Upload
larasati-eka-septari
View
81
Download
27
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANLarasati (I0611010)
Rangkuman Filsafat Ilmu BAB 8 dan BAB 9
BAB VIIIKEBENARAN ILMIAH
A. Pendahuluan
Arti Kebenaran menjelaskan sesungguhnya apa yang disebut kebenaran,
serta syarat-syarat apa yang menyebabkan sesuatu pengetahuan di katakana
benar.Pada pembahasan ini diungkapkanbeberapa teori kebenaran yang pernah
ada dalam sejarah pemikiran manusia.
B. Arti Kebenaran
Kata ‘kebenaran ‘ dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkret
maupun abstrak. Jika subjek hendak menuturkan kebenaran artinya adalah
proposisi. Proposisi yang dimaksud adalahmakna yang dikandung dalam
pernyataan atau statement. Apabila subjek menyatakan kebenaran, bahwa
proposisi yang diuji itu pasti memiliki kualitas, sifat atau karakteristik, hubungan
dan nilai. Hal yang demikian itu karena kebenaran tidak dapat begitu saja
terlepas dari kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri.
Pertama-tama kebenaran dikaitkan dengan kualitas pengetahuan.
Pengetahuan berupa (1) pengetahuan bisa atau biasa disebut knowledge of the
man in the street atau ordinary knowledge. Pengetahuan pertama ini memiliki
sifat selalu benar, sejauh sarana untuk memperoleh pengetahuan bersifat
normal. Pengetahuan jenis kedua (2) adalah pengetahuan ilmiah, yaitu
pengetahuan yang telah menetapkan objek yang spesifik dengan menerapkan
metodologis yang spesifik pula, artinya metodologi yang telah mendapatkan
kesepakatan diantara para ahli yang sejenis. Kebenaran dalam pengetahuan
ilmiah selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian akhir yang
mendapatkan persetujuan para ahli.
Pengetahuan jenis ketiga (3) adalah pengetahuan filsafati, yang pendekatannya
melalui metod filsafat yang mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran
kritis, analitis, dan spekulatif.
Kebenaran jenis pengetahuan keempat (4) adalah kebenaran pengetahuan yang
terkandung dalam pengetahuan agama.
Kebenaran yang kedua dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari
bagaimana cara atau dengan alat apa seseorang membangun pengetahuannya
itu Jenis pengetahuan menurut criteria karakteristik dibedakan menjadi empat
yakni (1) pengetahuan iderawi, (2) pengetahuan akal budi, (3) pengetahuan
intuitif, (4) pengetahuan kepercayaan (otoritatif)
Kebenaran pengetahuan ketiga adalah nilaikebenaran pengetahan yang
dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan itu.
C. Teori Kebenaran
1) Teori Kebenaran Korespondensi
Merupakan teori kebenaran yang paling awal dan paling tua yang
berangkat dari teori pengetahuan aristoteles, yang menyatakan bahwa
segala sesuatu yang kita ketahui adalah sesuatu yang dapat dikembalikan
pada kebenaran yang dikenal oleh subjek.
2) Teori Kebenaran Koherensi
Merupakan proporsi atau makna pernyataan dari suatu pengetahuan yang
bernilai benar bila proporsi itu mempunyai hubungan dengan ide dari
proporsi terdahulu yang bernilai benar.
3) Teori Kebenaran Pragmatis
Menyatakan bahwa suatu proporsi bernilai benar bila proporsi itu
mempunyai konsekuensi praktis seperti yang terdapat secara inheren
dalam pernyataan itu sendiri.
4) Teori Kebenaran Sintaksis
Suatu pernyataan memiliki nilai benar bila pernyataan itu mengikuti
aturan-aturan sintaksis yang baku.
5) Teori Kebenaran Semantis
Suatu proporsi memiliki nilai benar ditinjau dari segi arti katau makna.
Sikap-sikap yang terdapat dalam teori ini adalah (1) sikap epistemologis
skeptic, (2) sikap epistemolgi yakin dan ideology, dan (3) sikap
epistemology pragmatis
6) Teori Kebenaran Non-Deskripsi
Suatu statement ataupernyataan mempuyai nilai benar tergantung peran
dan fungsi pernyataan itu.
7) Teori Kebenaran Logik-yang-berlebihan
Problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan hal
ini mengakibatkan pemborosan. Karena pada dasarnya pernyataan yang
hendak dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logic yang sama yang
masing-masing saling melingkupinya.
D. Sifat kebenaran ilmiah
kebenaran ilmiah muncul dari hasil penelitian ilmiah, yang artinya kebenaran
tidak akanmuncul tanpa adanya prosedur baku yang harus dilalui.
kebenaran dalam ilmu adalah kebenaran yang sifatnya objektif, maksudnya
kebenaran dari suatu teori harus didukung oleh fakta yang berupa kenyataan
dalam keadaan objektifannya.
kebenaran dalam ilmu dapat digolongkan dalam dua jenis, (1) teori kebenaran
korespondensi, (2) kebenaran koherensi.
kebenaran dalam ilmu harus selalu merupakan hasil persetujuan atau konvensi
dari para ilmuwan di bidangnya.
E. Ringkasan
Setiap proses mengetahui akan memunculkan suatu bentuk kebenaran sebagai
kandungan isi pengetahuan. Dalam teori keilmuan, untuk memberikan
kebenaran ilmiah suatu pernyataan ilmiah maka harus sesuai dengan sifat dasar
metodologis yang digunakan dan amat tergantung pada konvensi.
