Raperbup BPK 2015 Final

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fhfgfrtert

Citation preview

RANCANGAN

PERATURAN BUPATI WAY KANAN

NOMOR TAHUN 2015TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WAY KANAN,

Menimbang:bahwa sebagai wujud pelaksanaan demokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan desa yang baik sesuai amanat pasal 72 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa, perlu mengatur Badan Permusyawaratan Kampung dengan Peraturan Bupati.

Mengingat:1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825);2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 );3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5585);6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Kampung dan Perubahan Status Kampung Menjadi Kelurahan;10. Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Kabupaten Way Kanan (Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 122);11. Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Way Kanan Tahun 2011-2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Tahun 2011 Nomor 04, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 139);

MEMUTUSKAN:Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG.BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1 Daerah adalah Daerah Kabupaten Way Kanan ;2 Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Way Kanan ;3 Bupati adalah Bupati Way Kanan ;4 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Way Kanan ;5 Camat adalah kepala pemerintahan kecamatan dalam Kabupaten Way Kanan ;6 Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat, prakarsa masyarakat, hak asal-usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;7 Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung dibantu perangkat kampung sebagai unsur penyelengggara Pemerintahan Kampung ;8 Badan Permusyawaratan Kampung yang selanjutnya disingkat BPK adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk kampung berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis;9 Kepala Kampung adalah pejabat pemerintah kampung yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga kampungnya dan melaksanakan tugas dari pemerintah dan pemerintah daerah ;10 Penjabat Kepala Kampung adalah seorang pejabat yang diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas, hak dan wewenang serta kewajiban kepala kampung dalam kurun waktu tertentu ;11 Peraturan Kampung adalah Peraturan perundangundangan yang dibuat oleh BPK bersama Kepala Kampung;12 Keputusan Kepala Kampung adalah keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Kampung yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Kampung maupun Peraturan Kepala Kampung;13 Keputusan BPK adalah keputusan yang dibuat oleh BPK;14 Panitia Pembentukan BPK yang selanjutnya disebut Panitia Musyawarah Perwakilan adalah Panitia yang bertugas untuk melaksanakan musyawarah pembentukan BPK di tingkat Kampung yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Kampung;15 Anggota BPK adalah wakil dari penduduk Kampung yang bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah Dusun yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat;16 Golongan profesi adalah sekumpulan orang yang bekerja dalam bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu misalnya Guru, Dokter, Bidan, Notaris dan lain-lain;17 Pemuka Agama adalah seseorang yang mempunyai kemampuan yang didasarkan atas pengetahuannya, pemikirannya dan aktivitasnya dibidang keagamaan serta dianggap mampu memberikan kontribusi untuk pembangunan mental spiritual masyarakat misalnya Kyai, Ulama, Pastor, Pendeta, Biksu dan lain-lain;18 Tokoh atau pemuka masyarakat adalah seseorang yang mempunyai kemampuan yang didasarkan atas pemikirannya, aktivitasnya dan dianggap mampu memberikan kontribusi untuk menyelesaikan permasalahan kemasyarakatan;19 Sosialisasi adalah kegiatan untuk menginformasikan materi Peraturan Kampung kepada masyarakat melalui rapat-rapat, papan pengumuman, pamflet, leaflet dan lain-lain.BAB II

PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNGPasal 2

Sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintah yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Kampung berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.Pasal 3

(1) Pengisian keanggotaan BPK adalah wakil dari penduduk kampung berdasarkan keterwakilan wilayah yang dipilih dengan cara musyawarah mufakat. (2) Keanggotaan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari ketua RT, golongan profesi, pemuka agama, tokoh pemuda, keterwakilan perempuan dan pemuka masyarakat lainnya. (3) Pengisian atau pembentukan Keanggotaan BPK dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.

(4) Jumlah keanggotaan BPK ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling 5 (lima) orang dan paling banyak 9 (sembilan) orang, dengan memperhatikan jumlah penduduk, dengan ketentuan:

a. Jumlah penduduk sampai dengan 1.500 jiwa, 5 Orang anggota;

b. Jumlah penduduk 1.501 sampai 2.100 jiwa, 7 Orang anggota;

c. Jumlah penduduk lebih dari 2.101 jiwa, 9 Orang anggota.

