Upload
irvan-fatahillah
View
234
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pengarahan Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri pada Rapat Koordinasi Pengembangan Industri Daerah Tahun 2013 tentang Peningkatan Daya Saing Industri Daerah Melalui Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Industri Dalam Rangka Mendorong Pertumbuhan Sektor Industri Nasional
Citation preview
Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri
Jakarta, Februari 2013
YOGYAKARTA, 21 FEBRUARI 2013
PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI
RAPAT KOORDINASI PENGEMBANGAN INDUSTRI DAERAH
TAHUN 2013
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH
MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI
DALAM RANGKA MENDORONG PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI NASIONAL
OUT LINE
I. KINERJA SEKTOR INDUSTRI
III. PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
II. KONDISI KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA
IV. PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
V. PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI
DAERAH (KIID)
I. KINERJA SEKTOR INDUSTRI
14.44%
11.78%
3.09%
20.85%
0.79% 10.45%
13.90%
6.66%
7.26%
10.78%
Kontribusi Sektoral Terhadap PDB Tahun 2012 PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI MIGAS
INDUSTRI TANPA MIGAS
LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
B A N G U N A N
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. JASA - JASA
* Sumber: BPS diolah Kemenperin
A. KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS TERHADAP
PDB NASIONAL
* Sumber: BPS diolah Kemenperin
5.86
5.27 5.15
4.05
2.56
5.12
6.74 6.40
5.69
5.50
6.35 6.01
4.63
6.22
6.49 6.23
2.00
4.00
6.00
8.00
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas
B. PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI S.D. TAHUN 2012 (%)
7.74
4.19
-2.78
-5.26
10.25
7.85
6.45 6.94
-1.00
-6.00
-3.00
0.00
3.00
6.00
9.00
12.00
15.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pert
um
bu
han
(%
)
Cabang Industri
2010 2011 2012 Keterangan:
1. Makanan, Minuman
dan Tembakau
2. Tekstil, Barang Kulit
& Alas kaki
3. Barang Kayu & Hasil
Hutan Lainnya
4. Kertas dan Barang
Cetakan
5. Pupuk, Kimia &
Barang dari Karet
6. Semen & Brg. Galian
bukan logam
7. Logam Dasar Besi &
Baja
8. Alat Angkut, Mesin
& Peralatannya
9. Barang Lainnya
* Sumber: BPS diolah Kemenperin
C. PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS MENURUT CABANG-CABANG INDUSTRI
Ekspor produk industri pada periode Januari-November 2012 mencapai US$ 107,05 milyar
atau 60,04% dari total ekspor nasional.
0.00
5,000.00
10,000.00
15,000.00
20,000.00
25,000.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nil
ai Ek
spo
r (U
S $
Ju
ta)
Produk Industri
Jan-Nov 2011 Jan-Nov 2012
Keterangan:
1. Pengolahan
Kelapa/Kelapa Sawit
2. T e k s t i l
3. Besi Baja, Mesin-mesin
dan Otomotif
4. Pengolahan Karet
5. Elektronika
6. Pengolahan Tembaga,
Timah dll
7. Pulp dan Kertas
8. Kimia Dasar
9. Pengolahan Kayu
10. Makanan dan
Minuman
11. Kulit, Barang Kulit dan
Sepatu/Alas Kaki
12. Alat-alat Listrik
* Sumber: BPS diolah Kemenperin
D. PERKEMBANGAN EKSPOR INDUSTRI NON-MIGAS SAMPAI
NOVEMBER TAHUN 2012
Nilai investasi PMDN sektor industri pada Januari-Desember 2012 mencapai Rp 49,89 triliun
atau meningkat sebesar 29,47% dari tahun 2011. Investasi sektor industri memberikan
kontribusi sebesar 54,12% dari total investasi PMDN.
0.00
10,000.00
20,000.00
30,000.00
40,000.00
50,000.00
60,000.00
2008 2009 2010 2011 2012
Nilai Investasi (Rp Miliar)
189
158
419
706 714
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Izin Usaha (Proyek)
* Sumber: BPS diolah Kemenperin
E. PERKEMBANGAN INVESTASI PMDN SEKTOR INDUSTRI SAMPAI TAHUN 2012 (Rp. Miliar)
F. PERKEMBANGAN INVESTASI PMA SEKTOR INDUSTRI SAMPAI TAHUN 2012 (US$ Juta)
Nilai investasi PMA pada Januari-Desember 2012 mencapai US$ 11,77 milyar atau
meningkat sebesar 73,35% dibandingkan tahun 2011. Investasi sektor industri memberikan
kontribusi sebesar 47,91% dari total investasi PMA.
