20
BAB I PENDAHULUAN Motion sickness adalah ketidakseimbangan sistem saraf autonom dalam merespon stimulus gerakan yang berulang selama dalam perjalanan dengan menggunakan kendaraan 1 . Motion sickness merupakan pengalaman yang sering dialami selama perjalanan dengan menggunakan kendaraan seperti kereta api, bus, kapal, perahu atau sampan dan lain- lain 9 . Antara 7% sampai dengan 28% orang-orang dilaporkan dengan gejala – gejala motion sickness akut selama perjalanan darat, udara, atau perjalanan laut 6 .Gejala dan tanda penyakit ini meliputi sindroma mual, gangguan epigastrik seperti rasa tidak nyaman epigastrik, mual dan muntah, gejala-gejala pada kulit seperti pucat, keringat dingin, mulut kering, gejala – gejala pada system saraf pusat seperti sakit kepala, mengantuk, rasa tegang dimata, dan lesu. 1

Refarat Motion Sickness

Embed Size (px)

DESCRIPTION

motion sickness

Citation preview

Page 1: Refarat Motion Sickness

BAB I

PENDAHULUAN

Motion sickness adalah ketidakseimbangan sistem saraf autonom dalam

merespon stimulus gerakan yang berulang selama dalam perjalanan dengan

menggunakan kendaraan 1. Motion sickness merupakan pengalaman yang sering

dialami selama perjalanan dengan menggunakan kendaraan seperti kereta api, bus,

kapal, perahu atau sampan dan lain-lain9.

Antara 7% sampai dengan 28% orang-orang dilaporkan dengan gejala –

gejala motion sickness akut selama perjalanan darat, udara, atau perjalanan laut

6.Gejala dan tanda penyakit ini meliputi sindroma mual, gangguan epigastrik

seperti rasa tidak nyaman epigastrik, mual dan muntah, gejala-gejala pada kulit

seperti pucat, keringat dingin, mulut kering, gejala – gejala pada system saraf

pusat seperti sakit kepala, mengantuk, rasa tegang dimata, dan lesu.

Motion sickness bukan merupakan suatu keadaan patologis tapi

merupakan respon yang normal untuk stimulasi terhadap individu yang tidak

familiar oleh karena itu harus dilakukan adaptasi.

Pencegahan dan pengobatan penyakit ini adalah kompleks. Sebagian kecil

individu normal sangat mudah terkena penyakit ini hampir pada semua keadaan.

Sebagian lagi tidak muda terkena dan yang lainnya berada diantaranya.

Pencegahan terbaik untuk orang-orang dengan kepekaan tinggi adalah

menghindari dan membangun adaptasi terhadap situasi atau keadaan yang

memprovokasinya.

1

Page 2: Refarat Motion Sickness

BAB II

TINAJUAN PUSTAKA

A. SISTEM KESEIMBANGANKeseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan di

sekitarnya tergantung kepada input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin,

organ visual, dan proprioseptif. Gabungan informasi ketiga reseptor sensorik

tersebut akan diolah system saraf pusat sehingga menggambarkan keadaan posisi

tubuh pada saat itu.

Alat vestibuler terletak di telinga dalam (labirin) terlindung oleh tulang

yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin secara umum adalah telinga

dalam tetapi secara khusus dapat diartikan sebagai alat keseimbangan. Labirin

terdiri atas labirin tulang dan labirin membrane. Labirin membrane terletak dalam

labirin tulang dan bentuknya hamper menurut bentuk labirin tulang.

Vestibulum memonitor pergerakan dan posisi kepala dengan mendeteksi

akselerasi linier dan angular. Bagian vestibular dari labirin terdiri dari tiga kanal

semisirkularis yaitu kanal anterior, kananl posterior, dan horizontal. Ketiga kanal

semisirkularis ini mendeteksi akselerasi angular. Setiap kanal semisirkularis terisi

oleh endolimfe dan pada bagian dasarnya terdapat penggelembungan yang disebut

yang disebut ampula. Ampula mengandung kupula, suatu masa gelatin yang

memiliki densitas yang sama dengan endolimfe serta melekat pada sel rambut.

