Refarat Tumor Payudara

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kelainan pada payudara wanita lebih banyak daripada kelainan pada payudara pria , yang jarang sekali terkena . Kelainan Ini umumnya dapat diraba , kadang disertai dengan rasa sakit , berbentuk benjolan atau massa . Untunglah sebagian besar tidak berbahaya , tetapi seperti diketahui sampai tahun 1985 di Amerika Serikat , kanker payudara merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita Tahun 1986 posisinya digantikan oleh kanker paru . payudara .

Sebaliknya kanker payudara pria kira kira 100 kali lebih sedikit . Pandangan menyeluruh mengenai frekuensi berbagai masalah yang berhubungan dengan keluhan payudara yang diperiksa di poliklinik dapat dicapai melalui analisis dari satu seri besar penderita penderita dengan bedah rumah sakit umum di London . Kira - kira 30 % wanita yang diperiksa secara teliti dianggap tidak menderita penyakit pada payudaranya . Hampir 40 % didiagnosis dengan kriteria memiliki tumor jinak ( fibro adenoma ) . Sisanya mengalami perubahan fibrokistik . Sedikit diatas 10 % mengidap kanker dengan bukti biopsi , dan kira - kira 7 % memiliki berbagai macam kelainan jinak . 1.2 TUJUAN Tujuan refarat ini dibuat sebagai prasyarat untuk dapat memenuhi tujuan kepaniteraan ilmu bedah yaitu membantu dokter muda dalam mempelajari kelainan pada payudara , khususnya mengenai Tumor Payudara . 1.3 METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan adalah tinjauan pustaka yaitu menggunakan sumber-sumber kepustakaan dari buku ilmu bedah dan internet .

BAB II PEMBAHASAN MASALAH

2.1 EMBRIOLOGI Payudara merupakan modifikasi kelenjar keringat yang berkembang menjadi

susunan yang kompleks pada wanita , tetapi rudimenter pada pria . Berasal dari epidermis pada permukaan ventral tubuh pada mudigah berumur 6 minggu .

Penebalan bilateral ( milk line ) timbul antara kuncup kuncup ekstremitas atas dan bawah . Penebalan ini menjadi atrofik , kecuali bagian yang kelak menjadi puting susu .

Pada trimester kedua kehidupan janin gencel gencel sel dari stratum basalis epidermis tumbuh kebawah dan menjadi duktus utama . Mula mula padat , lalu berlumen sehingga terbentuk duktus duktus yang rudimenter yang akan meluas pada daerah puting areola . Pada wanita pertumbuhan payudara waktu lahir belum selesai , dan pertumbuhan berjalan terus hingga masa pubertas .

Pada pria pertumbuhan berhenti pada waktu lahir . Pada wanita menjelang menarche , pertumbuhan bertambah dengan timbulnya pubertas

percabangan duktus dan proliferasi

stroma di antara duktus . Pada

stroma bertambah dan duktus terminal yang kecil tumbuh menjadi penonjolan keluar kecil kecil , bebentuk kantung yang buntu , yaitu kuncup kuncup kelenjar rudimenter .

2.2 ANATOMI Payudara merupakan kelenjar tubulo alveolar yang bercabang cabang , terdiri atas 15 20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak . Tiap lobus mempunyai duktus ekskretorius , masing masing akan bermuara pada puting susu , disebut duktus laktiferus , yang dilapisi epitel gepeng berlapis . Tiap lobus terdiri atas beberapa lobulus , ialah collecting duct yang dikelilingi 10

100 asinus . Jaringan ikat interlobular ( stroma interlobular )mengandung lebih banyak sel daripada jaringan ikat miksomatosa . Sekresi dilakukan oleh kelenjar yang dilapisi oleh membrana basalis , mioepitel dan epitel kuboid selapis / epitel torak selapis kuboid yang rendah , lalu ke duktus intra lobuler , yang terdiri atas jaringan

alveolaris yang dilapisi epitel

berlapis , kemudian bermuara ke duktus

laktiferus yang berakhir pada puting susu . Ada tiga hal fisiologik yang mempengaruhi payudara yaitu : 1. 2. 3. Pertumbuhan dan involusi berhubung dengan usia . Perubahan berhubung dengan siklus haid . Perubahan karena kehamilan dan laktasi .

Ketiga hal tersebut dipengaruhi oleh hormon ovarium dan hipofisis .