BAB III

PERSYARATAN CALON KEANGGOTAAN BPK

Pasal 4(1) Keanggotaan BPK dipilih dari calon-calon yang diajukan dalam musyawarah tingkat RT/ Dusun/ gabungan RT/Dusun. (2) Persyaratan calon keanggotaan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. warga negara Republik Indonesia;

b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika;

d. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat;

e. sehat jasmani dan rohani;

f. bersedia dicalonkan sebagai anggota BPK;

g. bukan merupakan perangkat kampung;

h. belum pernah menjabat sebagai anggota BPK tiga kali masa jabatan baik dalam sebutan Badan Perwakilan Kampung maupun Badan Permusyawaratan Kampung;

i. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun atau sudah/pernah menikah;j. penduduk kampung setempat yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP) atau memiliki tanda bukti yang sah sebagai penduduk kampung yang bersangkutan;

k. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

l. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di kampung setempat;m. dalam hal keterwakilan dusun, calon anggota BPK merupakan penduduk dusun yang bersangkutan;n. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun;

BAB IVMEKANISME MUSYAWARAH MUFAKAT PENETAPAN KEANGGOTAAN

Pasal 5(1) Kepala Kampung karena kedudukannya bertindak sebagai penanggungjawab pelaksanaan pembentukan BPK.(2) Dalam pembentukan BPK, Kepala Kampung mempunyai tugas:

a. membentuk panitia musyawarah perwakilan pembentukan BPK tingkat kampung; b. mengarahkan panitia pembentukan BPK;c. menetapkan hasil pembentukan BPK; dand. mengusulkan/merekomendasikan pengesahannya kepada Bupati.

(3) Panitia pengisian keanggotaan BPK melakukan penjaringan bakal calon anggota BPK dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum masa keanggotaan BPK berakhir.(4) Panitia pengisian keanggotaan BPK menetapkan calon anggota BPK yang jumlahnya sama atau lebih dari keanggotaan BPK yang dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa keanggotaan BPK berakhir.(5) Hasil dalam musyawarah tingkat kampung sesuai dengan persyaratan keanggotaan BPK diusulkan menjadi anggota BPK kepada Bupati.(6) Tata cara pembentukan dan teknis pelaksanaan musyawarah penetapan keanggotaan BPK diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis.

BAB V

PENGESAHAN PENETAPAN ANGGOTA

Pasal 6

(1) Aparatur Sipil Negara yang akan mencalonkan diri sebagai keanggotaan BPK dan yang terpilih menjadi anggota BPK harus mendapatkan izin tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaiaan.

(2) Teknis penetapan Aparatur Sipil Negara menjadi anggota BPK diatur oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.Pasal 7

(1) Berita Acara hasil musyawarah wajib disampaikan kepada Kepala Kampung dan Bupati melalui Camat. (2) Berdasarkan berita acara pelaksanaan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Kampung menetapkan calon keanggotaan BPK dengan Keputusan Kepala Kampung paling lama 7 (tujuh) hari sejak berita acara hasil musyawarah ditetapkan.

(3) Keputusan Kepala Kampung tentang penetapan calon anggota BPK disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk mendapatkan pengesahan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penetapan.

(4) Keputusan Bupati tentang pengesahan keanggotaan BPK ditetapkan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya Keputusan Kepala Kampung atas rekomendasi Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk melantik seluruh anggota BPK baik pimpinan maupun anggota baru paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal dikeluarkannya Keputusan Bupati tentang pengesahan keanggotaan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (5).BAB VI

FUNGSI DAN WEWENANG

Pasal 8

Badan Permusyawaratan Kampung menyusun peraturan tata tertib Badan Permusyawaratan Kampung.Pasal 9

BPK berfungsi membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Kampung bersama Kepala Kampung, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan melakukan pengawasan kinerja Kepala Kampung.Pasal 10

BPK mempunyai wewenang :a. membahas Rancangan peraturan kampung bersama kepala kampung;

b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan kampung dan peraturan kepala kampung;

c. mengusulkan pengangkatan kepala kampung terpilih;

d. melaporkan ke Bupati terkait Kepala Kampung yang habis masa jabatannya

e. melaksanakan musyawarah Kampung untuk pemilihan Kepala Kampung antar waktu;f. membentuk Panitia Pemilihan Kepala Kampung;

g. menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan

h. menyusun tata tertib BPK.

