Upload
katell-lott
View
98
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
RAPAT KOORDINASI PENGELOLA ANGGARAN. Tema : “ Memantapkan Kualitas Pengelolaan Keuangan Berdasarkan PP No.45 Tahun 2013” Jakarta, 21-22 November 2013. Biro Umum Bagian Keuangan Lembaga Administrasi Negara. 21 -22 NOVEMBER 201 3. SUBSTANSI POKOK PENGATURAN - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
RAPAT KOORDINASI PENGELOLA ANGGARAN
Tema : “ Memantapkan Kualitas Pengelolaan Keuangan
Berdasarkan PP No.45 Tahun 2013”Jakarta, 21-22 November 2013
Biro Umum
Bagian Keuangan
Lembaga Administrasi Negara
21-22 NOVEMBER 2013
SUBSTANSI POKOK PENGATURANPERATURAN PEMERINTAH NO 45 TAHUN
2013 TENTANGTATA CARA PELAKSANAAN APBN
PERATURAN PEMERINTAHNO.45 TAHUN 2013
TENTANGTATA CARA PELAKSANAAN APBN
OUTLINE
1. Latar Belakang2. Tujuan3. Ruang lingkup4. Hubungan PP 45 Tahun 2013 dengan PP
lain amanat UU No. 1 Tahun 20045. Pola Pikir6. Substansi.
LATAR BELAKANG PENYUSUNANPP 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
APBN
FILOSOFIS
UNTUK MENJAMIN AGAR APBN YANG MERUPAKAN AMANAT RAKYAT KEPADA PRESIDEN SELAKU PENYELENGGARA NEGARA DAPAT DILAKSANAKAN SECARA TERTIB, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL
YURIDIS
MELAKSANAKAN PASAL 2 HURUF A DAN HURUF C
UU NO. 1 TAHUN 2004. SEBAGAI PAYUNG HUKUM ATAS ATURAN PELAKSANAAN YANG SELAMA INI TELAH DIATUR DALAM PMK/KMK/PERDIRJEN.
SOSIOLOGIS
APBN KHUSUS DILAKSANAKAN UNTUK SEBESAR-BESARNYA KEMEKMURAN RAKYAT OLEH KARENA ITU DIPERLUKAN PEDOMAN PELAKSANAAN APBN
TUJUAN PENYUSUNANPP 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA
PELAKSANAAN APBN
Memberikan pedoman pelaksanaan APBN, komprehensif, dan landasan yuridis yang kuat sehingga dapat menjadi acuan berbagai kebijakan yang berimplikasi pada pelaksanaan APBN.
Menyederhanakan sistem pelaksanaan anggaran selama ini yang terlalu banyak eksepsi.
Menyempurnakan berbagai ketentuan pelaksanaan yang telah terbit selama ini berdasarkan perkembangan pengelolaan keuangan Negara.
Sebagai upaya percepatan realisasi APBN. Menggantikan Keppres 42 Tahun 2002 beserta
perubahannya yang sudah tidak sesuai.
RUANG LINGKUP PENGATURANPP 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA
PELAKSANAAN APBN
1. Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Negara
2. Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara3. Pengelolaan Kas
4. Pengelolaan Piutang Negara5. Pengelolaan Uang Negara6. Pengelolaan Investasi7. Pengelolaam BMN8. Penyelenggaraan Akutansi9. Penyusunan Laporan
pertanggungjawaban APBN10.Penyelesaian Kerugian Negara11.Pengelolaan Badan Pelayan Umum
