REFERAT-AMPLOP

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Masih hangat di telinga kita, maraknya serangan terorisme di dunia.

    Serangan tersebut sangat sering menyerang negara adikuasa seperti Amerika.

    Kasus di Amerika telah memakan beberapa orang korban tewas dan mulai

    menggunakan berbagai macam modus yang semakin susah dideteksi. Modus

    terorisme di Amerika saat ini mulai berkembang menjadi bioterorisme.

    Modus bioterorisme adalah dengan menyebarkan wabah penyakit yang

    dimunculkan dengan disengaja. Ditangan pihak yang tidak bertanggung jawab,beberapa jenis kuman, bakteri, virus atau zat-zat kimia bisa dijadikan senjata

    biologis untuk membunuh banyak orang dalam waktu singkat.

    Potensi penyalahgunaan ilmu pengetahuan sebagai senjata mematikan

    sangat signifikan di masa mendatang. Dari sudut pandangan teroris, senjata

    biologi jauh lebih mudah ketimbang senjata konvensional. Penggunaan senjata

    biologi ini sangat mungkin dilakukan dan mempunyai dampak yang sangat

    mengerikan karena dijalarkan melalui kontaminasi. Ini adalah tantangan dan

    kelihatannya memang ada kecenderungan teroris akan menggunakan senjata

    biologi sebagai alat teror.

    Kasus terbaru yang menggunakan senjata biologi sebagai alat teror adalah

    yang terjadi pada tanggal 16 April 2013, secariksurat ditemukan di Washington

    D.C. dengan alamat tujuan Senator Roger Wicker dari Partai Republik. Keesokan

    harinya, surat dengan kandungan zat serupa juga ditemukan dengan tujuan

    Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam dosis mematikan. Kata-kata itu

    diketik rapi di selembar kertas kuning, dimasukkan ke sehelai amplop dan dikirim

    ke Presiden Amerika Serikat Barack Obama via pos. Tidak ada nama dan alamat

    pengirim di amplop tersebut, hanya cap pos yang menandakan surat itu dikirim

    dari Memphis, Negara Bagian Tennessee, pada 8 April 2013. Sepekan kemudian

    kedua surat itu tiba di tujuannya. Surat untuk Obama, sebagaimana semua surat

    yang dikirim ke presiden AS, disortir di sebuah kantor di luar Gedung Putih. Surat

    untuk Wicker diperiksa di fasilitas penyortiran surat Senat di Kota Landover,

    Negara Bagian Maryland, sejauh 14 kilometer dari Washington DC. , kedua surat

    1

    http://id.wikipedia.org/wiki/Surathttp://id.wikipedia.org/wiki/Washington_D.C.http://id.wikipedia.org/wiki/Washington_D.C.http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Republik_(AS)http://id.wikipedia.org/wiki/Barack_Obamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Surathttp://id.wikipedia.org/wiki/Washington_D.C.http://id.wikipedia.org/wiki/Washington_D.C.http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Republik_(AS)http://id.wikipedia.org/wiki/Barack_Obama
  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    2/24

    itu lalu dikirim ke Laboratorium Jaringan Respons yang khusus memeriksa kasus-

    kasus bioterorisme. Hasilnya kedua surat itu mengandung ricin.

    Hanya berselang satu hari kemudian agen-agen FBI menelusuri pelaku

    pengiriman kedua surat tersebut ke Kota Corinth, Negara Bagian Mississippi. Di

    kota berpenduduk 14 ribu jiwa itu, lebih dari selusin personel bersenjata lengkapmenggerebek rumah Paul Kevin Curtis, 45. Motif Curtis sendiri belum terang

    benderang. Namun, keluarga dan mantan istrinya menilai dia mengidap gangguan

    jiwa.

    Ricin merupakan racun yang disarikan dari biji buah jarak (Ricinus

    communis). `Dosis yang tepat bakal menyebabkan kematian dalam tiga hari

    sampai lima hari', demikian kutipan laporan tersebut. Biji jarak, yang mirip biji

    kopi, mudah dibeli dan bisa dibudidayakan nyaris di semua tempat di dunia. Akantetapi, untuk mengubahnya menjadi racun mematikan yang dapat membunuh

    banyak orang sulit dilakukan mengingat ricin harus dimakan atau dihirup

    sehingga dapat bekerja optimal, berita ini membuktikan bioterorisme dapat

    dilakoni siapapun.

    1.1 Tujuan

    Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraaan

    klinik di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Airlangga RSUD Dr.

    Soetomo Surabaya dan untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai

    maraknya teror dengan menggunakan senjata biologis, sehingga dapat berguna

    memberi wawasan agar berhati hati dalam membuka sebuah amplop yang akhir

    ini digunakan sebagai alat teror.

    2

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    3/24

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Amplop adalah sebuah bungkus dari surat atau benda yang dikirimkan

    perpos. Sebuah amplop biasanya terbuat dari kertas yang dipotong berbentuk

    belah ketupat dan dilipat sedemikian rupa.

    Kata amplop merupakan kata serapan daribahasa Belandaenvelop.

    Sementara bahasa Belanda menyerapnya daribahasa Perancis enveloppe yang

    dilafazkan sebagai / .v.l p/. Kata ini dalam bahasa Perancis merupakan turunan

    dari kata kerja envelopperyang artinya ialah membungkus.Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam tubuh dengan

    berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis sehingga dapat

    menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Umumnya

    berbagai bahan kimia yang mempunyai sifat berbahaya atau bersifat racun, telah

    diketahui. Namun, tidak demikian halnya dengan beberapa jenis tanaman pangan

    yang ternyata dapat mengandung racun alami, walaupun dengan kadar yang

    sangat renda. Beberapa kelompok racun yang ditemukan pada tanaman yang biasa

    kita konsumsi. Kadar racun pada tanaman dapat sangat bervariasi. Hal itu

    dipengaruhi antara lain oleh : keadaan lingkungan tempat tanaman itu

    tumbuh (kekeringan, suhu, kadar mineral, dll) serta penyakit. Varietas yang

    berbeda dari spesies tanaman yang sama juga mempengaruhi kadar racun dan

    nutrien yang dikandungnya.

    Senjata biologi (bahasa Inggris: biological weapon) adalah senjata yang

    menggunakan patogen (bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit lainnya)

    sebagai alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh. Dalam

    pengertian yang lebih luas, senjata biologi tidak hanya berupa organisme patogen,

    tetapi juga toksin berbahaya yang dihasilkan oleh organisme tertentu.

    2.2 Epidemiologi

    Penggunaan mikroorganisme penyebab penyakit sebagai senjata militer

    sebelumnya sudah sering digunakan, dahulu dikenal dengan perang biologis atau

    perang kuman. Salah satu penggunaan yang tercatat paling awal senjata biologis

    terjadi pada abad keempat belas ketika tentara Asia menyerang Eropa dengan

    3

    http://id.wikipedia.org/wiki/Surathttp://id.wikipedia.org/wiki/Poshttp://id.wikipedia.org/wiki/Belah_ketupathttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Perancishttp://id.wikipedia.org/wiki/Surathttp://id.wikipedia.org/wiki/Poshttp://id.wikipedia.org/wiki/Belah_ketupathttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Perancis
  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    4/24

    melontarkan mayat korban wabah. Diperkirakan mengakibatkan penyebaran

    Black Death di seluruh Eropa, membunuh jutaan orang dalam empat tahun.

