59

RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id
Page 2: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

RAPAT KERJA

MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

dengan

KOMISIII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I

Tanggal 18 Nopember 1997

KANTOR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Page 3: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

DAFTAR ISI

LAPORAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATURNEGARA

JAWABAN ATAS PERTANYAAN TERTULIS KOMISI II DPR-RIBIDANG PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA (PAN).

JAWABAN ATAS PERTANYAAN TERTULIS KOMISI II DPR-RIBIDANG BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA (BAKN)

JAWABAN ATAS PERTANYAAN TERTULIS KOMISI II DPR-RIBIDANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DANPEMBANGUNAN (BPKP).

JAWABAN ATAS PERTANYAAN TERTULIS KOMISI II DPR-RIBIDANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI (LAN-RI)

Page 4: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

LAPORAN

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARAPADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI11 DPR-RI

Tanggal 18 Nopember 1997

Yang kami hormati Sdr. Ketua Komisi II, para Wakil Ketua Fraksi serta para AnggotaKomisi II DPR-RI yang terhormat.

Diawali dengan ucapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa pada hari ini kita dapatmelaksanakan rapat kerja yang pertama dengan DPR-RI masa bakti Tahun 1997/2003

antara Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara beserta paguyuban dalamhal ini LAN, BAKN, ANRI serta BPKP dengan Komisi II DPR-RI yang terhormat.

Kami juga mengucapkan selamat kepada selunih Anggota Komisi II DPR-RI yang baru,semoga kerja sama yang telah terjalin dengan baik selama ini dapat ditingkatkan yanglebih baik lagi dimasa sekarang dan masa-masa mendatang.

Pada kesempatan ini perlu disampaikan sekali lagi bahwa berdasarkan GBHN 1993 serta

REPELITA VI, Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara telah

menetapkan kebijaksanaan strategis dalam bentuk 6 program disamping kegiatan lainnya.Keenam program strategis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sistem Pembinaan Pegawai;

2. Zero Growth;

3. Perampingan Birokrasi;

4. Pemadatan 5 hari kerja;

5. Model Pelayanan Masyarakat, dan

6. Model Otonomi Dati 11.

Page 5: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Penyelenggaraan Program strategis tersebut dimaksudkan unmk dapat melaksanakanftingsi pendayagunaan aparatur negara berdasarkan Keputusan Presiden No. 44 Tahun1993, yaiai :

1. Merumuskan kebijaksanaan pemerintah di bidang pendayagunaan aparamr negarayang meliputi pembinaan, penyempumaan dan penertiban aparatur pemerintahpusat, aparatur pemerintah daerah dan aparatur perekonomian negara.

2. Merencanakan pelaksanaan kebijaksanaan dalam rangka penyusunan programpendayagunaan aparatur negara yang meliputi pembinaan kelembagaan,kepegawaian, ketatalaksanaan dan pengawasan.

3. Mengkoordinasikan seluruh instansi pemerintah yang berhubungan denganpendayagunaan aparatur negara dalam rangka pelaksanaan program pemerintahsecara menyeluruh.

Program strategik pendayagunaan aparatur negara pada PELITA VI pada pokoknyamerupakan upaya membentuk sosok aparatur negara yang handal, profesional, efisien,

efektif, serta tanggap terhadap aspirasi rakyat dan terhadap dinamika lingkungan strategis,

guna mendukung administrasi negara yang mampu menjamin kelancaran dan keterpaduan

tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan.

Pelaksanaan enam program strategis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pemantapan Sistem Pembinaan Karier Pegawai

Pembinaan karier pegawai diarahkan untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil (PNS)

yang profesional dan berkarakter. Adapun upaya strategik yang ditempuh adalah:

a. Pengadaan PNS melalui seleksi yang ketat dan obyektif, sehingga dapat

menjaring bibit-bibit unggul untuk mempersiapkan PNS yang bermutu dan

mampu mengantisipasi tantangan dalam memasuki era pembangunan jangka

panjang kedua.

Page 6: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

c.

Penyempurnaan pendidikan dan pelatihan (Diklat) Pra Jabatan, dimana materiDiklat ditekankan pada pembentukan mental, fisik dan disiplin, denganperabekalan yang mencakup semangat pengabdian, disiplin, jiwa korsa,kepedulian terhadap dinamika masyarakat dan lingkungan strategis, sertawawasan tentang administrasi pemerintahan dan pembangunan.

Penyempurnaan sistem pembinaan karier pegawai guna menjabarkan lebihlanjut PP Nomor 14, 15 dan 16 Tahun 1994, dimana sistem Diklat danpembinaan karier merupakan sistem yang terpadu, sehingga diharapkan dapattercipta standar mutu perilaku dan profesionalisme PNS baik pada tingkatpimpman maupun pelaksanaan sehingga sosok kinerja PNS selaras dengantuntutan organisasi.

2. Kebijaksanaan Zero Growth

Kebijaksanaan ini merupakan kebijaksanaan pengendalian jumlah pegawai denganmengupayakan agar pertumbuhan pegawai negeri tetap.

Cara yang ditempuh adalah membatasi pengadaan pegawai baru sesuai denganjumlah pegawai yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia dalam tahun yangbersangkutan.

Zero Growth diartikan bahwa secara nasional pertumbuhan pegawai tetap, namunalokasi pengadaan pegawai baru bagi tiap Departemen/LPND ditetapkan berdasarkanskaia prioritas kebutuhan pegawai yang dikaitkan dengan prioritas pembangunan,sehingga pengadaan pegawai baru bagi tiap Departemen/LPND tidak selalu

berbanding iurus dengan jumlah PNS yang berhenti, pensiun dan meninggal.

Pelaksanaan kebijaksanaan zero growth didukung oleh kegiatan:

a. Penataan organisasi dalam arti mengadakan pengkajian kembali keselarasan

antara tugas pokok / missi organisasi, beban kerja dengan kebutuhan pegawai

baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Page 7: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

b. Penilaian kembali secara menyeluruh jumlah dan mutu pegawai yang ada.c. Menyusun Daftar Susunan Pegawai (DSP), sehingga dapat tergambar

komposisi jumlah dan kualifikasi pegawai bagi tiap saman kerja.

3. Perampingan Organisasi

Perampingan organisasi adalah upaya penataan organisasi sehingga posmr organisasimenjadi proporsional sesuai dengan missi dan tugas pokok yang diembannya, efektifdan efisien dengan mempertimbangkan penyediaan sumber daya.Untuk im diperlukan kaji ulang terhadap ftmgsi yang dikaitkan dengan tugaspokok/missi organisasi sehingga dapat diidentifikasikan kemungkinanredepartementasi ftmgsi, re-evaluasi terhadap prosedur dan tata kerja, pembagiantugas yang proporsional, penggabungan dan pemisahan organisasi yang sejenis danberbeda, penyederhanaan birokrasi, keserasian sumber daya yang dikaitkan dengankualifikasi mutu dan jumlah pegawai.

Kebijaksanaan perampingan organisasi ini tidak lepas dari kebijaksanaanPembangunan Jangka Panjang Kedua, dimana ftmgsi pemerintah akan lebihdititikberatkan pada aspek pengayoman dan pelayanan.

4. Pemadatan 5 Hari Kerja

Pemadatan hari kerja dari 6 hari menjadi 5 hari kerja, pada hakekatnya merupakanupaya efisiensi waktu dengan tanpa mengurangi tingkat pelayanan kepadamasyarakat. Oleh karena itu, penetapan pemadatan hari kerja di daerah-daerahdilaksanakan dengan mempertimbangkan beban dan efisiensi kerja dari masing-masing daerah, sehingga bagi instansi di daerah yang kurang padat dan efisiensikerja relatif rendah belum layak diberlakukan pemadatan hari kerja.Di samping itu, pemadatan hari kerja juga harus memperhitungkan tingkatkebutuhan pelayanan masyarakat serta kondisi sosial psikologis masyarakat secaramenyeluruh.

Page 8: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Dengan menyimak hasil penelitian Komisi II DPR-RI yang didukung hasil pantauandilapangan Kantor MENPAN meminta agar Sekretaris Jenderal Departemen DalamNegeri mengeluarkan pedoman pelaksanaan 5 hari kerja di daerah dengan intisebagai berikut:

a. Pelaksanaan uji coba 5 (lima) hari kerja dihentikan di seluruh Dati I maupunDati II.

b. Penerapan 5 hari kerja hanya untuk DKI Jakarta dan beberapa kotamadya danIbukota Propinsi di Pulau Jawa.

c. Kantor-kantor Propinsi Daerah Tingkat I dan Kantor-kantor Perwakilan

Departemen/LPND serta Daerah Tingkat II lainnya kembali melaksanakan 6(enam) hari kerja dan dilakukan tanpa perlu meminta ijin tetapi cukupmemberitahukan kepada Menteri Dalam Negeri.

5. Model Pelayanan Umum

Dalam rangka memasuki era liberalisasi ekonomi dan pasar terbuka, tuntutan

masyarakat termasuk dimia usaha terhadap pelayanan aparatur pemerintah menjadisemakin tinggi dan membutuhkan kecepatan, ketepatan dan kemudahan serta denganongkos yang murah. Hal tersebut berarti membawa dampak perlunya efisiensi

manajemen dan profesionalisme aparatur negara yang mengawakinya.

Kecendeningan yang akan timbul dan tidak dapat dielakkan adalah:

a. Otomatisasi dalam bidang pelayanan umum menghendaki sarana, prasarana dan

tehnik manajemen modem.

b. Desentralisasi pelayanan akan mempakan keharusan untuk lebih mendekatkan

dan meluaskan jangkauan pelayanan.

c. Debirokratisasi dan deregulasi akan berkembang berkelanjutan.

d. Pengawasan masyarakat terhadap pelaksanaan aparatur pemerintah makin

meningkat.

e. Sistem Informasi manajemen merupakan faktor yang strategis dalam

Page 9: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

peningkatan pelayanan.

Dengan rendahnya mutu kelembagaan dan sumber daya terutama sumber dayamanusia yang sangat variatif baik dari pihak yang melayani maupun pihak yangdilayani sulit bagi kita untuk mengadakan perbaikan yang menyeluruh dalam waktuyang singkat untuk memperbaiki mutu pelayanan dari aparatur pemerintah.

Oleh karena itu, digulirkan kebijaksanaan untuk memberikan penghargaan berupapiala "Abdisatyabakti" bagi instansi pemerintah termasuk BUMN yang telahmemberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Penilaian dilaksanakan oleh anggota DPR-RI, Lembaga Konsumen dan Wartawansebagai wakil masyarakat.

Tanda penghargaan Abdisatyabakti tersebut dalam bentuk Piala dan Piagam yangdiserahkan sendiri oleh Bapak Presiden RI kepada para Pemimpin Unit PelayananPercontohan pada rangkaian acara peringatan Hut Ulang Tahun KemerdekaanRepublik Indonesia bertempat di Istana Negara Jakarta.

