................................................................... 46
Gambar 4.4.3 Gambar percobaan rangkaian inverter dengan
beban lampu TL ................................................................. 47
Gambar 4.5.1 motor pompa air........................................... 49
Gambar 4.6.2 Manometer .................................................. 50
xiv
DAFTAR TABEL
Table 4.1.1 data gasil percobaan rangkaian rectifier ........... 43
Tabel 4.3.1 Kondisi Penyulutan Untuk Rangkaian gambar . 47
Table 4.4.1 data hasil pengujian inverter dengan beban lampu
pijar ................................................................................... 49
Tabel 4.4.2 data hasil pengujian inverter dengan beban motor
pompa air ........................................................................... 50
Table 4.5.1 data hasil percobaan motor pompa air .............. 51
Table 4.6.1 data hasil pembacaan Waterflow Sensor .......... 52
Table 4.6.2 data hasil integrasi……………………………………………53
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari pasti tidak akan pernah lepas
dari suatu komponen utama berupa air. Salah satu cara yang
digunakan untuk proses pendistribusian air yaitu dengan
memanfaatkan pompa air.
Sistem pendistribusian air pada era sekarang ini masih
kurang baik, dimana dilihat dari sisi keluaran dari pompa air sendiri
sangat tidak efisien, walaupun debit air yang dikeluarkan itu besar
ataupun kecil tetapi energi yang digunakan motor pompa air
konstan, selain itu besar tekanan keluaran dari pompa air walupun
berbeda-beda (besar atau kecil) tetapi energi yang digunakan oleh
pompa air tetap konstan, tidak ada perbedaan energy ketika tekanan
bernilai kecil ataupun besar.
Apabila dilihat dari sistim pendistribusian PDAM, biasanya
konsumen sangat membutuhkan air pada pagi hari, tetapi pada
malam hari sedikit konsumen yang membutuhkan air. Dari hal inilah
apabila keluaran tekanan besar tetapi debit air yang dikeluarkan
kecil dengan energy yang konsatan dapat mengakibatkan pecahnya
pipa saluran itu sendiri.
Apabila kerja pompa air tersebut dapat disesuaikan antara
tekanan ataupun besarnya debit air tetapi energy yang dibutuhkan
oleh pompa air sesuai dengan kebutuhannya maka efisiensi dapat
meningkat.
Dari pemikiran tersebut maka dibuatlah pengaturan tekanan
air dari keluaran pompa air dengan cara mengatur kecepatan putaran
motor penggerak pompa air dengan menggunakan inverter sebagai
drive motor, dengan menggunakan inverter tegangan dapat diatur
berdasarkan frekwensi yang diberikan, frekwensi inilah yang
nantinya akan dikendalikan oleh kontroler PI Fuzzy, dengan
menggunakan controller PI Fuzzy, akan menghasilkan pengontrolan
2
dengan respon cepat dan akurat dalam setiap perubahannya, pada
umumya yang biasa digunakan untuk mengatur keluaran debit
ataupun tekanan air dengan mengatur buka tutup valve pada pompa
air. Tujuan dari pemanfaatan modul ini sendiri yaitu untuk
memaksimalkan efisiensi pada pompa air, sehingga diharapkan akan
menghasilkan efisiensi yang tinggi, sehingga motor pompa air
tersebut dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan.
1.2. Tujuan
Tujuan utama dari pembuatan modul ini adalah untuk
memaksimalkan efisiensi daya pada pompa air, sehingga dapat
meminimalisasi pemakaian daya listrik. Pada proyek akhir ini,
inverter 1 fasa akan digunakan sebagai drive pada motor pompa air,
untuk mengatur kecepatan motor pompa air dengan memanfaatkan
sensor tekanan. Hasil yang diharapkan adalah motor pompa air
dapat menghasilkan daya keluaran yang maksimal, efisiensi yang
tinggi, serta kecepatan motor yang dapat diatur secara variabel.
1.3. Perumusan Masalah
Dari uraian singkat diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penulisan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pembacaan dari sensor tekanan yang
menyensing tekanan air pada pompa yang akan
dimasukkan pada ADC internal mikrokontroller sebagai
umpan balik bagi kontroller
2. Bagaimana cara pengaturan putaran motor pompa air untuk
mengatur kecepatan atau tekanan air sehingga tekanan air
selalu konstan atau tidak berubah.
3. Bagaimana cara membangkitkan gelombal kotak atau PWM
( Pulsa Widh Modulation ) untuk mentriger IGBT atau
MOSFET pada Inverter.
3
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah dari pengerjaan proyek akhir ini adalah:
1. Sumber yang digunakan berasal dari sumber PLN 1 phasa
dengan tegangan sebesar 220 Volt.
2. Menggunakan kontrol logika PIfuzzy sebagai metode
pengontrolan sistem.
3. Setting point yang digunakan adalah tetap dan ditentukan di
dalam program.
4. Parameter masukan kontroler yang digunakan adalah hasil
pembacaan dari level transmitter yang terbaca melalui
sensor tekanan, bukan diambil dariparameter kecepatan
motor.
5. Output yang dikeluarkan dari pompa air hanya 2 buah.
6. Metode penyulutan dengan menggunakan inverter PWM.
1.5. Metodologi
Dalam pengerjaan Proyek Akhir ini diperlukan suatu
metode untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu,
penulis merencanakan suatu langkah-langkah yang dapat
memaksimalkan dalam pelaksanaan pengerjaan Tugas Akhir
ini. Rancangan metodologi Tugas Akhir yang akan dibuat
adalah sebagai berikut :
1.5.1 Studi Literatur
Pengambilan dan pengumpulan data – data serta dasar
teori yang digunakan sebagai acuan dalam penyelesaian
Proyek Akhir. Dalam proses perancangan sistem, studi
literatur digunakan untuk mendapatkan performa parameter
dari kontroller proporsional, kontroller integral, fuzzy logic
controller, serta microcontroller yang akan digunakan yaitu
AT mega 16. Perancangan dan pengujian. Literatur
4
didapatkan dari buku – buku, makalah-makalah, dan
beberapa forum diskusi di internet.
1.5.2 Perancangan Sistem
Setelah mempelajari dan memahami literatur yang tersedia,
maka bisa dimulai dengan membuat perancangan sistem
dibawah ini :
UNCONTROLLED
RECTIFIER
AC SOURCE
SINGLE PHASE
INVERTER
MOTOR
POMPA AIR
SENSOR
TEKANAN
ADCPWM
WATER
RESERVOIR
SOURCE
MICRO
CONTROLLER
OUTPUT TEKANAN
FUZZY LOGIC
CONTROLLER
LCD
16 X 2
Gambar 7.2.1 Blok Diagram Sistem
1.5.3 Pembuatan Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap rangkain
rectifier, inverter, microkontroller, pressure transmiter
selanjutnya akan dimulai pembuatan hardware system pada
akhirnya juga akan di uji
Sensor
Flow
5
1.5.4 Pengujian Alat yang dibuat
Ketika peralatan yang dibuat telah selesai,
dibutuhkan adanya suatu pengujian untuk mengetahui
kekurangan dari sistem yang dibuat apakah sistem telah
mencapai kesempurnaan ataupun tidak sempurna.
1.5.5 Integrasi Sistem
Setelah pengujian dilakukan pada masing-masing
blok, dan hasil kerja sistem sesuai dengan hasil yang
diharapkan maka kemudian dilakukan penggabungan
(integrasi) untuk membentuk sistem yang lebih kompleks
sesuai dengan tujuan dari pembuatan proyek akhir ini.
1.5.6 Analisa Terhadap Kinerja Alat
Pada tahap ini membahas analisa pada setiap
percobaan perangkat keras. Setelah mengintegrasikan
seluruh sistem dan pengujian, kemudian berdasarkan data
hasil pengujian, dilakukan analisa terhadap kinerja
keseluruhan sistem.
