67
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. 1 Diperkirakan sepertiga dari anak di bawah lima tahun dari total 178 juta anak mengalami gangguan pertumbuhan, sementara 112 juta lainnya menderita gizi kurang. 2 Pada tahun 2000, prevalensi gizi kurang pada anak balita di negara-negara berkembang diperkirakan 27 %. Data Statistik Kesehatan tahun 2001 menunjukkan prevalensi gizi kurang pada anak balita di Indonesia sekitar 30,2 %. Pada tahun 2003, lebih dari 100 kabupaten atau kota mempunyai prevalensi gizi kurang di atas 30 %. 3 Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan 1

Referat Asi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presented by teman teman sesiklus Anak FK UNAND

Citation preview

Page 1: Referat Asi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode

emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan

gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan

anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka

periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh

kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.1

Diperkirakan sepertiga dari anak di bawah lima tahun dari total 178 juta anak

mengalami gangguan pertumbuhan, sementara 112 juta lainnya menderita gizi

kurang.2 Pada tahun 2000, prevalensi gizi kurang pada anak balita di negara-

negara berkembang diperkirakan 27 %. Data Statistik Kesehatan tahun 2001

menunjukkan prevalensi gizi kurang pada anak balita di Indonesia sekitar 30,2 %.

Pada tahun 2003, lebih dari 100 kabupaten atau kota mempunyai prevalensi gizi

kurang di atas 30 %.3

Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for

Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal

penting yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada

bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air

susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi

berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)

sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian

ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.1

Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain

ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode

pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/

minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. 4

1

Page 2: Referat Asi

Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula

sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya

pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi

maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak

dipenuhi oleh makanan keluarga.4

Usia optimal untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI pada anak,

pada awalnya adalah sesuatu yang kontroversial. Pada tahun 1994 hampir semua

organisasi internasional, nasional, dan regional meyetujui pemberian makanan

pendamping ASI dimulai dari usia 4-6 bulan. Tetapi, pemberian makanan

pendamping ASI oleh ibu tidak memberikan keuntungan sampai usia anak

tersebut mencapai 6 bulan. Karena pengenalan terhadap makanan sebelum usia 6

bulan ini meningkatkan resiko diare pada anak dan infeksi lainnya.5

Jika makanan pendamping ASI diperkenalkan setelah umur 4 bulan, sistem

pencernaan telah cukup matur untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein

dan lemak yang berasal dari makanan non-susu. Kapasitas lambung fungsional

pada bayi cukup terbatas berkisar antara 38-76ml pada masa neonatus hingga

kira-kira 20 ml/kgBB pada anak yang baru bisa berjalan, dimana memuat kira-kira

160-200 gr/kali pada bayi berumur 6-8 bulan.6

1.2 Batasan Masalah

Referat ini membahas tentang definisi MP-ASI, sejarah MP-ASI, prinsip

pemberian MP-ASI, persyaratan MP-ASI, alasan mengapa MP-ASI harus

diberikan tepat waktu, makanan yang sebaiknya diberikan kepada bayi sebagai

MP-ASI, cara memperkenalkan makanan pada bayi, panduan dasar pemberian

makanan, pemberian makanan secara “Responsive Feeding, dan jenis MP-ASI.

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk menambah pengetahuan tentang makanan pendamping ASI.

2

Page 3: Referat Asi

1.4 Metode Penulisan

Referat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk

dari berbagai literatur.

3

Page 4: Referat Asi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain

ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode

pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/

minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. 4

Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula

sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya

pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi

maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak

dipenuhi oleh makanan keluarga.4

Menurut WHO tahun 2002, Complementary feeding adalah suatu proses

ketika ASI tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, sehingga

dibutuhkan makanan lain yang diberikan bersamaan ASI.6

2.2 Sejarah Pemberian MP-ASI

Sejak 1994, umur 4-6 bulan telah dipertimbangkan sebagai waktu ideal

untuk memulai pemberian makanan Pendamping ASI. Pendapat ini banyak

menimbulkan kesalahan interpretasi oleh para pelaku kesehatan dengan memaknai

bahwa bayi harus mulai diberikan makanan pendamping ASI pada usia 16

minggu. (7) Pada tahun 2001 WHO merekomendasikan bahwa ASI eksklusif harus

dilanjutkan hingga usia 6 bulan untuk melindungi bayi dari morbiditas dan

mortalitas yang berhubungan dengan gastroenteritis.7-10

Berdasarkan rekomendasi WHO tersebut, maka mulai muncul banyak

pertimbangan mengenai usia yang ideal untuk memulai makanan pendamping

ASI pada bayi.5

4

Page 5: Referat Asi

2.2.1 Kronologis rekomendasi usia untuk memulai pemberian makanan

pendamping ASI pada bayi 10 tahun terakhir di dunia 5

1. Tahun 2001, WHO’s Global Strategy for Infant and Young Child merevisi

panduannya dan merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Rekomendasi ini lalu diterapkan di populasi secara umum dan

didokumentasikan, kemudian didapatkan bahwa ASI ekslusif sampai 6

bulan dapat mengakibatkan defisiensi besi pada beberapa bayi, gangguan

pertumbuhan, dan defisiensi mikronutrien lainnya.

2. Tahun 2001, The UK Scientific Advisory Comitte on Nutrition (SACN)

melakukan ulasan terhadap bukti-bukti dari rekomendasi WHO, dan

menyarankan:

“ Terdapat bukti-bukti yang cukup kuat bahwa ASI ekslusif selama 6

bulan memberikan nutrisi yang adekuat. SACN juga menyatakan

“rekomendasi tentang makanan pendamping ASI ini harus fleksibel, tetapi

sebaiknya makanan pendamping ASI tidak diperkenalkan kepada bayi

sebelum akhir usia 4 bulan (17 minggu).”

3. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (GSIYCF, 2002

dikatakan bahwa 2/3 kematian anak balita yang terkait malnutrisi

disebabkan tidak tepatnya tata cara pemberian makan pada bayi dan anak

sehingga GSIYCF mengeluarkan pedoman tentang pemberian MP-ASI (3)

4. Tahun 2003, Departemen Kesehatan di UK menyatakan ‘ASI adalah

sumber nutrisi yang terbaik bagi bayi. ASI eksklusif sampai 6 bulan (26

minggu) cukup untuk meyediakan semua kebutuhan nutrisi bayi.’

5. Bukti-bukti terbaru

Rekomendasi ESPGHAN (2008) :

The European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and

Nutrition dan North American Society for Pediatric Gastroenterology,

Hepatology, and Nutrition melakukan ulasan literatur tentang makanan

pendamping ASI untuk bayi yang sehat pada tahun 2008 dan

merekomendasikan:

- ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan adalah tujuan utama

5

Page 6: Referat Asi

- Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya dimulai pada usia

6 bulan tetapi tidak boleh diberikan sebelum usia 4 bulan.

- ASI tetap dilanjutkan selama pemberian makanan pendamping ASI

- Pengenalan makanan yang mengandung gluten antara usia 4-7

bulan selama pemberian ASI dapat mengurangi resiko penyakit

celiac, diabetes tipe 1, dan alergi gandum.

- Makanan yang berpotensi menimbulkan alergi yang tinggi seperti

telur dan ikan tidak perlu dihindari sampai usia lebih dari 6 bulan

karena tidak ada bukti yang cukup kuat bahwa menghidari

makanan tersebut akan menguangi resiko timbulnya alergi.

Rekomendasi American Association of Pediatrics untuk makanan bayi: 11

- ASI adalah makan utama yang ideal untuk bayi dan sebaiknya

diberikan setidaknya sampai satu tahun pertama.

- Fortifikasi besi sebaiknya diberikan kepada bayi yang tidak

mendapatkan ASI dan bayi usia lebih dari 6 bulan yang jumlah

kalori makanan pendampingnya tidak dapat memenuhi

kebutuhannya.

- Air dan jus tidak diperlukan untuk bayi yang mendapatkan ASI

selama 6 bulan pertama.

- Makanan padat sebaiknya diperkenalkan setelah usia 6 bulan

setelah refleks ekstrusi bayi menghilang dan kemampuan untuk

menelan makan mulai berkembang.