Dapat dilaporkan perkembangan unit-unit pelayanan percontohan sebagai berikut:a. Tahun 1995 ditetapkan 10 unit pelayanan percontohan;

b. Tahun 1996 bertambah menjadi 27 unit pelayanan percontohan, dan

c. Tahun 1997 bertambah lagi menjadi 69 unit pelayanan percontohan.

Disamping unit-unit pelayanan percontohan penerima Piala Abdisatyabakti tersebut,

Pemerintah memberikan pula Piagam Abdisatyabakti kepada unit-unit pelayanan

yang walaupun belum menunjukkan kinerja secara optimal, namun telah berupaya

mengambil langkah-langkah perbaikan secara bertahap sesuai prinsip-prinsip

pelayanan umum yang baik, sebagaimana dimaksud dalam Keputusan MENPAN

No.81/1993.

Page 10: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Unit-unit pelayanan penerima Piagam Abdisatyabakti tersebut adaiah tahun 1995sebanyak 14 unit, tahun 1996 sebanyak 50 unit dan tahun 1997 sebanyak 71 unit.

Hasil evaluasi sementara menunjukkan bahwa program ini walaupun baru berjalan3 (tiga) tahun, namun telah memperlihatkan dampak yang cukup positif dalam upayapemerintah memperbaiki mutu pelayanan kepada masyarakat.

Hal yang menggembirakan sebagai dampak dari pelaksanaan program ini adaiah:1. Unit pelayanan percontohan menjadi tempat study banding bagi unit-unit

pelayanan lainnya;

2. Unit pelayanan percontohan terns berupaya mempertahankan predikat

percontohannya melalui berbagai inovasi perbaikan kinerja pelayanannya.3. Perhatian pimpinan/induk organisasi semakin tinggi, baik dalam bentuk bantuan

fasilitas penunjang pelayanan maupun dalam bentuk tambahan anggaran

operasional pelayanan.

6. Model Otonomi Daerah Tingkat II

Model percontohan otonomi Daerah Tingkat II dimaksud untuk merealisasikan

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di

Daerah, dalam rangka terwujudnya otonomi daerah yang nyata, serasi, dinamis dan

bertanggung jawab.

Seperti diketahui selama 20 tahun sejak penetapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1974, asas titik berat Otonomi Daerah Tingkat II belum direalisir, karena pelbagai

masalah dan kendala yang menghambat.

Penetapan 26 Daerah Tingkat II Percontohan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 1995 adaiah langkah awal terrealisasikannya otonomi daerah dimana

unit-unit vertikal diubah menjadi Dinas Daerah Tingkat II.

Adapun Dinas-dinas yang dibentuk setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor

8 Tahun 1995 pada Daerah Tingkat II Percontohan, yaitu:

Page 11: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

1) Dinas

2) Dinas

3) Dinas

4) Dinas

5) Dinas

6) Dinas

7) Dinas

8) Dinas

9) Dinas

10) Dinas

11) Dinas

12) Dinas

13) Dinas

14) Dinas

15) Dinas

16) Dinas

17) Dinas

18) Dinas

19) Dinas

20) Dinas

21) Dinas

22) Dinas

23) Dinas

24) Dinas

25) Dinas

26) Dinas

Jumlah dan jenis Dinas disemua Dati II tidak sama, tergantung pada kondisi

setempat.

Page 12: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Adapun mengenai pelaksanaan program pendayagunaan aparatur negara dalamTahun 1997/1998 sebagaimana dijelaskan dalam Nota Keuangan bahwa :

"Dalam rangka menempatkan kedudukan aparatur negara pada posisi dan peranannya yang pentingdalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, dalam RAPBN 1997/1998 untuk sektoraparatur negara dan pengawasan direncanakan alokasi anggaran pembangunan sebesar Rp. 911,0miliar, yang berarti mengalami peningkatan sebesar Rp. 92,4 miliar atau 11,3 persen bila dibandingkandengan anggaran yang direncanakan dalam APBN 1996/1997. Anggaran pembangunan tersebut akandialokasikan untuk subsektor aparatur negara sebesar Rp. 890,9 miliar, serta subsektor

pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawasan sebesar Rp. 20,1 miliar.

Di subsektor aparatur negara, alokasi anggaran tersebut antara lain akan dimanfaatkan untuk

rehabilitasi gedung perkantoran dan fasilitas kerja, pengadaan perlengkapan dan sarana kantor,peningkatan produktivitas kerja, serta penelitian dan pengembangan kebijaksanaan. Selain itu jugaakan digunakan untuk menuiyang pelaksanaan berbagai diklat, balk diklat struktural maupun diklatnon struktural, serperti diklat teknis fungsional dan bahasa baik di pusat maupun di daerah, serta

penyelenggaraan pendidikan pasca sarjana baik di dalam maupun luar negeri. Sedangkan disubsektor

pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawasan, alokasi anggaran pembangunan direncakan akan

digunakan untuk kegiatan penyusunan pedoman mengenai analisa kebyaksanaan keuangan dan

penyusunan pedoman sistem pengawasan, pengembangan penyuluhan pengawasan, serta peningkatan

pelaksanaan pengawasan dan pembinaan aparat pengawasan fungsional pemerintah".

Perlu diketahui bahwa koordinasi pelaksanaan sektor aparatur dengan anggaran

pembangunan sebesar Rp. 911,- miliar belum sepenuhnya dalam koordinasi Kantor

MENPAN. Yang telah dapat dikoordinasikan adalah pelaksanaan program yang

bersifat software atau perumusan kebijaksanaan sebagaimana dimaksud dalam 6

program strategis PAN.

Dalam Tahun Anggaran 1997/1998 kegiatan program strategis PAN adalah

merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka program Pelita VI di bidang PAN,

yaitu sebagai berikut:

Kegiatan Program PAN Tahun 1997/1998:

1. Sistem pembinaan pegawai :

a. Latihan Pra-jabatan, khususnya golongan III dengan penekanan FMD;

b. Diklat fungsional dari yang akan menduduki jabatan fungsional;

Page 13: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

c. Diklat leknis/kejuruan;

d. Diklat penjenjangan;

e. Diklat dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga ahli.

2. program Zero Growth;

a. Penyusunan DSP;

b. Relokasi pegawai;

c. Penggantian pensiun dan meninggal dunia;

d. Peningkatan kesejahteraan pegawai;

e. Pendaftaran ulang PNS.

3. Program Perampingan Organisasi:

a. Penyusunan jabatan struktural dengan penataan kewenangan berjenjang;

b. Penyusunan Rumpun Jabatan Fungsional;

c. Penataan keserasian jabatan di Pusat, Dati I dan Dati II.

4. Program Pemadatan 5 Hari Keija:

a. Pemahaman rincian tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada

pegawai;

b. Pemanfaatan hasil analisis Jabatan untuk rincian kerja harian pegawai.

5. Model Pelayanan Umum:

a. Penelitian Unit Pelayanan Umum di Departemen/LPND dan

BUMN/BUMD dalam rangka seleksi untuk mendapat penghargaan

Abdisatyabakti;

b. Asistensi perbaikan tatalaksana umum;

c. Monitoring dan pengendalian pelaksanaan hari krida.

6. Percontohan Otonomi Daerah Tk. II:

a. Pemantapan pembinaan terhadap penyerahan 3P;

10

Page 14: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

b. Evaluasi pelaksanaan urusan yang diserahkan;

c. Penyusunan Keppres lentang Pembinaan terhadap Dati II;

d. Penyusunan Keputusan Menteri lentang Pedoman Pembinaan Teknis;

e. Pemotretan terhadap potensi Kodya Dati II;

f. Penyusunan RPP tentang penyerahan urusan;

g. Pencanangan Kodya Percontohan Otonomi Daerah.

Utuk terselenggaranya kegiatan-kegiatan tersebut dengan lebih baik lagi, masih

diperlukan kerjasama dengan Departemen dan instansi di Pusat dan di Daerah.

Demikianlah Saudara-Saudara penjelasan kami secara singkat tentang pelaksanaan

program PAN. Adapun jawaban atas pertanyaan secara tertulis kami sampaikan terpisah

baik mengenai bidang PAN, LAN, BAKN dan BPKP.

Sekaii lagi kami mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang baik dari Komisi II

DPR-RI dengan Pemerintah selama ini khususnya dibidang Pendayagunaan Aparatur

Negara serta dengan harapan agar kerjasama yang baik tersebut dapat berlanjut dimasa

yang akan datang.

Jakarta, 18 Nopember 1997

(^rTTf^enteri Negara

i^iidayagunaan Aparatur Negara,

;.Silalahi

I7:ANTR-DPR.997

11

Page 15: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

U U D 45

O B H N

UU

R R

KERRRES

DIK

Ul^

DIK

JliR

RNS

MASYBFMD

PROFESIONAL

BERKARAKTER

MASY

LINGKUNGAN STRATEGIS

GLOBALISASI

Page 16: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id
Page 17: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

JAWABAN ATAS PERTANYAAN TERTULIS KOMISI II DPR-RIDALAM RAPAT KERJA DENGAN MENPAN

PADA MASA PERSBDANGAN II TAHUN I997/I998TANGGAL 18 NOPEMBER 1997

BIDANG PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

1. Pertanvaan:

Pada saat ini APBN Tahun Anggaran 1997-1998 telah memasuki Semester II,sementara fluktuasi rupiah berjalan cukup ketat sehingga Pemerintah melakukanrevisi terhadap kegiatan, program dan proyek yang telah dijadualkan dalamAPBN Tahun Anggaran 1997/1998. Terhadap hal ini. Komisi II DPR-RI inginmendapatkan penjelasan sebagai berikut :

a. Apakah ada program dan kegiatan MENPAN yang mengalami revisi.b. Apakah terjadi perubahan skala prioritas akibat revisi tersebut dan

bagaimana implikasinya terhadap kinerja PAN.c. Berapa besar dan apa saja jenis kegiatan yang anggarannya mengalami

perubahan/peny esuaian.

Jawaban :

a. Sebagaimana diketahui bahwa pada saat ini fluktuasi rupiah berjalan cukupketat, namun demikian tidak dilakukan revisi terhadap program dan kegiatanMENPAN.

b. Walaupun tidak terdapat revisi terhadap program dan kegiatan MENPAN

tersebut, akan tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan secara prioritas, danuntuk perjalanan dinas dilakukan dengan cara mengurangi baik volumemaupun frekwensinya. Langkah tersebut dilakukan secara seksama sehinggadiharapkan tidak mengakibatkan menurunnya kinerja PAN.

Page 18: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Dengan demikian tidak lerdapai perubahan/penyesuaian lerhadap anggarandan jenis kegiatannya.

2. Pertanvaan

Pada Masa Sidang II, siklus Rapat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesiamasih membahas pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 1998-1999Terhadap hal ini, Komisi II DPR-RI ingin mendapatkan penjelasan sebagaiberikut:

a. Setelah mengetahui situasi moneter negara saat ini, apakah MENPAN akanmelakukan revisi atau evaluasi ulang terhadap DUK yang telah diajukansebesar Rp. 4.355.751.200,- (naik 33,6%) dibanding APBN TahunAnggaran 1997-1998.

b. Bagaimana rincian penggunaan anggaran tersebut untuk masing-masingprogram dan kegiatan.

