161
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : PRATIWI ANJAR SARI I0208070 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG

DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT

SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai

Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

PRATIWI ANJAR SARI

I0208070

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG

Dengan Penerapan Arsitektur Waterfront

PENYUSUN : PRATIWI ANJAR SARI NIM : I 0208070 JURUSAN : ARSITEKTUR TAHUN : 2012

Surakarta, Oktober 2012

Menyetujui,

Pembimbing I Tugas Akhir

Dr.Titis Srimuda.P.,ST, M.Trop.Arch NIP. 19680609 199402 1 001

Pembimbing II Tugas Akhir

Ir. Widi Suroto, MT NIP. 19560905 198601 1 001

Mengesahkan,

KetuaJurusanArsitektur FakultasTeknik UNS

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. NIP. 19620610 199103 1 001

Ketua Program StudiArsitektur FakultasTeknik UNS

Kahar Sunoko, ST, MT. NIP. 19690320 199503 1 002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan limpahan rahmat, hidayat dan ridhoNya sehingga penulis

dapat menyelesaikan konsep Tugas Akhir dengan judul Redesain Taman Budaya

Kota Padang dengan Penerapan Arsitektur Waterfront ini dengan baik dan lancar.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh

gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan konsep ini, penulis memperoleh banyak sekali hal-hal baru,

baik berupa pengetahuan maupun pengalaman melalui arahan, bimbingan kritik

dan petunjuk dari berbagai pihak yang telah membantu baik moril maupun

materiil. Semua itu sangat bermanfaat bagi penulis, terutama dukungan berupa

dorongan secara moral sehingga konsep ini bisa terselesaikan setelah mengalami

banyak rintangan dan hambatan. Atas semua dukungan selama proses penyusunan

konsep ini, kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Allah SWT, atas semua rahmat, hidayah, dan ridhoNya.

2. Dr.Ir. Mohamad Muqoffa, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas

Teknik UNS.

3. Kahar Sunoko, MT Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

UNS

4. Ir. Samsudi, MT. selaku pembimbing akademis atas bimbingan dan

support yang telah diberikan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

iii

5. Dr.Ir.Titis S. Pitana,M.Archtrop, selaku pembimbing tugas akhir, atas

bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.

6. Ir.Widi Suroto,MT, selaku pembimbing tugas akhir, atas bimbingan dan

ilmu yang telah diberikan.

7. Ir.Dwi Hedi, MT dan Tri Yuni Iswati selaku penguji Tugas Akhir atas

masukan dan saran yang telah diberikan.

8. Seluruh civitas akademika Fakultas Teknik UNS

9. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuan serta

dukungannya dalam menyelesikan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan konsep ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran tentang konsep ini akan

Penulis terima dengan terbuka. Akhir kata, semoga konsep ini dapat memberikan

manfaat bagi Penulis pribadi dan kita semua, Amin.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................. iv

DAFTAR ISI....................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xiv

ABSTRAK .......................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Judul .......................................................................................... 1

1.2. Latar Belakang ............................................................................................ 3

1.3. Permasalahan ............................................................................................... 5

1.4. Persoalan ...................................................................................................... 6

1.5. Tujuan dan Sasaran ..................................................................................... 6

1.6. Teknik Pengumpulan Data

1.6.1. Studi Observasi dan Survei...................................................................... 7

1.6.2. Studi Literatur .......................................................................................... 7

1.6.3. Wawancara ............................................................................................... 8

1.6.4. Dokumentasi ............................................................................................. 8

1.6.5. Studi Komparasi ....................................................................................... 8

1.7. Metode Pendekatan Konsep Perancangan ................................................. 8

1.8. Tahap Perumusan Konsep Perencanaan dan Perancangan ....................... 9

1.9. Lingkup dan Batasan Pembahasan

I.9.1. Lingkup Pembahasan............................................................................... 9

I.9.2. Batasan Pembahasan................................................................................ 10

I.10. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tentang Redesain ........................................................................................ 11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

vii

2.2. Evaluasi Terhadap Kondisi Eksisting Bangunan ...................................... 11

2.3. Tinjauan Seni ............................................................................................... 14

2.3.1. Batasan Pengertian Seni ......................................................................... 14

2.3.2. Perkembangan Seni di Indonesia ............................................................ 15

2.3.3. Jenis–Jenis Seni ........................................................................................ 17

2.3.4. Tinjauan Pelatihan Seni (sanggar) .......................................................... 22

2.3.5. Tinjauan Pergelaran Seni ......................................................................... 23

2.4. Tinjauan Waterfront .................................................................................... 25

2.4.1. Waterfront di Indonesia ........................................................................... 31

BAB III TINJAUAN LOKASI

3.1. Gambaran Umum Kota Padang................................................................ 33

3.1.1. Potensi Pariwisata Kota Padang .............................................................. 37

3.1.2. Arsitektur Tradisional Minangkabau ...................................................... 39

3.2. Tinjauan Seni Kota Padang ....................................................................... 43

3.3. Lokasi Taman Budaya Kota Padang ......................................................... 45

3.4. Gambaran Umum Taman Budaya Kota Padang ....................................... 46

3.5. Gambaran Umum Kawasan Pantai Padang ............................................... 49

BAB IV TAMAN BUDAYA YANG DIRENCANAKAN

4.1. Karakter Khusus Taman Budaya Kota Padang ......................................... 51

4.2. Status dan Tugas Kelembagaan Taman Budaya Kota Padang ................. 55

4.3. Kegiatan yang diwadahi.............................................................................. 56

4.4. Strategi Redasain ......................................................................................... 58

4.6. Bangunan Yang Direncanakan ................................................................... 59

4.6.1. Penerapan Arsitektur Waterfront Dalam Redasain Taman

Budaya Kota Padang ............................................................................... 59

4.6.2. Rencana Fisik Bangunan Pada Kawasan Taman Budaya

Kota Padang.............................................................................................. 59

BAB V ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

viii

5.1. Makro ........................................................................................................... 65

5.1.1. Identitfikasi Lokasi Site .......................................................................... 65

5.1.2. Analisa Pencapaian Site ........................................................................... 66

5.1.3. Analisa Iklim ............................................................................................ 70

5.1.4. Analisa View Lingkungan ....................................................................... 73

5.1.5. Analisa Noise (kebisingan) ..................................................................... 75

5.1.6. Analisa Tata Landscape ........................................................................... 75

5.1.7. Analisa Tampilan Bangunan .................................................................. 77

5.1.8. Analisa Material Bangunan ..................................................................... 77

5.1.9. Analisa Pencahayaan ............................................................................... 81

5.1.10. Analisa Penghawaan .............................................................................. 83

5.2. Mikro ............................................................................................................ 84

5.2.1. Analisa Zonifikasi Ruang ........................................................................ 84

5.2.2. Analisa Kebutuhan Ruang ....................................................................... 84

5.2.3. Analisa Pola Kegiatan .............................................................................. 89

5.2.4. Analisa Besaran Ruang ............................................................................ 96

5.2.5. Analisa Pola Hubungan Ruang ............................................................... 110

5.2.6. Analisa Pola Sirkulasi Bangunan ............................................................ 117

5.2.7. Analisa Pemilihan Struktur Pada Taman Budaya .................................. 122

5.2.8. Utilitas Bangunan dan Energi Alternatif Dalam Aplikasinya .............. 125

5.2.9. Sistem Kelistrikan .................................................................................... 132

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN REDESAIN TAMAN

BUDAYA KOTA PADANG

6.1. Konsep Makro ............................................................................................. 134

6.1.1. Identitas Site ............................................................................................. 134

6.1.2. Pencapaian ................................................................................................ 134

6.1.3.Sistem Sirkulasi ......................................................................................... 135

6.1.4. Iklim .......................................................................................................... 136

6.1.5. View .......................................................................................................... 137

6.1.6. Noise (Kebisingan) ................................................................................. 138

6.1.7. Zonifikasi Site .......................................................................................... 138

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

ix

6.1.8. Tata Landscape ......................................................................................... 139

6.1.9. Sirkulasi Vertikal ..................................................................................... 139

6.1.10. Tampilan Bangunan ............................................................................... 140

6.1.11. Material Bangunan ................................................................................. 141

6.1.12. Pencahayaan ........................................................................................... 142

6.1.13. Penghawaan ............................................................................................ 143

6.2. Konsep Mikro .............................................................................................. 143

6.2.1. Zonifikasi Ruang ...................................................................................... 143

6.2.2. Kebutuhan Ruang ..................................................................................... 143

6.2.3. Struktur pada Taman Budaya .................................................................. 149

6.2.4. energi Alternatif dalam Aplikasinya ....................................................... 149

6.2.5. Sistem air Bersih ...................................................................................... 150

6.2.6. Sistem Sanitasi ......................................................................................... 150

6.2.7. Sistem Pembuangan sampah ................................................................... 151

6.2.8. Sistem Keamanan Terhadap Bahaya Kebakaran ................................... 151

6.2.9. Sistem Kelistrikan .................................................................................... 152

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 153

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

xvi

REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT

PRATIWI ANJAR SARI

I0208070

PEMBIMBING:

Dr. Titis S P, ST, M.Trop.Arch

Ir. Widi Suroto, MT

ABSTRAK

Taman Budaya Kota Padang merupakan salah satu wadah pengembangan

seni dan budaya kota padang dan keberadaannya menjadi nadi dalam

kelangsungan dan regenerasi kesenian tradisional Minangkabau. Taman budaya

kota padang terletak di lokasi yang memiliki potensi cukup tinggi, salah satunya

berada di sepanjang garis pantai padang. Akan tetapi, keadaan taman budaya saat

ini sudah tidak layak untuk mewadahi kegiatan seni dan budaya setempat.

Ketidaklayakan tersebut dibuktikan dengan penurunan minat masyarakat untuk

beraktifitas didalamnya. Pasca gempa 30 september 2009, aktifitas taman budaya

kota padang semakin lumpuh dan fungsinya berubah menjadi jalan pintas menuju

pantai padang.

Tujuan tugas akhir ini adalah meredesain kawasan taman budaya kota

padang sehingga dapat mengembalikan fungsinya sebagai wadah pengembangan

seni dan budaya yang menarik dan menjadi kebanggaan masyarakat. Untuk

menarik perhatian masyarakat dan guna memanfaatkan potensi pantai setempat,

maka dalam meredesain taman budaya kota padang ini digunakan penerapan

waterfront.

Kata kunci: Redesain, Taman Budaya, Waterfront

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

xvii

REDESIGN OF PADANG CULTURAL PARK WITH WATERFRONT

ARCHITECTURAL APPLICATION

PRATIWI ANJAR SARI

I0208070

PEMBIMBING:

Dr. Titis S P, ST, M.Trop.Arch

Ir. Widi Suroto, MT

ABSTRACT

Padang City Cultural Park is one container of the arts and culture field and

a pulse in the presence and continuity of traditional Minangkabau art regeneration.

Cultural park located in the desert city that has a high potential, one of which is

along the desert coastline.

However, the state of the culture park is not feasible at this time to

facilitate the activities of local arts and culture. Ineligibility is evidenced by the

decline in the public interest to indulge in it. Post-earthquake September 30th

2009, the activities of the city's cultural park meadow increasingly paralyzed and

function turns into a shortcut to the coastal prairie.

Purpose of this thesis is to redesign the desert city cultural park so it can

restore its function as a forum for the development of arts and culture that attract

and the pride of the community. To attract the attention of the public and to

harness the potential of the local beach, the park redesign culture in this desert

city waterfront used application.

Keyword : Re-design, Cultural Park, Waterfront

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Judul

Tugas akhir ini diberi judul “Redesain Taman Budaya Kota Padang

dengan Penerapan Arsitektur Waterfront”. Untuk membangun rumusan

pengertian dari judul tersebut dapat ditelusuri dari objek material dan objek formal

dari kerja tugas akhir ini, yaitu 1) objek material dari tugas akhir ini adalah

redesain Taman Budaya Kota Padang; dan 2) objek formal tugas akhir ini adalah

arsitektur waterfront.

Redesain, secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya melakukan

desain ulang atas suatu objek. Objek redesain yang yang dimaksud dalam tugas

akhir ini adalah Taman Budaya Kota Padang. Redesain lazimnya dilakukan

karena adanya keinginan untuk meningkatkan kualitas bangunan baik dari sisi

pewadahan, arsitektural, dan/atau konstruksi bangunan. Sementara itu, Taman

Budaya lazimnya diartikan sebagai suatu wadah atau tempat berlangsungnya

segala kegiatan yang berhubungan dengan pertunjukan seni budaya yang berupa

musik, tari, teater, dan pertunjukan kesenian tradisional yang ditunjang dengan

fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Oleh karenanya, pengertian Redesain Taman

Budaya Kota Padang dapat dirumuskan sebagai suatu upaya untuk mendesain

ulang Taman Budaya Kota Padang agar memiliki kualitas yang lebih baik dari

penampilan pewadahan aktivitas, konstruksi bangunan, dan/atau penampilan

bangunan yang diharapkan mampu menjadi kebanggaan masyarakat Kota Padang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

2

Proses redesain sebuah kawasan, termasuk Taman Budaya, lazimnya

mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi, dan aspek sosial budaya.

Redesain sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada penyelesaian

keindahan fisik saja, namun juga harus dilengkapi dengan peningkatan tingkat

ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada.

Pengertian waterfront, setidaknya dapat dirumuskan dari tiga pendapat

berikut.

1) Menurut Dictionary of the English Languange (2000), diartikan

sebagai suatu bagian dari suatu area hunian atau kota yang berbatasan

dengan air, khususnya daerah dermaga dimana kapal-kapal berlabuh.

2) Menurut M.Ichsan (Majalah Sketsa, Mei, 1993), waterfront diartikan

sebagai suatu kawasan perairan baik darat, pesisir pantai maupun

lepas pantai, suatu danau, maupun tepian pantai.

3) Menurut Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 34, No. 2, Desember 2006,

pengertian waterfront dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah

daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah

pelabuhan (Echols, 2003).

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat dibuat rumusan pengertian

waterfront sebagai suatu daerah atau area yang terletak di dekat dan/atau

berbatasan dengan kawasan perairan, dimana terdapat satu atau beberapa aktivitas.

Dengan demikian, rumusan pengertian Redesain Taman Budaya Kota

Padang dengan Pendekatan Arsitektur Waterfront dapat dinyatakan sebagai suatu

upaya mendesain ulang Taman Budaya Kota Padang agar dapat meningkatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

3

Gambar 1.1. Taman Budaya Padang sebelum dilanda gempa

Sumber : http://panoramio.com

kualitas pusat kesenian budaya, yang merupakan wadah atau tempat

berlangsungnya segala kegiatan yang berhubungan dengan pertunjukkan seni dan

budaya, berupa musik, tarian, theatre, dan pertunjukkan kesenian tradisional, yang

ditunjang dengan fasilitas-fasilitas pendukung terkait dengan konsep perencanaan

dan perancangan arsitektur waterfront .

1.2. Latar Belakang

Taman Budaya Kota Padang merupakan salah satu wadah pengembangan

seni dan budaya di kota Padang, keberadaannya menjadi nadi dalam kelangsungan

dan regenerasi kesenian tradis ional. Namun demikian, pasca gempa pada tanggal

29 September 2009 yang lalu, Padang mengalami kerusakan berat, baik

infrastruktur kota, bangunan gedung pemerintahan, perkantoran, bangunan publik,

maupun pemukiman penduduk, termasuk potensi pariwisata, seperti museum

Adhityawarman, taman melati, taman budaya Padang, yang hingga kini masih

belum layak untuk digunakan lagi. (www.budpar.go.id , diakses pada 25 oktober

2009).

Gambar 1.2. Taman Budaya Padang setelah dilanda gempa

Sumber : www.budpar.go.id (1 Oktober 2009)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

4

Ini berarti bahwa, kota Padang membutuhkan wadah berupa bangunan

yang layak dan mampu mewadahi masyarakat untuk meningkatkan dan

mengembangkan kesenian, khususnya seni tradisional serta mampu memberikan

citra positif dan semangat kepada pengguna dan pengamat untuk beraktivitas.

Oleh karenanya, taman budaya kota Padang yang berada di sepanjang

garis pantai selatan atau samudra Hindia, diyakini mampu menarik hati

masyarakat jika dimanfaatkan secara optimal. Hal ini terkait dengan pantai yang

menjadi salah satu simbol kota Padang dan memberikan kontribusi yang sangat

besar terhadap kepariwisataan Sumatra Barat (www.infosumbar.com, diakses

pada 11 desember 2011).

Taman budaya yang akan diredesain diharapkan mampu menjadi wadah,

untuk menyemangati dan menjadi nafas baru bagi masyarakat kota Padang untuk

tetap berkreasi, berinovasi, dan dapat menghasilkan suatu karya seni yang

membanggakan, mampu merespon kerusakan terhadap lingkungan terlebih pada

daerah pantai, mampu merespon kondisi alam, iklim, serta kearifan lokal, dan

ramah lingkungan sehingga bangunan yang hendak diredesain tidak menimbulkan

kerusakan di masa yang akan datang serta memberi kenyamanan secara holistik.

Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka pantai sebagai objek yang selama ini

mendukung keeksisan dari taman budaya, harus dikembangkan sebagai sarana

penunjang bagi taman budaya kota Padang.

Taman Budaya Kota Padang berada di sepanjang garis Samudra Hindia

atau Pantai Padang, yaitu pantai yang memiliki keindahan dan potensi pariwisata

yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang datang setiap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

5

harinya. Oleh karenanya, redesain Taman Budaya Kota Padang yang merupakan

upaya untuk menghidupkan kembali Taman Budaya Kota Padang hendaknya

dilakukan dengan cara mengoptimalkan dan memberdayakan kembali fungsi

taman budaya sebagai wadah yang mendukung edukasi dan rekreasi yang saat ini

belum terpenuhi secara optimal dengan memanfaatkan potensi site yang berada di

tepi pantai, yaitu dengan penerapan arsitektur waterfront.

Redesain ini merupakan proses mendesain ulang Taman Budaya Kota

Padang yang sudah tidak mampu mewadahi aktifitas di dalamnya, bahkan

redesain ini merupakan sebuah aktivitas pengubahan atau pembaharuan desain

dengan tidak semata-mata berpatokan dari wujud desain yang lama diubah

menjadi baru, namun lebih pada upaya untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan

positif demi kemajuan Taman Budaya Kota Padang yang merupakan wadah

pengembangan seni kini dan akan datang. Pada gilirannya, Taman Budaya Kota

Padang ini berfungsi sebagai tempat pergelaran seni, baik indoor maupun

outdoor, pertunjukkan dan pameran seni, pendidikan dan pelatihan

kesenian/sanggar seni dan budaya, promosi, penjualan barang seni, ruang serba

guna, serta akan didukung oleh fasilitas pendukung lainnya.

1.3. Permasalahan

Bagaimanakah rumusan konsep perencanaan dan redesain Taman

Budaya Kota Padang yang dapat mencitrakan fungsi bangunan melalui penerapan

arsitektur waterfront.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

6

1.4. Persoalan

a) Bagaimanakah konsep tata site yang baik meliputi penzoningan,

aksesib ilitas dan sirkulasi pencapaian site dan koridor jalan baik dari dan

menuju bangunan waterfront sebagai tambahan massa?

b) Bagaimanakah konsep program ruang secara keseluruhan, sehingga

mampu menunjang kebutuhan akan fungsi taman budaya tanpa

mengurangi kenyamanan dan keamanan pengguna?

c) Bagaimanakah konsep redesain taman budaya yang mampu mencitrakan

fungsi dan karakternya yang dinamis, atraktif, dan romantis?

d) Bagaimanakah konsep sistem struktur, utilitas, tata landscape, dan sirkuasi

yang dapat mendukung kegiatan dan bangunan?

1.5. Tujuan dan Sasaran

1.5.1 Tujuan

Rumusan konsep redesain Taman Budaya Kota Padang yang mampu

mewadahi segala aktivitas di dalamnya dengan penerapan arsitektur waterfront.

1.5.2 Sasaran

a) Konsep tata dan olah site dari dan menuju taman budaya, serta koridor

jalan menuju bangunan waterfront, dengan melihat keadaan sekitar tapak

sehingga tercapai sirkulasi yang baik dan tepat.

b) Konsep program ruang secara keseluruhan, serta tata masa bangunan

dalam penyatuan fungsinya sebagai bangunan pendidikan kebudayaan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

7

sesuai dengan persyaratan Redesain bangunan taman budaya dan

perencanaan arsitektur waterfront yang harus dipenuhi.

c) Konsep bentuk dan penampilan taman budaya sebagai upaya pencitraan

bangunan dan menarik perhatian.

d) Konsep sistem struktur dan utilitas yang digunakan dalam kawasan taman

budaya.

1.6. Teknik Pengumpulan Data

1.6.1. Observasi dan Survey

Penyusun menggunakan surveyor dalam pengumpulan data dan

obeservasi ke lapangan, yang meliputi pengambilan dokumentasi/foto keadaan

taman budaya saat ini, kemudian data akan diberikan kepada penyusun.

1.6.2. Studi Literatur

Didapat dari beberapa referensi dari berbagai media, baik cetak maupun

internet yang berhubungan dengan judul dan kasus.

Data-data yang didapat dari studi literatur, diantaranya :

a) Tata cara redesain

b) Batasan-batasan dalam redesain

c) Presedent

d) Teori tentang syarat-syarat dan pendirian bangunan waterfront

e) Dan lain-lain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

8

1.6.3. Wawa ncara

Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung

kelengkapan data. Wawancara dilakukan dengan sebagai berikut:

a) Humas (Pengelola) Taman Budaya Kota Padang;

b) Pengunjung Taman Budaya Kota Padang;

c) Pengguna Taman Budaya Kota Padang;

d) Masyarakat Kota Padang.

1.6.4. Dokumentasi

Berupa foto-foto dari obyek yang menjadi tujuan studi observasi guna

menambah kelengkapan data dan memudahkan penjelasan obyek.

1.6.5. Studi komparasi

Untuk leb ih mendukung obyek pembahasan, dilakukan studi banding

dengan preseden yang memiliki latar belakang atau pendekatan konsep yang

hampir sama dengan obyek perencanaan dan perancangan taman budaya.

1.7. Metode Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan

Mengkaji data-data, informasi, dan pengetahuan empiris yang kemudian

digunakan sebagai data perencanaan dan perancangan melalui tiga tahap

pemrograman, yaitu: 1) pemrograman fungsional; 2) pemrograman performansi;

dan 3) pemrograman arsitektur. Pertama, pemrograman fungsional merupakan

tahap penerjemahan tujuan dan obyektif, kedua, pemrograman performansi adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

9

tahap yang menerjemahkan secara sistematik kebutuhan calon pemakai di dalam

situasi institusi, ke dalam pernyataan persyaratan karakteristik respon lingkungan

buatan, dan yang ketiga, pemrograman arsitektural adalah proses yang

menerjemahkan secara efektif program fungsional dan pernyataan performansi ke

dalam spesifikasi rancangan.

1.8. Metode Perumusan Konsep Perencanaan dan Perancangan

Merumuskan analisa sebagai upaya meemcahkan masalah yang

kemudian diterjemahkan kedalam desain berupa gambar rancangan baru. Tahapan

kerja ini dapat dirumuskan dalam skema berikut.

1.9. Lingkup Dan Batasan Pembahasan

1.9.1. Lingkup Pembahasan

Pembahasan meliputi wilayah disiplin ilmu arsitektur yang menentukan

dalam konsep perencanaan dan perancangan, sedangkan pembahasan di luar ilmu

tersebut dibatasi seminimal mungkin.

Skema 1.1. Skema tahap perumusan konsep perencanaan dan perancangan Sumber : Dokumen pribadi (2010)

DATA ANALISIS KONSEP

SKETSA DESAIN

Feed back

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

10

1.9.2. Batasan Pembahasan

Pembahasan ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada

sehingga dapat sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah disebutkan.

1.10. Sistematika Pembahasan

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, pengertian, tujuan,

permasalahan dan persoalan dari redesain wadah kesenian budaya, serta metode

penyelesaian dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka, berisi tentang seni budaya dan waterfront dalam

konteks yang lebih luas, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

pengertian dari seni budaya dan waterfront.

Bab III Gambaran Umum, berisi tentang pertimbangan lokasi terpilih.

Bab IV Redesain Taman Budaya Kota Padang Yang Direncanakan,

mengemukakan garis besar dasar-dasar perencanaan Taman Budaya Kota Padang

dalam batasannya dengan proses Redesain Taman Budaya Kota Padang yang akan

direncanakan.

Bab V Analisa Pendekatan Perencanaan dan Redesain Taman Budaya

Kota Padang, mengemukakan analisa perencanaan dan redesain yang dimulai

dengan analisa makro (analisa site dan pengolahannya) dan analisa mikro (analisa

kegiatan, kebutuhan dan besaran ruang).

Bab VI Rumusan Konsep Perencanaan dan Redesain Taman Budaya

Kota Padang, berisi simpulan yang merupakan Konsep Perencanaan dan Redesain

Taman Budaya Kota Padang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tentang Re-desain

Redesain, secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya melakukan

desain ulang atas suatu objek. Redesain lazimnya dilakukan karena adanya

keinginan untuk meningkatkan kualitas bangunan baik dari sisi pewadahan,

arsitektural, dan/atau konstruksi bangunan. Proses redesain sebuah kawasan

lazimnya mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi, dan aspek sosial

budaya. Redesain sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada

penyelesaian keindahan fisik saja, namun juga harus dilengkapi dengan

peningkatan tingkat ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada.

2.2. Evaluasi Terhadap Kondisi Eksisting Bangunan

Kondisi taman budaya kota Padang saat ini sudah tidak layak bagi

masyarakat untuk mengembangkan seni dan budaya. Kurangnya penyediaan

fasilitas pelatihan dan pertunjukkan menjadi fokus utama dalam desain ulang

Taman Budaya Kota Padang.

