28
1 BAB 1 PENDAHULUAN Hemostasis yang normal membutuhkan integritas vaskular, fungsi platelet yang normal, dan fungsi sistem koagulasi yang baik. Gangguan pada proses hemostasis umumnya dapat berupa kelainan yang diturunkan secara genetik atau kelainan yang didapat. Gangguan hemostasis yang didapat biasa disebabkan oleh adanya gangguan faktor koagulasi karena defisiensi vitamin K, kekurangan faktor pembekuan yang tergantung vitamin K, penyakit hati, percepatan penghancuran faktor koagulasi dan inhibitor koagulasi. 1,2,3 Gangguan pada proses hemostasis menyebabkan terjadinya perdarahan. Perdarahan yang abnormal pada neonatus terbilang cukup umum, tertutama pada bayi preterm. Sebaliknya pada bayi neonatus yang sehat penyebab yang umum pada perdarahan pada bayi dapat berupa trombositopenia sekunder, defesiensi vitamin K, dan defesiensi faktor koagulasi. 1 Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) disebut juga sebagai Hemorrhagic Disease of the Newborn (HDN), dahulu lebih dikenal dengan Acquired Prothrombin Complex Deficiency (APCD). HDN adalah perdarahan spontan atau akibat trauma yang disebabkan

Referat Hdn Dokwid Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

woman

Citation preview

Page 1: Referat Hdn Dokwid Fix

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Hemostasis yang normal membutuhkan integritas vaskular, fungsi

platelet yang normal, dan fungsi sistem koagulasi yang baik. Gangguan pada

proses hemostasis umumnya dapat berupa kelainan yang diturunkan secara

genetik atau kelainan yang didapat. Gangguan hemostasis yang didapat biasa

disebabkan oleh adanya gangguan faktor koagulasi karena defisiensi vitamin K,

kekurangan faktor pembekuan yang tergantung vitamin K, penyakit hati, per-

cepatan penghancuran faktor koagulasi dan inhibitor koagulasi.1,2,3

Gangguan pada proses hemostasis menyebabkan terjadinya perdarahan.

Perdarahan yang abnormal pada neonatus terbilang cukup umum, tertutama

pada bayi preterm. Sebaliknya pada bayi neonatus yang sehat penyebab yang

umum pada perdarahan pada bayi dapat berupa trombositopenia sekunder,

defesiensi vitamin K, dan defesiensi faktor koagulasi.1

Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) disebut juga sebagai Hemorrhagic Disease of

the Newborn (HDN), dahulu lebih dikenal dengan Acquired Prothrombin Complex Deficiency

(APCD). HDN adalah perdarahan spontan atau akibat trauma yang disebabkan karena penurunan

aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX, dan X) sedangkan aktivitas

faktor koagulasi lain, kadar fibrinogen, dan jumlah trombosit, masih dalam batas normal. Kelainan

ini akan segera membaik dengan pemberian vitamin K.2

Haemorrhagic disease of the newborn pada umumnya muncul pada minggu pertama dan

paling lambat sampai minggu ke 26. Kematian dan kecacatan dapat diakibatkan dari perdarahan

intrakranial, seringkali setelah terjadi perdarahan pada umbikal ataupun membran mukosa.1

Page 2: Referat Hdn Dokwid Fix

2

Angka kejadian HDN pada bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis diberbagai Ne-

gara dilaporkan berbeda-beda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kejadian HDN lebih ser-

ing didapatkan pada bayi-bayi yang mendapat air susu ibu (ASI) dibandingkan dengan yang men-

dapat susu formula. Angka kejadian HDN berkisar antara 1 tiap 200 sampai tiap 400 kelahiran pada

bayi-bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis. 2

Survey di Jepang menemukan kasus ini pada 1:4.500 bayi, 81% diantaranya ditemukan

komplikasi perdarahan intrakranial. Angka kejadian ini juga menurun setelah diperkenalkannya

pemberian profilaksis vitamin K pada semua bayi baru lahir. 2

Di Thailand angka kesakitan bayi karena perdarahan akibat defisiensi vitamin K1 berkisar

1:1.200 sampai 1:1.400 kelahiran hidup. Angka tersebut dapat turun menjadi 10:100.000 kelahiran

hidup dengan pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Data PDVK secara nasionl di

Indonesia belum tersedia.2

Tujuan penulisan pada tinjauan pustaka ini adalah untuk mengetahui dan Memahami eti-

ologi, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan pencegahan dari Hemorrhagic Disease of the

Newborn (HDN).