- Susu sapi dapat diberikan saat akhir usia 1 tahun sebagai tambahan

dengan pemberian makanan padat seperti sereal, sayur, buah dan

makanan lainnya sebagai sumber vitamin C dan zat besi.

- Alergen seperti gandum, putih telur, jus jeruk, kacang, dan cokelat

sebaiknya tidak diberikan pada makanan padat pertama namun

diberikan nanti setelah bayi mampu mentoleransi makanan

tersebut.

- Madu sebaiknya tidak diberikan pada bayi yang berusia di bawah

1 tahun karena telah dilaporkan terdapat spora botulinum di dalam

6

Page 7: Referat Asi

madu dan kapasitas sistem imun tubuh bayi tidak dapat melawan

infeksi ini.

- Makanan dengan resiko tinggi menyebabkan tersedak dan aspirasi

seperti kacang, anggur, wortel, dan kacang kenari dan permen

sebaiknya hanya diberikan pada anak yang sudah cukup besar dan

tidak diberikan pada bayi.

2.2.2 Makanan Pendamping ASI di Indonesia

Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan telah mengamanatkan

bahwa pentingnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi secara tegas tercantum

dalam pasal 129 yaitu perlunya suatu Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur

tentang pemberian ASI Eksklusif yang saat ini sedang diproses. Sesuai dengan

Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) 2010-2014 terdapat 8

(delapan) sasaran indikator kinerja pembinaan gizi masyarakat di antaranya

berkaitan dengan ASI Eksklusif dan MPASI. Pada tahun 2014 target bayi usia 0-6

bulan yang mendapat ASI Eksklusif akan mencapai 80% dan penyediaan buffer

stock MP-ASI sebesar 100 % setiap tahunnya untuk menyelamatkan balita di

daerah bencana dan rawan gizi. 12

Pemberian makanan pendamping ASI juga dijelaskan dalam peraturan

pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI

eksklusif. Di dalam penjelasan mengenai peraturan tersebut, dinyatakan bahwa

“…(c) memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sejak genap

umur 6 (enam) bulan; dan (d) meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 2

(dua) tahun. Penerapan pola pemberian makan ini akan meningkatkan status gizi

Bayi dan anak serta mempengaruhi derajat kesehatan selanjutnya.” 13

2.3 Prinsip Pemberian MP-ASI 4,14

Menurut Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (GSIYCF,

2002) :

7

Page 8: Referat Asi

1. Berikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya

tambahkan MP-ASI mulai usia 6 bulan (180 hari) sementara ASI

diteruskan.

2. Lanjutkan ASI on demand sampai usia 2 tahun atau lebih.

3. Lakukan ‘responsive feeding’ dengan menerapkan prinsip asuhan

psikososial.

4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan makanan

yang baik dan tepat.

5. Mulai pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit,

bertahap dinaikkan sesuai usia bayi, sementara ASI tetap sering diberikan.

6. Bertahap konsistensi dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan

kemampuan bayi.

Menurut Nelson Textbook of Pediatric 18th Edition, prinsip pemberian MP-

ASI: 15

1. Dimulai usia 6 bulan

2. Hindari makanan yang berpotensi menimbulkan alergi seperti susu sapi,

telur, ikan , kacang-kacangan

3. Di usia yang tepat, ajarkan anak untuk menggunakan gelas dibanding

botol susu

4. Perkenalkan satu makanan dalam satu waktu

5. Kepadatan energi yang diberikan harus lebih banyak dari ASI

6. Berikan makanan yang mengandung zat besi (daging, cereal dengan

suplemen besi)

7. Kebutuhan Zinc juga harus dimasukkan ke dalam makanan seperti

daging, gandum, dan nasi

8. ASI harus dilanjutkan sampai usia 12 bulan , lalu bisa diganti dengan susu

sapi atau susus formula. Pemberian susu sapi tidak boleh lebih dari 24 oz/

hari

9. Minuman selain ASI atau susu formula sebaiknya dibatasi. Pemberian jus

buah tidak boleh lebih dari 4-6 oz/hari. Tidak boleh diberikan soda.

2.3.1 Pemberian MP-ASI pada Anak Sakit 26

8

Page 9: Referat Asi

2.3.1.1 Pemberian Makanan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

ASI pada ibu yang mempunyai anak BBLR sudah memenuhi kebutuhan

anak tersebut

Susu yang baik untuk BBLR, termasuk bayi yang lahir prematur adalah

susu dari ibunya sendiri

Tetap sering menyusui bayi, agar bayi terbiasa dengan ASI, dan menjaga

agar air susu ibu tetap tersedia

Makanan secara perlahan-lahan diperbolehkan.

Jika bayi tidur terlalu lama, kita bisa membangunkan bayi dengan mebuka

selimut atau bajunya agar dia terbangun.

Berikan ASI sebelum bayi menangis.

Tanda-tanda anak lapar : menjadi gelisah, membuka mulut dan memutar-

mutar kepala, mengeluarkan lidah ke dalam dan keluar, menghisap jari

atau benda-benda yang ada disekitarnya.

2.3.1.2 Pemberian Makanan pada bayi sakit usia kurang dari 6 bulan

Menyusui dengan ASI lebih sering selama bayi sakit untuk membantu bayi

melawan sakitnya, mengurangi kehilangan berat badan, dan sembuh lebih

cepat.

Pemberian ASI secara langsung juga menyediakan kenyamanan bagi bayi

yang sakit. Jika bayi menolak unutk menyusu, tetap berikan ASI samapai

bayi tersebut mau menyusui lagi.

Jika bayi terlalu lemah untuk menghisap, tetap berikan ASI dengan cara

yang lain. Ini menjaga agar suplai ASI tetap ada dan mencegah kesulitan

menyusui nantinya.

Setelah sembuh dari sakit, tingkatkan frekuensi pemberian ASI untuk

memulihkan kesehatan bayi dan menambah berat badannya.

Ketika ibu sakit, tetap berikan ASI pada bayi. Ibu mungkin memerlukan

makanan tambahan selama sakit.

2.3.1.3 Pemberian Makanan pada Bayi Sakit Usia Lebih dari 6 Bulan

9

Page 10: Referat Asi

Berikan ASI lebih sering selama bayi sakit, termasuk sakit diare, ini akan

membantu bayi melawan sakitnya, mengurangi kehilangan berat badan ,

dan sembuh lebih cepat

Bayi membutuhkan makanan dan cairan yang lebih banyak ketika sakit

Jika nafsu makan anak berkurang, berikan motivasi pada anak untuk tetap

makan walaupun dalam jumlah sedikit.

Berikan makanan seperti bubur dan hindari makanan yang berlemak dan

pedas. Jika anak menderita diare, usahakan anak tersebut tetap makan,.

Setelah anak sembuh, berikan motivasi pada anak untuk makan satu

makanan padat tambahan setiap hari selama dua minggu. Ini akan

membantu mengembalikan berat badan anak yang hilang akibat sakit

Ketika ibu sakit, ibu tetap bisa melanjutkan menyusui bayi. Ibu mungkin

membutuhkan makanan tambahan selama sakit. Selama sakit, ibu juga

membutuhkan banyak cairan

2.4 Persyaratan MP-ASI 3,16

Pada GSIYCF dinyatakan bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat sebagai berikut

ini :

1. Tepat waktu (Timely): MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energi dan

nutrien melebihi yang didapat dari ASI.

2. Adekuat (Adequate): MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein, dan

mikronutrien.

3. Aman (Safe): Penyimpanan, penyiapan, dan sewaktu diberikan, MP-ASI harus

higienis.

4. Tepat cara pemberian (Properly): MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda

lapar dan nafsu makan ditunjukkan bayi serta frekuensi dan cara

pemberiannya sesuai dengan usia bayi.

2.5 Waktu pemberian MP-ASI 4

10

Page 11: Referat Asi

Beberapa faktor perlu dipertimbangkan ketika akan memulai pemberian MP-

ASI, yaitu :

1. Kesiapan/ kematangan saluran cerna: perkembangan enzim pencernaan sudah

sempurna pada usia bayi 3-4 bulan.

2. Perkembangan keterampilan oromotor: kesiapan bayi untuk menerima

makanan padat bervariasi antara 4-6 bulan.