1.5.7 Pembuatan Buku dan Laporan Tugas Akhir
Pembuatan buku laporan dilakukan untuk
menyusun sistematika dan proses pembuatan sistem yang
dibuat mulai dari awal sampai akhir. Buku laporan ini
berisi laporan mengenai semua yang dilakukan pada proyek
akhir ini dan tentang teori-teori yang mendukung dalam
pembuatan sistem.
1.6 Sistematika Pembahasan
Buku laporan proyek akhir ini tersusun atas beberapa
bab pembahasan. Sistematika pembahasan tersebut adalah
sebagai berikut:
6
BAB I
Pendahuluan, menguraikan secara singkat latar
belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah,
metodologi, sistematika pembahasan dan tinjauan pustaka.
BAB II
Teori Penunjang, yang berisi pembahasan secara garis
besar tentang rectifier, rangkaian full bridge inverter 1 phasa
dan sistem PWM.
BAB III
Perencanaan dan implementasi, memuat cara kerja
dalam proses kerja sistem, blok tipe sistem serta integrasi
keseluruhan sistem.
BAB IV
Pengujian dan Analisa, memuat hasil pengujian dan
analisa terhadap hasil yang didapat, memberikan analisa hasil
percobaan, kegagalan serta penyebabnya.
BAB V
Penutup, berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan
analisa hal-hal penting, keunikan, kelebihan/kekurangan, serta
saran-saran untuk penyempurnaan dari proyek akhir yang
dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bab daftar pustaka ini berisi referensi yang
digunakan dalam proses pembuatan proyek akhir ini.
7
1.7 Tinjauan Pustaka
Pada pengerjaan Proyek Akhir ini penulis
menggunakan beberapa literatur sebagai acuan.
1. Jun Yuan, Michael Ryan, James Power, ”Using Fuzzy
Logic”, London : Prentice Hall international.1994.
2. Imam Abadi, Aulia Siti Aisjah, Riftyanto N.S.,” Aplikasi
Metode Neuro-Fuzzy Pada Sistem Pengendalian
Antisurge Kompresor”. Jurnal Teknik Elektro Vol. 6,
No. 2, September 2006
3. Ismail, Baharuddin Bin. 2008. Design and Development
Of Unipolar SPWM Switching Pulses For Single Phase
Full Bridge Inverter Application. Thesis Master of
Science University Sains Malaysia.
4. Heres Deny Wasito, ”Pengaturan Tekanan Pompa Air
PDAM Untuk menjaga Kestabilan Pelayanan Konsumen
Dan Pengaruh Pada Manajemen Energi Listrik”, Proyek
Akhir PENS-ITS.2002.
5. Atmel ”Data Sheet 8-bit AVR Microcontroller AT mega
16”,
6. Atmel corporation, 2002.
7. Rashid, Muhammad H. 2001. Power Electronics
Circuits, Devices, and Application 2nd Edition. PT.
Prenhallindo. Jakarta.
8
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
9
BAB II
TEORI PENUNJANG
2.1 Rectifier (penyearah)
Saat digunakan sebagai penyearah gelombang penuh, dioda
secara bergantian menyearahkan tegangan AC pada saat siklus
positif dan negatif. Penyearah gelombang penuh ada 2 macam dan
penggunaannya disesuaikan dengan transformator yang dipakai.
Untuk transformator biasa digunakan jembatan dioda (dioda bridge)
sementara untuk transformator CT digunakan 2 dioda saja sebagai
penyearahnya.
A. Penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda (dioda
bridge)
Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang
menghantarkan arus untuk setiap siklus tegangan AC
sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator pada
saat siklus yang sama. Untuk memahami cara kerja dioda
bridge, perhatikanlah kedua gambar berikut.
Gambar 2.1.1 Rangkaian rectifier sa’at siklus positif
Saat siklus positif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda
B menuju beban dan kembali melalui dioda C. Pada saat yang
bersamaan pula, dioda A dan D mengalami reverse bias sehingga
tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat sebagai
10
isolator.
Gambar 2.1.2.Rangkaian rectifier sa’at siklus negative
Sedangkan pada saat siklus negatif tegangan AC, arus
mengalir melalui dioda D menuju beban dan kembali melalui dioda
A. Karena dioda B dan C mengalami reverse bias maka arus tidak
dapat mengalir pada kedua dioda ini.
Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga
didapatkan tegangan beban yang berbentuk gelombang penuh yang
sudah disearahkan (tegangan DC). Grafik sinyal dari penyearah
gelombang penuh dengan jembatan dioda (dioda bridge)
ditunjukkan seperti pada gambar berikut :
Gambar 2.1.3. Grafik sinyal
Jembatan dioda (dioda bridge) tersedia dalam bentuk 1
komponen saja atau pun bisa dibuat dengan menggunakan 4 dioda
yang sama karakteristiknya. Yang harus diperhatikan adalah besar
arus yang dilewatkan oleh dioda harus lebih besar dari besar arus
yang dilewatkan pada rangkaian.
11
a. gelombang penuh menggunakan 2 dioda
Seperti telah disebutkan diatas, penyearah gelombang penuh
menggunakan 2 dioda ini hanya bisa digunakan pada transformator
CT, dimana tegangan sekunder yang dihasilkan oleh trafo CT ini
adalah :
dimana V1=teg primer dan V2=teg sekunder
Cara kerja penyearah gelombang penuh jenis ini dapat dijelaskan
seperti berikut:
Gambar 2.1.4 Rangkaian rectifier menggunakan 2 dioada siklus positif
Pada artikel mengenai trafo diketahui bahwa pada bagian
sekunder trafo CT terdapat 2 sinyal output yang terjadi secara
bersamaan, mempunyai amplitudo yang sama namun berlawanan
fasa. Saat tegangan input (teg primer) berada pada siklus positif,
pada titik AO akan terjadi siklus positif sementara pada titik OB
akan terjadi siklus negatif. Akibatnya D1 akan mengalami panjaran
maju (forward bias) sedangkan D2 mengalami panjaran balik
(reverse bias) sehingga arus akan mengalir melalui D1 menuju ke
beban dan kembali ke titik center tap.
12
Gambar 2.1.5. Rangkaian rectifier menggunakan 2 dioda siklus negative
Saat tegangan input (teg primer) berada pada siklus negatif,
pada titik AO akan terjadi siklus negatif sementara pada titik OB
akan terjadi siklus positif. Akibatnya D2 akan mengalami panjaran
maju (forward bias) sedangkan D1 mengalami panjaran balik
(reverse bias) sehingga arus akan mengalir melalui D2 menuju ke
beban dan kembali ke titik center tap.
Dari penjelasan cara kerja penyearah gelombang penuh jenis
ini terlihat bahwa tegangan yang terjadi pada beban mempunyai
polaritas yang sama tanpa memperdulikan dioda mana yang
menghantar karena arus mengalir melalui arah yang sama sehingga
akan terbentuk gelombang penuh yang disearahkan seperti
ditunjukkan pada grafik sinyal berikut.
Gambar 2.1.6. Grafik sinyal1
1 Rashid, Muhammad H. 2001. Power Electronics Circuits, Devices,
and Application 2nd Edition. PT. Prenhallindo. Jakarta.
13
2.2 Optocoupler
Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian
yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan
bagian deteksi sumber cahaya terpisah. Biasanya optocoupler
digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja secara otomatis.
Pada dasarnya Optocoupler adalah suatu komponen penghubung
(coupling)
yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic. Optocoupler terdiri dari
dua bagian yaitu:
1. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika
dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED infra
merah memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal
tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED infra merah
tidak terlihat oleh mata telanjang.
2. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar komponen
Photodiode. Photodiode merupakan suatu transistor yang
peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya
menghasilkan energi panas, begitu pula dengan spektrum
infra merah. Karena spekrum inframerah mempunyai efek
panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka Photodiode
lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar infra merah.
