20
N asionaiisme - ReaktuaJJisasi Abad XXX daiam KJElBANG§AAN S!:

ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

Nasionaiisme -

INDONE§IA~

ReaktuaJJisasi

Abad XXX

daiam

KJElBANG§AANii~ ~

~. ~~§:.~. ~ ~::~

S!:

Page 2: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

• Jurnal EdisiKhusus Agustus '97

Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki~~srat

hidup berkelompok. Hasrat itudidorongoleh beberapafaktor.Salah satu faktor yaitu, mengatasi persoalan hidupset:arabersama-sama. Konflik termasuk salah satu persoalanhidupyang menghantui kehidupan manusia, sehinggadiperlUkanpemecahan yang tepat. untuk mengatasi hal. itu.Rasakebersamaan yang kemudian mengejawantah ·keda.lamsemangat persatuan bangsa merupakan alternatif terbaikltntukmengatasi konflik. Namun selalu muncul persoalan-perstj,la.nbaru yang menyebabkan timbulnya konflik-konflik/baru,demikian seterusnya, sehingga konsep persatuan ..••·.·bangsadituntutuntuk fleksibel agar dapat mengantisipasipersQalanyangberkembang di masyarakat.

Berbagai kerusuhan yang terjadi di Indonesia inipadatahun 1997 menimbulkan rasa· keprihatinan yang melldalam,terlebih bila dilihat darikacamata wawasan kebangsaan.iMulaidari kerusuhan yang berbau rasial sepertidi Singkawang,Kalimantan Barat sampai kerusuhan yang berbau •..•••••·politikseperti yang terjadi di Pekalongan, Banjarmasin, dan Sampangpada masa Pemilu. Kesemuanya itu menunjukkan ba.hwanasionalisme di Indonesia sedang menghadapi tantanganyangsangat berate Rasa kebersamaan -mulai luluh dalam sentimenpribadi, kesukuan, keagamaan. Oleh karena itu konseppersatuan bangsa perlu direinterpretasi untuk memperolehsuatu wawasan kebangsaan yang baru, yang sesuaidenganperkembangan jaman.

Banyak pemerhati yang menuding kesenjanganekonomi, kesenjangan 50sial, ketertutupan politik,aregansi

sebagai pemicu timbulnyakonflik di Indonesia.Tudingan semacam ini tidak seluruhnya keliru, manakala kita

bermasyarakat,perilaku-

semacam tudingan sajamenyelesaikan masalah, perlu dicari alternatifbaru.· untuk

wawasan yang mampuIf.)C"VO''''''''OC''''D rrLaS~rarJ:lKa.t, V,"...JI.~-'J~JI.~ .."''''V menyalurkan

berbagai itu dalam suatu kebijakan (policy). yangdapatdipertanggungjawabkan secara total. Inilah kiranya yang akanmendapat perhatian dalam tulisan

168

Page 3: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

• Wawasan Kebangsaan Indonesia

Konsep Persatuan BangsaPersatuan bangsa merupakan kata kunci untuk

memahami nasionalisme. Persatuan bangsa adalah sebuahprosesdinamik suatu bangsa dengan bertitik tolak dari carapandang bangsa yang bersangkutan dalam memahami realitasyang dihadapi. Oleh karena itu sesungguhnya persatuan lebihmengacu pada semangat atau tekad untuk mengatasiperbedaan yang rawan terhadap konflik, mencarikesamaanyang dapat dijadikan .titik pijak dalam mencapai tujuan yangdiinginkan bersama. Semangat persatuan itu. sendiri senantiasamengaeu pada faktorhistorik, yang menjadi asaJ mulamunculnya kesadaran· untuk bersatu. Sejarahperjuangandanpergerakan bangsalndonesia selama ratusan tahun merupakansumber acuan yang· tidak pernah kering ·bagi pemahamanterhadap persatuan bangsa. Sejarah memperlihatkan bahwaketerpecahan merupakan suatu titik kelemahan yang dapatmerugikan suatu bangsa. Keterpeeahan itu pula yangmenjadikan bangsa Indonesiadijajah sekian lama oleh bangsaasing (Portugis, Belanda, Inggeris, dan Jepang) .

Persatuan adalah suatu proses yang terjadidalam .dirimanusia, terutama rasa dan semangat untuk mengatasiperbedaan-perbedaan yang dikhawatirkan menimbulkankonflik. Pengalaman hidup menunjukkan bahwa perbedaansesuatu yang bersifat alamiah, namun perludiatasi agar tidakmenimbulkan perpeeahan antarmanusia. Semangat untukmengatasi perbedaan dan menggalang eita-eita serta tujuanbersama ini dinamakan persatuan. Pokok pikiran pertamasebagaimana termuat dalam Penjelasan Undang-undang ·Dasar1945 menyatakan negara melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruhtump~h darah Indonesia dengan

pengertianmelindungi meliputi

segenap bangsa. Negara persatuan mengatasi segala pahamgolongan dan paham perseorangan. Semangat persatuan inipula yang mewarnai pemikiran Soepomo ketika melontarkangagasan tentang negara integralistik, yaitu suatu negara yangbersifat kekeluargaan dengan mengatasi paham golongan atauperseorangan. Soepomo menyatakan bahwa dalam· suasanapersatuan antara rakyat danpemimpinnya, antara golongan-

169

Page 4: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

eJurnal·Edisi Khusus Agustus '97

golongan rakyat satu sarna lain, segal. golongan. tersebutdiliputi oleh semangat gotong royong,sel1langat kekelua~n.Faham yang.demikian ini mengungkap.n konsep totalitas.Faham totalitas ini di setiap budaya, ...m~ngungkapkan dirimelalui cara yang khas, berbedadalam· bucaaya yang satu· daribudaya yang lain. mengakardi dalamsif~t.kodratimanusia.Sesungguhnya dimana-mana dapat ditemukankesadaran akankesatuan yangmenyeluruh, yang di dalamny:amanusia hidupdan bergerak, suatu kesadaran akanadanyasel."ba hubungan ,sehingga manusia merasa berada dalam. rumahnya sendiri,baik yang dialaminya secara sadar maupun·tidak.