Fokus PP Tata
Cara
Pelaksanaan
APBN
Sudah diatur/
Diamanatkan
dalam PP
tersendiri
HUBUNGAN PP 45 TAHUN 2013DENGAN PP LAIN AMANAT UU NO. 1 TAHUN
2004
PP Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
PP Sistem Pengendalian
Intern Pemerintahan
PP Pengelolaan Uang
Negara/Daerah
PP TATA CARA PELAKSANAAN APBN
Pendapatan
BelanjaPembiaya
an
PP Pengelolaan
BMN/D
PP InvestasiPemerintah
PP Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi
Pemerintah
PP Standar Akutansi
Pemerintahan
PP Tata Cara Pengadaan
Pinjaman dan / atau
Penerimaan Hibah
POLA PIKIR PP 45 TAHUN 2013
PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN
SISTEM INFORMASI MAJANEMEN KEUANGAN
PELA
KS
AN
AA
N A
KH
IRTA
HU
N A
NG
GA
RA
N
PEJABAT PERBENDAHARA
ANDIPA
PELAKSANAAN ANGGARAN
Pendapatan
BelanjaPembiaya
an
1. PBJ Penerimaan2. Penyelesaian tagihan
kepada Negara3. Penatausahaan
komitmen/perikatan4. Penertiban SP2D5. Waktu penyelesaian hak
tagih kepada Negara6. Jenis belanja7. Penggunaan PNBP
fungsional8. Penyelesaian
keterlanjuran pembayaran
9. Pembayaran pengembalian penerimaan
10. Pelaksanaan anggaran belanja pada satker/atase perwakilan RI di LN
11. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Anggaran Belanja
12. Likuidasi K/L/Satker dalam Pelaksanaan Anggaran.
1. Pelaksanaan Pendapatan Negara
2. Penatausahaan setoran perpajakan, PNBP, dan hibah.
1. Tujuan & Sumber pembiyaan
2. Pengelolaan Piutang Negara
3. Pembayaran kewajiban uang Negara
4. Pelaksanaan penjaminan5. Pembayaran penerusan
pinjaman6. Pembayaran investasi
Pemerintah.
Subtansi Pokok Pengaturan
. 1. Pejabat Perbendaharaan;
2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;
3. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan;
4. Pelaksanaan Anggaran Belanja;
5. Pelaksanaan Anggaran Per Jenis Belanja;
6. Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan;
7. Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Anggaran Negara pada Akhir Tahun Anggaran;
8. Pelaksanaan Anggaran dalam Penanggulangan Bencana;
9. Penatausahaan pelaksanaan anggaran;
10. Sistem informasi Keuangan Negara
.
Pejabat Perbendaharaan
BUN
KUASABUN
PA
KUASA PA
BENDAHARA
PPKPPSPM
delegatif
Perintah bayar
Fungsional
Pejabat Perbendaharaan
delegatif
penugasan
PRESIDEN
Ex officio
PEJABAT PERBENDAHARAAN
• Kewenangan untuk mengatur lebih lanjut pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya (Psl.3)
• Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan kebijakan anggaran (Psl.4)
• Menkeu selaku PA atas BA yang tidak dikelompokkan dalam BA K/L yang kegiatannya bukan merupakan tugas dan fungsi Menkeu hanya bertanggung jawab dari sisi formal (Psl.4).
• Pelimpahan kewenangan penunjukan pejabat perbendaharaan negara kepada KPA (Psl.5)
PA
• Penunjukan KPA bersifat ex officio (Psl.6)• Penunjukan KPA atas pelaksanaan UB dan TP dilakukan
oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atas usul Gubernur/Bupati/Walikota atau dapat didelegasikan kepada kepala daerah (Psl.7)
• Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan kegiatan yang berada pada penguasaannya (Psl.10)
KPA
PEJABAT PERBENDAHARAAN
• Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara (Psl.11-12)
• PPK bertanggung jawab atas kebenaran materiil dan akibat yang timbul dari penggunaan bukti hak tagih kepada negara (Psl.13)
PPK
• Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara (Psl. 14-15)
• PPSPM bertanggung jawab terhadap kebenaran, kelengkapan, dan keabsahan administrasi dokumen hak tagih pembayaran dan akibat yang timbul dari pengujian yang dilakukan (Psl.16)
PPSPM
• Pendelegasian kewenangan pengangkatan bendahara penerimaa/pengeluaran dari Menteri/Pimpinan Lembaga kepada kepala satuan kerja (Psl.18)
• Persyaratan sertifikasi bendahara bagi pejabat/pegawai yang akan diangkat menjadi bendahara penerimaan/pengeluaran yang akan diatur lebih lanjut dengan Perpres (Psl.21, Psl.25, Psl.28)
• Pengangkatan bendahara pengeluaran pembantu untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran (Psl.27)
BENDAHARA
.
