9
Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3 UNIVERSITAS MERCU BUANA _____________________________________________________________________________________ PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 1 3 3 R a n g k a i a n R e s o n a n s i ( 2 ) Pada akhir Modul-2 dibahas rangkaian tuning Single-Tuned, dan akan dilanjutkan pada Modul-3 ini rangkaian tuning Double-Tuned. Sebelum membahasnya, kita pahami dulu pengertian faktor kopling, k, atau koefisien kopling. Koefisien kopling, adalah ukuran berapa banyak flux magnet yang dihasilkan kumparan primer dapat tercakup oleh luasan kumparan sekunder. Pengertian definisi koefisien kopling dapat lebih dimengerti bila memperhatikan dua contoh susunan kumparan pri- mer sekunder yang ditunjukkan pada Gbr-1. Arah panah menunjukkan cara mengubah nilai k. (a) (b) Gbr-1 Susunan kumparan primer-sekunder (a) berhadapan; (b) berurutan. Pada rangkaian audio, koefisien kopling dikehendaki sebesar 1,0 yang umumnya hanya dapat dicapai pada nilai 0,9 ~ 0,99. Sedang pada rangkaian RF, koefisien kopling terse- but umumnya dibuat antara 0,01 ~ 0,05; karena berkaitan dengan selektifitas rangkaian tuning, yaitu bandwidth yang tertentu besarnya oleh hubungan, s p p s

Rangkaian resonansi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rangkaian resonansi

Citation preview

  • Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    _____________________________________________________________________________________

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 1

    33

    Rangkaian Resonansi (2)

    Pada akhir Modul-2 dibahas rangkaian tuning Single-Tuned, dan akan dilanjutkan pada

    Modul-3 ini rangkaian tuning Double-Tuned. Sebelum membahasnya, kita pahami dulu

    pengertian faktor kopling, k, atau koefisien kopling.

    Koefisien kopling, adalah ukuran berapa banyak flux magnet yang dihasilkan kumparan

    primer dapat tercakup oleh luasan kumparan sekunder. Pengertian definisi koefisien

    kopling dapat lebih dimengerti bila memperhatikan dua contoh susunan kumparan pri-

    mer sekunder yang ditunjukkan pada Gbr-1. Arah panah menunjukkan cara mengubah

    nilai k.

    (a) (b)

    Gbr-1 Susunan kumparan primer-sekunder

    (a) berhadapan; (b) berurutan.

    Pada rangkaian audio, koefisien kopling dikehendaki sebesar 1,0 yang umumnya hanya

    dapat dicapai pada nilai 0,9 ~ 0,99. Sedang pada rangkaian RF, koefisien kopling terse-

    but umumnya dibuat antara 0,01 ~ 0,05; karena berkaitan dengan selektifitas rangkaian

    tuning, yaitu bandwidth yang tertentu besarnya oleh hubungan,

    sp

    p

    s

  • Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    _____________________________________________________________________________________

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2

    B = k.fO (3-1)

    3.1. Rangkaian Tuning Ganda

    Pada rangkaian tuning ganda (double tuned circuit) seperti Gbr-2 terlihat, terdapat satu

    pasang rangkaian tuning tunggal seperti telah dibahas pada Modul-2. Masing-masing

    rangkaian tuning tersebut dapat ditala terpisah. Seandainya kedua rangkaian tuning ter-

    sebut ditala pada frekuensi resonansi yang sama, fo, kondisi ini disebut sebagai synchro-

    nously tuned, dan dapat terjadi tiga keadaan, yaitu :

    Overcoupled, dimana k > kc

    Critically coupled, dimana k = kc

    Undercoupled, dimana k < kc

    Gbr-2 Rangkaian tuning ganda

    (double tuned circuit).

    Pada rangkaian tuning ganda, kedua induktor saling menginduksi sehingga dihasilkan

    nilai mutual inductance, M, yang besarnya,

    M = k sp LL (3-2)

    dimana,

    k = faktor kopling antara kumparan primer dan sekunder

    Lp, Ls = induktansi kumparan primer, sekunder

    Sementara untuk tiga keadaan kopling di atas, ditentukan oleh nilai faktor kopling ma-

    sing-masing yang dibandingkan dengan nilai kc , yaitu nilai faktor kopling dalam keada-

    an kopling kritis. Nilai kopling kritis sendiri ditunjukkan oleh persamaan (3-3),

    kc = spQQ

    1 ............................................................. (3-3)

    M

    Cp

    Cs

    Ls

    Lp

  • Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    _____________________________________________________________________________________

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 3

    dimana,

    Qp = faktor kualitas kumparan primer

    Qs = faktor kualitas kumparan sekunder

    Bila kedua rangkaian tuning identik, maka berlaku hubungan seperti dinyatakan pada

    persamaan (3-4). Ketiga kondisi kopling mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan

    pada Gbr-3.

    kc.Q = 1 .................................................................. (3-4)

    Gbr-3 Karakteristik tanggapan frekuensi

    rangkaian tuning ganda untuk

    over, critical, dan under coupled.