Jawaban :

a. Dengan kondisi moneter negara saat ini, MENPAN tidak melakukan revisiatau evaluasi ulang terhadap DUK yang telah diajukan sebesar Rp4.355.751.200,-

Perlu diinformasikan bahwa revisi hanya dilakukan terhadap kegiatanpembangunan dan bukan terhadap kegiatan rutin.Mengingat Sekretariat MENPAN sebagaimana Meneg yang lain tidakmelakukan kegiatan pembangunan yang dituangkan dalam Daftar IsianProyek (DIP), maka hanya melakukan kegiatan rutin yang dijabarkan dalam(DIK). Oleh karena itu terhadap usulan yang telah diajukan tidak dilakukanrevisi atau evaluasi ulang.

b. Adapun rincian rencana penggunaan anggaran rutin 1998/1999 tersebutadalah sebagai berikut:

(1) Belanja keperluan sehari-hari perkantoran , yang meliputi keperluanuntuk (ATK, barang cetakan, alat rumah tangga kantor, surat

Page 19: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

kabar/maljalah, biaya minum/makan kecil rapat, sewa mesin fotocopy dan lain sebagainya) sebesar Rp 392.890.000,-

(2) Belanja barang inventaris, yang meliputi; pembelian lemari buku,meja kerja, alat penghancur kertas, AC split (untuk cadangan diruang rapat), perangkat sound system (untuk ruang rapat), slideprojektor, komputer beserta printer dan sebagainya yang dialokasikandananya sebesar Rp 178.500.000,-

(3) Belanja bahan, peralatan dan penunjang kegiatan kantor antara lainmeliputi: Diklat Penjenjangan, Diklat Teknis, pelaksanaan program,penyelenggaraan seminar/lokakarya, penerimaan tamu/delegasi dariluar negeri, rapat kerja/rapat koordinasi baik intern maupun denganinstansi lain yang terkait, penilaian dan penghargaan Abdisatyabaktidan sebagainya dengan alokasi dana sebesar Rp 2.688.000.000,-

(4) Belanja peralatan kendaraan bermotor operasional sebanyak untuk 9buah (roda 2 sebanyak 3 buah, dan roda 4 sebanyak 6 buah) denganalokasi dana sebesar Rp 34.500.000,-

(5) Belanja pemeliharaan lamnya, meliputi pemeliharaan mebelair, alat-alat kantor, AC, alat rumah tangga kantor, komputer dan sebagainyadengan dana sebesar Rp 131.100.000,-

(6). Belanja perjalanan dinas, meliputi perjalanan dinas untuk menunjangkegiatan pelaksanaan program kelembagaan, kepegawaian,ketatalaksanaan dan pengawasan serta kegiatan penunjang lainnya didalam maupun di luar negeri dengan dana sebesarRp 1.550.000.000,-

3. Pertanvaan :

Memasuki Tahun ke-4 Pelita VI, menurut Pemerintah sudah berapa prosenrealisasi fisik dan keuangan dari program pokok dan program penunjang yangtelah diamanatkan oleh GBHN 1993 dan Buku V Repelita VI, minta penjelasan.

Page 20: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Jawaban :

Kami informasikan bahwa anggaran untuk kegiatan program pokok dan programpenunjang dikelola oleh masing-masing Departemen, dan Kantor MENPANhanya melakukan koordinasi melalui Forum Komunikasi PAN dan Forum-ForumTeknis yang dilakukan secara periodik.

Dari hasil petnantauan pelaksanaan program PAN telah dilaksanakan melaluisistem pembiayaan tahunan sebagai berikut:

a. Pembiayaan PAN dalam proyek tersendiri sebagai pelaksana programefisiensi aparatur;

b. Pembiayaan built-in dalam proyek-proyek pembangunan sektorai, dimanapada sebagian anggaran proyek tercermin adanya komponen biaya untukpembinaan aparatur baik dalam mata anggaran tertentu ataupun melaluiproyek-proyek yang bersangkutan;

c. Pembinaan PAN melalui anggaran rutin pada masing-msingDepartemen/LPN D;

d. Pembiayaan PAN melalui anggaran Non- APBN.

Pemerintah juga telah melaksanakan mid term review pelaksanaan programpembangunan aparatur PELITA VI yang pelaksanaannya dilakukan oleh LANbekerjasama dengan seluruh Departemen dan LPND, dimana mereka sudah labihmengetahui bagaimana perkembangan pembinaan aparatur melalui proyek-proyekPAN yang berdiri sendiri, proyek PAN yang menyatu pada proyek sektor lain,serta melalui pembiayaan Non- APBN.

4. Pertanvaan :

Dalam program strategis, antara lain dirumuskan program pemantapan sistempembinaan karier pegawai. Terhadap hal ini, Komisi II DPR-RI minta penjelasanPemerintah mengenai :

Page 21: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

a. Proseniasi cakupan dari berbagai jenjang diklat dibanding dengan jumlahpegawai menunii pangkat dan jabatannya.

b. Sinkronisasi antara output diklat dengan jabatan yang diemban oleh PegawaiNegeri Sipil.

Jawaban :

a. Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Pegawai NegeriSipil agar lebih berdayaguna dan berhasilguna dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan seyogyanya semua PegawaiNegeri Sipil diikutsertakan dalam berbagai pendidikan dan latihan sesuaidengan bidang tugas/jabatan yang dipangkunya. Namun demikian, hal inimasih belum dapat dipenuhi seluruhnya, mengingat keterbatasan anggaranyang ada.

Oleh karena itu, penyelenggaranaan pendidikan dan latihan dilakukan secarabertahap sehingga pada akhimya seluruh Pegawai Negeri Sipil dapatmengikuti pendidikan dan latihan yang ditentukan.

b. Memang disadari bahwa jumlah Pegawai Negeri Sipil yang sudah mengikutipendidikan dan pelatihan penjenjangan jauh lebih besar bila dibandingkandengan jabatan struktural yang tersedia. Namun demikian, Pegawai NegeriSipil yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan struktural tersebutadalah merupakan kader-kader yang berkualitas yang sewaktu-waktu sudahsiap untuk dipromosikan mengisi jabatan-jabatan struktural yang kosong.Dilihat dari jenis pendidikan dan pelatihan struktural yang ada saat ini,kurikulumnya telah disesuaikan dengan kebutuhan jabatan. Sehinggadiharapkan Pegawai Negeri Sipil yang telah lulus pendidikan dan pelatihanstruktural tersebut dapat meningkatkan mutu dan kemampuannya dalammelaksanakan mgas-tugas umum pemerintahan dan pembangunandilingkungan kerja dan organisasinya.

Page 22: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

5. Pertanvaan :

Peningkatan kualitas pegawai sebagai sumber daya manusia dalam aparaturnegara sangat dibutuhkan seiring dengan tuntutan pelayanan masyarakat yangsemakin meningkat dan efektifitas kinerja aparatur neeara. Berlcaitan dengan halini, Komisi II DPR-RI minta penjelasan Pemerintah sebagai berikut:

a. Sistem kepangkatan yang diberlakukan dikalangan sipil, dimana jabatanmengikuti pangkat (sementara di ABRI, pangkat mengikuti jabatan).Menurut Pemerintah, apakah sistem ini dianggap cukup efektif ?

b. Sistem kepangkatan yang diberlakukan di Perguruan Tinggi saat inidisamakan dengan birokrasi Pemerintah lainnya, sementara mekanisme dankebumhan di Perguruan Tinggi sangat berbeda dengan birokrasiPemerintahan, sehingga pola yang selama ini diterapkan dapat menghambatkinerja dunia akademik. Terhadap hal ini, mohon penjelasan Pemerintah.

Jawaban :

a. Sesuai dengan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1994, adalahbenar bahwa untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural, seorangPegawai Negeri Sipil hams memenuhi persyaratan pangkat minimal yangditentukan. Namun, ketentuan pangkat tersebut bukan mempakanpersyaratan utama untuk dapat menduduki jabatan.

Akan tetapi, syarat yang lebih diutamakan adalah Pegawai Negeri Sipil yangbersangkutan hams memiliki kemampuan manajerial, kemampuan teknisfiingsional, kecakapan dan pengalaman yang diperlukan serta memilikiintegritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas organisasi.

b. Saat ini, pembinaan karier tenaga dosen di Perguman Tinggi dilakukanmelalui jabatan fungsional dosen yang untuk kenaikan pangkatnyadipersyaratkan memenuhi sejumlah angka kredit tertentu.Hal ini berarti, kenaikan pangkat dosen sangat lergantung kepada prestasikerjanya yang dicerminkan dengan pemenuhan angka kredit yang

Page 23: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

memungkinkan dosen yang bersangkutan dapat naik pangkat kurang dariempat tahun.

Dengan demikian, pembinaan karier tenaga dosen melalui jabatan fungsionaldapat mendorong dosen untuk meningkatkan prestasi kinerjanya yangberdampak terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

6. Pertanvaan :

Pada Rapat Kerja dengan Komisi II DPR-RI bulan September yang lain,Pemerintah menjelaskan mengenai 6 Program strategis dan 3 program komitmen.Terhadap hal ini, kami ingin mendapatkan penjelasan mengenai programpercontohan otonomi tingkat II lanjutan, termasuk Kodya percontohan otonomidaerah serta program kajian peningkatan pelaksanaan otonomi daerah dengan titikberat otonomi tingkat II.

Jawaban :

Berdasarkan Kepmendagri No. 178 Tahun 1996 telah ditetapkan 68Kabupaten/Kodya Dati II sebagai Daerah Percontohan Otonomi lanjutan. Sampaisaat ini persiapan pelaksanaan otonomi percontohan lanjutan yang sudahdilaksanakan antara lain adalah penyusunan Dinas-Dinas yang diperlukan olehDati II yang bersangkutan, persiapan pengalihan personil, perlengkapan,keuangan serta penjrusunan rancangan Perda tentang penyerahan urusan PemdaTingkat I kepada Dati II Percontohan serta penyusunan RPP tentang Penyerahanurusan dari Pemerintah Pusat kepada Pemda Tingkat II Percontohan.Rancangan Perda tersebut telah diajukan kepada Mendagri untuk mendapatpengesahan, sedangkan RPP tentang Penyerahan Urusan Pemerintah Pusat kepadaDaerah Tingkat II sudah berada di Sekretariat Kabinet.

Sambil menunggu penyelesaian RPP tentang penyerahan urusan tersebut makasaat ini Tim Otonomi Daerah sedang mempersiapkan suatu Rancangan Kepprestentang Pedoman Pembinaan kepada Daerah, yang dimaksudkan sebagaimekanisme pengawasan terhadap pelaksanaan penyelenggarakan urusan yangtelah diserahkan. Diharapkan dalam waktu dekat ini semua rancangan tersebut

Page 24: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

dapat segera ditertibkan yang untuk selanjutnya akan diiindak lanjuti penyerahanurusan secara nyata kepada 68 Daii II Percontohan.