1. Pertumbuhan dan involusi Kelenjar payudara berasal dari penebalan epidermis . Menjelang menarche , maka pertumbuhan bertambah dengan dibentuknya percabangan duktus dan

proliferasi stroma diantara duktus dan pada pubertas terjadi penambahan stroma dan duktus terminal yang kecil tumbuh menjadi alveolus alveolus . Pada saat menopause , payudara mengecil dan kurang padat . Pada usia ini tampak pengurangan jumlah dan besarnya lobulus serta tampak pertambahan jaringan elastik . Struktur kelenjar menghilang dan hanya tampak duktus saja seperti payudara pria .

2. Perubahan karena siklus haid Sama dengan endometrium maka payudara juga akan dipengaruhi oleh siklus haid . Pada masa proliferasi , setelah haid , pengaruh estrogen yang meningkat mengakibatkan proliferasi duktus dan epitel alveolar, duktus melebar dan hipertropik . Setelah ovulasi , akibat bertambah selnya . Pada masa haid , akibat kadar estrogen terjadi kerusakan sel epitel , atrofi menghilang , pengecilan duktus dan dan progesteron yang menurun , pengaruh progesteron , stroma menjadi sembab dan

jaringan ikat , edema jaringan intersitium kelenjar .

3. Perubahan karena kehamilan dan laktasi Bebarapa saat setelah konsepsi , akibat kehamilan akan tampak pada payudara . Payudara akan menjadi penuh dan padat . Kelenjar payudara membesar oleh karena lobulus yang ukurannya dan jumlahnya bertambah . Jaringan payudara sebelumnya terdiri atas unsur kelenjar , sehingga menyerupai pankreas , sedangkan stroma hanya sedikit . Kelenjar dilapisi oleh epitel kuboid

selapis dan pada trimester ketiga tampak adanya sekret . Vakuol lemak tampak dalam sel , dan segera setelah partus sekresi susu terjadi . Setelah masa laktasi mengecil selesai , maka akan terjadi atrofi kelenjar , duktus

lagi dan seluruh payudara akan mengecil lagi .

TUMOR TUMOR PAYUDARA Tumor tumor payudara merupakan kelainan payudara wanita yang paling

penting . Walaupun tumor payudara dapat berasal dari semua komponen jaringan ( yaitu jaringan ikat longgar dan unsur epitel ) , tetapi unsur epitel lebih lazim menimbulkan neoplasma payudara . Menurut statistik , tumor payudara menduduki tempat pertama diantara tumor tumor ganas . Angka kematian tertinggi juga disebabkan oleh karsinoma payudara . Semua unsur payudara dapat berubah menjadi tumor , misalnya papilloma , karsinoma planocellulare , fibroma , khondroma , osteoma , dan lain lain .

FIBROADENOMA

Fibroadenoma yang bersimpai sejauh ini merupakan tumor jinak payudara wanita yang lazim dijumpai . Sesuai dengan namanya merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat . Sering ditemukan pada masa reproduksi , tetapi paling sering sebelum usia 30 tahun . Sebabnya mungkin sensivitas jaringan

setempat yang berlebihan terhadap estrogen . Jadi tidaklah salah

bila kelainan ini

kadang kadang juga digolongkan dalam mammary displasia . Pada mammary displasia , sering ditemukan bagian bagian yang menyerupai fibroadenoma dan

antara

kedua

kelainan ini tidak ada batas jelas . Kelainan tersebut dinamai

fibroadenomatosis . Fibroadenoma , berbeda dengan fibroadenosis , karena berbatas jelas , bersimpai , biasanya soliter , berbentuk benjolan yang dapat digerakkan . Jarang dijumpai tumor ganda . Diferensiasi klinik dari kista soliter merupakan yang paling sukar, tetapi dapat diatasi dengan sonografi . Yang khas , diameternya sekitar 3 cm , tetapi dapat juga lebih besar .Sesuai dengan namanya , tumor ini terdiri dari jaringan ikat dan jaringan kelenjar . Secara makroskopis , tumor ini padat dengan warna putih kelabu yang

seragam pada potongan melintang , dengan tanda tanda bercak lunak berwarna kuning kemerahan sebagai daerah kelenjar . Secara histologis , terdapat pengurangan stromafibroblastik yang mengandung bagian yang menyerupai duktus , ruangan yang dilapisi oleh epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda . Walaupun pada beberapa kelainan ruangan duktus ini bulat sampai oval dan sangat teratur ( fibroadenoma perikanalikuler ) , yang lainnya tertekan oleh proliferasi luas dari stroma , sehingga pada potongan melintang tampak sebagai celah atau bentuk bintang yang tidak teratur ( fibroadenoma intrakanalikuler ) . Ruangan kelenjar atau yang menyerupai duktus dilapisi oleh epitel pelapis tunggal atau ganda yang teratur , berbatas jelas , dan memiliki selaput basal yang utuh . Gambaran histologik menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel . Jaringan ikat dapat menunjukkan gambaran miksomatosa . Menurut gambaran histologiknya

fibroadenoma dibagi atas :

