Upload
viena-lovina
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 referat ALS lov.doc
1/34
BAB I
PENDAHULUAN
Amyotrophic Lateral Sclerosis, atau yang sering disebut juga Lou Gehrig’s
Disease merupakan suatu gangguan neurologis degeneratif yang ditandai dengan
paralisis otot yang progresif yang menunjukkan degenerasi neuron motorik di
korteks motor primer, traktus kortikospinalis, batang otak dan medula
spinalis.1Penyakit ini menyebabkan kelemahan otot, kecacatan dan kematian.1
ALS adalah gangguan neurologis yang mempengaruhi neuron motorik di
otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini ditandai dengan penumpukan
neurofilamen dan serat saraf sakit yang mengakibatkan hilangnya kontrol ototsukarela seseorang. Gejala aal ALS ber!ariasi dengan masing"masing indi!idu
tetapi mungkin termasuk penurunan daya tahan tubuh yang signifikan, kekakuan
dan kejanggalan, kelemahan otot, bicara meracau, dan kesulitan menelan.
#anifestasi lainnya termasuk tersandung, penurunan pegangan, kelelahan
abnormal pada lengan dan$atau kaki, kram otot dan berkedut. %entuk progesifitas
lanjut, pasien secara bertahap kehilangan penggunaan tangan mereka, lengan,
kaki, dan otot leher, akhirnya menjadi lumpuh. Pasien akan sulit berbicara atau
menelan. &amun, kemampuan berpikir, kandung kemih, usus, dan fungsi seksual,
dan indra 'penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan sentuhan( tidak
terpengaruh.
Amyotrophic Lateral Sclerosis 'ALS( merupakan salah satu dari
klasifikasi paling utama ')*+( dari #otor &euron isease '#&( yang ditandai
oleh degenerasi bertahap dan kematian pada neuron motorik -. Genetik berperan
dalam penyakit ini, terjadi sekitar pada / 1* + dari kasus. 0etapi dalam
kebanyakan kasus, belum diketahui mengapa ALS terjadi hanya pada beberapa
orang saja.
8/18/2019 referat ALS lov.doc
2/34
BAB. 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi
. Upper motor neron 2
Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik ke L#& tergolong
dalam kelompok 3#&. %erdasarkan perbedaan anatomi dan fisiologik
kelompok 3#& dibagi dalam susunan pyramidal dan ekstrapiramidal.
a. Ssnan p!ramidal 2
Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik secara langsung
ke L#& atau melalui interneuronnya, tergolong dalam kelompok
3#&. &euron"neuron tersebut merupakan penghuni girus presentralis.
4leh karena itu, maka girus tersebut dinamakan korteks motorik.
#ereka berada di lintasan ke"5 dan masing"masing memiliki
hubungan dengan gerak otot tertentu. 6ang berada di korteks motorik
yang menghadap ke fisura longitudinalis serebri mempunyai koneksi
dengan gerak otot kaki dan tungkai baah. &euron"neuron korteks
motorik yang dekat dengan fisura lateralis serebri mengurus gerak otot
laring, farings dan lidah. Penyelidikan dengan elektrostimulasi
mengungkapkan baha gerak otot seluruh belahan tubuh dapat
dipetakan pada seluruh kaasan korteks motorik sisi kontralateral.
Peta itu dikenal dengan homunculus motorik .
ari bagian mesial girus presentralis '7area 27 korteks motorik( ke bagian lateral baah, secara berurutan terdapat peta gerakan kaki,
tungkai baah, tungkai atas, pinggul, abdomen$toraks, bahu, lengan,
tangan jari"jari, leher, ajah, bibir, otot pita suara, lidah dan otot
penelan. 6ang menarik perhatian adalah luasnya kaasan peta gerakan
tangkas khusus dan terbatasnya kaasan gerakan tangkas umum.
#elalui aksonya neuron korteks motorik menghubungi motorneuron
8/18/2019 referat ALS lov.doc
3/34
yang membentuk inti motorik saraf cranial dan motoneuron di kornu
anterior medulla spinalis.
Askon"akson tersebut menyusun jaras kortikobulbar"kortikospinal.
Sebagai berkas saraf yang kompak mereka turun dari korteks motorik
dan di tingkat thalamus dan ganglia basalis mereka terdapat diantara
kedua bangunan tersebut. tulah yang disebut dengan kapsula interna,
yang dapat dibagi dalam krus anterior dan krus posterior. Sudut yang
dibentuk kedua bagian interna itu dikenal sebagai genu. Penataan
somatotopik yang telah dijumpai pada korteks motorik ditemukan
kembali di kaasan kapsula interna mulai dari genu sampai seluruh
kaasan krus posterius.
i tingkat mesensefalon serabut"serabut itu berkumpul di 8$
bagian tengah pedunkulus serebri dan diapit oleh daerah serabut"
serabut frontopontin dari sisi medial dan serabut"serabut
parietotemporopontin dari sisi lateral. i pons serabut"serabut tersebut
diatas menduduki pes pontis, diamana terdapat inti"inti tempat serabut"
serabut frontopontin dan parietotemporopontin berakhir. #aka dari itu,
bangunan yang merupakan lanjutan dari pes pontis mengandung hanya
serabut"serabut kortikobulbar dan kortikospinal saja. %anguna itu
dikenal sebagai piramis dan merupakan bagian !entral medulla
oblongata.
Sepanjang batang otak, serabut"serabut kortikobulbar
meninggalkan kaasan mereka 'di dalam pedunkulus serebri, lalu di
dalam pes pontis, dan akhirnya di piramis(, untuk menyilang garis
tengah dan berakhir secara langsung di motoneuron saraf kranialmotorik 'n., n.5, n.5, n.5, n.5, n.9, n.9, n.9 dan n.9( atau
interneuronnyadi sisi kontralateral. Sebagian dari serabut kortikobulbar
berakhir di inti"inti saraf kranial motorik sisi ipsilateral juga.
i perbatasan antara medulla oblongata dan medulla spinalis,
serabut"serabut kortikospinal sebagian besar menyilang dan
membentuk jaras kortikospinal lateral '7traktus piramidalis lateralis(,
yang berjalan di funikulus posterolateralis kontralateralis. Sebagian
8/18/2019 referat ALS lov.doc
4/34
dari mereka tidak menyilang tapi melanjutkan perjalanan ke medulla
spinalis di funikulus !entralis ipsilateral dan dikenal sebagai jaras
kortikospinal !entral atau traktus piramidalis !entralis. :aasan jaras
piramidalis lateral dan !entral makin ke kaudal makin kecil, karena
banyak serabut sudah mengakhiri perjalanan. Pada bagian ser!ikal
disampaikan + jumlah serabut kortikospinal, sedangkan pada
bagian torakal dan lumbosakral berturut"turut mendapat -*+ dan -+.