7. Pertanvaan

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 yang mengatur tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah bertujuan untuk memperkuat PAD Tingkat II dalam rangkapelaksanaan titik berat otonomi pada Daerah Tingkat II.Dengan diterapkannya Undang-undang tersebut, dimungkinkan dapat mengurangiSumber PAD Tingkat I, karena beberapa jenis penerimaan Daerah Tingkat I telahditetapkan menjadi Sumber PAD Tingkat II, sehingga beberapa Propinsi akanmengalami kesulitan dalam membiayai program-program baik rutin maupunpembangunan yang selama ini dibiayai dari Sumber PAD Tingkat I. Hal initerasa sekali bagi Propinsi-propinsi yang memang hingga saat ini PAD-nya sangatkurang. Berkaitan dengan hal tersebut, Komisi II minta penjelasan Pemerintahapakah ada kebijaksanaan unmk membantu Daerah Tingkat I yang PAD-nyaberkurang dengan adanya Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tersebut.

Jawaban :

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah sudah sejalan dengan semangat penyelenggaraan otonomi Daerah yangdititikberatkan pada Daerah Tingkat II, dengan memberikan beberapa jenispenerimaan Dati I menjadi sumber PAD Tingkat II. Hal ini akan sangatmendukung terselenggaranya pemerintah di Dati II dalam rangka memberikanpelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik. Menyangkut dengan Dati IIPercontohan dirasakan tidak akan menimbulkan permasalahan, karenapenambahan sumber-sumber penerimaan tersebut mengikuti urusan yang telahdiserahkan dari Tingkat I kepada Dati II Percontohan.

Page 25: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

8. Pertanvaan

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa hingga kini masih terdapatKANWIL Departemen/Non Departemen yang belum terbentuk di IbukotaPropinsi, sehingga menyulitkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan danpembangunan di Daerah.

Sehubungan dengan itu, diminta penjelasan Pemerintah seberapa jauh langkah-langkah yang telah ditempuh untuk pembenmkan KANWIL-KANWIL dimaksud.

Jawaban :

Sehubungan dengan pengamatan anggota Dewan yang terhormat perihal belumterbentuk Kanwil Departemen/LPND di Ibukota Propinsi. dapat kami sampaikanikhwal berikut:

Dari isi dan jiwa Pasal 18 UUD 1945 beserta Penjelasannya dapat diketahuibahwa Pemerintah diwajibkan melaksanakan politik desentraslisasi dandekonsentrasasi di bidang ketatanegaraan, termasuk dalam menyelenggarakanpemerintahan di Daerah. Oleh karena itu, tidak setiap pelaksanaan tugasDekonsentrasi yang dilakukan Departemen/ LPND harus dibentuk instansivertikal (Kanwil) di Daerah, hal ini sangat tergantung dari tugas dan fungsi darimasing-masing Departemen/LPND tersebut.Sesuai dengan UU Nomor: 5 Tahun 1974 bahwa dalam rangka pelaksanaan tugasPemerintahan Daerah, maka ketiga asas penyelenggaraan pemerintah yaituDesentralisasi, Dekonsentra-si dan Tugas Pembantuan dilaksanakan secarabersama-sama. Sehingga tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan tidak selaluharus dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat di Daerah.

Sebagaimana telah diketahui sebagian besar dari tugas-tugas Pemerintah Pusattelah diserahkan urusannya kepada Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah.Berdasarkan Peraturan Pemerintah Penyerahan ini Pemerintah Daerahmelaksanakan sebagian tugas pemerintahan dan pembangunan yang diserahkanoleh Pemerintah Pusat. Bila terdapat tugas pemerintahan dan pembangunan yangharus dilaksanakan, dapat saja tugas tersebut dilaksanakan sebagai TugasPembantuan atau diserahkan kepada Daerah.

Page 26: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Pertimbangan pelaksanaan tugas Pemerintahan dan Pembangunan oleh Pemdaadalah efisiensi dan efektiviias, karena Pemda pada umuninya mampu unmkmelaksanakan urusan yang telah diserahkan apabila diainjang dengan 3P(personil, perlengkapan dan pembiayaan) yang memadai. Bila setiap tugaspemerintahan dan pembangunan harus dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat hinggake Daerah, maka beban 3P (personil, perlengkapan dan pembiayaan) yang sangatberat harus ditanggung oleh negara, selain itu terdapat lembaga yang sejenis danserupa di tingkat Daerah yang mampu untuk melaksanakan tugas pemerintahandan pembangunan yang harus dilaksanakan.

Sejalan dengan upaya pemerintah untuk memberdayakan Pemda, kamimemandang bahwa pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan akanmenjadi kurang efektif dan efisien bila sepenuhnya harus dilaksanakan olehPemerintah Pusat di Daerah dengan pembentukan Kanwil Departemen/LPND;karena setiap pembentukan lembaga baru (Kanwil) mempunyai konsekuensi padabesarnya 3P(personil, perlengkapan dan pembiayaan). Tugas pemerintahan danpembangunan akan menjadi lebih efektif dan efisien bila mekanisme pelaksanaankoordinasi kegiatan Instansi Vertikal di Daerah telah berjalan dengan baik.

nteri Negara

agunaan Aparatur Negara,

»

17:JWBNOP11.97

10

Page 27: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id
Page 28: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

JAWABAN ATAS PERTANYAAN TERTULIS KOMISIII DPR-RIDALAM RAPAT KERJA DENGAN MENPAN

PADA MASA PERSIDANGAN II TAHUN 1997/1998TANGGAL 18 NOPEMBER 1997

BIDANG BAKN

Ketua Komisi II DPR-RI yang terhormat,Para Wakil Ketua Komisi II DPR-RI yang terhormat, danPara Anggota Komisi II DPR-RI yang terhormat.

Perkenankanlah kami menyampaikan jawaban atas pertanyaan Komisi II DPR-RI yangterhormat sebagai berikut:

PERTANYAAN NOMOR 1 :

APBN TAHUN ANGGARAN 1997-1998.Memasuki semester II pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 1997-1998, Komisi II DPR-RIingin mendapatkan penjelasan Pemerintah mengenai realisasi anggaran Tahun Anggaran1997-1998 sampai dengan akhir Semester I yaitu :a. Realisasi Fisik dan Keuangan Anggaran Rutin.b. Realisasi Fisik dan Keuangan Anggaran Pembangunan.c. Realisasi Fisik dan Keuangan Bantuan Luar Negeri (bila ada).d. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

JAWABAN NOMOR 1 :

a. Berkenaan dengan pelaksanaan Anggaran BAKN Tahun Anggaran 1997/1998, makaijinkanlah kami dalam kesempatan yang baik ini terlebih dahulu memberikaninformasi mengenai besarnya anggaran BAKN, terdiri :

1) Anggaran Rutin Rp. 34.799.906.000,-2) Anggaran Pembangunan Rp. 9.437.515.000,-

Jumlah Rp. 44.237.421.000,-

Sedangkan realisasi pelaksanaan Anggaran BAKN Tahun Anggaran 1997/1998sampai dengan akhir bulan September 1997 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

DAFTAR

Page 29: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

DAFTAR REALISASI ANGGARAN BAKN TAHUN ANGGARAN 1997/1998

I. ANGGARAN BELANJA RUTIN

1. BAKN JAKARTA

2. Kanwil I BAKN Yogyakarta

3. Kanwil II BAKN Surabaya

4. Kanwil Hi BAKN Bandung

5. Kanwil IV BAKN Uj. Pandang

Jumlah Anggaran Belanja Rutin

24.689.026.000

2.867.318.000

3.116.063.000

2.529.325.000

1.598.174.000

34.799,906.000

10.241.837.000 14.447.189.000

1.304.779.420

1.408.831.939

1.163.347.337

696.039.027

1.562.538.580

1.707.231.061

1.365.977.663

902.134.973

14.814.834.723 I 19.985.071.277

1,48% 41.50%

5,51% 46,00%

5.21% 45.50%

5.90% 46.00%

3,55% 44.00%

42.57% 43.00%

ANGGARAN BELANJA

PEMBANGUNAN

1. Proyek Prasarana Fisik

a. BAKN Pusat Jakarta 3.993.842.000 2.414.432.000

b. Kanwil I BAKN Yogyakita 140.000.000 67.971.600

c. Kanwil 11 BAKN Surabaya 140.000.000 64.010.000

d. Kanwil III BAKN Bandung 140.000.000 91.286.180

e. Kanwil IV BAKN L^. Pandang 140.000.000 54.860.330

1.579.410,000

72.028.400

75.990.000

48.713.820

85.139.670

61,00%

49,00%

45,72% 46.00%

65,20% 65.50%

39,19% 39.50%

2. Proyek Penelitian dan Pengerrv

bangan Adm Kepegawaian 388.000.000 166.927.400 221.072.600 43.02% 43,50%

3. Proyek Penyempumaan Effisiensi

Aparatur Negara 1.977.985.000 1.032.657.375 945.327.625 52,21% 52.50%

4. Proyek Pendidikan dan Pelatihan 550.000.000 210.147.300 339.852.700 38.21% 38,50%

5. Proyek Penyempumaan dan

Peningkatan Pengelolaan Data

Kepegawaian 1.967.688.000 788.097.583 1.179.590.417 40,05% 40,50%

Jumlah Anggaran Belanja Pemb.

Jumlah Anggaran Seluruhnya

9.437.515.000 4.890.389,768 4.547.125.232 51.82% 52.00%

44.237.421.000 19.705.224491 24.532.196.509 44.54% 45,00%

Dengan ...

Page 30: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

-3 -

Dengan memperhatikan Tabel tersebut, maka dapat diketahui bahwa Realisasi AnggaranBAKN Tahun Anggaran 1997/1998 sampai dengan akhlr bulan September 1997 adalahsebesar Rp. 19.705.224.491,- (44,54%) dan realisasi fisiknya secara keseluruhan sebesar45%, dengan rincian :

1) Realisasi Anggaran Rutin 42,57% dan realisasi fisiknya sebesar 43%.2) Realisasi Anggaran Pembangunan 51,82% dan realisasi fisik sebesar 52%.3) Untuk Tahun Anggaran 1997/1998, BAKN tidak memperoleh dana Bantuan Luar

Negeri.4) Dapat kami informasikan pula disini bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Tahun Anggaran 1997/1998 telah ditetapkan sebesar Rp. 23.000.000,-. Adapunrealisasi PNBP tersebut sampai dengan akhir bulan September 1997 adalah sebesarRp. 14.935.398,- atau 64,94%.

PERTANYAAN NOMOR 2 :

RAPBN TAHUN ANGGARAN 1998-1999.Pada Rapat Ken'a yang lalu, BAKN telah menyampaikan DUK sebesar Rp.48.608.106.000,- (naik 39,67%) dan DUP sebesar Rp. 17.105.115.000,- (naik 81,24%)dibanding APBN Tahun Anggaran 1997-1998.Mengingat situasi moneter saat ini, apakah BAKN merencanakan untuk mengubah DUKdan DUP yang telah disiapkan. Bagaimana pula BAKN menentukan prioritas-prioritasprogram agar sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.