3. Kebutuhan nutrisi selain dari ASI: tidak diperlukan sebelum usia 6 bulan

karena ASI masih dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, kecuali bila terbukti

lain yang ditunjukkan dengan adanya gangguan pertumbuhan/ kenaikan berat

badan yang kurang tanpa penyebab jelas (sakit, dan lain-lain).

4. Kebutuhan akan variasi dan perubahan tekstur sejalan dengan perkembangan

oromotornya, dalam 1 tahun pertama bayi perlu dikenalkan dengan berbagai

variasi rasa, aroma, tekstur dan konsistensi. Selain untuk pemberian selera,

juga untuk melatih keterampilan makan (mengunyah) yang mulai timbul pada

usia 6 bulan. Usia 6-9 bulan merupakan periode kritis dalam perkembangan

keterampilan makan. Bila pada periode ini bayi tidak dilatih untuk makan yang

semakin padat dan kasar, maka di usia selanjutnya bayi hanya dapat makan

yang cair atau lembut saja dan tidak mampu menerima makanan keluarga

sehingga timbul masalah makan.

Bayi akan menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya siap untuk menerima

makanan selain ASI. Sebaliknya setiap petugas kesehatan dan para ibu atau

pengasuh bayi mampu mengenali tanda tersebut agar dapat memberikan MP-ASI

tepat waktu dan sesuai dengan perkembangan keterampilan makannya.

1. Kesiapan fisik:

Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang

Keterampilan oromotor :

- Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi

menelan makanan yang lebih kental dan padat.

- Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulut.

Mampu menahan kepala tetap tegak.

11

Page 12: Referat Asi

Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga

keseimbangan badan ketika tangan meraih benda di dekatnya.

Perkembangan keterampilan makan pada bayi

Tabel 1. Perkembangan keterampilan makan pada bayi

Umur Perkembangan Oromotor Perkembangan motorik

umum

Keterampilan makan

0-4 bulan Refleks rooting

Refleks menghisap dan

menelan

Refleks ekstrusi

Arah gerakan rahang dan

lidah : ke depan & ke

belakang

Mulut belum dapat menutup

dengan baik

Tangan, kepala,

leher dan punggung

belum terkontrol

dengan baik

Menelan makanan

yang cair (ASI),

tetapi mendorong

keluar makanan

yang padat

4-6 bulan Gerakan refleks menghilang

Arah gerakan rahang dan

lidah ke depan-belakang dan

atas-bawah

Menarik bibir bawah ketika

sendok ditarik dari mulut

Memindahkan makanan dari

bagian depan mulut ke

belakang untuk ditelan

Duduk dengan

bantuan, kepala

tegak

Tangan dapat meraih

objek/ benda di

dekatnya

Mengambil makanan

dari sendok

Dapat mengontrol

posisi makanan

dalam mulut

Menelan makanan

tanpa tersedak

6-9 bulan Menggigit dan mengunyah

gerakan rahang ke atas dan

ke bawah

Menelan dengan mulut

tertutup

Duduk sendiri atau

hanya dengan sedikit

bantuan

Mulai menggunakan

ibu jari dan telunjuk

Mampu makan

makanan lumat atau

cincang

Makan pakai

sendok dengan

12

Page 13: Referat Asi

Menempatkan makanan di

antara rahang atas dan

bawah

untuk mengambil

objek/ benda

mudah

9-12 bulan Gerakan lidah ke samping

kiri dan kanan serta

memutar

Mulai mencakupkan bibir

pada cangkir

Duduk sendiri

dengan mudah

Memegang makanan

dan memakannya

Memegang sendok

sendiri

Mampu makan

makanan lunak,

cincang kasar

Mulai mencoba

makan dengan

tangannya sendiri

12-23 bulan Gerakan mengunyah

berputar, rahang stabil

Berjalan, bicara Makanan keluarga

Makan sendiri

tetapi masih dengan

bantuan.

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1.

IDAI 2011

2. Kesiapan psikologis:

Bayi akan memperlihatkan prilaku makan lanjut:

Dari reflektif ke imitatif

Lebih mandiri dan eksploratif

Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan:

- Keinginan makan dengan cara membuka mulutnya.

- Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ ke arah

makanan.

- Tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/

menjauh.

- Frekuensi pemberian MP-ASI semakin sering sejalan dengan

bertambahnya usia bayi.

13

Page 14: Referat Asi

5. Berikan variasi makanan yang kaya akan nutrient untuk memastikan bahwa

seluruh kebutuhan nutrien terpenuhi.

6. Gunakan MP-ASI yang diperkaya vitamin-mineral atau berikan preparat-

vitamin-mineral bila perlu.

7. Tambahkan asupan cairan saat anak sakit, termasuk lebih sering menyusu, dan

dorong anak untuk makan makanan lunak dan yang disukainya. Setelah

sembuh, beri makan lebih sering dan dorong anak untuk makan lebih banyak.

2.6 Alasan Mengapa MP ASI harus Diberikan Tepat Waktu

Alasan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 4 – 6 bulan adalah

kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik makin bertambah,

sedangkan produksi ASI relatif tetap. Pada usia 4 bulan bayi sudah mengeluarkan

air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak sehingga bayi siap

menerima makanan lain selain ASI. Dalam proses menelan pada usia tersebut,

apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya bayi sudah dapat menutup

mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka dan ke atas untuk

mendorong makanan ke belakang,untuk ditelan. Pada saat inilah bayi diberikan

kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan memberikan

makanan lumat.17,18

Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi usia 6–9 bulan

mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah,

sehingga dapat diberikan makanan yang lebih kasar. Demikian juga dengan

kemampuan motorik halus pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari

tangannya kemudian pada umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka untuk

mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat

dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit. Pada usia 6 – 7 bulan

bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi duduk.

Pada usia 6 – 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir,

sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir atau gelas yang dipegang oleh

orang lain. 17,18

Pada saat bayi berusia 6 bulan, umumnya kebutuhan nutrisi tidak lagi

terpenuhi oleh ASI semata khususnya energi, protein, dan beberapa mikronutrien

14

Page 15: Referat Asi

terutama zat besi (Fe), Seng (Zn), dan Vitamin A.4,8 Dari usia 6 bulan, kebutuhan

bayi tidak dapat terpenuhi hanya dengan ASI, sehingga bayi memasuki periode

kritis atau “vulnerable period”, dimana bayi mengalami masa transisi dengan

mengenal makanan keluarga. Insiden malnutrisi meningkat secara tajam selama

periode 6-18 bulan di hampir seluruh Negara.19

Energi yang dibutuhkan sebanyak 600 kkal/hari pada usia 6-8 bulan, 700

kkal/hari pada 9-11 bulan, dan 900 kkal/hari pada 12-24 bulan.20 Pada gambar 1

tampak bahwa mulai usia 6 bulan ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan

energi dengan kesenjangan yang makin besar sejalan dengan bertambahnya usia

bayi. Hal serupa juga terjadi bagi protein dan mikronutrien seperti tampak pada

gambar 2 dan gambar 3. Kesenjangan ini haruslah dipenuhi melalui pemberian

MP ASI yang sesuai, adekuat, aman, serta cara pemberian yang tepat. 4

Senjang Energi

15

Page 16: Referat Asi

Gambar 2. Jumlah nutrien (RNI, %) yang harus dipenuhi dari MP ASI pada bayi

usia 9-11 bulan (karena tidak terdapat pada ASI)

Sumber : K Dewey, Ped Clin N Amer 2001

16

Page 17: Referat Asi

Gambar 3. Senjang zat Gizi yang harus dipenuhi MP ASI pada usia 12-23 bulan

( % AKG)

Sumber : WHO, 2009

Pemberian MP ASI yang tidak tepat waktu, terlalu dini diberikan (kurang dari 4

bulan) ataupun terlambat ( sesudah usia 7 bulan) dapat mengakibatkan hal-hal

ynag merugikan seperti tampak pada tabel dibawah ini : 4

Tabel 2 : Kerugian pemberian MP ASI berdasarkan waktu

Terlalu dini (< 4 bulan) Terlambat ( > 7 bulan )

Resiko diare, dehidrasi

Produksi ASI menurun

Sensitisasi alergi

Gangguan tumbuh kembang

Potensial untuk terjadinya gagal

tumbuh

Defisiensi zat besi

Gangguan tumbuh kembang

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1

. IDAI 2011

17

Page 18: Referat Asi

Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini ataupun terlambat dapat

menyebabkan malnutrisi. Pemberian makanan tambahan sebelum usia 6 bulan

dapat menyebabkan “displacement of breastmilk” dan meningkatkan resiko

infeksi seperti diare, yang nantinya dapat menyebabkan penurunan berat badan

dan malnutrisi.21

2.7 Makanan yang Sebaiknya diberikan kepada bayi sebagai MP-ASI 4

Mengingat nutrien yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah usia

6 bulan adalah zat besi (Fe), maka pilihan utama adalah memberikan makanan

yang kaya akan zat besi. Selain itu makanan padat pertama yang terbaik adalah

yang terbuat dari beras karena beras merupakan bahan makanan yang paling

hipoalergenik, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi simpang paling kurang.

