6
Perawatan jenazah Memandikan Mengkafani Menyolati Menguburkan Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut Sabda Rasulullah SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" (HR Tirmidzi) Sabda Rasulullah SAW : "Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?" (HR Bukhari) Doa menghadapi orang yang baru mati لِ ْ رِ فْ غ اَ ّ مُ هَ ّ ل ل ا..…… ِ هِ بِ قَ غ يِ فُ هْ فُ لْ خ اَ وِ هْ بِ فُ هَ لْ رِ ّ وَ نَ وِ هِ رْ بَ ق يِ فُ هَ لْ حَ سْ ف اَ وَ , ن. يِ ّ يِ دْ هَ مْ ل ا يِ فُ هَ 8 بَ جَ رَ دْ عَ فْ ارَ وHukum melaksanakan pengurusan jenazah dengan cara-cara tersebut adalah Fardu kifayah bagi orang Islam yang masih hidup. Artinya, mereka berdosa jika tidak ada seorang pun yang mengerjakannya 1. MEMANDIKAN Hadis Nabi: Artinya : Mandikanlah dia (jenazah) dengan air serta daun bidara ( sabun). (H.R. Bukhori dari Ibnu Abbas) 2. MENGKAFANI Hadis Nabi : Artinya: Janganlah kamu berlebih-lebihan untuk kafan karena sesungguhnya kafan itu akan hancur sesungguhnya. (H.R. Abu Dawud dari Ali bin Abi Talib) 3. MENSALATKAN Hadis Nabi : Artinya: Salatkanlah jenazah-jenazah kalian. (H.R. Ibnu Majah ) 1. MENGUBURKANNYA Hadis Nabi artinya: Hendaklah kamu segerakan mengubur jenazah, karena jika orang saleh maka kamu mendekatkannya kepada kebaikan, dan jika ia bukan orang saleh, supaya kejahatan itu lekas terbuang dari tanggunganmu. (H. R. Muslim dari Abi Hurairah) 1. Memandikan Jenazah Syarat-syarat jenazah wajib dimandikan: Jenazah itu orang Islam Didapati tubuhnya walaupun sedikit Bukan mati syahid Catatan dalam memandikan jenazah: Yang memandikan jenazah harus sejenis, kecuali suami boleh memandikan istri atau sebaliknya, atau mahramnya. Tatacara memandikan jenazah

Rang Kuman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rangkuman materi

Citation preview

Page 1: Rang Kuman

Perawatan jenazah

Memandikan Mengkafani Menyolati Menguburkan

Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul MautSabda Rasulullah SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" (HR

Tirmidzi)Sabda Rasulullah SAW : "Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di

selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?"

(HR Bukhari)Doa menghadapi orang yang baru mati

ل اغ�ف�ر� ه�م �ه� ……..الل ع�ق�ب ف�ي �ف�ه� ل و�اخ� �ه� ف�ي �ه� ل �و�ر� و�ن �ر�ه� ق�ب ف�ي �ه� ل ح� و�اف�س� �ين� �م�ه�د�ي ال ف�ي �ه� ت ج� د�ر� ف�ع� و�ار�Hukum melaksanakan pengurusan jenazah dengan cara-cara tersebut adalah Fardu kifayah bagi orang Islam yang masih hidup. Artinya, mereka berdosa jika tidak ada seorang pun yang mengerjakannya1. MEMANDIKAN

Hadis Nabi: Artinya : Mandikanlah dia (jenazah) dengan air serta daun bidara ( sabun). (H.R. Bukhori dari Ibnu Abbas) 2. MENGKAFANI

Hadis Nabi : Artinya: Janganlah kamu berlebih-lebihan untuk kafan karena sesungguhnya kafan itu akan hancur sesungguhnya. (H.R. Abu Dawud dari Ali bin Abi Talib) 3. MENSALATKAN Hadis Nabi : Artinya: Salatkanlah jenazah-jenazah kalian. (H.R. Ibnu Majah )1. MENGUBURKANNYA

