48
Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Jakarta, Februari 2013 YOGYAKARTA, 21 FEBRUARI 2013 PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI RAPAT KOORDINASI PENGEMBANGAN INDUSTRI DAERAH TAHUN 2013 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI DALAM RANGKA MENDORONG PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI NASIONAL

Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengarahan Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri pada Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Tahun 2013 tentang Peningkatan Daya Saing Industri Daerah Melalui Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Industri Dalam Rangka Mendorong Pertumbuhan Sektor Industri Nasional

Citation preview

Page 1: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri

Jakarta, Februari 2013

YOGYAKARTA, 21 FEBRUARI 2013

PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI

RAPAT KOORDINASI PENGEMBANGAN INDUSTRI DAERAH

TAHUN 2013

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH

MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI

DALAM RANGKA MENDORONG PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI NASIONAL

Page 2: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

OUT LINE

I. KINERJA SEKTOR INDUSTRI

III. PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

II. KONDISI KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA

IV. PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

V. PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI

DAERAH (KIID)

Page 3: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

I. KINERJA SEKTOR INDUSTRI

Page 4: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

14.44%

11.78%

3.09%

20.85%

0.79% 10.45%

13.90%

6.66%

7.26%

10.78%

Kontribusi Sektoral Terhadap PDB Tahun 2012 PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI MIGAS

INDUSTRI TANPA MIGAS

LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH

B A N G U N A N

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. JASA - JASA

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

A. KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS TERHADAP

PDB NASIONAL

Page 5: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

5.86

5.27 5.15

4.05

2.56

5.12

6.74 6.40

5.69

5.50

6.35 6.01

4.63

6.22

6.49 6.23

2.00

4.00

6.00

8.00

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas

B. PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI S.D. TAHUN 2012 (%)

Page 6: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

7.74

4.19

-2.78

-5.26

10.25

7.85

6.45 6.94

-1.00

-6.00

-3.00

0.00

3.00

6.00

9.00

12.00

15.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pert

um

bu

han

(%

)

Cabang Industri

2010 2011 2012 Keterangan:

1. Makanan, Minuman

dan Tembakau

2. Tekstil, Barang Kulit

& Alas kaki

3. Barang Kayu & Hasil

Hutan Lainnya

4. Kertas dan Barang

Cetakan

5. Pupuk, Kimia &

Barang dari Karet

6. Semen & Brg. Galian

bukan logam

7. Logam Dasar Besi &

Baja

8. Alat Angkut, Mesin

& Peralatannya

9. Barang Lainnya

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

C. PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS MENURUT CABANG-CABANG INDUSTRI

Page 7: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Ekspor produk industri pada periode Januari-November 2012 mencapai US$ 107,05 milyar

atau 60,04% dari total ekspor nasional.

0.00

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Nil

ai Ek

spo

r (U

S $

Ju

ta)

Produk Industri

Jan-Nov 2011 Jan-Nov 2012

Keterangan:

1. Pengolahan

Kelapa/Kelapa Sawit

2. T e k s t i l

3. Besi Baja, Mesin-mesin

dan Otomotif

4. Pengolahan Karet

5. Elektronika

6. Pengolahan Tembaga,

Timah dll

7. Pulp dan Kertas

8. Kimia Dasar

9. Pengolahan Kayu

10. Makanan dan

Minuman

11. Kulit, Barang Kulit dan

Sepatu/Alas Kaki

12. Alat-alat Listrik

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

D. PERKEMBANGAN EKSPOR INDUSTRI NON-MIGAS SAMPAI

NOVEMBER TAHUN 2012

Page 8: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Nilai investasi PMDN sektor industri pada Januari-Desember 2012 mencapai Rp 49,89 triliun

atau meningkat sebesar 29,47% dari tahun 2011. Investasi sektor industri memberikan

kontribusi sebesar 54,12% dari total investasi PMDN.

0.00

10,000.00

20,000.00

30,000.00

40,000.00

50,000.00

60,000.00

2008 2009 2010 2011 2012

Nilai Investasi (Rp Miliar)

189

158

419

706 714

0

100

200

300

400

500

600

700

800

2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Izin Usaha (Proyek)

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

E. PERKEMBANGAN INVESTASI PMDN SEKTOR INDUSTRI SAMPAI TAHUN 2012 (Rp. Miliar)

Page 9: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

F. PERKEMBANGAN INVESTASI PMA SEKTOR INDUSTRI SAMPAI TAHUN 2012 (US$ Juta)

Nilai investasi PMA pada Januari-Desember 2012 mencapai US$ 11,77 milyar atau

meningkat sebesar 73,35% dibandingkan tahun 2011. Investasi sektor industri memberikan

kontribusi sebesar 47,91% dari total investasi PMA.