.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
PENYUSUNAN DIPA
31/10
APBN DITETAPKAN
1/1
Pelaksanaan Penerimaan/pengeluaran
dimulai
Pemberitahuan ke K/L utk menyampaik
an DIPA
PENYUSUNAN KEPPRES
RINCIAN APBN
30/11
Penyusunan, Penyampaia
n, dan Pengesahan
DIPA Distribusi DIPA ke satker
Pasal 29
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN
• Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menyusun DIPA (Psl.29)
• DIPA disusun berdasarkan anggaran berbasis kinerja yang dirinci menurut klasifikasi fungsi, organisasi, dan jenis belanja (Psl.30)
Penyusunan
• Kewenangan Menkeu selaku BUN untuk mengesahkan DIPA• Kewenangan pengujian kesesuaian isi DIPA sebelum
pengesahan• Fungsi pengesahan DIPA sebagai pernyataan kesiapan BUN
dalam pelaksanaan anggaran sesuai rencana penarikan dana. (Psl 35)
Pengesahan
• Pengaturan sebab sebab revisi DIPA karena alasan administratif, alokatif, perubahan rencana penarikan dana, dan/atau perubahan rencana penerimaan dana (Psl.38)
Revisi
.
.
PelaksanaanAnggaranPendapatan Negara
PELAKSANAAN ANGGARANPENDAPATAN NEGARA
• Penyetoran pendapatan negara melalui bank sentral atau bank umum dan badan lannya (Psl 43)
• Kewajiban penyetoran ke kas negara tepat waktu dan adanya pengenaan sanksi administratif berupa denda (Psl 46)
• Penetapan wajib pungut pajak kpd setiap PA/KPA dan/atau bendahara (Psl 47)
Penyetoran
pendapatan
negara
• Tanggungjawab Menteri/Pimpinan Lembaga yang memiliki sumber PNBP untuk melakukan pemungutan PNBP (Psl 48)
• Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan PNBP (Psl 48)
• Kewenangan dan tanggungjawab KPA untuk memperhitungkan PNBP yang terutang dari pembayaran yang dilakukannya (Psl 53)
Pengelolaan PNBP
• Tanggungjawab Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal atas pelaksanaan pendapatan hibah (Psl 56)
• Keharusan pendapatan hibah dikelola dalam APBN (Psl 56)Hibah
Pelaksanaan Anggaran PendapatanPenyetoran Penerimaan Negara
Wajib Bayar
Kas Negara
Wajib Bayar
Kas Negara
PRINSIP
Rekening Bendahara Penerimaa
n
Sore hariSEKUEN 1
Wajib Bayar
Kas Negara
Rekening Bendahara Penerimaa
n
Berkala (atas persetujuan
Menkeu)SEKUEN 2
Pasal 49-50
Pelaksanaan Anggaran PendapatanMekanisme Penatausahaan dan Pelaporan PNBP
Wajib Bayar
Kas Negar
a
PEJABAT PEMUNGUT
PNBP
KEPALA SATKER
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA
Wajib Bayar
Bendahara
Penerimaan
Kas Negar
a
PEJABAT PEMUNGU
T PNBP
KEPALA SATKER
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA
.
