86
RANGKAIAN DAUN | 1 RANGKAIAN DAUN Rangkaian Daun Pisang, Rangkaian Janur. Seni melipat daun berasal dari Negeri Siam/Thailand di mana sebagian besar masyarakatnya yang beragama Buddha menggunakannya untuk keperluan pemujaan dan sembahyang di vihara sebagai sesaji yang sudah merupakan tradisi. Untuk mendukung penampilan hidangan sesaji agar menjadi lebih menarik, diciptakanlah dekorasi pada hidangan sesaji dengan menggunakan daun.

Rangkaian Daun

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rangkaian daun pisang dan rangkaian janur.

Citation preview

RANGKAIAN DAUN | 1

RANGKAIAN DAUN Rangkaian Daun Pisang, Rangkaian Janur.

Seni melipat daun berasal dari Negeri Siam/Thailand di mana

sebagian besar masyarakatnya yang beragama Buddha

menggunakannya untuk keperluan pemujaan dan sembahyang di

vihara sebagai sesaji yang sudah merupakan tradisi. Untuk

mendukung penampilan hidangan sesaji agar menjadi lebih menarik,

diciptakanlah dekorasi pada hidangan sesaji dengan

menggunakan daun.

RANGKAIAN DAUN | 2

PENDAHULUAN RANGKAIAN DAUN PISANG

Salah satu faktor keberhasilan dalam penyajian

hidangan, selain dilihat dari rasa dan bentuk makanan,

adalah juga unsur dekorasi pada hidangan yang disajikan.

Dekorasi mendukung penampilan hidangan sesaji tersebut sehingga mempunyai nilai tersendiri.

Daun merupakan salah satu bahan yang baik untuk dibuat dekorasi dan juga sebagai

kemasan hidangan. Masyarakat Indonesia pada umumnya telah mengenal dan terbiasa

menggunakannya. Beberapa jenis daun telah banyak digunakan sebagai barang kerajinan

dekorasi maupun kemasan antara lain daun pandan, lontar, kelapa, jati, aren, pisang, dan talas.

Dari beberapa jenis daun pisang yang ada di bumi nusantara ini, disarankan

menggunakan daun pisang batu, karena memiliki kele-bihan-kelebihan dari daun pisang yang

lain, di antaranya sifatnya yang lentur, tidak mudah robek.

Penggunaan pohon pisang, mulai dari batang, jantung, dan daunnya, sangat mempermudah

siapa pun pembuatnnya, karena:

1. Bahan bakunya mudah didapat.

RANGKAIAN DAUN | 3

2. Harganya relatif murah.

3. Penggunaan daun pisang tidak merusak lingkungan atau pohon

itu sendiri.

4. Memberikan nilai tambah bagi daun pisang selain sebagai alat

pembungkus dan alas saji.

TIPS MEMILIH MENGGUNAKAN DAN MEMPERTAHANKAN

KESEGARAN DAUN PISANG

Untuk alas wadah gunakan :

Daun pisang kepok

Daun pisang siam/ambon

Daun pisang batu

Untuk aneka jenis lipatan daun :

Disarankan menggunakan daun pisang batu karena memiliki warna daun yang lebih

hidup/hijau dan lebih lentur (mudah dibentuk).

Untuk jenis lipatan tertentu seperti model teratai, kipas, dan gelung tekuk harus

menggunakan daun pisang yang muda.

Agar lipatan daun lebih awet :

Untuk mempertahankan kesegaran dan warna lipatan daun agar tetap hijau, caranya:

RANGKAIAN DAUN | 4

Daun yang telah dllipat menjadl jenis lipatan tertentu,

dibungkus dengan kain basah.

Direndam dalam air yang telah diberi asam dan air jeruk nipis selama beberapa jam.

Disemprot air secara periodik.

BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBUAT

RANGKAIAN DAUN PISANG

1. Daun pisang

2. Batang pohon pisang

RANGKAIAN DAUN | 5

3. Sterofoam ( sebagai dasar / wadah pembentukan lipatan daun )

4. Tampah / wadah yang berisi pelepah-pelepah batang daun pisang (jika

tidak ada gunakan sterofoam)

RANGKAIAN DAUN | 6

ALAT YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBUAT

RANGKAIAN DAUN PISANG

1. Gunting

2. Gunting dan gergaji khusus untuk memotong sterofoam

3. Stapler

4. Jarum pentul

5. Jarum jahit dan benang jahit warna hijau

6. Tusuk sate dan tusuk gigi

7. Cellulosa tape

RANGKAIAN DAUN | 7

CARA MEMBUNGKUS

STEROFOM DG DAUN PISANG

1. Buatlah pola bentuk wadah sesuai selera, misalnya bulat, persegi, oval, dan sebagainya pada

sterofoam.

2. Potonglah sterofoam dengan cutter atau gergaji khusus sesuai pola.

3. Buatlah pola sesuai sterofoam yang telah dibentuk pada daun pisang.

4. Guntinglah sesuai pola berjarak 2 cm. Guntinglah pada jarak 2 cm, lalu rapikan pinggirnya.

5. Bungkuslah salah satu permukaan sterofoam dengan daun pi-sang. Lipat guntingan-

guntingan pinggirnya ke sisi sterofoam, tancapkan dengan jarum pentul/tusuk gigi. Balikkan.

Bungkus sisi baliknya dengan cara seperti tampak pada foto, agar seluruh permukaan

sterofoam tertutup daun pisang semua.

RANGKAIAN DAUN | 8

MACAMMACAM

LIPATAN DAUN PISANG

Lipatan Kuku Jari Tangan

Cara membuat :

1. Ambil 3 (tiga) lembar daun pisang dengan ukuran minimal 20 x 7 cm atau sesuai

dengan kebutuhan (lihat gambar a).

2. Gulung dengan tangan kanan memegang ujung daun sambil tangan kiri mengontrol

ujung serta besar gulungan, usahakan bagian ujung tidak tertekan (lihat gambar b &

foto 1).

3. gulung sampai seluruh daun terpakai lalu atur agar pinggiran daun jatuh

tepat di tengah (lihat gambar c & foto 2)

4. jepit antara jari tengah dan telunjuk tangan kiri.

5. Buat dua gulungan lagi dengan cara yang sama dan susun / tumpuk ketiga

kelopak dengan jarak ujung cm (lihat gambar d)

6. Staples di bawah garis-garis pertemuan pinggiran daun atau jahit pada posisi satu titik

potong bagian bawah berbentuk runcing (segitiga) dengan kedua ujung berhadapan

(lihat gambar e & foto 3)

7. Lipatan kuku jari tangan bisa digabungkan menjadi beberapa tumpuk (lihat foto 4)

RANGKAIAN DAUN | 9

Lipatan Kuku Jari Tangan

RANGKAIAN DAUN | 10

Lipatan Kuku Garuda

Cara membuat:

1. Ambil satu lembar daun pisang ukuran minknal 12 x 5 cm (lihat gambar a).

2. Lipat sisi sebelah kanan 45° ke arah dalam (lihat gambar b & foto 1).

3. Kemudian lipat kembali sisi sebelah kanan yang telah dilipat tadi hingga garis

lipatannya sejajar dengan garis tengah daun (lihat gambar c).