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Page 3: Referat Hdn Dokwid Fix

3

2.1 Definisi

Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) disebut juga sebagai Hemorrhagic Disease

of the Newborn (HDN), dahulu lebih dikenal dengan Acquired Prothrombin Complex Deficiency

(APCD). HDN adalah perdarahan spontan atau akibat trauma yang disebabkan karena penurunan

aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX, dan X) sedangkan aktivitas

faktor koagulasi lain, kadar fibrinogen, dan jumlah trombosit, masih dalam batas normal. Kelainan

ini akan segera membaik dengan pemberian vitamin K.1

2.2 Etiologi

Proses hemostasis merupakan mekanisme yang kompleks, terdiri dari empat fase yaitu fase

vaskular (terjadi reaksi lokal pembuluh darah), fase trombosit (timbul aktifitas trombosit), fase

plasma (terjadi interaksi beberapa faktor koagulasi spesifik yang beredar di dalam darah) dan fase

fibrinolisis (proses lisis bekuan darah). Bila salah satu dari keempat proses ini terganggu, maka

akan timbul gangguan pada proses hemostasis yang manifestasi klinisnya adalah perdarahan.1

Secara umum gangguan pembekuan darah masa anak disebabkan oleh beberapa keadaan

seperti pada tabel di bawah ini;

Tabel Etiologi gangguan pembekuan darah masa anak2

2.3 Epidemiologi

Angka kejadian HDN berkisar antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayi yang tidak menda-

Page 4: Referat Hdn Dokwid Fix

4

pat vitamin K profilaksis. Di Amerika Serikat, frekuensi HDN dilaporkan bervariasi antara 0,25-

1,5% pada tahun 1961, dan menurun menjadi 0-0,44% pada 10 tahun terakhir dengan adanya pro-

gram pemberian profilaksis vitamin K. Di Jepang, insiden HDN mencapai 20 – 25 per 100.000 ke-

lahiran.16 Danielsson pada tahun 2004 melaporkan bahwa insidens HDN di Hanoi Vietnam sangat

tinggi, sebesar 116 per 100.000 kelahiran. Angka kematian akibat HDN di Asia mencapai 1:1200

sampai 1:1400 kelahiran. Angka kejadian tersebut ditemukan lebih tinggi, mencapai 1:500 kelahi-

ran, di daerah-daerah yang tidak memberikan profilaksis vitamin K secara rutin pada bayi baru

lahir.2,3

Di Indonesia, data mengenai HDN secara nasional belum tersedia. Hingga tahun 2004 dida-

patkan 21 kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS Dr Sardjito Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr

Soetomo Surabaya.

2.4 Faktor Resiko

1. Kekurangan faktor pembekuan darah yang tergantung vitamin K

2. Penyakit hati

3. Percepatan penghancuran faktor koagulasi

a. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

b. Fibrinolisis (penyakit hati, agen trombolitik, pasca pembedahan)

4. Inhibitor terhadap faktor koagulasi

a. Inhibitor spesifik

b. Antibodi antifosfolipid

c. Lain-lain : antitrombin, paraproteinemia

5. Lain-lain

a. Setelah transfusi masif

b. Setelah mendapatkan sirkulasi ekstrakorporal

c. Penyakit jantung bawaan, amiloidosis, sindroma nefrotik

Page 5: Referat Hdn Dokwid Fix

5

Faktor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya HDN antara lain obat-obatan yang meng-

ganggu metabolisme vitamin K, yang diminum ibu selama kehamilan, seperti antikonvulsan (karba-

masepin, fenitoin, fenobarbital), antibiotika (sefalosporin), antituberkulostik (INH, rifampicin) dan

antikoagulan (warfarin). Faktor resiko lain adalah kurangnya sintesis vitamin K oleh bakteri usus

karena pemakaian antibiotika berlebihan, gangguan fungsi hati (koletasis), kurangnya asupan vita-

min K pada bayi yang mendapatkan ASI ekslusif, serta malabsorbsi vitamin K akibat kelainan usus

maupun akibat diare.2,4

2.5 Klasifikasi

Meskipun terdapat beberapa kontroversi mengenai rentang waktu antara kelahiran sampai

terjadinya perdarahan awal, vitamin K deficiency bleeding diklasifikasi menjadi tiga periode waktu

setelah kelahiran, antara lain4:

