Upload
muh-fajrianto
View
5
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
HK
Citation preview
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
I. PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram tanpa
memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat berat bayi yang di
timbang dalam 1 jam setelah lahir. dulu bayi baru lahir yang berat
badannya kurang atau sama dengan 2500 gram (≤2500 gram) disebut bayi
prematur. Tetapi ternyata morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya
bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu. BBLR
dapat terjadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup
bulan (intrauterine growth restriction/IUGR)1,2.
Gruenwald dalam buku kuliah kesehatan anak mengatakan bahwa
bila digunakan definisi yang lama, 30%-40% dari bayi perempuan
sebenarnya mempuyai masa gestasi 37-38 minggu. Selain itu di negara
yang baru berkembang batas 2.500 sebagai bayi prematur mungkin terlalu
tinggi, karena berat badan lahir rata-rata yang lebih rendah1.
Penyebab terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu
adalah umur (<20 tahun atau >40 tahun), paritas dan lain lain. Faktor
plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda, dan lain lain, serta
faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.2.
II. EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun di dunia diperkirakan sekitar 20 juta bayi berat lahir
rendah (BBLR). Kelahiran BBLR sebagian disebabkan oleh lahir sebelum
waktunya (prematur) dan sebagian mengalami gangguan pertumbuhan
selama masih dalam kandungan PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat). Di
negara berkembang, BBLR banyak dikaitkan dengan tingkat kemiskinan.
BBLR merupakan penyumbang utama angka kematian pada neonatus.
Menurut perkiraan WHO, terdapat 5 juta kematian neonatus setiap tahun
dengan angka mortalitas neonatus (kematian dalam 28 hari pertama
kehidupan) adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dan 98% kematian tersebut
berasal dari negara berkembang. Secara khusus angka kematian neonatus di
Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. Dalam laporan WHO
yang dikutip dari State of the World’s mother 2007 (data tahun 2000-2003)
ditemukan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat
Lahir Rendah. Namun demikian, sebenarnya jumlah ini diperkirakan lebih
tinggi karena kematian yang disebabkan oleh sepsis, asfiksia dan kelainan
kongenital sebagian juga adalah BBLR. Di Indonesia, menurut Survei
Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2005, kematian neonatus yang disebabkan
oleh BBLR saja sebesar 38,85%.4
III. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai dengan
1
2499 gram). Dahulu bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama
dengan 2500 gram (≤2500 gram) disebut bayi prematur. Tetapi ternyata
morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat
badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu.1 Sementara itu bayi dengan
berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu, bayi dengan berat lahir
kurang dari 1.000 gr.9
Secara historis, prematur didefinisikan dengan berat badan lahir
2.500 gr atau kurang, tapi sekarang bayi yang beratnya 2.500 gr atau
kurang pada saat lahir disebut sebagai berat badan lahir rendah (BBLR)
atau dianggap sebagai masa kehamilan pendek menurut umur
kehamilannya, atau mereka mengalami retardasi pertumbuhan intrauterina
(disebut juga sebagai kecil untuk umur kehamilan (SGA), atau keduanya.
Prematuritas dan retardasi pertumbuhan intrauterina (IUGR) dihubungkan
dengan kenaikan morbiditas dan mortalitas neonatus.9
IV. KLASIFIKASI
Menurut Buku kuliah ilmu kesehatan anak (1985)
mengkarakteristikkan bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Prematuritas murni
Masa gestasinya <37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut
bayi kurang bulan-sesuai masa kehamilan (BKB-SMK).1
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang
kecil untuk masa kehamilan (KMK).1
Sedangkan berdasarkan umur kehamilan pada kongres European
Perinatal Medicine II di London (1970) diusulkan defenisi berikut :1
1. Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan
kurang dari 37 minggu (259 hari).
2. Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai
dari 37 minggu sampai 42 minggu (259 sampai 293 hari).
3. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai
42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih).1
Untuk klasifikasi menurut berat lahir diklasifikasikan menjadi :
1. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) yaitu bayi
yang dilahirkan dengan berat lahir <1000 gram.11
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu bayi yang
dilahirkan dengan berat lahir <1500 gram.11
3. Bayi berat lahir rendah (BBLR) yaitu bayi yang dilahirkan
dengan berat lahir <2500 gram tanpa memandang masa
gestasi.3
4. Bayi berat lahir cukup/normal yaitu bayi yang dilahirkan
dengan berat lahir >2500-4000 gram.3
2
5. Bayi berat lahir lebih yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat
lahir >4000 gram.3
V. ETIOLOGI
A. Prematuritas murni
1. Faktor ibu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan
kehamilan misalnya toksemia gravidarum, perdarahan
antepartum, trauma fisis dan psikologis. Penyebab
lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit jantung,
bacterial vaginosis, chorioamnionitis atau tindakan
operatif dapat merupakan faktor etiologi
prematuritas.1
b. Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada
usia dibawah 20 tahun dan pada multi gravida yang
jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Pada ibu-ibu
yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak
juga sering ditemukan. Kejadian terendah adalah pada
usia antara 26-35 tahun.1
c. Keadaan sosial ekonomi.
Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang
rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang
kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.1
2. Faktor janin
Hidramnion, gawat janin, kehamilan ganda,
eritroblastosis umumnya akan mengakibatkan BBLR.1
B. Dismaturitas
Dismaturitas dapat terjadi pada saat preterm, term, postterm.
Nama lain yang sering digunakan ialah kecil untuk masa
kehamilan (KMK), insufisensi plasenta. Untuk dismaturitas
postterm sering disebut postmaturity. Penyebab dismaturitas
ialah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara
ibu dan janin.1
VI. GEJALA KLINIS
Adapun gejala atau karakteristik klinis yang dapat ditemukan pada
BBLR antara lain1:
1. Prematuritas1
Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau
sama dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar
kepala kurang dari 33 cm. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
Kepala relatif lebih besar daripada badannya, kulitnya tipis,
transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang. Desensus
3
testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum
tertutup oleh labia mayora. Pembuluh darah kulit banyak
terlihat dan peristaltik usus pun dapat terlihat. Rambut
biasanya halus, tipis dan biasnya teranyam sehingga sulit
terlihat satu-persatu. Tulang rawan dan daun telinga belum
cukup sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan
mama belum sempurna, demikian pula puting susu belum
terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih fetal, yaitu
posisi dekubitus lateral, pergerakannya kurang dan masih
lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya
lemah, pernapasan belum teratur dan sering terdapat serangan
apneu. Otot-otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam
keadaan kedua tungkai dalam keadaan abduksi, sendi lutut dan
sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu jurusan.
Tonic neck reflex biasanya lemah, refleks moro dapat positif.
Kalau bayi lapar biasanya menangis, gelisah, aktivitas
bertambah. Bila dala waktu 3 hari tanda kelaparan ini tidak
terdapat kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau
perdarahan intrakranial.
2. Dismaturitas1
Gejala klinis dismaturitas dapat terjadi pada preterm,term,
postterm. Pada preterm akan terlihat jelas gejala fisis bayi
prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam
hal ini berat badan kurang dari 2500 gram, karakteristik sama
dengan bayi prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi
pertumbuhan dan wasting. Pada bayi cukup bulan dengan
dismaturitas gejala yang menonjol adalah wasting demikian
pula pada postterm dengan dismaturitas.
VII. MASALAH
Masalah lebih sering dijumpai pada Bayi Kurang Bulan dan BBLR
dibandingkan dengan Bayi Cukup Bulan dan Bayi Berat Lahir Normal .
BKB memiliki kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh
akibat: a). peningkatan hilangnya panas, b). kurangnya lemak sub kutan, c).
rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar, d). produksi panas
berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai dan ketidak mampuan
untuk menggigil.3
Sesudah lahir, bayi baru lahir memulai hidup yang dahulu
berselimut cairan amnion dan berada pada lingkungan dingin (200-250).