#ayoritas motoneuron yang menerima impuls motorik berada di
intumesensia ser!ikalis dan lumbalis, yang mengurus otot"otot anggota
gerak atas dan baah.
b. Ssnan e"strapiramidal 2
Susunan ekstrapiramidal terdiri atas komponen"komponen, yakni ;
korpus striatum, globus palidus, inti"inti talamik, nukleus
subtalamikus, substansia nigra, formatio retikularis batang otak,
serebelum berikut dengan korteks motorik tambahan, yaitu area 2,<
dan area ). :omponen"komponen tersebut dihubungkan satu dengan
yang lain oleh akson masing"masing komponen itu. engan demikian
terdapat lintasan yang melingkar, yang dikenal sebagai sirkuit. 4leh
karena korpus striatum merupakan penerima tunggal dari serabut"
serabut segenap neokorteks, maka lintasan sirkuit dinamakan sirkuit
striatal.
Secara sederhana, lintasan sirkuit itu dapat dibedakan dalam sirkuit
striatal utama 'principal( dan 8 sirkuit striatal penunjang 'asesorik(.
Susunan tersebut terintegrasi dalam susunan sensorik dan motorik,
sehingga memiliki system input dan output.
ata dari dunia luar yang masuk dalam sirkuit striatal adalah
terutama impuls asenden non"spesifik yang disalurkan melalui =diffuse
ascending reticular system> atau lintasan spinotalamik multisinaptik
dan impuls proprioseptik yang diterima oleh serebelum. 0ujuan
lintasan pertama ialah nuclei intralaminares talami. ata yang diterima
oleh serebelum disampaikan ke thalamus juga 'melalui brakium
konyungti!um(. nti thalamus yang menerimanya ialah nucleus
8/18/2019 referat ALS lov.doc
5/34
!entralis lateralis talami dan nucleus !entralis anterior talami. :edua
lintasan yang memasukan data eksteroseptif itu dikenal sebagai system
=input> sirkuit striatal.
System output sirkitu striatal adalah lintasan yang menyalurkan
impuls hasil pengolahan sirkuit striatal ke motoneuron. mpuls yang
telah diproses di dalam sirkuit striatal dikirim ke area 2 dan area <
melalui globus palidus dan inti"inti talamik dan pesan"pesan striatal itu
disampaikan kepada nucleus ruber, formation retikularis untuk
akhirnya ditujukan ke motoneuron. Akson"akson dari neuron lapisan 5
korteks area 2 turun ke batang otak di dalam kaasan jaras
frontopontin dan menuju ke nucleus ruber dan sel"sel saraf di formasio
retikularis. Serabut"serabut rubrospinal menghubungi baik alfa
maupun gamma motoneuron yang berada di intumesensia ser!ikalis
saja. Sedangkan serabut"serabut retikulopinal, yang sebagian besar
multisinaptik, sehingga lebih pantas dijuluki serabut retikulo"spino"
spinal, menuju ke alfa dan gamma motoneuron bagian medulla spinalis
di baah tingkat ser!ikal.
i tingkat kornu anterius terdapat sirkuit =gamma loop> yaitu
hubungan neuronal yang melingkari alfa motoneuron =muscle pindle>"
gama$alfa motoneuron. #elalui system =gamma loop> itu tonus otot
disesuaikan dengan pola gerakan tangkas yang diinginkan.
. L#$E% T#NEU%#N 2
&euron"neuron yang menyalurkan impuls motorik pada bagian
perjalanan terakhir ke sel otot skeletal dinamakan =loer motor neuron>
'L#&(, untuk membedakannya dari 3#&. #aka dari itu L#& dengan
aksonnya dinamakan oleh Sherrington =final common path> impuls
motorik. L#& menyusun inti"inti saraf otak motorik dan inti"inti radiks
!entralis saraf spinal. ua jenis L#& dapat dibedakan. 6ang pertama
dinamakan ?"motoneuron. a berukuran besar dan menjulurkan aksonnya
yang tebal ke serabut ekstrafusal. 6ang lain dikenal sebagai @"motoneuron,
ukurannya kecil, aksonnya halus dan mensarafi serabut otot intrafusal.
8/18/2019 referat ALS lov.doc
6/34
engan perantaraan kedua macam motoneuron itu, impuls motorik
dapat mengemudikan keseimbangan tonus otot yang diperlukan untuk
meujudkan setiap gerakan tangkas. 0iap motoneuron menjulurkan hanya
satu akson. 0etapi pada ujungnya setiap akson bercabang"cabang. an
setiap cabang mensarafi seutas serabut otot, sehingga dengan demikian
setiap akson dapat berhubungan dengan sejuimlah serabut otot.
Sebuah motoneuron dengan sejumlah serabut otot yang dipersarafinya
merupakan satu kesatuan motorik atau unit motorik '7motor unit(. 0ugas
motoneuron hanya menggalakan sel"sel serabut otot sehingga timbul gerak
otot. #otorneuron"motorneuron hanya bekerja sebagai pelaksana baahan
belaka. ika mereka dibebaskan dari pengaruh sistem piramidal dan
ekstrapiramidal, maka mereka masih dapat menggalakan sel"sel serabut
otot, tetapi corak gerakan otot yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak
dan lagipula sifatnya tidak tangkas. Gerakan otot tersebut bersifat
reflektorik dan kasar serta massif.
%ilamana terjadi suatu kerusakan pada motoneuron, maka serabut"
serabut otot yang tergabung dalam unit motoriknya tidak dapat
berkontraksi, kendatipun impuls motorik masih dapat disampaikan oleh
system pyramidal dan ekstrapiramidal kepada tujuannya.
8/18/2019 referat ALS lov.doc
7/34
'am(ar 2.) U&N dan L&N
B. Pen!a"it ALS
2.) De*inisi
ALS dapat didefinisikan sebagai gangguan neurodegenerati!e ditandai
dengan kelumpuhan otot progresif mencerminkan degenerasi #&S di korteks
motorik primer, batang otak, dan sumsum tulang belakang. BAmyotrophyB
mengacu pada atrofi serat otot, menyebabkan kelemahan otot yang terkena dan
fasikulasi. BSklerosis lateralB mengacu pada pengerasan saluran kortikospinalis
anterior dan lateral sebagai #&S di daerah"daerah yang menurun fungsinya dan
digantikan oleh gliosis 'Silani, -*11(.
Amyotrophic lateral sclerosis 'ALS( adalah gangguan neurologis yangfatal yang menyebabkan kelemahan, atrofi, kelumpuhan, dan kegagalan
pernafasan akhirnya karena degenerasi selektif neuron bertanggung jaab untuk
gerakan !olunter. Amyotrophic lateral sclerosis 'ALS( juga dikenal sebagai
penyakit Lou Gehrig, yang penyakit neuromuskuler progresif cepat yang
disebabkan oleh kerusakan sel"sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Hal
ini menyebabkan hilangnya kontrol saraf dari otot"otot !olunter, sehingga
degenerasi dan atrofi otot. Akhirnya otot"otot pernapasan yang terpengaruh yang
menyebabkan kematian dari ketidakmampuan untuk napas 'Sterit, -**
8/18/2019 referat ALS lov.doc
8/34
2.+ Etiologi
Sampai saat ini, penyebab dari ALS masih belum diketahui, tetapi para
peneliti sedang mempelajari beberapa kemungkinan penyebab dari ALS antara
lain;2
1. #utasi Genetik
%erbagai mutasi genetik dapat menyebabkan bentuk ALS yang familial,
yang muncul hampir identik dengan bentuk non"mearisi. Salah satu
bentuk mutasi genetik adalah kerusakan pada gen yang menghasilkan
enEim S41.