1.Vitamin K deficiency bleeding dini

Awal-awal vitamin K perdarahan kekurangan biasanya terjadi selama 24 jam pertama sete-

lah lahir. Hal ini terlihat pada bayi yang lahir dari ibu mengambil antikonvulsan atau obat antitu-

berkulosis. Komplikasi perdarahan yang serius dapat terjadi dalam jenis perdarahan. Mekanisme

yang antikonvulsan dan antituberkulosis obat menyebabkan perdarahan kekurangan vitamin K pada

neonatus tidak dimengerti dengan jelas, tetapi penelitian yang terbatas menunjukkan bahwa per-

darahan kekurangan vitamin K adalah hasil dari defisiensi vitamin K dan dapat dicegah dengan

pemberian vitamin K kepada ibu selama 2-4 minggu terakhir kehamilan. Suplemen vitamin K

diberikan setelah kelahiran untuk onset dini perdarahan kekurangan vitamin K mungkin terlalu ter-

lambat untuk mencegah penyakit ini, terutama jika suplementasi vitamin K tidak disediakan selama

kehamilan. 4

Obat ibu banyak dan / atau paparan racun selama kehamilan berhubungan dengan perdara-

han kekurangan vitamin K pada neonatus (misalnya, antikonvulsan: fenitoin, barbiturat, karba-

Page 6: Referat Hdn Dokwid Fix

6

mazepin, obat antitubercular: rifampisin, isoniazid, vitamin K antagonis: warfarin, phenpro-

coumon). 4

2. Vitamin K deficiency bleeding klasik

  Klasik vitamin K perdarahan kekurangan biasanya terjadi setelah 24 jam dan hingga akhir

minggu pertama kehidupan. Klasik vitamin K perdarahan kekurangan diamati pada bayi yang

belum menerima vitamin K profilaksis saat lahir. Insiden klasik berkisar defisiensi vitamin K per-

darahan 0,25-1,7 kasus per 100 kelahiran. Biasanya penyakit ini terjadi dari hari kedua kehidupan

sampai akhir minggu pertama, namun dapat terjadi selama bulan pertama dan kadang-kadang

tumpang tindih dengan akhir-onset perdarahan kekurangan vitamin K. Bayi yang memiliki Vitamin

K deficiency bleeding klasik sering sakit, menunda makan, atau keduanya. Perdarahan biasanya ter-

jadi pada umbilikus, GI saluran (yaitu, melena),, kulit hidung, situs bedah (misalnya, sunat), dan,

jarang, di otak. 4

3. Vitamin K deficiency bleeding lambat (Acquaired prothrombin complex deficiency)

  Hal ini biasanya terjadi antara usia 2-12 minggu, namun, akhir-onset vitamin K perdarahan

kekurangan dapat dilihat selama 6 bulan setelah kelahiran. Penyakit ini paling sering terjadi pada

bayi yang disusui yang tidak menerima vitamin K profilaksis saat lahir. Vitamin K konten rendah

dalam ASI matang dan berkisar dari 1-4 mcg / L. Kontaminan industri dalam ASI telah terlibat

dalam mempromosikan vitamin K perdarahan kekurangan. Lebih dari setengah dari bayi hadir den-

gan perdarahan intrakranial akut.4

Tabel Perdarahan akibat Defisiensi Vitamin K

Dini Klasik Lambat (APCD) Secondary PC deficiency

Umur < 24 jam 1-7 hari (ter-banyak 3-5 hari)

2 minggu - 6 bu-lan (terutama 2-8 minggu)

Segala usia

Page 7: Referat Hdn Dokwid Fix

7

Penyebab & Faktor Resiko

Obat yang diminum selama kehamilan

-Pemberian makanan ter-lambat-Intake Vit K in-adekuat-Kadar Vit K rendah pada ASI-Tidak dapat profilaksis Vit K

-Intake Vit K in-adekuat-Kadar Vit K rendah pada ASI-Tidak dapat profilaksis Vit K

-Obstruksi bilier-Penyakit hati-Malabsorbsi -Intake kurang (nutrisi par-enteral)

Frekuensi < 5% pada kelompok resiko tinggi

0,01-1% (ter-gantung pola makan bayi)