0.00
2,000.00
4,000.00
6,000.00
8,000.00
10,000.00
12,000.00
14,000.00
2008 2009 2010 2011 2012
Nilai Investasi (US$ Juta)
495
474
1,096
1,643 1,714
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Izin Usaha (Proyek)
* Sumber: BPS diolah Kemenperin
II. KONDISI KAWASAN
INDUSTRI DI INDONESIA
PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI ( KBI – KTI)
KAWASAN TIMUR INDONESIA LUAS : 67,52 % PENDUDUK : 18,68 % UU INDUSTRI : 4,44 %
KAWASAN BARAT INDONESIA LUAS : 32,48 % PENDUDUK : 81,32 % UU INDUSTRI : 95,56 %
PULAU JAWA LUAS : 7,0 % PENDUDUK : 60 % UU INDUSTRI : 90 %
REGIONAL INEQUALITY (Ketidakseimbangan
pembangunan daerah) 11
“...... konsentrasi industri didorong ke luar jawa”
Jawa 75%
Luar Jawa 25%
Penyebaran Industri 2010
Jawa 60%
Luar Jawa 40%
Penyebaran Industri 2025
12
Peran Kawasan Industri
Estimasi Nilai Ekspor US$ 52 miliar/tahun (41% dari nilai total ekspor non migas
Tahun 2012)
Estimasi Nilai Investasi US$ 10,2 milliar per tahun (60% dari total investasi tahun
2012)
Estimasi Penerimaan Negara US$ 938 juta (PBB, PPN, PPh)
13
Persebaran Kawasan Industri Menurut Wilayah dan Kepemilikan
Persebaran Kawasan Industri
Kepemilikan Kawasan Industri
14
Persebaran Kawasan Industri Menurut Provinsi
15
No. Wilayah Jumlah Luas Area (Ha) Persentase
1 DKI Jakarta 5 2,475.00 6.37 2 Banten 19 6,729.00 17.31 3 Jawa Barat 30 17,845.00 45.90 4 Jawa Tengah 8 2,291.40 5.89 5 Jawa Timur 8 2,499.00 6.43 6 Riau dan Kepulauan 18 666.94 1.72 8 Sumatera Utara 3 1,300.00 3.34 9 Sumatera Barat 1 200.00 0.51 10 Sulawesi Selatan 2 3,124.00 8.03 11 Sulawesi Tengah 1 1,500.00 3.86 12 Kalimantan Timur 1 250.00 0.64 Total 96 38,880.34 100.00
Sumber : Direktori Kawasan Industri Tahun 2012
Sumber : Collier International Indonesia, 2012
Pada Tahun 2012 Kawasan Industri Didominasi oleh Sektor Otomotif
16
Tantangan Kawasan Industri
Tantangan di Pulau Jawa
Keterbatasan lahan untuk pembangunan dan pengembanganan
Daya dukung yang terbatas (sumber daya air)
Masalah Lingkungan dan Sosial
Tantangan di Luar Pulau Jawa
Kemampuan tenaga kerja dan SDM industrial yang terlatih di daerah kurang baik
Belum semua Kabupaten/Kota telah mempersiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) khususnya kawasan peruntukan industri
Minat swasta untuk membangun kawasan industri masih kurang
Infrastruktur pendukung seperti jalan, rel kereta api, pelabuhan dan sebagainya dirasa kurang memadai
17
III. PERKEMBANGAN KAWASAN
INDUSTRI
Mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah potensial di luar Jawa-Bali
Meningkatkan keterkaitan antarwilayah melalui peningkatan perdagangan antar pulau
Meningkatkan daya saing daerah melalui pengembangan sektor-sektor unggulan di tiap wilayah
Mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal dan kawasan strategis
Mendorong pengembangan wilayah laut dan sektor-sektor kelautan
Pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi
Penguatan konektivitas nasional
Penguatan kemampuan SDM dan IPTEK nasional
Membangun pusat-pusat pertumbuhan industri yang berbasiskan keunggulan komparatif daerah
Membangun daya saing daerah dengan pendekatan kompetensi inti industri daerah
Meningkatkan kerjasama antar daerah
Membangun pusat inovasi dan sekolah/politeknik
RPJMN 2010-2014 MP3EI KEMENPERIN
STRATEGI PEMBANGUNAN WILAYAH
“......perkembangan Kawasan Industri di Indonesia”
G- 1
•1970-1989
•Permendagri No. 5/1974 ttg penyediaan dan pemberian tanah untuk keperluan perusahaan
•Kawasan industri hanya dapat dimiliki dan dikelola oleh BUMN/BUMD
G-2 •1989-2009
•Keppres No.53/1989 diperbaharui menjadi Keppres No. 41/1996 ttg kawasan industri
•Membuka kesempatan kepada swasta nasional/asing berusaha kawasan industri
•Pemerintah berperan dalam pengawasan dan pengendalian
“…………………….….…namun banyak terjadi dampak negatif terhadap lingkungan
20
“……………………..dibutuhkan pembangunan kawasan industri yang modern”
G-3
