Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem Generator Linear Dengan 2 Pelampung
Afif Muhammad, Iwa Garniwa M K
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
Kampus UI Depok, 16424, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Gelombang laut memiliki potensi energi yang sangat besar dan berkelanjutan, namun saat ini masih belum banyak pembangkit listrik tenaga gelombang laut khususnya di Indonesia. Padahal potensi energi gelombang laut di Indonesia sangat besar karena negara Indonesia memiliki laut yang luas dan garis pantai yang panjang. Sehingga diharapkan gelombang laut dapat menjadi solusi energi terbarukan untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik di daerah-daerah pesisir pantai maupun daerah kepulauan. Generator linear merupakan alat yang dapat mengubah energi mekanik gerakan linear menjadi energi listrik. Metode yang digunakan penulis yaitu mempelajari dasar teori tentang gelombang laut dan generator linear, melakukan studi literatur tentang pengaplikasian teknologi konversi energi gelombang laut, dan merancang sistem PLTGL generator linear dengan 2 pelampung. Hasil dari penelitian ini adalah purwarupa sistem PLTGL dengan tegangan hubung terbuka maksimum sebesar 1,4983 V, daya maksimum sebesar 1,456 mW dan efisiensi daya keluaran maksimum sebesar 13,24 % pada keadaan amplitudo gelombang 7 cm dan periode gelombang 1,5 detik. Kata Kunci: Gelombang laut, Generator linear, Pembangkitan energi listrik, Energi terbarukan
Design of an Ocean Waves Power Plant Using Linear Generator System with 2 Buoys
Abstract
Ocean waves have a huge potential as a sustainable energy sources, but currently we did not use it as a
power generation especially in Indonesia. Whereas Indonesia is an archipelago that has vast sea and long coastline. Thus, it is expected that ocean waves energy could be a renewable energy solution to comply eletrical energy demand in coast and island region. Linear generator is a machine that converts mechanical energy in forms of linear motion to electrical energy. The method used by author in compiling this thesis are theritical study on ocean waves, linear generator working principle and construction, literature study of preceeding research on ocean waves power conversion technology, and design a system of linear generator with 2 buoys as an ocean waves energy converter. The result of this study is a prototype of an ocean waves power generation using linear generator system with 2 buoys that has a maximum open circuit voltage of 1,493 V, maximum power is 1,456 mW and maximum efficiency of output power is 13,24 % in condition of waves with 7 cm amplitude and 1,5 second period. Keywords: Ocean Waves, Linear Generator, Electrical Power Generation, Renewable Energy I. Pendahuluan
Energi listrik sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat modern. Kebutuhan
akan energi listrik terus meningkat setiap tahun seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Selama ini kebutuhan energi listrik khususnya di
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Indonesia dipenuhi oleh sumber daya tak terbarukan seperti batu bara yang digunakan pada
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Penggunaan sumber daya tersebut tidak selamanya
bisa memenuhi kebutuhan energi, karena cadangan batu bara maupun minyak bumi semakin
menipis. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan energi alternatif untuk memenuhi
kebutuhan akan energi listrik ini.
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang dan
laut yang luas. Luas laut Indonesia mencapai 4 juta km2 yang merupakan sekitar 60% luas
keseluruhan Indonesia. Jumlah pulau-pulau Indonesia berkisar 17 ribu, hal ini menunjukkan
tingginya total panjang garis pantai yang yang dimiliki Indonesia. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa potensi untuk penggunaan energi gelombang laut sebagai sumber energi
listrik di Indonesia sangat besar. Namun sampai saat ini belum ada pemanfaatan dari potensi
energi kelautan khususnya dalam pembangkitan tenaga listrik, sebagian besar masih dalam
tahap penelitian dan pengembangan. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi
bagi pemanfaatan energi gelombang laut khususnya di Indonesia.
Gelombang laut merupakan sumber energi yang besar dan tersedia di seluruh daerah
di bumi ini. Pemanfaatan energi gelombang laut sebagai pembangkit listrik di dunia masih
sedikit dibandingkan sumber energi terbarukan lainnya. Kelebihan utama dari gelombang laut
dibanding sumber energi terbarukan seperti energi angin dan energi surya adalah gelombang
laut dapat diprediksi, terdapat di semua daerah serta selalu tersedia selama 24 jam sehari.