4-10 per 100.000 kelahi-ran (terutama di Asia Tenggara)

Lokasi Perdara-han

Sefalhematom, umbilikus, in-trakranial, in-traabdominal, GIT, intratorakal

GIT, umbilikus, hidung, tempat suntikan, bekas sirkumsisi, in-trakranial

Intrakranial (30-60%, kulit hidung, GIT, tempat suntikan, umbilikus, UGT, intratorakal

Pencegahan -Penghentian/penggantian obat penyebab

-Vit K profilaksis (oral/i.m)-Asupan vit K yang adekuat

-Vit K profilaksis (oral/i.m)-Asupan vit K yang adekuat

2.6 Patofisiologi dan Patogenesis

2.6.1 Proses Koagulasi

Proses koagulasi atau kaskade pembekuan darah terdiri dari jalur intrinsik dan jalur ekstrin-

sik. Jalur intrinsik dimulai saat darah mengenai permukaan sel endotelial, sedangkan jalur ekstrinsik

dimulai dengan pelepasan tissue factor (Faktor III) pada tempat terjadinya luka.2,6

Jalur pembekuan darah intrinsik memerlukan faktor VIII, IX, X, XI dan XII, dibantu dengan

protein prekalikrein, High-Molecular Weight Kininogen (HMWK), ion kalsium dan fosfolipid dari

trombosit. Jalur ini dimulai ketika prekalikrein, HMWK, faktor XI dan faktor XII bersentuhan den-

gan permukaan sel endotelial, yang disebut dengan fase kontak. Adanya fase kontak ini menye-

babkan konversi dari prekalikrein menjadi kalikrein, yang kemudian mengaktifkan faktor XII men-

jadi faktor XIIa. Faktor XIIa memacu proses pembekuan melalui aktivasi faktor XI, IX, X dan II

Page 8: Referat Hdn Dokwid Fix

8

(protrombin) secara berurutan (Gambar 1).2

Aktifasi faktor Xa memerlukan bantuan dari tenase complex, terdiri dari ion Ca, faktor VI-

IIa, IXa dan X, yang terdapat pada permukaan sel trombosit. Faktor VIIIa pada proses koagulasi

bersifat seperti reseptor terhadap faktor IXa dan X. Aktifasi faktor VIII menjadi faktor VIIIa dipicu

oleh terbentuknya trombin, akan tetapi makin tinggi kadar trombin, malah akan memecah faktor

VIIIa menjadi bentuk inaktif.2,6,7

Jalur ekstrinsik dimulai pada tempat terjadinya luka dengan melepaskan tissue factor (TF).

TF merupakan suatu lipoprotein yang terdapat pada permukaan sel, adanya kontak dengan plasma

akan memulai terjadinya proses koagulasi. TF akan berikatan dengan faktor VIIa akan memper-

cepat aktifasi faktor X menjadi faktor Xa sama seperti proses pada jalur intrinsik. Aktifasi faktor

VII terjadi melalui kerja dari trombin dan faktor Xa. Faktor VIIa dan TF ternyata juga mampu men-

gaktifkan faktor IX, sehingga membentuk hubungan antara jalur ekstrinsik dan intrinsik.2

Gambar Kaskade pembekuan darah.

Selanjutnya faktor Xa akan mengaktifkan protrombin (faktor II) menjadi trombin (faktor

IIa). Trombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin monomer dengan bantuan kompleks pro-

trombinase yang terdiri dari fosfolipid sel trombosit, ion Ca, faktor V dan Xa. Faktor V merupakan

kofaktor dalam pembentukan kompleks protrombinase. Seperti faktor VIII, faktor V teraktivasi

Page 9: Referat Hdn Dokwid Fix

9

menjadi faktor Va dipivu oleh adanya trombin. Selain itu trombin juga mengubah faktor XIII men-

jadi faktor XIIIa yang akan membantu pembentukan cross-linked fibrin polymer yang lebih kuat.2

2.6.2 Perkembangan Hemostasis Selama Masa Anak

Sistem koagulasi pada neonatus masih imatur sehingga pada saat lahir kadar protein koagu-

lasi lebih rendah. Kadar dari sistem prokoagulasi seperti protein prekalikrein, High Molecular

Weight Kininogen (HMWK), faktor V, XI dan XII serta faktor koagulasi yang tergantung vitamin K