0.00

2,000.00

4,000.00

6,000.00

8,000.00

10,000.00

12,000.00

14,000.00

2008 2009 2010 2011 2012

Nilai Investasi (US$ Juta)

495

474

1,096

1,643 1,714

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Izin Usaha (Proyek)

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

Page 10: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

II. KONDISI KAWASAN

INDUSTRI DI INDONESIA

Page 11: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI ( KBI – KTI)

KAWASAN TIMUR INDONESIA LUAS : 67,52 % PENDUDUK : 18,68 % UU INDUSTRI : 4,44 %

KAWASAN BARAT INDONESIA LUAS : 32,48 % PENDUDUK : 81,32 % UU INDUSTRI : 95,56 %

PULAU JAWA LUAS : 7,0 % PENDUDUK : 60 % UU INDUSTRI : 90 %

REGIONAL INEQUALITY (Ketidakseimbangan

pembangunan daerah) 11

Page 12: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

“...... konsentrasi industri didorong ke luar jawa”

Jawa 75%

Luar Jawa 25%

Penyebaran Industri 2010

Jawa 60%

Luar Jawa 40%

Penyebaran Industri 2025

12

Page 13: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Peran Kawasan Industri

Estimasi Nilai Ekspor US$ 52 miliar/tahun (41% dari nilai total ekspor non migas

Tahun 2012)

Estimasi Nilai Investasi US$ 10,2 milliar per tahun (60% dari total investasi tahun

2012)

Estimasi Penerimaan Negara US$ 938 juta (PBB, PPN, PPh)

13

Page 14: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Persebaran Kawasan Industri Menurut Wilayah dan Kepemilikan

Persebaran Kawasan Industri

Kepemilikan Kawasan Industri

14

Page 15: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Persebaran Kawasan Industri Menurut Provinsi

15

No. Wilayah Jumlah Luas Area (Ha) Persentase

1 DKI Jakarta 5 2,475.00 6.37 2 Banten 19 6,729.00 17.31 3 Jawa Barat 30 17,845.00 45.90 4 Jawa Tengah 8 2,291.40 5.89 5 Jawa Timur 8 2,499.00 6.43 6 Riau dan Kepulauan 18 666.94 1.72 8 Sumatera Utara 3 1,300.00 3.34 9 Sumatera Barat 1 200.00 0.51 10 Sulawesi Selatan 2 3,124.00 8.03 11 Sulawesi Tengah 1 1,500.00 3.86 12 Kalimantan Timur 1 250.00 0.64 Total 96 38,880.34 100.00

Sumber : Direktori Kawasan Industri Tahun 2012

Page 16: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Pada Tahun 2012 Kawasan Industri Didominasi oleh Sektor Otomotif

16

Page 17: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Tantangan Kawasan Industri

Tantangan di Pulau Jawa

Keterbatasan lahan untuk pembangunan dan pengembanganan

Daya dukung yang terbatas (sumber daya air)

Masalah Lingkungan dan Sosial

Tantangan di Luar Pulau Jawa

Kemampuan tenaga kerja dan SDM industrial yang terlatih di daerah kurang baik

Belum semua Kabupaten/Kota telah mempersiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) khususnya kawasan peruntukan industri

Minat swasta untuk membangun kawasan industri masih kurang

Infrastruktur pendukung seperti jalan, rel kereta api, pelabuhan dan sebagainya dirasa kurang memadai

17

Page 18: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

III. PERKEMBANGAN KAWASAN

INDUSTRI

Page 19: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah potensial di luar Jawa-Bali

Meningkatkan keterkaitan antarwilayah melalui peningkatan perdagangan antar pulau

Meningkatkan daya saing daerah melalui pengembangan sektor-sektor unggulan di tiap wilayah

Mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal dan kawasan strategis

Mendorong pengembangan wilayah laut dan sektor-sektor kelautan

Pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi

Penguatan konektivitas nasional

Penguatan kemampuan SDM dan IPTEK nasional

Membangun pusat-pusat pertumbuhan industri yang berbasiskan keunggulan komparatif daerah