Dalam usaha penyediaan fasilitas-fasilitas dapat diwujudkan dengan

rancangan yang ergonomis. Hal ini mengarah ke upaya pencapaian sebuah

perancangan desain yang memenuhi persyaratan “Fitting The Task To The Man”

(Granjean, 1982), sehingga setiap rancangan desain harus selalu memikirkan

kepentingan manusia, yakni perihal keselamatan, kesehatan, keamanan maupun

kenyamanan. Penerapan ergonomi dalam perencanaan redesain taman budaya ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

12

meliputi: 1) perancangan luasan ruang yang mempertimbangkan dimensi tubuh

manusia, ruang gerak manusia, dan dimensi furniture yang ideal bagi manusia; 2)

perancangan taman budaya dengan mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan

manusia, yang diwujudkan dengan penyediaan fasilitas untuk kemudahan

penyandang cacat; 3) perancangan ruang dalam dan luar yang mempertimbangkan

aspek psikologi manusia, seperti memasukkan suasana yang inspiratif bagi user;

dan 4) perancangan ruang dalam dan luar juga mempertimbangkan pengaruh

lingkungan terhadap manusia, antara lain: 1) Cahaya, pencahayaan alami

digunakan ratio jendela dan lantai 1:5, untuk menghindari silau dapat digunakan

sun shading, gorden/ tirai, dan tumbuhan. Untuk pencahayaan buatan digunakan

lampu dengan kuat penerangan sesuai standar; 2) Kebisingan, kebisingan dari

dalam dapat diupayakan dengan menghindari penataan ruang dengan pintu-pintu

saling berhadapan. Kebisingan dari luar bangunan dapat diatasi dengan

menempatkan barrier vegetasi, serta penempatan bangunan di tengah dengan

dikelilingi taman; 3) getaran mekanis, dapat diatasi dengan menggunakan

peredam di sekitar benda yang mengeluarkan getaran mekanis, serta

menggunakan material yang dapat mengurangi getaran, seperti beton; 4)

temperatur dan kelembaban. Karena objek berada di kawasan pantai dan adanya

perbedaan kebutuhan masing-masing individu akan suhu udara yang nyaman,

maka selain digunakan penghawaan alami dengan ventilasi silang, serta

penggunaan material berongga untuk menghasilkan udara yang semilir juga

menggunakan penghawaan buatan dengan AC; serta 5) warna, penerapan warna

yang tepat diyakini dapat memberikan efek positif bagi pengguna ruang, misalnya

untuk ruang sanggar digunakan warna yang natural, seperti coklat, abu-abu, untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

13

ruang pertunjukkan atau waterfront digunakan warna yang cenderung lebih calm

untuk menghasilkan efek pantai yang teduh, sedangkan gallery digunakan warna

yang lebih gelap, untuk menghasilkan suasana etnik dan pencahayaan yang

dramatis.

Di samping penerapan aspek ergonomi, perlu juga dilakukan upaya-upaya

lain untuk memenuhi kebutuhan pengunjung dan menarik pengunjung untuk tidak

bosan berkunjung ke taman budaya kota Padang, antara lain dengan menyediakan

fasilitas-fasilitas pendukung, seperti pasar seni, ruang komunal, atm centre, dsb.

Mempertimbangkan beberapa kriteria di atas, taman Budaya Kota Padang

membutuhkan perancangan ulang atau redesain karena kondisinya yang sudah

tidak mampu mewadahi aktifitas seni dan budaya. Redesain Taman Budaya Kota

Padang ini meliputi: 1) perencanaan dan perancangan ulang pada bangunan yang

sudah hancur, seperti sanggar, perpustakaan, pengelola, dan kantin. Bentuk masa

pada bangunan pengelola diadopsi dari bentuk atap rumah gadang. Bentuk masa

pada bangunan sanggar dibuat lebih sederhana dan teduh; 2) perombakan gedung

pertunjukaan yang awalnya berada di tengah tapak menjadi bangunan baru yang

menjadi waterfront dan terhunung dengan galery. Pembongkaran ini dilakukan

karena adanya kebutuhan penambahan luasan ruang. Bentuk masa menyesuaikan

bangunan yang berada ditapak yang lama; 3) adanya penambahan entrance bagi

pejalan kaki; 4) site dirancang dengan bentuk ukiran tradisional minangkabau

yang berbentuk lengkung dengan unsur air, seperti kolam, air mancur, dan

sebagainya agar memberikan kesejukan di dalam tapak; 5) dibuat jalur sirkulasi

evakuasi yang mudah dan aksesibel; serta 6) ruang terbuka tidak hanya dijadikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

14

lahan parkir, tetapi juga sebagai tempat bersantai, relaksasi, dan olahraga ringan,

seperti jogging.

2.3. Tinjauan Seni

2.3.1 Batasan Pengertian Seni

Seni mempunyai arti yang sangat luas, yaitu suatu yang berhubungan

dengan cipta, rasa, dan karsa serta keindahan yang merupakan hasil karya

manusia. Seni bukan yang memberikan keindahan sempurna yang menyenangkan

dan memuaskan manusia, tetapi seni membuat manusia menjadi sempurna sebagai

manusia. (Leo Tolsoi, 2000 : 65).

Pada mulanya seni merupakan proses dari perkembangan manusia oleh

karena itu seni menjadi sinonim dari sebuah ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat

dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Namun yang disebut seni itu

berada di luar benda seni, sebab benda seni itu berupa nilai. Apa yang disebut

indah, baik, adil, sederhana, dan bahagia itu adalah nilai. Apa yang oleh seseorang

disebut indah dapat tidak indah bagi orang lain. Nilai bersifat subjektif, yaitu

berupa tanggapan individu terhadap sesuatu berdasarkan pengalaman dan

pengetahuannya. Tanggapan individu terhadap suatu benda seni akan

membangkitkan kualitas nilai tertentu sesuai dengan nilai-nilai seni yang dikenal

dan dialami si individu. Karena itu, seni sangat sulit untuk dijelaskan dan dinilai.

Masing-masing individu memiliki parameter yang menuntunnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

15

2.3.2. Perkembangan Seni di Indonesia

Berdasarkan penelitian para ahli, seni sudah ada sejak 60.000 tahun yang

lampau. Bukti ini terdapat pada dinding-dinding gua di Prancis Selatan yang

berupa torehan-torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang

menggambarkan kehidupan manusia purba. Artefak ini mengingatkan kita pada

lukisan modern yang penuh ekspresi.

Satu hal yang membedakan antara karya seni manusia purba dengan

manusia modern yakni terletak pada tujuan penciptaannya. Manusia purba

membuat karya seni/penanda kebudayaan pada massanya semata-mata hanya

untuk kepentingan sosioreligi. Artinya, manusia purba merupakan figure yang

masih terkungkung oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya. Sementara itu, manusia

modern membuat karya seni/penanda kebudayaan pada massanya cenderung

untuk kepuasan pribadi dan menggambarkan kondisi lingkungannya. Dengan kata

lain ,manusia modern adalah figure yang ingin menemukan hal-hal yang baru dan

mempunyai cakrawala berfikir yang lebih luas. Oleh karenanya, semua bentuk

kesenian pada jaman dahulu selalu ditandai dengan kesadaran magis karena

memang demikian awal kebudayaan manusia. Dari kehidupan yang sederhana

dengan memuja alam sampai pada kesadaran terhadap keberadaan alam.

Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama/milik bersama.

Karya-karya seni yang ditinggalkan pada masa prasejarah di gua-gua tidak pernah

menunjukan identitas pembuatnya. Demikian pula peninggalan-peninggalan dari

masa lalu seperti bangunan atau artefak di mesir kuno, Byzantium, Romawi,

India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Ini berarti bahwa kesenian pada jaman

sebelum modern tidak beraspek individualistis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

16

Dalam sejarah seni telah terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans atau

bahkan sebelumnya, basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam

akibat sekularisasi masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya

mulai mencari otonomi dan mulai bangkit pemujaan sekular atas keindahan itu

sendiri. Dengan kata lain fungsi seni menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan

kesenian adalah berupa kegiatan ekspresi kreatif, dan setiap karya seni merupakan

bentuk yang baru, yang unik dan orisinil. Dikarenakan sifatnya yang bebas dan

orisinal yang akhirnya posisi karya seni menjadi individualistis.

Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945, seni pertunjukkan terus

berkembang dengan baik. Arah perkembangan seni pertunjukkan pada akhir tahun

1940-an masih terbatas pada upaya untuk menghilangkan batas antara seni

pertunjukkan istana dan seni pertunjukkan rakyat. Seni pertunjukan yang

berkembang jauh dari istana yang sebelum masa kemerdekaan merupakan sentra

perkembangan seni yang adiluhung. Istilah adiluhung yang selalu menyertai

pertunjukan seni dari istana, sebenarnya merupakan istilah yang bermakna ‘indah

dan tinggi’ yang dalam pertumbuhannya, jelas hanya dikenakan pada seni

pertunjukan yang berasal dari istana, namun rupanya istilah ini lebih terasa netral

(Soedarsono, 1999 : 42).

Sejak Indonesia merdeka, wilayah-wilayah di luar istana seperti Jawa

Tengah ingin tampil sebagai wilayah yang mampu membanggakan jati diri

mereka, upaya untuk menampilkan jati diri sebagai suatu bangsa besar yang

memiliki kebudayaan nasional mewarnai perkembangan seni pertunjukkan di

seluruh pelosok tanah air. Drama atau sandiwara yang bernuansa Indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

17

muncul dimana-mana. Pembaharuan tari juga muncul di berbagai daerah

(Soedarsono, 1999 : 45).

Pada masa orde baru, para seniman dengan bebas mengekspresikan karya-

karya yang menampilkan tema serta gaya ungkap sesuai dengan gejolak hati

nurani mereka. Selain itu, berbagai alat rekam media canggih juga sangat

mewarnai perkembangan seni pertunjukkan kita. Era globalisasi telah

memungkinkan bangsa Indonesia menikamti berbagai bentuk seni pertunjukan,

baik yang disajikan secara langsung maupun yang ditayangkan lewat media

elektronik. Dengan hadirnya era globalisasi, para seniman memiliki kebebesan

untuk menampilkan gaya yang mereka senangi. Akibatnya timbulah semacam

arus perkembangan seni, yang lazim kita sebut sebagai multikulturalisme

(multiculturalism) yang menghargai karya seni dengan gaya apapun dan dari

negara manapun (Soedarsono, 1999 : 47).

2.3.3. Jenis-jenis Seni

Seni memiliki pengertian yang sangat luas dan memiliki pengertian yang

berbeda pada tempat dan saat yang berbeda tergantung ruang dan waktu. Akan

tetapi seni secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2, yakni sebagai

berikut.

Pertama, seni mayor, yaitu meliputi seni musik, seni tari, seni rupa, seni

teater, seni sastra, dan lain sebagainya. Masing-masing seni tersebut dapat

dijelaskan senbagai berikut.

1) Musik ialah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda berdasarkan

sejarah, lokasi, budaya, dan selera seseorang. Musik menurut Aristoteles

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

18

mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai

terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotism.

Menurut Wikipedia, penciptaan musik harus memenuhi kaidah-kaidah

tertentu antara lain harmonisasi, ritme, melodi, dan aturan lain.

Penggolongan jenis musik berdasarkan teori dan tata cara penyusunan

komposisi nada/suara, yaitu : 1) musik pentatonic, merupakan jenis musik

yang menganut lima aturan nada sebagai skalanya; 2) musik diatonic,

merupakan jenis musik yang menganut tujuh aturan nada sbagai skalanya.

Contohnya adalah pada musik pop modern. Jenis musik inilah yang lebih

banyak digunakan di dunia sekarang ini, nada tersebut yaitu 1 (do), 2 (re),

3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la), 7 (si).

Saat ini, sebagian besar musisi lebih banyak menganut jenis musik

diatonic. Hal ini diketahui dengan banyaknya musik diatonic yang beredar

dibandingkan dengan jenis musik yang lain. Hal ini disebabkan oleh

sifatnya yang universal dan mudah diterima oleh setiap negara. Meskipun

demikian untuk tetap menjaga kelestariannya, musik pentatonic pun perlu

memiliki wadah untuk pengembangannya.

Untuk bentuk pementasan musik yang sering digunakan sangat beragam,

tergantung tujuan dan materi yang dipentaskan. Pementasan musik

tradisional (pentatonic) mempunyai lebih banyak tata cara baku yang

mengikat dibandingkan dengan pementasan diatonic.

Beberapa jenis pementasan yang biasa digunakan untuk pementasan musik

diatonic antara lain : a) pementasan sistem ensamble, yaitu kelompok

orang-orang yang menyanyi dengan atau tanpa iringan musik, atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

19

kelompok musik dengan atau tanpa nyanyian; b) pementasan sistem

symphoni orchestra, yaitu suatu tempat untuk penempatan susunan alat

musik pada suatu pementasan musik; c) pementasan sistem concert band,

yaitu pementasan yang menggunakan alat musik baku maupun yang telah

dimodifikasi, dan ditunjukkan untuk penonton dalam jumlah yang besar.

Sedangkan pementasan sistem musik diatonic lebih membutuhkan tempat

pementasan. Jenis tempat pementasan yang biasa digunakan untuk

pementasan musik dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu outdoor dan

indoor.

2) Tari, merupakan seni olah tubuh atau gerakan badan yang biasanya diiringi

dengan bunyi-bunyian (musik, dan lain-lain). Secara umum seni tari dibagi

menjadi 2 macam, yaitu tari trad isional dan tari modern. Jenis tari yang

menggunakan gerakan-gerakan modern yang dinamis dan dipadukan

dengan musik modern. Tari ini beragam jenisnya karena selalu

berkembang seiring dengan berkembangnya transfer budaya yang kita

terima dari luar. Bahkan tidak menutup adanya perpaduan antara gerakan

tari yang satu dengan yang lain.

3) Seni rupa, merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan

media yang bisa ditangkap dan dirasakan. Kesan ini diciptakan dengan

mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan

pencahayaan dengan acuan estetika. Jenis-jenis seni rupa antara lain: a)

seni rupa murni, meliputi seni lukis, seni grafis, seni patung, seni

pertunjukan, seni keramik, seni film, seni koreografi, seni fotografi; b)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

20

desain, meliputi arsitektur, desain grafis, desain interior, desain busana; c)

kriya, meliputi kriya tekstil, kriya kayu, kriya keramik, kriya rotan.

4) Teater, merupakan pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi.

Secara umum pertunjukan teater dapat dibagi menjadi dua yaitu teater

dramatik dan teater non dramatik. Berdasarkan jenisnya, teater dapat

dibedakan sebagai berikut.

a) Teater Dramatik. Teater drama ditandai dengan adanya alur cerita yang

tertulis pada naskah dan dimainkan oleh para aktor, yang

menggambarkan karakter-karakter fiksi sesuai dengan alur ceritanya.

Teater dramatik dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis. Pertama,

opera, yaitu drama panggung yang sebagian atau seluruhnya

dinyanyikan dalam iringan musik, baik secara solo, ensamble, paduan

suara, maupun sebuah grup instrumentalis. Kedua, operetta, yaitu

drama musikal yang secara struktur mirip dengan opera tetapi dengan

karakteristik plot romantik sentimental dengan iringan lagu, musik

orchestra dengan sedikit sentuhan tari yang dibarengi dengan dialog.

Ketiga, teater tari, yaitu suatu kombinasi elemen-elemen drama dengan

tari. Penggambaran teater dengan tari terlihat sangat kuat pada awal

pengembangan teater drama di barat dan tetap menjadi keunggulan

dasar dari drama-drama asia. Keempat, mime / pantomim, yaitu bentuk

lain teater yang mengandalkan gerak. Berbeda dengan gerakan tari

pada teater tari yang mengandalkan gerakan ekspresi seni, dialog

mime/pantomime lebih mengandalkan bahasa dalam pementasannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

21

b) Teater Non Dramatik. Bentuk-bentuk produksi teater non drama

mencakup berbagai macam presentasi, baik oral maupun musikal. Bisa

berupa atraksi ketangkasan, keuletan dan ilusi, gimnastik display dan

bentuk-bentuk ceremonial lainnya. Berbeda dengan teater drama,

teater non dramatik tidak memiliki alur cerita sehingga kualitas dari

sebuah produk teater non drama tidak ditentukan dari isi cerita, tetapi

kualitas dari penampilan pemeran atau kesamaan bunyi dan laku ritual

(tradisi).

Seiring dengan berjalannya waktu, teater berkembang dari satu negara

ke negara lain, jenis-jenis teater yang telah berkembang di Indonesia

adalah teater tradisional dan teater modern.

Teater tradisional dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, teater rakyat,

cerita dalam teater ini tidak memiliki naskah dan dibuat berdasarkan

peristiwa sejarah, dongeng, mito logi atau kehidupan sehari-hari.

Biasanya nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan, bahkan

tidak terelakkan adanya dialog langsung antara pelaku dan publiknya.

Teater rakyat dilakukan di tempat pertunjukkan terbuka dalam bentuk

arena (dikelilingi penonton) dan menggunakan bahasa daerah. Kedua,

teater keraton, kesenian istana yang dikembangkan oleh para seniman

yang merupakan hasil dari pengaruh kesenian modern barat.

Pertunjukkan teater modern dilakukan di tempat khusus, yakni sebuah

bangunan panggung proscenium yang memisahkan penonton dengan

pemain. Teater modern memiliki pegangan atau naskah drama tertulis,

dengan menggunakan bahasa yang merupakan lingua franca kaum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

22

penduduk kota pada masanya. Ungkapan bentuk teater sudah

menggunakan idiom-idiom modern, seperti adanya intermesso,

pimpinan pertunjukkan, dan lain-lain.

Kedua, seni minor, yaitu seni yang berhubungan dengan hasil karya yang

berupa benda-benda, seperti seni kerajinan, berupa tembikar, perabot, dan lain-

lain. Seni seperti in i membutuhkan ruang untuk bengkel kerja (sebuah ruang kerja

untuk memberi contoh bagaimana membuat suatu hasil kerajinan) serta gallery

(sebuah ruang yang dimanfaatkan untuk mempertunjukkan hasil karya dari seni

kerajinan).

2.3.4. Tinjauan Pelatihan Seni (Sanggar seni)

Sanggar seni memiliki peran penting dalam pengembangan kesenian.

Terlepas dari bakat, tentu saja proses pendidikan dan latihan sangat diperlukan.

Tempat pelatihan menjadi fasilitas untuk mengembangkan pengetahuan dan

pelatihan seni budaya sesuai dengan kegiatan yang diwadahinya. Kegiatan yang

ditampung dalam sanggar seni disesuaikan dengan budaya dan kesenian yang

berkembang dalam suatu wilayah.

Sistem pengajaran dalam sanggar seni biasanya dilakukan dengan

pemberian materi yang terdiri dari dua macam. Pertama, materi teori, berfungsi

untuk menunjang latihan praktik yang diberikan setiap satu kali seminggu. Kedua,

materi praktik, berupa latihan untuk meningkatkan keterampilan yang diberikan

setiap dua kali seminggu, baik berupa pagelaran terbuka maupun tertutup untuk

umum.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

23

Sedangkan untuk pelatih, terd iri dari pelatih untuk anak-anak dan dewasa

dengan berbagai disiplin ilmu seperti musik, tari (koreografer), teater, dan seni

lukis.

2.3.5. Tinjauan Pergelaran Seni

Pergelaran seni bertujuan untuk mementaskan ilmu yang telah didapatkan

selama belajar di sanggar seni, yang terdapat pada taman budaya. Pergelaran

diselenggarakan pada tempat pementasan dan galeri. Dengan memperhatikan

masing-masing kegiatan, ruang pementasan diwujudkan dalam design arsitektur

sehingga pemain dan penonton merasa nyaman dan dapat menikmati apa yang

dipentaskan. Demikian pula dengan galeri, pertimbangan utama adalah estetika

namun ditunjang pula dengan lighting dan sistem akustik yang baik.

Selain dari hal-hal yang disebutkan di atas, terdapat pula fasilitas lain yang

mendukung fungsi sebagai pusat seni, seperti pasar seni dan perpustakaan seni.

Pasar seni merupakan tempat berkarya, pementasan, tempat pameran, dan tempat

berjualan benda-benda dan kegiatan kesenian. Pasar seni memiliki beberapa unit

kios yang menggelar aneka barang hasil seni tradisional.

Di tempat ini marak kreatifitas seni rupa dari berbagai aliran, dari naturalis

hingga abstrak, dari potret hingga dekoratif. Para seniman tidak hanya berkarya

tetapi juga dapat saling berdiskusi dan berinteraksi dengan pengunjung.

Pasar seni memberikan tempat bagi pengusaha kecil, pengrajin dan

seniman untuk memasarkan dan mempromosikan hasil karya seni mereka,

sehingga mutu dari kesenian Sumatera Barat pun akan meningkat. Fungsi utama

dari pasar seni yakni sebagai tempat untuk promosi, informasi, produksi, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

24

pemasaran karya seni. Sedangkan peran pasar seni ditinjau dari beberapa segi

(pemakai) yakni sebagai berikut.

1) Peran Pasar Seni bagi Seniman dan Pengrajin

a) Sebagai wadah untuk memasarkan karya seni dan keratin.

b) Sebagai wadah untuk memproduksi karya seni dan kerajinan tangan.

c) Sebagai sarana pengembangan kreatifitas seniman dan pengrajin.

2) Peran Pasar Seni bagi Konsumen

a) Sebagai sarana belanja karya seni dan kerajinan yang lengkap, serta

tempat untuk mengenal budaya setempat.

b) Tempat untuk melihat atraksi pembuatan dan pementasan karya seni dan

keratin.

3) Peran Pasar Seni bagi Pemerintah Daerah

a) Sebagai sarana pendukung obyek wisata utama.

b) Sebagai sarana untuk memperkenalkan dan mempromosikan

kebudayaan.

Perpustakaan seni merupakan wadah koleksi buku dan majalah yang

berhubungan dengan seni. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi

perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi

besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan

dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian

banyak buku atas biaya sendiri.

Seiring berjalannya waktu, kini perpustakaan tidak hanya menyediakan

buku sebagai sumber informasi namun sudah menyediakan microfilm, microfiche,

tape audio, CD, tape video dan DVD, serta menyediakan fasilitas umum untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

25

mengakses gudang data CD-ROM dan internet. Oleh karena itu, perpustakaan seni

modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi

dalam format apa pun. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku,

sebagian koleksinya disediakan dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data

yang bias diakses lewat jaringan komputer).

2.4. Tinjauan Waterfront

Pengembangan kawasan tepian air (waterfront development) merupakan

trend yang melanda kota-kota besar dunia sejak tahun 80-an, dan tampak masih

akan digemari sampai dasawarsa mendatang. Jenis pengembangan ini dirintis

sejak tahun 60-an oleh kota-kota pantai di Amerika, yang memanfaatkan lahan-

lahan kosong bekas pelabuhan lama, untuk dikembangkan menjadi kawasan

bisnis, hiburan, serta pemukiman. Kesuksesan waterfront di Amerika ini segera

ditiru oleh kota-kota pelabuhan Eropa, dan kemudian menyebar ke segala penjuru

dunia. Beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan waterfront development

adalah dibangkitkannya kembali kenangan lama, akan kota yang didominasi oleh

kegiatan perairan, kemudahan pencapaian karena lokasinya yang dekat dengan

pusat kota, serta luas lahan yang cukup besar yang ada pada saat ini, sudah sulit

ditemukan lagi dalam kota yang semakin padat. Dengan latar belakang yang agak

berbeda, kecenderungan membangun kawasan tepian air ini juga telah melanda

kota-ktoa besar di Indonesia, terutama Jakarta. Keberhasilan reklamasi pada rawa-

rawa di pantai utara Jakarta yang melahirkan sarana rekreasi Ancol, telah

mendorong pembangunan kawasan tepian air lainnya seperti Pantai Mutiara dan

Pantai Indah Kapuk.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

26

Menurut perhitungan yang dilakukan oleh Tim CIDA/Bappenas (1988),

pada tahun 1987, nilai ekonomi total yang dihasilkan oleh sebelas kegiatan

pembangunan (pemanfaatan) sumber daya pesisir dan lautan (minyak dan gas,

industri, transportasi dan komunikasi, pelayaran dan pelabuhan, pertanian,

perikanan tangkap, pariwisata, kehutanan, perikanan budidaya, kegiatan

masyarakat pesisir, dan pertambangan) sebesar kira-kira Rp 150 trilyun, atau

hampir setara dengan total produk domestik bruto. Berbagai kegiatan

pembangunan tersebut merupakan sumber mata pencaharian dan kesejahteraan

bagi sekitar 13,6 juta orang, dan secara tidak langsung mendukung kegiatan

ekonomi bagi sekitar 60 % dari total penduduk Indonesia yang bermukim di

kawasan pesisir. Kemudian pada tahun 1990, kontribusi ekonomi kegiatan sektor

kelautan tersebut meningkat menjadi Rp 43,3 trilyun atau sekitar 24% dari total

produk domestik bruto, dan menyediakan kesempatan kerja bagi sekitar 16 juta

jiwa (Robertson Group dan PT Agriconsult, 1992). Kenaikan kontribusi ini terutama

disebabkan oleh kegiatan minyak dan gas, perikanan, dan pariwisata.

Dalam perancangan kawasan tepian air, terdapat dua aspek yang

mendasari keputusan-keputusan serta solusi rancangan yang dihasilkan. Kedua

aspek tersebut adalah faktor geografis serta konteks perkotaan. (Wren, 1983 dan

Toree, 1989). Faktor geografis merupakan hal-hal yang menyangkut geografis

kawasan, dan akan menentukan jenis serta pola penggunanya. Terdapat beberapa

aspek yang termasuk dalam faktor ini. Pertama, kondisi perairan, yaitu jenis (laut,

sungai, dan lain-lain), dimensi dan konfigurasi, pasang surut, serta kualitas airnya.

Kedua, kondisi lahan, yaitu ukuran, konfigurasi, daya dukung tanah, serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

27

kepemilikannya. Ketiga, iklim, yaitu menyangkut jenis musim, temperatur, angin,

serta curah hujan.

Sedangkan konteks perkotaan (urban context) merupakan faktor-faktor

yang akan memberikan identitas bagi kota yang bersangkutan, serta menentukan

hubungan antara kawasan waterfront yang dikembangkan dengan bagian kota

yang terkait. Terdapat beberapa aspek yang termasuk dalam faktor ini. Pertama,

pemakai, yaitu mereka yang tinggal, bekerja atau berwisata di kawasan

waterfront, atau sekedar merasa “memiliki” kawasan tersebut sebagai sarana

publik. Kedua, khasanah sejarah dan budaya, yaitu situs atau bangunan bersejarah

yang perlu ditentukan arah pengembangannya (misalnya restorasi, renovasi atau

penggunaan adaptif) serta bagian tradisi yang perlu dilestarikan. Ketiga,

pencapaian dan sirkulasi, yaitu akses dari dan menuju tapak serta pengaturan

sirkulasi di dalamnya. Keempat, karakter visual, yaitu hal-hal yang akan memberi

ciri berbeda antar satu kawasan waterfront dengan lainnya. Ciri ini dapat dibentuk

dengan material, vegetasi, atau kegiatan yang khas, seperti “Festival Market

Place” (ruang terbuka yang dikelilingi oleh kegiatan pertokoan dan hiburan).

Konsep festival ini pertama kali dibangun di proyek Faneull Hall, Boston, dan

diilhami oleh dua jembatan toko kuno di Italia, yaitu Ponte Vecchio di Firenze dan

Ponte rialto di Venezia.

Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan pembangunan di kawasan

tepian air, yakni sebagai berikut.

a) Keseimbangan Lingkungan. Berhubungan dengan kawasan perairan yang

mempunyai kondisi alamiah beserta ekosistemnya yang spesifik.

