Upload
velizaarheta
View
59
Download
153
Embed Size (px)
Citation preview
1
fisikareview.wordpress.com
BAB 1. PENGUKURAN
A. BESARAN DAN SATUAN
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan
dengan angka.
Satuan adalah ukuran besaran.
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan
besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Di dalam ilmu fisika dikenal dua besaran, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan
lebih dahulu sesuai dengan Sistem Internasional (SI). Dalam fisika
ada 7 besaran pokok yang harus diingat, yaitu :
No Besaran Pokok Satuan Singkatan
1. Panjang meter m
2. Massa kilogram kg
3. Waktu sekon s
4. Kuat Arus ampere A
5. Suhu kelvin K
6. Intensitas Cahaya candela Cd
7. Jumlah Zat mol mol
2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang dibentuk atau diturunkan dari
besaran pokok. Berikut beberapa contoh besaran turunan.
No Besaran Turunan Satuan
MKS CGS
1. Luas m2 cm
2
2. Volume m3 cm
3
3. Kecepatan m/s cm/s
4. Percepatan m/s2 cm/s
2
5. Gaya Newton (N) dyne
6. Energi Joule (J) erg
Berdasakan nilai dan arahnya, besaran ada dua yaitu besaran skalar
dan besaran vektor.
Besaran vektor, yaitu besaran yang mempunyai nilai dan arah.
Contohnya : gaya, kecepatan dan percepatan
Besaran skalar, yaitu besaran yang hanya mempunyai nilai dan
tidak mempunyai arah. Contohnya: panjang, waktu, massa
3. Sistem Satuan
Dalam sistem satuan dikenal singkatan, awalan, dan pangkat
bilangan sepuluh seperti
Awalan Simbol Konversi
Yotta Y 1024
Zetta Z 1021
Eksa E 1018
Peta P 1015
Tera T 1012
Giga G 109
Mega M 106
kilo k 103
hekto h 102
deka da 101
desi d 10-1
centi c 10-2
mili m 10-3
mikro 10-6
nano n 10-9
piko p 10-12
Femto f 10-15
Atto a 10-18
Zepto z 10-21
Yokto y 10-24
Contoh: 15 nm = ..... m
= 15 10-9 m atau 0,000 000 015 m
a. Satuan Internasional (SI)
Pada tahun 1960 ditetapkan sistem satuan yang berlaku secara
internasional yang berfungsi sebagai satuan standar dan disebut
Sistem Internasional (SI).
Syarat Satuan Internasional :
(1) Tetap, tidak mengalami perubahan dalam keadaan apapun.
(2) Bersifat internasional, sehingga dapat dipakai di manapun
(3) Mudah ditiru oleh setiap orang yang menggunakan.
b. Satuan MKS (meter-kilogram-sekon)
Panjang; satuannya meter (m).
Massa; satuannya kilogram (kg).
Waktu; satuannya sekon (s).
c. Satuan CGS (centimeter-gram-sekon)
Panjang; satuannya centimeter (cm).
Massa; satuannya gram (g).
Waktu; satuannya sekon (s).
d. Satuan Baku dan Tidak Baku
Satuan baku; satuan yang sudah diakui secara internasional
sehingga dapat digunakan di negara manapun. Contoh: meter,
kilogram dan liter.
Satuan tidak baku; satuan yang tidak diakui secara internasional,
sehingga hanya digunakan di daerah tertentu saja. Contoh:
hasta, depa, jengkal, dan gayung.
B. PENGUKURAN
Ada dua macam kesalahan pada pengukuran, yaitu sebagai berikut
a. Kesalahan karena alat ukur yang digunakan tidak berfungsi
dengan baik. Contoh:
- Kesalahan titik nol (zerro error) adalah kesalahan
pengukuran yang disebabkan oleh bacaan alat ukur tidak
tepat pada posisi nol.
- Skala alat ukur tidak jelas atau kurang bisa dibaca.
b. kesalahan yang dilakukan oleh manusia yang melakukan
pengukuran. Contoh:
- Kesalahan paralaks (paralax error) adalah kesalahan
pembacaan alat ukur yang disebabkan oleh posisi mata yang
tidak tepat/miring
- Kesalahan penggunaan alat ukur, misal tidak memulai
pengukuran dari skala terkecil
1. Pengukuran Panjang
Standar panjang dalam SI adalah meter (m). Satu meter didefinisikan
sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama
selang waktu 1/299.792.458 sekon.
Alat ukur besaran panjang diantaranya:
a. Pita ukur
b. Mistar, memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm
c. Jangka sorong, memiliki ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm
d. Mikrometer sekrup, memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm
Cara Pengukuran Panjang
1. Mistar & Pita Ukur
Hasil Pengukuran: 2,3 cm
2. Jangka Sorong
Jangka sorong memiliki 2 jenis skala
a. skala utama (dalam satuan cm)
b. skala noninus (dalam satuan mm)
Hasil pengukuran pada jangka sorong:
1. Skala utama: 2,8 cm
2. Skala noninus: 0,01 cm x 4 = 0,04 cm
3. Hasil pengukuran: 2,8 + 0,04 = 2,84 cm
2
fisikareview.wordpress.com
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki 2 jenis skala
a. skala utama (dalam satuan mm)
b. skala noninus (dalam satuan mm)
Hasil pengukuran pada mikrometer sekrup:
1. Skala utama: 15 mm
2. Skala noninus: 0,01 mm x 33 = 0,33 mm
3. Hasil pengukuran: 15 + 0,33 = 15,33 mm
2. Pengukuran Massa
Massa suatu benda adalah banyaknya zat yang terkandung dalam
suatu benda. Satuan massa dalam SI adalah kilogram (kg). Alat ukur
massa dinamakan neraca. Beberapa jenis neraca yang sering
digunakan adalah:
a. Neraca pasar, biasa disebut timbangan.
b. Neraca dua lengan yang sama.
c. Neraca tiga lengan.
d. Neraca kimia, biasa digunakan untuk mengukur massa yang kecil
(dalam gram).
e. Neraca elektronik/digital, hasil pengukuran langsung terbaca di
layar.
3. Pengukuran Waktu
Satuan standar untuk waktu adalah sekon (s) atau detik. Satu sekon
didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh atom Cesium-133
untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
Beberapa alat ukur besaran waktu:
a. Jam matahari, jam air, jam pasir, yang digunakan di zaman dulu.
b. Arloji, banyak digunakan untuk menetukan terjadinya suatu
peristiwa.
c. Stopwatch, untuk mengukur selang waktu yang singkat.
Misalnya : selang waktu pelari.
4. Pengukuran Kuat Arus Listrik
Alat ukur arus listrik dinamakan amperemeter. Bagian terpenting
dari amperemeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja
dengan prinsip gaya antara medan magnet dengan kumparan
berarus
5. Pengukuran Suhu
Alat ukur suhu dinamakan termometer. Termometer terdiri dari
banyak jenis. Pada umumnya termometer dibagi menjadi dua yaitu
termometer non-logam dan termometer logam.
Jenis-jenis termometer akan dijelaskan secara rinci di BAB SUHU
6. Pengukuran Intensitas Cahaya
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran intensitas cahaya
disebut candlemeter atau luxmeter
7. Pengukuran Jumlah Zat
Jumlah zat tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dilakukan
dengan cara mengukur massa zat terlebih dahulu.
Tambahan:
Beberapa konversi satuan yang penting
1 ton = 1000 kg
1 kw (kuintal) = 100 kg
1 ons = 0,1 kg
1 ha = hm2
1 L (liter) = 1 dm3
1 mL (mililiter) = 1 cm3
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 s
1 jam = 3600 s
3
fisikareview.wordpress.com
BAB 2. SUHU
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas
atau dinginnya suatu benda.
Satuan suhu dalam SI adalah Kelvin (K)
Alat untuk mengukur suhu adalah termometer
A. JENIS-JENIS TERMOMETER
Sifat-sifat fisika zat yang dapat digunakan untuk membuat
termometer adalah :
a. pemuaian volume cairan dalam suatu pipa kapiler
b. Hambatan listrik pada seutas kawat platina
c. Beda potensial pada suatu termokopel
d. Pemuaian panjang keping bimetal
e. Muai tekanan gas pada volum tetap
f. Radiasi yang dipancarkan benda mis: pirometer
Sifat mutlak yang dibutuhkan oleh sebuah termometer:
a. Skalanya mudah dibaca
b. Aman untuk digunakan
c. Kepekaan pengukurannya
d. Jangkauan suhu yang mampu diukur
1. Termometer Cairan
Termometer yang berisi cairan disebut termometer cairan. Contoh:
termometer raksa dan termometer alkohol.
a. Termometer Raksa
Keuntungan Kerugian
a. mudah dilihat karena mengkilap a. harganya mahal
b. Volume raksa berubah secara
teratur ketika terjadi perubahan
suhu
b. termasuk zat berbahaya
(disebut juga air keras)
c. tidak membasahi kaca c. tidak dapat digunakan
untuk mengukur suhu yang
sangat rendah (misalnya suhu
di kutub )
d. Jangkauan suhu raksa cukup
lebar (-40oC - 350
oC)
e. dapat terpanasi secara merata
sehingga menunjukkan suhu
dengan cepat dan tepat
b. Termometer Alkohol
Keuntungan Kerugian
a. lebih murah dibandingkan
dengan raksa
a. membasahi dinding kaca
b. teliti karena untuk kenaikan
suhu yang kecil, alkohol mengalami
perubahan volum yang lebih besar
b. tidak berwarna, sehingga
harus diberi warna dulu agar
mudah dilihat
c. Alkohol dapat mengukur suhu
yang sangat rendah (dingin) karena
titik beku Alkohol sangat rendah,
yaitu -122oC
c. memiliki titik didih rendah,
yaitu 78oC sehingga
pemakaiannya terbatas
Alasan tidak dipakainya air sebagai pengisi pipa termometer:
(1) Air mebasahi dinding kaca sehingga meninggalkan titik-titik air
pada kaca dan ini akan mempersulit membaca ketinggian air
pada tabung
(2) Air tidak berwarna sehingga sulit dibaca
(3) Jangkauan suhu air terbatas (0 o
C 100 o
C)
(4) Perubahan volume air sangat kecil ketika suhunya dinaikkan
(5) Hasil bacaan yang didapat kurang teliti karena air termasuk
penghantar panas yang sangat jelek
c. Beberapa Termometer Cairan dalam Keseharian
1. Termometer Klinis :
Biasanya digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu tubuh
manusia
Cairan yang digunakan untuk mengisi pipa adalah raksa
Skala suhu diantara 35 o
C s/d 42 o
C
2. Termometer Dinding :
Digunakan untuk mengukur suhu ruangan
Skala yang digunakan mengcakup suhu di atas dan di bawah
suhu yang dapat terjadi dalam ruang
Skala suhu diantara -50oC s/d 50
oC
3. Termometer maksimum minimum six bellani :
Digunakan dalam rumah kaca
Berisi alkohol dan raksa
Skala yang digunakan ada 2 yaitu skala minimum dan skala
maksimum
2. Termometer-Termometer Lainnya
a. Termometer Gas
Prinsip: Jika suhu naik, tekanan gas naik dan dihasilkan beda
ketinggian yang lebih besar
Lebih teliti dari termometer cairan
Lebar jangkauan suhu -250 o
C s.d 1500 o
C
b. Termometer Platina
Prinsip: ketika suhu naik, hambatan platina naik
Keuntungan: jangkauan suhunya lebar (-250 o
C s.d 1500 o
C),
teliti, dan peka
Kerugian: suhu tidak dapat dibaca secara langsung dan
pembacaannya lambat sehingga tidak cocok untuk mengukur
suhu yang berubah-ubah
c. Termometer Termistor
Prinsip: ketika suhu naik, hambatan Turn
Keuntungan: dapat dihubungkan ke rangkain lain atau komputer
Kerugian: jangkauan suhu terbatas yaitu -25 o
C s.d 180 o
C
d. Termometer Termokopel
Prinsip: suhu berbeda akan menghasilkan arus listrik yang
berbeda
Keuntungan: jangkauan suhunya besar ( 100 o
C s.d 1500oC ),
ukuran termometer kecil, dapat mengukur suhu dengan cepat
dan dapat dihubungkan ke rangkaian lain atau komputer
Kerugian: kurang teliti jika dibandingkan termometer gas dan
temometer platina
e. Termometer Bimetal
Prinsip: makin besar suhu, keping bimetal makin melengkung
untuk menunjukkan suhu yang lebih besar
f. Pirometer
Merupakan termometer yang digunakan untuk mengukur suhu
yang sangat tinggi (diatas 1000 o
C ) seperti suhu peleburan
logam atau suhu permukaan matahari
Prinsip: mengukur radiasi yang dipancarkan oleh benda tersebut
Jenis: Pirometer optik dan pirometer radiasi total
B. SKALA TERMOMETER
Untuk menentukan skala sebuah termometer diperlukan dua titik
tetap yaitu titik ketika zat mengalami perubahan wujud (melebur
dan mendidih). Titik tetap ketika zat melebur disebut titik tetap
bawah. Titik tetap ketika zat mendidih disebut titik tetap atas.