Hadis Nabi artinya: Hendaklah kamu segerakan mengubur jenazah, karena jika orang saleh maka kamu mendekatkannya kepada kebaikan, dan jika ia bukan orang saleh, supaya kejahatan itu lekas terbuang dari tanggunganmu. (H. R. Muslim dari Abi Hurairah) 1. Memandikan Jenazah

Syarat-syarat jenazah wajib dimandikan: Jenazah itu orang Islam Didapati tubuhnya walaupun sedikit Bukan mati syahid

Catatan dalam memandikan jenazah: Yang memandikan jenazah harus sejenis, kecuali suami boleh memandikan istri atau

sebaliknya, atau mahramnya. Tatacara memandikan jenazah Jenazah dibaringkan ditempat yang tinggi, seperti ranjang yang diatasnya sudah diletakkan lima atau

enam buah potongan batang pisang (bantalan) Jenazah dimandikan ditempat tertutup. Jenazah hendaknya dipakaikan kain basahan (penutup aurat) Setelah jenazah dibaringkan diatas potongan batang pisang, lalu dengan air dan sabun jenazah

dibersihkan dari najis yang melekat ditubuhnya. Sesudah itu dubur jenazah dibersihkan hingga bersih dengan tangan kiri yang memakai sarung tangan. Kemudian ganti sarung tangan yang bersih untuk

Setelah jenazah dibersihkan dari najis, dengan menggunakan air dan sabun mandi, seluruh tubuh jenazah dari rambut kepala sampai telapak kaki dimanmdikan sampai bersih. Disunahkan memndahulukan bagian tubuh sebelah kanan, kemudian bagian tubuh sebelah kiri. Juga disunahkan dimandikan tiga kali atau lima kali.

Page 2: Rang Kuman

Setelah selesai dimandikan, kemudian dirapikan rambutnya . Kemudian badannya dikeringkan dengan handuk. Selesailah memandikan jenazah.Jika jenazahnya perempuan rambutnya dikepang 3

Ketentuan dalam nengkafani jenazaha.jenazah laki-laki dibungkus 3 lapisb.jenazah wanita 5 lapis(basahan ,baju,kerudung,tutup kepala,kain kafan)b. Cara memakaikan kain kafan: Mula-mula hamparkan selembar tikar diatas lantai. Lalu bentangkan 7 utas tali diatasnya, . Hamparkan diatas tikar tersebut kain kafan yang sudah disiapkan sehelai-sehelai dan setiap helainya

boleh diberi harum-haruman. Kemudian kain kafan jenazah dilipat,dari arah kanan jenazah kearah kiri jenazah,dari kiri jenazah ke

sebelah kanan jenazah Simpul tali di sebelah kiri jenazah.

Menyolatkan jenazahHukumnya adalah fardu kifayah(tidakbisa ditinggalkan )Syarat sholat jenazah1. Seorang yang menyalatkan, syaratnya orang islam, suci dari hadas besar dan hadas kecil, suci

badan, pakaian, tempat dari najis, menutup aurat, dan menghadap kiblat.2. Salat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan dan dikafani.3. Letak mayat di sebelah kiblat orang yang menyalatkan, terkecuali kalau salat jenazah dilakukan

diatas kubur atau salat gaib.Rukun sholat jenazah1. Salat jenazah dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah ta’ala.2. Takbir empat kali.3. Membaca surah Al-fatihah sesudah takbir pertama (takbiratul ihram).4. Membaca salawat atas nabi SAW, setelah takbir kedua.5. Membaca doa setelah takbir ketiga.6. Berdoa setelah takbir ke-empat. 7. Mengucapkan salam

Doa ke tiga

( ) ( ) ( ) ( ك�ر�م� (أ� و� ا ه� ع�ن�ه� و�اع�ف� ا ه� ه� و�ع�اف� ا ه� م�ه� و�ارح� ها� ل�ه� ر� اغ�ف� م� �لل�ه� ا