Membangun daya saing daerah dengan pendekatan kompetensi inti industri daerah

Meningkatkan kerjasama antar daerah

Membangun pusat inovasi dan sekolah/politeknik

RPJMN 2010-2014 MP3EI KEMENPERIN

STRATEGI PEMBANGUNAN WILAYAH

Page 20: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

“......perkembangan Kawasan Industri di Indonesia”

G- 1

•1970-1989

•Permendagri No. 5/1974 ttg penyediaan dan pemberian tanah untuk keperluan perusahaan

•Kawasan industri hanya dapat dimiliki dan dikelola oleh BUMN/BUMD

G-2 •1989-2009

•Keppres No.53/1989 diperbaharui menjadi Keppres No. 41/1996 ttg kawasan industri

•Membuka kesempatan kepada swasta nasional/asing berusaha kawasan industri

•Pemerintah berperan dalam pengawasan dan pengendalian

“…………………….….…namun banyak terjadi dampak negatif terhadap lingkungan

20

Page 21: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

“……………………..dibutuhkan pembangunan kawasan industri yang modern”

G-3

•Mulai tahun 2010

•PP No.24/2009 ttg kawasan industri

•Mewajibkan industri berlokasi di kawasan industri

•Berorientasi bukan pada penjualan lahan, tetapi ke arah pelayanan (services)

•Fokus pada pengembangan industri tertentu

•Didukung oleh fasilitas infrastruktur terpadu

•Berwawasan lingkungan

• Inovatif dengan ketersediaan lembaga litbang industri

•Didukung lembaga pendidikan untuk pengembangan sumber daya manusia

•Dilengkapi dengan fasilitas sarana penunjang (kawasan pemukiman, komersial, rekreasi dan penghijauan)

21

Page 22: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Arah Pengembagan Kawasan Industri

Kawasan Industri di Pulau Jawa

Pengembangan kawasan-kawasan industri yang sudah ada, dan mendorong pembangunan kawasan industri yang baru diarahkan pada industri-industri berbasis teknologi tinggi

Kawasan industri yang saat ini menampung perusahaan yang beraneka ragam diarahkan untuk fokus pada pengembangan jenis industri tertentu.

Kawasan industri di Jawa Barat : fokus pada industri permesinan dan teknologi tinggi.

Kawasan industri di Banten : fokus pada industri kimia dan besi baja

Kawasan industri di Jawa timur : fokus pada pengembangan industri petrokimia dan industri penunjang migas.

Kawasan industri di Jawa Tengah : fokus pada pengembangan industri padat karya seperti tekstil dan sepatu.

22

Page 23: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Arah Pengembagan Kawasan Industri

Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa

Pengembangan kawasan-kawasan industri baru yang diarahkan pada industri-industri berbasis sumberdaya alam dan pengolahan mineral serta memanfaatkan lokasi geografi yang strategis

Mensinergikan pengembangan kawasan industri dengan program MP3EI untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

23

Page 24: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Perencanaan Pengembangan Kawasan Industri

Untuk tahapan pengembangan kawasan industri dibutuhkan dokumen perencanaan meliputi:

Kesesuaian dengan RTRW

Penyusunan Master Plan

Penyusunan AMDAL

Studi Kelayakan Ekonomi Finansial

Rencana Strategis Pengembangan Kawasan

Identifikasi kebutuhan infrastruktur pendukung

24

Page 25: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

IV. PROSPEK PENGEMBANGAN

KAWASAN INDUSTRI

Page 26: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Sumber Daya Alam (Sumber : MP3EI, 2011)

• Produksi terbesar minyak sawit di dunia 25 jt ton/thn (Tahun 2012)

• Produksi biji kakao 770 rb ton/thn (Tahun 2012). Terbesar ke-2 di dunia

• Cadangan gas alam 165 TCF dengan tingkat produksi 3 TCF pertahun

• Eksporter batubara terbesar kedua di dunia

• Produksi timah 165 rb ton/thn, terbesar ke-2 di dunia

• Produksi nikel 229 ribu ton (tahun 2011), terbesar ketiga dunia

• Penyimpan cadangan bauksit terbesar ke-7 di dunia, produsen terbesar ke-4 dunia