    Senjata biologis sering disebut sebagai senjata nuklir orang miskin

    (Gould, 1997). Biaya maupun teknologi yang diperlukan untuk membuat senjata

    biologis jauh lebih rendah dan mudah dibanding senjata nuklir atau kimia.Walaupun demikian, efek penghancuran massa-nya tidak kalah hebat dibanding

    kedua senjata tadi. Menurut perhitungan Office of Technology Assessment di

    Konggres Amerika pada tahun 1993, 100 kg spora Bacillus anthracis yang

    disebarkan di atas ibukota Washington bisa menimbulkan korban 3 juta jiwa.

    Dalam kenyataannya, penyebaran bakteri serupa dari instalasi pembuatan senjata

    biologis Rusia di kota Yekaterinburg pada tanggal 2-3 April 1979 telah menelan

    korban tewas puluhan ribu jiwa di daerah sekitarnya menurut laporan Union forChemical Safety, walau laporan resmi pemerintah hanya 66 orang (Graeves,

    1999).

    Menjelang akhir Perang Perancis dan Indian di Amerika Utara (1689

    1763), seorang perwira militer Inggris dikatakan telah memberikan selimut

    terinfeksi dengan kuman cacar kepada suku asli Amerika, yang mengakibatkan

    infeksi mereka dengan penyakit yang sering fatal.

    Di masa lebih modern, wabah anthrax (penyakit yang disebabkan oleh

    menghirup spora bakteri anthrax) di sebuah kota di Rusia menyebabkan lebih dari

    1.000 kematian pada tahun 1979. Diperkirakan bahwa wabah ini mungkin

    dihasilkan dari kecelakaan di fasilitas senjata biologis. Mikroorganisme umumnya

    dianggap cocok untuk perang biologi mencakup virus, bakteri, protozoa, dan

    jamur.

    Serangan teror dengan menggunakan virus smallpox (virus penyebab cacar

    air) pada tanggal 1, 2 dan 4 Januari 2005 lalu telah menyebabkan ribuan orang

    terinfeksi dalam waktu singkat. Sebanyak 16 ribu orang di Frankfurt Airport,

    delapan ribu di RET Metro System Amsterdam, 12 ribu di Metro Warsawa

    Polandia, 16 ribu di Los Angeles Airport, 24 ribu di Penn Station New York dan

    delapan ribu orang di Grand Bazaar Turki terserang cacar air.

    Penggunaan bakteri anthrax sebagai senjata biologis dipelopori oleh

    Jepang dalam pertempuran di Manchuria tahun 1930-an. Angkatan perang

    Amerika Serikat (AS) juga sempat menggunakannya, namun berhenti setelah

    menyepakati Konvensi Senjata Biologis pada tahun 1972

    4

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    5/24

    Serangan bakteri Anthrax berupa bubuk yang dikirimkan melalui sepucuk

    surat di kantor pusat American Media Inc di Washington pada tanggal 5 Oktober

    2001, telah membuat 5 orang meninggal dunia dan 22 orang jatuh sakit.

    Kejadian serupa juga terjadi pada Kedutaan Besar Republik Indonesia

    (KBRI) di Canberra, Australia. Awal Juni 2005 lalu, pihak KBRI mendapatkiriman paket mencurigakan yang dialamatkan kepada Dubes Imron Cotan. Paket

    itu berisi serbuk putih yang berisi bakteri anthrax. Diduga pengiriman paket itu

    berkaitan dengan kasus pengadilan terhadap warga negara Australia, Schapelle L

    Corby yang kedapatan membawa narkoba di Bali.

    Racun botulinum ternyata dipakai sebagai senjata sejak Perang Dunia II.

    Selain sangat mematikan karena memicu botulisme, botox disukai karena mudah

    untuk dibawa dan diproduksi di medan perang. Angkatan perang yang tercatatpernah menggunakannya antara lain Uni Soviet dan Irak pada masa pemerintahan

    Saddam Hussein. Jepang diduga pernah berusaha memanfaatkan racun ini sebagai

    senjata biologis pada awal 1990-an. Botox bisa memicu botulisme, yakni kondisi

    melemahnya jaringan otot termasuk di saluran pernapasan. Botox merupakan

    racun yang diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum.

    Penggunaan ricin pernah tercatat dalam pembunuhan Georgi Markov pada

    1978. Senjata untuk menembakkan ricin disamarkan dalam bentuk payung.

    2.3 Agen Biologi

    Agen biologi adalah mikroorganisme (atau toksin yang dihasilkannya)

    yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, hewan, atau tumbuhan, atau

    menyebabkan kerusakan material. Dalam pembuatan senjata biologi, agen

    biologi merupakan komponen penting yang harus diteliti terlebih dahulu sebelum

    diaplikasikan. Beberapa agen biologi dan penyakit yang pernah direncanakan

    untuk dijadikan senjata atau sudah pernah dijadikan senjata biologi di dunia antara

    lain.

    Bacillus anthracis (Antrax)

    Brucella sp. (Brucellosis)

    Chlamydia psittaci (Psittacosis)

    Escherichia coli O157:H7 (Gastroenteritis)

    Shigella (Shigellosis) Francisella tularensis (Tularemia)

    5

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Georgi_Markov&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganismehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toksin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_anthracishttp://id.wikipedia.org/wiki/Antraxhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Brucella&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Brucellosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chlamydia_psittaci&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Psittacosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_coli_O157:H7http://id.wikipedia.org/wiki/Gastroenteritishttp://id.wikipedia.org/wiki/Shigellahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Shigellosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Francisella_tularensis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tularemiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Georgi_Markov&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganismehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toksin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_anthracishttp://id.wikipedia.org/wiki/Antraxhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Brucella&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Brucellosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chlamydia_psittaci&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Psittacosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_coli_O157:H7http://id.wikipedia.org/wiki/Gastroenteritishttp://id.wikipedia.org/wiki/Shigellahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Shigellosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Francisella_tularensis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tularemia
  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    6/24

    Salmonella typhi (Tifus)

    Variola (Cacar atau variola)

    Vibrio cholerae (Kolera)

    Virus Ebola

    Virus alfa (ensefalitis)

    Virus demam kuning atau yellow fever virus

    Selain itu senjata biologis dapat menggunakan toxin dari tanaman beracun

    seperti :

    Rosary Pea

    Water Hemlock

    Castor Bean Deadly Nightshade

    Oleander

    2.4 Karakteristik Senjata Biologi

    Karakteristik dari senjata biologi adalah mudah diproduksi dan disebar,

    aman digunakan oleh pasukan penyerang yang menyebarkannya, serta dapat

    melumpuhkan atau membunuh individu berulang kali dengan hasil yangsama/konsisten. Hal ini berarti, penggunaa senjata biologi yang sama untuk

    menyerang beberapa daerah berbed akan memiliki dampak yang sama. Agen

    biologi pada senjata biologi dapat diproduksi dengan cepat dan murah.