Ekosistem yang spesifik tersebut perlu dijaga agar faktor-faktor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

28

lingkungan ini terjaga keseimbangannnya. Perlu d ibuatkan prasarana untuk

mencegah terjadinya banjir di areal yang dibangun atau kawasan

sekitarnya. Habitat setempat seperti jenis-jenis burung ada ikan perlu

mendapatkan perhatian agar tidak mengalami kepunahan.

b) Konteks perkotaan, yaitu sebagai perantara antara perairan dan daratan,

kawasan waterfront perlu menempatkan diri sebagai bagian dari kota

induknya, antara lain melalui pencapaian yang mudah dan jelas serta

struktur lingkungan (pola jalan, susunan massa, dan sebagainya) yang

menghargai struktur bagian kota yang berdekatan. Selain itu juga perlu

mempertahankan ciri kota yang bersangkutan, melalui pelestarian potensi

budaya yang ada serta pelestarian bangunan yang bernilai sejarah atau

bernilai arsitektur tinggi.

c) Rencana Induk Pengembangan. Adanya rencana induk pengembagan

kawasan merupakan salah faktor penentu keberhasilan penataan kawasan

tepian air, hal ini juga mempermudah usaha untuk menjaga keseimbangan

lingkungan, serta menjaga keserasian dengan konteks kota yang ada.

Dalam kasus ini, pantai Jakarta terlihat tidak adanya rencana induk

pengembangan kawasan pantai secara terpadu dan menyeluruh. Masing-

masing proyek (Ancol, Pantai Mutiara, Pantai Indah Kapuk) membuat

rencana pengembangan sendiri. Hal ini berakibat sulitnya melakukan

pengendalian terhadap adanya kemungkinan dampak lingkungan, yang

disebabkan oleh adanya pola akses yang jelas dari kota menuju ketiga

proyek diatas. Contoh kasus Jakarta in i menunjukkan betapa pentingnya

sebuah rencana induk pengembangan yang menyeluruh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

29

Berdasarkan fungsi, waterfront dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu

mixed used waterfront, residential waterfront, recreational waterfront, dan

working waterfront.

Mixed used waterfront merupakan kombinasi dari perumaan, perkantoran,

restoran, pasar, rumah sakit, dan/atau tempat-tempat kebudayaan. Berbeda dengan

mixed used waterfront, residential waterfront merupakan perumahan, apartement,

dan resort yang dibangun di pinggir perairan, recreational waterfront

menyediakan sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti taman,

arena bermain, tempat pemancingan, dan fasilitas untuk kapal pesiar. Sedangkan

working waterfront merupakan tempat-tempat penangkapan ikan komersial,

reparasi kapal pesiar, industri berat, dan fungsi-fungsi pelabuan.

Dalam menentukan suatu lokasi tersebut, waterfront atau tidak, maka ada

beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai lokasi suatu tempat apakah masuk

dalam waterfront atau tidak. Waterfront berlokasi dan berada di tep i suatu wilayah

perairan yang besar (laut, sungai, danau, dan sebagainya) bisa juga area pelabuan,

perdagangan, permukiman, atau pariwisata. Waterfront memiliki fungsi-fungsi

utama sebagai tempat rekreasi, pemukiman, industri, atau pelabuhan yang pada

pembangunannya dilakukan ke arah vertikal horizontal, dengan pemandangan dan

orientasi ke arah perairan.

Hal tersebut menjadi prospek waterfront development yang sangat cocok

untuk dikembangakan di Indonesia, melihat topografi Indonesia sebagai negara

kepulauan. Kini konsep tersebut sudah banyak direncanakan oleh beberapa

daerah, seperti Manado, Makassar, Jakarta, dan Pekanbaru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

30

Gambar 2.2. Chanary Wharf Sumber : Propertyinvesting.net (4 April 2010)

Kota-kota tersebut dalam pengembangan wilayahnya, mencoba

menerapkan konsep “waterfront development”, mengingat perencanan dan

pengembangan wilayah ke depan, model tersebut memiliki potensi yang besar,

karena mencoba memanfaatkan potensi tepian danau, sungai ataupun lautan.

Pengembangan ini nantinya akan meningkatkan minat pengunjung dari dalam

maupun luar negeri ke daerah-daerah yang menerapkan Watefront Development.

Dengan demikian, maka akan meningkatkan PAD daerah tersebut.

Dalam Waterfront Development, ada beberapa fungsi yang dapat

diterapkan agar pengembangannya dapat berfungsi secara ekonomis dan efektif.

“Waterfront Development” dapat dikembangkan sebagai kawasan bisnis, sebagai

contoh di Canary Wharf salah satu bagian kawasan “London Docklands”. Di

daerah tersebut terlihat di tepian air banyak gedung-gedung perkantoran serta

kondominum. Kawasan tersebut dapat menjadi pusat bisnis.

“Waterfront Development” juga dapat diterapkan pengembangan kawasan

hunian di tepi air. Pengembangan hunian di tepi air tentunya harus melihat kondisi

airnya tersebut, pastinya air tidak berbau dan kotor, karena jika terbangun hunian

di lokasi dengan kondisi air yang buruk, maka produk huniannya akan sulit terjual

ataupun terhuni. Dalam pengembangan hunian di tepi air dapat dibangun produk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

31

Gambar 2.3. Port Grimound-Prancis Sumber : villafleuron.com (24 september 2009)

rumah ataupun kondominium. Penerapan kawasan hunian di tepi air dapat dilihat

di daerah Port Grimoud, Prancis. Di sepanjang aliran sungainya banyak terbangun

hunian bertingkat.

“Waterfront Development” dapat pula dikembangkan sebagai kawasan

komersial ataupun hiburan. Dengan kondisi air yang baik dan tidak berbau maka

kawasan tersebut terjamin akan banyak disinggahi pengunjung. Selain itu pula

dapat juga dibangun area terbuka (plaza) di kawasan tersebut. Waterfront dengan

konsep sebagai kawasan komersial dan hiburan ini pastinya akan sangat digemari

oleh masyarakat perkotaan.

2.4.1. Waterfront di Indonesia

Sebagai preseden penerapan arsitektur waterfront di Indonesia dapat

dipaparkan dua contoh berkit. Pertama, Jakarta Kota Tepian Sungai. Kota Jakarta

dengan Sungai Ciliwung dan kedua belas sungai yang mengalirinya. Fenomena

pemanasan global dan degradasi kualitas lingkungan memaksa Jakarta harus

membangun kota (sungai) ramah air untuk menghidupkan kembali air dalam tata

kotanya. Sebagai Kota Sungai, Pemerintah Propinsi DKI harus merefungsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

32

bantaran sungai bebas dari sampah dan permukiman, menghijaukan kembali

bantaran, serta menjadikan halaman muka bangunan dan wajah kota.

Kedua, Balikpapan Kota Tepian Pantai. Seperti kota tepian air lainnya di

Indonesia, aset-aset budaya dan ekonomi kawasan kurang dimanfaatkan serta

kurang terintegrasi dengan sistem kota. Selain hal tersebut, terdapat isu-isu

strategis sehubungan dengan pengembangan kawasan tepian pantai pusat kota di

Balikpapan, yakni sebagai berikut.

a) Pengembangan pantai Melawai sebagai area rekreasi pantai yang

merupakan kawasan khusus wisata di pusat kota.

b) Ruang-ruang terbuka milik Pertamina akan dikembalikan kepada

Pemerintah Daerah pada tahun 2003.

c) Pertamina akan menawarkan aset-aset non operasional (entertainment

center) kepada pihak swasta/investor.

d) Pemerintah Daerah sampai saat ini belum mempunyai grand scenario dan

urban guideline secara khusus dalam pengembangan kawasan tepian air di

pusat kota.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

33

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI

3.1. Gambaran Umum Kota Padang

Kota Padang merupakan ibukota provinsi Sumatra Barat, yang secara

geografis terletak pada 0°57 / 0.95°LS 100.35306°BT, yang

berbatasan dengan Kabupaten Solok sebelah timur; Samudra Hindia dan Selat

Mentawai pada sebelah Barat,; Kabupaten Padang Pariaman di sebelah Utara; dan

Kabupaten Pesisir Selatan di sebelah Selatan.

Kota Padang terletak di pantai barat pulau Sumatera, dengan luas

keseluruhan kota Padang adalah 694,96 km² atau setara dengan 1,65% dari luas

provinsi Sumatera Barat. Dari luas tersebut, lebih dari 60%, yaitu ± 434,63 km²,

Gambar 3.1. Posisi Wilayah Kota Padang sumber: http://www.padang.go.id (6 juni 2007)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

34

Tabel 3.1. Luas wilayah Kota Padang Sumber: Badan Pusat Statistik Padang, 2002

merupakan daerah perbukitan yang ditutupi hutan lindung, sementara selebihnya

merupakan daerah efektif perkotaan.

Kota Padang memiliki garis pantai sepanjang 84 km dan pulau kecil

sebanyak 19 buah (diantaranya yaitu pulau Sikuai dengan luas 4.4 Ha di

kecamatan Bungus Teluk Kabung, pulau Toran seluas 25 Ha, dan pulau Pisang

Gadang di kecamatan Padang Selatan). Daerah perbukitan membentang di bagian

timur dan selatan kota. Bukit-bukit yang terkenal di kota Padang di antaranya

adalah Bukit Lampu, Gunung Padang, Bukit Gado-Gado, dan Bukit Pegambiran.

Wilayah daratan kota Padang ketinggiannya sangat bervariasi, yaitu antara

0 hingga 853 m di atas permukaan laut, dengan daerah tertinggi adalah kecamatan

Lubuk Kilangan. Suhu udaranya cukup tinggi, yaitu antara 23 °C-32 °C pada

siang hari dan 22 °C-28 °C pada malam hari, dengan kelembabannya berkisar

antara 78%-81%. Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan

16 sungai kecil, dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

35

Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Propinsi Sumatra Barat 2010 sumber: Badan Pusat Statistik Sumbar diakses 2010

Tingkat curah hujan kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm per bulan dengan

rata-rata hari hujan 17 hari per bulan. Tingginya curah hujan membuat kota ini

cukup rawan terhadap banjir, pada tahun 1980 2/3 kawasan kota in i pernah

terendam banjir karena saluran drainase kota yang bermuara terutama ke Batang

Arau tidak mampu lagi menampung limpahan air tersebut.

Kota Padang merupakan kota dengan jumlah penduduk paling besar di

provinsi Sumatera Barat, berdasarkan data kependudukan tahun 2008, diketahui

rasio jenis kelamin 99.13, sedangkan jumlah angkatan kerja 344.497 orang dengan

jumlah pengangguran 50.343 orang. Pada tahun 2009 kota ini bersama dengan

kota Makassar, Denpasar, dan Yogyakarta, ditetapkan oleh Kemendagri sebagai

empat kota proyek percontohan penerapan Kartu Tanda Penduduk (KTP) berbasis

Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

36

Penduduk kota Padang sebagian besar beretnis Minangkabau. Etnis lain

yang juga menjadi penghuni adalah Jawa, Tionghoa, Nias, Mentawai, Batak, Aceh

dan Tamil.

Orang Nias sempat menjadi kelompok minoritas terbesar pada abad ke-19.

VOC membawa mereka sebagai budak sejak awal abad ke-17. Sistem perbudakan

diakhiri pada tahun 1854 oleh Pengadilan Negeri Padang. Pada awalnya mereka

menetap di Kampung Nias, namun kemudian kebanyakan tinggal di Gunung

Padang. Cukup banyak juga orang Nias yang menikah dengan penduduk

Minangkabau. Selain itu, ada pula yang menikah dengan orang Eropa dan

Tionghoa. Banyaknya pernikahan campuran ini menurunkan persentase suku Nias

di Padang.

Belanda kemudian juga membawa suku Jawa sebagai pegawai dan tentara,

serta ada juga yang menjadi pekerja di perkebunan. Selanjutnya, pada abad ke-20

orang Jawa kebanyakan datang sebagai transmigran. Selain itu, suku Madura,

Ambon dan Bugis juga pernah menjadi penduduk kota Padang, sebagai tentara

Belanda pada masa perang Padri.

Penduduk Tionghoa datang tidak lama setelah pendirian pos VOC. Orang

Tionghoa di Padang yang biasa disebut dengan Cina Padang, sebagian besar

sudah membaur dan biasanya berbahasa Minang. Pada tahun 1930 paling tidak

51% merupakan perantau keturunan ketiga, dengan 80% adalah Hokkian, 2%

Hakka, dan 15% Kwongfu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

37

Suku Tamil atau keturunan India kemungkinan datang bersama tentara

Inggris. Daerah hunian orang Tamil di Kampung Keling merupakan pusat niaga.

Sebagian besar dari mereka yang bermukim di kota Padang sudah melupakan

budayanya.

Orang-orang Eropa dan Indo yang pernah menghuni kota Padang

menghilang selama tahun-tahun di antara kemerdekaan (1945) dan nasionalisasi

perusahaan Belanda (1958). Orang Minang di kota Padang merupakan perantau

dari daerah lainnya dalam provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 1970, jumlah

pendatang sebesar 43% dari seluruh penduduk, dengan 64% dari mereka berasal

dari daerah-daerah lainnya dalam provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 1990, dari

jumlah penduduk kota Padang, 91% berasal dari etnis Minangkabau

3.1.1. Potensi Pariwisata Kota Padang

Kota Padang terkenal akan legenda Siti Nurbaya dan Malin Kundang, dan

saat ini kota Padang sedang berbenah ke arah pembangunan kepariwisataan.

Kota ini memiliki sebuah museum yang terletak di pusat kota yang bernama

Museum Adityawarman. Museum ini mengkhususkan diri pada sejarah dan

budaya suku Minangkabau, suku Mentawai dan suku Nias. Museum ini memiliki

6.000 koleksi, dengan gaya arsitektur bangunannya berbentuk rumah adat

Minangkabau (Rumah Gadang), model Gajah Maharam, serta di halaman depan

museum terdapat dua lumbung padi.

Di kawasan pelabuhan Muara banyak dijumpai beberapa bangunan

peninggalan sejak zaman Belanda, beberapa bangunan di kawasan tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

38

ditetapkan pemerintah setempat sebagai cagar budaya, diantaranya Masjid

Muhammadan bertarikh 1843, merupakan masjid berwarna hijau muda yang

dibangun oleh komunitas keturunan India, Klenteng Kwan Im yang bernama See

Hin Kiong tahun 1861, kemudian direnovasi kembali tahun 1905 setelah

sebelumnya terbakar. Dari sehiliran Batang Arau, terdapat sebuah jembatan yang

bernama jembatan Siti Nurbaya. Jembatan itu menghubungkan sebuah kawasan

bukit yang dikenal juga dengan nama Gunung Padang. Konon, pada bukit ini

terdapat kuburan Siti Nurbaya. Kawasan bukit ini juga dahulunya menjadi tempat

pemukiman awal masyarakat etnis Nias di kota Padang.

Kemudian di pelabuhan Teluk Bayur terdapat beberapa kawasan wisata

seperti pantai Air Manis, tempat batu Malin Kundang berdiri. Selain itu, terus ke

selatan dari pusat kota juga terdapat kawasan wisata pantai Caroline, dan pantai

Bungus, serta sebuah resort Wisata yang terletak di pulau Sikuai.

Sedangkan ke arah kecamatan Koto Tangah, terdapat kawasan wisata pantai

Pasir Jambak, serta kawasan wisata alam Lubuk Minturun, yang populer dalam

tradisi balimau dan ramai dikunjungi oleh masyarakat terutama sehari sebelum

masuk bulan Ramadhan.

Kota ini juga terkenal akan masakannya. Selain menjadi selera sebahagian

besar masyarakat Indonesia, masakan ini juga populer sampai ke mancanegara.

Makanan yang populer diantaranya seperti Gulai, Rendang, Ayam Pop, Terung

Balado, Gulai Itik Cabe Hijau, Nasi Kapau, Sate Padang dan Karupuak Sanjai.

Restoran Padang banyak terdapat di seluruh kota besar di Indonesia. Meskipun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

39

begitu, yang dinamakan sebagai "Masakan Padang" sebenarnya dikenal sebagai

masakan etnis Minangkabau secara umum.

3.1.2. Arsitektur Tradisional minangkabau

Pada masyarakat Minang, pola permukiman secara makro atau

perkampungan disebut “nagari”. Dan unsur-unsur pembentuknya antara lain

adalah daerah taratak, yaitu daerah ladang dan hutan yang berada disekitar nagari

dan menjadi sumber penghasilan seharii-hari. Kemudian daerah mukim, yaitu

daerah permukiman yang memiliki pusat orientasi pada pusat nagari.

Pusat nagari biasanya terbentuk dari beberapa fungsi bangunan umum,

seperti balai adat, tempat para pemuka adat mengadakan pertemuan guna

memecahkan masalah besar, balai nagari, masjid dan pasar. Konsentrasi

permukirnan secara naluri membentuk ruang-ruang yang mengapit daerah taratak

sebagai daerah tempat mata pencarian sehari-hari. Secara keseluruhan, pola nagari

Minang juga tergantung dari situasi tanah, tetapi tetap ada jalan utama dari rumah-

rumah tersusun mengikuti jalan-jalan yang terbentuk. Susunan rumah, biasanya

rnenghadap jalan, baik sejajar ataupun tegak lurus jalan. Terkadang ada pula yang

rnenghadap matahari.

Secara rnikro, pola permukiman masyarakat Minang berdasarkan sistem

pernerintaharinya disebut sebagai “Kampuang” atau kampung. Dan kampuang ini

terdiri dari beberapa paruik, yang bisa diartikan satu kaum besar tapi masih ada

pertalian darah. Kampung ini sering pula disebut sebagai jorong. Secara

kelompok, dapat dibagi menjadi dua kelompok hunian. Kelompok hunian kecil,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

40

adalah satu keturunan seibu. Bila satu keluarga tidak memiliki ruang yang cukup

untuk semua wanita didalam rumah itu, maka biasanya dibuat rumah baru diatas

tanah keluarga. Rumah-rumah tersebut dapat saling berhadapan ataupun

bersampingan. Rumah itu disebut sebagai rumah adat. Dan didepan rumah adat

biasanya terdapat lumbung yang jumlahnya satu sampai tiga, tergantung tingkat

ekonomi keluarga. Lumbung ini disebut “rangkiang” yang juga menjadi lambang

status sosial keluarga.

Kelompok lain adalah kelompok hunian hesar. Kelompok ini dalam sistem

kekerabatan disebut paruik, atau artinya perut, yaitu suatu keturunan yang lebih

luas/besar dan pada keturunan langsung.

Biasanya kelompok paruik terdiri dari beberapa rumah adat. Secara

tradisional masyarakat Minang tidak mengenal orientasi bangunan secara khusus.

Bangunan-bangunan yang ada dibuat menyesuaikan dengan jalan, biasanya sejajar

dengan arah jalan. Rumah lapis kedua biasanya membelakangi jalan dan rumah

lapis ketiga berhadapan dengan rumah lapis kedua. Begitu seterusnya, tapi

tergantung pula oleh kondisi tanah. Memang tanah di daerah Minangkabau terdiri

dari dataran rendah dan dataran tinggi. Minangkabau yang terletak di propinsi

Sumatera Barat berada pada tanah dengan ketinggian bervariasi, dari 2 meter

sampai 927 meter diatas permukaan air laut. Ketinggian rata-rata sekitar 368

meter dari permukaan air laut.

Dalam hal rumah, masyarakat Minangkabau sangat erat kaitannya dengan

adat. Fungsi rumahpun berbeda beda dan tergantung beberapa hal seperti,

kedudukan orang yang membangun rumah itu terhadap keluarga atau sukunya,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

41

status tanah tempat rumah itu dibangun serta pengaruh lingkungan keluarga yang

membangun tersebut. Dapat dikatakan ada dua jenis rumah, yaitu : rumah adat

dan rumah gadang. Rumah adat merupakan rumah keluarga yang menampung

segala kegiatan upacara-upacara adat dengan kelengkapannya. Sedangkan rumah

gadang, walaupun bentuknya sama dengan rumah adat namun fungsinya lebih

disesuaikan dengan kebutuhan keluarga, bukan untuk acara adat. Karena, untuk

suatu rumah adat diperlukan persyaratan tertentu yang tidak sembarang orang

dapat membuat rumah adat tersebut.

Tinjauan denah bagi rurnah tradisional Minang dapat dilihat pada rumah

adatnya. Biasanya susunan denah dibuat simetris dengan tempat masuk pada

bagian tengah arah sumbu memanjang. Jumlah ruangnya, disesuaikan dengan

jumlah anak gadis atau wanita yang berdiam dirumah tersebut, namun tetap dibuat

jumlah ruang yang ganjil karena memperhatikan kesan simetri tad i. Semua kamar

didalam rumah memang diperuntukkan bagi wanita, dimana mereka dapat

menerima suami pada malam hari. Sehingga tidak dikenal adanya kamar untuk

laki-laki. Ruang duduk besar terletak dibagian muka untuk menerirna tamu dan

tempat upacara adat. Ada semacam pengertian yang tersirat dari adanya ruang

duduk besar ini, bahwa orang Minang sebenarnya sangat mengenal faham

“demokrasi” yang diistilahkan sebagai “duduk sama rendah, berdiri sama tinggi”.

Ruang ini pun digunakan untuk berbincang-bincang santai, bahkan

perabotannyapun hampir tidak ada. Biasanya orang-orang duduk dibawah dengan

beralaskan tikar, demikian pula pada waktu makan, duduk dibawah pula. ruang

duduk dalam, untuk menunjang kegiatan pada ruang duduk besar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

42

Dapur biasanya terdapat pada belakang rumah, tidak menjadi satu dengan

rumah. Namun bila ingin meletakkan dapur didalam rumah, mereka biasanya

mengambil tempat pada ruang tengah belakang, pers is pada sumbu entrance.

Sedangkan kamar mandi pada rumah rumah adat biasanya diletakkan terp isah.

Pada bagian samping kiri dan kanan, biasanya terdapat ruang khusus untuk

duduk-duduk atau menenun bagi kaum wanita. Ruang ini biasanya disebut

“anjuang” dan lantainya agak dinaikkan sedikit dari pada ruang tengah. Diruang

inilah kaum wanita mengerjakan kerajinan tangan, apakah itu menenun, merajut,

menyulam atau kegiatan lain.

Sebagaimana bangunan tradisional daerah lain, rumah minang juga

mengenal kepala-badan-kaki pada bangunannya. Kepala yang ditunjukkan dengan

atap memiliki bentuk khas, seperti mata gergaji terbalik dengan garis-garis

pembatas melengkung dan menghadap keluar. Dari arah memendek tampak

bentuk atap seperti segitiga sama kaki yang agak melengkung. Bentuk atap

demikian disebut sebagai “gonjong” atau tajuk yang konon diambil dari bentuk

dasar tanduk kerbau, dan kata Minangkabau (kabau artinya kerbau). Gonjong

inilah yang merupakan lambang kebesaran adat. Pada setiap rumah adat, biasanya

terdapat empat buah gonjong, tapi banyak pula yang menambahkan gonjong

diatas setiap anjuang, sehingga jumlah gonjongnya menjadi enam.

Bahan untuk atap biasanya dipilih ijuk, mungkin untuk mendapatkan

kemudahan pada waktu membentuk lengkungan. Lambat laun banyak yang

mengganti atapnya dengan seng, bahkan kini dapat pula terlihat bangunan yang

menggunakan atap gonjong dengan bahan penutup atap dari genteng.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

43

Bagian badan adalah dinding rumah. Pada pertemuan antara atap dan badan

rumah, terdapat “pagu” yang berfungsi sebagai tempat menyimpan barang yang

jarang dipakai. Bahan plafond biasanya sama dengan bahan lantai, yaitu kayu

(papan), dan dindingnya berlapis dua. Lapisan luar terbuat dan anyaman bambu

“sasak bugih” dan dinding sebelah dalam menggunakan papan. Pada keluarga

berada, dinding rumahnya banyak dihiasi ukiran atau ornament-ornamen beraneka

warna. Memang warna di Minang cukup “berani”. ini terlihat tidak saja dari

ornamen rumah, melainkan juga dan pakaian adatnya.

Bagian paling bawah adalah kaki, yang diwujudkan dengan kolong. Seluruh

lantai rumah dinaikkan, sehingga terbentuklah kolong, sebagaimana biasanya

bangunan tradisional kita. Ketinggian lantai dari tanah biasanya dicapai dengan

tangga, dan kayu atau batu. Dan rumah-rumah tradisional yang masih banyak

terdapat di desa-desa di Sumatera Barat ini berdiri cukup tinggi, bahkan ada yang

bagian kolongnya dapat dimasuki orang dewasa tanpa harus membungkuk. Fungsi

kolong ini hampir sama dengan kolong-kolong lain yaitu tempat menyimpan

barang atau ternak. Biasanya kolong ini ditutup tapi tidak permanen. Kadang-

kadang penutupnya diletakkan disebelah luar sehingga tidak tampak lagi

bangunan berdiri diatas tiang (sumber : www.zulfikri.wordpress.com 1 oktober

2012).

3.2. Tinjauan Seni kota Padang

Salah satu tradisi adat Minangkabau yaitu persembahan (pasambahan),

yang dalam upacara pemakaman masih dilaksanakan pada kecamatan Kuranji.

Sementara pada kecamatan Pauh dikenal dengan tradisi silat Pauh (Silek Pauah),

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

44

yang memiliki pengaruh sampai mancanegara serta juga digunakan dalam

mengembangkan beberapa aliran tarekat di Padang.

Perpaduan budaya berbagai etnis dapat dilihat pada tari Balanse Madam

yang berasal dari komunitas Nias di Padang. Tari yang diciptakan pada abad ke-

16 ini dipengaruhi oleh budaya Portugis, Minangkabau dan budaya Nias sendiri.

Pada masa kini tari ini juga ditampilkan oleh masyarakat etnis lain, seperti

Minangkabau dan Tamil.

Kota ini juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk

menuangkan kreasinya, beberapa karya seni yang berkaitan dengan kota ini antara

lain roman/novel, berjudul Siti Nurbaya berkisah tentang wanita yang dipaksa

kawin dengan lelaki bukan pilihannya dan diracun sampai meninggal, karya

Marah Rusli, yang kemudian pada tahun 1990 TVRI mengangkat cerita ini

menjadi film layar kaca/sinetron dengan judul Sitti Nurbaya yang dibintangi oleh

Novia Kolopaking, Gusti Randa, dan HIM Damsyik. Begitu juga dengan roman

Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati, mengambil latar kota Padang

dan suasana Minangkabau tempo dulu. Roman ini menceritakan pengembaraan

seorang tokoh utamanya bernama Midun, yang kemudian juga diangkat oleh

TVRI tahun 1991 menjadi film layar kaca/sinetron dengan judul yang sama, serta

dibintangi oleh Sandy Nayoan dan Desy Ratnasari.

Sementara lagu berjudul Teluk Bayur diciptakan oleh Zainal Arifin dan

dinyanyikan oleh Ernie Djohan, menjadi lagu cukup populer di masyarakat tahun

60-an.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

45

3.3. Lokasi Taman Budaya Kota Padang

Taman Budaya Padang berlokasi di Jalan Diponegoro. Taman Budaya Kota

Padang berada dipinggir pantai Padang atau perairan Samudra Hindia. Taman

Budaya ini berada dikawasan pariwisata dan berdekatan dengan Museum

Adhityawarman, Taman Melati, Perpustakaan Daerah, dan Arena Rekreasi Tepi

laut Hayam Wuruk. Akses menuju Taman Budaya sangat mudah karena dilewati

oleh angkot jurusan tabing, siteba, kalawi, taruko, dan tentu saja salah satunya

bisa dengan kendaraan pribadi.

