View
139
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
disampaikan oleh Direktorat Perkotaan dan Perdesaan Bappenas pada FGD Evaluasi Program Pelestarian dan Penataan Kota Pusaka diselenggarakan oleh Ditjen Penataan Ruang KemenPU di Jakarta 22 September 2014.
Citation preview
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
1/25
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
2/25
PERKEMBANGAN URBANISASI
BERDASARKAN % PENDUDUK KOTA DAN
DESA
2
Sumber: BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
Tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan sebesar 2,18% pertahun lebih tinggi dari tingkat
pertumbuhan penduduk rata-rata nasional sebesar 1% pertahun. Sedangkan pertumbuhan
penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64% pertahun.
Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 94 kota otonom (termasuk DKI Jakarta)
hanya mencapai 40 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
%
terhadapjumlah
penduduknasional
ISU STRATEGIS NASIONAL PERKOTAAN
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
3/25
Pengendalian perkembangan
penduduk di megapolitan/
metropolitan dan kota besar,
menyeimbangkan investasipembangunan antar tipologi kota.
ISU STRATEGIS NASIONAL PERKOTAAN
3
Konsentrasi penduduk meningkat
tinggi di megapolitan dan
metropolitan, khususnya Jawa
Menguasai sekitar 34% PDRB
Nasional, dan semakin meningkat.
Di luar Jawa, Kota-Kota Sedang
berjumlah 56% dari seluruh kota,
mendominasi peta perkotaan di
Indonesia
Hanya berperan 7% pada PDRB
Nasional, dan semakin menurun.
26% desa tergolong tertinggal, di
perbatasan, di pulau2 terluar;
Rendahnya akses perdesaan
terhadap pusat kegiatan dan pasar
Tingkat perkembangan ekonomi
kabupaten 4,5% semakin
menurun, sementara kota sebesar
6,3% dan semakin meningkat. Kota sedang dan kecil sebagai
penyangga urbanisasi dari desa
ke kota besar, metropolitan, danmegapolitan.
Membangun keterkaitan kegiatanekonomi kota-desa.
Kota-Kota
Sedang
Kota-Kota
Kecil
Kota-Kota
Besar
Megapolitan
Metropolitan
Kawasan
Perdesaan
Ket.
Arah Arus Urbanisasi Saat ini
: Penyangga urbanisasi langsung ke kota
besar, metropolitan dan megapolitan
: Pembangunan dan penguatan desa/perdesaan
sebagai upaya pengurangan urbanisasi
Arah Arus urbanisasi setelah penguatan kota sedang
dan kota kecil sebagai penyangga urbanisasi
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
4/25
Sebaran Kota, Megapolitan dan Metropolitan Tahun 2014
4
ISU STRATEGIS NASIONAL PERKOTAAN
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
5/25
Isu Strategis Internal Perko taan
1. Masih belum terpenuhinya Standar Pelayanan Perkotaan (SPP)
2. Meningkatnya masalah kemiskinan perkotaan
3. Belum Optimalnya Pengembangan Modal Sosial Masyarakat Perkotaan
4. Rendahnya daya saing kotadan rendahnya ketahanan sosial dan
lingkungan kota secara berkelanjutan.5. Rendahnya kapasitas mitigasi bencana alam dan adaptasi
terhadap perubahan iklim
6. Belum lengkapnya regulasi, pembiayaan dan kelembagaanyangkhusus mengatur perkotaan
7. Belum optimalnya tata kelola pembangunan perkotaan di era otonomidaerah
8. Belum Optimalnya Pembinaan dan Pengembangan Ekonomi LokalPerkotaan
9. Belum terintegrasinya Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
6/25
20352015 20452025
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional
(SPN)1
3
100% indikator
Standar Pelayanan
Perkotaan (SPP)
terwujud di
seluruh kota.
100%
indikatorKota Hijau &
Layak Huni
terwujud di
seluruh kota.