    Bila dalam keadaan synchronously tuned dan kedua rangkaian tuning tersebut identik

    serta critically coupled, maka 3 dB bandwidth double-tuned circuit tersebut adalah,

    B3dB = Q

    fo2 . (3-5)

    yaitu, 2 x bandwidth single-tuned.

    Dynamic resistance untuk rangkaian double-tuned ini ditentukan dari hubungan sebagai

    berikut. Tanda apostropi, , pada nilai RD persamaan (3-6) menunjukkan perbedaan de-

    ngan nilai RD.

    RD = sp

    D

    QQk

    R21

    ..................................................... (3-6)

    dimana RD adalah dynamic resistance rangkaian tuning primer, yaitu, po

    p

    C

    Q.

  • Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    _____________________________________________________________________________________

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 4

    Contoh Soal 3-1. Suatu rangkaian tuning dobel, primernya mempunyai faktor

    kualitas sebesar 100, yang beresonansi pada frekuensi 1 MHz. Primer ini mempu-

    nyai kapasitor sebesar 200 pF. Sedang sekundernya mempunyai nilai induktansi

    sebesar 0,13 mH dan dibebani tahanan sebesar 5 k. Antara primer dan sekun-

    dernya tergandeng dengan faktor kopling k = 0,2. Tentukan nilai dynamic resis-

    tance pada keadaan resonansi tersebut ?

    Jawaban :

    RD = p

    p

    C

    Q

    O

    = 126 10200102

    100

    xxx = 79,6 k

    Qs = L

    sO

    R

    L =

    3

    36

    105

    1013,0102

    x

    xxx = 0,163

    Jadi, RD = sp

    D

    QQk

    R21

    = 163,01002,01

    6,792 xx

    = 48 k

    3.2. Rangkaian Staggered Pair

    Kalau sekarang masing-masing rangkaian tuning tersebut ditala pada frekuensi resonan-

    si yang berbeda dan simetri terhadap frekuensi fo , serta gandengan dalam keadaan cri-

    tically coupled, maka rangkaian tuning ganda ini dinamakan staggered-pair. Rangkaian

    staggered-pair tersebut mempunyai kurva tanggapan frekuensi seperti ditunjukkan pada

    Gbr-4. Sementara 3 dB bandwidth besarnya adalah,

    B2 = 2 B1 ............................................................. (3-7)

    dimana,

    B2 = bandwidth staggered-pair

    B1 = bandwidth pada saat synchronously tuned dan identik.

    Perbedaan antara kondisi overcoupled dan staggered-pair dapat diringkaskan seperti

    ditulis pada Tabel 3-1.

    Zo

    0,707 Zo

    fop

    fo

    fos

    f (Hz)

    B

  • Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    _____________________________________________________________________________________

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 5

    Gbr-4 Karakteristik tanggapan frekuensi

    staggered-pair.

    Tabel 3-1 Perbedaan Overcoupled vs. Staggered-pair

    I t e m

    Overcoupled

    Staggered-pair

    Kopling

    Frekuensi resonansi

    Bandwidth

    Pada kondisi kopling over

    Ditune pada frekuensi re-

    sonansi yang sama (syn-

    chronously tuned) kedua

    rangkaian tuning.

    B1

    Pada kondisi kopling kritis

    Ditune pada frekuensi re-

    sonansi yang berbeda ke-

    dua rangkaian tuning.

    2 B1

    Nampak pada Gbr-4, bahwa kurva karakteristik staggered-pair mirip dengan karak-

    teristik double-tuned dalam keadaan overcouple, serta nilai bandwidth yang sesuai de-

    ngan persamaan (3-6).

    3.3. Nilai Empirik k

    Nilai empiris koefisien kopling adalah 1,5 kali nilai koefisien kopling kritis atau sedikit

    overcoupled,

    kempiris = 1,5 kc .......................................................... (3-8)

    Pada kondisi kopling yang diberikan persamaan (3-8), kurva tanggapan frekuensi yang

    dihasilkan akan curam pada tepinya sehingga akan memberikan pemisahan yang tajam

  • Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    _____________________________________________________________________________________

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 6

    bagi frekuensi-frekuensi di luar bandwidth, disebut sebagai quick rejection. Berkaitan

    dengan kondisi ini, terdapat satu kemampuan rangkaian tuning ganda, yaitu selektifitas,

    yang didefinisikan sebagai kemampuan melewatkan sinyal pada satu pita frekuensi yang

    terbatas dan menahan semua frekuensi di luar pita tersebut. Kemampuan ini dapat di-

    anggap sebagai derajat-kesempitan rangkaian tuning. Ternyata bahwa, selektifitas rang-

    kaian tuning ganda lebih bagus dari rangkaian tuning tunggal (single tuned circuit).