Sartono (1990: 33-34) secara tegas> menunjukkanbetapa pentingnya fenomen kesatuan, karena fenomenkesatuan pada hakikatnya mencakup pula prosesintegrasi atauunifikasi sebagai faktor pembentuknya. Kesatuan dapatdipandang sebagai suatu sistem yang menunj'u.:k·· kepadaintegrasi fungsional, sedangkesatuan sebagai ·.prc.xiuk dariproses pertumbuhan mengandung proses ·integrasi historis.Dalam kasus kita· mengenai integrasi nasional,kit. dapatmemandangnya juga sebagai integrasi teleofungsional, .. olehkarena proses integrasi di sini diarahkan untuk ·memadukanberbagai unsur dengan tujuan menciptakan harmonisosialdalam masyarakat Indonesia sebagai faktor penopangkehidupan kita sebagai nasion.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang multi-etnik,multi-religi dan multi-kepulauan. Keanekaan itu merupakankodrat alami yang telah diterima begitu saja secara bulat olehbangsa Indonesia sebagai suatu realitas.Keanekaan sebagaiproblem intern tersebut masih ditambah dengan keanekaansebagai problem. ekstern. Kemajuan IPTEK, terutama teknologikomunikasi membuka sekat-sekat suatu bangsa

secara tra,nSlpaI~an ael~a.n

l\.o<~sn,aai menunjukkan ancamanyang eragobalisasi ini berupa· ketidaksiapan generasi muda kita dalam__.... U-'''l.IL L""", dengan tenaga asing, etoskerja kalangan generasi kitaPancasila Seri I, 1997).

Era keterbukaan itu di satu pihak berdampak pclsitif,dipihak lain berdampak negatif. Dampak positifnya adalah

170

Page 5: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

• Wawasan Kebangsaan Indonesia

perkembangan bangsa ke arah kemajuan nyata (berupa:pembangunan di segala bidang), karenaadanya arus informasidan komunikasimenjadikan hubungan antar bangsa menjadiintense Dampak negatifnya adalah pertemuanberbagai arusbudaya me~buat masyarakatmenerima berbagai informasi,sehingga manusia moderen menurut istilah Alwi Dahlan -­sebagaimana dikutip oleh Soeprapto (1995:11)-- dilanda olehkecemasan informasi. Informasi iniada yang sesuai ada pulayang tidak sesuai dengan pola budaya bangsa· yangbersangkutan. Ketidaksesuaian (discrepancy) ini dapatmenimbulkan kebingungan bahkan keterpecahbelahan dikalangan masyarakat.

Wawasan kebangsaanpun mengalami perkembangan-~sebagaimana yang disinyalir oleh John Naisbitt & PatriciaAbuderne, dalam .Megatrends 2000-- bahwasanya duniasekarang inimakin menjadi kosmopolitan dan salingmempengaruhisatu sarna lain. Gaya hidup bersama makinmenyatu,makin tampak bangkitnya kontra-trend yang kuat,yaitu trend yang menentang uniformitas, yakni suatukeinginnan untuk mempertahankan dan memperkuatkebudayaan dengan kekhasannya.Kalau Nasionalisme budayaditentang, maka iaakan bangkitkembali manakala datangkesempatan (Roeslan Abdulgani:1994).

Situasi di atas memperlihatkan betapa pentingnyapengkajian ulangatas makna kesatuandan persatuan, sehingganasionalisme tidak diberi interpretasi makna yang sempit,namun juga tidak dimasuki sembarang pengertian yang dapatmenghilangkan identitas bangsa itu sendiri.

Keanekaragaman Sebagai Kenyataan KonkretIstilah Keanekaragaman' setara

PluralityContemporary English (1987:792)plural, bentuk jamak atau majemuk. Istilah pluriformityterambil dari akar kata bahasa latin pluriformis, yang berarti,pelbagai, macam, warna-warni, bervariasi (Prent, dkk, 1969:650). Jadi ada kedekatanantara arti yang dikandung dalamistilah plurality dan pluriformity, keduanya mengacu padakeanekaan, kepelbagaian, keanekaragaman, kemajemukan