100% indikatorKota BerdayaSaing terwujud
di seluruh kota.
Pemenuhan
Pelayanan
Perkotaan (SPP)2 Perwujudan Kota Masa
Depan
Baseline
RPJPN 2005-2025 RPJPN 2025-2045
+
100% perkotaanmemenuhi fungsinya.
100% indikator tata kelola kotaterwujud di seluruh kota.
KSPPN 2015-2045ROADMAP PEMBANGUNAN PERKOTAAN NASIONAL
KOTA MASA DEPAN
INDONESIA: KOTABERKELANJUTAN
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
7/25
Tujuan dan Sasaran Pokok Pengembangan
Wilayah
7
Tujuan utama pembangunan perkotaan dan perdesaan tahun 2015-2019
adalah mengurangi kesenjangan yang terjadi antara wilayah perkotaan dan
perdesaan. Sedangkan sasaran pembangunan perkotaan dan perdesaan adalah
:
1. Tersebarnya investasi di 5 Kawasan Strategis Nasional (KSN) perkotaan
baru di Luar Jawa dan terwujudnya efisiensi pengelolaan 7 KSN yang sudah
ada.
2. Terwujudnya optimalisasi peran dari sedikitnya 20 kota otonom sedang di
Luar Jawa sebagai bufferurbanisasi.
3. Terwujudnya 39 pusat pertumbuhan baru sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).4. Berkurangnya jumlah desa tertinggal sebesar 6%.
Arah Kebijakan dan Strategi
Pembangunan Perkotaan
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
8/25
Arahan Kebijakan
8
1. Mewujudkan sistem perkotaan untuk pengurangan kesenjangan:
a. Mengembangkan 7(tujuh) KSN sebagai Pusat Kegiatan skala global dan PusatKegiatan Nasional (PKN);
b. Membentuk 5 KSN Perkotaan Baru sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi
sekaligus pemerataan pembangunan di luar Jawa-Bali;
c. Mewujudkan optimalisasi sedikitnya 20 Kota sedang
d. Mengembangkan 39 pusat pertumbuhan baru sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).2. Mewujudkan Kota Layak Huni yang Aman dan Nyaman melalui Pemenuhan Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP)dengan prioritas sedikitnya 20 kota sedang di luar
Pulau Jawa yang diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus urbanisasi dan
diarahkan sebagai pusat pertumbuhan utama yang mendorong keterkaitan kota
dan desa di wilayah sekitarnya
3. Mewujudkan pengembangan kota-kota berkelanjutan (sustainable urban
)dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan pada kota-kota metropolitan dan
besar di Jawa-Bali, serta mendorong perwujudan sedikitnya 20 kota sedang yang
menjadi lokasi prioritas di luar Pulau Jawa; dan
4. Meningkatkan kapasitas tata kelola pembangunankota-kota metropolitan dan
besar di Jawa-Bali serta mendorong perwujudan tata kelola pembangunan
perkotaan pada sedikitnya 20 kota sedang yang menjadi lokasi prioritas di luarPulau Jawa.
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
9/25
Mewujudkan Sistem Perkotaan Nasional
(SPN)
Kebijakan
a. Mengembangkan 7(tujuh) KSN sebagai Pusat Kegiatan skala global dan Pusat KegiatanNasional (PKN);
b. Membentuk 5 KSN Perkotaan Baru sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi sekaliguspemerataan pembangunan di luar Jawa-Bali;
c. Mewujudkan optimalisasi sedikitnya 20 Kota sedang
d. Mengembangkan 39 pusat pertumbuhan baru sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atauPusat Kegiatan Wilayah (PKW).
Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui strategi, sebagai berikut :
1. Mengarahkan KSN di luar Pulau Jawa, dengan upaya mendorong kegiatan pusat industripengolahan SDA, jasa, dan perdagangan untuk melayani Kawasan Timur Indonesia sertamemantapkan fungsi keterkaitan dengan pusat pertumbuhan internasional;
2. Mengarahkan KSN di Pulau Jawa untuk untuk spesialisasi fungsi jasa pendidikan,teknologi dan informasi, industri dan pariwisata perkotaan (urban tourism);
3. Meningkatkan kualitas jaringan transportasi darat, laut dan udara antar kota, antarwilayah, dan antar simpul tarnsportasi, sebagai penghubung antar PKN dan PKW;
4. Mengembangkan sarana prasarana industri pengolahan, serta pengembangan titiktransit pengangkutan barang (transhipment poin)
9
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
10/25
Mempercepat Pemenuhan Pelayanan Perkotaan
(SPP) dan Perwujudan Kota Layak Huni
Kebijakan
a. Mewujudkan Kota Layak Huni yang Aman dan Nyaman melalui Pemenuhan Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP)dengan prioritas sedikitnya 20 kota sedang di luar PulauJawa yang diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus urbanisasi dan diarahkansebagai pusat pertumbuhan utama yang mendorong keterkaitan kota dan desa diwilayah sekitarnya
Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui strategi, sebagai berikut :
1. Mempercepat pemenuhan dan peningkatan pelayanan sarana prasarana permukiman(perumahan, air minum, sanitasi: pengelolaan sampah; pengolahan limbah; drainase,pedestrian, dan Ruang Terbuka Hijau);
2. Menyediakan dan meningkatkan pelayanan sarana pemerintahan dan sarana prasaranaekonomi, khususnya di sektor perdagangan dan jasa yang mampu mengakomodasi kegiatankoperasi, UMKM, industri pengolahan kecil dan menengah;
3. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan sarana transportasi massal perkotaan yangberada diatas (upperground) dan dibawah tanah (under ground) antar moda darat, laut, danudara;
4. Menyediakan peraturan, konsep insentif dan disinsentif dalam pemenuhan Standar PelayananPerkotaan (SPP);
5. Meningkatkan pelayanan prasarana kesehatan, pendidikan , dan sosial budaya yang mudahdiakses oleh seluruh kalangan masyarakat kota;
6. Meningkatkan keamanan kota melalui pencegahan kriminalitas dan konflik, sertamemberdayakan modal sosial
10
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
11/25
Mewujudkan Kota Berkelanjutan:Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana
Kebijakan1. Menata, mengelola dan mengendalikan pemanfaatan ruang dan kegiatan
perkotaan yang efisien dan berkeadilan serta ramah lingkungan;
2. Meningkatkan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan Teknologi Informasi
Komunikasi (TIK) dalam membangun ketahanan kota terhadap perubahan
iklim dan bencana alam (urban resilience);
3. Menyediakan standar minimum Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan; dan
4. Mengembangkan konsepgreen infrastructure, green building, green economy,
dan green waste, dan green transportation untuk mengurangi tingkat
pencemaran di darat dan di laut dengan menggunakan energi alternatif dan
terbarukan
11
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
12/25
Mewujudkan Kota Cerdas yang Berdaya
Saing
Kebijakan1. Mengembangkan pencitraan kota (city branding) melalui
produk unggulandan karakter sosial budaya lokal;
2. Meningkatkan jumlah tenaga kerja ahli dan terampilmelalui penyediaan sarana prasarana pendidikan tinggidan pelatihan kejuruan (higher education and vocationaltraining) agar memiliki daya saing;
3. Menyediakan layanan publik serta perencanaan,pengoperasian dan pemeliharaan sarana prasarana kota
melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi(TIK) dalam bentuk e-government;dan
4. Menyederhanakan proses perizinan melalui peningkatankualitas layanan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
12
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
13/25
Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan
Perkotaan
Kebijakan
1. Menyediakan sistem, peraturan dan prosedur dalam birokrasikepemerintahan kota yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakatkota berkelanjutan;
2. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah dalam pengelolaan kotaberkelanjutan melalui pendidikan, pelatihan dan pembinaan secarabersikenambungan;