Biasanya dipakai titik beku es 0 o
C dan titik didih air 100 o
C
Kalibrasi Termometer
Kalibrasi Termometer adalah proses memberi skala pada sebuah
termometer polos.
Langkah-langkah Kalibrasi:
a. Menentukan titik tetap bawah
b. Menentukan titik tetap atas
c. Membagi jarak antara kedua titik tersebut menjadi beberapa
bagian yang sama
d. Dapat memperluas skala di bawah titik tetap bawah dan di atas
titik tetap atas
Skala Termometer Celsius
Skala suhu Celsius ditetapkan berdasarkan titik lebur es (0 o
C) dan
titik didih air (100 o
C) diusulkan pertama kali oleh astronom swedia
bernama Anders Celsius
Skala Termometer Fahrenheit
Titik beku es 32 o
F dan titik didih air 212 o
F
Skala Termometer Reamur
Titik beku es 0 o
R dan titik didih air 80 o
R
Skala Termometer Kelvin
Titik beku es 273 K dan titik didih air 373 K
Suhul Nol Mutlak = 0 K = 273 oC, suhu dimana partikel-partikel berhenti bergerak.
4
fisikareview.wordpress.com
C. MENGUBAH SKALA SUHU TERMOMETER
Cara untuk mengubah suhu, antara lain:
a. menggunakan cara kalibrasi termometer
Contoh:
Suhu 50 o
F = _________ o
C
Fx
x
x
010
1800180
180
100
3250
0
=
=
=
b. menggunakan rumus perbandingan suhu
Perbandingan Skala
5:4:9:5
100:80:180:100
)273373(:)080(:)32212(:)0100(
=
=
=
Rumus Perbandingan Suhu
5:4:9:5)273(::)32(: = KRFC
Perubahan Suhu (T)
T = perubahan suhu, kenaikan suhu, penurunan suhu, perbedaan
suhu.
Rumus Perbandingan Perubahan Suhu
5:4:9:5::: = KRFC
5
fisikareview.wordpress.com
BAB 3. ZAT DAN WUJUDNYA
A. WUJUD ZAT
Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa (m) dan menempati
ruang (V). Ada 3 jenis wujud zat yaitu padat, cair dan gas.
1. Sifat-Sifat Wujud Zat
Wujud Bentuk Volume Sifat Partikel
Padat Tetap Tetap
Susunan partikel berdekatan
dan teratur
Gaya tarik antar partikel
sangat kuat
Gerak Partikel hanya
bergetar pada tempatnya
Cair Berubah Tetap
Susunan partikel agak
berjauhan dan kurang teratur
Gaya tarik antar partikel
lemah dan mudah dipisahkan
Gerak partikel bebas, tetapi
tidak meninggalkan
kelompoknya
gas Berubah Berubah
Susunan partikel berjauhan
dan tidak teratur
Gaya tarik antar partikel
sangat lemah (tidak ada)
Gerak partikel sangat bebas,
cepat dan menyebar
2. Perubahan Wujud Zat
Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat.
Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke
cair.
Mengkristal yaitu perubahan wujud zat dari gas ke padat.
Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas.
Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas.
Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair.
3. Perubahan Wujud Zat Menurut Teori Partikel
(1) Zat padat dipanaskan, partikel bergerak makin cepat, lama
kelamaan jarak antar partikel makin besar dan gaya tarik antar
partikel semakin kecil sehingga berubah wujud menjadi cairan
(2) Cairan bila dipanaskan terus, maka gerakan partikel makin
besar, dan makin bebas. Jarak antar partikel semakin jauh dan
gaya tarik antar partikel semakin kecil sehingga berubah wujud
menjadi gas
(3) Gas akan meyebar memisahkan diri dari kelompoknya.
4. Kohesi dan Adhesi
Kohesi adalah gaya tarik antar partikel-partikel yang sejenis. Contoh:
gaya tarik antar partikel kayu pada sepotong kayu, gaya tarik antar
partikel plastik pada penggaris
Adhesi adalah gaya tarik antar partikel-partikel yang tidak sejenis.
Contoh: gaya tarik antar partikel tinta dengan partikel kertas, gaya
tarik antar partikel kapur dengan partikel papan
5. Meniskus Cekung dan Meniskus Cembung
Meniskus Cekung: permukaan cairan dalam tabung reaksi
berbentuk cekung disebabkan karena Adhesi antara dinding tabung
dengan cairan lebih besar dari Kohesi antar cairan dalam tabung.
Meniskus Cembung: permukaan cairan dalam tabung reaksi
berbentuk cembung disebabkan karena Kohesi antar cairan dalam
tabung lebih besar dari Adhesi antara dinding tabung dengan cairan.
6. Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya permukaan zat cair di
dalam pipa kapiler.
Manfaat Kapilaritas:
Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor, naiknya air melalui
akar tumbuhan, sifat mengisap air pada handuk, tissue, dan kain
Kerugian Kapilaritas:
Merembesnya air membasahi dinding rumah dan dapat merusak
dinding rumah
7. Tegangan Permukaan Zat Cair
Adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang
sehingga permukaannya seperti ditutupi lapisan elastis.
Contoh: Jarum dapat terapung di atas permukaan zat cair, nyamuk
dapat berjalan di atas permukaan air, dll
B. MASSA JENIS ZAT
Massa Jenis zat adalah perbandingan massa zat (m) dengan
volumenya (V)
= massa jenis zat (kg/m3) (g/cm3) m = massa zat (kg) (g)
V = volume zat (m3)
(
cm
3)
Satuan SI untuk massa jenis adalah kg/m3
Ingat: massa jenis air adalah 1000 kg/m3 (air = 1000 kg/m
3)
Massa Jenis Campuran
Adalah massa total zat dibandingkan dengan volume total zat
VVmm
21
21
+
+=
Perbandingan massa jenis 2 zat dimana volume kedua zat sama
mm
cairanB
cairanA
cairanB
cairanA =
Catatan: Konversi satuan massa jenis
g/cm3
kg/m3
(dikalikan 1000)
kg/m3
g/cm3
(dibagi 1000)
=
6
fisikareview.wordpress.com
BAB 4. PEMUAIAN
Apabila zat dipanaskan, energinya akan bertambah, partikel-
partikelnya akan bergerak lebih cepat, akibatnya jarak antar
partikelnya bertambah, hal inilah yang menyebabkan terjadinya
pemuaian.
Zat padat dapat mengalami muai panjang, luas dan volume
Zat cair dapat mengalami muai volume
Gas dapat mengalami muai volume dan/atau tekanan
A. PEMUAIAN PANJANG PADA ZAT PADAT
Dari percobaan musschenbroek, diperoleh kesimpulan bahwa
pertambahan panjang logam yang dipanaskan bergantung kepada
a. panjang logam mula-mula (l1)
b. jenis logam ()
c. kenaikan suhu (t)
Jika pada suhu mula-mula (t1) panjang benda adalah l1, setelah
dipanaskan sampai suhu t2, panjang benda menjadi l2, maka
pertambahan panjang benda, dapat dihitung dengan rumus:
tll = ..1
l = pertambahan panjang (m, cm, mm)
1l = panjang mula-mula (m, cm, mm)
= koefisien muai panjang (/oC, /K) t = perubahan suhu (oC, K)
Untuk mencari panjang akhir benda (l2), dipakai rumus
lll += 12 atau ).1(12 tll +=
koefisien muai panjang () benda bergantung pada jenis bendanya. Makin besar koefisien muainya, makin mudah benda untuk memuai.
Tabel koefisien muai panjang berbagai jenis zat
Jenis Zat Koefisien muai panjang ( / o
C) (/ K)
Timah hitam 0,000029 = 29 x 10-6
Aluminium 0,000024 = 24 x 10-6
Perunggu 0,000019 = 19 x 10-6
Tembaga 0,000017 = 17 x 10-6
Besi 0,000012 = 12 x 10-6
Baja 0,000011 = 11 x 10-6
Kaca biasa 0,000009 = 9 x 10-6
Grafit 0,000008 = 8 x 10-6
Kaca pyrex 0,000003 = 3 x 10-6
Berlian 0,000001 = 1 x 10-6
B. PEMUAIAN LUAS PADA ZAT PADAT
Jika pada suhu mula-mula (t1) luas benda adalah A1, setelah
dipanaskan sampai suhu t2, luas benda menjadi A2, maka
pertambahan luas benda, dapat dihitung dengan rumus:
tAA = ..1
A = pertambahan luas (m2, cm2, mm2)
1A = luas mula-mula (m2, cm
2, mm
2)
= koefisien muai luas (/oC, /K)
t = perubahan suhu (oC, K)
Untuk mencari luas akhir benda (A2), dipakai rumus
AAA += 12 atau ).1(12 tAA +=
Catatan: Koefisien muai luas = dua kali koefisien muai panjangnya
.2=
C. PEMUAIAN VOLUME
Jika pada suhu mula-mula (t1) volume benda adalah V1, setelah
dipanaskan sampai suhu t2, volume benda menjadi V2, maka
pertambahan volume benda, dapat dihitung dengan rumus:
tVV = ..1
V = pertambahan volume (m3, cm3, mm3)
1V = Volume mula-mula (m3, cm
3, mm
3)
= koefisien muai volume (/oC, /K)
t = perubahan suhu (oC, K)
Untuk mencari volume akhir benda (V2), dipakai rumus
VVV += 12 atau ).1(12 tVV +=
Catatan: Koefisien muai luas = tiga kali koefisien muai panjangnya
.3=
Tabel koefisien muai volume berbagai jenis zat
Jenis Zat Koefisien muai volume ( / o
C) (/ K)
Alkohol 0,00112 = 1,12 x 10-3
Benzena 0,00124 = 1,24 x 10-3
Raksa 0,0018 = 1,8 x 10-3
Bensin 0,0096 = 9,6 x 10-3
D. ANOMALI AIR
Air jika dipanaskan dari suhu 0 o
C sampai suhu 4 o
C, volumenya tidak
bertambah, melainkan berkurang. Di atas 4 o
C, jika dipanaskan maka
volumenya akan bertambah.
