53
RAPAT KOORDINASI PENGELOLA ANGGARAN Tema : “ Memantapkan Kualitas Pengelolaan Keuangan Berdasarkan PP No.45 Tahun 2013” Jakarta, 21-22 November 2013 Biro Umum Bagian Keuangan Lembaga Administrasi Negara

RAPAT KOORDINASI PENGELOLA ANGGARAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RAPAT KOORDINASI PENGELOLA ANGGARAN. Tema : “ Memantapkan Kualitas Pengelolaan Keuangan Berdasarkan PP No.45 Tahun 2013” Jakarta, 21-22 November 2013. Biro Umum Bagian Keuangan Lembaga Administrasi Negara. 21 -22 NOVEMBER 201 3. SUBSTANSI POKOK PENGATURAN - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

RAPAT KOORDINASI PENGELOLA ANGGARAN

Tema : “ Memantapkan Kualitas Pengelolaan Keuangan

Berdasarkan PP No.45 Tahun 2013”Jakarta, 21-22 November 2013

Biro Umum

Bagian Keuangan

Lembaga Administrasi Negara

Page 2: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

21-22 NOVEMBER 2013

SUBSTANSI POKOK PENGATURANPERATURAN PEMERINTAH NO 45 TAHUN

2013 TENTANGTATA CARA PELAKSANAAN APBN

Page 3: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PERATURAN PEMERINTAHNO.45 TAHUN 2013

TENTANGTATA CARA PELAKSANAAN APBN

Page 4: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

OUTLINE

1. Latar Belakang2. Tujuan3. Ruang lingkup4. Hubungan PP 45 Tahun 2013 dengan PP

lain amanat UU No. 1 Tahun 20045. Pola Pikir6. Substansi.

Page 5: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

LATAR BELAKANG PENYUSUNANPP 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

APBN

FILOSOFIS

UNTUK MENJAMIN AGAR APBN YANG MERUPAKAN AMANAT RAKYAT KEPADA PRESIDEN SELAKU PENYELENGGARA NEGARA DAPAT DILAKSANAKAN SECARA TERTIB, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL

YURIDIS

MELAKSANAKAN PASAL 2 HURUF A DAN HURUF C

UU NO. 1 TAHUN 2004. SEBAGAI PAYUNG HUKUM ATAS ATURAN PELAKSANAAN YANG SELAMA INI TELAH DIATUR DALAM PMK/KMK/PERDIRJEN.

SOSIOLOGIS

APBN KHUSUS DILAKSANAKAN UNTUK SEBESAR-BESARNYA KEMEKMURAN RAKYAT OLEH KARENA ITU DIPERLUKAN PEDOMAN PELAKSANAAN APBN

Page 6: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

TUJUAN PENYUSUNANPP 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA

PELAKSANAAN APBN

Memberikan pedoman pelaksanaan APBN, komprehensif, dan landasan yuridis yang kuat sehingga dapat menjadi acuan berbagai kebijakan yang berimplikasi pada pelaksanaan APBN.

Menyederhanakan sistem pelaksanaan anggaran selama ini yang terlalu banyak eksepsi.

Menyempurnakan berbagai ketentuan pelaksanaan yang telah terbit selama ini berdasarkan perkembangan pengelolaan keuangan Negara.

Sebagai upaya percepatan realisasi APBN. Menggantikan Keppres 42 Tahun 2002 beserta

perubahannya yang sudah tidak sesuai.

Page 7: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

RUANG LINGKUP PENGATURANPP 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA

PELAKSANAAN APBN

1. Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Negara

2. Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara3. Pengelolaan Kas

4. Pengelolaan Piutang Negara5. Pengelolaan Uang Negara6. Pengelolaan Investasi7. Pengelolaam BMN8. Penyelenggaraan Akutansi9. Penyusunan Laporan

pertanggungjawaban APBN10.Penyelesaian Kerugian Negara11.Pengelolaan Badan Pelayan Umum