171

Page 6: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

.JurnalEd~iKhususAgusms '97

yang ditemukan dalam .realitas. Dagobert D. Runes (1979:221) menyatakan, bahwa pluralisme itu. suatupandangan.yangmengan&<Sap kenyataan itu terdiri· atas. lebih dari ·satukenyataan yang azali.. Paul Edwards (1971: 444) menyatakanbahwa Empedocles (490 - 430 SM) sebagai tokoh pluralismepertama, karena Empedocles mengajukan .ucapan yang jelastentang empat unsur, yakni api, udara, air dan tanah sebagaidasar yang paling pokok dari segala sesuatu. Keempat unsurtersebut tidak sarna dan tidak dapat dihancurkan.Segalasesuatu di alam iniberasal dan dihasilkan olehperpaduan danpemisahan dari keempat unsur tersebut. Bakkermenunjuktokoh-tokoh lain seperti: Demokritos, Malebranche,Leibnizsebagai penganut pluralisme. Demokritos (493...404 SM)mengan&<Sap seluruh kenyataan terdiri dari· unsur....unsur yangtidak terbagikan (atomos). Atom-atom itu .·begitu kecil,sehin&<Sa tidak dapat dilihat dengan jumlah ..·.·ya.ng tidakberhin&<sa. Malebranche (1638-1715) mengan&<sapsubstansi­substansi sernua terisolasikan satu sarna lain, tanpa dapatsaling betpengaruh baik yang spiritualmaupun ..•. material.Semuabersifat pasif. Namun pada penciptaan dunia, Tuhanmenyediakan sejumlah gerakyang ··dibagi-bagikan kepadasemua ·substansi.. Terjadinyagerak itu dalam substansi­substansi, memberikan kesempatan (occasio) bagiTuhan .agarbertindak terhadap substansi lainnya. Leibniz (1646-1716)menganggap bahwa kenyataan pada dasarnya terdiri .daripusat-pusatberdaya dan titik-titik kesadaran (monadisme;monas berarti pusat tertutup). Monade-monade itu tidakberkeluasan; tidak terbagikan, tidak dapat mati. Mereka tidaksaling berpengaruh, tetapi merupakan pusat tertutup dengan

berkembang (Bakker, 1992: 30-32). Kata monas...._ secara etimologis ...,""' ~'-lI'4; ...

~tt*-'1II"l'·rn satu 'nAf;',.o-~·t"hal~

bilangan. satu.kesepian (alone, lonely).

Ewing mengidentifikasi pandangan yang bercorakpluralistik. dan menghadapkannya dengan pandangan yangbercorak monistik. Isu antara determinisme danindeterminisme merupakan salah satu isu yang membedakanjuga antara jenis pandangan filsafati monistik dengan

172

Page 7: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

, • Wawasan Kebangsaan Indonesia

pluralistik. Tak ada definisi yang tepatyang dapatmenggambarkan' kedua pandangan filsafati . tersebut,perbedaan antara keduanya terletak pada tingkat keberadaanmateri; sehinggakita dapatmengatakanbahwa seorang monist

sangat menekankan pada unsur kesatauansedangkan 'seorang lebih

menekankan pada unsur yang beragam.. umumnyaseorang monist cenderung menekankan keseluruhan padaekses individual dan spontanitas; sedangkan seorang pluralistcenderung berpandangan sebaliknya (Ewing, 1962:',221) ..

NamunEwing pun menyadari bahwa perbedaandiantara kedua pandangan' itu tidakbersifat mutlak, melainkanhanya dapat diidentifikasi ciri-ciri yang melekat pada keduapandangan tersebut.. Pluralisme ini pada umumnyadianut olehempirisisme, realisme dan pragmatisme, karena senantiasamemberikan tekanan pada' sifat dasar yang bermacam-macamdari pengalaman. Pluralisme, memiliki keunggulan dalam hal­hal yang bersifat praktis-pragmatis, dekat ,dengan problemkonkret, karena memang diangkat dari pengalaman konkret.Pluralisme lebih menekankan pada perbedaan-perbedaandaripada kesamaan-kesamaan. Seorang penganut pluraliscenderung menjadiseorang indeterminis.. Seorang penganutpluralis menganggap bahwa alam ini terbentuk dari sejumlahentitas, yang tidak saling berhubungan (disconnected) dantidak terikat satu sarna'lain, sehingga rnasing-masing entitas itudipandang eksis (Ewing, 1962: 221) ..

Keanekaan sebagai kenyataan konkret bangsa.lLAIl.,"""'~J1.IIL_VJLlIo4 terlihat dalam berbagai dimensi seperti: geografis,budaya (bahasa, adat istiadat, kesenian, agama).. Kondisi

dan etnis daripada250 bahasa yang berbeda satu sarna lain (Eka Dharmaputera,

menengarai keanekaan bangsa Indonesiadiwarnai pluralisme kultur etnis dengan 18

lingkungan adat, bahasa daerah, keanekaragaman. s!stemkekerabatan, gaya arsitektur, pertunjukan rakyat tradl~lonal,kesemuanya' adalah produk dari kegiatan ethis, esthetts danideasional seperti yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa

173

Page 8: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

• Jurnal Edisi Khusus ·97

Indonesia. Baik nilai-nilai kultural maupun lembaga-lembagasosial telah terbentuk dalam kehidupan sosio-historis bangsa dimasa lampau (1990: 35).

Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakatmajemuk, dengan latar bel.akang berbagai kebudayaan daerah,yang terikat dalam sebuah kesatuan berdasarkan BhinnekaTunggal Ika. Makna Bhinneka Tunggal Ika yaitu, meskipunbangsa dan negara Indonesia itu terdiri dari beranekaragamsuku bangsa dengan adat istiadat, kebudayaandan agama yangbermacam-macam, serta beranekaragam kepulauan wilayahnegara Indonesia, namun keseluruhannya itu merupakan suatukesatuan yaitu, bangsa dan negara Indonesia.