BAB VII

HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGANPasal 11

Badan Permusyawaratan Kampung berhak:

a. mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Kampung kepada Pemerintah Kampung;

b. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintah Kampung, pelaksanaan Pembangunan Kampung, Pembinaan kemasyarakatan Kampung, dan Pemberdayaan masyarakat Kampung;

c. mendapat biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari APBK.Pasal 12

Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan kewenangan, kedudukan, fungsi, tugas, hak dan kewajiban BPK baik secara kelembagaan maupun anggota diatur dalam Tata Tertib BPK.

Pasal 13

(1) Anggota BPK mempunyai hak :

a. mengajukan rancangan peraturan kampung;

b. mengajukan pertanyaan;

c. menyampaikan usul dan pendapat;

d. memilih dan dipilih; dan

e. memperoleh tunjangan.(2) Anggota BPK mempunyai kewajiban :

a. Memegang teguh dan Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tungggal Ika;

b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan kampung;c. Mempertahankan dan memelihara hokum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat Kampung;

e. Memproses pemilihan Kepala Kampung;

f. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan/atau golongan;

g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat Kampung; dan

h. Menjaga norma-norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.(1) Seluruh anggota BPK dapat menerima segala hak dan menjalankan kewajibannya setelah Keanggotaan BPK baru dilantik/pengucapan sumpah/janji.Pasal 14

(1) Keanggotaan BPK terdiri dari pimpinan dan anggota BPK. (2) Pimpinan dan Anggota BPK dilarang :

a. merangkap jabatan sebagai Kepala Kampung dan/atau Perangkat Kampung dan LPMK, BUMK, RT, atau organisasi Mitra Pemerintah Kampung;b. sebagai pelaksana proyek kampung; c. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;d. melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

e. melanggar sumpah/janji jabatan; f. merangkap sebagai anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan;

g. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang.BAB VIIIPEMBERHENTIAN DAN MASA KEANGGOTAAN

Bagian Kesatu

Masa Keanggotaan

Pasal 15

(1) Masa jabatan keanggotaan BPK adalah 6 (enam) tahun sejak tanggal pelantikan dan dapat diusulkan kembali untuk 2 (dua) kali masa jabatan berikutnya, secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.

(2) Pengusulan kembali keanggotaan BPK untuk masa jabatan berikutnya dilakukan sesuai dengan tata cara pelaksanaan musyawarah atau pemilihan langsung pembentukan keanggotaan BPK.(3) Masa keanggotaan BPK berlaku sejak Keanggotaan BPK baru dilantik/pengucapan sumpah/janji.(4) Keanggotaan BPK habis masa baktinya pada saat Keanggotaan BPK baru dilantik/pengucapan sumpah/janji.Bagian Kedua

PEMBERHENTIAN ANGGOTA BPK

Pasal 16

(1) Anggota Badan Permusyawaratan Kampung berhenti karena:

a. meninggal dunia;

b. permintaan sendiri; atau

c. diberhentikan.

(2) Anggota Badan Permusyawaratan Kampung diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena:

a. berakhir masa keanggotaan;

b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;

c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Badan Permusyawaratan Kampung;

d. Dinyatakan melanggar sumpah/janji berdasarkan hasil rapat BPK;

e. Tidak melaksanakan kewajiban anggota BPK; atau

f. melanggar larangan sebagai anggota Badan Permusyawaratan Kampung.

