Upload
arif-kesumaningtyas
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
1/40
SELAYANG PANDANG POTENSI DAN PEMANFAATAN BAHAN GALIAN DI
KABUPATEN BANYUWANGI
30-11--0001
Berdasarkan Undang-Undang 32 tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 danKeputusn Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Nomor 1453.K/29/MEM/2000 bahwa
pengelolaan Sumber Daya Mineral yang tidak masuk lintas Kabupaten/Kota dan lintas Propinsi
adalah menjadi urusan Pemerintah Kabupaten / Kota. Pada tahun 2003 Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 28 tahun 2003
tentang Pertambangan Bahan Galian di Kabupaten Banyuwangi.
Dengan meningkatnya perkembangan dunia yang mana manusia dituntut meningkat pertumbuhan
ekonominya maka mau tidak mau eksploitasi sumber daya alam ( sumber daya mineral / bahan
galian khususnya ) terus meningkat. Hal ini bisa dimungkinkan pertumbuhan ekonomi akan terhenti
karena habisnya pasokan sumber daya alam. Untuk itu perlu adanya menejemen pengelolaan
sumber daya alam yang efisien, efektif dan berwawasan lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 28 tahun 2003 tentang
Pertambangan Bahan Galian di Kabupaten Banyuwangi, bahan galian dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) golongan :
1. Bahan Galian Strategis ( Bahan Galian Golongan A )
2. Bahan Galian Vital ( Bahan Galian Golongan B )
Di Kabupaten Banyuwangi :
- Emas, Perak, Tembaga
- Belerang
3. Bahan Galian bukan Strategis dan Vitaal ( Bahan Galian Golongan C )
Di Kabupaten Banyuwangi :
- Batu Kapur
- Tanah Lempung
- Pasir batu ( Sirtu )
- Andesit ( batu gunung ) / Granodiorit
Berdasarkan pemanfaatannya, bahan galian dapat dibagi menjadi :
1. Bahan Galian Industri, bahan galian yang dipergunakan untuk bahan baku industri. Misalnya :
Emas, Perak, Tembaga, Belerang dan Batu Gamping.
2. Bahan Galian Keramik, bahan galian yang dipergunakan untuk bahan baku keramik. Misalnya :
tanah lempung (clay) untuk pembuatan genteng, keramik porselin dan batu bata.
7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
2/40
3. Bahan Galian Bangunan, bahan galian yang dipergunakan untuk bahan bangunan. Misalnya :
Andesit / Granodiorit / Batu Gunung, pasir, tanah urug.
Potensi Bahan Galian dan Perkiraan Cadangannya
Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki beberapa potensi bahan galian golongan B ( vital ) dangalian golongan C yang dapat ditambang dan dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan
daerah dan kesejahteraan masyarakatnya.
1. Bahan Galian Vital ( Golongan B )
Bahan Galian Golongan B yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi adalah Emas, Perak, Tembaga
dan mineral pengikut yaitu terdapat Gunung Tumpang Pitu Kecamatan Pesanggaran, namun saat ini
yang masih tahap eksplorasi. Adapun yang sudah dieksploitasi adalah bahan galian Belerang yaitu
terdapat di Pegunungan Ungup-Ungup Merapi ( Kawah Ijen ).
a. Bahan Galian Emas, Perak dan Tembaga dmp.
Proses pembentukan mineral emas, perak atau tembaga berkaitan erat dengan proses
pembentukan gunungapi dan proses pembentukan batuan intrusi. Kedua proses di atas
menghasikan panas. Panas ini kemudian disebar melalui cairan yang masuk melaui rekahan yang
ada dan terjadi arus konveksi panas. Arus konveksi panas yang terus menerus ini memungkinkan
proses perubahan mineral-mineral dan akumulasi mineral-mineral emas, perak dan tembaga.
PT. Hakman Platina Metalindo sebagai pemegang KP Eksplorasi atas bahan galian Emas, Perak
dan Tembaga dmp, menyimpulkan bahwa dari data pemboran yang telah dilakukan oleh Golden
Valley Mines dapat diperkirakan jumlah cadangan emas di Gunung Tumpangpitu dan sekitarnya,sebanyak lebih dari 60 ton emas, atau lebih dari 120 ton equivalent emas (dengan tingkat
kepercayaan 60 % dan tanpa cut off). Adapun pemegang KP eksplorasi untuk saat ini adalah PT.