( ) ( ) ( ) ( ا ( ه� ه� �ن�ق و� د� ب�ر� و� ث�ل�ج� و� اء� ب�م� ا ه� ل�ه� و�اغ�س� ا ه� ل�ه� د�خ� م� ع� �و�و�س ا ه� ل�ه� ن�ز� ( ا ( ي�ر, خ� ا د�ار, ا ه� ب�د�ل�ه�

� أ و� الد�ن�س� م�ن� ا�ال�ب�ي�ض� الث�و�ب� ي اي�ن�ق� ك�م� ط�اي�ا ا�لخ� م�ن� ( ) ( ) ( و�ع�ذ�اب� ( ب�ر� ا�لق� ت�ن�ة� ف� ا ه� و�ق�ه� ا ه� ل�ه� أ�ه� م�ن� ا ي�ر, خ� أ�ه�ال, و� ا ه� د�ار�ه� م�ن�( مسلم ( رواه الن�ار�

Doa keempat

ه�م الل �ا، �ان �ث ن� و�أ �ا �ر�ن و�ذ�ك �ا �ير�ن �ب و�ك �ا و�ص�غ�ير�ن �ا �ن �ب و�غ�ائ �ا اه�د�ن و�ش� �ا �ن �ت و�م�ي �ا �ن ي �ح� ل اغ�ف�ر� ه�م الل

ع�ل�ى �و�فه� ف�ت ا م�ن �ه� �ت �و�في ت و�م�ن� � �س�الم اإل� ع�ل�ى �ه� ي ح�� ف�أ ا م�ن �ه� �ت �ي ي ح�

� أ �يم�ان�م�ن� �إل اSunnah sunnah sholat jenazaha.Mengangkat tanganb.Israr(merendahkan bacaa sholat)c.Membaca Taawuzhal-hal tentang sholat jenazah

1. Salat jenazah boleh dikerjakan secara munfarid, tetapi sebaiknya secara berjama’ah. 2. Wanita yang bergama Islam boleh dan sah menyalatkan jenazah.3. Jika jenazah yang disalatkan ada ditempat salat, perhatikanlah hal-hal berikut:

a. Jenazah diletakkan didepan orang yang menyalatkan (imam), dengan posisi jenazah kepalanya diutara, basan dan kakinya menjulur keselatan.

b. Bila jenazahnya laki-laki, maka yang menyalatkan (imam), hendaknya berdiri menghadap jenazah sejajar dengan kepalanya. Tetapi jika jenazahnya perempuan, imam berdiri sejajar dengan bagian tengah jenazah

c. Jika jenazahnya benyak terdiri dari laki-laki dan wanita, maka cara menyalatkannya boleh sekaligus, dengan ketentuan jenazah laki-laki diletakkan lebih dekat dengan yang mensalatkan (imam), sedangkan jenazah wanitanya lebih dekat ke kiblat.

d. Salat jenazah dikerjakan sesuai dengan urutannya, sebagaimana tercantum dalam rukun salat.

Page 3: Rang Kuman

4. Salat jenazah gaib adalah salat jenazah yang jenazahnya tidak ada ditempat salat. Tata caranya sama dengan kalau jenazahnya ada ditempat.

4.Menguburkan jenazahJenazah dikuburkan setelah dimandikan, dikafani dan disalatkan. Hukum penguburan jenazah muslim adalah fardu kifayah atas orang Islam yang masih hidup. Penguburan jenazah sebaiknya disegerakan. Sesuai Sabda Rasulullah SAW:

�ك� ذ�ل �ر� غAي �ت� �ان ك �ن� و�ا �ر� ي �لخ� ا �ي �ل ا �ه�ا �م�و�ن �ت ب ق�ر Aح�ة� ص�ال �ت� �ان ك �ن� ف�ا ة� �ز� ن �لج� �ا ب ر�ع�و�ا س�� أ