Gandum dan campuran serealia lainnya yang mengandung gluten sebaiknya

ditnda hingga usia 8 bulan untuk menghindari timbulnya reaksi alergi dan

masalah pencernaan. Putih dapat diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun karena

tidak cukup bukti bahwa penundaan pemberian telur di atas usia 1 tahun dapat

menghindarkan reaksi alergi. Kuning telur dan daging dapat dimulai diberikan

pada usia 8 bulan, bahkan ada yang menganjurkan daging diberikan lebih awal

karena merupakan sumber zat besi yang baik

18

Page 19: Referat Asi

Tabel 3. Bahan makanan sumber zat besi

Besi ‘heme’ Besi ‘non-heme’

Hati sapi/ ayam

Daging sapi/ daging merah lainnya

Daging unggas, bagian yang berwarna

gelap

Tuna

Ikan Cod

Udang

Tiram

Kuning telur

Sayuran hijau (brokoli, bayam, sawi

hijau, asparagus )

Kacang-kacangan (Kacang koro,

kedelai, kacang ijo )

Biji-bijian (almond)

Buah yang dikeringkan (apel, apricot,

prune)

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1.

IDAI 2011

2.8 Cara Memperkenalkan Makanan Pada Bayi 4

Pengenalan jenis, tekstur, dan konsisten makanan harus secara bertahap, demikian

pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Berikut ini, beberapa

hal penting yang berkaitan dengan hal tersebut

- ‘Tes Makanan’ pertama kali: bubur tepung beras yang diperkaya zat besi

merupakan makanan yang dianjurkan sebagai makanan pertama yang

diberikan kepada bayi. Dapat ditambahkan ASI atau susu formula yang

biasa diminumnya setelah bubur dimasak.

- Sebaiknya diberikan mulai 1-2 sendok teh saja dulu, sesudah bayi minum

sejumlah ASI atau formula, kecuali bila selalu menolak maka diberikan

19

Page 20: Referat Asi

sebelumnya. Selanjutnya jumlah makanan ditambah bertahap sampai

jumlah yang sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi .

2.9 Panduan Dasar Pemberian Makan1

1. Urutan pemberian :

- Menurut American Association of Pediatric (AAP) tidak ada urutan

khusus dalam pengenalan jenis bahan makanan yang diberikan kepada

bayi.

- Yakini makanan tersebut aman, bergizi dengan tekstur yang sesuai

kemampuan bayi.

2. Tekstur dan konsistensi :

- Dimulai dengan tekstur yang lembut/ halus dan konsistensi masih agak

encer, selanjutnya secara bertahap tekstur dan konsistensinya ditingkatkan

menjadi makin kental sampai padat dan kasar

3. Jumlah :

- Mulai dengan jumlah sedikit (1-2 sendok teh) pada saat pengenalan jenis

makanan

- Bertahap ditingkatkan sampai jumlah yang sesuai usia

4. Jarak waktu antara pemberian makanan baru :

- Kenalkan satu-persatu jenis makanan sebelum diberikan berupa

campuran dengan jarak 2-3 hari (4-7 hari bila terdapat riwayat alergi)

agar bayi dapat mengenali rasa dan aroma setiap jenis makanan baru

(rasa wortel, apel, daging, ayam/sapi,dlsb)

- Makanan baru sebaiknya diberikan pada pagi hari (oleh ibu) agar cukup

waktu bila ada reaksi simpang

5. Keamanan pangan

-Cuci tangan dan semua peralatan sebelum digunakan

-Tidak menggunakan peralatan makan bersama-sama, atau mengunyah

makanan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada bayi

Umur Tekstur Frekuensi Jumlah Rata-rata/kali Makan

20

Page 21: Referat Asi

6-8 bulan Mulai dengan bubur

halus,lembut, cukup kental,

dilanjutkan menjadi lebih

kasar

2-3x/hari, ASI tetap sering

diberikan. Tergantung

nafsu makannya, dapat

diberikan 1-2x selingan

Mulai dengan 2-3 sendok

makan/kali, ditingkatkan

bertahap sampai ½ mangkok

(=125 ml). Waktu makan

tidak lebih dari 30 menit

9-11

bulan

Makanan yang dicincang

halus atau disaring kasar,

ditingkatkan semakin kasar

sampai makanan bisa

dipeegang/diambil dengan

tangan

3-4x/hari, ASI tetap

diberikan. Tergantung

nafsu maknnya, dapat

diberikan 1-2x selingan

½-¾ mangkok ( = 125-175

ml ). Waktu makan tidak

lebih dari 30 menit

12-23

bulan

Makanan keluarga, bila

perlu masih dicincang atau

disaring kasar

3-4x/hari, ASI tetap

diberikan. Tergantung

nafsu makannya =, dapat

diberikan 1-2x selingan

¾- 1 mangkok ( 175-250 ).

Waktu makan tidak lebih dari

30 menit

Tabel 4 . Pedoman Pemberian Makan pada Bayi/ Anak Usia 6-23 Bulan yang Mendapat ASI on Demand

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1.

IDAI 2011

2.10 Pemberian Makanan harus dilakukan secara “Responsive Feeding” 4

Pemberian makan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan zat gizi. Saat makan

juga merupakan periode pembelajaran dan pemberian kasih sayang, berbicara dan

kontak mata selama memberi makan akan dirasakan sebagai suasana yang

menyenangkan bagi anak.(4) WHO menyatakan bahwa penerapan prinsip

responsive feeding sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang akan

diberikan pada bayi.21

21

Page 22: Referat Asi

Responsive feeding adalah perilaku pemberian dengan menerapkan

prinsip asuhan psikososial, antara lain: 21,22,23

1. Beri makan secara langsung dan dampingi anak sewaktu makan,

ibu/pengasuh harus peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang

ditunjukkan anak.

Tabel 5. Tanda Bayi Lapar atau Kenyang

Lapar Kenyang

Riang/ antusias sewatu didudukkan

dikursi makannya

Gerakan mengisap atau mengecapkan

bibir

Membuka mulut ketika melihat sendok

atau makanan

Memasukkan tangan ke dalam mulut

Menangis atau rewel karena ingin makan

Mencondongkan tubuh ke arah makanan

atau berusaha menjangkaunya

Memalingkan muka, atau menutup mulut

ketika melihat sendok berisi makanan

Menutup mulut dengan tangannya

Rewel atau menangis karena terus diberi

makan

Tertidur

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1.

IDAI 2011

2. Untuk membantu anak memahami rasa lapar, buatlah jadwal makan secara

teratur. Jangan memberikan snack, jus, atau susu 3-4 jam sebelum jam

makan.

3. Beri makan dengan sabar, dorong anak untuk makan, bukan dengan

paksaan. Bicaralah sewaktu pemberian makan, pelihara kontak mata.

4. Hindari atau sedikit mungkin adanya distraktor (hal-hal yang dapat

mengalihkan perhatian) selama pemberian makan seperti menonton TV,

memberikan mainan

22

Page 23: Referat Asi

5. Bila anak menolak makan, cobalah dengan makanan lain yang berbeda

tekstur dan rasanya

6. Makan tidak boleh lebih dari 30 menit, walaupun saat itu asupan porsi

makan mereka sangat sedikit. Anak-anak akan menambah porsi makan

mereka dengan sendirinya di waktu yang akan datang

7. Sediakan porsi kecil dan biarkan anak menambahkan beberapa kali apabila

mereka menginginkan. Hal ini akan membuat anak tertarik dalam proses

makan dan mencegah mereka menjadi bosan atau merasa kenyang terlebih

dahulu dengan melihat begitu banyak makanan di dalam piring mereka.

