Upload
adindapramitraps
View
117
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
PENDEKATAN KLINIS DEMAM DENGAN RUAM
Pembimbing :dr. Debbie Latupeirissa, Sp. A
oleh : Dian Fithria Hidayaty
Demam (pireksia) adalah
keadaan suhu tubuh di atas
normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur
suhu di hipotalamus yang
dipengaruhi oleh IL-1.
Hipertermia adalah
peningkatan suhu tubuh
yang tidak diatur, disebabkan
ketidakseimbangan antara
produksi dan pembatasan
panas.
Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat dua
jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan endogen.
Patofisiologi Demam
Pola Demam
intermittenRemitten
bifasik
kontinyu
Tersiana dan Kuartana
Diagnosis Banding Masa Prodromal
Campak (morbili/measles)
Sebelum ruam: demam tinggi 3-4 hari, konjungtivitis, batuk pilekEnantema di mukosa pipi (bercak Koplik)
Rubella(campak Jerman)
Anak: tidak spesifik.Remaja & dewasa (1-4 hari sebelum ruam): demam ringan, sakit kepala, nyeri tenggorok, kemerahan konjungtiva, pembesaran KGB servikal, suboksipital, postaurikular. Forscheimer spot (makula/petekia pd palatum molle)
Demam skarlatina demam,nyeri tenggorokan selama 2-3 hari. Dalam 12 – 24 jam timbul ruam
Meningococcemia nyeri tenggorokan, 2-8 jam kemudian diikuti dengan demam tinggi, nausea, mialgia, nyeri kepala dan diare, kaku kuduk
Roseola infantum(eksantema subitum)
Demam mendadak tinggi 3-4 hr (sampai 39,4-41,2oC) turun (Normal), limfadenopati servikal
Gambaran gejala prodromal (1)
Diagnosis Banding Masa Prodromal
Demam Chikungunya Demam tinggi mendadak (1-6 hr), sakit kepala, fotofobia ringan, mialgia, artralgia
Varisela Anak: sering tidak ada. Remaja & dewasa: demam, sakit kepala, lemas, anoreksia (2-3 hr)
Infeksi enterovirus Demam subfebris, hilang saat timbul ruam
Penyakit Kawasaki Demam tdk spesifik, nyeri tenggorok, konjungtivitis (2-5 hr)
Demam Tifoid Demam: step-ladder temperature chart. Nyeri kepala, malaise, anoreksia, gejala gastrointestinal (diare, obstipasi, lidah kotor)
Gambaran gejala prodromal (2)
SSSS Demam & iritabilitas terjadi bersama ruam shg tidak di temukan gejala prodromal
STSS Demam tinggi, nyeri kepala, batuk, muntah, diare, syok
Karakteristik erupsi kulit/eksantema (1)Diagnosis Banding Karakteristik eksantema
Campak Makulopapular eritematosa berbatas jelas, gatal(-). Leherbelakang telingamukameluas ke bawah(sentrifugal)melibatkan dada, perut, punggung dan ekstremitasseluruh tubuh dalam 3 hari. pada hari ke 5-6 deskuamasi, ruam menjadi kehitaman dan mengelupasmenghilang setelah 1-2 minggu.
Rubella Warna merah muda. Mulai timbul dimuka menyebar seluruh tubuh scr kraniokaudal dlm 24-48 jam.Memudar hr ke-2 (muka), 3 (tubuh), 4 (ekstremitas): tanpa deskuamasi.
Roseola infantum Warna merah muda, diskrit makulopapular, 1-3 mm. Timbul pertama di dada&punggung muka & ekstremitas. Menghilang dlm 2 hr. tidak meninggalkan bekas berupa pigmentasi atau deskuamasi
Infeksi enterovirus Makulopapular, diskrit, tidak gatal, menyeluruh. Menghilang tanpa deskuamasi. Echovirus-9: petekie. Coxsakie (penyakit tangan-kaki & mulut): vesikel di mulut membesar jd luka, eksantema di tangan, kaki, perineum.