Suhu kulit bayi dapat turun 0,30C/menit dan suhu dalam tubuh (core) dapat
turun 0,10C/menit, didalam ruangan pelahiran. Bila tidak ada sumber panas
dari luar, bayi harus meningkatkan metabolisme terutama untuk
mempertahankan suhu tubuh.5
Kesulitan pernapasan pada BKB disebabkan oleh : a). defisiensi
surfaktan paru yang mengarah ke Penyakit Membran Hialin (PMH), b).
risiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya refleks batuk, refleks
4
menghisap dan refleks menelan, c). thoraks yang dapat menekuk dan otot
pembantu respirasi yang lemah, d). pernapasan yang periodik dan apnea.3
Distres respirasi atau gangguan napas merupakan masalah yang
sering dijumpai pada hari-hari pertama kehidupan bayi baru lahir, ditandai
dengan takipnea, napas cuping hidung, retraksi interkostal, sianosis dan
apnu.3
Kelainan gastrointestinal dan nutrisi yang dapat terjadi pada BKB
antara lain : a). refleks isap dan telan yang buruk terutama sebelum 34
minggu, b). motilitas usus yang menurun, c). pengosongan lambung yang
tertunda, d). pencernaan dan absorbsi vitamin yang larut dalam lemak
kurang, e). defisiensi enzim laktase pada brush border usus, f).
menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh,
g). meningkatnya Enterokolitis Nekrotikans (EKN).3
Pada usia gestasi antara 24 dan 36 minggu, janin yang
berkembang sesuai dengan persentil ke-50 akan bertambah berat 15
g/kg/hari. Bayi yang diberi makan secara enteral membutuhkan 120-140
kkal/kg/hari untuk mempertahankan laju pertumbuhan ini. Karena
kebutuhan energi yang tinggi ini sering tidak terpenuhi, berat bayi yang
sangat preterm (kurang bulan) sering kali pada awalnya statis atau bahkan
menurun, dan bayi ini mungkin membutuhkan 21 hari untuk mencapai
kembali berat lahir.10
Imaturitas hati pada BKB akan menyebabkan : a). konyugasi dan
ekskresi bilirubin terganggu, b). defisiensi faktor pembekuan yang
bergantung pada vitamin K.3
Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang
paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Lebih dari 85% kurang cukup
bulan yang kembali dirawat dalam minggu pertama kehidupan disebabkan
oleh keadaan ini. Hiperbilirubinemia menyebabkan bayi terlihat berwarna
kuning, keadaan ini timbul akibat akumulasi pigmen bilirubin yang
berwarna ikterus pada sklera dan kulit.3
Imaturitas ginjal dapat berakibat : a). akumulasi asam organik
dengan asidosis metabolik, b). ketidakseimbangan elektrolit, misalnya
hiponatremia atau hipernatremia, hiperkalemia atau glikosuria ginjal.3
Ginjal terbentuk dari jaringan mesoderm (yang dikenal sebagai
nefrogenic cord) yang dapat ditemukan disepanjang dinding posterior dari
kavum abdomen dan pada sisi yang sama terhadap aorta primitif.
Perkembangan ginjal mencakup pronephros dan mesonephros (organ
peralihan) dan metanephros (ginjal). Perkembangan metanephros dimulai
sejak usia sejak usia 5 minggu kehamilan. Nefrogenesis pada ginjal
manusia tidak lengkap sampai pada usia 34-36 minggu kehamilan dengan
mayoritas perkembangan nefron terjadi selama trimester ketiga.6
Risiko infeksi akibat imaturitas imunologis disebabkan oleh : a).