Fokus PP Tata

Cara

Pelaksanaan

APBN

Sudah diatur/

Diamanatkan

dalam PP

tersendiri

Page 8: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

HUBUNGAN PP 45 TAHUN 2013DENGAN PP LAIN AMANAT UU NO. 1 TAHUN

2004

PP Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

PP Sistem Pengendalian

Intern Pemerintahan

PP Pengelolaan Uang

Negara/Daerah

PP TATA CARA PELAKSANAAN APBN

Pendapatan

BelanjaPembiaya

an

PP Pengelolaan

BMN/D

PP InvestasiPemerintah

PP Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi

Pemerintah

PP Standar Akutansi

Pemerintahan

PP Tata Cara Pengadaan

Pinjaman dan / atau

Penerimaan Hibah

Page 9: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

POLA PIKIR PP 45 TAHUN 2013

PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN

SISTEM INFORMASI MAJANEMEN KEUANGAN

PELA

KS

AN

AA

N A

KH

IRTA

HU

N A

NG

GA

RA

N

PEJABAT PERBENDAHARA

ANDIPA

PELAKSANAAN ANGGARAN

Pendapatan

BelanjaPembiaya

an

1. PBJ Penerimaan2. Penyelesaian tagihan

kepada Negara3. Penatausahaan

komitmen/perikatan4. Penertiban SP2D5. Waktu penyelesaian hak

tagih kepada Negara6. Jenis belanja7. Penggunaan PNBP

fungsional8. Penyelesaian

keterlanjuran pembayaran

9. Pembayaran pengembalian penerimaan

10. Pelaksanaan anggaran belanja pada satker/atase perwakilan RI di LN

11. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Anggaran Belanja

12. Likuidasi K/L/Satker dalam Pelaksanaan Anggaran.

1. Pelaksanaan Pendapatan Negara

2. Penatausahaan setoran perpajakan, PNBP, dan hibah.

1. Tujuan & Sumber pembiyaan

2. Pengelolaan Piutang Negara

3. Pembayaran kewajiban uang Negara

4. Pelaksanaan penjaminan5. Pembayaran penerusan

pinjaman6. Pembayaran investasi

Pemerintah.

Page 10: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

Subtansi Pokok Pengaturan

. 1. Pejabat Perbendaharaan;

2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;

3. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan;

4. Pelaksanaan Anggaran Belanja;

5. Pelaksanaan Anggaran Per Jenis Belanja;

6. Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan;

7. Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Anggaran Negara pada Akhir Tahun Anggaran;

8. Pelaksanaan Anggaran dalam Penanggulangan Bencana;

9. Penatausahaan pelaksanaan anggaran;

10. Sistem informasi Keuangan Negara

Page 11: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

.

Pejabat Perbendaharaan

Page 12: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

BUN

KUASABUN

PA

KUASA PA

BENDAHARA

PPKPPSPM

delegatif

Perintah bayar

Fungsional

Pejabat Perbendaharaan

delegatif

penugasan

PRESIDEN

Ex officio

Page 13: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PEJABAT PERBENDAHARAAN

• Kewenangan untuk mengatur lebih lanjut pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya (Psl.3)

• Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan kebijakan anggaran (Psl.4)

• Menkeu selaku PA atas BA yang tidak dikelompokkan dalam BA K/L yang kegiatannya bukan merupakan tugas dan fungsi Menkeu hanya bertanggung jawab dari sisi formal (Psl.4).

• Pelimpahan kewenangan penunjukan pejabat perbendaharaan negara kepada KPA (Psl.5)

PA

• Penunjukan KPA bersifat ex officio (Psl.6)• Penunjukan KPA atas pelaksanaan UB dan TP dilakukan

oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atas usul Gubernur/Bupati/Walikota atau dapat didelegasikan kepada kepala daerah (Psl.7)

• Bertanggung jawab secara formal dan materiil atas pelaksanaan kegiatan yang berada pada penguasaannya (Psl.10)

KPA

Page 14: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PEJABAT PERBENDAHARAAN

• Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara (Psl.11-12)

• PPK bertanggung jawab atas kebenaran materiil dan akibat yang timbul dari penggunaan bukti hak tagih kepada negara (Psl.13)

PPK

• Melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara (Psl. 14-15)

• PPSPM bertanggung jawab terhadap kebenaran, kelengkapan, dan keabsahan administrasi dokumen hak tagih pembayaran dan akibat yang timbul dari pengujian yang dilakukan (Psl.16)

PPSPM

• Pendelegasian kewenangan pengangkatan bendahara penerimaa/pengeluaran dari Menteri/Pimpinan Lembaga kepada kepala satuan kerja (Psl.18)

• Persyaratan sertifikasi bendahara bagi pejabat/pegawai yang akan diangkat menjadi bendahara penerimaan/pengeluaran yang akan diatur lebih lanjut dengan Perpres (Psl.21, Psl.25, Psl.28)

• Pengangkatan bendahara pengeluaran pembantu untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran (Psl.27)

BENDAHARA

Page 15: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

.