Taman Budaya berada di dua jalur sekunder kota, yaitu Jalan Diponegoro

dan Jalan Samudera yang menghubungkan taman budaya dengan Samudera

Hindia. Samudera Hindia memiliki luas ±73.481.000 km² dengan kedalaman rata-

rata 3.850 m. Samudera ini terletak di sebelah Selatan Benua Asia, sebelah Barat

Australia, sebelah Timur dan Selatan Afrika, serta berbatasan dengan Kutub

Selatan.

Gambar 3.2. Lokasi taman budaya kota Padang sumber: http://tourism.padang.go.id dan google earth (6 juni 2007)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

46

Gambar 3.3. Pantai Padang dilihat dari Taman Budaya Padang sumber: http://tourism.padang.go.id (20 agustus 2011)

Samudera Hindia memiliki beberapa karakteristik, diantaranya sebagian

besar wilayahnya berada di belahan bumi selatan, dan satu-satunya menjadi

samudera yang seluruh wilayahnya berada di belahan bumi timur; wilayah

perairan Samudera Hindia berfungsi sebagai penyedia air hujan bagi gejala alam

angin muson untuk sebagian wilayah Asia dan Australia; samudra ini memiliki

beberapa palung laut, seperti Palung Jawa (7.450 m), Palung Weber (7.440 m),

dan Palung Diamantina (7.102 m); dan hal yang menjadi perhatian adalah

Samudera Hindia memiliki arus yang relatif tenang dan jarang terjadi badai.

3.4. Gambaran Umum Taman Budaya Kota Padang

Masa-masa bangunan dalam kawasan taman budaya kota padang terdiri

dari beberapa unit, seperti pelatihan, pengelola, teater outdoor dan indoor, serta

gallery yang keseluruhannya memusat pada ruang pertunjukkan indoor.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

47

Gambar 3.6. Amphiteater Taman Budaya Padang Sumber: dokumen pribadi

Gambar 3.5. Ruang Latihan Terbuka Taman Budaya Padang

Sumber: dokumen pribadi

Gambar 3.4. Kanopi Taman Budaya Padang Sumber: dokumen pribadi

Bentuk fisik dari tiap masa bangunan berbeda. Sebagian besar bangunan

masih menggunakan bentuk arsitektur tradisional Sumatera Barat, dengan atap

bagonjong1 atau yang disebut dengan rumah gadang. Seperti bangunan unit

pengelola yang seperti rumah gadang siap menyambut pengunjung dengan

kekhasan rumah gadang. Lantai diselesaikan dengan material keramik. Begitu

juga dengan unit sanggar dan gallery. Untuk ruang latihan terbuka sendiri lebih

terlihat seperti gazebo beratap bagonjong, dengan finishing keramik pada

lantainya.

Namun sebagian lagi sudah menerapkan arsitektur modern baik pada

bentuk fisik maupun material yang digunakan, seperti bangunan pertunjukkan

besar yang lebih menitikberatkan pada material yang bersifat massif, seperti beton

1 Atap yang digunakan pada rumah gadang, bentuknya runcing pada kedua ujungnya dan melengkung ditengah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

48

Gambar3.7.GedungPertunjukkanTamanBudayaPadangSumber:dokumenpribadi

sebagai dinding. Hal ini terkait dengan fungsinya sebagai ruang pertunjukkan

yang harus memperhatikan akustik ruang. Bangunan ini menggunakan material

metal dan bentuk dak beton sebagai atap. Satu kejanggalan terjadi ketika

bangunan ini memaksa “kawin” antara ars itektur tradisional dengan ars itektur

modern, hasilnya menjadi suatu bangunan yang mengusung suatu bentuk budaya

dadakan.

Perancangan tradisional yang terungkap, memang sepatutnya disenyawakan

dengan teknologi canggih, bahan bangunan baru, dan pengaruh luar positif

lainnya. Senyawa yang tuntas dan total, bukan sekedar penggabungan atau

penjajaran antara yang lama dan yang baru, itulah yang wajib diupayakan. Dengan

demikian, kemungkinan untuk terperangkap pada apa yang disebut budaya

dadakan dapat dihindari (Eko Budihardjo, 1997).

Untuk perkerasan, kawasan taman budaya menggunakan paving blok dan

aspal dengan beberapa bagian yang masih belum di-finishing . Sebagian dari

perkerasan sudah mengalami kerusakan yang menyebabkan para pengguna sepeda

mengalami kecelakaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

49

Gambar3.9.GedungbaruTamanBudayaPadang

Sumber:dokumenpribadi

Gambar3.8.PerkerasanpadaTamanBudayaPadang

Sumber:dokumenpribadi

Pada sudut taman budaya terlihat bengunan yang masih dalam masa

konstruksi. Dikabarkan bangunan baru ini merupakan usaha pemerintah untuk

membangun kembali salah satu bangunan yang hancur, namun berhenti dan tidak

ada perkembangan kelanjutan pembangunannya.

3.5. Gambaran Umum Kawasan Pantai Padang

Pantai Padang berada di pinggiran pusat kota ke arah barat, yang

menyajikan pemandangan sunset yang dramatis. Rata-rata pengunjung

mendatangi Pantai Padang d i bagian selatan, sementara pada bagian utara, seperti

di Pantai Cimpago hanya sebagian kecil wisatawan lokal maupun domestik yang

datang berkunjung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

50

Gambar 3.10. Keadaan pantai Padang Sumber: dokumen pribadi

Aktifitas perekonomian sangat terlihat jelas di sepanjang kawasan pantai

Padang. Beberapa pedagang makanan dan minuman yang berada di tepi pantai

cukup banyak terlihat, meskipun begitu moment estetika yang d iciptakan oleh

Samudera Hindia masih tetap menjadi santapan bagi para wisatawan.

Aktiftas rekreasi pun juga sangat terlihat jelas di sepanjang kawasan pantai

Padang. Berbagai lapisan masyarakat datang hanya untuk sekedar menikmati

moment estetika yang disugukan oleh Samudera Hindia. Para pelancong datang

dalam kelompok kecil, besar, maupun bersama keluarga. Pengunjung yang

memadati Pantai Padang di bagian Selatan pada umumnya ingin menikmati

suasana pantai, sembari menyantap makanan khas rujak Pantai Padang dan ikan

bakar. (Kompas, Benny N Joewono | Selasa, 30 Agustus 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

51

BAB IV

TAMAN BUDAYA YANG DIRENCANAKAN

Redesain Taman Budaya Kota Padang merupakan suatu upaya selain

untuk meningkatkan kualitas pewadahan, konstruksi bangunan, dan arsitektural

juga untuk meningkatkan kuantitas pengunjung Taman Budaya Kota Padang.

Secara arsitektural, hal ini ditempuh dengan cara mengoptimalkan dan

memberdayakan kembali fungsi taman budaya sebagai wadah yang mendukung

edukasi dan rekreasi yang saat ini belum terpenuhi secara optimal.

Katidaklayakan Taman Budaya Kota Padang pasca gempa dalam

menampung seluruh kebutuhan aktivitas yang semakin kompleks dan angka user

yang semakin meningkat, maka dibutuhkan tindakan redesain taman budaya kota

Padang agar fungsi dan eksistensi Taman Budaya ini dapat terus berkembang

secara optimal.

4.1 Karakter Khusus Taman Budaya Kota Padang

Dalam menentukan arahan desain perancangan, kita perlu menelisik

maksud dan tujuan dari bangunan yang direncanakan. Upaya redesain taman

budaya diharapkan mampu mengembangkan peran dari Taman Budaya kota

Padang sebagai kawasan budaya, dan meningkatkan perannya sebagai public

space, serta meningkatkan peran Pantai Padang yang merupakan bagian dari

Taman Budaya sebagai area waterfront yang saling bersinergi satu sama lain,

dalam membantu proses redesain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

52

Taman Budaya Kota Padang yang direncanakan, berfungsi sebagai wadah

edukasi yang tidak pernah lengang dengan aktifitas pendidikan (sanggar) berbagai

seni dan budaya. Pertunjukkan dan pasar seni pada taman budaya diharapkan

mampu menjadi bagian dari objek wisata bagi para pengunjung dalam dan luar

negeri.

Redesain Taman Budaya Kota Padang tidak semata-mata untuk

mendongkrak eksistensi Sumatera Barat, namun memiliki misi yang dicakup

dalam beberapa aspek, yaitu aspek fisik, sosial, ekonomi, serta pendidikan dan

kebudayaan. Misi redesain berdasarkan aspek fisik ditempuh dengan beberapa

upaya, yaitu: 1) perbaikan terhadap eksisting bangunan taman budaya kota

Padang; 2) meningkatkan kualitas dan kuantitas fungsi aktivitas yang belum/tidak

terwadahi secara optimal; 3) menciptakan public space yang edukatif, rekreatif,

nyaman untuk bersosialisasi dan berbudaya; serta 4) meningkatkan mutu dan

keragaman visual pada kawasan pesisir pantai Padang.

Berdasarkan aspek sosial, misi redesain taman budaya ditempuh dengan

beberapa upaya, yaitu: 1) menambah minat masyarakat kota Padang dan

sekitarnya untuk mengunjungi taman budaya; 2) meyakinkan wisatawan bahwa

setelah terjadi gempa, kota Padang masih aman untuk dikunjungi; 3) taman

budaya tidak hanya sekedar tempat transit menuju Pantai Padang, namun menjadi

salah satu tujuan objek yang hendak dikunjungi sebelum berlanjut ke Pantai

Padang; serta 4) meningkatkan kualitas hubungan masyarakat sekitar melalui

interaksi sosial yang terhubung dengan pihak-pihak luar yang terkait.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

53

Berdasarkan aspek ekonomi, redesain taman budaya mampu meningkatkan

anggaran pendapatan daerah serta meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar

pada umumnya, serta para seniman pada khususnya, dengan ikut berkontribusi

dalam pasar seni. Sementara itu, misi redesain berdasarkan aspek pendidikan dan

kebudayaan yang diupayakan, yakni dengan cara meningkatkan mutu

kepariwisataan budaya kota Padang, dan meningkatkan pengembangan

pendidikan seni dan budaya kota Padang.

Keempat aspek tersebut menjadi landasan pendekatan kreatif yang

merupakan proses menuju pada tujuan akhir, dari kerja desain dalam mewujudkan

ide bangunan hingga dapat terbangun. Ide bangunan yang berasal dari citra sebuah

brand diwujudkan dalam karya arsitektur, melalui pendekatan intangible channels

dan pendekatan tangible channels.

Pendekatan intangible channels merupakan pendekatan yang dilakukan

pada proses pemikiran dari hal-hal yang tidak dapat langsung terlihat secara kasat

mata. Yang termasuk dalam intangible channels meliputi metafor, transformasi,

dan puisi kesastraan (literature) (Antoniades, 1992:5). Secara khusus, pendekatan

kreatif melalui metafor dilakukan dengan mempelajari kemiripan yang terdapat

pada beberapa sifat benda lyang dianalogikan. Pendekatan tersebut dilakukan

dengan usaha memindahkan referensi dari satu subjek (konsep atau objek) ke

yang lainnya. Alternatif lainnya dapat dilakukan dengan melihat sebuah subjek

(konsep atau objek) seperti menyerupai sesuatu yang lain. Usaha-usaha tersebut

diwujudkan pada karya arsitektur yang dapat terlihat jelas (tangible metaphor),

tidak jelas terlihat (intangible metaphor), ataupun kombinasi keduanya (combined

metaphor) (Antoniades, 1992:30).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

54

Pendekatan kreatif yang lain, yaitu pendekatan tangible channels.

Pendekatan ini dilakukan melalui beberapa pemikiran dengan mempelajari

sesuatu yang dapat dilihat secara kasat mata. Yang termasuk dalam tangible

channels, yaitu meliputi sejarah dan preseden, geometri, fokus pada material, dan

kerjasama dengan beberapa seni lainnya dan para seniman (Antoniades, 1992:6).

Pendekatan kreatif yang digunakan dalam upaya redesain Taman Budaya

Kota Padang yaitu intangible channels. Pendekatan dilakukan dengan mengambil

unsur-unsur budaya dan langgam dari Propinsi Sumatera Barat dan

mewujudkannya ke dalam suatu ide desain.

Redesain taman budaya kota Padang merupakan upaya untuk

menghidupkan kembali taman budaya, dengan memberi nyawa sehingga

masyarakat dan para wisatawan, dapat lebih menikmati dan merasakan fungsi dan

visualisasi taman budaya yang baru. Dengan memunculkan karakter yang dapat

mencerminkan fungsi dan peranan bangunan, yaitu sebagai tempat edukasi

budaya dan rekreasi juga representasi dari sifat atau karakter taman budaya, dapat

menarik perhatian wisatawan. Berdasarkan unsur-unsur pembentuknya di atas,

maka karakter yang dapat digunakan ialah sebagai berikut.

1) Taman budaya sebagai wadah pengembangan seni dan budaya, dapat

diaplikasikan dengan bentuk bangunan yang dinamis dan atraktif yang

memberikan kesan menyenangkan dan inspiratif.

2) Hangat dan bersahabat (friendly)

3) Suasana yang bersahabat akan membuat para pengguna dan pengunjung

merasa nyaman ingin berlama-lama untuk berwisata di taman budaya ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

55

Gambar 4.1. Fenomena Sunset pada Pantai Padang Sumber : Dokumen Pribadi

4) Romantis

5) Dengan memanfaatkan pantai sebagai titik klimaks dari kawasan taman

budaya, dapat menarik perhatian wisatawan untuk berekreasi di area

waterfront walau hanya sekedar duduk sambil menikmati pantai, laut

lepas, bahkan fenomena sunset.

4.2 Status dan Tugas Kelembagaan Taman Budaya Kota Padang

Status kelembagaan Taman Budaya kota Padang, berada di bawah

pembinaan dan pengawasan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang

pelaksanaannya dikelola oleh Pemerintah Kota Padang.

Tugas kelembagaan yang dimiliki oleh Taman Budaya Kota Padang, yakni

sebagai berikut.

1) Tugas pelatihan dan pendidikan, yaitu dilakukan secara aktif melalui

pelatihan berbagai macam seni yang difasilitasi pada tiap sanggar. Secara

pasif tugas ini dilakukan melalu i pameran seni, bahan-bahan bacaan di

perpustakaan, serta film-film edukasi yang disediakan pada ruang

dokumentasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

56

2) Tugas dokumentasi, yatiu menyediakan dan meng-up grade film dan video

edukasi yang berkaitan dengan kesenian dan kebudayaan Sumatera Barat.

3) Tugas pertunjukan, yaitu mengadakan pertunjukan dan pameran secara

rutin dan berkala. Baik pertunjukkan dari dalam seperti sanggar, maupun

pertunjukkan yang datang dari luar seperti event-event kota Padang, dan

lain-lain.

4) Tugas pameran/pagelaran, yaitu memperkenalkan produksi-produksi

pengrajin/seniman lokal kepada masyarakat dalam dan luar kota, bahkan

luar negeri atau pun kepada seniman lainnya.

5) Tugas pemeliharaan, yaitu meliputi perawatan dan pencegahan terhadap

bahaya fisik, kimiawi atau organisme akibat faktor alam maupun oleh

manusia sendiri.

4.3 Kegiatan yang Diwadahi

Kegiatan yang direncanakan diwadahi di dalam Taman Budaya Kota

Padang yang diredesain dapat diungkapkan sebagai berikut.

1) Kegiatan pelatihan dan pendidikan, dilakukan secara rutin berdasarkan

jadwal tiap disiplin ilmu yang ditentukan oleh masing-masing

instruktur. Pelatihan diberikan secara aktif, baik dengan memberikan

materi maupun praktik di sanggar-sanggar yang disediakan di dalam

taman budaya. Secara pasif, wisatawan dapat mengunjungi

perpustakaan, ruang pemutaran film, dan gallery untuk mendapatkan

pengetahuan mengenai seni dan budaya Sumatera Barat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

57

2) Kegiatan pertunjukkan, dilakukan secara rutin, baik pertunjukkan yang

dilakukan oleh peserta penlatihan maupun pertunjukkan dari luar,

pertunjukan merupakan salah satu agenda dan satu langkah agar taman

budaya tetap eksis, baik menjadi pusat perhatian masyarakat setempat

dan pendatang.

3) Kegiatan pameran/pagelaran, merupakan salah satu yang menjadi

perhatian taman budaya. Kegiatan pameran dilakukan secara rutin

dengan mengadakan pasar seni dan memamerkan hasil produksi

pengrajin ataupun seniman pada gallery.

4) Kegiatan informasi dan pengelolaan, merupakan kegiatan yang

memberi informasi dan menghubungkan pengunjung dengan taman

budaya, pengunjung dengan pengunjung, serta kegiatan adminstratif

yang berkenaan dengan seluruh kegiatan di Taman Budaya.

5) Kegiatan pengelolaan. Keberadaan Taman Budaya yang berada di

bawah binaan pemerintah, menuntut taman budaya untuk memiliki

kemandirian dalam pengadaan sumber dana tambahan guna menjaga

kelangsungan taman budaya sebagai publik space. Aktivitas ekonomi

yang bisa dilakukan seperti penyewaan gedung pertunjukkan dan pasar

seni diharapkan mampu memenuhi kebutuhan.

6) Kegiatan servis dan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan dilakukan

dengan cara berikut.

a) Sistem dry-cleaning, pembersihan materi dari kotoran

b) Sistem coating, penyemprotan bahan kimia untuk menghindari sel-

sel berbahaya yang bersinggungan langsung dengan materi, seperti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

58

sinar matahari dan air laut yang dapat menyebabkan korosi pada

bangunan.

c) Sistem fumigasi, perawatan tehadap gangguan serangga.

d) Pengkondisian gallery dan ruang pertunjukan terhadap kelembapan

dan temperatur.

Sasaran Taman Budaya Kota Padang dibagi menjadi dua, yaitu

pengunjung dan pengelola. Pengunjung meliputi semua lapisan masyarakat lokal,

nasional, maupun internasional yang memiliki tujuan dan motivasi seperti pelajar,

mahasiswa, peneliti, dan keluarga. Bisa dikatakan pengunjung yang memiliki

tujuan tertentu seperti edukasi, rekreasi, dan penelitian baik yang datang sendiri,

dalam kelompok kecil, maupun dalam jumlah besar/rombongan. Sedangkan

pengelola mencakup seluruh personal yang memiliki tugas dalam mengelola

taman budaya.

4.4 Strategi Redesain

Secara umum bentuk-bentuk strategi redesain dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu pembangunan (pengadaan baru), peningkatan kualitas dan kuantitas,

serta pemeliharaan.

Pembangunan merupakan tindak lanjut dari penelaahan kebutuhan taman

budaya dan berbagai hal yang berkaitan di sekitarnya, dengan merencanakan

penambahan fasilitas utama dan pendukung. Peningkatan kualitas dan kuantitas

merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan akan suatu fasilitas baru yang

representatif bagi kepentingan seluruh aktifitas. Sedangkan pemeliharaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

59

merupakan usaha dalam pemeliharaan dan perbaikan terhadap bangunan agar

dapat berfungsi optimal.

4.5 Bangunan Yang Direncanakan

4.5.1 Penerapan Arsitektur Waterfront Dalam Redesain Taman Budaya Kota

Padang

Upaya redesain taman budaya kota Padang salah satunya diwujudkan

melalui pemanfaatan pantai Padang yang berhubungan langsung dengan taman

budaya. Pembangunan kawasan tepian air menjadi alternatif untuk memberi

keharmonisan pada kawasan sekitar. Bentuk fisik bangunan waterfront

diwujudkan dalam satu bentuk yang dinamis dan rekreatif namun tetap mengacu

pada konsep kecitraan bangunan tradisional Sumatera Barat.

4.5.2. Rencana Fisik Bangunan Pada Kawasan Taman Budaya Kota Padang

Masa-masa bangunan dalam kawasan taman budaya kota Padang terdiri

dari beberapa unit, seperti pelatihan, pengelola, teater outdoor dan indoor, serta

gallery yang keseluruhannya memusat pada ruang pertunjukkan indoor.

Bentuk fisik dari tiap masa bangunan cenderung berbeda. Sebagian besar

bangunan masih menggunakan bentuk arsitektur tradisional Sumatera Barat

dengan atap bagonjong atau yang disebut dengan rumah gadang, yaitu atap yang

digunakan pada rumah gadang, bentuknya seperti mata gergaji terbalik dengan

garis-garis pembatas melengkung dan menghadap keluar. Bahan untuk atap

biasanya dipilih ijuk untuk mendapatkan kemudahan saat membentuk

lengkungan. Lambat laun banyak yang mengganti atapnya dengan seng, bahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

60

kini dapat pula terlihat bangunan yang menggunakan atap gonjong dengan bahan

penutup atap dari genteng dan metal.

Bagian badan adalah dinding rumah. Pada pertemuan antara atap dan badan

rumah, terdapat “pagu” yang berfungsi sebagai tempat menyimpan barang yang

jarang dipakai. Bahan plafon biasanya sama dengan bahan lantai, yaitu kayu

(papan), dan dindingnya berlapis dua. Lapisan luar terbuat dan anyaman bambu

“sasak bugih” dan dinding sebelah dalam menggunakan papan yang banyak

dihiasi ukiran atau ornamen-ornamen beraneka warna. Meskipun sebagian

bangunan menggunakan arsitektur tradisional namun sebagian bangunan lagi

sudah menerapkan arsitektur modern, baik pada bentuk fisik maupun material

yang digunakan, seperti bangunan pertunjukkan besar yang lebih menitikberatkan

pada material yang bersifat massif seperti beton sebagai dinding, hal ini terkait

dengan fungsinya sebagai ruang pertunjukkan yang harus memperhatikan akustik

ruangnya.

Sangat disayangkan, gedung pertunjukan yang besar menutupi moment

estetika yang diciptakan oleh pantai Padang yang romantis. Para pengunjung tidak

bisa menikmati keelokan pantai Padang dari sudut taman budaya, sehingga

wisatawan harus memilih salah satu antara taman budaya atau pantai. Pada taman

budaya, aktifitas rekreasi dan perekonomian sangat terlihat dengan jelas. Berbagai

lapisan masyarakat datang hanya untuk sekedar menikmati moment estetika yang

disugukan oleh Samudera Hindia. Para pelancong datang dalam kelompok kecil,

besar, maupun bersama keluarga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

61

Begitupun dengan aktifitas perekonomian, aktifitas ini sangat terlihat jelas

di sepanjang kawasan pantai Padang. Beberapa pedagang makanan dan minuman

yang berada di tepi pantai cukup banyak terlihat, meskipun begitu moment

estetika yang diciptakan oleh Samudra Hindia masih tetap menjadi santapan bagi

para wisatawan.

Untuk dapat terus menarik wisatawan domestik dan mancanegara datang ke

Taman Budaya Kota Padang, serta meyakinkan bahwa Padang masih aman untuk

dikunjungi, dibutuhkan beberapa strategi, salah satunya dengan menghasilkan

desain Taman Budaya yang tidak sekedar bagus namun mampu menghipnotis

wisatawan untuk datang kembali.

Bentuk konteks dari lingkungan taman budaya Sumatera Barat menerapkan

bentuk bangunan tradisional yang dikolaborasikan dengan unsur-unsur modern,

Unsur-unsur filosofis dan langgam trad isional Sumatra Barat menjadi salah satu

pendekatan kreatif dalam desain Taman Budaya Kota Padang. Filosofis arsitektur

tradisional Sumatera Barat akan memberi citra kawasan taman budaya yang akan

bersinergi dengan kawasan pariwisata sekitar dan pantai Padang khususnya. Citra

menunjuk suatu “gambaran” (image), suatu kesan penghayatan yang menangkap

arti bagi seseorang (Mangunwijaya, 2009 : 52). Citra mewakili tingkat

kebudayaan manusia. Sehingga dapat dikatakan, citra mencerminkan jati diri dan

juga kualitas dari suatu objek (Mangunwijaya, 1995 : VIII).

Aplikasi arsitektur tradisional Sumatera Barat pada tampilan bangunan

diwujudkan pada filosofi bangunan, penggunaan atap, ornamen (langgam) pada

dinding bangunan, serta melalui perwujudan kearifan lokal setempat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

62

Sedangkan perancangan modern mendasarkan pemikiran perancangannya

pada paradigma Rasionalisme, dimana pertimbangan-pertimbangan perancangan-

nya berdasarkan pada logika dan rasio, menggunakan teknologi baru dan aspek-

aspek struktur serta fungsi menjadi dominan.

Pada hampir dua ribu tahun yang lalu, arsitek Roma (Itali) Vitruvius

mengemukakan tiga faktor utama dalam arsitektur: venustas, utilitas, dan

firmistas. Pada permulaan abad ke-17, penulis Inggris Sir Henry Wotton

menterjemahkannya menjadi commodities, firmness, dan delight. Ketiga faktor ini

selalu ada dan selalu berhubungan satu dengan lainnya secara timbal balik dalam

suatu struktur yang baik.

Karakter dari arsitektur modern menurut Bruno Taut, yakni sebagai berikut.

1) Bangunan mencapai kegunaan yang semaksimal mungkin.

2) Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat

tersebut di atas.

3) Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara kegunaan, ketepatan

penggunaan material, dan keindahan sistem konstruksi.

4) Estetika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dan

belakang, fasade dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam, tidak

ada detail yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang diperlukan bagi

keseluruhan.

5) Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan

tetapi merupakan alat yang penting dalam eksperimen artistik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

63

Dalam hal ini kaitannya dengan taman budaya kota Padang, yaitu

penerapan arsitektur modern diterapkan ke dalam tampilan bangunan yang

cenderung lebih simple dan ringan, bukaan-bukaan pada bangunan dengan

material kaca transparan yang disesuaikan pada letak-letak tertentu. Olahan

bentuk bangunan disesuaikan dengan fungsi taman budaya agar dapat menguatkan

citra taman budaya sebagai wadah pengembangan seni budaya Sumatera Barat.

Pemilihan massa bangunan ditentukan dengan menggunakan aspek Form

Follow Function, meliputi 3 hal berikut.

1) Dapat mencerminkan fungsi di dalamnya (kejelasan)

2) Pemilihan bentuk massa disesuaikan dengan orientasi pada view pantai

Padang dan jalan Diponegoro.

3) Bentukan akan memberikan kesan luas terhadap kawasan

Pengungkapan citra Taman Budaya Kota Padang diwujudkan dengan

menerapkan beberapa karakter yang sesuai dengan fungsi dan kegiatan yang

diwadahi pada Taman Budaya Kota Padang. Karakter yang digunakan yaitu

karakter dinamis, atraktif, dan romantis.

Bentuk aplikasi karakter dinamis dan atraktif diambil dari keluwesan dan

kelincahan dari tarian tradisional Sumatera Barat, seperti randai, pencak silat, tari

pasambahan, dan lain sebagainya.

Karakter dinamis pada Taman Budaya Kota Padang diwujudkan dalam

pencitraan seorang ibu yang sedang menari. Di tiap sudut negeri, derajat seorang

wanita sama. Wanita merupakan anugerah dari Tuhan yang tidak ternilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

64

harganya. Di Sumatera Barat khusunya, wanita sangat dinomor satukan. Mulai

dari pembagian harta, hingga garis keturunan diwariskan dari suku seorang ibu.