Keanekaragaman budaya adalah salah satuciri yangpaling menonjol dalam kehidupan bangsa Indonesia.. Proseskehidupan berbangsa dan bernegara itu, secara alamiahmenjadikanunsur-unsur kebudayaan daerah menyatu kedalam kebudayaan .nasional. Proses alamiah ini berartibahwaproses penyatuan unsur-unsur kebudayaan daerah berjalansecara wajar, tanpa campur tangan dan paksaan. Sebuahproses seleksi alamiah, menjadikan unsur-unsur kebudayaandaerah mencerminkan cita-cita dan kehendak masyarakatIndonesia secarade facto, menjadi unsur kebudayaannasional(Jujun S, 1987: 47).

Kendatipun keanekaanmerupakan kenyataan konkretyang tak terbantahkan, namun kesadaran manusiamenuntut~uatu yang lain. Tuntutan akan sesuatu yang lain itu sangattergantung pada tantangan yang dihadapi oleh manusia itusendiri. Semangat persatuan dan kesatuan tidaklah muncul

secara melainkan melalui panjangperjalanan sejarah. Rasa persatuan yang tumbuh di kalangan

yang diPerhimpunan Indonesia, termasuk salah satu contoh kecil,mana rasa senasib-sepenanggungan dapat menjadi talipengikat yang kuat ·ke arah persatuan (Ingleson, 1993: 5).Soerjanto (1994: menegaskan, bahwa setiap negara ataubangsa menunjukkan sikap yang berbeda-beda. Kesemuanyatergantung pada local genius yang merekapupuk danketahanan bangsa yang mereka bangun, untuk menghadapi

174

Page 9: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

, -. Wawasan Kebangsaan Indonesia

segala tantangansecara bijaksana. Demikian pula halnyadengan semangatpersatuan dan kesatuandalamdiri bangsaIndonesia,· walaupun kemunculan padi.awalnya digerakkanoleh sekelompokkecil pemuda. yang bernaung dibawahorganisasi pergerakan, namun mampu membakar apisemangat nasionalisme yang secara kodratilubuk hati setiap insane

Driyarkara (tt: 17) menjelaskanbahwa tanah airsebagai .prinsip adaku merupakan titik tolak bagi timbulnyarasa kebangsaan. Kebangsaan adalah suatu cara dari ada­bersama (Mitsein). Ada-bersama berartiupaya membangunkelompok atas dasar berbagai faldor seperti: macam-macamkejadian dalam sejarah,aksi danreaksi bersama yang terus­menerus terhadap· penjajahan bangsa asing, nasib bersama,dan lain-lain. Bangsa adalah kesatuan ·kulturil, kesatuanekonomis, kesatuan geografis, kesatuan sejarah.Kehidupanbernegara berarti mengembangkan semua kesatuan tersebut.

Daoed Joesoef (1987: 18-20) ·menganalisis rasakebangsaan itu dengan bertitik tolak dari pembagian tiga jenistanah air. Pertama tanah air real, yaitu bumi tempat orangdilahir dan dibesarkan, bersuka dan berduka, yang dialamisecara fisik dalam kehidupan sehari-hari.Kedua tanah airformal, yaitu negarabangsa (nation state) yang berundang­undang dasar, tempat kita berkedudukan sebagaiwargane$aranya. Ketiga, tanah air mental, yaitu tidak bersifatteritorial, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, namun lebihberupa imajinasi yang dibentuk dan dibina oleh ideologi atauseperangkat gagasan vital, hal mana terpenuhidalamPancasila. Ikrar Soempah Pemoeda· 28 Oktober 1928, menurut

II~~''''. merupakan pilihan kesatuan wilayah (bertanah(berbangsa satu), kesatuan budaya

(menjunjung·bahasa persatuan).lkrar yang serba menyatu ini,selain untuk mengimbangi dampak negatif dari keadaan alamiyang serba majemuk dari tanah air real, sekaligus merupakanbenih perwujudan tanah air formal dan tanah air mental.·Keadaan ideal bagi bangsa Indonesia adalah penyatuan ketigajenis tanah air tersebut dalam rangka mengembangkansemangat kebangsaan.

175

Page 10: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

• Jurnal Edisi Khusus Agustus '97

Beberapa Ancaman Terhadap NasionalismeSebagaimana yang telah ditengarai didalam Pengantar

bahwa rasa Kebangsaan Indonesia dewasa·•.·ini menghadapitantangan yang cukup kuat.. Tantangan itu·secara umumdapatdiklasifikasikan ke dalam dua bagian besar,yaitu tantangandari luar dan tantang~n dari dalam.. Tantangan ·dari luarterutama didorong oleh era keterbuwn ....• yang· menjadikanbangsa Indonesia ibarat makan buah sirnalakama, tidakmengikuti perkembangan berarti menghambat kemajuanbangsa, hendakmengikuti perkembangan namuflsum'ber dayamanusianya belurn siap. untuk bersaing dengan> bangsa lain.Pengaruh politik, budaya, ekonomi dari>luar terhadapkehidupan bangsa Indonesia sudah .tak •• terbendung lagi..Penetrasi itu ibarat .virus yang masuk ke .berbagai pembuluhdarah, siap menyerang organ tubuh yang paling vital,manakala bangsa Indonesia tidak memiliki. dayatangkal yangtangguh.