2.11 Jenis MP-ASI

2.11.1 MP-ASI lokal 1

MP-ASI lokal adalah MP-ASI yang diolah di rumah tangga atau di Posyandu,

terbuat dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan

harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum

dikonsumsi sasaran.

2.11.1.1 Pemberian MP-ASI Lokal 1

Pemberian MP-ASI Lokal dilakukan dengan proses, yaitu :

a. Diberikan sebulan sekali pada hari pelaksanaan posyandu :

1. MP-ASI lokal dibuat di posyandu sebulan sekali oleh ibu sasaran dibantu

kader posyandu.

2. Bahan makanan diperoleh dari kader posyandu

3. Kader memberikan penyuluhan kepada peserta posyandu

4. Bidan di desa memantau pelaksanaan

5. Apabila seluruh bayi dan anak usia 6-24 bulan yang hadir di Posyandu

akan diberikan MP-ASI.

b. Diberikan seminggu sekali dalam kelompok sasaran :

Dalam 1 (satu) bulan kegiatan kelompok dilakukan sebanyak 3 kali, karena 1 kali

telah dilaksanakan pada hari pelaksanaan posyandu.

1. MP-ASI lokal dibuat oleh ibu secara berkelompok

2. MP-ASI lokal dibagikan kepada masing-masing sasaran

23

Page 24: Referat Asi

3. Kader memberikan penyuluhan

4. Bidan di desa memantau pelaksanaan

Pemberian MP-ASI dalam kelompok dimaksudkan sebagai proses pembelajaran

tentang MP-ASI dan sekaligus sebagai sarana komunikasi antaribu sasaran.

c. Diberikan setiap hari di rumah masing-masing yaitu :

1. MP-ASI lokal dibuat oleh ibu di rumah masing-masing

2. Ibu memperoleh bahan makanan dari kader atau dana pembeli bahan

makanan dari kader.

3. Kader dan Bidan di desa melakukan pemantauan. Pemberian MP-ASI di

rumah tangga dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan

keterampilan dan kesinambungan pemberian MP-ASI secara mandiri.

Ketiga proses pemberian MP-ASI merupakan satu kesatuan yang harus

dilaksanakan. Apabila diperlukan untuk meningkatkan efisiensi, maka frekuensi

pemberian MP-ASI lokal dalam kelompok dan di rumah tangga dapat disesuaikan

dengan situasi dan kondisi daerah setempat

Beberapa persyaratan pembuatan MP-ASI di bawah ini yang perlu diperhatikan :

1. Bahan makanan mudah diperoleh

2. Mudah diolah

3. Harga terjangkau

4. Dapat diterima sasaran dengan baik

5. Kandungan zat gizi memenuhi kecukupan gizi sasaran

6. Mutu protein dapat memacu pertumbuhan fisik ( Protein Eficiency

Ratio/PER lebih besar atau sama dengan 70% mutu casein, setara dengan

> 1,75 )

7. Jenis MP-ASI disesuaikan dengan umur sasaran

8. Bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna, dan racun

9. Memenuhi nilai sosial, ekonomi, budaya, dan agama

Selain itu beberapa zat gizi yang yang terkait erat dengan tumbuh kembang anak

yang perlu diperhatikan antara lain:

24

Page 25: Referat Asi

Kepadatan Energi/Densitas - Tidak kurang dari 0,8 Kal per gram

Protein - Tidak kurang dari 2 gr per seratus Kalori

- Tidak lebih dari 5.5 gr per seratus Kal

- Mutu protein tidak kurang dari 70% Kasein standar

Lemak - Range antara 1,5 gr – 4,5 gr per seratus Kal

Sumber : Departemen Kesehatan RI. 2006

2.11.1.2 Cara Pembuatan dan Komposisi MP-ASI Lokal 1

Tabel 6. Formula Kacang Hijau Kuning Telur

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

25

Page 26: Referat Asi

Tepung beras 35 gram 5

sdm

Kacang Hijau 40 gram 4

sdm peres

Kuning telur 30 gram 2

butir

Gula 15 gram 1,5 sdm peres

Minyak 5 gram 0,5 sdm

Garam 1/4 sdt

Air secukupnya

- Kacang hijau direbus

dengan 800 cc air hingga

lunak lalu dihancurkan

(disaring)

- Campur semua bahan

tambahkan air 50 cc aduk

rata dan masak diatas api

sedang hingga matang.

Hasil 340 g

Energi 463 Kal

Protein 16,5 g

Lemak 17,4 g

Protein Energi % 14,3

Fe 1,1 mg

Zn 0,7 mg

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

Tabel 7. Formula Ayam Tempe

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Beras 60 gram 5 sdm peres - Beras dicuci bersih Hasil 284 g

26

Page 27: Referat Asi

Hati Ayam 15 gram 1/3

pasang

Tempe 15 gram ½ kotak

k.api

Bayam 20 gram 1 ikat kecil

Garam 1 gram ¼ sdt

Minyak 5 gram ½ sdm

Air secukupnya

- Hati ayam dan tempe

dicincang halus

- Campurkan seluruh bahan,

tambahkan garam dan 2

gelas air

- Masak dengan api sedang

hingga mengental, terakhir

masukkan bayam yang

sudah dicincang halus

-Aduk merata hingga

matang

- Diblender atau disaring

Energi 264 Kal

Protein 10,2 g

Lemak 6.9 g

Protein Energi % 15,4

Fe 2,8 mg

Zn 0,4 mg

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

Tabel 8. Formula Hati Ayam

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Beras 25 gram 2 sdm peres -Beras dan kacang hijau Hasil 425 g

27

Page 28: Referat Asi

Hati ayam 20 gram 1

pasang

Kacang hijau 20 gram 2

sdm peres

Wortel 20 gram 1 jari

telunjuk

Minyak 5 gram ½ sdm

Garam 1 gram 1/4 sdt

Air secukupnya

dicuci bersih

-Wortel diparut, hati ayam

dicincang halus

-Campur semua bahan dan

tambahkan 1 gelas air

-Tim dengan api kecil

hingga matang

-Terakhir masukkan sayuran

yang sudah diparut dan

garam,lanjutkan

pemasakkan dengan api

sedang hingga matang.

-Diblender atau disaring

Energi 340 Kal

Protein 10,1 g

Lemak 8,5 g

Protein Energi % 11,9

Fe 0,2 mg

Zn 0,4 mg

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

Tabel 9. Formula Telur

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Beras 50 gram 4 sdm -Beras dicuci bersih, Hasil 370 g

28

Page 29: Referat Asi

Telur ayam 25 gram ½ butir

Bayam 25 gram 1 ¼ ikat

kecil

Minyak 5 gram ½ sdm

Garam 1 gram ¼ sdt

Air secukupnya

tambahkan 2 gelas air dan

masak menjadi bubur

-Telur diorak arik dengan

minyak, masukkan kedalam

bubur tambahkan

garam

-Terakhir masukkan bayam

yang telah dirajang halus,

masak terus

dengan api kecil hingga

matang.

-Haluskan dengan blender

atau disaring

Energi 371 Kal

Protein 11,24 g

Lemak 13,63 g

Protein Energi % 12,13

Fe 0,5 mg

Zn 0,8 mg

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

Tabel 10. Formula Susu Pisang

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Tempe 35 gram 1 kotak -Tempe dipotong-potong Hasil 275,5 g

29

Page 30: Referat Asi

korek api

Tepung terigu 30 gram 4

sdm peres

Susu Skim 7 ½ gram 1 sdm

peres

Gula halus 15 gram 1 ½

sdm peres

Minyak 2 ½ gram 1 sdt

Pisang ambon 15 gram 2

sdm

Garam 1 gram ¼ sdt

Air secukupnya

kemudian direbus 15 menit

lalu dihaluskan

-Pisang dikukus dan

diambil dagingnya

-Semua bahan dicampur,

tambahkan air 500 ml,

kemudian dimasak sambil

terus diaduk selama 10

menit.