Sedangkan tari adalah perwujudan dari kekuatan-kekuatan aktif, yaitu

sebuah citra yang dinamis. Semua yang dilakukan oleh penari sesungguhnya

membantu dalam menciptakan apa yang sebenarnya kita lihat. Realita fisik yang

tersaji yaitu tempat, gravitasi, tubuh, kekuatan, dan pengendalian otot, serta

benda-benda sekunder seperti cahaya dan bunyi. Tarian yang terlihat, dengar serta

yang dirasakan adalah kenyataan virtual, kekuatan gerak dalam tari, adanya

konflik serta resolusinya, serta kehidupaan ritmiknya. Ini merupakan elemen-

elemen perwujudan yang tercipta, dan tidak semata-mata bersifat fisik, namun

tercipta secara artistik. Citra dinamis diwujudkan dengan memanfaatkan tenaga,

ruang, dan waktu untuk membuat sebuah karya arsitektur yang bernilai sama

dengan keindaan gerak suatu tari. Karena itu, sosok seorang ibu yang sedang

menari menjadi landasan ide dari Taman Budaya Kota Padang.

Karakter romantis dan hangat pada kawasan taman budaya diaplikasikan

dengan mewujudkan landscape dan vegetasi yang harmonis, serta mendukung

keindahan Pantai Padang. Fasade bangunan waterfront yang mencitrakan

ketradisionalan Sumatera Barat, menjadi salah satu objek yang membuat Pantai

Padang semakin dramatis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

65

BAB V

ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG

5.1. Makro

5.1.1. Identitfikasi Lokasi Site

Indentifikasi lokasi Taman Budaya Kota Padang yang akan diredesain

yaitu: 1) terletak pada lahan dengan tata guna sebagai area pariwisata dan

pendidikan; 2) lokasi berada di sepanjang garis pantai Padang; 3) tingkat

pencapaian ke lokasi tinggi (aksesibilitas baik); serta 4) memiliki sarana dan

infrastruktur penunjang kegiatan yang baik.

Pantai Padang yang sering menjadi pusat perhatian dapat diberdayakan

sebagai daya tarik untuk redesain Taman Budaya Kota Padang dengan

menjadikan area waterfront sebagai potensi penguat gedung pertunjukkan indoor

dan gallery.

5.1.1.1. Eksisting Lokasi Site

Gambar 5.1. Peta lokasi kawasan taman budaya kota Padang sumber: http://tourism.padang.go.id dan googlearth (2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

66

Lokasi site berada di Jl. Diponegoro, Padang, Sumatera Barat. Memiliki

luas 17330,22 m² yang berbatasan dengan Jl. Pramuka di sebelah utara; Jl.

Diponegoro di sebelah timur; area pertokoan di sebelah selatan; serta Jl. Samudera

dan Pantai Padang di sebelah Barat.

5.1.2. Analisa Pencapaian Site

5.1.2.1. Penentukan Entrance

Dalam menentukan main dan side entrance harus memiliki dasar

pertimbangan untuk mendapatkan perletakan akses yang ideal. Beberapa hal yang

menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan main dan side entrance, yakni: 1)

kondisi dan potensi jalan di sekitar site perencanaan; 2) nilai aksesibilitas atau

kemudahan pencapaian yang tinggi, baik untuk berbagai jenis kendaraan maupun

U

Selatan : Area pertokoan

Barat : Jl. Samudra dan Pantai Padang

Timur : Jl. Diponegoro

Utara : Jl. Pramuka

Gambar5.2.batas-bataskawasantamanbudayakotaPadangsumber:Dokumenpribadi2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

67

pejalan kaki ke dalam site; 3) adanya pertimbangan terhadap kemungkinan

gangguan yang timbul terhadap lalu lintas dan lingkungan sekitarnya; serta 4)

faktor keamanan terhadap operasional dari macam-macam pencapaian.

Kondisi eksisting disekitar kawasan Taman Budaya Kota Padang dapat

dijabarkan sebagai berikut. Pertama, Jalan Samudera, merupakan salah satu jalur

sekunder kota Padang yang memiliki kelebaran jalan 18 meter dengan kepadatan

yang relatif rendah, jalan ini berada di bagian barat site atau di sepanjang Pantai

Padang. Jalan ini memiliki dua jalur dan dua arah serta dilalui oleh angkot dan

kendaraan pribadi. Pada sisi timur dari jalanan ini dipenuhi dengan berbagai

macam restoran dan rumah makan.

PerkantorandanMuseumAdityawarman

Pertokoan

PantaiPadang

Pertokoan

Gambar5.3.kondisilingkungankawasantamanbudayakotaPadangsumber:Dokumenpribadi2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

68

Kedua, Jalan Diponegoro, berada di bagian selatan site yang

menghubungkan daerah kota dengan daerah pariwisata seperti Museum

Adityawarman, Taman Melati, dan lain sebagainya. Jalan ini merupakan jalur

sekunder kota Padang yang memiliki kelebaran jalan 12 meter dengan kepadatan

yang relatif sedang dan hanya dilalui oleh kendaraan pribadi. Jalan ini merupakan

jalan dengan dua jalur dan dua arah. Jalanan ini cenderung diisi oleh perkantoran

dan berbagai macam pertokoan.

Ketiga, Jalan Pramuka, jalan yang berada di bagian utara site ini

mengubungkan Jalan Samudera dengan Jalan Diponegoro. Berbeda dengan Jalan

Samudera dan Jalan Diponegoro, jalan yang memiliki kelebaran 8 meter ini hanya

dilewati oleh kendaraan pribadi. Di sepanjang jalan dua arah ini diisi oleh

pertokoan dan rumah makan Padang.

Gambar 5.4. pola pergerakan lalu lintas di sekitar kawasan taman budaya kota Padang sumber: Dokumen pribadi 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

69

Gambar5.5.sistemparkirparalelsumber:Analisapribadi2012

Gambar5.5.sistemparkirmenyudut45 ºsumber:Analisapribadi2012

5.1.2.2. Sistem Sirkulasi dalam Site

5.1.2.2.1. Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi kendaraan berupa roda dua dan roda empat dibedakan menjadi

dua sirkulasi, yakni sebagai berikut.

1) Pengunjung, melalui Main entrance barat dan timur

2) Pengelola dan servis, melalui Side entrance

5.1.2.2.2. Sirkulasi Pejalan Kaki

Bagi pejalan kaki disediakan pedestrian pada kawasan yang

menghubungkan antara bangunan satu dengan yang lain. Letak bangunan yang

lebih tinggi dari jalan membuat pejalan kaki bisa memanfaatkan selasar sebagai

akses untuk masuk kedalam bangunan.

5.1.2.2.3. Sistem Perparkiran

Sistem parkir menurut Neufert Architect Data (NAD) terbagi dalam

beberapa jenis, yakni sebagai berikut.

1) Sistem parkir paralel

2) Sistem parkir menyudut 45º

Karakter: · Efisien diterapkan di area parkir · Sirkulasi keluar-masuk lancar. · Daya tampung kendaraan cukup banyak.

Karakter: · Efisien diterapkan di badan jalan. · Sirkulasi keluar-masuk sulit. · Daya tampung kendaraan sedikit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

70

Gambar 5.7. simulasi bangunan kawasan taman budaya kota Padang

sumber: Dokumen pribadi 2012

Gambar 5.6. sistem parkir menyudut 90 º

sumber: Analisa pribadi 2012

Sterofoam

Area waterfront

Site bangunan asli

U

3) Sistem parkir menyudut 90º

5.1.3. Analisa Iklim

5.1.3.1. Pergerakan Angin

Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan, yaitu arah datang sinar matahari

dan arah angin dengan tujuan menemukan solusi desain dari permasalahan iklim

terhadap site dan mempertimbangkan perletakan bangunan.

Selain itu posisi site yang berada di bibir pantai, memungkinkan angin dari

arah laut membawa butiran-butiran air laut yang dapat memberikan dampak

korosi pada material besi dan baja.

Pergerakan angin pada site berasal dari angin

laut dan angin darat yang disimulasikan dengan

menggunakan malampet dan serpihan sterofoam.

Simulasi tersebut diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar berikut merupakan simulasi angin

yang datang dari laut menuju darat membawa uap air

Karakter: · Efisien diterapkan di area parkir (basement

dan sebagainya). · Sirkulasi keluar-masuk lancar. · Daya tampung kendaraan banyak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

71

Gambar 5.8. simulasi angin pada bangunan alternatif 1 kawasan taman budaya kota Padang

sumber: Dokumen pribadi 2012

laut yang dapat mentebabkan korosi pada bahan metal.

Sterofoam yang dikumpulkan pada daerah “pantai” ditiup kearah “darat”

kemudian dapat terlihat pada perubahan keadaan sterofoam. Sterofoam yang

berhenti pada bangunan menandakan arus angin tidak merata keseluruh kawasan.

Sebaliknya, jika sterofoam menyebar ke seluruh kawasan maka itu menandakan

angin merata ke seluruh kawasan.

Angin bergerak dari laut ke darat menuju bangunan waterfront menuju

kawasan taman budaya melewati jalan. Namun bangunan yang disusun secara

linear membuat angin tidak mampu melewati atau masuk ke dalam tiap bangunan

secara merata. Hal ini diakibatkan juga oleh bentuk bangunan yang massif dan

rapat. Begitu juga dengan angin yang berhembus dari darat ke laut. Sterofoam

yang berhembus berhenti pada satu bangunan yaitu pada bangunan pengelola.

5.1.3.2. Garis Edar Matahari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

72

Gambar 5.9. analisa matahari pada kawasan taman budaya kota Padang sumber: Dokumen pribadi 2011

Kondisi bangunan di sekitar s ite yang tidak tinggi menyebabkan site

memungkinkan menerima penyinaran matahari sepanjang hari. Hal ini berpotensi

dimanfaatkan sebagai natural lighting. Sedangkan hembusan angin yang berasal

dari laut mudah menimbulkan korosi pada material-material dari bahan metal.

Masalah yang berhubungan dengan iklim mempunyai beberapa alternatif

pemecahan dengan pertimbangan sebagai berikut.

1) Bukaan, yaitu berhubungan dengan perletakan bukaan untuk menangkap

sinar matahari ke dalam bangunan ataupun bukaan bagi angin sebagai

penghawaan alami.

2) Barier, yaitu penghalang yang dapat berupa vegetasi ataupun bangunan

dan pagar yang didesain sebaik mungkin sebagai penghalang s inar

08.00 WIB 10.00 WIB 12.00 WIB

14.00 WIB 16.00 WIB 18.00 WIB

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

73

Gambar 5.10. analisa view ke bangunan pada kawasan taman budaya kota Padang sumber: Dokumen pribadi 2011

matahari atau pun angin yang merugikan bangunan dan kegiatan yang ada

di dalamnya.

3) Material, yaitu berperan sebagai filter sinar dan mengurangi kesilauan

(glare) dalam bangunan.

5.1.4. Analisa View Lingkungan.

Hal-hal yang menjadi dasar petimbangan dalam melakukan pendekatan

site ini yaitu: 1) ekspose site terhadap lingkungan sehingga bangunan dapat

terekspose dengan baik; 2) keberadaan jalan sekitar site; 3) keberadaan bangunan

dalam lokasi site; serta 4) kondisi view lingkungan sekitar, pengamatan view

dilakukan pada ketinggian mata normal manusia.

5.1.4.1.View to site

Potensi view minimum, area pertokoan kurang mendukung view kearah site.

Potensi view maksimum, karena terlihat dari Jl. Samudra yang dilewati kendaraamn umum dan pribadi

Potensi view maksimum, Jl. Diponegoro mendukung view kearah site.

Potensi view minimum, karena menghadap ke pertokoan dan jalan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

74

Gambar5.11.analisaviewdaribangunanpadakawasantamanbudayakotaPadangsumber:Dokumenpribadi2011

5.1.4.2. View from site

Pada kondisi eksisting sebelumnya, view Pantai Padang yang indah hanya

dapat dinikmati oleh pengunjung yang berada di sekitaran gedung pertunjukkan.

Hal ini disebabkan oleh ukuran gedung pertunjukan yang besar dan

keberadaannya yang berada tepat di sisi barat tapak menutupi momen estetika.

5.1.5. Analisa Noise (kebisingan)

Sebelum menganalisis site yang akan diolah harus memiliki tujuan agar

bangunan yang diredesain nantinya memiliki kualitas yang lebih baik. Tujuan dari

menganalisis tingkat kebisingan lingkungan, yaitu untuk menentukan zona

kegiatan pada site, mengatur tata massa dalam site, dan mengetahui area pada site

yang memerlukan barrier sebagai filter terhadap kebisingan. Sedangkan hal-hal

yang menjadi dasar pertimbangan, yaitu arah datang atau sumber bunyi dan

tingakt keprivasian aktifitas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

75

Hal yang menjadi pertimbangan dalam menganalisis kebisingan pada

kawasan ini adalah sumber suara atau bunyi yang menyebabkan kebisingan.

KETERANGAN :

A : Tingkat kebisingan tinggi berasal dari kendaraan yang berada di Jl.

Diponegoro

B : Tingkat kebisingan cukup tinggi berasal dari kendaraan yang berada di Jl.

Pramuka

C : Tingkat kebisingan tinggi berasal dari kendaaraan yang berada di Jl. Samudra

D : Tingkat kebisingan rendah berasal dari ruko dan pertokoan

E : Tingkat kebisingan tinggi berasal dari kendaaraan yang berada di Jl. Samudra

F : Tingkat kebisingan rendah berasal dari deburan ombak

5.1.6. Analisa Tata Landscape

Hal-hal yang menjadi dasar petimbangan dalam melakukan pendekatan

site ini yaitu: 1)fungsi landscape dapat mendukung kegiatan; 2)mendukung

karakter bangunan sebagai bangunan public; dan 3)perencanaan penghijauan dan

sebagai fungsi resapan air hujan. Jenis landscape terbagi menjadi dua macam,

B

E

Gambar5.12.tingkatkebisingandikawasantamanbudayakotaPadangsumber:Dokumenpribadi2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

76

Gambar5.13.AlternatifHardscapeLandscapeSumber:www.astudioarchitect.com(3Juni

2009);www.intisemestaraya.blogspot.com(30Maret2010)

yaitu hardscape landscape dan Softscape landscape. Penggunaan hardscape

lanscape pada sebuah tapak dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan seperti

jalur pedestrian dan kendaraan, memberikan perkuatan terhadap karakter dan

estetika bangunan. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai area tangkapan air hujan.

Hardscape lanscape dapat berupa lantai penutup jalan (paving block) dan street

furniture (lampu jalan, tempat sampah dan lain-lain)

Terdapat beberapa alternatif hardscape lanscape yang biasa digunakan,

seperti perkerasan aspal, perkerasan beton, perkerasan kerikil, tanah padat, paving

berumput (grass block), dan taman.

Jenis landscape yang lain yaitu, softscape landscape yang meliputi

vegetasi pada taman maupun jalur sirku lasi. Vegetasi memiliki fungsi bermacam-

macam yaitu selain memperindah suatu tempat juga dapat dijadikan sebagai buffer

suara, udara dan panas matahari. Landscape kawasan di sekitar s ite cukup tertata

rapi dengan dominasi taman pada median jalan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

77

Gambar5.14.AlternatifSoftscapeLandscapesumber:www.asainbisnis.com(20Oktober2009)

Terdapat beberapa alternatif softscape landscape yang biasa digunakan,

yaitu perkerasan aspal, perkerasan beton, perkerasan kerikil, tanah padat, paving,

tanah berumput, dan taman.

1) Penataan softscape landscape disekitar s ite untuk mengatasi kebis ingan dan

sekaligus sebagai estetika yang mendukung konsep bangunan.

2) Pemanfaatan hutan mangrove pada pesisir pantai mampu mencegah

terjadinya erosi serta memberikan keeksotisan dan kesejukan pada bangunan.

5.1.7. Analisa tampilan bangunan

Pendekatan tampilan Bangunan pada taman budaya mengambil langgam

dan filosofi dari rumah tradisional Minangkabau sebagai pencitraan terhadap

fungsi bangunan, dengan elemen fasade di dominasi oleh penghijauan pada

bangunan.

5.1.8. Analisa Material Bangunan

Pemilihan material bangunan menjadi salah satu hal yang harus

diperhatikan sejak awal. Tahan lama, mudah dalam perawatan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

78

pengembangan, serta memiliki estetika yang indah menjadi dasar pertimbangan

dalam memilih material bangunan.

Pada bangunan yang bersifat formal seperti bangunan unit pengelola

termasuk didalamnya perpustakaan dan dokumentasi menggunakan material yang

bersifat masif, seperti bata ekspose, dan Smart H-Brick sebagai penutup dinding,

element kaca juga akan memberi sentuhan yang berbeda dari bangunan lainnya.

Sedangkan penutup lantai, lebih menitikberatkan pada penggunaan keramik.

Bagian tubuh dari bangunan ini akan d ikombinasikan dengan penggunaan

titanium sebagai penutup atap, hal ini terkait dengan iklim mikro setempat yang

akan menyebabkan korosi pada material besi dan baja.

Berbeda dengan bangunan pengelola, bangunan yang bersifat non formal

lebih menitikberatkan pada penggunaan material yang lebih memberikan kesan

ringan dan natural seperti kayu ulin, dinding roaster, dan lantai p lester.

Penggunaan bata Smart H-Brick juga akan terlihat pada bangunan-bangunan ini,

terkait dengan kelebihan bata ini yaitu tahan terhadap gempa. Dalam hal ini

pengolahan dinding sangat berpengaruh pada karakter dan citra yang ditimbulkan.

Sedangkan pada bangunan waterfront, hal yang menjadi perhatian yaitu air

laut yang menimbulkan korosi dalam waktu yang cepat. Untuk itu penggunaan

material seperti titanium yang bersifat anti korosi dan ringan menjadi pilihan tepat

sebagai pelapis dari bangunan ini. Pada gallery, penutup lantai yang terdiri dari

perpaduan kaca dan material alami seprti enceng gondok, batu-batuan, anyaman

menjadi aksen untuk memunculkan kesan unik dan ramah dari ruang pareran.

Penjelasan mengenai material-material diatas dijabarkan sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

79

Gambar5.15.Bataekspossumber:www.batapresmera.blogspot.com

(9april2011)

Gambar5.16.SmartH-BrickSumber:Kompas,22Februari

2012

1) Bata ekspose, dasar pertimbangan pemilihan bata ekspose karena selain

dalam pemasangan dan perawatannya lebih ekonomis bata ekspose memiliki

estetika yang tidak kalah dibandingkan dengan material-material lainnya serta

menghasilkan kesan natural. Selain itu, dalam perkembangannya nanti bata

ekspose ini lebih mudah dikenal warga. Bata ini diimplemntasikan pada

beberapa bagian dari gedung pengelola dan sanggar. Hal ini terkait dengan

karakternya yang terkesan ringan, tidak formal, serta memberi kesan natural.

2) Smart H-Brick

Pemanfaatan pecahan genting sebagai material agregat penyusun bata. Bata

dibuat dalam bentuk H agar agar tahan terhadap guncangan saat digunakan

sebagai material pembangun dinding, karena bentuk H bisa saling mengunci,

sehingga bentuk dinding tidak tidak beruba saat menahan guncangan gempa

dari dua ara, yakni sejajar dan tegal lurus dengan dinding. Untuk membuat

bata H dibutuhkan semen, pasir, dan agregat (campuran pecaan genting dan

limbat bubut baja) dengan perbandingan 1:2:3, lalu ditambah air. Bata ini

akan diimplementasikan pada semua bangunan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

80

Gambar5.18.Denverartmuseum,Cinasumber:www.naesarch.blogspot.com(22Februari2011)

Gambar5.17.Lantaikeramiksumber:www.koleksigambarrumah.blogspot.com(7Mei2012)

3) Parquet

4) Lantai keramik, dalam ragam jenisnya, keramik merupakan material yang

paling banyak macamnya. Menggunakan keramik untuk melapisi lantai

rumah adalah pilihan yang tepat karena sifatnya yang mudah dalam perawatn,

kuat, dan tahan lama (Seri rumah ide edisi lantai, 2007).

5) Bambu berongga

6) Penggunaan material lokal, seperti kayu ulin, batu kali, dan rumbai

dimaksudkan sebagai wujud penghargaan terhadap kearifan lokal dan lebih

membudayakan potensi dan sumber daya lokal.

7) Titanium, merupakan logam transisi yang, ringan, kuat, berkilau, dan tahan

terhadap korosi (termasuk tahan terhadap air laut dan klorin dengan warna

putih metalik keperakan).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

81

Berikut keunggulan dari titanium.

1) Titanium memiliki kekuatan sama dengan baja namun memiliki bobot

60% dari bobot baja.

2) Kekuatan lelah (fatigue strength) yang lebih tinggi daripada paduan

aluminium.

3) Tahan terhadap suhu tinggi. Ketika temperatur pemakaian melebihi 150 C

maka dibutuhkan titanium karena aluminium akan kehilangan

kekuatannya seacara nyata.

4) Tahan terhadap korosi. Ketahanan korosi titanium lebih tinggi daripada

aluminium dan baja.

5) Dengan rasio berat-kekuatan yang lebih rendah daripada aluminium, maka

komponen-komponen yang terbuat dari titanium membutuhkan ruang

yang lebih sedikit dibanding aluminium.

5.1.9. Analisa pencahayaan

Pada dasarnya, pencahayaan yang digunakan pada suatu bangunan terdiri

dari dua jenis, yaitu pencahaayaan alami dan pencahayaan buatan. Dalam

menentukan sistem pencahayaan yang digunakan terdapat beberapa hal yang

menjadi pertimbangan, yakni: 1) sistem pencahayaan yang hemat energi; 2)

pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang hari; serta 3)

penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa pemborosan.

Pada ruang latian, galeri, dan pasar seni, dinding berongga dan dinding

botol dapat menjadi salah satu alternatif bukaan sehingga matahari dapat masuk

tanpa menimbulkan silau yang berlebihan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

82

Gambar5.19.Pencahayaanalamiyangberasaldaridindingberonggasumber:www.kontraktorbangunan.com(6Juni2011);

www.probohindarto.blogspot.com(24Mei2010)

Gambar 5.20. North Junland House of Music, Denmark sumber: www.arcspace.com (8 September 2003)

Sedangkan lampu listrik hanya digunakan pada malam hari, saat kondisi

langit mendung dan pada area-area ruangan yang tingkat keterangannya kurang

(sesuai kebutuhan).

Penghematan energi dilakukan melalui pengoperasian lampu listrik

menggunakan alat pengendali otomatis (alat peredup atau saklar photo elektrik)

yang dapat menyalakan atau mematikan dan membuat cahaya menjadi redup

(dimmer control).

Pada gedung pertunjukkan, sistem pencahayaan alami memanfaatkan sinar

matahari yang masuk melalui skylight dan kaca sebagai .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

83

Skema 5.1. pencahayaan bangunan pada kawasan taman budaya kota Padang sumber: Dokumen pribadi 2012

5.1.10. Analisa penghawaan

Sama halnya dengan pencahayaan, sistem penghawaan terdiri dari dua

jenis, yaitu sistem penghawaan alami dan buatan. Pertama, sistem penghawaan

alami, angin yang berembus pada site yaitu angin darat dan angin laut, dimana

angin laut membawa banyak uap air sehingga seingga site mejadi lebih lembab.

Untuk membantu penghawaan di dalam ruangan dibantu dengan dinding

berongga dan dinding botol yang mampu berfungsi sebagai bukaan yang cukup

banyak, namun mampu mejadi filter dan membuat angin yang masuk menjadi

semilir. Kedua, penghawaan buatan, Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan

konstan, maka bisa digunakan penghawaan buatan, seperti penggunaan ceiling fun

untuk membantu penghawaan alami pada ruang-ruang besar.

Pada bangunan sanggar, system penghawaan alami menggunakan cross

ventilation dengan memanfaatkan bukaan-bukaan yang berupa dinding

beronggga, sehingga ruang tidak membutuhkan AC dalam membantu sirkulasi

udara.

Lain halnya dengan ruang pengelola, perpustakaan, ruang dokumentasi,

pementasan, dan gallery. Penghawaan alami berasal dari bukaan kaca, namun

Sinar matahari

Pencahayaan alami, menggunakan cahaya

matahari

Pencahayaan artifisial

Penerangan lampu dengan dimmer control, hanya menyala pada saat tingkat terang ruangan rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

84

intervensi AC dalam membantu sirkulasi udara juga dibutukan, hal ini berkaitan

dengan fungsi dan material yang ada didalamnya, seperti perpustakaan dan ruang

dokumentasi yang disarankan untuk tidak bersentuhan dengan udara lembab.

Begitu juga dengan ruang pertunjukkan yang menuntut kerapatan ruang sebagai

upaya peredaman suara.

5.2. Mikro

5.2.1. Analisa Zonifikasi Ruang

Analisa zonifikasi ruang didasarkan pada sifat kegiatan yang terjadi pada

Taman Budaya Kota Padang. Kegiatan yang terjadi diuraikan sebagai berikut.

a) Kegiatan Publik, yaitu kegiatan yang langsung berhubungan dengan

pengunjung, seperti kegiatan belajar dan mengajar di sanggar, kegiatan

promosi dan pemasaran, kegiatan pementasan, kegiatan jasa dan pelayanan.

b) Kegiatan Semi Publik, yaitu kegiatan yang masih berkaitan penting dengan

pengunjung dan mempunyai sifat tak langsung, seperti kegiatan teknik.

c) Kegiatan Privat, yaitu kegiatan intern pada taman budaya yang tidak

melibatkan pengunjung secara langsung, meliputi kegiatan pengelolaan.

d) Kegiatan Servis, yaitu kegiatan yang bersifat operasional bangunan.

5.2.2. Analisa kebutuhan ruang

Kebutuhan ruang diambil berdasarkan macam kegiatan dan tuntutan

wadah kegiatan. Macam kegiatan dan tuntutan wadah kegiatan yang dimaksud,

yaitu 1) kegiatan pelatihan/sanggar, kegiatan ini mencakup didalamnya pelatian

tari, music, dan teatre. untuk memenuhi tuntutan kegiatan, ruang yang disediakan

meliputi hall/lobby, studio/r.latihan, ruang ganti, r.instruktur, lavatory, mushalla,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

85

dan r.penyimpanan; 2) kegiatan pengelolaan, meliputi hall/lobby, ruang informasi

(customer care), personalia, administrasi, keuangan, hubungan masyarakat, ruang

marketing, ruang kerja p impinan, ruang sekretaris, ruang rapat, pantry, gudang,

lavatory, dan mushalla; 3) kegiatan dokumentasi, meliputi hall/lobby, ruang

perpustakaan, ruang baca, ruang peminjaman/pengembalian, ruang penyimpana

buku, ruang koleksi audio, ruang audio, ruang koleksi video, ruang pemutaran

slide, ruang produksi, ruang kantor, gudang, lavatory, dan mushalla; 4) kegiatan

pementasan, pementasan dilakukan dengan dua jenis pementasan, yaitu: a) ruang

pentas tertutup, diperuntukkan kegiatan serba guna, seperti pementasan drama,

musik, tari; tempat sarasehan yang bersifat umum. Untuk gedung pentas tertutup

mempunyai kebutuhan ruang, seperti hall/lobby, seat, stage, backstage, reherseal,

ruang rias, ruang wardrobe, ruang penyimpanan, master control room (MCR),

ruang konrol lighting, ruang control audio video, bengkel dekorasi, gudag,

lavatory, dan mushalla; b) ruang pentas terbuka, yaitu fasilitas pementasan

kesenian yang bersifat akrobatik dan memerlukan ruang gerak yang bebas.