Sifat pemuaian air (dari 0oC4oC) inilah yang disebut dengan
anomali air (keanehan air)
Ini berarti bahwa volume air paling kecil pada suhu 4 o
C, bukan pada
0 o
C dan massa jenis air paling besar pada suhu 4 o
C
Contoh anomali air dalam keseharian: Pada suatu danau yang
dilapisi es, akan terdapat air di bawah lapisan es tersebut, karena
pada bagian bawah, suhu air adalah 4 o
C
E. PEMUAIAN GAS
Gas dapat mengalami muai volume (V) dan muai tekanan (p).
Koefisien muai volume gas adalah 1/273 K = 0,00367/K
Rumus muai volume atau tekanan gas (Hukum Boyle-Gay-Lussac)
adalah:
T
Vp
T
Vp
2
22
1
11..
=
p1 = tekanan gas awal (Pa, atm, cmHg)
p2 = tekanan gas akhir (Pa, atm, cmHg)
V1 = volume gas awal (m3, L, cm
3)
V2 = volume gas akhir (m3, L, cm
3)
T1 = suhu mutlak gas awal (K)
T2 = suhu mutlak gas akhir (K)
7
fisikareview.wordpress.com
BAB 5. KALOR DAN PERPINDAHANNYA
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir dari benda
bersuhu lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.
Dalam sistem SI satuan kalor dinyatakan dalam Joule (J).
Sedangkan satuan lain yang digunakan adalah Kalori (kal).
A.PENGARUH KALOR TERHADAP SUATU ZAT
1. Mengubah Suhu Zat
Apabila suatu zat menyerap kalor, maka suhu zat itu naik.
(Q bertanda postiif)
Apabila suatu zat melepaskan kalor, maka suhu zat itu akan
turun. (Q bertanda negatif)
Besarnya kalor yang diserap atau dilepas dirumuskan:
Dengan:
Q = kalor (J) (kal)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kgoC)
T = perubahan suhu (oC)
Kalor Jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg (atau 1 g) zat sebesar 1oC.
Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1oC.
2. Merubah Wujud Zat
Jika suatu benda diberi kalor, benda tersebut dapat mengalami
perubahan wujud dari satu bentuk ke bentuk lain. Wujud zat
tersebut dapat berupa padat, cair, atau gas. Pada saat terjadi
perubahan wujud suhu benda tidak berubah.
Perubahan wujud zat akibat kalor dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Melebur dan membeku
Melebur adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi zat
cair. Sebaliknya membeku adalah perubahan wujud dari zat cair
menjadi zat padat.
Kalor lebur (L) adalah kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1
kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik leburnya
Kalor beku adalah kalor yang dilepaskan pada waktu 1 kg zat
membeku menjadi 1 kg zat padat pada titik bekunya.
Rumus:
Titik lebur adalah suhu ketika zat melebur.
Titik lebur dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- Tekanan; jika tekanan pada zat dinaikkan, titik lebur zat
akan turun.
- Ketidakmurnian Zat; titik lebur es dapat diturunkan menjadi
di bawah 0 o
C dengan cara menambah garam pada
campuran es dan air.
b. Menguap, Mengembun, dan Mendidih
Menguap adalah perubahan wujud zat dari zat cair menjadi gas.
Sebaliknya mengembun adalah perubahan wujud dari gas menjadi
zat cair.
# Menguap
Faktor-faktor yang mempercepat penguapan adalah
(1) Memanaskan atau menaikkan suhu.
(2) Memperluas permukaan.
(3) Meniupkan udara kering di atas permukaan.
(4) Mengurangi tekanan pada permukaan.
# Mendidih
Zat cair dikatakan mendidih jika gelembung-gelembung uap
terjadi di dalam seluruh zat cair dan dapat meninggalkan zat
cair.
Kalor uap (U) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menguapkan 1 kg zat cair menjadi 1 kg gas pada titik didihnya.
Rumus :
Titik didih adalah suhu ketika zat mendidih
Titik didih suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- Tekanan; semakin besar tekanan pada zat, semakin besar
titik didihnya.
- Ketidakmurnian zat dapat menaikkan titik didih.
c. Menyublim
Menyublim adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi gas
tanpa melalui fase cair. Sebaliknya mengkristal adalah perubahan
wujud gas menjadi padat. Contoh zat yang dapat menyublim adalah
kapur barus, naftalin.
DIHAPAL!!!
3. Diagram Kalor
Diagram kalor menunjukkan proses perubahan suhu atau wujud dari
suatu zat
Cth: Diagram kalor untuk mengubah es -40 o
C menjadi uap 120 o
C
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5
B. PERUBAHAN ENERGI LISTRIK MENJADI KALOR
Air dapat dipanaskan dengan alat pemanas air (heater). Prinsip kerja
heater adalah mengubah energi listrik menjadi kalor.
Rumus: W = energi lisrtik (J)
P = daya (W)
t = waktu (s)
1 kal = 4,2 J
1 J = 0,24 kal
= . .
= . = .
=
=
=
Untuk mempermudah pengerjaan soal-soal kalor, sebaiknya
menggunakan diagram kalor
L = 80 kal/g atau 80 kkal/kg atau 336.000 J/kg,
U = 540 kal/g atau 540 kkal/kg atau 2.256.000 J/kg
cair = 1 kal/g0C atau 1 kkal/kg
0C atau 4200 J/kg
0C
ces = 0,5 kal/g0C atau 0,5 kkal/kg
0C atau 2100 J/kg
0C
cuap = 0,48 kal/g0C atau 0,48 kkal/kg
0C atau 2010 J/kg
0C
8
fisikareview.wordpress.com
Jika semua energi listrik diubah menjadi kalor, maka:
C. PERPINDAHAN KALOR
Secara alamiah kalor dapat berpindah dari benda yang suhunya
tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Ada tiga cara
perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
1. Konduksi atau Hantaran
Konduksi atau hantaran adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa
disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konduksi terjadi
pada zat padat.
- Konduktor: zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik.
Contohnya logam.
- Isolator: Zat yang buruk dalam menghantarkan kalor. Contohnya
plastik, wol, kaca, kayu.
2. Konveksi atau Aliran
Konveksi atau aliran adalah perpindahan kalor yang disertai dengan
perpindahan partikel-partikel zat tersebut yang disebabkan adanya
perbedaan massa jenis zat. Konveksi terjadi pada gas dan zat cair.
Contoh:
a. Pada peristiwa air mendidih. Partikel-partikel air bagian bawah
lebih cepat panas sehingga lebih ringan. Partikel air bagian
bawah akan naik dan partikel air bagian atas akan turun.
b. Terjadinya angin laut. Pada siang hari daratan lebih cepat panas
dari pada laut, maka udara di atas daratan naik dan udara sejuk
di atas laut bergerak ke daratan karena tekanan udara di atas
permukaan laut lebih besar, maka terjadilah angin laut yang
bertiup dari laut ke daratan. Sebaliknya pada malam hari
daratan lebih cepat dingin dari pada laut, sehingga udara
bergerak dari daratan ke laut yang disebut dengan angin darat.
c. Cerobong asap
d. Sistem ventilasi rumah
e. Sistem pendingin mobil (radiator)
f. Lemari es
3. Radiasi atau Pancaran
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara (medium).
Contoh: Sinar matahari sampai ke bumi melalui radiasi.
Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap dan juga
pemancar kalor yang baik.
Permukaan yang putih dan mengkilat adalah penyerap dan juga
pemancar kalor yang buruk.
Alat yang digunakan untuk mengetahui pemancaran kalor
adalah termoskop.
Beberapa pemanfaatan dari sifat permukaan yang memancarkan
kalor dengan baik dan buruk antara lain:
(1) Sirip-sirip pendingin yang terdapat di belakang lemari es dicat
hitam dan kusam agar memancarkan radiasi ke lingkungan
sekitarnya
(2) Panel surya pemanas dicat hitam agar dapat menyerap radiasi
dari matahari
(3) Rumah dicat putih agar dapat memantulkan kalor radiasi dari
sinar Matahari
(4) Bagian dalam termos dilapisi perak mengkilap agar
memantulkan radiasi kembali ke dalam termos
D. PENERAPAN PRINSIP PERPINDAHAN KALOR
1. Termos Air Panas
Bagian dalam dibuat kaca yang mengkilat agar kalor dari air
panas tidak diserap dinding.
Bagian luar dibuat kaca mengkilat agar tidak terjadi radiasi.
Ruang hampa untuk mencegah aliran kalor secara konveksi.
Gabus berfungsi sebagai isolator untuk mencegah konduksi.
2. Setrika Listrik
Prinsip kerjanya mengubah energi listrik menjadi panas yang
dialirkan pada alas besi tebal bagian bawah setrika secara konduksi.
3. Radiator
Radiator adalah alat pendingin mesin mobil dengan prinsip konveksi
E. AZAS BLACK
Jika sejumlah zat bersuhu tinggi dicampur dengan sejumlah zat lain
yang suhunya rendah, maka akan dicapai suhu kesetimbangan, di
mana zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat
yang suhunya rendah akan menerima kalor tersebut.
Untuk mengerjakan soal-soal berprinsip azas black, sebaiknya
menggunakan diagram kalor
Contoh: Diagram untuk pencampuran 100 g es 50C dengan 200 g
air 300C
= = + !+ "
= =
=
9
fisikareview.wordpress.com
BAB 6. GERAK LURUS
A. PENGERTIAN GERAK
Sebuah benda dikatakan bergerak apabila kedudukan benda
tersebut berubah terhadap titik acuan.
Titik acuan adalah suatu titik di mana kita mulai mengukur
perubahan kedudukan suatu benda.
Gerak bersifat relatif, artinya suatu benda dapat dikatakan bergerak
terhadap suatu benda tertentu, tetapi belum tentu dikatakan
bergerak terhadap benda lainnya.
Contoh: seseorang yang mengemudikan mobil dikatakan bergerak
jika titik acuannya adalah pohon yang di pinggir jalan Akan tetapi jika
titik acuannya adalah kursi pengemudi, maka pengemudi dikatakan
diam.