Pelaksanaan Anggaran Belanja
KPA
Kuasa
BUN
Pencairan Dana
PelaksanaanKomitm
en
Pembebanan dan
Perintah Bayar
Perjanjia
n
Pengadaa
n barang/ja
sa
Prestasi
kerja
Perintah Bayar
Pengujian
tagihan
Pembeban
Pengujian
Pencairan Dana
Penagihan
SPP
Alur Pelaksanaan Belanja
• Wetmatigheid• Rechtmatigheid
• Wetmatigheid• Rechtmatigheid
Pencairan Dana
Doelmatigheid
Pelaksanaan Anggaran BelanjaJenis-jenis pembuatan komitmen
PEMBUATAN KOMITMEN
PERJANJIANSURAT
KEPUTUSAN
BERSAMAPERORANGA
NKONTRAK/
SPK
BUKTI PEMBELIAN/PEMBAYARA
N
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
• Pagu Anggaran yang sudah terikat komitmen tidak dapat digunakan untuk kebutuhan lain (Psl.57)
• Proses pengadaan barang dan jasa sebelum tahun anggaran dimulai setelah RKA disetujui oleh DPR (Psl.59)
• Izin pejabat yang berwenang atas perjanjian yang membebani anggaran lebih dari satu tahun anggaran (Psl.61)
• Perjanjian menggunakan valas dapat membebani DIPA rupiah murni dengan nilai ekuivalen valas (Psl.63)
• Kewajiban menyetorkan uang hak negara yg berasal dr komisi, rabat, potongan, dan penerimaan lain (Psl.64)
Pelaksanaan
komitmen
Pelaksanaan Anggaran BelanjaPenyelesaian tagihan
PIHAK KETIGA
R KUN
R KUN
PRINSIP
Bendahara Pengeluar
an
SegeraSEKUEN 1
LANGSUNG (LS)
PIHAK KETIGA
LANGSUNG (LS)
R KUNBendahara Pengeluar
an
Pembayaran
SEKUEN 2
PIHAK KETIGA
UP
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
• Penyelesaian tagihan kepada negara dilaksanakan berdasarkan hak dan bukti yg sah untuk memperoleh pembayaran (Psl.65)
• Kewenangan bendahara pengeluaran utk melakukan pembayaran atau menolak perintah bayar dr KPA (Psl.66)
• Kewajiban PPK utk mengesahkan bukti pembelian/pembayaran sebagai hak tagih kepada negara (Psl.67)
• Penyampaian SPM oleh KPA dilengkapi dengan pernyataan kebenaran perhitungan dan tagihan dan/atau data perjajian (Psl.67)
• Pembayaran dapat dilakukan sebelum barang/jasa dengan menyampaikan jaminan atas pembayaran (Psl.68)
• Kewajiban memperhitungkan kewajiban apabila pihak ketiga masih mempunyai utang kepada negara (Psl.69)
• Tanggung jawab PPK menatausahakan komitmen dan kewajiban menyampaikan data komitmen kepada kuasa BUN (Psl.71)
• Dalam menerbitkan SP2D, Kuasa BUN melakukan pengujian SPM yg diajukan oleh KPA (Psl.73)
• Hak tagih kepada negara diselesaikan paling lambat 30 hari kalender (Psl.75)
Penyelesaian tagihan
.
Pelaksanaan Anggaran Per Jenis Belanja
PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA
• Belanja Pegawai paling sedikit terdiri dari kompensasi dalam bentuk uang atau barang, belanja pensiun dan uang tunggu, dan kontribusi sosial lainnya (Psl.77)
• Pelaksanaan Belanja Pegawai dilakukan berdasarkan surat keputusan kepegawaian da/atau peraturan perundang-undangan dibidang kepegawaian (Psl.78)
• Kewenangan KPA utk menunjuk petugas pengelola dan penatausahaan pembayaran belanja pegawai (Psl.79)
• Pengaturan pembayaran gaji dan/atau tunjangan atau dalam bentuk lainnya yg dilaksanakan setiap bula pada hari kerja pertama (Psl.80)
• Kewenangan Menkeu menetapkan satuan harga dan bentuk pemberian tunjangan pangan/beras (Psl.82)
• Tanggung jawab KPA utk memperhitungkan kewajiban pejabat negara dan pegawai negeri kepada penyelenggara jaminanan sosial (Psl.83)
Belanja Pegawa
i
PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA
• Belanja barang paling sedikit meliputi belanja barang dan/atau jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, dan belanja barang untuk diserahkan ke masyarakat (Psl.87)
• Pemberian honorarium kpd pegawai negeri, pejabat negara, dan/atau pejabat lainnya yg terlibat dalam tim/panitia/kel. kerja (Psl.88)
• Pengaturan ijin presiden atau pejabat yg ditunjuk terlebih dahulu sebelum perjalanan dinas ke luar negeri (Psl.90)
• Pemberian uang pesangon kpd pegawai yg dipindahkan kecuali ditempat yg baru mendapat perumahan (Psl.91)
• Pemberian dana oprasional bagi pimpinan lembaga negara dan Menteri/Pimpinan Lembaga utk kegiatan yg bersifat strategis dan khusus (Psl.92)