3. Mengembangkan fasilitas penyediaan bantuan teknis dan pembiayaaninfrastruktur perkotaan;
4. Menyediakandan melakukan pemutakhiran data, peta dan informasiperkotaan;
5. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota yang visioner dan inovatif;
6. Meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan pemerintah kota melalui pendampingan secara langsung daripemerintah pusat;
7. Meningkatkan kapasitas supremasi hukum baik perangkat maupunkelembagaan;
8. Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang kota;
9. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota (eksekutif dan legislatif) dalam
manajemen pembangunan kota.13
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
14/25
No. Kawasan Perkotaan Kota Inti TipologiJumlah
Penduduk2011
%pertumbuhan
penduduk2007-2011
JumlahPenduduk
2025
Eksisting
1. Jabodetabek:Kota Jakarta, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kab.Tangerang, Kota Tangerang, Kota Depok,Kab. Bekasi, Kota Tangerang Selatan, KotaBogor
Jakarta Megapolitan 24.567.458 4,28 32,467,033
2. Kawasan Perkotaan cekunganBandung:Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab.
Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab.Majalengka, Kab. Sumedang
Bandung Metropolitan 6.244.837 0,56 7,160,734
3. Kawasan Perkotaan GerbangKertosusila:Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik,Kab. Mojekerto, Kab. Lamongan, Kab.Bangkalan, Kota Mojekerto
Surabaya Metropolitan 3.168.039 3,72 8,568,995
4. Kawasan Perkotaan Kedung Sepur:Kota Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga,Unggaran (Ibukota Kab. Semarang), Kab.
Demak, Purwodadi (Ibukota Kab.Grobogan)
Semarang Metropolitan 2.589.373 0,82 3,315,170
5 Mebidangro:
Kota Medan, Binjai (Ibukota Kab. Langkat),
Kab. Deli Serdang, Kab. Karo
Medan Metropolitan 3.777.746 1,08 4,827,005
6. Kawasan Perkotaan Sarbagita:Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar,Kab. Tabanan
Denpasar Metropolitan 1.650.588 7,42 3,099,113
7. Kawasan Perkotaan Maminasata:
Kota Makassar, Kab. Maros, Sungguminasa(Ibukota Kab. gowa), Kab. Takalar
Makassar Metropolitan 1.716.052 2,93 3,039,921
Lokasi Eksisting KSN Perkotaan
(PP 26/2008 RTRWN)
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
15/25
Lokasi Usulan KSN Perkotaan
No. Kawasan Perkotaan Kota Inti Tipologi
Jumlah
Penduduk
2011
%
pertumbuhan
penduduk
2007-2011
Jumlah
Penduduk
2025
Jumlah
Penduduk
2045
SUMATERA
1. Kawasan Perkotaan ITBM
Palapa
Padang,Lubuk Alung, Pariaman,
Indarung, Teluk Bayur, Bungus,
Mandeh
Padang Metropolitan 1.267.832 1,34 1,410,291 1,840,462
2. Kawasan Perkotaan
Palembang RayaKota Palembang, Kab. MusiBanyuasin, Kab. Banyuasin)
Palembang Metropolitan 2.824.785 0,56 2.888.593 2.953.844
NUSATENGGARA
3. Kawasan PerkotaanMataram(Mataram, Lombok Barat,Lombok Timur,Lombok Tengah,Lombok Utara)
Mataram Metropolitan 3.819.471 1,56 4.743.740 6.465.092
KALIMANTAN
4. Kawasan PerkotaanBanjarbakuala
Kota Banjarmasin, Kab.Banjarbaru, Kab. Banjar, Kab.Baritokuala, Kab. Tanah Laut
Banjarmasin Metropolitan 1.102.699 1,94 1.126.693 1.654.619
SULAWESI
5. Kawasan Perkotaan Manado
Raya
(Manado,
Bitung,Tomohon,Minahasa utara
dan Minahasa Selatan)
Manado Metropolitan1.206.897
0,91,296,580 1,551,039
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
16/25
Usulan Baru Sebaran KSN Perkotaan Dalam RPJMN
Tahun 2015-2019 dan Revisi RTRWN
16
Mebidangro Banjar Bakula
Jabodetabek
Perkotaan Palembang
Cekungan Bandung
Kedung Sepur
Gerbang Kertosusila
Sarbagita
Maminasata
Manado
ITBM Palapa
Perkotaan Mataram
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
17/25
Fokus Pengembangan KSN Perkotaan
17
No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan
1 Mebidangro
Kota Medan, Binjai (Ibukota Kab. Langkat),
Kab. Deli Serdang, Kab. Karo)
Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang diarahkan sebagai pusat
administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet pemasaran untuk wilayah
Sumatera Utara bagian Timur dengan tetap memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan
dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah internasional
2 Jabodetabek
Kota Jakarta, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kab.