1. Fibroadenoma pericanaliculare . Kelnjar berbentuk bulat atau lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis . 2. Fibroadenoma intracanaliculare. Jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak , sehingga kelenjar berbentuk panjang panjang atau tidak teratur dengan lumen yang sempit atau menghilang . Kadang kadang hampir tidak ditemukan stroma yang berproliferasi ; yang tampak hanya kelenjar kelenjar yang saling

berdesakan . Gambaran tersebut sering ditemukan pada mamma lactans dan disebut dengan lactating adenoma . Pemisahan yang tajam antara fibroadenoma peri- dan intrakanalikuler kadang kadang sukar , berhubung ditemukannya jenis campuran . Menjelang haid tampak pembesaran dan kehamilan jelas merangsang pertumbuhan . Pada menopause terjadi sebaliknya , ialah regresi . Ekstirpasi perlu , setidak tidaknya untuk membuat

diagnosis mikroskopik mengenai ganas tidaknya kelainan yang ditemukan .

GIANT FIBROADENOMA ( CYSTOSARCOMA PHYLLOIDES ) Kadang kadang fibroadenoma cepat sekali tumbuhnya dan menjadi besar ,

disebut giant fibroadenoma . Karena besarnya kulit dapat terkena , sehingga dapat timbul nekrosis . Stroma kadang kadang jelas menunjukkan anaplasi . Walaupun stroma jelas anaplastik dan pertumbuhan cepat , tetapi tumor ini biasanya lokal , sehingga istilah cystosarcoma sebenarnya kurang tepat . Meskipun demikian ada yang menemukan metastasis pada kelenjar getah bening .

PAPILOMA DAN KARSINOMA PAPILER

Pembentukan papil dalam duktus atau kista terjadi sebagai neoplasma tunggal tersendiri atau sebagai proses difus . Kelainan ini jarang cukup besar untuk dapat teraba dan biasanya memberi gejala keluarnya cairan keruh , serosa , atau berdarah dari puting susu . Papiloma neoplastik sendiri biasanya timbul pada decade keempat atau kelima kehidupan . Neoplasma ini biasanya merupakan kelainan kecil ,dengan diameter kurang dari 1 cm , tumbuh dekat puting susu . Dapat berupa benjolan atau bertangkai . Pada pemeriksaan mikroskopis , tampak memiliki jaringan ikat longgar yang halus dibagian tengah sebagai kerangka , dilapisi oleh sel epitel kuboid teratur selapis atau dua lapis . Metaplasi apokrin dan fokus hialinisasi sering dijumpai . Walaupun sebagian besar kelainan papiler soliter ini bersifat jinak , beberapa tampak ganas atau berada pada bentuk perbatasan (karsinoma papiler ) yang ditandai oleh epitel atipik yang progresif , anaplasi , dan invasi stroma bertangkai atau bahkan jaringan periduktus . Diferensiasi histologik dari papiloma jinak , perbatasan , dan ganas mungkin sukar , kecuali dilakukan pemeriksaan dari beberapa potongan jaringan untuk mengetahui beratnya proses atipik , jumlah mitosis , dan infiltrasi stroma . Relatif mudah untuk membedakan secara histologi perubahan epitel pada spectrum akhir dari bentuk jinak dengan yang benar benar ganas , tapi dibagian tengah terdapat banyak kesukaran diagnosis . Kata kiasan lama menyebutkan bila ragu , kelainan tersebut akan bersifat sebagai proses jinak . Dasar dari kepercayaan ini adalah berkembangnya bukti bukti bahwa papiloma jinak bukan merupakan pendahulu karsinoma papiler , yang dari semula sebagai kelainan ganas .

Bagaimanapun papilomatosis duktus sebagai komponen perubahan fibrokistik yang memiliki hiperplasi epitel atipik , dan karenanya menimbulkan peningkatan resiko karsinoma payudara yang tampak pada perubahan fibrokistik .