4. Lakukan hal yang sama pada sisi daun sebelah kiri (lihat gambar d & foto 2).

5. Kemudian lipatlah kedua sisi pada daun tersebut ke arah dalam (gambar e & foto 3).

6. Lakukanlah hal yang sama pada sisi daun sebelah kiri (lihat gambar f & foto 4).

7. Terakhir buang sisa daun yang berlebih, tetapi sebelum membuang sisa daun

jahitlah dari arah dalam atau jepit daun tersebut dengan menggunakan staples (lihat

gambar f).

8. Buat sebanyak yang diperlukan dan siap untuk dirangkai, susun lipatan dalam

rangkaian dengan jarak minimal ½

cm atau sesuai selera (lihat foto 5)

9. Bentuk Kuku Garuda dapat dirangkai dalam beberapa model.

RANGKAIAN DAUN | 11

Lipatan Kuku Garuda

RANGKAIAN DAUN | 12

Lipatan Sisik Ikan

Cara membuat:

1. Ambil selembar daun pisang ukuran 15 x 4 cm atau sesuai keperluan (dapat diketahui

dari besar kecilnya tempat yang akan dihias (gambar a)

2. Tangan kanan memegang sisi daun sebelah kanan, begitu sebaliknya dengan tangan

kiri. Kemudian sisi sebelah kanan dillipat 45° ke arah dalam (gambar b & foto 1).

3. Setelah dilipat 45° ke arah dalam lipat kembali daun tersebut ke arah dalam sehingga

garis lipatannya sejajar dengan garis tengah daun tersebut (gambar c & foto 2).

4. Lakukan hal yang sama pada sisi daun sebelah kiri, sehingga garis lipatan kedua sisi

daun saling berimpit pada bagian tengah (garis tengah daun (gambar a).

5. Potong sisa daun dengan menggunakan gunting/cutter, kemudian jahit dari sisi bagian

dalam menggunakan jarum jahit tepat pada bagian tengah garis lipatan yang saling

berhimpit (lihat tanda panah) atau dapat pula menggunakan staples (gambar e & foto

3, 4).

6. Buat tiga lipatan dengan cara yang sama dan susun dengan jarak ½ cm (gambar f

& foto 5). Setelah selesai tinggal dipasangkan pada wadah.

7. Model Sisik Ikan ini dapat digunakan untuk bentuk horisontal dan vertikal.

RANGKAIAN DAUN | 13

Lipatan Sisik Ikan

RANGKAIAN DAUN | 14

Lipatan Seruni

Cara membuat :

1. Potong 2 lembar daun ukuran 7 cm x 18 cm dan 5 cm x 13 cm (gambar a dan foto

1).

2. Letakkan kedua lembar daun secara bersusun (gambar b).

3. Lipat masing-masing daun 1/3 bagian ke arah tengah dimulai dari sebelah kanan

kemudian kiri hingga membentuk satu segitiga sama kaki (gambar c , foto 2 dan foto

3).

4. Balik ke arah depan dengan daun mendatar terletak di sebelah depan (gambar d, foto

4).

5. Lipat ujung kaki kiri daun ke arah tengah depan dengan posisi lurus (gambar e Foto 5).

6. Lakukan hal yang sama pada kaki daun sebelah kanan (gambar f).

7. Dalam melakukan langkah-langkah, 3-6 posisi daun yang lebih kecil tetap Bertumpu di

atas daun yang berukuran lebih besar (gambar g).

RANGKAIAN DAUN | 15

Lipatan Seruni

RANGKAIAN DAUN | 16

Lipatan Mawar

Cara membuat:

1. Ambil selembar daun pisang ukuran minimal 8 x 5 cm atau sesuaikan besar

kecilnya dengan tempat yang akan digunakan (gambar a).

2. Lipatlah sisi sebelah kanan sehingga tepat dengan garis tengah daun (gambar b &

foto 1),

3. Lakukan hal yang sama pada sisi sebelah kiri, sehingga kedua sisi yang dilipat

saling berhimpit pada garis tengah daun (gambar c,d, dan foto 2,3 ).

4. Jadilah bentuk dasar Lipatan Mawar.

5. Buat tiga tumpukan atau lebih dengan jarak 1 cm (gambar c, f & foto 4).

6. Lipat setengah dari sisi sebelah kanan dari masing-masing daun yang telah

ditumpuk ke arah luar (gambar g & foto 5, 6).

7. Jahit dari sebelah dalam atau bisa juga dikuatkan dengan menggunakan staples (

gambar h dan foto 7).

8. Buat beberapa susun, kemudian siap untuk dirangkai (foto 8).

RANGKAIAN DAUN | 17

Lipatan Mawar

RANGKAIAN DAUN | 18

Lipatan Kelopak Teratai

Cara membuat:

1. Potong selembar daun dengan ukuran 8 x 18 cm (foto 1)

2. Lipat 1/3 bagian daun ke arah tengah dimulai dari sebelah kanan kemudian kiri

sehingga membentuk satu segitiga sama kaki (foto 2).

3. Balik ke arah depan dengan garis daun yang mendatar / horisontal terletak di sebelah

depan (foto 3).

4. Tekuk bagian tengah daun yang sudah berbentuk segitiga itu ke arah depan,

kedalaman tekukan ±1 cm sehingga membentuk seperti takir (foto 4).

5. Lipat bagian kiri daun dengan permukaan menghadap ke arah depan dimulai dari

sebelah kiri daun (foto 5).

6. Lakukan hal yang sama pada bagian sebelah kanan (foto 6).

7. Terbentuk kelopak bunga teratai (foto 7)

RANGKAIAN DAUN | 19

Lipatan Kelopak Teratai

RANGKAIAN DAUN | 20

Lipatan Kanthil

Cara membuat:

1. Potong selembar daun ukuran 15 cm x 20 cm (gambar a, foto 1).

2. Lipat 1/5 bagian daun ke arah belakang memanjang (gambar b, foto 2)

3. Katupkan kedua ujung daun sehingga membentuk sudut yang menyiku dengan

bagian hijau daun terletak di sebelah depan (gambar c, foto 3).