Akibatnya:
a. benda yang bergerak dapat kelihatan bergerak
b. benda yang bergerak dapat kelihatan diam
c. benda yang diam dapat kelihatan bergerak (gerak semu)
Gerak semu adalah gerak di mana suatu benda yang diam tampak
seolah-olah bergerak. Contohnya: pada saat kita berada di dalam
mobil yang berjalan, tampak pohon-pohon yang dilalui bergerak
melewati kita.
B. JARAK DAN PERPINDAHAN
Jarak adalah panjang seluruh lintasan yang ditempuh benda. Jarak
merupakan besaran skalar, artinya mempunyai nilai tetapi tidak
mempunyai arah.
Perpindahan adalah perubahan kedudukan atau posisi suatu benda.
Benda dikatakan melakukan perpindahan jika posisinya berubah.
Perpindahan merupakan besaran vektor, artinya mempunyai arah
dan nilai.
Contoh: seekor tikus berjalan dari A ke B sejauh 100 m, kemudian
dari B ke C sejauh 50 m dan terakhir dari C ke D sejauh 100 m seperti
pada gambar berikut
Jarak = AB + BC + CD
= 100 + 50 + 100 = 250 m
Perpindahan = AD = 50 m
C. KELAJUAN DAN KECEPATAN
1. Kelajuan
Kelajuan suatu benda adalah perbandingan antara jarak yang
ditempuh benda terhadap waktu tempuhnya. Kelajuan merupakan
besaran skalar.
Rumus:
v = kelajuan (m/s) (km/jam)
s = jarak (m) (km)
t = waktu (s) (jam)
Jika laju benda berubah setiap saat, maka dapat kita cari laju rata-
ratanya. Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi antara jarak total yang
ditempuh dengan waktu totaknya.
Jika data yang diberikan adalah kecepatan (v) dan waktu (t) maka
kelajuan rata-rata dapat ditentukan dengan rumus:
2. Kecepatan
Kecepatan suatu benda adalah perbandingan antara perpindahan
dengan waktu tempuhnya. Kecepatan merupakan besaran vektor.
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi antara perpindahan dengan
selang waktu
Rumus:
# = kecepatan rata-rata X1 = posisi benda pada saat t1
X2 = posisi benda pada saat t2
t = selang waktu
Satuan SI untuk kelajuan dan kecepatan adalah m/s
Alat ukur kecepatan disebut velocitometer
Alat ukur kelajuan disebut spidometer
Alat ukur jarak disebut odometer
D. GERAK LURUS PADA LINTASAN HORIZONTAL
Lintasan adalah titik-titik yang dilalui oleh benda ketika bergerak.
Gerak Lurus adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis
lurus.
Ada 2 jenis gerak lurus, yaitu: gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak
lurus berubah beraturan (GLBB)
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang
lintasannya lurus dan kecepatannya selalu tetap. Benda yang
melakukan gerak lurus beraturan dalam selang waktu yang sama
akan menempuh jarak yang sama.
- Grafik GLB
- Bila diselidiki dengan pewaktu ketik (ticker timer), akan
diperoleh hasil berikut :
- Rumus:
- INGAT: Pada GLB, v tetap, a = 0
- Pada grafik v-t, untuk mencari jarak (s) sama dengan luas daerah
yang dibatasi oleh grafik.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah gerak suatu benda yang
lintasannya garis lurus, dan kecepatannya mengalami perubahan
yang sama setiap sekon. Perubahan kecepatan setiap satuan waktu
disebut percepatan. Jika perubahan kecepatan selalu sama dalam
selang waktu yang sama maka benda bergerak dengan percepatan
tetap. Secara matematis, percepatan rata-rata dirumuskan sbb:
$% = percepatan rata-rata (m/s2) v1 = kecepatan benda pada saat t1
v2 = kecepatan benda pada saat t2
t = selang waktu (s)
v = perubahan kecepatan (m/s)
= &
# = '(( = ' + '! + '" + + ! + " +
# = * = *! *!
& = .
# = + !! + "" + + ! + " + $% = = ! !
Jarak = Luas 1 + Luas 2
= Luas persegi panjang + Luas
trapesium
10
fisikareview.wordpress.com
Rumus Rumus GLBB:
Dengan:
vo = kecepatan mula-mula benda (m/s)
vt = kecepatan akhir (m/s)
s = jarak yang ditempuh (m)
t = waktu (s)
a = percepatan benda (m/s2)
GLBB dipercepat
GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya bertambah setiap
saat. Contoh:
- Benda jatuh bebas dari ketinggian tertentu
- Benda yang meluncur dari puncak bidang miring
- Meterorit jatuh ke bumi
- Anak-anak meluncuri seluncuran
Untuk GLBB dipercepat nilai percepatan adalah positif (a > 0)
Grafik GLBB dipercepat:
Bila diselidiki dengan ticker timer diperoleh sbb :
GLBB diperlambat
GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya berkurang setiap
saat. Contohnya:
- Bola yang dilemparkan vertikal ke atas
- Mobil yang bergerak dengan kecepatan tertentu kemudian
direm sehingga kecepatannya berkurang setiap saat dan
akhirnya berhenti.
- Bola menggelinding ke atas bidang miring
Untuk GLBB dipercepat nilai percepatan adalah negatif (a < 0)
Grafik GLBB diperlambat:
Bila diselidiki dengan ticker timer diperoleh sbb :
INGAT: Pada GLBB, v berubah secara teratur, a tetap
E. GERAK LURUS PADA LINTASAN VERTIKAL
Gerak vertikal merupakan adalah suatu gerak benda yang
menempuh lintasan vertikal terhadap tanah.
Dalam gerak vertikal, percepatan yang dialami benda adalah
percepatan gravitasi (g).
Besar percepatan gravitasi g = 9,8 m/s2. Dalam soal biasanya
diketahui g = 10 m/s2
untuk memudahkan perhitungan.
Gerak Vertikal merupakan GLBB, oleh karena itu rumus untuk gerak
vertikal sama dengan rumus GLBB, yaitu:
Lambang percepatan a digantikan dengan g
Lambang perpindahan s digantikan dengan h (ketinggian benda)
1. Gerak Vertikal Ke Bawah
Adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari suatu
ketinggian tertentu.
Pada gerak vertikal ke bawah, nilai percepatan gravitasi (g) adalah
positif.
2. Gerak Jatuh Bebas
Adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari suatu
ketinggian tanpa kecepatan awal.
Ingat: pada gerak jatuh bebas vo = 0 m/s
3. Gerak Vertikal ke Atas
Adalah gerak vertikal suatu benda yang dilemparkan ke atas.
Pada gerak vertikal ke bawah, nilai percepatan gravitasi (g) adalah
negatif.
Ingat: pada ketinggian maksimum vt = 0 m/s
Catatan:
Untuk konversi satuan
= ( $. & = ( . 12 $. ! ! = (! 2. $. & = ( ..
= (. 12 .. ! ! = (! 2. ..
11
fisikareview.wordpress.com
BAB 7. GAYA DAN PERCEPATAN
Gaya adalah suatu dorongan/tarikan pada suatu partikel/benda.
Akibat gaya pada suatu benda:
(1) Kecepatan benda berubah
(2) Benda diam menjadi bergerak.
(3) Benda bergerak menjadi diam.
(4) Arah gerak benda berubah.
(5) Bentuk dan ukuran benda berubah.
Alat untuk mengukur gaya adalah Neraca Pegas atau dinamomenter
Satuan gaya menurut SI adalah Newton (N) (kg m/s2)
A. JENIS-JENIS GAYA
Berdasarkan penyebabnya, gaya dapat dibagi menjadi:
a. Gaya gravitasi yaitu gaya tarik oleh bumi.
b. Gaya magnet yaitu gaya yang berasal dari magnet.
c. Gaya mesin yaitu gaya yang berasal dari mesin.
d. Gaya pegas yaitu gaya yang ditimbulkan oleh pegas.
e. Gaya listrik yaitu gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik.
Berdasarkan sifatnya, gaya dapat dibagi menjadi:
a. Gaya sentuh; yaitu gaya yang titik kerja gayanya bersentuhan
langsung dengan bendanya. Contohnya: gaya otot, gaya pegas,
gaya gesekan, gaya tegangan tali, gaya normal
b. Gaya tak sentuh (gaya medan); yaitu gaya yang titik kerja
gayanya tidak bersentuhan dengan bendanya. Contohnya: gaya
magnet, gaya listrik, gaya gravitasi.
B. MELUKIS GAYA
Gaya merupakan besaran vektor, sehingga memiliki besar dan arah.
Panjang anak panah menunjukkan besarnya gaya, sedangkan arah
panah menunjukkan arah gaya.
Artinya gaya sebesar 3 N ke kanan atau dalam arah OP
O = titik tangkap gaya
Panjang OP = besar gaya
Arah anak panah sebagai arah gaya
C. RESULTAN (PENJUMLAHAN) DAN SELISIH GAYA, (F)
Beberapa gaya yang bekerja pada suatu benda dalam satu garis
kerja dapat diganti oleh sebuah gaya yang dinamakan resultan gaya.
R = F1 + F2 + F3 + R = Resultan gaya
F = + (jika arah gaya ke kanan atau ke atas)
F = - (jika arah gaya ke kiri atau ke bawah)
Gaya-gaya Searah
R = F1+F2
Gaya-gaya yang Berlawanan Arah
R = F1-F2
Gaya-gaya yang Seimbang
F1 = F2
R = F1- F2 = 0
D. GAYA GESEKAN (FRICTION) (f)
Gaya gesekan adalah gaya yang berlawanan dengan arah
kecenderungan gerak benda. Gaya gesekan timbul karena
persentuhan langsung antara dua permukaan benda.
Gaya gesekan dapat terjadi pada zat padat, cair dan udara.
Gaya gesekan di udara dan di zat cair dipengaruhi oleh luas
bentangan benda. Cth: gesekan udara penerjun payung, gesekan
angin pada mobil yang melaju, gesekan air pada kapal.
Untuk mengurangi gaya gesekan di udara dan zat cair, maka bentuk
benda dibuat lebih pipih (streamline). Misalnya: desain mobil balap,
pesawat terbang, kapal selam, dll
Gaya gesekan pada permukaan zat padat dipengaruhi oleh:
1. kekasaran permukaan zat padat yang bersentuhan
2. gaya normal.
Gaya gesekan pada permukaan zat padat tidak dipengaruhi luas
bidang sentuh antara permukaan benda yang bersentuhan.
Gaya gesekan ada dua yaitu:
a. Gaya gesekan statis (fs) adalah gaya gesekan yang dialami benda
ketika masih diam (belum bergerak). Besar gaya gesekan statis dari
nol sampai nilai maksimum tertentu. Gaya gesekan statis maksimum
dialami benda yang akan mulai bergerak.
b. Gaya gesekan kinetis (fk) adalah gaya gesekan yang dialami benda
ketika benda telah bergerak. Gaya gesekan kinetis besarnya tetap
dan selalu lebih kecil dari gaya gesekan statis maksimum.
