33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era industrialisasi, pertumbuhan industri di Indonesia khususnya industri kimia, dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan peningkatan tersebut, maka kebutuhan akan bahan baku industri, bahan-bahan kimia, maupun tenaga kerja semakin meningkat. Salah satu bahan baku yang diperlukan itu adalah anilin dan senyawa turunannya. Anilin merupakan salah satu senyawa intermediate yang digunakan secara luas di berbagai industri kimia dewasa ini, karena itu kebutuhan anilin akan meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan program pemerintah dalam pengembangan industri hilir dimana kebutuhannya baru dapat dipenuhi dengan import dari Negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, Korea, Belgia, Inggris, Australia, dan Jerman.Kebutuhan anilin di dunia mengalami peningkatan sebesar 4,6% dari 2,117 million ponds di tahun 2004 menjadi 2,210 million ponds di tahun 2005 dan mengalami peningkatan 4,2% sampai tahun 2008. (www.the-innovation-group.com) Sedangkan Indonesia sendiri, pada tahun 2008 mengimpor anilin sejumlah 26.822,2 ton. Anilin tersebut banyak digunakan di berbagai industri. Dengan didirikannya pabrik anilin dengan kapasitas 20.000 ton/tahun di tahun 2015, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anilin di Indonesia dan sebagian di ekspor ke luar negeri. Di samping itu, dengan adanya pabrik anilin dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan memicu berdirinya pabrik lain yang menggunakan bahan baku anilin. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pabrik anilin ini layak didirikan di Indonesia.

Rancangan Pabrik Anilin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rancangan Pabrik Anilin

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era industrialisasi, pertumbuhan industri di Indonesia khususnya

industri kimia, dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan baik dari

segi kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan peningkatan tersebut, maka

kebutuhan akan bahan baku industri, bahan-bahan kimia, maupun tenaga kerja

semakin meningkat. Salah satu bahan baku yang diperlukan itu adalah anilin dan

senyawa turunannya.

Anilin merupakan salah satu senyawa intermediate yang digunakan secara

luas di berbagai industri kimia dewasa ini, karena itu kebutuhan anilin akan

meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan program pemerintah dalam

pengembangan industri hilir dimana kebutuhannya baru dapat dipenuhi dengan

import dari Negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, Korea, Belgia,

Inggris, Australia, dan Jerman.Kebutuhan anilin di dunia mengalami peningkatan

sebesar 4,6% dari 2,117 million ponds di tahun 2004 menjadi 2,210 million ponds

di tahun 2005 dan mengalami peningkatan 4,2% sampai tahun 2008.

(www.the-innovation-group.com)

Sedangkan Indonesia sendiri, pada tahun 2008 mengimpor anilin sejumlah

26.822,2 ton. Anilin tersebut banyak digunakan di berbagai industri. Dengan

didirikannya pabrik anilin dengan kapasitas 20.000 ton/tahun di tahun 2015,

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anilin di Indonesia dan sebagian di ekspor

ke luar negeri. Di samping itu, dengan adanya pabrik anilin dapat membuka

lapangan pekerjaan baru dan memicu berdirinya pabrik lain yang menggunakan

bahan baku anilin. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pabrik anilin ini

layak didirikan di Indonesia.

Page 2: Rancangan Pabrik Anilin

2

1.2. Pemilihan Kapasitas Perancangan

Pemilihan kapsitas perancangan pabrik anilin ini didasarkan pada

proyeksi kebutuhan anilin di Indonesia.

Permintaan akan anilin untuk industri dalam negeri mengalami

peningkatan secara kualitatif dari tahun ke tahun. Data mengenai kebutuhan anilin

di Indonesia dari tahun ke tahun dapat di lihat dari tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1 Kebutuhan anilin di Indonesia

(Biro Pusat Statistik, 2012)

Sehingga apabila data tersebut diplotkan dalam suatu grafik, maka akan

dapat diperkirakan kebutuhan anilin di Indonesia yang terus mengalami

peningkatan dari segi kuantitatif. Kurva prediksi kebutuhan anilin di Indonesia

dari tahun ke tahun dapat dilihat pada gambar 1.1.

Tahun Tahun ke- Jumlah Impor (Ton)

2002 1 21.223,9

2003 2 21.835,2

2004 3 23.519,3

2005 4 23.750,0

2006 5 25.107,4

2007 6 26.264,8

2008 7 26.822,2

2010 8 22.273,38

2011 9 16.174,55

2012 10 10.745,23

Page 3: Rancangan Pabrik Anilin

3

Gambar 1.1 Grafik Impor Anilin di Indonesia

Dari grafik tersebut di dapatkan persamaan garis y = - 786,6 x + 26098

tersebut dapat diprediksikan kebutuhan impor anilin di Indonesia pada tahun 2015

mencapai 16.106,2 ton sehingga kapasitas produksi pabrik anilin kami pada tahun

2015 sebesar 16.106,2 ton ditambah 10% (angka aman) menjadi 18.000 ton.

Untuk memenuhi kebutuhan anilin di Indonesia dan mengurangi jumlah

impor anilin, maka pabrik anilin ini dirancang dengan kapasitas sebesar 20.000

ton/tahun.

1. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku pembuatan anilin yang berupa nitrobenzene cair diimpor

dari PT . Rubicon, Geismar, LA di Amerika dengan kapasitas 1,140

million lb/tahun. Data mengenai produsen nitrobenzen cair dapat

dilihat pada tabel 1.2. Untuk bahan baku gas hidrogen diperoleh dari

PT. Air Liquid yang berlokasi di Cilegon dengan kapasitas produksi

15.000 Nm3/jam.

y = -786,6x+ 26098

R² = 0,235

0,00

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

30.000,00

2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

Jum

lah

Im

po

r

Tahun ke-

Page 4: Rancangan Pabrik Anilin

4

Tabel 1.2. Pabrik Nitrobenzen Cair di Dunia

Produsen Kapasitas, juta lb/tahun

BASF, Geismar, LA 600

Du Pont, Beaumont, Tex 380

First Chemical, Baytown, Tex 340

First Chemical, Pascagoula, Miss 500

Rubicon, Geismar, LA 1140

Total 2960

(www.the-innovation-group.com)

Dilihat dari kapasitas produksinya, dapat disimpulkan bahwa bahan

baku pembuatan anilin ketersediannya cukup memadai.

1.3. Pemilihan Lokasi Pabrik

Penentuan lokasi pabrik merupakan hal yang penting dalam perancangan

suatu pabrik karena merupakan salah satu faktor yang menentukan kelangsungan

pabrik yang akan didirikan baik secara teknis maupun ekonomis di masa yang

akan datang. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan

lokasi, antara lain sumber bahan baku, pasar, transportasi, tenaga kerja dan

utilitas.

Berdasarkan pertimbangan dari faktor-faktor tersebut dipilihlah lokasi di

desa Gunung Sugih , Kecamatan Ciwandan, Kabupaten Cilegon, Banten.

Pendirian pabrik di lokasi ini dinilai strategis karena alasan sebagai berikut :

1. Sumber Bahan Baku

Lokasi ini dipilih karena dekat dengan sumber bahan baku. Bahan

baku gas hidrogen dapat diperoleh dari PT. Air Liquid Indonesia,

Cilegon, Banten.

2. Pasar

Page 5: Rancangan Pabrik Anilin

5

Dipilihnya Cilegon sebagai lokasi karena sebagian besar industri

berada di pulau Jawa yang merupakan sasaran pemasaran produk

anilin sehingga memudahkan proses pemasaran.

3. Transportasi

Tersedia sarana transportasi dan jalan raya yang memadai sehingga

memudahkan pendistribusian produk ke konsumen ke berbagai tempat

di pulau Jawa serta adanya pelabuhan untuk pendistribusian ke seluruh

Indonesia.

4. Tenaga Kerja

Banten merupakan daerah yang padat penduduk sehingga kebutuhan

tenaga kerja dapat terpenuhi.

5. Utilitas

Cilegon dengan daerah pantai yang dialiri sungai yang cukup besar

sehingga kebutuhan air dapat terpenuhi. Serta kebutuhan listrik

didapatkan dari generator dan PLN Suralaya sebagai cadangan energi

listrik apabila generatornya mengalami gangguan.

Sumber : eprints.uns.ac.id

Page 6: Rancangan Pabrik Anilin

6

BAB II

PERMASALAHAN

Dalam era industrialisasi, pertumbuhan industri di Indonesia khususnya

industri kimia, dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan baik dari

segi kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan peningkatan tersebut, maka

kebutuhan akan bahan baku industri, bahan-bahan kimia, maupun tenaga kerja

semakin meningkat. Salah satu bahan baku yang diperlukan itu adalah anilin dan

senyawa turunannya.

Anilin merupakan salah satu senyawa intermediate yang digunakan secara

luas di berbagai industri dewasa ini. Karena itu kebutuhan akan anilin meningkat

sejalan dengan program pemerintah dalam pengembangan industri hilir dimana

kebutuhannya baru dapat dipenuhi dengan import dari negara-negara maju seperti

Jepang, Amerika Serikat, Belgia, Inggris, Australia, dan Jerman.

Berdasarkan data yang ada, produksi anilin di Indonesia belum bisa

memenuhi kebutuhan pasar. Kebutuhan akan anilin semakin meningkat dengan

semakin berkembangnya industri di Indonesia.

Sejalan dengan rencana pembangunan Pabrik anilin ini, perlu diketahui

bagaimana karakteristik dari anilin. Anilin yang termasuk senyawa turunan

benzene ini memiliki rumus bangun dan rumus molekul. Selain itu perlu diketahui

juga sifat fisika dan sifat kimia dari anilin tersebut sehingga dapat memperlakukan

anilin dengan baik dan benar. Dapat juga diketahui manfaat-manfaat anilin di

dalam dunia industri, mekanisme reaksi pembentukan anilin, tinjauan reaksi dari

segi kinetika serta tinjauan dari segi termodinamikanya.

Page 7: Rancangan Pabrik Anilin

7

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Rumus Molekul

Anilin merupakan cairan minyak tak berwarna yang mudah menjadi coklat

karena oksidasi atau terkena cahaya, bau dan cita rasa khas, basa organik penting

karena merupakan dasar bagi banyak zat warna dan obat toksik bila terkena,

terhirup, atau terserap kulit. Senyawa ini merupakan dasar untuk pembuatan zat

warna diazo. Anilin dapat diubah menjadi garam diazoinum dengan bantuan asam

nitrit dan asam klorida.

Aniline merupakan senyawa turunan benzene yang dihasilkan dari reduksi

nitrobenzene. Anilin memiliki rumus molekul C6H5NH2.