4. Tekan bagian tengah yang menyiku ke arah depan sehingga membentuk tonjolan

dengan lekukan di tengah (gambar d, foto 4)

5. Tekan kembali ujung tonjolan daun di tengah tersebut ke arah belakang dengan

kondisi daun tetap dijepit di antara tekunjuk dan jari tengah. (gambar e, foto 5).

6. Lipat bagian kanan luar daun ke arah depan (gambar f).

7. Lakukan hal yang yang sama pada bagian kiri luar sehingga terbentuklah lipatan

seperti kelopak bunga Kantil (gambar g, foto 6).

RANGKAIAN DAUN | 21

Lipatan Kanthil

RANGKAIAN DAUN | 22

Lipatan Bunga Telang

Cara membuat:

1. Gunakan 3 lembar daun pisang dengan ukuran masing-masing:15 x 3 cm (gambar

al).15x 4 cm (gambar a2). 15 x 5 cm (gambar a3).

2. Ambil lembar daun 1 dengan ukuran 15 x 3 cm (gmbr b).

3. Lipat bagian kanan daun ke arah kiri tepat di titik tengah daun (membentuk sudut

45°) (gambar c).

4. Lipat bagian kiri daun dengan cara yang sama ke arah tengah sehingga seluruh lipatan

membentuk sudut 90" (gambar d & foto d).

5. Putar balik daun yang sudah terlipat dan letakkan di tangan kiri dengan posisi daun

dijepit antara telunjuk dengan jari tengah (gambar e & f).

6. Lakukan langkah 1 s/d 5 untuk lebar daun kedua dan ketiga saling bertumpu (foto

2 & 3).

7. Lipat sebelah kanan daun lipatan 1 ke arah kiri hingga berbentuk kuncup dan

sejajar dengan bagian kiri (gambar f).

8. Lipat sebelah kiri daun dengan cara yang sama dengan nomor 7 (gambar g & foto

4).

9. Lakukan hal yang sama pada lembar daun kedua, membungkus lipatan daun pertama

yang berbentuk penutup (gambar g, foto 5).

10. Lipat dengan cara yang sama dengan jarak ½ cm dari daun ke-1, lipatan sudah

lipatan sudah terbentuk dalam rangkap 2 (gambar h)

RANGKAIAN DAUN | 23

11. Buat lipatan ke-3 dengan cara yang sama, juga dengan jarak l'/2 cm dari lipatan Ke-

2 (gambar j dan k)

12. Sebagai variasi dapat digunakan kelopak bunga mawar sebagai isi atau daun pisang

muda.

Lipatan Bunga Telang

RANGKAIAN DAUN | 24

Lipatan Kipas

Cara membuat:

1. Potong daun dengan ukuran 12 cm x 20 cm (gambar a, foto 1).

2. Lipat daun menjadi dua bagian dengan arah memanjang (gambar b, foto 2).

3. Bagi daun menjadi empat ruas/bagian, dengan lebar 1 ruas/bagian 5 cm (gambar c, foto 3).

4. Buat tekukan/lipatan pada bagian bawah ruas daun, dimulai dari bagian tengah/ruas kedua

dengan kedalaman tekukan ± 1 cm (gambar d, foto 4).

5. Setelah membuat tekukan pada tiga ruas sebanyak tiga tekukan, lipat bagian kanan daun

dengan arah ke depan (gambar e, foto 5 dan foto 6, foto 7).

6. Lakukan hal yang sama pada bagian kiri dengan lipatan ke arah depan (gambar f dan g,

foto 8).

RANGKAIAN DAUN | 25

Lipatan Kipas

RANGKAIAN DAUN | 26

Lipatan Kuku Garuda Isi

CARA MEMBUAT :

1. Ambil satu lembar daun pisang ukuran 15x3 cm. Sisi yang keras atau bagian dekat

pelepah

dilipat kesisi yang lemas hingga membentuk segitiga.

2. Gulung lembaran atas hingga tepat ditengah.

3. Lipatsisikananketengah.

RANGKAIAN DAUN | 27

4. Lipatsisikiriketengah. Stapler danguntinguntukmerapikannya.

Lipatan Kuku Wanita Rangkap

Cara membuat:

1. Siapkan 1 lembar daun pisan dengan ukuran sesuai kebutuhan/tempat yang akan

dihias.

2. Lipat daun menjadi 2 dengan arah memanjang.

3. Tekuk sisi daun sebelah kanan ke arah dalam.

4. Lakukan hal yang sama untuk sisi daun sebelah kiri hingga membentuk segitiga

rangkap.

5. Lipat sisi daun sebelah kanan depan ke arah tengah.

6. Lipat daun sebelah kiri depan ke arah tengah.

7. Lipat sisi daun yang belakang sama seperti sisi daun depan,kemudian staples bagian

bawahnya.

Lipaan kuku wanita rangkap siap digunakan.

RANGKAIAN DAUN | 28

Lipatan Stupa

Cara membuat:

1. Siapkan 2 lembar potongan daun pisang yang lebarnya berbeda (5 cm dan 8 cm).

2. Potongan yang lebarnya 8 cm digulung membentuk kerucut (seperti gambar), staples.

3. Potongan daun yang lebarnya 5 cm diselimutkan pada bentuk kerucut.

4. Lalu tekuk sisi kanan ke arah dalam.

5. Lalu tekuk lagi menutup badan kerucut.

6. Lalu selanjutnya tekuk sebagian ujungnya ke arah kanan. Lakukan sisi sebelah kiri

seperti sisi sebelah kanan.

7. Staples tepat bagian tengah bawah. Rapikan bagian bawah agar terlihat rapi dengan

menggunting bagian bawah. Untuk lipatan stupa yang berselimut lebih dari 1

gunakan teknik yang serupa seperti di atas dengan cara menumpuk selimutnya

dnegan jumlah sesuai keinginan kita.

Lipatan Kuku Bima

Cara membuat:

1. Siapkan 1 lembar daun pisang dengan uukuran sesuai kebutuhan.

2. Lipat sisi sebelah kanan ke titik tengan daun.

3. Lipat sisi sebelah kiri ke titik tengah hingga membentuk segitiga.

4. Lipat sisi sebelah kanan ke arah kiri.

5. Lipat sisi kiri ke arah kanan kemudian staples bagian bawahnya.

RANGKAIAN DAUN | 29

6. Untuk membuat kuku bima rangkap, buatlah lipatan kuku bima kemudian sisikan ke

dalamnya.

7. Staples bagian bawahnya.

Lipatan kuku bima rangkap siap digunakan.

Lipatan Leher Kuda

Cara membuat:

1. Siapkan 1 lembar daun pisang dengan uukuran 20x3 cm.

2. Lipat daun dari arah kanan dan kiri tepat di bagian tengah hingga kedua ujung

bertemu.