Cara memperkecil gaya gesekan:
(1) Memperlicin permukaan, misalnya dengan memberi minyak
pelumas.
(2) Menaruh benda di atas roda-roda sehingga lebih mudah
bergerak.
(3) Memisahkan kedua permukaan yang akan bersentuhan dengan
udara.
Gaya gesekan yang menguntungkan:
(1) Gaya gesekan pada rem, misalnya piringan rem sepeda motor
yang digunakan untuk memperlambat laju sepeda motor.
(2) Gaya gesekan antara ban mobil yang dibuat bergerigi dengan
permukaan jalan agar tidak selip.
(3) Gaya gesekan antara tangan dengan benda yang kita pegang,
sehingga benda dapat dibawa ke mana-mana.
(4) Gaya gesekan antara kaki dan permukaan jalan, sehingga kita
dapat berjalan tanpa tergelincir.
Gaya gesekan yang merugikan:
(1) Gaya gesekan antara ban kenderaan dengan jalan sehingga ban
cepat aus dan tipis.
(2) Gaya gesekan antara sepatu dengan lantai sehingga tumit
sepatu cepat tipis.
(3) Gaya gesekan antara angin dengan mobil yang menghambat
lajunya mobil, dapat diatasi dengan mendesain mobil
streamline (aerodinamis). Mobil dengan desain streamline
disebut juga mobil aerodinamis.
(4) Gaya gesekan antara kopling dengan mesin mobil menimbulkan
panas sehingga mesin mobil cepat aus.
E. BERAT BENDA / GAYA BERAT / GAYA GRAVITASI (w)
Massa adalah ukuran banyaknya zat yang dikandung suatu benda.
Berat benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada
benda yang bermassa. Arah gaya berat selalu ke pusat bumi dan
besarnya tidak konstan, bergantung pada percepatan gravitasi bumi.
dengan:
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2) = 10 m/s
2
ingat: massa benda selalu tetap (konstan) sedangkan berat dapat
berubah-ubah tergantung pada tempatnya (percepatan gravitasinya)
Misalnya Budi bermassa 40 kg jika berada di bumi pergi ke bulan,
massa Budi di bulan juga 40 kg, sedangkan berat Budi di bulan akan
berbeda dengan berat Budi di bumi karena percepatan gravitasi
bulan lebih kecil dari percepatan gravitasi bumi
0 = . .
12
fisikareview.wordpress.com
F. HUKUM NEWTON
1. Hukum I Newton
Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol
(seimbang), maka benda yang mula-mula diam akan terus diam
(mempertahankan keadaan diam), sedangkan jika benda mula-mula
bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap (GLB).
Benda sedang diam; atau
F = 0 Benda sedang bergerak dengan
kecepatan tetap (GLB)
Hukum I Newton disebut juga hukum kelembaman (inersia)
(kemalasan)
Inersia adalah sifat benda yang cenderung mempertahankan
keadaan geraknya (diam atau bergerak)
Contoh penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari:
1. Jika kita sedang naik mobil, tiba-tiba mobil direm, kita akan
terdorong ke depan. Hal ini disebabkan kita tadinya akan
bergerak ke depan sehingga ingin terus bergerak ke depan
meskipun mobil direm.
2. Pemain ice skating akan terus meluncur pada lintasannya, jika
tidak ada gaya luar yang mempengaruhinya
3. Satelit akan terus meluncur pada lintasannya, karena dalam
keadaan seimbang.
2. Hukum II Newton
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada
suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan
resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.
atau
Dimana: F = resultan gaya (kg m/s2) (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)
Contoh hukum II Newton:
(1) Diperlukan gaya yang lebih besar untuk mendorong truk
daripada mendorong sedan.
(2) Untuk benda yang massanya lebih kecil apabila didorong akan
menghasilkan percepatan yang lebih besar.
(3) Ketika supir menginjak pedal gas, mobil bergerak lebih cepat.
(4) Buah kelapa jatuh dari pohon akibat gaya berat.
(5) Balok yang didorong di lantai dapat berhenti akibat gaya
gesekan.
3. Hukum III Newton
Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua (disebut
aksi), maka benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda
pertama yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan (disebut
reaksi)
Ciri-ciri pasangan gaya aksi-reaksi:
(1) besarnya sama,
(2) arahnya berlawanan,
(3) bekerja pada dua benda yang berbeda.
Contoh Hukum III Newton:
(1) Ketika peluru ditembakkan dari sebuah senapan yang kita
pegang, maka senapan akan terdorong ke belakang. Hal ini
disebabkan adanya gaya yang bekerja pada senapan akibat
peluru.
(2) Ketika kaki menendang tembok dengan keras, maka tembok
akan memberikan gaya yang sama besarnya pada kaki,
akibatnya kaki menjadi sakit.
(3) Ketika kaki mendorong lantai ke belakang, maka lantai akan
mendorong kaki ke depan, akibatnya badan kita berjalan maju
ke depan.
(4) Ketika kaki mendorong lantai ke bawah dengan gaya yang lebih
besar dari berat badan, maka lantai mendorong badan ke atas
dengan gaya yang sama besarnya, akibatnya badan meloncat ke
udara.
(5) Ketika seekor kuda menarik sebuah kereta, kaki kuda
mendorong tanah ke belakang, maka gaya yang menyebabkan
kuda bergerak maju adalah gaya yang dikerjakan tanah pada
kaki kuda.
(6) Gaya tarik menarik antar benda yang bermassa.
(7) Gaya tarik menarik antara dua muatan tidak sejenis.
(8) Gaya tolak menolak antara dua muatan sejenis.
$ = 12 12 = . $
123 = 123
13
fisikareview.wordpress.com
BAB 8. USAHA, ENERGI DAN PESAWAT
SEDERHANA
A. USAHA
Suatu gaya yang bekerja pada benda dikatakan melakukan usaha jika
gaya tersebut menyebabkan benda berpindah tempat.
Jika benda tidak berpindah, maka usahanya nol
Jika gaya tegak lurus arah perpindahannya, maka usahanya nol
Jika benda berpindah dengan kecepatan tetap, maka usahanya
nol
Jika gaya dan perpindahannya searah, maka usahanya positif
Jika gaya dan perpindahannya berlawanan arah, maka usahanya
negatif
Satuan SI untuk usaha adalah Joule
Dimana:
W = usaha (J)
F = resultan gaya (N)
s = perpindahan (m)
B. ENERGI
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha
Satuan SI untuk energi adalah Joule
1. Bentuk-bentuk energi
a. Energi potensial; energi potensial gravitasi bumi adalah energi
yang dimiliki oleh suatu benda karena kedudukannya terhadap
bumi.
Ep = energi potensial (J)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)
b. Energi kinetik; energi yang dimiliki oleh benda karena geraknya
atau kelajuannya
Ek = energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
c. Energi mekanik; energi yang berkaitan dengan gerak atau
kemampuan untuk bergerak.
d. Energi kimia; energi yang tersimpan dalam zat, atau bahan
bakar
e. Energi listrik; energi yang dihasilkan oleh muatan listrik yang
bergerak melalui kabel
f. Energi kalor (panas); energi yang dihasilkan oleh gerak internal
partikel-partikel dalam suatu zat
g. Energi bunyi; energi yang dihasilkan oleh getaran partikel-
partikel udara di sekitar sebuah sumber bunyi
h. Energi cahaya; energi yang dihasilkan oleh radiasi gelombang
elektromagnetik
i. Energi nuklir; energi yang dihasilkan oleh reaksi inti atom
2. Hukum Kekekalan Energi
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan,
namum dapat berubah dari satu bentuk yang lain.
3. Perubahan Bentuk Energi
Energi Asal Energi Akhir Contoh
Energi listrik
Energi cahaya Lampu, senter Energi kalor Setrika listrik, kompor listrik,
solder, lampu
Energi mekanik Kipas angin, motor listrik, jam tangan, jam dinding Energi kimia Pengisian aki
Energi bunyi Mikrofon, organ, dan alat musik lainnya
Energi
mekanik
Energi kalor Benda yang saling bergesekan
Energi bunyi Gong atau bedok yang dipukul Energi listrik Turbin, dinamo, generator
Energi kimia Energi kalor Bahan bakar ketika
memasak Energi listrik Pemakaian aki, baterai Energi cahaya
Energi kalor Menjemur pakaian Energi listrik Solar sel Energi kimia Mengubah struktur kimia
pada kamera film
4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik 56 = 56! 53 + 57 = 53! + 57! 12 . . ! + . .. = 12 . . !! + . .. !
5. Hubungan antar usaha dan energi
Usaha sama dengan perubahan energi
C. DAYA
Daya adalah usaha atau perubahan energi setiap satuan waktu
P = daya (W) (Watt) (hp)
F = gaya (N)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
s = perpindahan (m)
1 hp = 746 watt
hp = horse power
D. PESAWAT SEDERHANA
Pesawat sederhana berfungsi untuk mempermudah usaha bukan
untuk memperkecil usaha
Dengan menggunakan pesawat sederhana akan diperoleh
keuntungan mekanis (KM)
Jenis-Jenis Pesawat Sederhana:
1. Tuas/Pengungkit
Tuas adalah pesawat sederhana yang berbentuk batang keras
sempit yang dapat berputar di sekitar titik tumpu, contohnya
linggris.
Rumus:
F = kuasa (N)
w = berat beban (N)
lF = lengan kuasa (m)
lw = lengan beban (m)
Rumus panjang tuas:
Keuntungan mekanis:
5 = . ..
53 = 12 . . !
56 = 57 + 53
= 5 = 53
= = 2. & = 2.
89 = 02
2 :; = 0 :<
l = lF + lw
89 = 02 = :;:<
= 12. &
14
fisikareview.wordpress.com
Tuas berfungsi memperbesar gaya, sehingga usaha lebih mudah
dilakukan, tetapi tidak mengurangi usaha yang harus dilakukan
Tuas dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a. Tuas kelas pertama; titik tumpu selalu berada di antara kuasa
dan beban. Contoh : linggris, gunting, tang, dan pembuka kaleng,
sekop, dongkrak mobil, lengan yang mengangkat barbell
b. Tuas kelas kedua; kuasa dan beban berada pada sisi yang sama
dari titik tumpu, dan beban lebih dekat ke titik tumpu daripada
kuasa. Contoh : catut, pembuka botol, dan stapler, gerobak pasir
c. Tuas kelas ketiga; beban dan kuasa berada pada sisi yang sama
dari titik tumpu, tetapi kuasa lebih dekat ke titik tumpu daripada
beban. Contoh: sapu
2. Katrol
Katrol berfungsi mengangkat benda dengan mudah. Cara kerja
katrol sama dengan prinsip tuas.
a. Katrol tunggal tetap
Fungsi: mengubah arah gaya
KM = 1, sehingga F = w
O = titik tumpu
OA = lengan kuasa
OB = lengan beban
Rumus usaha:
W = beban x kenaikan beban
W = w x Sw
b. katrol tunggal bergerak
Fungsi: memperbesar gaya, kuasa
KM = 2, sehingga F = w
Rumus usaha:
W = beban x kenaikan beban
W = w x Sw
O = titik tumpu,
OA = lengan beban
OB = lengan kuasa
Untuk sistem katrol (takal) yaitu sistem yang terdiri dari beberapa
buah katrol maka keuntungan mekanis takal sama dengan banyak
tali penanggung beban.