Meningococcemia Ruam petekiae menyatuhemorrhagic patches dg nekrosis di tengah (tubuh, ekstremitas, telapak tangan dan kaki, jarang di membran mukosa)
Campak
Rubella
Eksantema subitum (roseola infantum)
Infeksi enterovirus
Meningococcemia
Diagnosis Banding
Karakteristik eksantema
Penyakit Kawasaki
Generalisata, makulopapular. Telapak tangan & kaki membengkak merah, menghilang dlm bbrp hr sampai minggu. Bibir, mulut, lidah mengering & merah, konjungtivitis non-purulen.
Varisela 1. Evolusi cepat: makula-papula- vesikula teardrop-pustul-krusta (8-12 jam)2. Distribusi terutama bagian sentral badan (sentrifugal)3. Berbagai stadia eksantema pd satu saat di suatu area badan4. Erupsi juga di kulit kepala & selaput mukosa
SSSS Kulit tampak halusSetelah 1-2 hari berkerut mudah mengelupas (Nikolsky’s sign), nyeri2-3 hari kering&berkrustaPenyembuhan10-14hr
Demam Chikungunya
Petekiae/ruam makulopapular pd tubuh & ekstremitas segera setelah demam.
Demam Tifoid Rose spot (ruam makulopapular, merah, 1-5 mm). Sering di abdomen, toraks, ekstremitas & punggung. Muncul hr ke 7-10, selama 2-3 hr.
Demam skarlatina
punctiform, berwarna merah->pucat bila ditekan.didahului didaerah lipatan (leher, ketiak & inguinal). Pipi merah,di sekitar mulut pucat (circumoral pallor).lipatan hyperpigmentasi garis melintang (Pastia’s line), bertahan sampai ruam menghilangsandpaper deskumasi setelah hari ketiga
Demam Skarlatina
Varicella zoster
SSSS
Tanda PatognomonikDiagnosis Banding Masa Prodromal
Campak Bercak Koplik
Rubella Pembesaran KGB (retroaurikular & oksipital), Forscheimer spot, yaitu makula atau petekie pada pallatum molle
Demam skarlatina Strawberry tongue, tonsilitis eksudativa atau membranosa
papul warna putih atau abu-abu kebiruan di atas dasar
bergranulasi atau eritematosa
Roseola Infantum Nagayana’s spot pada pallatum molle dan uvula
Pemeriksaan Penunjang (1)Diagnosis Banding Hasil Uji Laboratorium
Campak Leukopeni, pe ↑ titer antibodi (IgM & IgG) muncul bersama 12 hari setelah infeksi & mencapai puncak setelah 21 hr. isolasi virus dari darah, urin, atau sekret nasofaring.
Rubella Leukopenia. Usap tenggorok: isolasi virus. Pe ↑ titer antibodi 4x pd uji HI (dimulai 24-48 jam setelah erupsi, puncak hr ke 6-12)
Meningococcemia Pewarnaan Gram pd darah, cairan serebrospinal: Meningococcus.
Roseola infantum 24-36 jam I panas: leukositosis (16.000-20.000/mm3) dg pe ↑ neutrofil, hr ke 3-4: leukopenia (3.000-5.000/mm3). Neutropeni & limfositosis reaktif. Serologi: IgM (5-7 hr stlh infeksi). PCR untuk deteksi DNA HHV-6 pd saliva & kelenjar liur.
SSSS Kultur dari kulit dan cairan bula.
Diagnosis Banding Hasil Uji Laboratorium
Infeksi enterovirus
Isolasi virus Echo & Coxsakie di feses, usap tenggorok, & cairan serebrospinal. Peningkatan antibodi netralisasi thd virus ini (konfirm diagnosis)
Varisela Isolasi virus (3-5 hr)
Demam Chikungunya
Neutralizing & HI antibodi (sampel yg dikumpulkan 2 minggu/setelah onset demam). Complement fixing antibody berkembang lebih lambat.