JAWABAN NOMOR 2 :

Seperti yang telah kami informasikan kepada Para Anggota Komisi II DPR-RI yangterhormat dalam rapat kerja yang lalu, bahwa dalam Tahun Anggaran 1998/1999 BAKNtelah menyampaikan Daftar Usulan Kegiatan (DUK) sebesar Rp. 48.608.106.000,- (naik39,67%) dan Daftar Usulan Proyek (DUP) sebesar Rp. 17.105.115.000,- (naik 81,24%)dibandingkan APBN tahun anggaran 1997/1998.Mengingat situasi moneter yang sedang dihadapi, maka BAKN dalam Tahun Anggaran1998/1999 telah berusaha menajamkan prioritas program agar sasaran yang telahditetapkan dapat dicapai. Adapun prioritas program yang akan dilaksanakan dalam tahunanggaran 1998/1999 adalah sebagai berikut :

a. Program peningkatan Prasarana dan sarana Kepegawaian , dengan titik berat padakegiatan :

1) Penyelesaian Gedung Kantor dan Rumah Dinas Kanwil BAKN Medan, yangdirencanakan akan mulai beroperasi mulai bulan April 1998.

2)

Page 31: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

-4-

2) Pembangunan Gedung kantor Wilayah BAKN Bengkulu yang dilakukan secarabertahap dan untuk tahap pertama akan dibangun gedung kantor seluas+ 1.600 m2 (1 lantai) dari rencana keseluruhan bangunan seluas 4.800 m2(3 lantai).

3) Persiapan operaslonal pembentukan Kanwil BAKN OKI Jakarta dan Medan.

b. Program Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian RepublikIndonesia (SIMKRI) dengan titik berat kegiatan melanjutkan perekaman historikal datakepegawaian ke dalam data base SIMKRI.

c. Program Pendidikan dan Pelatihan dengan menitikberatkan pada kegiatanpeningkatan kualitas SDM, melalui penyelenggaraan Diklat Teknis BidangKepegawaian, Diklat Struktural dan Pendidikan Akademis Peningkatan Profesi (DillKepegawaian , 81 dan 82).

PERTANYAAN NOMOR 3 :

Untuk dapat memberikan pelayanan administrasi kepegawaian yang baik bagi PegawaiNegeri Sipil serta untuk memberikan data dan informasi yang akurat bagi pengambilankeputusan di bidang kepegawaian, apakah program SIMKRI (Sistem InformasiManajemen Kepegawaian Republik Indonesia) yang ada saat ini cukup efektif, mintapenjelasan.

JAWABAN NOMOR 3 :

Program SIMKRI (Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Republik Indonesia)dibangun dengan sasaran sebagai alat bantu di BAKN dalam mempercepat administrasikepegawaian, meningkatkan akurasi data, memperluas cakupan dan mempermudahakses, meningkatkan pengamanan data, menciptakan keterpaduan data kepegawaianantar instansi, serta penggunaan informasi secara bersama.Dengan sasaran sebagaimana disebut di atas maka pelayanan administrasi kepegawaianyang baik dapat dilaksanakan, dan informasi kepegawaian yang akurat dapat puladisajikan.

Tahap I pembangunan sistem ini yaitu berupa terbentuknya database kepegawaianberisi 4.094.346 record pegawai sudah dapat diselesaiakan dan berdasarkan databaseini telah pula diselesaikan aplikasi kenaikan pangkat bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil.

Data Historis yang memuat data kepangkatan, jabatan, pendidikan dan latihan serta datalain yang pernah dimiliki, merupakan data yang tidak terpisahkan dari seorang PNS.Dalam Tahun Anggaran 1997/1998 kegiatan pembangunan data historis ini

telah ...

Page 32: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

telah disetujui, tetapi dengan adanya kebijaksanaan pemerintah dibidang keuanganmaka kegiatan ini terpaksa dijadwal ulang kembali.

Apabila database kepegawaian dan data historis PNS sudah dapat dibangun, makaotomasi pensiun bagi PNS dan beberapa aplikasi lain sudah dapat di Implementasikan.

Tahap II pembangunan SIMKRI dilakukan setelah Tahap I memasuki tahapanoperasional. yaltu dengan membangun sistem keseluruh Instansi dengan cakupantersedianya jaringan komunikasi data antara BAKN dengan Instansi serta terbentuknyainstrufnon khusus d3lam rangka dissaminasi data kapegawaian.

Walaupun databas PNS talah barhasil dibangun namun masih harus ditindaklanjutidangan pambanahan kaakuratan datanya sacara barkasinambungan agar dapatdigunakan sabagal landasan yang mantap dalam parumusan kabijaksanaan. Upaya inidilaksanakan BAKN antara lain dangan panalitian sacara bilataral dangan instansi tarkait.

BADAN

Jakarta, 18 Nopambar 1997

K EPA LA

KEPEGAWAIAN NEGARA

N A R K 0

Page 33: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

•i': :•■ s. -• ^■:V

Page 34: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

>0^

REPUBUK INDONESIAbadan eengawasan keuancan dan PEMBANGUNAN

(BPKP)

JAWABAN ATAS PERTANYAAN TERTULIS KOMISl II DPR-RIPADA RAPAT KERJA DENGAN MENPAN

DALAM MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 1997-1998TANGGAL 18 NOPEMBER 1997

BIDANC; BADAN PKNGAWASAN KKIUNGAN DAN I'KMBANXaiNAN (BPKP)

Pcrtanvaan No. i

APBN TAHUN ANGGARAN 1997-1998

1. Memasuki semester II pelaksanaan APBN lahun anjjgaran 19^7-1998 Komisi II DPR-RI ingin

mcndapalkan pcnjelasan dari Kepala BPKP tcniang realisasi anggaran sampai dcngan akhir semester I

APBN tahun anggaran 1997-1998 yaitu

a. Realisasi keuangan dan fisik dari anggaran rutin

b. Realisasi keuangan dan Hsik dari anggaran pembangunan.

c. Realisasi keuangan dan fisik dari anggaran Bantuan Luar Negeri (bila ada)

d. Realisasi dari Penerimaan Ncgara Bukan Pajak (PNBP).

2. Mengingat situasi moneter saat ini, Komisi 11 DPR-Rl ingin mendapatkan pcnjelasan. apakah ada program-

program BPKP yang mengalami revisi, jika ada revisi tersebut terkait dengan program apa saja dan berapa

volume anggarannya. Bagaimana pula BPKP mencntukan langkah-langkah strategis agar sasaran program

tctap dapat tcrcapai.

Page 35: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

RErUBUK INDONESIA

badan pengawasan keuangan dan PEMBANGUNAN

(BPKP)

Jawaban

1. a. Rcalisasi Anatiaran Bclania Rutin l^PKP

Rcalisasi anggaran bclanja rutin BPKP Tahun Anggaran 1997/1998 sampai dcngan akhir semester 1

Tahun Anggaran 1997/1998 scbcsar Rp 37.264.263.568,00 atau 36.61 % dari anggarannya sebcsar

RplOl.776.371.000,00

b. Rcalisasi Aneuaran Bclania Pcmbaneunan BPKP

Realisasi anggaran bclanja pcmbangunan BPKP Tahun Anggaran 1997/1998 sampai akhir semester 1

Tahun Anggaran 1997/1998. Keuangan sebesar Rp3.603.273.601.00 atau 27.82 % dari anggarannya

sebesar Rpl 2.950.394.000,00. Pisiknya mencapai 27.54 %.

Realisasi fisik lebih kccil dari keuangan discbabkan adanya pembcrian uang muka pada bcberapa proyck

yang dimungkinkan dcngan Kepprcs 24 tahun 1995.

c. Realisasi Antiearan Pencrimaan Neeara Bukan Paiak

Rcalisasi anggaran pcncrirnaan ncgara bukan pa.jak BPKP Tahun Anggaran 1997/1998 sampai akhirsemester I Tahun Anggaran 1997/1998 selresar Rp93 194.485,00 atau sebesar 25.26 % dari anggarannya

sebesar Rp369.000.000,00

Pencrimaan Negara Bukan Pajak tcrdiri dari :

■ Ancgaran Rcalisasi Prosentasc

-Penjualan,Sewa&Jasa Rp276.457.000.00 Rp73.002,400,00 26,40- Pencrimaan Uin-lain Rn 92.543.000.00 Rp20.192.085,00 ILSl

Rn369.000.000.00 Rp93.194.485.00 25,26

Page 36: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

RETUBLUC INDONESIABADAN rENCAWASAN EEUANGaN DAN rtMBANCJUNAN

(■PEf)

2. Program-program Pcmbangunan BPKP yang mcngalami revisi schubungan siluasi monctcr saal ini adalahscbagai berikul:

a Program Pcngkajian dan Penclilian llmu Pcngctahuan Tcrapan (Kodc 16.2.01) dcngan nilai anggaranscmula Rpl23.658.000,00 dircvisi mcnjadi Rp71.529.000,00 atau turun Rp52.129.000.00

b. Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Aparalur Negara (Kodc 18.1.01) dcngan nilai anggaranscmula Rpl2.986.942.000,00 dircvisi mcnjadi Rpl 1.055.734.000,00 atau turun Rpl .931.208.000,00Program Pcndidikan dan Pclatihan Aparatur Negara (Kodc 18.1.03) dcngan nilai anggaran scmulaRp599.416.000,00 dircvisi mcnjadi Rp598.762.000,00 atau turun Rp654.000,00

d. Program Pcndayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan (Kodc 18.2.01) dcngan nilai anggaranscmula Rpl.557.613.000,00 dircvisi mcnjadi Rpl.224.369.000,00 atau turun Rp333.244.000,00.

L-angkah.-langkah stratcgis yang dilakukan agar sasaran program tctap dapal tcrcapai yailu :

a Pcmilihan kcgialan yang dircvisi adalah yang pcngaruhnya scminimal mungkin tcrliadap pcncapaiansasaran program bcrsangkuian

b. Kcgiatan yang dircvisi akan diusahakan agar dapat ditampung kcmbali dalam DIP 1998/1999.

Pcrtanvaan No. II

RAPBN TAHUN ANGGARAN 1998-1999

1. Mcngingat situasi monctcr saat ini, apakah BPKP akan mclakukan revisi tcrhadap DUK dan DUP yang

tclah disampaikan.

Jika ada yang mcngalami revisi, ha! tcrscbut mcngkait program apa saja, berapa volume anggarannya

Page 37: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

REPUBLUC INDONESIABADAN PENGAWaSAN KEUANGAN dan PEMBANCtlNAN

IBPKP)

Baeaimana pula HPKI' mcncnlukan langkah-langkah stratcgis Icrhadap rcncana program tahun anggaran1998/1999 yang mcngalami revisi tcrsebut.