Indo Multi Niaga.
b. Bahan Galian Belerang
Endapan Belerang berasal dari pusat-pusat sisa aktivitas vulkanisma berupa solfatara dan fomarola
yang berada di bagian tepi danau Kawah Ijen. Permukaan danau kawah berada pada + 2.148 m dpl,
bagian kawah terendah berada pada ketinggian + 2.125 m dpl berada di sebelah barat yaitu di
bagian hulu Kali Banyupait.
Besarnya jumlah cadangan endapan belerang bergantung pada besarnya konsentrasi gas H2S dan
SO2, makin tinggi konsentrasi gas volkanik tersebut, maka jumlah endapan belerang yang
dihasilkan makin tinggi. Diperkirakan potensi yang dapat ditambang sebesar + 40 ton/hari.
Cara penambangan belerang di daerah Kawah Ijen masih relatif cukup sederhana, yaitu dengan
menyalurkan gas vulkanik tersebut melalui pipa-pipa dan keluar merupakan hasil proses sublimasi
7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
3/40
yag ditampung dalam bentuk bongkahan belerang (sublimat). Bongkahan belerang tersebut
diangkut oleh penambang ke lokasi penampungan untuk ditimbang di Pondok Belerang yang berada
pada ketinggian + 1.750 m dpl.
Dari lokasi Pondok Belerang, para penambang mengangkut secara manual ke lokasi
penampungan kedua di Pal Tuding untuk selanjutnya diangkut menggunakan truk ke daerah
penampungan terakhir di Desa Tamansari. Pemegang KP Eksploitasi untuk bahan galian
belerang ini adalah PT. Candi Ngrimbi.
Jumlah produksi belerang tergantung dari jumlah pekerja penambang, cuaca di sekitar kawah dan
tingkat kegiatan vulkanisma di Kawah Ijen. Rata-rata pengambilan bongkahan belerang 240
ton/bulan. Sampai saat ini PT. Candi Ngrimbi hanya mampu mengambil sublimat sekitar 20 % dari
total potensi bahan galian belerang. Informasi yang diperoleh dari Direktorat Vulkanologi,
pengambilan sublimat dapat ditingkatkan hingga 80 % dari jumah keseluruhan uap sulfatara.
2. Bahan Galian Bukan Strategis dan Vital ( Gologan C )
Beberapa bahan galian golongan C yang mempunyai potensi di wilayah Kabupaten Banyuwangi
adalah batugamping, sirtu, andesit / granodiorit dan lempung (clay).
a. Batugamping
Batugamping tersusun oleh mineral kalsit (CaCO3), terjadi secara organik, mekanik atau kimiawi,
akan tetapi yang dijumpai di alam adalah cara organik. Jenis ini berasal dari kumpulan endapan,
kerang atau siput, poraminifera serta gangga. Jenis kedua atau batugamping klastik, terjadi dari
perombakan jenis pertama yang diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Jenis ketiga terjadi daripengendapan kalsium karbonat dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu, baik dalam
lingkungan air laut maupun air tawar, atau disebut sinter kapur. Pada umumnya batugamping jenis
ini berukuran butir halus, kompak, keras dan masif.
Di wilayah Kabupaten Banyuwangi, batuan ini terdapat di Semenanjung Blambangan Kecamatan
Tegaldlimo, Dsn. Curahjati Desa Grajagan Kecamatan Purwoharjo, Desa Ketapang dan Kapuran
Kecamatan Kalipuro, Bangsring dan Wonorejo Kecamatan Wongsorejo. Potensi batugamping
mencapai jutaan meter kubik dengan sebaran + 325 km2 .
Batugamping daerah Karetan sebagian telah ditambang oleh masyarakat. Penambangan dilakukan
dengan menggunakan peralatan sederhana seperti palu, pahat dan linggis, sedangkan alat angkut
berupa truk. Lokasi pembakaran berdekatan dengan lokasi penambangan. Pemegang SIPD adalah
Koperasi Unit Desa Gemi
b. Bahan galian lempung
7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
4/40
Bahan galian lempung merupakan hasil pelapukan batuan volkanik muda dan berasosiasi dengan
fragmen-fragmen bongkah andesit, terutama hasil pelapukan endapan mekanik tua dan hasil
transportasi.