    Karakteristik lain dari senjata biologis yaitu dapat ditularkan, menimbulkan sakit

    berkepanjangan yang membutuhkanperawatan intensif, dan gejala yang

    ditimbulkan bersifat non-spesifik sehingga menyulitkan diagnosis. Memiliki

    waktu inkubasi yang cukup panjang di dalam tubuh penderita sehingga penyakitdapat ditularkan dan menyebar secara luas sebelum dapat terdeteksi. Senjata

    biologis juga dapat menyebabkan suatu kematian mendadak.

    2.5 Klasifikasi Senjata Biologi

    Klasifikasi atau pengelompokkan senjata biologi dapat dilakukan

    berdasarkan taksonomi, inang, sindrom yang ditimbulkan, efek yang dihasilkan,

    cara penyebarannya, dan respon praktis atau menurut sifat fungsionalnya. Salah

    satu klasifikasi yang sering digunakan adalah klasifikasi fungsional yg dibuat

    6

    http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella_typhihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tifushttp://id.wikipedia.org/wiki/Variolahttp://id.wikipedia.org/wiki/Vibrio_choleraehttp://id.wikipedia.org/wiki/Kolerahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Virus_Ebola&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ensefalitishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Demam_kuning&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perawatan_intensif&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Diagnosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Inanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sindromhttp://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella_typhihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tifushttp://id.wikipedia.org/wiki/Variolahttp://id.wikipedia.org/wiki/Vibrio_choleraehttp://id.wikipedia.org/wiki/Kolerahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Virus_Ebola&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ensefalitishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Demam_kuning&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perawatan_intensif&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Diagnosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Inanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sindromhttp://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi
  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    7/24

    oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control

    and Prevention atau CDC), meliputi:

    Kategori A

    penyebarannya dapat dilakukan dengan mudah dan ditularkan dari

    manusia yang satu ke yang lain; penyebabkan tingkat kematian yang tinggi dan berpotensi memengaruhi

    kesehatan publik;

    dapat menyebabkan kepanikan dan gangguan sosial;

    memerlukan penanganan khusus untuk persiapan kesehatan masyarakat.

    Contoh kategori A: cacar, antrax, botulisme, dll.

    Kategori B

    kemampuan penyebarannya bersifat moderat;

    menimbulkan tingkat kesakitan yang moderat dan tingkat kematian yang

    rendah;

    memerlukan peningkatan kapasitas diagnostik yang spesifik dan

    peningkatan pengawasan penyakit.

    Contoh kategori B: brucellosis, demam Q, Glanders, dll.

    Kategori C

    Meliputipatogen yang dapat dimodifikasi untuk disebarluaskan di masa

    depan, karena memiliki karakeristik:

    ketersediaan memadai.

    mudah diproduksi dan disebarkan.

    berpotensi menyebabkan tingkat kematian dan kesakitan yang tinggi, serta

    mampu memengaruhi kesehatan publik.

    Contoh kategori C: Virus Hanta, Virus Nipah, demam kuning, dll.

    2.6 Jenis-jenis Bahan Biologi yang Dapat Digunakan Sebagai Senjata

    Jenis-jenis bahan biologi yang dapat digunakan sebagai senjata biologis

    yaitu ; Bakteri, Virus, jamur, Toksin.

    a. Bakteri (Misalnya Anthrax)

    Pada tahun 1877 robet khoch berhasil membiakan kultur murni Bacillus

    anthracis dan membuktikan bakteri ini sebagai penyebab penyakit antrax dengan

    7

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Pengendalian_dan_Pencegahan_Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Cacarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antraxhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Botulisme&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Moderat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Brucellosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Demam_Q&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glanders&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Virus_Hantahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Virus_Nipah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Demam_kuning&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Pengendalian_dan_Pencegahan_Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Cacarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antraxhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Botulisme&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Moderat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Brucellosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Demam_Q&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glanders&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Virus_Hantahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Virus_Nipah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Demam_kuning&action=edit&redlink=1
  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    8/24

    menyuntikannya pada hewan percobaan. Pada tahun 1881, Louis Pasteur berhasil

    menemukan cara pencegahan penyakit anthrax dengan membuat vaksin dari

    Bacillus anthracis.

    Definisi

    Anthrax adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Bacillusanthracis. Sebagian besar berbentuk penyakit yang mematikan, dan hal itu

    mempengaruhi manusia dan hewan lainnya. Ada vaksin efektif terhadap anthrax,

    dan beberapa bentuk penyakit yang merespon dengan baik terhadap pengobatan

    antibiotik.

    Spora Anthrax dapat diproduksi secara in vitro dan digunakan sebagai

    senjata biologis. Anthrax tidak menyebar secara langsung dari satu hewan yang

    terinfeksi atau orang ke orang lain, melainkan disebarkan oleh spora. Spora inidapat diangkut dengan menggunakan pakaian atau sepatu. Tubuh binatang yang

    telah Anthrax aktif pada saat kematian juga bisa menjadi sumber spora anthrax.

    Penyebaran

    Bakteri anthrax masuk ke dalam tubuh melalui:

    1. Pernafasan (disebut inhalation anthrax).

    Spora anthrax bisa terhirup dari tanah yang tercemar atau partikel lain

    yang mengandung spora. Spora tersebut tidak memiliki bau, rasa dan warna

    sehingga orang tidak menyadarinya. Untuk masuk ke paru-paru, dimana spora

    dapat bertunas, spora tersebut harus berukuran sangat kecil, 1 5 mikron

    (sepersejuta meter).

    2. Luka pada kulit (disebut cutaneous atau skin anthrax).

    Luka yang terbuka memungkinkan masuknya spora anthrax ke dalam

    tubuh, lingkungan dimana spora tersebut bisa bertunas. Anthrak type ini juga bisa

    disebarkan oleh gigitan serangga, setelah serangga tersebut makan dari inang yang

    tercemar anthrax. Kepala, lengan dan tangan adalah bagian yang sering terkena

    anthrax jenis ini. Orang yang menangani produk hewan yang sudah tercemar,

    seperti kulit atau bulu domba, sering terekspos bakteri anthrax. Jumlah kasus

    cutaneous anthrax sekitar 95 persen dari seluruh kasus di dunia. Jika tidak

    tertangani, anthrax bisa mematikan (tingkat kematian 5 20 persen). Namun jika

    diobati dengan antibiotik, jarang menyebabkan kematian.

    3. Saluran pencernaan (disebut gastrointestinal anthrax).

    Mengkonsumsi daging yang belum masak yang terinfeksi bakteri anthrax,

    atau minum air yang mengandung spora anthrax, bisa menyebabkan bakteri

    8

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    9/24

    anthrax masuk ke saluran pencernaan. Infeksi bisa terjadi baik pada saluran

    pencernaan atas maupun bawah. Anthrax jenis ini tergolong jarang.