3.2. Rumus Bangun

Anilin memiliki rumus struktur seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.1. Rumus Struktur Anilin

3.3. Sifat Fisis dan Kimia

Tabel 3.1. Sifat Fisika Anilin

No. Sifat Fisis Cara Mengukur Alat Pengukur

a. Berat molekul :

93.13 gram/mol

Diambil sebuah erlen-meyer

berleher kecil lalu tutup labu

Erlenmeyer, neraca,

oven, termometer,

Page 8: Rancangan Pabrik Anilin

8

tersebut dengan

menggunakan aluminium

foil, dan kencangkan tutup

tadi dengan menggunakan

karet gelang kemudian

timbang dengan neraca.

Setelah itu, masukkan 5 ml

cairan anilin di dalam labu

erlenmeyer, kemudian di-

tutup kembali dengan karet

gelang sehingga tutup ini

bersifat kedap gas.Gunakan

sebuah jarum dan dibuatlah

sebuah lubang kecil pada

aluminium foil agar uap

dapat keluar.

Labu erlenmeyer di-

masukkan ke dalam sebuah

oven bersuhu ± 100 oC

sedemikian sehingga ± 1 cm

di bawah aluminium foil.

Panaskan labu erlen-

meyerdi dalam ovenhingga

semua cairan volatil

menguap. Catat temperatur

labu di dalam oven.

Setelah semua cairan volatil

dalam labu erlen-meyer

menguap, angkat dari oven

lalu masukkan labu ke dalam

desikator selama ± 15 menit.

barometer.

Page 9: Rancangan Pabrik Anilin

9

Timbang labu erlen-meyer

yang telah didingin-kan tadi.

Temperatur air yang terdapat

dalam labu erlenmeyer.

Volume air bisa diketahui

bila massa jenis air pada

temperatur air dalam labu

erlenmeyer diketahui dengan

menggunakan rumus ρ =

m/V.

Diukur tekanan atmosfer

dengan menggunakan

barometer.

b. Titik didih :

184.1oC

(363.4oF)

Masukan zat cair yang

akan diukur titik didihnya ke

dalam tabung reaksi. Jumlah

zat cair sebanyak 8-10 cm

dari dasar tabung reaksi.

Pipa kapiler diambil lalu

ujung terbuka masuk ke

dalam tabung reaksi kecil

yang berisi zat cair yang

akan ditentukan titik

didihnya lalu ikat pada

termometer dimana ujung

tabung reaksi kecil sejajar

dengan ujung bawah

termometer.

Gelas kimia diambil

kemudian diisi dengan

Tabung reaksi, pipa

kapiler, termometer.

Page 10: Rancangan Pabrik Anilin

10

parafin secukupnya dan

diletakkan di atas pemanas.

Termometer pada standar

dipasang dengan bantuan

klem dan termometer

dicelupkan pada cairan

parafin di dalam gelas kimia

yang berada di atas pemanas.

Pemanas dipanas-kan dan

selama pemanasan sekali-

kali cairan parafin

diaduk.Zat cair dalam

kapiler diamati begitu juga

dengan

temperaturnya. Thermometer

dibaca bila zat cair dalam

tabung reaksi kecil

membentuk gelembung-ge-

lembung kontinu yang ben-

tuknya seperti kalung.

c. Titik lebur :

-6oC (21.2oF)

Ujung terbuka kapiler

dimasukkan ke dalam serbuk

zat yang akan ditentukan

titik lelehnya sehingga

kristal masuk ke dalam

kapiler.Kemudian kapiler

diangkat dari serbuk dan

dibalik sehingga ujung

tertutupnya menghadap ke

bawah. Selanjutnya ketok

Tabung reaksi, pipa

kapiler, termometer.

Page 11: Rancangan Pabrik Anilin

11

dinding kapiler dengan jari

agar zat yang ditentukan

masuk ke dasar kapiler.

Ulangi langkah

tersebutsampai sekitar 5-8

mm kapiler terisi kristal.

Kapiler lainnya diisi dengan

cara yang sama.Kapiler

diikatkan pada termometer,

dimana ujung kapiler sejajar

dengan ujung bawah

termometer.

Termometer dipasang pada

standar dengan bantuan klem

dan termometer dicelupkan

pada pemanas yang

digunakan.Pemanas

dipanaskan dan selama

pemanasan sekali-kali di-

aduk. Zat padat dalam kristal

dan temperature diamati.

Termometer dibaca apabila

zat padat dalam kapiler

mulai mendidih. Zat padat

yang telah meleleh semua

diamati. Range temperatur

pelelehan dicatat.

d. Massa jenis :

1.0216 (air=1)

Ukur suhu ruangan air lalu

lihat referensi massa jenis air

pada suhu tersebut.

Pignometer,

termometer.

Page 12: Rancangan Pabrik Anilin

12

Masukkan air ke dalam

pignometer lalu tutup

dengan penutup pignometer

jangan sampai terdapat

gelembung di dalam pigno-

meter. Tentukan massa

pignometer berisi air dengan

neraca. Tentukan volume

pignometer dengan data

referensi massa jenis air dan

massa pignometer.

Setelah itu masukkan zat

cair yang akan diukur massa

jenisnya ke dalam

pignometer kemudian

timbang dengan neraca

massa. Massa jenis dapat

ditentukan dengan rumus ρ =

m/v.

e. Kelarutan di

dalam air : 36

g/L (20oC)

- -

f. Indeks bias :

1,58

Pengamatan menggunakan

refraktomeer.