Energi 278 Kal

Protein 11,89 g

Lemak 3,40 g

Protein Energi % 17,08

Fe 1,0 mg

Zn 0,4 mg

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

Tabel 11. Formula Kedele

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Tepung beras 30 gram 3 -Kacang kedelai direbus ± Hasil 320 g

30

Page 31: Referat Asi

sdm

Kacang kedelai 25 gram 2 ½

sdm

Susu skim 5 gram

Gula pasir 10 gram 1 sdm

Minyak 2 ½ gram ½ sdm

Pisang ambon 12 ½ gram ½

buah kecil

Wortel 12 ½ gram 2 btg kcl

Garam ½ sdt

Air secukupnya

30 menit, buang kulitnya

lalu dihaluskan

-Pisang ambon dihaluskan,

wortel diparut

-Campur semua bahan,

tambahkan air lalu masak

dengan api sedang hingga

matang.

Energi 298 Kal

Protein 14,5 g

Lemak 7,6 g

Protein Energi % 19,4

Fe 0,4 mg

Zn 0,4 mg

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

Tabel 12. Formula Kentang Susu

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

31

Page 32: Referat Asi

Kentang 200 gram 2 buah sdg

Wortel 50 gram 5 btg kcl

Susu Ful krim 10 gram 1 sdm

Gula merah 20 gram

Garam ¼ Sdt

Air secukupnya

- Kentang dan wortel

dipotong kecil-kecil lalu

direbus dengan 400 cc

air,haluskan

- Campur semua bahan

aduk rata dan masak

diatas api sedang hingga

matang

Hasil 325 g

Energi 262 Kal

Protein 8 g

Lemak 5,3 g

Protein Energi % 12,2

Densitas 0,8

PER 2,1

Fe 0,5 mg

Zn 0,4 mg

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

Tabel 13. Formula Tempe

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

32

Page 33: Referat Asi

Tempe 100 gram 4 ptg sdg

Terigu/tep beras 40 gram 4

sdm penuh

Gula 25 gram 3 sdm rata

Minyak Goreng 5 gram ½

sdm

Garam ½ sdt

Air secukupnya

-Siapkan masing-masing

bahan sesuai jumlahnya

-Tempe di potong-potong,

kemudian direbus 10 menit

alalu dihaluskan

-Semua bahan dicampur,

tambahkan satu gelas

belimbing air, aduk menjadi

satu

-Kemudian dimasak di atas

api kecil sambil diaduk-

aduk selama kira-kira 5-10

menit

Hasil 360 g

Energi 430 Kal

Protein 16,3 g

Lemak 11 g

Protein Energi % 6,8

Fe 2,4 mg

Zn 0,2 mg

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

2.11.2 MP-ASI Pabrikan 24

2.11.2.1 Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Bubuk Instan Untuk

Bayi 6-12 bulan

A. Bahan

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Bubuk Instan terbuat dari

campuran beras dan atau beras merah, kacang hijau dan atau kedelai, susu, gula,

minyak nabati, dan diperkaya dengan vitamin dan mineral serta ditambah dengan

penyedap rasa dan aroma (flavour).

B. Komposisi Gizi dalam 100 gram

Tabel 14. . Komposisi Gizi dalam 100 gram

33

Page 34: Referat Asi

Zat Gizi Satuan Kadar

Energi kkal 400-440

Protein (kualitas protein tidak

kurang dari 70% kasein)

g 15-22

Lemak (kadar asam linoleat

minimal 300 mg per 100 kkal atau

1,4 gram per 100 gram produk)g

G 10 – 15

Karbohidrat:

4.1. Serat

4.2. Gula (gula sederhana)

Vitamin A (acetate)

Vitamin D

Vitamin E

Vitamin K

Vitamin B1 (Thiamin)

Vitamin B2 (Riboflavin)

Niasin

Vitamin B12

Asam folat

Vitamin B6

Asam Pantotenat

Vitamin C

Besi

Kalsium

g

g

mcg

mcg

mg

mg

mg

mg

mcg

mcg

mg

mg

mg

mg

mg

mg

maksimum 30

maksimum 5

250 – 350

3 – 10

4 – 6

7-10

0,3 – 0,4

0,3 – 0,5

2,5 – 4,0

0,3 - 0,6

40 - 100

0,4 - 0,7

1,3 - 2,1

27 - 35

5 – 8

200 – 400

34

Page 35: Referat Asi

Natrium

Seng

mg

mcg

240 – 400

2,5 – 4,0

Iodium

Fosfor

Selenium

Air

mg

mcg

g

%

45 – 70

perbandingan Ca:P =

1,2 – 2,0

10 – 15

maksimal 4

Sumber : Kepmenkes Nomor 224/Menkes/SK/II/2007

C. Karakteristik Produk

1. Bentuk

MP-ASI Bubuk Instan berbentuk bubuk dengan distribusi partikel 95% lolos

uji penyaringan 600 mikrometer, dan 100% lolos uji penyaringan 1000

mikrometer.

2. Konsistensi

MP-ASI Bubuk Instan bila dicampur dengan air akan menghasilkan bubur

halus tanpa gumpalan dengan kekentalan yang memungkinkan pemberian

dengan sendok

3. Rasa

MP-ASI Bubuk Instan mempunyai tiga rasa yang disukai bayi, yaitu: beras

merah, kacang hijau, dan pisang.

4. Kadaluwarsa

MP-ASI Bubuk Instan aman dikonsumsi dalam waktu 24 bulan setelah

tanggal produksi.

D. Keamanan Pangan

35

Page 36: Referat Asi

MP-ASI Bubuk Instan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Cemaran mikro organisme

- Total Plate Count (TPC) atau Angka Lempeng Total tidak lebih dari 1,0 x

104 koloni per gram

- Coliforms : Most Probable Number (MPN) tidak lebih dari 20 per gram

- Escherichia coli : negatif per gram

- Salmonella : negatif dalam 25 gram contoh (sampel)

- Staphylococcus aureus : negatif per gram

2. Cemaran logam

- Timbal : tidak lebih dari 1,14 ppm

- Timah : tidak lebih dari 152 ppm

- Raksa : tidak lebih dari 0,114 ppm

- Tembaga : tidak lebih dari 5,0 ppm

- Arsen : tidak lebih dari 0,38 ppm

2.11.2.2 Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Biskuit untuk Anak

12-24 Bulan

A. Bahan

1. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Biskuit terbuat dari campuran

terigu, margarin, gula, susu, lesitin kedelai, garam bikarbonat, dan diperkaya

dengan vitamin dan mineral serta ditambah dengan penyedap rasa dan aroma

(flavour).

2. Gula yang digunakan dalam bentuk sukrosa dan atau fruktosa dan atau sirup

glukosa dan atau madu.

B. Komposisi Gizi Dalam 100 Gram

Tabel 15. Komposisi Gizi Dalam 100 Gram

36

Page 37: Referat Asi

Zat Gizi Satuan Kadar

Energi

Protein (kualitas protein tidak

kurang dari 70% kasein)

Lemak (kadar asam linoleat

minimal 300 mg per 100 kkal atau

1,4 gram per 100 gram produk)

Karbohidrat:

4.1. Serat \

4.2. Gula (gula sederhana)

Vitamin A (acetate)

Vitamin D

Vitamin E

Vitamin K

Vitamin B1 (Thiamin)

Vitamin B2 (Riboflavin)

Vitamin B6 (Pyridoksin)

Vitamin B12

Niasin

Folic acid

Iron (Fumarate)

Iodine

Zinc

Kalsium

kkal

g

g

g

g

mcg

mcg

mg

mg

mg

mg

mg

mcg

mg

mcg

mg

mcg

mg

mg

minimum 400

8 – 12

10 – 18

maksimum 5

maksimum 30

250 – 700

3 – 10

4 – 6

minimum 10

0,4 – 0,5

0,4 – 0,5

0,3 – 0,5

0,5 – 0,9

4,0 – 6,0

60 – 100

5,0 – 6,0

60 – 70

2,5 – 3,0

200 – 300

37

Page 38: Referat Asi

Natrium

Selenium

Fosfor

Air

mg

mcg

mg

%

maksimum 800

10 – 15

perbandingan Ca:P =

1,2 – 2,0

maksimum 5

Sumber : Kepmenkes Nomor 224/Menkes/SK/II/2007

C. Karakteristik Produk

1. Bentuk

MP-ASI Biskuit berbentuk keping bundar berdiameter 5 cm - 6 cm, berat 10 gram

per keping. Pada permukaan atas biskuit tercantum tulisan “MP-ASI”.