KARSINOMA

Seperti disebut sebelumnya , karsinoma payudara ditempatkan sebagai penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di Amerika Serikat ; hal ini sangat mungkin juga terjadi di Negara Barat lainnya . Sayang sekali , turunnya dominasi ini malah

diikuti oleh tanda tanda peningkatan frekuensi kanker paru pada wanita , dan bukan menurunkan angka kematian karsinoma payudara , karena angka ini bertahan secara tetap selama beberapa tahun . Sebaliknya tidak boleh dilupakan bahwa wanita sekarang hidup lebih lama , sehingga jumlah tahun resiko ( risk-year ) juga bertambah . Apapun variabelnya , karsinoma payudara masih terus merupakan hampir 20 % dari penyebab kematian akibat kanker pada wanita di Amerika Serikat . Hal yang menggembirakan ialah bahwa lebih banyak kasus baru karsinoma invasif dijumpai setiap tahun dibanding kematian , menunjukkan bahwa lebih banyak wanita disembuhkan dari

penyakitnya . Sebaliknya , karsinoma payudara sangat jarang pada pria . Meskipun telah dilakukan penelitian yang mendalam , asal usul terakhir dari karsinoma dari karsinoma payudara masih merupakan teka teki yang penuh misteri . Satu satunya petunjuk ialah pengaruh genetika dan ketidakseimbangan hormonal . Predisposisi genetic tidak diragukan lagi . Tetapi belum diketahui lagi bagaimana genetika dapat berperan dalam menimbulkan neoplasma . Sangat mungkin faktor

tersebut mempengaruhi reseptor hormon dalam sel epitel payudara , tetapi ini bersifat spekulatif . Hiperestrinisme endogen diperkirakan memainkan peranan penting . Banyak

faktor resiko dikemukakan panjangnya usia reporoduksi , nuliparitas , dan usia yang telah lanjut pada saat melahirkan anak pertama , semuanya menunjukkan

peningkatan pemaparan terhadap puncak estrogen selama siklus menstruasi . Terdapat juga bukti bukti tambahan sehubungan dengan hiperplasi epitel fibrokistik , resiko

yang sedikit meningkat akibat estrogen eksogen , dan jarangnya karsinoma payudara pada wanita yang mengalami kastrasi prapubertas . Sudah diketahui bahwa epitel payudara yang normal memiliki reseptor estrogen dan progesteron . Kompleks hormon estrogen reseptor diteruskan beritanya kedalam inti sel , dan hormon akan memerintahkan gen yang berakibat pada pembelahan sel dan sintesis reseptor progesteron . Reseptor steroid dapat dikenali pada beberapa kanker payudara , yang memberikan mekanisme logis dengan dampak ketidak seimbangan estrogen yang mungkin bekerja sebagai promotor untuk proses karsinogenik . Pemeriksaan reseptor pada jaringan biopsi sekarang digunakan untuk meramalkan kepekaan neoplasma

tertentu untuk terapi hormonal . Morfologi kanker payudara mengenai payudara kiri sedikit lebih banyak daripada payudara kanan . Pada 4 sampai 10 % penderita ditemukan tumor primer bilateral atau sebagai tumor primer kedua yang tumbuh kemudian . Tumor dapat tumbuh dalam epitel duktus ( 90 % ) atau epitel lobulus ( 10 % ) . Lokasi sebagai berikut : tumor dalam payudara ialah

Persen Kuadran luar atas Bagian tengah Kuadran luar bawah Kuadran dalam atas Kuadran dalam bawah 50 20 10 10 10

Bila tidak disebut lain , maka istilah karsinoma payudara dimaksud berasal dari duktus . Selanjutnya kanker dutus dan lobulus dibagi menjadi yang belum menembus pembatas selaput basal ( tidak berinfiltrasi ) dan yang sudah menembus ( berinfiltrasi ) . Jadi bentuk utama karsinoma payudara dapat digolongkan sebagai berikut : A. Berasal dari duktus 1. Tanpa infiltrasi a . Karsinoma Intraduktus ( Komedokarsinoma ) b . Karsinoma papiler intraduktus . 2. Dengan infiltrasi a. Bentuk sederhana atau yang umum ( termasuk karsinoma scirrhous ) b. Karsinoma medular c . Karsinoma koloid ( musinosum ) d. Penyakit paget e. Karsinoma tubular B. Berasal dari lobulus .