Refraktometer.

g. Tekanan uap :

0.1 kPa (20oC)

- -

(sumber : wennyphysics.blogspot.com)

- Sifat Kimia

a. Bersifat basa sangat lemah dengan pH 8.8 (36 g/l, H2O, 20 °C)

b. Konsentrasi jenuh (udara) : 2 g/m3 (20oC)

Page 13: Rancangan Pabrik Anilin

13

c. Anilin dapat bereaksi dengan asam membentuk garam – garamnya.

d. Anilin dapat bereaksi dengan H2SO4 membentuk anilin monosulfat dan

anilin monosulfat jika dipanaskan berubah menjadi asam sulfonat.

e. Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer

menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilin.

f. Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit berlebih pada

tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa diphenilamine.

g. Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135 – 170oC dan tekanan

50 – 500 atm menghasilkan 80% cyclohexamine ( C6H11NH2 ).

Sedangkan hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan katalis

nikel menghasilkan 95% cyclohexamine.

h. Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada sushu -20oC menghasilkan

mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada suhu

0oC menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.

(sumber : www.sciencelab.com)

3.4. Macam - macam Proses

Proses pembuatan anilin dapat dilakukan melalui beberapa proses, antara

lain :

1. Proses Hidrogenasi Fase Uap

Reaksi :

C6H5NO2(gas) + 3 H2(gas) ===> C6H5NH2(gas) + 2H2O(gas)

nitrobenzen hidrogen anilin air

Katalis yang digunakan adalah silica supported copper dengan

suhu reaksi 2750 C dan tekanan 1,4 atm dengan waktu kontak relatif

pendek. Proses ini menghasilkan anilin dengan yield 99%.

2. Proses Reduksi dengan Larutan Nitrobenzene

Reaksi :

Page 14: Rancangan Pabrik Anilin

14

C6H5NO2 + 9 Fe + 4 H2O HCl 4 C6H5NH2 + 3H2O

nitrobenzen besi air anilin air

Reaksi berlangsung pada suhu 2000C dan tekanan 12,3 atm.

Yield yang diperoleh dengan proses ini adalah 95%.

3. Proses Aminasi Klorobenzen

Reaksi :

C6H5Cl + NH3 CuO C6H5NH2 + HCl

klorobenzen amonia anilin asam klorida

Reaksi ini berlangsung pada suhu 210-2200 C dan tekanan

750-850 psi. Yield yang diperoleh pada proses ini adalah 85-90%

terhadap klorobenzen.

4. Proses Amonia Dengan Fenol

Reaksi :

C6H5OH + NH3 silica-alumina C6H5NH2 + H2O

Reaksi ini berlangsung pada suhu 4600 C dan tekanan 16 atm.

Dari keempat proses tersebut dapat dibuat tabel perbandingan

sebagai berikut :

Tabel 3.2. Perbandingan Proses Pembuatan Anilin

Page 15: Rancangan Pabrik Anilin

15

Parameter Hidrogenasi

Nitrobenzen

a Fase Uap

Reaksi

Larutan

Nitrobenzena

Aminasi

Klorobenzen

a

Reaksi

Amonia

dengan

Phenol

Proses

Bahan baku

- Nitrobenzen

- Hidrogen

- Nitrobenzen

- Hidrogen

-Klorobenzen

- Amonia

- Phenol

- Amonia

Bahan

pembantu

-Cooling

water

- Steam

- Katalis

-Cooling water

- Steam

- Katalis

-Cooling

water

- Steam

- Katalis

-Cooling

water

- Steam

- Katalis

Impuritas Sedikit Banyak Banyak Banyak

By-product - Larutan HCl - Diphenilami

ne

Yield 99% 95% 85-90% 85%

Kondisi

Tekanan

Suhu

1,4 atm

2750 C

12,3 atm

2000 C

57,8 atm

2200 C

16 atm

4600 C

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa proses pembuatan anilin yang

paling menguntungkan adalah dengan cara hidrogenasi nitrobenzen

dengan fase uap. Oleh karena itu pada perancangan pabrik ini dipilih

proses hidrogenasi nitrobenzen fase uap.

Sumber : - kimiacorner.blogspot.com

- eprints.uns.ac.id

3.5. Kegunaan Produk

Anilin banyak digunakan sebagai zat warna terutama zat warna diazo yang

digunakan sebagai pewarna blue jeans. Bukan hanya itu, anilin juga digunakan

sebagai bahan baku pembuatan berbagai obat, seperti antipirina dan antifebrin

serta parasetamol (acetaminophen, Tylenol ).

Page 16: Rancangan Pabrik Anilin

16

Aplikasi anilin terbesar adalah pada pembuatan metilen difenil diisosianat

(MDI). Kegunaan dari anilin yang lain antara lain untuk pembuatan karet bahan

kimia pengolahan (9%), herbisida (2%), dan pewarna dan pigmen (2%). Sebagai

tambahan untuk karet, anilin derivatif yang digunakan adalah fenilendiamin dan

difenilamin yang berfungsi sebagai antioksidan.. Anilin juga digunakan pada

skala yang lebih kecil dalam produksi. Anilin juga digunakan sebagain tambahan

pada mesin, dan digunakan untuk parfume, shoe blacks, dan varnish.

Sumber : kimiaringgostar.blogspot.com

3.6. Mekanisme Reaksi

Proses Pembuatan Anilin dari nitrobenzen dan gas Hidrogen berlangsung

di dalam reaktor fluidized bed pada kondisi suhu 2700 C dan tekanan 1,4 atm serta

menggunakan katalis Cu dalam Silica. Reaksi tersebut mengikuti reaksi elementer

yang irreversible dan eksotermis.

Reaksi : C6H5NO2(gas) + 3 H2(gas) Cu C6H5NH2(gas) + 2H2O(gas)

Karena reaksinya eksotermis maka dibutuhkan suatu pendinginan agar

reaksi dapat berjalan secara isotermal.