Prinsip dasar teknologi untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik
adalah memanfaatkan energi kinetik dan energi potensial dari gerakan gelombang air laut.
Gerakan gelombang laut berupa gerakan linear, sehingga ada berbagai jenis dan model sistem
pembangkit tenaga gelombang laut.
Pembangkit listrik tenaga gelombang laut memiliki kelebihan dibanding sumber
energi lainnya, antara lain potensi energi yang sangat besar dan kontinu, biaya operasi murah,
serta ramah lingkungan. Selain itu pembangkit ini dapat digunakan untuk pulau-pulau kecil di
Indonesia yang mayoritas menggunakan pembangkit listrik tenaga mesin diesel atau belum
teraliri listrik.
PLTGL sistem generator linear dengan 2 pelampung memiliki kelebihan yaitu rugi-
rugi mekanis yang terjadi pada alat relatif sedikit karena gerakan gelombang laut secara
langsung digunakan untuk menggerakkan rotor generator linear, alat dapat ditempatkan di laut
lepas sehingga tidak merusak ekosistem pantai atau menggunakan lahan yang luas di daratan.
Namun sistem ini memiliki kekurangan yaitu diperlukan material isolasi yang baik untuk
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
melindungi alat dari air laut, serta diperlukan sistem transmisi kabel bawah laut untuk
mentransmisikan energi listrik ke daratan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang, membuat dan mengkaji kinerja
pembangkit listrik tenaga gelombang laut berbasis generator linear dengan 2 pelampung
konfigurasi horizontal menggunakan gelombang buatan.
Pembahasan yang dibatasi dalam penulisan ini adalah:
a. Sistem pembangkit listrik tenaga gelombang laut menggunakan generator linear
dengan 2 pelampung yang dipasang pada konfigurasi horizontal
b. Pengujian menggunakan kolam miniatur gelombang dengan ukuran 45 cm x 180
cm x 60 cm yang diberikan gelombang buatan
Metodologi penelitian secara umum pada skripsi ini adalah
a. Mempelajari dasar teori tentang energi gelombang laut, prinsip kerja dan
konfigurasi generator linear
b. Mengkaji teknologi konversi gelombang laut yang sudah ada untuk diterapkan dan
dikembangkan
c. Merancang dan membuat pembangkit listrik tenaga gelombang laut menggunakan
generator linear
d. Melakukan pengujian untuk melihat kinerja alat yang dibuat
e. Menganalisis kinerja sistem PLTGL
Naskah ringkas ini dimulai dengan pendahuluan, kemudian materi yang terkait dengan
gelombang laut dan generator linear, perancangan sistem, hasil pengujian, analisis sistem, dan
terakhir kesimpulan dari penelitian ini.
II. Tinjauan Teoritis
Dasar Gelombang Laut
Gelombang laut merupakan pergerakkan naik dan turunnya permukaan air laut dengan
arah tegak lurus permukaan bumi yang membentuk grafik sinusoidal, sehingga gelombang
laut termasuk gelombang transversal. Gelombang laut dipengaruhi oleh tiga faktor utama,
yaitu gaya gravitasi, intensitas angin laut, dan tegangan permukaan air laut. Setiap daerah
memiliki sifat gelombang laut yang berbeda, berdasarkan tinggi gelombang, periode, dan
kecepatan angin.
Parameter gelombang laut antara lain sebagai berikut:
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
• Puncak gelombang (Crest)
Titik tertinggi dari sebuah gelombang.
• Lembah gelombang (Trough)
Titik terendah gelombang, diantara dua puncak gelombang.
• Panjang gelombang (Wave length)
Jarak mendatar antara dua puncak gelombang atau antara dua lembah gelombang.
• Tinggi gelombang (Wave height)
Jarak tegak antara puncak dan lembah gelombang.
• Periode gelombang (Wave period)
Waktu yang diperlukan oleh dua puncak gelombang yang berurutan untuk melalui
satu titik.
Gambar 1 Parameter pada gelombang laut
Teori Linear Gelombang Laut
Permukaan gelombang laut sebenarnya tidak linear, melainkan bersifat acak atau tidak
menentu. Agar pergerakan gelombang dapat dihitung diperlukan penyederhanaan antara lain
diasumsikan aliran dari gelombang adalah 2 dimensi dengan gelombang merambat di sumbu
x. Gaya gesek dengan dasar laut dan viskositas air laut juga diabaikan. Sehingga didapat
persamaan elevasi permukaan gelombang laut (ζ) yang merambat di sumbu x sebagai berikut:
! = ! sin(!" − !") (1)
dengan:
ζ = Elevasi gelombang (m)
α = Amplitudo gelombang (m)
k = Konstanta gelombang
! = Kecepatan sudut gelombang (rad/s)
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Konstanta gelombang dan kecepatan sudut gelombang dapat dihitung menggunakan 2
persamaan berikut:
! = 2!" = !!!