-. :etidakseimbangan kimia
Pada pasien ALS, terdapat kadar glutamat yang lebih tinggi daripada orang
normal. Glutamat adalah neurotransmitter yang penting untuk otak. :adar
glutamat yang berlebihan dapat menjadi racun bagi sel"sel saraf.
8. Gangguan Sistem mun
:adang sistem imun seseorang menyerang sel / sel normal yang ada pada
tubuhnya. an para ilmuan berspekulasi baha respon imun yang salah
dapat memicu terjadinya ALS.1
2.+ Klasi*i"asi
:lasifikasi #otor &euron esease '#&(; F
Amyotrophic lateral sclerosis 'ALS( merupakan bagian dari penyakit #&.
#enurut 3ma '-**D(, klasifikasi #otor &euron esease '#&(;
1. Amyotrophic lateral sclerosis'ALS(
-. Progressi!e lateral sclerosis'PLS(
Penderita progressi!e lateral sclerosis menunjukkan paraparese spastik yang
berjalan lambat lain melibatkan otot"otot lengan dan orofaring. 0ipe ini sangat
jarang dijumpai. Penyakit dimulai pada usia deasa dengan tanda"tanda
keterlibatan traktus kortikospinalis sekunder terhadap rusaknya neuron motorik
di korteks serebri. 0idak dijumpai atrofi maupun fasikulasi. ungsi sfingter
biasanya baik. Pada beberapa penderita dijumpai hemiparese spastik yang
progresif yang dikenal sebagai !arian #ills. Setelah beberapa tahun gerakan
jari"jari melambat, lengan menjadi spastik dan terjadi gangguan berbicara
http://en.wikipedia.org/wiki/Primary_lateral_sclerosishttp://en.wikipedia.org/wiki/Primary_lateral_sclerosis
8/18/2019 referat ALS lov.doc
9/34
Pringle dkk. menyarankan kriteria diagnostik yang penting yaitu suatu
perkembangan penyakit selama 8 tahun tanpa bukti keterlibatan L#&.
'am(ar 2.+ Postr penderita ALS karena melemahnya ekstensor leher danotot-ototp araspinal pada kelainan LMN
Gambar 2.4 Atrof tangan pada pasien dengan ALS
Gambar 2.4
8. Progressi!e muscular atrophy'P#A(
Pada progressi!e muscular atrophy yang menonjol adalah keterlibatan L#&
dari otot"otot ekstremitas tanpa gambaran keterlibatan 3#& yang jelas. 0etapi
refleks tendon yang menurun membedakannya dari progressi!e spinal
muscular atrophy. %iasanya timbul setelah usia -* tahun dan tidak ada riayat
penyakit yang mirip dalam keluarga. Pada *+ kasus P#A terlihat atrofi dari
otot"otot intrinsik tangan yang simetris yang secara perlahan berlanjut ke
proksimal. Perjalanan penyakitnya lebih lambat dari tipe lain. %entuk infantil
dari P#A bermanifestasi seperti floppy infant dan disebut penyakit erdnig"
Hoffinan. 5ariasi yang lain dengan distribusi ke proksimal dikenal sebagai
penyakit :ugelberg"elander. 0raktus kortikospinalis tidak terlibat dan tidak
ada gangguan sensoris.
2. :eterlibatan batang otak '%ulbar(
http://en.wikipedia.org/wiki/Progressive_muscular_atrophyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Progressive_muscular_atrophy
8/18/2019 referat ALS lov.doc
10/34
a. Pseudobulbar palsy
:erusakan reflek pada traktus kortikobulbaris
b. Progressi!e bulbar palsy
Pada progressi!e bulbar palsy gejala aal yang menonjol adalah kelemahan
dari otot"otot yang diiner!asi oleh nukleus motorik di batang otak bagian
baah, misalnya otot"otot rahang, ajah, lidah faring dan laring. Gejala
klinis utamanya adalah disartria, disfonia, kesulitan mengunyah, sali!asi dan
disfagia. Lidah lumpuh dengan tanda"tanda atrofi dan fasikulasi yang
menonjol. :adang"kadang disertai kelumpuhan otot"otot ajah. Secara
klinis terlihat adanya keterlibatan 3#& dan L#& dengan lidah yang
spastis, refleks ja"jerk yang meninggi seperti juga pada anggota gerak
Gambar -.- Atrofi lidah pada pasien ALS
0ipe egenerasi 3#& egenerasi L#&
ALS 0erdapat 0erdapat
PLS 0erdapat 0idak terdapat
P#A 0idak terdapat 0erdapat
Progresif bulbar palsy 0idak terdapat 0erdapat, pada bagian bulbar
Pseudobulbar palsy 0erdapat, pada bagian bulbar 0idak terdapat
0able -.1 perbedaan gejala pada motor neuron disease
%erdasarkan tipenya ALS terbagi menjadi ;A. amilial
ALS familial ditandai dengan adanya riayat dalam keluarga dan atau analisis
genetic gen yang cacat yang telah terbukti berhubungan dengan penyakit. ALS
familial terdiri "1*+ dari ALS total
%. Sporadik
F*"F+ sisanya yang tidak diketahui penyebabnya sehingga disebut sebagai
sporadic
http://en.wikipedia.org/wiki/Pseudobulbar_palsyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Progressive_bulbar_palsyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Pseudobulbar_palsyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Progressive_bulbar_palsy
8/18/2019 referat ALS lov.doc
11/34
2., Pato*isiologi
alur molekuler yang tepat menyebabkan degenerasi motor neuron
dalam ALS tidak diketahui, tetapi sebagai dengan penyakit
neurodegenerati!e lain, kemungkinan untuk menjadi interaksi yang
kompleks antara berbagai mekanisme patogenik selular yang mungkin
tidak saling eksklusif ini termasuk;2
1. aktor Genetik
ALS sporadis dan familial secara klinis dan patologis serupa, sehingga
ada kemungkinan memiliki patogenesis yang sama. alaupun hanya
-+ pasien penderita ALS memiliki mutasi pada S41, penemuan
mutasi ini merupakan hal penting pada penelitian ALS karena
memungkinkan penelitian berbasis molekular dalam pathogenesis
ALS. S41, adalah enEim yang memerlukan tembaga, mengkatalisasi
kon!ersi radikals superoksida yang bersifat toksik menjadi hidrogen
peroksida dan oksigen. Atom tembaga memediasi proses katalisis yang
terjadi. S41 juga memiliki kemampuan prooksidasi, termasuk
peroksidasi, pembentukan hidroksil radikal, dan nitrasi tirosin. #utasi
pada S41 yang mengganggu fungsi antioksidan menyebabkan
akumulasi superoksida yang bersifat toksik. Hipotesis penurunan
fungsi sebagai penyebab penyakit ternyata tidak terbukti karena
ekspresi berlebihan dari S41 yang termutasi 'di mana alanin
mensubstitusi glisin pada posisi F8 S41 'GF8A( menyebabkan
penyakit pada saraf motorik alaupun adanya peningkatan akti!itas
S41. 4leh karena itu, mutasi S41 menyebabkan penyakit dengan
toksisitas yang mengganggu fungsi, bukan karena penurunan akti!itas
S41
8/18/2019 referat ALS lov.doc
12/34
'am(ar 2., 'en pen!e(a( ALS
'am(ar "elainan geneti" S&N) pada analisis "romososm
lokasi sitogenetik ; I18. #olecular loaksi pada kromosom ; base
pairs D*,-
8/18/2019 referat ALS lov.doc
13/34
2.-. Lo"asi gen S#D) pada analisis Kromosom
2. CJcitotoJicity
ni adalah istilah untuk cedera neuronal yang disebabkan oleh
rangsangan glutamat berlebihan diinduksi dari reseptor glutamat
postsynaptic seperti reseptor permukaan sel A dan reseptor
A#PA. Stimulasi berlebih ini dari reseptor glutamat diduga
mengakibatkan masuknya kalsium ke dalam neuron besar, yang
menyebabkan terbentuknya oksida nitrat meningkat dan dengan
demikian kematian neuronal. 0ingkat glutamat dalam KS yang
meningkat pada beberapa pasien dengan ALS . Cle!asi ini telah
dikaitkan dengan hilangnya sel transporter asam amino rangsang glial
CAA0- .