Adapun sebaran dan jumlah cadangan bahan galian ini cukup luas dengan cadangan yang banyak
sekitar 5.430.000 m3 lebih. Bahan Galian ini yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat, tersebar diKecamatan Wongsorejo, Glagah, Kabat, Rogojampi, Muncar dan Tegaldlimo.
c. Batuan Beku Andesit / Granodiorit
Andesit adalah batuan beku yang terjadi akibat pembekuan magma intermedier di dekat atau di
permukaan bumi. Batuan beku ini bertekstur porfiritik sampai fonerik halus, umumnya berwarna abu-
abu sampai abu-abu kehitaman.
Di Kabupaten Banyuwangi, bahan galian ini umumnya berupa batuan lelehan (lava), material lahar
dan endapan sungai. Beberapa daerah yang mempunyai potensi bahangalian ini antara lain : di
Desa Watukebo, Desa Pringgodani dan Desa Bangsring (Kecamatan Wongsorejo), Desa Parijatah
Kulon (Kecamatan Srono), Desa Tambong (Kecamatan Kabat), Desa Wediireng (Kecamatan
Pesanggaran), Desa Margosugih (Kecamatan Glenmore) dan beberapa daerah lainnya. Jumlah
potensi bahan galian ini sekitar 1.185.000 m3 lebih.
d. Sirtu
Sirtu adalah merupakan campuran material pasir dan batu. Material pasir dan batu ini mempunyai
pemilahan yang sangat jelek dengan butir berkisar dari pasir halus sampai kerakal. Sirtu ini
merupakan material endapan yang terakumulasi pada lembah-lembah aliran sungai atau pada
dataran-dataran rendah. Bahan galian ini umumnya berasal dari pasir dan batuan gunungapi,
bersifat andesitik dan sering bercampur dengan pasir batuapung dan material pengotor lainnya.
Di Kabupaten Banyuwangi daerah yang berpotensi adalah Kecamatan Banyuwangi ( Kelurahan
Pakis ), Desa Bimo (Kecamatan Wongsorejo), Desa Sumberberas (Kecamatan Muncar), Desa
Wonosobo, Rejoagung Kecamatan Srono, Desa Margosugih Kecamatan Glenmore dan hampir
setiap aliran sungai di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Jumlah potensi berkisar 1.185.000 m3 lebih.
Pada umumnya bahan galian golongan C, telah di eksploitasi oleh penduduk secara tradisional.
Disamping itu ada yang menggunakan alat berat untuk penambangan pasir yang sulit dengan
memakai alat linggis atau cangkul.
7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
5/40
Cara penambangan untuk bahan galian andesit dan batu kapur dengan peralatan : linggis, palu,
gancu dan hammer. Dari segi keselamatan kerja metode konvensional ini riskan yaitu dapat
tertimbun batu. Seharusnya memakai metode peledakan. Namun hal ini perlu ketrampilan dan biaya
yang tinggi.
Sumber:
http://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/selayang-pandang-potensi-dan-pemanfaatan-bahan-galian-di-kabupaten-banyuwangi.html
KEWENANGAN !ENGE"#"AAN !E$%A&'ANGAN &(NE$A" )AN 'A%*'A$A
KEWENANGAN !ENGE"#"AAN
!E$%A&'ANGAN &(NE$A" )AN 'A%*'A$A
menurut
** No + %ahun ,
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Provinsi
( Daerah Tingkat I )
Pemerintah Kabupaten/Kotamadya
(Daerah Tingkat II )
Kewen
anganpemerintah
dalam
pengelolaan
pertambangan
mineral dan
batu bara,
Kewenanga
n pemerintahprovinsi dalam
pengelolaan
pertambangan
mineral dan
batubara, antara
lain adalah:
Kewenangan pemerintahkabupaten / kota dalampengolahan pertambangan mineraldan batubara antara lain :
a. !embuatan peraturan perundang undangandaerah
b. !emberian (*N dan (!$0 pembinaan0
http://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/selayang-pandang-potensi-dan-pemanfaatan-bahan-galian-di-kabupaten-banyuwangi.htmlhttp://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/selayang-pandang-potensi-dan-pemanfaatan-bahan-galian-di-kabupaten-banyuwangi.htmlhttp://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/selayang-pandang-potensi-dan-pemanfaatan-bahan-galian-di-kabupaten-banyuwangi.htmlhttp://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/selayang-pandang-potensi-dan-pemanfaatan-bahan-galian-di-kabupaten-banyuwangi.html7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