(2)
! = 2!" (3)
dengan:
k = Konstanta gelombang
! = Kecepatan sudut gelombang (rad/s)
f = Frekuensi gelombang (Hz)
T = Periode gelombang (s)
λ = Panjang gelombang (m)
Generator Linear
Generator linear merupakan mesin listrik yang berfungsi untuk mengkonversi energi
mekanik gerakan linear menjadi energi listrik menggunakan prinsip induksi elektromagnetik.
Komponen-komponen pada generator linear sebagai berikut :
• Magnet Permanen
• Lilitan konduktor
• Stator
• Translator
• Penggerak utama
Stator adalah bagian yang diam dimana didalamnya terdapat lilitan konduktor.
Translator adalah bagian yang bergerak secara linear maju mundur dimana terdapat magnet
permanen. Gerakan linear dari magnet permanen di translator relatif terhadap lilitan
konduktor di stator akan menyebabkan perubahan fluks magnetik pada lilitan konduktor
sehingga akan menghasilkan arus listrik pada stator.
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Gambar 2. Ilustrasi komponen pada generator linear tampak samping
Prinsip Kerja Generator Linear
Generator linear bekerja sesuai prinsip induksi elektromagnetik. Induksi
elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik (ggl) didalam suatu kumparan
konduktor ketika terdapat perubahan fluks magnetik terhadap konduktor tersebut atau ketika
konduktor bergerak relatif melintasi medan magnetik.
Medan magnetik merupakan daerah di sekitar magnet yang semua benda didalamnya
mengalami suatu gaya magnetik. Besar medan magnetik dapat diukur dengan intensitas
medan magnet (H) dan densitas medan magnet (B).
Gambar 1 Ilustrasi arah medan magnet
Fluks magnetik (disimbolkan dengan !) adalah ukuran atau jumlah densitas medan
magnet (B) yang melewati luas penampang tertentu. Fluks magnetik yang melalui bidang
tertentu sebanding dengan jumlah medan magnet yang melalui bidang tersebut. Jika medan
magnet seragam melalui bidang dengan tegak lurus, nilai fluks magnetik didapat dari
perkalian titik (dot product) antara vektor densitas medan magnet (B) dan luas penampang
bidang yang dilaluinya (A). Menggunakan persamaan sebagai berikut:
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
! = B ⋅ A (4)
Dengan penjabaran perkalian titik vektor menjadi persamaan berikut:
! = B A cos θ (5)
dengan:
! = Fluks magnetik (Wb)
B = Densitas medan magnet (T)
A = Luas penampang (m2)
θ = Sudut antara garis gaya magnet dan penampang
Jika terdapat perubahan fluks magnetik terhadap waktu yang melalui suatu lilitan
kawat penghantar, maka akan menimbulkan gaya gerak listrik terinduksi yang dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut:
! = −! !"!"
(6)
dengan:
ε = Gaya gerak listrik induksi (V)
! = Fluks magnetik (Wb)
t = Waktu (s)
N = Jumlah lilitan konduktor
Fluks yang digunakan pada generator linear adalah fluks yang berubah terhadap waktu
dan berbentuk sinisoidal terhadap waktu, maka persamaan fluks dapat dijabarkan sebagai
berikut:
! = !" cos ωt (7)
ω = 2 ! ! (8)
dengan: ! = Fluks magnetik (Wb)
!m = Fluks maksimum (Wb)
! = Kecepatan sudut (rad/s)
Dengan f adalah frekuensi gerakan linear rotor dari generator linear. Sehingga hukum Faraday
dapat dijabarkan sebagai berikut:
! = −! !!"
(!" cos ωt) (9)
! = ! ! !" sin ωt (10)
Nilai efektif tegangan yang dihasilkan oleh generator linear sebagai berikut:
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
!!"" = !"#$
!= ! ! !
! (11)
!!"" = ! π f N !