.

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Page 16: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PENYUSUNAN DIPA

31/10

APBN DITETAPKAN

1/1

Pelaksanaan Penerimaan/pengeluaran

dimulai

Pemberitahuan ke K/L utk menyampaik

an DIPA

PENYUSUNAN KEPPRES

RINCIAN APBN

30/11

Penyusunan, Penyampaia

n, dan Pengesahan

DIPA Distribusi DIPA ke satker

Pasal 29

Page 17: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

• Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menyusun DIPA (Psl.29)

• DIPA disusun berdasarkan anggaran berbasis kinerja yang dirinci menurut klasifikasi fungsi, organisasi, dan jenis belanja (Psl.30)

Penyusunan

• Kewenangan Menkeu selaku BUN untuk mengesahkan DIPA• Kewenangan pengujian kesesuaian isi DIPA sebelum

pengesahan• Fungsi pengesahan DIPA sebagai pernyataan kesiapan BUN

dalam pelaksanaan anggaran sesuai rencana penarikan dana. (Psl 35)

Pengesahan

• Pengaturan sebab sebab revisi DIPA karena alasan administratif, alokatif, perubahan rencana penarikan dana, dan/atau perubahan rencana penerimaan dana (Psl.38)

Revisi

Page 18: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

.

.

PelaksanaanAnggaranPendapatan Negara

Page 19: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARANPENDAPATAN NEGARA

• Penyetoran pendapatan negara melalui bank sentral atau bank umum dan badan lannya (Psl 43)

• Kewajiban penyetoran ke kas negara tepat waktu dan adanya pengenaan sanksi administratif berupa denda (Psl 46)

• Penetapan wajib pungut pajak kpd setiap PA/KPA dan/atau bendahara (Psl 47)

Penyetoran

pendapatan

negara

• Tanggungjawab Menteri/Pimpinan Lembaga yang memiliki sumber PNBP untuk melakukan pemungutan PNBP (Psl 48)

• Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan PNBP (Psl 48)

• Kewenangan dan tanggungjawab KPA untuk memperhitungkan PNBP yang terutang dari pembayaran yang dilakukannya (Psl 53)

Pengelolaan PNBP

• Tanggungjawab Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal atas pelaksanaan pendapatan hibah (Psl 56)

• Keharusan pendapatan hibah dikelola dalam APBN (Psl 56)Hibah

Page 20: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

Pelaksanaan Anggaran PendapatanPenyetoran Penerimaan Negara

Wajib Bayar

Kas Negara

Wajib Bayar

Kas Negara

PRINSIP

Rekening Bendahara Penerimaa

n

Sore hariSEKUEN 1

Wajib Bayar

Kas Negara

Rekening Bendahara Penerimaa

n

Berkala (atas persetujuan

Menkeu)SEKUEN 2

Pasal 49-50

Page 21: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

Pelaksanaan Anggaran PendapatanMekanisme Penatausahaan dan Pelaporan PNBP

Wajib Bayar

Kas Negar

a

PEJABAT PEMUNGUT

PNBP

KEPALA SATKER

MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA

Wajib Bayar

Bendahara

Penerimaan

Kas Negar

a

PEJABAT PEMUNGU

T PNBP

KEPALA SATKER

MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA

Page 22: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

.

Pelaksanaan Anggaran Belanja

Page 23: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

KPA

Kuasa

BUN

Pencairan Dana

PelaksanaanKomitm

en

Pembebanan dan

Perintah Bayar

Perjanjia

n

Pengadaa

n barang/ja

sa

Prestasi

kerja

Perintah Bayar

Pengujian

tagihan

Pembeban

Pengujian

Pencairan Dana

Penagihan

SPP

Alur Pelaksanaan Belanja

• Wetmatigheid• Rechtmatigheid

• Wetmatigheid• Rechtmatigheid

Pencairan Dana

Doelmatigheid

Page 24: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

Pelaksanaan Anggaran BelanjaJenis-jenis pembuatan komitmen

PEMBUATAN KOMITMEN

PERJANJIANSURAT

KEPUTUSAN

BERSAMAPERORANGA

NKONTRAK/

SPK

BUKTI PEMBELIAN/PEMBAYARA

N

Page 25: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

• Pagu Anggaran yang sudah terikat komitmen tidak dapat digunakan untuk kebutuhan lain (Psl.57)