'am(ar 2., me"anisme e/itotoi/
:eterkaitan eJcitotoJicity glutamat dimediasi dan kerusakan oksidatif
menyebabkan cedera seluler dan kematian. Cfek dari peningkatan glutamat
ekstraseluler , seperti peningkatan kalsium ' Ka- ( masuknya dan menurun sistein
8/18/2019 referat ALS lov.doc
14/34
masuknya , menyebabkan peningkatan superoksida pembentukan radikal bebas
yang menurunkan akti!itas glutamin sintetase dan transporter glutamat untuk
kembali meningkatkan glutamat ekstraseluler .
3. Stres 4ksidatif
Stres oksidatif telah beberapa lama dikaitkan dengan neuro
degeneratif dan diketahui baha akumulasi reactive oxygen species
'4S( menyebabkan kematian sel. Seperti mutasi pada enEim
superoJide dismutase anti"oksidan 1 'S41( gen dapat menyebabkan
ALS, ada ketertarikan yang signifikan dalam mekanisme yang
mendasari proses neurodegenerati!e di ALS. Hipotesis ini didukung
oleh temuan dari perubahan biokimia yang mencerminkan kerusakanradikal bebas dan metabolisme radikal bebas yang abnormal dalam
jaringan sampel KS dan pasca mortem pasien ALS .
4. isfungsi mitokondria
:elainan morfologi mitokondria dan biokimia telah dilaporkan
pada pasien ALS. #itokondria dari pasien ALS menunjukkan tingkat
kalsium tinggi dan penurunan akti!itas rantai pernapasan kompleks
dan 5, yang melibatkan ketidakmampuan metabolisme energi.
5. Gangguan transportasi aksonal
Akson motor neuron dapat mencapai hingga satu meter panjangnya
pada manusia, dan mengandalkan sistem transportasi intraseluler yang
efisien. Sistem ini terdiri dari sistem transportasi anterograde 'lambat
dan cepat( dan retrograde, dan bergantung pada molekul MmotorM,
kompleks kinesin protein 'untuk anterograde( dan kompleks dynein"
dynactin 'untuk retrograde( . Pada pasien dengan ALS ditemukan,
mutasi pada gen kinesin diketahui menyebabkan penyakit saraf
motorik neurodegenerati!e pada manusia seperti paraplegia spastik
turun temurun dan penyakit 0ipe -A Kharcot"#arie"0ooth. #utasi di
kompleks dynactin menyebabkan gangguan motor neuron yang lebih
rendah dengan kelumpuhan pita suara pada manusia.
6. Agregasi neurofilamen
&eurofilamen protein bersama"sama dengan Peripherin 'suatu
protein filamen intermediet( ditemukan di sebagian besar neuron
8/18/2019 referat ALS lov.doc
15/34
motorik aksonal inklusi ALS pasien. Sebuah isoform beracun
peripherin 'peripherin
8/18/2019 referat ALS lov.doc
16/34
Mekanisme yang mendasari neurodegeneration di ALS
adalah multiaktorial dan !ero"erasi melalui #alur molekuler dan
genetik yang saling terkait. S"esi$k %ally& neurodegeneration di
ALS mungkin mengaki!atkan dari interaksi yang kom"leks dari
glutamat e'(ito'i(ity& generasi radikal !e!as& agregat "rotein
sito"lasma& en)im de$siensi S*+,1& dikom!inasikan dengan
disungsi mitokondria & dan gangguan "roses trans"ortasi
aksonal melalui akumulasi neuro$ rata"an agregat intraseluler.
Mutasi "ada -A+/0 dan S hasil dalam "em!entukan agregat
intraseluler & yang !er!ahaya !agi neuron . Aktiasi hasil
mikroglia di sekresi sitokin inamasi "roin & mengaki!atkan
kera(unan le!ih lan#ut. 0ada akhirnya & neuron motorik
degenerasi ter#adi melalui aktiasi #alur kalsium
de"endenten)ymati(
8/18/2019 referat ALS lov.doc
17/34
#ekanisme yang glutamat "induced eJcitotoJicity menghambat neuron
motor belum jelas, sebuah peneltian baru dimana 3#& memediasi anterograde
degenerasi L#& oleh glutamat "induced processes. eksitotoksik Selain
eJcitotoJicity glutamatb"induced, kelainan struktural mitokondria , disfungsi
natrium $ kalium pompa ion , autophagy , dan terganggu sistem transportasi
aksonal semua telah terlibat dalam patogenesis ALS. &on " neuron sel, seperti
astrosit dan mikroglia, mungkin juga langsung berkontribusi neurodegeneration
melalui mekanisme termasuk belum memadai pelepasan faktor neurotropik ,
sekresi mediator neurotoksik , dan modulasi ekspresi reseptor glutamat ' dikenal
sebagai non " sel neurodegeneration otonom(.
8/18/2019 referat ALS lov.doc
18/34
'am(ar 2.- Pato*isiologi ALS
2.- 'e0ala Klinis
4nset ALS mungkin begitu halus sehingga gejala aal sering diabaikan
dan dianggap sebagai suatu proses penuaan.-,D %agian tubuh yang terpengaruh
pada gejala"gejala aal ALS tergantung dari otot mana yang diserang pertama
kali. alam beberapa kasus, gejala aalnya mempengaruhi salah satu kaki, dan
pasien mengalami kesulitan saat sedang berjalan atau berlari dan pasien lebih
sering tersandung daripada sebelumnya. %eberapa penderita merasakan gangguan
untuk pertama kali pada tangan saat mengalami kesulitan dalam melakukan
pergerakan"pergerakan sederhana yang membutuhkan keterampilan tangan,
seperti mengancingkan kemeja, menulis, atau memasukkan dan memutar kunci
dalam lubang kunci. Sedangkan beberapa pasien yang lain, mengalami masalah
bicara terlebih dahulu. D
0erlepas dari bagian tubuh mana yang terserang pertama kali, kelemahan
otot dan atropi akan menyebar seiring dengan berlangsungnya penyakit. Pasien
akan mengalami peningkatan keluhan dalam hal bergerak, menelan 'disfagia(, dan
dalam berbicara atau membentuk kata 'disartria(.D
Gejala dari keterlibatan 3pper #otor &euron '3#&( adalah spastisitas,
peningkatan refleks 'hiperrefleksia(, dan gag refleks yang terlalu aktif, serta
munculnya klonus pada beberapa penderita.)