    Gejala Klinis

    Dalam bentuknya sebagai bakteri, anthrax bertahan di lingkungan luar

    tubuh inangnya hanya dalam 24 jam. Namun di dalam tubuh, dimana bisamemperoleh nutirisi yang diperlukan untuk bertumbuh, anthrax akan bertunas dan

    menyebar secara cepat.

    1. Inhalation Anthrax

    Gejala biasanya akan nampak dalam 7 10 hari, walaupun bisa lebih cepat

    yaitu 2 3 hari. Dimulai dengan demam, batuk, pusing, muntah, menggigil,

    lemah, sakit pada bagian perut, nafas tersengal, dan sakit pada bagian dada. Pada

    tahap ini, beralangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari. Kemudiangejala akan berhenti muncul. Tahap kedua berlangsung 2 4 hari. Gejalanya yaitu

    demam, sulit bernafas, berketingat, kulit kebiru-biruan, shock dan akhirnya

    meninggal

    2. Cutaneous Anthrax

    Cutaneous anthrax, yang terjadi saat spora anthrax menumpuk dan pecah

    di kulit, terjadi 12 hari setelah paparan. Pertunasan bakteri menyebabkan

    pembengkakan lokal di kulit, benjolan kecil akan nampak. Hari selanjutnya,

    benjolan akan membesar menjadi borok dan mulai mengeluakan cairan bening.

    Kemudian, koreng hitam yang tidak terasa sakit terbentuk dan akan mengering

    dan mengelupas dalam 1 2 minggu. Pengobatan dengan antibiotik tidak

    mengubah penampilan atau bentuk benjolan tersebut, namun akan mengurangi

    kemungkinan penyakit menjadi sistemik.

    3. Gastrointestinal Anthrax

    Gastrointestinal anthrax, yang terjadi karena makan atau minum daging

    atau air yang terinfeksi, memiliki gejala-gejala yang meliputi rasa mual, muntah

    darah, sakit pada bagian perut, diare berdarah dan lemas. Kematian terjadi 25 60

    persen dari jumlah kasus.

    Kemampuan bakteri anthrax sebagai senjata biologis dapat di gambarkan

    sebagai berikut. Bila 50 kg spora anthrax disebarkan melalui pesawat dikota yang

    berpenduduk 5 juta orang, maka 100.000 akan mati dan 250.000 manusia

    terinfeksi.

    Adapun cara bakteri anthrax bekerja sebagai berikut. Spora dalam bentuk

    bubuk atau dalam kemasan aerosol disebar. Spora akan masuk ke dalam tubuh

    9

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    10/24

    manusia melalui pernafasan, pencernaan atau kulit. Spora akan tumbuh menjadi

    bentuk vegetatif pada lingkungan yang kaya akan asam amino, nukleosida dan

    glukosa, seperti dalam darah dan jaringan manusia atau hewan. Bakteri vegetatif

    ini akan mengeluarkan racun yang menyebabkan pendarahan, edema

    (penggumpalan cairan) dan kematian sel yang berakibat pada kematian.Bergantung pada cara masuk bakteri kedalam tubuh korban, bakteri anthrax dapat

    mematikan korbannya dalam waktu 1 7 hari. Jika masuk melalui kulit,

    memberikan efek yang paling ringan. Bakteri yang masuk melalui pernafasan

    dapat mematikan korban 2 -3 hari. Sampai sekarang belum ada teknologi yang

    mampu mendeteksi adanya serangan senjata biologis pada suatu wilayah atau

    Negara.

    DiagnosaMenurut artikel pada Journal of the American Medical Association,

    sampel darah yang diambil dari pasien dan dibiakkan selama 6 24 jam. Pada

    poin ini, Gram stain bisa dilakukan. Gram stain perlu waktu 10 15 menit dan

    bisa mengidentifikasi bakteri berasal dari kategori anthrax yang mana. Test

    biokimia bisa dilakukan untuk melihat bakteri anthrax secara spesifik, perlu waktu

    12 24 jam lagi. Biasanya, spesimen harus dikirim ke laboratorium nasional

    untuk perbandingan dengan stok sampel anthrax

    Selain Gram Stain spesimen, tidak ada teknik identifikasi khusus untuk

    identifikasi spesies Bacillus dalam bahan klinis. Organisme ini Gram-positif tetapi

    dengan berjalannya waktu bisa menjadi Gram-negatif. Sebuah fitur khusus spesies

    Bacillus yang membuatnya unik dari mikroorganisme aerobik lainnya adalah

    kemampuannya untuk menghasilkan spora. Walaupun spora tidak selalu jelas

    pada pewarnaan Gram organisme ini, kehadiran spora menegaskan bahwa

    organisme adalah dari genus Bacillus.

    Semua spesies Bacillus tumbuh dengan baik pada agar darah 5% Domba

    dan media kultur rutin. PLET (asetat polimiksin-lisozim-EDTA-thallous) dapat

    digunakan untuk mengisolasi B.anthracis dari spesimen terkontaminasi, dan agar-

    agar bikarbonat digunakan sebagai metode identifikasi untuk menginduksi

    pembentukan kapsul.

    Bacillus sp. biasanya akan tumbuh dalam waktu 24 jam inkubasi pada 35

    derajat C, di udara ambien (suhu ruang) atau di CO2 5%. Jika agar-agar

    bikarbonat digunakan untuk identifikasi maka media harus diinkubasi dalam CO2

    5%.

    10

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    11/24

    B.anthracis muncul sebagai medium-besar, abu-abu, datar, tidak teratur

    dengan proyeksi berputar-putar, sering disebut sebagai penampilan medusa

    head, dan non-hemolitik pada agar domba 5% darah. Ini adalah non-motil, rentan

    terhadap penisilin dan menghasilkan zona luas lecithinase pada agar kuning telur.

    Konfirmasi pengujian untuk mengidentifikasi B.anthracis termasuk gammapengujian bakteriofag, hemaglutinasi tidak langsung dan enzim terkait

    immunosorbent assay untuk mendeteksi antibodi.

    Pencegahan

    Sebuah vaksin Anthrax lisensi oleh Food and Drug Administration (FDA)

    dan diproduksi dari satu strain non-virulen dari bakteri anthrax, diproduksi oleh

    BioPort Corporation, anak perusahaan dari Emergent BioSolutions. Nama

    perdagangan BioThrax, meskipun biasa disebut Anthrax Vaksin terabsorpsi(AVA). Itu sebelumnya diberikan dalam seri primer enam-dosis pada 0, 2, 4

    minggu dan 6, 12, 18 bulan, dengan penguat tahunan untuk mempertahankan

    kekebalan. Pada tanggal 11 Desember 2008, FDA menyetujui penghapusan dosis

    2 minggu, mengakibatkan lima seri dosis dianjurkan saat ini.