tidak banyak transfer IgG maternal melalui plasenta selama trimester ke
tiga, b). Fagositosis terganggu, c). penurunan faktor komplemen.3
5
Kelainan neurologis pada BKB dapat berupa: a). refleks isap dan
telan imatur, b). penurunan motilitas usus, c). apnea dan bradikardia
berulang, d). pengaturan perfusi serebral yang buruk, e). Hypoxic ischemia
encephalopathy, f).retinopati prematuritas.3
Kelainan kardiovaskuler berupa: a). PDA merupakan hal yang
umum ditemui pada bayi BKB, b). hipotensi atau hipertensi.3
Pada neonatus, tekanan darah secara reguler digunakan sebagai
petanda perfusi sistemik organ. Sayangnya hanya ada beberapa data yang
mendukung pernyataan ini. Kluckow dan Evans menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang lemah antara hipotensi dan curah jantung pada
neonatus prematur. Kluckow dan Evans berhasil mengukur tekanan darah
sistemik pada vena kava superior pada neonatus dengan menggunakan
echocardiography Doppler.7
Kelainan hematologis antara lain : a). anemia, b).
hiperbilirubinemia, c). disseminated intravascular coagulation (DIC), d).
hemorraghic disease of the Newborn (HDN).3
Anemia pada neonatus adalah anemia yang terjadi pada saat lahir
atau dalam minggu pertama pada saat lahir. Secara umum dapat dibagi
menjadi 3 yaitu: anemia karena perdarahan, anemia karena proses
hemolitik, anemia karena kegagalan produksi eritrosit. Semua neonatus
dalam 48-72 jam setelah kelahiran secara fisiologis mengalami penurunan
kadar faktor koagulasi yang bergantung pada vitamin K (faktor II, VII, IX
dan X) sekitar 50%, kadar faktor-faktor tersebut secara berangsur-angsur
akan kembali normal dalam usia 7-10 hari. Diantara neonatus (lebih sering
pada bayi prematur dibanding dengan yang cukup bulan) ada yang
mengalami defisiensi ini lebih berat dan lebih lama sehingga mekanisme
hemostasis fase plasma terganggu dan timbul perdarahan spontan.8
Kelainan metabolisme antara lain : a). hipokalsemia, b).
Hipokalsemia c). hipoglikemia atau hiperglikemia.3
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian vitamin K1.2
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian atau
Per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,
dan umur 4-6 minggu)
2. Mempertahankan suhu tubuh normal.2
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan
mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke
kulit, kanggoro mother care, pemancar panas, inkubator atau
ruangan hangat yang tersedia di fasilitas kesehatan setempat
sesuai petunjuk tabel 1.
Jangan mandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel 2
3. Pemberian minum.2
ASI merupakan pilihan utama
6
Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah
yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian
ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang
sehari sekali
Apabila sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya
naik 20gr/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2
kali seminggu
Pemberian minum minimal 8x/hari. Apabila bayi masih
menginginkan dapat diberikan lagi (ad libitum)
Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskuler dan
respirasi yang tidak stabil, fungsi usus belum
berfungsi/terdapat anomali mayor saluran cerna, NEC, IUGR
berat, dan lahir <1000 gr.
Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera
ditingkatkan selama tidak ditemukan tanda dehidrasi dan
kadar natrium serta glukosa normal.