:erusakan pada 3#& juga akan
8/18/2019 referat ALS lov.doc
19/34
mengakibatkan munculnya refleks patologis, yaitu Hoffman"tromner dan babinski
sign.D Gejala dari degenerasi Loer #otor &euron'L#&( meliputi kelemahan
otot dan atropi, kram otot, kedutan sekilas otot yang dapat dilihat dibaah kulit
'fasikulasi(.
#eskipun urutan gejala yang muncul dan laju perkembangan penyakit
ber!ariasi dari satu orang dengan orang lainnya, pada akhirnya penderita tidak
dapat berdiri atau berjalan, turun atau naik ke tempat tidur sendiri, dan tidak dapat
menggunakan tangan dan lengan. :esulitan dalam menelan dan mengunyah
mengganggu kemampuan penderita untuk makan dengan normal dan
meningkatkan risiko tersedak. #empertahankan berat badan akan menjadi
masalah. :arena penyakit ini tidak menyerang kognitif penderita, maka penderita
akan merasa sadar mengenai penurunan fungsi progresif yang ia alami, dan
penderita dapat menjadi cemas, takut, dan depresi. Sebagian kecil penderita
mungkin mengalami masalah dengan memori dan kemampuan mengambil
keputusan, dan berdasarkan penelitian, ada bukti yang berkembang baha
beberapa penderita mengalami demensia.D
Pada tahap selanjutnya dari penyakit, pasien akan mengalami kesulitan
bernapas ketika otot"otot sistem pernapasan mulai melemah. Pasien kemudian
akan kehilangan kemampuan untuk bernapas sendiri dan sangat bergantung pada
dukungan !entilator untuk bertahan hidup. Pasien juga menghadapi risiko terkena
pneumonia pada tahap selanjutnya.
0abel - Gejala"gejala ALS
isfungsi 3#& isfungsi L#& Gejala emosional
" :ontraktur
" isartria" isfagia
" ispneu
" Siallorhea
" Spastisitas
" eflek tendon yang cepat atau
menyebar abnormal.
" Adanya reflek patologis.
" Hilangnya ketangkasan dengan
kekuatan normal
" :elemahan otot
" asikulasi." Atrofi.
" :ram otot
" Hiporefleks
" flasid
" oot drop
" :esulitan bernafas.
" 0ertaa dan
menangisin!olunter
" epresi
8/18/2019 referat ALS lov.doc
20/34
0abel 8. Hubungan keluhan terhadap lokas kerusakan motor neuron
#edulla Lesi 3#&
Pseudobulbar
'penyebab lain
termasuk stroke( spastisitas lidah
isartria refleks meningkat
emosi yang labil
inkoordinasi fungsi menelaan
dan bernapas
Lesi 3#&
dan L#& isartria
isfagia
ja jerk refleks meningkat
Lesi L#& Palsy bulbar atrofi dan fasikulasi lidah
isfagia0raktur
kortikospinal Lesi 3#& kelemahan yang spastic
refleks meningkat
:ekakuan
respon plantar ekstensor
kornu anterior Lesi L#& :elemahan yang flasid
fasikulasi otot
kelemahan otot diafragma dan
otot interkostalis
2.1 Diagnosis
ALS membutuhkan kehadiran
1. 0anda"tanda degenerasi loer motor neuron 'L#&( dengan pemeriksaan
klinis, elektrofisiologi atau neuropathologic.
-. 0anda"tanda degenerasi upper motor neuron '3#&( dengan pemeriksaan
klinis, dan
8. 0anda"tanda penyebaran yang progresif dalam ilayah atau ke daerah lain,
bersama"sama dengan tidak adanya
2. %ukti elektrofisiologi proses penyakit lain yang mungkin menjelaskan tanda"
tanda L#& dan $ atau degenerasi 3#&, dan
. &euroimaging bukti proses penyakit lain yang mungkin menjelaskan tanda"
tanda klinis dan tanda elektrofisiologi
:ategori diagnostik klinis pasti pada kriteria klinis saja
1. Pasti ALS
0annda 3#& dan L#& sedikitnya pada tiga bagian tubuh
-. :emungkinan besar ALS
0anda 3#& dan L#& setidaknya - bagian tubuh dengan beberapa tanda
3#& pada bagian rostal terhadap tanda L#&
8. :emungkinan besar ALS didukung laboratrium
0anda klinis disfungsi 3#& dan L#& hanya pada satu bagian tubuh, selain
itu ada pada elektromiografi terdapat tanda degenerasi yang aktif dan kronis
8/18/2019 referat ALS lov.doc
21/34
pada minimal - ekstremitas
2. :emungkinan ALS
0anda klinis dari disfungsi 3#& dan L#& ditemukan secara bersamaan pada
satu bagian, atau tanda 3#& ditemukan pada - atau lebih bagian tubuh.
0anda klinis lain seperti ;
• 0anda 3#& ; :lonus, tanda babinsky, tidak ada refleks kulit perut,
hypertonia, kehilangan ketngkasan
• 0anda L#& ; atrofi, kelemahan. ika hanya fasciculation; pencarian
dengan C#G untuk dener!asi aktif
• %agian saraf; bulbar, leher rahim, dada dan lumbosakral
apat juga menggunakan kriteria lain dari orld ederation of &eurology '&(,dimana harus terdapat; 18
• %ukti adanya lesi 3#&
• %ukti adanya lesi L#&
• %ukti adanya progresifitas
alam menggunakan kriteria &, ada 2 regio yang harus diketahui;
• %ulbar ; 4tot ajah, mulut, tenggorokan.
• Ker!ical ; 4tot belakang kepala, leher, bahu, pundak, ekstrimitas atas.
• 0horacic ; 4tot dada dan abdomen, dan bagian tengah dari otot spinal.