Pengaruh politiktampak jelas dariarogansi negaraadikuasa seperti Amerika yang selalu mengatasanamakanHAM(Hak-hak Asasi Manusia) ketika menjalin hubungandiplomatik 'dengan negara-negara yang sedal1g ·berkembang,termasuk Indonesia.. Pembelian pesawat terbang saja --yangbertendensi ekonomis-- dapat dibatalkanmanakalakonsumen(bangsa Indonesia). iOOk mampu menunjukkan· itikadbaikpolitiknya (political will)· kepadanegara .produsen .(Amerika)dalam persoalan HAM.. Namun di pihak lain negara-negaraberkembang--termasuk Indonesia-- .acapkali·menolak konsepuniversalisme HAM dengan ·alasan tiOOk· sesuai dengan budayasetempat. ". Di sini timbul problem dikotomis antara

budaya relativisme budaya.. Konsepuniversalisme budaya lebih didasarkanpada keadaan ·alamiah

yang pada· semua manusia dunia,sedangkan relativismebudaya lebih melihat pada caraoperasionalisasi konsep HAM setelah disesuaikan denganbudayasetempat (Tommy Awuy, 1997: 8)..

Pengaruh ekonomi terlihat pada J'eran investor asingdalam penanaman modalnya Indonesia. Berbagaidaya alam (natural resources) di Indonesia diolah secaraoptimal dengan menyertakanpara investor asing, sehingga

176

Page 11: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

------ --0...------__° _W;_aw_a_s_an_~_e_b_an.......g_sa_a_n_In_d_on_e_SI_·a

. sesuatu yang yangbaglan yang saling berhubungan. Arti Ketiga yaitu, menunjukpada bilangan satu.

. Paham filsafat yang menekankan pada kesatuan~lnamakan Monisme. Monisme dalam sejarah perkembanganftlsaf~t.Barat, mengandung dua pengertian yakni penge~anmetaf~s~k dan epistemologik. Monisme dalam pengertlanmetafislk artinyapandangan yang menganggap hanya ada satu

kekaYaan amm bangsa Indonesia banyak yang terangkut keluar .~egeri. Pengusaha-pengusaha Indonesia sendiri belummemlhkl daya saing tinggi terhadap investor asing, sehinggaketergantungan pada investor asing belum teratasi.

banyak masuk melalui jalurseperti: radio, televisi, koran, majalah, internet, dan

berbagai mass media lainnya. Penyaringannya jauh lebih sulit,karen~ tnasyarakat Indonesia sendiri memiliki ketergantunganyang tlllggi terhadap berbagai informasi.

Tantangan dari dalam nyaris timbul sebagai efektantangal1 dari luar. Sebagian kecilmasyarakat .--terutamakalangan intelektual-- memiliki kekayaan informasi yangmempunyai (access) pengaruh cukup kuat di masyarakat luas.Penyebaran informasi yang beranekaragam menimbulkankegarna~gan dalam masyarakat, sehingga mereka mudahterpanClng pada isu-isu keeil sekali pun. Situasidan kondisiyang ada semakin mendukung pecahnya kerusuhan, yakni:pengan&guran, penghasilanyang keeil, kesewenang-­wenangan pengusaha terhadap karyawan,ketidakadilanhukurn, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu merupakanakumulasi persoalan yang mengandung sensitivitas daya ledakkemarahan yang tinggi, berupa amuk massa.

. Inilah kenyataan yang harus mendapat perhatian. besarbagl.bangsa Indonesia, terutama para penentu kebijakan dalammenJaga semangat kebangsaan Indonesia.

Kesatuan Sebagai Kekuatan Bangsa IndonesiaPengertian (Unity) dalam Longman

Conternt:>orary English (1 987: 1155) mengacu pada tiga artieyaitu

177

Page 12: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

eJurnalEdisi Khusus Agustus '97

kenyataan fundamental .dalam realitas. Monisme dalampengertian epistemologik adalahpandangan yang menganggapbahwaobjek dan ide yang· riel (persepsi atau konsepsi)hanyaada dalam relasi contohnya: New Realisme(Runes, 1979:201).

Monisme· ini dip.nut oleh idealisme, ·materialisme,rasionalisme, vitalisme dan psiko-monisme, yang memberikantekanan pada.sifat dasar yang satu, yang mendasari substansiatau kenyataan. Monisme memiliki keistimewaandalam halabstraksi dan daya .pengikat dan perekat (kohesi) untukmenyatukanbagian-bagian yang saling terpisah, menjadi suatukesatuan dengan menemukan titik-titik kesamaan. Mon.ismelebihmenaruh perhatian pada aspek kesamaandaripadaaspekperbedaan.. Seorang penganut monis .berkecenderu11.ganmenjadi seorang determinis, karena ia akan cenderungmenekankan segalanyadengan mengorbankan sikapindividual, seperti: spontanitas (Ewing, 1962: 221).

Plato ·melihat bahwa kesatuan dan keanekaragamanterpisah .. menjadi dua dunia, yakni dunia ide dan·duniabayang-bayang. Dunia real dengan kejamakan ataukeanekaragaman hanya merupakan dunia bayangan,sedangkan yang benar-benar ada dan·menjaminkesatuanialahdunia ide. Dunia ide itu tersusun secara hirarkhisdi ·bawahpimpinan ideutama, yaitu, ide kebaikan. Idea kebaikansebagaiide .tertinggimerupakankesadaran tertinggi manusia,termasuk bangsa Indonesia yang. beranekaragamurtmkmencapai titik· keseimbangan atau titik ideal, yakni kesatuandan persatu~n bangsa.