! (12)
!!"" = 4,44 ! ! f (13)
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Teknologi konversi energi gelombang laut atau Wave Energy Converter (WEC) sudah
banyak dikembangkan dengan berbagai macam metode yang berbeda. Dari variasi konsep dan
desain yang ada, secara umum teknologi WEC dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis utama
yaitu sebagai berikut:
• Attenuator
Alat jenis ini diletakkan diatas permukaan air laut paralel terhadap arah gelombang laut
dan mengikuti bentuk gelombang. Contoh dari alat PLTGL yang merupakan jenis atttenuator
adalah Pelamis yang dikembangkan oleh perusahaan Ocean Power Delivery Ltd.
Gambar 4 Sistem pelamis yang sudah diaplikasikan di lepas pantai
• Point Absorber
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Alat jenis point absorber memiliki dimensi yang kecil terhadap panjang gelombang laut
sehingga energi gelombang yang dimanfaatkan berupa gerakan linear. Struktur alat ini berupa
pelampung yang mengambang di permukaan laut dan bergerak naik turun mengikuti gerakan
gelombang laut. Contoh dari alat jenis point absorber adalah sistem permanent magnet linear
buoy.
Gambar 5 Sistem permanent magnet linear buoy
• Terminator
Alat jenis terminator diletakkan di daratan atau tepi pantai dengan posisi tegak lurus terhadap
arah gelombang datang. Sehingga akan menghalangi gelombang laut yang mengarah ke
pantai. Contoh dari alat jenis ini adalah sistem oscillating water column dan sistem kanal
(Tapered channel)
III. Perancangan Sistem Generator Linear dengan 2 Pelampung
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini secara umum dijabarkan pada
diagram alir di gambar 6.
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Gambar 6 Diagram alir metodologi penelitian
Kolam Miniatur Gelombang Laut
Kolam miniatur gelombang laut digunakan untuk melakukan pengujian alat. Material
penyusun kolam menggunakan material papan kayu yang disusun menjadi bentuk balok
persegi panjang dengan sisi atas terbuka. Untuk menghubungkan antara papan kayu
digunakan paku serta lem tembak. Sisi dalam dari kolam diamplas dan didempul kemudian
dilapisi cat anti air agar tidak terjadi kebocoran.
Mulai Desain Kolam
Miniatur Gelombang Studi Literatur
Perancangan Sistem Desain Rangka dan Generator Linear
Proses Pembuatan Sistem
Pengujian dan pengukuran keluaran sistem
Modifikasi Sistem
Menghasilkan
Listrik
Tidak
Ya
Pengolahan Data
Analisis Perancangan Sistem
Kesimpulan
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Gambar 6 Desain tiga dimensi kolam miniatur gelombang laut
Keterangan:
Panjang : 180 cm
Lebar : 60 cm
Tinggi : 45 cm
Tebal kayu : 1,5 cm
Penggerak gelombang menggunakan papan kayu dengan tebal 1 cm, panjang 60 cm dan lebar
55 cm.
Bagian Mekanik
Desain Rangka Alat
1. Plat Besar
Plat besar digunakan untuk meletakkan stator generator linear yang terletak diantara 2
plat, untuk menempelkan lilitan kawat yang merupakan stator dari generator linear, serta
menghubungkan dengan pelampung. Desain plat besar ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 7 Desain plat besar
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Keterangan:
1. Material : Akrilik
2. Ketebalan plat : 10 mm
3. Dimensi plat : 180 mm x 100 mm
4. Diameter lubang generator linear : 35 mm
5. Diameter lubang pelampung : 50 mm
6. Diameter lubang baut : 6 mm
7. Diameter lubang tali : 3 mm
8. Jarak antara lubang 1 ke sisi atas : 50 mm
9. Jarak antara lubang 2 ke sisi bawah : 50 mm
2. Plat Kecil
Plat kecil diletakkan diujung pelampung diposisikan tegak lurus dengan gelombang datang
agar dapat membantuk menggerakkan pelampung. Desain plat kecil ditunjukkan pada gambar
8.
Gambar 8 Desain plat kecil
Keterangan:
1. Material : Akrilik
2. Ketebalan plat : 10 mm
3. Dimensi plat : 100 mm x 100 mm
4. Diameter lubang pelampung : 50 mm
5. Jarak antara titik pusat lubang ke sisi atas : 50 mm
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
3. Pelampung
Pelampung digunakan agar alat dapat mengambang diatas permukaan air serta agar
alat bergerak sesuai dengan gerakan gelombang. Pipa PVC yang digunakan sebagai badan
pelampung berukuran 1,5”.