    Jika seseorang diduga memiliki meninggal karena anthrax, setiap tindakan

    pencegahan harus diambil untuk menghindari kontak kulit dengan tubuh

    berpotensi terkontaminasi dan cairan memancarkan melalui lubang tubuh alami.

    Tubuh harus dimasukkan ke dalam karantina ketat. Contoh darah yang diambil

    dalam wadah tertutup dan dianalisis dalam laboratorium yang disetujui harus

    digunakan untuk memastikan apakah Anthrax adalah penyebab kematian.

    Visualisasi mikroskopik dari basil dikemas, biasanya dalam jumlah sangat besar,

    dalam preparat diwarnai dengan biru metilen polikrom (McFadyean) sepenuhnya

    untuk diagnostik, meskipun kultur organisme masih merupakan standar emas

    untuk diagnosis. Isolasi penuh tubuh yang terkena adalah penting untuk mencegah

    kontaminasi yang mungkin pada orang lain. Pelindung, pakaian kedap air dan

    peralatan seperti sarung tangan karet, celemek karet, dan sepatu karet tanpa

    lubang harus digunakan ketika menangani tubuh yang terkena anthrax. Kulit,

    terutama jika memiliki luka atau goresan, tidak boleh terkena. Perlengkapan

    pelindung sekali pakai lebih baik, tetapi jika tidak tersedia, dekontaminasi dapat

    dicapai dengan autoklaf. alat pelindung sekali pakai dan filter harus diautoklaf,

    dan / atau dibakar dan dikubur. Bacillus anthracis bacillii berkisar 0,5-5,0 pM

    dalam ukuran. Siapa pun yang bekerja dengan anthrax dalam korban yang

    dicurigai atau dikonfirmasi harus mengenakan alat pernapasan mampu

    11

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    12/24

    penyaringan ini ukuran partikel atau lebih kecil. Semua tempat tidur mungkin

    terkontaminasi atau pakaian harus diisolasi dalam kantong plastik ganda dan

    diperlakukan sebagai limbah bio-bahaya yang mungkin. Korban harus disegel

    dalam tubuh kantong kedap udara. Korban mati yang terbuka dan tidak terbakar

    merupakan sumber ideal spora anthrax. Kremasi (pembakaran) korban adalah carayang disukai dalam penanganan pembuangan tubuh. Pembalseman atau otopsi

    tidak boleh dicoba tanpa laboratorium dengan perlindungan Biohazard lengkap

    dan personil yang terlatih dan berpengetahuan.

    b. Virus (misalnya penyakit cacar)

    Cacar air adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus

    varicella zoster yang mengakibatkan munculnya ruam kulit berupa kumpulanbintik-bintik kecil baik berbentuk datar maupun menonjol, melepuh serta

    berkeropeng dan rasa gatal. Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang

    bisa ditularkan seseorang kepada orang lain secara langsung. Cacar air dikenal

    juga dengan nama lainnya yaitu varisela dan chickenpox.

    Penyebab dari penyakit cacar air adalah infeksi suatu virus yang bernama

    virus varicella zoster yang disebarkan manusia melalui cairan percikan ludah

    maupun dari cairan yang berasal dari lepuhan kulit orang yang menderita penyakit

    cacar air. Seseorang yang terkena kontaminasi virus cacar air varicella zoster ini

    dapat mensukseskan penyebaran penyakit cacar air kepada orang lain di

    sekitarnya mulai dari munculnya lepuhan di kulitnya sampai dengan lepuhan kulit

    yang terakhir mongering.

    Orang yang pernah terkena infeksi virus cacar air maka tubuh orang

    tersebut akan membentuk antibodi terhadap virus varicella zoster sehingga di

    masa depan tidak akan lagi terserang penyakit virus cacar air dari penularan yang

    dilakukan oleh orang lain. Namun cacar air yang tidak diberantas habis secara

    tuntas bisa terus hidup di dalam tubuh penderitanya dan akan muncul menjadi

    penyakit herpes zoster ketika kekebalan tubuh orang tersebut sedang tidak baik.

    Penyakit cacar termasuk cukup ganas hal ini terbukti secara medis, bahwa

    cacar dapat menyebabkan kematian satu dari 20 penderita. Luka pada bagian

    mulut atau tenggorokan penderita akan memborok melepaskan virus dalam

    jumlah besar dalam ludah. Adapun gejala yang dapat terlihat adalah bintik atau

    ruam dimuka, tangan dan kaki. Bintik ini berbentuk bulat, keras dan tertahan kuat

    dikulit yang berubah menjadi kerak setelah delapan sampai sembilan hari.

    12

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    13/24

    Terjadinya kematian akibat cacar biasanya terjadi setelah sakit satu

    minggu atau pada minggu kedua. Masa inkubasi sekitar 7 17 hari. Gejalanya

    demam tinggi, letih lesu, nyeri kepala dan punggung diikuti terbentuknya bintik

    atau ruam kulit.

    Virus dapat menular melalui sekresi air ludah dari penderita serta kerakruam yang berjatuhan dari kulit.

    Suatu bukti pada tahun 1767, dimasa perang antara inggris dan perancis

    melawan suku-suku Indian di kawasan Amerika Utara, tentara inggris

    memberikan selimut yang telah terkontaminasi virus Cacar kepada penduduk

    lokal Indian.

    Gejala Klinis

    Setelah 10 sampai 21 hari setelah terkena infeksi virus cacar air munculgejala penyakit seperti sakit kepala, demam sedang dan juga rasa tidak

    enak badan. Pada anak di bawah umur 10 tahun biasanya tidak muncul

    gejala, sedangkan pada orang dewasa bisa lebih parah gejalanya.

    Setelah dua atau tiga hari kemudian akan mulai muncul bintik merah datar

    yang disebut makula, lalu menjadi menonjol yang disebut papula,

    kemudian muncul cairan didalamnya seperti melepuh disertai rasa gatal

    yang disebut vesikel, dan yang terakhir adalah mengering sendiri. Lamaproses mulai dari macula, papula, vesikel dan kropeng membutuhkan

    waktu kurang lebih 6 sampai 8 jam. Proses berulang-ulang ini akan

    berlangsung selama empat hari.

    Pada hari ke lima biasanya tidak ada kemunculan lepuhan baru di kulit.

    Pada hari ke enam semua lepuhan yang tadinya muncul akan kering

    dengan sendirinya dan akhirnya hilang setelah kurang lebih sekitar 20 hari.

    Pada anak-anak yang terkena cacar air biasanya tidak mengalami kesulitanyang berarti untuk bisa cepat sembuh, namun pada orang dewasa dan juga orang

    yang mengalami gangguan kekebalan tubuh dari penyakit, maka penyakit cacar

    air bisa berakibat buruk dan bahkan fatal. Komplikasi penyakit yang dapat terjadi

    akibat cacar air adalah seperti :

    - Pnemounia yang diakibatkan virus lain

    - Ensefalitis atau infeksi pada otak

    - Peradangan pada jantung

    - Peradangan pada sendi

    - Peradangan pada hati13

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    14/24

    Sakit cacar air bisa memunculkan infeksi bakteri stafilokokus jika terjadi

    infeksi luka akibat garukan pada kulit yang gatal. Sakit cacar air juga bisa saja

    menyebabkan pembengkaan kelenjar getah bening pada leher bagian samping.

