Upload
zhie-al-muhajirin
View
219
Download
30
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Rangkaian resonansi
Citation preview
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 1
33
Rangkaian Resonansi (2)
Pada akhir Modul-2 dibahas rangkaian tuning Single-Tuned, dan akan dilanjutkan pada
Modul-3 ini rangkaian tuning Double-Tuned. Sebelum membahasnya, kita pahami dulu
pengertian faktor kopling, k, atau koefisien kopling.
Koefisien kopling, adalah ukuran berapa banyak flux magnet yang dihasilkan kumparan
primer dapat tercakup oleh luasan kumparan sekunder. Pengertian definisi koefisien
kopling dapat lebih dimengerti bila memperhatikan dua contoh susunan kumparan pri-
mer sekunder yang ditunjukkan pada Gbr-1. Arah panah menunjukkan cara mengubah
nilai k.
(a) (b)
Gbr-1 Susunan kumparan primer-sekunder
(a) berhadapan; (b) berurutan.
Pada rangkaian audio, koefisien kopling dikehendaki sebesar 1,0 yang umumnya hanya
dapat dicapai pada nilai 0,9 ~ 0,99. Sedang pada rangkaian RF, koefisien kopling terse-
but umumnya dibuat antara 0,01 ~ 0,05; karena berkaitan dengan selektifitas rangkaian
tuning, yaitu bandwidth yang tertentu besarnya oleh hubungan,
sp
p
s
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2
B = k.fO (3-1)
3.1. Rangkaian Tuning Ganda
Pada rangkaian tuning ganda (double tuned circuit) seperti Gbr-2 terlihat, terdapat satu
pasang rangkaian tuning tunggal seperti telah dibahas pada Modul-2. Masing-masing
rangkaian tuning tersebut dapat ditala terpisah. Seandainya kedua rangkaian tuning ter-
sebut ditala pada frekuensi resonansi yang sama, fo, kondisi ini disebut sebagai synchro-
nously tuned, dan dapat terjadi tiga keadaan, yaitu :
Overcoupled, dimana k > kc
Critically coupled, dimana k = kc
Undercoupled, dimana k < kc
Gbr-2 Rangkaian tuning ganda
(double tuned circuit).
Pada rangkaian tuning ganda, kedua induktor saling menginduksi sehingga dihasilkan
nilai mutual inductance, M, yang besarnya,
M = k sp LL (3-2)
dimana,
k = faktor kopling antara kumparan primer dan sekunder
Lp, Ls = induktansi kumparan primer, sekunder
Sementara untuk tiga keadaan kopling di atas, ditentukan oleh nilai faktor kopling ma-
sing-masing yang dibandingkan dengan nilai kc , yaitu nilai faktor kopling dalam keada-
an kopling kritis. Nilai kopling kritis sendiri ditunjukkan oleh persamaan (3-3),
kc = spQQ
1 ............................................................. (3-3)
M
Cp
Cs
Ls
Lp
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 3
dimana,
Qp = faktor kualitas kumparan primer
Qs = faktor kualitas kumparan sekunder
Bila kedua rangkaian tuning identik, maka berlaku hubungan seperti dinyatakan pada
persamaan (3-4). Ketiga kondisi kopling mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan
pada Gbr-3.
kc.Q = 1 .................................................................. (3-4)
Gbr-3 Karakteristik tanggapan frekuensi
rangkaian tuning ganda untuk
over, critical, dan under coupled.
Bila dalam keadaan synchronously tuned dan kedua rangkaian tuning tersebut identik
serta critically coupled, maka 3 dB bandwidth double-tuned circuit tersebut adalah,
B3dB = Q
fo2 . (3-5)
yaitu, 2 x bandwidth single-tuned.
Dynamic resistance untuk rangkaian double-tuned ini ditentukan dari hubungan sebagai
berikut. Tanda apostropi, , pada nilai RD persamaan (3-6) menunjukkan perbedaan de-
ngan nilai RD.
RD = sp
D
QQk
R21
..................................................... (3-6)
dimana RD adalah dynamic resistance rangkaian tuning primer, yaitu, po
p
C
Q.
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 4
Contoh Soal 3-1. Suatu rangkaian tuning dobel, primernya mempunyai faktor
kualitas sebesar 100, yang beresonansi pada frekuensi 1 MHz. Primer ini mempu-
nyai kapasitor sebesar 200 pF. Sedang sekundernya mempunyai nilai induktansi
sebesar 0,13 mH dan dibebani tahanan sebesar 5 k. Antara primer dan sekun-
dernya tergandeng dengan faktor kopling k = 0,2. Tentukan nilai dynamic resis-
tance pada keadaan resonansi tersebut ?
Jawaban :
RD = p
p
C
Q
O
= 126 10200102
100
xxx = 79,6 k
Qs = L
sO
R
L =
3
36
105
1013,0102
x
xxx = 0,163
Jadi, RD = sp
D
QQk
R21
= 163,01002,01
6,792 xx
= 48 k
3.2. Rangkaian Staggered Pair
Kalau sekarang masing-masing rangkaian tuning tersebut ditala pada frekuensi resonan-
si yang berbeda dan simetri terhadap frekuensi fo , serta gandengan dalam keadaan cri-
tically coupled, maka rangkaian tuning ganda ini dinamakan staggered-pair. Rangkaian
staggered-pair tersebut mempunyai kurva tanggapan frekuensi seperti ditunjukkan pada
Gbr-4. Sementara 3 dB bandwidth besarnya adalah,
B2 = 2 B1 ............................................................. (3-7)
dimana,
B2 = bandwidth staggered-pair
B1 = bandwidth pada saat synchronously tuned dan identik.
Perbedaan antara kondisi overcoupled dan staggered-pair dapat diringkaskan seperti
ditulis pada Tabel 3-1.