Reaksi pembuatan anilin dari nitrobenzen dan gas hidrogen merupakan

reaksi hidrogenasi fase uap dengan mekanisme reaksi sebagai berikut :

Gambar 3.2. Mekanisme Reaksi Hidrogenasi Nitrobenzene

Page 17: Rancangan Pabrik Anilin

17

Senyawa alifatik maupun aromatik yang mengandung gugus nitro dapat

direduksi menjadi amina. Namun reaksi senyawanitro aromatik (nitrobenzene)

mempunyai kemungkinan lebih besar untuk direduksi menjadi senyawa amina.

Banyak agen pereduksi yang dapat digunakan untuk mereduksi nitrobenzene.

Diantaranya yang paling sering digunakan adalah Zn, Sn, atau Fe (dan beberapa

logam lainnya), asam, dan hidrogenasi katalitik.Reduksi dengan logam dalam

asam mineral berlangsung begitu cepat dan selalu menghasilkan senyawa amina

dalam hal ini anilin.

Sumber : March J., Smith M.B. 2007. March’s Advanced Organic Chemistry

Reactions, Mechanisms, and Structure 6th ed. John Wiley & Sons, Inc. Canada.

3.7. Tinjauan Kinetika

Secara kinetika kenaikan suhu menyebabkan gerakan pertikel-partikel

reaktan semakin cepat sehingga menyebabkan nilai factor tumbukan (A) semakin

besar, hal ini mengakibatkan konstanta kecepatan reaksi semakin besar.

Persamaan Arhenius :

� = ����/�

Keterangan

k = Konstanta laju reaksi

A = Faktor frekuensi (tumbukan)

E = Energi aktivasi (Joule mol-1)

R = Tetapan gas ideal (8,314 Joule m3 mol-1 K-1)

T = Suhu (Kelvin)

Bentuk model kinetika reaksi Antara nitrobenzene dengan

hydrogen adalah

Page 18: Rancangan Pabrik Anilin

18

C6H5NO2 + 3H2 � C6H5NH2 + H2O

Persamaan umum

�� � �� = �[�������][��]�

Model kinetika hasil percobaan

�� � �� = �[�������]�.���

� = 5.79"10%������ ⁄

Keterangan

rAniline = Laju pembentukan Aniline (mol cm-3 hr-1)

k = konstanta laju reaksi

T = Suhu system (Kelvin)

Tabel 3.3. Laju Reaksi Pembentukan Aniline pada Berbagai Suhu

t T K r Aniline

°C K Hr -1 Mol cm-3

hr -1

120 393 31.17932165 31.17932165

130 403 37.58189027 37.58189027

140 413 44.89134713 44.89134713

150 423 53.17375052 53.17375052

160 433 62.49358358 62.49358358

170 443 72.91335087 72.91335087

180 453 84.49322386 84.49322386

190 463 97.29073524 97.29073524

200 473 111.3605211 111.3605211

Page 19: Rancangan Pabrik Anilin

19

210 483 126.7541093 126.7541093

220 493 143.5197512 143.5197512

230 503 161.7022949 161.7022949

240 513 181.3430957 181.3430957

250 523 202.4799612 202.4799612

260 533 225.1471279 225.1471279

270 543 249.3752655 249.3752655

280 553 275.1915057 275.1915057

290 563 302.6194928 302.6194928

300 573 331.679453 331.679453

310 583 362.3882794 362.3882794

320 593 394.7596303 394.7596303

330 603 428.8040384 428.8040384

340 613 464.5290288 464.5290288

350 623 501.9392442 501.9392442

360 633 541.0365747 541.0365747

370 643 581.8202914 581.8202914

380 653 624.2871818 624.2871818

390 663 668.431687 668.431687

400 673 714.2460376 714.2460376

Page 20: Rancangan Pabrik Anilin

20

Gambar 3.3. Grafik Kecepatan Reaksi vs Suhu pada Reaksi Pembentukan Anilin

Setelah diperoleh harga k pada suhu yang berbeda-beda, akan didapatkan

konversi dengan rumus :

− ln*1 − +,�- = �.

Dimana Xae adalah konversi dan t merupakan waktu optimum reaksi yang

dalam proses reduksi anilin.

Berikut hasil perhitungan dari rumus diatas :

T (C) T (K) k x

120 393 0.0070443 0.00702

140 413 0.0152298 0.01511

160 433 0.0306634 0.03019

180 453 0.0580376 0.05638

200 473 0.1040796 0.09884

220 493 0.1780086 0.16305

240 513 0.2919733 0.25319

260 533 0.4614424 0.3696

0

100

200

300

400

500

600

700

800

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400

Ke

cep

ata

n r

ea

ksi

Suhu (C)

rA

Page 21: Rancangan Pabrik Anilin

21

280 553 0.7055274 0.50612

300 573 1.04722 0.64905

320 593 1.5135337 0.77983

340 613 2.1355453 0.88179

360 633 2.9483385 0.94756

380 653 3.9908545 0.98151

Gambar 3.4. Grafik Konversi vs Suhu Tinjauan Kinetika

Tinjauan secara kinetika reaksi, semakin tinggi suhu akan menaikkan

kecepatan reaksi, akan tetapi reaksi pembentukan anilin dari nitrobenzene bersifat

eksotermis, sehingga secara termodinamis akan menurunkan konversi

nitrobenzene menjadi anilin. Temperatur terbaik (optimal) harus dipilih untuk

memberikan pertimbangan pembentukan produk aniline yang terjadi secara

maksimal.