( الجماعة ( رواه �م� �ك ر�ق�اب ع�ل�ي �ه�ا �ض�ع�و�ن ت Lر ف�ش�“Segerakanlah jenazah itu dikuburkan. Jika ia seorang yang saleh, ia akan segera cepat mendapat ganjaran kebaikan, dan jika ia tidak saleh saleh (ahli maksiat), ia akan cepat meninggalkan kejelelakan dari pundak-pundak kamu semua.” (HR. Al-Jama’ah)

Lubang Kubur Lubang kubur dibuat memanjang, dari arah utara kearah selatan. Panjangnya harus disesuaikan panjang

jenazah. Dalamnya harus cukup, sehingga bau busuk mayat tidak tercium dari luar. Dibagian dasar kubur hendaknya dibuatkan lubang lahat, yakni lubang tempat meletakkan jenazah.

Tata Cara Penguburan Jenazah Setelah sampai di makam, hendaknya (masih dalam usungan) diletakkan di pinggir atas lubang sebelah

kiblat. Kemudian tiga laki-laki Muslim (keluarga dekat jenazah) turun kelubang kubur, dan tiga lainnya berdiri diatas menghadap jenazah. Tiga laki-laki yang berdiri menghadap jenazah, mengangkat jenazah tersebut dan menyerahkan kepada tiga laki-laki yang berdiri di lubang kubur.kemudian jenazah diletakkan dengan hati-hati dilubang lahat dengan posisi miring, kepala disebelah utara, kaki sebelah selatan menghadap kiblat.

Tata Cara Penguburan Jenazah Ketika jenazah dimasukkan kedalam lubang kubur disunnahkan membaca:

الله� و�ل� س� ر� ة� و�ع�ل�ي م�ل الله� � م �س� ب Artinya: “Dengan nama Allah dan atas nama Agama Rasulullah.” kain kafan yang menutup mukanya disingkapkan, sehingga muka jenazah dapat mencium tanah.

Setelah jenazah sudah diletakkan dilubang lahat, jenazah ditutup dengan papan atau bambu, lalu ditimbun tanah

maqasid syaiah• Maqashid adalah jamak dari “maqshid”• Menurut bahasa, maqshid berarti tujuan• Sedangkan dalam istilah para ulama, Maqashid Asy-Syari’ah adalah: tujuan-tujuan yang ingin

diwujudkan oleh syariat Islam sebagai alasan diturunkannya, demi kemaslahatan hamba-hamba Allah.Manfaat mempelajari • Mengungkapkan tujuan, alasan, dan hikmah tasyri’ baik yang umum atau khusus, integral atau parsial

di segala bidang kehidupan dan dalam setiap ajaran Islam.• Menegaskan karakteristik Islam yang sesuai dengan setiap zaman, abadi, realistis dan luwes.• Membantu ulama dalam berijtihad dalam bingkai tujuan syariat.• Memadukan secara seimbang prinsip “Mengambil zhahir nash” dengan prinsip “memperhatikan ruh

dan substansi nash”• Mempersempit perselisihan dan ta’ashub di antara pengikut madzhab fiqih.

Makna maslahat• Secara etimologis, maslahah artinya manfaat. Bentuk pluralnya: mashalih.• Dalam istilah para ulama, maslahah adalah: mengambil manfaat dan menolak bahaya (kerusakan).• Menurut Imam Ghazali, maslahah adalah: memelihara maksud (tujuan) syariat.

Jenis maslahat• Mashlahah Mu’tabarah: maslahat yang diakui oleh syariat dengan menetapkan rincian hukum yang

dengan jelas bertujuan mewujudkannya, contoh:– Menjaga agama melalui aqidah, kewajiban shalat, syariat jihad, hukum thd orang murtad, dll.– Memelihara jiwa melalui syariat qishash.– Memelihara akal melalui kewajiban menuntut ilmu, pengharaman khamr & sangsi bagi

peminumnya.– Memelihara keturunan melalui syariat pernikahan, pengharaman zina & sangsi bagi

pelakunya.– Memelihara harta melalui hukum-hukum transaksi (muamalah maliyyah), pengharaman

mencuri & sangsi bagi pelakunya.