Zo
0,707 Zo
fop
fo
fos
f (Hz)
B
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 5
Gbr-4 Karakteristik tanggapan frekuensi
staggered-pair.
Tabel 3-1 Perbedaan Overcoupled vs. Staggered-pair
I t e m
Overcoupled
Staggered-pair
Kopling
Frekuensi resonansi
Bandwidth
Pada kondisi kopling over
Ditune pada frekuensi re-
sonansi yang sama (syn-
chronously tuned) kedua
rangkaian tuning.
B1
Pada kondisi kopling kritis
Ditune pada frekuensi re-
sonansi yang berbeda ke-
dua rangkaian tuning.
2 B1
Nampak pada Gbr-4, bahwa kurva karakteristik staggered-pair mirip dengan karak-
teristik double-tuned dalam keadaan overcouple, serta nilai bandwidth yang sesuai de-
ngan persamaan (3-6).
3.3. Nilai Empirik k
Nilai empiris koefisien kopling adalah 1,5 kali nilai koefisien kopling kritis atau sedikit
overcoupled,
kempiris = 1,5 kc .......................................................... (3-8)
Pada kondisi kopling yang diberikan persamaan (3-8), kurva tanggapan frekuensi yang
dihasilkan akan curam pada tepinya sehingga akan memberikan pemisahan yang tajam
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 6
bagi frekuensi-frekuensi di luar bandwidth, disebut sebagai quick rejection. Berkaitan
dengan kondisi ini, terdapat satu kemampuan rangkaian tuning ganda, yaitu selektifitas,
yang didefinisikan sebagai kemampuan melewatkan sinyal pada satu pita frekuensi yang
terbatas dan menahan semua frekuensi di luar pita tersebut. Kemampuan ini dapat di-
anggap sebagai derajat-kesempitan rangkaian tuning. Ternyata bahwa, selektifitas rang-
kaian tuning ganda lebih bagus dari rangkaian tuning tunggal (single tuned circuit).
Contoh Soal 3-2. Suatu DT circuit beresonansi pada frekuensi 455 kc/s dengan
bandwidth sebesar 10 kHz. Tuning primer dan sekundernya masing-masing mem-
punyai kumparan dengan nilai induktansi sebesar 100 H dan faktor Q = 80.
a). Berapakah nilai C rangkaian tuning tersebut ?
b). Hitung koefisien kopling yang diperlukan ?
c). Hitung nilai koefisien kopling kritisnya ?
d). Bagaimana keadaan koplingnya ?
Jawaban :
a). Cs = Cp
fO = LC2
1 C =
LfO224
1 =
)10100()10455(4
16232 xx
= 1,22 nF
b). k = B / fO = 3
3
10455
1010
x
x = 0,022
c). kC = spQQ
1 =
80
1 = 0,0125
d). Karena faktor k kC , maka kondisi kopling DT tersebut adalah overcoupled
Contoh Soal 3-3. A double-tuned RF transformer is to have a resonant frequen-cy of
10.7 MHz and a bandwidth of 200 kHz. This circuit is used in an IF ampli-fier of
an FM receiver. Across each of the two transformer coils is a 100 pF capa-citor.
(a) Determine the inductance of each of the coils,
(b) Find the required coefficient of coupling,
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 7
(c) If the required coefficient of coupling is equal to the desirable coefficient of
coupling, calculate the crtical coupling for this circuit,
(d) Determine the Q of the primary and the Q of the secondary, assuming that
both are the same.
Jawaban :
a). Cs = Cp
fO = LC2
1 L =
CfO224
1 =
)10100()107,10(4
112262 xx
= 2,212 H
b). k = B / fO = 6
3
107,10
10200
x
x = 0,0187
c). Sesuai persamaan (3-8), maka nilai koefisien kopling tersebut sebesar,
k = 1,5 x kc kc = 5,1
k =
5,1
0187,0 = 0,0125
d). kc = spQQ
1 =
Q
1 Qp = Qp =
ck
1 = 80,21
Contoh Soal 3-4. Suatu DT RF circuit mempunyai faktor kualitas masing-ma-sing
75 dan 125 untuk primer dan sekundernya. Tentukan nilai koefisien kopling
kritisnya ?
Jawaban : Sesuai persamaan (3-3), maka nilai kopling kritisnya adalah,
kc = spQQ
1 =
12575
1
x = 0,0103
Contoh Soal 3-5. Tentukan nilai faktor Q satu DT circuit bila kedua rangkaian
identik dan diketahui kopling kritisnya sebesar 0,01 ?
Jawaban : Sesuai persamaan (3-3), maka nilai kopling kritisnya adalah,
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 8
kc = spQQ
1 =
Q
1 Q =
ck
1 =
01,0
1 = 100
Contoh Soal 3-6. Suatu DT circuit beresonansi pada frekuensi 455 kc/s dengan
bandwidth sebesar 10 kHz. Tuning primer dan sekundernya masing-masing mem-
punyai kumparan dengan nilai induktansi sebesar 75 H dan faktor Q = 100.
a). Berapakah nilai C rangkaian tuning tersebut ?
b). Hitung koefisien kopling yang diperlukan ?
c). Hitung nilai koefisien kopling kritisnya ?
d). Bagaimana keadaan koplingnya ?
_______________________________________________________________
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 9
Daftar Kepustakaan
1. Kennedy, George; Electronic Communication Systems, McGraw-Hill Co.,
Singapore, 1988.
2. Lloyd, Temes P.E.; Communication Electronics for Technicians, Mc Graw-
Hill Inc., Singapore, 1974.
3. Roddy, Dennis & Coolen,John; Electronic Communications, Prentice-Hall of
India Ltd, New Delhi, 1981.