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Ko

nve

rsi

Suhu (C)

Tinjauan Kinetika

Page 22: Rancangan Pabrik Anilin

22

3.8. Tinjauan Termodinamika

Proses pembuatan anilin dari reduksi nitrobenzen dalam fasa gas,

pereduksi yang digunakan adalah gas dengan katalisator nikel oksida,

reaksinya sebagai berikut :

C6H5NO2(g) + 3 H2(g) → C6H5NH2(g) + 2H2O(g)

Kondisi Operasi :

o Tekanan : 1,4 atm

o Suhu : 275 °C

o Katalis : Nikel Oksida

Entalpi reaksi (∆HR) dapat dihitung dengan data entalpi masing-masing

komponen pada suhu 298 K sebagai berikut :

C6H5NO2(g) = 67,7 J/mol

H2(g) = 0 J/mol

C6H5NH2(g) = 86,86 J/mol

H2O(g) = -241,818 J/mol

∆HR = ∆HProduk - ∆HReaktan

∆HR = ∆H (C6H5NH2(g)+ 2 H2O(g)) - ∆H (C6H5NO2(g) + 3 H2(g))

= [86,86 J/mol +( 2 x -241,818 J/mol)] – [67,7 J/mol + (3 x 0)]

= -464,476 J/mol

Nilai entalpi reaksi (∆HR) pada suhu 298 K bernilai negatif, maka

reaksi ini merupakan reaksi eksotermis. Penurunan suhu dapat

meningkatkan harga K (konstanta kesetimbangan).

Energi Gibbs dapat dihitung pada suhu 289 K dengan cara sebagai

berikut :

Page 23: Rancangan Pabrik Anilin

23

∆G0 = ∆G0 Produk - ∆G0 Reaktan

= ∆G0 (C6H5NH2(g)+ 2 H2O(g)) - ∆G0 (C6H5NO2(g) + 3 H2(g))

= [166,69 J/mol + (2 x -228,59 J/mol)] – [158 J/mol + (3 x 0)]

= -448,49 J/mol

∆G0 = -RT ln K

ln K = ∆0

��

= �%%�,%23/456

�*�,�7%8/9:�;<�2�;-

= 0,181

- =>; *�%�;-

; *�2�;- =

∆?

� X (

7

@�ABC -

7

*�2�;-)

ln K (548 K) – ln K (298 K) = (�%%�,%23/456

��,�7%8/9:�;) X (

7

�%�-

7

�2�K)

ln K (548 K) – 0,181 = -0.082582101

ln K (548 K) = -0,0826 +0,181 = 0,0984

K (548 K) = 1,103

Dengan harga K (konstanta kesetimbangan) lebih besar dari satu,

maka dapat disimpulkan bahwa reaksi pembentukan anilin dari

nitrobenzen dalam fasa gasnya merupakan reaksi irreversible (reaksi satu

arah)

(Smith Vannes , 1984)

Nilai konstanta dan konversi pada setiap perubahan suhu dapat

dihitung dengan rumus :

Page 24: Rancangan Pabrik Anilin

24

=>; *@�ABC ;-

; *�2�;- =

∆?

� X (

7

@�ABC -

7

*�2�;-)

lalu hubungannya dengan konversi :

X = ;

;D7

Maka di dapatkan konstanta dan konversi pada setiap perubahan

suhu sebagai berikut :0,181

Tabel. Konstanta dan Konversi pada Berbagai Suhu

T (C) T (K) K x

120 393.15 1.1470293 0.53424

140 413.15 1.1394366 0.53259

160 433.15 1.1325886 0.53109

180 453.15 1.126381 0.52972

200 473.15 1.120728 0.52846

220 493.15 1.1155585 0.52731

240 513.15 1.1108131 0.52625

260 533.15 1.1064417 0.52527

280 553.15 1.1024019 0.52435

300 573.15 1.0986571 0.5235

320 593.15 1.0951764 0.52271

340 613.15 1.0919328 0.52197

360 633.15 1.0889027 0.52128

380 653.15 1.0860659 0.52063

Page 25: Rancangan Pabrik Anilin

25

Gambar 3.5. Grafik Hubungan Konversi vs Suhu Tinjauan Termodinamika

Gambar 3.6. Grafik Perbandingan Konversi vs Suhu pada Tinjauan

Termodinamika dan Tinjauan Kinetika

Dilihat dari grafik di atas, titik pertemuan antara kedua garis berada pada

suhu 280˚C dengan konversi 56%. Perhitungan tersebut sesuai dengan literatur

0,518

0,52

0,522

0,524

0,526

0,528

0,53

0,532

0,534

0,536

0 100 200 300 400

Ko

nve

rsi

Suhu (C)

Series1

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Ko

nve

rsi

Suhu

Tinjauan Kinetika

Tinjauan Termodinamika

Page 26: Rancangan Pabrik Anilin

26

yang menyatakan kondisi operasi pembentukan anilin yang berada pada suhu

275˚C dengan tekanan 1,4 atm dengan nilai konversi 99%. Dengan persen error

sebesar 1,8% hasil yang diperoleh berbeda dengan literatur karena perhitungan

baru ditinjau dari parameter suhu, belum ditinjau dari pengaruh tekanan,

pengadukan, dan katalis. Untuk menaikkan nilai konversi maka dilakukan proses

recovery.

Sumber: Van Ness, Smith. 1949. Introduction to Chemical Engineering

Thermodynamics, Sixth Edition. New York : Mc. Graw Hill Book Company.