3. Lipat atau satukan bagian kanan dan kiri hingga membentuk ujung kiri runcing dan

kanan membentuk sudut 90o.

4. Lipat daun bagian depan ke atas.

5. Lipat ke atas (lipatan no.4) hingga tegak lurus (kerjakan daun bagian belakang sama

dengan daun bagian depan).

6. Lipatan leher kuda telah terbentuk.

7. Buat beberapa lipatan dengan ukuran dan bentuk yang sama, kemudian rangkaikan.

8. Staples atau jahit rangkaian lipatan bagian bawah.

9. Rangkaian 1 lipatan leher kuda telah terbentuk.

RANGKAIAN DAUN | 30

ANEKARANGKAIAN

DAUN PISANG

RANGKAIAN DAUN | 31

RANGKAIAN DAUN | 32

DEKORASI I

1. Siapkan lipatan-lipatan Mawar.

2. Siapkan sterofoam yang telah

dibentuk.

3. Bungkus sterofoam dengan daun

pisang.

4. Susunlah lipatan-lipatan Mawar di

sekeliling wadah.

5. Tutup pinggiran bawahnya dengan

lipatan-lipatan kepang.

DEKORASI II

1. Siapkan lipatan-lipatan Gelung Tekuk,

Kancil, dan Teratai.

2. Siapkan wadah dari sterofoam yang telah

dibentuk.

3. Bungkus wadah dengan daun pisang.

4. Susunlah lipatan-lipatan Gelung Tekuk di

sekeliling wadah.

5. Tutup pinggiran bawahnya dengan

RANGKAIAN DAUN | 33

lipatan-lipatan.

DEKORASI III

1. Siapkan lipatan-lipatan Bunga Telang dan

lipatan Kuku Garuda.

2. Siapkan wadah dari sterofoam yang telah

dibentuk.

3. Bungkus wadah dengan daun pisang.

4. Susunlah lipatan-lipatan Bunga Telang dan

Kuku Garuda.

5. Tutup pinggiran bawahnya dengan lipatan-

lipatan.

DEKORASI IV

1. Siapkan lipatan-lipatan Sisik Ikan, Kuku Garuda,

dan lipatan-lipatan Kantil.

2. Siapkan wadah dari sterofoam yang telah

dibentuk.

3. Bungkus wadah dengan daun pisang.

4. Susunlah lipatan-lipatan Sisik Ikan, Kuku Garuda,

dan Kantil di sekeliling wadah.

5. Tutup pinggiran bawahnya dengan lipatan-lipatan.

RANGKAIAN DAUN | 34

RANGKAIAN DAUN | 35

RANGKAIAN DAUN | 36

RANGKAIAN DAUN | 37

RANGKAIAN DAUN | 38

RANGKAIAN DAUN | 39

PENDAHULUAN

RANGKAIAN JANUR

Janur adalah daun kelapa yang masih muda,

berwarna kuning keemasan, dan mudah didapat di seluruh

penjuru tanah air. Bagi masyarakat Hindu di Bali seni

merangkai janur juga disebut “mejejahitan”, suatu prakarya tangan dengan bahan utama janur

dan aneka dedaunan. Disebut jejahitan karena cara merangkainya menggunakan teknik jahit

dengan memakai biting/semat, yaitu belahan bambu yang kecil.

Pengertian mejejahitan tidak hanya terbatas pada pekerjaan menjahit dedaunan saja,

tetapi juga meliputi anyam-menganyam, merangkai, serta mengikat.

Dalam menjahit atau menggunakan biting, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan,

yaitu :

Jarak yang sama

Arah yang sama

RANGKAIAN DAUN | 40

Dengan teknik tersebut kita dapat menghasilkan pengulangan jahitan biting yang sama

dan rapi sehingga menghasilkan keindahan tersendiri. Kecermatan akan menghasilkan kerapian

sehingga rangkaian yang terbentuk akan mrnjadi indah dan harmonis.

Kemajuan teknologi juga telah memengaruhi cara merangkai janur dengan

memperhitungkan efektivitas waktu yang diperlukan untuk merangkai, sekarang ini kedudukan

biting/lidi/semat telah digantikan oleh staples. Alat ini akan lebih memudahkan kita dalam

merangkai dengan waktu yang lebih singkat. Namun kita harus tetap mengedepankan estetika

yang tinggi.Untuk itu, arah dan jarak staples tetap harus diperhatikan.

Masyarakat Jawa mengartikan janur sebagai “sejatining nur” yang artinya cahaya sejati.

Etimologi Jawa itu menyatakan bahwa dalam mengarungi kehidupan ini manusia

membbutuhkan cahaya agar dapat melihat dengan jelas hal-hal yang baik dan yang buruk

sehingga dapat mengambil langkah yang benar.Cahaya itu datang dari Alloh Yang Maha

Mengetahui,maka kita sebagai manusia hendaknya senatiasa ingat kepada-Nya.

RANGKAIAN DAUN | 41

HAL YANG DIPERLUKAN

DALAM MERANGKAI JANUR

1. CARA MEMEGANG PISAU

Cara memegang pisau yang baik adalah ibu jari berada di atas

tangkai pisau, jari tengah berada di bawahnya dan tidak menyentuh

bagian pangkal mata pisau. Jari telunjuk menempel di sebelah kanan

mata pisau dengan posisi miring.

Pada waktu memotong, janur berada diantara mata pisau dan jari

telunjuk. Jari telunjuk berfungsi sebagai penyangga bahan yang akan

dipotong sehingga tidak robek, sedangkan yang menekan/mendorong

pisau adalah ibu jari. Pilih pisai yang pangkal mata pisaunya tumpul

sehingga lebih aman dipakai.

2. CARA MEMILIH JANUR

Cara memilih janur yang benar supaya hasil akhir rangkaian bisa

rapi antara lain :

Pilih daun janur yang sama panjang

Pilih daun janur yang sama lebar

Pilih daun janur yang tulang daunnya searah

Pilih daun janur yang warnanya sama atau sesuai desain

RANGKAIAN DAUN | 42

3. SIFAT JANUR

Janur mempunyai kadar air yang banyak sehingga kalau diiris

daunnya lenkas mengering. Kadar air tersebut keluar dengan mudah dan

cepat. Untuk itu, hindari desain yang banyak menggunakan irisan untuk

acara yang memakan waktu lama karena selain kering, warna janur

akan berubah menjadi kecoklatan.

4. FILOSOFI JANUR

Pada hakekatnya, berbagai desain janur yang telah dilengkapi

gengan bunga, dedaunan, buah, jajan pasar, wewangian (dupa), dan

lain-lain merupakan sarana sesaji(sajen) yang dibuat untuk

mengungkapkan rasa syukur atas anugrah yang diberikan oleh Sang

Hyang Widi, Sang Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam

beberapa kesempatan, janur dapat digunakan sebagai sarana tolak

bala-menangkal kejahatan atau menghindar dari maksud

buruk/kejahatan. Janur memiliki aura yang kuat, tingga bagaimana kita

memahami makna yang tersirat.