    Luka terbuka atau disebut ulkus yang terjadi akibat papula yang pecah biasa

    terjadi di bagian mulut, saluran pernapasan bagian atas, vagina, rectum dankelopak mata. Jika terdapat papula di pita suara dan saluran pernapasan atas akan

    mengakibatkan gangguan pernapasan.

    Diagnosa

    Diagnosa dilakukan dengan melihat ruam pada kulit dengan munculnya

    makula, papula, vesikel dan keropeng.

    Pengobatan

    Untuk mengatasi gejala-gejala penyakit cacar air bisa dilakukan denganmelakukan kompres dingin pada kulit yang terkena agar rasa gatal berkurang dan

    mengurasi garuk-garuk yang dapat menyebabkan infeksi. Selain kompres dingin

    bisa juga dengan memberikan losyen (lotion) khusus. Untuk mengurangi rasa

    gatal yang berlebihan bisa diberikan obat pengurang gatal pada kulit. Jika terjadi

    demam maka bisa diberikan obat sesuai dengan petunjuk atau resep dokter. Cacar

    air nantinya akan hilang dengan sendirinya pada penderita setelah jangka waktu

    tertentu.

    Untuk mencegah tejadinya infeksi bakteri serta komplikasi akibat serangan

    cacar air bisa dilakukan beberapa usaha berikut ini, antara lain :

    Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun

    Memotong kuku yang panjang dan mengikir kuku yang tajam

    Sering mandi atau mencuci kulit dengan sabun anti kuman

    Memakai pakaian yang telah dicuci bersih dan kering serta nyaman

    dipakai Sering mengganti pakaian jika sudah dirasa kotor atau tidak nyaman

    Pencegahan

    Pencegahan penyakit cacar air dilakukan dengan memberikan vaksin

    varisela pada anak-anak bayi yang berumur antara 12 sampai 18 bulan. Pada

    orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar serta mempunyai gangguan

    pada sistem kekebalan tubuh bisa minta diberikan immunoglobulin zoster atau

    immunoglobulin varicella zoster dari dokter karena dikhawatirkan akan terjadi hal

    14

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    15/24

    buruk ketika terserang penyakit cacar air akibat komplikasi yang bisa

    mengakibatkan kematian.

    Apabila di sekitar kita ada orang yang menderita penyakit cacar air

    sebaiknya segera menjauh jika kita bukan keluarganya agar tidak tertular. Jangan

    dekat-dekat maupun memegang benda-benda yang telah dipegang penderitaketika sakit cacar air. Jika kita keluarganya ada baiknya penderita segera dirawat

    di rumah sakit agar virus tidak menyebar di dalam rumah maupun di tempat

    lainnya si penderita melakukan aktivitas. Jika tidak memungkinkan maka bisa

    dirawat berobat jalan di rumah sesuai petunjuk dari dokter. Jangan lupa untuk

    membersihkan segala benda-benda yang mungkin terkontaminiasi virus cacar air.

    c. Toksin (Misalnya Ricin)Ricin merupakan zat yang didapankan dari tanaman castor bean. Tanaman

    castor bean atau dikenal dengan Ricinus communis secara luas dibudidayakan

    untuk castor oil dan juga sebagai tanaman hias. Dulunya tanaman ini banyak

    ditemukan di Afrika, tapi sekarang bisa ditemukan di seluruh dunia. Tanaman ini

    tumbuh dengan baik di daerah tandus dan tidak memerlukan perawatan khusus.

    Risin merupakan suatu protein globular dengan bobot molekul 66 kDa

    (kilo dalton) tersusun atas dua buah rantai yang saling berhubungan, yaitu rantai

    A (32 kDa) dan rantai B (32 kDa). Kedua rantai penyusun risin adalah suatu

    glikoprotein, protein yang mengikat gugus karbohidrat manosa. Keduanya secara

    kovalen dihubungkan oleh jembatan disulfida. Ditinjau dari segi fungsinya, kedua

    rantai penyusun risin berbeda satu sama lain. Rantai A memiliki aktivitas toksik

    karena dapat menghambat sintesis protein. Sedangkan rantai B berfungsi

    mengikat reseptor permukaan sel yang mengandung galaktosa.

    Risin di alam ditemukan dalam biji jarak (Ricinus comunis). Walaupun

    minyak jarak digunakan sebagai bahan tambahan makanan dalam permen dan

    coklat tetapi kita tidak pernah keracunan, karena ricin yang terkadung dalam biji

    jarak ketika diekstraksi untuk memperoleh minyaknya, molekul ricin tidak

    bercampur dengan dengan minyak sehingga terbuang sebagai hasil samping.

    Sebagian besar ricin terkonsentrasi di lapisan benih, karenanya

    mengonsumsi 3 benih tanaman ini sudah bisa mematikan seorang anak. Gejala

    keracunan benih ini adalah mual, kram perut, muntah, pendarahan internal,

    kegagalan sirkulasi dan ginjal. Selain itu debu yang menempel di benih ini juga

    bisa menimbulkan reaksi alergi seperti batuk, nyeri otot dan kesulitan bernapas.

    15

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    16/24

    Pada manusia, 500 g risin dapat menimbulkan kematian setelah 36-72

    jam. Adapun perbandingan nilainya adalah sebagai berikut :

    1 mikrogram (g) = 0.001 milligram

    1 milligram = 0.001 gram

    1 gram = 1000 milligramLaporan keracunan sebenarnya relatif jarang terjadi. Menurut edisi 2007

    dari Guinness Book of WorldRecords, tanaman ini adalah yang paling beracun di

    dunia.

    Gejala Klinis

    Gejala yang ditimbulkan risin cukup beragam bergantung pada jalur

    masuk molekul ini ke dalam tubuh. Gejala yang timbul apabila terpapar risin

    melalui jalur udara (pernafasan) adalah batuk, kesulitan bernafas, demam, mual,muntah, kulit berwarna kebiru-biruan, dan tekanan darah rendah. Terpapar risin

    melalui jalur pencernaan (mulut) akan menimbulkan gejala awal seperti diarrhea,

    dehidrasi, tekanan darah rendah, halusinasi, dan darah dalam urin. Sedangkan

    apabila bubuk risin mengenai mata dan kulit, maka akan menimbulkan mata

    merah dan rasa sakit pada mata dan kulit.

    Sampai saat ini, obat yang efektif untuk mengatasi keracunan akibat risin

    pada manusia belum ditemukan dan sekarang masih dalam tahap penelitian.

    Walaupun belum ditemukan penangkal racun risin yang daya racunnya 6.000 kali

    lembih kuat ketimbang sianida, kini para ilmuwan sedang melakukan penelitian

    untuk menggunakan risin sebagai antibodi terhadap beberapa penyakit misalnya

    tumor, kerusakan sumsum tulang, dan AIDS.