3. Bidang Miring
Bidang miring adalah suatu permukaan miring yang penampangnya
berbentuk segitiga.
Rumus:
Keuntungan mekanis:
s = panjang bidang miring
h = tinggi bidang miring
Contoh bidang miring: baji, sekrup, tangga, pisau, kapak, jalan ke
gunung
0. = 2. &
89 = 02 = &
15
fisikareview.wordpress.com
BAB 9. TEKANAN
A. TEKANAN PADA ZAT PADAT
Tekanan adalah gaya per satuan luas bidang di mana gaya tersebut
bekerja
Rumus: A
FP =
Dengan:
P = tekanan (N/m2) atau Pa
F = gaya tekan (N)
A = luas bidang tekan (m2)
Ingat: 1 atm = 76 cmHg = 105 Pa
B. TEKANAN DALAM ZAT CAIR
Tekanan yang dakibatkan oleh zat cair pada kedalaman tertentu
disebut tekanan hidostatis
Sifat tekanan hidrostatis:
Pada kedalaman yang sama, tekanan sama besar dan ke segala
arah
Semakin ke dalam tekanannya semakin besar
Bergantung pada massa jenis cairan
Bergantung pada percepatan gravitasi bumi
Tidak bergantung pada bentuk wadahnya
Rumus:
Dengan:
P = tekanan hidrostatis di titik A (Pa)
= massa jenis cairan (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
S = berat jenis (N/m3)
1. Hukum Pascal
Hukum Pascal dikemukakan oleh Blaise Pascal yang berbunyi:
Tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah dengan sama besar
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
21
dd
FF
AA
FF
PP
atau ==
=
Ingat: Tekanan sama bukan gaya
Dengan:
F1 = gaya pada penampang A1 (N)
F2 = gaya pada penampang A2 (N)
A1 = luas penampang 1 (m2)
A2 = luas penampang 2 (m2)
Manfaat hukum Pascal yaitu dengan gaya yang kecil dapat
dihasilkan gaya yang besar.
AlatAlat yang bekerja berdasarkan Hukum Pascal yaitu: dongkrak
hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, rem hidrolik, alat pengangkat
mobil hidrolik, kursi dokter gigi atau pemangkas rambut, elevator
hidrolik.
2. Bejana Berhubungan
Jika bejana berhubungan diisi zat cair sejenis maka tinggi
permukaan zat cair akan sama
Jika bejana berhubungan diisi zat cair tidak sejenis maka tinggi
permukaan zat cair tidak sama
Rumus: hhPP atau 221121 .. == Dengan:
1 = massa jenis cairan 1 (kg/m3) (g/cm
3)
1 = massa jenis cairan 2 (kg/m3) (g/cm
3)
h1 = tinggi zat cair 1 dari bidang batas titik (cm)
h2 = tinggi zat cair 2 dari bidang batas titik (cm)
3. Hukum Archimedes
Setiap benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam
zat cair akan mendapat gaya ke atas(FA) sebesar berat zat cair yang
didesak oleh benda itu
Rumus:
VgwwF aauA .==
Dengan:
FA = gaya angkat ke atas pada benda (N)
Wu = berat benda di udara
Wa = berat benda di dalam zat cair (N)
= massa jenis cairan (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Va = volume benda yang tercelup (m3)
Dengan adanya gaya angkat ke atas pada benda, maka benda dapat
terapung, melayang, dan tenggelam
a. Benda terapung; benda < cairan
b. Benda melayang; benda = cairan
c. Benda tenggelam; benda > cairan
Ingat: untuk benda melayang atau terapung berlaku
Penerapan hukum archimedes antara lain:
Jembatan ponton (jembatan apung), balon udara, kapal laut dan
kapal selam, hidrometer (alat untuk mengukur massa jenis zat cair),
galangan kapal
C. TEKANAN GAS
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Karena
udara mempunyai berat, maka menyebabkan adanya tekanan dalam
udara yang disebut tekanan atmosfer. Arah tekanan ini ke segala
arah
1. Tekanan Gas Dalam Ruang Terbuka
Torricelli berhasil mengukur tekanan udara di ruang terbuka dengan
alat barometer
Dari hasil percobaan didapatkan :
a. Tekanan udara akibat lapisan atmosfer bumi tepat di
permukaan laut adalah sekitar 76 cm air raksa atau 76 cmHg
yang disebut dengan satu atmosfer (1 atm)
b. Setiap kenaikan 100 m dari permukaan laut tekanan udara
berkurang 1 cmHg
Apabila percobaan Torricelli menggunakan air, maka tinggi air yang
dapat ditahan oleh udara sekitar 10 meter.
0 = 2=
> = . .. > = '.
16
fisikareview.wordpress.com
Rumus Barometer raksa terbuka:
Dimana:
Pudara = tekanan udara (cmHg)
h = ketinggian tempat (m)
2. Tekanan Gas Dalam Ruang Tertutup
Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
udara di dalam ruang tertutup
a. Manometer zat cair terbuka
Pgas = tekanan gas (cmHg) (atm)
P0 = tekanan udara luar (cmHg) (atm) = massa jenis zat (kg/m3) g = percepatan gravitasi (m/s
2)
h = kedalaman zat cair (m)
Jika zat cair adalah raksa maka:
b. Manometer raksa tertutup
c. Manometer Air Terbuka
3. Hukum Boyle
Robert Boyle menyatakan bahwa:
hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup adalah
konstan
Rumus:
Alat-alat yang berkerja berdasarkan hukum Boyle:
Manometer air raksa terbuka, manometer air raksa tertutup,
manometer logam, pompa air, pompa udara, pipet, siphon, pompa
tekanan udara, botol setan, tempat minum burung.
?@ = A76 100E F. = G76 HI * 100
J = ( + . J = ( .
J = ( + J = (
J = GI F.
K = !K!
J = AL + 13,6E F.
17
fisikareview.wordpress.com
BAB 10. GETARAN DAN GELOMBANG
A. GETARAN
Getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik seimbang
secara periodik.
Satu getaran adalah satu kali melakukan gerak bolak balik.
A-O-B-O-A = 1 getaran (n=1)
O-B-O-A-O = 1 getaran (n=1)
B-O-A-O-B = 1 getaran (n=1)
A-O-B = getaran (n= )
O-B-O = getaran (n= )
A-O = getaran (n= )
O-B = getaran (n= )
Titik O adalah titik keseimbangan
1. Simpangan dan Amplitudo
Simpangan getaran adalah posisi partikel yang bergetar terhadap
titik keseimbangannya.
Amplitudo getaran (A) adalah simpangan maksimum suatu getaran.
2. Periode dan Frekuensi
Periode (T) getaran adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai
satu kali getaran.
Frekuensi (f) getaran adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu.
Rumus:
Dengan:
T = periode (s)
f = frekuensi (1/s) (Hz)
t = waktu yang diperlukan untuk melakukan sejumlah getaran (s)
n = jumlah getaran dalam waktu t sekon
B. GELOMBANG
Gelombang adalah getaran yang merambat. Dalam perambatannya
gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain,
sedangkan medium yang dilaluinya tidak ikut merambat.
Menurut mediumnya gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Gelombang mekanik; gelombang yang dalam perambatannya
memerlukan medium perantara.
Contoh: gelombang bunyi, gelombang pada tali, gelombang air.
b. Gelombang elektromagnetik; gelombang yang dapat merambat
di ruang hampa/tanpa medium.
Contoh: cahaya, gelombang radar, gelombang radio.
Menurut arah rambatnya, gelombang dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya
tegak lurus terhadap arah rambatannya.
Contoh: gelombang pada tali, gelombang cahaya, gelombang
permukaan air.
Puncak B,F
Dasar D,H
Bukit ABC, EFG
Lembah CDE, GHI
Amplitudo BB, DD, FF, HH
Panjang satu gelombang (O) Dibaca: lambda
A C E , E G I
B F (puncak ke puncak)
D H (dasar ke dasar)
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya
sejajar terhadap arah rambatannya.
Contoh: gelombang pada slinki dan gelombang bunyi.
Panjang satu gelombang () adalah jarak 1 renggangan dan 1
rapatan; jarak pusat rapatan ke pusat rapatan; atau jarak pusat
renggangan ke pusat renggangan.
1. Periode dan Frekuensi gelombang
Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu panjang gelombang.
Frekuensi gelombang (f) adalah banyaknya gelombang yang terjadi
setiap sekon.
Hubungan frekuensi dengan periode gelombang
2. Cepat rambat gelombang
Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang
dibagi dengan waktu untuk merambat.
Hubungan panjang gelombang, periode, frekuensi dan cepat
rambat
= tn S = nt = 1f = tn S = nt = 1f
= T = . f
= &
18
fisikareview.wordpress.com
BAB 11. BUNYI
A. SIFAT-SIFAT BUNYI
Bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergetar.
Bunyi merupakan gelombang longitudinal, sehingga merambat
dalam bentuk rapatan dan regangan molekul-molekul medium
yang dilaluinya.
Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena memerlukan
medium (padat, cair, gas) untuk merambat.
Bunyi merambat paling baik dalam zat padat dan paling buruk
dalam gas.
Bunyi dapat mengalami pemantulan.
B. CEPAT RAMBAT BUNYI
Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak
sumber bunyi ke pendengar dengan selang waktu yang diperlukan
bunyi untuk merambat sampai ke pendengar.