Gambar 9 Desain Pelampung
4. Baut dan Mur
Baut yang digunakan merupakan jenis as derat dengan panjang 18 cm dan diameter 6
mm. Mur yang digunakan berdiameter 6 mm sebanyak 6 buah untuk menahan posisi plat
besar dan baut.
Gambar 10 Desain baut
5. Pegas
Pegas yang digunakan merupakan jenis per tekan, yaitu pegas yang akan kembali ke
panjang awalnya setelah diberikan gaya tekan ditunjukkan pada gambar 3.9. Pegas pada
alat diletakkan di keliling baut yang menghubungkan antara bagian stator dan rotor,
sehingga pegas akan mengembalikan posisi alat pada setiap gerakan. Diameter pegas yang
digunakan 1 cm dan panjang 6 cm.
Gambar 11 Ilustrasi per tekan
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Bagian Elektris
Generator linear yang digunakan berupa lilitan kawat sebagai stator yang didalamnya
akan dilewati oleh magnet permanen dengan gerakan linear secara bolak-balik sebagai rotor.
1. Kawat tembaga
Menggunakan kawat tembaga dengan diameter 0,25 mm. Kawat tembaga dililit
sebanyak 2000 lilitan.
2. Sambungan pipa PVC
Digunakan sebagai tempat lilitan kawat tembaga. Material sambungan pipa PVC
dipilih karena memiliki bobot yang ringan, bersifat diamagnetik, serta isolator listrik.
Sambungan pipa PVC yang digunakan berukuran 1”.
Gambar 12 Desain sambungan pipa PVC
Keterangan:
Diameter luar : 4 cm
Diameter dalam: 3.5 cm
Panjang: 5,5 cm
3. Magnet Neodymium
Menggunakan magnet permanen jenis neodymium bentuk koin tipe N52 dengan
diameter 30 mm dan tebal 5 mm yang dalam bentuk 3 dimensi ditampilkan pada gambar
13.
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Gambar 13 Desain magnet neodymium
Diameter : 30 mm
Tebal : 5 mm
Jumlah : 5 keping
Densitas Medan Magnet : 3966,3 Gauss = 0,39663 T [8]
4. Dioda
Menggunakan 4 buah dioda tipe IN4007 sebagai rangkaian penyearah dengan tipe full
wave rectifier.
5. Breadboard
Digunakan sebagai tempat meletakkan rangkaian penyearah, beban, dan kabel-kabel
yang dibutuhkan dalam proses pengujian.
Desain Alat Keseluruhan
Pada dasarnya alat ini terbagi atas 2 bagian utama, yaitu bagian yang diam atau stator
dimana terletak lilitan kawat dan bagian yang bergerak atau rotor dimana terdapat magnet
permanen. Berikut merupakan ilustrasi setiap bagian serta alat secara keseluruhan:
Gambar 14 Desain alat keseluruhan
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Gambar 15 Tampak asli sistem generator linear dengan 2 pelampung
IV. ANALISIS PERANCANGAN SISTEM GENERATOR LINEAR DENGAN 2 PELAMPUNG
Analisis Kinerja Sistem
Tegangan Keluaran pada Keadaan Hubung Terbuka
Pada pengujian pertama, alat dengan keadaan hubung terbuka, kemudian digunakan 3
variasi amplitudo gelombang dan 2 variasi periode gelombang. Paramter yang diukur adalah
tegangan keluaran hubung terbuka. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik
tegangan keluaran terhadap variasi amplitudo dan periode gelombang. Pada gambar 16
merupakan grafik tegangan keluaran arus bolak balik dalam satuan mili volt pada setiap
pengambilan data untuk periode 1,5 detik dengan 3 variasi amplitudo gelombang
Gambar 16 Tegangan keluaran AC pada periode 1,5 detik dengan 3 variasi amplitudo
gelombang
Pada gambar 17 ditampilkan grafik tegangan keluaran arus bolak balik dalam satuan mili volt
dengan periode gelombang 2 detik.