    2.7 Penyebaran Bahan Biologi

    Bahan-bahan biologi dapat masuk dan keluar dari tubuh manusia :

    Melalui mulut

    Saluran pernapasan

    Saluran penernaan

    Saluran kemih

    Lubang dubur

    Goresan pada kulit

    Selaput konjuntiva mata

    Gigitan serangga dan masuk kepembuluh darah kapiler

    16

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    17/24

    Factor-faktor yang mempengaruhi penyebaran :

    Cuaca / Iklim

    Ukuran partikel : aerosol, Liquid, powder

    Metode penyebaran : melalui udara sebagai aerosol, melalui makanan / air,

    topical eksposure, dan melalui vector.

    2.8 Pencegahan

    Umum

    Pencegahan umum adalah dengan melarang senjata biologis. Perjanjian di

    tingkat internasional yang melarang penggunaan senjata biologis dimulai sejak

    Geneva Protocol tahun 1925. Akan tetapi, sejarah memperlihatkan bahwa

    pengembangan senjata biologis tetap berlanjut. Salah satu contoh yang

    terdokumentasi adalah penggunaan senjata biologis oleh tentara Jepang dalam

    perang dunia ke-2 di Cina. Untuk itu, pada tahun 1972 disepakati perjanjian

    Biological and Toxin Weapon Convention (BTWC) yang disponsori oleh PBB.

    Dalam perjanjian ini, lebih ditegaskan lagi mengenai pelarangan dalam

    pengembangan, pembuatan dan penyimpanan segala jenis senjata biologis.Sampai saat ini tak kurang dari 140 negara telah menandatangi perjanjian ini,

    termasuk Indonesia, Amerika, dan Rusia.

    Khusus

    1. Jangan membuka, menggoyang atau mengosongkan amplop atau paket

    tersebut, laporkan kepada polisi atau Dinas Kesehatan setempat ataupun

    Depkes

    2. Tempatkan dan masukkan amplop atau paket tersebut ke- dalam kantongplastik yang kedap, tertutup, terbungkus agar tidak berserakan keluar atau

    wadah lain untuk mencegah kebocoran isinya, selanjutnya letakkan

    disuatu tempat untuk diamankan kemudian segera dilaporkan.

    3. Apabila tidak ada wadah atau tempat lain, bungkus amplop atau paket

    tersebut dibungkus dengan apa saja seperti kain, kaleng, kertas, dan lain-

    lain, tetapi jangan pindahkan lapis-an pembungkusnya.

    4. Kemudian tinggalkan kamar / ruangan tersebut dan tutup pintunya, isolasi

    lokalisasi daerah tersebut dengan memberi tanda peringatan untuk

    17

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    18/24

    mencegah orang lain masuk dengan tulisan peringatan " Awas Bahaya

    Antraks dan Jauhi Tempat Ini".

    5. Lakukan dekontaminasi personil dengan cara membasuh tangan anda

    dengan air dan sabun untuk mencegah bubuk Antraks mengkontaminasi

    anggota tubuh, pakaian dan per-alatan, lakukan pula dekontaminasiruangan dengan bahan desinfektan.

    6. Apabila kejadiannya penerimaan paket yang dicurigai adanya Antraks

    terjadi di- rumah, laporkan pada polisi dan Dinas Kesehatan setempat Dan

    selanjutnya apabila terjadi di kantor, laporkan pada polisi, Dinas

    Kesehatan serta Satpam.

    7. Untuk mencegah terjadinya kontaminasi luas dan mewabahnya penyakit

    menular, di-sarankan untuk membuat daftar orang yang berada di lokasiatau ruangan tempat paket atau amplop tersebut diterima dan diberikan

    daftar tersebut kepada pihak Dinas Kesehatan atau Depkes untuk

    mendapatkan pertolongan medis dan vaksinasi. Selanjutnya program

    pemantauan kesehatan dapat dilakukan oleh Dinas pelayanan kesehatan.

    2.9 Peranan Dokter pada Kasus Bioterorisme

    Seorang dokter juga berperan dalam menterapi secepatnya pada kasus-

    kasus keracunan dengan menggunakan beberapa prinsip. Prinsip terapi kasus

    keracunan anaralain :

    1. Mencegah absorbs racun lebih lanjut kedalam tubuh.

    2. Mengeluarkan racun yang telah diabsorbsi oleh tubuh.

    3. Pemberian terapi symtomatis.

    4. Perawatan umum.

    Sudah menjadi kewajiban dokter ahli forensik dan atau ahli toksikologi

    forensik untuk melaksanakan pemeriksaan ditempat kejadian perkara (TKP),

    lebih-lebih pada kasus kematian tidak wajar karena pemeriksaan ditempat

    kejadian sangat membantu dalam proses pemeriksaan selanjutnya.

    Demikian pula pada kasus kematian akibat keracunan zat kimia berbahaya

    atau patogen lain dalam suatu suatu kasus bioterorisme, dalam hal ini tugas dokter

    ahli forensik pada pemeriksaan di TKP antara lain adalah :

    1. Menentukan apakah korban masih hidup atau sudah meninggal.

    2. Bila masih hidup, segera dilakukan pertolongan secepatnya.

    18

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    19/24

    3. Mengumpulkan barang bukti atau bahan-bahan yang diperlukan untuk

    pemeriksaan toksikologi, misalnya :

    Sisa-sisa bahan yang telah dimakan atau diminum.

    Bahan lain yang berada dekat disekitarnya dan diduga sebagai

    bahan yang menyebabkan keracunan.

    Bahan muntahan.

    Hasil cuci lambung, urin, darah, dan feses.

    4. Sedapat mungkin tentukan apakah keracunan tersebut suatu peristiwa

    pembunuhan (kasus bioterorisme) atau bunuh diri.

    2.10 Penerapan Sistem Disaster Victim Investigation (DVI) pada Kasus

    Bioterorisme

    Kasus bioterorisme dapat dikatakan suatu bencana. Suka atau tidak,

    bencana merupakan fakta kehidupan yang tidak bisa dihindari. Disaster victim

    investigation (DVI) adalah suatu prosedur standar yang dikembangkan oleh

    Interpol (International Criminal Police Organization) untuk mengidentifikasi

    korban yang meninggal akibat bencana massal. Pada prinsipnya, disaster victim

    identification terdiri dari lima fase, yaitu :

    1. Initial Action at the Disaster SiteMerupakan tindakan awal yang dilakukan di tempat kejadian peristiwa

    (TKP) bencana. Ketika suatu bencana terjadi, prioritas yang paling utama adalah

    untuk mengetahui seberapa luas jangkauan bencana.

    Sebuah organisasi resmi harus mengasumsikan komando operasi secara

    keseluruhan untuk memastikan koordinasi personil dan sumber daya material

    yang efektif dalam penanganan bencana. Dalam kebanyakan kasus, polisi

    memikul tanggung jawab komando untuk operasi secara keseluruhan. Sebuah timpendahulu (kepala tim DVI, ahli patologi forensik dan petugas polisi) harus sedini

    mungkin dikirim ke TKP untuk mengevaluasi situasi berikut :

    Keluasan TKP : pemetaan jangkauan bencana dan pemberian koordinat

    untuk area bencana.