Labirin juga terdiri terdiri dari dua struktur otolit yaitu utrikulus dan

sakulus yang mendeteksi akselerasi linear, termasuk deteksi terhadap gravitasi.

Organ reseptornya adalah macula. Makula utrikulus terletak pada dasar utrikulus

2

Page 3: Refarat Motion Sickness

kira-kira di bidang kanalis semisirkularis horizontal. Makula sakulus terletak pada

dinding medial sakulus dan terutama terletak di bidang vertical. Pada setiap

macula terdapat sel rambut yang mengandung endapan kalsium yang disebut

otolith (otokonia).

Gambar 1 : Labirin Membrane

Kupula adalah sensor gerak untuk kanal semisirkular dan ini teraktivasi

oleh defleksi yang disebabkan oleh aliran endolimfe. Pergerakan kupula oleh

karena endolimfe dapat menyebabkan respon, baik berupa rangsangan atau

hambatan, tergantung pada arah dari gerakan dan kanal semsirkularis yang

terkena kupula membentuk barier yang impermeable yang melintasi lumen dari

ampula sehingga partikel dalam kanal semisirkular hanya dapat masuk atau

keluar kanal melalui ujung yang tidak mengandung ampula.

Ampulofugal berarti pergerakan yang menjauhi ampula sedangkan

ampulopetal berarti gerakan mendekai ampula. Pada kanal semisirkular

3

Page 4: Refarat Motion Sickness

posterior dan superior, defleksi utrikulofugal dari kupula bersifat merangsang

( stimulatory), dan defleksi utrikulopetal bersifat menghambat ( inhibitory). Pada

kanal semisirkular lateral terjadi yang sebaliknya.

Gambar 2: Ampulofetal dan Ampulofugal

Secara morfologi sel rambut pada kanalis sangat serupa dengan sel rambut

pada organ otolit. Masing-masing sel rambut memiliki polarisasi structural yang

dijelaskan oleh posisi dari stereosilia relative terhadap kinosilim. Jika suatu

gerakan menyebabkan stereosilia membengkok kearah kinosilium maka sel-sel

rambut akan tereksitasi. Jika gerakan dalam arah yang berlawanan sehingga

stereosilia menjauh dari kinosilium maka sel-sel rambut akan terinhibisi.

Polarisasi adalah sama pada seluruh sel rambut pada tiap kanalis dan pada

rotasi sel – sel dapat tereksitasi ataupun terinhibisi. Ketiga kanalis hampir tegak

4

Page 5: Refarat Motion Sickness

lurus satu dengan yang lainnya dan masing-masing kanalis dari satu telinga

terletak hampir satu bidang yang sama dengan kanalis telinga lainnya. Pada waktu

rotasi salah satu pasangan kanalis akan tereksitasi sementara yang satunya akan

terinhibisi misalnya bila kepala pada posisi lurus normal dan terdapat percepatan

dalam bidang horizontal yang menimbulkan rotasi ke kanan maka serabut serabut

aferen dari kanalis horizontal kanan akan tereksitasi sementara serabut – serabut

yang kiri akan terinhibisi. Jika rotasi pada bidang vertical misalnya rotasi kedepan

maka kanalis anterior kiri dan dan kanan kedua sisi akan tereksitasi sementara

kanalis posterior akan terinhibisi.

Terdapat dua organ otolit utrikulus yang terletak pada bidang kepala yang

hampir horizontal dan sakulus yang terletak pada bidang hampir vertical. Berbeda

dengan sel rambut kanalis semisirkularis maka polarisasi sel rambut pada organ

otolit tidak semuanya sama . Pada macula utrikulus , kinosilium terletak di bagian

samping sel rambut yang terdekat dengan daerah sentral yaitu striola . Maka pada

saat kepala miring atau mengalami percepatan linier sebagian serabut aferen akan

tereksitasi sementara yang lainnya terinhibisi. Dengan adanya polarisasi yang

berbeda dari tiap macula maka SSP mendapat informasi tentang gerak linier

dalam tiga dimensi walaupun sesungguhnya hanya ada dua macula.