Kebutuhan ruang pentas ini meliputi stage, audience, ruang ganti temporer, ruang

persiapan temporer, ruang kontrol lighting dan sound; 5) kegiatan pameran/pasar

seni, meliputi hall/lobby, ruang pameran, secretariat, retail, ruang penyimpanan,

ruang perawatan, mushalla, dan lavatory; 6) kegiatan servis, meliputi ruang jaga,

ruang janitor, ruang ME dan genset, reservoir, ruang control CCTV, ruang

generator wind turbin, ruang photovoltaic, mushalla, lavatory, dan gudang; 7)

kegiatan penunjang, meliputi ATM center, food court, communal space, dan

perparkiran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

86

Tabel5.1.KelompokjeniskegiatandanruangpadatamanbudayakotaPadangSumber:Analisapribadi2012

Kelompok kegiatan ini menentukan tuntutan dan wadah kegiatan, seperti

dijelaskan pada tabel berikut.

Kelompok Kegiatan

Pelaku Kegiatan

Macam Kegiatan

Tuntutan Wadah Kegiatan

Pengelolaan

Pimpinan Datang Bekerja Menerima tamu Metabolisme Ibadah Pulang

Hall R. kerja pimpinan R. tamu Lavatory Mushalla

Sekretaris Datang Surat-menyurat Membantu pimpinan Metabolisme Ibadah Pulang

Hall R.Kerja R.Kerja Lavatory Mushalla

Pengurus/bagian seksi

Datang Tangani informasi Tangani penyajian kegiatan Tangani kepersonaliaan Tangani humas Tangani pemasaran Tangani perbendaharaan Tangani ADM Terima tamu Mengontrol CCTV Matabolisme Ibadah Pulang

Hall Ruang informasi Ruang penyajian kegiatan Ruang personalia Ruang humas Ruang marketing Ruang keuangan Ruang administrasi R. Tamu Ruang CCTV Lavatory Mushalla

Pelatihan Instruktur Datang Duduk/menunggu Ganti Mengajar

Hall Hall/Lobby R.Ganti R.Studio/R.Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

87

Birokrasi Metabolisme Menyimpen peralatan Ibadah Pulang

R.Instruktur Lavatory Ruang penyimpanan Mushalla

Pengunjung/anak didik

Datang Duduk/menunggu Ganti Belajar Metabolisme Menyimpen peralatan Ibadah Pulang

Hall Hall/Lobby R.Ganti R.Studio/R.Latihan Lavatory Ruang penyimpanan Mushalla

dokumentasi

Pengelola Datang Persiapan aktifitas Penyimpanan/pengambilan dokumen Menyimpan buku Menyimpan koleksi audio Menyimpan koleksi video Pemutaran film/slide/kaset Tangani peminjaman dan pengembalian buku Memotokopi Mengontrol CCTV Metabolisme Penyimpanan alat Ibadah pulang

Hall Ruang kantor Ruang Dokumen Ruang penyimpanan buku Ruang koleksi audio Ruang koleksi video Studio Ruang peminjaman dan pengembalian buku Ruang fotokopi Ruang CCTV Lavatory Gudang Mushalla

pengunjung Datang Titip barang Mencari buku Membaca buku Dengarkan kaset Menonton film/slide Pinjam dan kembalikan buku

Hall Lobby/hall R.Perpustakaan R.baca R.Audio Studio Ruang peminjaman dan pengembalian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

88

Metabolisme Ibadah pulang

Lavatory Mushalla

Pementasan (tertutup)

Pengelola Datang Tangani tiket Melakukan pementasan Bersiap-siap Merias Ganti kostum Menyimpan peralatan Mengontrol lighting Mengontrol audio dan video Mengontrol lighting, audio, dan video Persiapan dekorasi Mengontrol CCTV Metabolisme Ibadah pulang

Hall dan loading dock Ticket box Stage Backstage dan reherseal Ruang make up Ruang wardrobe Ruang penyimpanan Ruang control lighting Ruang control audio dan video Master control room Bengkel dekorasi Ruang CCTV Lavatory Mushalla

Pengunjung Datang Membeli tiket Menyaksikan pementasan Metabolisme Ibadah Pulang

Hall Ticket box Seat Lavatory Mushalla

Pementasan (terbuka)

pengelola Melakukan pertunjukan Persiapan Pengontrolan ligting dan sound Ganti kostum Merias Pulang

Stage Backstage Ruang control Ruang ganti Ruang makeup

Pengunjung Menyaksikan pertunjukan pulang

Seat audience

Pameran/pasar seni

Pengelola Datang Mengatur jalannya

Hall Secretariat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

89

pasar seni Melakukan perawatan Mengontrol CCTV Metabolisme Ibadah Pulang

Ruang perawatan Ruang CCTV Lavatory Mushalla

Seniman Datang Memamerkan produk dan melakukan transaksi jual beli Metabolisme Ibadah Pulang

Hall Gallery dan retail Lavatory Mushalla

pengunjung Datang Melihat pameran dan melakukan transaksi jual beli Metabolisme Ibadah Pulang

Hall Gallery dan retail Lavatory Mushalla

Servis pengelola Tangani ME Mengontrol CCTV Tangani photovoltaic Tangani generator turbin angin Menjaga keamanan

Ruang ME dan genset Ruang CCTV Ruang photovoltaic Ruang generator Ruang jaga

Penunjang pengunjung Ibadah Metabolisme Makan dan istirahat Istirahat dan menikmati keadaan transaksi instan perbankan memarkir kendaraan

Mushalla Lavatory Foodcourt Communal space ATM centre Area perparkiran

5.2.3. Analisa pola kegiatan

1. Kelompok kegiatan pelatihan

a. Pengelola / staff pengajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

90

Skema5.2.KelompokkegiatanLatihan/sanggarbagipengelolaSumber:Analisapribadi2012

Skema5.3.KelompokkegiatanLatihan/sanggarbagipengunjungSumber:Analisapribadi2012

b. Pengunjung

2. Kegiatan dokumentasi

1) Audio visual

a. Pengelola

Tidak masuk kedalam bangunan · Mengantar · Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Belajar, latihan, ikut menyiapkan dan menyimpan peralatan latihan (tari,

music, teater) · Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

Tidak masuk kedalam bangunan · Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Mengajar, menyiapkan dan menyimpan peralatan latihan (tari, music,

teater) · Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

91

Skema5.4.KelompokkegiatandokumentasiaudiovisualbagipengelolaSumber:Analisapribadi2012

Skema5.5.KelompokkegiatandokumentasiaudiovisualbagipengunjungSumber:Analisapribadi2012

b. Pengunjung

2) Perpustakaan

a. Pengelola

Tidak masuk kedalam bangunan

· Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung ·

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Bekerja sesuai job description masing-masing seperti menyiapkan,

menyajikan, dan menyimpan katalog serta materi dokumentasi. · Privat care ( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

Tidak masuk kedalam bangunan · Mengantar · Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Melihat-lihat katalog, mendengar materi audio, dan menonton slide film. · Privat care ( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

92

Skema5.6.KelompokkegiatanperpustakaanbagipengelolaSumber:Analisapribadi2012

Skema5.7.KelompokkegiatanperpustakaanbagipengunjungSumber:Analisapribadi2012

b. Pengunjung

Tidak masuk kedalam bangunan

· Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung ·

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Memeriksa dan mengecek buku · Melakukan transaksi peminjaman dan pengembalian buku · Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

Tidak masuk kedalam bangunan

· Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung ·

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Melihat-lihat, membaca, mengembalikan dan meminjam buku · Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

93

Skema5.9.KelompokkegiatanpementasanbagipengelolaSumber:Analisapribadi2012

Skema5.8.Kelompokkegiatankoordinasi/pengelolaanSumber:Analisapribadi2012

3. Kegiatan koordinasi/pengelolaan

4. Kegiatan pementasan

a. Pengelola

Tidak masuk kedalam bangunan

· Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung ·

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Bekerja sesuai jobdescription masing-masing, seperti melayani pengunjung

secara langsung, mengatur administrasi, keuangan, rapat, dan lainnya. · Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

Tidak masuk kedalam bangunan

· Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung ·

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Bekerja sesuai jobdescription masing-masing, seperti mengatur sound,

lighting, dekorasi, peralatan, mengatur jalannya acara, dan lain sebagainya. · Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

94

Skema5.10.KelompokkegiatanpementasanbagipengunjungSumber:Analisapribadi2012

Skema5.11.KelompokkegiatanpameranbagipengelolaSumber:Analisapribadi2012

b. Pengunjung

5. Kegiatan pameran

a. pengelola

Tidak masuk kedalam bangunan

· Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Bekerja sesuai job description masing-masing, seperti menyiapkan,

mengecek produk atau bahan pameran. · Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

Tidak masuk kedalam bangunan

· Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung ·

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Menikmati acara dan pertunjukkan yang berlangsung · Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

95

Skema5.12.KelompokkegiatanpameranbagisenimanSumber:Analisapribadi2012

Skema5.13.KelompokkegiatanpameranbagipengunjungSumber:Analisapribadi2012

b. Seniman

c. pengunjung

6. Kegiatan servis dan perawatan

Tidak masuk kedalam bangunan

· Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung ·

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Menyiapkan dan memamerkan produksi kerajinan, melakukan transaksi. · Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

Tidak masuk kedalam bangunan

· Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Melihat acara pameran, melakukan transaksi jual beli. · Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

96

Skema5.14.KelompokkegiatanservisdanperawatanSumber:Analisapribadi2012

5.2.4. Analisan besaran ruang

Pada pendekatan studi kapasitas besaran ruang diambil berdasarkan

sumber data/literatur bagi kegiatan yang dianggap umum, asumsi dan

perbandingan dengan ruang lain yang tingkat kegunaan dan anggapan/analisanya

hampir sama bagi kegiatan yang bersifat khusus/tradisional. Pendekatan ini

berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu jensi ruang, sifat ruang, aktifitas yang

diwadahi, dan pelaku kegiatan. Selain itu terdapat beberapa faktor lain yang

diperhatikan dalam perhitungan besaran ruang, yaitu 1) data obyek; 2) kapasitas

disesuaikan dengan kapasitas yang direncanakan dengan prediksi 20 tahun

mendatang; 3) standart berdasarkan standart literatur yang berkaitan dengan ruang

yang dihitung, bagi ruang yang dianggap umum; 4) luasan ruang merupakan

perkalian dari jumlah kapasitas dengan standart yang sesuai; 5) presentase flow

gerak berkisar 10 % - 75 % dengan kriteria tertentu, yaitu kebutuhan keleluasaan

Tidak masuk kedalam bangunan

· Menikmati suasana taman budaya · Menonton pertunjukan / acara yang sedang berlangsung ·

Datang

Masuk ke dalam bangunan · Bekerja sesuai job description masing-masing seperti pengecekan dan

pengelolaan materi gallery, pengelolaan ME, perawatan barang pameran dan lain sebagainya.

· Privat care( ke lavatory, ibadah dll.)

Pergi Parkir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

97

gerak, tuntutan kenyamanan fisik, tuntutan kenyamanan psikis. Sedangkan ruang

umum yang memerlukan gerak bebas, seperti ruang pameran, hall, dan lainnya

berkisar 100%. Standart ruang diambil berdasarkan Time Saver Standart (TSS),

Neufert Architect Data (NAD), dan Theatres and Auditorium (TA).

Studi kapasitas besaran ruang

1. kegiatan pelatihan

a. R. Latihan tari

1) R. Latihan Tari indoor

Asumsi setiap kali latihan 20 orang penari (seniman) dengan 3 orang

pembina/instruktur.

· Luas R.Latihan : 23 x 2,7 m² = 62,1 m²

Flow 60 % = 0,6 x 62,1 m² = 37,26 m²

Total = 99,36 m²

· R.Ganti (L/P) : 20 x 1,21 m² = 24,2 m²

Flow 20 % = 0,2 x 24,2 m² = 4,48 m²

Total = 28,68 m²

· Lavatory

P : 2 urinoir @ 0,8 m² = 1,6 m²

1 washtafel @ 1,2 m² = 1,2 m²

2 WC @2,4 m² = 4,8 m²

W : 3 WC @ 2,4 m² = 7,2 m²

2 washatafel @1,2 m² = 2,4 m²

· R.Instruktur : 3 x 0,6 m² = 12,0 m² (TSS)

· Gudang (asumsi) = 8,0 m²

· Mushalla

Menampung 5 orang jemaah dengan standart 0,6 m²/orang dan 1 orang

imam dengan standart 2,5 m².

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

98

Ø Luas R. Sholat (5 x 0,6 m²) + 2,5 = 5,5 m²

Flow 20% = 0,2 x 5,5 = 1,1

Ø R. Wudhu (Asumsi) = 4,0 m²

Total kebutuhan r. latihan tari = 175,84 m²

2) R.Tari out door / terbuka

Waktu latihan adalah bergantian setiap minggu.

Untuk masing-masing kesenian @ :

· 5 penari : 5 x 9 m² = 45 m²

· 5 pengiring musik: 5 x 1, m² = 7 m²

Total luas = 52 m²

Flow 60% = 60% x 52 = 31,2 m²

Total luas = 83,2 m²

Dikarenakan penggunaan/penempatan latihan ini pada arena

terbuka/pentas out door, maka perhitungan luasan ini sebagai pertimbangan pada

perhitungan arena terbuka termasuk fasilitas ruang lainnya.

b. R. Latihan Teater

Asumsi setiap kali latihan 20 orang seniman (siswa) dengan 3 orang

pelatih.

· Luas R. Latihan : 23 x 2,7 m² = 62,1 m²

Flow 60 % = 0,6 x 62,1 m² = 37,26 m²

Total = 99,36 m²

· R. Ganti (L/P) : 20 x 1,21 m² = 24,2 m²

Flow 20 % = 0,2 x 24,2 m² = 4,48 m²

Total = 28,68 m²

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

99

· Lavatory

P : 2 urinoir @ 0,8 m² = 1,6 m²

1 washtafel @ 1,2 m² = 1,2 m²

2 WC @2,4 m² = 4,8 m²

W : 3 WC @ 2,4 m² = 7,2 m²

2 washatafel @1,2 m² = 2,4 m²

· R. Instruktur : 3 x 4,0 m² =12,0 m² (TSS)

· Gudang (asumsi) = 8,0 m²

· Mushalla

Menampung 5 orang jemaah dengan standart 0,6 m²/orang dan 1 orang

imam dengan standart 2,5 m².

Ø Luas R. Sholat (5 x 0,6 m²) + 2,5 = 5,5 m²

Flow 20% = 0,2 x 5,5 = 1,1

Ø R. Wudhu (Asumsi) = 4,0 m²

Total kebutuhan r. latihan teater = 175,84 m²

c. R. Latihan Musik

Jenis musik : Rabab, Gambus, dll. Masing-masing kelompok terdiri dari 10

seniman (siswa) dengan latihan secara bergantian.

· 1 perangkat alat musik = 42 m²

Flow 30 % = 0,3 x 42 m² = 12,6 m²

Total luas = 54,6 m²

· R. Instruktur (3 orang) : 3 x 4,0 m² = 12 m²

· Gudang alat (asumsi) = 30 m²

· Lavatory

P : 2 urinoir @ 0,8 m² = 1,6 m²

1 washtafel @ 1,2 m² = 1,2 m²

2 WC @2,4 m² = 4,8 m²

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

100

W : 3 WC @ 2,4 m² = 7,2 m²

2 washatafel @1,2 m² = 2,4 m²

· Mushalla

Menampung 5 orang jemaah dengan standart 0,6 m²/orang dan 1 orang

imam dengan standart 2,5 m².

Ø Luas R. Sholat (5 x 0,6 m²) + 2,5 = 5,5 m²

Flow 20% = 0,2 x 5,5 = 1,1

Ø R. Wudhu (Asumsi) = 4,0 m²

Total Luas = 124,4 m²

Besar kebutuhan ruang yang diperlukan tergantung pada jenis kegiatan,

jumlah pemakai, sarana penunjang pendidikan, dan waktu penggunaannya. Dari

perhitungan yang ditentukan, pemakaian perhari dari jam 08.00-16.00 wib. Lama

pendidikan 8 jam per hari, 6 hari seminggu, jumlah pengajaran rata-rata 54

jam/minggu

Ruang-ruang latihan ini dapat dipakai beberapa kali/hari, maka jumlah

ruang yang dibutuhkan dijabarkan sebagai berikut.

a) R. latihan Musik

Jam belajar 2 jam/latihan, 2 kali seminggu =4 jam. Jumlah siswa tiap

kelompok 20 orang (terbanyak).

Jumlah waktu seluruh kelompok music selama seminggu : 3 kelompok x 4

jam = 12 jam

12 : 54 = 0,222 = 1 ruang latihan.

b) R. Latihan Tari

Jam belajar 2 jam/latihan, 2 kali seminggu =4 jam. Jumlah siswa tiap

kelompok 20 orang (terbanyak)

Jumlah waktu seluruh kelompok music seminggu : 4 kelompok x 4 jam = 16

jam

16 : 54 = 0,296 = 1 ruang latihan

c) R. Latihan teater

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

101

Jam belajar 2 jam/latihan, 2 kali seminggu =4 jam. Jumlah siswa tiap

kelompok 20 orang (terbanyak)

Jumlah waktu seluruh kelompok music seminggu : 5 kelompok x 4 jam = 20

jam

20 : 54 = 0,370 = 1 ruang latihan

2. Kegiatan dokumentasi

Hall (asumsi) = 30 m²

a. R. Perpustakaan

· Book Stack

Asumsi 5000 buku dengan 15m²/vol (NAD) = 15 m² x 5 = 75 m²

Flow 60 % = 0,6 x 75 m² = 45 m²

Total luas = 120 m²

· R. Baca

Ruang baca diasumsikan menampung 50 orang dengan standart NAD

2,32 m²/orang : 50 x 2,32 = 116 m²

Hasil, Katalog, peminjaman dan penitipan tas diasumsikan seluas 30 m²

Flow 30 % = 0,3 x (116 m² + 30 m²) = 43,8 m²

Total luas = 189,8 m²

· Lavatory

P : 2 urinoir @ 0,8 m² = 1,6 m²

1 washtafel @ 1,2 m² = 1,2 m²

2 WC @2,4 m² = 4,8 m²

W : 3 WC @ 2,4 m² = 7,2 m²

2 washatafel @1,2 m² =2,4 m²

Total Luas = 17,2 m²

Kebutuhan Luas Perpustakaan = 357 m²

b. R. Koleksi Audio-Visual

STSI Surakarta = 12 m²

Perpustakaan Nasional Jakarta = 36 m²

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

102

Maka luas Audio Visual Taman Budaya Kota Padang diambil….. 12 m²

· R. Audio (dengan rekaman)

Diasumsikan untuk 10 orang dengan standart TSS 2,1 m/org.

Luas R. Audio : 10 x 2,1 = 21 m²

· R. Film/Slide/Video/Pandang Dengar (Studio)

Diperhitungkan dengan jarak pandang film : 16 mm/slide = 6 m

Lebar penonton diambil dari deret tribune 6 penonton duduk = 6 x 0,6 =

3,6 m²

Luas ruang film/slde = 6 x 3,6 m² = 21,6 m²

Sirkulasi 10% = 2,2 m²

Total Luas Ruang Slide/Film (Studio) = 23,8 m²

· R. Produksi/Cetak/fotocopy

Diasumsikan seluas…….12 m²

· R. Kantor

Diasumsikan dengan 3 pengurus, seluas ……12 m²

· R.CCTV

Kapasitas 3 orang = 3 x 0,6 = 1,6

Peralatan = 2,11

Flow 30% = 0,3 x 3,71 = 1,113

Total = 3,71 + 1,113 = 4,823 ~ 5 m²

· Mushalla

Menampung 10 orang jemaah dengan standart 0,6 m²/orang dan 1 orang

imam dengan standart 2,5 m².

Ø Luas R. Sholat (10 x 0,6 m²) + 2,5 = 8,5 m²

Flow 20% = 0,2 x 8,5 = 1,7 m²

Ø R. Wudhu (Asumsi) = 4,0 m²

Luas = 14,2 m²

· Lavatory

P : 3 urinoir @ 0,8 m² = 2,4 m²

2 washtafel @ 1,2 m² = 2,4 m²

3 WC @ 2,4 m² = 7,2 m²

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

103

W : 3 WC @ 2,4 m² = 7,2 m²

3 washatafel @ 1,2 m² = 3,6 m²

Total Luas = 22,8 m²

Kebutuhan Luas R.koleksi = 125,8 m²

3. Kegiatan pementasan

Pementasan dilakukan dengan dua jenis pementasan yaitu :

a. Ruang Pentas Tertutup

· Hall/Lobby

Diasumsikan menampung 25% penonton seluas = 50 m²

· Stage Utama

Kapasitas 50 orang 50 x 0,6 = 30 m²

Perlengkapan 20 m²

Flow 100% = 1 x 50 = 50 m²

Total 50 + 50 = 100 m²

· Seat

Diasumsikan menampung 500 penonton

Luas tempat duduk 500 x 1 x 0,5 = 250 m²

Flow 30% = 75 m²

Luas Seat Audience = 325 m²

· R. Persiapan (Reherseal)

Kapasitas yang ditampung sebanyak 15 orang dengan standart aktifitas

0,9 m²/orang

Luas yang dibutuhkan 15 x 0,9 m² = 13,5 m²

· R. Rias

Standart : 15 orang, 2,2 m²/orang

R. Rias Pria : 15 x 2,2 m² = 33 m²

R. Rias Pria : 15 x 2,2 m² = 33 m²

Total Luas = 55 m²

Flow 20% = 0,2 x 55 = 11 m²

Luas Ruang Rias = 66 m²

· R. Ganti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

104

Standart : 15 orang, 2,2 m²/orang

R. ganti Pria : 15 x 2,2 m² = 33 m²

R. ganti Pria : 15 x 2,2 m² = 33 m²

Total Luas = 55 m²

Flow 20% = 0,2 x 55 = 11 m²

Luas Ruang ganti = 66 m²

· Ruang control video & sound

R. Lighting (Asumsi) = 20,0 m²

R. Video (Asumsi) = 20,0 m²

R. Sound (Asumsi) = 20,0 m²

Flow 20% = 0,2 x 60 = 12 m²

Luas ruang kontrol = 72 m²

· Master Control Room

Kapasitas 5 orang dengan standart 0,6 m²/orang

5 x 0,6 = 3 m²

Peralatan (asumsi) = 10 m2

flow 50% = 0,5 x 13 m2 = 6,5 m2

Total Master Control Room = 19,5 m2

· R.CCTV

Kapasitas 3 orang = 3 x 0,6 = 1,6

Peralatan = 2,11

Flow 30% = 0,3 x 3,71 = 1,113

Total = 3,71 + 1,113 = 4,823 ~ 5 m²

· Gudang (Asumsi) = 25 m²

· Pantry = 9,0 m²

· Lavatory

Pemain

P : 2 urinoir @ 0,8 m² = 1,6 m²

1 washtafel @ 1,2 m² = 1,2 m²

2 WC @2,4 m² = 4,8 m²

W : 2 WC @ 2,4 m² = 4,8 m²

2 washatafel @1,2 m² = 2,4 m²

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

105

Total Luas = 14,8 m²

Penonton

P : 3 urinoir @ 0,8 m² = 2,4 m²

2 washtafel @ 1,2 m² = 2,4 m²

3 WC @2,4 m² = 7,2 m²

W : 3 WC @ 2,4 m² = 7,2 m²

3 washatafel @1,2 m² = 3,6 m²

Total Luas = 22,8 m²

· Mushalla

Menampung 10 orang jemaah dengan standart 0,6 m²/orang dan 1 orang

imam dengan standart 2,5 m²

Luas R. Sholat (20 x 0,6 m²) + 2,5 = 14,5 m²

Flow 20% = 0,2 x 8,5 = 2,9 m²

R. Wudhu (Asumsi) = 5,0 m²

Luas = 22,4 m²

Kebutuhan Luas Pementasan = 799 m²

b. Ruang Pentas Terbuka

Ruang pentas ini diperuntukkan kegiatan kesenian bersifat akrobatik dan

menggunakan area terbuka, yaitu plaza. Namun kebutuhan ruangnya adalah rung

bersifat temporer (knock down). Sedangkan luasannya disesuaikan dengan luasan

R. Pentas Tertutup.

1. Kegiatan pameran/pergelaran

Galeri, merupakan tempat untuk memamerkan hasil karya seni para

pengrajin dan seniman Sumatra Barat.

· R. pamer asumsi 500 m²

· Ruang sekretariat diasumsikan untuk 20 orang. Standart m²/orang 0,6

20 x 0,6 m² = 12 m²

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

106

3 meja + 3 kursi = 6 m2

Flow 60% = 60% x 18 m2 = 10,8 m2

Total Luas secretariat 28,8 m2

· Ruang Perawatan, asumsi 9 m2

· Ruang penyimpanan, asumsi 25 m2

· R.CCTV asumsi 5 m2

· Lavatory

P : 3 urinoir @ 0,8 m² = 2,4 m²

2 washtafel @ 1,2 m² = 2,4 m²

3 WC @2,4 m² = 7,2 m²

W : 3 WC @ 2,4 m² = 7,2 m²

3 washatafel @1,2 m² = 3,6 m²

Total Luas = 22,8 m²

· Mushalla

Menampung 10 orang jemaah dengan standart 0,6 m²/orang dan 1 orang

imam dengan standart 2,5 m².