(II, VII, IX, X) pada bayi cukup bulan lebih rendah 15 – 20% dibandingkan dewasa dan lebih ren-

dah lagi pada bayi kurang bulan. Kadar inhibitor koagulasi seperti antitrombin, protein C dan S juga

lebih rendah 50% dari normal. Sedangkan kadar factor VIII, faktor von Willebrand dan fibrinogen

setara dengan dewasa.3,8

Kadar protein prokoagulasi ini secara bertahap akan meningkat dan dapat mencapai kadar

yang sama dengan dewasa pada usia 6 bulan. Kadar faktor koagulasi yang tergantung vitamin K be-

rangsur kembali ke normal pada usia 7-10 hari. Cadangan vitamin K pada bayi baru lahir rendah

mungkin disebabkan oleh kurangnya vitamin K ibu serta tidak adanya cadangan flora normal usus

yang mampu mensintesis vitamin K.3

Selain itu kadar inhibitor koagulasi juga meningkat dalam 3 – 6 bulan pertama kehidupan

kecuali protein C yang masih rendah sampai usia belasan tahun.2 Meskipun kadar beberapa protein

koagulasi lebih rendah, pemeriksaan prothrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin

time (aPTT) tidak jauh berbeda dibandingkan dengan anak dan dewasa. Namun didapatkan peman-

jangan pemeriksaan bleeding time terutama pada usia < 10 tahun, sehingga interpretasi hasil pe-

meriksaan laboratorium harus dilakukan secara hati-hati.4,8

2.6.3 Defisiensi Vitamin K

Vitamin K merupakan salah satu vitamin larut dalam lemak, yang diperlukan dalam sintesis

protein tergantung vitamin K (Vitamin K – dependent protein ) atau GIa. Vitamin K diperlukan sin-

tesis prokoagulan faktor II, VII, IX dan X (kompleks protrombin) serta protein C dan S yang

Page 10: Referat Hdn Dokwid Fix

10

berperan sebagai antikoagulan (menghambat proses pembekuan). Molekul-molekul faktor II, VII,

IX dan X pertama kali disintesis dalam sel hati dan disimpan dalam bentuk prekursor tidak aktif.

Vitamin K diperlukan untuk konversi prekursor tidak aktif menjadi faktor pembekuan yang aktif.3

Kekurangan vitamin K dapat menimbulkan gangguan dari proses koagulasi sehingga

menyebabkan kecenderungan terjadinya perdarahan atau dikenal dengan Vitamin K Deficiency

Bleeding (VKDB).2

Gambar 2 menunjukkan terjadinya fase karbosilaksi dalam siklus metabolisme vitamin K.

Pada kondisi defisiensi vitamin K, rantai polipeptida dari faktor koagulasi tergantung vitamin K

tetap terbentuk normal, namun fase karboksilasi (proses gamma karboksilasi dari amino terminal

glutamic acid) tidak terjadi. Sehingga bentuk akarboksi dari faktor II, VII, IX dan X tidak mampu

berikatan dengan ion kalsium dan tidak dapat berubah menjadi bentuk aktif yang diperlukan dalam

proses koagulasi.2

Gambar 2. Siklus vitamin K dan reaksi karboksilasi.

Kadar vitamin K pada ASI < 5 mg/ml, jauh lebih rendah dibandingkan dengan susu formula

Page 11: Referat Hdn Dokwid Fix

11

yaitu sekitar 50 - 60 mg/ml. Selain itu pada usus bayi yang mendapat susu formula, mengandung

bakteri bacteriodes fragilis yang mampu memproduksi vitamin K. Sedangkan pada bayi dengan

ASI eksklusif, ususnya mengandung bakteri Lactobacillus yang tidak dapat memproduksi vitamin

K.2

2.7 Diagnosis

Pendekatan diagnosis HDN melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Anam-

nesis dilakukan untuk mencari informasi tentang onset perdarahan, lokasi perdarahan, pola pembe-

rian makanan, serta riwayat pemberian obat-obatan pada ibu selama kehamilan. Pemeriksaan fisik

ditujukan untuk melihat keadaan umum bayi dan lokasi perdarahan pada tempat-tempat tertentu

seperti GIT, umbilikus, hidung, bekas sirkumsisi dan lain sebagainya.2

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan aktifitas faktor II, VII, IX, dan X sedan-

gkan faktor koagulasi lain normal sesuai dengan usia. Terdapat pemanjangan waktu pembekuan,