Hubungan-hubungan langsung antara inti vestibularis dengan motoneuron

ekstraokularis merupakan suatu jaras yang penting mengendalikan gerakan mata

dan reflex vestibulookularis (RVO). RVO adalah gerakan mata yang mempunyai

suatu komponen cepat yang searah dengan putaran kepala. Komponen lambat

mengkompensasi gerakan kepal dan berfungsi menstabilkan suatu bayangan pada

5

Page 6: Refarat Motion Sickness

retina . Komponen cepat berfungsi untuk kembali mengarahkan tatapan ke bagian

lain dari lapangan pandang . Perubahan arah gerakan mata selama rangsangan

vestibularis merupakan suatu contoh dari nistagmus norma.

B. DEFINISI

Motion sickness atau kinetosis juga dikenal sebagai mabuk perjalanan

adalah suatu kondisi dimana ada perselisih antara gerakan visual dirasakan dan

rasa system vestibuler dari gerakan. Tergantung pada penyebabnya juga dapat

disebut sebagai mabuk laut, mabuk udara, dan mabuk darat.

C. EPIDEMIOLOGI

Antara 7% sampai dengan 28% orang-orang dilaporkan dengan gejala –

gejala motion sickness akut selama perjalanan darat, udara, atau perjalanan laut.

D. ETIOLOGI

Berdasarkan penilitian menunjukkan bahwa konflik berasal dari dua organ

penting keseimbangan yaitu mata dan koklea di telinga dalam menyesuaikan diri

terhadap kecepatan yang berbeda ketika terjadinya gerakan. Mata menyesuaikan

diri secara cepat sedangkan telinga dalam lebih lama. Sampai kedua organ ini

menyesuaikan diri dan menetapkan sinyal yang identik untuk dikirimkan ke otak

maka kekacauan pemusatan perhatian terhadap posisi tubuh dapat terjadi.

Penyakit ini dapat diprovokasi oleh gerakan yang tiba-tiba seperti saat berada di

perjalanan yang tidak rata, penerbangan yang berputar, dan pelayaran yang

bergelombang.

6

Page 7: Refarat Motion Sickness

E. PATOFISIOLOGI

Saat ini belum ada teori yang adekuat yang dapat menjelaskan perjalanan

penyakit ini. Ada beberapa teori yang menjelaskan penyakit ini

1. Teori darah dan system pencernaan. Teori ini menjelaskan bahwa muntah

adalah respon reflex dari iritasi mukosa lambung dan dari teori darah yaitu

karena aliran darah yang sedikit ke otak menyebabkan iritasi pada mata dan

secara cepat menyebabkan spasme kapiler otak yang menyebabkan muntah.

2. Teori detector toksin. Sistem vestibuler bertindak sebagai detector toksin.

Otak berkembang untuk mengetahui setiap perubahan yang terjadi di system

vestibuler, visual, dan informasi kinetotik sebagai bukti malfungsi system

saraf pusat. Inisiasi muntah adalah sebagai pertahanan melawan neurotoksin

yang mungkin termakan. System detector toksin yang utama adalah

kemoreseptor di nervus vagus dan di batang otak.

3. Teori perbedaan sensori berhubungan dengan perangsangan penyakit sebagai

perbedaan antara system vestibuler sebaga transduser dengan indera lain

sebagai sinyal atau antara kanalis semisirkularis dan otolith yang lebih spesifik

terhadap tubuh yang bergerak.

Zona pencetus kemoreseptor di dalam medulla otak untuk memulai

muntah oleh motion sickness. Selain dari muntah yang dicetuskan oleh

rangsangan iritasi traktus gastrointestinal itu sendiri, muntah juga dapat

disebabkan oleh impuls saraf yang timbul pada daerah otak. Ini terutama berlaku

pada daerah kecil yang terletak bilateral pada dasar ventrikel keempat yang

disebut zona pencetus kemeroseptor muntah. Perangsangan elektrik pada daerah

7

Page 8: Refarat Motion Sickness

ini dapat mencetuskan muntah; namun yang lebih penting pemakaian obat-obat

tertentu termasuk apomorfin,morfin,dan beberapa derivate digitalis, dapat secara

langsung merangsang zona pencetus kemoreseptor ini dan mencetuskan muntah.