• Penyimpan 40% sumber daya panas bumi dunia (terbesar di dunia)

Sumber Daya Manusia

• Jumlah penduduk no. 4 terbanyak di dunia (potential market)

• Bonus Demografi dimana lebih banyak penduduk dengan usia produktif

Prospek pengembangan kawasan industri di Indonesia ke depan sangat besar karena didukung oleh :

26

Page 27: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Catatan : Pada tahun 2012 terjadi :

Peningkatan penjualan lahan kawasan industri yang berada di Luar

Pulau Jawa

Penjualan lahan di Sumatera mencapai 244 Ha

Penjualan Lahan Kawasan Industri Tertinggi pada Tahun 2011

27

Page 28: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Permintaan Lahan yang Cenderung Meningkat, Sementara Pasokan Lahan Cenderung Konstan

28

Page 29: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Harga Jual Lahan Kawasan Industri Cenderung Meningkat

29

Page 30: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Perbandingan Harga Lahan Kawasan Industri di Beberapa Negara

No. Negara Harga Lahan (US $/m2)

Sewa Lahan (US $/m2/Bulan)

1 Korea Selatan 267 0,19

2 Beijing 71-87 4,75-7,12

3 Shanghai 158 3,56

4 Guangzhou 95 2,37-6,33

5 Hong Kong 299 -

6 Taipei 1.350 1,98

7 Singapura 189,94-651,21 0,96-2,85

8 Kuala Lumpur 20-25 -

9 Bangkok 119 6,95

10 Jakarta 191 19,1

11 Manila 52-102 2-6

Sumber : JETRO, 2012

30

Page 31: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI JAWA

Jabodetabek (termasuk Subang, Karawang, Purwakarta): Industri Permesinan dan Alat Transportasi

Majalengka: Industri Tekstil

Semarang : Industri Tekstil

Kulon Progo: Industri Besi Baja

Gresik: Industri Petrokimia

Lamongan: Industri Perkapalan

Bandung: Industri Telematika Boyolali: Industri Tekstil

Page 32: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI SUMATERA

Sei Mangkei : Industri Turunan CPO Dumai: Industri Turunan CPO

Bangka: Industri Timah

Cilegon: Industri Besi Baja

Muara Enim: Gasifikasi Batu Bara

Tanggamus: Industri Maritim

32

Bojonegara: Industri Kimia

Kuala Tanjung: Industri Alumina

Page 33: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN

Maloy: Industri Turunan CPO

Mempawah dan Tayan : Industri Smelter/ Chemical Grade Alumina

Batu Licin: Industri Besi Baja

Puruk Cahu: Industri Batubara

33

Kariangau: Industri Turunan CPO

Landak: Industri Karet

Page 34: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI

Gowa: Agroindustri

Palu: Agroindustri

Bitung : Logistik

Donggi Senoro: Industri Petrokimia

Soroako: Industri Ferronikel

Pomalaa: Industri Ferronikel

Mandiodo: Industri Ferronikel

34

Takalar: Industri Minyak dan Gas

Page 35: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI PAPUA DAN KEP. MALUKU

Halmahera Timur (Buli) : Industri Ferronikel

Tangguh: Industri Petrokimia

Timika: Industri Tembaga

Halmahera Tengah (Wade Bay) : Industri Ferronikel

Sorong : Industri Petrokimia

35

Page 36: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

VI. PENGEMBANGAN

KOMPETENSI INTI INDUSTRI

DAERAH (KIID)

Page 37: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Jenis Fasilitasi Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah oleh

Kementerian Perindustrian

1 Fasilitasi Kajian Pengembangan KIID Kabuputen/Kota

Fasilitasi Penetapan Roadmap Pengembangan KIID

dan IUP melalui Peraturan Menteri Perindustrian

3

Fasilitasi Implementasi Pengembangan KIID dan IUP

berupa pemberian bantuan, mesin/peralatan

pendampingan tenaga ahli dan pelatihan

2

37

222 Kab/Kota

24 Provinsi

41 Kab/Kota

Sampai Thn 2012

Difasilitasi oleh

Ditjen PPI dan

Ditjen Teknis

Terkait

Page 38: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI YANG SUDAH DITETAPKAN

38

Industri Unggulan Propinsi yang telah Ditetapkan :