    Contoh Soal 3-2. Suatu DT circuit beresonansi pada frekuensi 455 kc/s dengan

    bandwidth sebesar 10 kHz. Tuning primer dan sekundernya masing-masing mem-

    punyai kumparan dengan nilai induktansi sebesar 100 H dan faktor Q = 80.

    a). Berapakah nilai C rangkaian tuning tersebut ?

    b). Hitung koefisien kopling yang diperlukan ?

    c). Hitung nilai koefisien kopling kritisnya ?

    d). Bagaimana keadaan koplingnya ?

    Jawaban :

    a). Cs = Cp

    fO = LC2

    1 C =

    LfO224

    1 =

    )10100()10455(4

    16232 xx

    = 1,22 nF

    b). k = B / fO = 3

    3

    10455

    1010

    x

    x = 0,022

    c). kC = spQQ

    1 =

    80

    1 = 0,0125

    d). Karena faktor k kC , maka kondisi kopling DT tersebut adalah overcoupled

    Contoh Soal 3-3. A double-tuned RF transformer is to have a resonant frequen-cy of

    10.7 MHz and a bandwidth of 200 kHz. This circuit is used in an IF ampli-fier of

    an FM receiver. Across each of the two transformer coils is a 100 pF capa-citor.

    (a) Determine the inductance of each of the coils,

    (b) Find the required coefficient of coupling,

  • Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    _____________________________________________________________________________________

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 7

    (c) If the required coefficient of coupling is equal to the desirable coefficient of

    coupling, calculate the crtical coupling for this circuit,

    (d) Determine the Q of the primary and the Q of the secondary, assuming that

    both are the same.

    Jawaban :

    a). Cs = Cp

    fO = LC2

    1 L =

    CfO224

    1 =

    )10100()107,10(4

    112262 xx

    = 2,212 H

    b). k = B / fO = 6

    3

    107,10

    10200

    x

    x = 0,0187

    c). Sesuai persamaan (3-8), maka nilai koefisien kopling tersebut sebesar,

    k = 1,5 x kc kc = 5,1

    k =

    5,1

    0187,0 = 0,0125

    d). kc = spQQ

    1 =

    Q

    1 Qp = Qp =

    ck

    1 = 80,21

    Contoh Soal 3-4. Suatu DT RF circuit mempunyai faktor kualitas masing-ma-sing

    75 dan 125 untuk primer dan sekundernya. Tentukan nilai koefisien kopling

    kritisnya ?

    Jawaban : Sesuai persamaan (3-3), maka nilai kopling kritisnya adalah,

    kc = spQQ

    1 =

    12575

    1

    x = 0,0103

    Contoh Soal 3-5. Tentukan nilai faktor Q satu DT circuit bila kedua rangkaian

    identik dan diketahui kopling kritisnya sebesar 0,01 ?

    Jawaban : Sesuai persamaan (3-3), maka nilai kopling kritisnya adalah,

  • Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    _____________________________________________________________________________________

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 8

    kc = spQQ

    1 =

    Q

    1 Q =

    ck

    1 =

    01,0

    1 = 100

    Contoh Soal 3-6. Suatu DT circuit beresonansi pada frekuensi 455 kc/s dengan

    bandwidth sebesar 10 kHz. Tuning primer dan sekundernya masing-masing mem-

    punyai kumparan dengan nilai induktansi sebesar 75 H dan faktor Q = 100.

    a). Berapakah nilai C rangkaian tuning tersebut ?

    b). Hitung koefisien kopling yang diperlukan ?

    c). Hitung nilai koefisien kopling kritisnya ?

    d). Bagaimana keadaan koplingnya ?

    _______________________________________________________________

  • Jurusan Elektro-FTI-PKK-Modul 3

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    _____________________________________________________________________________________

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 9

    Daftar Kepustakaan

    1. Kennedy, George; Electronic Communication Systems, McGraw-Hill Co.,

    Singapore, 1988.

    2. Lloyd, Temes P.E.; Communication Electronics for Technicians, Mc Graw-

    Hill Inc., Singapore, 1974.

    3. Roddy, Dennis & Coolen,John; Electronic Communications, Prentice-Hall of

    India Ltd, New Delhi, 1981.