• Proses pengadaan barang dan jasa sebelum tahun anggaran dimulai setelah RKA disetujui oleh DPR (Psl.59)

• Izin pejabat yang berwenang atas perjanjian yang membebani anggaran lebih dari satu tahun anggaran (Psl.61)

• Perjanjian menggunakan valas dapat membebani DIPA rupiah murni dengan nilai ekuivalen valas (Psl.63)

• Kewajiban menyetorkan uang hak negara yg berasal dr komisi, rabat, potongan, dan penerimaan lain (Psl.64)

Pelaksanaan

komitmen

Page 26: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

Pelaksanaan Anggaran BelanjaPenyelesaian tagihan

PIHAK KETIGA

R KUN

R KUN

PRINSIP

Bendahara Pengeluar

an

SegeraSEKUEN 1

LANGSUNG (LS)

PIHAK KETIGA

LANGSUNG (LS)

R KUNBendahara Pengeluar

an

Pembayaran

SEKUEN 2

PIHAK KETIGA

UP

Page 27: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

• Penyelesaian tagihan kepada negara dilaksanakan berdasarkan hak dan bukti yg sah untuk memperoleh pembayaran (Psl.65)

• Kewenangan bendahara pengeluaran utk melakukan pembayaran atau menolak perintah bayar dr KPA (Psl.66)

• Kewajiban PPK utk mengesahkan bukti pembelian/pembayaran sebagai hak tagih kepada negara (Psl.67)

• Penyampaian SPM oleh KPA dilengkapi dengan pernyataan kebenaran perhitungan dan tagihan dan/atau data perjajian (Psl.67)

• Pembayaran dapat dilakukan sebelum barang/jasa dengan menyampaikan jaminan atas pembayaran (Psl.68)

• Kewajiban memperhitungkan kewajiban apabila pihak ketiga masih mempunyai utang kepada negara (Psl.69)

• Tanggung jawab PPK menatausahakan komitmen dan kewajiban menyampaikan data komitmen kepada kuasa BUN (Psl.71)

• Dalam menerbitkan SP2D, Kuasa BUN melakukan pengujian SPM yg diajukan oleh KPA (Psl.73)

• Hak tagih kepada negara diselesaikan paling lambat 30 hari kalender (Psl.75)

Penyelesaian tagihan

Page 28: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

.

Pelaksanaan Anggaran Per Jenis Belanja

Page 29: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA

• Belanja Pegawai paling sedikit terdiri dari kompensasi dalam bentuk uang atau barang, belanja pensiun dan uang tunggu, dan kontribusi sosial lainnya (Psl.77)

• Pelaksanaan Belanja Pegawai dilakukan berdasarkan surat keputusan kepegawaian da/atau peraturan perundang-undangan dibidang kepegawaian (Psl.78)

• Kewenangan KPA utk menunjuk petugas pengelola dan penatausahaan pembayaran belanja pegawai (Psl.79)

• Pengaturan pembayaran gaji dan/atau tunjangan atau dalam bentuk lainnya yg dilaksanakan setiap bula pada hari kerja pertama (Psl.80)

• Kewenangan Menkeu menetapkan satuan harga dan bentuk pemberian tunjangan pangan/beras (Psl.82)

• Tanggung jawab KPA utk memperhitungkan kewajiban pejabat negara dan pegawai negeri kepada penyelenggara jaminanan sosial (Psl.83)

Belanja Pegawa

i

Page 30: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA

• Belanja barang paling sedikit meliputi belanja barang dan/atau jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, dan belanja barang untuk diserahkan ke masyarakat (Psl.87)

• Pemberian honorarium kpd pegawai negeri, pejabat negara, dan/atau pejabat lainnya yg terlibat dalam tim/panitia/kel. kerja (Psl.88)

• Pengaturan ijin presiden atau pejabat yg ditunjuk terlebih dahulu sebelum perjalanan dinas ke luar negeri (Psl.90)

• Pemberian uang pesangon kpd pegawai yg dipindahkan kecuali ditempat yg baru mendapat perumahan (Psl.91)

• Pemberian dana oprasional bagi pimpinan lembaga negara dan Menteri/Pimpinan Lembaga utk kegiatan yg bersifat strategis dan khusus (Psl.92)