•Mulai tahun 2010
•PP No.24/2009 ttg kawasan industri
•Mewajibkan industri berlokasi di kawasan industri
•Berorientasi bukan pada penjualan lahan, tetapi ke arah pelayanan (services)
•Fokus pada pengembangan industri tertentu
•Didukung oleh fasilitas infrastruktur terpadu
•Berwawasan lingkungan
• Inovatif dengan ketersediaan lembaga litbang industri
•Didukung lembaga pendidikan untuk pengembangan sumber daya manusia
•Dilengkapi dengan fasilitas sarana penunjang (kawasan pemukiman, komersial, rekreasi dan penghijauan)
21
Arah Pengembagan Kawasan Industri
Kawasan Industri di Pulau Jawa
Pengembangan kawasan-kawasan industri yang sudah ada, dan mendorong pembangunan kawasan industri yang baru diarahkan pada industri-industri berbasis teknologi tinggi
Kawasan industri yang saat ini menampung perusahaan yang beraneka ragam diarahkan untuk fokus pada pengembangan jenis industri tertentu.
Kawasan industri di Jawa Barat : fokus pada industri permesinan dan teknologi tinggi.
Kawasan industri di Banten : fokus pada industri kimia dan besi baja
Kawasan industri di Jawa timur : fokus pada pengembangan industri petrokimia dan industri penunjang migas.
Kawasan industri di Jawa Tengah : fokus pada pengembangan industri padat karya seperti tekstil dan sepatu.
22
Arah Pengembagan Kawasan Industri
Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa
Pengembangan kawasan-kawasan industri baru yang diarahkan pada industri-industri berbasis sumberdaya alam dan pengolahan mineral serta memanfaatkan lokasi geografi yang strategis
Mensinergikan pengembangan kawasan industri dengan program MP3EI untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
23
Perencanaan Pengembangan Kawasan Industri
Untuk tahapan pengembangan kawasan industri dibutuhkan dokumen perencanaan meliputi:
Kesesuaian dengan RTRW
Penyusunan Master Plan
Penyusunan AMDAL
Studi Kelayakan Ekonomi Finansial
Rencana Strategis Pengembangan Kawasan
Identifikasi kebutuhan infrastruktur pendukung
24
IV. PROSPEK PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI
Sumber Daya Alam (Sumber : MP3EI, 2011)
• Produksi terbesar minyak sawit di dunia 25 jt ton/thn (Tahun 2012)
• Produksi biji kakao 770 rb ton/thn (Tahun 2012). Terbesar ke-2 di dunia
• Cadangan gas alam 165 TCF dengan tingkat produksi 3 TCF pertahun
• Eksporter batubara terbesar kedua di dunia
• Produksi timah 165 rb ton/thn, terbesar ke-2 di dunia
• Produksi nikel 229 ribu ton (tahun 2011), terbesar ketiga dunia
• Penyimpan cadangan bauksit terbesar ke-7 di dunia, produsen terbesar ke-4 dunia
• Penyimpan 40% sumber daya panas bumi dunia (terbesar di dunia)
Sumber Daya Manusia
• Jumlah penduduk no. 4 terbanyak di dunia (potential market)
• Bonus Demografi dimana lebih banyak penduduk dengan usia produktif
Prospek pengembangan kawasan industri di Indonesia ke depan sangat besar karena didukung oleh :
26
Sumber : Collier International Indonesia, 2012
Catatan : Pada tahun 2012 terjadi :
Peningkatan penjualan lahan kawasan industri yang berada di Luar
Pulau Jawa
Penjualan lahan di Sumatera mencapai 244 Ha
Penjualan Lahan Kawasan Industri Tertinggi pada Tahun 2011
27
Sumber : Collier International Indonesia, 2012
Permintaan Lahan yang Cenderung Meningkat, Sementara Pasokan Lahan Cenderung Konstan
28
Sumber : Collier International Indonesia, 2012
Harga Jual Lahan Kawasan Industri Cenderung Meningkat
29
Perbandingan Harga Lahan Kawasan Industri di Beberapa Negara
No. Negara Harga Lahan (US $/m2)
Sewa Lahan (US $/m2/Bulan)
1 Korea Selatan 267 0,19
2 Beijing 71-87 4,75-7,12
3 Shanghai 158 3,56
4 Guangzhou 95 2,37-6,33
5 Hong Kong 299 -
6 Taipei 1.350 1,98
7 Singapura 189,94-651,21 0,96-2,85
8 Kuala Lumpur 20-25 -
9 Bangkok 119 6,95
10 Jakarta 191 19,1
11 Manila 52-102 2-6
Sumber : JETRO, 2012
30
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI JAWA
Jabodetabek (termasuk Subang, Karawang, Purwakarta): Industri Permesinan dan Alat Transportasi