• Belanja modal utk memperoleh/menambah nilai aset tetap dan/atau aset lainnya (Psl.93)
Belanja Barang
& modal
PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA
• Belanja subsidi utk memenuhi hajat hidup orang banyak terdiri dari belanja subsidi energi dan non energi (Psl.94)
• Kewenangan Menkeu selaku pengelola fiskal utk mengelola anggaran belanja subsidi (Psl.95)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi menunjuk pejabat es. 1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.95)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi menetapkan pejabat di lingkungan K/L yg membidangi fungsi pelaksanaan pemberian subsidi sebagai KPA(Psl.95)
• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja subsidi dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.96)
• Subsidi yang belum dapat diperhitungkan sampai dgn akhir tahun anggaran pembayarannya dilakukan berdasarkan DIPA tahun anggaran berikutnya (Psl.97)
Belanja Subsidi
PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA
• Belanja bantuan sosial utk melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat (Psl.97)
• Bentuk belanja bantuan sosial terdiri atas bantuan sosial yg bersifat konsumtif, bantuan sosial yg bersifat produktif, dan bantuan sosial melalui lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga tertentu (Psl.99)
• Pembayaran belanja bantuan sosial melalui lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga tertentu dilakukan melalui transfer uang, transfer barang, dan/atau transfer jasa (Psl.99)
• Pelaksanaan pembayaran dilaksanakan secara langsung kepada masyarakat dan/atau kelompok masyarakat (Psl.101)
Bantuan Sosial
PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA
• Belanja hibah terdiri atas belanja hibah ke pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan ke pemeritah asing/lembaga asing (Psl.102)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.103)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah menetapkan pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan selaku KPA (Psl.103)
• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja hibah dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.104)
• Pembayaran belanja hibah dilakukan secara langsung dari rekening kas negara ke rekening penerima tujuan hibah (Psl.105)
Belanja Hibah
PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA
• Untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak, tidak terduga, strategis, serat diharapkan tidak berulang disediakan alokasi anggaran belanja lain-lain. (Psl 107)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.108)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain menetapkan pejabat pada K/L yang menggunakan anggaran belanja lain-lain selaku KPA (Psl.108)
• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja lain-lain dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.109)
• Untuk mengurangi resiko fiskal terhadap APBN, Menkeu dapat melakukan kontrak manajemen resiko untuk memberikan perlindungan terhadap resiko keuangan, ekonomi dan bencana alam dengan melibatkan penyesia jasa asuransi (Psl.111)
Belanja Lain-lain
PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA
• Menkeu bertindak selaku PA untuk mengelola anggaran transfer ke daerah (Psl. 113)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke daerah menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.113)
• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke daerah menetapkan pejabat pada kementerian keuangan yang menggunakan anggaran belanja transfer ke daerah selaku KPA (Psl.113)
• KPA menerbitkan Surat Keputusan mengeni rincian alokasi anggaran ke daaerah untuk melaksanakan anggaran transfer ke daerah (Psl.115)
Belanja Transfer
ke daerah
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
• Belanja untuk kebutuhan K/L dapat bersumber dari hibah (Psl. 117)
• Hibah dapat diterima langsung oleh K/L dari pemberi hibah (Psl.117)
Belanja yang
bersumber dari hibah
• Sebagian dana PNBP dpt digunakan untk kegiatn tertentu(Psl 119).