Oleh karena itu Optocoupler dapat dikatakan sebagai
gabungan dari LED infra merah dengan fototransistor yang
terbungkus menjadi satu chips. Cahaya infra merah termasuk dalam
gelombang elektromagnetik yang tidak tampak oleh mata telanjang.
Sinar ini tidak tampak oleh mata karena mempunyai panjang
gelombang , berkas cahaya yang terlalu panjang bagi tanggapan
mata manusia. Sinar infra merah mempunyai daerah frekuensi 1 x
1012 Hz sampai dengan 1 x 1014 GHz atau daerah frekuensi dengan
panjang gelombang 1μm – 1mm. LED infra merah ini merupakan
komponen elektronika yang memancarkan cahaya infra merah
dengan konsumsi daya sangat kecil. Jika diberi bias maju, LED infra
merah yang terdapat pada optocoupler akan mengeluarkan panjang
gelombang sekitar 0,9 mikrometer. Proses terjadinya pancaran
cahaya pada LED infra merah dalam optocoupler adalah sebagai
14
berikut. Saat dioda menghantarkan arus, elektron lepas dari
ikatannya karena memerlukan tenaga dari catu daya listrik. Setelah
elektron lepas, banyak elektron yang bergabung dengan lubang yang
ada di sekitarnya (memasuki lubang lain yang kosong). Pada saat
masuk lubang yang lain, elektron melepaskan tenaga yang akan
diradiasikan dalam bentuk cahaya, sehingga dioda akan menyala
atau memancarkan cahaya pada saat dilewati arus. Cahaya infra
merah yang terdapat pada optocoupler tidak perlu lensa untuk
memfokuskan cahaya karena dalam satu chip mempunyai jarak yang
dekat dengan penerimanya. Pada optocoupler yang bertugas sebagai
penerima cahaya infra merah adalah fototransistor. Fototransistor
merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai detektor
cahaya infra merah. Detektor cahaya ini mengubah efek cahaya
menjadi sinyal listrik, oleh sebab itu fototransistor termasuk dalam
golongan detektor optik. Fototransistor memiliki sambungan
kolektor–basis yang besar dengan cahaya infra merah, karena
cahaya ini dapat membangkitkan pasangan lubang elektron.
Dengan diberi bias maju, cahaya yang masuk akan
menimbulkan arus pada kolektor. Fototransistor memiliki bahan
utama yaitu germanium atau silikon yang sama dengan bahan
pembuat transistor. Tipe fototransistor juga sama dengan transistor
pada umumnya yaitu PNP dan NPN. Perbedaan transistor dengan
fototransistor hanya terletak pada dindingnya yang memungkinkan
cahaya infra merahmengaktifkan daerah basis, sedangkan transistor
biasa ditempatkan pada dinding logam yang tertutup.
Ditinjau dari penggunaanya, fisik optocoupler dapat
berbentuk bermacam-macam. Bila hanya digunakan untuk
mengisolasi level tegangan atau data pada sisi transmitter dan sisi
receiver, maka optocoupler ini biasanya dibuat dalam bentuk solid
(tidak ada ruang antara LED dan Photodiode). Sehingga sinyal
listrik yang ada pada input dan output akan terisolasi. Dengan kata
lain optocoupler ini digunakan sebagai optoisolator jenis IC.
Prinsip kerja dari optocoupler adalah :
a. Jika antara Photodiode dan LED terhalang maka
Photodiode tersebut akan off sehingga output dari kolektor
akan berlogika high.
b. Sebaliknya jika antara Photodiode dan LED tidak terhalang
maka Photodiode dan LED tidak terhalang maka
15
Photodiode tersebut akan on sehingga outputnya akan
berlogika low.
Sebagai piranti elektronika yang berfungsi sebagai pemisah
antara rangkaian power dengan rangkaian control. Komponen ini
merupakan salah satu jenis komponen yang memanfaatkan sinar
sebagai pemicu on/off-nya. Opto berarti optic dan coupler berarti
pemicu. Sehingga bisa diartikan bahwa optocoupler merupakan
suatu komponen yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic opto-
coupler termasuk dalam sensor, dimana terdiri dari dua bagian yaitu
transmitter dan receiver. Dasar rangkaian dapat ditunjukkan seperti
pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.2.1 Dasar rangkaian optocoupler
Sebagai pemancar atau transmitter dibangun dari sebuah
led infra merah untuk mendapatkan ketahanan yang lebih baik
daripada menggunakan led biasa.
2.3 Single Phase Full Bridge Inverter
Dalam hal ini, single phase full bridge inverter digunakan
untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Gambar
perencanaan inverter secara lengkap ditunjukan pada Gambar 3.1.
Pada single phase full bridge inverter menggunakan metode
switching SPWM (Sinusoidal Pulse Width Modulation) yang
dibangkitkan dengan menggunkan mikrokontroller ATMEGA16 (
secara digital ). Drive switching dari mikrokontroller tidak langsung
disambungkan ke IGBT (inverter) tetapi melalui optocoupler dan
totempole. Optocoupler digunakan sebagai pemisah antara
Mikrokontroller dengan IGBT Single Phase Full Bridge Inverter.
Dengan rangkaian optorcoupler Mikrokontroller sebagai
16
pembangkit SPWM utama terhindar dari kerusakan , apabila
terdapat arus balik dari rangkaian Single Phase Full Bridge Inverter.
Rangkaian totempole digunakan untuk melakukan switching atau
perubahan kondisi dari low ke high dengan cepat. Inverter ini di
desain dengan frekuensi 50 Hz dan tegangan output inverter 220
Vac.
Gambar 2.3.1. Rangkaian Single Phase Full Bridge Inverter dengan
Penyulut PWM2
2.4 PWM (Pulsa Width Modulation)
Prinsip Dasar PWM
PWM adalah singkatan dari Pulse Width Modulation,
merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengontrol daya
yang berkaitan dengan power supply, contohnya pada power supply
PC. Selain fungsi PWM yang digunakan untuk mengontrol daya
power supply, PWM juga dapat difungsikan sebagai pengatur gerak
perangkat elektronika, misalnya pada motor servo.
Sesuai dengan namanya Pulse Width Modulation, maka
dalam penerapannya sinyal tegangan-lah yang di rubah lebarnya.
Sistem pengontrolan dengan PWM ini merupakan sistem digital,
2 Ismail, Baharuddin Bin. 2008. Design and Development Of
Unipolar SPWM Switching Pulses For Single Phase Full Bridge
Inverter
17
yang jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan sistem
konfensional.
Komponen yang biasa digunakan untuk membangkitkan
sinyal PWM adalah sejenis IC digital yaitu IC 555 atau
mikrokontroler.
Modulasi lebar pulas (PWM) dicapai/diperoleh dengan
bantuan sebuah gelombang kotak yang mana siklus kerja (duty
cycle) gelombang dapat diubah-ubah untuk mendapatkan sebuah
tegangan keluaran yang bervariasi yang merupakan nilai rata-rata
dari gelombang tersebut.
Gambar 2.4.1 Gambar Gelombang PWM
Ton adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada
posisi tinggi (baca: high atau 1) dan,
Toff adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada
posisi rendah (baca: low atau 0).
Anggap Ttotal adalah waktu satu siklus atau penjumlahan
antara Ton dengan Toff , biasa dikenal dengan istilah “periode satu
gelombang”.
Rumus T-total
………………………………….(1)
Siklus kerja atau duty cycle sebuah gelombang di definisikan
sebagai,
18
…………………………(2)
Tegangan keluaran dapat bervariasi dengan duty-cycle dan
dapat dirumusan sebagai berikut,
……………………………………….(3)
Sehingga.
………………………………..(4)
Dari rumus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tegangan
keluaran dapat diubah-ubah secara langsung dengan mengubah nilai
Ton.
Apabila Ton adalah 0, Vout juga akan 0.
Apabila Ton adalah Ttotal maka Vout adalah Vin atau
katakanlah nilai maksimumnya.