6/40
antara lain,
adalah :
a. Penetapan
kebijakan
nasional;
b. Pembuatanperaturan
perundang-
undangan;
c. Penetapan
standar
nasional,
pedoman, dan
kriteria;
d. Penetapan
sistemperizinan
pertambangan
mineral dan
batu bara
nasional;
e. Penetapan WP
ang
dilakukan
setelah
berkoordinasi
dengan
pemerintah
daerah dan
berkonsultasi
dengan !ewan
Perwakilan
"akat
"epublik
#ndonesia;
$. Pemberian
#%P,pembinaan,
penelesaian
kon$lik
masarakat,
dan
pengawasan
usaha
a.Pembuatan peraturan
perundang undanga
n daerah
b.Pemberian
#%P,pembinaan,
penelesaian kon$lik
masarakat dan
pengawasan usaha
pertambangan pada
lintas wilaah,
kabupaten&kota dan
atau wilaah laut
empat mil sampai
dengan dua belas mil
c. Pemberian #%P,
pembinaan,penelesaian kon$lik
masarakat dan
pengawasan usaha
pertambangan usaha
produksi ang
kegiatanna berada
pada lintas wilaah
kabupaten&kota dan
atau wilaah laut
empat mil sampai
dengan dua belas mil
d. Pemberian #%P,
pembinaan,
penelesaian kon$lik
masarakat dan
pengawasan usaha
pertambangan
ang berdampak
lingkungan langsung
lintas kabupaten&kota
dan atau wilaah lautempat mil sampai
dengan dua belas mil
e. Penginventarisasian,
penelidikan dan
penelitian serta
eksplorasi dalam
rangka memperoleh
penyelesaian kon1ik masyarakat dan pengawasanusaha penambangan diwilayah kabupaten / kotadan / wilayah laut sampai dengan + 2empat3 mil.
4. !emberian (*N dan (!$0 pembinaan0penyelesaian kon1ik masyarakat dan pengawasan
usaha penambangan operasi produksi yangkegiatannya berada di daera hkabupaten / kotadan / wilayah laut sampai dengan +2empat3 mil.
d. !engin5entarisasian0 penyelidikan danpenelitian serta eksplorasi dalam rangkamemperoleh data daninformasi mineral danbatubara.
e. !engolahan informasi geologi0 informasipotensi mineral dan batubara0 sertain formasipertambangan pada wilayah kabupaten/kota
f. !enyusunan nera4a sumberdaya mineral danbatu bara pada wilayah kabupaten / kota
g. !engembangan danpemberdayaanmasyarakat setempat dalam usahapertambangan dengan memperhatikankelestarian lingkungan.
h. !engembangan dan peningkatan nilaitambah dan manfaat kegiatan usahapertambangan se4ara optimal
i. !enyampaian informasi hasil in5estarisasi0penyelidikan umum dan penelitian0 sertaeksplorasi kepada menteri dan gubernur
6. !enyampaian informasi hasil produksi0pen6ualan dalam negeri0 serta ekspor kepadamenteri dan gubernur
k. !embinaan danpengawasan terhadapreklamasi lahan !as4atambang 7 dan
l. !eningkatan kemampuan aparatur
pemerintah kabupaten / kota dalammenyelenggara pengolahan usahapertambangan.
7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
7/40
pertambangan
ang berada
pada lintas
wilaah
provinsi
dan&atauwilaah laut
lebih dari '(
)dua belas* mil
dari garis
pantai;
g. Pemberian
#%P,
pembinaan,
penelesaian
kon$likmasarakat,
dan
pengawasan
pertambang
ang lokasi
pertambangan
na berada
pada wilaah
provinsi
dan&atau
wilaah laut
lebih dari '(
)dua belas* mil
dari garis
pantai;
h. Pemberian
#%P,
pembinaan,
penelasaian
kon$lik
masarakat,danpengawasa
n usaha
pertambangan
operasi
produksi ang
berdampak
lingkungan
datadan in$ormasi
mineral dan batubara
sesuai dengan
kewenanganna
$. Pengelolaan
in$ormasi geologi,
in$ormasi potensi
sumber daa mineral
dan batubara, serta
in$ormasipertambang
an pada
daerah&wilaah
provinsi.