• Belanja modal utk memperoleh/menambah nilai aset tetap dan/atau aset lainnya (Psl.93)

Belanja Barang

& modal

Page 31: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA

• Belanja subsidi utk memenuhi hajat hidup orang banyak terdiri dari belanja subsidi energi dan non energi (Psl.94)

• Kewenangan Menkeu selaku pengelola fiskal utk mengelola anggaran belanja subsidi (Psl.95)

• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi menunjuk pejabat es. 1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.95)

• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja subsidi menetapkan pejabat di lingkungan K/L yg membidangi fungsi pelaksanaan pemberian subsidi sebagai KPA(Psl.95)

• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja subsidi dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.96)

• Subsidi yang belum dapat diperhitungkan sampai dgn akhir tahun anggaran pembayarannya dilakukan berdasarkan DIPA tahun anggaran berikutnya (Psl.97)

Belanja Subsidi

Page 32: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA

• Belanja bantuan sosial utk melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi, dan/atau kesejahteraan masyarakat (Psl.97)

• Bentuk belanja bantuan sosial terdiri atas bantuan sosial yg bersifat konsumtif, bantuan sosial yg bersifat produktif, dan bantuan sosial melalui lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga tertentu (Psl.99)

• Pembayaran belanja bantuan sosial melalui lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga tertentu dilakukan melalui transfer uang, transfer barang, dan/atau transfer jasa (Psl.99)

• Pelaksanaan pembayaran dilaksanakan secara langsung kepada masyarakat dan/atau kelompok masyarakat (Psl.101)

Bantuan Sosial

Page 33: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA

• Belanja hibah terdiri atas belanja hibah ke pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan ke pemeritah asing/lembaga asing (Psl.102)

• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.103)

• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja hibah menetapkan pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan selaku KPA (Psl.103)

• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja hibah dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.104)

• Pembayaran belanja hibah dilakukan secara langsung dari rekening kas negara ke rekening penerima tujuan hibah (Psl.105)

Belanja Hibah

Page 34: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA

• Untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak, tidak terduga, strategis, serat diharapkan tidak berulang disediakan alokasi anggaran belanja lain-lain. (Psl 107)

• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.108)

• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja lain-lain menetapkan pejabat pada K/L yang menggunakan anggaran belanja lain-lain selaku KPA (Psl.108)

• Penyusunan dan pengesahan DIPA utk anggaran belanja lain-lain dpt dilakukan pada tahun anggaran berjalan (Psl.109)

• Untuk mengurangi resiko fiskal terhadap APBN, Menkeu dapat melakukan kontrak manajemen resiko untuk memberikan perlindungan terhadap resiko keuangan, ekonomi dan bencana alam dengan melibatkan penyesia jasa asuransi (Psl.111)

Belanja Lain-lain

Page 35: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJA

• Menkeu bertindak selaku PA untuk mengelola anggaran transfer ke daerah (Psl. 113)

• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke daerah menunjuk pejabat es.1 di lingkungan Kementerian Keuangan utk menjalankan fungsi PA (Psl.113)

• Menkeu selaku PA atas anggaran belanja transfer ke daerah menetapkan pejabat pada kementerian keuangan yang menggunakan anggaran belanja transfer ke daerah selaku KPA (Psl.113)

• KPA menerbitkan Surat Keputusan mengeni rincian alokasi anggaran ke daaerah untuk melaksanakan anggaran transfer ke daerah (Psl.115)

Belanja Transfer

ke daerah

Page 36: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

• Belanja untuk kebutuhan K/L dapat bersumber dari hibah (Psl. 117)

• Hibah dapat diterima langsung oleh K/L dari pemberi hibah (Psl.117)

Belanja yang

bersumber dari hibah

• Sebagian dana PNBP dpt digunakan untk kegiatn tertentu(Psl 119).