2.5 Microcontroller
Dibawah ini merupakan penjelasan dari microcontroller.
Pengendali mikro (Inggris: microcontroller) adalah sistem
mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip.
Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang
digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler
umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal
mikroprosesor, yakni memori dan antarmuka I/O
Informasi Umum Microcontroller AVR
AVR merupakan seri microcontroller CMOS 8 bit buatan
Atmel, berbasis RISC ( Reduced Instruction Set Computer ).
Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR
mempunyai 32 register general – purpose, timer/counter fleksibel
dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART
programmable Watchdog Timer, dan mode power saving. Beberapa
diantaranya mempunyai ADC dan PWM internal. AVR juga
mempunyai In-System Programmable Flash on – chip yang
19
mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem
menggunakan hubungan serial SPI.
1. AT Mega 16
Mikrokontroler ATMega 16 adalah mikrokontroler CMOS 8-
bit dan merupakan keluarga dari mikrokontroler AVR (AVR
Family’s) yang beraksitektur RISC. Hsl inilah yang membedakan
mikrokontroler ini dengan MCS-51 Beberapa fitur yang disediakan
oleh mikrokontroler ini adalah sebagai beikut : flash program
memory dengan kapabilitas Read-While-Write, 512 bytes
EEPROM, 1K byte SRAM, 32 jalur I/O, 32 register, a JTAG
interface for Boundary-scan, On-chip Debugging support dan
programming, 3 flexible Timer/Counters dengan compare modes,
Internal and External Interrupts, a serial programmable USART, a
byte oriented Two-wire Serial Interface, an 8-channel, 10-bit ADC
with optional differential input stage with programmable gain
(TQFP package only), a programmable Watchdog Timer with
Internal Oscillator, an SPI serial port.
Beberapa tool atau software yang digunakan untuk
mensupport AtMega 16 adalah C Compiler, macro ,assembly
program debugge / simulator dan beberapa kits yang lain.
Beberapa keistimewaan dari AVR Atmega16:
• Advanced RISC Architecture
o 130 Powerful Instructions – Most Single
Clock Cycle Execution
o 32 x 8 General Purpose Working registers
o Fully Static Operation
o Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz
o On chip 2 cycle Multiplier
• Nonvolatile Program and Data Memories
o 8K Bytes of In-System Self programmable
Flash
o Optional Boot Code Section
o 512 Bytes EEPROM
o 512 Bytes Internal SRAM
o Programming Lock for Software Security
• Peripheral Features
o Two 8 bit Timer/Counters
20
Konfigurasi Pin-pin ATMega 16
Gambar 2.4.1 Konfigurasi PIN Atmega 163
Penjelasan dari gambar di atas sebagai berikut :
1. VCC
Sebagai tegangan penyuplai.
2. Ground
Sebagai ground.
3. Port A (PA7…PA0)
a. Port A sebagai input analog ke A/D konverter. Port A
juga sebagai 8-bit bi-directional port I/O, jika A/D
konverter tidak digunakan. Pin-pin port dapat
menyediakan resistor-resistor internal pull-up. Ketika
port PA0…PA7 digunakan sebagai input dan pull
eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika
resistor-resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port A
adalah tri-state ketika kondisi reset menjadi aktif
sekalipun Port B (PB7…PB0)
b. Port B adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan
resistor-resistor internal pull-up. Buffer output port B
mempunyai karaketristik drive yang simetris dengan
kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi.
Sebagai input, port B yang mempunyai pull eksternal
yang rendah akan menjadi sumber arus jika resistor-
resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port B adalah tri-
state ketika kondisi reset menjadi aktif seklipun clock
tidak aktif.
3 Atmel corporation, 2002.
21
c. Port C (PC7…PC0)
Port C adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan
resistor-resistor internal pull-up. Buffer output port C
mempunyai karaketristik drive yang simetris dengan
kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi.
Sebagai input, port C yang mempunyai pull eksternal
yang rendah akan menjadi sumber arus jika resistor-
resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port C adalah tri-
state ketika kondisi reset menjadi aktif seklipun clock
tidak aktif. Jika antarmuka JTAG enable, resistor-
resistor pull-up pada pin-pin PC5(TDI), PC3(TMS),
PC2(TCK) akan diktifkan sekalipun terjadi reset.
d. Port D (PD7…PD0)
Port D adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan
resistor-resistor internal pull-up. Buffer output port D
mempunyai karaketristik drive yang simetris dengan
kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi.
Sebagai input, port D yang mempunyai pull eksternal
yang rendah akan menjadi sumber arus jika resistor-
resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port D adalah tri-
state ketika kondisi reset menjadi aktif seklipun clock
tidak aktif.
e. Reset
Input Reset, pulsa akan menjadi minimum sekalipun
clok bekerja
f. XTAL1
Input ke Inverting Oscillator Amplifier.
g. XTAL2
Output dari Inverting Oscillator
Amplifier.
h. AREF
AREF adalah referensi analog ke A/D
converter.
22
2. Flash Memori ATMega 16
ATmega16 memiliki 16K byte flash memori dengan lebar 16
atau 32 bit. Kapasitas memori itu sendiri terbagi manjadi dua bagian
yaitu bagian boot program dan bagian aplikasi program
Gambar 2.4.2 Peta memori Flash
Flash memori memiliki kemampuan mencapai 10.000 write
dan erase.
3. Memori SRAM ATMega 16
Penempatan memori data yang lebih rendah dari 1120
menunjukkan register, I/O memori, dan data internal SRAM. 96
alamat memori pertama untuk file register dan memori I/O, dan
1024 alamat memori berikutnya untuk data internal SRAM.
Lima mode pengalamatan yang berbeda pada data memori
yaitu direct, indirect, indirect dis-placement, indirect pre-decreament
dan indirect post-increament .Pada file register, mode indirect mulai
dari register R26-R31. Pengalamatan mode direct mencapai
keseuruhan kapasitas data. Pengalmatan mode indirect dis-
placement mencapai 63 alamat memori dari register X atau Y.
Ketika meggunakan mode pengalamatan indirect dengan pre-
decrement dan post increment register X, Y, dan Z akan di-
dicrement-kan atau di-increment-kan.
Pada ATMega 16(L) memiliki 32 register, 64 register I/O dan
1024 data internal SRAM yang dapat mengakses semua mode-mode
pengalamatan.
23
4. Port sebagai Analog Digital Converter (ADC)
ATmega16 mempunyai ADC (Analog to Digital Converter)
internal dengan fitur sebagai berikut (untuk lebih detil dapat
mengacu pada datasheet :
a. 10-bit Resolution
b. 65 - 260 μs Conversion Time
c. Up to 15 kSPS at Maximum Resolution
d. 8 Multiplexed Single Ended Input Channels
e. Optional Left Adjustment for ADC Result Readout
f. 0 - VCC ADC Input Voltage Range
g. Selectable 2.56V ADC Reference Voltage
h. Free Running or Single Conversion Mode
i. ADC Start Conversion by Auto Triggering on Interrupt
Sources
j. Interrupt on ADC Conversion Complete
k. Sleep Mode Noise Canceler
5. Code Vision AVR 1.24.0.1
Merupakan suatu software yang digunakan dalam pembuatan
program yang nantinya akan di download pada microcontroller
AVR ATMega16. Dapat dilihat seperti pada struktur program
dibawah ini:
Gambar 2.4.5 Code Vision AVR 1.24.0
24
Dalam penggunaan microcontroller AVR menggunakan
software CodeVision AVR. Seperti umumnya microcontroller,
CodeVision AVR merupakan software C-cross compiler, dimana
program dapat ditulis menggunakan bahasa-C. Dengan
menggunakan pemrograman bahasa-C diharapkan waktu desain
(deleloping time) akan menjadi lebih singkat. Setelah program
dalam bahasa-C ditulis dan dilakukan kompilasi tidak terdapat
kesalahan (error) maka proses download dapat dilakukan.