Tangerang, Kota Tangerang, Kota Depok,
Kab. Bekasi, Kota Tangerang Selatan, Kota
Bogor
Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang mendukung pertumbuhan
wilayah nasional dan memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat
pertumbuhan atau kota-kota ditingkat internasional.
3 Kawasan Perkotaan cekungan Bandung:
Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. BandungBarat, Kota Cimahi, Kab. Majalengka, Kab.
Sumedang
Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang berorientasi pada
meningkatkan spesialisasi fungsi jasa pendidikan, teknologi sistem informasi,industri, dan dan pariwisata perkotaan (urban tourism)
4 Kawasan Perkotaan Kedung Sepur:
Kota Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga,
Unggaran (Ibukota Kab. Semarang), Kab.
Demak, Purwodadi (Ibukota Kab. Grobogan)
Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang berfungsi mendorong
pertumbuhan sektor jasa, teknologi informasi, pariwisata, dan industri wilayah Jawa
Tengah
5 Kawasan Perkotaan Gerbang
Kertosusila:
Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik,
Kab. Mojekerto, Kab. Lamongan, Kab.
Bangkalan, Kota Mojekerto
Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang dipertahankan untuk
berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional yang mendukung pelayanan
pengembangan wilayah Indonesia bagian Timur
6 Kawasan Perkotaan Sarbagita:
Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar,
Kab. Tabanan
Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang mendorong pertumbuhan
wilayah disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai pusat
kegiatan ekonomi nasional berbasis kegiatan pariwisata yang bertaraf internasional
7 Kawasan Perkotaan Maminasata:
Kota Makassar, Kab. Maros, Sungguminasa
(Ibukota Kab. gowa), Kab. Takalar
Diarahkan sebagai pusat kegiatan berskala global yang mendorong pertumbuhan
kota-kota disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai pusat
orientasi pelayanan berskala internasional dan penggerak utama bagi Kawasan TimurIndonesia;
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
18/25
Fokus Pengembangan Usulan KSN
Perkotaan
18
No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan8 Kawasan Perkotaan Patung Raya
Kota Palembang, Kab. Banyuasin, Kab.