Ø Luas R. Sholat (10 x 0,6 m²) + 2,5 = 8,5 m²

Flow 20% = 0,2 x 8,5 = 1,7 m²

Ø R. Wudhu (Asumsi) = 4,0 m²

Luas = 14,2 m²

Kebutuhan Luas Galleri = 588,8 m²

2. Kegiatan pengelola

· Hall/Lobby (asumsi) =30 m²

· R. Informasi

Kapasitas 10 orang, 3 buah tempat informasi @ 1,2 m²

Luas 10 x 0,6 m² = 6 m²

Data 3 x 1,2 m² = 12 m²

Total Luas = 18 m²

Flow 30% = 0,3 x 18 = 5,4 m²

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

107

Total Luas = 23,4 m²

· R. Marketing, 1 orang kepala (12 m²), 1 orang personalia dan 3 orang

karyawan @ 2,7 m²/orang (Standart NAD)

Luas 12 m² + (3 x 2,7 m²) = 20,1 m²

Flow 30% = 0,3 x 20,1 m² = 6,03 m²

Total luas = 26,4 m²

· R. Penyajian Kegiatan, 1 orang kepala (12 m²), 1 orang personalia dan 3

orang karyawan @ 2,7 m²/orang (Standart NAD)

Luas 12 m² + (3 x 2,7 m²) = 20,1 m²

Flow 30% = 0,3 x 20,1 m² = 6,03 m²

Total luas = 26,4 m²

· R. Administrasi

Luas kasubag = 12,0 m²

Staff = 5,4 m²

Total luas = 20,1 m²

Flow 30% = 0,3 x 20,1 m² = 6,03 m²

Total luas = 26,4 m²

· R. keuangan, 1 orang Kasubag, 1 orang bendahara, 1 orang pembukuan :

Luas kasubag = 12,0 m²

Staff = 5,4 m²

Total luas = 20,1 m²

Flow 30% = 0,3 x 20,1 m² = 6,03 m²

Total luas = 26,4 m²

· R. Personalia

Kepala seksi = 12,0 m²

Staff 3 x 2,7 m² (NAD) = 8,1 m²

Total Luas = 20,1 m²

Flow 30% = 0,3 x 20,1 m² = 6,03 m²

Total luas = 26,4 m²

· R. Hubungan masyarakat

Kepala seksi = 12,0 m²

Staff 3 x 2,7 m² (NAD) = 8,1 m²

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

108

Total Luas = 20,1 m²

Flow 30% = 0,3 x 20,1 m² = 6,03 m²

Total luas = 26,4 m²

· R. kerja pimpinan = 16 m²

· Ruang tamu asumsi = 9 m2

· R. Sekretaris = 10 m²

· Lavatory

Pria : 2 wc, 3 urinoir, 2 wactafel = 9,6 m²

Wanita : 2 wc, 2 wastafel = 8,4 m²

Total luas = 19 m²

· R. Rapat diasumsikan dengan kapasitas 10 orang yang terdiri dari

pimpinan, sekretaris, Kasubag dan Ka.Sie

Luas 10 x 2,5 m²/orang (PDS) = 25,0 m²

· Gudang = 15 m²

· Ruang CCTV

Kapasitas 3 orang = 3 x 0,6 = 1,6

Peralatan = 2,11

Flow 30% = 0,3 x 3,71 = 1,113

Total = 3,71 + 1,113 = 4,823 ~ 5 m²

· Mushalla

Menampung 5 orang jemaah dengan standart 0,6 m²/orang dan 1 orang

imam dengan standart 2,5 m².

Ø Luas R. Sholat (5 x 0,6 m²) + 2,5 = 5,5 m²

Flow 20% = 0,2 x 5,5 = 1,1 m²

Ø R. Wudhu (Asumsi) = 4,0 m²

Luas = 10,6 m²

Kebutuhan Luas Pengelola = 285.2m²

6. Kegiatan Penunjang

a. ATM center

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

109

Diasumsikan 5 unit ATM dengan kapasitas 1 orang/unit.

Luas tiap unit 1 x 1,146 m² = 1,146 m²

Flow 20% = 0,2 x 1,146 m² = 0,2292 m²

Luas ATM/unit = 1,3752 m² ~ 1,5 m²

Luas ATM 5 unit 1,5 m² x 5 = 7,5 m²

b. kantin/cafeteria

Diasumsikan dengan kapasitas 100 orang dengan 4 kursi/meja = 5,5

m²/meja

Ø Luas R. Makan 25 meja x 5,5 m² = 137,5 m²

Ø Dapur kotor dan Pantry (Asumsi) = 36,0 m²

Ø Gudang = 9,0 m²

Ø Lavatory (pria/Wanita) = 18,0 m²

Total Luas Kantin/Cafetaria = 200,5 m²

7. Kegiatan Servis dan perawatan

a. Mushalla

Menampung 50 orang jemaah dengan standart 0,6 m²/orang dan 1 orang

imam dengan standart 2,5 m².

Ø Luas R. Sholat (50 x 0,6 m²) + 2,5 = 32,5 m²

Ø R. Wudhu (Asumsi) = 8,0 m²

Ø Lavatory

P : 5 urinoir @ 0,8 m² = 4,0 m²

3 washtafel @ 1,2 m² = 3,6 m²

5 WC @ 2,4 m² = 12 m²

W : 5 WC @ 2,4 m² = 1,2 m²

5 washatafel @1,2 m² = 6,0 m²

Total Luas = 37,6 m²

Luas = 48,5 m²

Sirkulasi 20% = 9,7 m²

Total Luas = 58,2 m²

b. Rumah Jaga = 32 m²

c. R. ME & R. Genset = 30 m²

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

110

d. R. Photovoltaic = 18 m²

e. R. CCTV

Kapasitas 3 orang = 3 x 0,6 = 1,6

Peralatan = 2,11

Flow 30% = 0,3 x 3,71 = 1,113

Total = 3,71 + 1,113 = 4,823 ~ 5 m²

f. R.perawatan dan pemeliharaan = 18 m²

g. Reservoir = 30 m²

h. Gudang Umum = 30 m²

Total luas = 160 m²

8. Kegiatan parkir kendaraan

Diasumsikan setiap harinya dipadati oleh 1000 orang (seniman dan

pengunjung) dengan kemungkinan 10% berkendaraan mobil @ 4 orang, 50%

berkendaraan sepeda motor @ 2 orang dan 40 pejalan kaki serta diasumsikan

dengan kapasitas 5 buah bis Tur

· Mobil 50 buah x 12 m² = 600 m²

· Sepeda motor 200 buah x 0,9 m² = 180 m²

· Bis Tur 4 buah x 28 m² = 112 m²

Luas Kendaraan = 892 m²

Sirkulasi 75% = 669 m²

Total Luas = 1531 m²

5.2.5. Analisa Pola Hubungan Ruang

Dalam menganalisa pola hubungan ruang harus memiliki tujuan dan dasar

pertimbangan yang tepat. Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan yaitu

pola kegiatan pada kelompok dan sub kelompok ruang serta tuntunan ruang dan

keterkaitan antar ruang kegiatan sehingga didapatkan tata ruang yang optimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

111

Nilai Derajat Jauh Dekat

A Harus Dekat Sekali

B Sangat Dekat

C DekatD Kurang DekatE Tak Perlu Dekat

F Harus Jauh

Tabel5.3.NotasiAnalisaModelMatriksSumber:Prosesperancanganyangsistematis,1985:48

Nilai Derajat Jauh Dekat

0 Tidak Ada

1 Fisik

2 Dekat3 Audio Visual4 Visual

Tabel 5.4. Notasi Analisa Model Gelembung Sumber: Proses perancangan yang sistematis, 1985:48

Analisa pola hubungan ruang dapat dijelaskan dengan menggunakan

model matriks dan model gelembung. Berikut akan dijelaskan cara baca model

matriks dan model gelembung serta keterangan berupa notasi.

Tanda Uraian Hubungan Kode

Pergerakkan Langsung

Tak Langsung

Jenis Hubungan Fisik 1.1

Audio Visual 1.2

Pendengaran (Auditive) 1.3

Pandangan (Visual) 1.4

Kelas Hubungan

Manusia dengan Manusia 2.1

Peralatan Dengan Peralatan 2.2

Hewan dengan Tumbuhan 2.3

Manusia dengan Hewan dan Tumbuhan 2.4

Manusia dengan Peralatan 2.5

Frekuensi Hubungan

Tetap, terus menerus (continous) 3.1

Berulang (Repetitive) 3.2

Kadang-kadang 3.3

Jarang 3.4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

112

Tabel 5.5. keterangan notasi warna kelompok kegiatan Sumber: analisa pribadi 2012

Frekuensi User Tinggi, padat 4.1

Menengah, sedang 4.2

Rendah 4.3

Frekuensi Waktu

Tetap (Permanent) 5.1

Sementara (Temporary) 5.2

Nilai Hubungan yang Terjadi

Positif Penting

Saling Mengenai

Tak Penting

Negatif Tak Diinginkan

Tak Dapat iterima

5.2.5.1. Pola Hubungan Antar Kelompok Kegiatan dengan Metode Gelembung

Keterangan Warna Kelompok Kegiatan

Pengelolaan

Pelatihan

Dokumentasi

Pementasan

Pameran

Servis

Penunjang

A

B

C

D

E

F

G

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

113

Skema 5.17. Pola Hubungan Kelompok Kegiatan Dokumentasi dengan Kelompok Lain Sumber: analisa pribadi 2012

Skema 5.15. Pola Hubungan Kelompok Kegiatan Pengelola dengan Kelompok Lain Sumber: analisa pribadi 2012

Skema 5.16. Pola Hubungan Kelompok Kegiatan Pelatihan dengan Kelompok Lain Sumber: analisa pribadi 2012

B C1.4, 2.1, 3.3, 4.3, 5.25.1, 4.3, 3.3, 2.1, 1.4

B D1.4, 2.1, 3.1, 4.1, 5.25.1, 4.1, 3.1, 2.1, 1.4

B E1.4, 2.1, 3.4, 4.3, 5.15.1, 4.1, 3.1, 2.1, 1.4

B F1.4, 2.1, 3.4, 4.3, 5.25.2, 4.3, 3.4, 2.1, 1.4

B G1.4, 2.6, 3.4, 4.2, 5.25.2, 4.2, 3.4, 2.6, 1.4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

114

Skema5.21.MatriksPolaHubunganMakroSumber:Analisapribadi2012

Skema 5.18. Pola Hubungan Kelompok Kegiatan Pementasan dengan Kelompok Lain Sumber: analisa pribadi 2012

Skema 5.19. Pola Hubungan Kelompok Kegiatan Pameran dengan Kelompok Lain Sumber: analisa pribadi 2012

Skema 5.20. Pola Hubungan Kelompok Kegiatan Servis dengan Kelompok Kegiatan Penunjang

Sumber: analisa pribadi 2012

5.2.5.2.Hubungan Ruang dan Pola Hubungan Ruang Makro

F 1.4, 2.6, 3.4, 4.3, 5.25.2, 4.3, 3.4, 2.6, 1.4 G

F1.4, 2.6, 3.4, 4.2, 5.25.2, 4.2, 3.4, 2.6, 1.4E

Kegiatan koordinasi/pengelolaan

Kegiatan dokumentasi

Kegiatan Latihan

Kegiatan Pementasan

Kegiatan Pameran

Kegiatan Servis dan penunjang

c

E

1c

1 cc11

1

3

1

1

1

cc

cB

cEB

Ec

11

D

333

3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

115

Skema5.22.MatriksPolakelompokkegiatankoordinasi/pengelolaanSumber:Analisapribadi2012

Skema5.23.MatriksPolakelompokkegiatandokumetasiSumber:Analisapribadi2012

5.2.5.3.Hubungan Ruang dan Pola Hubungan Ruang Mikro

1) Kelompok kegiatan koordinasi/pengelolaan

2) Kelompok kegiatan dokumentasi

R. Marketing

R. Penyajian Kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

116

Skema5.25.MatriksPolakelompokkegiatanpelatihanSumber:Analisapribadi2012

Skema5.24.MatriksPolakelompokkegiatanPementasanSumber:Analisapribadi2012

Skema5.26.MatriksPolakelompokkegiatanpameranSumber:Analisapribadi2012

3) Kelompok Kegiatan Pementasan

4) Kelompok kegiatan pelatihan

5) Kelompok Kegiatan Pameran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

117

Gambar5.21PolakonfigurasilinierpadaruangSumber:Analisapribadi2012

Skema5.27.MatriksPolakelompokkegiatanservisdanpenunjangSumber:Analisapribadi2012

6) Kelompok kegiatan servis dan perawatan

5.2.6. Analisa Sirkulasi Bangunan

Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan sirkulasi

bangunan seperti pada sirkulasi horizontal diperlukannya zona penerima sebagai

point of interest yang kemudian memberikan informasi s irkulasi kegiatan yang

hendak dituju serta penentuan sirkulasi vertikal yang dipisahkan antar fungsi

kegiatan yang berbeda sehingga terjadi crowded. Pertama, system sirkulasi

horizontal, untuk menunjang kelancaran sirkulasi perlu adanya sistem sirkulasi

yang baik. Sistem sirkulasi dalam bangunan akan menentukan pola-pola ruang

yang ada, berikut jenis-jenis pola pada ruang.

1) Pola Linier

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

118

Gambar5.22.Polakonfigurasiradialpadaruang

sumber:AnalisaPribadi2012

Gambar5.23.Polakonfigurasiterpusatpadaruangsumber:AnalisaPribadi2012

Merupakan deretan ruang-ruang yang berjajar, dihubungkan oleh suatu

jalan lurus sebagai penghubung antar ruang, sekaligus sebagai unsur pembentuk

ruang.

Konfigurasi ruang ini dapat diimplementasikan pada ruangan kantor

pengelola.

2) Pola radial

Berupa ruang-ruang terpola dalam bentuk yang memusat atau menyebar

sehingga bentuk radial ini mempunyai jalan yang berkembang dari atau menuju

sebuah titik pusat. Konfigurasi ruang ini diimplementasikan pada hall.

3) Pola terpusat

Satu pusat ruang, dimana sejumlah ruang sekunder dikelompokkan.

Konfigurasi ruang ini dapat diimplementasikan pada hall, main hall, Information

center, plaza, dll.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

119

Gambar5.24.Polakonfigurasigridpadaruangsumber:AnalisaPribadi2012

Gambar5.25.Polakonfigurasiclusterpadaruangsumber:AnalisaPribadi2012

4) Pola Grid

Ruang-ruang ditempatkan pada bentuk grid tertentu, yang dihubungkan

dengan pola jalan linier yang saling bersilangan.

5) Pola Clutser

Ruang-ruang yang dikelompokkan oleh letaknya secara

bersama/berhubungan. Aplikasinya pada: ruang studio siaran, ruang mixing suara

pada ruang pertunjukkan, dll.

Dari pendekatan sirkulasi di atas, maka dapat ditentukan sistem koridor

dengan beberapa factor, yaitu: 1) macam kegiatan utama yang diwadahi; 2)

kemudahan pencapaian dari ruang-ruang yang diwadahi; 3) efisiensi dan

efektifitas 4) karakteristik ruang yang ada. System koridor yang sering digunakan

terdiri dari beberapa macam, yakni sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

120

Gambar5.26.Sistemsingleloadcoridorsumber:AnalisaPribadi2012

Gambar5.27.Sistemdoubleloadcoridorsumber:AnalisaPribadi2012

Gambar5.28.Contohrampsumber:DokumenPribadi2012

1) Single Load Coridor

`Koridor yang menghubungkan pada satu sisi dari jajaran ruang-ruang.

Sedangkan sisi lainya biasanya berupa jendela untuk melihat s ituasi disekitarnya.

2) Double Load Coridor

Koridor yang menghubungkan pada kedua sisi ini berjajar ruang-ruang

secara linier.

Kedua, Sistem sirkulasi vertical, lebih ditujukan untuk transisi antar lantai.

Pada bangunan tinggi sirkulasi vertikal ada beberapa macam, yaitu: 1)Ramp, biasa

digunakan sebagai elemen sirku lasi aksesibilitas bagi para difabel (penyandang

cacat, ibu hamil, manula). Kemiringan standar ramp yang biasa digunakan adalah

7o – 10o; 2)Tangga, digunakan untuk penunjang sirkulasi vertikal pada ruang

servis, serta digunakan pula untuk tangga darurat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

121

Gambar5.29.Standartukuranramsumber:KepmenPUno.4861998

a. Ramp, yaitu jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu,

sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Ram

dipergunakan untuk mempertimbangkan aspek kenyamanan bagi lansia.

Ramp dilengkapi dengan Pegangan rambat (handrail) dan lantai dilapisi

karet anti selip. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh

melebihi 7°, perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan atau

akhiran ramp (curb ramps/landing). Sedangkan kemiringan suatu ramp yang

ada di luar bangunan maksimum 6°. Panjang mendatar dari satu ramp

(dengan kemiringan 7°) tidak boleh lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan

kemiringan yang leb ih rendah dapat lebih panjang.

b. Tangga, yaitu fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan

mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan

lebar yang memadai. Tangga sebisa mungkin harus memiliki kemiringan

kurang dari 60°, serta pegangan rambat (digunakan untuk sirkulasi vertikal

yang tidak banyak dilalui lansia. Handrail harus mudah dipegang dengan

ketinggian 64 - 80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

122

Gambar5.30.Standartukurantanggasumber:KepmenPUno.486tahun1998

Gambar5.32.IlustrasiTanggaLsumber:analisapribadiGambar5.31.IlustrasiTanggasiku

sumber:analisapribadi

mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik

ke arah lantai, dinding atau tiang.

Terdapat beberapa alternatif desain tangga yang dapat diaplikasikan pada

taman budaya, yaitu: 1) tangga s iku, tangga s iku memerlukan luasan ruang yang

cukup; 2) tangga U, efisien untuk lusan ruang dan tidak menimbulkan kelelahan

karena bordes yang lebar. Secara Psikologis menimbulkan kesan aman.

5.2.7. Analisa Pemilihan Struktur Pada Taman Budaya

Dasar pertimbangan dalam pemilihan struktur taman budaya kota padang

yaitu: 1) sustanaibiliti dan fleksibilitas ruang- ruang kegiatan seni budaya; 2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

123

Gambar5.33.pondasifootplatsumber:analisapribadi

Gambar5.34.pondasiStrukturlaba-labasumber:www.aniciv.blogspot.com

(24juni2012)

beban bangunan dan kegiatan Taman Budaya kota Padang yang harus didukung;

3) bentuk dan dimensi bangunan; 4) karakter Taman Budaya kota Padang yang

ingin dimunculkan; serta 5) latar belakang kota Padang yang sering dilanda

gempa.

Struktur suatu bangunan terdiri dari 3 bagian, yaitu sub struktur, super

struktur, dan upper struktur. Pertama, sub struktur, merupakan struktur bagian

paling bawah, yaitu yang tertanam dalam tanah. Bangunan Taman Budaya kota

Padang yang direncanakan merupakan bangunan bermassa jamak dengan

ketinggian yang bervariasi yang memiliki jumlah lantai 1-2 lantai. Berikut

alternatif struktur yang dapat digunakan.

1) Footplat

Digunakan pada kawasan taman budaya karena mampu mendukung

bangunan berlantai 1-3, cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras, tidak

perlu menggali tanah terlalu dalam.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

124

2) Struktur Pondasi Sarang Laba-laba

Mendukung bangunan waterfront karena dapat digunakan pada jenis

tanah berpasir dan didalam lautan dimensi yang besar dan banyak membuang

tanah galian.

Kedua, super struktur, merupakan struktur badan atau tengah. Struktur ini

dipengaruhi oleh bentuk peruangan di dalam bangunan. Untuk bangunan Taman

Budaya kota Padang yang dirancang, ruang-ruang di dalamnya pada dasarnya

adalah ruang yang luas namun disekat karena fungsinya sebagai ruang belajar dan

bersosialisasi.

Bangunan pada Taman Budaya kota Padang yang direncakan memiliki

ketinggian 1-3 lantai. Berikut merupakan alternatif sistem super struktur yang

memungkinkan digunakan pada bangunan Taman Budaya.

1) Struktur rangka, merupakan perpaduan antara konstruksi kolom sebagai unsur

vertikal yang berfungsi menyalurkan gaya beban menuju ke tanah, dan balok

sebagai unsur horizontal yang memegang dan membagi gaya ke kolom.

Struktur ini mudah diterapkan ke semua jenis bangunan, dapat di kombinasi

dengan sistem lain, mudah dalam penampilan berbagai bentuk, dan mudah

dalam pelaksanaan. Dari analisis diatas maka Taman Budaya kota Padang

dirancang menggunakan sistem struktur rangka.

2) Upper Struktur, terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu: 1) struktur rangka

baja; 2) bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas;

3) struktur kabel dapat menahan atap dengan bentangan besar; 4) struktur

beton bertulang; 5) bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap

cukup luas; 6) space frame Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

125

Gambar5.35.Turbinanginyangdiaplikasikansumber:www.apanstel.com(September2010)danwww.panelsurya.blogspot.com

(16januari2010)

bentuk atap lebih luas; 7) struktur rangka kayu Bentangan relatif kecil dan

variasi bentuk terbatas.

Pada pengaplikasiannya bangunan taman budaya menggunakan spaceframe

dan rangka baja, hal ini terkaitdengan space frame, truss, dan rangka baja mudah

dibentuk dan lebih ringan.

Pada bangunan waterfront, upper struktur yang digunakan yaitu spaceframe

dan plat beton digunakan dengan pertimbangan ruangan yang akan direncanakan

akan memiliki bentang yang lebar tanpa adanya kolom yang menyangga ditengah.

5.2.8. Utilitas Bangunan dan Energi Alternatif Dalam Aplikasinya

Utilitas bangunan yang direncanakan menggunakan sistem konversi energi.

Aplikasi energy alternatif dalam bangunan untuk dapat memenuhi kebutuhan

energy atau untuk menghemat energy dalam operasional bangunan yang

direncanakan.

Energi alternatif yang digunakan antara lain energi angin, dengan wind

turbin energi angin diubah menjadi pembangkit listrik mandiri untuk mencukupi

listrik dalam bangunan. Sinar matahari dengan panel photovoltaic diubah menjadi

pembangkit listrik, bersama turbin angin menyuplai listrik mandiri dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

126

bangunan, tidak selalu bergantung listri PLN, meskipun tetap berlangganan listrik

PLN namun konsumsi energinya dapat dihemat. System kerja wind turbin cukup

sederhana, energi angin yang memutar turbin angin diteruskan untuk memutar

rotor pada generator di bagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan

energi listrik.

5.2.10.1. Sistem Air Bersih

Air bersih yang diambil dari PDAM, sumur dan rainwater cacthing serta

deepwell digunakan untuk kegiatan lavatory KM/WC, toilet; kebutuhan air minum

dan masak; kegiatan servis, pemeliharaan bangunan; dan untuk menyirami

roofgarden.

Sistem Distribusi, distribusi air bersih menggunakan kombinasi dari dua

sistem yang populer digunakan, yakni sebagai berikut.

1) Up Feed Distribution, yaitu air dipompakan langsung dari ground reservoir

menuju outlet. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain : Fire hydrant, kran-

kran umum.

2) Down Feed Distribution, yaitu air dari ground reservoir dipompakan menuju

tangki atas, dan didistribusikan menuju outlet dengan bantuan gravitasi.

Digunakan untuk outlet-outlet antara lain : Sprinkler head, shower, toilet,

dapur, dsb.

Air bersih yang berasal dari sumber ditampung dulu pada ground reservoir

yang juga menjadi cadangan air untuk kebakaran, dimana dari sini dipompakan ke

tangki atas atau langsung ke outlet yang sebelumnya melalui sand filter untuk

memperbaiki mutu air, dan melalui boiler (water heater) untuk konsumsi air

panas. Sementara cadangan air dari Rainwater cacthing langsung ke top reservoir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

127

Skema5.28.SkemaAirBersihsumber:analisa pribadi

5.2.10.2. Sistem Sanitasi

Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak merusak lingkungan pada

saat pengoperasian maupun pembuangan. Sistem Sanitasi di dalam bangunan

mencakup pembuangan atau penyaluran air kotor dan air hujan.Dalam konsep

Desain Berkelanjutan air limbah dapat diolah kembali untuk kebutuhan lain yang

lebih bermanfaat daripada dibuang. Konsep tersebut sering disebut Water

Recycling Green Building (Tabloid Rumah : Edisi Sustainable Construction : 2008).

a. Water Recycling

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus tersedia

setiap saat. Penggunaan air yang paling besar justru berasal dari operasional

bangunan. Saat ini kebanyakan bangunan tidak memiliki system pengolahan

limbah air dengan baik. Padahal sistem ini seharusnya merupakan hal yang sangat

penting untuk menghemat konsumsi air dan mengurangi dampak lingkungan

seperti pencemaran dan banjir. Air limbah dari bangunan dapat diatur u lang

dengan sistem-sistem sebagai berikut.

1) Grey Water System, yaitu limbah air yang berasal dari dapur, air cucian, air

PDA

Ground tank Pomp Top Reservoir Distribusi

Sumu

Fasilitas

Rainwater Cacthing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

128

dari shower kamar mandi, dll. Sistem kerjanya adalah sebagai berikut: air

yang berasalh dari grey water ditampung dalam suatu bak khusus yang dapat

menyaring lemak, sabun, dan kotoran-kotoran lainnya. Setelah itu air

dialirkan melalui pipa menuju ke return water tank. Kemudian air dialirkan

untuk memenuhi kebutuhan seperti menyiram tanaman, menyiram toilet, dan

lain-lain.

2) Black Water System, yaitu air yang berasal dari air limbah yang berasal

dari toilet. Sistem kerja dari Black Water System adalah sebagai berikut: air

limbah dialirkan melalui pipa menuju ke bak penampungan dan diolah di

dalamnya. Setelah bersih air dapat digunakan untuk menyiram tanaman.

3) Rainwater System, yaitu air hujan yang jatuh dari atap dan site (tidak di

rainwater catcher) akan ditampung di kolam penampungan alami untuk

pengairan lain (bukan air bersih) seperti menyiram roof garden dan mencuci

kendaraan. Namun tidak semua air hujan tertangkap rainwater cachcer dan

kolam penampungan pembuangan air hujan melalui saluran terbuka maupun

tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan

tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu

penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan lapangan rumput di sekitar

bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan grass

block.

b. Air kotor, yaitu air yang berasal dari area servis, seperti MCK.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

129

Skema5.29.SkemaAirkotorsumber:analisa pribadi

Skema5.30.Skemasystempengolahansampahsumber:analisa pribadi

5.2.10.3. Sistem Pembuangan Sampah

Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih

bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan

untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan

cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain

yang memungkinkan bisa d itangani lebih lanjut sebelum dibuang. Dan disetiap

sudut dan bangunan taman budaya kota padang disediakan tempat pembuangan

samap yang nantinya akan dibuang ke TPA.

5.2.10.4. Sistem Keamanan Taman pada Taman Budaya Kota Padang

5.2.10.4.1. Pemadam Kebakaran

Sampah yang bisa

didaur ulang

Sampah yang

tidak bisa didaur TPA

Bak penampung

sampah daur

Bak penampung

sampah non daur

ulang

Daur

Air kotor Bak penampung

Sumur resapan

Limbah dapur dan lavatory

Pengolahan air

Tinja Septictank Pengolahan

Biogas Listrik air

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

130

Gambar5.36.sprinklersumber:juwana jimmy, panduan sistem bangunan tinggi hal. 150, 2005

Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, faktor

yang menentukan adalah fungsi bangunan, luasan bangunan dan peralatan yang

ada di dalam bangunan yang dapat memicu terjadinya kebakaran.

Taman Budaya Kota Padang merupakan bangunan bermassa jamak dengan

ketinggian bangunan 1- 3 lantai. Sistem yang biasa digunakan dalam bangunan

sebagai berikut.

1) Sistem Sprinkler Air

Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk

melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke

detector yang memberikan pesan ke junction box. Setiap sprinkler juga dilengkapi

dengan sensor untuk mengetahui lokasi kebakaran.

Menurut buku panduan sistem bangunan tinggi untuk bangunan dengan

klasifikasi bertingkat rendah atau ketinggian sampai dengan 8 meter tidak

diharuskan penggunaan sprinkel maupun fire alarm.