2. Tekstur

MP-ASI Biskuit bertekstur renyah yang bila dicampur air menjadi lembut.

3. Rasa

MP-ASI Biskuit mempunyai rasa manis gurih yang disukai anak.

4. Kedaluwarsa

MP-ASI Biskuit aman dikonsumsi dalam waktu 24 bulan setelah tanggal

produksi.

D. Keamanan Pangan

MP-ASI Biskuit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

38

Page 39: Referat Asi

1. Cemaran mikro organisme

- Total Plate Count (TPC) atau Angka Lempeng Total tidak lebih dari 1,0 x

104 koloni per gram

- Coliforms : Most Probable Number (MPN) kurang dari 3 per gram

- Salmonella : negatif dalam 25 gram contoh (sampel)

- Staphylococcus aureus : tidak lebih dari 1,0 x 102 koloni per gram

2. Cemaran logam

- Timbal : tidak lebih dari 0,3 ppm

- Timah : tidak lebih dari 40,0 ppm

- Raksa : tidak lebih dari 0,03 ppm

- Tembaga : tidak lebih dari 5,0 ppm

- Arsen : tidak lebih dari 0,1 ppm

2.12 Ilustrasi Kasus 25

Ibu Dewi datang ke Posyandu, membawa anak pertamanya yang berusia 6

bulan untuk melakukan penimbangan berat badan. Kemudian, Ibu Dewi juga

bertanya beberapa hal pada petugas di Posyandu mengenai makanan pendamping

ASI yang sesuai untuk anaknya. Apakah anaknya sudah membutuhkan makanan

pendamping ASI? Apa contoh makanan yang dapat diberikan? Bagaimana cara

mengolah bahan makanan untuk makanan pendamping ASI? Apakah pemberian

ASI harus tetap dilakukan?

Jawaban:

Pemberian makanan pendamping ASI dapat dimulai saat anak berusia 6 bulan,

karena pada usia ini ASI tidak dapat memenuhi semua kebutuhan gizi anak yang

semakin meningkat seiring pertambahan usia.

1. Cara pemberian MP ASI

Pemberian ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara

bergantian

39

Page 40: Referat Asi

Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus

karena bayi sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI

berbentuk halus antara lain : bubur susu, biskuit yang ditambah air

atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan untuk

pertama kali salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang lumat.

Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok

makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap,

kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.

Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar

ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin

2. Contoh Makanan pendamping ASI yang dapat diberikan

a. Bubur susu instant olahan pabrik

b. Makanan pendamping ASI olahan rumah tangga, misalnya :

- Pisang Lumat Halus 25

Bahan : 1 buah pisang masak

Cara membuatnya :

Pisang dicuci bersih

Kupas memanjang sebagian permukaan pisang

Keriklah pisang dengan menggunakan sendok kecil yang bersih

Kerikan pisang ditaruh dalam cangkir atau mangkuk kecil.

Agar pisang tidak berubah warna, berilah sedikit perasan jeruk

nipis.

Dapat juga kerikan pisang diberikan langsung kepada bayi

- Bubur Susu25

Bahan :

2 sendok makan tepung beras (20 gr)

40

Page 41: Referat Asi

2 sendok teh gula pasir (10 gr)

1 gelas susu segar atau 2 sendok makan penuh susu tepung

Cara membuatnya:

tepung beras dan gula pasir dilarutkan dalam susu

letakkan diatas api kecil, biarkan hingga masak sambil diaduk

KESIMPULAN

Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain

ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode

41

Page 42: Referat Asi

pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/

minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. Periode peralihan dari ASI

eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning)

yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI

secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan konsistensinya

sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga.

Pengenalan jenis, tekstur, dan konsisten makanan harus secara bertahap,

demikian pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Alasan

pemberian MP ASI: (a). Kebutuhan anak semakin meningkat seiring

bertambahnya usia sehingga pemenuhan nutrisi tidak dapat dilakukan dengan

pemberian ASI saja; (b) Pemberian makanan pendamping ASI dapat menstimulasi

perkembangan anak sesuai umurnya.

Pemberian MP ASI akan memberikan manfaat optimal bila diberikan pada

usia yang tepat pada anak. Di Indonesia, pemberian MP ASI dimulai saat anak

berusia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO. Prinsip pemberian MP

ASI dengan memberikan ASI ekslusif sejak lahir hingga usia 6 bulan (180 hari),

sementara ASI on demand dilanjutkan hingga usia 2 tahun. Syarat pemberian MP

ASI itu adalah timely, adequate, safe, dan properly dengan menggunakan metode

responsive feeding.

Dalam menentukan waktu pemberian MP ASI, harus dipertimbangkan:

kesiapan dan kematangan saluran cerna, perkembangan keterampilan oromotor,

dan kebutuhan nutrisi selain ASI termasuk mempertimbangkan variasi rasa dan

teksturnya. MP ASI dapat diberikan dalam bentuk makanan olahan rumah tangga

maupun pabrik dengan memperhatikan komposisi dan nilai gizi yang sesuai

dengan kebutuhan anak sesuai dengan usianya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) lokal. 2006. Departemen Kesehatan RI.

42

Page 43: Referat Asi

2. Tahmeed,Ahmed et al. Global Burden of Maternal and Child Undernutrition and Micronutrient Deficiencies. Ann Nutr Metab 2012;6 suppl 1 :8–17.

3. Atmawikarta, Arum. Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Formula Tempe terhadap Diare, Aktivitas Fisik, dan Pertumbuhan Bayi Status Gizi Baik Usia 6-12 Bulan di Bogor Jawa Barat. Gizi Indon (2007) 30 (2): 73-97

4. Damayanti Rusli Sjarif, Endang Dewi Lestari, Maria Mexitalia, Sri Surdayati Nasar. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. IDAI. 2011. 117-125

5. More, Judy. Weaning Infants onto Solid Foods. April. 20106. Scientific Opinion on the appropriate age for introduction of complementary

feeding of infants. EFSA Journal. 2009 7(12): 14237. H. Brown, Kenneth. Complementary Feeding in Developing Countries :

Factors Affecting Energy Intake. Proceedings of The Nutrition Society. 1997. 56. 139-148

8. Santika, Otte, et al. Development of Food Based Complementary Feeding Recommendations for 9-to 11- Month- Old Periurban Indonesian Infant Using Linear Programming. The Journal of Nutrition 139.1 Jan 2009 : 135-41

9. Reilly, John, Jonathan C.K. Wells. Duration of exclusive Breast-Feeding: Introduction of Complementary Feeding may be Necessary before 6 Months of Age. British Journal of Nutrition. 2005, 94, 869–872

10. Brian, Symon, et al. Feeding in The First Year of Life: Emerging Benefit of Introducing Complementary Solids from 4 Months. Australian Family Physician. 41.4 Apr 2012 : 226-9

11. Nix, Staci. William’s Basic & Nutrition Diet Therapy 13th Edition. Missouri: 2009

12. Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Departemen Kesehatan RI. 2000

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu eksklusif

14. Dewey, Kathryn G., Adu-Afarwuah. Systematic Review of the Efficacy and Effectiveness of Complementary Feeding Intervention in Developing Countries in Maternal and Child Nutrition. Blackwell Publishing. 2008

15. Kleigman, Behrman, Arvin . Nelson texbook of Pediatric 18th Ed : Chapter 42 – The Feeding of Infants and Children. 2007: Saunders, Elsevier.

16. Complementary Food, in Focus: Complementary Food at the 65th World Health Assembly. International Food Manufactured. 2012

17. Soepardi Soedibyo,Winda F. Pemberian Makanan Pendamping ASI Bayi yang Berkunjung ke Unit Pediatri Rawat Jalan. Sari Pediatri Vol 8 No. 4. Maret 2007.