Ogan Komering, dan Kab. Ogan
Komering Ilir
Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang diarahkan sebagai sebagai
outlet pemasaran untuk wilayah Sumatera bagian Selatan dengan tetap
memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan
wilayah internasional
9 Kawasan Perkotaan ITBM Palapa
Padang, Lubuk Alung, Pariaman,
Indarung, Teluk Bayur, Bungus, Mandeh
Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi padamendorong perkembangan sektor produksi prioritas seperti: Industri;Perikanan laut; Pariwisata; dan
Perdagangan dan jasa10 Kawasan Perkotaan BanjarbakulaKota Banjarmasin, Kab. Banjarbaru,Kab. Banjar, Kab. Baritokuala, Kab.Tanah Laut
Meningkatkan fungsi Manado Raya sebagai pusat kegiatan nasional
(PKN) yang mendukung pertumbuhan wilayah nasional dan memantapkan
fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan di wilayah
Sulawesi bagian utara
11 Kawasan Perkotaan Manado Raya
(Manado, Bitung, Tomohon, Minahasa
utara dan Minahasa Selatan)
Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang berorientasi pada
meningkatkan spesialisasi fungsi pariwisata, industri pengolahan dengan
tetap mempertahankan budaya lokal
12 Kawasan Perkotaan Gumi RinjaniRaya(Mataram, Lombok Barat, LombokTimur,Lombok Tengah, Lombok Utara)
Diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasipada upaya mendorong perkembangan sektor produksi wilayah seperti
kehutanan, pertambangan bijih besi dan agroindustri serta industri
pengolahan
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
19/25
Status Progres Penyelesaian RTR Kawasan
Strategis Nasional
Sudah Perpes
1. KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur (Perpres No. 54 Tahun 2008)
2. KSN Perkotaan Mebidangro (Perpres No. 62 Tahun 2011)
3. KSN Perkotaan Maminasata (Perpres No. 55 Tahun 2011)
4. KSN Perkotaan Sarbagita (Perpres No.45 Tahun 2011)
RTR KSN dalam tahap Kesepakatan BKPRN eselon II
1. KSN Perkotaan Cekungan Bandung
2. KSN Perkotaan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan
(Gerbangkertosusila)
3. KSN Perkotaan Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, dan Purwodadi
(Kedungsepur)
Usulan Lokasi KSN Perkotaan Dalam Revisi RTRWN1. KSN Perkotaan Palembang Raya
2. KSN Perkotaan Padang
3. KSN Perkotaan Manado Raya
4. KSN Perkotaan Mataram Raya
5. KSN Banjarbakula19
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
20/25
Lokasi Eksisting Kota Sedang
20
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
21/25
Usulan Lokasi Prioritas Kota sedang
21
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
22/25
Arah Kebijakan dan Strategi Lokasi
Prioritas
22
No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan
1 Jayapura Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang difokuskan dalam pengembangan Perdagangan dan Jasa (outlet pemasaran produksi
tanaman pangan, hasil hutan, logam, dan perikanan), Industri (pengolahan pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan
pertambangan), serta dikembangkan sebagai transhipment point di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan pusat pelayanan administrasi
pelintas batas negara (perbatasan Indonesia-PNG-Palau)
2 Sorong Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada pengembangan kegiatan industri pengolahan: hasil hutan, bahan
tambang dan hasil perikanan serta sebagai Penghubung/Hub Utama untuk Wilayah Papua dan Maluku
3 Ternate Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) untuk mendukung sektor produksi wilayah yaitu hortikultura; tanaman tahunan; hasil hutan;
dan industri Pengolahan
4 Ambon Sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada kegiatan industri pengolahan perikanan, sebagai hub untuk Kawasan
Papua dan Maluku, serta mendorong sebagai pusat kegiatan pariwisata kawasan Indonesia Timur.
5 Gorontalo Diarahkan sebagai kota agropolitan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada upaya mendorong
pertumbuhan produksi pertanian, pusat pengolahan ikan tangkap, dan wisata bahari yang memanfaatkan potensi Teluk Tomini
6 Palu Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada pengembangan jasa perdagangan yang melayani kebutuhan
pengembangan sentra-sentra produksi wilayah Sulawesi Tengah dan sekitarnya.