3.9. Kondisi Operasi

Secara Umum proses pembuatan anilin dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

a. Tahap Penyiapan bahan baku

b. Tahap pengolahan

c. Tahap pemurnian produk ( finishing )

a. Tahap persiapan bahan baku

Nitrobenze dengan kemurnian 99.8 % dari tangki T-01 pada suhu

300 C dan tekanan 1 atm dialirkan dengan menggunakan pompa ( P-01)

menuju HE-01. Pada HE-01, Nitrobenzen berfungsi sebagai fluida

pendingin bagi gas produk keluaran reaktor. Suhu nitrobenzen keluar

HE-01 adalah 212,140 C . selanjutnya nitrobenzen keluaran HE-01 dan

hasil bawah MD-02 dialirkan menggunakan pompa (P-02) dan bertemu

dengan arus recycle dari separator (S-01) vaporizer (V-01) untuk

diuapkan.

Hasil yang terbentuk dialirkan menuju separator (S-01) untuk

ditampung dan dipisahkan antara uap yang terbentuk dan yang masih

berwujud cairan. Cairan diumpankan kembali menuju vaporizer sebagai

Page 27: Rancangan Pabrik Anilin

27

arus recycle dan uap yang telah dipisahkan selanjutnya dialirkan menuju

HE-02.

Gas Hidrogen dari tangki penyimpanan T-02 pada kondisi operasi

14 atm dan suhu 300 C diekspansi menjadi 2,35 atm dengan menggunakan

Gas Expander (GE-01) dan kemudian dialrikan menuju HE-04 bersama

dengan arus gas hidrogen dari flash drum (S-02) . Arus gas keluaran HE-

02 dan HE-04 bercampur menuju reaktor (R-01) sebagai umpan masuk.

b. Tahap pengolahan

Bahan baku nitrobenzen dan gas hidrogen masuk reaktor fluidized

bed dalam fase gas dan dengan 200 % gas hidrogen berlebih. Reaktor

beroperasi isotermal 2700 C dan tekanan 2,3 atm dan katalis yang

digunakan Cu dalam silika ( silica-supported copper catalyst). Yield

yang diperoleh adalah 99 % terhadap nitrobenzen.

Reaksi yang terjadi adalah eksotermis, sehingga untuk

mempertahankan kondisi isothermal, perlu dilakukan pengambilan panas.

Panas yang dihasilkan dari reaksi diserap oleh media pendingin berupa

dowtherm A yang melewati internal coil.

d. Tahap pemurnian produk

Tahap ini bertujuan untuk memisahkan produk sisa reaktan

maupun impuritas lain sehingga diperoleh spesifikasi produk yang

diinginkan. Pada tahap ini juga dilakukan penyesuaian kualitas produk

dengan produk serupa yang ada di pasaran.

Gas produk keluaran reaktor pada kondisi 2700 C dan tekanan

2,23atm. Selanjutnya gas tersebut didinginkan di HE-01 dengan fluida

pendingin nitrobenzen fresh feed sampai suhu 1670 C. Dari HE-01, gas

selanjutnya dialirkan menuju flash drum (SP-02) untuk dikondensasikan

Page 28: Rancangan Pabrik Anilin

28

dan sekaligus didinginkan. Gas hidrogen adalah non-condensable gas

sehingga yang terkondensasi hanya komponen selain gas hidrogen.

Keluar dari SP-02, gas hidrogen selanjutnya dialirkan menuju HE-04.

Hasil bawah dari SP-02 kemudian dialirkan dengan pompa (P-05)

menuju HE-05 untuk dipanaskan sampai suhu 119,70 C. Pemanas yang

digunakan adalah saturated steam dengan tekanan 7446,1 psi. Tahap

selanjutnya adalah proses distilasi. Keluar HE-06 aliran menuju MD-01

untuk memisahkan air dengan anilin. Produk atas yang sebagian besar air

dibuang dan produk bawah berupa anilin didistilasi kembali untuk

memperoleh spesifikasi yang diinginkan. Produk bawah MD-02 yang

berupa campuran anilin, nitrobenzen dan benzen dialirkan dengan pompa

(P-12) kembali ke Tee-01 sebagai arus recycle. Produk atas yang berupa

anilin yang komposisinya sudah sesuai didinginkan di HE-06 sampai suhu

350 C. Anilin tersebut kemudian disimpan dalam tangki T-03 dan siap

untuk dipasarkan.

Sumber : eprints.uns.ac.id

3.10. Pemilihan reaktor

Dalam proses pembuatan anilin eaktor yang digunakan adalah fluidized

bed reaktor karena:

1. Batch Reaktor : Umumnya digunakan untuk reaksi dengan waktu

reaksi yang sangat lama, menggunakan mikrobia, dan atau kapasitas

produksi kecil atau musiman.

2. Tubular Reactor : Tubular Reactor ada bermacam macam,antara lain

adalah :

a. Reaktor Alir Pipa: Biasanya berupa gas-gas,caifr-cair dimana reaksi

Page 29: Rancangan Pabrik Anilin

29

tidak menimbulkan panas yang terlalu tinggi. Reaktor memiliki alran

plugflow yang optimal untuk kecepatan reaksi tetapi cukup sulit untuk

alat transfer panasnya.

b. Reaktor Pipa Shell And Tube : Seperti reaktor pipa di atas tetapi berupa

beberapa pipa yang disusun dalam sebuah shell, reaksi berjalan di dalam

pipa pipa dan pemanas/pendingin di shell. Alat ini digunakan apabila

dibutuhkan sistem transfer panas dalam reaktor. Suhu dan konversi tidak

homogen di semua titik.

c. Fixed Bed : Reaktor berbentuk pipa besar yang didalamnya berisi

katalisator padat. Bisanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan

katalisator padat. Apabila diperlukan proses transfer panas yang cukup

besar biasanya berbentuk fixed bed multitube, dimana reaktan bereaksi di

dalam tube2 berisi katalisator dan pemanas/pendingin mengalir di luar

tube di dalam shell.

d. Fluidized bed reaktor : Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas

katalisator padat dengan umur katalisator yang sangat pendek sehingga

harus cepat diregenerasi.Atau padatan dalam reaktor adalah merupakan

reaktan yang bereaksi menjadi produk.