• Lumbosacral ; 4tot belakang bagian pundak baah, paha, dan ekstrimitas
baah
0es untuk mengesampingkan kondisi lain untuk diagnosis ALS. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan antara lain ; 1-
1. Clektrofisiologi
0erutama untuk mndeteksi adanya lesi L#& pada daerah yang terlibat. an
untuk menyingkirkan proses penyakit lainnya. Sangat penting untk diingat
baha pemeriksaan fisik neurofisiologi yang digunakanuntuk mendiagnosis
8/18/2019 referat ALS lov.doc
22/34
ALS dan kelainan neurofisiologi yang sugestif saja tidak cukup untuk
mendiagnosis tanpa dukungan klinis. 1-
1. :onduksi saraf motorik dan sensorik
:onduksi saraf diperlukan untuk mendiagnosis terutama untuk
mendefinisikan dan mengecualikan gangguan lain dari saraf perifer,
neuromuscular junction, dan otot yang dapat meniru atau mengacaukan
diagnosis ALS. 1-
-. Clektromiografi kon!ensional 1-
:onsentris jarum elektromiografi 'C#G( memberikan bukti disfungsi
L#& yang diperlukan untuk mendukung diagnosis ALS, dan harus
ditemukan dalam setidaknya dua dari empat daerah SSP; otak 'bulbar $
neuron motor tengkorak(, leher rahim, toraks, atau lumbosakral sumsum
tulang belakang 'anterior tanduk motor neuron(. 3ntuk daerah batang otak
itu sudah cukup untuk menunjukkan perubahan dalam satu C#G otot
'misalnya lidah, otot"otot ajah, otot rahang(. 3ntuk ilayah sumsum
tulang belakang, dada itu sudah cukup untuk menunjukkan perubahan
C#G baik dalam otot paraspinal pada atau di baah tingkat 0< atau di otot
perut. 3ntuk daerah leher rahim dan sumsum tulang belakang lumbosakral
setidaknya dua otot dipersarafi oleh akar yang berbeda dan saraf perifer
harus menunjukkan perubahan C#G. 1-
:riteria Cl"Cscorial yang telah dire!isi mengharuskan baha kedua bukti
dener!asi aktif atau sedang berlangsung dan dener!asi parsial kronis
diperlukan untuk diagnosis ALS, meskipun proporsi relatif ber!ariasi dari otot
ke otot. 0anda"tanda dener!asi kronis terdiri dari;a( #otor unti potensi besar durasi meningkat dengan peningkatan
proporsi potensi polyphasic, amplitudo seringkali meningkat.
b( mengurangi gangguan pola dengan tingkat menembakkan lebih tinggi
dari 1* HE 'kecuali ada komponen 3#& signifikan, dalam hal laju
pembakaran mungkin lebih rendah dari 1* HE(.
c( Potensi unit motor stabil.
Potensi fasciculation sangat penting untuk menemukan karakteristik
ALS, meskipun mereka dapat dilihat pada otot yang normal 'fasikulasi
8/18/2019 referat ALS lov.doc
23/34
jinak( dan tidak muncul di semua otot pasien ALS. alam fasikulasi
jinak morfologi dari potensi fasciculation normal, sedangkan pada
potensi fasciculation terkait dengan perubahan neurogenik ada
morfologi abnormal dan kompleks tajam positif
d( 0ranscranial magnetic stimulation dan pusat konduksi motorik
Stimulasi magnetik transkranial '0#S( memungkinkan e!aluasi non"
in!asif jalur motor kortikospinalis, dan memungkinkan deteksi lesi
3#& pada pasien yang tidak memiliki tanda"tanda 3#&. #otor
amplitudo, ambang batas kortikal, aktu konduksi motorik pusat dan
periode diam dapat dengan mudah die!aluasi dengan menggunakan
metode ini. 0engah konduksi motorik aktu 'K#K0( sering sedikit
lama untuk otot"otot setidaknya satu ekstremitas pada pasien ALS..
e( Clektromiografi kuantitatif 1-
#otor unit number estimation '#une( adalah teknik elektrofisiologi
khusus yang dapat memberikan perkiraan kuantitatif dari jumlah akson
yang mempersarafi otot atau kelompok otot. #une terdiri dari sejumlah
metode yang berbeda 'incremental, titik rangsangan ganda, lonjakan"
dipicu rata"rata, "gelombang, dan metode statistik(, dengan masing"
masing memiliki keunggulan spesifik dan keterbatasan. #eskipun
kurangnya metode tunggal yang sempurna untuk melakukan #une,
mungkin memiliki nilai dalam penilaian hilangnya secara progresif akson
motorik dalam ALS, dan mungkin memiliki penggunaan sebagai ukuran
titik akhir dalam uji klinis .
Gambar -.1 Sera!ut sara motor "ada "otensial aksi motorik "ada
myelogra$
8/18/2019 referat ALS lov.doc
24/34
Gambar -"1 Serabut saraf motor pada potensial aksi motorik dengan rekaman
amplitudo dari otot tangan intrinsik 'di pergelangan tangan( , termasuk pola
abductor policis bre!is 'a , d ( , pertama dorsal interosseus ' b , e ( , dan abductor
digiti minimi ' c , f ( , menurun pada pasien dengan maju ALS 'a , b , c ( dan pada
indi!idual normal ' d , e , f ( . Perhatikan baha amplitudo dari abductor pollicis
bre!is ' a( dan interosseus dorsal ' % ( otot proporsional lebih rendah dari
amplitudo dari abductor digiti minimi ' K ( N Perbedaan ini mencerminkan pola
split" tangan dener!asi lebih besar dari otot"otot di paruh lateral tangan , yang
kadang"kadang terlihat di ALS . setiap di!isi merupakan keuntungan 7 m5 ,
kecepatan 7 ms
8. &euroimagingilakukan # kepala$tulang belakang untuk menyingkirkan lesi structural
dandiagnosis lain pada pasien yang dicurigai ALS 'tumor,spondylitis,
siringomielia, strokebilateral, dan #S( 1-
Gambar 2.6 potongan parasagital ( Top dengan proton density( !a"ah otak dari pria #$ - dengan ALS men%n&%kkan hiperintensitis
&arang dilihat sepan&ang sal%ran kortikospinalis ( panah .