2) Fire Estinguisher

Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara

manual oleh manusia. Tempatkan di tempat-tempat strategis yang mudah dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

131

Gambar5.37.fireestinguisersumber:dokumen pribadi

dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi. Sistem ini

tergolong mudah dilakukan oleh semua orang karena ukuran tabung Fire

Estinguisher yang beragam.

3) Outdoor Hydrant

Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant untuk mendapatkan

kepastian sumber air dan tekanan air yang memadai. Dari analisa di atas, maka

dapat diketahui kebutuhan pengamanan terhadap bahaya kebakaran di Taman

Budaya Kota Padang adalah untuk bangunan 1-3 lantai tidak diharuskan

menggunakan sistem sprinkle maupun fire alarm. Sehingga pada seluruh

bangunan hanya diletakan Fire Estinguisher ditempat tempat yang strategis dan

outdoor hydrant.

5.2.10.4.2. CCTV

CCTV (closed circuit television) merupakan kamera yang digunakan untuk

memberi informasi secara visual dengan monitoring dan direkam guna

mendapatkan keamanan dengan jelas. CCTV biasa d iletakkan pada sudut-sudut

ruangan penting seperti ruang koleksi, ruang administrasi dan keuangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

132

5.2.9 Sistem Kelistrikan

5.2.9.1 Sistem Instalasi Listrik

Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung panel

photovoltaic dan genset. Energi listrik alternatif digunakan bersamaan dengan

listrik dari PLN. Dalam pelaksanaannya sumber listrik didistribusikan ke zona-

zona yang berbeda. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari

PLN atau mati listrik , maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby

emergency power (SEB) dari genset dan energi alternatif. Sumber listrik alternatif

dapat menyimpan cadangan listrik dengan baterai dalam sistem instalasinya.

Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu:

· Instalasi untuk penerang : Instalasi yang mendistribusikan energi listrik

untuk seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam, di luar

bangunan, maupun di lingkungan taman budaya

· Instalasi untuk power : Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-

alat elektronik lainnya seperti lift, pompa dan sebagainya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

134

BAB VI

RUMUSAN KONSEP PERENCANAAN DAN REDESAIN TAMAN

BUDAYA KOTA PADANG

6.1. Konsep Makro

Dasar dari konsep perencanaan dan perancangan revitalisasi taman budaya

kota padang ini didapatkan dari hasil analisis eksisting site, lingkungan, dan

kegiatan pengguna serta bangunan sebelumnya yang telah ada. Diharapkan

konsep yang didapatkan mampu menjadi acuan dalam merevitalisasi taman

budaya kota padang, sehingga produk desain yang dihasilkan dapat menjawab

permasalahan yang ada.

6.1.1. Identitas Site

Lokasi site berada di Jl. Diponegoro, Padang, Sumatra Barat dengan luas

17330,22 m² yang berbatasan dengan Jl. Pramuka di sebelah utara; Jl. Diponegoro

di sebelah timur; area pertokoan di sebelah selatan; dan Jl. Samudra dan Pantai

Padang di sebelah Barat.

6.1.2. Pencapaian

1) Pintu masuk diletakkan pada sisi timur dan barat seperti kondisi awal yang

sudah tersedia. Pintu masuk timur ditujukan sebagai akses menuju gedung

pengelola, dan gedung lainnya yang bersifat non-pertunjukan. Pintu masuk

barat ditujukan sebagai akses menuju gedung-gedung yang bersifat

pertunjukkan dan latihan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

135

SITE

Akses kegiatan servis

Pintu masuk dan keluar bagi kendaraan bermotor dan pejalan kaki (sisi timur)

Pintu masuk dan keluar bagi kendaraan bermotor dan pejalan kaki (sisi barat)

Akses servis

IN OUT

IN OUT

Gambar6.1.Respondesainpadaentrancebangunanwaterfront

sumber:Dokumenpribadi2012

Pintu masuk dan keluar

Gambar6.2.Respondesainpadaentrancesumber:Dokumenpribadi2012

2) Jalur ME akan dibuat pedestrian agar pengunjung yang berjalan kaki dapat

dengan aman dan nyaman memasuki site.

3) SE diletakkan pada utara site agar tidak terjadi cross circulation.

4) Untuk bangunan tambahan yaitu waterfront sebagai gedung pertunjukkan

yang diletakkan pada Pantai Padang

memiliki dua pintu masuk. Main Entrance

digunakan sebagai akses menuju gedung

pertun jukkan. Sirkulasi servis diletakkan

pada utara site.

6.1.3. Sistem sirkulasi

Sirkulasi yang ditujukan bagi pejalan kaki disediakan pedestrian pada

kawasan yang menghubungkan antara bangunan yang satu dengan yang lain.

Letak bangunan yang lebih tinggi dari jalan membuat pejalan kaki bisa

memanfaatkan selasar sebagai akses untuk masuk kedalam bangunan. Sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

136

Gambar6.3.simulasianginpadabangunanalternative2kawasantamanbudayakotaPadang

sumber:Dokumenpribadi2012

akses pintu masuk, para pejalan kaki dapat masuk melalui jalur pejalan kaki yang

terdapat pada kedua main entrance. Sedangkan para pengguna kendaraan

bermotor hanya bisa mengakses hingga area perparkiran, karena kendaraan

bermotor umum tidak dapat masuk kedalam taman budaya kota padang kecuali

untuk kepentingan servis dan dalam keadaan darurat.

Untuk sistem parkir yang digunakan dalam taman budaya kota padang

yaitu sistem parkir menyudut 45° dan 90°.

6.1.4. Iklim

Untuk menyelesaikan permasalahn iklim setempat, seperti angin, bentuk

bangunan meggunakan gaya bangunan panggung, hal ini berkaitan dengan rongga

yang terdapat pada bawah bangunan sehingga angin dapat bergerak bebas

disekitar kawasan. Selain itu penggunaan roof garden sebagai penyaring udara

kotor yang berasal dari kendaraan, sehingga udara yang masuk menjadi lebih

segar dan terasa sejuk.

Sedangkan untuk menyelesaikan permasalahan sinar matahari didapat

respon desain sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

137

Gambar6.4.hasilanalisaviewkawasantamanbudayakotaPadangsumber:Dokumenpribadi2011

1) Pada sisi bagian barat tidak mendapat shading sinar matahari dan

menerima panas pada siang-sore hari, sehingga diberi sunshading dan

pepohonan sebagai barier yang mampu mereduksi panas dan mengurangi

glare yang masuk ke dalam bangunan.

2) Pada area pantai yang direncanakan sebagai bangunan waterfront, diberi

sun shading dan barier disekeliling site agar bangunan tetap teduh dan

tidak menimbulkan efek silau yang berlebihan.

6.1.5. View

1. Arah hadap view diorientasikan pada arah pantai padang.

2. Arah hadap bangunan baru (waterfront) menghadap ke jalan samudra dan

pantai padang. Karena fungsi dari bangunan ini sebagai gedung pertunjukan

maka arah orientasi pengunjung dan penonton mengadap ke pantai.

3. Pembuatan pedestrian pada muka site akan memberikan pandangan baru yang

indah bagi site.

4. Zona dengan view menarik berpotensi digunakan untuk penataan bangunan

yang dapat mendukung ekspose terhadap kawasan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

138

Gambar6.6.zonifikasimakrotamanbudayakotaPadang

6.1.6. Noise (kebisingan)

Perletakan barier sebagai filter terhadap kebis ingan, barier diletakkan

disekitar bangunan tanpa mengganggu sirkulasi dan arah pandang. Pada bangunan

pertunjukkan, panel akustik menjadi alternative peredaman suara, sehingga

kebis ingan dari jalan tidak mengganggu aktifitas di dalamnya, begitu juga

sebaliknya, kebisingan dari dari dalam tidak mengganggu aktifitas dilingkungan

sekitar.

6.1.7. Zonifikasi s ite

Berdasarkan pendekatan di atas, maka disimpulkan untuk zonifikasi makro

adalah:

Gambar6.5.hasilanalisatingkatkebisingandikawasantamanbudayakotaPadang

sumber:Dokumenpribadi2011

Zona publik dimanfaatkan untuk ruang pertunjukkan in door dan gallery

Zona publik dimanfaatkan untuk sirkulasi dan communal space

Zona publik dimanfaatkan untuk sirkulasi

Zona publik dimanfaatkan untuk sarana pendidikan (sanggar)

Zona semi publik dimanfaatkan untuk pelayanan dan pengelola

Zona publik dimanfaatkan untuk sirkulasi dan perparkiran

Zona service

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

139

6.1.8. Tata Landscape

Tata hardscape landscape yang digunakan dalam revitalisasi taman budaya

kota padang yakni sebagai berikut.

1. Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus sehingga dapat memberikan

kenyamanan.

2. Jalur pedestrian menggunakan paving blok yang dikombinasikan dengan grass

blok dan bebatuan.

3. Pada open space/plaza dan amphitheatre menggunakan pengolahan lantai/batu

alam.

4. Pemakaian street furniture dengan desain yang dapat mendukung citra

bangunan dan juga dapat memberikan nilai estetis yang memperkuat karakter

bangunan seperti penerangan jalan/lampu jalan, sculpture, tempat sampah dan

lain-lain.

Penataan softscape landscape disekitar site untuk mengatasi kebisingan

dan sekaligus sebagai estetika yang mendukung konsep bangunan. Pepohonan

yang digunakan yaitu pohon yang berfungsi sebagai prnunjuk arah dan sebagai

peneduh jalan.

6.1.9. Sirkulasi Vertikal

Pola sirkulasi yang digunakan dalam bangunan taman budaya kota padang

yaitu gabungan antara pola linier dan pola cluster serta menggunakan double load

coridor dalam penataan ruangan.

Sedangkan sirkulasi vertikal pada luar bangunan menerapkan penggunaan

ram, hal ini terkait dengan ramp yang merupakan desain universal, dan aman bagi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 149: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

140

Gambar6.7.RumahGadangsumber:www.ikbar.org(24maret2012)

semua usia, termasuk anak hingga lansia. Untuk ruang-ruang lain tetap

menggunakan tangga sebagai akses antar lantai, namun tetap tidak meninggalkan

persyaratan aksesibilitas secara umum pada bangunan. Tangga yang dipilih adalah

jenis tangga U karena mempertimbangkan efisiensi ruang dan kenyamanan bagi

penggunanya.

6.1.10. Tampilan Bangunan

Pendekatan tampilan Bangunan pada taman budaya mengambil langgam

dan filosofi dari rumah tradisional Minangkabau sebagai pencitraan terhadap

fungsi bangunan, dengan elemen fasade di dominasi oleh penghijauan pada

bangunan. \

Pada rumah tradisional minangkabau atap bagonjong menjadivciri khas

yang sangat menonjol dan menjadi identitas dari bangunan itu sendiri. Serta

rangkiang (lumbung) yang beada pada bagian depan rumah menjadi satu bagian

yang tidak terpisahkan dari rumah gadang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 150: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

141

6.1.11. Material Bangunan

Pada bangunan yang bersifat formal seperti bangunan unit pengelola

termasuk didalamnya perpustakaan dan dokumentasi menggunakan material yang

bersifat masif, seperti bata ekspose, dan Smart H-Brick sebagai penutup dinding,

element kaca juga akan memberi sentuhan yang berbeda dari bangunan lainnya.

Sedangkan penutup lantai, lebih menitikberatkan pada penggunaan keramik.

Bagian tubuh dari bangunan ini akan dikombinasikan dengan penggunaan

titanium sebagai penutup atap, hal ini terkait dengan iklim mikro setempat yang

akan menyebabkan korosi pada material besi dan baja.

Berbeda dengan bangunan pengelola, bangunan yang bersifat non formal

lebih menitikberatkan pada penggunaan material yang lebih memberikan kesan

ringan dan natural seperti kayu ulin, dinding roaster, dan lantai plester.

Penggunaan bata Smart H-Brick juga akan terlihat pada bangunan-bangunan ini,

terkait dengan kelebihan bata ini yaitu tahan terhadap gempa. Dalam hal ini

pengolahan dinding sangat berpengaruh pada karakter dan citra yang d itimbulkan.

Sedangkan pada bangunan waterfront, hal yang menjadi perhatian yaitu air

laut yang menimbulkan korosi dalam waktu yang cepat. Untuk itu penggunaan

material seperti titanium yang bersifat anti korosi dan ringan menjadi pilihan tepat

sebagai pelapis dari bangunan ini. Pada gallery, penutup lantai yang terdiri dari

perpaduan kaca dan material alami seprti enceng gondok, batu-batuan, anyaman

menjadi aksen untuk memunculkan kesan unik dan ramah dari ruang pareran.

6.1.12. Pencahayaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 151: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

142

Pada ruang latihan, galeri, dan pasar seni, d inding berongga dan dinding

botol dapat menjadi salah satu alternatif bukaan sehingga matahari dapat masuk

tanpa menimbulkan silau yang berleb ihan. Sedangkan lampu listrik hanya

digunakan pada malam hari, saat kondisi langit mendung dan pada area-area

ruangan yang tingkat keterangannya kurang (sesuai kebutuhan).

Penghematan energi dilakukan melalui pengoperasian lampu listrik

menggunakan alat pengendali otomatis (alat peredup atau saklar photo elektrik)

yang dapat menyalakan atau mematikan dan membuat cahaya menjadi redup

(dimmer control). Pada gedung pertunjukkan, sistem pencahayaan alami

memanfaatkan sinar matahari yang masuk melalui skylight dan kaca.

Secara umum sistem penghawaan yang diterapkan pada taman budaya

kota padang dijelaskan pada skema berikut.

6.1.13. Penghawaan

Sinar matahari

Pencahayaan alami, menggunakan cahaya

matahari

Pencahayaan artifisial

Penerangan lampu dengan dimmer control, hanya menyala pada saat tingkat terang ruangan rendah.

Skema6.1.pencahayaanbangunanpadakawasantamanbudayakotaPadang

sumber:Dokumenpribadi2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 152: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

143

Sistem penghawaan yang digunakan pada bangunan taman budaya kota

padang melalui bukaan-bukaan berupa bukaan-bukaan seperti dinding berongga,

dindong botol, dan bukaan kaca. Kolong yang terdapat pada bangunan menjadi

sirkulasi pergerakan angin yang menghasilkan kesegaran pada taman budaya kota

padang.

6.2. Mikro

6.2.1. Zonifikasi Ruang

Peruangan pada taman budaya taman budaya kota padang dikelompokkan

kedalam beberapa zona, yakni sebagia berikut.

1) Zona Publik, merupakan zona yang langsung berhubungan dengan

pengunjung, seperti kegiatan belajar dan mengajar di sanggar, kegiatan

promosi dan pemasaran, kegiatan pementasan, kegiatan jasa dan pelayanan.

2) Zona Semi Publik, merupakan zona yang masih berkaitan penting dengan

pengunjung dan mempunyai sifat tak langsung, seperti kegiatan teknik.

3) Zona Privat, merupakan zona intern pada taman budaya yang tidak

melibatkan pengunjung secara langsung, meliputi kegiatan pengelolaan.

4) Zona Servis, merupakan zona yang bersifat operasional bangunan.

6.2.2. kebutuhan ruang

6.2.2.1. Kegiatan, kebutuhan, dan besaran ruang

Kegiatan yang diwadahi dalam taman budaya kota padang, yaitu: a)

kegiatan kegiatan latihan; b) kegiatan pementasan; c) kegiatan pameran/pagelaran;

d) kegiatan informasi; e) kegiatan koordinasi/keorganisasian; f) kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 153: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

144

pengunjung; g) kegiatan kantin/cafeteria; h) kegiatan servis; dan i) kegiatan parkir

kendaraan.

Untuk memenuhi kegiatan tersebut, maka wadah dan besaran yang

disediakan yakni sebagai berikut.

Kelompok Kegiatan Wadah kegiatan Luas

(m²)

Volume

(m³)

R. Latihan Tari

(indoor)

R.Latihan

R. Ganti

Lavatory

R.Instruktur

Gudang

Mushalla

R.wudhu

± 99,36 m²

± 28,68 m²

± 17,2

± 12,0

± 8,0

± 6,6

± 4,0

± 99,36 x 4m = ±397,44

± 28,68 x 4m = ±114,72

± 17,2 x 3m = ± 51,6

± 12,0 x 4m = ± 96,0

± 8,0 x 3m = ± 24,0

± 6,6 x 4m = ± 26,4

± 4,0 x 3m = ± 12,0

TOTAL ±175,84 m ± 722,16

R. Latihan Tari

(outdoor)

83,2 m² 83,2 m²

R. Latihan teater R.Latihan

R. Ganti

Lavatory

R.Instruktur

Gudang

Mushalla

R.wudhu

± 99,36 m²

± 28,68 m²

± 17,2

± 12,0

± 8,0

± 6.6

± 4,0

± 99,36 x 4m = ±397,44

± 28,68 x 4m = ±114,72

± 17,2 x 3m = ± 51,6

± 12,0 x 4m = ± 96,0

± 8,0 x 3m = ± 24,0

± 6,6 x 4m = ± 26,4

± 4,0 x 3m = ± 12,0

TOTAL ±175,84 m ± 722,16

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 154: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

145

R.Latihan Musik R.Latihan

R.Instruktur

Gudang Alat

Lavatory

Mushalla

R.wudhu

± 54,6

± 12

± 30

± 17.2

± 6,6

± 4,0

± 54,6 x 4m = ± 218,4

± 12 x 4m = ± 96,0

± 30 x 4m = ± 120,0

± 17.2 x 3m = ± 51,6

± 6,6 x 4m = ± 26,4

± 4,0 x 3m = ± 12,0

TOTAL ± 124,4 ± 524,4

Dokumentasi Perpustakaan

R.Baca

Hall

Lavatory

R.Koleksi

R.Audio

R.Slide

R.Produksi

R.Kantor

R. CCTV

Mushalla

± 120

± 189,8

± 30

± 40

± 12

± 21

± 23,8

± 12

± 12

± 5,0

± 14,2

± 120 x 4m = ± 480,0

± 189,8 x 4m = ± 759,2

± 30 x 4m = ± 120,0

± 40 x 3m = ± 120,0

± 12 x 4m = ± 96,0

± 21 x 4m = ± 84,0

± 23,8 x 4m = ± 95,2

± 12 x 4m = ± 96,0

±12 x 4m =± 96,0

± 5,0 x 4m = ± 20,0

±14,2 x 3m = ± 42,6

TOTAL ± 479,8 ± 2009

Pementasan Hall/lobby

Stage

Seat

Reherseal

R.Ganti

± 50

± 100

± 325

± 13,5

± 66

± 50 x 4m = ± 200,0

± 100 x 8m = ± 800,0

± 325 x 8m = ± 2600,0

± 13,5 x 4m = ± 54,0

± 66 x 4m = ± 264,0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 155: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

146

R.Make up

Lighting

Video

Sound

MCR

Gudang

Pantry

R. CCTV

Lavatory pemain

Lavatory

Penonoton

Mushalla

Wudhu

± 66

± 20

± 20

± 20

± 19,5

± 25

± 9

± 5,0

± 14,8

± 22,8

± 17,4

± 5,0

± 66 x 4m = ± 264,0

± 20 x 4m = ± 80,0

± 20 x 4m = ± 80,0

± 20 x 4m = ± 80,0

± 19,5 x 4m = ± 78,0

± 25 x 3m = ± 75,0

± 9 x 3m = ± 21,0

± 5,0 x 4m = ± 20,0

± 14,8 x 3m = ± 44,4

± 22,8x 3m = ± 68,4

± 17,4 x 4m = ± 69,6

± 5,0 x 3m = ± 15,0

TOTAL ± 799 ± 4881,8

Pameran R. Pamer

R. Sekretariat

R. Perawatan

R. Penyimpanan

R. CCTV

Lavatory

Mushalla

Wudhu

± 500

± 28,8

± 9

± 9

± 5,0

± 22,8

± 10,2

± 4,0

± 500 x 5m = ± 2500

± 28,8 x 4m = ± 115,2

± 9 x 4m = ± 36

± 9 x 4m = ± 36

± 5,0 x 4m = ± 20,0

± 22,8 x 3m = ± 68,4

± 10,2 x 4m = ± 40,8

± 4,0 x 3m = ± 14,0

TOTAL ± 588,8 ± 2830,4

Pengelola Hall/lobby ± 30 ± 30 x 4m = ± 120,0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 156: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

147

Informasi

R. Tata Usaha

R. Administrasi

R. Keuangan

R. Humas

R. Personalia

R. Pimpinan

R. Sekretaris

R. Tamu

Lavatory

R.Rapat

R. CCTV

Gudang

Mushalla

Wudhu

± 23,4

± 26,4

± 20,1

± 20,1

± 20,1

± 20,1

±16

± 10

± 9

± 18

± 25

± 5,0

± 5,0

± 6,6

± 4,0

± 23,4 x 4m = ± 93,6

± 26,4 x 4m = ± 105,6

± 20,1 x 4m = ± 80,4

± 20,1 x 4m = ± 80,4

± 20,1 x 4m = ± 80,4

± 20,1 x 4m = ± 80,4

±16 x 4m = ± 64,0

± 10 x 4m = ± 40,0

± 9 x 4m = ± 36,0

± 18 x 3m = ± 54,0

± 25 x 4m = ± 100,0

± 5,0 x 4m = ± 20,0

± 15 x 3m = ± 45,0

± 6,6 x 4m = ± 26,4

± 4,0 x 3m = ± 12,0

TOTAL ± 258.8 ± 1038,2

Kantin/Cafetaria R.Makan

Dapur Kotor &

Pantry

Lavatory

Gudang

± 137,5

± 36,0

± 9.0

± 18,0

± 137,5 x 4m = ± 550,0

± 36,0 x 3,5m = ± 126,0

± 9.0 x 3m = ± 27,0

± 18,0 x 3,5m = ± 63,0

TOTAL ± 200,5 ± 766,0

Mushalla R.Sholat

R.Wudhu

± 32,5

± 8,0

± 32,5 x 3m = ± 97,5

± 8,0 x 3m = ± 24,0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 157: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

148

Tabel6.1.besaranruangtamanbudayakotapadangsumber:dokumenpribadi

Km/WC

Sirkulasi

± 8,0

± 9,7

± 8,0 x 2,75 = ± 22,0

± 9,7 x 4m = ± 38,8

TOTAL ± 58,2 ± 182,3

ATM Centre ± 7,5 ± 7,5 x 3m = ± 22,5

R.ME & Genset ± 30 ± 30 x 3,5m = ± 105,0

Reservoir ± 30 ± 30 x 3,5m = ± 105,0

Photvoltaic ± 18 ± 18 x 3,5m = ± 63,0

R. CCTV ± 5 ± 5 x 4m = ± 20

R. Perawatan ± 18 ± 18 x 3,5m = ± 63,0

Gudang umum ± 30 ± 30 x 3,5m = ± 105,0

Perparkiran ± 1531

Kelompok kegiatan Total Luas (m²) Total Volume (m³)

R. Latihan tari (indoor) ±175,84 ± 722,16

R. Latihan tari (Outdoor) ± 83,2 ± 83,2

R. Latihan teater ±175,84 ± 722,16

R.Latihan Musik ± 124,4 ± 524,4

Dokumentasi ± 479,8 ± 2009

Pementasan ± 799 ± 4881,8

Pameran ± 588,8 ± 2830,4

Pengelola ± 258.8 ± 1038,2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 158: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

149

Tabel6.2.Rekapitulasiluasdanvolumeruangtamanbudyakotapadangsumber:dokumenpribadi

Kantin/Cafetaria ± 200,5 ± 766,0

Mushalla ± 58,2 ± 182,3

ATM Centre ± 7,5 ± 22,5

R.ME & Genset ± 30 ± 105,0

Reservoir ± 30 ± 105,0

Photovoltaic ± 18 ± 63,0

R. CCTV ± 5,0 ± 20

R. Perawatan ± 18 ± 63,0

Gudang umum ± 30 ± 105,0

TOTAL ± 2782,88 ± 14243,12

6.2.3. Struktur Pada Taman Budaya

Pada pengaplikasiannya bangunan taman budyaa menggunakan

spaceframe dan rangka baja, hal ini terkaitdengan space frame, truss, dan rangka

baja mudah dibentuk dan lebih ringan.

Pada bangunan waterfront, upper struktur yang digunakan yaitu

spaceframe dan plat beton digunakan dengan pertimbangan ruangan yang akan

direncanakan akan memiliki bentang yang lebar tanpa adanya kolom yang

menyangga ditengah.

6.2.4. Energi Alternatif Dalam Aplikasinya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 159: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

150

Skema6.2.sistemairbersihpadakawasantamanbudayakotaPadang

sumber:Dokumenpribadi2011

Energi alternative yang diaplikasikan antara lain energi angin, dengan

wind turbin energi angin diubah menjadi pembangkit listrik mandiri untuk

mencukupi listrik dalam bangunan dan mampu memangkas energy listrik ebesar

11% - 15%.

Selain itu, pengaplikasian solar panel (photovoltaic) menjadi salah satu

upaya dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yakni sinar

matahari. Photovoltaic (Solar Panel) ini akan memanfaatkan energi dari sinar

matahari, yang mana panel-panel ini akan menangkap energi dari sinar matahari

untuk kemudian diubah menjadi energi listrik alamiah. Sinar matahari dengan

panel photovoltaic diubah menjadi pembangkit listrik, bersama turbin angin

menyuplai listrik mandiri dalam bangunan, tidak selalu bergantung listri PLN,

meskipun tetap berlangganan listrik PLN namun konsumsi energinya dapat

dihemat.

6.2.5. Sistem air bersih

6.2.6. Sistem Sanitasi

PDA

Ground tank Pomp Top Reservoir Distribusi

Sumu

Fasilitas

Rainwater Cacthing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 160: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

151

Skema6.3.sistemairkotorpadakawasantamanbudayakotaPadangsumber:Dokumenpribadi2011

Skema6.4.sistempembuangansampahpadakawasantamanbudayakotaPadangsumber:Dokumenpribadi2011

a. Water Recycling

Air limbah dari bangunan dapat diatur ulang dengan sistem-

sistem grey water sistem, black water sistem, dan rainwater sistem.

b. Air kotor

6.2.7. Sistem Pembuangan Sampah

6.2.8. Sistem Keamanan Terhadap Bahaya kebakaran

1. Sistem Sprinkler Air

2. Fire Estinguisher

Air kotor Bak penampung

Sumur resapan

MCK

Pengolahan air

Tinja Septictank Pengolahan

Biogas Listrik air

Sampah yang bisa

didaur ulang

Sampah yang

tidak bisa didaur TPA

Bak penampung

sampah daur

Bak penampung

sampah non daur

ulang

Daur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 161: REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN …/Konsep... · KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR WATERFRONT SKRIPSI Diajukan

152

Skema6.5.sisteminstalasilistrikpadakawasantamanbudayakotaPadangsumber:Dokumenpribadi2011

3. Outdoor Hydrant

6.2.9. Sistem Kelistrikan

PLN Meteran

Genset

Panel utama

Panel skunder

Panel skunder

Distribusi

Distribusi

Panel biogas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user