Destruksi daerah tersebut menghambat muntah jenis ini tetapi tidak menghambat

muntah yang ditimbulkan oleh rangsangan iritasi pada traktus gastrointestinal itu

sendiri.

Telah diketahui dengan baik bahwa perubahan arah atau irama gerakan

tubuh yang cepat dapat menyebabkan orang tertentu muntah. Mekanisme

peristiwa ini adalah sebagai berikut: gerakan merangsang reseptor di dalam labirin

vestibular pada teling dalam dan dari sini impuls ditransmisikan terutama lewat

jalur nuclei vestibular batang otak ke dalam serebellum kemudian ke zona

pencetus kemoreseptor dan akhirnya ke pusat muntah untuk menyebabkan

muntah.

Kepekaan terhadap penyakit ini sulit ditentukan. Kepekaan terhadap satu

kondisi tertentu mungkin tidak dapat di samaratakan terhadap situasi yang lain.

Walaupun system vestubuler penting terhadap penyakit ini tetapi kepekaan

penyakit ini tidak berhubungan dengan sensitivitas system vestibuler. Setiap

individu mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap bentuk stimulasi yang

berbeda. Gerakan kepala yang dibuat selama rotasi tubuh yang pasif dapat

menyebabkan pola yang ganjil pada stimulasi system kanal dan organ-organ

otolith.

F. GAMBARAN KLINIK

Gejala dan tanda dari motion sickness adalah:

8

Page 9: Refarat Motion Sickness

1. Sindroma mual.

2. Gangguan epigastrik seperti rasa tidak nyaman epigastrik, mual, dan muntah.

3. Gejala-gejala pada kulit seperti pucat, keringat dingin, dan mulut kering.

4. Gejala-gejala system saraf pusat seperti sakit kepala, mengantuk, rasa tegang

di mata, dan lesu.

G. PENATALAKSANAAN DAN PENCEGAHAN

Pencegahan dan pengobatan penyakit ini adalah kompleks. Sebagian kecil

individu normal sangat mudah terkena penyakit ini pada hampir semua keadaan,

sebagian lagi tidak mudah terkena dan yang lainnya berada diantaranya.

Pencegahan terbaik untuk orang-orang dengan kepekaan tinggi adalah

menghindari dan membangun adaptasi terhadap situasi atau keadaan yang

memprovokasinya.

Secara alternatif penambahan paparan secara perlahan-lahan

meningkatkan derajat stimulasi seperti membuat kepala bergerak selama selama

tubuh secara pasif berotasi dengan kecepatan rotasi yang tinggi dapat

menyebabkan adaptasi dapat dicapai tanpa membangkitkan penyakit ini bahkan

derajat stressor yang dicapai di step pertama bukanlah provokasi yang dapat

ditoleransi.

Tehnik modifikasi perilaku telah sangat lama dipromosikan untuk

mencegah motion sickness, keberhasilan juga sudah banyak dilaporkan, tapi

jarang disebarkan sebenarnya dimana pelatihannyapun tidak ada.

9

Page 10: Refarat Motion Sickness

Obat-obatan motion sickness bekerja dengan mengurangi sensitivitas

terhadap gerakan. Dengan menguranginya berarti mengurangi kekacauan sinyal

yang akan diterima oleh otak dan obat-obatan ini dapat mencegah motion

sickness. Obat-obat ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu all over

counter ( OTC ) dan obat-obatan yang harus diresepkan. Produk-prodeuk OTC

berisikan antihistamin dan cocok untuk gejala yang ringan dan merupakan self

medication. Sedangkan obat yang diresepkan berisi scopolamine yaitu

antikolinergik dan menurut penelitian lebih efektif . Scopolamin cocok untuk

mengobati gejala sedang sampai berat.