BAB IXILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN
A. Pengantar
Pada daratan nilai-ideasional, muncul permasalahan yang llebih kompleks
berkaitan dengan kedudukan dan peran ilmu dan teknologi dalam perubahan
peradaban manusia, baik yang berkaitan dengan pergeseran nilai maupun yang
terkait dengan berbagai dampak ideasional dari perkembangan ilmu teknologi
terhadap komponen pengetahuan mausia yang lain.
Rangkaian materi dalam bab ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
memahami berbagai persoalan yang muncul dalam hubungan antara ‘ilmu’,
‘kebudayaan’ dan ‘teknologi’
B. Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi
Sejarah perkembangan ilmu secara gamlang telah memaparkan hal tersebut
bahwa tujuan aktivitas ilmiah berkembang dari sekedar hasrat untuk mengerti,
menjelaskan, menguasai, dan memanfaatkan alam, sebagaimana muncul dalam
ilmu-ilmu tentag kehiupan seperti ilmu kedokteran,, farmasi, sampai pada tujuan
untuk memahami dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang bersifat social yang
langsung melibatkan manusia.
Dari penelusuran terhadap konsep ‘ilmu’ dan ‘teknologi’ dengan berbagai aspek
dan nuansanya, kiranya mulai jelas keterkaitan antara ilmu dan teknologi. Beberapa
titik singgung antara keduanya dapat dirumuskan seperti berikut : (1) Bahwa baik
ilmu maupun teknologi merupakan komponen dari kebudayaan. (2) baik ilmu
maupun teknologi memiliki aspek ideasional maupun factual, dimensi abstrak
maupun konkrit, dan aspek teoritis maupun praktis. (3) terdapat hubungan timbale
balik antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi ilmu menyediakan bahan pendukung
penting bagi kemajuan teknologi yakni beupa teori-teori, pada sis lain penemuan
teknologis sangat membantu perluasan cakrawala penelitian ilmiah, yakni dengan
dikembangkannya perangkat penelitian berteknologi mutakhir. Bahkan dapat
dikatakan bahwa belakangan ini kemajuan ilmu mengandaikan dukungan teknologi,
sebaliknya, kemajuan teknologi mengandalkan dukungan ilmu. (4) Sebagai
klarifikasi konsep, istilah ‘ilmu’ lebih tepat dikaikan dengan konteks ‘teknologis’
sedangkan istilah ‘pengetahuan’ lebih sesuai bila digunakan dalam konteks ‘teknis’
C. Hubungan llmu dengan kebudayaan
Dalam kerangka tiga tahap perkembangan kebudayaan, yaitu tahap mitis,
ontologis, dan fungsional, ‘tradisi ilmu’ mulai timbul dalam alam pikiran ontologis.
Dewasa ini dalam ilmu budaya manusia pun sudah muncul semacam pencapaian
teknis, walau tahap pengetahuan, teknik dan etika terbelakang sekali bila
dibandingkan dengan ilmu kehidupan, dan ilmu kehidupan in pun lebih terbelakang
lagi dibandingkan dengan ilmu alam.
Ada system kebudayaan yang menekankan teori, dengan mendudukan
rasionalisme, empirisme dan metode ilmiah sebagai dasar penentu ‘dunia objektif’.
Ada juga system kebudayaan yang meletakkan nilai politis sebagai dasar
pengendali unsure kebudayaan lain. Setiap pilihan orientasi nilai dari kebudayaan
akan memiliki konsekuensi masing-masing baik pada taraf ideasional maupun
operasional. Berikut ini akan di ulas lebih jauh proses dinamis kebudayaan dengan
titik singgung kompponen terpenting kedua dari kebudayaan, yakni teknologi.
D. Hubungan Teknologi dan Kebudayan
Perbincangan tentang hubungan antara teknologi dan kebudayaan dapat ditilik
dari dua sudut pandang, yakni sudut pandang teknologi dan sudut pandang
kebudayaan. Dari sudut pandang teknologi terbuka alternative untuk memandang
hubungan antara teknologi dan kebudayaan dalam paradigm ‘teknolog tepat’.
Masing-masing pilihan mengandung konsekuensi yang berbeda terhadap komponen
kebudayaan yang lain. Dari sudut pandang kebudayaan, bagaimanapun
teknologidewasa ini merupakan anak kandung ‘kebudayaan barat’ dan ini berarti
bahwa penerimaan atau penolakan secara sistemik terhadap teknologi harus diliha
dalam kerangka ‘komunikasi antar system kebudayaan’. Sehingga bagi Negara atau
masyarakat pengembang teknologi, suatu penemuan teknologi baru merupakan
momentum proses eksternalisasi dalam rangka membangun duia objektif yang baru,
sedangkan bagi Negara atau masyarakat konsumen teknologi, suatu konsumsi
teknologi baru bisa bermakna inkulturasi kebudayaan, akulturasi kebudayaan, atau
bahkaninvasi kebudayaan.
E. Penutup
Butir sederhana yang sekiranya bisa dipetik dari seuruh bab ini adalah perlunya
pengembangan strategi kebudayaan yang integral-integratif karena pengembangan
strategi ilmu dan teknologi mengandaikan adanya komponen kebudayaan lain yang
sesuai. Strategi kebudayaan yang baik mengandalkan perencanaan dan
pengelolaan seluruh komponen atas dasar suatu orientasi nilai yang etis rasional.