• Pencairan penggunaan dana PNBP kegiatan tertentu memperhatikan batas maksimum pencairan (Psl 120)
• Setoran PNBP yang boleh digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tahun anggaran berikutnya (Psl.120)
Penggunaan PNBP
untuk kegiatan tertentu
• Pembayaran kepada pihak yang tidak berhak dan atau dibayarkan melebihi haknya harus disetorkan kembali ke kas negara (Psl 122)
• Peyetoran ke kas negara diperlakukan sebagai koreksi atas keterlanjuran pembayaran (Psl 122)
• Setelah dilakukan koreksi dapat dilakukan pembayaran kembali atas beban rekening kas negara (Psl 122)
Penyelesaian
keterlanjuran
pembayaran
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
• Setiap keterlanjuran setoran/kelebihan penerimaan negara dapat dimintakan kelebihannya (Psl 123)
• Pembayaran pengembalian kelebihan peberimaan negara harus diperhitungka terlebih dahlu dengan utang kepada negara (Psl 123)
• Saker dapat meminta APIP untuk melakukan pemeriksaan untuk memberikan keyakinan adanya keterlanjuran setoran/kelebihan penerimaan negara (Psl 123)
Pembayaran pengembali
an penerimaan
• Anggaran belanja pada satker/atase RI dalam negeri menggunakan mata uang asing (Psl 128)
• Penyediaan DIPA dengan nilai ekuivalen valuta asing (Psl 128)
• Ekuivalen valuta asing menjadi acuan dalam pembayaran pencairan dana (Psl 128)
• Pencatatan transaksi atas pembayaran menggunakan nilai ekuivalen rupiah berdasarkan kurs BI (Psl 128)
Anggaran belanja
pada satker/ atase RI di luar negeri
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
• Menteri/pimpinan lembaga selaku PA melakukan monev pelaksanaan anggaran belanja pada K/L yang dipimpinnya (Psl 131)
• Menkeu selaku BUN melakukan monev pelaksanaan anggaran belanja K/L (Psl 131)
• Menteri/Pimpinan lembaga selaku PA menyampaikan laporan monev kepada Menkeu (Psl 131)
• Menteri selaku PA anggaran transfer ke daerah melakukan monev terhadap penyerapan dan penggunaan dana (Psl 132)
Monev pelaksan
aan anggara
n belanja
Setiap K/L/Satker yang dilikuidasi harus menyelesaikan seluruh hak dan kewajibannya meliputi piutang negara dan utang pada pihak ketiga, UP yang belum dipertanggungjawabkan serta hak dan kewajiban lainnya (Psl 133)
Likuidasi Kementerian/Lembaga/Satke
r
.
PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
menutup defisit; mengelola portofolio utang; investasi dan penyertaan modal negara; pemberian pinjaman dan/atau
penjaminan; penerusan pinjaman; dan pembiayaan lain (Psl 134)
Tujuan Pembiayaa
n
saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya;
pembiayaan utang melalui penarikan pinjaman dan/atau penerbitan surat berharga negara;
pembiayaan non-utang melalui penjualan aset pemerintah, privatisasi BUMN, dan pengembalian penerusan pinjaman dan pembiayaan non-utang lainnya; dan/atau
surplus anggaran (Psl 134)
Sumber pembiayaa
n
PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA/Pengguna BMN wajib melaksanakan penyelesaian Piutang Negara yang berada dalam pengelolaan dan/atau tanggung jawabnya secara tepat waktu (Psl 138)
Debitur perorangan maupun lembaga melakukan pembayaran atas Piutang Negara langsung ke rekening Kas Negara (Psl 139)
Penyelesaian Piutang pada K/L
Pengelolaan portofolio utang dilaksanakan melalui restrukturisasi utang dan Transaksi lindung nilai.
Biaya yang timbul dalam pengelolaan portofolio utang disediakan dalam APBN. (Psl 140)
Pengeloaan Portofolio
utang
PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN
Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal berwenang mengelola anggaran utang.
Dalam rangka pengelolaan anggaran Menteri Keuangan bertindak selaku PA atas anggaran utang. (Psl 141)
Untuk menjaga kredibilitas negara, pembayaran utang dapat melampaui pagu DIPA, mendahului ditetapkannya revisi DIPA (Psl 143).
Pembayaran
Kewajiban Utang
Menteri Keuangan selaku BUN berwenang memberikan jaminan atas nama Pemerintah.