7 Kendari Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan nasional (PKN) dan berorientasi pada kegiatan pariwisata,
pengolahan hasil perkebunan, tangkapan ikan dan perdagangan yang melayani kebutuhan pengembangan sentra-sentra produksi
wilayah Sulawesi Tenggara8 Palopo Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada kegiatan pelayanan sentra
pengolahan hasil pertanian (sentra pangan nasional) dan perkebuanan
9 Bau-bau Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah (PKW) yang berorientasi pada aktivitas pariwisata
bahari-ekowisata yang memanfaatkan kawasan Taman Laut Nasional Wakatobi yang memiliki nilai global heritage di bidang
keanekaragaman flora dan fauna laut dan pengolahan ikan tangkap.
10 Singkawang Diarahkan sebagai kota agropolitan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang mendorong pertumbuhan produksi
pertanian dan perkebunan(kelapa sawit) di Wilayah Prop. Kalimantan Barat
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
23/25
Arah Kebijakan dan Strategi Lokasi
Prioritas
23
NoLokasi
PrioritasFokus Pengembangan
11 Palangkaraya Diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor produksi
wilayah seperti perdagangan, pertanian, dan pertambangan galian logam
12 Tarakan Sebagai pusat pertumbuhan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai pintu gerbang kedua pulau kalimantan dan pusat transit
perdagangan dengan sektor produksi wilayah seperti: Perkebunan, Perikanan, dan pertambangan
13 Bima Sebagai pusat pertumbuhan Wilayah (PKW), Bima sebagai hub untuk industri pengolahan sektor primer (pertanian dan perikanan)
serta sektor tersier (pertambangan marmer)
14 Kupang Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang mengembangkan sektor perdagangan dan jasa
15 Lhokseumawe Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada mendorong perkembangan sektor produksi prioritas seperti:
industri; pertambangan; perikanan tambak ;dan perkebunan16 Payakumbuh Sebagai pusat pertumbuhan wilayah (PKW) yang berorientasi mendorong sektor produksi prioritas seperti peternakan, dan
pertanian
17 Tanjung Pinang Diarahkan sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) dengan fokus pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet
pemasaran untuk wilayah Kepulauan Riau bagian timur serta diarahkan untuk pelayanan administrasi pelintas batas negara,
transhipment point, pertanian, kelautan, pariwisata dan industri.
18 Tebing Tinggi Sebagai pusat pertumbuhan wilayah (PKW) yang berorientasi mendorong potensi produksi pertanian dengan cara meningkatkan
spesialisasi fungsi sektor pertanian dan perdagangan
19 Dumai Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) dengan fokus pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet
emasaran untuk wilayah Riau bagian timur serta berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor produksi wilayah
seperti perkebunan, industri,
perdagangan, pertambangan dan perikanan
20 Lubuklinggau Diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan wilayah (PKW) di wilayah Sumatera Selatan
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
24/25
No Nama Kota Nomor Perda RTRW Kota
1 Jayapura Perda Nomor 5 Tahun 2008
2 Ternate Perda No 2 Tahun 2012
3 Ambon Perda No 24 Tahun 2011
4 Bitung Perda No 40 Tahun 2011
5 Gorontalo Perda No 40 Tahun 2011
6 Bau-Bau Perda No 1 Tahun 20127 Kendari Perda No 1 Tahun 2012
8 Palopo Perda No 5 Tahun 2012
9 Palu Perda No 16 Tahun 2011
10 Singkawang Perda No 2 Tahun 2012
11 Tarakan Perda No 4 Tahun 2012
12 Tebing tinggi Perda No 4 Tahun 2013
13 Lubuk Linggau Perda No 1 Tahun 2012
14 Kupang Perda No 11 Tahun 2011
15 Payakumbuh Perda No 2 Tahun 2013
24
No Nama Kota Nomor Perda RTRW Kota
1 Sorong Belum menetapkan
2 Palangkaraya Belum menetapkan
3 Lhoksumawe Belum menetapkan
4 Tanjung Pinang Belum menetapkan
5 Dumai Belum menetapkan
Status Peraturan Daerah RTRW Lokasi
Prioritas
5/19/2018 Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Bidang Pembangunan Perkotaan
25/25
25