Masyarakat Indonesiamajemuk,dengan latar ~.lIQ.A(JUL~

terikat

""'·AO"O 1"'0 Indonesia.sebagai salah satu

palingmenonjol .dalam kehidupan bangsa Indonesia. Proses

178

Page 13: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

• Wawasan Kebangsaan Indonesia

kehidupan berbangsa dan bernegara itu, secara alamiahmenjadikan unsur-unsur kebudayaandaerah menyatu kedalam· kebudayaan nasion8:L Proses alamiah ini berarti bahwaproses penyatuan unsur-unsur kebudayaan daerah berjalansecara wajar, tanpa campur tangan dan paksaan.Sebuahproses seleksi. alamiah, menjadikan unsur-unsur kebudayaandaerah mencerminkan cita-cita dan kehendak masyarakatIndonesia secara de facto,menjadiunsur kebudayaan ,nasional(Jujun 5, 1987: 47).

Kendatipun keanekaan merupakan kenyataan konkretyang tak terbantahkan,namun kesadaranmanusia menuntutsesuatu yang .lain. Tuntutanakan· sesuatu yang lain itu sangattergantungpada tantangan yang dihadapi olehmanusia itusendiri. Semangat persatuan dankesatuan tidaklah munculbegitu saja secara spontan, melainkan melalui proses panjangperjalanan sejarah.Rasa persatuan yang tumbuh· di kalanganpara mahasiswa yang berada dibawah panji organisasiPerhimpunan Indonesia, termasuk salah satu contohkecil, dimana rasa senasib-sepenanggungan dapat menjadi talipengikat yang kuat ke arah persatuan (Ingleson, 1993: 5).5oerjanto (1994:22) menegaskan, bahwa setiap negara ataubangsa menunjukkan sikap yang berbeda-beda. l\esemuanyatergantung pada local genius yang mereka ·pupukdanketahananbangsa yang mereka bangun, untukmenghadapisegala tantangan seca~abijaksana. Demikianpula halnyadengan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri .bangsaIndonesia,walaupun kemunculan pada awalnya digerakkanoleh sekelompok kecil pemuda yang bernaung di bawahorganisasi pergerakan, namun· mampu membakarapisemangat nasionalisme yang secara kodratiberada dalam

setiap insaneNasionalisme merupakan

kesatuan dan persatuan bangsa. Keanekaragaman etnis,agama ditampung. dalam semangat kebersamaan,

yakni nasionalisme. Sartono Kartodirdjo (1994: 16)menunjukkan beberapa prinsip nasionalisme, yaitu :

(1) Kesatuan (Unity), dalam arti kesatuan Inldinyatakansebagai Conditio sine qua non, syarat yang takdapat ditolak bagi perjuangan kemerdekaan dan kemudian

179

Page 14: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

• JurnalEdisi Khusus Agustus '97

sebagai kondisi eksistensibangsa Indonesia. Salah satu carauntuk mempertahankan kesatuan itu ialah, diperlukannyasuatu bentuk solidaritas yang mampu mentransendensi

masyarakatataumemiliki . kebebasan untuk mengemukakan

pendapat terciptanya iklim demokrasi yang kondusif..(3) Kesamaan (Equity), dalam arti· kesamaanhak dan

kewajiban serta kesamaan memperoleh kesempatan seperti:pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.. Kesamaan yang demikianitu mengandaikan adanya peluang .bagi setiap warganegarauntuk mengembangkan kemampuannya masing-masing.

(4) Kepribadian (Personality), dalam arti· setiap bangsadengan pengalamannya bereksistensi sudah selazimnyamengembangkan karakteristik tertentu, sehingga ada yangdisebut dengan istilah "kepribadian bangsa" (nationalcharacter), artinya seperangkat eiri yang telah melekat padasuatu bangsa, sehingga dapat membedakannya dengan bangsalain.

(5) Prestasi (Performance) ,dalam arti nilai atau kualitasyang diperlihatkan dalam suatu tindakan, sehinggamenimbulkan kekaguman pada bangsa lain.

Para pendiri negara melihatpluralisme dalam halp~ham, agama, suku, ras yang mendiami Nusantara yang luasini,maka mereka menyadari perlunya suatu bahan semenperekat untuk menunjangberdirinya dan berkelanjutannyanegara kebangsaan dan persatuanyang berkedaulatan rakyatitu. Bahan p'erekat itu adalah Pancasila.

180

Page 15: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

•. Wawasan Kebangsaan Indonesia

hanya memikirkan Gemeinschaftnya dan perasaan orangnya,L'ame et Ie desir. Mereka hanya mengingatkarakter, tidak

tempat atau bumi yang didiami manusia itu.konsep menganggap

ataukonsep bangsa

Jadi ada tiga faktor penting yang dimiliki oleh bangsaIndonesia untuk membina persatuan bangsa, yaitu: (a)kehendak akan bersatu, (b) ·persatuan perangai karenapersamaannasib, (c) kesamaan geografis.

Nasionalisme Indonesia dalam perspektif Pancasilamenghilangkan penonjolan kesukuan, keturunan ataupunperbedaan warna kulit. Sebab rasa kebangsaan itu dibuhul talipersaudaraan yang kuat, adanya rasa· senasib sepenanggungan,yang timbul karena proses alami pada era penjajahan. Namunpaham kebangsaan yang dianjurkan J,Jendiri negara bukankebangsaan yang menyendiri (Chauvinisme), yaitu suatupaham yang menganggaphanya bangsanya yang paling muliadan tertinggi di atas dunia, Sedang bangsa-bangsa .1ain tidakada harganya (Yamin, 1959: 73).