Jaminan dilakukan terhadap pembayaran kewajiban pihak terjamin sesuai perjanjian pinjaman/kerja sama kepada penerima jaminan atau risiko penerima jaminan (Psl 144)
Pelaksanaan
Penjaminan
PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN
Menkeu selaku pengelola fiskal berwenang mengelola anggaran pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan (Psl 149)
Gubernur/Bupati/Walikota bertanggung jawab atas penetapan, perhitungan biaya, dan penggunaan anggaran yang berasal dari pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan ke daerah (Psl 150)
Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan diwujudkan dalam naskah perjanjian penerusan pinjaman (Psl 151)
Penyaluran
Pinjaman dan/atau
Hibah yang
Diteruspinjamkan
Menteri Keuangan selaku BUN berwenang mengelola investasi Pemerintah (Psl 153)
Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja investasi Pemerintah diwujudkan dalam suatu naskah perjanjian investasi Pemerintah (Psl 155)
Pelaksanaan
Anggaran Investasi
Pemerintah
PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN ANGGARAN NEGARA PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN
PELAKSANAAN ANGGARAN PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN
Kewenangan Menkeu menetapkan kebijakan penerimaan negara terkait batas waktu Penerimaan Negara untuk mengendalikan saldo kas negara serta persiapan tutup buku pada akhir tahun anggaran (Psl 157)
Pada akhir tahun anggaran, bank sentral, bank umum, dan badan lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan wajib menerima setoran penerimaan negara selama jam buka pelayanan sesuai yang diatur dalam perjanjian kerja sama (Psl 158)
Pelaksanaan
Penerimaan
Ketentuan batasan waktu akhir tahun dalam penyampaian SPM (Psl 159)
Penyelesaian Uang Persediaan pada akhir tahun anggaran (Psl 160)
Pengaturan sisa pagu DIPA yang tidak terealisasi sampai akhir tahun anggaran (Psl 162)
Pengaturan sisa pekerjaan sampai dengan akhir tahun anggaran (Psl 163)
Pelaksanaan
Pengeluaran
Pelaksanaan Anggaran dalam Penanggulangan Bencana
PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
Menteri Keuangan selaku BUN dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya untuk pelaksanaan penanggulangan bencana pada tahap tanggap darurat bencana (Psl 166)
PA yang membidangi tugas koordinasi penanggulangan bencana dapat menunjuk pejabat pada K/L Lainnya atau pejabat Pemda selaku KPA/PPK/PPSPM/BP/BPP(Ps166)
Dalam hal terdapat sisa pagu DIPA atas Kegiatan penanggulangan bencana dan yang tidak dapat diselesaikan sampai berakhirnya tahun anggaran, sisa pagu DIPA tersebut dapat ditampung dalam satu rekening penampung (Psl 168)
Anggaran dan
pelaksanaan
Pertanggungjawaban pnggulangan bencana saat tangggap darurat diperlakukan secara khusus sesuai dengan kondisi kedaruratan dan dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi (Psl 166)
Pertanggungjawa
ban
.
Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran
PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN
Pejabat Perbendaharaan bertangungjawab menatausahakan setiap transaksi keuangan (Psl 173)
Penatausahaan transaksi keuangan dilakukan untuk menyelenggarakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran (Psl 174)
Penatausahaan
transaksi keuangan
Pejabat Perbendaharaan bertangungjawab atas penyelenggaraan penatausahaan dokumen transaksi keuangan (Psl 177)
Menteri Keuangan selaku BUN menetapkan standar dikumen transaksi keuangan (Psl 177)
Penatausahaan
dokumen
.
Sistem Informasi Keuangan Negara
SISTEM INFORMASI KEUANGAN NEGARA
Menkeu selaku BUN menyelenggaran sistem informasi data mengenai pihak yang melakukan perjanjian dengan pemerintah (Psl179).
Sistem informasi data paling sedikit memuat informasi mengenai nama, NPWP, No Rek Bank, dan alamat dari pihak yang melakukan perjajian (Psl179).
Menkeu menyelenggarakan sistem informasi keuangan negara yang terintegrasi meliputi sistem informasi pada K/L dan pemerintah daerah yang berkaitan dengan keuangan negara dan keuangan derah (Psl 180)
Sistem Informasi Keuangan
Negara
TERIMA KASIH
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, 12-13 NOVEMBER 2013
Biro UmumBagian Keuangan
Lembaga Administrasi Negara