2. %iopsi otot dan neuropatologiterutama dilakukan pada pasien dengan presentasi klinis yang tidak khas,
terutamadengan lesi 3#& yang tidak jelas. %iosi digunakan untuk
menyingkirkan adanyamiopati, seperti inclusion body myositis.1-
. Pemeriksaan lab lainnya
Ada beberapa pemeriksaan lain yang dapat dianggap ajib dalam
pemeriksaan dari pasien ALS. 0es laboratorium klinis yang mungkin
abnormal dalam kasus dinyatakan khas ALS meliputi; <
• CnEim otot 'kreatin kinase serum Oyang tidak biasa di atas sepuluh kali
8/18/2019 referat ALS lov.doc
25/34
batas atas normal, AL0, AS0, LH(
• Serum kreatinin 'terkait dengan hilangnya massa otot rangka(
• Hypochloremia, bikarbonat meningkat 'terkait dengan gangguan
pernapasan lanjutan(
8/18/2019 referat ALS lov.doc
26/34
2. Kompli"asi
1. Sistem pernapasan iafragma dan otot respirasi lainnya selalu terpengaruh, dan
kebanyakan pasien meninggal karena koplikasi pernapasan. Hal ini terjadi
terutama dari ketidakmampuan pasien untuk bernapas karena kelemahan otot
pernafasan. Pada pasien dengan kelemahan bulbar, aspirasi sekresi atau
makanan dapat terjadi dan pneumonia, karena itu, manajemen pernafasan
diperlukan dalam peraatan komprehensif pasien dengan ALS. utin
mengukur kapasitas !ital dalam posisi duduk dan telentang. Paling sering,
pengukuran berbaring menurun sebelum pengukuran duduk. Gra!itasi
membantu dalam menurunkan diafragma sebagai sudut pasien kecenderungan
meningkat. 12 :elemahan pernafasan berlangsung, pasien telah meningkatkan
kesulitan dengan gerakan diafragma ketika telentang karena penghapusan efek
ini dari gra!itasi. Hal ini menyebabkan hipo!entilasi al!eolar dan desaturasi
oksihemoglobin utama. :esulitan tidur dapat menjadi gejala pertama
hipo!entilasi. Pasien harus dipertanyakan tentang kebiasaan tidur secara rutin,
dan jika gangguan tidur mengembangkan, mengukur kapasitas penting duduk
dan terlentang. Selain itu, melakukan monitoring saturasi oksigen semalam
untuk menilai hipoksemia malam dan kebutuhan untuk !entilasi tekanan positif
intermiten malam nonin!asif 'PP5(.12
-. Sistem pencernaan
:omplikasi lain yang dapat timbul adalah kesulitan dalam hal makan. %ila
otot"otot yang berperan dalam proses menelan mulai diserang, akan terjadi
kelemahan pada otot"otot tersebut, dan pada akhirnya pasien akan mengalami
kesulitan menelan. Penderita ALS akan mengalami malnutrisi dan dehidrasi.Penderita juga berisiko mengalami pneumonia aspirasi karena teraspirasinya
makanan dan cairan ke dalam paru"paru.
8. #emori
%eberapa penderita ALS juga mengalami masalah pada memori dan
kemampuan untuk mengambil keputusan juga mengalami gangguan. Ada
beberapa pasien ALS yang juga didiagnosis dengan frontotemporal demensia
8/18/2019 referat ALS lov.doc
27/34
2.3. Diagnosis (anding
Diagnosis (anding
1. Penyakit #otor &euron Lainnya 12
a. Primary lateral sclerosis '3#& saja(
b. Progressi!e muscular atrophy 'L#& saja(
c. Progressi!e bulbar palsy
2. Abnormalitas anatomi$ sindrom kompresi;
a. 0umor medulla spinalis
0umor medula spinalis dapat manifestas kelemahan ekstremitas, mati rasa,
dan tanda"tanda lesi 3#&
b. Syringomyelia
Syringomyelia adalah gangguan perkembangan yang dikarakteristikkan
dengan adanya ka!itas abnormal karena dilatasi dari kanal central pada
korda spinalis. :a!itas ini berasal dari regio midser!ikal tetapi dapat
memanjang ke atas ke medulla 'memproduksi siringobulbia( atau turun ke
regio torakal dan lumbal. :a!itas membesar perlahan selama beberapatahun. Sindrom klinik yang dikarakteristikkan bercampur antara gangguan
sensorik dan motorik. :erusakan bagian !entral dari central gray
mengarah pada tanda L#& ,kelemahan, atrofi, fasikulasi dari otot tangan
intrinsic, hilangnya reflkes lengan selalu terjadi. 0anda 3#& pada
ekstremitas baah terjadi dengan memanjangnya ka!itas ke traktus
kortikospinal . Siringobulbia dapat menyebabkan paralisis pita suara,
diastria, nistagmus, kelemahan lidah dan sindrom horner.
c. Ker!ical spondylosis
%isa dijumpai kombinasi lesi 3#& dan L#& pada otot" otot ekstremitas
superior. %iasanya disertai gangguan sensoris. #eskipun myelopathy
ser!iks spondilosis yang berat kadang"kadang dapat menyebabkan
kebingungan dengan #&, terutama jika ada spastisitas dan hyperrefeJia
di tungkai baah dalam hubungannya dengan atrofi otot dan fasikulasi
pada tungkai atas, tidak mungkin menyebabkan fasikulasi luas, dan
8/18/2019 referat ALS lov.doc
28/34
kelemahan .1 :elemahan anggota gerak yang progresif, asimetris,
gabungan tanda"tanda 3#& dan L#& pada lengan , paraparesis spastik,
kadang"kadang fasikulasi di lengan.1- 88
8. nfeksi ;
a. Lyme disease
#anifestasi neurologis penyakit Lyme meliputi meningitis dan
polyradiculoneuropathy. 0ahap kedua dan ketiga penyakit Lyme yang terkait
dengan perubahan neurologis yang dapat menyebabkan neuropati, motor
aksonal rendah. Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri spirochete '%orrelia
burgdorfere(. Abnormalitas pada akar saraf terjadi pada stadium aal
maupun akhir dari penyakit. Gejalanya berupa kelemahan, gangguan
sensorik dan hiporefleks pada bagain yang dipengaruhi akar saraf tersebut.
b. #yelopati H5
#ielopati yang berhubungan dengan infeksi H5 biasanya terlihat pada
stadium kemudian dari penyakit. Hal ini dikaakteristikkan dengan ganggua
berjalan 'gait( denga gangguan sensorik, ganggua sfingter dan refleJ yang
cepat. Pada mielopati H5 juga terdapat tanda 3#& dan L#&. &europati
perifer 'kerusakan akson( merupakan tanda klinik dari H5. )
c. unction 1<
d. #yasthenia gra!is
#erupakan suatu penyakit autoimun yang didapat dan mengganggu
transmisi neuromuscular pada neuromuscular junction akibat kekurangan $
kerusakan reseptor Ach. :eluhan yang khas kelemahan otot setelah$sesaat
digunakan dan membaik setelah istirahat. Gejala inisisasi 'fokal, otot bulbar,
otot ekstremitas, otot mata(
2. Cndokrin ; 1<
a. Hipertiroid #anifestasi neurologi dari hipertiroidisme ber!aariasi termasuk
perubaha status mental, kejang, abnormalitas gerak seperti tremor dan korea,
gangguan mata, lemah, atrofi, fasikulasi.disamping itu, pasien dengan
hipertiroidisme pada umumnya memiliki refleJ tendon dalam yang cepat , da
beberapa pasien memilik kerusakan dari traktus kortikospinal dan tanda
8/18/2019 referat ALS lov.doc
29/34
babinski. Pasien dengan hipertiroidisme dapat berkembang berkombinasi
dengan klemahan dan tanda 3#& yang menyerupai ALS. 0entu saja
kebanyakan pasien dengan hipertiroidisme memiliki bukti toksik goiter,
ansitas, dan insomnia yang bias dibedakan dengan ALS. Hal ini penting untuk
dinyatakan, bagaimanapun juga pada pasien tua dengan hipertiroidismedapat
bermanifestasi dengan apatis dan depresi yang disebut apatis hipertiroidisme.
b. Hiperparatiroidisme
#anifestasi neurologi pasien dengan hiperparatiroid pada umumnya terkait
dengan hiperkalsemia, hipofosfatemia, dan peningkatan kadar hormone
paratiroid da terdiri dari perubahan status mental seperti lethargi, bingung,
dan akhirnya koma.ketika hiperkalemia tidak berat atau akut namun
kelemahan dan kelelahan mungkin muncul sebagai gejala pada
hiperparatiroid primer. arang gejala pasien berkembang dari miopati. arang
hiperparatiroid dan ALS terjadi bersamaan pada pasien, kemungkinan itu
meningkat jika peningkatan kadar hormon paratiroid berkontribusi pada
perkembangan motor neuron sindrom. Hiperkalsemia dan peningkatan le!el
paratiroid hormone namun dapat membantu membedakan antara penyakit
endokrin ini dengan ALS.