0 500
1000 1500 2000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tega
ngan
(mV
)
Data ke-
3 cm 5 cm 7 cm
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Gambar 17 Tegangan keluaran AC pada periode 2 detik dengan 3 variasi amplitudo
gelombang
Tabel 1 Tegangan keluaran rata-rata arus bolak-balik
No. Periode Amplitudo (cm) Tegangan (mV)
1
1,5 detik
3 563,42
2 5 1118,75
3 7 1498,33
4
2 detik
3 375,92
5 5 759,58
6 7 965,75
Secara umum, semakin besar amplitudo gelombang maka tegangan keluaran yang
dihasilkan akan semakin besar pula, hal ini berlaku pada kedua variasi periode gelombang.
Semakin cepat periode gelombang, maka tegangan yang dihasilkan akan lebih besar. Terlihat
pada data untuk amplitudo yang sama contohnya pada amplitudo 5 cm saat periode 1,5 detik
tegangan keluaran sebesar 1118,75 mV sedangkan pada saat periode 2 detik tegangan
keluaran hanya sebesar 965,75 mV. Tegangan keluaran paling tinggi didapat saat amplitudo
paling besar, yaitu 7 cm dan periode paling cepat, yaitu 1,5. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin cepat periode gelombang dan semakin tinggi amplitudo gelombang, maka
tegangan keluaran akan semakin besar
Tegangan keluaran maksimal dapat ditingkatkan dengan cara menambah jumlah lilitan
kawat, menggunakan magnet yang memiliki densitas medan magnet lebih tinggi,
meningkatkan frekuensi gerakan generator linear, serta memperhalus permukaan bagian
0
500
1000
1500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tega
ngan
(mV
)
Data ke-
3 cm 5 cm 7 cm
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
dalam dari lilitan untuk mengurangi gaya gesek antara magnet permanen dengan sisi bagian
dalam lilitan.
Daya Keluaran pada Keadaan Berbeban
Pengujian dilakukan menggunakan resistor 10 Ω sebagai beban yang dihubungkan
dengan keluaran dari rangkaian penyearah. Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap
tegangan keluaran dan arus keluaran untuk mengetahui daya listrik keluaran dari generator
linear.
Berikut pada gambar 18 merupakan grafik daya listrik keluaran saat periode
gelombang 1,5 detik dengan 3 variasi ampliudo gelombang:
Gambar 18 Daya keluaran pada periode 1,5 detik dengan 3 variasi amplitudo
gelombang
Berikut pada gambar 19 merupakan grafik daya listrik keluaran untuk periode
gelombang 2 detik dengan 3 variasi amplitudo gelombang:
Gambar 19 Daya keluaran pada periode 2 detik dengan 3 variasi amplitudo gelombang
0
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Day
a (m
W)
Data ke-
3 cm 5 cm 7 cm
0 0.2 0.4 0.6 0.8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Day
a (m
W)
Data ke-
3 cm 5 cm 7 cm
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Daya keluaran listrik rata-rata dari setiap variabel pengujian ditampilkan pada tabel 2
berikut:
Tabel 2 Daya keluaran rata-rata
No. Periode Amplitudo Tegangan (mV) Arus (mA) Daya (mW)
1 1,5
detik
3 cm 49,42 6,56 0,31
2 5 cm 49,58 8,72 0,43
3 7 cm 86 16,78 1,46
4
2 detik
3 cm 14,83 2,89 0,04
5 5 cm 35,42 6,19 0,2
6 7 cm 62 7,13 0,44
Pada data dapat terlihat bahwa semakin besar amplitudo gelombang maka daya listrik
keluaran semakin besar, hal ini berlaku untuk periode 1,5 detik maupun 2 detik. Daya listrik
berbanding lurus nilainya dengan tegangan dan arus, sehingga untuk menambah daya listrik
keluaran diperlukan pertambahan tegangan keluaran dari generator linear.
Efisiensi Daya Keluaran
Efisiensi daya keluaran generator linear dapat dihitung dengan cara membagi antara
daya keluaran hasil pengujian dengan daya keluaran maksimum. Daya keluaran maksimum
didapat dari hasil pengujian generator linear dihubungkan dengan beban LED warna putih
ukuran 5 mm, dengan kondisi rotor dari generator linear digerakkan secara manual dengan
periode 1,5 detik dan 2 detik. Tegangan keluaran rata-rata yang terukur sebesar 2 Volt dan
arus keluaran rata-rata yang terukur sebesar 5,58 mA untuk periode 1,5 detik dan 3,16 mA
untuk periode 2 detik. Sehingga didapat daya keluaran maksimum generator linear sebesar
11,43 mW untuk periode 1,5 detik dan 6,45 mW untuk periode 2 detik.