5. PERALATAN

Pisau yang tajam

Biting/lidi/semat

RANGKAIAN DAUN | 43

Staples dan stapler

Benang/tali rafia

Jarum pentul

Kawat

Pines/paku

Lain-lain : Kain warna-warni (merah, putih, kuning, hijau, emas,

perak) dan asesori lainnya sesuai desain

6. MATERI/BAHAN

Materi/bahan yang digunakan : aneka bunga dengan aneka

macam warna, dedaunan, buah-buahan, sayur-sayuran, jajan pasar,

dan lain-lain.

RANGKAIAN DAUN | 44

TIPZPRAKTIS

DALAM MERANGKAI JANUR

Berikut ini diberikan beberapa saran yang sangat menunjang bagi anda

yang hendak merangkai dau janur untuk menghasilkan karya seni, antara lain:

1. Biasakan memegang janur dengan tangan kiri, sementara pisau berada di

tangan kanan.

2. Pangkal daun janur hendaknya menghadap ke arah depan, karena yang

dibutuhkan pertama kali dari daun janur tersebut adalah pada bagian

pangkalnya.

3. Cara memotong, mengerat atau mengirisnya usahakan selalu dari arah

bawah menuju ke atas.

4. Jika anda memotong daun janur, hendaklah sudut potongan anda berkisar

antara 25 derajat. Dengan sudut potong 25 derajat akan memudahkan

ketika menggabungkan atau merangkainya.

5. Gunakan selalu steples untuk menggabungkan helai-helai daun janur.

6. Jika anda membutuhkan potongan-potongan daun janur yang sangat

banyak jumlahnya biasakan untuk membuat patron atau mal contohnya

terlebih dahulu. Mal atau patron dapat dibuat dari janur atau karton

tebal.dengan adanya mal ini akan mempermudah pekerjaan untuk

menghasilkan potongan janur yang dikehendaki dalam jumlah banyak

RANGKAIAN DAUN | 45

TIPZPRAKTIS

MENGAWETKAN RANGKAIAN JANUR

1. Rendam daun janur di dalam air sebelum digunakan. Perendaman ini

akan membuat janur lebih tahan lama.

2. Setelah selesai memotong janur, simpan baik-baik dalam posisi yang

aman. Hindari posisi menekuk atau terlipat, karena hal itu akan

berdampak buruk pada kualitas janur yang akan digunakan. Bekas lipatan

akan mengakibatkan kerusakan pada daun janur.

3. Setelah selesai merangkai janur, semprot dengan air yang diberi

campuran obat sakit kepala yang banyak beredar pada masyarakat luas

agar rangkaian janur awet dan tetap segar.

RANGKAIAN DAUN | 46

JENISJENIS

LIPATAN JANUR

1. TULANG LINDUNG

Merupakan hiasan yang dibuat dari sehelai janur dengan cara melipat

daun janur yang telah dipisahkan dari lidinya. Biasanya digunakan untuk

melengkapi hiasan sesajen.

Teknik Melipat :

1. Lepaskan janur dari lidinya 10 cm dari pangkal daun. Pilih janur yang

bagus dan lurus.

2. Untuk memulai, kaitkan daun janur sebelah kanan dengan sebelah kiri.

3. Lanjutkan melipat daun janur kanan dan kiri secara bergantian sampai

ujung daun.

4. Ujung daun janur dililitkan pada lidi dan ikat untuk menguncinya.

RANGKAIAN DAUN | 47

2. SRITI/SWALLOWS

Teknik melipat:

1. Ambil sebatang janur, buat

irisan dengan kemiringan

45, beeri jarak 5-7 cm

diantara dua irisan.

2. Sobeklah janur pada ujung

lidi, kira-kira 2-3 cm untuk

memudahkan lipatan.

3. Lipatlah sobekan janur

kanan dan kiri menjadi satu

di atas lidi.

4. Selesaikan semua irisan

dengan lipatan yang

sama.

RANGKAIAN DAUN | 48

3. BINTANG

Hiasan janur berbentuk bintang merupakan lipatan khusus dari sehelai janur

yang biasanya digunakan sebagai pemanis/hiasan.

Teknik Melipat:

1. Gunakan ujung janur,

awal dengan bentuk

segitiga dari atas terlebih

dahulu.

2. Tutup dengan daun janur

yang ada di bawahnya.

3. Lanjutkan pembuatan

segitiga secara

bergantian.

4. Selesaikan sampai ujung daun. Jika ingin mendapatkan bentuk yang lebih

besar sesuai desain, anda harus menyisipkan janur baru.

RANGKAIAN DAUN | 49

4. CEPER

Penggunaan Ceper hampir sama dengan Taledan, tetapi digunakan

untuk persembahan yang jumlahnya sedikit. Ceper sering diganti dengan piring

kecil atau dengan kreativitas bentuk Ceper bisa diletakkan di mangkuk. Kreasi

ini bisa digunakan sebagai wadah bunga yang dapat diletakkan di meja tamu

atau sudut ruangan sesuai kebutuhan

Teknik Melipat:

1. Pilih janur yang lurus dengan kelebaran

cukup. Bukalah helai daunnya dan

irislah helai daun sebelah kanan

sebanyak 4 kali.

2. Lidi dipatahkan terlebih dahulu pada

bagian yang helai daunnya terpotong

lalu dilingkarkan sehingga membentuk

segi empat.

3. Jahit pada setiap lipatannya (disemat

atau distapes) supaya kuat.

4. Sisipkan janur dibagian tengahnya dengan panjang yang sama. Usahakan

agar sambungannya ada disebelah kanan.

RANGKAIAN DAUN | 50

5. TAMAS

Bentuknya bulat, biasanya digunakan sebagai alas sesajen. Tamas dibuat

dari daun janur maupun enau. Tamas dapat dikreasikan menjadi vas bunga.

Teknik Melipat :

1. Pilih janur yang lidinya lurus dan sama

besarnya. Potonglah sesuai dengan

besar Tamas yang akan dibuat.

2. Potongan janur dibuka sehingga helai

daun ada di kanan dan di kiri. Potongan

tersebut distaples sedemikian rupa

sehingga saling berhadapan.

3. Tambahkan satu per satu hingga

terbentuk sebuah bundaran.

4. Selanjutnya lembar demi lembar ditekuk keatas 2 cm (=2 jari). Setelah

semuanya tertekuk, berilah bngkai dari sehelai janur.