1. Tanpa infiltrasi Karsinoma lobular in situ . 2. Dengan infiltrasi Karsinoma lobular Dari semua ini karsinoma duktus dengan infiltrasi ( scirrhous ) banyak dan umum . Kanker payudara biasanya ditemukan oleh penderita atau dokter yang merawatnya sebagai benjolan yang seolah olah berbatas jelas , soliter , tidak sakit dan dapat digerakkan . Pada saat ini kelainannya khas dengan diameter kurang dari 4 cm , terkenanya kelenjar getah bening regional ( paling sering aksila ) telah ada pada dua pertiga penderita . Prognosis untuk penyakit ini sukar diberikan karena begitu banyak variabel yang mempengaruhinya , tetapi yang sangat mempengaruhi prognosisnya ialah stadium tumor pada saat diagnosis ditgakkan dan cara therapinya . yang paling

KARSINOMA INTRADUKTUS ( KOMEDOKARSINOMA )

Bentuk ini merupakan 5 % karsinoma payudara . Karsinoma ini secara

klinik

berupa tumor yang dapat diraba ( sampai diameter 5 cm ) atau seperti tali dalam payudara , yang timbul sebagai akibat proliferasi epitel duktus , yang cenderung tumbuh dalam duktus tanpa menembus selaput basal duktus dan jaringan payudara dibawahnya . terisi oleh jaringan nekrotik menyerupai keju , yang dapat menonjol

Akhirnya , duktus

keluar bila ditekan secara ringan bila duktus dipotong secara melintang ( karenanya disebut komedokarsinoma ) . Secara histologis , sel neoplasma pada awalnya dapat berupa susunan kelenjar atau tertimbun dalam duktus membentuk pertumbuhan yang tidak teratur . Sering sel berproliferasi membentuk jembatan yang memotong duktus secara menyilang ,

atau membentuk lengkungan besar disekitar dinding saluran . Replikasi yang berkesinambungan akan mengisi duktus dengan sel sel tumor yang tertekan sampai gambaran arsitektur yang rinci hilang .

Pada saat ini tumor tampak sebagai pita padat dari sel sel anapalstik .

KARSINOMA DUKTUS dengan INFILTRASI

Ini adalah bentuk paling umum dari kanker payudara , kira kira 75 % karsinoma payudara . Secara klinik , berupa tumor yang meragukan batasnya , jarang melebihi diameter 3 sampai 4 cm , konsistensi keras seperti batu , karenanya

sering disebut dengan karsinoma scirrhous . Pada potongan melintang , tumor tampak berinfiltrasi dan mengkerut dibawah jaringan ikat dan lemak , dan memiliki gambaran berbintik yang memberi suara bila tumor digores dengan pisau . Tempat dengan

nekrosis putih menyerpai kapur dan kadang kadang bentuk kalsifikasi sering tampak pada permukaan irisan . Perluasan tumor menimbulkan perubahan pada kulit seperti kulit jeruk , retraksi puting susu , atau fiksasi pada dinding dada . Secara histologis , kelainan ini pada dasarnya terdiri dari jaringan ikat padat , yang didapati tersebar berupa sarang

sarang atau alur alur sel tumor . Sel sel ini biasanya berbentuk bulat sampai polygonal , atau tertekan , dan bentuk inti sama , gelap , kecil dengan sedikit

gambaran mitosis . Pada tepi tumor , sel - sel neoplasma tampak mengadakan infiltrasi ke jaringan sekitarnya dan sering mengadakan invasi keruang perivaskulkar dan perineural seperti juga pada pembuluh darah .

KARSINOMA MEDULAR

Karsinoma medular merupakan kira-kira 5 % karsinoma payudara . Morfologi tumor ini sangat berbeda dengan karsinoma pada umumnya . Biasanya lunak , lebih menyerupai daging daripada menyerupai batu yang keras , dan sering membesar ( mencapai ukuran diameter 10 cm ) . Pada penampang melintang , tampak tumor menonjol dari jaringan sekitarnya , daripada berkerut dibawahnya . Alasan perbedaan ini akan tampak jelas dari gambaran histologik . Berbeda dengan karsinoma schirrhous , karsinoma ini memiliki sedikit stroma . Sel tumor tumbuh membesar , berbentuk polygonal atau lonjong berdiferensiasi

buruk dalam bentuk yang tidak teratur , walaupun ada kalanya terdapat pembentukan kelenjar dengan diferensiasi baik , menyebabkan penamaan adenokarsinoma medular . Biasanya terdapat infiltrasi limfosit yang nyata dalam jumlah sedang diantara sel tumor , khususnya di tepi jaringan tumor . Keadaan ini menunjukkan reaksi tuan rumah terhadap tumor , dan bersamaan dengan ini tumor memiliki prognosis yang lebih baik daripada karsinoma infiltratif payudara pada umumnya .