(3) Pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan Kampung diusulkan oleh pimpinan Badan Permusyawaratan Kampung kepada bupati atas dasar hasil musyawarah Badan Permusyawaratan Kampung.

(4) Peresmian pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 17

(1) Masa jabatan keanggotaan BPK pengganti adalah sisa waktu yang belum dijalankan oleh anggota BPK yang berhenti sebagaimana yang dimaksud Pasal 16 ayat (1);

(2) Usul pemberhentian angggota BPK, diusulkan oleh Pimpinan BPK kepada Bupati melalui Camat, berdasarkan keputusan BPK;

(3) Selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah penggantian anggota BPK, Bupati menerbitkan keputusan pengesahan pemberhentian dan pengangkatan keanggotaan BPK.BAB IX

PENGGANTIAN ANGGOTA DAN PIMPINAN

Pasal 18

(1) Anggota BPK yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir keanggotaannya digantikan oleh anggota BPK antar waktu.(2) Anggota BPK yang pindah dan/atau kembali kedaerah asal dan/atau daerah pemekaran diberhentikan dengan mengajukan surat pengunduran diri dan digantikan anggota BPK antar waktu pada daerah asal dan/daerah induk.

(3) Masa jabatan anggota BPK antar waktu adalah sisa waktu yang belum dijalankan oleh anggota BPK yang berhenti atau diberhentikan.

(4) Bagi kampung pemekaran keanggotaan BPK nya harus dipilih dengan tidak mengangkat anggota BPK dari Kampung induk yang masih menjabat sebagai anggota BPK.

(5) Penggantian antar waktu anggota BPK diproses berdasarkan daftar urut berikutnya pada wilayah musyawarah asal anggota BPK yang berhenti atau diberhentikan.

(6) Apabila ada anggota BPK yang berhenti atau diberhentikan sedangkan tidak ada calon pengganti anggota BPK antar waktu dalam satu wilayah sampai batas waktu yang telah ditetapkan maka keanggotaannya dapat diisi calon anggota BPK yang baru.BAB X

TATA CARA PENGUCAPAN SUMPAH/ JANJI

Pasal 19

(1) Peresmian atau pelantikan keanggotaan BPK oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak ditetapkannya Keputusan Bupati tentang Pengesahan anggota BPK terpilih hasil musyawarah.

(2) Peresmian pelantikan keanggotaan BPK yang tidak dapat dilaksanakan hingga akhir jangka waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) karena alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, dapat ditunda paling lama 2 (dua) kali 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal berakhirnya jangka waktu dimaksud atas persetujuan Bupati.

(3) Selama penundaan peresmian pelantikan keanggotaan BPK, BPK lama masih menjabat sebagai anggota BPK sampai pelantikan keanggotaan BPK yang baru.

(4) Serah terima jabatan anggota BPK dilakukan dihadapan masyarakat dengan menandatangani berita acara serah terima jabatan disaksikan oleh camat.Pasal 20

(1) Sebelum memangku jabatannya, anggota BPK mengucapkan sumpah/ janji.

(2) Pengucapan sumpah/ janji dilaksanakan pada saat peresmian dan dipandu oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam hal ini Camat.

(3) Susunan kata Sumpah/Janji anggota BPK sebagai berikut :

Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku anggota Badan Permusyawaratan Kampung dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Kampung, daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.BAB XISUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BPK

Bagian Kesatu

Susunan Organisasi

Pasal 21

(1) Susunan Organisasi BPK terdiri dari:

a. Pimpinan; dan

b. Anggota.

(2) Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. Satu Orang ketua;

b. satu Orang wakil ketua; dan

c. satu Orang Sekretaris.

(3) Pimpinan BPK mempunyai tugas:

a. menjaga dan memelihara tata tertib untuk bermusyawarah dalam BPK;

b. menyusun rencana kerja dan pembagian kerja para anggota BPK;

c. memimpin rapat-rapat BPK;

d. menyimpulkan hasil pembahasan dalam rapat yang dipimpinnya;

e. memberitahukan hasil musyawarah kepada Kepala Kampung;

f. melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Kepala Kampung dalam penyelenggaraan pemerintahan kampung.