RANGKAIAN DAUN | 51

6. WAKUL PISANG

Merupakan wadah yang terbuat dari daun janur/enau yang dijahit

sedemikian rupa menjadi suatu wadah. Biasanya digunakan untuk tempat

kacang-kacangan, umbi-umbian, atau buah-buahan.

Teknik Melipat :

1. Pilih janur yang lidinya lurus dan helai

daunnya sama lebarnya. Irislah dengan

ukuran yamg sama ( 15-20 cm).

2. Susunlah helai janur yang sudah

menjadi potongan yang sama panjang

seperti membuat Tamas.

3. Tekuklah ujung daun ke atas 1/3

panjang potongan dan disusun satu

sama lain.

4. Setelah semua tersusun, buatlah bingkai dari sehelai janur. Jadilah wakul

pisang sebagai wadah apa saja, tergantung kreativitas dan kepekaan kita

dalam mengembangkan bentuk ini kedalam tatanan baru.

RANGKAIAN DAUN | 52

7. PAJANG ILANG

Dibuat dari 12-15 helai janur yang masih berada dalam pelepahnya,

ditipiskan dan dianyam menjadi satu wadah berbentuk keranjang yang sangat

indah. Di Keraton Yogyakarta, panjang ilang bisa dipakai sebagai tempat

makanan dan lauk pauk yang dapat dibawa pulang oleh tamu tanpa harus

mengembalikan wadahnya.

Teknik Melipat :

1. Potonglah 15 helai janur yang masih dalam pelepah yang telah

dibelah.

RANGKAIAN DAUN | 53

2. Tipiskanlah pelepah untuk memudahkan anda dalam membuat

lengkungan sebagai alas panjang Ilang.

3. Buatlah lengkungan sehingga membentuk bulatan dan ikatlah kuat-

kuat dg benang.

4. Pastikan janur menghadap ke atas. Mulailah menganyam dari helai

janur mana saja sesuai arah lidi yg terbentuk ke arah atas-bawah-atas

secara berurutan sampai selesai.

5. Janur yang tersisa diselipkan melintang melewati garis tengah tepat

berhadapan.

6. Dibuat berurutan sampai selesai.

RANGKAIAN DAUN | 54

8. TAMIANG

Digunakan secara khuusus pada hari raya kuningan untuk menyertai

lamak dan digantungkan pada sudut-sudut bangunan.

Teknik Melipat :

1. Pilihlah janur yang lebar

helai daunnya sama dan

lurus. Irislah janur dengan

desain tang telah dipilih.

2. Kaitkan irisan desain janur.

3. Kaitkan helai demi helai

irisan janur dengan staples.

4. Kaitkanlah irisan janur

secara berurutan

sehingga membentuk

bulatan.

5. Untuk mrnggantung Tamiang, biasanya diberi tali dan dibuatkan dari ujung

janur desain paku pipid.

RANGKAIAN DAUN | 55

9. CANANG SARI

Canang Sari adalah susunan janur yang berbenuk bulat dengan ukuran

dan desain tertentu sebagai tempat bunga untuk sesajen. Canang Sari bisa

berbentuk sederhana dengan 4-5 helai janur.

Teknik Melipat :

1. Janur dipotong sesuai desain dan

ujungnya dipotong menyerong, lebih

baik digunakan pucuk janur agar desai

yang terbentuk tidak kaku.

2. Lidi bagian bawah dihilangkan dan

irislah bagian dalm helai janur 55-6

irisan.

3. Tekuk dua helai janur yang telah diiris ke

arah bawah dan sematkan agar tidak

lepas.

4. Bagian atas potongan

dikaitkan/disematkan.

5. Satu pe satu dikaitkan secara berurutan dirangkai menjadi satu sehingga

berbentuk bundar.

RANGKAIAN DAUN | 56

10. KETUPAT

Ketupat merupakan lipatan dari

dua helai janur yang telah dipisahkan dari

lidinya, dianyam sedemikian rupa menjadi

suatu bentuk anyaman bersudut empat

yang biasanya diisi beras sebagai

makanan pengganti nasi. Ketupat dapat

dibuat berbagai ukuran sesuai dengan

keinginan.

Teknik Melipat :

1. Ambilah 2 helai janur dan lingkarkanlah 3 di jari-jari tangan kanan dan kiri

dengan arah yang berlawanan.

2. Masukkan janur ditangan kanan, secara bergantian dengan teknik anyam.

3. Tangan kiri memegang erat agar tidak terlepas.

4. Tariklah pelan-pelan ujung janurnya di antara jari-jari sebagai penopang

agar terbentuk anyaman.

5. Anyamlah kedua pangkal janur secara bergantian hingga bentuk ketupat

kelihatan jelas.

6. Tariklah pangkal dan ujung janur untuk mempererat anyaman.

RANGKAIAN DAUN | 57

11. KIPAS

Kipas dibuat dari beberapa helai janur

dengan panjang tertentu, dilipat menjadi

dua yang sama panjang dan ikatlah kuat-

kuat dengan cara iris serong sisi kanan kiri

janur sehingga membentuk ujung yang

runcing, untuk memudahkan janur

diikembangkan untuk membentuk kipas.

Irisan janur ornamen kipas dapat dibuat

sesuai dengan ide kreeatif perangkai.

Teknik Melipat :

1.Tumpuklah janur dalam ukuran tertentu dan tekuk/lipat menjadi 2 bagian

yang sama.

2.Irislah ujung janur sesuai dengan desain (misalnya berbentuk runcing).

3.Buatlah irisan di 1/3 janur untuk memudahkan penyusunan.

4.Iris pangkal janur meruncing, jangan sampai putus dan ikatlah erat-erat

dengan tali.

5.Susunan janur dengan cara menyelipkan janur satu sama lain denngan

irisan yang telah terbentuk.

RANGKAIAN DAUN | 58

12. BLEKETEPE

Bleketepe merupakan anyaman janur yang dibuat tanpa membuang

lidinya, dibuka dan masih berada dalam pelepahnya. Biasanya jumlahnya 12-

15 helai janur. Bentuk ini biasanya digunakan dalam upacara adat menjelang

upacara sirama pengantin jawa. Bentuk anyaman bleketepe ini dapat menjadi

sumberr inspirasi untuk membuat rancangan dengan memakai desain

anyaman.

Teknik Merangkai :

1. Potonglah pelepah janur menjadi dua, dan

ambilah dengan jumlah janur 12-15 helai

dan tipiskan dan rapikan pelepahnya.

2. Iris janur pada pangkalnya sampai ke lidi

untuk memudahkan membuat lipatan.

3. Anyamlah secara berurutan, dua janur

menyilang satu sama lain.

4. Selesaikan helai demi helai sampai seluruh

panjang janur teranyam.