Microcontroller AVR mendukung sistem download secara ISP (In-
System Programming).
Untuk membuat project baru maka dipilih File New, maka
akan terlihat dialog box seperti gambar di bawah ini :
Gambar 2.4.6 Dialog box untuk membuat project baru.
Dalam menggunakan program ini terlebih dahulu diperlukan
inisialisasi chip yang digunakan, clock, I/O port, dan segala hal
diperlukan dalam mendesain suatu pemrograman pada umumnya.
Blok inisialisasi dapat dilihat pada gambar 6.5 di bawah ini.
25
Gambar 2.4.7 Blok Penginisialisasian Program
Setelah penginisialisasian chip maka selanjutnya “Generate,
Save and Exit”. Selanjutnya yaitu penulisan program pada blok
bagian yang telah tersedia, seperti ditunjukkan pada gambar 6.6
berikut:
26
Gambar 2.4.8 Bagian Penulisan Program
Pada software CodeVision AVR telah disediakan beberapa
rutin standar yang dapat langsung digunakan. Anda dapat melihat
lebih detail pada manual dari CodeVisionAVR.
2.6 LCD
LCD yang digunakan adalah LCD 20 x 4 produksi SEIKO
Electronics. Setelah kita memberikan input tegangan output tertentu,
maka angka tersebut akan dieksekusi sebagai besar dari sudut
penyulutan yang dikirimkan ke microcontroller. Interface antara
LCD dengan ATMega 16 sangatlah mudah jika dibandingkan
dengan microcontroller keluarga MCS 51. Karena dengan ATMega
128 ini hanya membutuhkan 7 I/O sebagai kontroller LCD.
27
Gambar 2.5.1 Interface ATMega 16 dengan LCD
20 x4 .
Gambar 2.5.2 Blok Penginisialisasian LCD4
4 Atmel ”Data Sheet 8-bit AVR Microcontroller AT mega 16”,
+5V
+5v
PA0/ADC040
PA1/ADC139
PA2/ADC238
PA3/ADC337
PA4/ADC436
PA5/ADC535
PA6/ADC634
PB0/XCK/T01
PB1/T12
PB2/INT2/AIN03
PB3/OC0/AIN14
PB4/SS5
PB5/MOSI6
PB6/MISO7
PB7/SCK8
PA7/ADC733
RESET9
XTAL113
XTAL212
PC0/SCL22
PC1/SDA23
PC2/TCK24
PC3/TMS25
PC4/TDO26
PC5/TDI27
PC6/TOSC128
PC7/TOSC229
PD0/RXD14
PD1/TXD15
PD2/INT016
PD3/INT117
PD4/OC1B18
PD5/OC1A19
PD6/ICP20
PD7/OC221
AVCC30
AREF32
U1
ATMEGA16
11.0592
22p
22p
10k10u D
714
D6
13
D5
12
D4
11
D3
10
D2
9D
18
D0
7
E6
RW
5R
S4
VS
S1
VD
D2
VE
E3
LCD1LM044L
28
2.6 Motor Pompa Air
Gambar 2.6.1 Pompa Air
Prinsip kerja motor pompa air terjadi ketika kutup-kutup dari
stator (bagian dari motor pompa air yang diam atau tidak bergerak
seperti kern, lilitan, isolator dan casing cover) dan rotor ( bagian
yang berputar pada pompa air) yang senama mendekat, sehingga
terjadilah peristiwa tolak-menolak dan rotor berputar. Kutup rotor
menghampiri kutup stator yang tidak sejenis, sehingga rotor tertarik.
Ketika kutup dari rotor dan stator yang berlainan mulai mendekat,
ini akan mengakibatkan perubahan arus. Arus yang semula negatif
akan berobah menjadi positif, begitu juga sebaliknya. Perubahan ini
akan mengakibatkan perubahan kutup-kutup magnet pada stator.
Kutup yang berbeda dengan rotor, berubah menjadi kutup yang
sama dengan rotor, sehingga akan menjadi tolak-menolak, dan rotor
akan menjadi berputar kearah yang berlainan. Peristiwa ini akan
menyebabkan rotor berputar secara terus menerus yang sangat cepat
sehingga rotor akan terus berputar.5
5 Heres Deny Wasito, ”Pengaturan Tekanan Pompa Air PDAM
Untuk menjaga Kestabilan Pelayanan Konsumen Dan Pengaruh
Pada Manajemen Energi Listrik”, Proyek Akhir PENS-ITS.2002.
29
2.7 Waterflow Sensor
Gambar 2.7.1 Waterflow Sensor
Sensor aliran ini terbuat dari plastic dimana didalamnya
terdapat rotor dan sensor hall effect. Saat air mengalir melewati
rotor, rotor akan berputar. Kecepatan putaran ini akan tergantung
dengan kedepatan aliran air. Hall effect sensor akan mengeluarkan
output pulsa sesuai dengan besarnya aliran air.
Spesifikasi :
Working Voltage 5V-24V
Maximum current 15 mA (DC 5V)
Weight 43 gr
External diameters 20 mm
Flow Rate Range 1~30 L/min
Operating Temperature 0oC-80
oC
Liquid Temperature <120oC
Opearting Humidity 35%~90%RH O
Operating Pressure under 1.2Mpa
Store Temperature -25oC~+80
oC
30
Karakteristik Sinyal :
Ouput pulse high level signal voltage>4.5 V (input DC 5 V)
Ouput pulse low level signal voltage<0.5 V (input DC 5 V)
Precision 3% (Flow Rate from 1L/min to 10L/min)
Output Sinyal Dutycycle 40%~60%
Untuk mendapatkan nilai aliran dalam L/menit bisa didapat dengan
rumusan sebagai berikut :
Q=(jumlah pulsa permenit)/7.5
Jika diambil sampling waktu 1 detik setiap pembacaan pulsa, maka
hasil pembacaan pulsa dikalikan 60 dan seterusnya.6
6 Imam Abadi, Aulia Siti Aisjah, Riftyanto N.S.,” Aplikasi Metode
Neuro-Fuzzy Pada Sistem Pengendalian Antisurge Kompresor”.
Jurnal Teknik Elektro Vol. 6, No. 2, September 2006
31
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN
PERANGKAT KERAS
3.1. Pendahuluan
Pada perencanaan dan pembuatan perangkat keras rancang
bangun inverter 1 phasa berbasis PI Fuzzy pada pompa air mengacu
pada gambar block diagram di bawah ini :
RANGKAIAN
PENYEARAH
1 FASA
SUMBER AC
(220 V)
INVERTER SATU
FASA
MOTOR
POMPA AIR
SENSOR
TEKANAN
ADCSPWM
TANDON
PENAMPUNG
AIR
MICRO
CONTROLLER
AT Mega 16
KELUARAN TEKANAN
KONTROL
LOGIKA PI
FUZZY
LCD
16 X 2
Gambar 3.1.1 Gambar block diagram system
Tugas akhir rancang bangun inverter 1 phasa berbasis PI
Fuzzy pada pompa air ini bertujuan untuk memperbaiki system
pompa air sekarang yang kurang efisien dalam segi penggunaanya,
tugas akhir ini dilengkapi dengan sesor pressure transmite yang
digunakan untuk mendeteksi besarnya tekanan air pada pompa air,
output dari sensor pressure transmite akan diumpankan pada
mikrokontroller, dalam mikrokontroller akan memroses pembuatan
gelombang SPWM, tampilan LCD, dan PI Fuzzy. SPWM sendiri
merupakan suatu metode yang digunakan untuk mentriger Mosfet
Sensor
Flow
32
inverter, sedangkan inverter sendiri digunakan untuk mendrive
motor sehingga motor dapat berputar secara variable sesuai sensor
pressure transmite.
Berdasarkan Gambar 3.1 perencanaan dan pembuatan
perangkat keras pada Tugas Akhir ini meliputi:
1) Perencanaan dan pembuatan rangkaian penyearah 1 fasa.