Koento Wibisono (1987: 38) menegaskan bahwaperumusan formal sila-sila Pancasila,pada hakikatnyamerupakan suatu sistimatisasi pandangan hidup bangsaIndonesia akankeyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa,kepada siapa kita semua bertaqwa; keyakinan bahwa kitasebagai mahluk ciptaanNya dikaruniai harkat dan martabatyang sarna; keyakinan bahwa dalam penghayatan hidup. kita

unsur-unsur yang khas, yang melahirkanketerikatan sebagai satu kelompok (yaitu bangsa); keyakinan

memang menjadi haknya.Hardono Hadi 994: 88) melihat bahwa kunci

oernatlanlan ke kesatuan terletak pada Bhinneka TunggalIka. "Bhinneka Tunggal Ika" dimaksudkan sebagai semboyanatau pernyataan jiwa dan semangat bangsa Indonesia yangmenjunjung tinggi kesatuan, meskipunnegara dan bangsaIndonesia terdiri.dari keanekaragaman yangbegitu kompleks.

181

Page 16: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

-Jumal Edisi KhususAgustus '97

Bhinneka Tunggal Ika mengungkapkan kerinduan akankesatuan dari kepelbagaian dandapat ··diidentifikasi di dalampandangan dunia yang bersifat totalistis, dualistis danhierarkhisEka Dharmaputera, 180...82).

Pandangan dunia ~yang bersifat totalistis artinya, semuaunsur dalam semesta ini saling berhubungan satu sarna lain,dan kesemuanya bermuara pada Allah yang merupakan asaldan tujuan dari segala sesuatu. Pandangan dunia·yang bersifatdualistisartinya, penekanan paclaprinsip keseimbangan antarakutub-kutub paradoksal (misalnya: kutub kesatuan dengankutub kemajemukan). Pandangan dunia yang bersifathierarkhis, menunjuk kepada pengaturan semestamenurutpembagian tempat yang tepat, sehingga menimbulkan suatusistem kesatuan, di mana masing-masing unsurnyamempunyai peranan yang tidak dapat. diabaikan dalamkonstelasi keseluruhan (Hardono Hadi,··1994:·95-96).

Pranarka (1985:721) menegaskan bahwa prinsipkesatuan dan persatuan bangsa Indonesia yang termaktubdalam Bhinneka Tunggal Ikamengacu pada ideologikebangsaan. Ideologikebangsaan. pada hakikatnya·adalah eita­citapersatuan dan kesatuan kebangsaan yang tidak didasarkankepada konotasi etnis, rasial, daerah, status sosial, kekuatanekonomi, a8ama, ataupun .kepercayaan, namun dari .lain pihakjuga bukan persatuan-kesatuan yang bermaksud mematikankenyataan etnis, rasial, daerah, mematikan agama-agamaataupun kepercayaan.· Ideologi kebangsaan kita iturnelihatadanya interelasi dari kenyataan yang divergen dan majemuk,dan karena·· itu ditumbuhkanlah titik temu yang menyatukan

taman __ .J&.lL~«A. ..

yang beranekawarna.. (Dharmaputera, 1992: 44-45). Taman"""""404A.'-"".A.1. wadah untuk·menampung keanekawarnaan

bunga-bunga, .sebagaimana halnya negara kebangsaan yang

namunkesatuan .merupakan sebuah proses yang terlihat jelas dalam

bangsa Indonesia. Eka Dharmaputera&......""'............,I&_"'...Ii._"'£~.A.1l 1Irtl.:lt.n ..... 'l"'lft_ ba]n.~~~ Indonesia

182

Page 17: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

• Wawasan Kebangsaan Indonesia

menampung berbagai budaya daerah yang berkembangsedemikianrupa, sehinggamembenhik kebudayaan nasional.

wawasan kebangsaan Indonesia secara

merasawarganegara Indonesia yangberlaku. Namun kitaketiga, yakni tanahairmental, yang berupa yangdibentuk oleh niIai-nilai ideologi. Sebab tanah air mental inilahsesungguhnya yang menjadikan kita mampu mengatasi segalaperbedaan (etnik, agama, antar golongan). Penyatuan ketigajenis tanah air ~dalam rangka mengembangkan semangat

perbedaan-perbedaan yang belakangan dipakaidalih bagi .timbulnya konflik dalam kehidupan masyarakat.Namunakar permasalahan yang· menimbulkan konflik itusesungguhnya .tidak semata-mata berangkat dari perbedaanyang bersifat alamiah seperti perbedaan etnis ataupunperbedaan budaya seperti bahasa, adat istiadat, dan lain-lain; ·melainkan lebih didasarkan pada perbedaanvisi masyarakatdengan penguasa tentang masalah keadilan, kesejahteraan,politik, dan lain-lain. Perbedaan yang belakangan ini akansemakin meningkat frekuensinya pada abad mendatang,karena masyarakat semakin tercerdaskan oleh berbagaiinformasi yang mereka peroleh, sehingga masyarakatmempunyai pembanding yang lebihbaikdaripada sebelumnya.Oleh karena itu pemerintah harns mampu menangkap aspirasirakyat dan lebih peka terhadap suara-suara rakyat --bukandalam arti formal dalam bentuk kelembagaan-- melainkanmemahami fenomena kehidupan masyarakat secara .langsung.Pekerjaan rumah terbesar dari pemerintah adalah pembukaanlapangan pekerjaan, sehingga masyarakat ·dapat hidup secaralayak.