Dimana:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
s = jarak sumber bunyi ke pendengar (m)
t = waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat (s)
Pada gelombang bunyi juga berlaku rumus
Dimana:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
= panjang gelombang bunyi (m)
f = frekuensi bunyi (Hz)
1. Pengaruh suhu pada cepat rambat bunyi
Semakin tinggi suhu udara, semakin besar cepat rambatnya
Semakin rendah suhu udara, semakin kecil cepat rambatnya
Dimana:
v = cepat rambat bunyi pada suhu toC
vo= cepat rambat bunyi pada suhu 0oC = 332 m/s
t = suhu udara (oC)
Syarat untuk terjadi dan terdengarnya bunyi yaitu:
(1) Adanya benda yang bergetar (sumber bunyi)
(2) Adanya zat perantara (medium)
(3) Adanya penerima yang berada di dekat sumber
2. Jenis-jenis bunyi berdasarkan frekuensinya
1. Infrasonik
infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz
infrasonik dapat didengar oleh jangkrik, anjing
2. Audiosonik
Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya berkisar 20 Hz
20.000 Hz
Audiosonik dapat didengar oleh telinga manusia
3. Ultrasonik
Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz
Ultrasonik dapat didengar oleh lumba-lumba dan kelelawar
Ultrasonik dimanfaatkan untuk :
a. Kaca mata tuna netra
b. Ultrasonografi (USG)
c. Membunuh bakteri dalam makanan yang akan diawetkan
d. Mencampur logam agar merata
e. Mengukur kedalaman laut
3. Macam-macam bunyi
Nada, yaitu bunyi yang frekuensinya tetap dan teratur
Tinggi rendahnya nada pada bunyi tergantung pada frekuensi
bunyi
Kuat lemahnya bunyi tergantung pada amplitudo bunyi
Desah, yaitu bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Contoh:
suara angin, suara ombak
Dentum, yaitu bunyi yang frekuensinya tinggi tetapi masih
didengar oleh telinga manusia. Contoh: bunyi bom
Warna bunyi/timbre/kualitas bunyi adalah perbedaan nada yang
dihasilkan sumber bunyi, meskipun frekuensinya sama. Contoh:
nada seruling, gitar, piano tetap dapat dibedakan bunyinya
meskipun frekuensinya sama
Warna bunyi berbeda disebabkan oleh bentuk gelombang yang
berbeda
Bentuk gelombang bunyi berbeda karena adanya perbedaan
frekuensi nada-nada atas, tetapi frekuensi nada dasarnya sama
4. Frekuensi Bunyi pada Interval Nada
Perbandingan frekuensi nada (interval nada)
Perbandingan frekuensi nada dengan nada C
C : C = 24 : 24 = 1 : 1 prime D : C = 27 : 24 = 9 : 8 sekunde E : C = 30 : 24 = 5 : 4 terts F : C = 32 : 24 = 4 : 3 kuart G : C = 36 : 24 = 3 : 2 kuint A : C = 40 : 24 = 5 : 3 sext B : C = 45 : 24 = 15 : 8 septime C : C = 48 : 24 = 2 : 1 oktaf
C. HUKUM MARSENNE
Menurut Marsenne, faktor faktor yang mempengaruhi frekuensi
bunyi seutas senar atau dawai:
1. Panjang senar; semakin panjang senarnya semakin rendah
frekuensinya
2. Luas penampang; semakin besar luas penampangnya, semakin
rendah frekuensinya
3. Massa jenis senar; semakin besar massa jenisnya, semakin
rendah frekuensinya
4. Tegangan senar; semakin besar tegangan senar, semakin tinggi
frekuensinya
Rumus Marsenne
= massa jenis senar (kg/m3)
f = frekuensi senar (Hz)
L = panjang senar (m)
T = tegangan senar (N)
A = luas penampang senar (m2)
Untuk perbandingan dua buah senar berlaku
D. RESONANSI
Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda bila benda lain
bergetar didekatnya.
Frekuensi benda yang bergetar sama dengan frekuensi benda
yang ikut bergetar
Misalnya pada gambar, jika bandul A digetarkan maka bandul C
ikut bergetar (beresonansi)
Rumus Panjang kolom udara
L = panjang kolom udara
= panjang gelombang
Resonansi pertama (n=1)
Resonansi kedua (n=3)
Resonansi ketiga (n=5), dst
= &
= O. S
= L + 0,6.
S!S = V!. .VWV. !. VW!
S = 12 X . W
= Y4 O
1 : 2 : 3 : 4 : 5 DIHAPAL!!!
oktaf kuint kuart terts
19
fisikareview.wordpress.com
E. PEMANTULAN BUNYI
1. Hukum Pemantulan Bunyi
a. Bunyi datang, bunyi pantul dan garis normal terletak pada satu
bidang datar.
b. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)
2. Macam-macam bunyi pantul
(a) Bunyi pantul yang bersamaan dengan bunyi asli
Bunyi ini terjadi jika jarak antara sumber bunyi dengan dinding
pemantul cukup dekat. Bunyi ini memperkuat bunyi asli.
Misalnya di dalam kamar, di ruang kelas.
(b) Gaung/kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian bersamaan
dengan bunyi aslinya, sehingga bunyi aslinya tidak jelas. Bunyi ini
terjadi jika jarak antara sumber dengan dinding pemantul agak
jauh. Misalnya di dalam gedung bioskop
Misalkan kita mengucapkan kata matahari
Bunyi asli : Ma ta ha ri
Bunyi pantul Ma ta ha ri
Terdengar : Ma ri
(c) Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli
selesai diucapkan. Bunyi ini tejadi jika jarak antara sumber
dengan dinding pemantul cukup jauh. Misalnya di lereng bukit
dan lembah
Misalkan kita mengucapkan kata matahari
Bunyi asli : Ma ta ha ri
Bunyi pantul Ma ta ha ri
Terdengar : Ma ta ha ri Ma ta ha ri
Zat-zat yang dapat menyerap bunyi yang diterimanya disebut zat
peredam bunyi. Misalnya karpet, karet, karton, busa, wol, gabus,
dsb.
3. Manfaat Bunyi Pantul
(1) Mengukur kedalaman laut
(2) Survey geofisika
(3) Ultrasonografi (USG)
(4) Kacamata tunanetra
(5) Mendeteksi cacat dan retak pada logam
(6) Mengukur ketebalan pelat logam
(7) Menentukan cepat rambat bunyi di udara
(8) Sebagai sonar
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat bunyi
1. Amplitudo sumber bunyi
2. Jarak antara sumber bunyi dengan pendengar
3. Adanya resonansi
4. Adanya dinding pemantul
Rumus pemantulan bunyi:
d = jarak bunyi ke dinding pemantul (m)
t = waktu (s)
F. EFEK DOPPLER
Efek Doppler adalah efek berubahnya frekuensi yang terdengar oleh
pendengar karena gerak sumber bunyi atau pendengar. Jika sumber
bunyi mendekati pendengar, maka pendengar akan menerima
getaran yang lebih banyak sehingga frekuensi bunyi lebih tinggi.
Sebaliknya, jika sumber bunyi menjauhi pendengar, pendengar akan
menerima getaran lebih sedikit sehingga frekuensi bunyi lebih
rendah, tetapi frekuensi asal tidak berubah.
= & = 2[
20
fisikareview.wordpress.com
BAB 12. CAHAYA
Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik
sehingga dapat merambat tanpa memerlukan medium perantara
(vakum).
Sifat-sifat cahaya:
(1) merambat lurus
(2) memiliki energi dalam bentuk radiasi
(3) dapat dipantulkan
(4) dapat dibiaskan
(5) dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi),
perpaduan (interferensi), lenturan (difraksi), pengutuban
(polarisasi)
Identifikasi cahaya
Merupakan gelombang elektromagnetik, dapat merambat
melalui vakum (hampa udara)
Merupakan gelombang transversal
Kelajuan cahaya (c) = 300 000 000 m/s
Cahaya merambat menurut garis lurus, sehingga apabila mengenai
suatu benda dapat menghasilkan bayangan. Bayang-bayang terdiri
dari bayang-bayang gelap (umbra) dan bayang-bayang kabur
(penumbra)
A. PEMANTULAN CAHAYA (REFLECTION)
Cahaya dapat dipantulkan. Ada 2 jenis pemantulan cahaya yaitu :
1. Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi jika
permukaan benda yang memantulkan rata (licin/mengkilap) dan
halus
2. Pemantulan baur (difus) adalah pemantulan yang terjadi jika
permukaan benda yang memantulkan tidak rata atau kasar
1. Hukum pemantulan Cahaya
1. Sinar datang, garis normal, sinar pantul, berpotongan pada satu
titik dan terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)
2. Pemantulan pada cermin datar
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar
1. maya (di belakang cermin, tidak dapat ditangkap layar)
2. sama besar dengan bendanya
3. tegak
4. menghadap terbalik dengan bendanya
5. jarak benda ke cermin = jarak bayangan dari cermin
3. Pemantulan pada cermin lengkung
a. Pemantulan Cahaya pada cermin cekung (concave mirror)
Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut
cermin konvergen
Bagian-bagian cermin cekung
Keterangan:
M = R = 2f = pusat kelengkungan cermin, jari-jari
F = titik fokus, titik api
O = titik pusat bidang cermin
Ruang I diantara O dan F Ruang III > OM
Ruang II diantara F dan M Ruang IV di belakang cermin
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
1. sinar datang sejajar dengan sumbu utama cermin, dipantulkan
melalui titik fokus
2. sinar datang melalui titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu
utama cermin
3. sinar datang melalui titik pusat kelengkungan M, dipantulkan
melalui titik pusat kelengkungan tsb
Penggunaan cermin cekung: untuk berdandan, pemantul pada
lampu sorot mobil dan lampu senter
b. Pemantulan pada cermin cembung (conveks mirror)
Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut
dengan cermin divergen.
Bagian-bagian cermin cembung
Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung
1. sinar datang sejajar dengan sumbu utama cermin, dipantulkan
seolah-olah datang dari titik fokus f
Catatan:
1. Apabila cermin digeser sejauh x cm, maka jarak antara
bayangan awal dan bayangan akhir bergeser sejauh 2x cm
2. Untuk melihat bayangan seluruh badan kita, panjang
cermin minimal yang diperlukan = setengah dari tinggi
seluruh badan
3. Untuk dua cermin datar yang membentuk sudut , dapat
menghasilkan bayangan sebanyak Y = "\L] 1
Cara menghafal sifat bayangan
1. Ruang benda + Ruang bayangan = 5
2. Jika bayangan di depan cermin: nyata, terbalik
Jika bayangan di belakang cermin: maya, tegak
3. Jika ruang bayangan > ruang benda: bayangan diperbesar
Jika ruang bayangan < ruang benda: bayangan diperkecil
4. Jika benda yang terletak di depan cermin digerakkan mendekati
cermin maka diperoleh bayangan makin besar.
21
fisikareview.wordpress.com
2. Sinar datang menuju titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu
utama cermin
3. sinar datang menuju titik pusat kelengkungan M, dipantulkan
seolah-olah dari titik pusat kelengkungan tsb.
Sifat bayangan pada cermin cembung selalu: maya, tegak,
diperkecil. (karena benda selalu di ruang IV, sehingga bayangan
selalu di ruang I)
Penggunaan cermin cembung: kaca spion mobil, kaca yang
dipasang pada persimpangan jalan
4. Rumus pembentukan bayangan pada cermin
Keterangan:
f = fokus cermin
s = jarak benda ke cermin
s = jarak bayangan ke cermin
M = perbersaran cermin
h = tinggi benda
h = tinggi bayangan
B. PEMBIASAN CAHAYA (REFRACTION)
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan cahaya pada saat
mengenai bidang batas antara dua medium yang berbeda
kerapatannya.
1. Hukum Snellius tentang Pembiasan
Hukum I Snellius: sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak
pada satu bidang datar.
Hukum II Snellius: jika sinar datang dari medium kurang rapat ke
medium lebih rapat, maka sinar dibelokkan mendekati garis normal;
dan sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat,
maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal.
Rapat atau tidaknya medium ditentukan berdasarkan angka indeks
bias mediumnya (n). Makin besar nilai indeks bias mediumnnya
maka semakin rapat mediumnya.