Majalengka: Industri Tekstil
Semarang : Industri Tekstil
Kulon Progo: Industri Besi Baja
Gresik: Industri Petrokimia
Lamongan: Industri Perkapalan
Bandung: Industri Telematika Boyolali: Industri Tekstil
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI SUMATERA
Sei Mangkei : Industri Turunan CPO Dumai: Industri Turunan CPO
Bangka: Industri Timah
Cilegon: Industri Besi Baja
Muara Enim: Gasifikasi Batu Bara
Tanggamus: Industri Maritim
32
Bojonegara: Industri Kimia
Kuala Tanjung: Industri Alumina
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN
Maloy: Industri Turunan CPO
Mempawah dan Tayan : Industri Smelter/ Chemical Grade Alumina
Batu Licin: Industri Besi Baja
Puruk Cahu: Industri Batubara
33
Kariangau: Industri Turunan CPO
Landak: Industri Karet
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI
Gowa: Agroindustri
Palu: Agroindustri
Bitung : Logistik
Donggi Senoro: Industri Petrokimia
Soroako: Industri Ferronikel
Pomalaa: Industri Ferronikel
Mandiodo: Industri Ferronikel
34
Takalar: Industri Minyak dan Gas
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI PAPUA DAN KEP. MALUKU
Halmahera Timur (Buli) : Industri Ferronikel
Tangguh: Industri Petrokimia
Timika: Industri Tembaga
Halmahera Tengah (Wade Bay) : Industri Ferronikel
Sorong : Industri Petrokimia
35
VI. PENGEMBANGAN
KOMPETENSI INTI INDUSTRI
DAERAH (KIID)
Jenis Fasilitasi Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah oleh
Kementerian Perindustrian
1 Fasilitasi Kajian Pengembangan KIID Kabuputen/Kota
Fasilitasi Penetapan Roadmap Pengembangan KIID
dan IUP melalui Peraturan Menteri Perindustrian
3
Fasilitasi Implementasi Pengembangan KIID dan IUP
berupa pemberian bantuan, mesin/peralatan
pendampingan tenaga ahli dan pelatihan
2
37
222 Kab/Kota
24 Provinsi
41 Kab/Kota
Sampai Thn 2012
Difasilitasi oleh
Ditjen PPI dan
Ditjen Teknis
Terkait
INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI YANG SUDAH DITETAPKAN
38
Industri Unggulan Propinsi yang telah Ditetapkan :
No Provinsi Nomor Peraturan Menteri Tanggal Industri Unggulan
1
Daerah Istimewa Yogyakarta
No. 138/M-IND/PER/10/2009
14 Oktober 2009
1. Industri Pengolahan Kulit
2. Industri Pengolahan Kayu
2
Sulawesi Tengah
No. 139/M-IND/PER/10/2009
14 Oktober 2009
1. Industri Pengolahan Kakao
2. Industri Pengolahan Rumput Laut
3. Industri Pengolahan Ikan
3
Papua
No. 140/M-IND/PER/10/2009
14 Oktober 2009
1. Industri Pengolahan Kakao
2. Industri Pengolahan Kopi
3. Industri Pengolahan Ubi Jalar/Batatas
4
Sumatera Barat
No. 93/M-IND/PER/8/2010
30 Agustus 2010
1. Industri Pengolahan Kakao
2. Industri Pengolahan Ikan
3. Industri Makanan Ringan
5
Sumatera Selatan
No. 94/M-IND/PER/8/2010
30 Agustus 2010
Industri Pengolahan Karet
6
Lampung
No. 95/M-IND/PER/8/2010
30 Agustus 2010
1. Industri Pengolahan Ubi Kayu
2. Industri Pengolahan jagung
7
Kalimantan Timur
No. 96/M-IND/PER/8/2010
30 Agustus 2010
1. Industri Pengolahan Kakao
2. Industri Pengolahan Karet
8
Sulawesi Selatan
No. 97/M-IND/PER/8/2010
30 Agustus 2010
1. Industri Pengolahan Kakao
2. Industri Pengolahan Rumput Laut
9
Gorontalo
No. 98/M-IND/PER/8/2010
30 Agustus 2010
1. Industri Pengolahan Jagung
2. Industri Pengolahan Hasil Laut
10
Nusa Tenggara Timur
No. 99/M-IND/PER/8/2010
30 Agustus 2010
1. Industri Pengolahan Jagung
2. Industri Pengolahan Rumput Laut
INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI YANG SUDAH DITETAPKAN
39
Industri Unggulan Propinsi yang telah Ditetapkan :
No Provinsi Nomor Peraturan Menteri Tanggal Industri Unggulan 11 Nusa Tenggara Barat No. 100/M-IND/PER/8/2010 30 Agustus 2010 1. Industri Makanan: a. Industri Pengolahan Berbasis Sapi b. Industri Pengolahan Berbasis Jagung
c. Industri Pengolahan Berbasis Rumput Laut
d. Industri Pengolahan Berbasis Ikan 2. Industri Kerajinan
12 Aceh No. 130/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Minyak Atsiri 2. Industri Pengolahan Hasil Laut