Prothrombin Time (PT) dan Partial Thromboplastin Time (PTT), sedangkan Thrombin Time (TT)

dan masa perdarahan normal. Pemeriksaan lain seperti USG, CT Scan atau MRI dapat dilakukan

untuk melihat lokasi perdarahan misalnya jika dicurigai adanya perdarahan intrakranial. Selain itu

respon yang baik terhadap pemberian vitamin K memperkuat diagnosis HDN.2,3,8

HDN harus dibedakan dengan gangguan hemostasis lain baik yang didapat maupun yang

bersifat kongenital. Diantaranya gangguan fungsi hati juga dapat menyebabkan gangguan sintesis

faktor-faktor pembekuan darah, sehingga memberikan manifestasi klinis perdarahan. Tabel dibawah

memperlihatkan gambaran laboratorium kedua kelainan tersebut.2

Tabel Gambaran laboratorium HDN dan Penyakit Hepar

Komponen HDN Penyakit Morfologi eritrosit

PTT

PT

Fibrin Degradation Product (FDP)

Trombosit

Faktor koagulasi yang menurun

Normal

Memanjang

Memanjang

Normal

Normal

II,VII,IX,X

Sel target

Memanjang

Memanjang

Normal/naik sedikit

Normal

I,II,V,VII,IX,X

Page 12: Referat Hdn Dokwid Fix

12

2.8 Diagnosis Banding

Pada kasus HDN ini, terdapat beberapa diagnosis banding antara lain seperti cryoglobuline-

mia, sindrom cushing, disseminated intravascular coagulation, defisisensi faktor IX/V/VII/VIII/

XI/XIII, thrombotik thrombocytopenia purpura. 8

2.9 Pencegahan dan Penatalaksanaan

Penatalaksanaan HDN terdiri dari penatalaksanaan untuk pencegahan dan penatalaksaan un-

tuk mengobati kelainan ini.

2.9.1 Pencegahan HDN

Dapat dilakukan dengan pemberian vitamin K Profilaksis. Ada tiga bentuk vitamin K,

yaitu :

1. Vitamin K1 (phylloquinone), terdapat dalam sayuran hijau

2. Vitamin K2 (menaquinone), disintesis oleh flora usus normal

3. Vitamin K3 (menadione), vitamin K sintetis yang sekarang jarang diberikan karena dilaporkan

dapat menyebabkan anemia hemolitik.2

Pemberian vitamin K per oral sama efektifnya dibandingkan pemberian intramuskular dalam

mencegah terjadinya HDN klasik, namun tidak efektif dalam mencegah timbulnya HDN lambat.

Amerika Serikat merekomendasikan penggunaan phytonadione, suatu sintesis analog vitamin K1

yang larut dalam lemak, diberikan secara i.m. 2,9

Thailand sejak tahun 1988 merekomendasikan pemberian vitamin K 2 mg per oral untuk

bayi normal dan 0,5 – 1 mg i.m untuk bayi prematur atau tidak sehat. Ternyata mampu menurunkan

angka kejadian VKDB dari 30 – 70 menjadi 4 – 7 per 100.000 kelahiran. Sejak tahun 1999 Vitamin

K 1 mg i.m harus diberikan pada semua bayi baru lahir dan diberikan bersama imunisasi rutin.5

Kanada sejak tahun 1997 merekomendasikan pemberian vitamin K1 intramuskular 0.5mg

Page 13: Referat Hdn Dokwid Fix

13

(untuk bayi < 1500g) dan 1 mg (untuk bayi > 1500g) diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir.

Untuk orang tua yang menolak pemberian secara i.m., vitamin K1 diberikan per oral dengan dosis

2mg segera setelah minum diulang pada usia 2-4 minggu dan 6-8 minggu. AAP pada tahun 2003

merekomendasikan pemberian vitamin K pada semua bayi baru lahir dengan dosis tunggal 0.5mg-

1mg i.m. departemen kesehatan RI pada tahun 2003 mengajukan rekomendasi untuk pemberian vi-

tamin K1 pada semua bayi baru lahir dengan dosis 1mg i.m (dosis tunggal) atau secara per oral 3

kali @ 2 mg pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7 hari dan umur 1-2 tahun.10