2) Perencanaan dan pembuatan rangkaian driver inverter 1 fasa.
3) Perencanaan dan pembuatan inverter 1 fasa.
4) Perencanaan dan pembuatan sensor pressure transmite.
5) Perencanaan dan pembuatan gelombang SPWM pada
mikrokontroller.
3.2 Perencanaan dan pembuatan rangkaian penyearah 1
fasa
Saat digunakan sebagai penyearah gelombang penuh, dioda
secara bergantian menyearahkan tegangan AC pada saat siklus
positif dan negatif. Penyearah gelombang penuh ada 2 macam dan
penggunaannya disesuaikan dengan transformator yang dipakai.
Untuk transformator biasa digunakan jembatan dioda (dioda bridge)
sementara untuk transformator CT digunakan 2 dioda saja sebagai
penyearahnya.
a. Penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda
(dioda bridge)
Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang
menghantarkan arus untuk setiap siklus tegangan AC
sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator pada
saat siklus yang sama. Untuk memahami cara kerja diode
bridge, perhatikanlah kedua gambar berikut.
33
Gambar 3.2.1 Gambar penyearah gelombang penuh
Saat siklus positif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda
B menuju beban dan kembali melalui dioda C. Pada saat yang
bersamaan pula, dioda A dan D mengalami reverse bias sehingga
tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat sebagai
isolator.
Gambar 3.2.2 gambar penyearah gelombang penuh
Sedangkan pada saat siklus negatif tegangan AC, arus
mengalir melalui dioda D menuju beban dan kembali melalui dioda
A. Karena dioda B dan C mengalami reverse bias maka arus tidak
dapat mengalir pada kedua dioda ini.
Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga
didapatkan tegangan beban yang berbentuk gelombang penuh yang
sudah disearahkan (tegangan DC). Grafik sinyal dari penyearah
34
gelombang penuh dengan jembatan dioda (dioda bridge)
ditunjukkan seperti pada gambar berikut
Gambar 3.2.3 Gambar gelombang rangakaian penyearah gelombang
penuh
Jembatan dioda (dioda bridge) tersedia dalam bentuk 1
komponen saja atau pun bisa dibuat dengan menggunakan 4 dioda
yang sama karakteristiknya. Yang harus diperhatikan adalah besar
arus yang dilewatkan oleh dioda harus lebih besar dari besar arus
yang dilewatkan pada rangkaian.
3.3 perencanaan dan pembuatan rangkaian driver inverter
Rangkaian driver ini terdiri dari rangkaian optocoupler,
rangkaian penguat dan rangkaian totem pole. Rangkaian driver ini
terdiri dari beberapa komponen utama yaitu : optocoupler, 4N25,
TR9013, TR139 dan TR140. Gambar 3.17merupakan gambar dari
keseluruhan rangkaian driver inverter.
Rangkaian Optocoupler berfungsi sebagai pemisah
rangkaian pembangkit pulsa pada sisi masukan dengan rangkaian
keluaran. Sehingga jika terjadi gangguan pada rangkaian keluaran
tidak berpengaruh pada rangkaian pembangkit pulsa. Tipe IC 4N25
juga dapat digantikan dengan tipe IC 4N26 yang juga memiliki
fungsi dan kaki-kaki yang sama dengan tipe IC 4N25.
35
Untuk rangkaian Optocoupler supplai tegangan harus beda
antara masukan dan keluaran rangkaian, sehingga mempunyai
supplai tegangan sendiri. Sedangkan untuk ground pada kaki nomor
2 dan ground pada kaki nomor 4 harus dipisahkan. Hal-hal tersebut
dimaksudkan agar fungsi Optocoupler sebagai isolator electric dapat
berfungsi. Karena pulsa yang dihasilkan oleh pembangkit pulsa ada
dealapan maka optocoupler yang dibutuhkan juga delapan
rangkaian.
A1
C2
3NC
B
C
E
6
5
44N25
330
1000
5 Vcc
1000
C9013
1000
BD140
BD 139
1000
100
To Gate
Mosfet
To Source
Mosfet
Optocoupler
A1
C2
3NC
B
C
E
6
5
44N25
330
1000
5 Vcc
1000
C9013
1000
BD140
BD 139
1000
100
To Gate
Mosfet
To Source
Mosfet
Optocoupler
A1
C2
3NC
B
C
E
6
5
44N25
330
1000
5 Vcc
1000
C9013
1000
BD140
BD 139
1000
100
To Gate
Mosfet
To Source
Mosfet
Optocoupler
Input dari
komparatorA
1
C2
3NC
B
C
E
6
5
44N25
330
1000
5 Vcc
1000
C9013
1000
BD140
BD 139
1000
100
To Gate
Mosfet
To Source
Mosfet
Optocoupler
A
B
C
D
E
F
G
H
Input dari
komparator
Input dari
komparator
Input dari
komparator
Gambar 3.2.1 Rangkaian Driver Inverter
36
3.4 Perencanaan dan pembuatan inverter 1 fasa
Dalam hal ini, single phase full bridge inverter digunakan
untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Gambar
perencanaan inverter secara lengkap ditunjukan pada Gambar 3.1.
Pada single phase full bridge inverter menggunakan metode
switching SPWM (Sinusoidal Pulse Width Modulation) yang
dibangkitkan dengan menggunkan mikrokontroller ATMEGA16 (
secara digital ). Drive switching dari mikrokontroller tidak langsung
disambungkan ke IGBT (inverter) tetapi melalui optocoupler dan
totempole. Optocoupler digunakan sebagai pemisah antara
Mikrokontroller dengan IGBT Single Phase Full Bridge Inverter.
Dengan rangkaian optorcoupler Mikrokontroller sebagai
pembangkit SPWM utama terhindar dari kerusakan , apabila
terdapat arus balik dari rangkaian Single Phase Full Bridge Inverter.
Rangkaian totempole digunakan untuk melakukan switching atau
perubahan kondisi dari low ke high dengan cepat. Inverter ini di
desain dengan frekuensi 50 Hz dan tegangan output inverter 220
Vac.
Gambar 3.3.1 Rangkaian Single Phase Full Bridge
Inverter dengan Penyulut PWM
37
Berikut merupakan gambar output dari inverter.
Gambar 3.3.2 Gelombang output inverter
Berikut merupakan gambar output dari inverter dengan di
integrasikan dengan rangkaian rectifier.
Gambar 3.3.3 Gelombang output inverter integrasi
3.5 Perencanaan dan pembuatan water flow sensor
Saat air mengalir melewati rotor, rotor akan berputar.
Kecepatan putaran ini akan tergantung dengan kedepatan aliran
air. Hall effect sensor akan mengeluarkan output pulsa sesuai
dengan besarnya aliran air.
Spesifikasi :
Working Voltage 5V-24V
Maximum current 15 mA (DC 5V)
Weight 43 gr
External diameters 20 mm
Flow Rate Range 1~30 L/min
Operating Temperature 0oC-80
oC
Liquid Temperature <120oC
Opearting Humidity 35%~90%RH O
38
Operating Pressure under 1.2Mpa
Store Temperature -25oC~+80
oC
Karakteristik Sinyal :
Ouput pulse high level signal voltage>4.5 V (input DC 5 V)
Ouput pulse low level signal voltage<0.5 V (input DC 5 V)
Precision 3% (Flow Rate from 1L/min to 10L/min)
Output Sinyal Dutycycle 40%~60%
Untuk mendapatkan nilai aliran dalam L/menit bisa didapat
dengan rumusan sebagai berikut :
Q=(jumlah pulsa permenit)/7.5
Jika diambil sampling waktu 1 detik setiap pembacaan pulsa,
maka hasil pembacaan pulsa dikalikan 60 dan seterusnya.
3.6 Perencanaan dan pembuatan gelombang PWM pada
mikrokontroller.