Page 4: Rang Kuman

• Mashlahah Mulghah: sesuatu yang dianggap maslahat oleh sebagian manusia namun syariat dengan tegas menolaknya melalui penetapan hukum yang tidak menganggapnya sebagai maslahat, contoh:

– Membuat hadits palsu dengan alasan apapun – Berlebihan dalam beragama– Penetapan puasa 2 bulan berturut-turut bagi orang kaya yang melakukan jima’ di siang

Ramadhan– Transaksi ribawi– Penyamaan jatah warisan antara anak laki-laki & perempuan.

• Mashlahah Mursalah: maslahat yang tidak dinafikan oleh syariat dan tidak pula diakui secara tegas (didiamkan), contoh:

– Pengumpulan ayat Al-Qur’an dalam mushaf di masa Abu Bakar– Penunjukan Umar oleh Abu Bakar sebagai penggantinya– Pengadaan penjara di masa Umar– Ditumpahkannya susu campuran yang digunakan untuk menipu pembeli di masa Umar– Penetapan batas maksimal 4 bulan bagi prajurit meninggalkan istrinya oleh Umar– Kewajiban negara memberi tunjangan kepada bayi muslim yang lahir di masa Umar– Penyatuan kaum muslimin dengan satu mushaf oleh Utsman– Penetapan hak warisan oleh Utsman bagi istri yang dicerai saat suaminya menjelang ajal– Perintah Ali kepada Abul Aswad Ad-Du-ali utk membuat kaidah Nahwu karena melemahnya

kemampuan bahasa Arab kaum muslimin– Kewajiban mengganti kepada tukang yang menghilangkan barang pemesan kecuali dengan

bukti bukan kecerobohan di masa Ali.Syarat penggunaan maslahat• Maslahat itu harus real atau berdasarkan prediksi yang kuat dan bukan khayalan.• Maslahat yang ingin diwujudkan harus benar-benar dapat diterima akal (logis). Oleh karena itu

maslahat mursalah tidak boleh digunakan dalam ibadah ritual.• Harus sesuai dengan tujuan syariat secara umum, dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip umum

syariat dan dalil-dalil qath’i.• Mendukung realisasi maslahat dharuriyat (memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta), atau

menghilangkan kesulitan yang berat dalam beragama.Jenis jenis maslahat berdasarkan prioritas1. Dharuriyat : maslahat yang amat menentukan keberlangsungan agama dan hidup manusia di dunia

maupun di akhirat, yang jika maslahat ini hilang, maka berakibat kesengsaraan dunia, dan hilangnya nikmat serta datangnya azab di akhirat. Menurut para ulama, ada 5 maslahat dharuriyat : Memelihara dien, jiwa, akal, keturunan, dan harta.

2. Hajiyat : maslahat yang dibutuhkan manusia untuk menghilangkan kesulitan atau kesempitan mereka. Bila maslahat ini tidak terwujud, tidak sampai mengakibatkan kehancuran kehidupan, namun manusia jatuh pada kesulitan.

Contoh: Berbagai rukhshah dalam ibadah, pembolehan salam dan istishna’ dalam muamalat, syariat thalaq, prinsip “pembatalan hudud karena syubuhat”, kewajiban diyat atas keluarga pembunuh karena tidak sengaja sebagai pengganti qishash.

Islam dan keperawatan Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout (l973: l24), banyak sekali

petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali menuntut perlunya profesi keperawatan. tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat manusia.

Perintah untuk berobat (HR Ahmad) Peringatan terhadap penyakit menular. Perintah mengasingkan diri terhadap penyakit menular. Penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh Menjaga kebersihan pakaian (Qs Al Mudasstir) Bersuci Anjuran Bersiwak (HR Bukhari-Muslim) Berhati hati dalam bekerja (QS Albaqoroh 195) Menjaga pola makan (HR Ahmad dan Ibnu Majah dll menunjukkan bahwa baik secara tersurat

maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat manusia.