    Perkiraan jumlah korban.

    Keadaan mayat.

    Evaluasi durasi yang dibutuhkan untuk melakukan DVI.

    Institusi medikolegal yang mampu merespon dan membantu proses DVI.

    19

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    20/24

    Metode untuk menangani mayat.

    Transportasi mayat.

    Penyimpanan mayat.

    Kerusakan properti yang terjadi.

    Pada prinsipnya untuk fase tindakan awal yang dilakukan di situs bencana,

    ada tiga langkah utama. Langkah pertama adalah to secureatau untukmengamankan, langkah kedua adalah to collectatau untuk mengumpulkan dan

    langkah ketiga adalah documentation atau pelabelan.

    Pada langkah to secure organisasi yang memimpin komando DVI harus

    mengambil langkah untuk mengamankan TKP agar TKP tidak menjadi rusak.

    Langkah - langkah tersebut antara lain adalah :

    Memblokir pandangan situs bencana untuk orang yang tidak

    berkepentingan (penonton yang penasaran, wakil - wakil pers, dll),

    misalnya dengan memasangpolice line.

    Menandai gerbang untuk masuk ke lokasi bencana.

    Menyediakan jalur akses yang terlihat dan mudah bagi yang

    berkepentingan.

    Menyediakan petugas yang bertanggung jawab untuk mengontrol siapa

    saja yang memiliki akses untuk masuk ke lokasi bencana.

    Periksa semua individu yang hadir di lokasi untuk menentukan tujuan

    kehaditan dan otorisasi.

    Data terkait harus dicatat dan orang yang tidak berwenang harus

    meninggalkan area bencana.

    Pada langkah to collectorganisasi yang memimpin komando DVI harus

    mengumpulkan korban - korban bencana dan mengumpulkan properti

    yang terkait dengan korban yang mungkin dapat digunakan untuk

    kepentingan identifikasi korban.

    Pada langkah documentation organisasi yang memimpin komando DVI

    mendokumentasikan kejadian bencana dengan cara memfoto area bencana dan

    korban kemudian memberikan nomor dan label pada korban.

    Setelah ketiga langkah tersebut dilakukan maka korban yang sudah diberi

    nomor dan label dimasukkan ke dalam kantung mayat untuk kemudian

    dievakuasi.20

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    21/24

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    22/24

    hidup, interpretasi ciri - ciri spesifik jenazah (tattoo, tindikan, bekas luka, dll),

    rekaman pemeriksaan gigi korban, data sidik jari korban semasa hidup,

    sampelDNA orang tua maupun kerabat korban, serta informasi - informasi lain

    yang relevan dan dapat digunakan untuk kepentingan identifikasi, misalnya

    informasi mengenai pakaian terakhir yang dikenakan korban.4. Reconciliation

    Pada fase ini dilakukan pembandingan datapost mortem dengan data ante

    mortem. Ahli forensik dan profesional lain yang terkait dalam proses identifikasi

    menentukan apakah temuanpost mortem pada jenazah sesuai dengan data ante

    mortem milik korban yang dicurigai sebagai jenazah. Apabila data yang

    dibandingkan terbukti cocok maka dikatakan identifikasi positif atau telah tegak.

    Apabila data yang dibandingkan ternyata tidak cocok maka identifikasi dianggapnegatif dan data post mortem jenazah tetap disimpan sampai ditemukan data ante

    mortem yang sesuai dengan temuanpost mortem jenazah.

    5. Returning to the Family

    Korban yang telah diidentifikasi direkonstruksi hingga didapatkan kondisi

    kosmetik terbaik kemudian dikembalikan pada keluarganya untuk dimakamkan.

    Apabila korban tidak teridentifikasi maka data post mortem jenazah tetap

    disimpan sampai ditemukan data ante mortem yang sesuai dengan temuanpost

    mortem jenazah, dan pemakaman jenazah menjadi tanggung jawab organisasi

    yang memimpin komando DVI. Sertifikasi jenazah dan kepentingan mediko-legal

    serta administrative untuk penguburan menjadi tanggung jawab pihak yang

    menguburkan jenazah.

    22

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    23/24

    BAB III

    RINGKASAN

    1. Amplop beracun sebagai senjata biologi merupakan salah satu modus

    bioterorisme yang perlu diwaspadai.

    2. Penggunaan mikroorganisme penyebab penyakit sebagai senjata sebelumnya

    sudah sering digunakan, dahulu dikenal dengan perang biologis atau perang

    kuman.3. Senjata biologi memiliki suatu agen biologis yang dapat berupa bakteri, virus,

    dan zat-zat kimia yang beracun.

    4. Karakteristik dari senjata biologi yang paling berbahaya adalah dapat

    menginfeksi dengan cepat dan dapat menimbulkan kematian mendadak.

    5. Klasifikasi atau pengelompokkan senjata biologi dapat dilakukan berdasarkan

    taksonomi, inang, sindrom yang ditimbulkan, efek yang dihasilkan, cara

    penyebarannya, dan respon praktis atau menurut sifat fungsionalnya.

    6. Bahan-bahan biologi dapat masuk dan keluar dari tubuh manusia melalui

    udara sebagai aerosol, melalui makanan / air, topikal eksposure, dan melalui

    vector.

    7. Pencagahan dari maraknya senjata biologis dengan pencegahan umum

    melalui pelarangan senjata biologis itu sendiri dan peningkatan kewaspadaan

    terhadap penggunaan senjata biologis.

    8. Peranan seorang dokter dalah suatu kasus bioterorisme yang telah terjadi

    antaralain mencegah absorbs racun (pathogen) lebih lanjut kedalam tubuh.

    mengeluarkan racun yang telah diabsorbsi oleh tubuh, pemberian terapi

    symtomatis dan memberikan perawatan umum.

    9. Suatu kasus bioterorisme dapat dipandang sebagai suatu bencana masal dan

    dapat ditangani dengan penerapan sistem disaster victim investigation (DVI).

    23

  • 7/30/2019 REFERAT-AMPLOP

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Irianto, koes. (2006). Menguak Dunia Mikrobiologi Jili 2. Bandung : CV

    Yrama Widya

    2. Mc kane, larry.(1996). Micribiology two edition. International Edition : MC.

    Kandel

    3. Salle, A.J. (1961). Fundamental Frinciple Of Bacteriology Fifth edition.

    Newyork : MC Graw Hill book Company.4. CDC , Centre Disease Control, Health Alert Network, 2001.

    5. Pelezar, michael J & Chan. (1988).Dasar Dasar Mikrobiologi Jilid Ke 2.

    Jakarta : Ui Press

    6. Adies, Senjata Biologis. Diunduh dari http : // WWW. Litbang. Depkes. Go.

    id // Download / Loka karya / Biological % 20 Weapon. Pdf