18. Narendra, Moersintowati B. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama Tahun 2002. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2002. 27

19. Complementary Feeding, Report of the Global Consultation Summary of Guiding Principles. WHO. 2002

20. Feeding the Non-Breastfed Child 6-24 Months of Age. WHO/FCH/CAH. Geneva. 2004

21. Sonya L. Cameron, et al. How Feasible Is Baby-Led Weaning as an Approach to Infant Feeding? A Review of the Evidence. Nutrients 2012, 4, 1575-1609

43

Page 44: Referat Asi

22. Rao S., Swathi PM, Unnikrishnan B, Hedge A. Study of Complementary Feeding Practices among Mothers of Children Aged Six Months to Two Years-A Study from Coastal South India in Australasian Medical Journal AMJ. 2011

23. Dewey, Kathryn. Guiding Principles for Complementary Feeding of the Breastfed Child. WHO. 2001

24. Menteri Kesehatan Nomor 224/ Menkes/ SK/ II/ 2007 tentang Spesifikasi Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).

25. Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak. Kementerian Kesehatan RI. 2010

LAMPIRAN

1. Nama Produk : Sun Bubur Susu Bergizi

Jenis Produk : Bubur Bayi 6+ bulan

44

Page 45: Referat Asi

Kemasan :

Zat gizi Kebutuhan per hari menurut

Codex CAC/GL 08-1991

Kandungan pada SUN bubur

susu bergizi

Energy 400 kcal 400 kcal (sesuai)

Protein 15 gram 10 gram (tidak sesuai)

Lemak 6,25 gram (tidak sesuai)

Karbohidrat 2,5 gram 2,5 gram (sesuai)

Vitamin A 400 mikrogram RE 400 mikrogram (sesuai)

Vitamin D 10 mikrogram 10 mikrogram (sesuai)

Vitamin E 5 mg 1.9 mg (tidak sesuai)

Vitamin C 20 mg 50 mg (sesuai)

Thiamin 0,5 mg 0,25 mg (tidak sesuai)

Riboflavin 0,8 mg 0,3 mg (tidak sesuai)

Niacin 9 mg 4 mg (tidak sesuai)

Vitamin B6 0,9 mg 0,225 mg (tidak sesuai)

Folate 50 mikrogram 16 mikrogram (tidak sesuai)

Vitamin B12 1 mikrogram 1,25 mikrogram (sesuai)

Kalsium 800 mg 350 mg (tidak sesuai)

Zat besi 12 mg 8,75 mg (sesuai)

Iodium - -

Zinc 10 mg 3,75 mg (tidak sesuai)

Ket: kesesuaian pemenuhannya yaitu memenuhi minimal 2/3 dari standar yang

ditetapkan per 100 gram.

2. Nama Produk : Biskuit MilnaJenis Produk : Biskuit Bayi 6+ bulanKemasan :

45

Page 46: Referat Asi

Zat Gizi Biskuit Milna Codex Ket

Energy 170/40*100= 425 kkal 400 kkal √

Lemak total 4,5/40*100 = 11,25 g 10-25 g √

- Omega 3 (as. Linolenat) 0,12/40*100 = 0,3 g

- Omega 6 (as.linoleat) 2,3 g 1,4 g ↑

Protein 6/40*100 = 15 g 15 g √

KH total

Vitamin A 360/3,33= 108 µg/40*100 = 270 µg

400 µg ↓

Vitamin C 12/40*100= 30 mg 20 mg ↑

Vitamin E 1,8/40*100 = 4,5 mg 5 mg ↓

Vitamin D*

Vitamin B1 (tiamin) 0,18/40*100 = 0,45 mg 0,5 mg ↓

Vitamin B2 (riboflavin) 0,45 mg 1 mg ↓

Niasin 1,8 /40*100 = 4,5mg 9 mg ↓

Vitamin B6 0,34/40*100= 0,85 mg 0,9 mg ↓

Folat 11/40*100= 27,5 µg 50 µg ↓

Vitamin B12 0,16/40*100= 0,4 µg 1 µg ↓

Calcium 160/40*100 = 400 mg 800 mg ↓

Iron 3,4/40*100 = 8,5 mg 12 mg ↓

Zinc 3,1/40*100 = 7,75 mg 10 g ↓

3. Nama Produk : Nutricia Bebelove 2Jenis Produk : Formula Lanjutan Usia 6-12 bulanKemasan :

46

Page 47: Referat Asi

Zat Gizi Jumlah per 100 kkal AKG 2004 usia 7-12 bulan

Kandungan Nutricia Bebelove 2 (%AKG) per 140 kkal

Kandungan Nutricia Bebelove 2 per 100 kkal

Keterangan

Minimum Maksimum

Energi ≥60 kkal atau 250 kJ

≤ 85 kkal (atau 355 kJ)

200 ml 100 ml Sesuai

Protein ≥ 3 g/ 100 kkal (0.7 g/ 100 kJ)

≤ 5.5 g/ 100 kkal (1.3 g/ 100 kJ

5 g (100/140)*5 = 3.6 gram

Sesuai

Lemak ≥ 3 g/ 100 kkal (0.7 g/ 100 kJ)

≤ 6 g/ 100 kkal (1.4 g/ 100 kJ)

6 g (100/140)*6 = 4.3 gram

Sesuai

Kadar asam Linoleat

≥ 300 mg 595 mg Sesuai

Linoleic 833 mg (100/140)*833 = 595 mg

Sesuai

Karbohidrat 17 gram 12 gram

250 IU (75 µg retinol)

750 IU (225 µg retinol)

400 RE

180 RE (45%)

129 RE Sesuai

Vitamin A 40 IU (1 µg)

120 IU (3 µg)

5 µg 2.75 µg (55%)

1.96 µg Sesuai

47

Page 48: Referat Asi

Vitamin D 8 mg N.S. 40 mg

30 mg (75%)

21 mg Sesuai

Vitamin C (Ascorbic Acid)

40 µg N.S. 0.4 mg

0.12 mg (30%) 120 µg

85,7 µg Sesuai

Tiamin (Vitamin B1)

60 µg N.S. 0.4 mg

0.32 mg (80%) 320 µg

228,5 µg Sesuai

Riboflavin (Vitamin B2)

45 µg N.S. 0.3 mg

0.09 mg (30%) 90 µg

64,2 µg Sesuai

Vitamin B6 4 µg N.S. 80 µg

32 µg (40%)

22.9 µg Sesuai

Asam folat 300 µg N.S. - 50% Tidak diketahui

Asam panthotenat

0.15 µg N.S. 0.5 µg

0.5 µg (100%)

0.4 µg Sesuai

Vitamin B12 4 µg N.S. 10 µg

9.5 µg (95%)

6.8 µg Sesuai

Vitamin K 1.5 µg N.S. - 5.9 µg 4.2 µg Sesuai

Biotin (vitamin H)

0.7 IU/ gram asam linoleat tapi tidak boleh < 0.7 IU/ 100 kkal

N.S. 5 mg 2.5 mg (50%)

(1 IU = 0.67 mg) 1.8 mg = 2.7 IU

Sesuai

Vitamin E 20 mg 85 mg - 60 mg 43 mg Sesuai

Sodium 80 mg N.S. - 230 mg 164 mg Sesuai

Kalium 55 mg N.S. - 146 mg 104 mg Sesuai

Klorida 90 mg N.S. 400 mg

160 mg (40%)

114 mg Sesuai

48

Page 49: Referat Asi

Kalsium 60 mg N.S. 225 mg

90 mg (40%)

64 mg Sesuai

[Fosfor 6 mg N.S. 55 mg

16.5 mg (30%)

11.8 mg Sesuai

Magnesium 1 mg 2 mg 7 mg 1.75 mg (25%)

1.25 mg Sesuai

Besi 5 µg N.S. 90 µg

27 µg (30%)

19.3 µg Sesuai

Iodin 0.5 mg N.S. 7.5 mg

2.25 mg (30%)

1.6 mg Sesuai

Zink

Pembahasan:

Jika berdasarkan AKG kandungan vitamin dan mineral dalam Nutricia Bebelove 2 sudah memenuhi standar, akan tetapi jika dibandingkan dengan standar dalam codex terdapat 4 vitamin yang tidak sesuai dan 1 vitamin tidak diketahui sesuai atau tidaknya karena tidak diketahui nilai dalam AKG namun hanya diketahui %AKG zat gizi tersebut dalam informasi nilai gizi.

49