Pandangan Daoed Joesoef tentang tiga konsep tanah airtanah

menunjukkan bahwa selama ini kita barn dua

183

Page 18: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

~Jumal Edisi Khusus Agustus '97

kebangsaan merupakan tuntutan yang penting dalammenyongsong abad XXI agar bangsa Indonesia tidak mudahterpecah ke dalam serpihan kesukuan, keagamaan ataugolongan..

DAFTAR PUSTAKA

Ayatrohaedi (editor).,1986, Kepribadian Budaya Bangsa(Local.Genius), Pustaka Jaya, Jakarta.

Bakker, A., 1995, Kosmologi & Ekologi: Filsafat TentangKosmosSebagai Rumahtangga Manusia, Kanisius,Yogyakarta.

Daoed Joesoef., 1987, "Pancasila, Kebudayaan, dan IlmuPengetahuan", dalam Pancasila Sebagai Orienta-siPengembangan Ilmu, Editor: Soeroso H. Prawirohardjo,dkk, .Kedaulatan Rakyat,Yogyakarta.

Driyarkara!, tt, Pancasila· Dan Religi, tanpa penerbit.Eka-Dharmaputera,1992, Pancasila Identitas dan Modernitas,

BPK Gunung Mulia, Jakarta.Ewing, A.C., i 962, The Fundamental Questions of Philosophy,

Collier Books, New York.Hardono Hadi, 1994, Hakikat &. Muatan Filsafat Pancasila,

Kanisius, Yogyakarta.Haryati Soebadio,' 1992, Budaya Lampausebagai Pijakan

Orientasi Budaya Masa Depan, Departemen Sosial,Yogyakarta.

Ingleson, J., "1993, Perhimpunan Indonesia dan PergerakanKebangsaan, Penerjemah: Nina Bakdisoemanto, PustakaUtama'Grafiti, Jakarta.S 1

___'I(,4".L4,4 Terpadu", dalam MasalahSosial Budaya Tahun2000, Cetakan ·Kedua, Tiara Wacana, Yogyakarta.

Koentjaraningrat, 1975, Kebudayaan MentalitetPembangunan, cetakan kedua, Gramedia, Jakarta..

1.993, Manusia KebudayaanIndonesia, Cetakan Keempatbelas, Penerbit Djambatan,Jakarta.

184

Page 19: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

• Wawasan Kebangsaan Indonesia

Koentjaraningrat, 1985, "Persepsi Tentang KebudayaanNasional", dalam Alfian (00), Persepsi MasyarakatTentang Kebudayaan, Gramedia, Jakarta.

Koento Wibisono, 1985, Ilmu Filsafatdalam PembangunanNasional; Suatu Tinjauan dariSudut Tradisi Pemikiran Barat, Pidato PengukuhanJabatanGuru Besar pada Fakultas Filsafat UniversitasGadjahMada, Yogyakarta.

Koesnadi Hardjasumantri, Jurnal Pusat Studi Pancasila, seri. Itahun 1997, Diterbitkan oleh PSP Universitas GadjahMada, Yogyakarta.

Notonagoro, 1987, PancasilaSecara Ilmiah Populer, CetakanKetujuh, Bina Aksara, Jakarta.

Poerwadarminta, WJS., 1985, Kamus Umum BahasaIndonesia, Balai Pustaka, Jakarta

Pranarka, A.M.W., 1985, Sejarah Pemikiran TentangPancasila, CSIS, Jakarta.

Pranarka,A.M.W., 1985, "Kesinambungan, Penataan, danIdeologi",dalam Analisa, tahun 1985-9, CSIS,Jakarta.

Prent, dkk, 1969, Kamus Latin-Indonesia, l<anisius,Yogyakarta.

Quirk, R., 1987, Longman Dictionary of ContemlJOraryEnglish, Second Edition, Longman Group UK Limited,England.

Runes, D., 1979, Dictionary of Philosophy, Littlefield Adams &Co, Totowa, New Jersey.

Sartono Kartcxiirdjo, 1994, Nasionalisme, Kesadaran danKebudayaan Nasional, Aditya Media,

__....., ...... .a..."....w"~..... "' 1995, "P-4 v""' .....U."""'~i.Al.A Lli..A!.".4.a......~~Jl

Dalam Hidup

Dalam PerpektifGramedia, Jakarta.

Soerjanto Poespowardojo, 1995, Integralistik danPandangan Baruch De Spinoza, Adam Muller danFriedrich Hegel", dalam Cita Negara PersatuanIndonesia, disunting oleh: Soeprapto-Saafroedin Bahar­Ismail Arianto, BP-7 fusat, Jakarta.

185

Page 20: ReaktuaJJisasi Nasionaiisme- daiam

• Jurnal Edisi Khusus Agustus '97

Toety Heraty Noerhadi, 199211mu. Pengetahuan DalamKonteks TradisiModernisme··dan Pascamodernisme,Pidato Ilmiah pada Dies NatalisUniversitas IndonesiaXLIII, Jakarta.

Tommy Awuy., 1 UTentang Diskursus HAM YangBerubah", Jurnal DinamikaHAM, VoL I,Mei-Oktober 1997~Pusat StudiHak Asasi ManusiaUniversitas Surabaya Bekerja Sarna Dengan GramediaPustaka Utama, Surabaya.

186