13 Riau No. 131/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Kelapa Sawit 2. Industri Pengolahan Kelapa
14 Kepulauan Riau No. 132/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010
1. Industri Kapal Rakyat dan Perbaikan Kapal
2. Industri Pengolahan Hasil Laut
15 Kepulauan Bangka Belitung
No. 133/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industi Pengolahan Ikan
2. Industri Pengolahan Berbasis Timah
16 Kalimantan Barat No. 134/M-
IND/PER/12/2010 13 Desember 2010
1. Industri Pengolahan Karet 2. Industri Pengolahan Kelapa Sawit
17 Sulawesi Tenggara No. 135/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Kakao 2. Industri Pengolahan Rumput Laut
INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI YANG SUDAH DITETAPKAN
40
Industri Unggulan Propinsi yang telah Ditetapkan :
No Provinsi Nomor Peraturan Menteri Tanggal Industri Unggulan 18 Sulawesi Utara No. 136/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 1. Industri Pengolahan Kelapa 2. Industri Pengolahan Ikan
19 Maluku Utara No. 121/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Pengolahan Kelapa 2. Industri Pengolahan Rumput Laut
20 Maluku No. 122/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Pengolahan Hasil Laut 2. Industri Pengolahan Minyak Atsiri
21 Papua Barat No. 123/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Pengolahan Hasil Laut 2. Industri Pengolahan Kayu
22 Sulawesi Barat No. 124/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 1. Industri Kakao 2. Industri Pengolahan Kelapa
23 Jawa Barat No. 139/M-IND/PER/12/2011 30 Desember 2011 1. Industri Telematika 2. Industri Kreatif
24 Jawa Timur No. 140/M-IND/PER/12/2011 30 Desember 2011 1. Industri Perkapalan 2. Industri Alas Kaki
KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN
41
Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :
No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri
1 Kota Pangkalpinang No. 143/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Perikanan Laut
2 Kabupaten Luwu No. 144/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Rumput Laut Menjadi Agar-agar
3 Kota Palopo No. 145/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Rumput Laut
4 Kabupaten Maluku Tengah
No. 146/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Ikan
5 Kabupaten Maluku Tenggara
No. 147/M-IND/PER/12/2010 13 Desember 2010 Industri Pengolahan Rumput Laut
6 Kabupaten Ende No. 99/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Kakao
7 Kabupaten Enrekang No. 100/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Sutera Alam
8 Kabupaten Kepulauan Selayar
No. 101/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Pengolahan Kelapa
9 Kabupaten Kepulauan Talaud
No. 102/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Pengolahan Ikan
10 Kabupaten Kolaka Utara No. 103/M-IND/PER/12/2011 29 Desember 2011 Industri Kakao
KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN
42
Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :
No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri
11 Kabupaten Konawe No. 104/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011 Industri Mebel Rotan
12 Kabupaten Lombok Barat No. 105/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011 Industri Gerabah
13 Kabupaten Luwu Timur No. 106/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011 Industri Kakao
14 Kabupaten Maluku Tenggara Barat
No. 107/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011 Industri Pengolahan Rumput Laut
15 Kabupaten Mamuju No. 108/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011 Industri Kakao
16 Kabupaten Muna No. 109/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011 Industri Pengolahan Rumput Laut
17 Kabupaten Parigi Moutong No. 110/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011 Industri Kakao
18 Kabupaten Polewali Mandar