No Provinsi Nomor Peraturan Menteri Tanggal Industri Unggulan

1

Daerah Istimewa Yogyakarta

No. 138/M-IND/PER/10/2009

14 Oktober 2009

1. Industri Pengolahan Kulit

2. Industri Pengolahan Kayu

2

Sulawesi Tengah

No. 139/M-IND/PER/10/2009

14 Oktober 2009

1. Industri Pengolahan Kakao

2. Industri Pengolahan Rumput Laut

3. Industri Pengolahan Ikan

3

Papua

No. 140/M-IND/PER/10/2009

14 Oktober 2009

1. Industri Pengolahan Kakao

2. Industri Pengolahan Kopi

3. Industri Pengolahan Ubi Jalar/Batatas

4

Sumatera Barat

No. 93/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Kakao

2. Industri Pengolahan Ikan

3. Industri Makanan Ringan

5

Sumatera Selatan

No. 94/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

Industri Pengolahan Karet

6

Lampung

No. 95/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Ubi Kayu

2. Industri Pengolahan jagung

7

Kalimantan Timur

No. 96/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Kakao

2. Industri Pengolahan Karet

8

Sulawesi Selatan

No. 97/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Kakao

2. Industri Pengolahan Rumput Laut

9

Gorontalo

No. 98/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Jagung

2. Industri Pengolahan Hasil Laut

10

Nusa Tenggara Timur

No. 99/M-IND/PER/8/2010

30 Agustus 2010

1. Industri Pengolahan Jagung

2. Industri Pengolahan Rumput Laut

Page 39: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI YANG SUDAH DITETAPKAN

39

Industri Unggulan Propinsi yang telah Ditetapkan :

No Provinsi Nomor Peraturan Menteri Tanggal Industri Unggulan 11 Nusa Tenggara Barat No. 100/M-IND/PER/8/2010 30 Agustus 2010 1. Industri Makanan: a. Industri Pengolahan Berbasis Sapi b. Industri Pengolahan Berbasis Jagung

c. Industri Pengolahan Berbasis Rumput Laut

d. Industri Pengolahan Berbasis Ikan 2. Industri Kerajinan

12 Aceh No. 130/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Minyak Atsiri 2. Industri Pengolahan Hasil Laut

13 Riau No. 131/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Kelapa Sawit 2. Industri Pengolahan Kelapa

14 Kepulauan Riau No. 132/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010

1. Industri Kapal Rakyat dan Perbaikan Kapal

2. Industri Pengolahan Hasil Laut

15 Kepulauan Bangka Belitung

No. 133/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industi Pengolahan Ikan

2. Industri Pengolahan Berbasis Timah

16 Kalimantan Barat No. 134/M-

IND/PER/12/2010 13 Desember 2010

1. Industri Pengolahan Karet 2. Industri Pengolahan Kelapa Sawit

17 Sulawesi Tenggara No. 135/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Kakao 2. Industri Pengolahan Rumput Laut

Page 40: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI YANG SUDAH DITETAPKAN

40

Industri Unggulan Propinsi yang telah Ditetapkan :

No Provinsi Nomor Peraturan Menteri Tanggal Industri Unggulan 18 Sulawesi Utara No. 136/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Kelapa 2. Industri Pengolahan Ikan

19 Maluku Utara No. 121/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Pengolahan Kelapa 2. Industri Pengolahan Rumput Laut

20 Maluku No. 122/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Pengolahan Hasil Laut 2. Industri Pengolahan Minyak Atsiri

21 Papua Barat No. 123/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Pengolahan Hasil Laut 2. Industri Pengolahan Kayu

22 Sulawesi Barat No. 124/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Kakao 2. Industri Pengolahan Kelapa

23 Jawa Barat No. 139/M-IND/PER/12/2011 30 Desember 2011 1. Industri Telematika 2. Industri Kreatif

24 Jawa Timur No. 140/M-IND/PER/12/2011 30 Desember 2011 1. Industri Perkapalan 2. Industri Alas Kaki

Page 41: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN

41

Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :

No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri

1 Kota Pangkalpinang No. 143/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Perikanan Laut

2 Kabupaten Luwu No. 144/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Rumput Laut Menjadi Agar-agar

3 Kota Palopo No. 145/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Rumput Laut

4 Kabupaten Maluku Tengah

No. 146/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Ikan

5 Kabupaten Maluku Tenggara

No. 147/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Rumput Laut

6 Kabupaten Ende No. 99/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Kakao

7 Kabupaten Enrekang No. 100/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Sutera Alam

8 Kabupaten Kepulauan Selayar

No. 101/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Pengolahan Kelapa

9 Kabupaten Kepulauan Talaud

No. 102/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Pengolahan Ikan

10 Kabupaten Kolaka Utara No. 103/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Kakao

Page 42: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN

42

Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :

No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri

11 Kabupaten Konawe No. 104/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Mebel Rotan

12 Kabupaten Lombok Barat No. 105/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Gerabah

13 Kabupaten Luwu Timur No. 106/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Kakao

14 Kabupaten Maluku Tenggara Barat

No. 107/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Pengolahan Rumput Laut

15 Kabupaten Mamuju No. 108/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Kakao

16 Kabupaten Muna No. 109/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Pengolahan Rumput Laut

17 Kabupaten Parigi Moutong No. 110/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Kakao

18 Kabupaten Polewali Mandar

No. 111/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Kakao

19 Kabupaten Seram Bagian Barat

No. 112/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Pengolahan Rumput Laut

20 Kabupaten Sinjai No. 113/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011 Industri Pengolahan Ikan

Page 43: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN

43

Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :

No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri

21 Kabupaten Sumba Timur No. 114/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Pengolahan Rumput Laut

22 Kabupaten Sumbawa No. 115/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Pengolahan Rumput Laut

23 Kota Bitung No. 116/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Pengolahan Kelapa

24 Kota Kendari No. 117/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Mebel Rotan

25 Kota Manado No. 118/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Pengolahan Kelapa

26 Kota Mataram No. 119/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri batu mulia dan perhiasan yang meliputi industri perhiasan mutiara

27 Kota Palu No. 120/M-IND/PER/12/2011

29 Desember 2011

Industri Mebel Rotan

28 Kabupaten Bantul No 125/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Kerajinan Kulit

29 Kabupaten Cilacap No 126/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Pengolahan Serat Sabut Kelapa Berkaret (Sebutret)

30 Kabupaten Gianyar No 127/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Kerajinan Perak

Page 44: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN

44

Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :

No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri 31 Kabupaten Grobogan No 128/M-

IND/PER/12/2011 30 Desember

2011 Industri Makanan dan Minuman berbasis Jagung

32 Kabupaten Gunung Kidul No 129/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Produk Berbasis Batu

33 Kabupaten Magetan No 130/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Alas Kaki dan Barang Kulit

34 Kabupaten Pacitan No 131/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Batu Mulia dan Perhiasan

35 Kabupaten Sukabumi No 132/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Pengolahan Logam

36 Kabupaten Sumedang No 133/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Pengolahan Kayu

37 Kabupaten Tasikmalaya No 134/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Kerajinan Anyaman

38 Kabupaten Tegal No 135/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Komponen Perkapalan

39 Kabupaten Wonosobo No 136/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Pengolahan Kelapa menjadi Santan Kelapa

40 Kota Cimahi No 137/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Kreatif Berbasis Telematika

41 Kabupaten Cirebon No 138/M-IND/PER/12/2011

30 Desember 2011

Industri Meubel dan Kerajinan Rotan

Page 45: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

45

Rapat koordinasi ini merupakan upaya kita dalam mengawali kerja besar pembangunan industri di darah selama satu tahun ke depan

Berbagai masukan untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang berkualitas dan program kerja yang tepat sasaran

Sampaikan apa saja yang selama ini menjadi permasalahan di sektor industri, untuk dirumuskan bersama langkah-langkah solusi terbaiknya

PENUTUP

Page 46: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

46

UCAPAN TERIMA KASIH

Atas kehadiran, kontribusi, dan kerja

sama dalam mendukung upaya

peningkatan daya saing industri

daerah melalui pengembangan

pusat-pusat pertumbuhan industri

dalam rangka mendorong

pertumbuhan sektor industri nasional

Page 47: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

47

PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI

Dengan mengucapkan “Bismillahirroh-

maanirrohiim”, dengan ini Rapat

Koordinasi Pengembangan Industri

Daerah Tahun 2013 Wilayah II secara

resmi dinyatakan dibuka

Page 48: Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Wilayah

Terima Kasih

48