Pasal 22

(1) Rapat pemilihan pimpinan BPK yang dilakukan secara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dipimpin oleh pimpinan sementara BPK yang terdiri dari anggota tertua sebagai sementara dan anggota termuda sebagai wakil ketua sementara.(2) Pimpinan sementara BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:a. memimpin rapat penyusunan Tata Tertib Pemilihan Pimpinan BPK; danb. memimpin rapat pemilihan Pimpinan BPK.

(3) Pimpinan Sementara BPK berakhir masa jabatannya setelah terpilihnya Pimpinan BPK yang definitif.Bagian Kedua

Tata Kerja

Pasal 23

(1) Dalam melaksanakan kewenangan, fungsi, kedudukan, hak, dan kewajibannya BPK wajib menerapkan prinsip koordinasi dan konsultasi antar anggota BPK, Pemerintah Kampung maupun antara Pemerintahan Kampung, Lembaga Kemasyarakatan Kampung, Camat, dan Pemerintah Kabupaten. (2) BPK wajib menyampaikan informasi hasil kerjanya kepada masyarakat.(3) Penyampaian hasil kerja BPK disampaikan paling sedikit satu kali dalam satu tahun.(4) Penyampaian hasil kerja BPK dapat melalui forum pertemuan.BAB XII

PENGATURAN TATA TERTIB DAN MEKANISME KERJA

Bagian Kesatu

Musyawarah BPK

Pasal 24

(1) BPK mengadakan rapat musyawarah BPK secara berkala paling sedikit 4 (empat) kali dalam setahun.

(2) Musyawarah BPK dipimpin oleh Pimpinan BPK.

(3) Musyawarah BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan sah apabila dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPK.(4) Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan cara pemungutan suara.

(5) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dinyatakan sah apabila disetujui oleh paling sedikit (satu per dua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPK yang hadir.(6) Hasil musyawarah BPK ditetapkan dengan keputusan BPK dan dilampiri notulen musyawarah yang dibuat oleh sekretaris BPK.

(7) Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme rapat BPK ditetapkan dalam Tata Tertib BPK.Pasal 25

(1) Peraturan Tata Tertib BPK paling sedikit memuat:

a. Waktu musyawarah BPK;

b. Pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPK.c. Tata cara musyawarah BPK;

d. Tata laksana dan hak menyatakan pendapat seluruh anggota BPK;

e. Pembuatan berita acara musyawarah BPK;

f. Jenis musyawarah BPK;

g. Daftar hadir anggota musyawarah BPK.

(2) Pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. penetapan pimpinan musyawarah apabila pimpinan dan anggota hadir lengkap;

b. penetapan pimpinan musyawarah apabila ketua BPK berhalangan hadir;

c. penetapan pimpinan musyawarah apabila ketua dan wakil ketua berhalangan hadir;

d. penetapan secara fungsional pimpinan musyawarah sesuai dengan bidang yang ditentukan dan penetapan penggantian anggota BPK antar waktu.

(3) Pengaturan mengenai tata cara musyawarah BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. tata cara pembahasan rancangan peraturan kampung;

b. konsultasi mengenai rencana dan program pemerintahan kampung;

c. tata cara mengenai pengawasan kinerja kepala kampung; dan

d. tata cara menampung atau menyalurkan aspirasi masyarakat.

(4) Pengaturan mengenai tata cara laksana dan hak menyatakan pendapat BPK sebagaimana pasal (1) huruf d meliputi:

a. pemberian pandangan terhadap pelaksanaan pemerintahan kampung;

b. penyampaian jawaban atau pendapat kepala kampung atas pandangan BPK;

c. pemberian pandangan akhir atas jawaban atau pendapat kepala kampung;

d. tindak lanjut dan penyampaian pandangan akhir BPK kepada Kepala Kampung.

(5) Pengaturan mengenai penyusunan berita acara musyawarah BPK sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf e meliputi:

a. penyusunan notulen rapat;

b. penyusunan berita acara;

c. format berita acara;

d. penandatanganan berita acara;

e. penyampaian berita acara.