Untuk ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan harus mendapat profilaksis vita-

min K1 5 mg/hari selama trimester ketiga atau 10 mg i.m pada 24 jam sebelum melahirkan. Selan-

jutnya bayinya diberi vitamin K1 1 mg i.m dan diulang 24 jam kemudian.2

Meskipun ada penelitian yang melaporkan hubungan antara pemberian vitamin K i.m den-

gan meningkatnya angka kejadian kanker pada anak, namun penelitian terbaru yang dilakukan oleh

Mc Kinney pada tahun 1998 tidak membuktikan adanya peningkatan resiko terjadinya kanker pada

anak yang mendapatkan profilaksis vitamin K i.m.1

Page 14: Referat Hdn Dokwid Fix

14

Neo K ampul merupakan vitamin K yang sering digunakan pada bayi yang baru lahir yang

diberi secara i.m. untuk pencegahan dan pengobatan pada penyakit hemorragic pada bayi baru lahir.

Neo K ampul mempunyai kandungan Phytonadione, dengan kemasan 1 ampul 2 mg/ ml. Dosis

pemberian 0,5 – 1 mg i.m, 1 – 6 jam setelah kelahiran. Efek samping Neo K ini apa bila diberikan

secara berlebihan akan menyebabkan Hiperbilirubinemia, dan terjadi reaksi hipersensitif termasuk

syok anafilaktik dan kematian.12

2.9.2 Pengobatan Defisiensi Vitamin K

Bayi yang dicurigai mengalami HDN harus segera mendapat pengobatan vitamin K1 dengan

dosis 1 – 2 mg/hari selama 1 – 3 hari. Vitamin K1 tidak boleh diberikan secara intramuskular

karena akan membentuk hematoma yang besar, sebaiknya pemberian dilakukan secara subkutan

karena absorbsinya cepat. Pemberian secara intravena harus dipertimbangkan dengan seksama

karena dapat memberikan reaksi anafilaksis, meskipun jarang terjadi.2

Adapun hal-hal yang perlu diingat dalam penatalaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut;

1. Respons yang cepat terjadi dalam 4-6 jam dengan berhentinya perdarahan dan mem-

baiknya masa protrombin.

Page 15: Referat Hdn Dokwid Fix

15

2. Bayi yang mengalami perdarahan luas juga harus mendapatkan fresh frozen plasma

(FFP) 10 sampai 15 ml/kg. Perdarahan yang hebat yang menyebabkan Hb turun (12

mg/dL ) diberikan packed red cells (PRC).

3. Jika terjadi perdarahan yang mengancam jiwa (perdarahan intrakranial) dapat diberikan

prothrombin complex-concentrates (PCCs).

2.10 Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada HDN ini adalah perdarahan intrakranial, dan komplikasi pem-

berian vitamin K antara lain reaksi anafilaksis bila diberikan secara IV, anemia haemolitik, hiper-

bilirubinemia dalam dosis tinggi, dan hematoma pada lokasi suntikan.12,13

2.11 Pencegahan

Health Technology Assesment (HTA) Departemen Kesehatan(Depkes) RI tahun 2003

1. Semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K1

2. Dosis yang diberikan 1 mg dosis tunggal IM atau oral 3 kali masing-masing 2 mg pada

waktu lahir, umur 3-7 hari, dan saat bayi berumur 1-2 bulan

3. Untuk bayi yang lahir ditolong dukun diwajibkan pemberian vitamin K1 secara oral

4. Ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan harus mendapat vitamin K 5 mg

sehari selama trimester ketiga atau 24 jam sebelum melahirkan diberikan vitamin K 10

mg/IM, kepada bayinya diberikan vitamin K 1 mg IM dan diulang 24 jam kemudian.

2.12 Prognosis

Prognosis HDN ringan pada umumnya baik, setelah mendapat vitamin K1 akan membaik

dalam waktu 24 jam.9 Angka kematian pada HDN dengan manifestasi perdarahan berat seperti in-

trakranial, intratorakal dan intraabdominal sangat tinggi. Pada perdarahan intrakranial angka kema-

tian dapat mencapai 25% dan kecacatan permanen mencapai 50 – 65%.2,8

Page 16: Referat Hdn Dokwid Fix

16

BAB III KESIMPULAN

Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) disebut juga sebagai Hemorrhagic

Disease of the Newborn (HDN), dahulu lebih dikenal dengan Acquired Prothrombin Com-

plex Deficiency (APCD). HDN adalah perdarahan spontan atau akibat trauma yang dise-

babkan karena penurunan aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II,

VII, IX, dan X) sedangkan aktivitas faktor koagulasi lain, kadar fibrinogen, dan

jumlah trombosit, masih dalam batas normal. Kelainan ini akan segera membaik dengan

pemberian vitamin K.