PWM adalah singkatan dari Pulse Width Modulation,
merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengontrol
daya yang berkaitan dengan power supply, contohnya pada
power supply PC. Selain fungsi PWM yang digunakan untuk
mengontrol daya power supply, PWM juga dapat difungsikan
sebagai pengatur gerak perangkat elektronika, misalnya pada
motor servo.
Sesuai dengan namanya Pulse Width Modulation, maka
dalam penerapannya sinyal tegangan-lah yang di rubah
lebarnya. Sistem pengontrolan dengan PWM ini merupakan
sistem digital, yang jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan
sistem konfensional.
Modulasi lebar pulas (PWM) dicapai/diperoleh dengan
bantuan sebuah gelombang kotak yang mana siklus kerja (duty
cycle) gelombang dapat diubah-ubah untuk mendapatkan
sebuah tegangan keluaran yang bervariasi yang merupakan nilai
rata-rata dari gelombang tersebut.
39
Ton adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada
posisi tinggi (baca: high atau 1) dan,
Toff adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada
posisi rendah (baca: low atau 0).
Anggap Ttotal adalah waktu satu siklus atau penjumlahan
antara Ton dengan Toff , biasa dikenal dengan istilah “periode
satu gelombang”.
Berikut merupakan gelombang PWM dengan frekwensi 50
Hz.
Gambar 3.6.1 Gelombang PWM dengan frekwensi 50Hz
40
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
41
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang proses pengujian alat
beserta analisa dari sitem yang telah dibuat.
RANGKAIAN
PENYEARAH
1 FASA
SUMBER AC
(220 V)
INVERTER SATU
FASA
MOTOR
POMPA AIR
SENSOR
TEKANAN
ADCSPWM
TANDON
PENAMPUNG
AIR
MICRO
CONTROLLER
AT Mega 16
KELUARAN TEKANAN
KONTROL
LOGIKA PI
FUZZY
LCD
16 X 2
gambar 4.1 Gambar block diagram system
4.1 Pengujian Rangkaian Rectifier
Pada pengujian power supply yang terlihat pada gambar
4.1.1 ini akan diperlihatkan hasil tegangan keluaran dari rangkaian
rectifier. Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa
pada proyek akhir ini langsung menggunakan sumber dari PLN (220
Vac), dengan tujuan agar memperoleh tegangan keluaran DC yang
besar sesuai dengan kebutuhan untuk dimasukkan pada rangkaian
Sensor Flow
42
inverter dan inverter dapat menjalankan motor pompa air. Berikut
gambar dari rangkaian rectifier.
Gambar 4.1.1 Rangkaian penyearah
Pada gambar dibawah ini merupakan hasil percobaan
dengan menggunakan alat ukur Avometer, berikut gambar dari
pegukuran pada sisi input :
Gambar 4.1.2 Hasil pembacaan avometer pada sisi input
Pada gambar dibawah ini merupakan hasil pembacaan
ranngkaian rectifier pada sisi output :
43
Gambar 4.1.2 Hasil pembacaan avometre pada sisi output
Berikut merupakan data hasil percobaan rangkaian rectifier:
Table 4.1.1 Data gasil percobaan rangkaian rectifier
No Input Tegangan AC (V) Output Tegangan DC
1 10 Volt 13.7
2 30 Volt 41.7
3 50 Volt 68.8
4 70 Volt 99.6
5 100 Volt 139.5
6 120 Volt 167.6
7 150 Volt 209.4
8 170 Volt 236.9
9 200 Volt 279.4
10 220 Volt 306.4
44
4.2 Pengujian Rangkaian Optocoupler
Pada pengujian rangkaian optocoupler akan ditampilkan
pada gambar 4.2.1 sebagai hasil output dari rangkaian optocoupler.
Gambar 4.2.1 Rangkaian Optocoupler
Berikut merupakan gambar gelombang PWM yang akan
dijadikan input rangkaian optocoupler yang dibangkitkan dengan
menggunakan mikrokontroller.
45
a. Berikut merupakan gelombang PWM dengan frekwensi 50
Hz
Gambar 4.2.2 Gelombang PWM untuk input rangkaian optocoupler f =
50 Hz
b. Berikut merupakan gelombang PWM dengan frekwensi 40
Hz
Gambar 4.2.2 Gelombang PWM untuk input rangkaian
optocoupler f = 40 Hz
46
c. Berikut merupakan gelombang PWM dengan frekwensi 30
Hz
Gambar 4.2.2 Gelombang PWM untuk input rangkaian
optocoupler f = 30 Hz
Rangkaian optocoupler pada Gambar 4.17. menggunakan
IC 4N25. Ground pada sisi masukan harus dipisahkan dengan
ground pada sisi keluaran. Pemisahan ground terkait dengan sifat
dasar dari optocoupler yang berfungsi mengisolasi rangkaian
masukan dengan rangkaian keluaran. Untuk pemisahan gronding
dapat dipisahkan dengan menggunakan 3 buah transpormator.
Pada saat pengujian optocoupler diberikan masukan sinyal
PWM yang dibangkitkan dari rangkaian mikrokontroller, dengan
Vcc untuk IC 4N25 adalah 12 volt, maka magnitude keluaran juga
sama dengan masukannya.
47
4.3 Metode Penyulutan Pada Single Phase Full Bridge
Inverter
Pada proses switching pada inverter single phase full
bridge inverter terlihat pada tabel kondisi switching pada gate (
mosfet ) untuk inverter berdasarkan gambar 4.21 rangkaian Single
Phase Full Bridge Inverter
Gambar 4.3.1 Rangkaian Full bridge inverter 1 phasa
Tabel 4.3.1 Kondisi Penylutan Untuk Rangkaian gambar 4.22
State Vout put
Q(mosfet) 1,4 ON dan Q(mosfet) 2,3 OFF Vs
Q (mosfet)1,4 OFF dan Q(mosfet) 2,3 ON - Vs
Penyulutan IGGBT atau MOSFET terdapat 2 kondisi, pada
kondisi positif IGBT atau MOSFET 1 dan 4 akan menyala bersama,
sedangkan pada kondisi negatif IGBT atau MOSFET 2 dan 3 akan
menyala, hal ini sesuai dengan tabel 4.3.1
4.4 pengujian rangkaian inverter
Pada tugas akhir ini inverter merupakan komponen yang
paling utama, dimana inverter digunakan untuk mendrive motor,
motor
48
inverter digunakan untuk merubah tegangan DC menjadi AC,
rangkaian inverter di drive langsung dengan rangkaian optocoupler,
sedangakan input optocoupler dapat input gelombang PWM yang
disulut langsung dengan menggunakan rangkaian mikrokontroller.
Pada tugas akhir ini rangkaian inverter menggunakan komponen
IGBT. Berikut merupakan gambar rangkaian inverter dengan IGBT.
Gambar 4.4.1 Rangkaian inverter dengan IGBT
Berikut merupakan gambar pengujian inverter dengan
menggunakan lampu pijar.
Gambar 4.4.2 Gambar pengujian inverter dengan beban lampu pijar
49
Berikut merupakan hasil pengukuran dari percobaan
rangkaian inverter dengan beban lampu pijar
Table 4.4.1 Data hasil pengujian inverter dengan beban lampu pijar
No Tegangan Input
(V)
Arus Input
(A)
Tegangan Output (V)
1 20 Volt 0.2 Ampere 20.56 Volt
2 40 Volt 0.3 Ampere 40.7 Volt
3 60 Volt 0.4 Ampere 50.8 Volt
4 80 Volt 0.42 Ampere 70.3 Volt
5 100 Volt 0.5 Ampere 93 Volt
6 120 Volt 0.58 Ampere 110 Volt
7 140 Volt 0.6 Ampere 133 Volt
8 160 Volt 0.6 Ampere 153 Volt
9 180 Volt 0.63 Ampere 172 Volt
10 200 Volt 0.7 Ampere 191 Volt
11 220 Volt 0.72 Ampere 217 Volt
Berikut merupakan gambar percobaan rangkain inverter
dengan menggunakan beban lampu TL.