• Pencairan penggunaan dana PNBP kegiatan tertentu memperhatikan batas maksimum pencairan (Psl 120)

• Setoran PNBP yang boleh digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tahun anggaran berikutnya (Psl.120)

Penggunaan PNBP

untuk kegiatan tertentu

• Pembayaran kepada pihak yang tidak berhak dan atau dibayarkan melebihi haknya harus disetorkan kembali ke kas negara (Psl 122)

• Peyetoran ke kas negara diperlakukan sebagai koreksi atas keterlanjuran pembayaran (Psl 122)

• Setelah dilakukan koreksi dapat dilakukan pembayaran kembali atas beban rekening kas negara (Psl 122)

Penyelesaian

keterlanjuran

pembayaran

Page 37: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

• Setiap keterlanjuran setoran/kelebihan penerimaan negara dapat dimintakan kelebihannya (Psl 123)

• Pembayaran pengembalian kelebihan peberimaan negara harus diperhitungka terlebih dahlu dengan utang kepada negara (Psl 123)

• Saker dapat meminta APIP untuk melakukan pemeriksaan untuk memberikan keyakinan adanya keterlanjuran setoran/kelebihan penerimaan negara (Psl 123)

Pembayaran pengembali

an penerimaan

• Anggaran belanja pada satker/atase RI dalam negeri menggunakan mata uang asing (Psl 128)

• Penyediaan DIPA dengan nilai ekuivalen valuta asing (Psl 128)

• Ekuivalen valuta asing menjadi acuan dalam pembayaran pencairan dana (Psl 128)

• Pencatatan transaksi atas pembayaran menggunakan nilai ekuivalen rupiah berdasarkan kurs BI (Psl 128)

Anggaran belanja

pada satker/ atase RI di luar negeri

Page 38: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

• Menteri/pimpinan lembaga selaku PA melakukan monev pelaksanaan anggaran belanja pada K/L yang dipimpinnya (Psl 131)

• Menkeu selaku BUN melakukan monev pelaksanaan anggaran belanja K/L (Psl 131)

• Menteri/Pimpinan lembaga selaku PA menyampaikan laporan monev kepada Menkeu (Psl 131)

• Menteri selaku PA anggaran transfer ke daerah melakukan monev terhadap penyerapan dan penggunaan dana (Psl 132)

Monev pelaksan

aan anggara

n belanja

Setiap K/L/Satker yang dilikuidasi harus menyelesaikan seluruh hak dan kewajibannya meliputi piutang negara dan utang pada pihak ketiga, UP yang belum dipertanggungjawabkan serta hak dan kewajiban lainnya (Psl 133)

Likuidasi Kementerian/Lembaga/Satke

r

Page 39: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

.

PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN

Page 40: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

menutup defisit; mengelola portofolio utang; investasi dan penyertaan modal negara; pemberian pinjaman dan/atau

penjaminan; penerusan pinjaman; dan pembiayaan lain (Psl 134)

Tujuan Pembiayaa

n

saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya;

pembiayaan utang melalui penarikan pinjaman dan/atau penerbitan surat berharga negara;

pembiayaan non-utang melalui penjualan aset pemerintah, privatisasi BUMN, dan pengembalian penerusan pinjaman dan pembiayaan non-utang lainnya; dan/atau

surplus anggaran (Psl 134)

Sumber pembiayaa

n

Page 41: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN

Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA/Pengguna BMN wajib melaksanakan penyelesaian Piutang Negara yang berada dalam pengelolaan dan/atau tanggung jawabnya secara tepat waktu (Psl 138)

Debitur perorangan maupun lembaga melakukan pembayaran atas Piutang Negara langsung ke rekening Kas Negara (Psl 139)

Penyelesaian Piutang pada K/L

Pengelolaan portofolio utang dilaksanakan melalui restrukturisasi utang dan Transaksi lindung nilai.

Biaya yang timbul dalam pengelolaan portofolio utang disediakan dalam APBN. (Psl 140)

Pengeloaan Portofolio

utang

Page 42: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN

Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal berwenang mengelola anggaran utang.

Dalam rangka pengelolaan anggaran Menteri Keuangan bertindak selaku PA atas anggaran utang. (Psl 141)

Untuk menjaga kredibilitas negara, pembayaran utang dapat melampaui pagu DIPA, mendahului ditetapkannya revisi DIPA (Psl 143).

Pembayaran

Kewajiban Utang

Menteri Keuangan selaku BUN berwenang memberikan jaminan atas nama Pemerintah.