Demam Tifoid Leukopeni (jarang < 3000/ul), limfositosis relatif. Abses piogenik leukositosis 20.000-25.000/ul. Trombositopenia (bbrp minggu)Uji serologi Widal, isolasi S. typhi dari darah (dx pasti)
Demam skarlatina Biakan usap tenggorok : Streptokokus hemolitikus grup A. Peningkatan ASTO (anti streptolisin-O)
Pemeriksaan Penunjang (2)
Pemeriksaan Fisik Pasien Demam dengan Ruam
Pemeriksaan Fisik Pasien Demam dengan Ruam
Pemeriksaan Penunjang Pasien Demam dengan Ruam
Diagnosis banding eksantema akut
• Berdasarkan– Riwayat penyakit & data imunisasi pasien– Gambaran gejala masa prodromal– Gambaran karakteristik rash (ruam), lokasi, pola
penyebaran– Gejala patognomonik/ciri tertentu– Hasil laboratorium uji diagnostik
Pendekatan diagnostik eksantema akut. Dalam: Soedarmo SS, dkk. Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed kedua. Jakarta: IDAI; 2010.
TatalaksanaDiagnosis Banding Tatalaksana
Campak cairan dan kalori yang cukup,vitamin A 2 x 200.000 IU dengan interval 24 jam dan simptomatik, dengan antipiretik, antitusif, ekspektoran dan antikonvulsan bila kejang.campak dengan penyulit perlu dirawat inap
Rubella suportif
Eksantema Subitum(roseola infantum)
Tidak ada terapi spesifik ,dapat sembuh sempurna hanya dg simptomatik
Demam Skarlatina Penisilin per oral/IV, eritromisin / sefalosporin sedini mungkin&terapi suportif
Infeksi Enterovirus Tidak ada terapi spesifik
SSSS Suportif, mencegah sepsis, balans cairan dan elektrolit. Antibiotik resisten penisilinase.
Meningococcemia Inisial terapi ampisilin dan kloramfenikol / sefalosporin generasi ketiga. Setelah hasil kultur positif penisilin G 250.000 – 300.000 U/kg/hari dibagi dalam 6 kali pemberian selama 7-10 hari.
Daftar Pustaka• Soedarmo SSP, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis.
Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012.
• Anonim. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUP. Nasional
Dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta. 2007.
• Behrman, RE; Kleigman, RM; Arvin, AM. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 2 edisi 15.
Jakarta: EGC, 2000
• Mancini AJ. Skin infections and exanthems. Dalam: Rudolph CD, Rudolph AM, Hostetter
MK, Lister G, Siegel NJ, editor. Rudolph’s pediatrics. Edisi kedua puluh satu. Mc-Graw
Hill. New York, 2002; 1217-31.
• Cherry JD. Cutaneous manifestations of systemic infections. Dalam: Feigin R, Cherry JD,
editor. Textbook of pediatric infectious diseases. Volume 1. Edisi ketiga. WB Saunders
Company. Philadelphia; 755-82.
Daftar Pustaka• Lembo RM. Fever and rash. Dalam: Kliegman RM, Greenbaum LA, Lye PS, editor. Practical
strategies in pediatric diagnosis and therapy. Edisi kedua. Elsevier Saunders. Philadelphia, 2004;
997-1015.
• Pomeranz AJ, Busey SL, Sabnis S, Behrman RE, Kliegman RM. Pediatric decision-making
strategies to accompany Nelson textbook of pediatrics. Edisi keenam belas. WB Saunders
Company. Philadelphia, 2002; 224-9.
• Garg A, Levin NA, Bernhard JD. Structure of skin lesions and fundamentals of clinical diagnosis.
Dalam: Wollf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s
dermatology in general medicine. Edisi ketujuh. Mc-Graw Hill Medical. New York, 2008; 23-40.
• Sanders CV. Approach to the diagnosis of the patient with fever and rash. Dalam: Sanders CV,
Nesbitt LT, editor. The skin and infection. Williams & Wilkins. Baltimore, 1995; 296-304.
• Krugman S, Katz SL, Gershon AA, Wilfert CM. Diagnosis of acute exanthematous disease. Dalam:
Krugman S, Katz SL, Gershon AA, Wilferr CM. Infectious disease of children. Edisi ke-9. St Louis :
Mosby Yearbook. 1992
Terima kasih