3. RATB ( Reaktor Alir Tangki Berpengaduk )

RATB adalah reaktor kontinyu yang berupa tangki berpengaduk, pola

aliran adalah mixed flow, sehingga bisa diasumsikan konsentrasi,

konversi, dan suhu di semua titik dalam reaktor adalah homogen. Ada

beberapa jenis reaktor RATB Sehingga pada reaktor ini suhu bisa

dianggap isotermal:

Page 30: Rancangan Pabrik Anilin

30

a. RATB biasa, digunakan untuk sistem cair-cair, dimana reaktan adalah

fasa cair, dan bila ada katalisator juga cair.

b. Reaktor Gelembung: Reaktor untuk mereaksikan sistem gas cair,

dimana gas di umpankan dengan sparger dari bawah dan cairan dari atas

secara kontinyu.

c. Slurry Reactor : Reaktor yang mereaksikan cairan dan padatan, baik

padatan sebagai katalisator ataupun reaktan, dengan pengadukan.

Dengan penjelasan tersebut reaktor yang sangat cocok unuk pembuatan

anilin dengan melihat dari sisi tinjauan kinetika dan thermodinamika adalah

Fluidized bed reaktor.

Sumber :

Gambar 3.7. Diagram Alir Proses Pembuatan Anilin

Page 31: Rancangan Pabrik Anilin

31

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Anilin pertama kali diisolasi dari distilasi destruktif indigo pada tahun 1826

oleh Otto Unverdorben, yang menamakan itu kristalisasi. Nilai komersial besar

anilin adalah karena kesiapan dengan yang menghasilkan, langsung atau tidak

langsung, zat warna.

Aniline merupakan senyawa turunan benzene yang dihasilkan dari reduksi

nitrobenzene. Anilin merupakan cairan minyak tak berwarna yang mudah

menjadi coklat karena oksidasi atau terkena cahaya, bau dan cita rasa khas, basa

organik penting karena merupakan dasar bagi banyak zat warna dan obat toksik

bila terkena, terhirup, atau terserap kulit.

Proses pembuatan anilin dapat dilakukan melalui berbagai macam proses

antara lain namun proses yang paling menguntungkan adalah proses hidrogenasi

nitrobenzen fase uap/ gas. Karena dengan menggunakan reaksi ini dapat

dihasilkan Anilin dengan konversi yang tinggi serta kondisi operasi yang relatif

tidak berbahaya. Kegunaan anilin antara lain sebagai zat warna diazo, sebagai

obat-obatan, herbisida dan bahan kimia pengolahan karet.

4.2. Saran

1. Produsen

Produsen harus bekerja secara teliti, agar proses produksi anilin tidak

mencemari lingkungan sekitar. Karena aniline merupakan zat yang

berbahaya bila tercemar ke lingkungan.

2. Konsumen

Konsumen diharap berhati-hati dalam penggunaan aniline, karena anilin

adalah zat yang berbahaya bila kontak dengan kulit ataupun mata.

3. Peneliti

Page 32: Rancangan Pabrik Anilin

32

Peneliti harus menggali informasi bagaimana cara penanganan terhadap

aniline bila zat tersebut tercemar ke lingkungan.

4. Ilmu Pengetahuan

Diharapkan ilmu Pengetahuan dapat mengeksplore lebih mendalam lagi

tentang anilin. Karena masih banyak orang yang belum mengetahui

tentang aniline.

DAFTAR PUSTAKA

Anggita. 2013. Anilin. http://kimiacorner.blogspot.com/2013/04/anilin.html.

Diakses pada 7 September 2013. Pk. 12.52.

Anonymous. 2005. Material Safety Data Sheet MSDS: Aniline MSDS. http://

www.sciencelab.com. Diunduh pada tanggal 7 September 2013. Pk. 22.19.

Ariyanto, Rahmad, dkk. 2011. Pra Rancangan Pabrik Anilin dari Hidrogenasi

Nitrobenzen Fase Uap Kapasitas 40.000 Ton / Tahun. http://

eprints.uns.ac.id. Diakses pada 10 September 2012. Pk. 20.00.

Ch, Simoeh. 2012. Judul Skripsi : Manufacture of Anilin from Nitrobenzene and

H2,(Pembuatan Anilin dari Nitrobenzene). http://simoehch.blogspot.com/

2012/12/judul-skripsi-manufacture-of-anilin.html. Diakses pada tanggal 7

September 2013. Pk. 12.05.

Ismanto. 2012. Anilin. http://kimiaringgostar.blogspot.com/2012/05/anilin.html.

Diakses pada tanggal 7 September 2013. Pk. 12.08.

Page 33: Rancangan Pabrik Anilin

33

March J., Smith M.B. 2007. March’s Advanced Organic Chemistry Reactions,

Mechanisms, and Structure 6th ed. John Wiley & Sons, Inc. Canada.

Van Ness, Smith. 1949. Introduction to Chemical Engineering

Thermodynamics, Sixth Edition. New York : Mc. Graw Hill Book

Company.