RANGKAIAN DAUN | 59

13. LOMBOK

Teknik merangkai:

1. Ikatlah lima helai janur pada lidinya

dengan jarak 5-20 cm dari pangkal

janur.

2. Anyaman janur tersebut dengan

telebih dahulu membuat silangan

dan membentuk sudut yang

meruncing.

3. Mulailah mengayam secara

bergantian berurutan.

4. Selesaikan sampai ujung janur dan

ikatlah erat-erat agar tidak mudah

terlepas.

RANGKAIAN DAUN | 60

14. KARANG MELOK

Karang Melok janur ini tercipta

manakala waktu itu tidak menemukan

bunga asli yang dapat dirangkai,

sehingga terciptalah Karang Melok

janur yng fungsinya sebagai pengganti

bunga asli, dan dapat juga digunakan

sebagai aksesoris/penunjang yang

memperindah suatu rangkaian.

Teknik merangkai:

1. Ambillah 2 helai janur, pilih yang sama panjang dengan lidi yang lurus,

lebar helai janurnya ± sam dan lepaskanlah janur dari lidinya.

2. Untuk membuat alasnya, janur ditumpuk satu sama lain dan lipatlah 1/3

dari panjang janur.

3. Anyamlah lipatan satu sama lain dan dikaitkan secara berurutan. Setelah

jadi, lipatlah sekali lagi dan dikunci agar hasilnya tetap terjaga dengan

baik dan stabil.

4. Mulailah menganyam dengan janur yang lebih panjang terlebih dahulu

secara berurutan.

5. Kemudian baliklah, janur yang pendek dilkukkan dan disispkan pada

lptan janur yang tebentuk.

6. Begitu seterusnya sampai keempat helai janur selesai disisipkan.

RANGKAIAN DAUN | 61

15. SAMPIAN PAYASAN

Merupakan alas berbentuk

segitiga yang disebut tangkih dan

bagian alasnya berbentuk hiasan

yang melambangkan subang(sama

dengan giwang), sisir, cermin sering

pula disebut suatu “pelawa”.

Sampian ini diisi dengan bunga-

bunga dan daun sebagai bagian

dari sesajen pesucian.

Cara merangkainya:

1. Ambillah sehelai janur irislah sesuai desain.

2. Tekuk janur pada irsan janur tersebut.

3. Ujung-ujung janur disatukan membentuk segitiga.

4. Irislah sehelai janur untuk bagan atas sesuai dengan rancangan desain

±10-15 cm.

5. Bualah hiasan meligkar pada ujung-ujung janur dan sematkan hiasan

ligkaran tersebut agar tidak terlepas.

6. Sematkanlah diatas Sampian Payasan.

RANGKAIAN DAUN | 62

16. TELEDAN

Merupakan irisan janur yang disusun menjadi bentuk segi empat dengan sisi

yang sama. Di Bali, Taledan digunakan sebagai alas persembahan yang terdiri

dari nasi dan lauk pauk, makanan, jajan pasar, buah-buahan, sirih beserta

kelengkapannya ataupun bunga-bunga tergantung kebutuhan besar-kecilnya

taledan. Taledan bisa dikembangkan menjadi wadah untuk merangai bunga

yang telah dirancang baik desain maupun penempatannya dalam ruang.

Cara merangkainya:

1. Iris dengan ukuran yang sama sesuai desain.

2. Dua helai potongan janur distaples pada ujung-ujungnya.

3. Janur yang satu terbuka dan yang lain menjepitnya.

4. Selesaikan berurutan sesuai panjang potongan janur kemudian staples

bagian bawah dan semua sisi lainnya.

RANGKAIAN DAUN | 63

17. PECUT

Cara merangkai:

1. Pilih janur yang baik, segar dan

lurus. Pisahkan janur dengan

lidinya dengan jarak ±10 cm dari

pangkalnya.

2. Lipatlah saling menyilang secara

bergantian (janur yang mengkilap

menghadap keatas/tampak dari

luar).

3. Selesaikan hingga diujung janur

dan ikat agar janur tidak teruai

kembali.

4. Masukkan kawat ukran 20 cm

sepanjang janur. Ikatlah kawat

dengan lidi pada ujung pangkal

janur. Pecut yang sudah diberi

kawat dapat dengan mudah

digulung atau dilipat sesuai

dengan desain.

RANGKAIAN DAUN | 64

18. KERIS-KERISAN

Cara merangkai:

1. Untuk mendapatkan bentuk keris yang

baik, pilih janur yang lurus dan

hilangkan sebagian daun dari lidinya.

2. Untuk mengawali, lipatlah janur

pertama (atas) tegak lurus melintang

lidi.

3. Teruskan dengan melipat janur kedua

(bawah) menumpuk diatas janur

pertama tetapi tetap agak lurus diatas

lidi.

4. Teruskan cara diatas hingga ujung

janur, kemudian lilit dan ikat janur agar

tidak lepas.

RANGKAIAN DAUN | 65

19. KEMBANG DUREN/ TRI KONA/ PEKIR

Cara merangkai:

1. Siapkan janur yang baik dan

lurus. Lepaskan dari lidinya.

2. Siapkan lidi/biting untuk semat

atau gunakan staples.

Sematkan pangkal janur

menjadi satu.

3. Lipat janur yang berada diatas

melingkar kekanan, balik kekiri,

lalu semat dengan

menggunakan lidi atau staples.

4. Teruskan membuat lipatan

bolak-balk disemat, dilipat lagi,

begtu seterusnya sampai

janurnya habis. Jika memerlukan

yang lebih panjang, sambung

janur hingga mendapatkan

yang diinginkan.

RANGKAIAN DAUN | 66

20. KEMBANG SERAI

Cara merangkai:

1. Ambilah sebatang janur. Iris kecil- kecil

mulai dari pangkalnya dengan jarak ½

cm dan kemiringan 450 (lebih miring baik).

2. Pisahkan lidi dengan daunnya, ±5 cm dari

pangkalnya.

3. Daun yang yang sudah diiris dilingkarkan

pada lidi sampai ujung atas.

4. Kemudian ikat dengan meenggunakan

benang atau jahit menggunakan

lidi/biting/staples agar daun tidak terurai.

RANGKAIAN DAUN | 67

21. CLOROT

Merupakan janur yang berbentuk kerucut,

dibuat dari janur yang telah dihilangkan lidinya.

Digunakan sebagai penutup makanan.

Cara merangkainya:

1. Lipatlah daun janur yang telah

dibersihkan dari lidinya.