g. Penusunan neraca
sumber daa mineral
dan batubara padadaerah&wilaah
provinsi
h. Pengembangan dan
peningkatan nilai
tambah kegiatan
usaha pertambangan
di provinsi
i. Pengembangan dan
peningkatan peran
serta masarakat
dalam usaha
pertambangan
dengan mempe
rhatikan kelestarian
lingkungan ;
j. Pengoordinasian
perizinan dan
pengawasan
penggunaan bahan
peledak diwilaah
tambang sesuaidengan
kewenanganna
k.Penampaian
in$ormasi hasil
produksi, penjualan
dalam negeri, serta
eksplorasi kepada
7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
8/40
langsung lintas
provinsi
dan&atau dalam
wilaah laut
lebih dari '(
)dua belas* mildari garis
pantai;
i. Pemberian
#%PK
+ksplorasi dan
#%PK perasi
Produksi;
j. Pengevaluasia
n #%P perasi
Produksi, angdi keluarkan
oleh
pemerintah
daerah, ang
telah
menimbulkan
kerusakan
lingkungan
serta ang
tidak
menerapkan
kaidah
pertambangan
ang baik;
k. Penetapan
kebijaksanaan
produksi,
pemasaran,
peman$aatan,
dan
konservasi;l. Penetapan
kebijakan
kerja sama,
kemitraan, dan
pemberdaaan
masarakat;
m. Perumusan
menteri dan
bupati&walikota ;
l. Penampaian
in$ormasi hasil
produksi, penjualan
dalam negeri, serta
ekspor kepada
menteri dan
bupati&walikota
m.Pembinaan dan
pengawasan terhadap
reklamasi lahan
pasca tambang; dan
n. Peningkatan
kemampuan aparatur
pemerintah provinsidan pemerintah
kabupaten&kota
dalam
penelenggaraan
pengelolaan usaha
pertambangan.
7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
9/40
dan petapan
penerimaan
negara bukan
pajak dari hasil
usaha
pertambanganmineral dan
batu bara;
n. Pembinaan
dan
pengawasan
penelenggara
an pengelolaan
pertambangan
mineral dan
batu bara angdilaksanakan
oleh pemerinta
daerah;
o. Pembinaan
dan
pengawasan
penusunan
peraturan
daerah di
bidang
pertambangan;
p. Penginvestaris
asian,
penelidikan,
dan penelitian
serta
eksplorasi
dalam rangka
memperoleh
data dan
in$ormasimineral dan
batu bara
sebagai bahan
penusunan
W%P dan
WP;
. Pengelolan
7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
10/40
in$ormasi
geologi,
in$ormasi
potensi sumber
daa mineral
dan batu bara,serta in$ormasi
pertambangan
pada tingkat
nasional;
r. Pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
reklamasi
lahanpascatambang;
s. Penusunan
neraca sumber
daa mineral
dan batu bara
tingkat
nasional;
t. Pengembanga
n dan
peningkatan
nilai tambah
kegiatan usaha
pertambangan;
dan
u. Peningkatan
kemampuan
aparatur
pemerintah,
pemerintah
provinsi, dan
pemerintahkabupaten&kota
dalam
penelenggara
an pengelolaan
usaha
pertambangan.
7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
11/40
Sumber:
http://mineritysriwi6aya.blogspot.4om/,8,/8,/kewenangan-pengelolaan-pertambangan.html
!eraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang Energi Sumber )aya dan &ineral :
8. *ndang-*ndang
No. Nomor Peraturan Tahun Tentang
8 9 ,
Energi
, + ,
!ertambangan &ineral dan 'atubara
9 9 ,
Ketenagalistrikan
,. !eraturan !emerintah
No. Nomor Peraturan Tahun Tentang
8 8 8;
!enyediaan dan !emanfaatan %enaga "istrik
http://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/kewenangan-pengelolaan-pertambangan.htmlhttp://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/kewenangan-pengelolaan-pertambangan.htmlhttp://indag.tangerangkab.go.id/portal/bidang-energi-dan-sumber-daya-mineral/http://indag.tangerangkab.go.id/portal/wp-content/uploads/2013/03/UU-NO.-30-TAHUN-2009_KETENAGALISTRIKAN.pdfhttp://indag.tangerangkab.go.id/portal/bidang-energi-dan-sumber-daya-mineral/http://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/kewenangan-pengelolaan-pertambangan.htmlhttp://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/12/kewenangan-pengelolaan-pertambangan.htmlhttp://indag.tangerangkab.go.id/portal/bidang-energi-dan-sumber-daya-mineral/http://indag.tangerangkab.go.id/portal/wp-content/uploads/2013/03/UU-NO.-30-TAHUN-2009_KETENAGALISTRIKAN.pdfhttp://indag.tangerangkab.go.id/portal/bidang-energi-dan-sumber-daya-mineral/7/23/2019 Rangkuman Pengelolaan Sumberdaya Mineral
12/40
, ,< 8