2. Apakah uniuk Tahun Anggaran 1998/1999 BPKP mercncanakan unluk mcndapalkan alokasi anggaran daribantuan luar ncgcri.

Jawaban

RAPBN TAllUN ANGGARAN 1998/1999

1. Idcalnya scluruh DUK dan DUP yang sudah disampaikan pcrlu diperbaiki/dircvisi karena harga barang danjasa saat ini sudah lidak sesuai lagi dengan harga pada saal DUK dan DUP tcrsebut disusun. Tetapi untuk

melakukan porbaikan/revisi dalam waktu singkat sulit dilakukan karcna :

a. Informasi harga barang-barang dan jasa yang dipcrlukan adalah dari dacrah-dacrah dimana terdapat unit-

unit kcrja BPKl'

b .Bclum ada saiuan harga (index harga) baru yang ditctapkan olch Dcpanemcn Kcuangan (Ditjcn

Anggaran) dan Bappcnas scbagai koreksi/perbaikan dari yang ditctapkan sebelumnya.

c. Bclum ada pctunjuk/pcdoman dari Departemen Kcuangan dan Bappcnas mengcnai prosedur penvusunan

dan penyampaian revisi DUK dan DUP sehubungan dengan kcadaan moncter saat ini.

Mengingat hal-hal tcrsebut di alas, BPKP sangat mcngharapkan adanya kebijaksanaan dari instansi tcrkait

(Departemen Kcuangan dan Bappcnas) agar dalam menentukan bcsamya satuan tiga per Departemen dan

LPND tahun 1998/1999 tidak hanya berdasarkan usulan dalam DUK dan DUP tetapi memperhatikan pula

adanya kcnaikan-kcnaikan harga yang teijadi di lapangan. Demikian pula dengan standar/index harga yang

sudah ditctapkan untuk pcdoman penyusunan anggaran, pcrlu segera ditinjau kcmbali dan diinformasikan

sebelum proses penyusunan DIK dan DIP dimulai.

Page 38: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

REPUBUK INDONESIABADAN pencawasan keuancan dan pembancvnan

(BPKP)

2. Pada lahun 1997/1998 ini BPKP sudah mcngajukan usulan untuk mempcrolch bantuan/pinjaman luar negcriyailu dari Asian Development Bank (ADB). Sampai dcngan saat ini prosesnya baru sampai tahapMemorandum Of Understanding (MOU) dan kami masih tcrus mencoba untuk mcrealisasikannya.Besamya anggaran dari bantuan luar negcri yang diajukan tersebut adalah US $ 55,000,000 yang masihdalam ncgosiasi antara lim BPKP dengan pihak ADB.

Untuk tahun 1998/1999 BPKP tidak mcngajukan usulan baru tctapi masih melanjutkan usulan tahun

1997/1998 yang baru sampai tahap MOU tersebut di atas.

Pcrtanvaan No. Ill

Pemeriniah yang bersih dan berwibawa. rendahnya lingkal kebocoran pembangunan. scmakin rendahnva

lingkal korupsi dan kolusi yang dilakukan oieh oknum aparat pemerintah, merupakan harapan masyarakat

yang tidak pcmah hcnti.

Bcrkaitan dengan hal tersebut di atas. Komisi 11 DPR-Rl ingin mendapatkan penjelasan pemerintah mengenai

pclaksanaan Program Pengembangan Sistem Informasi Pengawasan dan Pelaksanaan Program Usaha

Peningkalan Koordinasi Pengawa.san mulai perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut hasil pengawasan

(temuan-temuan BPKP).

Jawaban

1. Pelaksanaan Pcnuembanuan Sistem Informasi Penuawasan

Hasil pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Pengawasan adalah sebagai berikut

Page 39: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

RETUBUK INDONESUbadan pcngawasan keuangan dan PEMBANCUNAN

<BPKP)

No Uraian Kegiatan Hasil 93/94

USS

REPi-LITA VI

94/95

Rp(000)95/96

Rp(000)

96/97

Rp(000)97/98

Rd/OOO)1 Needs Analysis atas

PcngembanganSi stem Informasi

BPKP

Hasil Identifikasi

Kebutuhan sistem

informasi BPKP350.000

-

- - r

2 Disain <&

ImplementasiAplikasi SubSistem Opcrasional(fungsi Auditing 1)

Disain &

ImplementasiAplikasi Auditing I,pembangunan database objekpcngawasan

BUMN/BUMD

dengan Pilot ProjectBPKP Penvakilan

DKl Jakarta

- - 275.944

Disain &

fmplemcntasiAplikasi SubSystemKepcgawaian

Disain &

ImplementasiAplikasiKepcgawaian,pembangunandatabase

kepcgawaian

- -- - -

4 Disain &•

implementasiAplikasi SubSystem Opcrasional(fungsi Auditing II)

Disain &

ImplementasiAplikasi Auditing 11,pembangunandatabse objekpcngawasan Satuankcrja dan proyek-proyek dengan PilotProject BPKPPcrwakilan DKl

Jakarta, Pelatihan

- - - 252.781 -

Page 40: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

RETUBUK INDONESIABADAN PENGAWASAN KEUANCAN dan rCMBANCVNAN

(BPKP)

Aplikasi bagi user (20orang pcgawai

Pcrwakilan DKI

Jakarta)

5 Disain S

ImplcmcntasiAplikasi SubSyslem Pelaporan(fungsi PelaporanDepuli VI)

dalam proses-

--

- 336.063

Ketcraniian

- No. I dananya bcrasal dari Proyck Pcnycmpumaan Sisicm Akuntansi (Dep.Kcu) vang dibiayai olchWorld Bank.

vasan' (IBPKpT^"^^ ̂^crasai dari APBN bcrupa Bagian Proyek Pcngcmbangan Sistem Informasi Pengav- No.3 Kegiatan inLdiiaksanakan secara swakclola

- No.4 dananya bcra.sai dan APBN bcrupa lolok ukur dalam Proyck Pcngcmbangan Pcnvuluhan SisicmPcngawasan (BPKP)

- No.5 dananya berasal dari APBN bcrupa Proyck Pcngcmbangan Sistem Infonnasi Pcngawasan (BPKP).

2. Pclaksanaan Program Usaha Pcninckatan Koordinasi Pcngawasan

Sesuai dcngan Keppres Nomor 31 Tahun 1983, BPKP mempunyai fungsi sebagai koordinator

pcngawasan. Pclaksanaan koordinasi tcrscbut sudah dilaksanakan dalam percncanaan pcngawasan,

pelaksaaan pcngawasan, dan pclaksanaan tindak lanjut hasil pcngawasan.

a. Percncanaan

Pclaksanaan percncanaan pcngawasan melibatkan scluruh instansi APFP yaitu BPKP, Inspcklorat

Jenderal, Unit Pcngawasan LPND, dan Inspcktorat Wilayah Propinsi/ Kota Madya / Kabupaten.

Page 41: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

REPUBUK INDONESIAbadan pengawasan keuangan dan PEMBANGUNAN

(BPKP)

Dalam mclaksanakan pcrcncanaan ini tclah ditcrapkan sualu kcbijaksanaan yang mcndahulukan

pcmcriksa iniern daiam mcnctapkan rencana pengawasan sctiap tahun Dalam kcbijaksanaan ini

dilciapkan bahwa pcmeriksaan intern suatu instansi diberi hak untuk mcncntukan obyek pemeriksaan

Icbih dahulu scbclum pcmcriksa dari instansi ckstem mcnctapkan obyck pcmeriksaan pada instansi

yang sama. Dcngan adanya kcbijaksanaan tcrscbut diharapkan dalam pclaksanaan pcmeriksaan tidak

akan tcrjadi tumpang tindih.

Namun dcmikian, kcbijaksanaan tcrscbut juga dilihat dalam hubungannva dcngan kcbijaksanaan

rencana pcmeriksaan intern yang mcndukung pcrcncanaan ekstcrn, schingga kcdua-duanya mcrupakan

pcrcncanaan yang saling mcndukung.

Scjak tahun 1993/1994. tahun pcrtama Pclita VI, tclah disusun Program Kcrja Pcmcriksaaan Tahunan

(PKP T) scbanyak 206.924 obyek pcmeriksaan dcngan rincian scbagai bcnkut :

BPKP APFP LAIN JUMLAIl i1

1993 1994 8.426 38.822 47.248 j1

1994/1995 8.889 43.052 51.941

1995/1996 9.847 45.027 .54.874

1996/1997 9.377 43.484 52.861

JUMI..AH 36.539 170.385 206.924

b. Pclaksanaan Pcmeriksaan

Pclaksanaan pcmeriksaan tclah dilaksanakan olch seluruh Aparat Pengawasan Fungsional Pemcrintah

(APl'P) scsuai dcngan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Page 42: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

RtPUBUK INDONESIA

BAD AN mtCAWASAN KEUANCAN DAN rCUBANCHINAN

(■PKf)

[)alam pclaksanaan pcmcriksaan Pcmcrinlah Iclah mcnetapkan kcbijaksanaan bahwa sctiap obyck

pcmeriksaan hanya dapat dipcriksa scbanyak dua kali seiama satu tahun dan setiap pcmenksaan hams

punya tcriggang waktu paling tidak tiga bulan sctclah pemeriksaan APFP lain sclcsai. Kebijaksanaan

tcrscbul ditctapkan agar proses pemcnksaan tidak mcngganggu kegiaatan obyck pcmcriksaan.

Sclama cmpat tahun pcrtama Pclita VI dari hasil pclaksanaan pcmcriksaan tclah dihasilkan tcmuan

hasil pcmcriksaan sebagai bcrikut:

KFJADIAN BPKP APFP LAIN JUMLAII

1993/1994 15.447 59.277 74.724

A

1994/1995 15 671 65.647 81.318

- 1995/1996 18.709 60.784 79.493 'i

1996/1997 19.823 63.482 83.305

JUMLAIi 69.650

NILAI JUTAAN RP

249.190

BPKP

318.840

APFP LAIN JUMLAM]1993/1994 768.156 27.358 795.514

1994/1995 2.580.722 130.981 2.711.703

1995/1996 906.168 475.071 1.381.239

1996/1997 582.600 241.452 824.052

JUMLAH 4.837.646 874.862 5.712.508

Page 43: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

REPVBLUC INDONESIA

BADAN PENCAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANCUNAN

IBPKP)

3. Tindak l^mjul:

Pada dasamya pclaksanaan tindak lanjut adalah mcnjadi tanggung jawub obyek pemcriksaan dari

Departcmcn/IPND yang bcrsangkutan. Inslansi pcngawasan (APFP) hanya bcrfungsi scbagai

pcndorongdan pcmanlau dari tcmuan basil pemcriksaan.

BPKP dan APFP lain tclah scpakal agar di dalam proses pcngawasan yang dilakukan discriakan pula

pemantauan icrhadap pclaksanaan tindak lanjut icrhadap rckomcndasi yang dihasilkan dari tcmuanpemcriksaan. Pemantauan icrscbut dilakukan dcngan cara antara lain dengan mempenanyakan danmelaporkan tindak lanjut yang sudah dilaksanakan obyck pemcriksaan pada pemcriksaan bcrikutnya.

Pada kondisi tcrtcntu APFP mclakukan pcmutakhiran data tindak lanjut atas tcmuan basil pemcriksaanbersama-sama dcngan BPKP dan obyck pemcriksaan uniuk mempcrccpai proses pclaksanaan tindaklanjut.