No. 111/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011 Industri Kakao
19 Kabupaten Seram Bagian Barat
No. 112/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011 Industri Pengolahan Rumput Laut
20 Kabupaten Sinjai No. 113/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011 Industri Pengolahan Ikan
KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN
43
Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :
No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri
21 Kabupaten Sumba Timur No. 114/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011
Industri Pengolahan Rumput Laut
22 Kabupaten Sumbawa No. 115/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011
Industri Pengolahan Rumput Laut
23 Kota Bitung No. 116/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011
Industri Pengolahan Kelapa
24 Kota Kendari No. 117/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011
Industri Mebel Rotan
25 Kota Manado No. 118/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011
Industri Pengolahan Kelapa
26 Kota Mataram No. 119/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011
Industri batu mulia dan perhiasan yang meliputi industri perhiasan mutiara
27 Kota Palu No. 120/M-IND/PER/12/2011
29 Desember 2011
Industri Mebel Rotan
28 Kabupaten Bantul No 125/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Kerajinan Kulit
29 Kabupaten Cilacap No 126/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Pengolahan Serat Sabut Kelapa Berkaret (Sebutret)
30 Kabupaten Gianyar No 127/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Kerajinan Perak
KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG SUDAH DITETAPKAN
44
Kompetensi Inti Kabupaten/Kota yang telah Ditetapkan :
No Kabupaten/Kota Nomor Peraturan Menteri Tanggal Kompetensi Inti Industri 31 Kabupaten Grobogan No 128/M-
IND/PER/12/2011 30 Desember
2011 Industri Makanan dan Minuman berbasis Jagung
32 Kabupaten Gunung Kidul No 129/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Produk Berbasis Batu
33 Kabupaten Magetan No 130/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Alas Kaki dan Barang Kulit
34 Kabupaten Pacitan No 131/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Batu Mulia dan Perhiasan
35 Kabupaten Sukabumi No 132/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Pengolahan Logam
36 Kabupaten Sumedang No 133/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Pengolahan Kayu
37 Kabupaten Tasikmalaya No 134/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Kerajinan Anyaman
38 Kabupaten Tegal No 135/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Komponen Perkapalan
39 Kabupaten Wonosobo No 136/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Pengolahan Kelapa menjadi Santan Kelapa
40 Kota Cimahi No 137/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Kreatif Berbasis Telematika
41 Kabupaten Cirebon No 138/M-IND/PER/12/2011
30 Desember 2011
Industri Meubel dan Kerajinan Rotan
45
Rapat koordinasi ini merupakan upaya kita dalam mengawali kerja besar pembangunan industri di darah selama satu tahun ke depan
Berbagai masukan untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang berkualitas dan program kerja yang tepat sasaran
Sampaikan apa saja yang selama ini menjadi permasalahan di sektor industri, untuk dirumuskan bersama langkah-langkah solusi terbaiknya
PENUTUP
46
UCAPAN TERIMA KASIH
Atas kehadiran, kontribusi, dan kerja
sama dalam mendukung upaya
peningkatan daya saing industri
daerah melalui pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan industri
dalam rangka mendorong
pertumbuhan sektor industri nasional
47
PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI
Dengan mengucapkan “Bismillahirroh-
maanirrohiim”, dengan ini Rapat
Koordinasi Pengembangan Industri
Daerah Tahun 2013 Wilayah II secara
resmi dinyatakan dibuka
Terima Kasih
48