Gambar 4.4.3 Gambar percobaan rangkaian inverter dengan beban
lampu TL
50
Pada saat percobaan inverter dengan menggunakan beban
lampu TL ini input tegangan DC diberikan tegangan sebesar 223.6
Volt, sedangkan arus input yang terukur sebesar 0.4 Ampere, dan
tegangan output yang terukur sebesar 220 Volt.
Berikut merupakan hasil pengukuran dari rangkaian inverter
dengan beban motor pompa air.
Tabel 4.4.2 Data hasil pengujian inverter dengan beban motor pompa air.
No I In (A) V Out (V) P In (W) I Out (V) V Out (V) P Out (W)
1 0.6 129.8 77.88 0.5 140 70
2 0.62 140 86.8 0.52 150 78
3 0.62 148 91.76 0.54 160 86.4
4 0.7 153.5 107.45 0.64 170 108.8
5 1 160.6 160.6 0.68 180 122.4
6 1.1 176 193.6 0.71 190 134.9
7 1.3 185 240.5 0.76 200 152
8 1.4 198 277.2 0.8 210 168
9 1.5 207 310.5 0.9 220 198
51
4.5 Pengujian motor pompa air
Pada tugas akhir ini, pompa air digunakan sebagai beban
dari rangkaian inverter, dimanna fungsi dari motor pompa air sendiri
digunakan untuk memompa air hingga airnya naik. Berikut
merupakan table dari hasil percobaan motor pompa air.
Gambar 4.5.1 Motor pompa air
Table 4.5.1 Data hasil percobaan motor pompa air
No Frekwensi (Hz) Tegangan (V) Kecepatan (RPM)
1 30 171 2823
2 35 182 2845
3 40 190 2867
4 45 211 2888
5 50 219 2914
4.6 Pengujian Water Flow Sensor
Sensor water flow pada tugas akhir ini merupakan suatu
komponen yang sangat penting, dimana pembacaan dari sensor akan
digunakan untuk pengontrolan pada switching inverter, data dari
pembacaan sensor akan dimasukkan kedalam ADC mikrokontroller,
didalam mikrokontroller akan diolah dengan menggunakan metode
PI Fuzzy, keluaran dari mikrokontrollerakan berupa PWM,
sedangkan PWM sendiri digunakan untuk switching inverter.
52
Bentuk water sensor dapat dilihat pada gambar 2.7.1
Untuk alat ukur dari tekanan sendiri dapat menggunakan
Manometer, berikut merupakan gambar dari manometer.
Gambar 4.6.1 Manometer
Berikut merupakan data hasil dari percobaan sensor tekanan.
Table 4.6.1 Data hasil pembacaan water flow sensor
No Tekanan (Kg/cm3) V out sensor Flow (L/min)
1 0 0.013 0.104
2 1.2 0.32 2.56
3 1.1 0.68 5.44
4 1.0 0.94 7.52
5 0.9 1.19 9.32
6 0.8 1.38 11.04
7 0.7 1.62 12.96
8 0.6 1.87 14.96
9 0.5 2.12 19.36
53
Berikut merupakan hasil dari integrasi system
Table 4.6.2 Data hasil integrasi
No Frekwensi
(Hz)
V Dc
(V)
V Out
(Volt)
Kecepatan
(Rpm)
Flow
(L/min)
1 30 220 171 2823 5.44
2 35 220 182 2845 7.52
3 40 220 190 2867 9.32
4 45 220 211 2888 12.96
5 50 220 219 2914 19.36
54
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
55
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan proses perencanaan, pembuatan dan
pengujian alat serta dari data yang didapat dari perencanaan dan
pembuatan rangkaian inverter full bridge 1 phasa dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya frekwensi PWM yang digunakan untuk penyulutan
inverter dapat mempengaruhi besarnya tegangan keluaran.
2. Sistem ini hanya dapat bekerja pada range pengaturan frekwensi
putaran motor antara 35 Hz sampai dengan 50Hz. Pada saat
frekwensi 35 Hz flow bernilai 5.44 (L/min) dan ketika
frekwensi 50 Hz flow bernilai 16.96 (L/min). Hal ini
dikarenakan pada frekwensi dibawah nilai tersebut motor tidak
dapat bekerja secara maksimal, sehingga pompa air tidak bisa
menaikkan air.
3. Dengan menggunakan metode penyulutan dengan PWM maka
menghasilkan torsi yang kecil, yang dikarenakan harmonisa
keluaran dari inverter besar, THDi bernilai 29.39% dan THDv
bernilai 43.45%, harmonisa besar dikarenakan bentuk
gelombang keluaran dari inverter berbentuk kotak, tidak sinus
murni.
4. Besarnya tekanan berbanding terbalik dengan flow, pada saat
valve dibuka sedikit maka tekanan yang terukur sebesar 1.2
Kg/cm3 dan nilai flow yang terbaca sebesar 2.56 L/min, ketika
valve dibuka secara penuh dan tekanan yang terukur sebesar 0.5
Kg/cm3 dan nilai flow yang terbaca sebesar 19.36 L/min.
5.2 SARAN-SARAN
Dalam pengerjaan dan penyelesaian Proyek Akhir ini tentu
tidak lepas dari berbagai macam kekurangan dan kelemahan, baik
56
itu pada sistem maupun pada peralatan yang telah dibuat. Untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan dari peralatan, maka perlu
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Diharapkan nantinya lanjut alat ini dapat dikembangkan menjadi
inverter satu fase yang dikombinasikan atau dibandingkan
dengan metode switching SPWM dan yang lainnya.
2. Dalam penelitian yang lebih lanjut, diharapkan alat ini memiliki
kontrol otomatis dalam menghasilkan arus kompensasi sehingga
hasil yang didapat bisa maksimal
DAFTAR PUSTAKA
[1] Jun Yuan, Michael Ryan, James Power, ”Using Fuzzy Logic”,
London : Prentice Hall international.1994.
[2] Imam Abadi, Aulia Siti Aisjah, Riftyanto N.S.,” Aplikasi
Metode Neuro-Fuzzy Pada Sistem Pengendalian Antisurge Kompresor”.
Jurnal Teknik Elektro Vol. 6, No. 2, September 2006
[3] Ismail, Baharuddin Bin. 2008. Design and Development Of
Unipolar SPWM Switching Pulses For Single Phase Full Bridge Inverter
Application. Thesis Master of Science University Sains Malaysia.
[4] Heres Deny Wasito, ”Pengaturan Tekanan Pompa Air PDAM
Untuk menjaga Kestabilan Pelayanan Konsumen Dan Pengaruh Pada
Manajemen Energi Listrik”, Proyek Akhir PENS-ITS.2002.
[5] Atmel ”Data Sheet 8-bit AVR Microcontroller AT mega 16”,
[6] Atmel corporation, 2002.
[7] Rashid, Muhammad H. 2001. Power Electronics Circuits,
Devices, and Application 2nd Edition. PT. Prenhallindo. Jakarta.
PROFIL PENULIS
Penulis dilahirkan di kota Banyuwangi tanggal
29 April 1991. Dia merupakan anak kedua dari
2 bersaudara. Penulis masuk di PENS-ITS
pada jurusan D3 Elektro Industri pada tahun
2009.
Nama : Nanang Malpiyan
Panggilan : Nanang
TTL : Surabaya, 29 April 1991
Alamat : Watukebo-Rogojampi-Banyuwangi, Indonesia
HP : 085232370270
Email : [email protected]
Pendidikan : SDN Watukebo 1 (1997-2003)
SMPN 1 Rogojampi (2003-2006)
SMKN 1 Glagah Banyuwangi (2006-2009)
Motto : Kegagalan merupakan suatu pembelajaran untuk
menambah pengalaman dan ilmu.
Organisasi di PENS:
BEM PENS-ITS Anggota Ristek (2010-2011)