Jaminan dilakukan terhadap pembayaran kewajiban pihak terjamin sesuai perjanjian pinjaman/kerja sama kepada penerima jaminan atau risiko penerima jaminan (Psl 144)

Pelaksanaan

Penjaminan

Page 43: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN

Menkeu selaku pengelola fiskal berwenang mengelola anggaran pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan (Psl 149)

Gubernur/Bupati/Walikota bertanggung jawab atas penetapan, perhitungan biaya, dan penggunaan anggaran yang berasal dari pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan ke daerah (Psl 150)

Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja pinjaman dan/atau hibah yang diteruspinjamkan diwujudkan dalam naskah perjanjian penerusan pinjaman (Psl 151)

Penyaluran

Pinjaman dan/atau

Hibah yang

Diteruspinjamkan

Menteri Keuangan selaku BUN berwenang mengelola investasi Pemerintah (Psl 153)

Pelaksanaan kewenangan pembuatan komitmen atas belanja investasi Pemerintah diwujudkan dalam suatu naskah perjanjian investasi Pemerintah (Psl 155)

Pelaksanaan

Anggaran Investasi

Pemerintah

Page 44: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN ANGGARAN NEGARA PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN

Page 45: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN

Kewenangan Menkeu menetapkan kebijakan penerimaan negara terkait batas waktu Penerimaan Negara untuk mengendalikan saldo kas negara serta persiapan tutup buku pada akhir tahun anggaran (Psl 157)

Pada akhir tahun anggaran, bank sentral, bank umum, dan badan lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan wajib menerima setoran penerimaan negara selama jam buka pelayanan sesuai yang diatur dalam perjanjian kerja sama (Psl 158)

Pelaksanaan

Penerimaan

Ketentuan batasan waktu akhir tahun dalam penyampaian SPM (Psl 159)

Penyelesaian Uang Persediaan pada akhir tahun anggaran (Psl 160)

Pengaturan sisa pagu DIPA yang tidak terealisasi sampai akhir tahun anggaran (Psl 162)

Pengaturan sisa pekerjaan sampai dengan akhir tahun anggaran (Psl 163)

Pelaksanaan

Pengeluaran

Page 46: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

Pelaksanaan Anggaran dalam Penanggulangan Bencana

Page 47: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Menteri Keuangan selaku BUN dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya untuk pelaksanaan penanggulangan bencana pada tahap tanggap darurat bencana (Psl 166)

PA yang membidangi tugas koordinasi penanggulangan bencana dapat menunjuk pejabat pada K/L Lainnya atau pejabat Pemda selaku KPA/PPK/PPSPM/BP/BPP(Ps166)

Dalam hal terdapat sisa pagu DIPA atas Kegiatan penanggulangan bencana dan yang tidak dapat diselesaikan sampai berakhirnya tahun anggaran, sisa pagu DIPA tersebut dapat ditampung dalam satu rekening penampung (Psl 168)

Anggaran dan

pelaksanaan

Pertanggungjawaban pnggulangan bencana saat tangggap darurat diperlakukan secara khusus sesuai dengan kondisi kedaruratan dan dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi (Psl 166)

Pertanggungjawa

ban

Page 48: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

.

Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran

Page 49: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Pejabat Perbendaharaan bertangungjawab menatausahakan setiap transaksi keuangan (Psl 173)

Penatausahaan transaksi keuangan dilakukan untuk menyelenggarakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran (Psl 174)

Penatausahaan

transaksi keuangan

Pejabat Perbendaharaan bertangungjawab atas penyelenggaraan penatausahaan dokumen transaksi keuangan (Psl 177)

Menteri Keuangan selaku BUN menetapkan standar dikumen transaksi keuangan (Psl 177)

Penatausahaan

dokumen

Page 50: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

.

Sistem Informasi Keuangan Negara

Page 51: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

SISTEM INFORMASI KEUANGAN NEGARA

Menkeu selaku BUN menyelenggaran sistem informasi data mengenai pihak yang melakukan perjanjian dengan pemerintah (Psl179).

Sistem informasi data paling sedikit memuat informasi mengenai nama, NPWP, No Rek Bank, dan alamat dari pihak yang melakukan perjajian (Psl179).

Menkeu menyelenggarakan sistem informasi keuangan negara yang terintegrasi meliputi sistem informasi pada K/L dan pemerintah daerah yang berkaitan dengan keuangan negara dan keuangan derah (Psl 180)

Sistem Informasi Keuangan

Negara

Page 52: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

TERIMA KASIH

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, 12-13 NOVEMBER 2013

Page 53: RAPAT KOORDINASI  PENGELOLA ANGGARAN

Biro UmumBagian Keuangan

Lembaga Administrasi Negara