Pclaksanaan Tindak I.anjui sclama cmpal lahun pcrtama Pclita VI adalab scbagai l->crikut :

a. Kcjadian:

TINDAK BPKP APFP LAIN JUMLAH

LANJUT

1993/1994 12.532 34.555 47.087

1994/1995 11.892 40.967 52.859

1995/1996 11.269 32.723 43.992

1996/1997 4.916 12.421 17.337

JUMLAIi j 40.609 120.666 1 161.275

10

Page 44: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

RETUBUX INDONESIA

BAOAN rENCAWASAN KEUANCAN DAN KMBANCUNAN

(BPKn

h. Nilai dalain Jutaan Rupiah

TINDAK

LANJUT

BPKP APFP LAIN JUMLAH

1993/1994 688.093 9.098 697.191

1994/1995 2.136.951 68.776 2.205.727

1995/1996 729.113 153.208 882.321

1996/1997 236.196 11.247 247.443

JUMLAll 3.790.353 242.329 4.032.682

Demikian jawaban kami alas pcrtanyaan icrtulis Komisi 11 DPR-Rl yang tcrhormat,

scmoga memcnuhi harapan.

Jakarta, IX Nopcmbcr 1997

DRS. SOEDARJONO

NIP. 060028787

11

Page 45: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

' . '' '■

' ... . , :_"' • A/.'-' V-i. .\- ■

■- 'u •?■ ••• ■-• ■• ^-v;•■ •-;>■-. -■-: ■ -•

:■ :.('■■

•> u :'

■.; r:

■ <--■-

Page 46: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

JAWABAN ATAS PERTANYAAN TERTULIS KOMISI II DPR-RIPADA RAPAT KERJA DENGAN MENPAN

DALAM MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 1997-1998TANGGAL 18 NOPEMBER 1997

BIDANG LEMBAGA ADMINISTRASI LEMBAGA (LAN)

1. APBN TAHUN ANGGARAN 1997/1998

Pada saat ini, pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 1997/1998 telah memasuki

semester II, oleh karena itu Komisi II DPR - RI ingin mendapatkan penjelasanPemerintah sebagai berikut:

Pertanvaan :

A. Bagaimana realisasi pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 1997/1998, baik

keuangan maupun fisik sampai dengan akhir semester 1 yaitu :

1. Realisasi anggaran Rutin

2. Realisasi anggaran Pembangunan

3. Realisasi Bantuan Luar Negeri

4. Realisasi dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

C:\dpr\dprl0nov

Page 47: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Jawaban

1. Menjawab pertanyaan Komisi II yang terhormat, maka dapat kami sampaikan bahwarealisasi anggaran rutin 1997/1998 adalah sebagai berikut :

Il

II ^0 URAIAN

1

ANGGARAN

1

1 REALISASI1

1 il

% II

II 1 - Belanja Pegawai Rp. 4.418.526.000."f-|Rp. 1.631.769.801.-1

37 II

II 2. Belanja Barang Rp.17.787.991.000.-1|Rp.11.977.035.967. -1

67 II

II 3. Belanja Pemeliharaan Rp. 1.249.715.000."1 -|Rp. 383.846.215." 31 II

II ^ ' Belanj a Perjalanan Rp. 580.825.000."1 ■|Rp. 155.622.050."1

27 II

II

Jumlah Rp.24.037.057.000.-11Rp.14.104.714.133.- 59 11

il

Realisasi penggunaan anggaran rutin sampai dengan semester I tahun 1997/1998

mencapai Rp. 14.104.714.133,-atau 59 %.

2. Mengenai realisasi anggaran pembangunan adalah sebagai berikut :

Il r

II N0|II 1

URAIAN

I

1 ANGGARAN1

11

— ■ I

REALISASI 1il

% IIII

Ir 1

II 1- 1II 1

Proyek Diklat1

|Rp. 2.877.918.000."1

1

|Rp.1

952.907.690. -|II

33 IIII

II 1

II 2 . 11 1

Proyek Litbang1|Rp. 1.433.041.000."1

1

|Rp.1

530.300.520."| 37 j|II

II 1

II 3 . 1

II 111 1

Proyek PeningkaCan

Prasarana Fisik

1

|Rp. 6.098.435.000."

11

1

|Rp.

11

3.117.693.940."j 51 11

IIII

II 1

IM • 1II 1II 1II 1

Proyek Peningkatan

Kemampuan Aparatur

Negara

1

|Rp. 110.000.000."

111

1

|Rp.

111

51.480.000."I 4 7 II

IIIIII

II 1II 5 . 1

II 1II 1M 1

Proyek Penyempurnaan

Efisiensi Aparatur

Negara

1|Rp. 554.323.000."

11

1

|Rp.

111

169 .556.800.-j 31 IIII11.||

Il T

II 1II L

Jumlah

1|Rp.11.073.717.000.-•

1

|Rp.1

4 .821 .938.950,-|35 IIII

C: dpi Xdprl 9nO'.

Page 48: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Realisasi keuangan sampai dengan semester I tahun 1997/1998 mencapai Rp.4.821.938.950,- atau 35 %, sedangkan realisasi fisik telah mencapai 47,27%.

3. Pada tahun anggaran 1997/1998, LAN tidak memperoleh alokasi dana Bantuan LuarNegeri.

4. Dalam pada itu, ada kegiatan LAN yang mendapat penerimaan jasa, yang tercermindari penerimaan sumbangan pendidikan STIA Kampus Jakarta, Ujung Pandang danBandung. Adapun Realisasi dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalahsebagai berikut:

NO KEGIATAN RENCANA REALISASI

1. LAN JAKARTA

a. STIA Jakarta

b. Balai Diklat II

Rp. 2.108.525.000,

Rp. 171.975.000,

Rp. 933.475.625,

Rp. 52.566.000,

44 ,27

30, 57

2 . LAN BANDUNG

STIA Kampus Bandung Rp. 2.146.200.000, Rp. 1.253.081.000,- 58, 39

3 . LAN UJUNG PANDANG

a. STIA Kampus Ujung

Pandang

b. Program Magiscer

S2 kerjasama LAN-

UNHAS

Rp. 470.500.000,

Rp. 687.500.000,

Rp. 377.286.000,-

Rp. 626.198.000,-

80, 19

91, 08

Jumlah

I' '

Rp. 5.584.700.000, Rp. 3.242.606.625,- 58, 06

C:\dpr\dprlBnov

Page 49: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Pertanvaan :

B. Berkaitan dengan situasi moneter saat ini, apakah program, proyek dan kegiatan LANada yang mengalami revisi, jika ada, program apa saja yang mengalami revisi danberapa volume anggarannya.

Bagaimana pula LAN menentukan prioritas program setelah adanya revisi.

Jawaban :

B. Akibat situasi moneter saat ini, kegiatan proyek pembangunan di lingkungan LembagaAdministrasi Negara terkena penjadwalan dan pengurangan perjalanan dinas sebesar50 % dari sisa dana yang belum terpakai. Adapun besarnya proyek yang dijadwalkankembali dan pengurangan perjalanan dinas tersebut adalah sebesar Rp 2.708.900.000,-dari anggaran pembangunan sebesar Rp 13.672.617.000,-. Proyek yang mengalami

penjadwalan dan pengurangan perjalanan dinas adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan Prasarana Fisik

LAN Jakarta

a. Pesangon Penghuni bangunan yang dibebaskan Rp 170.000.000,-

b. Pembangunan Gedung Rp 1.083.124.000,-

2. Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Negara

LAN Jakarta

Perjalanan Dinas Rp 17.690.000,-

3. Penelitian dan Pengembangan Administrasi dan Aparatur Negara

LAN Jakarta

a. Perjalanan Dinas Rp 74.144.000,-

b. Studi Kebijaksanaan Sumber Daya Manusia Rp 135.000.000,-

4. Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara

LAN Jakarta

Perjalanan Dinas Rp 61.388.000,-

5. Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara

LAN Bandung

Perjalanan Dinas Rp 990.000,-

C:\dpr\dprl8nov

Page 50: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

6. Peningkaian Prasarana Fisik

LAN Bandung

a. Pengadaan Peralatan Kantor Penunjang Pendidikan Rp 217.000.000,-b. Pembangunan Gedung Pendidikan Tinggi Rp 838.125.000,-

7. Penelitian dan Pengembangan Administrasi dan Aparatur NegaraLAN Bandung

Studi Kebijaksanaan Aparatur Negara Rp 49.680.000,-8. Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara

LAN Ujung Pandang

Perjalanan Dinas Rp 755.000,-9. Penelitian dan Pengembangan Administrasi dan Aparatur Negara

LAN Ujung Pandang

Studi Kebijaksanaan Aparatur Negara Rp 23.494.000,-10. Peningkatan Prasarana Fisik

LAN Ujung Pandang

Pengaspalan Halaman Kantor Rp 37.500.000,-

Dengan adanya penjadualan kegiatan tersebut tidak dilakukan penentuan prioritas

program lagi karena program-program tersebut sudah berjalan, langkah yang diambil

terhadap kegiatan yang dijadwalkan adalah mengusulkan dalam DUP LAN Tahun

1998/1999.

C:\dpr\dprl8nov

Page 51: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

RAPBN TAHUN ANGGARAN 1998/1999

Berkaitan dengan pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 1998/1999,Komisi II DPR-Rl ingin mendapatkan penjelasan sebagai berikut:

a. DUK anggaran Rutin

b. DUP anggaran Pembangunan

c. Rencana penerimaan dari Bantuan Luar Negeri

d. Rencana dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Jawaban :

a. DUK anggaran Rutin

Untuk DUK tahun anggaran 1998/1999 telah diusuikan ke Direktorat Jenderal

Anggaran Departemen Keuangan sebesar Rp 41.955.250.000,- yang terdiri dari :

1) Belanja Pegawai Rp 5.460.896.000,-

2) Belanja Barang Rp 33.864.763.000,-

3) Belanja Pemeliharaan Rp 1.867.007.000,-

4) Belanja Perjalanan Rp 762.584.000,-

Jumlah Rp 41.955.250.000,-

b. DUP anggaran Pembangunan

Dalam tahun anggaran 1998/1999 telah diusuikan ke Bappenas DUP LAN sebesar

Rp 38.797.620.000,-, yang terdiri dari :

1) Prasarana Fisik

Jakarta Rp 16.313.042.000,-

Bandung Rp 8.022.550.000,-

Ujung Pandang Rp 5.937.308.000,-

Jumlah Rp 30.272.900.000,-

C:\dpr\dprl8nov

Page 52: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

2) Peneliiian dan Pengembangan

Jakarta

Bandung

Ujung Pandang

Jumlah

3) Pendidikan dan Pelatihan

Jakarta

Bandung

Ujung Pandang

Jumlah

4) Peningkatan Efisiensi Aparatur Negara

5) Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara

c. Rencana dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Rp 1.080.000.000,-

Rp 507.274.000,

Rp 500.371.000,-

Rp 2.087.645.000,-

Rp 4.303.129.000,-

Rp 219.556.000,-

Rp 414.271.000,-

Rp 4.936.956.000,-

Rp 1.302.762.000,-

Rp 197.357.000,-

NO KEGIATAN RENCANA PENERIMAAN

1. LAN JAKARTA

a. STIA Jakarta

b. Balai Diklat II

Rp. 2.534.450.000,-Rp. 196.000.000,"

2. LAN BANDUNG

STIA Kampus Bandung Rp. 1.991.950.000,-

3. LAN UJUNG PANDANG

a. STIA Kampus UjungPandang

b. Program MagisterS2 kerjasama LAN-UNHAS

Rp. 414.375.000,"

Rp. 694.000.000,"

Jumlah Rp. 5.830.775.000,"

C:\dpr\dprl8nov

Page 53: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Pertanvaan :

3. Mengingat saat ini kita telah memasuki tahun ke-4 Repelita VI, maka Komisi II DPR-RI ingin mendapatkan penjelasan mengenai serapan anggaran dan realisasi fisik dariprogram pokok dan program penunjang sebagaimana diamanatkan dalam Buku V

Repelita VI.