Obat-obatan anti motion sickness

Obat Rute Dosis Dewasa

(Mg)

Onset

(Jam)

Durasi

(Jam)

Cyclizine Oral 50 0,5-1 12-24

Dymenhidrinate Oral 50-100 2 8

Meclizine Oral 25-50 0,5-1 12-24

Diphenhydramine Oral 25-50 0,25-0,5 4-6

Promethazine Oral 25 0,5-1 8-12

Buclizine Oral 50 0,5 12

Scopolamin

Patch Tablet

Oral dan

Dermal

0,4-0,8

1,5

1

4-6

8

72

10

Page 11: Refarat Motion Sickness

Obat-obatan di atas mempunyai efek samping berupa rasa ngantuk dan

mulut kering . Scopolamin untuk meningkatkan efeknya sering digunakan

bersamaan dengan amfetamin, dan promethazin sering digunakan bersamaan

dengan efedrin . Kontraindikasi penggunaan scopolamine adalah orang-orang

dengan galukoma , hipertrofi prostat, penyakit hati dan ginjal. Wanita hamil dan

menyusui juga sebaiknya tidak mengkonsumsi scopolamine kecuali keadaan

yang sangat diperlukan. Alkohol dapat meningkatkan efek mengantuk jika

digunakan bersamaan dengan scopolamine sehingga tidak boleh digunakan saat

berkendaraan

Terdapat tiga neurontransmitter : histamine, acetylcoline, dan

noradrenaline yang memainkan peran penting dalam proses neural dari motion

sickness , karena antihistamin, scopolamine, dan amphetamine efektif dalam

pencegahan terjadinya motion sickness. Reseptor histamine H1 terlibat dalam

perkembangan gejala dan tanda motion sickness termasuk emesis. Pada

rangsangan gerak provokatif, sebuah sinyal ketidaksesuain saraf mengaktivasi

system neuron histaminergik dalam hypothalamus, dan histaminergik turun

merangsang reseptor H1 pada pusat muntah dari brainstem. Input histaminergik

pada pusat muntah melalui reseptor H1 tidak bergantung pada dopamine D2-

reseptor dalam zona pencetus chemoreseptor dalam area postrema dan serotonin

5HT3-reseptor pada visceral afferent yang juga terlibat dalam reflex muntah.

Antihistamine block emetic H1-reseptor mencegah terjadinya motion sickness.

Scopolamine mencegah motion sickness dengan memodifikasi neural store untuk

menurunkan ketidaksesuain sinyal saraf yakni dengan memfasilitasi adaptasi atau

11

Page 12: Refarat Motion Sickness

habituasi proses. Sistem neuron adrenergic dalam locus coeruleus ditekan oleh

ketidaksesuain sinyal saraf. Amphetamine melawan ketidaksesuaian sinyal saraf-

induksi noradrenergic transmisi neural yang mencegah terjadinya motion sickness.

BAB III

KESIMPULAN

1. Motion sickness atau kinetosis juga dikenal sebagai penyakit perjalanan

adalah suatu kondisi dimana ada perbedaan antara sinyal yang diterima otak dari

mata dan organ-organ sensitif terhadap posisi lainnya termasuk system vestibular

mengenai posisi tubuh.

2. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa konflik berasal dari dua organ

penting keseimbangan yaitu mata dan coclea di telinga dalam menyesuaikan diri

terhadap kecepatan yang berbeda ketika terjadinya gerakan.

3. Saat ini belum ada teori yang dapat menjelaskan perjalanan penyakit ini

dan ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai penyakit ini.

4. Gejala dan tanda dari penyakit ini meliputi sindroma mual, gangguan

epigastrik seperti rasa tidak nyaman epigastrik, mual dan muntah, gejala-gejala

pada kulit seperti pucat, keringat dingin, mulut kering, gejala-gejala SSP seperti

sakit kepala, mengantuk, rasa tegang dimata, dan lesu.

5. Pencegahan dan pengobatan penyakit ini kompleks. Pencegahan terbaik

untuk orang-orang dengan kepekaan tinggi adalah menghindari dan membangun

adaptasi terhadap situasi atau keadaan yang memprovokasinya.

12

Page 13: Refarat Motion Sickness

6. Obat-obatan motion sickness bekerja dengan mengurangi sensitivitas

terhadap gerakan. Dengan mengurangi senstivitas berarti mengruangi kekacauan

sinyal yang akan diterima oleh otak dan obat-obatan dapat mencegah motion

sickness.

13