2. Buatlah segitiga.

3. Lilitkan secara berurutan.

4. Selesaikan lilitan sampai kepangkal janur.

RANGKAIAN DAUN | 68

ANEKAGAMBAR

RANKAIAN JANUR

1. TULANG LINDUNG 2. SRITI/SWALLOWS

3. BINTANG 4. CEPER

RANGKAIAN DAUN | 69

5. TAMAS 6. WAKUL PISANG

7. PANJANG ILANG 8. TAMIANG

RANGKAIAN DAUN | 70

9. CANAN SARI 10. KETUPAT

11. KIPAS 12. BLEKETEPE

RANGKAIAN DAUN | 71

13. LOMBOK 14. KARANG MELOK

15. SAMPIAN PAYASAN 16. TELEDAN

RANGKAIAN DAUN | 72

17. PECUT 18. KERIS-KERISAN

19. KEMBANG DUREN/ TRI KONA/PEKIR 20. KEMBANG SERAI

RANGKAIAN DAUN | 73

21. CLOROT

RANGKAIAN DAUN | 74

SIRIP

Cara memotongnya:

Gambar 2 A: Ambillah sehelai janur yang baik dan

irislah ± 10 cm, tiap potongan-potongan tadi diteruskan

kedalam sehingga membentuk potongan persegi

panjang. Potonglah dari pangkal keujung.

Cara merangkainya:

Gambar 2 B : Bagian irisan tadi dilekukkan keluar

digabungkan kedaun semula. Cara melekukkan janur

tadi bersamaan lalu peganglah dengan erat. Ambillah

steples lalu jepretkan bersama sama. Dibiting dengan lidi

biasa, tetapi yang lebih praktis dengan steples., hingga

janur nmembentuk seperti rantai.

Penggunaannya:

Sirip gunanya untuk umbul umbul lampion dan hiasan dinding.

RANGKAIAN DAUN | 75

GAMBAR 2 C

Cara memotongnya:

Ambillah sehelai janur lalu irislah mulai dari

pangkal keujung ± 5 cm irislah membentuk sudut 30°.

Setelah ini bagian tepi irislah sedikit sebagai

penyangkal anyaman.

Cara merangkainya:

Daun janur dibuka kembali lalu merangkainya

lidi disebelah muka, lalu daun bagian kiri ditekuk

kemuka, dan selanjutnya daun yang kiri dilekukkan

kedalam daun kanan sehingga kedua daun tadi menyangkal kedaun kanan

dan kiri.

Penggunaannya:

Untuk hiasan umbul-umbul.

RANGKAIAN DAUN | 76

GAMBAR 2 D

Cara memotongnya:

Ambillah sehelai janur, potong bagian

pangkal telebih dahulu memotong janur

berbentuk sudut 60°. Memotong dari bagian

bawah menuju keatas.

Cara merangkainya:

Daun janur bagian kiri dilipatkan kedalam

lalu yang kanan dimasukkan kekiri sehingga janur

bersilang, lidi harus dibagian depan.

Gunanya:

Untuk menambah variasi umbul-umbul.

RANGKAIAN DAUN | 77

GAMBAR 2 E

Cara memotongnya:

Ambillah 4 helai daun janur, rangkaplah

jadi satu dan potonglah bagian bawah dulu

lalu ikatlah dengan benang. Seterusnya

potonglah dibawah keatas; potongan bagian

dalam potonglah sedikit. Daun janur diikatkan

dari bagian bawah keatas.

Cara merangkainya:

Merangkai janur ini dibagi menjadi dua

yang bagian kanan 4 daun irisan dan bagian

kiri 4. Rangkailah janur tersebut mulai dari

potongan dalam kepotongan dalam lainnya

sehingga terbentuklah sirip sirip.

Gunanya:

Untuk hiasan dinding.

RANGKAIAN DAUN | 78

GAMBAR 2 F

Cara memotongnya:

Ambillah sehelai daun janur potonglah

bagain bawah, lalu bagian tepi irislah keatas dan

irisan tujukan kedalam. Memotongnya dari

bawah keatas.

Cara merangkainya:

Melipatkan daun janur bagian kiri disisipkan

kedaun bagian kanan, lidi dibagian dalam.

Gunanya:

Untuk hiasan umbul-umbul.

RANGKAIAN DAUN | 79

GAMBAR 2 G

Cara memotongnya:

Memotong dari bagian bawah terus kebagian atas,

potongan harus sama. Gambar ini membutuhkan satu janur

lagi.

Cara merangkainya:

Daun bagian kiri dari bagian kanan dirangkap jadi

satu, hanya tinggal membalikkan lidi, lidi misalnya

menghadap kemuka maka irisan dilekuk kebelakang.

Jepretlah janur masing-masing.

Gunanya:

Sebagai hiasan umbul-umbul.

RANGKAIAN DAUN | 80

GAMBAR 2 H

Cara memotongnya:

Sehelai daun janur diiris mulai dari bagian

bawah. Mengiris harus memberi anggang-

anggang keirisan lainnya.

Cara merangkainya:

Daun dibuka kembali bagian tengah-tengah

lidi. Dijepret (dengan steples) hingga daun tidak

bisa kembali lagi hingga janur tetap membuka.

Gunanya:

Untuk kembar mayang, untuk umbul-umbul.

RANGKAIAN DAUN | 81

APLIKASI

RANGKAIAN JANUR

RANGKAIAN DAUN | 82

RANGKAIAN DAUN | 83

RANGKAIAN DAUN | 84

RANGKAIAN DAUN | 85

DAFTAR RUJUKAN

Dewabrata, Entik Padmini. 2009. Tatanan Baru Rangkaian Janur Gaya Indonesia. Gramedia

Pustaka Utama : Jakarta .

Erwin, Lilly.2004. Aplikasi Unik Seni Lipat Daun Sebagai Wadah Antaran. Gramedia Pustaka

Utama : Jakarta

Erwin, Lilly.2008. Dekorasi Lipat Daun untuk Jamuan Pesta. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Dewabrata, Entik Padmini. 2009. Tatanan Baru Rangkaian Janur Gaya Indonesia. Gramedia

Pustaka Utama : Jakarta.

Erwin, Lilly.2004. Aplikasi Unik Seni Lipat Daun Sebagai Wadah Antaran. Gramedia Pustaka

Utama : Jakarta

Erwin, Lilly.2008. Dekorasi Lipat Daun untuk Jamuan Pesta. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Dewabrata, Entik Padmini. 2009. Tatanan Baru Rangkaian Janur Gaya Indonesia. Gramedia

Pustaka Utama : Jakarta.

RANGKAIAN DAUN | 86

TENTANG PENULIS

Nur Aini Fitri lahir di kota Lumajang. Telah menyelesaikan SD di

MI Islamiyah Kalibendo, SMP di SMP Negeri 1 Pasirian, dan

melanjutkan SMA di SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Saat ini

sedang menempuh S1 Pendidikan Tata Boga di Unversitas Negeri

Malang.