2.4 Tatala"sana
A. Terapi &edi"amentosa
. 0erapi kausatif 1D
a. Antagonis Glutamat ;
iluEole, Lamotrigine, deJtrometrophan, gabapentin, rantai asam amino
b. Antioksidan
5itamin C, Asetilsistein, Selegiline, Kreatine, Selenium, :oCnEim Q1*
8/18/2019 referat ALS lov.doc
30/34
c. &eutrotropik faktor
eri!at faktor neutrotropik, insulin like groth faktor
d. munomodulator
Gangliosides, interfero, plasmaaresis, intra!ena immunoglobulin
e. Anti !iral Amantadine, tilorone
. 0erapi simptomatik 1-
Ta(el 2.2 Pengo(atan simptomati"
B. Terapi Non5&edi"amentosa
&on medikamentosa )
1. Physical terapi
Salah satu efek samping dari penyakit ini adalah spasme atau kontraksi otot
yang tidak terkontrol. 0erapi fisik tidak dapat mengembalikan fungsi otot
normal, tetapi dapat membantu dalam mencegah kontraksi yang menyakitkan
8/18/2019 referat ALS lov.doc
31/34
otot dan kekuatan otot dalam mempertahankan normal dan fungsi. 0erapi fisik
harus melibatkan anggota keluarga, sehingga mereka dapat membantu menjaga
terpai ini untuk pasien ALS.
-. 0erapi bicara0erapi icara juga dapat membantu dalam mempertahankan kemampuan
seseorang untuk berbicara. 0erapi menelan juga penting, untuk membantu
masalah menelan ketika makan dan minum. Peraatan ini membantu
mencegah tersedak. isarankan kepada pasien pasien mengatur posisi kepala
dan posisi lidah. Pasien dengan ALS juga harus mengubah konsistensi
makanan untuk membantu menelan.
8. 0erapi okupasi
Agar pasien dapat melakukan aktifitas $ kerja sehari"hari lebih mudah tanpa bantuan orang lain.
2. 0erapi pernapasan
:etika kemampuan untuk bernapas menurun, seorang terapis pernafasan yang
dibutuhkan untuk mengukur pernapasan kapasitas. 0es ini harus dilakukan
secara teratur. 3ntuk membuat bernapas lebih mudah, pasien tidak boleh
berbaring setelah makan. Pasien tidak boleh makan makanan terlalu banyak,
karena mereka dapat meningkatkan tekanan perut dan mencegah
perkembangan diafragma. :etika tidur, kepala harus ditinggikan 1 sampai 8*
derajat supaya organ"organ perut menjauh dari diafragma. :etika kapasitas
pernapasan turun di baah D*+, bantuan pernapasan nonin!asif harus
disediakan. Hal ini melibatkan masker yang terhubung ke !entilator mekanis.
:etika kapasitas bernapas jatuh di baah *+, permanen hook"up untuk
!entilator harus dipertimbangkan.
2.)6 Prognosis
Indikator prognostik baik■ Usia < 50 tahun■ onset ekstremitas bawah■ Interval Panjang dari gejala pertama yang diagnosis■ Hiperlipidemia
■ Kehadiran di klinik multidisiplin
8/18/2019 referat ALS lov.doc
32/34
■ arian! murni kondisi neuron ! dan motor neuronindikator prognostik yang buruk■ Usia " #5 tahun■ $nset penyakit bulbar
■ $nset penyakit pernapasan■ Interval pendek dari gejala pertama yang diagnosis■ %alnutrisi■ &angguan 'ungsi eksekuti'■ (isiko kardiovaskular rendah ) pro'il lipid yang menguntungkan * ■ (evisi +,- Penilaian .ungsional skor skala■ Kapasitas vital Paksa< 50 /■ -ni'' hidung tekanan inspirasi < 0 1m H2$
Pengelolaan ALS adalah berupa dukungan 'support( terhadap pasien, paliatif,
dan multidisiplin. &on"in!asif !entilasi dapat memperpanjang kelangsungan hidup
dan meningkatkan kualitas hidup. iluEole adalah satu"satunya obat yang telah
terbukti untuk memperpanjang kelangsungan hidup.
BAB III.
KESI&PULAN
Amyotrophic lateral sclerosis 'ALS( adalah gangguan neurologis yang
fatal yang menyebabkan kelemahan, atrofi, kelumpuhan, dan kegagalan
pernafasan akhirnya karena degenerasi selektif neuron bertanggung jaab untuk
gerakan !olunter.
8/18/2019 referat ALS lov.doc
33/34
ALS adalah salah satu penyakit terbesar pada motor neuron disease. Setiap
etnik dan suku dapat terkena penyakit ini. nsiden ALS ber!ariasi antara 1"- kasus
per 1**.*** populasi 2. alam populasi Cropa, ALS lebih umum pada pria
dibandingkan pada anita. Sumber lainnya Laki"laki terserang penyakit ini lebih
banyak dari anita.
Gejala aal ALS tergantung dari otot mana yang diserang pertama kali.
memperlihatkan tanda"tanda kelumpuhan 3#& dan L#& secara berbauran.
alam beberapa kasus, gejala aalnya mempengaruhi salah satu kaki, dan pasien
mengalami kesulitan saat sedang berjalan atau berlari.
Pengelolaan ALS adalah berupa dukungan 'support( terhadap pasien,
paliatif, dan multidisiplin. &on"in!asif !entilasi dapat memperpanjang
kelangsungan hidup dan meningkatkan kualitas hidup. iluEole adalah satu"
satunya obat yang telah terbukti untuk memperpanjang kelangsungan hidup.
Prognosis LS tergantung pada kedaaan klinis yang terliha0. Pengelolaan
ALS adalah berupa dukungan 'support( terhadap pasien, paliatif, dan
multidisiplin. &on"in!asif !entilasi dapat memperpanjang kelangsungan hidup
dan meningkatkan kualitas hidup. iluEole adalah satu"satunya obat yang telah
terbukti untuk memperpanjang kelangsungan hidup.
DAFTA% PUSTAKA
1. #ahar mardjono, Priguna S. &eurologi klinis dasar. akarta; Penerbit
ian rakyat. -**<
-. 0homas arley, #A. Amyotrophic lateral sclerosis; -**2
8. 5. Silani et al. 0he diagnosis of Amyotrophic Lateral Sclerosis; -*11
2. onald Sterit . Amyotrophic lateral sclerosis.; -**<
. Ammar Al-Chalabi 1FFF. Genetic risk factors in amyotrophic lateral
sclerosis .ammar.co.uk$phdam.pdf Ocited ; August -< -*1
8/18/2019 referat ALS lov.doc
34/34