Faktor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya HDN antara lain obat- obatan yang

mengganggu metabolisme vitamin K, yang diminum ibu selama kehamilan, seperti an-

tikonvulsan. Proses koagulasi atau kaskade pembekuan darah terdiri dari jalur intrinsik

dan jalur ekstrinsik. Jalur intrinsik dimulai saat darah mengenai permukaan sel endotelial,

sedangkan jalur ekstrinsik dimulai dengan pelepasan tissue factor (Faktor III) pada tempat

terjadinya luka.

Pendekatan diagnosis HDN melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Anamnesis dilakukan untuk mencari informasi tentang onset perdarahan, lokasi perdarahan,

pola pemberian makanan, serta riwayat pemberian obat-obatan pada ibu selama kehamilan.

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan aktifitas faktor II, VII, IX, dan X

sedangkan faktor koagulasi lain normal sesuai dengan usia.

Page 17: Referat Hdn Dokwid Fix

17

Penatalaksanaan HDN dapat dilakukan dengan pemberian vitamin K Profilaksis. Ada

tiga bentuk vitamin K, yaitu : Vitamin K1 (phylloquinone), terdapat dalam sayuran hijau),

Vitamin K2 (menaquinone), disintesis oleh flora usus normal), dan Vitamin K3 (mena-

dione). Selain itu pemberian fresh frozen plasma (FFP) dapat dipertimbangkan pada bayi

dengan perdarahan yang luas.

Page 18: Referat Hdn Dokwid Fix

18

BAB

TINJAUAN PUSTAKA

1. Mupanemunda, RH, Watkinson, M. Key Topic In Neonatology. 1999. Bios Scientific Publish-

ers.Oxford.

2. Pansatiankul, B., Jitapunkul, S. 2008. Risk factors of Acquaired Prothrombin Complex Deficiency Syn-

drome: A Case-Control Study. Journal Med Assoc Thai 91:S1-8. Available from: http://www.medas-

socthai.org/journal [Accesed on July 7th 2015].

3. Prof. DR. dr. Sudigdo Sastroasmoro Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K, Buku Panduan

Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak 2007: 279-281.

4. Raspati, Harry., Reniarti, Lelani., Susanah, Susi. 2010. Gangguan Pembekuan Darah didapat De-

fisiensi Vitamin K. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

5. Hagstrom JN, 2003. Hypoprothrombinemia. Available from: http://

www.emedicine.medscape.com/article/956030 [Accessed on February 11th 2013].

6. Nimavat, D.,dkk. 2009. Hemorrhagic Disease of Newborn. Medscape Reference. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/974489 [Accessed on February 11th 2013].

7. Isarangkura P, Chuansumrit A. 1999. Vitamin K Deficiency in infant. 1999. Available from: http://

www.ishapd.org/1999/43.pdf [Accesed on February 11th 2013].

8. Johnson, Monco., J, Marilyn. 2007. Gangguan koagulasi. Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol 2. Jakarta:

EGC.

9. Corrigan, James J. 2000. Penyakit Perdarahan dan Trombosis. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol 2 Eds

15. Jakarta: EGC.

10. Schwartz, Robert. 2011. Factor II. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/209742

[Accessed on February 11th 2013].

11. Lee, Kimberley G., Dkk. 2010. Hemorrhagic Disease of The Newborn. MedlinePlus. Available from:

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007320.htm [Accessed on February 11th 2013].

Page 19: Referat Hdn Dokwid Fix

19

12. Tulchinsky, TH. 2007. Vitamin K Prophylaxis for Newborn: A Position Paper. Braun School of Public

Health. Available from: http://archives.who.int/eml/expcom/expcom16/COMMENTS/VitK.pdf [Ac-

cessed on February 11th 2013].

13. Kementerian kesehatan Anak, Pentingnya Pemberian Vitamin K1 Pada Bayi Baru Lahir. Direktorat

Bina Kesehatan Anak. 2011. http://www.kesehatananak.depkes.go.id. [Accessed on March 05th

2013].