Pasal 26

(1) Rapat BPK bersifat terbuka untuk umum kecuali dinyatakan tertutup berdasarkan tata tertib BPK;

(2) Rapat BPK bersifat tertutup dapat dilaksanakan kecuali untuk rapat yang membahas dan memutuskan hal mengenai:

a. pembentukan panitia pemilihan kepala kampung;

b. usulan pengesahan kepala kampung terpilih;

c. pemilihan pimpinan BPK;

d. penetapan APBK;

e. persetujuan utang-piutang kampung, pinjaman kampung, kerja sama kampung, pembenanan anggaran kampung, pembentukan Badan Usaha Milik Kampung;

f. persetujuan penyelesaian perkara perdata secara damai;

g. persetujuan kebijakan tata ruang; dan

h. hal-hal lain yang bersifat membebani, membatasi hak, memuat larangan dan kewajiban kepada masyarakat.

Bagian Kedua

Pengambilan Keputusan dan Hasil Rapat

Pasal 27

(1) Pengambilan keputusan dalam rapat BPK dilakukan melalui musyawarah mufakat.(2) Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan suara terbanyak dari jumlah peserta yang hadir.

(3) Keputusan dengan suara terbanyak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan persetujuan sekurang-kurangnya (satu per dua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPK yang hadir.Pasal 28

(1) Setiap hasil rapat BPK dituangkan dalam notulen rapat yang dibuat oleh Sekretaris BPK dan ditandatangani oleh Ketua atau Wakil Ketua BPK.(2) Hasil rapat BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan BPK dan dilengkapi dengan notulen rapat serta daftar hadir rapat.

(3) Terkait dengan ketertiban administrasi yang menyangkut dokumentasi, pembukuan, transparasi dan akuntabel.BAB XII

PEMBIAYAAN

Pasal 29(1) Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat pelaksanaan musyawarah pembentukan BPK dibebankan pada APBK.

(2) Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan dana penunjang pembentukan BPK dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan kemampuan daerah.

(3) Biaya penyelenggaraan musyawarah pembentukan BPK dipergunakan untuk:a. administrasi;

b. operasional musyawarah;

c. honorarium panitia dan petugas;

d. pengadaan/sewa alat-alat perlengkapan; dan

e. pengeluaran lain sesuai kebutuhan.Pasal 30

(1) Pimpinan dan anggota BPK menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan kampung.(2) Tunjangan pimpinan dan anggota BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam APBK.

Pasal 31(1) Untuk keperluan kegiatan BPK disediakan biaya sesuai dengan kemampuan keuangan Kampung yang dikelola Sekretaris BPK.(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), besarnya setiap tahun ditetapkan dalam APBK.BAB XIII

HUBUNGAN KERJA

Pasal 32

Hubungan kerja BPK dengan Kepala Kampung dan Lembaga Kemasyarakatan adalah bersifat kemitraan, konsultatif, dan koordinatif.

BAB XIVTINDAKAN PENYELIDIKAN

Pasal 33

(1) Tindakan penyidikan terhadap pimpinan dan anggota BPK, dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Bupati;

(2) Hal-hal yang dikecualikan adalah :

a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan; dan

b. Diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati.

(3) Tindakan penyidikan diberitahukan secara tertulis oleh atasan penyidik kepada Bupati paling lama 3 (tiga) hari.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 34Anggota BPK yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini, tetap sah dan tetap melaksanakan tugas serta kewajibannya sebagai anggota BPK sampai akhir masa jabatannya.

BAB XVI

Pasal 35

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.Pasal 36Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Way Kanan.

Ditetapkan di Blambangan Umpu

pada tanggal 2015BUPATI WAY KANAN,

BUSTAMI ZAINUDIN

Diundangkan di Blambangan Umpu

pada tanggal

2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WAY KANAN,BUSTAM HADORIBERITA DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2015 NOMOR..... EMBED Word.Picture.8

Pembagian .....

14

_1483430896.doc