Efisiensi daya keluaran dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
! = !!"#!!"#
! 100% (4.1)
dengan:
! = Efisiensi daya keluaran
!!"# = Daya keluaran hasil pengujian
!!"# = Daya keluaran maksimum
Berikut pada tabel 3 data perhitungan efisiensi daya keluaran untuk setiap variabel
pengujian:
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
Tabel 3 Efisiensi Daya Keluaran
No. Periode Amplitudo Daya Pengujian
(mW)
Daya Maksimum
(mW)
Efisiensi
(%)
1
1,5 detik
3 cm 0,31 11,03 2,81
2 5 cm 0,43 11,03 3,90
3 7 cm 1,46 11,03 13,24
4
2 detik
3 cm 0,04 6,45 0,62
5 5 cm 0,2 6,45 3,10
6 7 cm 0,44 6,45 6,82
Semakin cepat periode gelombang, maka daya keluaran maksimum semakin besar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya keluaran maksimum berbanding terbalik dengan
periode gelombang. Daya hasil pengujian berbanding lurus dengan amplitudo gelombang dan
berbanding terbalik dengan periode gelombang.
Efisiensi maksimum sebesar 13,24% terjadi saat periode gelombang 1,5 detik dan
amplitudo gelombang 7 cm. Hal ini menunjukkan desain alat masih belum optimal karena
masih cukup banyak rugi-rugi mekanis yang terjadi pada alat, contohnya gaya gesek yang
terjadi antara magnet dengan bagian dalam lilitan dan adanya rugi-rugi pada rangkaian
penyearah yang digunakan.
V. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa:
1. Tegangan hubung terbuka berbanding lurus dengan besar amplitudo gelombang dan
berbanding terbalik dengan periode gelombang
2. Tegangan hubung terbuka maksimum sebesar 1,4983 Volt dengan amplitudo gelombang 7
cm dan periode gelombang 1,5 detik.
3. Implementasi untuk sistem ini memiliki daya listrik keluaran maksimum sebesar 1,456
mW dengan beban resistor 10 Ohm
4. Efisiensi daya keluaran maksimum sebesar 13,24 % saat amplitudo gelombang 7 cm dan
periode gelombang 1,5 detik
5. Untuk meningkatkan tegangan keluaran sistem, perlu dilakukan penambahan jumlah
lilitan kawat, menggunakan magnet yang memiliki densitas medan magnet lebih tinggi,
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017
menggunakan periode gelombang yang lebih cepat, dan memperhalus permukaan sisi
dalam lilitan untuk mengurangi gaya gesek antara magnet dengan sisi dalam lilitan.
DAFTAR REFERENSI
[1]. Garrison, Tom. “Oceanography: An Invitation to Marine Science (7th Edition)”.
Yolanda Cossio. 2009
[2]. Como, Steven., et al. “Ocean Wave Energy Harvesting: Off-Shore Overtopping
Design”. Worcester Polytechnic Institute. 2015
[3]. Herbich, John B. “Handbook of Coastal Engineering”. McGraw-Hill Professional.
2000
[4]. Wiegel, Robert L., “Oceanographical Engineering”. Prentice-Hall. 1964
[5]. Hoffman D., O. J. Karst, “The Theory of the Rayleigh Distribution and Some of Its
Applications”. Journal of Ship Research 19. 1975
[6]. Nugroho, Wahyudianto B., et al. “Kajian Teknis Gejala Magnetisasi pada Linear
Generator untuk Alternatif Pembangkit Listrik”. Jurnal Teknik POMITS Vol. 3 No. 1.
Institut Teknologi Sepuluh November. 2014
[7]. https://www.supermagnete.de/eng/data_table.php
[8]. https://www.kjmagnetics.com/fieldcalculator.asp
[9]. E. McCormick, Michael., “Ocean Wave Enegy Conversion”. John Wiley & Sons.
1981
[10]. Drew, B., A R Plummer, M N Sahinkaya. “A Review of Wave Energy Converter
Technology”. Proceeding of the institution of mechanical engineers Vol.223 Part A:
Power and Energy, University of Bath, UK. , 2009
Rancang Bangun ..., Afif Muhammad, FT UI, 2017