Medium Indeks bias
Vakum 1,0000
Udara 1,0003 = 1
Air 1,33 = 4/3
Gelas 1,5 1,9
Intan 2,42
Sewaktu cahaya merambat dari suatu medium ke medium lainnya
maka:
1. cepat rambat gelombang berubah (v)
2. panjang gelombang berubah ()
3. frekuensi gelombang cahaya tetap (f)
Keterangan:
c = cepat rambat cahaya dalam vakum/udara (3 108 m/s) n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
1 = panjang gelombang pada medium 1
2 = panjang gelombang pada medium 2
v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1
v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2
Ketika cahaya melewati dua medium yang berbeda, selain
mengalami pembiasan, cahaya juga mengalami pemantulan
2. Pemantulan Sempurna
Keterangan:
(1) Sinar datang tegak lurus (sudut datang 0o) dari air ke udara,
tidak dibiaskan tetapi diteruskan
(2) Sinar datang dari air ke udara dibiaskan menjauhi garis normal
(3) Sinar datang dari air ke udara, dibiaskan maksimum 90o. Sudut
datang ini disebut sudut kritis (sudut batas).
(4) Sinar datang lebih besar dari sudut kritis, tidak mengalami
pembiasan lagi, tetapi mengalami pemantulan sempurna.
3. Syarat terjadinya pemantulan sempurna
1. Sinar harus datang dari medium lebih rapat ke medium kurang
rapat.
2. Sudut datang harus lebih besar dari sudut kritis (ik)
Sudut kritis adalah sudut datang yang menghasilkan sudut bias 900
Contoh pemantulan sempurna:
1. fatamorgana: permukaan jalan tampak berair
2. pemantulan sempurna pada kabel serat optic
3. berlian tampak berkilau
4. pemantulan sempurna pada prisma kaca,dll.
4. Pembiasan cahaya pada lensa
Lensa adalah benda optik tembus cahaya yang dibatasi oleh dua
permukaan bidang lengkung
a. Pembiasan cahaya pada lensa cembung (convex lens)
Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut
lensa konvergen
Jenis-jenis lensa cembung
1. Lensa Cembung rangkap (bikonbeks)
2. Lensa Cembung yang datar (Plan-konveks)
3. Lensa Cembung yang cekung (Konveks-konkaf)
1S = 1& + 1& S = _2
S = &. && + & & = &. S& S & = &. S& S 9 = ` & K& ` =
K
Perjanjian tanda pada cermin
s bertanda + jika benda terletak di depan cermin (benda nyata)
s bertanda jika benda terletak di belakang cermin (benda maya)
s bertanda + jika bayangan di depan cermin (bayangan nyata)
s bertanda jika bayangan di belakang cermin (bayangan maya)
f dan R bertanda + untuk cermin cekung
f dan R bertanda untuk cermin cembung
Y = ! Y! O Y = O! Y! Rumus pembiasan cahaya
Y =
22
fisikareview.wordpress.com
Bagian-bagian lensa cembung
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung
1. sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus
aktif f1
2. sinar datang melalui titik fokus pasif f2, dibiaskan sejajar sumbu
utama
3. sinar datang melalui titik pusat optik O, diteruskan tanpa
dibiaskan
Cara menghafal sifat bayangan pada lensa cembung sama dengan
pada cermin cekung
Penggunaan lensa cembung: kacamata rabun dekat, lup (kaca
pembesar), lensa-lensa pada teropong, mikroskop, dsb.
b. Pembiasan pada lensa cekung (concave lens)
Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut
dengan lensa divergen
Jenis-jenis lensa cekung
1. Lensa Cekung rangkap (bikonkaf)
2. Lensa Cekung yang datar (Plan-konkaf)
3. Lensa Cekung yang cembung (Konkaf-konveks)
Bagian bagian lensa cekung
Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung
1. sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan akan
berasal dari titik fokus aktif f1
2. sinar datang seakan-akan menuju titik fokus pasif f2, dibiaskan
sejajar sumbu utama
3. sinar datang melalui titik pusat optik O, diteruskan tanpa
dibiaskan
Sifat bayangan pada lensa cekung selalu: maya, tegak, diperkecil.
Penggunaan lensa cekung: kacamata rabun jauh, lensa pada
teropong panggung (Galileo), dsb.
5. Rumus Pembentukan bayangan pada lensa
6. Kekuatan Lensa
Untuk menambah kekuatan lensa kita dapat gunakan gabungan
lensa dengan sumbu utama dan bidang batas kedua lensa saling
berhimpit satu sama lain. Dari penggabungan lensa ini maka akan
didapatkan fokus gabungan yang memenuhi hubungan
Keterangan:
f = fokus lensa
s = jarak benda ke lensa
s = jarak bayangan ke lensa
M = perbesaran lensa
P = kekuatan lensa (dioptri)
1S = 1& + 1& S = _2
S = &. && + & & = &. S& S & = &. S& S 9 = ` & K& ` =
K
= 1SGI = 100SGI
1SJa = 1S + 1S! + 1S" + + 1Sb Ja = + ! + " + b
Perjanjian tanda pada lensa
s bertanda + jika benda terletak di depan lensa (benda nyata)
s bertanda jika benda terletak di belakang lensa (benda maya)
s bertanda + jika bayangan di belakang lensa (bayangan nyata)
s bertanda jika bayangan di depan lensa (bayangan maya)
f dan R bertanda + untuk lensa cembung atau konveks
f dan R bertanda untuk lensa cekung atau konkaf
23
fisikareview.wordpress.com
BAB 13. ALAT-ALAT OPTIK
A. MATA
1. Bagian-bagian mata
Kornea mata
(cornea)
Lapisan terluar mata yang dilapisi selaput bening
dan berfungsi menerima dan meneruskan
cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi
bagian mata
Iris Selaput tipis yang membentuk celah lingkaran
dan berfungsi memberi warna pada mata
Pupil Celah lingkaran yang dibentuk iris dan berfungsi
mengatur banyaknya (intensitas) cahaya yang
masuk ke dalam mata
Lensa mata Berbentuk cembung, elastis, dan bening dan
berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda
supaya terbentuk bayangan pada retina
Retina Tempat jatuhnya cahaya yang masuk ke mata
Aqueous
humour
Cairan di depan lensa mata untuk membiaskan
cahaya ke dalam mata
Otot siliar
(Ciliary muscle)
Otot yang mengatur cembung pipihnya lensa
mata atau yang mengatur jarak fokus lensa mata
Saraf mata
(Optic nerve)
Berfungsi meneruskan rangsangan bayangan dari
retina menuju ke otak
Bayangan yang dibentuk oleh mata bersifat nyata, terbalik dan
diperkecil
Daya akomodasi mata adalah kemampuan mata untuk
mencembung atau memipihkan lensa mata
Ketika mata dalam keadaan cembung minimum (paling pipih)
untuk melihat sesuatu pada jarak paling jauh yang masih dapat
dilihat oleh mata (titik jauh mata) dikatakan mata tidak
berakomodasi
Ketika mata dalam keadaan cembung maksimum untuk melihat
sesuatu pada jarak paling dekat (titik dekat mata) yang masih
dapat dilihat oleh mata dikatakan mata berakomodasi
maksimum
Titik dekat mata (Punctum Proximum = PP) adalah titik terdekat
yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas
Titik jauh mata (Punctum Remotum = PR) adalah titik terjauh
yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas
Untuk mata normal (emetropi) : PP = 25 cm dan PR = ~
2. Cacat Mata
a) Rabun jauh/ terang dekat/ nearsighted (miopi)
Mata rabun jauh dapat melihat benda dekat, tetapi tidak dapat
melihat benda jauh
PP < 25 cm dan PR = jarak tertentu (x)
Ketika melihat benda jauh (tanpa akomodasi) bayangan jatuh di
depan retina
Untuk mengoreksi miopi digunakan lensa cekung yang bersifat
divergen
Pada lensa kacamata berlaku
b) Rabun dekat/ terang jauh/ farsighted (hipermetropi)
Mata rabun dekat dapat melihat benda jauh, tetapi tidak dapat
melihat benda dekat
PP > 25 cm dan PR = ~
Ketika melihat benda dekat (berakomodasi maksimum)
bayangan jatuh di belakang retina
Untuk mengoreksi hipermetropi digunakan lensa cembung yang
bersifat konvergen
Pada lensa kacamata berlaku
P = kekuatan lensa (dioptri)
c) Mata tua (Presbiop)
Mata tua sulit melihat benda jauh maupun dekat
PP > 25 cm dan PR = jarak tertentu
Untuk mengoreksi presbiop digunakan lensa rangkap (bifocal)
yaitu lensa atas cekung dan lensa bawah cembung
d) Astigmatis
Astigmatis disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar
sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang
mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis
dengan bagian silindrisnya bertumpuk.
e) Katarak atau glukoma
B. KAMERA
Bagian-bagian kamera
Lensa Memfokuskan objek
Aperture (diafragma) Mengatur banyaknya cahaya yang masuk
Film Tempat jatuh bayangan yang difokuskan
Bayangan yang dihasilkan oleh kamera bersifat nyata, terbalik dan
diperkecil
Rumus pada kamera sama dengan rumus pada lensa
C. SLIDE PROYEKTOR
Slide proyektor digunakan untuk memproyeksikan sebuah benda
diapositif sehingga diperoleh bayangan nyata, terbalik dan
diperbesar pada layar.
D. LUP (KACA PEMBESAR)
- Lup adalah lensa cembung yang dapat dipakai untuk melihat
benda yang sangat kecil karena lup memiliki perbesaran anguler
- Perbesaran anguler (Ma) adalah perbandingan ukuran anguler
yang dilihat oleh alat optik () dengan yang dilihat oleh mata
telanjang (0)
- Untuk melihat bayangan pada lup dengan jelas benda harus
diletakkan di antara O dan F atau di ruang I
- Sifat bayangan yang dihasilkan lup : maya, tegak, dan diperbesar
- Penggunaan normal sebuah lup adalah untuk mata berakomodasi
maksimum
s = - PR dan s = ~
s = - PP dan s = 25 cm
[ = &3> &
24
fisikareview.wordpress.com
- Perbesaran Lup untuk emetrop (PP = 25 cm atau 30 cm, PR = ~)
E. MIKROSKOP
- Mikroskop dipakai untuk melihat benda yang sangat kecil dan
memiliki perbesaran anguler yang lebih besar dari lup
- Terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif (dekat ke
benda) dan lensa okuler (dekat ke mata)
- Jarak fokus okuler (fok) lebih besar dari jarak fokus lensa objektif
(fob)
- Letak benda harus di antara fob dan 2f0b
- Sifat bayangan pada lensa objektif : nyata, terbalik, diperbesar
- Sifat bayangan pada lensa okuler : maya, tegak, diperbesar
- Sifat bayangan akhir oleh mikroskop : maya, terbalik, diperbesar
F. TEROPONG ATAU TELESKOP
- Teropong dipakai untuk melihat benda yang sangat jauh agar
tampak lebih dekat dan jelas
- Ada 2 jenis utama teropong
a. Teropong bias: disusun dari beberapa lensa
cth: teropong bintang/astronomi, teropong bumi, teropong
panggung (Galileo)
b. Teropong pantu