Panduan pemberian minum berdasarkan Berat badan2 :
Berat lahir <1000 gr
a. Minum melalui pipa lambung
b. Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
c. Asi perah/term formula/half-strenght preterm formula
d. Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan
toleransi yang baik : tambahan 0,5-1 mL, interval 1 jam,
setiap ≥24 jam
e. Setelah 2 minggu : asi perah + HMF (human milk
fortifier)/full-strenght formula sampai berat badan
mencapai 2000 gr
Berat lahir 1000-1500 gr
a. Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage
feeding)
b. Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
c. Asi perah/term formula/half-strenght preterm formula
d. Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan
toleransi yang baik : tambahan 1-2 mL, interval 2 jam,
setiap ≥24 jam
e. Setelah 2 minggu : asi perah + HMF (human milk
fortifier)/full-strenght formula sampai berat badan
mencapai 2000 gr
Berat lahir 1500-2000 gr
a. Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage
feeding)
b. Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
c. Asi perah/term formula/half-strenght preterm formula
7
d. Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan
toleransi yang baik : tambahan 2-4 mL, interval 3 jam,
setiap ≥12-24 jam
e. Setelah 2 minggu : asi perah + HMF (human milk
fortifier)/full-strenght formula sampai berat badan
mencapai 2000 gr
Berat lahir 2000-2500 gr
a. Apabila mampu sebaiknya diberikan minum per oral
b. ASI PERAH/term formula
Berat sakit
a. Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
b. Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan
toleransi yang baik : tambahan 3-5 mL, interval 3 jam,
setiap ≥8 jam
Suportif2
1. Jaga dan pantau kehangatan
2. Jaga dan pantau patensi jalan napas
3. Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit bila terjadi
penyulit segera kelola sesuai penyulit yang timbul (misal :
hipotermi, kejang, gangguan napas, hiperbilirubinemia, dll)
4. Berikan dukungan emosional kepada ibu dan anggota
keluarga lainnya
5. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila ini tidak
memungkinkan, biarkan ia berkunjung setiap saat dan siap
kamar untuk menyusui
6. Ijinkan dan anjurkan kunjungan oleh keluarga atau teman
dekat apabila dimungkinkan
Lain-lain atau rujukan2
1. Bila perlu lakukan pemeriksaan USG kepala atau fisioterapi
2. Pada umur 4 minggu atau selambat-lambatnya usia koreksi
34 minggu konsultasi ke dokter spesialis mata untuk evaluasi
kemungkinan retinopathy of prematuriry (ROP)
3. THT : skrining pendengaran dilakukan pada semua BBLR
dimulai usia 3 bulan sehingga apabila terdapat kelainan dapat
dikoreksi sebelum usia 6 bulan.
4. Periksa alkaline posphatase (ALP), P, Ca saat usia kronologis
≥ 4 minggu dan 2 minggu setelah bayi minum secara penuh
sebanyak 24 kalori/oz. Jika ALP ≥500 U/L berikan fosfat 2-3
mmol/kg/hari dibagi 3 dosis
5. Imunisasi yang diberikan sama seperti bayi normal kecuali
hepatitis B
6. Bila perlu siapkan transportasi dan atau rujukan
Pemantauan2
o Tatalaksana
8
1. Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
2. Preparat besi sebagai suplementasi mulai diberikan
pada usia 2 minggu
Tumbuh kembang2
1. Pantau berat bayi secara periodik
2. Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama (sampai
10% untuk bayi dengan berat lahir ≥ 1500 gr dan 15% untuk
berat bayi lahir < 1500 gr). Berat lahir biasanya tercapai
kembali dalam 14 kecuali apabila terjadi komplikasi.
3. Bila bayi sudah mendapat asi secara penuh (pada semua
kategori berat lahir) dan telah berusia > 7 hari :
a. Tingkakan jumlah asi dengan 20 mL/kg/hari sampai
tercapai jumlah 180 mL/kg/hari
b. Tingkatkan jumlah asi sesuai dengan kenaikan berat
badan bayi agar jumlah pemberian asi tetap 180
mL/kg/hari
c. Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat
tingkatkan jumlah pemberian asi sampai 200
mL/kg/hari
d. Timbang berat badan setiap hari, ukur panjang badan
dan lingkar kepala setiap minggu
Pemantauan setelah pulang2
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul :
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Retinopati karena prematuritas
4. Gangguan pendengaran
5. Penyakit paru kronik
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
Untuk itu perlu dilakukan pemantauan sebagai berikut :
1. Kunjungan ke dokter hari ke-2, 10, 20, 30 setelah pulang,
dilanjutkan setiap bulan
2. Hitung umur koreksi
3. Pertumbuhan : berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala
(lihat grafik pertumbuhan)
4. Tes perkembangan : Denver development skrining test
(DDST)
5. Awasi adanya kelainan bawaan.
9