Jawaban :

3. Adapun realisasi fisik dari program-program LAN sebagai berikut:

a. Program Pendidikan Kedinasan sudah mencapai 50 %.

b. Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Aparatur Negara sudah mencapai57.70 %.

c. Program Peningkatan Efisiensi Aparatur Negara sudah mencapai 45,00 %;

d. Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara sudah mencapai 45,17 %;

e. Program Penelitian dan Pengkajian Kebijaksanaan sudah mencapai 38,47 %;

Mulai tahun 1996/1997 program penunjang sebagaimana diamanatkan dalam Buku V

Repelita VI telah ditampung dalam anggaran Rutin.

C:\dpr\dprl8nov

Page 54: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

Pertanvaan :

4. Komisi II DPR-RI ingin mendapatkan penjelasan dari Pemerintah mengenai hasil kerjaDeputi Bidang Penelitian dan Pengembangan baik yang berkaitan dengan penelitiandan pengembangan maupun konsultasi kelembagaan, ketatalaksanaan dan leknologiadministrasi negara, sumber daya manusia dan informasi administrasi Negara.

Jawaban :

4. Daiam tahun anggaran 1997/1998 kegiatan LAN di bidang litbang adalah :

a. Di bidang kelembagaan melakukan monitoring perkembangan kelembagaanDepartemen/LPND baik di Pusat maupun di Daerah yang hasilnya berupainformasi kelembagaan aparatur pemerintah.

b. Perkonsultasian dilakukan dalam rangka penataan kewenangan daiam penanganan

urusan pemerintahan yang hasilnya berupa pemetaan urusan pemerintahan dan

pembangunan antara Iain Departemen ParposteL Departemen Sosial dan

Departemen Kesehatan.

c. Di bidang Litbang SDM telah dilakukan inventarisasi jabatan fungsional di

lingkungan aparatur pemerintah yang antara lain meliputi kedudukan, tugas dan

jenjang jabatan dari masing-masing jabatan fungsional tersebut.

d. Bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada sedang dilakukan penelitian dan

perkonsultasian dalam rangka penyusunan pola dasar karier PNS.

e. Dalam rangka menyongsong Repelita VII telah dilakukan penelitian untuk

penyusunan bahan rancangan Repelita VII Bab Aparatur Negara.

f. Dalam rangka peningkatan pelaksanaan N\^kat telah pula dilakukan

pemasyarakatan Waskat pada Departemen dan BUMN serta Pemerintah Daerah.

g. Dalam rangka menyongsong Repelita VII dan menghadapi abad 21 yang juga

dikenal dengan abad informasi, Lembaga Administrasi Negara di bidang

pengembangan informatika melaksanakan berbagai langkah kegiatan, antara lain :

1) Mulai membangun sistem aplikasi komputer untuk mendukung terwujudnya

otomatisasi administrasi negara, seperti pembuatan "Data Base Widyaiswara,

Data Base Kelembagaan Aparatur".

C:\dpr\dprl6nov

Page 55: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

t

f

10

2) Di bidang laia persuratann dan dokumentasi lelah mulai dilakukan uji cobadengan memanfaatkan tehnologi informasi yang diharapkan terwujudnyasuatu kantor dengan "paper less".

3) Perkonsultasian dalam rangka pengembangan dan aplikasi bidang tehnologiinformasi dilakukan dengan Departemen Koperasi dan PPK dan DepartemenKehakiman.

h. Untuk tahun anggaran 1998/1999 akan dilaksanakan :

1) Pembenahan bidang perpustakaan administrasi negara dalam rangkamenunjang Diklat Jabatan PNS serta pengembangan referensi bidangadministrasi publik dan administrasi bisnis di Indonesia.

2) Pembangunan Data Base Diklat Aparatur Negara yang menggambarkankegiatan berbagai program diklat termasuk kurikulum, silabi, tempatpenyelenggaraan, sasaran program dan persyaratan peserta.

3) Litbang Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Daerah yangbertujuan mengidentifikasi berbagai aspek pelayanan umum yang kualitasnyamasih rendah dan menemukan strategi, sistem dan proses pemberian

pelayanan umum yang tepat, efisien dan efektif.

4) Evaluasi Sistem Perijinan Pusat dan Daerah dalam Menunjang Deregulasi

Sektor Riil dengan tujuan mengidentifikasi berbagai sistem dan prosedur

perijinan baik di Pusat maupun di Daerah yang oleh pengguna jasa dirasakan

masih menghambat pengembangan usaha di sektor riil.

i. Litbang Perspektif Formasi Aparatur Menyongsong Berlakunya AFTA (2003)

Dalam Rangka Perampingan Birokrasi yang bertujuan :

1) Mengidentifikasi kecenderungan pergeseran peran pemerintah dalam era

perdagangan bebas.

2) Mengidentifikasi tipe kelembagaan yang ideal dengan jumlah dan mutu PNS

yang memadai serta tepat penempatannya.

C:\dpr\dprl8nov

Page 56: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

11

Pcrtanvaan :

5. Salah saiu dari program LAN adalah pendidikan dan latihan lehnik manajemen kepadalenaga-tenaga BUMN dan BUMD.

Program ini diharapkan memberikan kontribusi yang besar kepada pembangunanmengingat peran potensial BUMN dan BUMD dalam perekonomian nasional.

Terhadap hal ini, Komisi II DPR-RI ingin mendapatkan penjelasan mengenai :a. Usaha-usaha apa terutama dalam disain kurikulum yang telah diadakan untuk

mencapai peningkaian optimal kemampuan tehnik management para pegawaiBUMN dan BUMD.

b. Apakah dalam menjalankan program tersebut dilakukan sendiri atau bekerjasamadengan badan-badan lain (lembaga-lembaga pelatihan).

c. Bagaimana hasil yang telah dicapai dan kendala-kendala yang dihadapi serta

usaha-usaa penanggulangannya.

Jawaban :

5. a. Usaha-usaha yang telah dilakukan LAN dalam rangka desain kurikulum untuk

mencapai peningkatan optimal kemampuan teknik manajemen pegawai

BUMN/BUMD melalui antara lain lokakarya penyusunan kurikulum untuk

pelatihan :

1) Owner Estimate

2) Keppres 16

3) Pelayanan Prima

4) Kesekretariatan & Kesekretarisan

5) Tehnik Pelaporan

6) Telaahan Staf, dan

7) Bimbingan Pembuatan KaryaTulis Ilmiah

Disamping usaha-usaha tersebut di atas, dilakukan pula Diklat Manajerial

BUMN/BUMD meliputi :

C; \dpx-\dprlBnov

Page 57: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

c

12

1) Kurikulum Diklai Manajerial Manajer Muda, Manajer Madya dan ManajerUtama yang telah diiaksanakan oleh beberapa BUMN bersama DepariemenTehnis dengan pembinaan Lembaga Administrasi Negara. realisasinyamengacu pada kurikulum yang lama sesuai dengan kebutuhan masing-masing

BUMN/BUMD. Kurikulum Diklat Manajer Muda, Madya dan Utama padasaai ini masih terus diperbaharui sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan BUMN/BUMD yang disesuaikan dengan wawasan dan dinamika

Bisnis.

2) Pembinaan dalam bidang kurikulum dan penyelenggaraan Diklat ManajerMuda, Madya dan Utama didasarkan pada SK Ketua LAN Nomor 1030

A/IX/6/4/1994 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Staf dan PimpinanBadan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah.

Petunjuk dan pedoman pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi bidang

usaha BUMN/BUMD yang bersangkutan.

b. Dalam menjalankan program tersebut di atas, LAN bekerjasama Direktorat

Jenderal Pembinaan BUMN Departemen Keuangan dan BPLK Departemen

Keuangan serta memanfaatkan lembaga Swasta yang profesional dan Yayasan.

c. Hasil-hasil yang dicapai :

1) Sudah ada pembakuan kurikulum, silabus, dan modul yang meliputi

pelatihan: Owner Estimate, Keppres 16, Pelayanan Prima, Kesekretariatan,

Kesekretarisan. Tehnik Pelaporan, Telaahan Staf, dan Bimbingan Pembuatan

Karya Tulis Ilmiah.

2) Melaksanakan pelatihan-pelatihan baik di tingkat Pusat maupun di daerah

termasuk unsur unit perekonomian daerah/BUMD seperti PDAM.

3) Diiaksanakan 2 angkatan Diklat Kepemimpinan BUMN profesional bersama

Departemen Keuangan dan BUMN yang berada dibawah Departemen

Keuangan.

4) Sejak tahun 1993 :

a) Diklat Manajer Muda telah diiaksanakan sebanyak 5 angkatan dengan

jumlah peserta 168 orang

C:\dpr\dprl6nov

Page 58: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id

13

b) Diklai Manajer Madya telah dilaksanakan sebanyak 2 angkaian dengan

jumlah peserta 70 orang

c) Diklat Manajer Utama telah dilaksanakan sebanyak langkatan

d) Sedangkan pada saat ini masih beriangsung Diklat Manajer Madya padaPT (Persero) Angkasa Pura 1 dan II dengan jumlah peserta 30 orang.

5) Sebelum tahun 1993 :

Diklat di berbagai BUMN dilaksanakan antara lain :

a) PT. (Persero) Pos Indonesia

b) PT. (Persero) Garuda Indonesia

c) PT. (Persero) Pelabuhan I dan II dan diberbagai BUMD

d) PERUMKA

a-"

Kendala-kendala vang dihadapi :

1) Keterbatasan anggaran pembinaan untuk melakukan usaha-usaha

pemberdayaan secara optimal

2) BUMN/BUMD tersebar luas sehingga memerlukan waktu, biaya dann tenaga

yang sangat besar.

3) Tuntutan akan substansi pembinaan yang sangat bervariasi dan berubah

dengan cepat sesuai dengan perubahan kemajuan.

Usaha Pemecahan :

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut di atas dipandang perlu melakukan

kemitraan dengan Instansi terkait.

Jakarta, 18 Nopember 1997

KETUA

ADMINISTRASI NEGARA

J.B. KRISTIADI

C:\dpr\dprl8nov

Page 59: RAPAT KERJA - perpus.menpan.go.id