KARSINOMA KOLOID ( MUSINOSUM )

Bentuk ini lebih jarang dibanding karsinoma medular . Ditandai dengan pembentukan musin , baik intrasel maupun ekstrasel . Secara makroskopis , kelainan ini sangat lunak , berwarna biru kelabu , dengan konsistensi seperti gelatin . Mungkin dibagian tengah terdapat pelunakan kistik dan perdarahan . Secara histologis , terdapat salah satu atau lebih dari tiga bentuk . Bentuk pertama , sel tumor tampak sebagai pulau

pulau kecil , atau sel sel yang terisolasi , mengambang dalam danau danau cairan musin basofilik yang mengalir kedalam ruang jaringan yang bersambungan . Paling tidak beberapa sel memiliki gambaran vakuola karena terdapat musin intrasel . Bentuk kedua , sel neoplasma tumbuh dalam susunan kelenjar berbatas jelas , lumennya mengandung secret musin . Sekali lagi , sel neoplasma ini juga mengalami vakuolisasi . Bentuk ketiga terdiri dari susunan jaringan yang tidak teratur berisi sel tumor tanpa diferensiasi , sebagian besar berbentuk cincin stempel ( signet ring cell ) ; yang melebar dengan adanya vakuola besar berisi musin . Prognosis dari bentuk bentuk ini lebih baik daripada neoplasma infiltratif pada umumnya .

PENYAKIT PAGET pada PAYUDARA

Penyakit ini merupakan bentuk yang tidak umum dari kanker pada saluran kelenjar payudara , mengenai wanita yang berumur sedikit lebih tua daripada bentuk lainnya . Dimulai sebagai karsinoma intraduktus yang khas , tetapi mengenai duktus ekskretorius utama , yang payudara . Tanda khas histologik dari tumor ini ialah invasi epidermis oleh sel neoplasma patognomonik yang disebut sel sel dikelilingi oleh daerah yang paget . Yaitu sel besar yang hiperkromasi dari situ mengadakan infiltrasi ke kulit puting susu dan aerola

bening ( clear hallo ) , yang merupakan penimbunan

mukopolisakarida intra seluler . Segi lain dari morfologi penyakit paget mirip dengan karsinoma intra duktus .

KARSINOMA LOBULAR

Karsinoma lobular berasal dari asini atau duktuli terminal dari lobulus . Tidak saja berbeda dari karsinoma duktus menurut asal usulnya , tetapi juga ditandai dengan

kecenderungan yang aneh untuk tumbuh dalam beberapa tempat pada satu payudara dan memiliki insiden yang tinggi ( 20 % ) untuk timbul secara bilateral . Terdapat dua bentuk , yaitu karsinoma lobular insitu dan karsinoma lobular infiltratif . Karsinoma situ tidak dapat diraba dan hanya dapat ditentukan secara histologis . Kira kira pengambilan antara 4 sampai 25 % ,tergantung kriteria morfologik dan lobular in

jaringan , bentuk insitu pada waktunya akan menjadi invasif , tetapi bila diikutsertakan , maka frekuensinya

karsinoma pada payudara disebelahnya juga meningkat menjadi kira kira 35 % .

KARSINOMA LOBULAR INFILTRATIF

Karsinoma lobular infiltratif ini tidak berbatas jelas dan biasanya berkonsistensi seperti karet . Kadang kadang kelainan ini keras dan sircrchous . Secara histologis , bentuk klasiknya berupa jalur sel tumor yang sering kurang beredar dalam jaringan stroma fibrosa . Pada sebagian besar kasus , sel tumor ini kecil dan seragam dengan sedikit pleomorfik . Kadang kadang sel ini mengitari asini atau duktuli normal , yang disebut sebagai bentuk mata sapi , yang dianggap tanda khas . Sebagian besar peneliti melaporkan tumor itu merupakan 5 sampai karsinoma payudara . 10 % terdiri satu sel lebar yang